Anda di halaman 1dari 97

PE RSIAPAN S ERTIFIKASI A LL

S KEMA PENGELOLAAN
S AMPAH/
LI MBAH PADAT NON B3

Anjarwati, S.Si., M. Env


NAMA : ANJARWATI, S.Si., M. Env
TTL : Tulungagung/19 Agustus 1975
Email : anjarbapedal@gmail.com
HP : 081 330 370 320
S-1 : Jurusan KIMIA FMIPA ITS Surabaya
S-2 : Master of Environment, Griffith University, Australia

Kantor : Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, Jl. Wisata Menanggal 38 Sby
Training :
- Domestic Waste Water Treatment Techniques, Japan (2008)
- Diklat PPLH, Pengelolaan Limbah B3, Pengendalian Pencemaran Udara, Pemantauan Kualitas Air, Pengujian Kualitas
Air, Pengujian Kualitas Udara, Teknik Sampling Kualitas Air, ISO 17025, ISO 14001:2004, Audit Lingkungan, LCA,
AMDAL A, Project Cycle Management, dll
Lain Lain:
- Anggota Tim Peneliti DIM_SUM (Decision Making Process for Sustainable Management of Water) project , dibawah koordinasi
BOKU University Austria, dan European Communities-EU (2006-2010).
- President ISAGU (Indonesian Student Association of Griffith University) 2013-2014
- Pengajar Program S-2 Teknik Lingkungan di ITATS Surabaya 2016-2018, Auditor Laboratorium Lingkungan, Pengawas Lingkungan
Hidup,
- Analis Lingkungan Hidup, Narasumber bidang lingkungan hidup, Auditor PROPER (Program Penilaian Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup) (Saat ini), Assesor Uji Kompetensi PPA, PPU, PLB3 (Saat Ini)
Tujuan Pelatihan

Meningkatkan kompetensi peserta pelatihan


dibidang Pengolahan Sampah/Limbah Padat Non
B3 serta membantu peserta pelatihan dalam
mempersiapkan diri mengikuti Uji Kompetensi
Pemantau dan Anlisis, Pengawas, dan Pemilah
Sampah/Limbah Padat Non LB3
Out Line Hari Pertama
1. Pengantar Pemenuhan Persyaratan Kompetensi Sesuai SKKNI
2. Dasar Hukum dan Pengenalan Peraturan di Bidang Pengelolaan Sampah / Limbah Non LB3
3. Penjelasan Unit kompetensi SKKNI
1) Mengidentifikasi Sumber-Sumber Timbulan Sampah / Limbah Padat Non B3
2) Menentukan Karakteristik Timbulan Sampah/Limbah Padat Non B3
3) Menentukan Tingkat Pencemaran Lingkungan sebagai Dampak dari Timbulan Sampah / Limbah Padat Non B3
4) Menganalisis Sampah/Limbah Padat Non B3
5) Melakukan Supervisi Analisis Sampah /Limbah Padat Non B3
6) Merencanakan Minimisasi Sampah / Limbah Padat Non B3
7) Melaksanakan Minimalisasi Sampah / Limbah Padat Non B3
8) Melakukan Perencanaan Pengolahan Timbulan Sampah / Limbah Padat Non B3
9) Melaksanakan Pengolahan Timbulan Sampah / Limbah Padat Non B3
10) Melaksanakan Pengoperasian dan Perawatan Peralatan Pengolahan Sampah / Limbah Padat Non B3
11) Memilah Sampah secara Manual
12) Mengoperasikan Alat Pemilah Sampah Semimekanis dan/atau Mekanis
13) Mengidentifikasi bahaya dalam Pengelolaan Sampah / Limbah Padat Non B3
14) Melakukan Tindakan K3 terhadap Bahaya dalam Pengelolaan Timbulan Sampah / Limbah Padat Non B3

5. Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP


6. Latihan Wawancara
1. Pengantar Pemenuhan
Persyaratan Kompetensi Sesuai
SKKNI
Standar Kompetensi
Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI)
Rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan/atau keahlian
serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan
syarat jabatan yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Uji Kompetensi
adalah proses penilaian baik
teknis maupun non teknis
melalui pengumpulan bukti
yang relevan untuk
menentukan seseorang
kompeten atau belum
kompeten pada suatu unit
kompetensi atau
kualifikasi tertentu.
Sertifikasi
Kompetensi Kerja
Proses pemberian
sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis
dan objektif melalui uji
kompetensi sesuai SKKNI,
Standar Internasional
dan/atau Standar
Kompetensi Kerja Khusus
Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP)
Lembaga pelaksana kegiatan
sertifikasi kompetensi kerja yang
mendapatkan lisensi dari BNSP
untuk melaksanakan uji
kompetensi dan menerbitkan
sertifikat kompetensi
Badan Nasional
Sertifikasi
Profesi (BNSP)

Lembaga independen
yang bertugas
melaksanakan sertifikasi
kompetensi yang
dibentuk dengan
Peraturan Pemerintah
Langkah – Langkah
Persiapan Uji Kompetensi
Pastikan Saudara Memenuhi Persyaratan

Kumpulkan bukti pemenuhan persyaratan


kompetensi yang diperlukan

Belajar mandiri atau mengikuti pelatihan


persiapan uji Kompetensi

Susun Laporan Kerja terkait skema


kompetensi yang dipilih

Membangun kepercayaan diri dalam


menghadapi uji kompetensi
Bagaimana Bentuk Ujiannya?

Verifikasi
Tes Tulis Portofolio / Wawancara
Observasi
Unit kompetensi SKKNI untuk Pemantau dan Analisis
Pengolahan Sampah/Limbah Padat Non LB3
Unit kompetensi SKKNI untuk Pengoperasian Instalasi Pengolahan
Sampah/Limbah Padat Non LB3
Unit Kompetensi Pemilah Sampah
Unit kompetensi SKKNI untuk Pengawas Pengolahan
Sampah/Limbah Padat Non LB3
2. Dasar Hukum
2. DASAR HUKUM
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Undang Undang 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja
• Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
• Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Sampah Spesifik.
• Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2018 Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Kategori Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang
Sampah, dan Aktivitas Remediasi Golongan Pokok Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga.
• Permenlhk No. 1 Tahun 2021 Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharan Skema Sertifikasi Profesi.
• PermenLHK 19 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengelolaan Limbah NonBahan Berbahaya dan Beracun
Bedakan Antara Ketentuan dalam Pengelolaan Sampah
dan Limbah Non B3
PENDAHULUAN
PP 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• BAB VII. Pengelolaan Limbah B3 dan
Limbah NonB3 – Bagian Ketiga
• Lampiran IX – Limbah B3
• Lampiran XIV – Limbah NonB3 Terdaftar

PermenLHK 06 Tahun 2021


tentang Tata Cara Dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun
PermenLHK 19 Tahun 2021
tentang Tata Cara Pengelolaan Limbah
NonBahan Berbahaya dan Beracun
UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
DASAR HUKUM

PP No 18 Tahun 1999 Jo
PP No 85 Tahun 1999
PP No 22 Tahun 2021

PP No 19 Tahun 1994 Jo PP 101 Tahun 2014


PP No 12 Tahun 1995

1. PerMenlh No. 05 tentangPenyimpanan 1. Permen LHK No. 101 Tahun 2018 tentang 1. PermenLHK Nomor 05 tahun 2021 tentang
LB3 di Pelabuhan Pedoman Pemulihan Lahan Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan
2. PermenLH No. 13 Tahun 2014 tentang Terkontaminasi Limbah B3 Surat Kelayakan Operasional Bidang
Simbol dan Label Limbah B3 2. Permen LHK No. 74 Tahun 2019 tentang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
3. PerMenlh No. 55/2016 tentang Program Kedaruratan Pengelolaan B3 2. PermenLHK Nomor 06 tahun 2021 Tentang
Karakteristik LB3 dan Limbah B3 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan
4. Peraturan MENLH Nomor 56 Tahun2016 3. PermenLHK Nomor 01 tahun 2021 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
tentang Pengelolaan Limbah B3 tentang Program Penilaian Peringkat Beracun
FASYANKES; Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan 3. Permen LHK Nomor 19 tahun 2021 Tentang
Lingkungan Hidup Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah non B3

3
DEFINISI LIMBAH B3 DAN LIMBAH NONB3

adalah Sisa suatu usaha dan atau Sesuai


dengan PP
kegiatan yang mengandung bahan Limbah B3 22 Tahun
berbahaya dan beracun (B3)” 2021

adalah zat,energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,


konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan/ atau merusak Bahan Berbahaya
lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup dan Beracun (B3)
manusia, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain”

adalah sisa suatu usaha dan/atau


kegiatan yang tidak menunjukkan Limbah nonB3
karakteristik Limbah B3
4
KATEGORI LIMBAH B3 DAN NON B3

LIMBAH

LIMBAH B3 LIMBAH nonB3

Limbah B3 tercantum pada


lampiran IX Peraturan
Pemerintah Nomor LIMBAH nonB3 Terdaftar LIMBAH nonB3 Khusus
22 Tahun 2021

Limbah nonB3 Terdaftar : pada Limbah nonB3 Khusus :


Pengelolaan LB3 mengacu : lampiran XIV Peraturan merupakan Limbah B3 yang
Permen LHK Nomor 6 Tahun Pemerintah Nomor dikecualikan dari Limbah B3
2021 22 Tahun 2021 berdasarkan penetapan
pengecualian dari pengelolaan
9 Jenis Limbah, Limbah B3 dari Sumber
kode Limbah : N101 s.d. N109 Spesifik
Pengelolaan LNB3 mengacu :
Permen LHK Nomor 19 Tahun 2021
LIMBAH NON B3 TERDAFTAR

KODE LIMBAH JENIS LIMBAH SUMBER LIMBAH

Slag Besi/Baja (Steel

Sesuai Lampiran XIV PP 22 Tahun 2021


N101 Proses peleburan bijih dan/atau logam besi danbaja
Slag)

Slag Nikel (Nickel


N102 Proses peleburan bijih nikel
Slag)
Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan
N103 Mill Scale
teknologi selain teknoogi induction furnace/kupila
Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja denganmenggunakan
N104 Debu EAF
teknologi electric arc furnace (EAF)
Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan
N105 PS Ball
teknologi selain teknoogi induction furnace/kupila
Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU atau dari kegiatan lain yang
N106 Fly Ash
menggunakan teknologi selain stocker boiler dan/atau tungkuindustri
Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU atau dari kegiatan lain yang
N107 Bottom Ash
menggunakan teknologi selain stocker boiler dan/atau tungkuindustri
Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan minyak hewani ataunabati
N108 Spent Bleaching Earth yang menghasilkan SBE hasil ekstaksi (SBE Ekstraksi) dengan kandungan minyak
kurang dari atau sama dengan3%
Pasir Foundry (Sand
N109 Proses casting logam dengan penggunaan pelarut dengan titk nyala di atas60oC
Foundry)
PRINSIP PENGELOLAAN LIMBAH

Kehati-hatian
Tanggung Jawab Mutlak Reduk
Polluter pays principle
si

LIMBAH
PENGURANGAN VOLUME
• Penghasil bertanggung jawab terhadap
limbah yg dihasilkan
From cradle to grave ➔ From cradle to cradle 3R (Reuse,
• Pemantauan sejak limbah dihasilkan sampai
Recycle,
dengan pengelola akhir Recovery)
• Orientasinya pemanfaatan limbah jika
memungkinkan.
Pengolah
Minimisasi Limbah an
• Mendahulukan reduksi dan hirarki
pengolahan limbah yg dihasilkan
Proximity Penimbun
• Pengelolaan/pengolahan sedekat mungkin an
dengan tempat dihasilkan / Landfill

Hierarki Pengelolaan LimbahB3


7
Perubahan Paradigma Pengelolaan Limbah
Circular Economy Pemanfaatan
Perubahan Paradigma Pengelolaan Limbah
Limbah B3 (PP 22 Tahun 2021)
Linear economy
Resource Production Limbah 100 %
Raw Material
menggantikan
BAHAN material alam
BAKU
Production Circular economy Limbah
menggantikan
Reuse, SUBSTITUSI sebagian bahan
Use Remake, Use BAHAN BAKU baku pembuatan
Recycle produk

Limbah
Waste SUBSTITUSI
ENERGI
menggantikan
Waste sebagian bahan
bahan baku untuk
Dispose energi

Definisi Sumber daya: faktor produksi terdiri atas tanah, tenaga Limbah berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber
kerja, dan modal yang dipakai dalam kegiatan ekonomi untuk
menghasilkan barang jasa, serta mendistribusikannya (ref: daya sebagai faktor produksi untuk menghasilkan
KBBI). produk.
8
Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah NonB3

Penyimpanan Sementara
PENGHASIL LIMBAH memerlukan Rincian Teknis TPS
yang tercantum pada
Persetujuan Lingkungan

Pengelolaan Pemanfaatan/Pengolahan/Penim
Limbah B3 bunan memerlukan Persetujuan
Teknis dan disahkan melalui SLO
Setiap Orang yang Daftar Limbah B3  Lampiran
menghasilkan Limbah IX
wajib melakukan
pengelolaan limbah Pengelolaan Limbah nonB3
tidak memerlukan izin dan
yang dihasilkannya
Persetujuan Teknis

Pengelolaan Standar Pengelolaan tercantum


Limbah NonB3 pada Dokumen Rincian Teknis
yang terintegrasi degan
Daftar Limbah NonB3  Lampiran Persetujuan Lingkungan 9
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3

PENGELOLAAN LIMBAH DOKUMEN RINCIAN TEKNIS


NON B3
Dalam hal pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan
menghasilkan Limbah nonB3 baru yang tidak termuat
Limbah NonB3 Terdaftar
dalam Persetujuan Lingkungan, penghasil Limbah nonB3
melakukan perubahan Persetujuan Lingkungan
Limbah NonB3 Khusus Rincian pengelolaan Limbah nonB3 yang
termuat dalam daftarLimbah
nonB3 yang tercantum dalam termuat dalam Persetujuan Lingkungan :
Lampiran XIV Limbah B3 yang dikecualikan a) identitas Limbah nonB3
dari Limbah B3
berdasarkan penetapan b) bentuk Limbah nonB3;
pengecualian dari c) sumber Limbah nonB3;
Pengelolaan Limbah B3 dari
sumber spesifik d) jumlah Limbah nonB3 yang
dihasilkan setiap bulan; dan
e) jenis pengelolaan Limbah nonB
Pengelolaan sesuai
dengan Dokumen
Rincian Teknis Pengelolaan sesuai
Pengelolaan Limbah dengan Surat Keputusan
NonB3 Penetapan Pengecualian Detail Rincian Teknis diatur dalam PermenLHK
Limbah NonB3 14
PENGELOLAAN LIMBAH nonB3
1. PENGURANGAN

• Sebelum limbah dihasilkan


• Setelah limbah dihasilkan Ketentuan :
a. Pengaturan dalam PP 22 Tahun 2021:
2. PENYIMPANAN
BAB VII (Pasal 450 s.d. Pasal 470)
- Bangunan
- Silo
b. Pengaturan dalam Permen LHK 19
- Waste Pile Tahun 2021 tentang Tatacara
- Waste Impoundment Pengelolaan Limbah nonB3
- IPTEK c. Rincian Teknis wajib tercantum dalam
3. PEMANFAATAN Persetujuan Lingkungan
• Substitusi bahan baku d. Wajib memenuhi Baku Mutu
• Substitusi sumber energi Lingkungan
• Produk samping
• IPTEK e. Memenuhi Standar Produk
4. PENIMBUNAN
Fasilitas Penimbunan :
• Penimbusan Akhir
• Penempatan di area bekas tambang
• Bendungan
• IPTEK 15
ISI PERMENLHK NO 19 TAHUN 2021

Ketentuan Umum
12 Pengurangan Limbah NonB3
BAB
10 LAMPIRAN
Penyimpanan Limbah NonB3
Pemanfaatan Limbah NonB3
DITETAPKAN
Penimbunan Limbah NonB3 25 Oktober 2021

TATA CARA Pengangkutan Limbah NonB3


PENGELOLAAN
LIMBAH NON B3 Perpindahan Lintas Batas Limbah Non B3
Dokumen Rincian Teknis Pengelolaan Limbah Non B3
Klarifikasi Status Limbah
Pelarangan
48 PASAL
Pemantauan dan Pelaporan
Ketentuan Penutup 16
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 - OSS

Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL, kepada Menteri,


PENGHASIL LIMBAH Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai sektor

Termasuk Pengelolaan Limbah Non B3 (DRT) :


1. Pengurangan Limbah nonB3
2. Penyimpanan Limbah nonB3
3. Pemanfaatan Limbah nonB3
4. Penimbunan Limbah nonB3

Pengajuan Persetujuan Lingkungan


Terbit Persetujuan Lingkungan

Terbit Perizinan Berusaha

17
DOKUMEN RINCIAN TEKNIS (DRT) LIMBAH NON B3

1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan kegiatan Pengelolaan Limbah
nonB3 wajib menyusun dokumen rincian teknis pengelolaan Limbah nonB3.
2. Dokumen rincian teknis dibuat sesuai dengan kegiatannya yaitu untuk kegiatan :
a. Pengurangan Limbah nonB3 (Lampiran VI);
b. Penyimpanan Limbah nonB3 (Lampiran VII);
c. Pemanfaatan Limbah nonB3 (Lampiran VIII);
d. Penimbunan Limbah nonB3 (Lampiran IX); dan
3. DRT memuat antara lain persyaratan fasilitas dan teknologi, standar yang diacu, prosedur
penyelenggaraan pengelolaan, neraca massa, rencana kajian, dan pemantauan.
4. DRT harus termuat dalam Persetujuan Lingkungan.
5. Tata cara penerbitan Persetujuan Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

18
PELAPORAN DAN PEMANTAUAN PENGELOLAAN LIMBAH NON B3

1 kali dalam 1 Tahun


PermenLHK 19 Tahun 2021 Kepada Menteri melalui
Direktur Jenderal
PELAPORAN SECARA ELEKTRONIK

PEMANTAUAN :
1. Direktur Jenderal melakukan
pemantauan paling sedikit 1 (satu) kali MEMUAT
dalam 1 (satu) tahun terhadap kegiatan
dan neraca massa pengelolaan Limbah
nonB3. Jumlah
2. Pelaksanaan pemantauan sebagaimana Limbah Jenis
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam Kegiatan
Kode
rangka peningkatan kinerja pelaksanaan Limbah Neraca
pengelolaan Limbah nonB3 Massa
Nama
Limbah

19
PELARANGAN

• Dumping Limbah nonB3


tanpa persetujuan
Pemerintah Pusat
• Open burning
• Mencampurkan Limbah
nonB3 dan Limbah B3
• Penimbunan Limbah
nonB3 di TPASampah

21
PERATURAN MENTERI LHK
NOMOR 19 TAHUN 2021
TENTANG
TATACARA PENGELOLAAN
LIMBAH NON-B3

DIREKTORAT PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3


DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN B3

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


2022
AMANAT PENYUSUNAN
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR 19 TAHUN 2021
TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAHNON-B3

“ Pasal 470 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf f Peraturan


Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

36
BATANG TUBUH
PERATURAN MENTERI LHK NOMOR 19 TAHUN 2021

12 48
BAB PASAL

10
LAMPIRAN

37
STRUKTUR BAB…..(1)
BAB I KETENTUAN UMUM

BAB II PENGURANGAN LIMBAH NONBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB III PENYIMPANAN LIMBAH NONBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB IV PEMANFAATAN LIMBAH NONBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB V PENIMBUNAN LIMBAH NONBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB VI PENGANGKUTAN LIMBAH NONBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

38
STRUKTUR BAB…..(2)
PERPINDAHAN LINTAS BATAS LIMBAH NON BAHAN
BAB VII BERBAHAYA DAN BERACUN

DOKUMEN RINCIAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH NON BAHAN


BAB VIII
BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB IX KLARIFIKASI STATUS LIMBAH

BAB X PELARANGAN

BAB XI PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

BAB XII KETENTUAN PENUTUP


39
Daftar Lampiran…..(1)
LAMPIRAN I
BAKUMUTU EMISI PENGURANGAN LIMBAH NON B3 SECARA TERMAL

LAMPIRAN II
FORMAT LABEL LIMBAH NON BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN.

LAMPIRAN III
FORMAT PERMOHONAN PERSETUJUAN STANDAR PRODUK

LAMPIRAN IV
FORMAT BERITA ACARA PEMERIKSAAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI

LAMPIRAN V
FORMAT BERITA ACARA PENYERAHAN LIMBAH NONB3

LAMPIRAN VI
FORMAT DOKUMEN RINCIAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 UNTUK
KEGIATAN PENGURANGAN LIMBAH NONB3

LAMPIRAN VII
FORMAT DOKUMEN RINCIAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 UNTUK
KEGIATAN PENYIMPANAN LIMBAH NONB3

40
Daftar Lampiran…..(2)
LAMPIRAN VIII
FORMAT DOKUMEN RINCIAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 UNTUK
KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH NONB3

LAMPIRAN IX
FORMAT DOKUMEN RINCIAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH NONB3 UNTUK
KEGIATAN PENIMBUNAN LIMBAH NONB3

LAMPIRAN X
FORMAT PELAPORAN

41
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1: memuat terminologi yang digunakan dalam Pengelolaan Limbahnon-B3

42
LIMBAH non-B3
(Pasal 2)

LIMBAH non-B3 Terdaftar LIMBAH non-B3 Khusus

Limbah nonB3 Terdaftar adalah Limbah nonB3 Khusus adalah


Limbah non-B3 yang tercantum Limbah B3 yang dikecualikan
pada Lampiran XIV Peraturan dari Pengelolaan Limbah B3
Pemerintah Nomor 22 Tahun berdasarkan Penetapan
2021 dengan kode N101 - N109 Pengecualian dari Sumber
Spesifik dari Menteri
N108: SBE dengan kandungan
Minyak < 3% (SBE Ekstraksi)

DILAKUKAN
PENGELOLAAN
43
LINGKUP PENGELOLAAN LIMBAH NON-B3 (PASAL 3)
10

PENGURANGAN
Pasal 4

PEMANTAUAN PENYIMPANAN
DAN PELAPORAN Pasal 5 –
Pasal 46 – 49 Pasal 11

PENGELOLA WAJIB DILENGKAPI DENGAN


AN LIMBAH “DOKUMEN RINCIAN TEKNIS
PENGELOLAAN
PERPINDAHAN
LINTAS BATAS NON-B3 PEMANFAATAN
Pasal 12 –
LIMBAH NONBAHAN BERBAHAYA DAN
Pasal 40 BERACUN”
(Pasal 3) Pasal 20
Pasal 41 – Pasal 43

PENIMBUNAN
PENGANGKUTAN Pasal 21 –
Pasal 39
Pasal 38

44
BAB II
PENGURANGAN
LIMBAH NON-B3

45
Pengelolaan Limbah nonB3 II. Pengurangan Limbah non-B3 (PASAL 4)

Sebelum • Modifikasi Proses


1 dihasilkannya • Teknologi ramah
Limbah lingkungan 1. Tercantum dalam Doukmen Rincian
Teknis (DRT) Kegiatan
Pengurangan Limbah nonB3
• Penggilingan 2. Memenuhi Baku Mutu Lingkungan :
Setelah • Pencacahan • Air Limbah
2 dihasilkannya • Pemadatan • Emisi Udara
Limbah • Termal
• Sesuai IPTEK

Baku mutu
Emisi Termal
Lampiran 1 P19
Residu dari kegiatan
Termal, wajib dilakukan :
1. Penyimpanan
2. Pemanfaatan
3. penimbunan
46
BAB III
PENYIMPANAN
LIMBAH NON-B3

47
III. Penyimpanan Limbah non-B3 (PASAL 5 – PASAL 11)
Syarat Lokasi (Pasal 8) :
Fasilitas (pasal 5) : 1. Bebas Banjir
Persyaratan (Pasal 7) :
• Bangunan
Pengelolaan Limbah nonB3

2. Jarak Aman
1. Kriteria Lokasi
• Silo 3. Lokasi di area Pengasil
2. Kriteria Desain
• Waste Pile 4. Dapat dilakukan rekayasa teknologi
3. Memperhatikan
• Waste
Kapasitas Penyimpanan Kriteria Desain (Pasal 9) :
Impoundment
4. Tercantum dalam SOP Sesuai dengan fasilitas yang akan
• Sesuai IPTEK
digunakan (bangunan, silo, waste pile,
waset impoundment)

Dapat Dilakukan Pengemasan


(Pasal 6) Pasal 10 - 11
1. Masa Simpan Paling lama 3
Syarat Kemasan : tahun
1. Tidak Bocor 2. Wajib dilakukan
2. Tidak Berkarat pengelolaan
3. Tidak Rusak 3. Pencatatan pada logbook

Label Limbah nonB3, berisi IBC


informasi : Jumbo Tank
1. Identitas limbah nonB3 Bag WASTE
kemasan WASTE PILE IMPOUNDMENT
(kode) BANGUNAN SILO
dan/atauwadah
2. Bentuk limbah lainnya sesuai
Kemasan
3. Jumlah Limbah dengan Bentuk
Drum Limbah nonB3 Tertuang dalam Dokumen Rincian Teknis
4. Tanggal mulai disimpan
(DRT) Penyimpanan Limbah NonB3
48
BAB IV
PEMANFAATAN
LIMBAH NON-B3

49
IV. Pemanfaatan Limbah non-B3 (PASAL 12) …(1)
Dilakukan oleh penghasil
1
Pengelolaan Limbah nonB3

limbah nonB3
Rincian dan tujuan pemanfaatan
harus termuat dalam persetujuan
Dilakukan oleh lingkungan penghasil limbah nonB3
2 Pemanfaat Langsung
limbah nonB3

1. Pemerintah Pemanfaatan Limbah nonB3 sebagai:


2. Pemerintah Daerah 1. Substitusi Bahan Baku
3. Kelompok Orang 2. Substitusi Sumber Energi
(UMKM) 3. Bahan Baku
4. Badan Usaha memiliki 4. Produk Samping
Perizinan Berusaha 5. Sesuai IPTEK

Tertuang dalam Dokumen


Rincian Teknis (DRT)
Pemanfaatan Limbah nonB3
50
IV. Pemanfaatan Limbah non-B3..…(2)

Pemanfaatan
Sebagai Sebagai Limbah nonB3
Sebagai Sebagai sesuai dengan
Substitusi Substitusi Produk
Bahan Baku perkembangan
Bahan Baku Sumber Energi Samping
(Pasal 15) ilmu
(Pasal 13) (Pasal 14) (Pasal 16) pengetahuan
dan teknologi

Pemanfaatan Limbah NonB3


Wajib Mengacu Kepada Standart Produk (PASAL 17) 17
IV. Pemanfaatan Limbah non-B3 ..…(3)
Substitusi Bahan Substitusi Sumber BAHAN BAKU PRODUK PERKEMBANGAN
Baku (Pasal 13) Energi SAMPING IPTEK
Pengelolaan Limbah nonB3

a.Beton, batako, Memenuhi persyaratan 1. Pembuatan produk Harus memenuhi Belum tersedia
paving block, • Kalori > 2500 kkal/Kg menggunakan proses ketentuan: Standar Produk,
beton ringan, dan • TOX < 2% koagulasi. 1. dihasilkan dari proses maka:
• Sulfur < 1% Kristalisasi, oksidasi industri yang Pemanfaat
Kontruksi. terintegrasi dengan mengajukan
dan destilasi;
b.Industri semen. 2. Pembuatan produk proses utama sebagai permohonan
c. Pemadatan tanah. kertas, low grade produk sekunder; persetujuan
d.Pemanfaatan Memenuhi baku mutu paper, dan kertas 2. penggunaannya standar produk
lainnya lingkungan : chipboard; bersifat pasti; kepada Menteri
1. Baku Mutu Emisi 3. pembuatan base oil 3. kualitas produk yang
2. Baku Mutu Air Limbah dan bahan bakar dihasilkan bersifat
Kelengkapan
minyak; konsisten;
permohonan
4. peleburan logam; 4. memenuhi syarat dan
berupa hasil
5. pembuatan produk standar produk sesuai
kajian yang berisi:
berbahan dasar SNI
1. Waktu dan
logam, kertas, tujuan
plastik, dan kaca; 2. Lembaga
6. pembuatan pelaksana
Memenuhi Standar Produk pembenah tanah 3. Teknologi
Pasal 17): 7. Sesuai IPTEK 4. Hasil kajian
1. SNI
2. Standar yang ditetapkan
pemerintah/sector terkait
3. StandarInternasional 18
Pengelolaan Limbah nonB3 IV. Pemanfaatan Limbah non-B3 ..…(4)

PEMANFAATAN
LIMBAH NON-B3
LampiranII
P19

Standar Produk Pemanfaatan (Pasal


17):
PERMOHONAN PERSETUJUAN
1. SNI TIDAK TERSEDIA
STANDAR PRODUK
2. Standar yang ditetapkan STANDAR PRODUK PEMANFAATAN LIMBAH NON-B3
pemerintah/sector terkait
3. Standar Internasional

Dokumen teknis berupa hasil kajian yang


berisi informasi:
a. waktu dan tujuan pelaksanaan kajian;
b. lembaga pelaksana kajian;
c. teknologi yang digunakan; dan
d. hasil pelaksanaan kajian.

53
BAB V
PENIMBUNAN
LIMBAH NON-B3

54
V. Penimbunan Limbah non-B3 …(1)
PenimbusanAkhir
Pengelolaan Limbah nonB3

Ketentuan Penimbunan Limbah non-


Fasilitas Penimbunan (Pasal 21) : Penempatan di areal
B3 (Pasal 23)
1. Penimbusan Akhir bekas tambang
a. persyaratan fasilitas Penimbunan
2. Penempatan kembali di area bekas
Limbah non-B3;
tambang
b. persyaratan lokasi fasilitas
3. Bendungan penampung limbah
Penimbunan Limbah non-B3;
4. Sesuai IPTEK
c. tata cara Penimbunan Limbah non-
B3; dan
Dapat dilakukan juga di fasilitas d. penetapan penghentian kegiatan Bendungan/penampung
penimbusan akhir limbah B3 Penimbunan Limbah non-B3. limbah tambang

Sesuai
IPTEK
Tertuang dalam Dokumen
Rincian Teknis (DRT)
Penimbunan Limbah non-B3
55
V. Penimbunan Limbah non-B3 …(2)
PenimbusanAkhir
Ketentuan Penimbunan Limbah non-
Pengelolaan Limbah nonB3

B3 (Pasal 23)
Fasilitas Penimbunan (Pasal 21) : a. persyaratan fasilitas Penimbunan
1. Penimbusan Akhir Limbah non-B3;
2. Penempatan kembali di area bekas b. persyaratan lokasi fasilitas
tambang Penempatan di areal
Penimbunan Limbah non-B3; bekas tambang
3. Bendungan penampung limbah c. tata cara Penimbunan Limbah non-
4. Sesuai IPTEK B3; dan
d. penetapan penghentian kegiatan
Penimbunan Limbah non-B3.

Bendungan/penampung
Persyaratan Fasilitas Penimbunan limbah tambang
Persyaratan Fasilitas
Penimbunan 1. Memiliki desain fasilitas (Penimbusan akhir dan
1. Penimbusan Akhir (Pasal bendungan penampung)
24 - 25) 2. Memiliki system pelapis (Penimbusan akhir)
2. Penempatan kembali di 3. Memiliki kelengkapan fasilitas (Bendungan
area bekas tambang (Pasal Penampung dan Penempatan kembali)
26) 4. Memliki peralatan pendukung Sesuai
3. Bendungan penampung
5. Memiliki rencana penimbunan, penutupan dan IPTEK
limbah (Pasal 27)
pasca penutupas fasilitas

56
V. Penimbunan Limbah non-B3 …(3)
PenimbusanAkhir
Ketentuan Penimbunan Limbah non-
Pengelolaan Limbah nonB3

B3 (Pasal 23)
Fasilitas Penimbunan (Pasal 21) : a. persyaratan fasilitas Penimbunan
1. Penimbusan Akhir Limbah non-B3;
2. Penempatan kembali di area bekas b. persyaratan lokasi fasilitas
tambang Penempatan di areal
Penimbunan Limbah non-B3; bekas tambang
3. Bendungan penampung limbah c. tata cara Penimbunan Limbah non-
4. Sesuai IPTEK B3; dan
d. penetapan penghentian kegiatan
Penimbunan Limbah non-B3.

Bendungan/penampung
limbah tambang
Persyaratan Lokasi Penimbunan (Pasal 28)
a. sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;
b. bebas banjir seratus tahunan;
c. permeabilitas tanah yang diukur sebagai
konduktivitas hidraulik paling besar 10-5 cm/detik
(sepuluh pangkat minus lima sentimeter per Sesuai
IPTEK
detik);
d. daerah yang secara geologis aman, stabil, tidak
rawan bencana, dan di luar kawasan lindung;
e. bukan merupakan daerah resapan air tanah; dan
f. hidrologi permukaan.
57
V. Penimbunan Limbah non-B3 …(4)
PenimbusanAkhir
Ketentuan Penimbunan Limbah non-
Pengelolaan Limbah nonB3

B3 (Pasal 23)
Fasilitas Penimbunan (Pasal 21) : a. persyaratan fasilitas Penimbunan
1. Penimbusan Akhir Limbah non-B3;
2. Penempatan kembali di area bekas b. persyaratan lokasi fasilitas
tambang Penempatan di areal
Penimbunan Limbah non-B3; bekas tambang
3. Bendungan penampung limbah c. tata cara Penimbunan Limbah non-
4. Sesuai IPTEK B3; dan
d. penetapan penghentian kegiatan
Penimbunan Limbah non-B3.

Bendungan/penampung
1. Pemeriksaan dan Pemeliharaan sarana dan limbah tambang
tata cara Penimbunan Limbah non-B3 prasarana fasilitas penimbun:
(Pasal 29) a) Sistem pendeteksi kebocoran
a. memperhatikan penempatan Limbah b) Sumur pantau
non-B3 pada lokasi fasilitas c) Saluran drainase
Penimbunan Limbah non-B3; d) Dinding tanggul
b. melakukan pengelolaan air lindi yang e) Pengolahan air lindi
ditimbulkan dari kegiatan Penimbunan 2. Pemantauan Lingkungan: Sesuai
Limbah non-B3; a) Air Tanah IPTEK
c. melakukan pemeriksaan dan b) Air Lindi
pemeliharaan sarana dan prasarana 3. Waktu pemantauan
Penimbunan Limbah non-B3; dan a) 1 kali dalam 1 bulan selama 2 tahun pertama
d. melakukan pemantauan lingkungan. beroperasi
b) 1 kali dalam 3 bulan untuk tahun berikutnya
58
V. Penimbunan Limbah non-B3 …(5)
PenimbusanAkhir
Ketentuan Penimbunan Limbah non-
Pengelolaan Limbah nonB3

B3 (Pasal 23)
Fasilitas Penimbunan (Pasal 21) : a. persyaratan fasilitas Penimbunan
1. Penimbusan Akhir Limbah non-B3;
2. Penempatan kembali di area bekas b. persyaratan lokasi fasilitas
tambang Penempatan di areal
Penimbunan Limbah non-B3; bekas tambang
3. Bendungan penampung limbah c. tata cara Penimbunan Limbah non-
4. Sesuai IPTEK B3; dan
d. penetapan penghentian kegiatan
Penimbunan Limbah non-B3.

Bendungan/penampung
limbah tambang
penetapan penghentian kegiatan
Penimbunan Limbah non-B3 (Pasal 34)
1. Penutupan fasilitas penimbunan
limbah nonB3
2. Pemeliharaan fasilitas penimbunan
limbah nonB3 Sesuai
3. Pemantauan fasilitas penimbunan IPTEK
limbah nonB3
a) Penimbusan Akhir: 31 Tahun
b) Penempatan kembali di area
bekas tambang: 6 tahun
c) Bendungan : 11 Tahun 25
BAB VI
PENGANGKUTAN
LIMBAH NON-B3

60
5. Pengangkutan Limbah non-B3 (Pasal 39)
wajib dilengkapi dengan
Berita Acara Penyerahan
Pengelolaan Limbah nonB3

Limbah nonB3
(BAPL)
PENGHASIL
LIMBAH
NONB3
PENGANGKUT LIMBAH NONB3

Ketentuan pengangkutan : PIHAK LAINNYA


1. Wajib menjamin tidak 1. Pemanfaat langsung
terjadinya ceceran, 2. Jasa Pengelola Limbah
tumpahan dan/atau B3
pencemaran lingkungan ;
dan
2. Wajib menggunakan alat
angkut yang sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundangan dibidang
Transportasi.
61
BAB VII
PERPINDAHAN LINTAS BATAS
LIMBAH NON-B3

62
Pengelolaan Limbah nonB3 VII. Perpindahan Lintas Batas Limbah non-B3 (Pasal 40)

1. penghasil Limbah nonB3 dapat melakukan ekspor Limbah


nonB3.
2. Bila negara tujuan ekspor Limbah nonB3 Limbah yang
diekspor sebagai Limbah B3, Penghasil Limbah nonB3
harus mengajukan permohonan notifikasi kepada Menteri
sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Limbah nonB3 dilarang untuk di impor apabila tidak diatur
dengan Peraturan perudangan lainnya.
4. Impor Limbah nonB3 yang dapat dilakukan importasinya
kedalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) adalah Limbah nonB3 yang telah diatur oleh
peraturan perundang-undangan lainnya

63
BAB VIII
DOKUMEN RINCIAN TEKNIS
LIMBAH NON-B3

64
Pengelolaan Limbah nonB3 VIII. DOKUMEN RINCIAN TEKNIS (DRT) LIMBAH NON-B3 (Pasal 41)

1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan kegiatan


Pengelolaan Limbah nonB3 wajib menyusun dokumen rincian teknis pengelolaan
Limbah nonB3.
2. Dokumen rincian teknis dibuat sesuai dengan kegiatannya yaitu untuk kegiatan :
a. Pengurangan Limbah nonB3 (Lampiran VI);
b. Penyimpanan Limbah nonB3 (Lampiran VII);
c. Pemanfaatan Limbah nonB3 (Lampiran VIII);
d. Penimbunan Limbah nonB3 (Lampiran IX); dan
3. DRT memuat antara lain persyaratan fasilitas dan teknologi, standar yang diacu,
prosedur penyelenggaraan pengelolaan, neraca massa, rencana kajian, dan
pemantauan.
4. DRT harus termuat dalam Persetujuan Lingkungan.
5. Tata cara penerbitan Persetujuan Lingkungan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

65
CONTOH DRT
BAB IX
KLARIFIKASI STATUS
LIMBAH

67
IX. KLARIFIKASI STATUS LIMBAH(PASAL 44)
1. Menteri memfasilitasi penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang memerlukan klarifikasi status
Limbah yang dihasilkannya.
Pengelolaan Limbah nonB3

2. Penghasil Limbah dapat mengajukan permohonan klarifikasi status limbah kepada Direktur Jenderal.

PROSEDUR 3. Verifikasi Lapangan


1. Mengajukan Permohonan Klarifikasi, Identifikasi proses dihasilkan
dilengkapi : limbah dan sumber dihasilkannya
✓ Fotokopy Izin Lingkungan (contoh: limbah FABA dari boiler
✓ Flow Proses Produksi chaingrate untuk steam)
✓ Bahan Baku yang Digunakan
✓ Flow Proses Dihasilkannya Limbah
✓ Uji Laboratorium 4. Surat Klarifikasi, menyatakan :
✓ Informasi Rencana pengelolaan lanjut ✓ dikategorikan Limbah B3
limbah sebagaimana Lampiran IX PP
2. Rapat Teknis 22/2021;
Pemohon Menyampaikan ✓ dikategorikan Limbah nonB3
Terdaftar sebagaimana
Presentasi Proses Produksi dan
Lampiran XIV PP 22/2021; atau
Proses Dihasilkannya Limbah ✓ Limbah Tidak dikategorikan
sebagai Limbah B3

68
BAB X
PELARANGAN

69
Pengelolaan Limbah nonB3 X. PELARANGAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH NON B3 (Pasal 45)

• Dumping Limbah nonB3


tanpa persetujuan
Pemerintah Pusat
• Open burning
• Mencampurkan Limbah
nonB3 dan Limbah B3
• Penimbunan Limbah
nonB3 di TPASampah

36
BAB XI
PEMANTAUAN DAN
PELAPORAN

71
PELAPORAN DAN
PEMANTAUAN 1 kali dalam 1 Tahun
PENGELOLAAN
Pengelolaan Limbah nonB3

Kepada Menteri melalui


LIMBAH NON B3 Direktur Jenderal
(Pasal 46 – 47) PELAPORAN SECARA ELEKTRONIK

PEMANTAUAN (Pasal 46): MEMUAT


1. Direktur Jenderal melakukan
pemantauan paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun terhadap Jumlah
kegiatan dan neraca massa Limbah
pengelolaan Limbah nonB3. Jenis
Kegiatan
2. Pelaksanaan pemantauan Kode
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Limbah
dilakukan dalam rangka peningkatan Neraca
Massa
kinerja pelaksanaan pengelolaan Nama
Limbah nonB3 Limbah

72
DASAR HUKUM
UU 18/2008 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH:

• Pasal 11: Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah


tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib
mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan
lingkungan.

• Pasal 13: Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,


kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas
sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas
pemilahan sampah.
DASAR HUKUM

PP 81/2012:
Pasal 17 ayat (3): Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas
lainnya dalam melakukan pemilahan sampah wajib menyediakan sarana
pemilahan sampah skala kawasan.

Pasal 18 ayat (2): Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,


kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan
fasilitas lainnya dalam melakukan pengumpulan sampah wajib
menyediakan:
a. TPS
b. TPS3R
c. Alat pengumpul untuk sampah terpilah
DASAR HUKUM

PP 81/2012:

Pasal 21 ayat (2): Pengolahan sampah dilakukan oleh:


a. Setiap orang pada sumbernya
b. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas
lainnya.

Pasal 21 ayat (3): Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,


kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan
fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pengolahan sampah skala
kawasan yang berupa TPS3R
DEFINISI SAMPAH JENIS SAMPAH YANG DIKELOLA
(Pasal 2)

Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008


Tentang Pengelolaan Sampah (Pasal 1) Sampah Rumah Tangga
Sampah padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari
di rumah tangga, dan dari proses alam

“Sampah adalah Sisa Kegiatan Tidak termasuk tinja dan sampah spesifik

Sehari-hari Manusia dan/atau Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga


Proses Alam yang Berbentuk Padat Sampah RT yang berasal bukan dari RT dan lingkungan RT
melainkan berasal dari sumber lain
misalnya: pasar, kantor, sekolah, rumah sakit, dll.

Sampah Spesifik
” Sampah yang mengandung B3 (batere bekas, obat bekas)
Sampah yang mengandung limbah B3 (sampah medis)
Sampah akibat bencana
Puing bongkaran
Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah
Sampah yang timbul tidak secara periodik (sampah hasil kerja bakti
KONSEKUENSI UU 18/2008

1. PRODUSEN (pabrik) harus MEMBATASI (reduce) jumlah sampah yang


dihasilkan dari produk mereka. Pembatasan juga dilakukan oleh
konsumen (masyarakat) dengan mengkonsumsi produk yang sedikit
menimbulkan sampah.

MENGUBAH PERILAKU. Sampah diperlakukan sebagai sumber daya


2. (resources) BUKAN waste dengan menjalankan prinsip 2R (reuse dan
recycle).
Pengelolaan sampah, walaupun domain pelayanan publik tetapi tidak
3. lepas dari tanggung jawab MASYARAKAT dan PELAKU BISNIS.
KONSEKUENSI UU 18/2008

Yang perlu dilakukan PEMDA adalah menyusun strategi pengelolaan


sampah yang berisi antara lain:

• Menyusun PERDA pengelolaan sampah


• Membuat rencana & melaksanakan penutupan TPA sistem open dump
• Data dan sumber sampah yang akurat
• Menetapkan zonasi wilayah pengelolaan sampah
• Menetapkan target pengurangan sampah
• Memilih teknologi pengolahan sampah
• Menetapkan lokasi TPST dan TPA
• Menciptakan kelompok-kelompok masyarakat dan melakukan
pembinaan/pelatihan
LARANGAN
BAB X PASAL 29 UU NO. 18 TAHUN 2008

Setiap orang dilarang:

a. Memasukan sampah ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.


b. Mengimpor sampah.
c. Mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun.
d. Mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan.
e. Membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan
disediakan.
f. Melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat
pemrosesan akhir.
g. Membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.
Tujuan
Pengelolaan
Sampah (Pasal
4 UU 18
Tahun 2008)
MAKSUD PENGELOLAAN SAMPAH :
PERUBAHAN PARADIGMA
PENGELOLAAN SAMPAH

PENDEKATAN END OF PIPE


MENJADI
REDUCE AT SOURCE &
RESOURCES RECYCLE
PENGELOLAAN SAMPAH
Paradigma Lama
“KUMPUL,
ANGKUT, BUANG” Paradigma Baru
PENGURANGAN,
PENANGANAN

DAMPAK NEGATIF:
• Kesehatan Masyarakat
• Kesehatan Lingkungan
• Bencana
DAMPAK POSITIF:
• Lingkungan Hidup
• Kesehatan Masy.
• Nilai Ekonomi
PARADIGMA BARU PELAKSANAAN PRINSIP TSB DILAKUKAN KEGIATAN:
PENGELOLAAN SAMPAH 1. 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE).
+ MENGUTAMAKAN 2. EXTENDED PRODUCER’S RESPONSIBILITY (EPR).
PRINSIP SAMPAH SEBAGAI 3. WASTE TO ENERGY.
SUMBERDAYA
4. PENGELOLAAN AKHIR YANG ENVIRONMENTAL
+ MENGUTAMAKAN FRIENDLY (SANITARY LANDFILL).
PRINSIP PENGENDALIAN
PENCEMARAN
KEUNTUNGAN CARA INI:
1. MENGHEMAT SUMBERDAYA.
2. BEBAN PENCEMAR BERKURANG.
3. BERNILAI EKONOMIS & MEMBUKA LAPANGAN KERJA.
4. OPERATIONAL COST RENDAH.
5. BEBAN TPA BERKURANG.
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan

KRITERIA PROPER

PENGELOLAAN SAMPAH

(Pengurangan dan Penanganan Sampah)


1. PENGURANGAN SAMPAH

BIRU MERAH HITAM

a. Melakukan Pembatasan, a. Tidak Melakukan


pendauran ulang, dan/atau Pembatasan, pendauran •-
pemanfaatan kembali ulang, dan/atau
Sampah dengan cara: pemanfaatan kembali
1) Menggunakan bahan yang Sampah dengan cara:
dapat diguna ulang, 1) Menggunakan bahan yang
dan/atau bahan yang dapat diguna ulang,
mudah diurai oleh proses dan/atau bahan yang
alam; dan/atau mudah diurai oleh proses
2) Mengumpulkan dan alam; dan/atau
menyerahkan kembali 2) Mengumpulkan dan
Sampah dari produk menyerahkan kembali
dan/atau kemasan yang Sampah dari produk
sudah digunakan. dan/atau kemasan yang
sudah digunakan.
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
1. PENGURANGAN SAMPAH (lanjutan)

BIRU MERAH HITAM

b. Memiliki rekaman b. Tidak memiliki rekaman •-


kegiatan pengurangan kegiatan pengurangan
Sampah (log book atau Sampah (log book atau
neraca); neraca);
c. Memiliki SOP c. Tidak memiliki SOP
pengurangan timbulan pengurangan timbulan
Sampah; Sampah;
d. Memiliki program
pengurangan Sampah.

Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan
2. PENANGANAN SAMPAH
(PEMILAHAN)

BIRU MERAH HITAM

a. Memiliki rekaman a. Tidak memiliki rekaman


timbulan Sampah dan •-
timbulan Sampah dan
penanganan-nya (logbook penanganan-nya (logbook
atau neraca); atau neraca);
b. Sampah terpilah 5 jenis, b. Sampah terpilah kurang
yaitu: dari 5 jenis;
1. Sampah yang
mengandung bahan
berbahaya dan beracun
serta limbah bahan
berbahaya dan beracun;
2. Sampah yang mudah
terurai;

Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan
2. PENANGANAN SAMPAH
(PEMILAHAN)

BIRU MERAH HITAM

3. Sampah yang dapat c. Tidak memiliki sarana


pemilahan Sampah di •-
digunakan kembali;
4. Sampah yang dapat setiap kelompok fungsi
didaur ulang; dan area, terpilah dan sesuai
5. Sampah lainnya. dengan jumlah timbulan
c. Memiliki sarana sampahnya.
pemilahan Sampah di
setiap kelompok fungsi
area, terpilah dan sesuai
dengan jumlah timbulan
sampahnya.

Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan
2. PENANGANAN SAMPAH
(PENGUMPULAN)

BIRU MERAH HITAM

a. Memiliki TPS (Tempat Memiliki TPS (Tempat Tidak memiliki TPS (Tempat
Penampungan Penampungan Sementara) Penampungan Sementara)
Sementara); dengan ketentuan:
b. TPS mempunyai landasan a. TPS tidak mempunyai
permanen; landasan permanen;
c. TPS berbentuk kontainer; b. TPS berbentuk bak;
dan dan/atau
d. TPS dalam keadaan c. TPS dalam keadaan
tertutup terbuka.

Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan
2. PENANGANAN SAMPAH
(PENGOLAHAN)

BIRU MERAH HITAM

a. Wajib memiliki rekaman


timbulan Sampah dan a. Tidak memiliki rekaman • Sampah diolah dengan cara
penanganannya (logbook timbulan Sampah dan pembakaran terbuka.
atau neraca); penanganannya (logbook
b. ≥ 30% dilakukan atau neraca);
Pengolahan Sampah b. < 30% dilakukan
(contoh: Sampah organik Pengolahan Sampah.
dibuat kompos, Sampah
anorganik dikelola oleh
bank Sampah, dst).

Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan
LANJUT KE MATERI UNIT KOMPETENSI…

95
Tips dan Trik lulus sertifikasi BNSP

1) Percaya diri, beri impresi kepada asesor bahwa Saudara memang berkompeten di bidang pengelolaan
Sampah/ Limbah Padat Non B3.
2) Berikan laporan kerja yang baik pada saat pemberkasan, khususnya terkait pengelolaan Sampah/ Limbah
Padat Non B3, yang biasa dilakukan di tempat kerja (Contoh Log book, Neraca Limbah, Foto TPS beserta
kelengkapannya, log book perawatan peralatan dll)
3) Kerjakan test tertulis dengan baik, gunakan bahasa sendiri (jangan copas), usahakan mengingat semua
soal yang ditanyakan, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagian besar akan ditanyakan kembali
pada saat test wawancara
4) Jika mengalami kesulitan dalam menjawab tes tertulis, setelah selesai mengerjakan, usahakan bertanya
kepada trainer atau rekan kerja sebagai bahan dalam memberikan jawaban pada saat wawancara.
5) Pada saat wawancara, jika tidak memahami pertanyaan yang diberikan oleh asesor, jangan sungkan untuk
menanyakan kembali.

6) SOP (Standard Operasional Prosedur pengelolaan Sampah/ Limbah Padat Non telah
Saudara baca dan pahami dengan baik sebagai bahan dalam menjawab pertanyaan
dari asesor.
7) Pahami resiko/potensi bahaya ditempat kerja (PLB3) dan Tindakan K3 yang
diperlukan.
Salam
KO M P E T E N
Semoga
SUKSES !

Anda mungkin juga menyukai