YANDI PRAYOGA
NIM DBD 114 070
Pendahuluan
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan
berdasarkan atas ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-undang No.4
tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Berdasarkan amanat pasal 16 tersebut diundangkan pada tanggal 5 Juni 1986
suatu Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
Peraturan pemerintah (PP) No.29/ 1986 tersebut berlaku pada tanggal 5
Juni 1987 yaitu selang satu tahun setelah di tetapkan. Hal tersbut diperlukan
karena masih perlu waktu untuk menyusun kriteria dampak terhadap lingkungan
sosial mengingat definisi lingkungan yang menganut paham holistik yaitu tidak
saja mengenai lingkungan fisik/kimia saja namun meliputi pula lingkungan sosial.
Berdasarkan pengalaman penerapan PP No.29/1986 tersebut dalam
deregulasi dan untuk mencapai efisiensi maka PP No.29/1986 diganti dengan PP
No.51/1993 yang di undangkan pada tanggal 23 Oktober 1993. Perubahan
tersebut mengandung suatu cara untuk mempersingkat lamanya penyusunan
AMDAL dengan mengintrodusir penetapan usaha dan/ atau kegiatan yang wajib
AMDAL dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan demikian
tidak diperlukan lagi pembuatan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL).
Perubahan tersebut mengandung pula keharusan pembuatan ANDAL,
RKL, dan RPL di buat sekaligus yang berarti waktu pembuatan dokumen dapat
diperpendek. Dalam perubahan tersebut di introdusir pula pembuatan dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) bagi kegiatan yang tidak wajib AMDAL. Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL) ditetapkan oleh Menteri
Sektoral yang berdasarkan format yang di tentukan oleh Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Demikian pula wewenang menyusun AMDAL
disederhanakan dan dihapuskannya dewan kualifikasi dan ujian negara. Kemudian
juga dampak lingkungan terdapat juga inti inti nya yaitu sebagai berikut dan
terdapat pengertian pengertian yang saya ketahui :
1. Definisi AMDAL
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau
kegiatan.
2. Dasar hukum AMDAL
Sebagai dasar hukum AMDAL adalah PP No.27/ 1999 yang di dukung
oleh paket keputusan menteri lingkungan hidup tentang jenis usaha dan/ atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dan keputusan kepala
BAPEDAL tentang pedoman penentuan dampak besar dan penting.
3. Tujuan dan sasaran AMDAL
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha atau
kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak
lingkungan hidup.Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan / atau
kegiatan pembangunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam
secara efisien, meminimumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak
positip terhadap lingkungan hidup.
4. Tanggung jawab pelaksanaan AMDAL
Secara umum yang bertanggung jawab terhadap koordinasi proses
pelaksanaan AMDAL adalah BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan).
5. Kegunaan Setudi Amdal
Bagi Pemerintah :
Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan
dan pengelolaan lingkungan dalam hal pengendalian dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif yang meliputi aspek biofisik, sosial ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan
dalam tahap perencanaan rinci pada suatu kegiatan Pembangunan.Sebagai
pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada suatu kegiatan
Pembangunan.
Bagi Pemrakarsa :
Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul di masa yang
akan dating dan cara-cara pencegahan serta penanggulangan sebagai akibat
adanya kegiatan suatupembangunan. Sebagai pedoman untuk melakukan
pengelolaan dan pemantauan lingkunganSebagai bahan penguji secara
komprehensif dari kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk
kemudian mengetahui kekurangannya.
Bagi Masyarakat :
Mengurangi kekuatiran tentang perubahan yang akan terjadi atas rencana
kegiatan suatu pembangunan.Memberikan informasi mengenai kegiatan
Pembangunan Industri , sehingga dapat mempersiapkan dan menyesuaikan diri
agar dapat terlibat dalam kegiatan tersebut.Memberi informasi tentang perubahan
yang akan terjadi, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dampak positif dan
menghindarkan dampak negatif.Sebagai bahan pertimbangan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan pengelolaan lingkungan.
6. Dasar pelaksanaan
Pada pelaksanaan studi AMDAL terdapat beberapa komponen dan parameter
lingkungan yang harus dijadikan sebagai sasaran studi, antara lain :
1. Komponen Geo-Fisik-Kimia antra lain : Iklim dan Kualitas Udara,
Fisiografi, Geologi Ruang, Lahan dan Tanah, Kualitas Air Permukaan,
2. Komponen Biotis antara lain : Flora, Fauna, Biota Sungai, Biota Air Laut
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya antara lain : Sosial Ekonomi ,
Sosial Budaya
4. Komponen Kesehatan Masyarakat antara lain Sanitasi Lingkungan dan
Kesehatan Masyarakat.
7. Perundang-Undangan dan Peraturan
Perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan Studi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) antara lain :
1. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1960 Tentang Pokok -pokok Agraria.
2. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara RI Tahun 1990 No. 49
Tahun 1990 Tambahan Lembaran Negara No 3419).
3. Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman
4. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
5. Undang-Undang RI No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 No. 115, Tambahan
Lembaran Negara No 3501).
6. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan United
Nations Conventation On Biological Diversity (Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati
7. Undang-Undang RI No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Republik Indonesia Tahun 1997 No. 68
Tambahan Lembaran Negara No. 3699).
8. Undang-Undang RI No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
9. Undang-Undang RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
2. Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa
melakukan penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk
pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan
diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.
3. Proses pelingkupan (scoping)
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan
lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang
terkait dengan rencana kegiatan. Tujuan pelingkupan adalah untuk
menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap
lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi,
menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji.
Hasil akhir dari proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan
masukan masyarakat harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses
pelingkupan
1. Pemrakarsa
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana
usaha/kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam penyusunan studi AMDAL,
pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan dokumen
AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah memiliki sertifikat
Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya.
2. Komisi penilai
Komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
http://ilhamkusuma5.blogspot.com/2013/04/prosedur-amdal.html
http://sigmapt.com/main/index.php/2012-06-04-07-36-39/amdal/pihak-
berkepentingan-dalam-amdal
http://majarimagazine.com/2008/02/analisis-mengenai-dampak-lingkungan/
http://www.intakindo.org/statis-20-
sertifikasitenagaahlipenyusundokumenamdal.html
http://kliklayanan.surabaya.go.id/?hal=penyusunan