Anda di halaman 1dari 43

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
pembangunan dan operasional untuk kegiatan usaha perternakan ayam,di jalan glogor carik,
Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten Kota Denpasar
Dokumen lingkungan ini disusun sebagai salah satu persyaratan proses perijinan
pembangunan dan operasional untuk kegiatan usaha perternakan ayam di Jalan glogor carik
,Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Kota Denpasar. Penyusunan
dokumen ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang
Pedoman Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Merniliki
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup, Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

1
P.26/MENLHK/ SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian Serta
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam Pelaksanaan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik,
Kami sangat menyadari bahwa isi dokumen ini belum sempurna, dan oleh karena itu
arahan dan saran-saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
dokumen ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam peuyusunan dokumen ini kami
ucapkan terima kasih dan semoga dokumen ini dapat dijadikan pegangan oleh pelaku usaha
dalam pengelolaan lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan.

Denpasar 14 Agustus 2021


Pemrakarsa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................3
1.2 Peraturan Perundangan............................................................................................3
1.3 Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL...........................................................................5
BAB II KEGIATAN USAHA..................................................................................................6
2.1 Nama Usaha................................................................................................................6
2.3 Bidang Usaha..............................................................................................................6
2.4 Lokasi Usaha..............................................................................................................6
2.5 Status Tanah/Gedung................................................................................................10
2.6 Jenis Surat Formal yang Dimiliki.............................................................................10
2.8 Deskripsi Kegiatan....................................................................................................10

2
2.9 Jenis Peralatan dan Bahan Baku yang Digunakan....................................................11
2.10 Penyerapan Tenaga Kerja.......................................................................................15
2.11 Jenis Kegiatan yang Dilakukan..............................................................................15
BAB III MATRIKS PRAKIRAAN DAMPAK, PROGRAM UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN DAN PROGRAM UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
.................................................................................................................................27
BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP YANG DIBUTUHKAN..............................................34
BAB V PELAPORAN........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................37
LAMPIRAN............................................................................................................................38

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang pengedalian dan perlindungan
lingkungan hidup setiap kegiatan atau usaha yang di lakukan di pastikan akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan,baik positif maupun negatif.Dalam rangka pengendalian
dampak lingkungan akibat kegiatan atau usaha di perlukan adanya pengelolaan dan
pemamtauan lingkungan hidup.Prinsip pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
kegiatan atau usaha adalah meningkatkan dan mengembangkan dampak positif yang akan
terjadi serta
mengurangi dan meminimalkan dampak negatif
yang mungkin terjadi.

3
Salah satu kegiatan atau usaha yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup sekitar adalah kegiatan perternakan ayam.
Perusahan perternakan ayam yang berlokasi di jalan glogor carik,desa pemogan kecamatan
denpasar selatan melakukan study kelayakan lingkungan dengan menyusun formulir upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantau lingkungan hidup(UKL-UPL).
Penyesunan formulir UKL-UPL perternakan ayam pedaging dengan jumla populasi 90.000
ekor dengan berpedoman peraturan mentri lingkungan hidup No 16,Tahun 2012 tentang
pedoman penyesunan dokumen lingkungan hidup dan perbub No 49,Tahun 2005 tentang
jenis rencana usaha yang wajib dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauaan lingkungan hidup.

1.2 Peraturan Perundangan


Penyusunan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL) Perternakan ayam berpedoman pada beberapa peraturan terkait,
yakni sebagai berikut:

1. Undang-undang RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


2. Undang-undang RI No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
3. Undang-undang RI No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
4. Undang-undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
5. Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah RI No 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
7. Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
8. Peraturan Pemerintah RI No. 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penetapan Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian

4
serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
11. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran
dan Perusakan Lingkungan Hidup
12. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 5 tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur
Bangunan Gedung
13. Peraturan Gubernur Bali No. 16 tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup
dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
14. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011-2031
15. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah No.5 Tahun 2015 Tentang Bangunan Gedung
16. Peraturan Bupati Gianyar Nomor 85 Tahun 2015 Tentang Penataan Dan Pengendalian
Usaha Akomodasi Pariwisata
17. Peraturan Bupati Gianyar Nomor 145 Tahun 2015 Tentang Standar Operasional
Prosedur Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan dan Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
18. Peraturan Bupati Gianyar Nomor 30 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Akomodasi
Pariwisata di Kabupaten Gianyar
19. Peraturan Bupati Gianyar No. 519/E-06/HK/2019 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL di Kabupaten Gianyar.

1.3 Tujuan dan Kegunaan UKL-UPL


A. Tujuan di susunnya formulir UKL-UPL perternakan ayam ini adalah:
 Mengidentifikasi kegiatan atau usaha perternakan ayam yang diperkirakan
berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar.
 Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup dan diperkirakan
terkena dampak akibat kegiatan atau usaha perternakan ayam.
 Sebagai acuan dalam pengelolaan pemantauan lingkungan hidup pada operasional
perternakan ayam.
 Sebagai instrumen pengikat bagi pihak perusahaan untuk melakukan pengolahan
dan pemantauan lingkungan.
B. Kegunaan formulir UKL-UPL Perternakan ayam:

5
1. Bagi pemerintah
 Sebagai bahan untuk melakukan kordinasi pengelolaan lingkungan hidup
 Sebaagi bahan untuk membantu semua pihak dalam menciptakan kualitas
lingkungan yang baik.
 Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan.
2. Bagi masyarakat
Sebagai bahan atau pedoman untuk membantu menciptakan kualitas lingkungan
yang baik dan membantu dalam upaya pemantauan lingkungan.
3. Bagi penanggung jawab kegiatan
 Sebagai paduan bagi pemrakarsa /penanggung jawab kegiatan dalam
menangani dampak yang mungkin timbul akibat operasional perternakan
ayam.
 Mewujudkan perternakan ayam sebagai kegiatan/usaha yang berwawasan
lingkungan hidup.
 Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan
untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup..

BAB II
KEGIATAN USAHA
2.1 Nama Usaha
Nama usaha ini adalah Perternakan ayam

2.2 Identitas Pelaku Usaha

a.Pemilik Usaha : Aldorius Bura Suda


b.Alamat : Jl. Glogor carik,Desa Pemogan,Kecamatan Denpasar
Selatan,Kabupaten Denpasar
c.No. KTP : 5312151404000001
d.No. Telepon : 082147958969
e.Nama usaha : kang geprek
f.Jenis usaha : perternakan ayam

6
2.3 Bidang Usaha
Usaha perternakan ayam yang bergerak dibidang perdagangan ayam pedaging

2.4 Lokasi Usaha


Rencana Pembangunan perternakan ayam di jalan glogor carik,desa Pemogan,Kecamatan
Depasar Selatan,Kabupaten Denpasar. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Denpasar
Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kota
Denpasar Tahun 2012-2013.Lokasi rencana kegiatan termasuk dalam wilayah Desa
Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan.

Gambar 2.1 Peta RTRW Kabupaten denpasar selatan


Berdasarkan sertifikat hak milik no. 22650, dengan batas-batas sebagai berikut:
Batas utara : lahan kosong
Batas timur : rumah
Batas selatan : rumah
Batas barat : sungai
Peta situasi lokasi kegiatan usaha perternakan ayam disajikan pada Gambar 2.2.

7
Gambar 2.2 lokasi kegiatan usaha perternakan ayam

2.2 RONA LINGKUNGAN AWAL


Rona lingkungan awal merupakan gambaran secara umum tentang kondisi eksisting
dari lokasi kegiatan dan sekitarnya. Rona lingkungan awal dapat dibagi menjadi beberapa
komponen, yakni komponen fisik-kimia, biologi, tata ruang, transportasi, sosial, ekonomi,
dan budaya.
A. Komponen Fisik-Kimia
Kondisi lokasi rencana pembangunan ditinjau dari sifat fisik dan kimia lingkungan
yang meliputi kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan.
 Kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan
Standar kualitas udara ambien dan intensitas kebisingan mengacu pada pergub
Bali No.16 Tahun 2016 dan parmen tenaga kerja trasmigrasi No.13 Tahun 2011.
B. Komponen Biologi
Kondisi lokasi rencana pembangunan ditinjau dari keberadaan komponen
biologi,meliputi keberadaan flora dan fauna serta persebaran dan keragamaannya.
 Flora dan Fauna
Berdasarkan hasil survei lapangan,ada beberapa jenis vegetasi yang terdapat
disekitar area lokasi pembangunan perternakan ayam di Jalan glogor carik,Desa
Pemogan,Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten Denpasar,dan tidak ditemukan
vegetasi langka yang dilindungi,sebagian besar terdiri dari tanaman seperti,pohon
pisang dan pohon pepaya. Fauna yang terdapat dilokasi kegiatan adalah burung
gereja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.

8
Gambar 2.3 flora yang umumnya terdapat dilokasi

C. Komponen Tata Ruang


Sesuai dengan undang-undang No.26 Tahun 2007 tantang penataan ruang,peraturan
pemerintah No.26 Tahun 2008 tantang rencana tata ruangan wilayah Nasional
(RTWN) dan perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali,kota
Denpasar merupakan Ibu kota Provinsi Bali,pusat kegiatan Nasional (PKN), yang
sekaligus merupakan kota inti dari kawasan perkotaan sebagai kawasan stragis
Nasional, membutuhkan koordinasi penataan struktur ruang dan pola ruang wilaya
Nasional, wilayah Provinsi Bali dan wilaya kabupaten sekitar dalam rangka kawasan
perkotaan.
D. Komponen Trasportasi
Berdasarkan pengamatan dilapangan prasarana jalan akses menuju lokasi kegiatan
berupa jalan aspal satu arah dengan perkiraan lebar ± 6 meter yang dapat dilalui oleh
kendaraan bermotor maupun kendaraan bermobil. Jalan akses menuju lokasi kegiatan
dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.

Gambar 2.4 jalan akses menuju lokasi kegiatan

9
2.5 Status Tanah/Gedung
Status tanah yang digunakan untuk usaha perternakan ayam adalah hak milik dengan
sertifikat hak milik(SHM) nomor 22650 Tanggal 14 April 2000
2.6 Jenis Surat Formal yang Dimiliki
Dalam rencana usaha atau kegiatan perternakan ayam, pemrakarsa telah memiliki beberapa
surat formal, yakni sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Legalitas yang Dimiliki Pemrakarsa

Jenis legalitas Nomor dan Tanggal Terbit Pemberi Izin


Sertifikat Hak Milik No.22650 Tanggal 14 April Kantor Pertanahan
2000 Kabupaten Denpasar

2.8 Deskripsi Kegiatan


Rencana usaha dan/atau kegiatan dalam UKL-UPL ini adalah perternakan ayam yang
berlokasi di Jalan glogor carik, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar selatan, Kabupaten
Denpasar.
Kegiatan usaha perternakan ayam saat ini berada pada tahap pra konstruksi.Fasilitas
perternakan ayam memiliki 2 kandang yang berlantai 2, rumah jaga,dapur,gudang pakan
ternak,kamar mandi/WC.Yang diperhitungkan dalam KDB(Koefesien Dasar Bangunan)
adalah luas dasar bangunan dibagi luas lahan × 100%. Total luas dasar bagunan dari usaha
ini adalah 1.100 m² sedangkan luas lahan keseluruhannya adalah 2.300 m², sehingga
perhitungan KDB(Koefesien Dasar Bangunan) = 1.100 : 2.300 ×100 = 20.9%

2.9 Jenis Peralatan dan Bahan Baku yang Digunakan


Jenis peralatan dan sumber daya yang digunakan pada usaha perternakan ayam saat
operasional adalah sebagi berikut :
 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu usaha,karyawan pada
perternakan ayam berjumlah 10 orang dan semuanya tenaga kerja laki-laki.
Kegiatan pekerjaan dimulai pada pukul 8.00 hingga pukul 20.00,jam kerja karyawan
diatur dengan cara shift.
 Penyediaan air bersih

10
Penyediaan air bersih dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas kebutuhan air
untuk aktifitas kandang dan domestik seperti toilet/WC. Sumber air bersi
direncanakan menggunakan air sumur dengan kedalaman 30m.
Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum menunjukan bahwa berdasarkan
sifat fisik kimia dan air hampir semua parameter memenuhi buku mutu. Sedangkan
terhadap mikrobiologi menunjukan bahwa kandungan ekolinya cukup tinggi yaitu
1100 MPN/100 ml sehingga termasuk kategori D(amat jelek). Sehingga air disini
dapat digunakan sebagai sumber bahan baku air minum dengan syarat dilakukan
pengolahan terlebi dahulu. Sistem penyediaan air bersi yang berasal dari sumur akan
ditranfer menggunakan pompa,dengan memompa air ke bak penampung air yang
diletakan dilokasi paling tinggi kemudian dialirkan ke semua lokasi sesuai dengan
kebutuhan dengan di pompa ke penampung-penampung kecil yang sudah tersedia
disetiap titik kebutuhan air. Saat operasional diperkirakan membutukan air bersi
sebesar 10.087 liter/hari dengan perkiraan kebutuhan air sebagai berikut:
 Aktifitad kamar mandi/toilet 11 orang ×100 liter/hari=1.100 liter/hari
 Kebutuhan minum ayam= 8.850 liter/hari
 Kebutuhan air untuk membersikan kandang=6.750 liter/7hari,sehingga perkiraan
apabila dihitung perhari adalah 137 liter/hari.

 Rencana pengelolaan air limbah


Perencanaan pengelolaan air limba akan berpedoman pada sistem sederhana,perkiraan
volume air limba domestik adalah sebagai berikut :
Total kebutuhan air(Q) = 1.100 liter/hari =1.1 m³/hari
Debit air limbah = 0.7×Q
= 0.7×1.1 m³/hari
= 0.77 m3/hari

Untuk air limba yang berasal dari kamar mandi/toilet dan urinoir langsung disalurkan
ke dalam septictank untuk di uraikan secara anaerob. Jika volume septictak overlow
maka aliran akan disalurka ke dalam peresapan. Rencana septictak berjumlah 1 buah
berbentuk persegi panjang dengan lebar bak 1.5 dan panjang 2.0 m serta kedalaman
1.5 m. Periode pengurasan Lingkungan 10 Tahun.
Untuk lebih jelas sistem pengelolaan air limba dapat dilihat pada skema berikut ini :

11
Berdasarkan hasil pemeriksaan badan air sungai pada sungai yang terletak di
belakang/sebelah komplek kandang,bahwa sungai dimasukan dalam kategori sungai
kelas II dan berdasarkan PP nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air terdapat beberapa parameter yang melampoi baku mutu
yaitu residu tersuspensu,total fosfat sebagai P,timbal,mangan,air raksa,belerang
sebagai H25,dengan kandungan ekoilnya yang cukup tinggi termasuk golongan E. Hal
ini dimungkinkan karena lokasi kegiatan merupakan Daerah pertanian sehinga resedu
dari pupuk maupun obat-obatan bisa saja terlarut dalam sungai tersebut.
 Rencana Pengelolaan Sampah

Kebersihan dan estetika sistem menyangkut sistem pengelolahan sampa yang akan di
terapkan selama operasional pengelolahan meliputi :
 Sistem pewadahan
Menampung dalam bak penampung sampa yang di buat pemanen yang di tutup
dan yang dibuat setiap kandang, dan gudang selain itu juga disediakan tempat
sampa yang terbuat dari plastik dan di tempatkan di setiap ruangan yang mudah di
jangkau.
 Sistem pengumpulan
Pegawai yang di tugaskan mengelolah sampa akan di mengumpulkan sampa-
sampa ke tempat penampung sementara yang di sediakan khusus untuk itu.

12
gambar 2.6 wadah sampah yang dapat digunakan untuk operasional perternakan
ayam dengan pemilihan sampah yang dapat dikompaskan(hijau) dan tidak dapat
dikompaskan(kuning)

 Sistem Drainase

Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan di tangkap talang air dan di alirkan
dengan sistem plumbing pipa PVC diameter 2inchi secara gravitasi menuju
SPAH(saluran pipa air hujan) yang di hubungkan melalui pipa outlet kesaluran
drainase eksisting yang terletak di depan kandang yang merupakan saluran
pembuangan yang cukup besar.sedangkan pada atap dek beton yang menutupi
sebagian dari bangunan akan dibuat dengan kemiringan 0.5 derajat agar dapat
mencegah genangan air dipermukaan atap dek beton.
 Sistem penanggulangan bahaya kebakaran
Apabila terjadi kebakaran,sistem penanggulangan kebakaran akan menggunakan cara
manual.
Penanganan dengan sistem manual dengan menyemprotkan langsung pada sumber
api,menggunakan alat pemadam kebakaran jenis portable Fire Estinguisher(CO2)
berkapasitas 5kg berjumlah 4 buah. Disisi lain upaya pemadam kebakaran akan

13
berkordinasi dengan badan penanggulangan bencana Daerah(BPBD) Kabupaten
Denpasar.

Gambar 2.7 APAR yang digunakan usaha perternakan(5kg)

 Penghijauan di Lokasi Kegiatan


Bolah ruangan terbukan terbagi atas ruangan terbuka antar bangunan sekitarnya dan
ruangan terbuka di dalam lingkungan bangunan. Penataan area penghijauan dilakukan
di semua area terbuka atau kosong yang berada disekitar kandang dengan luas 60 m²
atau 14.8%. Tanaman yang akan ditanam yaitu tanaman pohon pisang,pohon pepaya
dan pohon kelapa.
 Skala Besaran Rencana Usaha Atau Kegiatan
Besaran anggaran dasar memiliki modal dasar yang cukup besar.
Kapasitas produksi perternaan ayam berjumlah 90.000 ekor,sedangkan luas lokasi
yang digunakan 2.300 m². Maka perusahaan peerternakan menyusun formulir UKL-
UPL.
Penyusunan formulir UKL-UPL berdasarkan pada peraturan Menteri Negara
lingkungan hidup Republik Indonesia No 16 Tahun 2012 tentang pedoman
penyesunan dokumen dan perbub No 49 tahun 2005 tentang jenis rencana usaha yang
wajib dilengkapi upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
lingkungan hidup.
 Lahan

14
Terletak di jalan glogor carik,Desa pemogan,Kecamatan
denpasarselatan,Kabupaten Denpasar,Dengan luas lahan 2.300m2.Luas
keseluruhan pemanfaatan lahan untuk bangunan dan kelengkapanya dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
(TABEL BELUM DI BUAT)
 Jenis dan Kapasitas Produkasi
Perternakan ayam merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perternakan
berupa usaha perternakan ayam dengan kapasitas 90.000 ekor dalam 2(dua)
kandang berlantai 2(dua) dengan luas kandang 1.100m2.
 Pakan
Bahan pakan yang digunakan berupa bahan pakan jadi untuk ayam starter maupun
glower ditambahkan konsentrat. Jumlah dan komposisi yang digunakan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:(TABEL BELUM DIBUAT)
 Pemberian pakan dan minum
Pakan atau minum ternak merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
kesuksesan dalam usaha ternak ayam. Pemberian pakan pada ternak dilakukan
2kali dalam sehari yaitu pada pagi hari (pukul 07.00-08.00 WITA, dan
menjelang sore hari (pukul 16.00-17.00 WITA)
 Pemeliharaan dan teknik pemeliharaan
Jenis kegiatan utama pada perternakan ayam adalah pemeliharaan ayam
broiler(pedaging) dengan kapasitas atau jumla ayam yang dipelihara sebanyak
90.000 ekor dan ditempatkan pada kandang 2 lantai(ayam ditempatkan didalam
kandang tertutup dengan pemakaain blower sebagai sumber udara.)
Perternakan ayam di jaga/control dengan sangat ketet terhadap keluar masuknya
pengunjung atau barang.
Pengentrolan yang ada diperternakan ini dilakukan dengan sistem biosecurity
yang meliputi;
1) Lokasi usaha memiliki pagar untuk memudakan control keluar masuknya
karyawan/pengunjung,barang serta untuk mencegah masuknya hewan lain.
2) Tamu yang masuk dilokasi perternakan harus mendapatkan ijin dari
perusahaan dan mematuhi peraturan yang ada.
3) Setiap tamu atau karyawan sebelum masuk didisenfeksi terlebih dahulu.
Perternakan ayam dapat dibedakan menjadi : Penyediaan bibit,kegiatan

15
pemeliharaan dikandang growe,kegiatan panen,dan kegiatan pembersian
kandang.
Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
 Minggu pertama (hari ke1-7) kutut/DOC dipindakan keindukan atau
pemanas,segara diberi air minum hangat yang ditamba vitamin dengan
dosis +1-2 cc/liter air minum dan vitamin dengan dosis +1cc/liter air
minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama
trasportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau
1.3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan
minimal ,pada praktenya pemberian tidak dibatasi, pakan yang diberikan
pada awal pemeliharaan berbentuk butiran kecil(crumbles).
 Minggu kedua(hari ke 8-14) pemeliharaan minggu kedua masi
memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih
ringan,pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk
minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
 Minggu ketiga(hari ke 15-21) pemanas sudah dapat dimatikan terutama
pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau
4,8 kg untuk 100 ekor ayam.pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan
vaksinadi yang kedua menggunakan ND strain lasotta melalui suntikan
atau air minum.
 Minggu keempat(hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi
pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari
dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tinggkat pertumbuhan
ayam. Pertumbuhan yang normal memiliki berat badan minimal 1,25kg.
Kebutuhan pakan adalah 65gr per ekor atau 6,5kg untuk 100 ekor ayam.
 Minggu kelima(hari ke 29-35). Minngu ini yang perlu diperhatikan
adalah tatalaksana lantai kandng.
Karena jumla kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi,sehinga perlu
dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai
agar tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88gr per ekor atau 8,8kg
untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari dilakukan sampling
penimbangan berat ayam,bobot badan dengan pertumbuhan yang baik
mencapai 1,8-2kg,dengan bobot tersebut ayam sudah dapt dipanen.

16
 Minggu keenam(hari ke 36-42). Jika ingin lebih diperpanjang untk
mendapatkan bobot yang lebih tinggi maka kontrol terhadap ayam dan
lantai tetap harus dilakukan. Pada umur ini pertumbuhan yang baik, ayam
sudah mencapai bobot 2.25kg.

2.10 Penyerapan Tenaga Kerja


Karyawan merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu usaha. Jumla karyawan yang
dibutukan pada tahap operasional adalah berjumlah 10 orang yang direkrut dari sekitar lokasi
usaha.

2.11 Jenis Kegiatan yang Dilakukan Saat


ini,Usaha perternakan sedang berada pada tahap pra kontruksi Komponen kegiatan untuk
setiap tahap kegiatan beserta dampak yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:

 Kegiatan Pada tahap Pra Konstruksi


Kegiatan yang dilakukan pada tahap prakonstruksi meliputi;

 Survei
Peneliatian dan perijinan termasuk didalamnya berupa pengukuran lahan dan
perencanaan pembangunan. Dalam melakukan suatu usaha adalah suatu proses
perizinan kepemerintah daera yang akan di gunakan sebagai tempat
usaha,penentuan kegunaan wilaya,ijin lokasi dan semua ketentuan perizinan yang
sudah di tetapkan pemerinta daera yang harus di lengkapi.
 Pembebasan lahan
Kegiatan pembebasan lahan sudah dilakukan jau sebelum kegiatan
dilaksanakan,sehingga nego siasi besarnya ganti untung penjualan lahan sudah
tidak menjadi komponen dampak. Pembayaran juga sudah dilakukan sesuai
dengan kesepakatan yang terjadi dengan disaksikan oleh unsur wilaya setempat.
 Kegiatan Penyiapan Bahan-baha dan Fasilitas pengamanan
Kegiatan penyiapan bahan dan fasilitas pengamanan yang dimaksud adalah
mempersiapkan secara fisik bahan-bahan bagunan yang akan digunakan untuk
perternakan ayam dan fasilitasnya,khusus saat awal kegiatan konstruksi yaitu
pagar pembatas serta penyediaan mes kerja. Gudang atau bedek untuk
menempatkan bahan material bangunan dan peralatan kerja yang akan

17
digunakan,sehingga proses pembangunan tidak akan menggangu kegiatan
masyarakat disekitarnya.
 Kegiatan Pada Tahap Kontruksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan konstruksi yang diperkirakan dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup antara lain :
 Rekruitmen Tenaga Kerja Konstruksi
Saat pelaksanaan konstruksi kebutuhan tenaga kerja dikordinasi oleh beberapa
pengawas yang ditunjuk oleh pemrakarsa. Tenaga kerja konstruksi yang
memerlukan syarat keahlian khusus langsung ditangani oleh tenaga ahli dari pihak
pemrakarsa. Sedangkan untuk tenaga penunjang seperti keamanan,kuli angkut sdan
konsumsi akan diprioritaskan masyarakat sekitar. Jumla total tenaga kerja
konstruksi yang dibutuhkan 20 orang,dimana 90% dari tenaga kerja yang
dibutukan akan di ambil dari masyarakat sekitar,jenis tenaga kerja yang dibutukan
dalam konstruksi antara lain :
1) Pelaksana
2) Logistik
3) Mandor
4) Tukang batu
5) Tukang kayu
6) Tukang besi
7) Tukang cat
8) Tenaga pembantu
9) Sopir
10) Penjaga
Selama pelaksanaan konstruksi,pekerja yang berasal dari luar di tetapkan di
mess/bedeng yang dibangun lengkap dengan fasilitas MCK dan TPS dilokasi
pembangunan. Terkait keamanan lingkungan,bahan dan peralatan kerja
dipercayakan langsung oleh beberapa tenaga keamanan dari penduduk daerah
setempat. Untuk memberikan jaminan sosial selama pelaksanaan konstruksi,maka
jika terjadi kecelakaan dan gangguan kesehatan,seluruh tenaga kerja mendapat
jaminan asuransi kesehatan dan pengelola uaha.
 Mobilitas material dan peralatan
Bahan dan material bangunan direncanakan akan mengambil dari daerah

18
sekitar,hal tersebut untuk mendapatkan efesiensi dan akan lebih mudah dalam
mengangkutnya. Bahan-bahan material lain seperti batu bata diambil dari lokasi
terdekat. Saat pengiriman bahan material ke lokasi pembangunan akan digunakan
kendaraan-kendaraan angkut bertonase sedang seperti truk 150 PS dan clot pick
up.
 Kegiatan persiapan awal pada tanah/lahan yang akan dibangun kandang dan
prasarana lainya.
Kondisi lahan eksisting adalah berupa tanah kosong oleh karena itu,sebelum
dimulai kegiatan konstruksi perlu dilakukan pembersihan(Land Clearing) bertujuan
untuk mempersiapkan secara fisik lahan yang akan digunakan untuk pondasi
bangunan dan prasarana penunjangnya termasuk untuk pemagaran keliling area
pembangunan. Kegiatan ini direncanakan akan dilakukan secara manual atau
menggunakan tenaga manusia dan juga dengan alat berat.
 Pembangunan fisik bangunan (super structure dan uper structure )
Kegiatan pembangunan super structure ini meliputi pemasangan struktur pondasi
bangunan,sloof,saluran drainase SPAH dan septictank. Khusus struktur pondasi
menggunakan pondasi pelat beton dan pelat lajur. Sedangkan untuk pembangunan
upper structure terdiri atas pemasangan kolom dan balok,stuktur dinding
bangunan,konstruksi atap dan pemasangan genting.
 Kegiatan Pasca Konstruksi
 Demobilisasa Tenaga Kerja
Demobilisasi tenaga kerja akan dilakukan setelah seluruh kegiatan proyek selesai
dikerjakan oleh parah pekerja,piham pemrakarsa akan memberikan gaji bagi para
pekerja dengan sesuai hari kerjanya.
Pekerja juga akan diantar menggunakan trasportasi perusahaan agar pekerja dapat
sampai di tempatnya masing-masing dengan keadaan selamat.
 Kegiatan Pada Tahap Operasi
 Penerimaan tenaga kerja : Kegiatan ini berdampak pada komponen lingkungan
sosial berupa keresahan dan kecemburuan masyarakat setempet yang berkeinginan
untuk menjadi bergabung dalam perusahaan perternakan ayam.
 Kegiatan dari kamar mandi/CW,kebutuan minum ayam dan kebutuhan untuk
membersikan kandang :Kegiatan ini akan menghasilkan limba cair.Kebutuhan air
diperkirakan 137 liter/hari.

19
 Kegiatan perternakan ayam akan menghasilkan sampah dari sisa makanan
ayam,kotoran ayam dan plastik obat.
 Tahap Pasca Operasional
kegiatan pada tahap ini yaitu renovasi atau pembongkaran bangunan karena terjadi
kerusakan pada banguan. Untuk kegiatan renovasi akan dilakukan di bagian-bagian
bangunan yang mengalam kerusakan kecil termasuk juga penambahan fasilitas lain
untuk kelengkapan operasional sesuai kebutuhan. Kegiatan ini juga bisa menimbulkan
dampak lingkungan permasalahan sikap negatif masyarakat terhadap perusahaan serta
timbulnya keresahan masyarakat. Ini terjadi karena pada renovasi a k a n mengganggu
kegiatan perternakan ayam dan masyarakat di sekitar lokasi usaha,bahkan ada
kemungkinan untuk penutupan sementara. Jika bangunan tidak layak lagi digunakan
baik berdasarkan teknis atau pertimbangan lain maka kemungkinan akan dilakukan
pembongkaran bangunan. Kegiatan pembongkaran akan menimbulkan dampak antara
lain: menurunnya kualitas udara, meningkatnya kebisingan, timbulnya sampah, terjadinya
gangguan lalu lintas akibat mobilisasi hasil pembongkaran, hilangnya peluang kerja dan
berusaha, timbulnya persepsi dan sikap negatif masyarakat, timbulnya keresahan
masyarakat dan terjadinya gangguan K3.

A. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP.

 Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana kegiatan/usaha


Dampak lingkungan yang terjadi karena pembangunan dan operasional perternakan ayam
dapat berupa dampak potensial yang bersifat positif maupun negatif. Dampak
pembangunan dan operasional ditinjau berdasarkan aspek fisik-kimia,aspek biologi dan
aspek sosial,ekonomi,budaya serta aspek kesehatan masyarakat pada setiap tahapan
kegiatan yang dilakukan pada pembangungan perusahaan tersebut. Sebagai dampak pada
komponen lingkungan akibat pembangunan dan operasional.
1. Tahap pra konstruksi
Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra
konstruksi adalah sebagai berikut :
 Sumber dampak

20
Sosialisasi kepada masyarakat sekitat lokasi kegiatan yang berada di jalan glogor
carik,Desa Pemogan,Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten Denpasar,untuk
mendapatkan persetujuan dan izin masyarakat.
 Besar Dampak
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap
rencana pembangunan perternakan ayam.
 Upaya Pengelolaan Lingkungan
Melakukan komonikasi,sosialisasi dan observasi disekitar perusahaan agar dapat
mencegah dampak negatif ini,
 Lokasi Dan Periode Pengelolaan Lingkungan
Jalan glogor carik,Desa Pemogan,Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten
Denpasar.
 Upaya Pemantauan Lingkungan
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi
 Lokasi Dan Periode Pemantauan Lingkungan
Jalan glogor carik,Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten
Denpasar, sekali pada saat pembuatan izin tetangga dan rekomendasi kepala
daerah.
2. Tahap konstruksi
 Kegiatan ini dapat minimbulkan keresahan dan kecemburuan masyarakat
sekitar akibat mobilisasi kerja pada tahap konstruski
 Sumber dampak
dampak yang berasal dari mobilisasi peralatan dan material sebagian besar
bebannya dirasakan oleh masyarakat di sekitar lokasi.Dapat juga
menyebabkan penurunan kualitas udara. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya
persepsi negatif masyarakat terhadap Perternakan ayam, karena kenyamanan
mereka terganggu. Di sisi lain, kegiatan-kegiatan pada tahap konstruksi ini
akan memberikan manfaat bagi masyarakat karena terbukanya kesempatan
kerja, sehingga akan terjadi peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang
dapat secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam kegiatan tersebut.
Namun demikian, tingkat pengangguran yang tinggi dan latar pendidikan yang
kurang sesuai menyebabkan tidak semua angkatan kerja dapat tertampung
dalam kegiatan tahap konstruksi sehingga menimbulkan kekecewaan bagi

21
mereka yang berharap dapat terlibat namun tidak tertampung. Kekecewaan ini
akan menimbulkan sikap dan persepsi negative terhadap pembangunan
perternakan ayam.
 Besar dampak
Adanya kecemburan masyarakat terhadap posisi lowongan pekerjaan yang
dikerjakan oleh kontraktor proyek.
 Upaya Pegelolaan Lingkungan
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi
yang terkena dampak langsung dari pembangunan perternakan ayam ini.
 Lokasi Dan Periode Pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan dilakukan du Jl.Glogor carik,Desa
Pemogan,Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten Denpasar dilaksanakan
sebelum kegiatan konstruksi dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat
terdekat.
 Upaya Pemantauan Lingkungan
Kegiatan dilaksanakan dengan memberitahuakan isian terkait hal-hal yang
dikelukan masyarakat setempat dengan cara melakukan wawancara dan
observasi dengan pekerja dan penduduk sekitar.
 Lokasi Dan Periode Pemantauan Lingkungan
Kegiatan ini dilakukan pada saat konstruksi dilaksanakan dengan melibatkan
toko masyarakat di Jl.Glogor carik,Desa Pemogan,Kecamatan Denpasar
Selatan,Kabupater Denpasar.
 Dampak Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terjadinya kecelakaan kerja
akibat dari penumpukan material yang kurang hati-hati dan sebagai akibat
kurangnya pemakaian alat pelindung diri selama kegiatan konstruksi
berlangsung
 Sumber Dampak
Pengoperasian kegiatan pembangunan perternakan ayam pada tahap
konstruksi
 Besaran Dampak
Kecelakaan kerja akibat penumpukan material,kurangnya pemakaian alat
pelingdung dan kurang berhati-hati saat kegiatan konstruksi berlangsung.
 Upaya pengelolaan lingkungan

22
1) Penyediaan kotak P3K
2) Mendapatkan alat pelindung diri secara gratis untuk menjaga keselamatan
saat bekerja
3) Mendapatkan asuransi dari perusahaan perternakan ayam
 Lokasi Dan Periode Pengelolaan
Kegiatan pengelolaan lingkungan dilaksanakan di Jl. Glogor carik,Desa
Pemogan,Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten Denpasar pada saat
kegiatan dilakukan toko masyarakat harus diserta libatkan.
 Upaya Pemantauan Lingkungan
1) Upaya pemantauaan dilakukan setiap saat kegiatan konstruksi berlangsung
2) Survei langsung kelapangan saat kegiatan pembangunan berlangsung
 Lokasi Dan Periode Pemantauan Lingkungan
Kegiatan ini dilakukan pada saat konstruksi dilaksanakan dengan melibatkan
masyarakat sekitar/toko masyarakat di Jl. Glogor carik,Desa
Pemogan,Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten Denpasar.
 Dampak Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan
 Sumber Dampak
Kegiatan yang menjadi sumber dampak antara lain :
1) Mobilisasi bahan/material seperti : Semen,batu,besi,pasir,kayu dan lain-
lainnya.
2) Mobilisasi peralatan seperti alat untuk pembuatan bahan beton.
3) Membersikan lahan dan pematokan yang akan dijadikan lokasi proyek
4) Pembangunan struktur bangunan
5) Memantau situasi lapangan jika terjadi pencemaran udaran dan kebisingan
yang tinggi dan melebihi batas tolenansi (maksimal kebisingan yang
diperoleh sebesar 80 dBA selama 8 jam sehari)
6) Mengamati secara langsung dan meminta laporan dari masyarakat sekitar
baik dalam pertemuan formal atau non formal.
3. Tahap Pasca Operasional
 Sumber Dampak
demobilisasi tenaga kerja proyek,sisa material bangunan yang tidak dikelolah.
 Jenis dampak

23
kegiatan ini dapat menimbulkan dampak berupa gangguan estetika dan
kerusakan vegetasi akibat sisa-sisa material proyek yang tidak dikelola.
 Besaran dampak
kecil dan tidak kecil akan mempengaruhi fasilitas penunjang ditempat lainnya.
 Upaya pengelolaan lingkungan
membersihkan sisa-sisa bahan material bangunan, membersihkan sisa bangunan
bedeng dan fasilitas pekerja serta melakukan reboisasi atau penanaman kembali
pada vegetasi yang mengalami kerusakan.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
dalam areal pertenakan ayam.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup
sebelum operasional kegiatan dilakukan
 Upaya pemantauan lingkungan
secara berkala mengamati kondisi lingkungan pasca konstruksi.
 Lokasi pemantauan lingkungan hidup
dalam areal perternakan ayam
 Periode pemantauan lingkungan hidup
selama proses pasca konstruksi sebelum operasional kegiatan.
4. Tahap Operasional
 Dampak sosial berupa keresahan dan kecemburuan masyarakat setempat yang
berkaiatan untuk diterima sebagai tenaga kerja operasional.
 Sumber Dampak
Penerimaan tenaga kerja akan menjadi hal penting dalam pembahasan sumber
dampak
 Besaran Dampak
Tenaga kerja yang berasal dari penduduk sekitar akan merasakan dampak dari
kegiatan ini,secara tidak langsung terciptanya sektor-sektor informal untul
penyediaan kebutuhan karyawan diperusahaan. Jika pendapatan karyawan cukup
maka akan timbul kegiatan ekononi dan pembangunan bangunan lain.
Keterlibatan penduduk lokal dalam peluang usaha ini mampu meningkatkan
pendapatan rumah tangga penduduk lokal, serta dapat memberikan kesejahteraan
pendapatan bagi penduduk. Namun pertumbuhan ekonomi lokal tidak akan
mungkin merata karena warga yang mempunyai lahan luas, pendidikan yang baik

24
dan modal besar akan lebih mampu menangkap peluang yang ada. Kenyataan ini
akan dapat menyebabkan terjadinya gesekan sosial dan munculnya stratifikasi
atau kelas-kelas sosial yang baru dalam masyarakat, yang pada akhirnya akan
memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat.
 Upaya Pengelolaan Lingkungan
Melakukan pendekatan dengan toko masyarakat di Jl. Glogor carik, Desa
Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Denpasar tentang kerjasama
untuk pembangunan peeternakan ayam. Pendekatan tersebut harus
memperhitungkan dengan kondisi perternakan ayam kualifikasi tenaga kerja yang
diperlukan dan ketersediaan lowongan pekerjaan. Pendekatan yang diharapkan
adalah dapat menampung tenaga kerja lokal di Jl. Glogor carik, Desa Pemogan,
Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Denpasar serta mempersiapkan fasilitas
pelatihan (training) bagi warga di Jl. Glogor carik, Desa Pemogan,Kecamatan
Denpasar Selatan, Kabupaten Denpasar memerlukan latihan. Pihak pengurus di Jl.
Glogor cark, Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Denpasar
juga memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan dan ketertiban di sekitar
perternakan ayam demi kenyamanan karyawan dan pengunjung.
 Lokasi dan Periode Pengelolaan Lingkungan
Di perternakan ayam kang gepre Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan,
Kabupaten Denpasar secara berkala.
 Upaya Pemantauan Lingkungan
Menyebarkan isian kepada anggota masyarakat melalui Banjar berkaitan dengan
lowongan kerja yang tersedia, keahlian yang diperlukan dan jadwal penerimaan
pegawai.
 Lokasi dan Periode Pemantauan
Di perternakan ayam dan Desa Pemogan,Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten
Denpasar.
 Dampak Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terjadinya kecelakaan kerja
akibat dari kelalaian karyawan yang kurang hati-hati selama kegiatan’
 Sumber Dampak
Pengoperasian alat-alat di perternakan ayam pada tahap Operasional
 Besaran Dampak
Terjadinya kecelakaan kerja saat pengerjaan perternakan ayam.

25
 Upaya Pengelolaan Lingkungan
1) Menyediakan kotak P3K
2) Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) secara gratis untuk kegiatan dengan
tingkat resiko tinggi. APD ini dapat berupa helm, masker, sarung tangan,
sepatu bot dan lain sebagainya.
3) Memberikan asuransi kepada tenaga kerja yang ada.
 Lokasi dan Periode Pengelolaan
Upaya pengelolaan lingkungan dilakukan di Jl. Glogor carik, Desa Pemogan,
Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Denpasar pada kegiatan Operasional
dilaksanakan dengan melibatkan tokoh masyarakat sekitar.
 Upaya Pemantauan Lingkungan
 Memantau pekerjaan selama kegiatan konstruksi dilakukan
 survei langsung ke lokasi kegiatan yang sedang berlangsung.
 Lokasi dan periode Pemantauan Lingkungan
pemantauan dilakukan pada saat kegiatan Operasional dilaksanakan dengan
melibatkan tokoh masyarakat di Jl. Glogor carik, Desa Denpasar, Kecamatan
Denpasar Selatan,Kabupaten Denpasar
 Potensi Pencemaran Limbah Cair
 Sumber Dampak
Dihasilkanya limbah cair dari operasional kegiatan.
 Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan dari operasiona diperkirakan 1,1 m³/hari perternakan
ayam harus dikelola dengan baik yang berdampak pada areal seluas 2.3002 dengan
2 lantai dan lingkungan sekitar kegiatan.
 Upaya pengelolaan Lingkungan
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan untuk meminimalisir pencemaran
air akibat limbah cair yang dihasilkan antara lain:
1) Melaksanakan system konservasi air yang optimal
2) Memasang pengontrol air dan fasilitas yang menggunakan air dalam jumlah
besar
3) Melakukan penghematan air bagi seluruh karyawan
4) Melakukan pengolahan limbah cair dari operasional membuat septictank
kedap air, yang dikombinasikan dengan jumlah 1 buah yang berbentuk persegi

26
panjang dangan lebar 1.5 m,panjang 2.0 m dan kedalaman 1.5 m. septic tank
biotech dan sistem biofilter jika septictank penuh dapat di salurkan kedalam
peresapan. Septictank dilengkapi dengan bar screen dan grease trap sehingga
kotoran – kotoran yang terapung/yang berukuran besar akan tersaring pada bar
screen sedangkan kotoran –kotoran yang mengendap pada bak pengendap /
grease trap dapat diangkat secara manual.
 Lokasi dan Periode Pengelolaan Lingkungan
Pada seluruh instalasi yang memanfaatkan air secara rutin dan menghasilkan
limbah cair.
 Upaya Pemantauan Lingkungan
1) Melakukan pengukuran parameter fisik – kimia sampel air pada outlet air
limbah hasil proses pengolahan limbah di laboratorium rujukan Gubernur
Bali yaitu UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Dikes Provinsi Bali.
2) Parameter yang diuji meliputi : pH, BOD,COD,TSS, MBAS, Minyak Lemak
dan Coliform dengan baku mutu mengacu kepada Peraturan Gubernur Bali
No. 16 Tahun 2016
 Lokasi dan Pemantauan Lingkungan
1) Pengujian sampel setiap 1 (satu) bulan sekali pada outlet pembuangan limbah.
2) Pelaporan hasil pengujian setiap 6 (enam) bulan sekali ke DLH Kabupaten
Denpasar

 Potensi Pencemaran Akibat Sampah Padat


 Sumber Dampak
Sampah padat yang dihasilkan dari kegiatan operasional perternakan ayam dan
kandang
 Besaran Dampak
Limbah plastik/sampah berupa sisa bahan makanan, sampah dari kotoran ayam,
kertas, (sampah anorganik) dan sampah organik dari kegiatan pertamanan atau
kebun.
 Upaya Pengelolaan Lingkungan
1) Penanganan sampah agar mengacu pada Peraturan Gubernur Bali Nomor
97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai,

27
Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan sampah
Berbasis Sumber.
2) Mengoptimalkan sistem manajemen pengelolaan limbah padat / sampah
dengan berusaha mengurangi penggunaan produk – produk anorganik (bahan
yang tidak mudah terurai secara alami), kemasan produk yang berlebihan dan
memberikan masukan kepada pemasok barang kebutuhan perusahaan agar
dalam proses produksinya meminimalkan barang – barang yang tidak berguna.
3) Melakukan kegiatan reuse yakni menggunakan kembali barang yang telah
dipakai dengan fungsi yang sama atau fungsi yang lain.
4) Menggunakan benda – benda yang bisa diisi ulang atau dipakai kembali
misalnya: botol, lap pembersih, baterai isi ulang dan lain – lain. Barang –
barang yang tidak bisa digunakan kembali di perternakan ayam bisa diberikan
kepada lembaga /perorangan yang masih bisa memanfaatkannya.
5) Menyedikan tempat sampah untuk pembuangan sampah sementara pada
tempat- tempat yang berpotensi menghasilkan seperti pada kamar mandi, areal
parkir maupun sekitar lokasi perternakan
6) Mengangkut sampah yang tidak bisa diolah lagi pada pembuangan akhir setiap
4-5 hari sekali.
 Periode dan Lokasi Pengelolaan
Di lokasi perternakan ayam toilet, kandang dan parkiran.
 Upaya pemantauan Lingkungan
Melaksanakan kegiatan penghitungan volume sampah yang dihasilkan dan
memantau jika terjadi keluhan terhadap keberadaan sampah.
 Periode dan lokasi pemantauan
Di lokasi perternakan ayam, toilet, kandang dan parkiran.
 Potensi Pencemaran akibat Limbah B3
 Sumber Dampak
Limbah B3 padat: pakan ayam bekas,lampu penghangat ayam yang bekas dari
operasional perternakan
 Besaran Dampak
Jumlah limbah B3 padat yang dihasilkan adalah sebesar 4 Kg/ 10 bulan
 Upaya Pengelolaan Lingkungan
1) Membuat bangunan tempat penyimpanan sementara limbah B3

28
2) Menyimpan limbah B3 pada tempat sampa permanen yang telah dibuat sesuai
dengan karakteristik limbahnya.
3) Menyerahkan limbah B3 kepada perusahaan pengangkut yang telah memiliki
ijin
 Periode dan lokasi Pengelolaan
Setiap hari selama operasional perternakan ayam
 Upaya Pemantauan Lingkungan
1) Mencatat limbah B3 yang dihasilkan setiap hari
2) Membuat neraca harian Limbah B3
 Periode dan Lokasi pemantauan
Setiap hari selama operasional pertenakan ayam
5. Tahap Pasca Operasional

Pada kegiatan ini akan dilakukan renovasi atau pembongkaran alih fungsi bangunan
untuk menjadi lebih baik. Jika renovasi dilakukan ada dampak yang diprakirakan
timbul yaitu terganggunya perternakan ayam dan keresahan karyawan. Keresahan
timbul k a r e n a adanya pengurangan karyawan untuk sementara operasional. Jika
dilakukan pembongkaran kandang maka dampat yang timbul seperti pada tahap
kontruksi demikian juga dengan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

 Renovasi bangunan
 Sumber dampak
penghentian sementara perternakan ayam saat operasional
 Jenis dampak
keresahan karyawan karena diperhentikan sementara
 Besaran dampak
relatif kecil karena jumlah karyawan tidak banyak.
 Bentuk upaya pengelolaan
1) Melakukan sosialisasi jauh sebelum dilakukan renovasi
2) Merumahkan karyawan dengan tetap memberikan hak-haknya sesuai
peraturan yang berlaku.
3) Memberi kepastian kepada karyawan untuk ditampung kembali jika
renovasi telah selesai.

29
4) Dibuat kesepakatan dengan karyawan
 Periode dan Lokasi pengelolaan
Sebelum renovasi dilaksanakan di lokasi perternakan
 Upaya pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan secara langsung dengan pengamatan dan wawancara.
 Lokasi pemantauan
Lokasi di Jl. Glogor carik,Desa Pemogan,Kecamatan Denpasar Selatan,Kabupaten
Denpasar
 Periode pemantauan
Memantau secara terus-menerus sebelum renovasi dilaksanakan dan secara
insidental bila ada laporan masyarakat.

BAB III
MATRIKS PRAKIRAAN DAMPAK,
PROGRAM UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN DAN PROGRAM
UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya suatu kegiatan.
Perubahan tersebut mempengaruhi kondisi rona lingkungan hidup di area kegiatan dan
sekitarnya. Dampak dapat pula dinyatakan sebagai hubungan sebab akibat atau timbal balik
antara kegiatan terhadap rona lingkungan hidup di sekitarnya. Hubungan sebab akibat
tersebut dapat bersifat saling mendukung ataupun berlawanan pada setiap tahapan kegiatan
dan pada setiap rincian kegiatan. Kajian dampak yang mungkin terjadi akibat adanya suatu
kegiatan hendaknya dapat dikelola secara tepat sehingga dampak negatif yang timbul bisa
dicegah, diminimalisir atau ditanggulangi dan dampak positifnya dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan.
Kegiatan usaha Pondok Wisata Saba Voy saat ini difokuskan pada tahap Pra kontruksi,
konstruksi dan operasional. Terhadap dampak yang terjadi baik pada tahap Pra Kontruksi,

30
konstruksi, dan operasional diperlukan pengelolaan dan pemantauan agar dampak yang
terjadi tidak menganggu kegiatan Pondok Wisata. Namun, dampak yang terjadi pada tahap
operasional memerlukan pengelolaan dan pemantauan dalam jangka waktu yang cukup
panjang dan berkesinambungan karena tahap operasional merupakan tahapan yang paling
lama memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar lokasi. Kegiatan ini akan memberikan
dampak baik dampak positif maupun dampak negatif, sehingga dalam pelaksanaannya perlu
dilakukan upaya pengelolaan maupun pemantauan lingkungan. Identifikasi dampak
lingkungan yang akan terjadi beserta besaran dampaknya dari usaha Pondok Wisata Saba
Voy dapat diuraikan sebagai berikut.

31
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

Tabel 3. 1 Matriks dampak kegiatan dan program upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup
INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

TAHAP PRAKONSTRUKSI

Perubahan Adanya Pro Dan Terjadinya Melakukan Kegiatan Wilayah Banjar Sebelum Menyebarkan Wilayah Banjar Sebelum Institusi
pola Kontra Terhadap perubahan Sosialisasi Rencana Br. Saba, Desa Kegiatan Isian Pada Saat Br. Saba, Desa Kegiatan Pelaksana
kepemilikan Rencana Proyek status Pembangunan Proyek Saba, Kecamatan Konstruksi Rapat Saba, Konstruksi Ida Bagus Ketut
lahan akibat kepemilikan Kepada Masyarakat Blahbatuh Dilaksanakan Lingkungan Kecamatan Dilaksanakan Paramarta
adanya dan Kabupaten /Pertemuan Blahbatuh (Pemrakarsa)
kegiatan pemanfaatan Gianyar Yang Berkaitan Kabupaten Institusi
pembebasan lahan dari Dengan Gianyar Pengawas
lahan pengguna Keinginan -Pemerintah
yang semula Masyarakat Desa Saba
yang Yang Harus -Dinas
dimiliki Dipenuhi Oleh Lingkungan
masyarakat Pemrakarsa Hidup Kab.
menjadi Gianyar
milik Pelaporan
pemrakarsa Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.  
Gianyar
TAHAP KONSTRUKSI

Mobilisasi Timbulnya Adanya Membuat Pendekatan Wilayah Banjar Sebelum Kegiatan Menyebarkan Wilayah Banjar Sebelum Institusi  
Tenaga Keresahan Dan kecemburuan Berupa Kesediaan Br. Saba, Desa Kontruksi Isian Berkaitan Br. Saba, Desa Kegiatan Pelaksana
Kerja, Kecemburuan masyarakat Pemrakarsa Proyek Untuk Saba, Kecamatan Dengan Hal Saba, Kontruksi Ida Bagus Ketut
Material dan Masyarakat terhadap Memberikan Kesempatan Blahbatuh Hal Yang Kecamatan Paramarta
Peralatan Setempat posisi Pertama Kepada Kabupaten Dikeluhkan Blahbatuh (Pemrakarsa)
lowongan Masyarakat Di Sekitar Oleh Kabupaten Institusi

32
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

pekerjaan Lokasi Proyek Untuk Gianyar Masyarakat Gianyar Pengawas


yang Diterima Menjadi Tenaga Setempat -Pemerintah
dikerjakan Kerja Proyek Sesuai Desa Saba
oleh Dengan Kebutuhan Dan -Dinas
kontraktor Lowongan Pekerjaan Yang Lingkungan
proyek Tersedia Hidup Kab.
Gianyar
Pelaporan
Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar

Terjadinya Pengoperasian Besaran Menyediakan kotak P3K Wilayah Banjar Pengelolaan Melakukan Tapak kegiatan Pemantauan Institusi
kecelakaan basecamp dan dampak Memberikan Alat Br. Saba, Desa dilakukan setiap survei dimana kegiatan dilakukan setiap Pelaksana
kerja akibat kegiatan besar/ataupu Pelindung Diri (APD) Saba, Kecamatan saat selama langsung ke konstruksi saat selama Ida Bagus Ketut
dari pembangunan n kecil secara gratis untuk Blahbatuh kegiatan lokasi kegiatan berlangsung kegiatan Paramarta
penumpukan perumahan kegiatan dengan tingkat Kabupaten konstruksi terhadap konstruksi (Pemrakarsa)
material Pondok Wisata resiko tinggi. APD ini Gianyar berlangsung kegiatan yang berlangsung Institusi
yang kurang Saba Voy pada dapat berupa helm, berlangsung Pengawas
hati-hati dan tahap konstruksi masker, sarung tangan, -Pemerintah
sebagai sepatu bot dan lain Desa Saba
akibat sebagainya. -Dinas
kurangnya Memberikan asuransi Lingkungan
pemakaian kepada tenaga kerja yang Hidup Kab.
alat ada Gianyar
pelindung Pelaporan
diri selama Dinas
kegiatan Lingkungan
konstruksi Hidup Kab.
berlangsung Gianyar

Penurunan  Moblisasi Warga Di Mengamati Situasi Wilayah Banjar Saat Kegiatan Mengamati Wilayah Banjar Saat Kegiatan Institusi  

33
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

Kualitas Bahan / Sekitar Lapangan Jika Terjadi Br. Saba, Desa Konstruksi Secara Br. Saba, Desa Konstruksi Pelaksana
Udara Dan Material Lokasi Tingkat Pencemaran Udara Saba, Kecamatan Dilaksanakan Langsung Dan Saba, Dilaksanakan Ida Bagus Ketut
Kebisingan  Mobilisasi Kegiatan Dan Kebisingan Yang Blahbatuh Meminta Kecamatan Paramarta
Peralatan Terutama Tinggi Melebihi Batas Kabupaten Laporan Dari Blahbatuh (Pemrakarsa)
 Pembangunan Penyanding Toleransi Pendengaran Gianyar Masyarakat Kabupaten Institusi
Struktur Manusia Baik Dalam Gianyar Pengawas
Bangunan. Pertemuan -Pemerintah
 Membersihkan Formal Desa Saba
Areal / Maupun Non -Dinas
Pembebasan Formal Lingkungan
Lahan Hidup Kab.
Gianyar
Pelaporan
Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar

TAHAP OPERASIONAL

Kegiatan Keresahan Dan Dampak Melakukan Pendekatan Di Kantor Pondok Secara Berkala Menyebarkan Di Kantor Secara Berkala Institusi  
Penerimaan Kecemburuan langsung Dengan Prajuru Banjar Wisata Saba Voy Isian Kepada Pondok Wisata Pelaksana
Tenaga Masyarakat akan Saba, Desa Saba, dan Balai Banjar Anggota Saba Voy dan Ida Bagus Ketut
Kerja Setempat dirasakan Kecamatan Blahbatuh Saba Masyarakat Balai Banjar Paramarta
penduduk Kabupaten Gianyar Melalui Saba (Pemrakarsa)
sekitar Tentang Kerjasama Di Kelihan Banjar Institusi
proyek yang Bidang Tenaga Kerja Berkaitan Pengawas
mempunyai dengan pihak Pondok Dengan -Pemerintah
akses Wisata Saba Voy Lowongan Desa Saba
sebagai Kerja Yang -Dinas
buruh atau Tersedia, Lingkungan

34
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

tenaga kerja Keahlian Yang Hidup Kab.


tidak Diperlukan Gianyar
terampil Dan Jadwal Pelaporan
pada setiap Penerimaan Dinas
kegiatan Pegawai Lingkungan
proyek, Hidup Kab.
sedangkan Gianyar
secara tidak
langsung
adalah
terciptanya
sektor-
sektor
informal
untuk
penyediaan
kebutuhan
karyawan
perusahaan

Terjadinya Pengoperasian Besaran Menyediakan kotak P3K Wilayah Banjar Pengelolaan Melakukan Tapak kegiatan Pemantauan Institusi Terjadinya
kecelakaan alat-alat dampak Memberikan Alat Br. Saba, Desa dilakukan setiap survei dimana kegiatan dilakukan setiap Pelaksana
kerja akibat operasional besar/ataupu Pelindung Diri (APD) Saba, Kecamatan saat selama langsung ke konstruksi saat selama Ida Bagus Ketut
dari Pondok Wisata n kecil secara gratis untuk Blahbatuh kegiatan lokasi kegiatan berlangsung kegiatan Paramarta
kelalaian Saba Voy pada kegiatan dengan tingkat Kabupaten konstruksi terhadap konstruksi (Pemrakarsa)
karyawan tahap resiko tinggi. APD ini Gianyar berlangsung kegiatan yang berlangsung Institusi
yang kurang Operasional dapat berupa helm, masker, berlangsung Pengawas
hati-hati sarung tangan, sepatu bot -Pemerintah
selama dan lain sebagainya. Desa Saba
kegiatan Memberikan asuransi -Dinas
operasonal kepada tenaga kerja yang Lingkungan
berlangsung ada Hidup Kab.
Gianyar

35
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

Pelaporan
Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar
Pencemaran Potensi Limbah cair  Melaksanakan System Pada Seluruh Saat Operasional  Melakukan Outlet Air Pengujian Institusi
Limbah Cair Pencemaran yang Manajemen Konservasi Instalasi Yang Pengukuran Limbah Hasil Sampel Setiap 1 Pelaksana
Limbah Cair Di dihasilkan Air Yang Optimal, Memanfaatkan Air Parameter Proses (satu) Bulan Ida Bagus Ketut
Sekitar Lokasi diperkirakan  Memasang Pengontrol Secara Rutin Dan Fisik – Pengolahan Sekali Dan Paramarta
Kegiatan 1,05 m3/hari Air di Kran, Wesatafel, Menghasilkan Kimia Limbah Pelaporan Hasil (Pemrakarsa)
dengan Kloset Dan Fasilitas Limbah Cair. Sampel Air Pengujian Institusi
perkiraaan Yang Menggunakan Air Pada Outlet Setiap 6 (Enam) Pengawas
jumlah tamu Dalam Jumlah Besar, Air Limbah, Bulan Sekali -Pemerintah
5-10 orang  Melakukan Kampanye  Parameter Desa Saba
per pondok (Memasang Pampflet) Yang Diuji -Dinas
wisata yang Penghematan Air Bagi Meliputi : Lingkungan
harus Seluruh Karyawan, pH, Hidup Kab.
dikelola  Melakukan Pengolahan BOD,COD, Gianyar
dengan baik Limbah Cair Dari TSS, MBAS, Pelaporan
yang Operasional Kamar Minyak Dinas
berdampak Mandi, Toilet, Westafel Lemak dan Lingkungan
pada areal Dan Dapur Dilakukan Coliform Hidup Kab.
seluas 812 Dengan Membuat Gianyar
m2 dan Septictank Kedap Air
lingkungan
sekitar
kegiatan  

Sampah Potensi Limbah  Mengoptimalkan System Lokasi pondok Saat Operasional Melaksanakan Lokasi pondok Saat Institusi  
Padat Dari Pencemaran Plastik/Sam Manajemen Pengelolaan wisata, Toilet, Kegiatan wisata, Toilet, Operasional Pelaksana
Kegiatan Akibat Sampah pah Berupa Limbah Padat / Sampah, Kamar Mandi, Penghitungan Kamar Mandi, Ida Bagus Ketut
Operasional Padat Sisa Bahan  Melakukan Kegiatan Areal Pertamanan Volume Areal Paramarta
pondok Makanan, Reuse, Sampah Yang (Pemrakarsa)

36
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

wisata Dan Sampah  Menggunakan Benda – Dihasilkan Pertamanan Institusi


Dapur Dari Plastik, Benda Yang Bisa Diisi Dan Pengawas
Kertas, Ulang Atau Dipakai Memantau Jika -Pemerintah
Kaleng, Kembali, Terjadi Desa Saba
Kardus  Menyedikan Tempat Keluhan -Dinas
(Sampah Sampah Tertutup Untuk Terhadap Lingkungan
Anorganik) Pembuangan Sampah, Keberadaan Hidup Kab.
 Mengangkut Sampah Sampah Gianyar
Perkiraan Yang Tidak Bisa Diolah Pelaporan
Volume Lagi Pada Pembuangan Dinas
sampah Akhir Setiap 2-3 Hari Lingkungan
yang Sekali. Hidup Kab.
dihasilkan = Gianyar
16 liter/hari
atau 0,016
m3/hari

Limbah B3 Potensi Jumlah  Membuat Bangunan Pondok wisata Setiap Hari  Mencatat Di pondok Setiap Hari Institusi  
Padat Pencemaran Limbah B3 Tempat Penyimpanan jungle door Selama Limbah B3 wisata Selama Pelaksana
Akibat Limbah Padat Yang Sementara Limbah B3, Operasional Yang Operasional Ida Bagus Ketut
B3 Dihasilkan  Menyimpan Limbah B3 pondok wisata Dihasilkan pondok wisata Paramarta
Adalah Pada TPS Yang Telah Setiap Hari, (Pemrakarsa)
Sebesar 1 Dibuat Sesuai Dengan  Membuat Institusi
Kg/ 6 Bulan Karakteristik Limbahnya. Neraca Pengawas
 Menyerahkan Limbah B3 Harian -Pemerintah
Kepada Perusahaan Limbah B3 Desa Saba
Pengangkut Yang Telah -Dinas
Memiliki Ijin Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar
Pelaporan
Dinas
Lingkungan

37
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

INSTITUSI
PENGELOLA
AN DAN
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PEMANTAUA KETERANGAN
N
LINGKUNGA
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP N HIDUP

BENTUK
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
UPAYA
BENTUK UPAYA PENGELOLAA PENGELOLAA PEMANTAUA PEMANTAUA
SUMBER JENIS BESARAN PEMANTAU
PENGELOLAAN N N N N
DAMPAK DAMPAK DAMPAK AN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGA LINGKUNGA
LINGKUNG
HIDUP HIDUP N HIDUP N HIDUP
AN HIDUP

Hidup Kab.
Gianyar

TAHAP PASCA OPERASIONAL

Penghentian keresahan relatif kecil - Melakukan sosialisasi Di lokasi Pondok 3 kali sebelum - Pemantauan Di lokasi 3 kali pada Institusi
operasional karyawan dan karena jauh sebelum dilakukan Wisata Saba Voy renovasi secara Pondok Wisata tahap renovasi Pelaksana
Pondok masyarakat yang jumlah renovasi dilaksanakan dan langsung Saba Voy dilaksanakan Ida Bagus Ketut
Wisata mendapakan karyawan - Merumahkan karyawan secara insidental dengan dan secara Paramarta
nafkah dari tidak dengan tetap bila ada laporan pengamatan insidental bila (Pemrakarsa)
operasional banyak. memberikan hak- masyarakat. dan ada laporan Institusi
Pondok Wisata. hakny sesuai peraturan wawancara. masyarakat. Pengawas
yang berlaku. - Pemantauan -Pemerintah
- Memberi kepastian tak langsung Desa Saba
kepada karyawan untuk dari -Dinas
ditampung kembali jika pemeriksaan Lingkungan
renovasi telah selesai. laporan Hidup Kab.
- Dibuat kesepakatan Gianyar
dengan karyawan Pelaporan
Dinas
Lingkungan
Hidup Kab.
Gianyar

38
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN
PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP YANG DIBUTUHKAN

Setiap rencana kegiatan memiliki dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan yang
dilaksanakan. Kegiatan pembangunan Pondok Wisata Saba Voy saat ini masih dalam tahap
pra konstruksi. Dampak yang dikaji meliputi dampak dari tahap pra konstruksi hingga
operasional. Dalam pelaksanaan upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan, diperlukan
ijin untuk melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Berdasarkan
dampak-dampak yang ditimbulkan dari kegiatan Pondok Wisata Saba Voy yang berlokasi di
Jl. Padma, Br. Saba, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar, maka izin PPLH
yang dibutuhkan antara lain:
1. Izin pembuangan air limbah ke sumber daya air
2. Izin pemanfaatan air limbah ke tanah

39
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

BAB V
PELAPORAN

Kegiatan Pondok Wisata Saba Voy memberikan dampak positif berupa penyediaan
akomodasi untuk menunjang sektor pariwisata di Jl. Padma, Br. Saba, Desa Saba, Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Namun, kegiatan Pondok Wisata Saba Voy juga
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Sehingga, studi upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL) ini dilakukan untuk
meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini antara
lain berupa penurunan kualitas lingkungan, gangguan sosial dan ekonomi, serta perubahan
rona lingkungan. Berdasarkan setiap jenis dampak yang ditimbulkan, upaya pengelolaan
lingkungan dilakukan untuk mengelola dampak yang akan terjadi, sedangkan upaya
pemantauan lingkungan bertujuan untuk memantau kemungkinan terjadinya dampak dari
setiap kegiatan. Selanjutnya, dokumen UKL/UPL ini dapat menjadi pedoman dalam upaya
menjaga kelestarian lingkungan dalam rangka pembangunan Pondok Wisata Saba Voy di
Kabupaten Gianyar

Sebagai bentuk penaatan, wajib bagi pemrakarsa melaporkan hasil pengelolaan dan
pemantauan dampak yang timbul dari rencana kegiatan seperti yang telah diuraikan pada
BAB IV kepada instansi terkait. Selama tahap konstruksi dan 1 tahun tahap operasional
pelaporan akan dibuat oleh konsultan supervisi atau kontraktor pelaksana pekerjaan, setelah
itu pelaporan akan di buat oleh pemrakarsa. Adapun jenis dampak dan pelaporan yang perlu
dilakukan dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 5. 1 Pelaporan kegiatan UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy

Frekwensi
No. Jenis Dampak Instansi yang dilaporkan
Pelaporan
A. Tahap Konstruksi
1. Peningkatan timbulan sampah Secara berkala setiap Dinas Lingkungan Hidup
material 6 bulan sekali Kabupaten Gianyar
selama kegiatan
konstruksi
2. Penurunan kualitas udara Secara berkala setiap Dinas Lingkungan Hidup
akibat debu 6 bulan sekali Kabupaten Gianyar
selama kegiatan

40
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

Frekwensi
No. Jenis Dampak Instansi yang dilaporkan
Pelaporan
konstruksi
3. Peningkatan kesempatan kerja Secara berkala setiap Pemerintah Desa Saba dan
6 bulan sekali Dinas Perindustrian dan
selama kegiatan Tenaga Kerja Kabupaten
operasional Gianyar

4. Peningkatan kebutuhan air Secara berkala setiap Dinas Pekerjaan Umum dan
bersih 6 bulan sekali Penataan Ruang Bidang
selama kegiatan Sumber Daya Air,
konstruksi dan Kabupaten Gianyar dan
operasional PDAM Kabupaten Gianyar
5. Peningkatan volume air Secara berkala setiap Dinas Kesehatan Kabupaten
limbah domestik 6 bulan sekali Gianyar dan Dinas
selama kegiatan Lingkungan Hidup
konstruksi dan Kabupaten Gianyar
operasional
6. Peningkatan timbulan sampah Secara berkala setiap Dinas Lingkungan Hidup
domestik 6 bulan sekali Kabupaten Gianyar
selama kegiatan
operasional
7. Peningkatan Intensitas Secara berkala setiap Dinas Lingkungan Hidup
Kebisingan 6 bulan sekali Kabupaten Gianyar
selama kegiatan
konstruksi
8. Penanganan utilitas (PDAM, Secara berkala setiap PLN, PDAM, TELKOM,
PLN, TELKOM, reklame 6 bulan sekali pemilik reklame
selama kegiatan
konstruksi

DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang RI No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Undang-undang RI No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Undang-undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

41
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Peraturan Pemerintah RI No 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
Peraturan Pemerintah RI No. 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air
Hujan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.25/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penetapan Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian
serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 5 tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan
Gedung
Peraturan Gubernur Bali No. 16 tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan
Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup
Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Bangunan Gedung
Peraturan Bupati Gianyar Nomor 85 Tahun 2015 Tentang Penataan Dan Pengendalian Usaha
Akomodasi Pariwisata

42
UKL-UPL Pondok Wisata Saba Voy
Jalan Padma, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar

LAMPIRAN

43

Anda mungkin juga menyukai