perundang-undangan Sektor
dan Daerah
di bidang lingkungan hidup
Oleh:
A.Ruruh haryata , SH, ST, M.Kes,
Undang Undang No 32 Tahun 2009 & Perda No
3 Tahun 2015 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan LH
Instrumen Pengeloloaan Lingkungan Tahap Perencanaan
* Tata Ruang
* AMDAL/Izin Lingkungan
Instrumen Pengelolaan Lingkungan Tahap Operasional
*Pengendalian Pencemaran
*Pengendalian Kerusakan
*Pengelolaan Limbah B3
UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang
TOOL
1. Dalam perlindungan & pengelolaan lingkungan, penataan ruang merupakan ujung tombak
sebab proses perubahan lingkungan diawali dengan proses perubahan ruang. 4
2. Dalam penataan ruang: perlindungan & pengelolaan lingkungan hidup menjadi kunci untuk
menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
Karakteristik Tata Ruang
Wilayah Provinsi DIY
1990 2015
Dokumen Lingkungan
UU No. 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pembangkit H2SO4
Listrik dan
HNO3
industri
NOx
HC
Pemukiman PM10
Kendaraan
bermotor
Persampahan
MATA
Iritasi & peradangan
akibat HC
OTAK (hidrokarbon)
gangguan pertumbuhan
& kecerdasan akibat Pb
(timbal)
TENGGOROKAN
Peradangan akibat
HC (hidrokarbon)
PERUT
Mual, lesu dan
nafsu makan turun
akibat Pb (timbal) PARU-PARU
flek & memicu
serangan asma akibat
HC & SOx
SISTEM
REPRODUKSI JANTUNG
terganggu (laki-laki) darah kekurangan oksigen
akibat Pb (timbal) akibat CO dan NOx
Pengaruh Polutan Pb
Bagi Kesehatan Manusia
Pb.(timah hitam), timbal ditemukan dalam
bensin untuk menaikkan nilai oktan dalam
proses produksinya.
Dari hasil penelitian Pb mencemari otak
bayi melalui ASI. Kadar ASI ibu di
perkotaan 10-30 mikro gr per kg di
pedesaan 1-2 mikro gram per kg
Pencemaran udara akibat Pb menurunkan
IQ hingga 300.000 point, penyakit
hipertensi dan jantung koroner
PP No.150 Tahun 2000 Ttg Pengendalian Kerusakan Tanah
untuk Produksi Biomasa
PP No. 4 Tahun 2001 Ttg Kerusakan dan/atau Pencemaran
LH yang berkaitandengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan
Kep.Men LH No.43/MenLH/10/96 Ttg Kriteria Kerusakan
Lingkungan Bagi usaha dan/atau Kegiatan Penambangan
Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Daratan
Peraturan Daerah No 4 Tahun 2015 Ttg Pelestarian Habitat
Alami
Peraturan Gubernur No 63 tahun 2003 tentang Baku
Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha /Kegiatan
Penambangan Bahan Galian Gol C Limbah
KERUSAKAN LAHAN
DEGRADASI KEHATI
Timoho
Elang Jawa Punglor
Keben
Keben
Kepel
PP No 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3
PP No 74 Tahun 2001 Ttg Bahan Berbahaya dan Beracun
KepKa Bapedal No.68/BAPEDAL/05/1994 Ttg Tata Cara
Memperoleh Izin Penyimpanan, Pengumpulan, Pengoperassian
alat Pengolahan, Pengolahan dan Penimbunan Akhir Limbah B3
KepKa Bapedal No.01/BAPEDAL/09/1995 Ttg Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3
KepKa Bapedal No.02/BAPEDAL/09/1995 Ttg Dokumen
Limbah B3
Peraturan Gubernur No.80 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Permohonan Izin Rekemendasi dan Izin Pengumpulan LB3
Bahan yang mengandung B3 adalah :
Bahan yang karena sifat, konsentrasi dan
jumlahnya baik langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan/merusakkan
membahayakan lingkungan hidup manusia dan
makluk hidup lainnya.
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
Jumlah pengolah limbah medis baru ada 6 (5 di pulau Jawa dan 1 di
kalimantan)
Timbulan limbah medis 366 ton per hari dari sekitar 2813 unit RS,
baru 86 RS yg punya insinerator
KLHK mengundang pabrik semen untuk membantu masalah
darurat limbah medis di Indonesia
4 pabrik semen diberikan izin pengolahan limbah medis selama 6
bulan sejak 9 April 2018
4 pabrik semen ini diharapkan membantu penanganan tumpukan
yang ada sebagai solusi jangka pendek
Diharapkan dalam 6 bulan fasilitas limbah medis sudah dapat
beroperasi