Anda di halaman 1dari 22

TEORI MANAJEMEN DAN MANAJEMEN PROYEK

KONTRUKSI

Dosen:
Wita Kristiana,ST.,MT.
NIP. 19770101 200801 2037

Mata Kuliah:
Manajemen Proyek Kontruksi (C)

Oleh:
Johanes Sitorus 213020501124

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Proyek Konstruksi, dengan judul “Teori Manajemen dan
Manajemen Proyek Konstruksi”.

Terimakasih kepada Ibu Wita Kristiana,ST.,MT. selaku dosen mata kuliah


manajemen proyek konstruksi kelas c dan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulisan dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah
ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,
Terimakasih .

Palangka Raya, 09 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 2
BAB 1 .................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................. 5
2.1 Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi ................................................................ 5
2.1.1 Pemilik Proyek (owner) ................................................................................................... 5
2.1.6 Konsultan Perencana ..................................................................................................... 10
2.1.3 Kontraktor...................................................................................................................... 10
2.1.5 Konsultan Pengawas ...................................................................................................... 11
2.1.6 Organisasi Proyek Konstruksi ....................................................................................... 11
3.1 Struktur Organisasi Proyek ................................................................................................ 12
3.1.1 Project Manager ............................................................................................................ 12
3.1.2 Deputy Project Manager (DPM) .................................................................................... 12
3.1.3 Quality Control (QC) ...................................................................................................... 13
3.1.4 Koordinator Lapangan ................................................................................................... 13
3.1.5 Project Production Manager (PPM)............................................................................... 13
3.1.6 Surveyor ......................................................................................................................... 13
3.1.7 Koordinator Engineering................................................................................................ 14
3.1.8 Logistik ........................................................................................................................... 14
3.1.9 Safety Manager.............................................................................................................. 14
3.1.10 Subkontraktor ................................................................................................................ 15
4.1 Kontrak Konstruksi ........................................................................................................... 15
BAB III .............................................................................................................................................. 16
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 17
SOAL................................................................................................................................................... 18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proyek yang melibatkan banyak


pihak dan terjadi banyak proses yang kompleks sehingga setiap proyek unik
adanya (Santoso, 2004).
Sedangkan pengertian proyek konstruksi menurut Ervianto (2005) adalah
satu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya
berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang
mengelola sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa
bangunan.
Pada umumnya di masyarakat, proyek konstruksi diartikan sebagai proses
pelaksanaan pembangunan fisiknya saja, yang dimotori dan dilaksanakan oleh
kontraktor. Sedangkan proyek konstruksi sebetulnya sudah dimulai sejak
timbulnya prakarsa dari pemilik proyek untuk membangun, yang dalam proses
selanjutnya akan melibatkan dan sekaligus dipengaruhi oleh perilaku berbagai
unsur seperti konsultan, kontraktor, termasuk pemiliknya sendiri.
Keberhasilan pelaksanaan suatu proyek konstruksi bukan hanya dilihat dari
hasil konstruksi fisik saja, tetapi lebih dikaitkan pada pencapaian tujuan
fungsionalnya. Oleh karena itu dituntut hubungan kerjasama yang baik antara
unsur-unsur yang terlibat di dalam proses konstruksi.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek,
insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor,
sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek
yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Dalam melakukan suatu kegiatan konstruksi biasanya dilakukan sebuah


perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya
yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan
konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan
suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan,
keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik,
ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi,
persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan definisi pihak – pihak yang terlibat dalam proyek kontruksi
2. Apa yang dimaksud dengan Organisasi Proyek Kontruksi
3. Jelaskan definisi Kontrak Kontruksi

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pihak – pihak yang terlibat dalam proyek kontruksi
2. Untuk mengetahui pengertian dari Organisasi Proyek Kontruksi
3. Untuk mengetahui pengertian dari Kontrak Kontruksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
2.1.1 Pemilik Proyek (owner)

Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki
proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang
membayar biaya pekerjaan tersebut (Ervianto, 2005). Pemberi tugas dalam surat
perjanjian pemborongan adalah sebagai pihak pertama dan dapat mengambil
keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang dilakukan, dengan cara
menulis surat kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang
ditetapkan dalam undang-undang didalam surat perjanjian kerja (SPK). Pemberi
tugas juga berwenang untuk memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada
kontraktor.
Menurut Ervianto (2005) tugas dan wewenang pemilik proyek adalah :

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).

2. Meminta laporan secara perodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah


dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak
penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa


sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalanya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas
nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh


penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
9. Memberikan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.

10. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan
secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal di luar kontrak yang
ditetapkan.
2.1.6 Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi
tugas oleh pemberi tugas untuk merencanakan dan mendesain bangunan sesuai
dengan keinginan pemilik proyek. Selain itu juga memberikan saran dan
pertimbangan akan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan
proyek tersebut. Perencana juga bertugas untuk memberikan jawaban dan
penjelasan atas hal-hal yang kurang jelas terhadap gambar rencana dan rencana
kerja dan syarat-syarat. Perencana juga harus membuat gambar revisi bila terjadi
perubahan-perubahan rencana dalam proyek. Pekerjaan perencanaan meliputi
perencanaan arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, anggaran biaya serta
memberikan saran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan (Ervianto,
2005).

Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah :

1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,


rencana kerja, syarat-syarat, dan hitungan struktur, rencana anggaran biaya
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek, konsultan
supervisi, dan kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan
3. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan

4. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

5. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang


kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat
(Ervianto, 2005).

2.1.3 Kontraktor

Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan (Ervianto, 2005).

Tugas dan wewenang kontraktor :

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, syarat-


syarat, risalah penjelasan pekerjaan, yang ditetapkan oleh pemilik proyek
2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
manajemen konstruksi.
3. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, minggunan, dan
bulanan kepada konsultan manajemen konstruksi.
4. Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan di lokasi proyek

5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai


dengan ketetapan yang berlaku (Ervianto, 2005).
2.1.5 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau perorangan baik


swasta atau instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang bertugas
mengawasi dan mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil kerja yang
optimal menurut persyaratan yang ada (Ervianto, 2005).

Tugas konsultan pengawas antara lain :

1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.

2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam


pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.

4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi


antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghidari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kuwalitas, kuwantitas serta
waktu pelaksanaan yang ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.

8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang


berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).

10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya


pekerjaan. (Ervianto, 2005).

2.1.6 Organisasi Proyek Konstruksi

Dalam setiap tahapan pekerjaan konstruksi melibatkan beberapa pihak yang


akan bekerjasama baik secara kontraktual maupun fungsional untuk menghasilkan
pekerjaan konstruksi yang berkualitas. Pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan
konstruksi harus memiliki kompetensi dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan konstruksi tersebut, agar hasil konstruksi dapat berkualitas karena pihak
yang terlibat berkualitas (Messah, 2008)

Menurut UUJK No. 18/1999, pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan


konstruksi:

1.1 Pengguna jasa, adalah pihak yang menggunakan jasa pihak lain dalam pekerjaan
konstruksi seperti pemilik bangunan/konstruksi, pemberi tugas, pengembang
dan kontraktor utama yang menggunakan jasa subkontraktor dan atau pemasok
(supplier)

2.1 Penyedia jasa, adalah pihak yang menyediakan jasa untu kegiatan pekerjaan
konstruksi, seperti konsultan perencana teknis/desain/perancang, kontraktor
pelaksana konstruksi, konsultan pengawas konstruksi dan konsultan manajemen
konstruksi
3.1 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organasasi yang digunakan dalam studi ini adalah struktur organisasi
proyek . Secara umum tugas dan wewenang masing - masing unsur pelaksana (kontraktor
utama) tersebut adalah sebagai berikut

3.1.1 Project Manager

Project Manager adalah wakil dari Perusahaan atau Kontraktor Utama yang
memimpin sebuah proyek. Project Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :

a. Mengendalikan dokumen dan record.

b. Memimpin management review mingguan di proyek.

c. Menghadiri management review di kantor.

d. Menilai kompetensi personel proyek sebagai dasar dalam penetapan


kebutuhan training.

e. Melaksanakan inspeksi lapangan secara periodik.

f. Mengendalikan biaya pelaksanaan.

g. Membuat dan melaporkan progress fisik.

h. Menyelesaikan administrasi dan teknis penutupan proyek.

3.1.2 Deputy Project Manager (DPM)

Deputy Project Manager merupakan wakil dari Project Manager yang bertugas
membantu Project Manager dalam mengendalikan jalannya proyek di lapangan. DPM
bertanggung jawab kepada Project Manager yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :

1. Menguasai detail dan spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan
proyek.
2. Membantu Project Manager menyusun bahan / Materi Rencana Mutu Proyek.
3. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek.
4. Menyusun Schedule mingguan/bulanan berdasarkan master schedule kontrak kerja,
menjamin pelaksanaan sehari-hari di lapangan sesuai schedule yang dibuat.
5. Menjamin tersedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai.
6. Menjamin tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor/subkontraktor.
7. Menjamin tersedianya dana pembayaran upah/opname mandor.
8. Memimpin/mengarahkan secara langsung Koordinator Lapangan untuk memenuhi
persyaratan mutu, waktu, dan biaya yang telah disepakati.
9. Menyusun detail/materi progress claim untuk disetujui oleh Project Manager dan
Pemberi Tugas.
10. Tertib administrasi sesuai dengan sistem administrasi perusahaan.
11. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager.
3.1.3 Quality Control (QC)

Quality Control mempunyai tugas mengawasi seluruh metode pelaksanaan lapangan


yang dikeluarkan oleh Production Project Manager dan mengawasi mutu pelaksanaan
pekerjaan. QC berdiri secara independen dan didalam melaksanakan tugasnya selalu
berhubungan dengan konsultan pengawas. QC bertanggungjawab kepada Project Manager
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

12. Membuat laporan harian dan mingguan.


13. Check list untuk struktur dan finishing.
14. Melakukan pengetesan material.
15. Memonitor hasil pengetesan material.
16. Membuat Management Review.
17. Pengambilan foto atau data.

3.1.4 Koordinator Lapangan


Koordinator lapangan adalah wakil dari project manager yang bertugas membantu
Project manager dalam mengendalikan jalannya pekerjaan konstruksi di lapangan. Pada
proyek, koordinator lapangan bertanggung jawab kepada Deputy Project Manager yang
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Mingguan pelaksanaan proyek.
b. Mengkoordinasikan para Project Production Manager yang ada di bawah
koordinasinnya.
c. Monitoring aktifitas di lapangan.

3.1.5 Project Production Manager (PPM)


Project Production Manager mempunyai wewenang dan tanggung jawab mengenai
masalah-masalah teknis di lapangan serta mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan kepada
Supervisor. Pada proyek pekerjaan masing-masing tower dipimpin oleh satu orang PPM.
Deputy Project Manager bertanggung jawab kepada Koordinator Lapangan yang memiliki
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Memahami gambar desain dan spesifikasi sebagai pedoman di lapangan.
b. Merencanakan keselamatan dan kesehatan kerja di proyek.
c. Membuat rencana kerja mingguan.
d. Membuat ijin pelaksanaan.
e. Melakukan penilaian kinerja mandor per tahap pekerjaan.
f. Membuat rencana perlindungan pekerjaan.
g. Mengadakan Rapat Koordinasi Mingguan dengan sub dan mandor, dan memberi
pengarahan kepada mandor.
h. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program yang telah dibuat.
i. Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal dan mengatur tugas-tugasnya setiap hari di
lapangan.
j. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan.
k. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan di lapangan.

3.1.6 Surveyor
Pelaksana Survey bertanggung jawab kepada Koordinator Lapangan yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a) Bertanggung jawab kepada pekerjaan yang berhubungan marking.
b) Mengontrol elevasi atau center line.
c) Pengawasan balok dan kolom.
d) Pengawasan dinding.
e) Marking stek finishing.
f) Memberi informasi bila terjadi ketidaksesuaian gambar terhadap lapangan.

3.1.7 Koordinator Engineering


Koordinator Engineering merupakan wakil dari Pimpinan Proyek yang
bertugas membantu Pimpinan Proyek dalam mengendalikan jalannya proyek
di lapangan. Koordinator Engineering bertanggung jawab kepada Deputy
Project Manager yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menyeleksi dan menyimpan semua data dan dokumen yang diperlukan.
b. Me-review juklak
c. Melaksanakn kegiatan seleksi suplier dan sub kontraktor
d. Melaksanakan kegiatan pembelian barang, jasa sub kontraktor dan mandor
e. Melaksanakan maintenance alat berat
f. Mengelola dan membuat shop drawing
g. Membuat contract review pekerjaan tambah kurang
h. Membuat as built drawing dan perencanaan biaya pemeliharaan
i. Mengelola dokumetasi proyek.
j. Perencanaan metode pelaksanaan (construction method)
k. Perencanaan gambar kerja (shopdrawing)
l. Perencanaan mutu (quality plan).
m. Pemilihan subkontraktor.

3.1.8 Logistik
Tugas logistik (bagian gudang) pada umumnya adalah mencatat setiap
pemasukan dan pengeluaran barang-barang atau material yang diperlukan proyek
dan memeriksa apakah persediaan barang-barang atau material tersebut masih
cukup atau tidak. Maka tugas dan tanggung jawab bagian gudang (logistik) adalah
sebagai berikut :
a) Membuat resume stock material di lapangan berdasarkan schedule kerja
proyek.
b) Membuat order kebutuhan material ke penyalur sesuai dengan volume, jenis
dan tahapan pekerjaan di lapangan, beberapa hari sebelum material tersebut
akan dipakai.
c) Menerima kedatangan material di lapangan dan memeriksa apakah sudah
sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dipesan.
d) Mengatur penyimpanan material di gudang supaya tidak rusak.
e) Mencatat dan membuat arsip surat-surat dan nota pesanan.
f) Bertanggungjawab atas kelancaran, kualitas dan kesiapan material yang
diperlukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Agar tidak kehabisan stock,
maka biasanya bila persediaan material tinggal 50%, bagian logistik telah
memajukan permohonan untuk pemesanan kembali.
g) Bertanggung jawab atas keamanan dan kualitas material yang tersimpan di
gudang.

3.1.9 Safety Manager


Safety Manager adalah orang yang ditunjuk oleh project manager untuk
melaksanakan kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) di
suatu proyek. Safety manager memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menyiapkan dokumen-dokumen safety pada tahap tender pelaksanaan K3L.
b. Membuat surat kebijakan K3L.
c. Membuar struktur organisasi K3L.
d. Menyiapkan peraturan safety, spanduk, poster, kotak obat, sarana safety,Alat
Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Perlindungan Diri (APD), prosedur
erection, dll.
e. Melaksanakan kegiatan safety seperti tool box, meeting safety,
f. Membuat laporan safety seperti laporan kecelakaan, laporan investigasi dan
penilaian K3L subkontraktor.

3.1.10 Subkontraktor
Subkontraktor adalah kontraktor khusus yang dipilih berdasarkan penawaran
yang diajukan dan disetujui oleh pemilik proyek. Subkontraktor bertanggung jawab
kepada kontraktor utama. Tugas dan wewenang subkontraktor adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan oleh kontraktor utama sesuai dengan
gambar rencana, peraturan-peraturan, dan syarat-syarat yang ditetapkan.
b. Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor utama mengenai hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakannya.
c. Menyerahkan hasil pekerjaan kepada kontraktor utama sesuai dengan batas
waktu yang telah ditetapkan.

4.1 Kontrak Konstruksi

Kontrak kerja konstruksi merupakan kontrak yang dikenal dalam pelaksanaan


konstruksi bangunan, baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah maupun pihak swasta.
Salim H.S., Op.Cit. Hal 90.Menurut Pasal 1 Ayat (5) UUJK, Kontrak kerja kostruksi
merupakan: “Keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna
jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”.
Imam Soehanto (1995: 552) mendefinisikan kontrak konstruksi sebagai suatu proses
dimana pemilik proyek membuat suatu ikatan dengan agen dengan tugas
mengkoordinasikan seluruh kegiatan penyelenggaraan proyek termasuk studi kelayakan,
desain, perencanaan, persiapan kontrak konstruksi dan lain-lain, kegiatan proyek dengan
tujuan meminimkan biaya dan jadwal serta menjaga mutu proyek.
Berdasarkan Pasal 1 UU No. 18/1999, disebutkan bahwa kontrak kerja konstruksi adalah
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan
penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Pada dasarnya, kontrak kerja
konstruksi dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam pekerjaan konstruksi, yang terdiri
dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, untuk pekerjaan pelaksanaan,
dan untuk pekerjaan pengawasan.
BAB III
KESIMPULAN

1. Pihak-pihak yang Terlibat: Proyek konstruksi melibatkan berbagai pihak, termasuk


pemilik proyek, kontraktor, arsitek, insinyur, konsultan, dan pekerja konstruksi. Setiap
pihak memiliki peran dan tanggung jawabnya sendiri dalam kesuksesan proyek.
2. Organisasi Proyek Konstruksi : Struktur organisasi proyek konstruksi sangat penting
untuk mengkoordinasikan berbagai pihak yang terlibat. Pemilihan model organisasi yang
tepat, seperti model manajemen konstruksi umum (CM) atau desain-bangun (DB), dapat
memengaruhi jalannya proyek.
3. Kontrak Konstruksi: Kontrak adalah perjanjian hukum yang mengatur hubungan antara
pemilik proyek, kontraktor, dan pihak lainnya. Pemahaman yang baik tentang jenis
kontrak yang digunakan, seperti kontrak lump sum atau kontrak biaya ditambah laba,
sangat penting untuk menghindari konflik selama proyek.
4. Kepatuhan Hukum : Dalam proyek konstruksi, penting untuk mematuhi semua
peraturan, peraturan, dan hukum yang berlaku. Kepatuhan ini mencakup masalah
lingkungan, keselamatan kerja, dan izin yang diperlukan.
5. Manajemen Risiko : Proyek konstruksi selalu melibatkan risiko, seperti keterlambatan,
perubahan dalam desain, atau masalah anggaran. Manajemen risiko yang efektif
melibatkan identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko sepanjang proyek.
6. Komunikasi dan Kolaborasi : Komunikasi yang baik antara semua pihak yang terlibat
adalah kunci kesuksesan proyek. Kolaborasi yang efektif dapat membantu mengatasi
masalah dan memastikan proyek berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.).

Arini, W. (2021, Desember 19). Stakeholder dalam Manajemen Konstruksi. Retrieved from
https://ilmuteknik.id/: https://ilmuteknik.id/stakeholder-dalam-manajemen-konstruksi/

Budi, K. (2011, Desember). Pihak-Pihak Dalam Proyek Konstruksi. Retrieved from


ilmutekniksipil.com: https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-
proyek/pihak-pihak-dalam-proyek-konstruksi

Budi, K. (2013, March 21). Menyusun Organisasi Proyek. Retrieved from


https://www.ilmutekniksipil.com/: https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-
pengendalian-proyek/menyusun-organisasi-proyek

Budi, K. (2014, January 23). Kontrak Kerja Konstruksi. Retrieved from


https://www.ilmutekniksipil.com/: https://www.ilmutekniksipil.com/dokumen-
kontrak/kontrak-kerja-konstruksi

Ervianto, W. I. (2023). MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI.

Ervianto, W. I. (2023). MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI . Yogyakarta: Penerbit ANDI ANGGOTA


IKAPI.

kiswati, s. (1 juni 2019). neo teknika vol 5, ANALISIS KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
TERHADAP PENERAPAN.

Koto, M. S. (Februari 2017). Jurnal Ilman, Fungsi Organisasi dalam Manajemen Proyek.

Mahatmavidya, P. A. (2021, November 26). Struktur Organisasi Proyek: Pengertian dan Tugas
Masing-masing Jabatan. Retrieved from https://mekari.com/:
https://mekari.com/blog/struktur-organisasi-proyek/
SOAL
Pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi

1. Apa pengertian dari proyek?


Jawab:
proyek adalah sebuah pekerjaan yang bersifat unik dan sementara. Proyek dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan dan membuahkan hasil atau manfaat (output)
yang diinginkan. Waktu dan biaya adalah pondasi utama dari sebuah proyek. Karena itu,
proyek seringkali dikatakan berhasil jika berhasil mencapai tujuan dan hasil yang
diinginkan dalam skala waktu dan anggaran yang sesuai dengan kesepakatan awal.

2. Sebutkan apa saja keterlibatan dari proyek?


Jawab:
Keterlibatan proyek konstruksi selalu berkaitan dengan sumber daya (resources) antara lain
berupa manusia (man), bahan bangunan (materials), peralatan (machine), dan metode
pelaksanaan (method), dan uang (money). Selain sumber daya yang ada, proyek konstruksi
harus mempertimbangkan adanya informasi (informations), dan waktu (time).

3. Sebutkan definisi menurut Istiawan Dipohusodo, 1996 tentang dalam proyek?


Jawab:
Dalam proyek konstruksi harus memperhatikan 3 hal penting yaitu waktu, mutu, dan biaya
(Istiawan Dipohusodo, 1996).

4. Sebutkan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi?


Jawab:
a. Pemilik Proyek
b. Konsultan
c. Kontraktor

5. Sebutkan konsultan dibagi berapa jenis dan jelaskan!


Jawab:
Yaitu pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan
perencana dan konsultan pengawas.
a. Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan
secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang melekat erat
membentuk sebuah sistem bangunan.
b. Konsultan Pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk
membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal
hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.

Organisasi Proyek Konstruksi

1. Jelaskan pengertian dari organisasi proyek konsturksi!


Jawab:
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan
mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan
efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.
2. Sebutkan bagaimana Agar tujuan organisasi dapat dicapai?
Jawab:
Agar tujuan organisasi dapat dicapai, dilakukan proses sebagai berikut :
a. Identifikasi dan pembagian kegiatan
b. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan
c. Penentuan wewenang dan tanggung jawab
d. Menyusun mekanisme pengendalian

3. Sebutkan Keuntungan dari adanya Organisasi Proyek?


Jawab:
Keuntungan dari adanya Organisasi dalam suatu proyek adalah:
a. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.
b. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya pembagian
tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian.
c. Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia
secara maksimal.

4. Apa saja Susunan Organisasi Pelaksana Proyek?


Jawab:
a. Struktur Organisasi Pemberi Tugas (Owner)

15
b. Pengguna Anggaran
c. Pemegang Kas
d. Pembukuan
e. Juru Bayar
f. Pengawas Lapangan
g. Laboratory Technician

5. Jelaskan fungsi organisasi proyek konsturksi!


Jawab:
Fungsi yang ada dalam organisasi proyek konstruksi dapat dibedakan dalam beberapa
bagian yaitu :
a. Fungsi Perencanaan Teknis dan Keuangan
Perencanaan rekayasa teknik (engineering) yang meliputi pembuatan jadwal
pelaksanaan (master schedule), perencanaan sumber daya (bahan, alat, dan
subkontraktor), perencanaan mutu serta perencanaan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja). Perencanaan administrasi dan keuangan yang meliputi
pembuatan cash flow, perencanaan termin / penagihan, sistem akuntansi dan
perpajakan proyek serta pengelolaan SDM proyek.
b. Fungsi Pelaksanaan / Operasional
Meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan untuk mewujudkan
bentuk fisik bangunan sesuai dengan perencanaan teknis dan keuangan.
c. Fungsi Pengendalian
Meliputi kegiatan membandingkan realisasi operasional dengan perencanaan dan
bila terdapat deviasi terhadap perencanaan maka dilakukan analisis penyebabnya
dan diambil tindakan solusinya.

Kontrak Konstruksi

1. Apa itu Kontrak konstruksi?


Jawab:

16
Kontrak konstruksi adalah dokumen yang mempunyai kekuatan hukum yang memuat
persetujuan bersama secara sukarela antara pihak kesatu dan pihak kedua. Pihak kesatu
berjanji untuk memberikan jasa dan menyediakan material untuk membangun proyek bagi
pihak kedua. Sedangkan pihak kedua berjanji untuk membayar sejumlah uang sebagai
imbalan untuk jasa dan material yang telah digunakan.

2. Sebutkan Kontrak konstruksi memuat beberapa hal apa saja?


Jawab:
Kontrak konstruksi memuat beberapa hal antara lain :
➢ Pasal yang melindungi pemilik terhadap kemungkinan tidak tercapainya sasaran
proyek
➢ Pasal yang memperhatikan hak – hak kontraktor
➢ Memberikan keleluasaan kepada pemilik untuk dapat meyakini tercapainya sasaran
– sasaran proyek tanpa mencampuri tanggung jawab kontraktor, pengawasan dan
pemantauan selama proyek, laporan berkala, pengetesan, ujicoba, dll
➢ Penjabaran yang jelas tentang segala sesuatu yang diyakini pemilik. Contoh:
definisi lingkup kerja, spesifikasi materi dan peralatan.

3. Sebutkan Jenis-jenis Kontrak proyek Konstruksi?


Jawab:
Jenis-jenis Kontrak proyek Konstruksi yaitu :
a. Menurut cara terjadinya ada hasil tender, penunjukan, dan negosiasi.
b. Kontrak Konstruksi menurut Keppres 80 tahun 2003 yaitu :
➢ Berdasarkan bentuk imbalan yaitu lump sum, harga satuan,gabungan lump sum
dan harga satuan,terima jadi dan persentase;
➢ Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan yaitu tahun tunggal dan tahun jamak;
➢ Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa yaitu kontrak pengadaan tunggal dan
kontrak pengadaan bersama
c. Kontrak harga tetap yaitu dengan syarat utuh dengan biaya tetap (fixed) tanpa
berubah, harga disepakati diawal antara owner dengan pemborong;
d. Kontrak satuan unit yaitu sistem kontrak dimana masing-masing item pekerjaan
ditawarkan kepada pemborong yang diacu dari daftar kuantitas pekerjaan;

17
10
e. Kontrak biaya tambah yaitu dimana pemborong dibayar sebesar biaya dasar yang
dikeluarkan pemborong ditambah biaya pengawasan, keuntungan pemborong dan
biaya kantor pusat yang besarnya 10% - 20%.

1. Sebutkan dua macam surat kontrak?


Jawab:
➢ Surat Kontrak Yang Digadaikan Bank yaitu Sistem Termijn Adalah sistem dimana
pemborong memakai uang sendiri untuk melakukan pekerjaan per tahap yang
selanjutnya baru akan dibayar termijn pertama setelah tahap itu selesai, begitu
seterusnya sampai proyek selesai dan Sistem Voor Financieren Adalah sistem yang
dipakai untuk pekerjaan kepentingan umum yang harus secepatnya dikerjakan, Dapat
meminjam dengan bankn tapi resiko tanggung sendiri.
➢ Surat Kontrak Yang Dititipkan Di Bank ( IN CESSI) ini disaat si pemborong berhasil
menandatangani suatu kontrak pekerjaan atau ditunjuk untuk melaksanakan suatu
pekerjaan, Maka dapat dilakukan peminjaman dengan bank dan Penagihan dilakukan
oleh Bank kepada Bouwheer (owner).

2. Jelaskan Perbedaan dari soal nomor 4!


Jawab:
Perbedaan Antara Menitipkan Dan Menggadaikan yaitu :
Menitipkan harga borongan kepada Bank adalah Bank mempunyai hak sebagai pemborong,
Bank dapat langsung menagih pada Bouwheer. Sedangkan, Menggadaikan borongan
kepada Bank: Yang menggadaikan kepada bank adalah harga borongan, Bank tidak
mempunyai hak untuk menagih uang kepada Bouwheer, Hak tagihan tetap berada kepada
sipemborong adak alanya pemborong meminta ke Bank untuk menagih pada Bouw.

17
11

17
12

17
13

17

Anda mungkin juga menyukai