Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 191 Tahun 2019 Tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah,
Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi Golongan Pokok Pengelolaan dan Daur
Ulang Sampah Bidang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
PerMenLHK NO. 33 Tahun Tentang Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah
2009 B3
PermenLH
Simbol dan Label Limbah B3
14/2013
PerMenLHK No.
Tentang Pedoman Pemulihan Lahan Terkontaminasi Bahan
P.101/MENLHK/SETJEN/KUM.1
Berbahaya dan Beracun
/11/2018
10 KepKa Bapedal Nomor KEP- PerMenLHK No. 6 tahun 2021 Tentang Tata Cara
03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Berbahaya dan Beracun
11 KepMenLH Nomor 128 PerMenLHK No. 6 tahun 2021 Tentang Tata Cara
Tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan
Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Berbahaya dan Beracun
Terkontaminasi oleh Minyak Bumi Secara Biologis
Pasal 65 (1)
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia.
VS
Pasal 67
RENDAH
Andalalin
“Semangat UU Cipta Kerja adalah
Penyederhanaan Regulasi Perizinan”
Izin Lokasi
“Izin Lingkungan tidak dihilangkan namun tujuan dan fungsinya diintegrasikan ke dalam
Perizinan Berusaha” 35
Pengelolaan LB3 dalam UU No. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja
✓ Pasal 59 ayat (1), setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pegelolaan limbah B3 yang dihasilkannya;
✓ Pasal 59 ayat (3), dalam hal setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan Limbah B3 , pengelolaannya
diserahkan ke pada pihak lain;
✓ Pasal 59 ayat (4), Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat Perizinan Berusaha,
atau Persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah;
✓ Pasal 69 ayat (1) d. Setiap orang dilarang memasukkan limbah B3 ke dalam
wilayah Negara Kesatauan Republik Indonesia;
✓ Pasal 88, setiap orang yang tindakannya, usahanya dan/atau kegiatannya
menggunakan B3, menghasilkan dan/atau mengelola limbah B3, dan/atau yang
menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup bertanggungjawab
mutlak atas kerugian yang terjadi dari usaha dan/atau kegiatannya.
Lingkup Pengaturan
PP 22 Tahun 2021 tentang PPLH
1) Penetapan Limbah B3
2) Pengurangan limbah B3
3) Penyimpanan limbah B3
4) Pengumpulan limbah B3
5) Pengangkutan limbah B3
6) Pemanfaaatan limbah B3
7) Pengolahan Limbah B3
8) Penimbunan Limbah B3
9) Dumping (Pembuangan) limbah B3
10) Pengecualian Limbah B3
11) Perpindahan lintas batas limbah B3
12) PenanggulanganPencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan
Hidup dan Pemulihan Lingkungan Hidup
13) Sistem Tanggap Darurat dalam pengelolaan Limbah B3
14) Pembiayaan
3. Dampak LB3 terhadap Lingkungan Hidup
Beberapa isu penting yang melatarbelakangi pentingnya
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Reagen bekas
Kemasan bekas
Slag
Olie bekas Aki bekas
Limbah infectius
Tanah terkontaminasi
DampakK MERCURY diMinamata -
Jepang
Gambaran Dampak Akibat Limbah B3
45
POTENSI BAHAYA SAMPAH B3
2016
Limbah B3 i.
j.
Dumping (Pembuangan) Limbah B3;
pengecualian Limbah B3;
(Pasal 274 – 449)
k. perpindahan lintas batas Limbah B3;
l. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup
dan Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup;
m. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan
Limbah B3; dan
n. pembiayaan.
Beberapa Pengertian:
✓ Penghasil Limbah B3 adalah Setiap Orang yang karena usaha
dan/atau kegiatannya menghasilkan Limbah B3.
✓ Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan.
✓ Dumping (Pembuangan) adalah kegiatan membuang,
menempatkan, dan/atau memasukkan Limbah dan/atau bahan
dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan lokasi tertentu dengan
persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu.
✓ Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3
untuk mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya
dan/atau racun dari Limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu
usaha dan/atau kegiatan.
51
PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH B3
PRIORITAS PENGELOLAAN
to cradle
• Pemantauan sejak limbah B3
dihasilkan sampai dengan 3R (Reuse, Recycle,
pengelola akhir Recovery)
• Orientasinya pemanfaatan limbah
B3 jika memungkinkan.
Minimisasi Limbah B3
Pengolahan
• Mendahulukan reduksi dan hirarki
pengolahan limbah B3 yg
dihasilkan
Proximity
Penimbuna
• Pengelolaan/pengolahan sedekat n / Landfill
mungkin dengan tempat dihasilkan
Sumber: Dit. PKPLB3,
2019 HIERARKI PENGELOL A AN LIMBAH B 3 52
Sumber: Iyan Suwargana, 2018 53
PENETAPAN LIMBAH B3
+
a. mudah meledak; LB3 B3
b. mudah menyala;
c. reaktif;
d. infeksius;
e. korosif; dan/atau
f. beracun.
Limbah nonB3 :
slag besi, slag nikel, dan FABA
PEMERINTAH data + referensi (fly ash bottom ash) dari PLTU
PENGURANGAN LIMBAH B3
MODIFIKASI PROSES, pemilihan dan penerapan proses produksi yang lebih efisien
MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI RAMAH
LINGKUNGAN
Perubahan
Bila terjadi perubahan Dokumen
karena pengembangan Amdal, UKL-UPL,
kegiatan atau disesuaikan
dengan peraturan
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK
JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3
Menteri LHK, Gubernur Menyampaikan Lapora
(untuk Pengumpulan Skala VALIDASI Menteri LHK
Pembangunan Fasilitas dan
Provinsi); dan Bupati/ 2 hari
Uji Coba
WaliKota (untuk
Pengumpulan Skala
Kabupaten/Kota). Proses pembangunan
fasilitas Pengelolaan
Limbah B3 atau Uji Coba
oleh Penghasil Limbah B3
VERIFIKASI
10 Hari
Terbit Perizinan Berusaha Menteri,
Mengajukan Permohonan Tidak: Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
Ya/Sesuai
Disertai alasan kewenangan penerbitan Perizinan
Tidak
Persetujuan Teknis:
penolakan. Berusaha sesuai sektor
VERIFIKASI
1. Pengumpulan Limbah B3; (Lihat RPP NSPK)
7 Hari
2. Pengolahan Limbah B3,
3. Pemanfaatan Limbah B3,
4. Penimbunan Limbah B3. Ya Terbit Persetujuan Lingkungan
Penerbitan SLO
Proses Penerbitan oleh Menteri
7 Hari 7 Hari
Menteri Bupati/
Gubernur
LHK Wali Kota
Kewenangan Penerbitan
“Pertek”
Pemerintah Pemerintah
Pusat Daerah
(Provinsi, Kabupaten, Kota)
1. Menteri: Pengumpulan LB3 skala 1. Gubernur: Pengumpulan LB3
nasional; skala provinsi; dan
2. Pemanfaatan LB3; 2. Bupati/Walikota: Pengumpulan
3. Pengolahan LB3; LB3 skala Kab./Kota.
4. Penimbunan LB3; dan
5. Dumping LB3.
>> Ps. 34
Terimakasih
P E N G E LO L A A N L I M B A H
NON-B3
a. pengurangan Limbah nonB3;
b. penyimpanan Limbah nonB3;
c. pemanfaatan Limbah nonB3;
d. penimbunan Limbah nonB3;
Ruang Lingkup
Pengelolaan e. perpindahan lintas batas Limbah
nonB3;
Limbah nonB3 f. penanggulangan Pencemaran
(Pasal 450 – 470) Lingkungan Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup dan
Pemulihan Fungsi Lingkungan
Hidup; dan
g. pelaporan.
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah nonB3, yang melakukan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan
Lingkungan Hidup wajib melaksanakan:
➢ Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
➢ pemulihan fungsi Lingkungan Hidup.
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3
PENGHASIL
Pengajuan
PL Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL,
kepada Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai Terbit Perizinan Berusaha
sektor
oleh Menteri, Gubernur, atau
(Salah satunya menguji Rincian Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Pengelolaan Limbah nonB3: penerbitan Perizinan Berusaha
1. Pengurangan Limbah nonB3 sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
2. Penyimpanan Limbah nonB3
OSS 3. Pemanfaatan Limbah nonB3
4. Penimbunan Limbah nonB3
Penghasil
Limbah B3
Kode Jenis Limbah Sumber Limbah nonB3
Limbah nonB3
N101 Slag Besi/Baja Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
(Steel Slag)
Daftar Limbah N102 Slag nikel (slag Proses peleburan bijih nikel, yang menggunakan
nonB3
nickel) teknologi selain teknologi induction furnace atau kupola.
(Lampiran XIV) N103 Mill scale Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace/kupola
N104 Debu EAF Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi electric arc furnace
(EAF)
N105 PS ball Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
dengan menggunakan teknologi selain teknologi
induction furnace atau kupola.
N106 Fly ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas
pembangkitan listrik tenaga uap PLTU, atau dari kegiatan
lain yang menggunakan teknologi selain stoker Boiler
N107 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU, atau
dari kegiatan lain yang menggunakan teknologi selain
stoker Boiler
N108 Spent bleaching Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan
earth minyak hewani atau nabati yang menghasilkan SBE hasil
ekstraksi dengan kandungan minyak di bawah 3 %
N109 Pasir foundry (sand Proses casting logam dengan penggunaan pelarut
foundry) dengan titik nyala diatas 600C