Anda di halaman 1dari 13

Tugas 2 Manajemen Konstruksi

Iffah Qisthiya (15019125)

Raden Farhan Bara (15019133)

Tsabitahhasna Bunga (15019134)

Yasinta Nurul (15019138)

Alfafa Dzikra (15019142)

PROJECT DELIVERY SYSTEM

A. Kekurangan dan Kelebihan Masing-Masing Project Delivery System


1) Design-Bid-Build/Tradisional
Sistem DBD atau Tradisional ini merupakan sistem yang paling banyak digunakan oleh
kegiatan-kegiatan proyek konstruksi. Pertama-tama, owner akan melakukan planning dan
conceptual design yang terkadang dapat dibantu oleh tenaga professional. Kemudian,
perancang yaitu engineer atau arsitek akan melakukan perancangan (design) dan
mempersiapkan dokumen pengadaan untuk konstruksi (seperti RAB dan lain-lain).
Selanjutnya dilakukan tahap pelelangan (bid), di mana dipilih kontraktor yang
mengusulkan proposal terbaik dari segi teknis maupun harga. Lalu, kontraktor terpilih akan
melaksanakan pembangunan (build). Dalam sistem ini terdapat tiga pihak utama yang
berhubungan, yaitu pemilik (owner), engineer atau arsitek, dan kontraktor.
Kelebihan Kekurangan

1. Owner mengendalikan penuh secara 1. Owner harus memiliki tingkat


langsung pada seluruh kegiatan keahlian dan pemahaman terhadap
perencanaan/perancangan dan konstruksi yang cukup tinggi agar
kegiatan pembangunan/konstruksinya. dapat menentukan hasil perancangan
2. Perubahan‐perubahan rancangan dapat maupun kualitas konstruksi yang
dilaksanakan dengan mudah sebelum dikerjakan.
proses konstruksi dimulai.
3. Seluruh desain perencanaan selesai 2. Owner bertanggung jawab kepada
sepenuhnya sebelum proses/fase kontraktor apabila terdapat kesalahan
pelaksanaan konstruksi dikerjakan. atau kekurangan pada hasil desain
4. Biaya pelaksanaan konstruksi tetap perancangannya. Hal itu karena
pada saat kontrak pembangunan kontraktor memberikan penawaran
ditandatangani (bila tidak ada sesuai dengan desain dan perencanaan
pekerjaan yang ditambah atau yang diberikan sebelumnya oleh
dikurangi). owner. Pada pelaksanaan
5. Melalui proses bidding, dapat pembangunan kemungkinan besar ada
ditentukan kontraktor dengan biaya potensi terjadi perubahan di lapangan,
paling rendah namun sudah memenuhi sehingga bisa jadi terjadi
semua persyaratan yang telah pembengkakan biaya konstruksi yang
ditentukan karena adanya kompetisi diakibatkan oleh kesalahan atau
antar kontraktor . kekurangan pada desain maupun
6. Pelaksanaan sistem ini relatif mudah perencanaan.
untuk dilaksanakan. 3. Kepastian biaya pembangunan tidak
7. Kualitas hasil perencanaan maupun dapat dipastikan hingga kontrak
pekerjaan pembangunan pelaksanaan ditandatangani.
dikontrol/dikendalikan penuh oleh 4. Proses pelaksanaan sistem ini
owner. dilaksanakan secara bertahap, di mana
pelaksanaan pembangunan (build)
tidak dapat dimulai apabila belum
dilaksanakannya pelelangan (bid)
untuk menentukan kontraktor.
Pelelangan pun tidak dapat
dilaksanakan apabila hasil
perancangan (design) dan perencanaan
belum diselesaikan. Hal ini akan
berdampak pada durasi proyek yang
akan relatif lebih lama.
5. Kontraktor tidak dapat memberikan
masukan‐masukan/saran pada
perencanaan, perancangan, maupun
value engineering. Karena peran
kontraktor adalah eksekutor dari
perencanaan dan perancangan yang
telah ditentukan oleh owner bersama
dengan tenaga profesional seperti
engineer atau arsitek.

2) Design-Build
Design build merupakan sistem pekerjaan yang hanya menggunakan 1 entitas untuk
bertanggung jawab sebagai perancang dan pelaksana. Design and build (rancang bangun),
dapat juga diartikan dengan suatu pengadaan dengan sistem satu kontrak antara pemilik
proyek (owner), dengan sebuah tim pelaksana konstruksi yang bertanggung jawab
melaksanakan proses perancangan dan konstruksi sekaligus secara efisien. Pemilihan
design-builder dapat dilakukan dengan negosiasi maupun dengan kompetitif. Berikut
adalah kelebihan dan kekurangan sistem design-build
Kelebihan Kekurangan

1. Mengurangi adanya kesalahpahaman 1. Pengawasan/pengendalian owner terhadap


dan miss-komunikasi antara konsultan kualitas proyek menjadi kurang (keterlibatan
dan kontraktor owner menjadi kurang
2. Komunikasi dapat dilakukan secara
2. Tidak adanya pihak yang bertanggung
langsung antara perancang dan
jawab mewakili pemilik untuk menyampaikan
pelaksana. Komunikasi ini
kepentingannya saat proses konstruksi
menyebabkan adanya penghematan
yang dihasilkan dalam waktu dan 3. Tidak dapat dilaksanakan pada proyek
usaha dan potensi keuntungan yang proyek tertentu seperti proyek pemerintahan
lebih besar (optimalisasi bagi kedua
belah pihak).
3. Biaya konstruksi lebih rendah karena yang terdapat aturan untuk melakukan
hubungan yang dekat dan langsung pelelangan secara terbuka
antara perancang dan pelaksana
4. Apabila terjadi perubahan design, biaya
menimbulkan desain ekonomi yang
menjadi lebih tinggi karena diperlukan
berpotensi menghasilkan keuntungan
penyesuaian design dan pembuatan detail
yang besar
baru yang dibebankan pada nilai konstruksi
4. Meminimalisir adanya kesalahan
interpretasi rancangan teknis dari 5. Keterbatasan komunikasi antara owner
perancang ke kontraktor dengan kontraktor
5. Tidak memerlukan sumber daya dan
keahlian yang tinggi pada seluruh
tahap proyek karena lebih
memprioritaskan pengendalian biaya
daripada teknis

6. Resiko pembangunan menjadi lebih


kecil karena adanya pengalihan
langsung perancangan desain detail
kepada penyedia jasa

3) Construction Manager (CM)


CM ditugaskan oleh owner untuk membuat dokumen pengadaan dan mengawasi
pelaksanaan konstruksi. Namun, CM dapat berperan dari awal daur hidup proyek.
Terdapat 2 jenis CM:
• Agency Construction Management (ACM)
• Construction Manager-at-Risk (CM-at-Risk)
Agency Construction Manager
Agency Construction Manager adalah seorang CM yang dapat menggantikan peran owner
dalam suatu proyek. CM dapat available hanya dengan panggilan atau selama proyek
berlangsung. CM berlaku sebagai bagian dari internal organisasi owner dan bertugas dari
awal hingga akhir proyek.
Construction Manager-at-Risk (CM-at-Risk)
CM at Risk ini seringkali dipakai oleh owner swasta. CM bertugas dalam dua tahap:
• Pada saat planning dan conceptual design, yaitu bergabung dengan designer untuk
perancangan. Dengan demikian, CM akan memberikan masukan kepada
perancangan mengenai jadwal, biaya dan juga constructability.
• Pada saat pelaksanaan konstruksi berlaku sebagai general contractor.
Dengan CM ini dapat diterapkan strategi fast track, yaitu proses perencanaan dapat
diselingi dengan proses konstruksi. Namun memiliki resiko apabila terjadi kesalahan pada
proses perancangan, akan langsung berimbas pada proyek konstruksinya.
Kelebihan Kekurangan
1. Biaya optimal proyek dapat dicapai 1. Keterlibatan owner yang kurang
karena tim MK sudah berpartisipasi 2. Proyek-proyek ini bisa sangat rumit
pada tahap awal perencanaan dan dengan kurangnya keterlibatan
2. Biaya keseluruhan proyek dapat owner maka sumber daya manusia
dihemat dibanding dengan sistem yang terlibat akan sulit merasa
tradisional. terberdayakan.
3. Dengan sistem fast track tidak perlu
menunggu perencanaan selesai
seluruhnya
4. Waktu yang digunakan untuk
perencanaan dapat lebih panjang
5. Pengadaan material/ peralatan impor
dapat diukur secara dini sehingga
kemungkinan terlambat lebih kecil
4) Swakelola
Sistem PDS Swakelola (Owner-Provided Delivery) merupakan sistem pada suatu kondisi
dimana pemilik adalah suatu institusi/organisasi yang memiliki cukup sumber daya
berkeahlian cukup baik di bidang pembangunan suatu proyek, dengan berbagai rencana
proyek yang biasanya bersifat tipikal, namun berjumlah banyak, dan dilaksanakan secara
berulang, sebagian besar owner tersebut memilih metode ini. Sistem ini menempatkan
owner pada posisi sebagai General Contractor yang dapat memilih sub‐ kontraktor
dan penyedia material dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi proyeknya
Kelebihan Kekurangan
1. Pemilik memiliki kewenangan dan 1. Pemilik memiliki resiko yang
kendali penuh dalam seluruh sangat besar terhadap proyek secara
proses/tahapan konstruksi, dari mulai keseluruhan. Kesalahan/kekurangan
perencanaan, perancangan hingga pada tahap perancangan, desain
pelaksanaan konstruksi melalui menjadi tanggung jawab pemilik
perwakilan/koordinatornya. secara langsung, hingga pada proses
2. Pemilik dapat mengeluarkan biaya pelaksanaan konstruksinya.
yang rendah dalam proses 2. Diperlukan sumber daya yang
perencanaan/perancangan, karena cukup dengan keahlian yang
dikerjakan secara internal yang mumpuni di dalam pihak pemilik
biasanya dibayar dengan nilai/gaji agar proyek dapat terlaksana dengan
tertentu yang tidak memperoleh baik.
benefit/keuntungan tambahan, bahkan 3. Biaya kepastian pelaksanaan
bila owner meminta pekerjaan proyek secara keseluruhan
perubahan/penyesuaian tidak dapat ditentukan/diketahui di
3. Biaya konstruksi lebih kecil karena awal fase proyek, karena terdapat
subkontraktor dipilih secara langsung kemungkinan Change Order pada saat
(tanpa melalui General Contractor) proyek berlangsung yang
dan beberapa supplier diikat dalam mempengaruhi biaya proyek
suatu kontrak/MoU pengadaan dalam keseluruhan.
jumlah banyak yang pada dasarnya
dapat memberikan harga terbaik
kepada pemilik.

5) Variasi DB
a. Turnkey
Karakteristik Turnkey adalah sama dengan DB tapi ditambahkan tanggung jawab
operasi dan pemeliharaan proyek kepada design-builder. Jadi ketika proyek selesai,
design-builder ”turns over the keys”, namun tanggung jawab masih berada di design-
builder.
Beberapa jenis Turnkey:
• Design-Build-Operate-Transfer: waktu operasi pendek, biasanya satu tahun.
Karakteristik jenis Turnkey ini menyerupai model BOOT (Build Own Operate
Transfer), hanya saja pihak pemerintahan menjadi owner dari proyek yang
didirikan.
• Design-Build-Operate-Maintain: dikenal dengan super turnkey, waktu operasi
dan pemeliharaan yang lama (10-15 tahun)
Kelebihan Kekurangan

1. Hanya memiliki satu sumber 1. Kebutuhan jangka panjang


tanggung jawab untuk harus ditentukan terlebih
beragam fungsi desain, dahulu agar spesifikasi yang
konstruksi, dan pemeliharaan. benar dapat dibuat.
2. Kontraktor DBOM dapat 2. Owner kehilangan banyak
membuat program kendali yang biasanya mereka
pemeliharaan jangka panjang miliki dengan kontrak
di muka, ditambah perkiraan tradisional.
biaya. 3. Perhatian besar diperlukan
3. Pengetahuan tentang metode untuk memastikan standar
dan bahan yang akan yang benar ditentukan untuk
digunakan memungkinkan desain, konstruksi, dan
kontraktor DBOM untuk pemeliharaan, terutama jika
mengembangkan rencana pemilik tidak terbiasa dengan
pemeliharaan yang disesuaikan prosesnya
yang mengantisipasi potensi 4. Banyak risiko ditempatkan
masalah sehingga mengurangi pada kontraktor tetapi ini
risiko dan biaya. biasanya tercermin dalam

4. Mengurangi waktu dan harganya.

masalah terkait operasional 5. Harga dapat berubah menjadi

dan pemeliharaan. berlebihan dalam jangka


panjang (lihat PFI untuk
informasi lebih lanjut)

• Design-Build-Own-Operate-Transfer: lebih luas cakupannya dan lebih lama


operasi dan pemeliharaannya. Biasanya untuk infrastruktur seperti jalan dan
jembatan tol. Dapat pula dikembangkan dengan skema pendanaan oleh pihak
swasta atau developer.
Kelebihan Kekurangan

1. Meminimalkan biaya publik 1. biaya transaksi yang lebih


untuk pembangunan tinggi.
infrastruktur. 2. Hanya berlaku untuk proyek
2. Menyediakan kesempatan besar
untuk inovasi atau 3. Mengharuskan keberhasilan
pengembangan infrastruktur penggalangan dana
3. Memberikan kesempatan 4. Dapat membutuhkan
untuk mendatangkan ahli pendapatan operasional yang
4. Memungkinkan setiap pihak besar untuk berhasil.
untuk fokus pada potensinya 5. Membutuhkan tata kelola
5. Menempatkan dana sektor perusahaan yang kuat.
publik di tempat yang paling 6. Dapat menempatkan sektor
dibutuhkan. publik pada posisi yang kurang
menguntungkan.
Secara general, keuntungan dan kerugian variasi DB Turnkey adalah sebagai
berikut :
Kelebihan Kekurangan

1. Mengurangi total waktu selama proses 1. Biaya yang lebih tinggi diasumsikan
kontrak dengan hanya memiliki satu karena risiko yang lebih tinggi saat
proses, bukan dua yang terpisah ingin mengambil tanggung jawab
2. Meminimalkan adanya perubahan total. Informasi yang tersedia lebih
(yang menghasilkan lebih banyak sedikit untuk menyiapkan proposal,
biaya terhadap kontraktor) selama sehingga penawar mengasumsikan
pelaksanaan proyek karena perubahan akan ada banyak risiko.
dan penyesuaian menjadi tanggung 2. Ada perbedaan yang lebih besar ketika
jawab satu-satunya kontraktor. membandingkan penawaran, karena
3. Solusi praktis untuk proyek yang lebih masing-masing penyedia memiliki
kecil yang biasanya memiliki kriteria yang berbeda untuk menilai
anggaran terbatas untuk proyek risiko, sementara secara teknis,
tersebut. terdapat perbedaan asumsi dan kriteria

4. Mengurangi kesibukan owner dalam yang bervariasi saat menyajikan

hal manajemen dan supervisi proyek solusi.

karena tanggung jawab penuh hanya 3. Biasanya desain terlalu besar karena

ada pada satu kontraktor, sehingga kurangnya informasi yang tersedia

lebih mudah bagi pemilik untuk pada saat penawaran sedang

mengelola dan berkomunikasi dengan disiapkan, beberapa faktor toleransi

satu penyedia. dipertimbangkan ketika mengacu pada


kapasitas peralatan dan diperhitungkan
dalam risiko yang diasumsikan,
menyebabkan dimensi yang lebih
tinggi, karena ini harga peralatan yang
lebih tinggi disajikan dalam
penawaran.
4. Setelah memenangkan kontrak,
dikhawatirkan kontraktor mencari cara
untuk menghemat selama
implementasi karena harganya sudah
ditentukan, sehingga detail desain
berada di bawah standar yang
ditentukan dan/atau menambahkan
bahan atau peralatan berkualitas
rendah pada spesifikasi teknis yang
diterima.
5. Persaingan dibatasi karena biasanya
hanya pesaing terbesar yang dapat
menanggung risiko tertinggi dan
tanggung jawab penuh proyek.

b. Variasi Turnkey
Selain skema pendanaan diperkenalkan dalam turnkey terdapat beberapa skema lain:
• Finance, Design, Build, Transfer
Pelaku swasta membangun aset dan menunjang biaya selama masa konstruksi,
setelah itu tanggung jawab diserahkan kepada badan publik. Dalam hal risiko dan
keterlibatan sektor swasta, model ini berada di ujung bawah spektrum untuk kedua
pihak tersebut.
• Finance, Design, Build, Operate, Transfer
Metode ini sangat mirip dengan BOOT dimana kontraktor menanggung risiko
pembiayaan hingga akhir masa kontrak. Pemilik kemudian memikul tanggung
jawab untuk pemeliharaan dan pengoperasian. Model ini banyak digunakan dalam
proyek infrastruktur tertentu seperti jalan tol. Perusahaan konstruksi swasta
bertanggung jawab atas desain dan konstruksi infrastruktur untuk pemerintah, yang
merupakan pemilik sebenarnya. Selain itu, pihak swasta memiliki tanggung jawab
untuk menggalang dana selama masa konstruksi dan eksploitasi. Biasanya, sektor
publik memulai pembayaran kepada sektor swasta untuk penggunaan aset pasca
konstruksi. Ini adalah model yang paling umum digunakan di UE menurut
Pengadilan Auditor Eropa
• Finance, Design, Build, Own, Operate, Transfer
Pengembangan pada metode ini adalah selama masa konstruksi, perusahaan swasta
memiliki dan mengoperasikan fasilitas dengan tujuan utama untuk memulihkan
biaya investasi dan pemeliharaan sambil mencoba mencapai margin yang lebih
tinggi pada proyek.
c. Variasi Pendanaan

Operator swasta dan developer menawarkan berbagai variasi kepada owner swasta
dalam menjalankan DB.

Seperti:

• Lease-develop-operate: owner memberikan operator swasta untuk menyewa,


mengoperasikan, dan mengembangkan fasilitas yang ada dalam jangka panjang.
Operator swasta mendapatkan dana dari pihak lain untuk owner untuk
mengembangkan fasilitas dan owner akan menggunakan sebagian dana leasing
untuk membayar hutangnya. Operator yang akan melakukan planning dan
conceptual design. Kemudian operator memilih design-builder untuk
mengembangkan fasilitas. Pendekatan ini banyak diikuti dalam pengembangan
fasilitas bandara.
• Public-private partnership (PPP): Owner adalah pemerintah yang mengundang
pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pengadaan infrastruktur untuk publik.

Keuntungan dari sistem delivery PPP adalah :

1. Adanya pembagian risiko antara pihak swasta dan pemerintah


2. Pelaksanaan yang lebih efisien
3. Manfaat ekonomi yang lebih luas
4. Penghematan biaya

Kerugian dari sistem delivery PPP adalah:

1. Setiap kemitraan publik-swasta melibatkan risiko bagi peserta swasta, yang secara
wajar mengharapkan kompensasi untuk menerima risiko tersebut. Hal ini dapat
meningkatkan biaya pemerintah.
2. Ketika hanya ada sejumlah kecil entitas swasta yang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan sebuah proyek, pihak penawar yang relatif sedikit berarti sedikitnya
persaingan dan mengurangi kemitraan yang hemat biaya.
3. Keuntungan proyek dapat bervariasi tergantung pada risiko yang diasumsikan,
tingkat persaingan, dan kompleksitas serta ruang lingkup proyek.
4. Jika keahlian dalam kemitraan terletak pada pihak swasta, pemerintah berada pada
posisi yang tidak menguntungkan. Misalnya, mungkin tidak dapat secara akurat
menilai biaya yang diusulkan.

B. PDS yang cocok untuk Proyek Cable Car di Bandung

Gambar ilustrasi rencana proyek cable car bandung

Proyek cable car merupakan salah satu proyek yang diusung Cable car merupakan sebuah
proyek yang telah diusung semenjak tahun 2012 di era pemerintahan Dada Rosada, walikota
Bandung periode 2008-2013, dan kemudian dilanjutkan oleh walikota Bandung saat ini,
Ridwan Kamil. Tujuan dari pembangunan proyek ini adalah untuk mengatasi kemacetan kota
bandung dan juga sebagai sarana wisata karena bentuknya akan seperti kereta gantung. Namun,
berdasarkan berita terbaru yang kami temuka tanggal 22 April 2019, proyek cable car Bandung
masih belum selesai karena terganjal persoalan status tanah.

Menurut kelompok kami, berdasarkan analisis keuntungan dan kelebihan masing-masing


PDS, PDS variasi DB dapat meminimalisir timeline proyek dan resiko pemerintah, namun
keterlibatan pemerintah sangat sedikit selama proses konstruksi berlangsung, sehingga
pengawasan dan komunikasi sulit berlangsung. Melihat dari jenis proyek dan kebutuhan akan
Cable Car Bandung, sistem PDS yang cocok adalah Design-Bid-Build. Pemerintah bertindak
sebagai owner dapat mengendalikan secara penuh pada perencanaan, perancangan, dan
kegiatan konstruksinya. Selain itu, biaya yang dikeluarkan pun sudah pasti sesuai dengan RAB
yang telah ditandatangani sehingga akan meminimalisir adanya pembengkakan biaya saat
konstruksi. Untuk metode CM dan design-build sendiri akan menyebabkan pemerintah sebagai
owner tidak bisa hands-on dalam pengerjaan proyek tersebut dan pengawasan terhadap proyek
tersebut menjadi kurang. Alasan lainnya adalah, proyek pemerintah biasanya menggunakan
pelelangan terbuka agar semua orang dapat menilai secara objek berdasarkan proposal harga
terendah atau terbaik.

Referensi :

https://www.tekniksipildopp.com/2018/12/jenis-jenis-project-delivery-method-pdm.html

https://caridokumen.com/download/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-delivery-project-
_5a45f43bb7d7bc7b7ae2f853_pdf

https://www.bumdkbb.com/2019/04/22/proyek-cable-car-terganjal-status-tanah/

Anda mungkin juga menyukai