Anda di halaman 1dari 18

KONTRAK PROYEK

KONSTRUKSI C

Oleh :
Aditya Bimantara (1431310108)
Belinda Novira R.W. (1431310093)
PENDAHULUAN

Kontrak kostruksi merupakan suatu proses dimana pemilik proyek membuat suatu ikatan

dengan agen dengan tugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan proyek termasuk studi kelayakan,

desain, perencanaan, persiapan kontrak dan lain-lain.

Kegiatan konstruksi tidak akan lepas kaitannya dengan kontrak kerja antara pemilik dan

pelaksana. Banyak jenis kontrak kerja pada kegiatan konstruksi dimana setiap kontrak memiliki

sistem dan peraturan yang berbeda.


PENGERTIAN KONTRAK

Kontrak adalah perjanjian perikatan secara hukum di antara pihak-


pihak yang terkait, yaitu di antara penggunan jasa sebagai pihak
pertama dan penyedia jasa sebagai pihak kedua. Sedangkan,
dokumen kontrak adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/
pejabat pengadaan yang memuai informasi dan ketentuan yang
harus ditaati oleh para pihak dalam proses pengadaan
barang/jasa.
Bagian-bagian Dokumen Kontrak yaitu:
1. Surat perjanjian;

2. Pokok perjanjian;

3. Surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;

4. Syarat-syarat khusus kontrak;

5. Syarat-syarat umum kontrak;

a. Ketentuan umum

b. Pelaksanaan, penyelesaian, adendum, dan pemutusan kontrak

1) Pelaksanaan pekerjaan

2) Pengendalian dan waktu

3) Penyelesaian kontrak

4) Adendum

5) Keadaan kaha

6) Penghentian dan pemutusan kontrak


Syarat-syarat Khusus Kontrak Berisikan Tentang Perubahan Dan
Penambahan Ketentuan Pasal Pasal Syarat Syarat Umum
Kontrak, Antara Lain :

1. Korespondensi
2. Wakil sah para pihak
3. Tanggal berlaku kontrak
4. Masa pemeliharaan
5. Umur konstruksi
6. Pedoman pengoperasian dan perawatan
7. Pembayaran tagihan
8. Pencairan jaminan
9. Tindakan penyedia yang mensyaratkan persetujuan PPK dan pengawas pengerjaan
10.Kepemilikan dokumen
11.Fasilitas
12.Sumber pembiayaan
13.Pembayaran uang muka
14.Pembayaran prestasi pekerjaan
15.Denda,dan
16.Penyelesaian perselisihan
Syarat-syarat Umum Kontrak

a. Ketentuan umum
1. Defenisi dari istilah istilah yang digunakan dalam syarat syarat umum kontrak.
2. Penerapan syarat syarat umum kontrak secara luas dalm pelaksanaan pekerjaan konstruksi
3. Bahasa dan hukum
4. Larangan korupsi, kolusi, dan nepotisme serta penipuan
5. Asal material atau bahan
6. Korespondensi
7. Wakil syah para pihak
8. Pembukuan
9. Perpajakan
10.Pengalihan dan atau sub kontrak
11.Pengabaian
12.Penyedia mandiri
13.Kemitraan
14. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan
15.Persetujuan pengawas pekerjaan
16. Perintah
17. Penemuan penemuan
18.Akses ke lokasi kerja
b. Pelaksanaan, penyelasaian, adendum, dan
pemutusan kontrak

1. Pelaksanaan pekerjaan yang berisi :


a. Penyerahan lokasi kerja
b. Surat perintah mulai kerja
c. Program mutu
d. Rapat persiapan dan pelaksanaan kontrak
e. Mobilisasi
f. Pemeriksaan bersama

2. Pengendalian dan waktu terdiri dari :


g. Waktu penyelesaian pekerjaan
h. Perpanjangan waktu
i. Penundaan oleh pengawas pekerjaan
j. Rapat pemantauan
k. Peringatan dini
3. Penyelesaian kontrak yang berisi :
a. Serah terima pekerjaan
b. Pengambilalihan
c. Pedoman pengoperasian dan perawatan

4. Adendum terdiri dari :


d. Perubahan kontrak
e. Perubahan lingkup pekerjaan
f. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan

5. Keadaan kahar

6. Penghentian dan pemutusan kontrak terdiri dari :


g. Penghentian dan pemutusan kontrak
h. Peninggalan
PEMBAHASAN
1. Permasalahan Kontrak Proyek Konstruksi

Sebuah Proyek Konstruksi tentu memiliki permasalahan tersendiri, seperti halnya


kontrak proyek konstruksi yang tidak luput dari berbagai jenis permasalahan yang melanda.
Berikut beberapa permasalahan kontrak proyek konstruksi yang biasa terjadi :
a. Timbulnya perang
b. Pemberontakan,perang saudar
c. Keributan, kekacauan dan huru hara
d. Bencana alam
Beberapa contoh permasalahan di atas merupakan penyebab diberhentikannya kontrak
proyek konstruksi.
Dengan dihentikannya kontrak, pemilik diwajibkan membayar kepada kontraktor
biaya dan ongkos yang diatur dalam syarat-syarat umum dan khusus kontrak.
Terjadinya Pemutusan Kontrak dengan Sebab-Sebab
Berikut :

1. Kritis
a. Periode i (rencana 0-70%) dari kontrak terlambat > 20%
b. Periode ii (rencana 70-100%) dari kontrak terjadi keterlambatan > 10%

2. Terlambat
a. Periode i (rencana 0-70%) dari kontrak terjadi keterlambatan 10-20%
b. Periode ii (rencana 70-100%) dari kontrak terlambat 10 20%

3. Wajar
a. Apabila keterlambatan periode i dan ii masih dibawah 10%

Pemecahan Permasalahan Kontrak Proyek Konstruksi

1. Pada prinsipnya pimpro memiliki tanggungjawab terhadap proses pelaksanaan


proyek sesuai dengan 4 tepat : Mutu ,Tuju ,Waktu ,Laku.

2. Langkah-langkah dalam penyelesaian masalah : penghentian kontrak, pemutusan


kontrak (termination), pengamanan terhadap kontrak kategori kritis kesepakatan
tiga pihak (three parties agreement/tpa).
Pengamanan Terhadap Kontrak Kategori Kritis

Rapat pembuktian dengan memberikan uji coba terhadap kemampuan kontraktor


disebut show cause meeting (scm) atau rapat pembuktian.
Apabila sampai scm tingkat direktorat jenderal ternyata kontraktor gagal untuk
menunjukkan kemampuan kerjanya maka langkah pengamanan dan penyelamatan
proyek adalah pemutusan kontrak
Melibatkan kontraktor ketiga (three parties agreement) lain
sebagai penerus pelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan :

1. Kontraktor pertama masih bertanggung jawab


2. Kontraktor penerus mampu menyelesaikan sisa pekerjaan
3. Tetap menggunakan harga satuan kontraktor pertama
4. Diatur dalam adendum kontrak yang ditanda tangani tiga pihak (pimpro,
kontraktor pertama dan kontraktor pengganti)
Sangsi Dalam Pemutusan Kontrak.

1. Jaminan pelaksanaan dicairkan/ditarik untuk pihak pemberi kerja


2. Sisa jaminan uang muka dicairkan sekaligus atau sebagai gantinya sisa uang
muka harus dilunasi sekaligus kepada pemberi kerja
3. Aturan pengenaan denda :
a. Sanksi pada butir 2 dan pengenaan daftar hitam ( tidak diundang lelang/tidak diberikan
pekerjaan) untuk jangka waktu tertentu
b. Ketentuan-ketentuan sanksi dituangkan secara jelas dalam kontrak
Berdasarkan Uu Ri Tentang Jakon NO. 18 TAHUN 1999 Masyarakat berhak :

1. Melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan jasa konstruksi.


2. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung
sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
3. Masyarakat berkewajiban :
4. Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku dibidang pelaksanaan
konstruksi.
5. Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan
kepentingan umum.
KESIMPULAN
Setiap kontrak pada proyek konstruksi tentu memiliki permasalahan tersendiri,
terlebih apabila pembangunan proyek konstruksi tersebut berada dekat dengan
lingkungan masyarakat, masalah yang ditimbulkan akan semakin banyak. Seperti
terjadinya kekacauan, perang, dan huru hara. Selain itu permasalahan kontrak
proyek konstruksi juga tak luput dari factor bencana alam. Beberapa hal tersebut
merupakan penyebab diberhentikannya kontrak.
Dengan permasalahan tersebut pihak pengembang, seharusnya bersikap sesuai
dengan yang telah tertera pada undang-undang kontrak agar tidak terjadi
permasalahan berkelanjutan.
Langkah-langkah penyelesaian masalah yaitu penghentian kontrak, pemutusan
kontrak (termination), pengamanan terhadap kontrak kategori kritis kesepakatan tiga
pihak (three parties agreement/tpa).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai