Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................................i

Daftar Tabel...........................................................................................................ii

Daftar Gambar.......................................................................................................iii

Daftar Grafik..........................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................


1.2. Tujuan......................................................................................................
1.3. Lingkup Pekerjaan....................................................................................
BAB II STRUKTUR ORGANISASI...............................................................................
2.1. Struktur Organisasi...................................................................................
A. Konsultan Perencana...........................................................................
B. Kontraktor............................................................................................
C. Konsultan Pengawas............................................................................
2.2. Tugas dan Tanggung Jawab......................................................................
A. Klien/Owner........................................................................................
B. Konsultan Perencana...........................................................................
C. Kontraktor............................................................................................
D. Konsultan Pengawas............................................................................
BAB III Administrasi Proyek ..................................................................................
3.1. Adminsitrasi Kontrak ...............................................................................
BAB IV Rencana Anggaran Biaya...........................................................................
BAB V Penjadwalan/Schedule Proyek...................................................................
5.1. Waktu ......................................................................................................
5.2. Biaya ........................................................................................................
5.3. Alat............................................................................................................
5.4. Tenaga Kerja.............................................................................................
BAB VI KESIMPULAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan proyek konstruksi di Negara Indonesia masih sangat berkembang pesat,


mulai dari jalan, jembatan, gedung, rumah dan lain-lain mengalami perubahan-perubahan
yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, perbandingan ini dapat dilihat dari
bentuk bangunan yang beragam dan struktur bangunan yang terus diperbarui hingga
kenyamanan dalam penggunaannya. Salah satu tahap pekerjaan yang di lakukan dalam
membangun suatu proyek konstruksi adalah perencanaan, perencana merencanakan
bangunan dengan berbagai perhitungan dan metode disetiap desainnya, kemudian
dilanjutkan dengan pelakasanaan pembangunan dengan gambar kerja menjadi detail dalam
pembangunan, dan pengawasan yang mengawasi proses pelaksanaan agar dalam proses
pembangunan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Keberhasilan suatu proyek
konstruksi akan susah dicapai bila tidak ada kesinambungan antara perencanaan,
pengawasan dan pelaksanaan karena dalam melakukan kegiatan konstruksi semuanya
saling berkaitan antara satu dengan

yang lain.

Suatu lingkup proyek memiliki berbagai proses yang menjadikan suatu proyek tersebut
terbentuk, adapun lingkup-lingkup yang memiliki andil besar dalam menjalankan suatu
proyek agar proyek dapat dinilai layak sebagaimana mestinya. Dari sisi lingkup perencanaan
proyek dan pelaksanaan proyek yang terkadang terjadi perbedaan antar keduanya, apabila
perbedaan tersebut tidak jauh dari perencanaan yang dibuat maka proyek tersebut masih
dapat dikendalikan, tetapi apabila perbedaan tersebut jauh dari aturan perencanaan maka
akan mengakibatkan kerugian, baik dari pihak pemberi proyek maupun yang melaksanakan
proyek tersebut. Bertitik tolak dari hal tersebut, suatu proyek yang dijalankan dapat dilihat
pada pelaksanaannya, pada saat proyek tersebut selesai. Suatu proyek tergantung dari
banyak faktor seperti modal, peralatan, tenaga kerja, waktu, dan faktor-faktor lainnya.

Di dalam pelaksanaan pembangunan rumah mewah 2 lantai type 500/2500 oleh PT. 2 DUA
KALI SATU dilakukan berdasarkan pada rincian biaya yang akan dikeluarkan tanpa membuat
terlebih rencana kegiatan yang seharusnya. Pelaksanaan pembangunan rumah mewah ini
mulai berjalan ketika dana proyek tahap pertama mulai diterima oleh pelaksana proyek.
Apabila dana proyek tahap pertama terlambat turun, maka pelaksanaan pembangunan
akan terlambat yang mengakibatkan waktu penyelesaian proyek lebih lama.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan perencanaan pembangunan rumah mewah 2 lantai type 1500/2000 di jalan


pembangunan kota Samarinda yang dilakukan oleh PT. DUA KALI SATU

2.Membantu menyelesaikan waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah mewah 2


lantai type 1500/2000 di di jalan pembangunan kota Samarinda yang dilakukan oleh PT.
DUA KALI SATU.

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pembahasan dalam perencanaan dan perancangan rumah mewah 2


lantai type 1500/2000 meliputi, pembahasan mengenai topik dan thema rumah mewaht
yaitu: arsitektur berkelanjutan dan arsitektur hemat energi yang diterapkan dalam desain
tapak dan massa bangunan, mencakup kebutuhan ruang dan fasilitas penunjangnya,
organisasi ruang, sirkulasi, struktur dan utilitas serta tampilan dari fasad bangunan. rumah
mewah 2 lantai type1500/2000 ini khusus diperuntukan bagi owner yang menginginkan
sebuah hunian yang nyaman ditempatin dan memiliki fasilitas yang memadai seperti kolam
renang, gazebo, dan taman. Perancangan Rumah Mewah 2 Lantai Type 1500/2000 dengan
pendekatan desain hemat energi listrik, diharapkan dapat memodifikasi kondisi termal luar
yang tidak nyaman menjadi kondisi termal dalam ruang yang nyaman tanpa banyak
mengonsumsi energi listrik.
BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

2.1. STRUKTUR ORGANISASI

KELOMPOK V

Wahyu Fitriyani Chusnul Mulyani

1. Rosidah Ria Safitri

2. Herni
A. Pemilik (Owner)

Pemilik proyek (Owner) adalah orang atau badan hukum yang memberikan pekerjaan
untuk membuat suatu bangunan dan menyediakan dana atau biaya bagi pembangunan
tersebut.

B. Konsultan perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perncana dapat berupa perorangan atau badan
usaha baik swasta maupun pemerintah.

C. Kontraktor

Kontraktor adalah perorangan atau badan hukum yang disewa oleh pemilik proyek
untuk melaksanakan pekerjaa. Sesuai dengan perjanjian kontrak yang telah disepakati
kedua belah pihak, proyek dibatasi oleh item pekerjaan yang dilaksanakan, biaya, serta
waktu penyelesaian.

D. Konsultan Pengawas

Konsultas pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan.
2.2 Tugas dan Wewenang

A. Owner/Pemilik

 Adapaun wewenang dari pemilik (Owner) dalam proyek ini adalah:

1. Menentukan konsultan perencana proyek

2. Menentukan konsultan pengawas proyek

3. Menentukan kontraktor pelaksana proyek

4. Pemilik (owner) bertugas membiayai seluruh pekerjaan pembangunan proyek baik


perencanaan maupun pelaksanaan sesuai nilai kontrak pada dokumen kontrak

5. Pemilik (owner) berwenang menentukan persyaratan dan pelaksanaan administrasi


dokumen kontrak

6. Pemilik (owner) bertugas memperlancar jalannya pekerjaan agar proyek dapat selesai
tepat pada waktunya tanpa adanya keterlambatan dengan meningkatkan kemudahan
pekerjaan dan menyediakan fasilitas pekerjaan

7. Pemilik (owner) berwenang memberikan semua intruksi kepada pemborong melalui


direksi lapangan maupun secara langsung

8. Dalam hubungannya dengan pengawas, pemilik (owner) mempunyai wewenang


sebagai berikut:

a. Menolak atau menerima laporan-laporan dari pengawas baik laporan yang isidentil
maupun laporan yang dibuat secara periodic

b. Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan kepada pengawas baik


secara tertulis maupun secara lisan Menandatangani berita acara pemeriksaan
pekerjaan.
 Tugas Owner

Adapaun tugas dari pemilik (Owner) dalam proyek ini adalah:

1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.

2. Mengadakan kegiatan administrasi proyek.

3. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek.

4. Meminta pertanggungjawaban kepada konsultan pengawas atau manajamen


konstruksi (MK).

5. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

B. Konsultan Perencana

 Adapun wewenang Konsultan Perencana adalah :

1. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak - pihak pelaksanaan bangunan yang
melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

2. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pembangunan.

 Adapaun tugas dari Konsultan Perencana dalam proyek ini adalah:

1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan bangunan.

2. Pembuat gambar pelaksanaan.

3. Membuat rencana kerja dan syarat pelaksanaan bangunan ( RKS)) sebagai pedoman
pelaksanaan.
4. Membuat rancangan anggaran biaya bangunan.

5. Memproyeksikan keinginan atau ide-ide pemilik kedalam desain bangunan.

6. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di


lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di wujudkan.

7. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan


konstruksi.

C. Kontraktor

 Adapaun wewenang dari Kontraktor dalam proyek ini adalah :

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan dan alat
pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah
ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas, dan keamanan pekerjaan .

2. Bertanggubg jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan


pekerjaan dilapangan.

3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah disepakati.

4. Melindungi semua perlengkapan, bahan dan terhadap kehilangan dan kerusakan


sampai pada penyerahan pekerjaan.

5. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan yang
diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke tempat
kerja.

6. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan


dengan pengunduran waktu oenyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan
yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan
waktu.

7. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan
pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan.
 Adapaun tugas dari Kontraktor dalam proyek ini adalah :

1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai peraturan dan spesifikasi yang telah


direncanakan dan ditetapkan di dalam kontrak perjanjian pemborongan.

2. Memberikan laporan kemajuan proyek yang meliputi laporan harian, mingguan, serta
bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain :

a. Pelaksanaan pekerjaan

b. Prestasi kerja yang dicapai

c. Jumlah tenaga kerja yang digunakan

d. Jumlah bahan yang masuk

e. Keadaan cuaca dan lain-lain

D. Konsultan Pengawas

 Adapaun wewenang dari Kosultan Pengawas dalam proyek ini adalah :

1. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksanan pekerjaan jika terjadi penyimpangan


terhadap kontrak kerja.

2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksanaan proyek tidak memperhatikan


peringatan yang diberikan.

3. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.

4. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar soft drawing pelaksana proyek.

5. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site instruction).

6. Mengkoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak
kerja yang telah disepakati sebelumnya.
 Adapaun tugas dari Konsultan Pengawas dalam proyek ini adalah :

1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksana kontrak kerja.

2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.

3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik
proyek.

4. Konsultas pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek


maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

5. Mengoreksi dan menyetujui gambar soft drawing yang diajukan kontraktor sebagai
pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.

6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merk yang diusulkan oleh
kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan
kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.

Hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain dalam satu bagan organisasi dapat
terdiri dari 2 hubungan kerja yaitu :

1. Hubungan Fungsional

Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing – masing pihak yang
terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan perencana dan kontraktor.
Misalnya ada tahap disain dimana konsultan perencana berfungsi sebagai perencana,
kontraktor belum berfungsi. Demikian pula sebaliknya pada saat kontraktor berfungsi
sebagai pelaksana konstruksi konsultan perencana sudah tidak berfungsi. Bila pada saat
pelaksanaan
konstruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan perencanaan, penyelesaian masalah
tergantung hubungan kerjasama (kontrak) antara pemilik dengan konsultan perencana dan
kontraktor.

2. Hubungan Kontrak

Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan kontrak antara 2 pihak


atau lebih yang terlibat kerjasama.

Kontrak merupakan kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak yang


mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak penerima
penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang
tercantum dalam penawaran.
Hubungan Kerja Suatu Proyek Antara Owner dengan Konsultan dan Kontraktor

 Hubungan kerja antara Konsultan dengan Pemilik Proyek :

1. Ikatan berdasarkan kontrak.


2. Konsultan memberikan layanan konsultasi, dimana produk yang dihasilkan berupa
gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat.
3. Pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh
Konsultan.

 Hubungan kerja antara Kontraktor dengan Pemilik Proyek :

1. Ikatan berdasarkan kontrak.


2. Kontraktor memberikan layanan jasa profesional, dimana produk yang dihasilkan
berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek sesuai dengan
peraturan dan syarat-syarat.
3. Pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.

 Hubungan kerja antara Konsultan dengan Kontraktor :

1. Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan proyek.


2. Konsultan memberikan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat.
3. Kontraktor merealisasikan menjadi sebuah bangunan.
BAB III

ADMINISTRASI PROYEK

III.1. Administrasi Kontrak

A. Surat Perjanjian Kontrak Owner dengan Konsultan Perencana (Lampiran 1)


B. Surat Perjanjian Kontrak Owner dengan Kontraktor (Lampiran 2)
C. Surat Perjanjian Kontrak Konsultan Pengaawas (Lampiran 3)
D. Dokumen Lelang untuk Jasa Konstruksi

III.2. PELAKSANAAN PELELANGAN / SELEKSI


 PERATURAN PEMERINTAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 54 TAHUN 2010
TENTANG
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BAB III
PARA PIHAK DALAM PENGADAAN BARANG/JASA

Bagian Kelima
ULP/Pejabat Pengadaan

Pasal 17

2) Tugas pokok dan kewenangan ULP/Pejabat Pengadaan meliputi:

a. Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;


b. Menetapkan Dokumen Pengadaan;
c. Menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;
d. Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website K/L/D/I masing-masing
dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk
diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;
e. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi;
f. Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk;
g. Khusus untuk ULP:
1) Menjawab sanggahan;
2) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
b) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah);
3) Menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK;
4) Menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
h. Khusus Pejabat Pengadaan:
1) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:
a) Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai
paling tinggi Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan/atau
b) Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket
Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
2) Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA;
i. Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi; dan

j. Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa


kepada PA
i. Barang/jasa pemborongan/jasa lainnya menggunakan
Penunjukan langsung
A. Tunjuk langsung ke 1 penyedia barang/jasa.
B. Dilakukan negosiasi teknis dan harga
ii. Jasa konsultan menggunakan Penunjukan langsung

Barang/jasa pemborongan/jasa lainnya menggunakan Penunjukan


langsung

 Kriteria Penujukan Langsung :


• Keadaan Tertentu
a. Darurat yang tidak bisa ditunda.
b. Pekerjaan rahasia seijin Presiden.
c. Pekerjaan dengan nilai < 50 juta rupiah.
• Keadaan Khusus
a. Tarif resmi pemerintah.

b. Pekerjaan spesifik (penyedia tunggal, pabrikan, dan


pemegang hak paten).
c. Pekerjaan kompleks yg penyedia yg mampu
mengerjakan hanya satu.
d. Merupakan hasil produksi usaha kecil yg mempunyai
pasar dan harga yg stabil.

Jasa konsultan menggunakan Penunjukan langsung :

• Tunjuk langsung ke 1 penyedia barang/jasa.


• Dilakukan negosiasi teknis dan
 Kriteria Penujukan Langsung :
1. Keadaan Tertentu
a. Darurat yang tidak bisa ditunda.
b. Pekerjaan rahasia seijin Presiden.
c. Pekerjaan dengan nilai < 50 juta rupiah.
2. Keadaan Khusus
a. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan pemegang
hak paten atau pihak yang telah mendapat
ijin
 Barang/jasa pemborongan/jasa lainnya
Metode satu sampul :
• Keseluruhan dokumen penawaran baik administrasi, teknis,
maupun harga dimasukkan ke dalam satu sampul.
• Metoda ini lebih tepat digunakan untuk pekerjaan pengadaan
barang/jasa lainnya yg sederhana dan spesifikasi teknisnya
jelas atau pekerjaan yg standar harganya sudah ditetapkan
pemerintah

 Jasa konsultan
• Metode satu sampul
o Keseluruhan dokumen penawaran baik administrasi, teknis,
maupun harga dimasukkan ke dalam satu sampul.
o Metoda ini lebih tepat digunakan untuk pekerjaan pengadaan
barang/jasa lainnya yg sederhana dan spesifikasi teknisnya
jelas atau pekerjaan yg standar harganya sudah ditetapkan
pemerintah
o Barang/jasa pemborongan/jasa lainnya
1. Sistem Gugur (pascakualifikasi)
– Evaluasi penilaian, dengan urutan :
a) penilaian persyaratan Administrasi
b) persyaratan Teknis
c) kewajaran Harga.
– Terhadap penyedia barang/jasa yang tidak
lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan
gugur.
o Jasa konsultan
– Metode evaluasi penunjukan langsung
Evaluasi terhadap hanya satu penawaran jasa
konsultansi berdasarkan kualitas teknis yang
dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang
wajar setelah dilakukan klarifikasi dan
negosiasi teknis dan biaya
BAB IV

Rencana Anggaran Biaya

(Lampiran 4)

BAB V

Penjadwalan/Schedule Proyek

• Waktu = 10 Bulan

• Biaya = Rp 10.500.000.000

• Alat = a. 1 excavaator,

b. 3 compactor
c. 3 Dumptruck
d. 5 Concreate Pum
e. 2 Hot Mix
f. 1 Motor Grader
g. Wheel Loader

• Tenaga Kerja = 25 orang


5.1. Waktu

Suatu rencana monitoring harus merangkum masalah-masalah yang secara aktif


selalu diamati, dicatat dan dilaporkan selama berlangsungnya pelaksanaan.

Pada umumnya ada dua alat monitoring yang biasa digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan yaitu: Jaringan Kerja (network planning).

Pengendalian Waktu dengan Jaringan Kerja (Network Planning) Proyek adalah


suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang menuju suatu sasaran tertentu,
membutuhkan sarana dan waktu yang terbatas. Bagi Supervisi (pengawas) pekerjaan
pertama-tama adalah memahami rencana urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pekerjaan yang sudah dibuat oleh kontraktor, sedemikian rupa sehingga proyek bisa
terlaksana sesuai dengan rancangannya (desain), dalam waktu yang telah ditetapkan,
mutu sesuai standar dan biaya yang sudah direncanakan. Pada saat pelaksanaan perlu
dilakukan pengendalian atau pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek
tersebut, salah satu alat pengendali tersebut adala jaringan kerja (network planning)

a) Peran Jaringan Kerja dalam pelaksanaan.

Network planning diciptakan sebagai alat perencanaan sekaligus pengendalian


suatu pekerjaan dilapangan. Walaupun ada dua versi Network Planning yaitu PERT
dan CPM, dalam kesempatan ini hanya akan dibicarakan CPM.

Program Evaluation and Review Technique (PERT) yang cocok untuk proyek yang kegiatan-
kegiatannya belum pernah dilakukan (non-repetitif) atau proyek riset, sedangkan Critical
Path Method (CPM) cocok untuk proyek yang kegiatan-kegiatannya sudah pernah dilakukan
sehingga sifat dari kegiatan itu sudah diketahui dengan pasti.

Perencanaan dan pengendalian dengan CPM ditujukan untuk bisa melaksanaakan pekerjaan


sesuai dengan rancangan dalam waktu yang telah ditentukan dan dengan biaya yang
seekonomis mungkin. Untuk itu perlu kita ketahui komponen-komponen apa saja yang
menentukan berhasilnya suatu proyek.

Terdapat lima faktor yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Waktu.
2. Kegiatan.(Activity)
3. Sarana (mesin-mesin, tenaga kerja, alat-alat dsb)
4. Biaya (material, tenaga kerja, spare parts, bahan-bahan pembantu,dsb)
5. Manajemen Proyek.

CPM sebagai alat pengendali dan pengawasan, ternyata secara serentak dapat mengelola
waktu kegiatan, sarana dan biaya dalam suatu perencanaan yang terpadu (intergrated
planning). Jaringan kerja menggambarkan keseluruhan kegiatan-kegiatan Pengendalian
Proyek proyek kedalam simbol-simbol jaringan kegiatan, oleh karenanya teknik ini juga
disebut perencanaan jaringan kerja (network planning).

Dengan adanya perencanaan ini maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Pada setiap saat diketahui kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan,berapa
dana yang harus disediakan, berapa tenaga kerja yang harus ada dan dengan keahlian apa,
jenis-jenis mesin dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Apakah mungkin dilakukan perataan penggunaan tenaga kerja, peralatan atau biaya.
3. Kegiatan-kegiatan apa saja yang harus diawasi secara intensif supaya proyek dapat selesai
tepat pada waktunya.
4. Kegiatan-kegiatan mana saja yang harus dipercepat, kalau proyek akan diselesaikan lebih
cepat dari rencana semula, sekaligus berapa biaya percepatannya, demikian pula bila
proyek akan diperpanjang waktunya.
5. Dapat pula diketahui waktu yang diizinkan untuk suatu kegiatan tertentu yang
boleh terlambat atau tertunda, (float time activity) tanpa memperlambat selesainya proyek.

Agar manfaat teknik CPM ini dapat maksimal maka proyek harus bersifat sebagai berikut:

1. Harus terdiri dari kumpulan-kumpulan kegiatan yang masing-masing diketahui datanya


dengan pasti (berapa lama kegiatan itu, peralatan apa saja yang dibutuhkan, material yang
diperlukan dan sebagainya).
2. Masing-masing kegiatan harus jelas dan terpisah dengan kegiatan lain.
3. Urut-urutan kegiatan harus sudah diketahui.
4. Setiap kegiatan yang telah dimulai harus berjalan, sampai selesainya kegiatan itu.

5.2. Biaya

Pengendalian biaya dalam suatu kontrak/Surat perjanjian dimaksudkan agar pengawas


mengetahuidan mengendalikan agar biaya Proyek tidak melebihi anggaran yang sudah
direncanakan.

Hal-hal yang harus` diketehui oleh Pengawas adalah sebagai berikut.


1. Sumber Dana Proyek.
2. Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan (kontrak) sesuai dengan
yang direncanakan.
3. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak lokal.
4. Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill of Quantity.
5. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak Internasional.
6. Pengendalian biaya atas rencana disburse / penyerapan dalam kontrak.

a. Pengawas harus mengetahui pembobotan masing-masing item pekerjaan dalam suatu


pekerjaan.
b. Dengan pembobotan pekerjaan tersebut diharapkan pengawas dapat mengetahui
prosentase dari masing-masing item pekerjaan yang telah diselesaikan
c. Dengan mengetahui prosentase item pekerjaan yang telah diselesaikan, maka diharapkan
pengawas dapat mengetahui jumlah biaya yang harus dibayarkan dalam setiap progres
pekerjaan apakah sesuai dengan yang diharapkan.

Pengawas harus mengetahui tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang harus dilakukan


sesuai dengan tahapan pembayaran yang ada dalam kontrak lokal.

Contoh Tahapan pembayaran kontrak lokal:

1. Tahapan pembayaran kontrak lokal berdasarkan kemajuan fisik dilapangan.

1. Pembayaran Tahap Pertama sebesar 30% (tiga puluh persen) dari Nilai kontrak
apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 40% (empat puluh persen)
2. Pembayaran Tahap Kedua sebesar 30%(tiga puluh persen) dari Nilai
kontrak dilakukan apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 70% (tujuh puluh persen)
3. Pembayaran Tahap Ketiga sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari Nilai kontrak
dilakukan apabila Fisik pekerjaan telah mencapai 100% (seratus persen) dan setelah
Serah Terima Pekerjaan yang Pertama Kali
4. Pembayaran Tahap Keempat sebesar 5% (lima persen) dari Nilai kontrak dilakukan
setelah Masa Pemeliharaan Tahap I berakhir dan Serah Terima Pekerjaan yang
Kedua.

mengetahui beberapa jenis Kontrak antara lain :

a) Jenis Kontrak
Seperti kita ketahui bahwa setiap kontrak selalu dicantumkan jenis kontrak pelaksanaan
pekerjaan sebagai bahan pengendalian biaya. Contoh jenis kontrak yang sering digunakan
saat ini adalah :

i. Lump Sum Price


ii. Unit Price
iii. Gabungan Lump Sum Price dan Unit Price
i. Kontrak Lump Sum Price merupakan kontrak Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu dan tetap sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.

ii. Kontrak Unit Price merupakan kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur kembali sesuai dengan yang
dilaksanakan

Ada 5 faktor yang perlu diperhatikan dalam memngendalikan biaya proyek, terutama dalam
hal pelaksanaan proyek yaitu:

1.  Mengetahui jenis kontrak yang akan dilaksanakan (Kontrak Lump sum Price/Kontrak


Unit Price dll).
2. Mengetahui batasan prosentase pekerjaan tambah yang diizinkan sesuai
yang tercantum dalam kontrak (misalnya ≤ 10% dari nilai kontrak).
3. Mengetahui cara perhitungan pembobotan masing-masing item pekerjaan.
4. Mengetahui cara mengukur/menghitung volume pekerjaan yang telah dilaksanakan
dilapangan dibandingkan dengan biaya pelaksanaan yang telah dilkeluarkan (Kurve “
S”)
5. Cash Flow Proyek (Lap keuangan yg menggambarkan arus kas masuk dan keluar
selama proyek berjalan).

5.3. Alat

Semakin besar, tinggi dan rumit desain pembangunan sebuah bangunan, maka semakin
banyak juga peralatan yang dibutuhkan. Sehingga pembangunan bisa dilakukan lebih
mudah, cepat dan aman. Berbagai alat berat akan dimanfaatkan dalam pembangunan
proyek bangunan. Setiap jenis alat berat itu memiliki fungsinya tersendiri, sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan.
Back Hoe atau Excavator

Alat berat ini dimanfaatkan dalam proyek bangunan gedung bertingkat tinggi. Fungsi dari
excavator adalah untuk mendukung penggalian dan sekaligus pengerukan tanah. Setiap
proyek pembangunan yang berkaitan dengan tanah akan membutuhkan penggunaan dari
alat berat ini. Sebagai contoh dalam pembangunan lantai basement gedung tinggi,
pembangunan sungai, cutting fill jalan raya dan berbagai proyek besar dan sulit lainnya.

Dump Truck

Kendaraan bermotor ini pada dasarnya memiliki bentuk seperti mobil pada umumnya. Tapi
bentuknya didesain sangat besar dan dilengkapi bak di sisi belakangnya. Dengan begitu bisa
dimanfaatkan untuk mengangkut bahan bangunan. Bahan bangunan ini biasanya diangkut
dari pabrik menuju ke lokasi dari proyek bangunan dan juga untuk keperluan sebaliknya.

Dalam proyek yang skalanya besar, akan lebih banyak dijumpai keberadaan dump truck.
Pemakaian kendaraan ini paling banyak terjadi di pengerjaan galian tanah. Kalau lokasi
proyek terdapat di kawasan perkotaan, maka harus memperhatikan berkaitan dengan
peraturan lalu lintas dan kebersihan areal jalan raya. Sebagai contoh kalau proyek itu
dikerjakan di kawasan Jakarta, dump truck hanya boleh dioperasikan ketika malam hari saja.

Oleh karenanya dalam proyek pembangunan gedung bertingkat tinggi di kawasan tengah
kota, seperti melakukan pengerjaan galian tanah, para pekerja akan terlihat lebih sibuk
ketika malam hari. Tapi terlihat tidak ada aktivitas pekerjaan di siang hari. Termasuk
sebelum meningggalkan kawasan proyek sangat penting untuk membersihkan kendaraan
itu dengan baik.

Di kawasan proyek harus disediakan tempat khusus untuk mencuci ban dari dump truck.
Kalau tidak melakukan tahapan ini, maka biasanya pihak pemerintah akan memanggil  pihak
yang bertanggung jawab dalam kontraktor tersebut. Biasanya dinas pertamanan dari
pemerintah setempat yang akan sangat memperhatikan kawasan sekitar pengerjaan
proyek.
Sebenarnya masih banyak lagi berbagai alat berat lain yang bisa mendukung dan
mempermudah saat pembangunan gedung bertingkat tinggi dan berbagai proyek
pembangunan atau renovasi lainnya. Sebelum menggunakan berbagai alat berat itu
tentunya harus diperhitungkan mengenai fungsi dan kapasitas dari setiap alat yang
digunakan. Sehingga bisa ditentukan jumlah peralatan sesuai dengan kebutuhan.

Perencanaan penggunaan alat berat itu harus juga mempertimbangkan waktu


penggunaannya. Karena biaya sewa alat itu terbilang sangat mahal, karena perhitungan
sewa biasanya menerapkan hitungan per jam. Sehingga kalau sudah disewa tapi tidak
digunakan secara optimal, maka hanya akan menambah pembengkakan anggaran proyek

5.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek karena
pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan
proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber daya yang
komplek dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih
mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam manajemen tenaga kerja terdapat
proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan:

1. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.


2. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.
3. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
4. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
5. Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.

Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek,
baik dari yang ahli/ profesional sampai tenaga kerja pemborong/ buruh. Penempatan
tenaga kerja harus disesuaikan antara keahlian tertentu sehingga pekerjaan yang dihasilkan
manjadi efisien dan efektif. Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja dibagi beberapa
bagian sebagai berikut.

1. Tenaga kerja ahli, adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek yang
sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan yang penting
terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga kerja lainnya
untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan. Meliputi
tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana, sarjana muda dan memiliki
pengalaman dibidang masing-masing.

1. Mandor, dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu, misalnya:
dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan ringan, dapat
membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan, menangani pekerjaan
acuan, pembesian, pengecoran, dan mengawasi pekerjaan tenaga kerja
bawahannya.
2. Tenaga tukang, harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara kerja
yang sederhana. Tukang dalam proyek ’tempat penulis kerja praktek’ dibagi menjadi
lima bagian yaitu tukang besi (rebarman), tukang batu (mason), tukang kayu
(carpenter), tukang las, dan tukang listrik (ME). Tukang besi mengurusi segala
macam kegiatan yang berhubungan degan pembesian/pemasangan tulangan,
tukang batu bertugas dalam pengecoran dan pembuatan lantai kerja, tukang kayu
bertugas untuk mengurusi segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kayu
baik bekesting hingga servis lainnya.
3. Tenaga kasar, memerlukan kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan bahan,
alat, dan lain – lain.
4. Tenaga keamanan (security), bertugas menjaga keamanan lokasi proyek, prosedur
penerimaan tamu serta membuka dan menutup  pintu jika ada concrete mixer truck,
concrete pump truck maupun truk bahan bangunan yang akan masuk ke lokasi
proyek.
BAB VI

KESIMPULAN

Hubungan kontrak antar anggota tim dimaksudkan untuk menekan seminimal mungkin
adanya pertentangan dan menumbuhkan daya tanggap dalam lingkungan tim itu sendiri.

Dari seluruh uraian manajemen proyek pada Bab ini, dapat diberikan suatu konklusi terpadu
yang memberikan informasi struktur area manajemen proyek berupa langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan , proses, objek dan area manajemen proyek serta indikator kinerja
yang diharapkan sebagai sasaran dan tujuan proyek.

Pendekatan mengenai tahapan proyek secara umum adalah mengidentifikasi urutan


langkah yang harus diselesaikan. Secara umum, siklus hidup proyek merupakan suatu
metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana sebuah proyek direncanakan,
dikontrol, dan diawasi sejak proyek disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek
tercapai. Terdapat lima tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek
yaitu :

 Penunjukan Langsung Barang/Penyedia Jasa


 Perencanaan dan desain;
 Pelaksanaan dan konstruksi;
 Pemantauan dan sistem pengendalian;
 Penyelesaian.
Daftar pustaka

http://e-journal.uajy.ac.id/6285/2/TS113744.pdf

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/105/jbptunikompp-gdl-s1-2007-heryakhmad-5223-bab-
i.pdf

http://repository.maranatha.edu/14410/3/0652305_Chapter1.pdf

http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2011-2-01142-AR%20Bab1001.pdf

http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/07/hubungan-kerja-antara-pemilik-proyek.html

https://rrayarra.wordpress.com/2015/10/10/perbedaan-hubungan-fungsional-dan-
hubungan-kontrak/

https://id.wikipedia.org/wiki/Penunjukan_langsung_(pengadaan)

http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2012/02/pengendalian-proyek.html

http://aureliasanjaya.blogspot.co.id/2012/12/tenaga-kerja-proyek-bangunan.html

https://nikifour.co.id/beragam-alat-berat-untuk-mendirikan-bangunan/

Anda mungkin juga menyukai