Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
pembangunan dan operasional untuk kegiatan usaha perternakan ayam,di jalan glogor carik,
desa pemogan, Kecamatan denpasar selatan,kabupaten kota denpasar
Dokumen lingkungan ini disusun sebagai salah satu persyaratan proses perijinan
pembangunan dan operasional untuk kegiatan usaha perternakan ayam di Jalan glogor carik
no 01,desa pemogan, Kecamatan denpasar selatan, kabupaten kota denpasar. Penyusunan
dokumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang
Pedoman Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Merniliki
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

1
P.26/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian Serta
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik,
Kami sangat menyadari bahwa isi dokumen ini belum sempurna, dan oleh karena itu
arahan dan saran-saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
dokumen ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam peuyusunan dokumen ini kami
ucapkan terima kasih dan semoga dokumen ini dapat dijadikan pegangan oleh pelaku usaha
dalam pengelolaan lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan.

Denpasar ,,,,, 2021


Pemrakarsa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................3
1.2 Peraturan Perundangan............................................................................................3
1.3 Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL...........................................................................5
BAB II KEGIATAN USAHA..................................................................................................6
2.1 Nama Usaha................................................................................................................6
2.3 Bidang Usaha..............................................................................................................6
2.4 Lokasi Usaha..............................................................................................................6
2.5 Status Tanah/Gedung................................................................................................10
2.6 Jenis Surat Formal yang Dimiliki.............................................................................10
2.8 Deskripsi Kegiatan....................................................................................................10

2
2.9 Jenis Peralatan dan Bahan Baku yang Digunakan....................................................11
2.10 Penyerapan Tenaga Kerja.......................................................................................15
2.11 Jenis Kegiatan yang Dilakukan..............................................................................15
BAB III MATRIKS PRAKIRAAN DAMPAK, PROGRAM UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN DAN PROGRAM UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
.................................................................................................................................27
BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP YANG DIBUTUHKAN..............................................34
BAB V PELAPORAN........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................37
LAMPIRAN............................................................................................................................38

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang pengedalian dan perlindungan
lingkungan hidup setiap kegiatan atau usaha yang di lakukan di pastikan akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan,baik positif maupun negatif.Dalam rangka pengendalian
dampak lingkungan akibat kegiatan atau usaha di perlukan adanya pengelolaan dan
pemamtauan lingkungan hidup.Prinsip pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
kegiatan atau usaha adalah meningkatkan dan mengembangkan dampak positif yang akan
terjadi serta
mengurangi dan meminimalkan dampak negatif
yang mungkin terjadi.

3
Salah satu kegiatan atau usaha yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup sekitar adalah kegiatan perternakan ayam.
Perusahan perternakan ayam yang berlokasi di jalan glogor carik,desa pemogan kecamatan
denpasar selatan melakukan study kelayakan lingkungan dengan menyusun formulir upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantau lingkungan hidup(UKL-UPL).

1.2 Peraturan Perundangan


Penyusunan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) Perternakan ayam berpedoman pada beberapa peraturan terkait,
yakni sebagai berikut:

1. Undang-undang RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


2. Undang-undang RI No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
3. Undang-undang RI No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
4. Undang-undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
5. Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah RI No 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
7. Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
8. Peraturan Pemerintah RI No. 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penetapan Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian

4
serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
11. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran
dan Perusakan Lingkungan Hidup
12. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 5 tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur
Bangunan Gedung
13. Peraturan Gubernur Bali No. 16 tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup
dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
14. Peraturan Bupati Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gianyar Tahun 2012-2032
15. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Bangunan
Gedung
16. Peraturan Bupati Gianyar Nomor 85 Tahun 2015 Tentang Penataan Dan Pengendalian
Usaha Akomodasi Pariwisata
17. Peraturan Bupati Gianyar Nomor 145 Tahun 2015 Tentang Standar Operasional
Prosedur Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
18. Peraturan Bupati Gianyar Nomor 30 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Akomodasi
Pariwisata di Kabupaten Gianyar
19. Peraturan Bupati Gianyar No. 519/E-06/HK/2019 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL di Kabupaten Gianyar.

1.3 Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL


Tujuan di susuanya formulir UKL-UPL perternakan ayam ini adalah:

1. Mengidentifikasi kegiatan atau usaha perternakan ayam yang di perkirakan


berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar.
2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup dan di perkirakan
terkena dampak akibat kegiatan atau usaha perternakan ayam.
3. Sebagai acuan dalam pengelolaan da pemantauan lingkungan hidup pada
operasional perternakan ayam.
4. Sebagai instrumen pengikat bagi pihak perusahan untuk melakukan pengolahan
dan pemantauan lingkungan hidup.

5
Kegunaan formulir UKL-UPL perternakan ayam:

a.Bagi pemerintah

1. sebagai bahan untuk melakukan kordinasi pengelolaan lingkungan hidup.


2. sebagai bahan untuk membantu semua pihak dalam menciptakan kualitas
lingkungan yang baik.
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan.

b. Bagi masyarakat

Sebagai bahan atau pedoman untuk membantu menciptakan kualitas lingkungan yang baik
dan membantu dalam upaya pemantauan lingkungan.

BAB II
KEGIATAN USAHA
2.1 Nama Usaha
Nama usaha ini adalah Perternakan ayam

2.2 Identitas Pelaku Usaha

a.Pemilik Usaha : Aldorius Bura Suda

6
b.Alamat : Jl. Glogor carik no 49,denpasar selatan
c.No. KTP : 5312151404000001
d.No. Telepon : 082147958969
e.Nama usaha : kang geprek
f.Jenis usaha : perternakan ayam
g.Alamat : Jalan glogor carik, Desa pemogan, Kecamatan denpasar
selatan, Kabupaten kota denpasar

2.3 Bidang Usaha


Usaha perternakan ayam

2.4 Lokasi Usaha


Rencana Pembangunan perternakan ayam di jln glogor carik,desa pemogan,kecamatan
depasar selatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten denpasar Nomor 16 Tahun 2012
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten kota denpasar Tahun 2012-2032,
lokasi rencana kegiatan termasuk dalam wilayah Desa pemogan, Kecamatan denpasar selatan

Gambar 2.1 Peta RTRW Kabupaten denpasar selatan

7
Lokasi kegiatan usaha perternakan terletak pada koordinat 08º41''53 LS, 115º15'00 BT.
Secara administratif lokasi kegiatan usaha termasuk ke dalam wilayah Kecamatan denpasar
selatan, Kabupaten denpasar. Berdasarkan sertifikat hak milik no. 22650, area kegiatan usaha
berada pada lahan yang memiliki luas total 2,300 m2 dengan batas-batas sebagai berikut:
Batas utara : sungai
Batas timur : Lahan Kosong
Batas selatan : Lahan Kosong
Batas barat : rumah
Peta situasi lokasi kegiatan usaha perternakan ayam disajikan pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 lokasi kegiatan usaha perternakan ayam

2.2 RONA LINGKUNGAN AWAL


Rona lingkungan awal merupakan gambaran secara umum tentang kondisi eksisting
dari lokasi kegiatan dan sekitarnya. Rona lingkungan awal dapat dibagi menjadi beberapa
komponen, yakni komponen fisik-kimia, biologi, tata ruang, transportasi, sosial, ekonomi,
dan budaya.
a. Komponen Fisik-Kimia

8
Kondisi eksisiting lokasi rencana pembangunan ditinjau dari sifat fisik dan kimia
lingkungan meliputi kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan.
 Kualitas Udara Ambien dan Tingkat Kebisingan
Standard kualitas udara ambien dan intensitas kebisingan mengacu pada Pergub Bali No.
16 Tahun 2016 dan Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 tahun 2011

b. Komponen Biologi
Kondisi eksisting lokasi rencana pembangunan ditinjau dari keberadaan komponen biologi
meliputi keberadaan flora dan fauna serta persebaran dan keragamannya.
 Flora dan Fauna
Berdasarkan hasil survei lapangan, beberapa jenis vegetasi yang terdapat di sekitar area
lokasi Pembangunan perternakan ayam di Jalan glogor carik, Desa pemogan, Kecamatan
denpasar selatan, Kabupaten denpasar, tidak ditemukan vegetasi langka yang dilindungi,
sebagian besar terdiri dari tanaman pada umumnya seperti, pohon pisang, pohon pepaya.
Fauna yang terdapat di lokasi kegiatan adalah burung gereja. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Flora yang umum terdapat di lokasi

c. Komponen Tata Ruang


sesuai dengan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) dan Perda Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali,
Kota Denpasar merupakan ibukota provinsi Bali, Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yang
sekaligus merupakan Kota Inti dari Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai Kawasan
Strategis Nasional, membutuhkan koordinasi penataan struktur ruang dan pola ruang
wilayah Kota Denpasar yang terintegrasi, sinergi dan saling mendukung dengan struktur

9
ruang dan pola ruang wilayah Nasional, wilayah Provinsi Bali dan wilayah Kabupaten
sekitar dalam kerangka Kawasan Perkotaan Sarbagita;

d. Komponen Transportasi
Berdasarkan pengamatan dilapangan prasarana jalan akses menuju lokasi kegiatan berupa
jalan aspal satu arah dengan lebar ± 6 meter yang dapat dilalui kendaraan bermotor/mobil.
Jalan akses menuju lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Jalan akses menuju lokasi kegiatan

2.5 Status Tanah/Gedung


Status tanah yang digunakan untuk usaha perternakan ayam adalah hak milik dengan
sertifikat hak milik (SHM) nomor 22650 Tanggal 14 april 2000

2.6 Jenis Surat Formal yang Dimiliki


Dalam rencana usaha dan/atau kegiatan perternakan ayam, pemrakarsa telah memiliki
beberapa surat formal, yakni sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Legalitas yang Dimiliki Pemrakarsa

Jenis legalitas Nomor dan Tanggal Terbit Pemberi Izin


Sertifikat Hak Milik No.22650 Tanggal 14 april Kantor Pertanahan
2000 Kabupaten denpasar

10
2.8 Deskripsi Kegiatan
Rencana usaha dan/atau kegiatan dalam UKL-UPL ini adalah perternakan ayam yang
berlokasi di Jalan glogor carik, Desa pemogan, Kecamatan denpasar selatan, Kabupaten
denpasar.
Kegiatan usaha perternakan ayam saat ini berada pada tahap pra konstruksi. Fasilitas
memiliki tirai kandag, pagar pembatas,litter/alas,kawat/tali,dan termometer ruangan.

2.9 Jenis Peralatan dan Bahan Baku yang Digunakan


Jenis peralatan dan sumber daya yang digunakan pada usaha perternakan ayam saat
operasional adalah sebagai berikut:

Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu usaha,jumlah karyawan
pada perternakan ayam berjumlah 10 orang semuanya tenaga kerja pria.
Sistem perekrutan di lakukan melalui tes seleksi/interview oleh perusahaan.Sebelum
melakukan tugas,perkerja di berikan pelatihan dan arahan dalam menggunakan peralatan
ataupun dalam melakukan kegiatan

A. Penyediaan air bersi


Penyediaan air bersih diperhitungkan dengan
mempertimbangkan kapasitas kebutuhan air untuk
aktifitas kandang dan domestik seperti WC/toilet.

Sumber air bersi di rencanakan menggunakan air sumur dangkal dengan kedalaman 30m.

Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum menunjukan bahwa berdasarkan sifat fisik
kimia air hampir semua parameter memenuhi buku mutu.

Sedangkan terhadap mikrobiologinya menunjukan bahwa kandungan ekolinya cukup tinggi


yaiti 1100 MPN/100 ml sehingga termasuk kategori D (amat jelek).Sehingga air di sini dapat
di gunakan sebagai sumber baku air minum dengan syarat di lakukan pengolahan terlebi
dahulu.Sistem penyediaan air bersi yang berasal daru sumber sumur dengan di tranfer
menggunakan pompa ke bak penampung air yang di letakan di lokasi paling tinggi kemudian
di alirkan ke semua lokasi sesuai dengan kebutuhan dengan di pompa ke penampung-
penampung kecil yang sudah tersedia di setia titik kebutuhan air.

11
Saat operasional di perkirakan membutukan air bersi sebesar 10,087 liter air/hari dengan
perkiraan kebutuhan air sebagai berikut;

1. Aktifitas kamar mandi/toilet 11 orang ×100 liter/hari=1,100 liter/hari.


2. Kebutuhan minum ayam=8,850 liter/hari
3. Kebutuhan air untuk membersikan kandang=6,750 liter/7hari, Sehingga
perkiraan apabila di hitung perhari adalah 137 liter/hari.

Bagan Neraca Penggunaan Air Perternakan

B. Rencana Pengelolaan Air Limbah


Perencanaan pengolahan air limba akan berpedoman pada sistem sederhana.perkiraan
folume air limba domestik adalah sebagai berikut ;
Total kebutuhan air(Q) =1.100 liter/hari
=1.1 m3/hari
Debit air limbah = 0,7×Q
= 0,7×1.1 m3/hari
= 0,77 m3/hari
Untuk air limba yang berasal dari kamar mandi/toilet dan urinoir langsung disalurkan ke
dalam septictank untuk di uraikan secara anaerob. Jika folume septictank overlow maka
aliran akan di salurkan ke dalam peresapan. Rencana septictank berjumla 1 buah berbentuk
persegi panjang dengan lebar bak 1,5 m dan panjang 2,0 m serta kedalaman 1,5 m. Periode
pengurasan diperkirakan 10tahun.
Untuk lebih jelas sistem pengolahan air limba dapat di lihat pada skema berikut ini;

12
Berdasarkan hasil pemeriksaan badan air pada sungai yang terletak di belakang/sebelah
komplek kandang,bahwa sungai dimasukan dalam kategori sungai kelas ll dan berdasarkan
PP nomor 82 tahun 2001 tentang pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
terdapat beberapa parameter yang melampoi baku mutunya. Parameter yang melampoi baku
mutunya yaitu residu tersuspensu,total fosfat sebagai p,timbal,mangan,air raksa,belerang
sebagai H25,dengan kandungan e koilnya yang cukup tinggi termasuk golongan E. Hal ini
dimungkinkan karena lokasi kegiatan merupakan daera pertanian sehingga resedu dari pupuk
maupun obat-obatan bisa saja terlarut dalam sungai tersebut.

13
C. Rencana Pengelolaan Sampah
Kebersihan dan estetika sistem menyangkut sistem pengelolahan sampa yang akan di
terapkan selama operasional pengelolahan meliputi ;
1. Sistem pewadahan
Menampung dalam bak penampung sampa yang di buat pemanen yang di tutup dan
yang dibuat setiap kandang, dan gudang selain itu juga disediakan tempat sampa
yang terbuat dari plastik dan di tempatkan di setiap ruangan yang mudah di jangkau .
2. Sistem pengumpulan
Pegawai yang di tugaskan mengelolah sampa akan di mengumpulkan sampa-sampa
ke tempat penampung sementara yang di sediakan khusus untuk itu.

Gambar 2.6 tempat pembuangan sampa permanen dan plastik

D. Sistem Drainase
Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan di tangkap talang air dan di alirkan dengan
sistem plumbing pipa PVC diameter 2inchi secara gravitasi menuju SPAH(saluran pipa air
hujan) yang di hubungkan melalui pipa outlet kesaluran drainase eksisting yang terletak di
depan kandang yang merupakan saluran pembuangan yang cukup besar. Sedangkan pada atap
dek beton yang menutupi sebagiaan dari bangunan akan dibuat dengan kemiringan 0,5 derajat
agar dapat mencegah genangan air di permukaan atap dak beton.

14
E. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran
Apabila terjadi kebakaran,sistem penanggulangan kebakaran bangunan akan
menggunakan cara manual.
Penanganan dengan sistem manual dengan menyemprotkan langsung pada sumber
api,menggunakan alat pemadam kebakaran jenis portable Fire Estinguisher (CO2)
berkapasitas 5 kg berjumla 4 buah. Disisi lain upaya pemadam kebakaran akan berkordinasi
dengan badan penanggulangan bencana daerah(BPBD) kab.Denpasar selatan.

Gambar 2.7 Alat yang di gunakan di perternakan,( 5 kg)

F. Penghijauan di Lokasi Kegiatan


Bolah ruang terbuka terbagi atas ruang terbuka antar bangunan sekitarnya dan ruang
terbuka di dalam lingkungan bangunan. Penataan area penghijauan di lakukan di semua area
terbuka atau kosong yang berada di sekitar kandang dengan luas 60 m2 atau 14,8%. Tanaman
yang akan di tanam yaitu tanaman pohon pisang dan pepaya.

2.10 Penyerapan Tenaga Kerja


Karyawan merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu usaha. Jumla
karyawan yang dibutukan pada tahap operasional adalah berjumlah 10 orang
yang direkrut dari sekitar lokasi usaha.

15
2.11 Jenis Kegiatan yang Dilakukan
Saat ini, Usaha perternakan sedang berada pada tahap pra kontruksi Komponen kegiatan
untuk setiap tahap kegiatan beserta dampak yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Pada tahap Prakontruksi


Kegiatan yang dilakukan pada tahap prakonstruksi meliputi;
 Survei
Peneliatian dan perijinan termasuk didalamnya berupa pengukuran lahan dan
perencanaan pembangunan. Dalam melakukan suatu usaha adalah suatu proses
perizinan kepemerintah daera yang akan di gunakan sebagai tempat usaha,penentuan
kegunaan wilaya,ijin lokasi dan semua ketentuan perizinan yang sudah di tetapkan
pemerinta daera yang harus di lengkapi.
 Pembebasan lahan
Kegiatan pembebasan lahan sudah dilakukan jau sebelum kegiatan
dilaksanakan,sehingga nego siasi besarnya ganti untung penjualan lahan sudah tidak
menjadi komponen dampak. Pembayaran juga sudah dilakukan sesuai dengan
kesepakatan yang terjadi dengan disaksikan oleh unsur wilaya setempat.
 Kegiatan penyiapan bahah-bahan dan fasilitas pengamanan
Kegiata penyiapan bahan dan fasilitas pengamanan yang di maksud adalah untuk
mempersiapkan secara fisik bahan-bahan bangunan yang akan digunakan unuk
peternakan ayam dan fasilitasnya,khusunya saat awal kegiatan konstruksi yaitu pagar
pembatas serta penyediaan mes kerja. Gudang atau bedeng untuk menempatkan bahan
material bangunan dan peralatan kerja yang akan digunakan,sehingga proses
pembanguan tidak akan mengganggu kegiatan masyrakat sekitarnya.

2. Kegiatan Pada Tahap Kontruksi


Kegiatan yang dilakukan pada tahapan konstruksi yang di perkirakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup antara lain;
 Rekruitmen tenaga kerja konstruksi
Saat pelaksanaan konstruksi kebutuhan tenaga kerja dikordinasi oleh beberapa
pengawas yang ditunjuk oleh pemrakarsa. Tenaga kerja konstruksi yang

16
memerlukan syarat keahlian khusus langsung di tangani oleh tenaga ahli dari pihak
pemrakarsa. Sedangkan untuk tenaga penunjang seperti keamanan,kuli angkut dan
konsumsi akan diprioritaskan masyarakat sekitar. Jumla total tenaga kerja
konstruksi yang di butukan 20 orang. Dimana 90% dari tenaga kerja yang dibutukan
akan di ambil dari masyarakat sekitar,jenis tenaga kerja yang di butukan dalam
pelaksanaan konstruksi,meliputi;
 Pelaksana
 Logistik
 Mandor
 Tukang batu
 Tukang kayu
 Tukang besi
 Tukang cat
 Tenaga pembantu
 Sopir
 Penjaga
 Selama pelaksanaan konstruksi,pekerja yang berasal dari luar di tetapkan di
mess/bedeng yang dibangun lengkap dengan fasilitas MCK dan TPS dilokasi
pembangunan. Terkait keamanan lingkungan,bahan dan peralatan kerja
dipercayakan langsung oleh beberapa tenaga keamanan dari penduduk daerah
setempat. Untuk memberikan jaminan sosial selama pelaksanaan konstruksi,maka
jika terjadi kecelakaan dan gangguan kesehatan,seluruh tenaga kerja mendapat
jaminan asuransi kesehatan dan pengelola uaha.

3. Kegiatan Pasca Konstruksi


Bahan dan material bangunan direncanakan akan mengambil dari daera sekitar,hal tersebut
untuk mendapatkan efesiensi dan akan lebih mudah dalam mengangkutnya. Bahan-bahan
material lain seperti batu bata diambil dari lokasi terdekat. Saat pengiriman bahan material ke
lokasi pembangunan akan digunakan kendaraan-kendaraan angkut bertonase sedang seperti
trus 150 PS dan clot pick up.

4. Tahap pasca operasional

17
Kegiatan pada tahap operasional yang di perkirakan akan berdampak terhadap
lingkungan hidup,dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu;

 Rekruitmen tenaga kerja operasional produksi


Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk operasional perternakan ayam sistem close
house di jalan glogor carik,kabupaten denpasar selatan,adalah 10 orang yang
didominasi oleh tenaga kerja laki-laki sekitar 95% atau 10 orang. Sedangkan sisanya
tenaga kerja wanita. Berdasarkan daera asal pekerjanya keseluruhannya dari penduduk
lokal.

5. Kegiatan pada tahap operasi


Kemungkinan kegiatan pada tahap pasca operasional yaitu kegiatan renovasi atau
pembongkaran bangunan karena terjadi kebangkrutan usaha atau terjadi alih fungsi
pemanfaatan. Untuk kegiatan renovasi akan dilakukan terhadap bagian-bagian bangunan
yang memerlukan perbaikan kecil termasuk juga penambahan fasilitas lain untuk
kelengkapan operasional sesuai kebutuhan. Kegiatan ini juga berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan seperti timbulnya persepsi dan sikap negatif masyarakat serta
timbulnya keresahan masyarakat. Ini terjadi karena pada renovasi diprakirakan
mengganggu kegiatan operasional perternakan ayam bahkan tdiak kemungkinan
dilakukan penutupan sementara. Jika bangunan dipandang tidak layak lagi baik
berdasarkan teknis atau pertimbangan lain maka kemungkinan akan dilakukan
pembongkaran bangunan. Kegiatan pembongkaran akan menimbulkan dampak antara
lain: menurunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan, timbulnya sampah, terjadinya
gangguan lalu lintas akibat mobilisasi hasil pembongkaran, hilangnya peluang kerja dan
berusaha, timbulnya persepsi dan sikap negatif masyarakat, timbulnya keresahan
masyarakat dan terjadinya gangguan K3.

18
A. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP.

1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana kegiatan/usaha


Dampak lingkungan yang terjadi karena pembangunan dan operasional perternakan ayam
dapat berupa dampak potensial yang bersifat positif maupun negatif. Dampak
pembangunan dan operasional ditinjau berdasarkan aspek fisik-kimia,aspek biologi dan
aspek sosial,ekonomi,budaya serta aspek kesehatan masyarakat pada setiap tahapan
kegiatan yang dilakukan pada pembangungan perusahaan tersebut. Sebagai dampak pada
komponen lingkungan akibat pembangunan dan operasional. Berdasarkan tahapan
kegiatan yang dilakukan meliputi;aspek kimia,fisik,biologi,ekonomi budaya serta aspe
kesehatan masyarakat pada setiap tahapan kegiatan yang dilakukan.

1) Besaran Dampak komponen fisik kimia


 Polusi udara(bau)
Polusi udara(bau) sangat menngganggu masyarakat yang ada disekitar kandang
perternakan ayam. Hal ini dikarenakan kurangya majement dalam pengelolahan
limba dan lalu lintas ayam pasca panen.
Dampak ini dalam skala yang luas akan meresakan warga karena limba perternakan
ayam tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap ini berasal
dari kandungan gas amonia yang tinggi yang terbentuk dari penumpukan fases yang
masi basa dalam kondisi anaerob. Gas amonia mempunyai pengaru buruk terhadap
manusia dan ternak.hal ini dapat dilihat dalam.gambar sebagai berikut.

19
2) Upaya pengelolaan Lingkungan
Pencegahan dampak negatif ini dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi rencana
pembangunan proyek kepada masyarakat yang meliputi berbagai komponen seperti
tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan instansi pemerintah / swasta di sekitar lokasi
kegiatan. Meminta masukan dan saran dari komponen masyarakat serta instansi terkait
berkaitan dengan rencana pembangunan perternakan ayam ini. Penanggulangan
dampak negatif ini dapat dilakukan melalui sosialisasi yang lebih intensif dengan
pendekatan partisipasif. Saat penetapan batas proyek agar melibatkan para
penyanding/pendamping di sekitar lokasi kegiatan serta disaksikan oleh instansi
berwenang dan tokoh masyarakat. Melengkapi dan memenuhi semua peraturan dan
peraturan dan perijinan terkait dengan pembangunan kandang perternakan ayam
melalui koordinasi dengan dinas – dinas terkait di Kabupaten Denpasar.
3) Lokasi dan Periode Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan dilakukan di wilayah Jl. Glogor carik, Desa pemogan,
Kecamatan Denpasar selatan, Kabupaten Denpasar. sebelum kegiatan konstruksi
dilaksanakan.
4) Upaya Pemantauan Lingkungan
Menyebarkan isian pada saat rapat lingkungan /pertemuan di Jl. Glogor carik, Desa
pemogan, Kecamatan Denpasar selatan, Kabupaten Denpasar. berkaitan dengan
keinginan masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemrakarsa. Meminta masukan pada
penyanding /pendamping mengenai masalah yang ada terutama penetapan batas
proyek. Melihat kesesuaian ijin yang diterbitkan dengan kenyataan yang ada di
lapangan.
5) Lokasi dan Periode Pemantauan Lingkungan

20
Upaya pemantauan lingkungan dilakukan di Jl. Glogor carik, Desa pemogan,
Kecamatan Denpasar selatan, Kabupaten Denpasar, oleh instansi teknis yang
menangani masalah proyek, sebelum kegiatan konstruksi dilakukan.

2. Tahap Konstruksi
a. Dampak sosial berupa timbulnya keresahan dan kecemburuan masyarakat
setempat akibat mobilisasi tenaga kerja pada tahap kontruksi.
1) Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material sebagian besar bebannya dirasakan bagi
lingkungan di sekitar lokasi dan juga menyebabkan penurunan kualitas udara akibat
meningkatnya konsentrasi debu. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya persepsi negatif
masyarakat terhadap pondok wisata, karena kenyamanan mereka terganggu. Di sisi
lain, kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi ini akan memberikan manfaat bagi
masyarakat karena terbukanya kesempatan kerja, sehingga akan terjadi peningkatan
pendapatan bagi masyarakat yang dapat secara langsung dan tidak langsung terlibat
dalam kegiatan tersebut. Namun demikian, tingkat pengangguran yang tinggi dan latar
pendidikan yang kurang sesuai menyebabkan tidak semua angkatan kerja dapat
tertampung dalam kegiatan tahap konstruksi sehingga menimbulkan kekecewaan bagi
mereka yang berharap dapat terlibat namun tidak tertampung. Kekecewaan ini akan
menimbulkan sikap dan persepsi negative terhadap pembangunan pondok wisata.
2) Besaran Dampak
Adanya kecemburuan masyarakat terhadap posisi lowongan pekerjaan yang dikerjakan
oleh kontraktor proyek.
3) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan yang dilaksanakan dengan membuat pendekatan berupa kesediaan
pemrakarsa proyek untuk memberikan kesempatan pertama kepada masyarakat di
sekitar lokasi proyek untuk diterima menjadi tenaga kerja proyek sesuai dengan
kebutuhan dan lowongan pekerjaan yang tersedia.
4) Lokasi dan Periode Pengelolaan
Upaya pengelolaan lingkungan dilaksanakan di Jl. Padma, Desa Saba, Kecamatan
Blahbatuh, Kabupaten Gianyar dilaksanakan sebelum kegiatan kontruksi dilaksanakan
dengan melibatkan tokoh masyarakat serta instansi terkait lainnya.
5) Upaya Pemantauan Lingkungan

21
Upaya pemantauan dilaksanakan dengan menyebarkan isian berkaitan dengan hal hal
yang dikeluhkan oleh masyarakat setempat.
6) Lokasi dan periode Pemantauan Lingkungan
Upaya pemantauan dilaksanakan pada saat kegiatan konstruksi dilaksanakan dengan
melibatkan tokoh masyarakat di Jl. Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh,
Kabupaten Gianyar serta instnasi terkait lainnya.

b. Dampak Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terjadinya kecelakaan kerja


akibat dari penumpukan material yang kurang hati-hati dan sebagai akibat
kurangnya pemakaian alat pelindung diri selama kegiatan konstruksi
berlangsung
1) Sumber Dampak
Pengoperasian basecamp dan kegiatan pembangunan Pondok Wisata Saba Voy pada
tahap konstruksi
2) Besaran Dampak
Kecelakaan kerja akibat dari penumpukan material yang kurang hati-hati dan sebagai
akibat kurangnya pemakaian alat pelindung diri selama kegiatan konstruksi
berlangsung.
3) Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Menyediakan kotak P3K
 Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) secara gratis untuk kegiatan dengan tingkat
resiko tinggi. APD ini dapat berupa helm, masker, sarung tangan, sepatu bot dan lain
sebagainya.
 Memberikan asuransi kepada tenaga kerja yang ada.
4) Lokasi dan Periode Pengelolaan
Upaya pengelolaan lingkungan dilaksanakan di Jl. Padma, Desa Saba, Kecamatan
Blahbatuh, Kabupaten Gianyar pada kegiatan kontruksi dilaksanakan dengan
melibatkan tokoh masyarakat serta instansi terkait lainnya.
5) Upaya Pemantauan Lingkungan
 Pemantauan dilakukan setiap saat selama kegiatan konstruksi berlangsung
 Melakukan survei langsung ke lokasi kegiatan terhadap kegiatan yang berlangsung.
6) Lokasi dan periode Pemantauan Lingkungan

22
Upaya pemantauan dilaksanakan pada saat kegiatan konstruksi dilaksanakan dengan
melibatkan tokoh masyarakat di Jl. Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh,
Kabupaten Gianyar serta instnasi terkait lainnya.

c. Dampak Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan


1) Sumber Dampak
Kegiatan yang menjadi sumber dampak anatara lain :
- Moblisasi bahan / material seperti : semen, batu, pasir, besi – baja, dan lain lain
- Mobilisasi peralatan seperti alat untuk membuat bahan beton dan alat pertukangan
lainnya.
- Membersihkan areal / pembebasan lahan dan pematokan yang akan dijadikan
lokasi proyek.
- Pembangunan struktur bangunan.
- Mengamati situasi lapangan jika terjadi tingkat pencemaran udara dan kebisingan
yang tinggi melebihi batas toleransi pendengaran manusia (Kebisingan maksimal
yang diperbolehkan sebesar 85 dBA selama 8 jam sehari)
- Mengamati secara langsung dan meminta laporan dari masyarakat baik dalam
pertemuan formal maupun non formal jika ada keluhan masyarakat sekitar akibat
tingkat pencemaran udara dan kebisingan yang melebihi ambang batas.

3. Tahap Pasca Operasional


a. Sumber Dampak: demobilisasi tenaga kerja proyek dan sisa material/bahan bangunan
yang tidak terkelola.
b. Jenis dampak: kegiatan ini akan menimbulkan dampak berupa gangguan estetika dan
kerusakan vegetasi akibat sisa-sisa material proyek yang tidak dikelola.
c. Besaran dampak: kecil dan tidak akan mempengaruhi fasilitas penunjang ditempat
lainnya.
d. Upaya pengelolaan lingkungan: membersihkan sisa-sisa bahan material bangunan,
membersihkan sisa bangunan bedeng dan fasilitas MCK pekerja serta melakukan
reboisasi atau penanaman kembali pada vegetasi yang mengalami kerusakan.
e. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup: dalam areal Pondok Wisata.
f. Periode pengelolaan lingkungan hidup: setelah proses konstruksi sebelum operasional
kegiatan.

23
g. Upaya pemantauan lingkungan: secara berkala mengamati kondisi lingkungan pasca
konstruksi.
h. Lokasi pemantauan lingkungan hidup: dalam areal Pondok Wisata.
i. Periode pemantauan lingkungan hidup: selama proses pasca konstruksi sebelum
operasional kegiatan.

4. Tahap Operasional
a. Dampak sosial berupa keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat yang
berkaiatan untuk diterima sebagai tenaga kerja operasional.
1) Sumber Dampak
Kegiatan penerimaan tenaga kerja akan menjadi penting untuk dibahas sebagai sumber
dampak
2) Besaran Dampak
Dampak langsung akan dirasakan penduduk sekitar proyek yang mempunyai akses
sebagai buruh atau tenaga kerja tidak terampil pada setiap kegiatan proyek, sedangkan
secara tidak langsung adalah terciptanya sektor-sektor informal untuk penyediaan
kebutuhan karyawan perusahaan. Bila pendapatan karyawan mencukupi maka
timbullah kegiatan ekonomi dan pembangunan lain, disamping itu juga akan tumbuh
kesempatan kerja bagi sebagian masyarakat lainnya. Keterlibatan penduduk lokal
dalam peluang usaha diduga mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga penduduk
lokal, serta dapat memberikan kesejahteraan pendapatan bagi penduduk. Namun
pertumbuhan ekonomi lokal tidak akan mungkin merata karena warga yang mempunyai
lahan luas, pendidikan yang baik dan modal besar akan lebih mampu menangkap
peluang yang ada. Kenyataan ini akan dapat menyebabkan terjadinya gesekan sosial
dan munculnya stratifikasi atau kelas-kelas sosial yang baru dalam masyarakat, yang
pada akhirnya akan memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat.
3) Upaya Pengelolaan Lingkungan
Melakukan pendekatan dengan Prajuru di Jl. Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh,
Kabupaten Gianyar tentang kerjasama di bidang tenaga kerja pondok wisata.
Pendekatan tersebut harus memperhitungkan kondisi pondok wisata kualifikasi tenaga
kerja yang diperlukan dan ketersediaan lowongan pekerjaan. Pendekatan yang
diharapkan adalah dapat menampung tenaga kerja lokal di Jl. Padma, Desa Saba,
Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar serta menyediakan fasilitas pelatihan
(training) bagi warga di Jl. Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten
24
Gianyar memerlukan pelatihan di bidang akomodasi pariwisata. Pihak pengurus di Jl.
Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar juga memiliki
kewajiban untuk menjaga keamanan dan ketertiban di areal pondok wisata demi
kenyamanan wisatawan asing yang menginap.
4) Lokasi dan Periode Pengelolaan Lingkungan
Di kantor Pondok Wisata Saba Voy dan Balai Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh,
Kabupaten Gianyar secara berkala.
5) Upaya Pemantauan Lingkungan
Menyebarkan isian kepada anggota masyarakat melalui Kelihan Banjar berkaitan
dengan lowongan kerja yang tersedia, keahlian yang diperlukan dan jadwal penerimaan
pegawai.
6) Lokasi dan Periode Pemantauan
Di kantor Pondok Wisata Saba Voy dan Balai Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh,
Kabupaten Gianyar secara berkala.

b. Dampak Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terjadinya kecelakaan kerja


akibat dari kelalaian karyawan yang kurang hati-hati selama kegiatan’
1) Sumber Dampak
Pengoperasian alat-alat di Pondok Wisata Saba Voy pada tahap Operasional
2) Besaran Dampak
Adanya kecelakaan kerja pada karyawan saat melalukan pekerjaan.
3) Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Menyediakan kotak P3K
 Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) secara gratis untuk kegiatan dengan tingkat
resiko tinggi. APD ini dapat berupa helm, masker, sarung tangan, sepatu bot dan lain
sebagainya.
 Memberikan asuransi kepada tenaga kerja yang ada.
4) Lokasi dan Periode Pengelolaan
Upaya pengelolaan lingkungan dilaksanakan di Jl. Padma, Desa Saba, Kecamatan
Blahbatuh, Kabupaten Gianyar pada kegiatan Operasional dilaksanakan dengan
melibatkan tokoh masyarakat serta instansi terkait lainnya.
5) Upaya Pemantauan Lingkungan
 Pemantauan dilakukan setiap saat selama kegiatan konstruksi berlangsung

25
 Melakukan survei langsung ke lokasi kegiatan terhadap kegiatan yang berlangsung.
6) Lokasi dan periode Pemantauan Lingkungan
Upaya pemantauan dilaksanakan pada saat kegiatan Operasional dilaksanakan dengan
melibatkan tokoh masyarakat di Jl. Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh,
Kabupaten Gianyar serta instnasi terkait lainnya.

c. Potensi Pencemaran Limbah Cair


1) Sumber Dampak
Dihasilkanya limbah cair dari operasional kegiatan.
2) Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan dari operasional Pondok Wisata Saba Voy diperkirakan
1,20 m3/hari dengan perkiraaan jumlah tamu 4-6 orang per pondok wisata yang harus
dikelola dengan baik yang berdampak pada areal seluas 200 m 2 dan lingkungan sekitar
kegiatan.
3) Upaya pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan untuk meminimalisir pencemaran air
akibat limbah cair yang dihasilkan antara lain:
 Melaksanakan system manajemen konservasi air yang optimal
 Memasang pengontrol air di kran, westafel, kloset dan fasilitas yang menggunakan
air dalam jumlah besar
 Melakukan kampanye (memasang pampflet) penghematan air bagi seluruh karyawan
 Melakukan pengolahan limbah cair dari operasional kamar mandi, toilet, westafel
dan dapur dilakukan dengan membuat septictank kedap air dengan ukuran 20 m x 25
m x 15 m, yang dikombinasikan dengan septic tank biotech dan sistem biofilter jika
septictank penuh dapat disedot dengan bekerjasama/ menyewa jasa penyedot
limbah/WC. Septictank dilengkapi dengan bar screen dan grease trap sehingga
kotoran – kotoran yang terapung/yang berukuran besar akan tersaring pada bar
screen sedangkan kotoran –kotoran yang mengendap pada bak pengendap / grease
trap dapat diangkat secara manual.
4) Lokasi dan Periode Pengelolaan Lingkungan
Pada seluruh instalasi yang memanfaatkan air secara rutin dan menghasilkan limbah
cair.
5) Upaya Pemantauan Lingkungan

26
 Melakukan pengukuran parameter fisik – kimia sampel air pada outlet air limbah
hasil proses pengolahan limbah di laboratorium rujukan Gubernur Bali yaitu UPTD
Balai Laboratorium Kesehatan Dikes Provinsi Bali.
 Parameter yang diuji meliputi : pH, BOD,COD,TSS, MBAS, Minyak Lemak dan
Coliform dengan baku mutu mengacu kepada Peraturan Gubernur Bali No. 16
Tahun 2016
6) Lokasi dan Pemantauan Lingkungan
 Pengujian sampel setiap 1 (satu) bulan sekali pada outlet pembuangan limbah.
 Pelaporan hasil pengujian setiap 6 (enam) bulan sekali ke DLH Kabupaten Gianyar.

d. Potensi Pencemaran Akibat Sampah Padat


1) Sumber Dampak
Dihasilkannya sampah padat dari kegiatan operasional pondok wisata dan dapur
2) Besaran Dampak
Limbah plastik/sampah berupa sisa bahan makanan, sampah dari plastik, kertas, kaleng,
kardus (sampah anorganik) dan sampah organik dari kegiatan pertamanan atau kebun.
3) Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Penanganan sampah agar mengacu pada Peraturan Gubernur Bali Nomor 97
Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai,
Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan sampah
Berbasis Sumber.
 Mengoptimalkan sistem manajemen pengelolaan limbah padat / sampah dengan
berusaha mengurangi penggunaan produk – produk anorganik (bahan yang tidak
mudah terurai secara alami), kemasan produk yang berlebihan dan memberikan
masukan kepada pemasok barang kebutuhan pondok wisata agar dalam proses
produksinya meminimalkan barang – barang yang tidak berguna.
 Melakukan kegiatan reuse yakni menggunakan kembali barang yang telah
dipakai dengan fungsi yang sama atau fungsi yang lain.
 Menggunakan benda – benda yang bisa diisi ulang atau dipakai kembali
misalnya: botol, lap pembersih, baterai isi ulang dan lain – lain. Barang –
barang yang tidak bisa digunakan kembali di pondok wisata bisa diberikan
kepada lembaga /perorangan yang masih bisa memanfaatkannya.

27
 Menyedikan tempat sampah tertutup untuk pembuangan sampah sementara
pada tempat- tempat yang berpotensi menghasilkan seperti pada kamar, kamar
mandi, areal parkir maupun sekitar lokasi pondok wisata.
 Mengangkut sampah yang tidak bisa diolah lagi pada pembuangan akhir setiap
2-3 hari sekali.
4) Periode dan Lokasi Pengelolaan
Di lokasi pondok wisata, toilet, kamar mandi, areal pertamanan, operasional pondok
wisata.
5) Upaya pemantauan Lingkungan
Melaksanakan kegiatan penghitungan volume sampah yang dihasilkan dan memantau
jika terjadi keluhan terhadap keberadaan sampah.
6) Periode dan lokasi pemantauan
Di lokasi pondok wisata, toilet, kamar mandi, areal pertamanan, operasional pondok
wisata.

e. Potensi Pencemaran akibat Limbah B3


1) Sumber Dampak
Limbah B3 padat: baterai bekas, lampu neon bekas dari operasional pondok wisata.
2) Besaran Dampak
Jumlah limbah B3 padat yang dihasilkan adalah sebesar 1 Kg/ 6 bulan
3) Upaya Pengelolaan Lingkungan
 Membuat bangunan tempat penyimpanan sementara limbah B3
 Menyimpan limbah B3 pada TPS yang telah dibuat sesuai dengan karakteristik
limbahnya.
 Menyerahkan limbah B3 kepada perusahaan pengangkut yang telah memiliki ijin
4) Periode dan lokasi Pengelolaan
Setiap hari selama operasional pondok wisata
5) Upaya Pemantauan Lingkungan
 Mencatat limbah B3 yang dihasilkan setiap hari
 Membuat neraca harian Limbah B3
6) Periode dan Lokasi pemantauan
Setiap hari selama operasional pondok wisata “Pondok Wisata Saba Voy”.

28
5. Tahap Pasca Operasional

Kemungkinan pada kegiatan pasca operasional yaitu akan dilakukan renovasi atau
pembongkaran dan pembangunan gedung atau alih fungsi bangunan untuk menjadi
peruntukan lain. Jika dilakukan renovasi akan ada satu jenis dampak yang diprakirakan
timbul yaitu timbulnya keresahan karyawan. Keresahan timbul sebagai akibat dari
adanya penghentian sementara operasional Pondok Wisata. Jika dilakukan pembongkaran
dan pembangunan gedung baru maka dampat yang timbul seperti pada tahap kontruksi
demikian juga dengan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
a. Renovasi bangunan
1. Sumber dampak : penghentian operasional Pondok Wisata
2. Jenis dampak: keresahan karyawan dan masyarakat yang mendapakan nafkah dari
operasional Pondok Wisata.
3. Besaran dampak: relatif kecil karena jumlah karyawan tidak banyak.
4. Bentuk upaya pengelolaan :
 Melakukan sosialisasi jauh sebelum dilakukan renovasi
 Merumahkan karyawan dengantetap memberikan hak-hakny sesuai
peraturan yang berlaku.
 Memberi kepastian kepada karyawan untuk ditampung kembali jika
renovasi telah selesai.
 Dibuat kesepakatan dengan karyawan
5. Periode dan Lokasi pengelolaan : Sebelum renovasi dilaksanakan di lokasi Pondok
Wisata
6. Upaya pemantauan lingkungan hidup
 Pemantauan secara langsung dengan pengamatan dan wawancara.
 Pemantauan tak langsung dari pemeriksaan laporan
7. Lokasi pemantauan: Lokasi Pondok Wisata.
8. Periode pemantauan: 3 kali sebelum renovasi dilaksanakan dan secara insidental
bila ada laporan masyarakat.

29
BAB III
MATRIKS PRAKIRAAN DAMPAK,
PROGRAM UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN DAN PROGRAM
UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya suatu kegiatan.
Perubahan tersebut mempengaruhi kondisi rona lingkungan hidup di area kegiatan dan
sekitarnya. Dampak dapat pula dinyatakan sebagai hubungan sebab akibat atau timbal balik
antara kegiatan terhadap rona lingkungan hidup di sekitarnya. Hubungan sebab akibat
tersebut dapat bersifat saling mendukung ataupun berlawanan pada setiap tahapan kegiatan
dan pada setiap rincian kegiatan. Kajian dampak yang mungkin terjadi akibat adanya suatu
kegiatan hendaknya dapat dikelola secara tepat sehingga dampak negatif yang timbul bisa
dicegah, diminimalisir atau ditanggulangi dan dampak positifnya dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan.
Kegiatan usaha Pondok Wisata Saba Voy saat ini difokuskan pada tahap Pra kontruksi,
konstruksi dan operasional. Terhadap dampak yang terjadi baik pada tahap Pra Kontruksi,
konstruksi, dan operasional diperlukan pengelolaan dan pemantauan agar dampak yang
terjadi tidak menganggu kegiatan Pondok Wisata. Namun, dampak yang terjadi pada tahap
operasional memerlukan pengelolaan dan pemantauan dalam jangka waktu yang cukup
panjang dan berkesinambungan karena tahap operasional merupakan tahapan yang paling
lama memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar lokasi. Kegiatan ini akan memberikan
dampak baik dampak positif maupun dampak negatif, sehingga dalam pelaksanaannya perlu
dilakukan upaya pengelolaan maupun pemantauan lingkungan. Identifikasi dampak
lingkungan yang akan terjadi beserta besaran dampaknya dari usaha Pondok Wisata Saba
Voy dapat diuraikan sebagai berikut.

30
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

Tabel 3. 1 Matriks dampak kegiatan dan program upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

TAHAP PRAKONSTRUKSI

Perubahan Adanya Pro Dan Terjadinya Melakukan Kegiatan Wilayah Banjar Sebelum Menyebarkan Wilayah Banjar Sebelum Institusi
pola Kontra Terhadap perubahan Sosialisasi Rencana Br. Saba, Desa Kegiatan Isian Pada Saat Br. Saba, Desa Kegiatan Pelaksana
kepemilikan Rencana Proyek status Pembangunan Proyek Saba, Kecamatan Konstruksi Rapat Saba, Konstruksi Ida Bagus Ketut
lahan akibat kepemilikan Kepada Masyarakat Blahbatuh Dilaksanakan Lingkungan Kecamatan Dilaksanakan Paramarta
adanya dan Kabupaten /Pertemuan Blahbatuh (Pemrakarsa)
kegiatan pemanfaatan Gianyar Yang Berkaitan Kabupaten Institusi
pembebasan lahan dari Dengan Gianyar Pengawas
lahan pengguna Keinginan -Pemerintah
yang semula Masyarakat Desa Saba
yang Yang Harus -Dinas
dimiliki Dipenuhi Oleh Lingkungan
masyarakat Pemrakarsa Hidup Kab.
menjadi Gianyar
milik Pelaporan
pemrakarsa Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.  
Gianyar
TAHAP KONSTRUKSI

Mobilisasi Timbulnya Adanya Membuat Pendekatan Wilayah Banjar Sebelum Kegiatan Menyebarkan Wilayah Banjar Sebelum Institusi  
Tenaga Keresahan Dan kecemburuan Berupa Kesediaan Br. Saba, Desa Kontruksi Isian Berkaitan Br. Saba, Desa Kegiatan Pelaksana
Kerja, Kecemburuan masyarakat Pemrakarsa Proyek Untuk Saba, Kecamatan Dengan Hal Saba, Kontruksi Ida Bagus Ketut
Material dan Masyarakat terhadap Memberikan Kesempatan Blahbatuh Hal Yang Kecamatan Paramarta
Peralatan Setempat posisi Pertama Kepada Kabupaten Dikeluhkan Blahbatuh (Pemrakarsa)
lowongan Masyarakat Di Sekitar Oleh Kabupaten Institusi

31
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

pekerjaan Lokasi Proyek Untuk Gianyar Masyarakat Gianyar Pengawas


yang Diterima Menjadi Tenaga Setempat -Pemerintah
dikerjakan Kerja Proyek Sesuai Desa Saba
oleh Dengan Kebutuhan Dan -Dinas
kontraktor Lowongan Pekerjaan Yang Lingkungan
proyek Tersedia Hidup Kab.
Gianyar
Pelaporan
Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar

Terjadinya Pengoperasian Besaran Menyediakan kotak P3K Wilayah Banjar Pengelolaan Melakukan Tapak kegiatan Pemantauan Institusi
kecelakaan basecamp dan dampak Memberikan Alat Br. Saba, Desa dilakukan setiap survei dimana kegiatan dilakukan setiap Pelaksana
kerja akibat kegiatan besar/ataupu Pelindung Diri (APD) Saba, Kecamatan saat selama langsung ke konstruksi saat selama Ida Bagus Ketut
dari pembangunan n kecil secara gratis untuk Blahbatuh kegiatan lokasi kegiatan berlangsung kegiatan Paramarta
penumpukan perumahan kegiatan dengan tingkat Kabupaten konstruksi terhadap konstruksi (Pemrakarsa)
material Pondok Wisata resiko tinggi. APD ini Gianyar berlangsung kegiatan yang berlangsung Institusi
yang kurang Saba Voy pada dapat berupa helm, berlangsung Pengawas
hati-hati dan tahap konstruksi masker, sarung tangan, -Pemerintah
sebagai sepatu bot dan lain Desa Saba
akibat sebagainya. -Dinas
kurangnya Memberikan asuransi Lingkungan
pemakaian kepada tenaga kerja yang Hidup Kab.
alat ada Gianyar
pelindung Pelaporan
diri selama Dinas
kegiatan Lingkungan
konstruksi Hidup Kab.
berlangsung Gianyar

Penurunan  Moblisasi Warga Di Mengamati Situasi Wilayah Banjar Saat Kegiatan Mengamati Wilayah Banjar Saat Kegiatan Institusi  

32
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

Kualitas Bahan / Sekitar Lapangan Jika Terjadi Br. Saba, Desa Konstruksi Secara Br. Saba, Desa Konstruksi Pelaksana
Udara Dan Material Lokasi Tingkat Pencemaran Udara Saba, Kecamatan Dilaksanakan Langsung Dan Saba, Dilaksanakan Ida Bagus Ketut
Kebisingan  Mobilisasi Kegiatan Dan Kebisingan Yang Blahbatuh Meminta Kecamatan Paramarta
Peralatan Terutama Tinggi Melebihi Batas Kabupaten Laporan Dari Blahbatuh (Pemrakarsa)
 Pembangunan Penyanding Toleransi Pendengaran Gianyar Masyarakat Kabupaten Institusi
Struktur Manusia Baik Dalam Gianyar Pengawas
Bangunan. Pertemuan -Pemerintah
 Membersihkan Formal Desa Saba
Areal / Maupun Non -Dinas
Pembebasan Formal Lingkungan
Lahan Hidup Kab.
Gianyar
Pelaporan
Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar

TAHAP OPERASIONAL

Kegiatan Keresahan Dan Dampak Melakukan Pendekatan Di Kantor Pondok Secara Berkala Menyebarkan Di Kantor Secara Berkala Institusi  
Penerimaan Kecemburuan langsung Dengan Prajuru Banjar Wisata Saba Voy Isian Kepada Pondok Wisata Pelaksana
Tenaga Masyarakat akan Saba, Desa Saba, dan Balai Banjar Anggota Saba Voy dan Ida Bagus Ketut
Kerja Setempat dirasakan Kecamatan Blahbatuh Saba Masyarakat Balai Banjar Paramarta
penduduk Kabupaten Gianyar Melalui Saba (Pemrakarsa)
sekitar Tentang Kerjasama Di Kelihan Banjar Institusi
proyek yang Bidang Tenaga Kerja Berkaitan Pengawas
mempunyai dengan pihak Pondok Dengan -Pemerintah
akses Wisata Saba Voy Lowongan Desa Saba
sebagai Kerja Yang -Dinas
buruh atau Tersedia, Lingkungan

33
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

tenaga kerja Keahlian Yang Hidup Kab.


tidak Diperlukan Gianyar
terampil Dan Jadwal Pelaporan
pada setiap Penerimaan Dinas
kegiatan Pegawai Lingkungan
proyek, Hidup Kab.
sedangkan Gianyar
secara tidak
langsung
adalah
terciptanya
sektor-
sektor
informal
untuk
penyediaan
kebutuhan
karyawan
perusahaan

Terjadinya Pengoperasian Besaran Menyediakan kotak P3K Wilayah Banjar Pengelolaan Melakukan Tapak kegiatan Pemantauan Institusi Terjadinya
kecelakaan alat-alat dampak Memberikan Alat Br. Saba, Desa dilakukan setiap survei dimana kegiatan dilakukan setiap Pelaksana
kerja akibat operasional besar/ataupu Pelindung Diri (APD) Saba, Kecamatan saat selama langsung ke konstruksi saat selama Ida Bagus Ketut
dari Pondok Wisata n kecil secara gratis untuk Blahbatuh kegiatan lokasi kegiatan berlangsung kegiatan Paramarta
kelalaian Saba Voy pada kegiatan dengan tingkat Kabupaten konstruksi terhadap konstruksi (Pemrakarsa)
karyawan tahap resiko tinggi. APD ini Gianyar berlangsung kegiatan yang berlangsung Institusi
yang kurang Operasional dapat berupa helm, masker, berlangsung Pengawas
hati-hati sarung tangan, sepatu bot -Pemerintah
selama dan lain sebagainya. Desa Saba
kegiatan Memberikan asuransi -Dinas
operasonal kepada tenaga kerja yang Lingkungan
berlangsung ada Hidup Kab.
Gianyar

34
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

Pelaporan
Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar
Pencemaran Potensi Limbah cair  Melaksanakan System Pada Seluruh Saat Operasional  Melakukan Outlet Air Pengujian Institusi
Limbah Cair Pencemaran yang Manajemen Konservasi Instalasi Yang Pengukuran Limbah Hasil Sampel Setiap 1 Pelaksana
Limbah Cair Di dihasilkan Air Yang Optimal, Memanfaatkan Air Parameter Proses (satu) Bulan Ida Bagus Ketut
Sekitar Lokasi diperkirakan  Memasang Pengontrol Secara Rutin Dan Fisik – Pengolahan Sekali Dan Paramarta
Kegiatan 1,05 m3/hari Air di Kran, Wesatafel, Menghasilkan Kimia Limbah Pelaporan Hasil (Pemrakarsa)
dengan Kloset Dan Fasilitas Limbah Cair. Sampel Air Pengujian Institusi
perkiraaan Yang Menggunakan Air Pada Outlet Setiap 6 (Enam) Pengawas
jumlah tamu Dalam Jumlah Besar, Air Limbah, Bulan Sekali -Pemerintah
5-10 orang  Melakukan Kampanye  Parameter Desa Saba
per pondok (Memasang Pampflet) Yang Diuji -Dinas
wisata yang Penghematan Air Bagi Meliputi : Lingkungan
harus Seluruh Karyawan, pH, Hidup Kab.
dikelola  Melakukan Pengolahan BOD,COD, Gianyar
dengan baik Limbah Cair Dari TSS, MBAS, Pelaporan
yang Operasional Kamar Minyak Dinas
berdampak Mandi, Toilet, Westafel Lemak dan Lingkungan
pada areal Dan Dapur Dilakukan Coliform Hidup Kab.
seluas 812 Dengan Membuat Gianyar
m2 dan Septictank Kedap Air
lingkungan
sekitar
kegiatan  

Sampah Potensi Limbah  Mengoptimalkan System Lokasi pondok Saat Operasional Melaksanakan Lokasi pondok Saat Institusi  
Padat Dari Pencemaran Plastik/Sam Manajemen Pengelolaan wisata, Toilet, Kegiatan wisata, Toilet, Operasional Pelaksana
Kegiatan Akibat Sampah pah Berupa Limbah Padat / Sampah, Kamar Mandi, Penghitungan Kamar Mandi, Ida Bagus Ketut
Operasional Padat Sisa Bahan  Melakukan Kegiatan Areal Pertamanan Volume Areal Paramarta
pondok Makanan, Reuse, Sampah Yang (Pemrakarsa)

35
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

wisata Dan Sampah  Menggunakan Benda – Dihasilkan Pertamanan Institusi


Dapur Dari Plastik, Benda Yang Bisa Diisi Dan Pengawas
Kertas, Ulang Atau Dipakai Memantau Jika -Pemerintah
Kaleng, Kembali, Terjadi Desa Saba
Kardus  Menyedikan Tempat Keluhan -Dinas
(Sampah Sampah Tertutup Untuk Terhadap Lingkungan
Anorganik) Pembuangan Sampah, Keberadaan Hidup Kab.
 Mengangkut Sampah Sampah Gianyar
Perkiraan Yang Tidak Bisa Diolah Pelaporan
Volume Lagi Pada Pembuangan Dinas
sampah Akhir Setiap 2-3 Hari Lingkungan
yang Sekali. Hidup Kab.
dihasilkan = Gianyar
16 liter/hari
atau 0,016
m3/hari

Limbah B3 Potensi Jumlah  Membuat Bangunan Pondok wisata Setiap Hari  Mencatat Di pondok Setiap Hari Institusi  
Padat Pencemaran Limbah B3 Tempat Penyimpanan jungle door Selama Limbah B3 wisata Selama Pelaksana
Akibat Limbah Padat Yang Sementara Limbah B3, Operasional Yang Operasional Ida Bagus Ketut
B3 Dihasilkan  Menyimpan Limbah B3 pondok wisata Dihasilkan pondok wisata Paramarta
Adalah Pada TPS Yang Telah Setiap Hari, (Pemrakarsa)
Sebesar 1 Dibuat Sesuai Dengan  Membuat Institusi
Kg/ 6 Bulan Karakteristik Limbahnya. Neraca Pengawas
 Menyerahkan Limbah B3 Harian -Pemerintah
Kepada Perusahaan Limbah B3 Desa Saba
Pengangkut Yang Telah -Dinas
Memiliki Ijin Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar
Pelaporan
Dinas
Lingkungan

36
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

Hidup Kab.
Gianyar

TAHAP PASCA OPERASIONAL

Penghentian keresahan relatif kecil - Melakukan sosialisasi Di lokasi Pondok 3 kali sebelum - Pemantauan Di lokasi 3 kali pada Institusi
operasional karyawan dan karena jauh sebelum dilakukan Wisata Saba Voy renovasi secara Pondok Wisata tahap renovasi Pelaksana
Pondok masyarakat yang jumlah renovasi dilaksanakan dan langsung Saba Voy dilaksanakan Ida Bagus Ketut
Wisata mendapakan karyawan - Merumahkan karyawan secara insidental dengan dan secara Paramarta
nafkah dari tidak dengan tetap bila ada laporan pengamatan insidental bila (Pemrakarsa)
operasional banyak. memberikan hak- masyarakat. dan ada laporan Institusi
Pondok Wisata. hakny sesuai peraturan wawancara. masyarakat. Pengawas
yang berlaku. - Pemantauan -Pemerintah
- Memberi kepastian tak langsung Desa Saba
kepada karyawan untuk dari -Dinas
ditampung kembali jika pemeriksaan Lingkungan
renovasi telah selesai. laporan Hidup Kab.
- Dibuat kesepakatan Gianyar
dengan karyawan Pelaporan
Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar

37
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN
PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP YANG DIBUTUHKAN

Setiap rencana kegiatan memiliki dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan yang
dilaksanakan. Kegiatan pembangunan Pondok Wisata Saba Voy saat ini masih dalam tahap
pra konstruksi. Dampak yang dikaji meliputi dampak dari tahap pra konstruksi hingga
operasional. Dalam pelaksanaan upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan, diperlukan
ijin untuk melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Berdasarkan
dampak-dampak yang ditimbulkan dari kegiatan Pondok Wisata Saba Voy yang berlokasi di
Jl. Padma, Br. Saba, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar, maka izin PPLH
yang dibutuhkan antara lain:
1. Izin pembuangan air limbah ke sumber daya air
2. Izin pemanfaatan air limbah ke tanah

38
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

BAB V
PELAPORAN

Kegiatan Pondok Wisata Saba Voy memberikan dampak positif berupa penyediaan
akomodasi untuk menunjang sektor pariwisata di Jl. Padma, Br. Saba, Desa Saba, Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Namun, kegiatan Pondok Wisata Saba Voy juga
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Sehingga, studi upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL) ini dilakukan untuk
meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini antara
lain berupa penurunan kualitas lingkungan, gangguan sosial dan ekonomi, serta perubahan
rona lingkungan. Berdasarkan setiap jenis dampak yang ditimbulkan, upaya pengelolaan
lingkungan dilakukan untuk mengelola dampak yang akan terjadi, sedangkan upaya
pemantauan lingkungan bertujuan untuk memantau kemungkinan terjadinya dampak dari
setiap kegiatan. Selanjutnya, dokumen UKL/UPL ini dapat menjadi pedoman dalam upaya
menjaga kelestarian lingkungan dalam rangka pembangunan Pondok Wisata Saba Voy di
Kabupaten Gianyar

Sebagai bentuk penaatan, wajib bagi pemrakarsa melaporkan hasil pengelolaan dan
pemantauan dampak yang timbul dari rencana kegiatan seperti yang telah diuraikan pada
BAB IV kepada instansi terkait. Selama tahap konstruksi dan 1 tahun tahap operasional
pelaporan akan dibuat oleh konsultan supervisi atau kontraktor pelaksana pekerjaan, setelah
itu pelaporan akan di buat oleh pemrakarsa. Adapun jenis dampak dan pelaporan yang perlu
dilakukan dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 5. 1 Pelaporan kegiatan UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy

Frekwensi
No. Jenis Dampak Instansi yang dilaporkan
Pelaporan
A. Tahap Konstruksi
1. Peningkatan timbulan sampah Secara berkala setiap Dinas Lingkungan Hidup
material 6 bulan sekali Kabupaten Gianyar
selama kegiatan
konstruksi
2. Penurunan kualitas udara Secara berkala setiap Dinas Lingkungan Hidup
akibat debu 6 bulan sekali Kabupaten Gianyar
selama kegiatan

39
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

Frekwensi
No. Jenis Dampak Instansi yang dilaporkan
Pelaporan
konstruksi
3. Peningkatan kesempatan kerja Secara berkala setiap Pemerintah Desa Saba dan
6 bulan sekali Dinas Perindustrian dan
selama kegiatan Tenaga Kerja Kabupaten
operasional Gianyar

4. Peningkatan kebutuhan air Secara berkala setiap Dinas Pekerjaan Umum dan
bersih 6 bulan sekali Penataan Ruang Bidang
selama kegiatan Sumber Daya Air,
konstruksi dan Kabupaten Gianyar dan
operasional PDAM Kabupaten Gianyar
5. Peningkatan volume air Secara berkala setiap Dinas Kesehatan Kabupaten
limbah domestik 6 bulan sekali Gianyar dan Dinas
selama kegiatan Lingkungan Hidup
konstruksi dan Kabupaten Gianyar
operasional
6. Peningkatan timbulan sampah Secara berkala setiap Dinas Lingkungan Hidup
domestik 6 bulan sekali Kabupaten Gianyar
selama kegiatan
operasional
7. Peningkatan Intensitas Secara berkala setiap Dinas Lingkungan Hidup
Kebisingan 6 bulan sekali Kabupaten Gianyar
selama kegiatan
konstruksi
8. Penanganan utilitas (PDAM, Secara berkala setiap PLN, PDAM, TELKOM,
PLN, TELKOM, reklame 6 bulan sekali pemilik reklame
selama kegiatan
konstruksi

DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang RI No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Undang-undang RI No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Undang-undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

40
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Peraturan Pemerintah RI No 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
Peraturan Pemerintah RI No. 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air
Hujan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penetapan Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian
serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 5 tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan
Gedung
Peraturan Gubernur Bali No. 16 tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan
Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Bangunan Gedung
Peraturan Bupati Gianyar Nomor 85 Tahun 2015 Tentang Penataan Dan Pengendalian Usaha
Akomodasi Pariwisata

41
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

LAMPIRAN

42

Anda mungkin juga menyukai