Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas mempunyai ikatan kontrak. Konsultan
Pengawas bertanggung jawab wajib melaporkan kemajuan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
Pemberi tugas memberi imbalan berupa fee atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan
Pengawas.
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana mempunyai ikatan kerja kontrak.
Untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang disarankan oleh Pemilik Proyek, kontraktor
memerlukan biaya sesuai dengan perjanjian dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah
pihak. Biaya dapat diberikan oleh Pemberi Tugas dengan sistem pembayaran sesuai dengan
ketentuan yang termuat di dalam kontrak yang telah ditandatangani.
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana mempunyai ikatan kontrak. Konsultan
Perencana bertanggung jawab wajib merencanakan pekerjaan kepada pemberi tugas. Pemberi tugas
memberi imbalan atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Perencana.
Hubungan antara kedua belah pihak mempunyai ikatan kerja peraturan pelaksanaan pekerjaan.
Konsultan Pengawas mempunyai tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan
oleh Kontraktor, sedangkan Kontraktor dapat mengkonsultasikan masalah-masalah yang timbul di
lapangan dengan Konsultan Pengawas.
Saat pelaksanaan pembangunan berlangsung pihak konsultan perencana dapat membuat jadwal
pertemuan rutin dengan kontraktor untuk membahas hal-hal yang mungkin perlu mendapat
pemecahan dari perencana misalnya saat aproval material atau pembuatan gambar shop drawing
sebagai pedoman pelaksanaan proyek. hal-hal yang sering menjadi permasalahan dari produk
perencana misalnya material yang telah ditentukan pada RKS sulit ditemukan pada saat
pembangunan atau harganya terlalu mahal melebihi RAB sehingga kontraktor mengusulkan
persetujuan perubahan material untuk digunakan sebagai pengganti. masalah lainya misalnya
perbedaan gambar rencana dengan kondisi exsiting lapangan sehingga kontraktor membuat gambar
perubahan yang memerlukan persetujuan konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek sehingga
diperlukan kerjasama dan hubungan yang baik antara kontraktor dan konsultan perencana
2. TUGAS KONTRAKTOR / PELAKSANA
Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk melaksanakan
pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak
yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani
surat perjanjian pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek.
Pada Proyek ‘tempat penulis kerja praktek’ ini, pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan
secara langsung kepada kontraktor pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Peraturan
dan persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak.
Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek (owner) dan dalam
melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dari owner serta dapat berkonsultasi secara
langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. Perubahan
desain harus segera dikonsultasikan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
menjalankan fungsinya, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah
direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan.
2. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan harian, mingguan, serta
bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain:
• Pelaksanaan pekerjaan.
• Prestasi kerja yang dicapai.
• Jumlah tenaga kerja yang digunakan.
• Jumlah bahan yang masuk.
• Keadaan cuaca dan lain-lain.
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lain yang
digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan
waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan.
2. Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
3. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang telah disepakati.
4. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan kerusakan
sampai pada penyerahan pekerjaan.
5. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan yang diakibatkan
oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke tempat pekerjaan.
6. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan dengan
pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan yang logis dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.
7. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan pekerjaan,
serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan.