Anda di halaman 1dari 42

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)

Kami yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : AHMAD ANWAR ABDUL AZIZ BARABA
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : Jl. Mayjend Panjaitan RT 02 RW 04 Kelurahan Purbalingga Lor,
Kecamatan Purbalingga, Kabupaten Purbalingga.

Selaku penanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dari :


Nama/Kegiatan Usaha : Pembangunan Perumahan Gemuruh Estate
Alamat kegiatan/ usaha : Desa Gemuruh , Kecamatan Padamara, Kabupaten
Purbalingga
Jenis Usaha/Sifat Usaha : Pembangunan Perumahan

Pada prinsipnya bersedia dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan seluruh


pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan sebagaiman tersebut dalam
dokumen ini dan bersedia untuk diawasi oleh instansi yang berwenang.

Purbalingga, Agustus 2014


Yang menyatakan

AHMAD ANWAR ABDUL AZIZ BARABA


Direktur Utama

Nomer bukti :
penerimaan oleh
instansi LH
Tanggal :

Penerimaan : Nama Ttd


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas barokah , hidayah
dan rohmat-Nya, sehingga penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup yang berupa surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup ( SPPL ) ini
dapat terselesaikan dengan baik.

Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan


Lingkungan Hidup ( SPPL ) ini sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban sebagaimana
diamanatkan dalam undang-Undang Nomer 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan-peraturan lainnya, terkait dengan
kegiatan pembangunan perumahan.

Semoga dengan tersusunnya dokumen ini untuk menjadi pedoman dan partisipasi
kami dalam melakukan usaha/kegiatan pembangunan Perumahan Gemuruh Estate di
Desa Gemuruh , Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga,

Pada kesempatan ini, tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang tulus kepada
pihak yang telah membantu penyusunan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup ( SPPL ) ini.

Purbalingga, Agustus 2014


Yang menyatakan

A. ANWAR ABDUL AZIZ BARABA


Direktur Utama
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ( SPPL )

I. PENDAHULUAN
I.1. Judul Kegiatan
Surat pernyataan kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup ( SPPL ) kegiatan/usaha Pembangunan Perumahan Gemuruh Estate di
Desa Gemuruh oleh PT. Putra Mutiara Permata.

I.2. Dasar Hukum

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomer 5. Tahun 2012


tentang jenis rencana usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analis
mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) maka kegiatan/usaha
pembangunan Perumahan dengan luas 5.793 m 2, tidak termasuk dalam golongan
yang rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL
karena tidak menimbulkan dampak penting. Berdasarkan Keputusan Bupati
Purbalingga No 29 Tahun 2004 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan
yang wajib dilengkapi dokumen Upaya Pengelolaan dan pemantuan Lingkungan
Hidup di Kabupaten Purbalingga, usaha tersebut di atas harus dilengkapi
dokumen lingkungan hidup yang berupa Surat Pernyataan Pengelolaan dan
Pemantuan Lingkungan Hidup (SPPL)

Berdasarkan hal tersebut maka PT. PUTRA MUTIARA PERMATA yang


berencana melakukan Pembangunan Perumahan Gemuruh Estate di Desa
Gemuruh , Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga melengkapi diri dengan
menyusun dokumen Lingkungan yang berupa Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL).
Dalam menyusun SPPL, beberapa peraturan perundangan yang menjadi
dasarnya antara lain :

a. Undang-undang Nomer 5 Tahun 1990, tentang konservasi sumber daya


alam hayati dan ekosistimnya (lembaran Negara Republik Indonesia tahun
1990 nomer. 49, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomer.
3419).

b. Undang-undang Nomer. 13 tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan


( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1992 nomer. 23 , tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomer. 3470 ).

c. Undang-undang Nomer. 26 tahun 2007 Tentang penataan ruang


( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 nomer. 68 , tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomer. 4725 ).

d. Undang-undang Nomer. 12 tahun 2008 Tentang Pemerintah Daerah


( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomer. 59 , tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia nomer. 4844 ).

e. Undang-undang Nomer. 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan


sampah( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 nomer. 69 ,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomer. 4851).

f. Undang-undang Nomer.32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan


pengelolaan Lingkungan Hidup( Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2009 nomer. 140, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
nomer.5059).

g. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan( Lembaran


Negara Republik Indonesia tahun 2009 nomer. 144, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomer.5063).
h. Peraturan Pemerintah Nomer . 41 Tahun1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999
nomer. 68, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomer 3853).

i. Peraturan Pemerintah Nomer . 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan


kwalitas air dan pengendalian pencemaran air (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2001 nomer.153, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomer 4161).

j. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/MENKES/PER/1977 Tentang baku


mutu limbah cair domestic.

k. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1977 Tentang


Syarat-syarat dan pengawasan kwalitas air.

l. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomer. 48/MENLH/11/1996 Tentang


baku mutu tingkat kebisingan .

m. Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang


persyaratan kwalitas air.

n. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomer . 05 Tahun 2012


Tentang jenis rencana usaha dan / atau kegiatan yang wajib dilengkapi
analisa mengenai dampak lingkungan.

o. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomer . 16 Tahun 2012


Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

p. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomer. 112 Tahun 2003


Tentang Baku mutu air limbah domestic .

q. Peraturan Daerah Propinsi daerah Tingkat 1 Jawa Tengah nomer. 1 Tahun


1990 Tentang pengelolaan Lingkungan Hidup, di Propinsi Daerah Tingkat 1
Jawa Tengah ( Lembaran Daerah Propinsi Daerah tingkat 1 Jawa Tengah
thn 1990 Nomer . 9).
r. Peraturan Daerah Propinsi daerah Tingkat 1 Jawa Tengah nomer. 5 Tahun
2007 Tentang Pengendalian lingkungan hidup di Propinsi Daerah Tingkat 1
Jawa Tengah ( Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah thn 2007 Nomer .5
seri E nomer . 2 Tambahan LembaranDaerah Propinsi Jawa Tengah nomer.
4).

s. Peraturan Daerah Propinsi daerah Tingkat 1 Jawa Tengah nomer. 5 Tahun


2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomer . 10 Tahun 2004
tentang Baku mutu air limbah .

t. Keputusan Gubernur KDH TK. 1 Jawa Tengah Nomer 660.1/26/1990


Tentang baku mutu air di Propinsi Jawa Tengah.

u. Keputusan Gubernur jawa Tengah Nomer 8 Tahun 2001 Tentang baku


mutu udara ambient Propinsi Jawa Tengah .

v. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomer 5 Tahun 2011 Tentang


RT,RW Kabupaten Purbalingga Tahun 2011-2031 .

w. Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomer 2 Tahun 2014 Tentang


Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten
Purbalingga.

x. Keputusan Bupati Purbalingga No. 28 Tahun 2004 Tentang Pedoman umum


Pengelolaan Lingkungan dan upaya Pemantauan Lingkungan ( UKL-UPL )
Kabupaten Purbalingga ( Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga
Nomer . 28,Tanggal28 Agustus 2005 seri E Nomer. 16) .

y. Keputusan Bupati Purbalingga No. 29 Tahun 2004 Tentang jenis rencana


usaha dan/atau kegiatan wajib dilengkapi dokumen pengelolaan
lingkungan( Lembaran Daerah Kabupaten Purbalingga Nomer . 29,Tanggal
28 Agustus seri E Nomer. 16).
I.3. Tujuan dan kegunaan

a. Tujuan

1) Mengendentifikasi kegiatan yang berpontensi mrnimbulkan dampak


terhadap lingkungan .

2) Mengendentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan terkena


dampak

3) Memperkirakan dan mengevaluasi dampak lingkungan yang mungkin


terjadi

4) Merumuskan saran tidak program upaya pengelolaan dan pemantauan


lingkungannya .

b. Kegunaan

1) Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin terjadi akibat kegiatan


yang ada .

2) Sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam menangani dampak yang


mungkin terjadi .

3) Sebagai instrument pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan


pengolalaan dan pemantauan lingkungan .

4) Sebagai acuan untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan dan pemantauan


lingkungan bagi pemerintah dan masyarakat.
II. INFORMASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

II.1. Indentitas Pemrakarsa .

a. Nama Perusahaan : PT. PUTRA MUTIARA PERMATA

b. Jenis Kegiatan Usaha : Pembangunan Perumahan Taman Mutiara

c. Alamat Perusahaan : Desa Gemuruh ,


Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga

d. Nama Pimpinan : AHMAD ANWAR ABDUL AZIZ BARABA

e. No. Telepon/ Fax : (0281) 7641783

f. Lokasi Pabrik

 Desa : Gemuruh

 Kecamatan : Padamara

 Kabupaten : Purbalingga

 Propinsi : Jawa Tengah

g. Batas Lokasi rencana usaha/kegiatan

 Sebelah Utara : Jalan Raya Kutasari

 Sebelah Timur : Tijah

 Sebelah Selatan : Kali Pundul

 Sebelah Barat : Sumardi


Lokasi Perumahan
Gemuruh Estate

Gambar 1. Lokasi Perumahan Gemuruh Estate di Wirasana dalam Kecamatan


Padamara
h. Perijinan yang dimiliki:
Perizinan yang dimiliki PT. Putra Mutiara Permata pada pembangunan
perumahan Gemuruh Estate seperti tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Surat surat izin perusahaan


Nomor dan
Masa
No Jenis izin Tanggal Pemberi izin
berlaku
penerbitan

1. Akta pendirian Perseroan


terbatas
2. Nomor Pokok Wajib Pajak Kementrian Keuangan RI.
( NPWP ) Direktorat Pajak

3. SIUP Kantor Penanaman Modal


dan Perizinan Terpadu
Kabupaten Purbalingga

4. TDP Kantor Penanaman Modal


dan Perizinan Terpadu
Kabupaten Purbalingga

5. Izin Lokasi Pembangunan Bupati Purbalingga


Perumahan

II.2. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

1. Luas Tanah

Pembangunan Perumahan “GEMURUH ESTATE” rencananya di Desa


Gemuruh , Kecamatan Padamara, Purbalingga dengan luas lahan yang akan
dimanfaatkan 5.793 m2 berupa lahan pertanian. Luas areal terbangun secara
keseluruhan berdasarkan gambar rencana site plan adalah terdiri rumah
tinggal, prasarana jalan lingkungan, saluran pembuangan air hujan, fasilitas
umum dan fasilitas sosial seperti masjid, lapangan dan RTH (Ruang terbuka
Hijau).
Tabel 2. Lahan Yang Dikuasai

No Jenis Penggunaan Luas ( m2) Keterangan

1. Tanah Efektif …………


a. Type 36/80 35 unit …………
b. Type 55/90 10 unit …………
c. Type 70/ 10 unit …………

2. Fasilitas Sosial ………… -


3. Jumlah 5.793

2. Luas Tanah untuk Pemanfaatan Bangunan

a. Unit Rumah
Dalam tapak proyek seluas 5.793 m2 akan dibangun 39 unit rumah dengan
tipe 36/...., tipe 55/.... dan type 70/..... Ketiga tipe tersebut dibangun dengan
aturan building coverage rencana sebesar .... %. Tipe dan jumlah unit rumah
yang akan dibangun disajikan dalam tabel 3. Spesifikasi masing-masing tipe
perumahan terlampir.
Tabel 3. Tipe dan Jumlah Unit Rumah

No Tipe Rumah Ukuran (m x m) Jumlah Luas ( m2)


(Unit)
1. Kios 4x8 11
2. Type 55/…… …………………… 17
3. Type 36/…. . 11

JUMLAH 39 5.793

b. Prasarana Lingkungan dan Fasilitas Penunjang

Prasarana Lingkungan dan Fasilitas penunjang yang direncanakan di


Perumahan “GEMURUH ESTATE” meliputi: jalan, Tempat Ibadah, Sarana
Olahraga, Taman Prasarana Lingkungan dan fasilitas penunjang pada tabel4.
Tabel 4. Jenis Fasilitas Umum dan Prasarana Jalan yang direncanakan
No Jenis Fasilitas Keterangan
1. Tempat Ibadah 1 unit
2. Sarana Olahraga 1 unit
3. Taman 1 unit
4. Jalan (type) GSB (m)
a. DAMIJA 9 m Lebar 9 m
b. DAMIJA 7 m Lebar 7 m
c. DAMIJA 6 m Lebar 6 m
d. DAMIJA 5 m Lebar 5 m

c. Penyediaan dan Kebutuhan Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan air Perumahan Taman Mutiara Wirasan Purbalingga


direncanakan akan menggunakan sumber air yang berasal dari PDAM.
Perkiraan rata-rata pemakaian air bersih harian per orang Indonesia adalah
144 L atau setara dengan sekitar 8 botol gallon air kemasan ( Survei
Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya pada tahun 2006 ).
Dengan asumsi setiap rumah dihuni 5 jiwa, maka kebutuhan air bersih bagi
perumahan Taman Mutiara yaitu 39 x 5 x 144 L = 28.080 L per hari atau
28,08 m3 hari.

Asumsi kegiatan penyiraman tanaman/taman, meliputi kebutuhan


penyiraman tanaman 5 liter per hari sehingga selama 30 hari adalah 5 liter x
30 hari sebesar 150 liter/bulan. Asumsi kegiatan kebersihan, meliputi
pengepelan lantai 5 liter per hari sehingga selama 30 hari adalah 5 liter x 30
hari sebesar 150 liter/bulan.

Kebutuhan harian
Air
bersih = 842.400
liter
Septictan
k

Sumber air Sanitasi dan


bersih = kebersihan
842.700 ltr /
bulan 150 liter

Penyiraman
tanaman
150 liter
saluran Air ( Drainase )

Gambar 2. Neraca Penggunaan air


d. Kebutuhan Listrik

Rencana penggunaan energy listrik untuk perumahan dan fasilitas


penerangan umum akan memanfaatkan energy listrik yang bersumber dari
PT. PLN (Persero). Ditiap-tiap rumah aliran listrik akan disambungkan dengan
daya atau kapasitas terpasang 900 kwh.

e. Penanganan Limbah

1. Limbah padat / Timbunan sampah


a) Penimbunan sampah
Mulai dari sumber penimbunan sampah mulai mendapat penanganan
berupa pewadahan dan pemisahan jenis organic dan anorganik oleh
penghuni perumahan setempat, sehingga akan mempermudah dan
memperlancar penanganan selanjutnya .

b) Pengumpulan sampah

Tahap ini adalah kegiatan berupa pengambilan sampah dari sumber


penghasil yaitu dari masing-masing rumah diangkut dengan gerobak
sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk
dimanfaatkan lebih lanjut atau dengan bekerjasama dengan DPU
Kabupaten Purbalingga untuk diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA).

Perkiraan jumlah timbunan sampah Perumahan Taman Mutiara


Wirasana-Purbalingga dengan asumsi timbunan sampah perorang/hari
sebesar 2,5 liter untuk 55 unit rumah dengan anggota 5
jiwa/rumah,maka timbunan sampah Perumahan Taman Mutiara
sebesar 2,5 x 39 x 5 = 687,5 liter/hari atau 0,4875 m 3/hari .

2. Limbah cair/ Pengolaan Air Buangan Kotor.

Aktifitas rumah tangga akan menghasilkan limbah domestic. Dalam hal ini
pemrakarsa menyediakan prasarana pengelohan limbah domestic tersebut
(septictank) disetiap unit rumah. Septictank rencana dibangun untuk
menampung dan mengolah buangan dari KM/WC. Rencana pembuatan
septictank didasarkan dengan jumlah rumah yang dibangun, dimana setiap
1 rumah akan dibangun 1 buah septictank. Septictank akan dibangun
dengan dimensi p x l x t = 1 m x 1 m x 1,5 m. Septictank ini dilengkapi
dengan bak control dan bak pelimpah masing-masing 1 buah.
Luapan/overflow dari septictank dialirkan ke bak pengendapan limbah cair.
Apabila penuh penghuni nanti untuk pengolahan limbah domestic dengan
sistem sedot kepada pengelola jasa pengolahan limbah domestic yang
telah berizin .

f. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Perumahan ( mengacu pada Surat


keputusan Menteri kesehatan No. 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan )

1. Lokasi

 Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran


sungai, aliran lahar, gelombang tsunami, longsor dan sebagainya .
 Tidak terletak pada daerah tempat pembuangan akhir sampah dan
bekas lokasi pertambangan .
 Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah
kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan .
2. Kualitas Udara , Kebisingan, dan getaran
Kualitas udara ambien dilingkungan perumahan harus bebas dari
gangguan gas beracun baik oleh alam atau aktifitas manusia, dan
memenuhi persyaratan baku mutu udara yang berlaku, dengan
perhatian khusus terhadap parameter-parameter sebagai berikut :
 Tingkat kebisingan dilokasi tidak melebihi 45-55 dba .
 Gas berbau ( H2S dan NH3 ) secara biologis tidak terdekteksi .
 Partikel debu diameter < 10 ug tidak melebihi 150 ug/m 3.
 Gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm .
 Debu terhadap tidak melebihi 350 mm3/m2 perhari .
 Tingkat getaran di lingkungan perumahan harus memenuhi
maksimal 10mm/detik .
3. Kualitas Tanah
Kualitas tanah pada daerah perumahan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut;
 Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg .
 Arsenik total maksimum 100 mg/kg .
 Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg .
 Benzo (a) pyreno maksimal 1 mg/kg .
4. Kualitas Air Tanah

Kualitas air tanah pada daerah perumahan minimal harus memenuhi


persyaratan air baku, air minum ( golongan B ) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku .

5. Sarana dan Prasarana lingkungan


 Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga
dengan kontruksi yang aman dari kecelakaan .
 Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan
vector penyakit dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku .

 Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut

 Kontruksi jalan tidak membahayakan kesehatan .


 Kontruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat .
 Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman .
 Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan
 Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup
sepanjang
Waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku .
 Pengolalan pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah
tangga harus
Memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
 Pengolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku .
 Memiliki akses terhadap ssarana pelayanan umum dan social
seperti keamanan, Kesehatan, komonikasi,tempat kerja,tempat
hiburan,tempat pendidikan , kesenian dan lain sebagainya .
 Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan sesuai
dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku .
 Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi
kontaminasi Yang dapat menimbulkan keracunan , sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku .
6. Binatang penularan penyakit

1) Indek lalat dilingkungan perumahan harus memenuhi persyaratan


sesuai dengan perundang-undangan berlaku .
2) Indek jentik nyamuk (angka bebas jentik) diperumahan tidak
melebihi 5%.
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan dilingkungan perumahan merupakan
pelindung dan juga fungsi untuk kesejukan , keindahan dan kelestarian
alam.
g. Persayaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Tinggal ( mengacu pada
surat Keputusan Menteri Kesehatan No 829/Menkes/SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan )

1. Bahan bangunan :

a) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan antara lain sebagai berikut :
 Debu total tidak lebih dari 150 ug/m3
 Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
 Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg .
b) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikro organism dan pathogen .

2. Komponen dan Penataan Ruang Rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis


sebagai berikut;
a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b) Dinding
 Diruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara .
 Dikamar mandi dan tempat cuci harus kedap air, dan mudah
dibersihkan.
c) Langit langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan.
d) Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih
harus memiliki
Dan dilengkapi dengan penangkal petir .
e) Ruang didalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai
ruang tamu, ruang
Keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang
mandi,ruang bermain anak.
f) Ruang dapur harus dilengkapi sarana pembuangan asap.
g) pencahayaan
Pencahayaan alam dan / atau buatan langsung maupun tidak
langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal
intensitasnya 60 lux, dan tidak menyilaukan .
h) Kualitas udara didalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai
berikut :
 Suhu udara nyaman berkisar 180C sampai 300C
 Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
 Pertukaran udara ( air exchange rate ) = 55 kaki kubik
/menit/penghuni
 Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
 Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
 Konsentrasi gas formaidehide tidak melebihi 120 mg/m3
i) Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen
minimal 10% dari luas lantai.
j) Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang didalam rumah .
k) Air
 Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/hari/orang.
 Kualitas air memenuhi pesyaratan kesehatan air bersih
dan / atau air minum sesuai dengan peraturan
perundang-undang yang berlaku .
l) Sarana Penyimpana Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
m) Limbah
 Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari
sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari
permukaan tanah .
 Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
pencemaran terhadap permukaan tanah serta air bersih .
n) Kepadatan Hunian Ruang Tidur
Luas ruang tidur minimal 8 meter dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur
kecuali anak dibawah umur 5 tahun .

3. Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Kegiatan Pembangunan Perumahan Gemuruh Estate di Wirasana akan


minimbulkan dampak, baik dampak negatif maupun dampak positif. Dampak
yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan Pembangunan Perumahan Gemuruh
Estate di Wirasana harus dikelola secara baik dan efisien sehingga dampak
negatif dapat diminimalisir dan dampak positif dioptimalkan. Kegiatan
Pembangunan Perumahan Gemuruh Estate di Wirasana dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu;
1. Prakonstruksi;
a) Sosialisasi dan Perizinan
Sosialisasi dilaksanakan untuk memberikan persepsi positif kepada
masyarakat terkait rencana pembangunan perumahan. Kegiatan ini juga
dilakukan dengan melakukan pengurusan ijin kepada instansi-instansi
terkait Pada tahap pra konstruksi ini juga dilakukan kegiatan survey
lapangan, studi kelayakan, dan penyusunan desain rencana
Pembangunan Perumahan Taman Mutiara.
b) Persiapan lahan
Kegiatan penyiapan lahan yang dimaksud adalah mempersiapkan secara
fisik lahan yang rencana akan digunakan untuk lokasi bangunan dan
prasarana penunjang. Lahan yang rencana akan digunakan untuk
pembangunan Perumahan Gemuruh Estate di Wirasana, dengan luas
9,181 m2. Oleh karena itu saat kegiatan penyiapan lahan ini, pihak
pemrakarsa melakukan proses pembebasan, proses pembayaran
terhadap pihak lain. Kondisi lahan semula hanya berupa sawah dan
penutup lahan, sehingga saat kegiatan ini dilakukan pembersihan vegetasi
dan semak perdu, pembuatan pondasi di batas lahan hingga pemerataan
tanah dasarnya .
c) Pengukuran Lahan
Kegiatan ini dilakukan dengan pengukuran luas lahan total terhadap
volume bangunan yang direncanakan. Dilakukannya pengukuran tersebut
dimaksudkan agar perencanaan desain bangunan rumah dan tata ruang
lingkungan sekitarnya dapat disesuaikan antara jumlah lahan terbangun
terhadap open green space area, sehingga dalam pelaksanaannya dapat
memenuhi kaidah atau peraturan yang ada.
SOSIALISASI PRESEPS
DAN I
PERIZINAN MASAYARAKAT

PERSIAPAN
LAHAN PERUBAHANN FUNGSI
LAHAN

TAHAP PRA
PELUANG KERJA DAN
KONTRUKSI USAHA
BARU BAGI
MASYARAKAT

PENGUKURAN
TANAH

KERESAHAN
MASYARAKAT
GAMBAR 3. DIAGRAM ALIR KOMPONEN KEGIATAN PRA KONTRUKSI
2. Konstruksi;
a) Mobilisasi Alat dan Material
Pembangunan yang dilaksanakan akan membutuhkan banyak peralatan
kerja dan bahan material bangunan. Alat-alat tersebut akan digunakan
baik pada saat pekerjaan galian, pekerjaan urugan tanah, pekerjaan
pengecoran (pondasi, kolom , balok, plat) dan pekerjaan konstruksi atap
bangunan.
Tabel 5. Jenis Peralatan dan material yang digunakan
Spesifikasi/ Spesifikasi/
No Peralatan Kapasitas No Material Kapasitas
Satuan Satuan

1 Bekhoe/Excavator 1 1 Semen 15.750 sak

2 Wals 1 2 Batu Pecah 1.250 m3

3 Dump Truck 3 3 Kayu 155,6 m3

4 Mixer Beton/Molen 3 4 Pasir Urug 385.500 m3

5 Pompa Air 1 5 Bata Merah 29.761.550 bh

6 Stamper - 6 Kawat Beton 4.950 kg

7 Meteran gulung 4 7 Paku 4.650 kg

8 Truck Fuso - 8 Kayu Meranti -

9 Truck Colt Diesel - 9 Poliwood 9 mm -

10 Mobil Pick Up 1 10 Sirtu 2.500 m3

11 Cangkul 20 11 Kerikil/Krop 850 m3

12 Linggis 5 12 Mur/Baud 4.650 kg

13 Sekop 5 13 Paving Blok -

14 Peralatan Tukang - 14 Tanah Urug -

15 Alat Keselamatan Kerja - 15 Reddimix -

16 Mixer Beton Reddimix -


Kebutuhan bahan dan material bangunan untuk keperluan konstruksi fisik
banyak didatangkan dari luar lokasi pembangunan. Kondisi ini
diperkirakan akan sering terjadi mobilisasi kendaraan proyek yang keluar
masuk ke lokasi pemabangunan yang menyebabkan gangguan
kelancaran dan keselamatan lalulintas di jalan-jalan sekitar lokasi
pembangunan serta diperkirakan pula dapat meningkatkan kadar debu
dan kebisingan .
Tabel 6. Jenis Bahan Material dan Alat Angkut yang digunakan
No Jenis Bahan material Jenis alat angkut Frekuensi

1 Kayu Truck

2 Besi beton Dump truck

3 Pasir Dump truck

4 Split Dump truck

5 Batu bata Colt pickup,truck

6 Genting Colt pickup

7 Semen (Portland cement) Truck

8 Keramik Colt pickup

9 Bahan sanitary Colt pickup

b) Mobilisasi Tenaga Kerja


Perekrutan tenaga kerja saat konstruksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja saat pelaksanaan yaitu membangun Perumahan aman mutiara
beserta sarana dan prasarana. Saat kegiatan ini akan merekrut tenaga kerja
seperti mandor, tukang batu , tukang kayu , tukang besi, hingga tukang ledeng.
Selain itu juga beberapa tenaga kerja yang membutuhkan keahlian khusus
seperti manager site, arsitek, ahli struktur-kontruksi, ahli ME. Kebutuhan tenaga
kerja untuk kegiatan pembangunan Perumahan terutama pada tahap
konstruksi digunakan sesuai kualifikasi pekerjaan. Untuk tenaga penunjang
(tenaga kasar) diprioritaskan berasal dari penduduk lokal yang berasal dari
sekitar lokasi kegiatan sesuai dedngan kebutuhan dan bidang keahliannya.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk bidang pekerjaan meliputi : Pekerja Kasar,
Mandor, Tukang, Kepala Tukang dan Tenaga Ahli. Kualifikasi tukang minimal
pendidikan SD dan berpengalaman pada bidang yang serupa. Sedangkan
tenaga ahli yang diperlukan dengan kualifikasi tingkat pendidikannya adalah
sarjana yang berpengalaman pada bidang yang serupa. Kebutuhan tenaga
kerja pada kegiatan Pembangunan Peruahan Taman Mutiara selengkapnya
tersaji dalam tabel 7.
Tabel 7 Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja yang dibutuhkan pada Tahap
Konstruksi
Jenis Kewarga-
Pendidikan
Kualifikasi Kelamin negaraan
Pekerja Akademi/
Lk W WNI WNA SD SMP SMA
PT
Tenaga Ahli 3 - 3 - - - - 3
Mandor 5 - 5 - - - 5 -
Tukang Kayu 12 - 12 - 6 6 - -
Tukang batu 14 - 14 - 7 7 - -
Pembantu/kene 24 - 24 - 24 - - -
k
Tukang cat 7 - 7 - 3 4 - -
Supir 3 - 3 - - - 3 -
Mekanikal- 2 - 2 - - - 2 -
elektrikal
Satpam 4 - 4 - - - 4 -
Lain-lain 1 - 1 - - - 1 -
JUMLAH 75 - 75 - 40 17 15 3

Kegiatan mobilisasi dan perekrutan tenaga kerja ini dapat memunculkan


dampak positif berupa tercipyanya kesempatan dan peluang kerja bagi
masyarakat umum maupun masyarakat sekitar, sehingga tidak sedikit
masyarakat yang menaruh harapan dapat ikut bekerja saat pelaksanaan
kontruksi berlangsung.

c) Pembuatan Lahan
Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan terdiri dari rangkaian
kegiatan, yaitu pembukaan lahan dan penyiapan lahan berupa
pembersihan pengangankutan, pemindahan dan pematangan lahan
(penggalian, penimbunan, dan pemadatan lahan).

d) Kontruksi Bangunan Unit Rumah


Pembangunan fisik bangunan terbagi atas 2 (dua) pekerjaan yaitu
pekerjaan struktur bawah dan struktur atas. Pekerjaan struktur bawah
meliputi galian tanah, pondasi, pembuatan drainese, saluran pelimpahan
air hujan. Sedangkan pekerjaan struktur atas meliputi pemasangan kolom
struktur, pemasangan lantai keramik, konstruksi atap, pasangan bata,
plesteran dinding serta aspal. Dalam melaksanakan pekerjaan struktur
merupakan kegiatan inti konstruksi yang sangat membutuhkan ketelitian
dan kecermatan dalam pengerjaannya, kondisi tersebut sangat rawan
terjadi kecelakaan kerja jika tidak dilaksanankan sesuai dengan stansdar
Operattion Precedure (SOP) yang telah ditetapkan .
PENINGKATAN INSTENSITAS
VOLUME KEBISINGAN
MOBILISASI LALU LINTAS
ALAT DAN GANGGUAN
MATERIAL KESEHATAN
CECERAN TANAH PENURUNAN
KUALITAS
DEBU UDARA

PELUANG KERJA
DAN USAHA

MOBILISASI TINGKAT
TAHAP TENAGA KERJA PENDAPATAN
KONTRUKS
I

INTERAKSI SOSIAL KAMTIBMAS PRESEPSI


MASYARAKAT

PERUBAHAN GANGGUAN KESEHATAN


LAHAN VEGETASI MASYARAKAT
PEMBUKAAN
LAHAN CECERAN
TANAH
ADANYA TANAH PENINGKATAN
SISA GALIAN LALU LINTAS
KUALITAS

SURFACE RUN PENURUNAN


OFF KUALITAS AIR
PERMUKAAN
KONTRUKSI PENINGKATAN
PEMBANGUNAN KEBISINGAN
UNIT RUMAH KESEHATAN PERSEPSI
MASYARAKAT MASYARAKAT
KUALITAS
UDARA

K3

GAMBAR 8. DIAGRAM ALIR KOMPONEN KEGIATAN TAHAP KONTRUKSI


3. Operasional
Keberadaan Perumahan Taman Mutiara dapat pula meningkatkan iklim
perekonomian di wilayah setempat, karena Perumahan taman Mutiara juga
akan dilengkapi dengan adanya beberapa ruko sehingga kesempatan kerja
dan peluang usaha bagi masyarakat sekitarnya, misalnya dengan
membuka usaha di salah satu ruang took yang tersedia dilokasi sekitar
Perumahan Taman Mutiara .

a) Tersediaanya Perumahan

Setelah kegiatan pembangunan fisik telah selesaidibangun, maka


Perumahan Taman Mutiara secara langsung dapat difungsikan
sebagai kawasan hunian. Dalam perencanaan hingga beroperasinya
tiap-tiap rumahyang terbangun dibuka dan dijual bagi masyarakat
umum yang mempunyai minat untuk pilihan tinggal atau berinvestasi
di kawasan Perumahan Taman Mutiara .

Rutinitas dan aktifitas yang ada di perumahan Taman Mutiara


diperkirakan dapat berdampak negative dan positif bagi masyarakat
sekitar, antara lain dihasilkan sampah dari penghuni perumahan dan
gangguan keamanan lingkungan. Kondisi ini secara langsung dapat
pila berimbas ke lingkungan pemukiman selitarnya .

b) Aktifitas Kegiatan Domestik ( MCK,dapur )

Aktifitas ini diperkirakan akan rutin berlangsung setiap hari, oleh


karena itu di tiap- tiap rumah disediakan KM/WC dan ruang dapur.
Dampak yang diperkirakan akan muncul dari kegiatan ini adalah
dihasilkannya limbah cair domestic setiap harinya, penangganan yang
kurang baik terhadap limbah cair domestic ini dapat menurunkan
kualitas air tanah di sekitarnya. Khususnya meningkatkan kadar
bakteri Coli dan Coliform di dalam air sumur dangkal. Fasilitas
penunjang yang disediakan di tiap-tiap rumah salah satunya adalah
dapur untuk aktifitas rumah tangga, sehingga sangat bermanfaat
sebagai ruang untuk memasak makanan dan menyiapkan minuman
sehari-hari. Tapi disisi lain keberadaan fasilitas tersebut diperkirakan
berdampak menjadi sumber muncuknya vector penyakit akibat dari
sampah-sampah organic yang dihasilkan serta kurang terjaganya
kebersihan ruang dapur .

c) Gangguan Lalu Lintas

Apabila mobilisasi penghuni dilakukan serentak pada jam sibuk maka


dampaknya terhadap pelayanan jalan semakin menurun sehingga
terjadi antrian (kemacetan) di pintu keluar-masuk perumahan.
Dampak tersebut akan berlangsung selama kegiatan operasional dan
peningkatan volume lalu lintas dan kemacetan lalulintas terjadi akibat
kegiatan operasional Perumahan Taman Mutiara .

d) Tingkat Pendapatan

Peluang berusaha bagi penduduk untuk turut mendukung


keberadaan Perumahan Taman Mutiara adalah peluang usaha untuk
lokasi berdagang serta peluang lainnya sekiranya dapat dimanfaatkan
oleh penduduk sekitar dan menguntungkan kedua belah pihak.
Peluang usaha tersebut diharapkan akan menjadi sumber mata
pencaharian penduduk local sehingga dapat meningkatkan
pendapatan mereka .

e) Sistem Tanggap Darurat

Terjadi bencana dan kebakaran di perumahan berpontensi


menimbulkan dampak kepanikan/kecemasan penghuni perumahan.
Besaran dampak dapat dilihat dari frekuensi terjadinya
kegawatdaruratan dan penyediaan fasilitas keselamatan seperti alat
pemadam kebakaran .
III. DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TERJADI, UPAYA PENGELOLAAN DAN
UPAYA PEMANTUANA LINGKUNGAN HIDUP.

3.1. Dampak Lingkungan yang mungkin terjadi.

Dampak lingkungan yang mungkin terjadi dari Pembangunan Perumahan

“GEMURUH ESTATE” di Desa Gemuruh , Purbalingga dapat dibedakan menjadi 3

tahapan yaitu tahap pra-konstrukdi, konstruksi dan operasional. Analisis yang

dilakukan dalam tiap tahapan meliputi 4 aspek yaitu aspek fisik-kimia, aspek biologi,

aspek sosial, ekonomi dan budaya serta aspek kesehatan masyarakat. Dampak

lingkungan yang mungkin terjadi dan upaya pengelolaan lingkungan hidup dalam

pembangunan Perumahan “GEMURUH ESTATE” adalah seperti pada tabel 8.


Tabel 8. Dampak Lingkungan yang akan terjadi dan upaya pengelolaan lingkungan pembangunan perumahan
Gemuruh Estate

Waktu
Komponen Dampak Yang Upaya Pengelolaan Pelaksa
No Tolak Ukur Lokasi Pengawas
Kegiatan/ Sumber Akan Terjadi Lingkungan na
Dampak

1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1 Survey, Keresahan Pengaduan Sosialisasi Lokasi Sebelu Pemraka BLH
pemetaan,pengukur masyarakat masyarakat Pelengkapan perijinan peruma m rsa Satpol PP
an lahan han kegiata Desa
n Gemuruh
dilaksa
nakan.
2 Pembebasan Keresahan dan Pengaduan Pembayaran melalui Desa Sekali Pemraka BLH
Lahan (Pengadaan Kecemburuan Masyarakat mekanisme sesuai Gemur sesuai rsa
Tanah) sosial kesepakatan dan uh dengan Satpol PP
tepat waktu kesepa Desa
katan Gemuruh

II TAHAP KONSTRUKSI

1. Rekruitmen Tenaga Peluang kerja Jumlah - Sosialisasi Desa Sekali Pemraka BLH
Kerja Keresahan dan tenaga pengadaan tenaga Gemur rsa
Kecemburuan kerja local kerja melalui uh Satpol PP
pemerintah desa
Masyarakat yang
- Penerimaan tenaga Dinsosnake
terserap kerja dengan system rtrans
dan terbuka
pengaduan Desa
masyarakat Gemuruh

2. Mobilisasi Pencemaran - PP N0 41 - Penggunaan alat Lokasi Selama Pemraka BLH


Peralatan dan udara th 1999 transportasi yang Peruma kegiata rsa
Material Kebisingan ttg laik pakai han n DPU
Pengenda - Pengusungan
Rusaknya sarana berlang
lian material dengan Satpol PP
dan prasarana Pencemar penutup di atasnya sung
jalan dan drainase an Udara - Pengerjaan kegiatan Desa
- Kepmen tidak pada jam Gemuruh
LH No 48 istirahat masyarakat
th 1996 - Beban maksimal
ttg Baku kendaraan
Mutu disesuaikan dengan
Kebisinga kapasitas tonase
n dan kelas jalan
- Tingkat - Penghijaun di
kerusakan sekitar lokasi
jalan dan perumahan
saluran
drainase
- Peluang Usaha - Jumlah - Sosialisasi terhadap Lokasi Selama Pemraka BLH
- Gangguan lalu usaha pedagang disekitar Peruma kegiata rsa
lintas informal lokasi han n DPU
- Ganguan estetika - Pengadua - Pengaturan arus lalu berlang
n lintas keluar masuk Desa
dan masyarak lokasi kegiatan oleh sung Gemuruh
kenyamanan at petugas
- Menurunnya - Jumlah - Pemberian sarana
Tingkat pekerja/m penerang jalan dan
kesehatan asyarakt lampu peringatan
Pekerja dan yang sakit - Pengadaan papan
peringantan pada
masyarakat
sekitar lokasi
kegiatan
- Memberikan sarana
dan prasarana K3
- Pemberian
asuransi/tunjangan
kesehatan bagi
pekerja
3. Pematangan Lahan Pencemaran - PP N0 41 - Penggunaan alat Lokasi Selama Pemraka BLH
udara dan th 1999 berat yang masih Peruma kegiata rsa
kebisingan ttg laik operasional han n DPU
Pengenda - Penyiraman lokasi
Pengubahan berlang
lian setelah kegiatan Desa
bentang lahan Pencemar selesai sung Gemuruh
Penurunan an Udara - Penghijauan di
kualitas dan - Kepmen sekitar lokasi
kuantitas air LH No 48 perumahan
Bahaya banjir th 1996 - Pembuatan saluran
ttg Baku drainase menuju
Mutu sungai sehingga
Kebisinga larian air dapat
n terkendali
- Luas -
lahan
yang
berubah
fungsi
- Intensitas
banjir
Penurunan - UU No 5 - Penghijauan di Lokasi Selama Pemraka BLH
keanekaragaman th 1990 sekitar lokasi Peruma kegiata rsa
flora dan fauna ttg kegiatan han n DPU
Konserva
berlang
si Sumber Desa
daya sung
Gemuruh
Alam dan
Ekosistem
nya
peliuang - jumlah - pemberian Lokasi Selama Pemraka BLH
usaha usaha kesempatan usaha Peruma kegiata rsa
menurunny non untuk masyarakat han n DPU
a kesehatan formal sekitar kegiatan berlang
pekerja/masyarak - jumlah - Memberikan sarana DKK
at pekerja/m dan prasarana K3 sung
asyarakat seperti sepatu boot, Desa
yang sakit topi, kaus tangan dll Gemuruh
- Pemberian
asuransi/tunjangan
kesehatan bagi
pekerja
4 Pembuatan - PP N0 41 - Pemakaian Lokasi Selama Pemraka BLH
Bangunan Pencemaran th 1999 peralatan berat yang Peruma kegiata rsa
udara dan ttg laik pakai sehingga han n DPU
kebisingan Pengenda mengurangi emisi berlang
Penurunan lian gas buang Desa
kualitas air Pencemar - Penempatan tanah sung Gemuruh
Penurunan an Udara galian dengan
Kuantitas air - Kepmen dipadatkan dan
Kerusakan LH No 48 diberi tanggul
sarana dan th 1996 sehingga tidak
prasarana jalan ttg Baku terbawa air hujan
dan drainase Mutu menuju sungai
Kebisinga Gemuruh maupun
n Punjul
- PP no 82 - Pembuatan saluran
th 2001 pembuangan
ttg limpasan semen,
Pengelola kapur ke tempat
an penampungan
kualitas - Penempatan mesin
air dan pengaduk semen
Pengenda yang tepat
lian - Pengangutan
Pencemar material oleh truk
an Air volumenya
- Permenke disesuaikan dengan
s No 416 tonase dan kelas
th 1990 jalannya.
ttg syarat- - Perbaikan jalan dan
syarat saluran drainase bila
dan terjadi kerusakan
pengawas - Pembuatan sumur
an resapan untuk
kualitas menjaga kuantitas
air air permukaan
- Tingkat
kerusakan
jalan dan
saluran
drinase
Ganguan - Intensitas - Pemberian rambu- Lokasi Selama Pemraka BLH
kelancaran dan kecelakan rambu peringatan di Peruma kegiata rsa
keslamatan lalu yang sekitar lokasi han n DPU
lintas terjadi di kegiatan berlang
Ganguan sekitar - Pengaturan lalu DKK
estetika dan lokasi lintas keluar masuk sung
kenyamanan kegiatan lokasi kegiatan oleh Desa
Gangguan - Pengadua petugas Gemuruh
kesehatan dan n - Pemberian lampu
keslamatan masyarak penerangan
pekerja/masyarak at - Pekerjaan di
at - Banyakny lakukan tidak pada
a jam jam masyarakat
pekerja/m istirahat
asyarakat - Pekerja dilengkapi
yang sarana dan
mengala prasaranja K3
mi - Pekerja diberikan
gangguan jaminan
kesehatan kesehatan/asuransi
kesehatan
-
III TAHAP OPERASIONAL
1 Hunian dan Penurunan - Perda - Pembuatan saluran Lokasi Sekali Pemraka BLH
Pemanfaatan kualitas dan Propinsi pembuangan limbah peruma rsa
kuantitas Air Jawa domestic dengan han DPU
Banjir Tengah system IPAL
No 10 th Komunal DKK
2004 ttg - Untuk menjaga agar
Baku kuantitas air tetap Desa
Mutu Air terjaga dan Gemuruh
Limbah mencegah banjir
- Berkurang dengan
nya pembanguan sumur
kuantitas resapan
air - Pembuatan biopori
. Ganguan - Ada - Pengelolaan Lokasi Sekali Pemraka BLH
estetika dan tidaknya sampah dimujlai dari peruma rsa
kenyamanan timbunan tingkat hunian han DPU
Ganguan sampah dengan penyediaan
dan keslamatn - tingkat tempat sampah DKK
lalu lintas dan terpilah, pengadaan
Kecemburu intensitas TPS Desa
an social kecelakaa - Pemberian rambu Gemuruh
Peluang n yang peringatan dan
usaha terjadi lampu penerangan
Perbedaan - pengadua jalan
budaya n - Pembuatan
masyarak manajemen
at pengelolaan sarana
- ada dan prasarana
tidaknya umum, pelayanan
akulturasi umum
budaya
2 Pemeliharaan dan Gangguan - Penagdua - Pembentukan Lokasi Sekali Pemraka BLH
perawatan kenyamana dan n organisasi peruma rsa
bangunan estetika masyarak pemeliharaan dan han DPU
at perawatan sarana
dan prasarana DKK
umum seperti
taman, rumah Desa
ibadah, IPAL Gemuruh
Komunal

TABEL 9 Matrik Upaya Pemantauan (UPL) Perumahan “GEMURUH ESTATE” Desa Gemuruh , Kecamatan
Padamara, Purbalingga
Komponen Upaya Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantau
Komponen
Lingkungan
Kegiatan/ Dampak yang Tolak Ukur Waktu
Yang Pelaks Pengaw Instansi
Sumber akan Terjadi Dampak Metode Lokasi dan
Terkena ana as Terkait
Dampak Periode
Dampak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I. TAHAP PRA KONSTRUKSI


1. Survai, Keresahan Masyarakat Tingkat Wawancara. Desa Pada Pemrak BLH -
Pengurusan masyarakat keresahan Dan Gemuruh tahapan arsa
Ijin dan masyarakat observasi survey, Pemerint
sosialisai lapangan pemetaa ah Desa
rencana n dan
kegiatan penguku
ran
lahan.

2. Pengadaan - Peningkatan Masyarakat - Tingkat Wawancara Desa Tahapan Pemrak BLH BPN
Lahan Pendapatan Pendapat dan observasi Gemuruh Pembeb arsa
- Keresahan masyarakat lapangan asan dan Pemerint
- Tingkat ah Desa
Masyarakat pembelia
keresahan
-Kecemburuan masyarakat n lahan
sosial - Tingkat
kecemburua
n masyarakat

II. TAHAP KONSTRUKSI


1. Rekruitmen - Kesempatan Masyarakat - Jumlah tenaga Wawancara Desa Tahapa Pemra BLH Dinsosna
Tenaga kerja kerja lokal dan Gemuruh n karsa kertrans
Kerja - Peningkatan yang Pemerin
terserap observasi rekrutm
pendapatan lapangan en tah
- Tingkat
- Keresahan dan Pendapatan tenaga Desa
kecemburuan masyarakat kerja
masyarakat - Tingkat
keresahan
dan
kecemburua
n
-
2. Mobilisasi - Pencemaran Udara - Tingkat - uji udara Lokasi Tahapa Pemra BLH DPU
peralatan udara Air pencemaran ambien Kegiatan n karsa
dan material - Kebisingan Jalan raya udara oleh - Uji tingkat Pemerin DKK
emisi gas pembangu mobilisa
- kerusakan Drainase kebisingan tah
buang dan na si Satpol
prasarana Pekerja - Observasi Desa
debu perumahan peralata PP
jalan dan masyarakat - Tingkat
lapangan
- Observasi n dan
drainase kebisingan
- Pencemaran - Tingkat lapangan material
air permukaan kerusakan - Wawancara
- Peluang usaha jalan raya dan
sektor non
dan drainase observasi
- Tingkat lapangan
formal pencemaran - Wawancara
- ganngguan air oleh - Wawancara
kenyamanan ceceran oli dan
dan estetika dan bahan
observasi
- Gangguan dan bakar
- Jumlah orang
lapangan
kecelakaan
yang
lalu lintas
bergerak
- gangguan dalam sektor
kesehatan dan non formal
keslamatan - Tingkat
kerja kenyamanan
dan
keindahan
- Intensitas dan
jumlah
pekerja dan
masyarakat
yang sakit
3. Pematangan - Pencemaran Udara - Tingkat - uji udara Lokasi Tahapa Pemra BLH DPU
lahan udara Air pencemaran ambien Kegiatan n karsa
- Kebisingan Jalan raya udara oleh - Uji tingkat Pemerin DKK
emisi gas pembangu pemata
- kerusakan Drainase kebisingan tah
buang dan na ngan Satpol
prasarana Pekerja - Observasi Desa
debu perumahan lahan PP
jalan dan masyarakat - Tingkat
lapangan
drainase kebisingan - Observasi
- Luas daerah - Tingkat lapangan
yang berubah kerusakan - Observasi
fungsinya jalan raya lapangan
- Pencemaran
dan drainase - Observasi
- Perubahan lapangan
air permukaan bentang - Wawancara
- Penurunan lahan dan
keaneka - Tingkat observasi
ragaman flora pencemaran
lapangan
dan fauna air oleh
ceceran oli
- Wawancara
- Peluang usaha - Wawancara
dan bahan
sektor non dan
bakar
formal - Jumlah flora observasi
- ganngguan dan fauna lapangan
kenyamanan yang hilang
dan estetika akibat
- Gangguan dan adanya
kecelakaan kegiatan ini
lalu lintas - Jumlah orang
- gangguan yang
kesehatan dan bergerak
dalam sektor
keslamatan
non formal
kerja - Tingkat
kenyamanan
dan
keindahan
- Intensitas dan
jumlah
pekerja dan
masyarakat
yang sakit
4. Pembuatan - Pencemaran Udara - Tingkat - uji udara Lokasi Tahapa Pemra BLH DPU
Bangunan udara Air pencemaran ambien Kegiatan n karsa
- Kebisingan Jalan raya udara oleh - Uji tingkat Pemerin DKK
emisi gas pembangu konstruk
- kerusakan Drainase kebisingan tah
buang dan na si Satpol
prasarana Pekerja - Observasi Desa
debu perumahan PP
jalan dan masyarakat - Tingkat
lapangan
drainase kebisingan - Observasi
- Luas daerah - Tingkat lapangan
yang berubah kerusakan - Observasi
fungsinya jalan raya lapangan
- Pencemaran
dan drainase - Observasi
- Perubahan lapangan
air permukaan bentang - Wawancara
- Penurunan lahan dan
keaneka - Tingkat observasi
ragaman flora pencemaran
lapangan
dan fauna air oleh
ceceran oli
- Wawancara
- Peluang usaha - Wawancara
dan bahan
sektor non dan
bakar
formal - Jumlah flora observasi
- ganngguan
kenyamanan dan fauna lapangan
dan estetika yang hilang
- Gangguan dan akibat
adanya
kecelakaan
kegiatan ini
lalu lintas - Jumlah orang
- gangguan yang
kesehatan dan bergerak
keslamatan dalam sektor
kerja non formal
- Tingkat
kenyamanan
dan
keindahan
- Intensitas dan
jumlah
pekerja dan
masyarakat
yang sakit
III. TAHAP OPERASIONAL
1.Pemanfaatan - Pencemaran Air - Tingkat Wawancara Perumahan Tahapan Pemrak BLH -
dan hunian air Penghuni Pencemaran dan observasi operasio arsa
- Peningkatan air akibat lapangan nal Pemerint
limbah ah Desa
Pendapatan
domestik
- Keresahan - Tingkat
Masyarakat Pendapat
-Kecemburuan masyarakat
sosial - Tingkat
keresahan
masyarakat
- Tingkat
kecemburua
n masyarakat
2. Pemeliharaan - Pencemaran Air - Tingkat Wawancara Perumahan Tahapan Pemrak BLH -
dan air Penghuni Pencemaran dan observasi operasio arsa
Perawatan - Peningkatan air akibat lapangan nal Pemerint
limbah ah Desa
Pendapatan
domestik
- Keresahan - Tingkat
Masyarakat Pendapat
-Kecemburuan masyarakat
sosial - Tingkat
keresahan
masyarakat
- Tingkat
kecemburua
n masyarakat

Anda mungkin juga menyukai