Sebagai peraturan pelaksana undang-undang Bersifat teknis berupa pedoman, metode dan baku mutu
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 tentang KepMen LH Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis Kualitas Air
Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
Kegiatan Berbasis Resiko
KepMen LH Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2012 tentang
Kehutanan KepMen LH Nomor 19 Tahun 2004 tentang Pedoman Pangaduan Kasus
Pencemaran dan atau Perusakan ingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang KepMen LH Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup Banyak lampiran mengatur Perlindungan Air, Hidup (UPL)
Udara, Pengelolaan B3, Persetujuan Lingkungan. Peraturan Menteri LH Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri LH Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri LH Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
Berupa pedoman teknis, baku mutu lokal atau pengaturan Berupa pengaturan kelembagaan di tingkat kabupaten / Kota dan
Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2006 tentang Tata Ruang Wilayah penunjukan SKPD dan pejabat pelaksana perlindungan dan
Propinsi Jawa Timur pengelolaan lingkungan hidup
Peraturan Daerah No. 5/1992, Tentang Perlindungan Hutan di Propinsi
Jawa Timur
Contoh
Peraturan Daerah No. 11/1991, Tentang Penetapan Kawasan Lindung di
Propinsi Jawa Timur; Perda tentang Rencana Tata Ruang Daerah
Peraturan Daerah No. 05/2000, Tentang Pengendalian Pencemaran Air di Perda tentang Kawasan Lindung
Jawa Timur Perda tentang Sumur Resapan
Keputusan Gubernur No. 129/1996, Tentang Baku Mutu Udara Ambient Keputusan Bupati/ Walikota tentang Pembentukan Tim Penilai Amdal
dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Propinsi Jawa Timur
Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 54 Tahun 2002 tentang Tata
Laksana Penilaian Dokumen AMDAL di Propinsi Jawa Timur
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/179/KPTS/2002 tentang
Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jawa Timur.
Beberapa pengertian dasar
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
UU No 32 tahun 2009 tentang daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
Perlindungan dan Pengelolaan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
Lingkungan Hidup perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum.
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana
yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan
hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
(1) RPPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c terdiri atas: (2) Penyusunan RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperhatikan:
a. RPPLH nasional; a. keragaman karakter dan fungsi ekologis;
b. RPPLH provinsi; dan b. sebaran penduduk;
c. RPPLH kabupaten/kota. c. sebaran potensi sumber daya alam;
(2) RPPLH nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a disusun d. kearifan lokal;
berdasarkan inventarisasi nasional. e. aspirasi masyarakat; dan
(3) RPPLH provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disusun f. perubahan iklim.
berdasarkan: (3) RPPLH diatur dengan:
a. RPPLH nasional; a. peraturan pemerintah untuk RPPLH nasional;
b. inventarisasi tingkat pulau/kepulauan; dan b. peraturan daerah provinsi untuk RPPLH provinsi; dan
c. inventarisasi tingkat ekoregion. C. peraturan daerah kabupaten/kota untuk RPPLH kabupaten/kota.
(4) RPPLH kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c disusun (4) RPPLH memuat rencana tentang:
berdasarkan:
a. pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;
a. RPPLH provinsi;
b. pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup;
b. inventarisasi tingkat pulau/kepulauan; dan
c. pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam;
c. inventarisasi tingkat ekoregion.
d. adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
(1) Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH. (1)Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
(2) Dalam hal RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tersusun, dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup, dengan memperhatikan: (2) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;
b. keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan a. pencegahan;
c. keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat. b. penanggulangan; dan
(3) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud c. pemulihan.
pada ayat (2) ditetapkan oleh: (3) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
a. Menteri untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
dan pulau/kepulauan; Pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggung jawab usaha
b. gubernur untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup provinsi dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan
dan ekoregion lintas kabupaten/kota; atau tanggung jawab masing-masing.
c. bupati/walikota untuk daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
kabupaten/kota dan ekoregion di wilayah kabupaten/kota.
(1) Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan (1) Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan pencemaran lingkungan hidup wajib melakukan pemulihan fungsi lingkungan
dan/atau kerusakan lingkungan hidup. hidup.
(2) Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan (2) Pemulihan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada
hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan: ayat (1) dilakukan dengan tahapan:
a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur
lingkungan hidup kepada masyarakat; pencemar;
b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; b. remediasi;
c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan c. rehabilitasi;
hidup; dan/atau d. restorasi; dan/atau
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
dan teknologi. teknologi.