2) Design-Build
Design build merupakan sistem pekerjaan yang hanya menggunakan 1 entitas untuk
bertanggung jawab sebagai perancang dan pelaksana. Design and build (rancang bangun),
dapat juga diartikan dengan suatu pengadaan dengan sistem satu kontrak antara pemilik
proyek (owner), dengan sebuah tim pelaksana konstruksi yang bertanggung jawab
melaksanakan proses perancangan dan konstruksi sekaligus secara efisien. Pemilihan
design-builder dapat dilakukan dengan negosiasi maupun dengan kompetitif. Berikut
adalah kelebihan dan kekurangan sistem design-build
Kelebihan Kekurangan
5) Variasi DB
a. Turnkey
Karakteristik Turnkey adalah sama dengan DB tapi ditambahkan tanggung jawab
operasi dan pemeliharaan proyek kepada design-builder. Jadi ketika proyek selesai,
design-builder ”turns over the keys”, namun tanggung jawab masih berada di design-
builder.
Beberapa jenis Turnkey:
• Design-Build-Operate-Transfer: waktu operasi pendek, biasanya satu tahun.
Karakteristik jenis Turnkey ini menyerupai model BOOT (Build Own Operate
Transfer), hanya saja pihak pemerintahan menjadi owner dari proyek yang
didirikan.
• Design-Build-Operate-Maintain: dikenal dengan super turnkey, waktu operasi
dan pemeliharaan yang lama (10-15 tahun)
Kelebihan Kekurangan
1. Mengurangi total waktu selama proses 1. Biaya yang lebih tinggi diasumsikan
kontrak dengan hanya memiliki satu karena risiko yang lebih tinggi saat
proses, bukan dua yang terpisah ingin mengambil tanggung jawab
2. Meminimalkan adanya perubahan total. Informasi yang tersedia lebih
(yang menghasilkan lebih banyak sedikit untuk menyiapkan proposal,
biaya terhadap kontraktor) selama sehingga penawar mengasumsikan
pelaksanaan proyek karena perubahan akan ada banyak risiko.
dan penyesuaian menjadi tanggung 2. Ada perbedaan yang lebih besar ketika
jawab satu-satunya kontraktor. membandingkan penawaran, karena
3. Solusi praktis untuk proyek yang lebih masing-masing penyedia memiliki
kecil yang biasanya memiliki kriteria yang berbeda untuk menilai
anggaran terbatas untuk proyek risiko, sementara secara teknis,
tersebut. terdapat perbedaan asumsi dan kriteria
karena tanggung jawab penuh hanya 3. Biasanya desain terlalu besar karena
b. Variasi Turnkey
Selain skema pendanaan diperkenalkan dalam turnkey terdapat beberapa skema lain:
• Finance, Design, Build, Transfer
Pelaku swasta membangun aset dan menunjang biaya selama masa konstruksi,
setelah itu tanggung jawab diserahkan kepada badan publik. Dalam hal risiko dan
keterlibatan sektor swasta, model ini berada di ujung bawah spektrum untuk kedua
pihak tersebut.
• Finance, Design, Build, Operate, Transfer
Metode ini sangat mirip dengan BOOT dimana kontraktor menanggung risiko
pembiayaan hingga akhir masa kontrak. Pemilik kemudian memikul tanggung
jawab untuk pemeliharaan dan pengoperasian. Model ini banyak digunakan dalam
proyek infrastruktur tertentu seperti jalan tol. Perusahaan konstruksi swasta
bertanggung jawab atas desain dan konstruksi infrastruktur untuk pemerintah, yang
merupakan pemilik sebenarnya. Selain itu, pihak swasta memiliki tanggung jawab
untuk menggalang dana selama masa konstruksi dan eksploitasi. Biasanya, sektor
publik memulai pembayaran kepada sektor swasta untuk penggunaan aset pasca
konstruksi. Ini adalah model yang paling umum digunakan di UE menurut
Pengadilan Auditor Eropa
• Finance, Design, Build, Own, Operate, Transfer
Pengembangan pada metode ini adalah selama masa konstruksi, perusahaan swasta
memiliki dan mengoperasikan fasilitas dengan tujuan utama untuk memulihkan
biaya investasi dan pemeliharaan sambil mencoba mencapai margin yang lebih
tinggi pada proyek.
c. Variasi Pendanaan
Operator swasta dan developer menawarkan berbagai variasi kepada owner swasta
dalam menjalankan DB.
Seperti:
1. Setiap kemitraan publik-swasta melibatkan risiko bagi peserta swasta, yang secara
wajar mengharapkan kompensasi untuk menerima risiko tersebut. Hal ini dapat
meningkatkan biaya pemerintah.
2. Ketika hanya ada sejumlah kecil entitas swasta yang memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan sebuah proyek, pihak penawar yang relatif sedikit berarti sedikitnya
persaingan dan mengurangi kemitraan yang hemat biaya.
3. Keuntungan proyek dapat bervariasi tergantung pada risiko yang diasumsikan,
tingkat persaingan, dan kompleksitas serta ruang lingkup proyek.
4. Jika keahlian dalam kemitraan terletak pada pihak swasta, pemerintah berada pada
posisi yang tidak menguntungkan. Misalnya, mungkin tidak dapat secara akurat
menilai biaya yang diusulkan.
Proyek cable car merupakan salah satu proyek yang diusung Cable car merupakan sebuah
proyek yang telah diusung semenjak tahun 2012 di era pemerintahan Dada Rosada, walikota
Bandung periode 2008-2013, dan kemudian dilanjutkan oleh walikota Bandung saat ini,
Ridwan Kamil. Tujuan dari pembangunan proyek ini adalah untuk mengatasi kemacetan kota
bandung dan juga sebagai sarana wisata karena bentuknya akan seperti kereta gantung. Namun,
berdasarkan berita terbaru yang kami temuka tanggal 22 April 2019, proyek cable car Bandung
masih belum selesai karena terganjal persoalan status tanah.
Referensi :
https://www.tekniksipildopp.com/2018/12/jenis-jenis-project-delivery-method-pdm.html
https://caridokumen.com/download/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-delivery-project-
_5a45f43bb7d7bc7b7ae2f853_pdf
https://www.bumdkbb.com/2019/04/22/proyek-cable-car-terganjal-status-tanah/