Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Imam Ghifary

NPM : 2023250047p

Kelas Karyawan

TUGAS 3 ASPEK HUKUM DAN ETIKA PROFESI

SOAL :

1. Uraikan dan jelaskan sejarah perkembangan peraturan perundang-undangan jasa konstruksi


di Indonesia

2. Mengapa dalam praktek jasa konstruksi harus ada payung hukum yang mengatur tentang
hal tersebut.

JAWABAN :

1. Di Indonesia, meskipun perkembangan industri konstruksi maju pesat, namun hukum


yang mengatur konstruksi masih mengikuti peraturan yang berasal dari masa penjajahan
Belanda, yaitu Burgerlijk Wet Boek. Hal ini menyebabkan banyak area yang tidak jelas (grey
area) dalam hukum konstruksi, karena tidak selalu dapat menyesuaikan dengan
perkembangan teknologi dan praktik konstruksi yang terus berubah.
Dalam menghadapi ketidakpastian dan perselisihan yang mungkin terjadi dalam proyek
konstruksi, kontrak pemborongan atau konstruksi menjadi solusi yang penting. Kontrak ini
memberikan dasar hukum yang jelas bagi kedua belah pihak, baik pengguna jasa (pemilik
proyek) maupun penyedia jasa (kontraktor), sehingga masing-masing pihak memiliki
pegangan jika terjadi perselisihan.
Penerbitan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang
kemudian diperbarui menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
menandai upaya pemerintah untuk memperbarui regulasi dan mengikuti perkembangan
industri konstruksi. Peran pengacara atau lawyer di bidang konstruksi semakin dibutuhkan
untuk memberikan nasihat hukum, membantu dalam penyelesaian sengketa, serta
memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku dalam industri konstruksi.

2. Beberapa alasan mengapa aspek hukum perlu dipertimbangkan dalam teknik sipil termasuk:
Pertama, Perijinan dan Regulasi. Proyek konstruksi harus memenuhi persyaratan
perijinan dan regulasi yang berlaku di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Hukum
menyediakan kerangka kerja yang jelas terkait izin, tata ruang, lingkungan, dan keselamatan,
yang membantu memastikan bahwa proyek konstruksi berjalan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Kedua, Tanggung Jawab Hukum. Kontraktor dan perencana proyek memiliki tanggung
jawab hukum terkait keamanan konstruksi, pemeliharaan standar kualitas, serta kewajiban
terhadap klien dan pihak terkait. Pemahaman yang baik tentang tanggung jawab hukum ini
membantu dalam meminimalkan risiko hukum dan memastikan bahwa proyek berjalan
dengan lancar.
Ketiga, Perjanjian Konstruksi (Kontrak). Penyusunan kontrak konstruksi memerlukan
pemahaman hukum untuk menghindari sengketa dan ketidaksepakatan di masa depan.
Kontrak yang baik melibatkan detail terkait waktu, biaya, dan tanggung jawab masing-
masing pihak, yang membantu menjaga hubungan profesional antara semua pihak terlibat.
Keempat, Penyelesaian Sengketa. Sengketa dalam proyek konstruksi mungkin timbul,
dan pemahaman hukum diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi,
mediasi, atauproses hukum lainnya yang mungkin diperlukan. Penanganan sengketa dengan
tepat dapat menghindari kerugian finansial dan reputasi bagi semua pihak terlibat.
Kelima, Hak dan Kewajiban Pemilik Tanah. Pemahaman yang baik tentang hak dan
kewajiban pemilik tanah penting dalam menghindari masalah hukum yang berkaitan dengan
perizinan, kepemilikan tanah, dan pemahaman terhadap batasan-batasan yang berlaku. Ini
memastikan bahwa proyek berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan hukum.
Keenam, Keselamatan dan Lingkungan. Hukum memberikan pedoman mengenai
standar
keselamatan dan lingkungan yang harus dipatuhi dalam proyek konstruksi. Pelanggaran
terhadap regulasi ini dapat mengakibatkan sanksi hukum serius, sehingga pematuhan
terhadap hukum keselamatan dan lingkungan sangat penting bagi keberlanjutan proyek.
Ketujuh, Hukum Pekerjaan dan Kontraktor. Hak-hak pekerja, kontraktor, dan
subkontraktor juga merupakan aspek penting dalam teknik sipil. Hukum ketenagakerjaan
dan peraturan kontrak membantu melindungi hak-hak ini, menjaga keadilan dalam
hubungan kerja, dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Terakhir, Pemilikan dan Penyerahan Proyek. Aspek hukum terkait pemilikan, transfer
kepemilikan, serta penyerahan proyek harus diperhatikan agar proses tersebut berlangsung
secara sah dan aman. Hal ini melibatkan persyaratan legal yang harus dipenuhi untuk
memastikan bahwa kepemilikan dan pengalihan tanggung jawab proyek dilakukan sesuai
dengan aturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai