Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Dewi Ana Rusim, ST., MT

DISUSUN OLEH

Bayu Andika (20180611014011)

Danang Setiawan (20180611014065)

Jesri Tuna (20180611014021)

Gebrilla T. K. Sambolinggi (20180611014083)

Trisaldi Ingaran Mantong (20180611014077)

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

2018/2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sunbangan baik meteri maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

1.1. Latar Belakang..........................................................................


1.2. Rumusan Masalah.....................................................................
1.3. Tujuan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................

2.1. Konsultan Perencana................................................................


2.2. Perencanaan...............................................................................
2.3. DED (Detail Engineer Design), Shop Drawing.......................
2.4. EE (Engineer’s Estimate)..........................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

3.1. Kesimpulan................................................................................

DAFTAR PUSAKA..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebelumnya kita harus mengetahui arti dari proyek. Dimana proyek adalah
bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan
juga sumber daya yang terbatas. Sehingga garis besar dari proyek konstruksi, yaitu
suatu upaya untuk mendapatkan hasil yang dirubah menjadi bangunan atau
infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup beberapa pekerjaan utama
yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil/eangineer dan
arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan disiplin ilmu pengetahuan
lainnya seperti akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri dan elektro.

Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi, suatu proses penerapan


fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan penerapan.
Dimana berjalan secara sistimatis pada setiap bagian – bagian tersebut yang terdapat
pada proyek, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan
efektif agar tercapai tujuan proyek tersebut dengan benar.

Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan


waktu. Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen
material lebih ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi, dua
puluh persen dari manajemen perencanaan berperan dan sisanya, yaitu manajemen
pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek
mendapatkan bagian yang lebih besar.
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Manajemen Proyek Konstruksi yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan konsultan perencana?


2. Apa saja hak dan kewajiban konsultan perencana?
3. Apa yang dimaksud dengan perencana dalam proyek manajemen konstruksi?
4. Apa fungsi dari perencanaan dalam proyek manajemen konstruksi?
5. Apa yang dimaksud dengan DED (Detail Engineer Design)?
6. Apa yang dimaksud dengan shop drawing?
7. Apa yang dimaksud dengan EE (Engineer’s Estimate)?

1.3. Tujuan

Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas yang membahas mengenai
menejemen proyek yakni:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konsultan perencana.


2. Mengetahui apa saja hak dan kewajiban konsultan perencana.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perencana dalam proyek manajemen
konstruksi.
4. Mengetahui apa saja fungsi dari perencanaan dalam proyek manajemen
konstruksi.
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan DED (Detail Engineer Design).
6. Mengetahui apa yang dimaksud dengan shop drawing.
7. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan EE (Engineer’s Estimate).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan
usaha baik swasta maupun pemerintah.

Tugas konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah:

Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik


bangunan.
Membuat gambar kerja pelaksanaan.

Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS )


sebagai pedoman pelaksanaan.

Membuat rencana anggaran biaya bangunan.

Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik ke dalam


desain bangunan.

Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan


pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di
wujudkan.
Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.

kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada konsultan pengawas.

wewenang konsultan perencana adalah:

Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan


yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam


pelaksanaan pembangunan.

Agar pelaksanaan proyek pembangunan dapat berjalan dengan baik diperlukan


konsultan perencana yang bagus dalam menghasilkan setiap detail perencanaan
bangunan, misalnya gambar kontrak yang jelas tanpa adanya pertentangan perbedaan
antar gambar serta perbedaan gambar rencana dengan kondisi dilapangan. selain itu
dalam hal spesifikasi bangunan juga dijelaskan dengan detail agar tidak terjadi
hambatan dalam pemilihan material saat pekerjaan pembangunan berlangsung. Saat
pelaksanaan pembangunan berlangsung pihak konsultan perencana dapat membuat
jadwal pertemuan rutin dengan kontraktor untuk membahas hal-hal yang mungkin
perlu mendapat pemecahan dari perencana misalnya saat aproval material atau
pembuatan gambar shop drawing sebagai pedoman pelaksanaan proyek. Hal-hal yang
sering menjadi permasalahan dari produk perencana misalnya material yang telah
ditentukan pada RKS sulit ditemukan pada saat pembangunan atau harganya terlalu
mahal melebihi RAB sehingga kontraktor mengusulkan persetujuan perubahan
material untuk digunakan sebagai pengganti. masalah lainya misalnya perbedaan
gambar rencana dengan kondisi exsiting lapangan sehingga kontraktor membuat
gambar perubahan yang memerlukan persetujuan konsultan perencana dalam
pelaksanaan proyek sehingga diperlukan kerjasama dan hubungan yang baik antara
kontraktor dan konsultan perencana.

Hak Konsultan Perencana

Konsultan perencana mempunyai beberapa hak antara lain :

1. Perencana berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan.


2. Perencana berhak menolak segala bentuk penilaian estetis dan hasil rancangan baik
yang dilakukan oleh pengawas maupun pemberi tugas.
3. Perencana berhak mengembalikan tugas yang diberikan dengan alasan-alasan sebagai
berikut:
Pertimbangan individu
Adanya kekuasaan di luar kedua belah pihak
Akibat kelalaian pemberi tugas
Kewajiban Konsultan Perencana

Kewajiban konsultan perencana menurut aturan dari IAI adalah :

1. Arsitek berkewajiban menanggung yang diderita oleh pemberi tugas sebagai akibat
langsung dari kesalahan yang dibuat, yang dapat dihindari dengan keahlian serta tata
cara pelaksanaan yang lazim.
2. Arsitek berkewajiban untuk menanggung semua akibat segala pekerjaan apabila
kesalahan tersebut dilakukan oleh arsitek secara sengaja.

Kewajiban konsultan perencana menurut aturan dari IAI secara terperinci adalah :

1. Lingkup Pekerjaan Pokok


Pembuatan sketsa gagasan rancangan pelaksanaan detail lengkap.
Pembuatan uraian dan syarat pekerjaan yang mencakup uraian umum dan syarat
administratif serta teknis.
Penyusunan rancangan anggaran biaya.
Turut mengawasi dan menyeleksi proses pelelangan.
Lingkup Pekerjaan Pelengkap
2. Lingkup pekerjaan pelengkap adalah pekerjaan yang mungkin dilakukan dalam keadaan
tertentu untuk mendukung perencanaan, yaitu :
Pembuatan maket dan gambar perspektif.
Penyelidikan tanah.
Penelitian dan pemetaan tapak.
Pencarian dan pengadaan data.
3. Lingkup Kerja Khusus

Merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus di luar bidang arsitektural. Seperti
perhitungan konstruksi beton bertulang, konstruksi baja, instalasi listrik, dan pekerjaan
lainnya.
2.2. PERENCANAAN

Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan
sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan
memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk
melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, 1997). Secara garis besar, perencanaan
berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan
mutu.
Pengertian di atas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini
berarti perencanaan tersebut mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu Tahap-tahap
pekerjaan itu yang disebut proses. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap
minimal meliputi :
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan
yang akan dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan
yang lelah ditetapkan sebelumnya
c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian
terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan
tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu
kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan
agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.
e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan
setelah memperhatikan berbagai batasan.
Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan
sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan
penjadwalan.

Fungsi perencanaan dalam manajemen adalah bagaimana direksi perusahaan


menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Sederhananya fungsi perencanaan adalah apa yang ingin dicapai dan
bagaimana cara mencapainnya. Planning atau fungsi perencanaan adalah salah satu
dari 4 fungsi manajemen selain fungsi organizing, actuating dan controlling.
Perencanaan adalah langkah yang paling awal dalam menjalankan perusahaan dan
bahkan bisa berpengaruh total bagi perusahaan dimasa yang akan datang.
Fungsi manajemen yang lain akan mengikuti hasil perencanaan yang dilakukan.
Fungsi manajemen yang lain tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya
manajemen perencanaan yang matang.

2.3. DED (Detail Engineer Design)

Detail Engineering Design (DED) dalam Pekerjaan Konstruksi dapat diartikan


sebagai produk dari konsultan perencana, yang biasa digunakan dalam membuat
sebuah perencanaan (gambar kerja) detail bangunan sipil seperti gedung, kolam
renang, jalan, jembatan, bendungan, dan pekerjaan konstruksi lainnya.

Detail Engineering Design (DED) bisa berupa gambar detail namun dapat dibuat
lebih lengkap yang terdiri dari beberapa komponen seperti di bawah ini:

Gambar detail bangunan/gambar bestek, yaitu gambar desain bangunan yang


dibuat lengkap untuk konstruksi yang akan dikerjakan
Engineer's Estimate (EE) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Laporan akhir tahap perencanaan, meliputi :

laporan arsitektur.
laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (Soil Test).
laporan perhitungan mekanikal dan elektrikal.
laporan perhitungan lainnya.

Dokumen Perhitungan

Dokumen perhitungan adalah laporan perhitungan struktur termasuk laporan


penyelidikan tanah (Soil Test) dan laporan perhitungan lainnya. Laporan perhitungan
ini merupakan analisis dan perhitungan yang mendasari gambar design, dimensi
struktur serta asumsi yang diambil dalam perhitungan.

Gambar Rinci

Gambar design merupakan produk hasil analisis dan perhitungan yang digambarkan
secara visual dalam bentuk perbandingan skala. Struktur bangunan hasil perhitungan
digambar secara rinci baik denah, tampak dan detailnya (rinci); semua ukuran tertera
dalam gambar serta spesifikasinya (bahan, material bangunan).

Gambar detail bangunan atau bestek bisa terdiri dari gambar rencana teknis. Gambar
rencana teknis ini meliputi arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, serta tata
lingkungan. Semakin baik dan lengkap gambar (detail atau rinci) akan mempermudah
proses pekerjaan dan mempercepat dalam penyelesaian pekerjaan konstruksi.

Rangkuman

DED atau detailed engineering design merupakan perencanaan yang lebih rinci dan
lengkap dalam bentuk gambar-gambar design beserta spesifikasinya yang siap
dilaksanakan di lapangan. Hasil DED bisa dijadikan dokumen lelang. Semua data
yang berkaitan dengan perhitungan struktur bangunan telah tersedia dan mendukung
gambar teknis yang rinci, termasuk detail bangunan, detail sambungan (jika ada) dan
metode pelaksanaannya.

Adapun tujuan dari dibuatnya DED adalah untuk :

a.Memberikan kesimpulan teknis terhadap alternatif sistem proyek sehingga


didapatkan desain rinci yang meliputi: analisa desain dan kalkulasi, gambar
desain, bill of material, dan spesifikasi perkerjaan.

b.Mendukung pelaksanaan konstruksi pembangunan serta untuk


mengkoordinasikan dalam pembangunan proyek.

2.3. Shop Drawing

Shop drawing yaitu gambar atau kumpulan gambar yang dihasilkan oleh
kontraktor , pemasok , produsen , subkontraktor . Shop drawing biasanya diharapkan
untuk prefabrikasi komponen. Contoh ini meliputi: lift, baja struktural, gulungan, pra-
cor, jendela, peralatan, lemari, unit penanganan udara, dan millwork . Juga penting
yaitu gambar instalasi dan toko koordinasi MEP perdagangan menyerupai lembaran
membutuhkan jalan masuk kerja logam, pipa, pipa, derma kebakaran, dan listrik.
Shop drawing biasanya Menampilkan Lebih detail dari dokumen konstruksi. model
shop drawing biasanya sangat berbeda dari gambar arsitek.

Dalam membuat shop drawing haruslah memperhatikan dan Memahami


kemampuan pengguna Agar nantinya gambar shop drawing tidak akan menyulitkan
pengguna  dalam memahami dan sanggup mengindari terjadinya kesalahan
pelaksanaan serta kesalahan persepsi. Gambar shop drawing merupakan sebuah
media komunikasi yang efektif antara design dan pelaksanaan. Oleh karna itu gambar
shop drawing harus dibentuk dengan tingkat detail yang lebih baik.

Kriteria Gambar Shop Drawing


Kriteria baik sebuah gambar secara umum yaitu gampang dipahami dan
sanggup dijadikan sebagai anutan di lapangan dalam pelaksanaan pembangunan,
kriteria tersebut diantaranya adalah :

Bentuk peulisan Kop pada sisi bab kanan berisi judul gambar, perusahaan, nama
proyek, nomor gambar dan halaman.

Bentuk Gambar Dan Ukuran Konstruksi Harus sanggup menampilkan bentuk dan
dari setiap bab konstruksi dengan terang dan mendetail.

Gambar Harus mengunakan skala gambar

Pembuatan Gambar Harus Sesuai dengan keadaan / kondisi lapangan semoga


pelaksanaannya sempurna pada ketika dilapangan.

Membuat Atau Menempatkan keterangan gambar menyerupai elevasi, jenis material


dan penjelasan lainya.

Gambar Akan tetap Jelas terlihat ketika digandakan/Copy

Kendala Gambar Shop Darwing.


Kendala yang terjadi dalam gambar shop sarwing. Dalam pelaksanaannya yaitu
sebagai berikut :

Terdapat Gambar yang tidak detail. Gambar kontrak sebagai bab dari produk
perencana paling tidak memilik item-item pekerjaannya yang tergambar secara jelas.
Jika kekurangan detail itu hanya wacana dimensi atau identifikasi jenis material,
maka itu sanggup eksklusif ditambahkan pada proses shop drawing. Tapi kalau ada
item pekerjaan yang sebetulnya harus ada secara sistem tapi tidak tergambar, maka
perlu penjelasan dengan pihak MK atau perencana,
Adanya Perbedaan gambar kontrak, BQ dan RKS. Sering terjadi perbedaan antara
gambar kontrak, BQ dan RKS, baik menyangkut item pekerjaan maupun volume
pekerjaannya. Untuk itu shop drawing sanggup berfungsi untuk memperjelas, mana
yang akan dipakai. Hal ini tentunya melalui lembaga rapat koordinasi dengan pihak
MK/owner, sehingga dicapai kesepahaman atas adanya perbedaan tersebut, yang
tentunya mengacu pada tercapainya sistem yang optimal. Karena dari shop drawing
inilah akan dihitung volume pekerjaan yang dilaksanakan.

Dapat memperlihatkan contoh yang terang dan detail. Kesepahaman terhadap


pekerjaan juga diharapkan dalam pelaksanaan di lapangan. Dan ini harus dimulai dari
kejelasan shop drawing itu sendiri, selain melalui lembaga sosialisasi shop drawing
kepada tim lapangan (site manager, pelaksana/supervisi, subkontraktor, mandor dan
pekerja). 

Dapat mendukung Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (schedule) Shop drawing mutlak


diperlukan, selain untuk kejelasan dan kesepahaman terhadap pelaksanaan pekerjaan,
juga untuk menghindari kesalahan dalam pekerjaan yang berakibat pada terjadinya
re-work, yang tentunya berdampak pada pembengkakan waktu dan biaya.

2.5. EE (Engineer’s Estimate)

Engineer’s Estimate adalah suatu perhitungan mengenai biaya suatu pekerjaan


yang dilakukan oleh engineer’s / Konsultan yang memiliki kemampuan dibidang
tersebut.

Engineer’s Estimate (EE) harus merefleksikan  nilai/harga  yang pantas (fair)


dan wajar yang akan dibayarkan Pemilik Proyek kepada Kontraktor dan sebaliknya
merupakan nilai yang patas dan wajar yang akan diterima oleh
Kontraktor dari Pemilik Proyek. Apabila EE terlalu rendah kemungkinan pelelangan
akan gagal karena tidak ada peserta yang lulus dalam evaluasi harga, atau bila proyek
berjalan akan merugikan Pihak kontraktor yang pada gilirannya akan menggangu
kelancaran Proyek. Sebaliknya apa bila terlalu tinggi akan menyebabkan proyek
menjadi tidak efisien dan merugikan Pihak pemberi Pekerjaan.

Memperhitungkan efektifitas dan efisiensi waktu, biaya serta akurasi dari


Engineer’s Estimate yang akan dihasilkan maka dalam Proses Pekerjaan seorang
Konsultan harus mengumpulkan data-data dengan metode pendekatan historic data
yaitu, Konsultan mengumpulkan/memperoleh informasi tentang harga-harga yang
diperoleh dari kontrak-kontrak yang sudah ada sebelumnya, data-dat harga yang ada
dipasaran, media, website brosur-brosur yang ada, dan berbagai sumber lain (historic
data) yang mendukung penentuan harga Engineer’s Estimate. Selanjutnya dilakukan
kajian, analisis dan penyesuaian (adjustment) terhadap histroic data yang diperoleh
untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat dan waktu sekarang.

Hal lain yang cukup berpengaruh dalam penentuan engineer’s estimate ini
adalah tingkat inflasi ditempat dimana asal barang-barang yang akan digunakan dan
tingkat inflasi ditempat dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam proyek pembangunan sebuah proyek membutuhkan waktu, biaya, dan personil
yang banyak, maka dari itu dalam setiap tahap proyek dibutuhkan ketelitian dan
pengwasan yang sangat ketat, agar produk dari suatu proyek bisa terjaga mutunya,
dan menghindarkan dari kecurangan – kecurangan oknum yang menyalahi aturan
demi kepentingan pribadi atau golongan, dan mengorbankan kualitas atau mutu
bangunan.
DAAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/MANAJEMEN_KONSTRUKSI.pdf

https://www.academia.edu/22155815/Proyek_Detail_Engineering_Design_DED?
auto=download

https://primakelola.co.id/detailed-engineering-design/

http://acepengineer.blogspot.com/2011/11/pengertian-dan-cara-pembuatan-
engineers.html

http://manajemenproyekindonesia.com/?p=1071
https://strong-indonesia.com/artikel/konsep-dasar-manajemen-konstruksi/

Anda mungkin juga menyukai