Anda di halaman 1dari 81

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

PADAT FASYANKES
Latar Belakang

Ketidaktaatan prosedur pengolahan limbah medis telah nyata


berdampak hukum pidana bagi Pimpinan RS
Lingkungan yang tercemar limbah medis RS

Proses pembuangan limbah B3 menjadi tanggung jawab siapa ????


Artikel ICEL
Indonesian Center for
Environment Law
Penumpukan dan
Pembuangan limbah medis ?
Estimasi Jumlah Timbulan
limbah: 294,66 ton/hari
Total kapasitas olah :
224,228 ton/hari

Jumlah limbah medis Kapasitas


Kapasitas Jasa Pengo-
belum terolah: RS Berizin
lah: 171,108 ton/hari
- (70,432) Ton/Hari 53,12 ton/hari

Sumber: KLHK, 2019


Dasar Hukum
1.UU NO 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
2.PP No 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
3.Permen LHK No 56 tahun 2015 tentang tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4.Permenkes No 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
5.Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektonik
6.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.22/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018/K.1/8/2018
tentang Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik Lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
7.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.95/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2018 tentang
Perizinan Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun Terintegrasi dengan Izin Lingkungan melalui Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik
Peraturan Pengelolaan Limbah B3
PERATURAN JUDUL PERATURAN PERATURAN JUDUL PERATURAN
UU No. 32 / 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Permen LH No. Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan
Hidup 30/2009 Limbah B3 serta Pengawasan Pemulihan Akibat
Pencemaran Limbah B3 oleh PEMDA
UU No. 23 / 2014 Pemerintahan Daerah

s i
PP No. 101 Tahun 2014 Pengelolaan Limbah B3 Permen LH No. Tata Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3

s a
33/2009

i
PP No. 27 /2012 Izin Lingkungan

n
Permen LH No. Jenis Kegiatan/usaha yg wajib AMDAL

o
Perpres No. 47 Tahun 2005 Amendemen atas Konvensi Basel tentang

r
05/2012

k
Pengawasan Perpindahan Lintas Batas Limbah
Permen LH Simbol dan Label Limbah B3

n
Berbahaya dan Pembuangannya

i
No.14/2013

Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995

l u S l a s i
Tata Cara & Persyaratan Penyimpanan & Permen LHK No.
55/2015
Tata Cara Uji Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun

r
Pengumpulan Limbah B3

Pe Regu
Permen LHK Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
Kepdal 02/BAPEDAL/09/1995 Dokumen Limbah B3 No.56/2015 B3 dari Fasyankes

Permen LHK No. Persyaratan Dan Tata Cara Penimbunan Limbah Bahan
Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 Persyaratan teknis pengolahan LB3 63/2016 Berbahaya Dan Beracun Di Fasilitas Penimbusan Akhir

Kepdal 02/BAPEDAL/09/1998 Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 Permen LHK Persyaratan dan Tata Cara Dumping (Pembungan)
No.12/2018 Limbah ke Laut
Permen LH No. 02/2008 Pemanfaatan Limbah B3 Permen LHK No. Persyaratan PeriInan PLB3 Terintegrasi dengan Izin
95/2018 Lingkungan melalui Pelayanan Perizinan Berusaha
Permen LH No. 05/2009 Pengelolaan Limbah di Pelabuhan Terintegrasi Secara Elektronik

Permen LH No. 18/2009 Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3


Tujuan

UMUM KHUSUS KHUSUS


Mampu mengelola Menjelaskan konsep Melakukan
limbah medis pengelolaan limbah Pengelolaan sesuai
padat medis padat prosedur
Pokok dan Sub Pokok Bahasan
Konsep Pengelolaan Limbah
Medis Padat Fasyankes

•Pengertian
•Tujuan
•Kuantitas Limbah Medis Padat
•Sumber Limbah Medis Padat
•Jenis Limbah Medis Padat
•Karakteristik Limbah Medis Padat
•Wadah Limbah Medis Padat
•Kategori,
•Kode Warna
•Symbol
Pokok dan Sub Pokok Bahasan
Konsep Pengelolaan Limbah
Medis Padat Fasyankes
Tahapan dalam pengelolaan
• Pengurangan
• Pemilahan
• Pewadahan
• Pengumpulan limbah
• Pengangkutan
• Penyimpanan
• Pengolahan
Teknik pengelolaan limbah medis padat
• Penyusunan SPO tahapan pengelolaan limbah medis
padat
• Cara pengelolaan limbah medis padat sesuai SPO
yang disusun
Konsep Pengelolaan Limbah
Medis Padat Fasyankes
PENGERTIAN
LIMBAH
LIMBAH MEDIS MEDIS

…adalah sisa usaha …adalah kegiatan pelayanan …adalah sisa kegiatan pelayanan
dan atau kegiatan Kesehatan meliputi pelayanan kesehatan yang bersifat infeksius,
klinis maupun penunjang klinis tajam, sitotoksik, radioaktif,
beracun dan berbahaya lainnya

Identifikasi
Pengelolaan Identifikasi
Metode yang sis-
limbah medis
tematis Analisis
fasyankes Analisis

Kendali
Kendali
Kuantitas Limbah Medis Padat
Faktor yang mempengaruhi kuantitas limbah

Tingkat Aktifitas Jenis ruangan Jenis kelas perawatan Lokasi


Bed Occupancy Rate, Ruang Rawat Inap-Rawat Jalan VIP, Kelas I, Kelas II, Rural atau Urban
Jumlah pasien per hari, Ruang Operasi – tindakan invasif Kelas III
Dan/atau jumlah petugas lain

Regulasi Praktek pemilahan Variasi temporer Tingkat pengembangan


layanan
Penambahan jenis
pelayanan
Kuantitas Limbah Medis Padat

Sumber : World Health Organization (WHO), 2014


Kuantitas Limbah Medis Padat
Indonesia : 1,1 kg/ TT / hari
Tanzania : 0,14 kg/ TT / hari
Pakistan : 2,07 kg/ TT / hari
Amerika
• RS Metropolitan : 10,7 kg/ TT / hari
• RS Daerah : 6,4 kg/ TT / hari
Sumber Limbah RS
WHO
Sumber Limbah RS
WHO
LIMBAH B3 FASYANKES PP 101/2014
Kode Kode Kategori
Jenis Kegiatan Sumber Limbah Uraian Limbah
Kegiatan Limbah Bahaya
Limbah klinis memiliki karakteristik
A337-1 1
infeksius
A337-2 Produk farmasi kadaluwarsa 1
Seluruh rumah sakit
dan laboratorium klinis A337-3 Bahan kimia kadaluwarsa 1
Rumah sakit dan Fasilitas incinerator Peralatan laboratorium
A337-4 1
37 fasilitas pelayanan IPAL yang mengolah terkontaminasi
kesehatan effluen dari kegiatan Peralatan medis mengandung logam
rumah sakit dan A337-5 berat, termasuk merkuri (Hg), 1
laboratorium klinis kadmium (Cd), dan sejenisnya
B337-1 Kemasan produk farmasi 2
B337-2 Sludge IPAL 2
Proses insinerasi A347-1 Fly ash insinerator 1
limbah A347-2 Slag atau bottom ash insinerator 1
Fasilitas pengendalian
Pengoperasian B347-1 Residu pengolahan flue gas 2
Pencemaran
47 insinerator
IPAL yang mengolah B347-2 Filter bekas dan asbestos bekas 2
limbah
efluen proses
pengendalian
JENIS LIMBAH B3 FASYANKES
Jenis dan Karakteristik
Wadah, kategori,
Warna, dan simbol
Wadah
Wadah
Pengelolaan Limbah Medis
Pengelolaan Limbah Medis
Insert your subtitle here
Kewajiban penghasil limbah
• Mengetahui karakteristik bahaya
• Melakukan upaya minimisasi terhadap limbah medis yang dihasilkan
• Melakukan pemisahan limbah medis dengan limbah domestik
• Mengisi neraca limbah sesuai dengan format yang berlaku
• Mendapatkan salinan manifest limbah medis dari pengangkut
• Menyampaikan laporan pengelolaan limbah medis minimal 3 bulan
sekali
• Memilih bentuk kemasan dan bahan kemasan berdasarkan
kecocokannya terhadap jenis dan karakteristik limbah
Prinsip-prinsip Umum Pengelolaan Limbah

Buat perencanaan detail untuk pengelolaan


Desain & limbah meliputi kebijakan, prosedur, dan target
Manajemen akhir zero waste
limbah
Pahami kategori/ jenis limbah dan lakukan
pemilahan sesuai jenisnya
Pemilahan Terry Grogan, of the US Environmental Protection Agency’s
(EPA’s) Office of Solid Waste, points out “In the US only about 15% of
the waste created by hospitals is considered hazardous, the remaining
85% is composed of paper, plastic, food and other materials that
could possibly be recycled”
Pemilihan Implementasikan teknologi pengolahan yang
teknologi ramah lingkungan
Prinsip-prinsip Umum Pengelolaan Limbah
Upayakan kegiatan daur ulang limbah seperti
Daur Ulang kertas, plastik, kaca, dll

Lakukan pencatatan dan hitung biaya untuk


Data
pengelolaan limbah dari masing-masing satuan
kerja
Pengadaan Pemilihan bahan dan material yang sedikit
menghasilkan limbah

Budaya Lakukan edukasi terus menerus, keterlibatan


seluruh staf RS sangat menentukan keberhasilan
pengelolaan limbah
Sistem pengelolaan
• Full swakelola
Semua sarana prasarana seperti tempat sampah, plastik sampah,
whelled bin, tenaga, dan pengolahan di kelola oleh pihak rumah sakit

• Semi swakelola
Sebagian dari sarana prasarana atau tenaga atau pengolahan di kelola
oleh pihak ke 3

• Full outsourching
Semua sarana prasarana seperti tempat sampah, plastik sampah,
whelled bin, tenaga, dan pengolahan diserahkan kepada pihak ke 3
PENGELOLAAN LIMBAH B3 FASYANKES
Berdasarkan PermenLHK No. P-56/2015

TAHAPAN PENGELOLAAN PERIZINAN


• Pengurangan dan

RS
LANGKAH 1 Kewajiban Penghasil
Pemilahan
• Pewadahan & Izin Penyimpanan diterbitkan
LANGKAH 2
Penyimpanan oleh Kab/kota
Persetujuan oleh Dinas LH
LANGKAH 3 • Pengangkutan
kab/kota
Izin Pengolahan diterbitkan
LANGKAH 4 • Pengolahan oleh KLHK

LANGKAH 5 • Penguburan Persetujuan oleh Dinas


LH kab/kota
LANGKAH 6 • Penimbunan Persetujuan oleh Dinas
LH kab/kota
Pengangkutan
Penyimpanan

• TPS harus memiliki ijin


• Bangunan TPS yang memenuhi persyaratan harus sesuai dengan Keputusan
Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
Kelengkapan Bangunan TPS antara lain:
– Ketersediaan kotak P3K
– Safety shower
– logbook limbah
– SOP/ SPO
– Peralatan dan sistem pengamanan kebakaran
– Bangunan dilengkapi dengan simbol dan titik koordinat
– Di ruang penyimpanan terdapat palet untuk meletakkan limbah
– Tempat/ fasilitas pencucian whelled bin, kontainer, ruang penyimpanan
• Rancang bangun dan luas ruang penyimpanan sesuai dengan jenis,
karakteristik dan jumlah limbah medis.
• Bangunan beratap dari bahan yang tidak mudah terbakar.
• Memiliki ventilasi udara.
• Terlindung dari air hujan.
• Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yg memadai
• Lantai kedap air, tidak bergelombang, kuat, tidak retak.
• Dilengkapi saluran pembuangan limbah cair dari hasil kegiatan
pembersihan yang dihubungkan ke IPAL
• Dinding dari bahan yang tidak mudah terbakar.
• Dilengkapi dengan penangkal petir ( jika dibutuhkan).
Penyimpanan
Penyimpanan
Lama Penyimpanan
Suhu TPS  00C

Lama penyimpanan 90 hari

Infeksius
Patologis
Tajam

Suhu TPS 3 - 80C

Lama penyimpanan 7 hari


Lama Penyimpanan
Volume  50
kg/ hari

90 hari

Volume < 50
Bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan, atau kg/ hari
sisa kemasan, radioaktif, farmasi, sitotoksik,
peralatan medis yang memiliki kandungan
logam berat tinggi, dan tabung gas atau 180 hari
kontainer bertekanan
Presentasi Enviro Meditech pratama

Pengolahan
Presentasi Enviro Meditech pratama
Pengolahan
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan teknologi pengolahan :
Presentasi Enviro Meditech pratama
Pengolahan
Pengolahan
Berdasarkan proses (WHO) :
Termal, kimia, irradiasi, biologi, mekanikal
INSINERATOR
[PERSYARATAN TEKNIS]
 Efisiensi pembakaran > 99,95%;
 Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber)
minimum 800oC (temperatur operasional);
 Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber)
minimum 1000oC (temperatur operasional), dengan waktu
tinggal minimum 2 (dua) detik;
 Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal: wet
scrubber);
 Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan
tanah; dan
 Memenuhi baku mutu emisi.
 Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada
temperatur  1200oC.
Contoh Insinerator Rumah Sakit
BAKU MUTU EMISI UDARA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN - RUMAH SAKIT

KADAR
NO. PARAMETER SATUAN
MAKSIMUM
1. Partikulat 50 mg/Nm3
2. Sulfur Dioksida (SO2) 250 mg/Nm3
3. Nitrogen Dioksida(NO2) 300 mg/Nm3
4. Hidrogen Fluorida (HF) 10 mg/Nm3
5. Hidrogen Klorida (HCl) 70 mg/Nm3
6. Karbon Monoksida (CO) 100 mg/Nm3
7. Total Hidrokarbon (sebagai CH4) 35 mg/Nm3
8. Arsen (As) 1 mg/Nm3
9. Kadmium (Cd) 0,2 mg/Nm3
10. Kromium (Cr) 1 mg/Nm3

11. Timbal (Pb) 5 mg/Nm3

12. Merkuri (Hg) 0,2 mg/Nm3

13. Talium (Tl) 0,2 mg/Nm3

14. Opasitas 10 %

15. Efisiensi Pembakaran (EP) 99,95 %


Pengolahan Limbah B3 medis dengan Autoklaf dan Gelombang Mikro

Pengoperasian Autoclaf tipe alir gravitasi dilakukan dengan:


a.temperatur lebih besar atau sama dengan 121 0C, Tekanan 15 psi atau 1,02 atm, waktu tinggal didalam autoclaf
sekurang – kurangnya 60 menit.
b.temperatur lebih besar atau sama dengan 1350C, Tekanan 31 psi atau 2,11 atm, waktu tinggal didalam autoclaf
sekurang – kurangnya 45 menit.
c.temperatur lebih besar atau sama dengan 149 0C, Tekanan 52 psi atau 3,54 atm, waktu tinggal didalam autoclaf
sekurang – kurangnya 30 menit.

Pengoperasian Autoclaf tipe vakum dilakukan dengan:


a. temperatur lebih besar atau sama dengan 121 0C, Tekanan 15 psi atau 1,02 atm, waktu tinggal didalam autoclaf
sekurang – kurangnya 45 menit.
b. temperatur lebih besar atau sama dengan 135 0C, Tekanan 31 psi atau 2,11 atm, waktu tinggal didalam autoclaf
sekurang – kurangnya 30 menit.

Pengoperasian Gelombang Mikro dilakukan dengan:


temperatur 1000C, waktu tinggal paling singkat 30 menit.

Uji validasi: harus mampu membunuh spora Bacillus stearothermophilus


Presentasi Pak Asykari KLHK
Presentasi Pak Asykari KLHK
Autoklaf
Presentasi Pak Asykari KLHK
Autoklaf
Presentasi Pak Asykari KLHK
Autoklaf
Alat Autoklaf Hasil Olahan Autoklaf
Presentasi Pak Asykari KLHK
Microwave
Presentasi Pak Asykari KLHK
Microwave
Alat Mikrowave Hasil olahan mikrowave
Presentasi Enviro Meditech pratama
Proses Irradiasi
Proses Kimia
Presentasi Enviro Meditech pratama

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kimia / disinfeksi:


a)Jenis disinfektan
b)Jenis mikroorganisme
c)Konsentrasi disinfektan dan waktu kontak  natrium hipoklorit lama kontak
desinfeksi antara 15 - 30 menit
d)Derajat keasaman (pH)
e)Suhu
f)Fisika dan kimia pada proses
Presentasi Enviro Meditech pratama

l og i
s Bio
ro s e
P

Pro
ses
M eka
ni k
Presentasi Pak Asykari KLHK
Presentasi Pak Asykari KLHK
Penguburan
Presentasi Pak Asykari KLHK
Penguburan
Presentasi Pak Asykari KLHK
Penguburan
Kerjasama pengolahan limbah
• Pilih vendor/ perusahaan pengolah yang memiliki ijin
dari KLHK untuk mengolah limbah B3 sesuai dengan
karakteristik limbah B3 yang dihasilkan
• Pastikan transporter memiliki ijin dari KLHK sebagai
transporter dan kendaraan pengangkut memiliki ijin
dari Dinas Perhubungan
• Pengirim, pengangkut, dan pengolah harus memiliki
manifest elektronik (festronik)
Faktor-faktor penyebab masalah pengelolaan
Rumah Sakit
limbah medis
1. Bekerjasama dengan pengolah limbah B3 yang tidak berizin
2. Bekerjasama hanya dengan transporter limbah B3
3. Tidak mengetahui status perizinan pengolah maupun transporter
limbah B3
4. Tidak mengetahui proses dan kapasitas pengolahan limbah B3 di
Jasa Pengolah Limbah
tempat pemusnahan
5. Belum mengetahui secara jelas administrasi pengelolaan limbah B3 1. Tidak melaksanakan pengelolaan sesuai
maupun prosedur kerja sama dengan pihak ke tiga (terkait dengan kontrak
Manifest) 2. Tidak memiliki Izin Pengelolaan Limbah
6. Tidak mengetahui teknologi pengolahan limbah B3 yang sesuai dengan B3 untuk Kegiatan Pengolahan Limbah B3
limbah yang dihasilkan 3. Ruang lingkup izin yang dimiliki tidak
termasuk limbah medis
Transporter

1. Tidak melakukan Pengangkutan secara “Rutin”


2. Pembatasan jumlah limbah B3 yang diangkut (melebihi waktu masa
simpan)
3. Jadwal pengangkutan tidak teratur
4. Tidak bersedia mengangkut limbah B3 dalam jumlah kecil
Permasalahan Kerjasama Antara Penghasil Limbah B3 dan Pengolah Limbah B3

Penghasil Limbah B3

1. Penghasill Limbah B3 bekerja sama dengan Pengolah Limbah B3 yang tidak memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk Kegiatan Pengolahan
Limbah B3 --- disebabkan Penghasil Limbah B3 tidak memiliki akses data Pengelolaan Limbah B3
2. Penghasil Limbah B3 bekerjasama hanya dengan Transporter Limbah B3
3. Penghasil Limbah B3 tidak mengetahui secara jelas “Status” Pengolah Limbah B3 (permasalahan Izin, Kapasitas Insinerator, dll)
4. Masih ada penghasil Limbah B3 yang belum mengetahui secara jelas administrasi prosedur kerja sama dengan pihak ke tiga (terkait dengan
Manifest)

Transporter (Pengangkut Limbah B3)


1. Pengangkut Limbah B3 tidak melakukan Pengangkutan secara “Rutin” sesuai dengan Jenis Limbah B3 (khusus Limbah Fasyankes)
2. Jumlah Limbah B3 yang diangkut dibatasi (tidak semua Limbah B3 di TPS diangkutt), sehingga Limbah B3 di TPS menumpuk , melebihi waktu
masa simpan (2 x 24 Jam)
3. Jadwal pengangkutan tidak teratur (tidak sesuai dengan jadwal yang disepakati antara Penghasil dan Transporter)
4. Transporter kurang berkenan mengangkut Limbah B3 dari Penghasil Limbah B3 yang jumlahnya sedikit

Pengolah Limbah B3 (Jasa Pengolah Limbah B3)

1. Ada beberapa Jasa Pengolah Limbah B3 yang tidak melakukan Pengangkutan dan Pengolahan Limbah B3 dari Fasyankes berdasarkan
Kontrak kerjasama
2. Pengolah Limbah B3 tidak memiliki Izin Pengelolaan Lilmbah B3 untuk Kegiatan Pengolahan Limbah B3 dari Menteri
Strategi yang dapat dilakukan

1.Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus paham Prinsip Pengelolaan


Limbah B3
2.Petugas Fasyankes (Kesling Rumah Sakit) paham kebijakan –
kebijakan yang berlaku dalam Pengelolaan Limbah B3
dan up date data
3.Sebelum melakukan Kerjasama, Penghasil Limbah B3 agar
mengakses data terkait Perizinan Transporter Limbah B3 dan Jasa
Pengolah Limbah B3 untuk mengetahui Status Perizinan
4. Melakukan evaluasi terhadap kinerja Jasa Pengolah Limbah B3,
antara lain melakukan evaluasi terhadap Neraca Limbah B3
5. Melakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Strategi yang dapat dilakukan
Kehutanan, cq . Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah
Non B3, untuk mendapatkan Informasi lebih lanjut terkait ;
a. Transporter Limbah B3
• Memiliki Izin Pengangkutan Limbah B3
• Jenis Limbah B3 yang diangkut berdasarkan izin yang dimiiliki
b. Jasa Pengolah Limbah B3
• Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3
• Jenis Limbah B3 yang dapat dilakukan Pengolahan Limbah B3
menggunakan Insinerator
• Kapasitas Insinerator
6. Penghasil, Pengangkut dan Pengolah harus terkoordinasi dalam
manifest elektronik
Thank you
Insert your subtitle here

Anda mungkin juga menyukai