Anda di halaman 1dari 100

REGULASI DAN TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH B3

DARI FASYANKES

Disampaikan Oleh:
Iyan Suwargana
Widyaiswara Ahli Madya - KLHK

PUSDIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


BIODATA
Nama : Drs. Iyan Suwargana, MSi
Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 05 Pebruari 1966
Hp/E-mail : 087770175466 /iyanplb3@yahoo.com
Pendidikan : - Sarjana (S1) Kimia ITB
- Pasca Sarjana (S2) Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan - IPB
Riwayat Pekerjaan :
• Staf Dit Pengelolaan Limbah B3 Bapedal sejak tahun 1992 sampai tahun 1995
• Kepala Bidang Pengelolaan Limbah antar Negara, Direktorat Pengelolaan Limbah B3 BAPEDAL,
1999-2001.
• Kepala Bidang Pengelolaan Limbah Padat, Pusat Pengelolaan Limbah Padat dan B3, 2001-2002.
• Kepala Bidang Pengembangan Asdep Urusan Manufaktur, Prasarana dan Jasa KLH, 2002-2005.
• Kepala Bidang Agro Industri pada Asdep Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Manufaktur dan Agro Industri
KLH, dan Koordinator PROPER, 2005 - 2009.
• Kepala Bidang Pemanfaatan Limbah B3 Pada Asdep Administrasi Pengendalian Limbah B3 KLH,
2009 – 2010
• Asisten Deputi Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 Pada Deputi Bidang Pengelolaan B3, Limbah B3 dan
2
sampah KLH, 2010 - 2011
• Widyaiswara Ahli Madya KLHK, 2013 - Sekarang cre@ted by HS
Landasan Hukum Pengelolaan Limbah B3
Applicable regulation
UU 32/2009 ttg Perlindungan & Pengelolaan LH UU 32/2009 ttg Perlindungan & Pengelolaan LH
PP 101/2014 ttg Pengelolaan Limbah B3 UU 06/2023 ttg Cipta Kerja sbg Pengganti UU 11/2020
Permen LH No 14/2013 ttg Simbol & Label Limbah B3; PP 05/2021 ttg Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Permen LHK No. 56/2015 ttg Tata Cara dan Berbasis Resiko
Persyaratan Teknis Pengelolaan LB3 dari Fasilitas PP 22/2021 ttg Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pelayanan Kesehatan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Bab VII-Pasal 274-449
Permen LHK Nomor P.101/MENLHK/ tentang Pengelolaan Limbah B3)
SETJEN/KUM.1/11/2018 ttg Pedoman Pemulihan Permen LH No 14/2013 ttg Simbol & Label Limbah B3;
Lahan Terkontaminasi Limbah B3 Permen LHK No. 56/2015 ttg Tata Cara dan Persyaratan
Permen LH No 38/2019 ttg “Jenis Kegiatan/usaha yg Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas Pelayanan
wajib AMDAL” Kesehatan
Permen LHK Nomor P.101/MENLHK/SETJEN/KUM.1/11/ 2018
Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan ttg Pedoman Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
Teknis Pengolahan LB3; Permen LH No. 03/2021 ttg tentang Standar Kegiatan Usaha
Permen LHK No 63 thn 2016 ttg Persyaratan dan Tata pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Cara Penimbunan Limbah B3 di Fasilitas Penimbusan Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
Akhir Permen LHK No. 04/2021 tentang Daftar Usaha dan/atau
Permen LHK Nomor P.12/2018 ttg Dumping Limbah Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL, UKL UPL atau SPPL.
B3 ke Laut
Permen LHK No 04 thn 2020 ttg Pengangkutan
Limbah B Permen LHK No. 06/2021 tentang Tata Cara dan
Permen LHK No 12 thn 2020 Tentang Penyimpanan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Limbah B3 dan Beracun
Permen LH No. 10/2020 ttg Tata Cara Uji
Karakteristik dan Penetapan LB3 Permen LHK No 19/2021 tentang Tentang Tata Cara
Permen LH No. 18/2020 ttg Pemanfaatan Limbah B3 Pengelolaan Limbah Non B3
Perubahan UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pada PERPU 06/2023 Tentang Cipta Kerja

27 Pasal Pasal
Dirubah 1, 20, 24, 25, 26, 27, 28, 32, 34,
35, 37, 39, 55, 59, 61, 63, 69, 71,
Dari Total 127 72, 73, 76,77, 82, 88, 109, 111
Pasal yang dan112
terdapat dalam 4 Pasal
UU 32/2009 Ditambahkan Pasal
61A, 82A, 82B, dan 82C

10 Pasal
Pasal
Dihapus 29, 30, 31, 36, 38, 40, 79,
93, 102, dan 110

July 23 4

cre@ted by HS
KETENTUAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pasal 59 Ayat 1 s/d 6 Perubahan UU 32/2009 pada UU 06/2023

1) Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan


pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan.
2) Dalam hal B3 yang telah kadaluarsa, pengelolaannya mengikuti
ketentuan pengelolaan limbah B3.
3) Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri
pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada pihak
lain.
4) Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat Perizinan Berusaha atau
persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
5) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah wajib mencantumkan
persyaratan lingkungan hidup yang harus dipenuhi dan kewajiban
yang harus dipatuhi pengelola limbah B3 dalam Perizinan
Berusaha, atau persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah.
cre@ted by HS
6) Keputusan pemberian Perizinan berusaha wajib diumumkan
LARANGAN DALAM PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
Pasal 69 Ayat 1 Perubahan UU 32/2009 pada UU 06/2023
Setiap orang dilarang :
butir b. Memasukkan B3 yang dilarang menurut per-
UU ke dalam wilayah NKRI
butir c. Memasukkan limbah yang berasal dari luar
wilayah NKRI ke media lingkungan hidup
NKRI (Pasal penjelasan : kecuali bagi yg
diatur dalam peraturan per-uu)
butir d. Memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah
NKRI
butir e. Membuang limbah ke media lingkungan
hidup
butir f. Membuang B3 dan limbah B3 ke media
cre@ted by HS
lingkungan hidup
PP 22/2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

BAB VII
Permen LHK
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan No. 06/2021
Beracun Dan Pengelolaan Limbah Non B3
Tata Cara dan Persyaratan
Terdiri dari : Pengelolaan Limbah Bahan
196 Ps (Pasal 274 – 470) Berbahaya dan Beracun
Lampiran : IX, X, XI, XII, XIII, XIV & XV
Ruang Lingkup:
1. Pengelolaan Limbah B3 (Pasal 274-449)
2. Pengelolaan Limbah nonB3 (Pasal 450-470)
PENGELOLAAN LIMBAH B3 (PP 22/2021)
a. Penetapan Limbah B3
Ruang Lingkup
b. Pengurangan Limbah B3
Penyelenggaraan ❑ Rincian Teknis
c. Penyimpanan Limbah B3
Pengelolaan ❑ Standar Teknis
d. Pengumpulan Limbah B3
Limbah B3 e. Pengangkutan Limbah B3 Persetujuan
(Pasal 274 – 449) f. Pemanfaatan Limbah B Teknis & SLO
g. Pengolahan Limbah B3
h. Penimbunan Limbah B3
i. Dumping (pembuangan) Limbah B3
j. Pengecualian Limbah B3
k. Perpindahan lintas batas Limbah B3;
l. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup
dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup dan Pemulihan
Fungsi Lingkungan Hidup;
m. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah B3
n. Pelaporan.
a. Pengurangan dan Pemilahan Limbah B3;
Pengelolaan Limbah B3 yang b. Penyimpanan Limbah B3;
timbul dari Fasilitas Pelayanan
c. Pengangkutan Limbah B3;
Kesehatan (Fasyankes)
(Permen LHK 56/2015) d. Pengolahan Limbah B3;
e. Penguburan Limbah B3; dan/atau
f. Penimbunan Limbah B3.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Permen LHK 56/2015) :
a. Pusat kesehatan masyarakat;
b. Klinik pelayanan kesehatan atau
sejenis; dan
c. Rumah sakit.
TUJUAN DAN BATASAN PENGATURAN

Pasal 2, PERMEN LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015

Peraturan Menteri ini bertujuan untuk


memberikan panduan bagi Penghasil
Limbah B3 dari fasilitas pelayanan
kesehatan dalam mengelola Limbah B3 yang
dihasilkan.
PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS [sesuai
PERMEN LHK: P.56/Menlhk-Setjen/2015]
PENGURANGAN DAN
LIMBAH B3 MEDIS DIPILAH MENJADI 9 JENIS LIMBAH
PEMILAHAN

PENYIMPANAN LIMBAH B3 MEDIS DAPAT DILAKUKAN


PENYIMPANAN DALAM BANGUNAN RUMAH SAKIT/PUSKESMAS

LIMBAH B3 MEDIS DAPAT DIANGKUT DENGAN KENDARAAN


PENGANGKUTAN RODA 3 DAN KEWENANGANNYA DI DAERAH

PENGOLAHAN DAPAT MENGGUNAKAN AUTOKLAF,


PENGOLAHAN MICROWAVE, IRADIASI FREKWENSI RADIO

LIMBAH MEDIS: PATOLOGIS DAN BENDA TAJAM


PENGUBURAN
(JARUM SUNTIK, DLL) DAPAT DIKUBURKAN DAN
KEWENANGAN DI DAERAH
PENIMBUNAN
LIMBAH B3 ABU INSINERATOR DAPAT DIBUANG KE
Pasal 5 SANITARY/CONTROLLED LANDFILL (TPA SAMPAH)
Lampiran Permen LHK 56/2015 tentang Tata cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan :
1. Lampiran I : Pengurangan dan Pemilahan Limbah B3 dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Lampiran II : Simbol Limbah B3 dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
3. Lampiran III : Tata Cara Penyimpanan Limbah B3 dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
4. Lampiran IV : Tata Cara Pemberian Kode Manifest, Format
Manifest, Pengisian Manifes dan Pelekatan Simbol
dan Label Limbah B3 pd Alat Angkut Limbah B3
5. Lampiran V : Tata Cara Pengolahan Limbah B3
6. Lampiran VI : Tata Cara Penguburan Limbah B3
7. Lampiran VII : Penjaminan Perlindungan Personel
Pengelolaan Limbah B3
LIMBAH B3 YANG DIATUR
Pasal 4 PERMEN LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015

a. Limbah dengan karakteristik


infeksius;
b. benda tajam;
c. patologis;
d. bahan kimia kedaluwarsa,
tumpahan, atau sisa Ketentuan mengenai Limbah radioaktif
kemasan; sebagaimana dimaksud pada huruf e
e. radioaktif; diatur sesuai dengan peraturan
f. farmasi; perundang-undangan mengenai
g. sitotoksik; ketenaganukliran.
h. peralatan medis yang
memiliki kandungan logam
berat tinggi; dan
i. tabung gas atau kontainer
bertekanan.
Pasal 274 PP 22/2021

(1)Setiap Orang yang menghasilkan Limbah wajib


melakukan pengelolaan Limbah yang dihasilkannya.
(2)Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Pengelolaan Limbah B3; dan
b. Pengelolaan Limbah nonB3.
Untuk dapat melakukan pengelolaan limbah B3,
setiap orang wajib memiliki :
a. Persetujuan Lingkungan; dan
b. Perizinan Berusaha.

Untuk mendapatkan Persetujuan Lingkungan


wajib memiliki Persetujuan teknis Pengelolaan
Limbah B3
❑Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan
Pengertian Perizinan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan
Berusaha dan usaha dan/atau kegiatannya.
Persetujuan ❑Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah Perizinan
Lingkungan Berusaha berdasarkan tingkat Risiko kegiatan usaha
(PERPU 2/2022 dan ❑Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan
PP 05/2021) Lingkungan Hidup (SKKL) atau pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PKPLH) yang telah
mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah.
Pasal 61A huruf b Perubahan UU 32/2009 pada Perpu 2/2022

Pasal 61A
Dalam hal penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan :
b. menghasilkan, mengangkut, menyimpan,
mengumpulkan, memanfaatkan, mengolah,
dan/atau menimbun Limbah B3;
yang merupakan bagian dari kegiatan usaha,
pengelolaan tersebut dinyatakan dalam Amdal atau
UKL-UPL.

cre@ted by HS
cre@ted by HS
PENERAPAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO

PP 05/2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko

Pengaturan Pemberian Legalitas


Pelaksanaan Kegiatan Berusaha
Perizinan Berusaha
1. Kegiatan Usaha Berisiko Rendah Nomor Induk Berusaha (NIB)

2. Kegiatan Usaha Berisiko NIB dan Sertifikat Standar (Pernyataan pelaku usaha u/ memenuhi standar
a. Menengah rendah, dan usaha dan/atau pemberian sertifikat standar produk o/ pemerintah)
b. Menengah tinggi NIB dan Sertifikat Standar (Pemberian sertifikat standar usaha dan/atau
standar produk yg diterbitkan oleh Pemerintah Pusat atau Daerah)

❑ NIB dan Izin Pelaksanaan Kegiatan Usaha (Persetujuan Pemerintah


3. Kegiatan Usaha Berisiko Tinggi Pusat atau Pemerintah Daerah)
❑ Sertifikat standar usaha dan/atau sertifikat standar produk yg
diterbitkan oleh Pemerintah Pusat atau Daerah

Tingkat Risiko usaha digunakan untuk


penetapan jenis Perizinan Berusaha yang
harus dimiliki oleh pelaku usaha
Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2023 Tentang Cipta Kerja
(Pengganti Undang–Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja)

PP No. 22 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

PerMen LHK No. 05/2021 tentang


PerMen LHK No. 06/2021 tentang PerMen LHK No. 19/2021
Tata Cara Penerbitan Persetujuan
Tata Cara dan Persyaratan tentang Tata Cara
Teknis dan Surat Kelayakan
Pengelolaan Limbah B3 Pengelolaan Limbah Non B3
Operasional Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan

PERTEK & SLO RINTEK, PERTEK & SLO RINTEK


AIR LIMBAH DAN EMISI LIMBAH B3 LIMBAH NON B3
Integrasi Persetujuan Lingkungan ke dalam Perizinan Berusaha
KKPR menjadi Persyaratan Jenis Dokumen lingkungan tidak inline dgn tingkat risiko SKKL : Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup
untuk proses Dokumen usaha, Penentuannya didasarkan pada kriteria Dampak PKPLH : Persetujuan Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan LH
Lingkungan Penting sebagaimana diatur dalam Pasal 22 & 23 UU 32/2009 SPPL : Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup

Dokumen Persetujuan Pengawasan


Lingkungan Lingkungan (Psl. 63, UU CK)

Perizinan
Berusaha :
Persyaratan • Izin
penerbitan • Sertifikat Standar
Perizinan
Berusaha
• NIB
Penegakan
RKL Matrik RKL-RPL
RPL
TERMUAT dalam
Perizinan Berusaha
Hukum:
Rinci (Psl. 24 ayat (5), UU CK) (Psl 1 angka 11 & 12, • Administrasi
UU CK) (Psl. 77, UU CK)
Pada dasarnya setiap pelaku
usaha yang telah memiliki
NIB, maka yg bersangkutan • Gubernur dan Bupati/Walikota berhak melakukan pengawasan
juga telah membuat dan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap
memiliki SPPL Perizinan Berusaha;
• Menteri berhak melakukan pengawasan jika dianggap terjadi
pelanggaran serius terhadap Perizinan yang seharusnya dilakukan
Penentuan jenis
dokumen lingkungan Mekanisme Penerbitan pengawasan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota.
• Pemerintah Pusat menerapkan sanksi administratif kepada
berdasarkan Persetujuan Lingkungan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, jika hasil pengawasan

PermenLHK P.04/2021 berdasarkan PP.22/2021 ditemukan pelanggaran terhadap Perizinan Berusaha.


(Psl. 72 & 76, UU CK)
Pengaturan Integrasi Persetujuan Lingkungan ke dalam Perizinan Berusaha

Pengaturan Integrasi Persyaratan dan kewajiban


Aspek Lingkungan ke dalam Perizinan Berusaha
Penyimpanan LB3 dan Pengelolaan LB3, PPA, PPU (Persetujuan Kriteria Baku
Baku Mutu
Pengelolaan B3 Pengelolaan LNon B3 Teknis + SLO) & Kajian Dampak Lalu Lintas LH Kerusakan LH
(Rincian Teknis) (Persetujuan Teknis)

Integrasi ke dalam Dokumen Lingkungan Hidup

RKL RPL Rinci


cre@ted by HS
cre@ted by HS
Ketentuan Perizinan berusaha, Persetujuan Lingkungan dan
Persetujuan Teknis sebelum dan sesudah UU 06/2023 dan PP 22/2021
Pemenuhan
Pembangunan
Komitmen
PERSETUJUAN izin Lingk &
Sebelum LINGKUNGAN Fasilitas
Izin PPLH
- SKKL untuk
Permohonan AMDAL IZIN IZIN PERIZINAN
PERIZINAN LINGKUNGAN PPLH BERUSAHA
BERUSAHA - Rekomendasi
untuk UKL UPL

Pemenuhan
Pembangunan
Komitmen Perling,
Setelah Fasilitas
Pertek dan SLO
PERSETUJUAN
LINGKUNGAN Surat
Permohonan - SKKL untuk Kelayakan PERIZINAN
Pertek Operasional/
PERIZINAN AMDAL BERUSAHA
BERUSAHA SLO
- PKPLH untuk
UKL UPL

Verifikasi /
Pembinaan PENGAWASAN

PENGAWASAN
Perizinan berusaha atau Persetujuan
Pemerintah terkait persetujuan
lingkungan mensyaratkan SLO
cre@ted bydan
HS
belum dipenuhi
Kewenangan Penerbitan
Persetujuan Teknis Pengelolaan Limbah B3

Pemerintah Pemerintah
Pusat Daerah
(Provinsi, Kabupaten, Kota)

1. Menteri: Pengumpulan LB3 1. Gubernur: Pengumpulan


skala nasional; LB3 skala provinsi; dan
2. Pemanfaatan LB3; 2. Bupati/Walikota:
3. Pengolahan LB3; Pengumpulan LB3 skala
4. Penimbunan LB3; dan Kab./Kota.
5. Dumping LB3. >> Ps.
34
cre@ted by HS
cre@ted by HS
Contoh : JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YG WAJIB AMDAL, UKL-UPL DAN SPPL
F. Sektor Kesehatan Permen LHK 04/2021 (Lampiran I)
No Nomor KBLI Jenis Usaha dan/atau Skala/ Besaran Skala/ Besaran UKL-UPL Skala/ Alasan Ilmiah Kategori
Kegiatan AMDAL Besaran AMDAL AMDAL/ UKL-
SPPL UPL

5 86903 Unit Transfusi Darah - Unit Transfusi Darah (UTD) kelas -


(UTD) pratama, madya, dan utama

7 Rumah Sakit Kelas D - Semua besaran -


Pratama
8 Laboratorium Medis Laboratorium Medis kelas utama
dan pratama
12 86101, Rumah Sakit Sesuai Kriteria Kelas A, kelas B, kelas C, dan - Berpotensi
86103 Pemerintah dan Multisektor kelas D, dan rumah sakit swasta menyebabkan
Rumah Sakit Swasta penanaman modal asing dengan pencemaran
skala/besaran yang tidak masuk air, peningktan
kriteria multisektor Limbah B3,
bau dan konflik
sosial
13 86104, 86105 Klinik Pemerintah dan - - Klinik pratama
Klinik swasta dan utama

21 86102 Aktivitas Puskesmas - - Semua


besaran
Contoh : JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YG WAJIB AMDAL, UKL-UPL DAN SPPL (Non KBLI)

A. Multisektor Permen LHK 04/2021 (Lampiran II)

No Jenis Usaha dan/atau Skala/ Besaran Skala/ Besaran UKL-UPL Skala/ Alasan Ilmiah Kategori
Kegiatan AMDAL Besaran AMDAL AMDAL/ UKL-
SPPL UPL

1 a. Luas Lahan ≥ 5 ha; 5 ha > Luas Lahan > 1ha < 1 ha,
terbangun: dan/atau dan/atau dan/atau
dan/atau
b. Luas Bangunan ≥10.000 m2. 10.000 m2 > Luas Lahan < 5.000 m2
terbangun > 5.000 m2
PENYIMPANAN LIMBAH B3

Tidak ada lagi Selama ini


izin TPS LB3 Kewenangan izin
berdiri sendiri TPS LB3 ada di
Izin TPS LB3 di Kab/Kota
integrasikan dalam
Persetujuan
Lingkungan
Cukup dengan
memenuhi
persyaratan &
ketentuan teknis
TPS LB3 yg
ditetapkan

Perubahan
Bila terjadi perubahan Dokumen
karena pengembangan Amdal, UKL-UPL,
kegiatan atau disesuaikan
dengan peraturan
RINCIAN TEKNIS dan STANDAR TEKNIS
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Rincian Teknis (RINTEK) Penyimpanan Limbah B3
Rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 yang dimuat
dalam Persetujuan Lingkungan wajib bagi Penghasil
Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal
atau UKL-UPL

Bagaimana bagi penghasil limbah B3 dari Usaha


dan/atau Kegiatan yg wajib SPPL (seperti bengkel atau
puskesmas), apakah wajib memenuhi rincian teknis
penyimpanan limbah B3 ?
Pasai 285 PP 22/2021
(1) Setiap Orang yang menghasilkan limbha B3 wajib melakukan
Penyimpanan Limbah B3
(3) Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Setiap Orang yg menghasilkan LB3 wajib memenuhi :
a. Standar Penyimpanan Limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam
NIB, bagi penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau
Kegiatan wajib SPPL; dan/atau
b. Rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 yang dimuat dalam
Persetujuan Lingkungan, bagi:
1. Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan
wajib Amdal atau UKL-UPL; dan
2. Instansi Pemerintah yang menghasilkan Limbah B3.
(4) Standar dan/atau rincian teknis Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) meliputi :
a. Nama, sumber, karakteristik dan jumlah limbah B3 yg akan disimpan
b. Dokumen yg menjelaskan ttg tempat penyimpanan limbah B3
c. Dokumen yg menjelaskan ttg pengemasan limbah B3
d. Persyaratan lingkungan hidup
e. Kewajiban pemenuhan standarcre@ted
dan/atau
by HS rincian teknis penyimpanan limbah B3
Pasal 293 PP 22/2021

Nomor induk berusaha atau Persetujuan Lingkungan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 285 ayat (3) wajib
diubah dalam hal terjadi perubahan terhadap persyaratan :
a. Nama Limbah B3 yang disimpan;
b. Lokasi tempat Penyimpanan Limbah B3; dan/atau
c. Desain dan kapasitas fasilitas Penyimpanan Limbah B3.
Implementasi integrasi Rincian Teknis penyimpanan LB3 ke dalam
persetujuan lingkungan (Perling)
a. Kegiatan penyimpanan LB3 tidak memerlukan Pertek dan SLO
b. Format Rincian Teknis penyimpanan LB3 disusun oleh KLHK yg selanjutnya dimuat dalam
Sistem AmdalNET (dapat diakses dan diunduh oleh penghasil LB3 dalam menyusun kegiatan
penyimpanan LB3 secara terperinci). Format Rincian Teknis penyimpanan LB3 tsb disusun
berdasarkan ketentuan dalam Permen LHK No 06/2021.
c. Format Rincian Teknis harus diisi lengkap oleh penghasil LB3 dan diintegrasikan dalam
Perling bagi usaha dan/atau kegiatan wajib AMDAL atau UKL-UPL. Selanjutnya dokumen
tersebut disampaikan secara online kepada penerbit Perling di tingkat nasional, Provinsi dan
kab/kota sesuai kewenangannya untuk dievaluasi pada saat pembahasan permohonan
Perling. Muatan Rincian Teknis penyimpanan LB3 tsb menjadi lampiran Perling.
d. Pengesahan dokumen Rincian Teknis dilakukan bersama-sama dengan dokumen lingkungan
sebagai bagian dari Perling yang diterbitkan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya sehingga bukan merupakan dokumen yang disahkan secara tersendiri.
Implementasi Rincian Teknis penyimpanan LB3 dan Izin TPS
LB3 yg telah dimiliki ke dalam persetujuan lingkungan

Menyusun Rintek Melampirkan Izin TPS LB3


Penyimpanan LB3 yg telah dimiliki
❑ Kegiatan baru/industri yg ❑ Telah memiliki izin TPS LB3 dan
baru mau berdiri tidak ada perubahan kegiatan
❑ Belum memiliki izin TPS LB3 dan fasilitas penyimpanan
❑ Telah memiliki izin TPS LB3 limbah B3
dan melakukan perubahan ❑ Izin TPS LB3 habis masa
kegiatan & fasilitas berlakunya dan akan
penyimpanan limbah B3 mengajukan perpanjangan
Pelaporan Pelaksanaan Penyimpanan Limbah B3
(Pasal 296 ayat (1) butir c PP 22/2021)

1. Bupati/wali kota, untuk Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan


wajib SPPL; dan/atau
2. Pejabat Penerbit Persetujuan Lingkungan sesuai dengan kewenangannya
untuk Penghasil Limbah B3 dari Usaha dan/atau Kegiatan wajib Amdal atau
UKL-UPL.
Perubahan Persetujuan Lingkungan
(Pasal 89 PP 22/2021)

Pasal 89 ayat (1) : Penanggungjawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib


melakukan perubahan Persetujuan Lingkungan apabila Usaha dan/atau
Kegiatannya yang telah memperoleh surat Keputusan Kelayakan
Pengaturan
Lingkungan Hidup atau persetujuan Pernyataan Kesanggupan
Perubahan Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup direncanakan untuk dilakukan
Lingkungan dan/atau
perubahan;
Persetujuan
Lingkungan
Pasal 89 ayat (2) : Perubahan Persetujuan Lingkungan dilakukan
melalui:
July 23 a. Perubahan Persetujuan Lingkungan41dengan kewajiban menyusun
dokumen lingkungan hidup baru; atau
b. Perubahan Persetujuan
cre@ted by HSLingkungan tanpa disertai kewajiban
menyusun dokumen Lingkungan Hidup baru
cre@ted by HS
PENYIMPANAN PP No 22 Tahun 2021

1. Setiap orang yang menghasilkan LB3 WAJIB


melakukan Penyimpanan LB3.
2. Dilarang melakukan PENCAMPURAN LB3 yang
disimpannya.
3. Wajib mengintegrasikan Rincian Teknis Penyimpanan
LB3 kedalam persetujuan lingkungan atau Standar
Teknis kedalam SPPL.

PENYIMPANAN Limbah B3 harus memenuhi ketentuan :


BANGUNAN
LOKASI
tangki dan/atau
PENGEMASAN,
FASILITAS kontainer PELABELAN &
SIMBOL LABEL B3
silo
waste pile, .......
dst
PRINSIP UMUM PENYIMPANAN LIMBAH B3

PENGURANGAN

SIMBOL
PILAH KEMAS SIMPAN
LABEL LB3

UNTUK LIMBAH B3 PENCATATAN


YANG DAPAT DIKEMAS NERACA LIMBAH B3
Persyaratan Pengemasan Limbah B3
(1) Pengemasan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan :
a. terbuat dari bahan yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai
dengan karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan;
b. mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam
kemasan;
c. memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya
tumpahan saat dilakukan penyimpanan, pemindahan, atau
pengangkutan; dan
d. berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak
rusak.
(2) Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 & Simbol Limbah B3.
(3) Label Limbah B3 paling sedikit memuat keterangan mengenai:
a. nama Limbah B3;
b. identitas Penghasil Limbah B3;
c. tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
d. tanggal Pengemasan Limbah B3
(4) Pemilihan Simbol Limbah B3 disesuaikan dgn karakteristik Limbah B3
Waktu Penyimpanan Limbah B3
Kategori Jumlah Maksimal Waktu Penyimpanan
Limbah B3 Limbah B3
dihasilkan 90 hari 180 hari 365 hari
Kategori 1 dan 2 ≥ 50 kg/hari √
Kategori 1 < 50 kg/hari √
Kategori 2 dari < 50 kg/hari √
sumber tidak spesifik

Kategori 2 dari < 50 kg/hari √


sumber spesifik
umum
Kategori 2 dari Tidak dibatasi √
sumber spesifik
khusus
Tempat Penyimpanan Limbah B3 harus
memenuhi Persyaratan :

1) Lokasi Penyimpanan Limbah B3


2) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 yang sesuai
dengan :
✓ jumlah Limbah B3
✓ karakteristik Limbah B3, dan
✓ dilengkapi dengan upaya pengendalian
Pencemaran Lingkungan Hidup;
3) Peralatan penanggulangan keadaan darurat
Persyaratan lingkungan hidup terkait
Penyimpanan Limbah B3
a. memfungsikan tempat Penyimpanan Limbah B3
sebagai tempat Penyimpanan Limbah B3;
b. menyimpan Limbah B3 yang dihasilkan ke dalam
tempat Penyimpanan Limbah B3;
c. melakukan pengemasan Limbah B3 sesuai dengan
karakteristik Limbah B3; dan
d. melekatkan Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3
pada kemasan Limbah B3.

Note : Persyaratan lingkungan hidup sebagaimana di


atas huruf c dan huruf d dikecualikan untuk muatan izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan
Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3
1. Bisa dalam bentuk containment building (bangunan)
2. Bisa dalam bentuk Tangki dan/atau kontainer
3. Bisa dalam bentuk silo
4. Bisa dalam bentuk tempat tumpukan limbah (waste pile)
5. Bisa dalam bentuk waste impoundment
6. Bisa dalam bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
Fasilitas Penyimpanan vs Jenis Limbah B3
Fasilitas Jenis LB3 yang disimpan
Penyimpanan
LB3 Kategori LB3 LB3 LB3
1 Kategori 2 dari Kategori 2 Kategori 2
sumber tidak dari sumber dari sumber
spesifik spesifik umum spesifik khusus
Bangunan √ √ √ √
Tangki √ √ √
Silo √ √ √ √

tempat tumpukan
limbah (waste pile) √

waste impoundment;
dan/atau √
bentuk lainnya sesuai
dengan √ √ √ √
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
cre@ted by HS
Lokasi Penyimpanan Limbah B3 harus berada
di dalam penguasaan Setiap Orang yang
menghasilkan Limbah B3, Pengumpul Limbah
B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah
B3, dan/atau Penimbun Limbah B3.

52
cre@ted by HS
Tata cara Penyimpanan Limbah B3 :
a. menyimpan Limbah B3 di fasilitas
Penyimpanan Limbah B3;
b. menyimpan Limbah B3 menggunakan
wadah Limbah B3 sesuai kelompok limbah B3;
c. penggunaan warna pada setiap kemasan
dan/atau wadah Limbah sesuai
karakteristik Limbah B3;
d. pemberian simbol dan label Limbah B3
pada setiap kemasan dan/atau wadah Limbah B3 sesuai
karakteristik Limbah B3.

Penggunaan Warna kemasan dan/atau wadah Limbah B3 :


a. merah, untuk Limbah radioaktif;
b. kuning, untuk Limbah infeksius dan Limbah patologis;
c. ungu, untuk Limbah sitotoksik; dan
d. cokelat, untuk Limbah bahan kimia kedaluwarsa,
tumpahan, atau sisa kemasan, dan Limbah farmasi.
KETENTUAN PENYIMPANAN LIMBAH B3 MEDIS
Menyimpan limbah B3 (dengan karakteristik infeksius;
benda tajam; patologis) paling lama :
- 2 hari, pada temperatur lebih besar dari 0OC; atau
- 90 hari, pada temperatur sama dengan atau lebih kecil
dari 0OC;
sejak Limbah B3 dihasilkan.
Menyimpan limbah B3 ( bahan kimia
kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
radioaktif; farmasi; sitotoksik) paling lama :
- 90 hari, untuk limbah B3 yang dihasilkan
sebesar 50 kg per hari atau lebih, atau
- 180 hari, untuk limbah B3 yang dihasilkan kurang dari
50 kg perhari untuk limbah B3 kategori 1
JENIS WADAH DAN LABEL LIMBAH MEDIS
PADAT SESUAI KATEGORINYA
MERAH

KUNING

KUNING

UNGU

COKLAT
Sumber: PERMENKES 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 56
CONTOH WADAH UNTUK LIMBAH
PATOLOGIS/INFEKSIUS
 WADAH DILENGKAPI DENGAN PENUTUP
 TERBUAT DARI BAHAN ANTI TUSUKAN
(PLASTIK PEJAL, LOGAM) DAN ANTI
BOCOR
 DILENGKAPI DENGAN KANTONG DAN
SIMBOL SESUAI KARAKTERISTIK LIMBAH

57
58
CONTOH WADAH
LIMBAH MEDIS &
KANTONGNYA

59
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS

60
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA TAJAM

61
KAIDAH PENGISIAN LIMBAH DALAM WADAH
ATAU KANTONG

ISI LIMBAH MAKSIMUM ISI LIMBAH DILARANG


¾ KAPASITAS DITEKAN
62
 
  63
 
 
TATA LAKSANA PASAL 38 PERMEN LHK :
P.56/Menlhk-Setjen/2015 UNTUK PENGHASIL
DALAM MELAKUKAN PENGOLAHAN LIMBAH B3
a. Kemasan bekas B3
b. Spuil bekas
c. Botol infus bekas selain infus darah dan/atau
cairan tubuh
d. Bekas kemasan cairan hemodialisis.
Pasal 38
(l) Kewajiban memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengolahan Limbah B3 dikecualikan untuk Penghasil Limbah B3
yang melakukan sendiri Pengolahan Limbah B3 berupa:
a. Kemasan bekas B3;
b. Spuit bekas;
c. Botol Infus bekas selain infus darah dan/atau
cairan tubuh; dan/ atau
d. Bekas kemasan cairan hemodialisis.

(2) Pengolahan Limbah B3 sebagatmana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan melalui:
a. Pengosongan:
b. Pembersihan;
c. Desinfeksi; dan
d. Penghancuran atau pencacahan.
Lanjutan
(3) Pengosongan dan pembersihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a dan huruf b dilakukan dengan cara:
a. Mengeluarkan seluruh sisa B3 dan/atau zat pencemar:
b. Melakukan pencucian dan pembilasan paling sedikit 3 (tiga) kali
di fasilitasnya dengan menggunakan:
I. Pelarut yang sesuai dengan sifat zat pencemar dan dapat
menghtlangkan zat pencemar: atau
2. Teknologi lain yang setara yang dapat dibuktikan secara ilmiah.

(4) Terhadap sisa pencucian dan pembilasan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) wajib dilakukan Pengolahan Limbah B3 dan
memenuhi baku mutu air limbah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan mengenai baku mutu air limbah kegiatan
fasilitas pelayanan kesehatan.

(5) Hasil Pengolahan Limbah B3 menggunakan cara sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) berupa Limbah non B3.

(6) Terhadap Limbah non B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (5)


pengelolaannya dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan
mengenai Pengelolaan Limbah non B3.
Pasal 39

(1) Penghasil Limbah B3 sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 38 wajib menyampaikan laporan
secara tertulis kepada bupati/walikota
mengenai pelaksanaan pengurangan Limbah B3.

(2) Laporan secara tertulis sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara
berkala paling sedikit 1 (satu) kali
6 (enam) bulan sejak pengurangan Limbah B3
dilakukan.
KETENTUAN PENGANGKUTAN LIMBAH B3 MEDIS
Pengangkutan Limbah B3 dilakukan oleh:
a. Penghasil Limbah B3 terhadap Limbah B3 yang
dihasilkannya dari lokasi Penghasil Limbah B3 ke:
1. tempat Penyimpanan Limbah B3 yang digunakan sebagai
depo pemindahan; atau
2. Pengolah Limbah B3 yang memiliki izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; atau
b. Pengangkut Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk Kegiatan Pengangkutan Limbah B3, jika
Pengangkutan Limbah B3 dilakukan di luar wilayah kerja
fasilitas pelayanan kesehatan.

Pengangkutan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan


kendaraan bermotor :
a. roda 4 (empat) atau lebih; dan/atau
b. roda 3 (tiga). Pengangkutan Limbah B3 menggunakan kendaraan
bermotor roda 3 (tiga) hanya dapat dilakukan oleh Penghasil Limbah B3
terhadap Limbah B3 yang dihasilkannya
(1) Pengangkutan Limbah B3 menggunakan
kendaraan bermotor roda 3 (tiga) hanya dapat
dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 terhadap
Limbah B3 yang dihasilkannya
(2) Pengangkutan Limbah B3 menggunakan
kendaraan bermotor roda 3 (tiga)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan meliputi :
a. kendaraan bermotor milik sendiri atau
barang milik negara;
b. Limbah B3 wajib ditempatkan dalam bak
permanen dan tertutup di belakang
pengendara dengan ukuran
Persyaratan Untuk mendapatkan persetujuan Pengangkutan
Limbah B3 dengan melampirkan :
a. identitas pemohon;
b. nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang
akan diangkut;
c. nama personel yang:
1. pernah mengikuti pelatihan Pengelolaan Limbah B3; atau
2. memiliki pengalaman dalam Pengelolaan Limbah B3.
d. dokumen yang menjelaskan tentang alat angkut Limbah B3;
dan
e. tujuan pengangkutan Limbah B3 berupa dokumen
kerjasama antara Penghasil Limbah B3 dengan:
1. pemegang Izin Penyimpanan Limbah B3 yang digunakan
sebagai depo pemindahan; dan/atau
2. Pengolah Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3
Dalam hal permohonan persetujuan pengangkutan limbah B3 :
a. disetujui, Kepala Instansi Lingkungan Hidup menerbitkan
surat persetujuan Pengangkutan Limbah B3 yang paling
sedikit memuat:
1. identitas Penghasil Limbah B3 yang melakukan
Pengangkutan Limbah B3;
2. nomor registrasi, nomor rangka, dan nomor mesin alat
angkut Limbah B3;
3. nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang
akan diangkut;
4. tujuan pengangkutan Limbah B3;
5. kode manifes Limbah B3; dan
6. masa berlaku persetujuan Pengangkutan Limbah B3.
b. ditolak, Kepala Instansi Lingkungan Hidup menerbitkan
surat penolakan disertai dengan alasan penolakan.

Masa berlaku persetujuan pengangkutan limbah B3 selama 5


(lima) tahun dan dapat diperpanjang.
CONTOH ALAT ANGKUT UNTUK PENGUMPULAN
LIMBAH MEDIS

76
PENGOLAHAN, PENGUBURAN DAN/ATAU
PENIMBUNAN
PENGOLAHAN: PENGUBURAN (DEEP BURIAL)
◆TERMAL: PENIMBUNAN (LANDFILL)
 AUTOKLAF
 MICROWAVE
 IRADIASI
 INSINERATOR
◆NONTERMAL:
 DISINFEKSI KIMIAWI
 PROSES BIOLOGIS
 ENKAPSULASI
 INERTISASI
◆TEKNOLOGI LAIN SESUAI
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
DAN TEKNOLOGI.

77
KETENTUAN PENGOLAHAN LIMBAH B3 MEDIS
Pengolahan Limbah B3 dilakukan secara termal oleh:
1.Penghasil Limbah B3, yang dilakukan
menggunakan peralatan :
a. autoklaf tipe alir gravitasi dan/atau tipe vakum;
b. gelombang mikro;
c. iradiasi frekwensi radio; dan/atau
d. insinerator

2. Pengolah Limbah B3, hanya dapat dilakukan


menggunakan peralatan insinerator
PENGOLAHAN LIMBAH B3 SECARA TERMAL HARUS MEMENUHI PERSYARATAN:
a. Lokasi

Penghasil:
▪ Merupakan daerah bebas banjir, dan tidak rawan bencana alam, atau dapat
direkayasa dengan teknologi untuk PPLH
▪ Jarak antara lokasi Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan
Limbah B3 dengan lokasi fasilitas umum diatur dalam izin lingkungan.

Pengolah:
▪ Merupakan daerah bebas banjir, dan tidak rawan bencana alam, atau dapat
direkayasa dengan teknologi untuk PPLH
▪ Berada pada jarak paling dekat 30 meter dari:
✓ Jalanan umum dan/atau jalan tol;
✓ Daerah permukiman, perdagangan, hotel, restoran, fasilitas keagamaan
dan pendidikan;
✓ Garis pasang naik laut, sungai, daerah pasang surut, kolam, danau, rawa,
mata air dan sumur penduduk; dan
✓ Daerah cagar alam, hutan lindung, dan/atau daerah lainnya yang
dilindungi.

b. Peralatan dan teknis pengoperasian peralatan Pengolahan Limbah B3 secara


Termal.
INSINERATOR
[PERSYARATAN TEKNIS]

◆ Efisiensi pembakaran > 99,95%;


◆ Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber)
minimum 800oC (temperatur operasional);
◆ Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary
chamber) minimum 1000oC (temperatur operasional),
dengan waktu tinggal minimum 2 (dua) detik;
◆ Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal: wet
scrubber);
◆ Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan
tanah; dan
◆ Memenuhi baku mutu emisi.
 Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada
temperatur > 1200oC.
Insinerator 2 (dua) Ruang Bakar

Ruang Bakar 1 : Tempat Proses Pembakaran Limbah.


Ruang Bakar 2 : Tempat Pembakaran Lanjutan gas-gas yang
dihasilkan dari Ruang Bakar 1.
Contoh Insinerator Rumah Sakit
Selama pembakaran temperatur insinerator dikondisikan pada ruang bakar
pertama paling rendah 800˚C dan pada ruang bakar kedua paling rendah
1.000˚C.
BAKU MUTU EMISI UDARA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN - RUMAH SAKIT

NO. PARAMETER KADAR MAKSIMUM SATUAN


1. Partikulat 50 mg/Nm3
2. Sulfur Dioksida (SO2) 250 mg/Nm3
3. Nitrogen Dioksida(NO2) 300 mg/Nm3
4. Hidrogen Fluorida (HF) 10 mg/Nm3
5. Hidrogen Klorida (HCl) 70 mg/Nm3
6. Karbon Monoksida (CO) 100 mg/Nm3
7. Total Hidrokarbon (sebagai CH4) 35 mg/Nm3
8. Arsen (As) 1 mg/Nm3
9. Kadmium (Cd) 0,2 mg/Nm3
10. Kromium (Cr) 1 mg/Nm3

11. Timbal (Pb) 5 mg/Nm3

12. Merkuri (Hg) 0,2 mg/Nm3

13. Talium (Tl) 0,2 mg/Nm3

14. Opasitas 10 %

15. Efisiensi Pembakaran (EP) 99,95 %


CONTOH ABU HASIL PEMBAKARAN LIMBAH MEDIS DARI INSINERATOR
PENGELOLAAN LIMBAH Padat NONB3

88
PENGELOLAAN LIMBAH TABUNG GAS

89
PENGELOLAAN LIMBAH BENDA TAJAM

90
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

91
Pengolahan Limbah B3 medis dengan Autoklaf

Pengoperasian Autoclaf tipe alir gravitasi dilakukan dengan:


a. temperatur lebih besar atau sama dengan 1210C, Tekanan 15 psi atau 1,02 atm, waktu
tinggal didalam autoclaf sekurang – kurangnya 60 menit.
b. temperatur lebih besar atau sama dengan 1350C, Tekanan 31 psi atau 2,11 atm, waktu
tinggal didalam autoclaf sekurang – kurangnya 45 menit.
c. temperatur lebih besar atau sama dengan 1490C, Tekanan 52 psi atau 3,54 atm, waktu
tinggal didalam autoclaf sekurang – kurangnya 30 menit.

Pengoperasian Autoclaf tipe vakum dilakukan dengan:


a. temperatur lebih besar atau sama dengan 1210C, Tekanan 15 psi atau 1,02 atm, waktu
tinggal didalam autoclaf sekurang – kurangnya 45 menit.
b. temperatur lebih besar atau sama dengan 1350C, Tekanan 31 psi atau 2,11 atm, waktu
tinggal didalam autoclaf sekurang – kurangnya 30 menit.

Uji validasi: harus mampu membunuh spora Bacillus stearothermophilus


Rekaman proses desinfeksi
limbah botol infus bekas
menggunakan alat autoklaf

Contoh limbah botol infus bekas yang


telah dilakukan desinfeksi
Indikator tekanan dalam proses menggunakan alat autoklaf
desinfeksi limbah botol infus
bekas menggunakan alat autoklaf
Contoh Alat Autoklaf
CONTOH DESAIN PENIMBUNAN LB3

98
1. Menteri :
Kewenangan Persetujuan Lingkungan yang
diterbitkan oleh Pemerintah Pusat
Pengawasan
oleh Menteri, 2. Gubernur :
Gubernur dan Persetujuan Lingkungan yang
diterbitkan o/ Pemerintah Daerah Provinsi
Bupati/Walikota
3. Bupati/Walikota :
Persetujuan Lingkungan yang diterbitkan
oleh Pemerintah Daerah Kab/Kota

1
Pendelegasian Kewenangan Pengawasan
kepada instansi teknis yang bertanggung jawab
di bidang perlindungan & pengelolaan
lingkungan hidup (Pasal 71 ayat 2)
Dalam melaksanakan pengawasan,
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
2 Penetapan PPLH menetapkan pejabat pengawas lingkungan
cre@ted by HS hidup yang merupakan pejabat fungsional
July2323
July
(Pasal 71 ayat 3)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai