Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ardian Sinurat

Nim : 03011282025084
Kelas : B Indralaya

Tugas Pertemuan 4 Etika Profesi


Soal :
1. Prinsip-prinsip Hukum apakah yang harus dipatuhi dalam suatu kontrak kontstruksi?
2. Aspek hukum apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam kontrak konstruksi sehingga
tidak berdampak hukum?
3. Sebutkan contoh-contoh proyek konstruksi yang Anda tahu pada masing-masing jenis
kontrak konstruksi
a) Kontrak Lump Sum
b) Kontrak Harga Satuan
c) Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
d) Kontrak Persentase
e) Kontrak Terima Jadi (Turnkey)

Jawaban :
1. Dalam suatu kontrak konstruksi, terdapat beberapa prinsip-prinsip hukum yang harus
dipatuhi untuk memastikan bahwa kontrak tersebut sah, berlaku, dan dapat diterapkan
dengan baik. Beberapa prinsip-prinsip hukum yang harus dipertimbangkan dalam kontrak
konstruksi antara lain:
a) Kesepakatan Bebas: Para pihak yang terlibat dalam kontrak konstruksi harus
menjalani proses negosiasi dengan bebas dan sukarela. Tidak boleh ada unsur
paksaan atau penipuan dalam proses kesepakatan.
b) Penawaran dan Penerimaan yang Jelas: Kontrak harus didasarkan pada penawaran
yang jelas dari pihak yang satu dan penerimaan yang jelas dari pihak yang lain. Hal
ini menghindari ketidakpastian dan kesalahpahaman.
c) Kesepakatan Tertulis: Sebaiknya kontrak konstruksi diformalkan dalam bentuk
tertulis untuk menghindari konflik dan memudahkan penyelesaian perselisihan di
masa depan.
d) Tujuan yang Jelas: Kontrak harus menguraikan dengan jelas tujuan, ruang lingkup
pekerjaan, dan spesifikasi konstruksi yang akan dilakukan.
e) Pertimbangan yang Adil: Kontrak harus memberikan pertimbangan yang adil bagi
semua pihak yang terlibat, termasuk dalam hal harga, jangka waktu, dan ketentuan
pembayaran.
f) Kepatuhan dengan Hukum dan Peraturan: Kontrak harus mematuhi semua hukum
dan peraturan yang berlaku, termasuk regulasi keselamatan, perizinan, dan
lingkungan.
g) Penyelesaian Sengketa: Kontrak harus mengatur mekanisme penyelesaian sengketa
jika terjadi perselisihan di antara pihak-pihak yang terlibat. Ini bisa mencakup
arbitrase, mediasi, atau pengadilan.
h) Kepatuhan dengan Etika Bisnis: Para pihak harus berperilaku dengan etika bisnis
yang tinggi, termasuk menjalani kontrak dengan itikad baik dan jujur.
i) Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual: Jika ada desain, paten, atau hak cipta yang
terkait dengan proyek konstruksi, kontrak harus mempertimbangkan hak-hak ini dan
memberikan perlindungan yang sesuai.
j) Perubahan Kontrak: Kontrak harus mengatur bagaimana perubahan dalam ruang
lingkup pekerjaan, jadwal, atau biaya akan ditangani, termasuk persetujuan,
perubahan perjanjian, dan dampaknya terhadap kontrak asli.
k) Kewajiban Asuransi: Kontrak konstruksi sering kali mengatur kewajiban asuransi
untuk melindungi pihak-pihak yang terlibat dari risiko yang mungkin terjadi.
l) Penyelesaian Kontrak: Kontrak harus merinci cara kontrak dapat diakhiri, baik
melalui penyelesaian normal maupun dalam situasi-situasi darurat.

2. Dalam kontrak konstruksi, ada beberapa aspek hukum yang perlu diperhatikan agar
kontrak tersebut tidak berdampak hukum. Beberapa aspek hukum yang penting untuk
diperhatikan dalam kontrak konstruksi meliputi:
a) Kesesuaian Hukum: Kontrak konstruksi harus mematuhi semua hukum dan peraturan
yang berlaku. Ini termasuk hukum konstruksi, peraturan lingkungan, peraturan
keselamatan kerja, dan hukum-hukum lain yang relevan. Jika kontrak melanggar
hukum, itu dapat berdampak hukum dan mengakibatkan sanksi hukum.
b) Spesifikasi dan Lingkup Pekerjaan yang Jelas: Kontrak harus menyertakan
spesifikasi dan lingkup pekerjaan yang jelas dan rinci. Ini membantu menghindari
penafsiran yang salah dan konflik di masa depan.
c) Harga dan Pembayaran yang Tertulis: Kontrak harus mencantumkan harga secara
jelas dan bagaimana pembayaran akan dilakukan. Ketentuan ini melibatkan jadwal
pembayaran, besaran pembayaran, serta persyaratan faktur.
d) Jadwal Pelaksanaan yang Jelas: Kontrak harus memiliki jadwal pelaksanaan yang
jelas, termasuk tanggal mulai dan tanggal penyelesaian. Ketentuan ini membantu
menghindari keterlambatan proyek dan sengketa terkait waktu.
e) Pengelolaan Perubahan: Kontrak harus memiliki ketentuan yang merinci bagaimana
perubahan dalam lingkup pekerjaan, spesifikasi, harga, atau jadwal akan ditangani.
Ini termasuk prosedur perubahan pesanan kerja dan penyesuaian harga.
f) Asuransi dan Tanggung Jawab: Kontraktor dan pemilik proyek harus memastikan
bahwa mereka memiliki asuransi yang mencukupi dan memahami ketentuan tentang
tanggung jawab, terutama dalam hal kerusakan properti atau cedera pekerja.
g) Penyelesaian Sengketa: Kontrak harus mencantumkan cara penyelesaian sengketa
yang jelas, seperti mediasi, arbitrase, atau pengadilan. Ini membantu menghindari
sengketa yang berlarut-larut.
h) Kepatuhan terhadap Etika Bisnis: Kontrak konstruksi harus mematuhi etika bisnis
yang sehat, termasuk larangan praktik-praktik korupsi, penipuan, atau perilaku ilegal
lainnya.
i) Pemberian Ganti Rugi: Kontrak harus merinci ketentuan mengenai ganti rugi, baik
untuk kerusakan yang disebabkan oleh salah satu pihak atau untuk keterlambatan
proyek. Ini dapat melindungi pihak yang dirugikan dalam kasus pelanggaran kontrak.
j) Pengakhiran Kontrak: Kontrak harus menyertakan ketentuan tentang bagaimana
kontrak dapat diakhiri, baik itu karena pemenuhan kontrak atau pelanggaran kontrak.
k) Lisensi dan Izin: Kontraktor harus memastikan bahwa mereka memiliki semua
lisensi dan izin yang diperlukan untuk menjalankan proyek konstruksi. Ini penting
untuk mematuhi hukum setempat dan menghindari masalah hukum.
Mematuhi aspek-aspek hukum ini dalam kontrak konstruksi adalah penting untuk
menghindari sengketa hukum yang merugikan dan untuk memastikan bahwa proyek
berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan kontrak. Sebaiknya melibatkan
profesional hukum konstruksi atau ahli hukum yang berpengalaman dalam penyusunan
dan negosiasi kontrak untuk memastikan kontrak mematuhi semua peraturan dan standar
yang berlaku.

3. Terdapat beberapa jenis kontrak konstruksi yang umum digunakan dalam industri
konstruksi. Di bawah ini adalah contoh-contoh proyek konstruksi yang cocok untuk
masing-masing jenis kontrak:
a) Kontrak Lump Sum (Fixed Price):
Pembangunan Pabrik: Sebuah proyek untuk membangun pabrik manufaktur baru di
mana kontraktor harus menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
tertentu dengan biaya tetap.
b) Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract)
Pembangunan Jalan Raya: Proyek pembangunan jalan raya di mana kontraktor diberi
kontrak berdasarkan harga satuan per meter kubik aspal, per meter panjang trotoar,
atau per unit pekerjaan lainnya.
c) Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan (Combination of Lump Sum and
Unit Price Contract):
Pembangunan Gedung Pemerintah: Dalam proyek ini, sebagian pekerjaan seperti
pondasi dan struktur utama mungkin menggunakan kontrak lump sum, sementara
interior dan instalasi mungkin dihitung dengan harga satuan.
d) Kontrak Persentase (Cost Plus Percentage Contract):
Pemeliharaan Rutin Gedung: Proyek pemeliharaan rutin yang memerlukan layanan
sehari-hari, dan pemilik proyek membayar kontraktor berdasarkan persentase tertentu
di atas biaya yang dikeluarkan.
e) Kontrak Terima Jadi (Turnkey Contract):
Pembangunan Proyek Energi Terbarukan: Sebuah kontrak di mana kontraktor
bertanggung jawab untuk merancang, membangun, dan mengoperasikan proyek
energi terbarukan, dan proyek ini siap digunakan begitu selesai.

Anda mungkin juga menyukai