Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN PENGURANGAN

SAMPAH

DIREKTORAT PENGURANGAN SAMPAH


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
OUTLINE PRESENTASI
01. DATA PENGELOLAAN SAMPAH

02. KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

03. STRATEGI, TARGET DAN TUJUAN

04. SKENARIO PENGELOLAAN SAMPAH

05.
UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH 2025-2029

06. IMPLEMENTASI PEMEN LHK NOMOR 75 TAHUN 2019

2
DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA 2022
Total Timbulan Sampah (2022) 69,2 juta ton
KOMPOSISI SAMPAH TAHUN 2022 SUMBER SAMPAH TAHUN 2022
Karet/Kulit;
1,92% Lainnya; Kawasan; Lainnya;
7,28% 3,30%
Kain; 6,62% Fasilitas
Kaca; 1,92%
2,44% Sisa Publik; 4,85% Rumah
Makanan; Tangga;
Logam;
41,27% 38,28%
2,81%

Pasar;
Plastik;
20,12%
18,60%

Perkantoran;
Kertas/Karton; 4,40%
Kayu/Ranting/ Perniagaan;
10,70%
Daun; 13,72% 21,77%

sumber: https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/. diaskes Juni 2023


Potensi sampah plastik di Indonesia: 18,60 % (2022) atau sekitar 12,87 juta ton/tahun (belum terpilah)
Potensi sampah kertas di Indonesia: 10,70% (2022) atau sekitar 7,40 juta ton/tahun (belum terpilah)

Potensi Sumberdaya Daur Ulang  Implementasi Ekonomi Sirkular 4


PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN SAMPAH

End of Pipe
Solution 3R EPR dan CE

• Sampah Jadi Beban Pence mar • Mengurangi Beban Pencemar • Mengurangi Beban Pencemar
• Tidak Ada Perubahan Peril aku Dari Sampah Dari Sampah
Minim Sampah • Perubahan Perilaku Minim • Perubahan Perilaku Minim
• Tidak Ada Pengurangan Sampah Sampah
Sampah Di Sumber • Pengurangan Sampah Di • Pengurangan Sampah Di
• Sampah Bukan Resource Sumber Sumber
• Tidak Ada Efisiensi Sda • Sampah Sebagai Resource • Sampah Sebagai Resource
• Eksploitasi Sda Berlebihan • Efisiensi Sda • Efisiensi Sda
• Linier Economy (Produce- • Membatasi Eksploitasi Sda • Membatasi Eksploitasi Sda
consume-dispose) (Virgin Resource) (Virgin Resource)

3R merupakan bagian utama dari Hirarki Pengelolaan Sampah karena memuat 4 aktivitas penting yang menjadi dasar
pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yaitu pencegahan (prevention), pembatasaan (minimisation), penggunaan ulang
(reuse), dan pendauran ulang (recycle). Artinya, dari aspek lingkungan hidup kegiatan pencegahan dan pembatasan sampah
menempati hirarki yang paling tinggi. Sebaliknya, kegiatan pemrosesan akhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),
menempati hirarki yang paling rendah mengingat dampaknya terhadap lingkungan hidup dan kesehatan manusia
REGULASI PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA
UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah

PP No.81/2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga PP No.27/2020 tentang Pengelolaan


dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Sampah Spesifik
Perpres No. 35/2018 tentang Percepatan
Perpes No. 97/2017
Perpres No. 83/2018 tentang Pembangunan Instalasi Pengolah
tentang Jakstranas SRT
Pengelolaan Sampah Laut Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis
SSSRT
Teknologi Ramah Lingkungan

UPSTREAM DOWNSTREAM
• Permen PU No.3/2013 tentang Penyelenggaraan Sarana Prasarana
• Peraturan Menteri Lingkungan • Permen LHK No.14 Tahun 2021 Persampahan dalam Penanganan SRT SSSRT
Hidup dan Kehutanan No.75 tentang Pengelolaan Sampah • Permen LHK No.P.70/2016 tentang Baku Mutu Emisi Usaha dan/atau
Tahun 2019 tentang Peta Jalan pada Bank Sampah Kegiatan Pengolahan Sampah secara Termal
• Permen LHK No. P.59/2016 tentang Baku Mutu Lindi bagi Usaha dan/atau
Pengurangan Sampah oleh • Surat Keputusan Bersama (SKB) 3
Kegiatan TPA Sampah
Produsen Menteri dan Kapolri tentang • Permen LHK No. P.10/2018 tentang Jakstrada
• Peraturan Pelaksanaan Impor Limbah Non • Permendagri No.79 Tahun 2018 tentang BLUD
Gubernur/Bupati/Walikota B3 sebagai Bahan Baku Industri • Permen LHK No. P.76/2019 tentang Adipura
tentang Pembatasan Sampah • Surat Edaran gerakan pilah • Permen LHK No. P.26/2020 tentang Penanganan FABA Hasil Pengolahan
sampah dari rumah, minim Sampah secara Termal
• Permendagri No. 7/2021 tentang Tata Cara Perhitungan Tarif Retribusi
sampah, eco-office, dll
dalam Penyelenggaraan Penanganan Sampah
• Peraturan Menteri Keuangan No.26/2021 tentang Dukungan Pendanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bagi Pengelolaan Sampah di
Daerah
• Permen LHK No. 6 Tahun 2022 tentang SIPSN
5
PRODUSER PUBLIK/KOMUNITAS PEMERINTAH DAERAH
PENGELOLAAN SAMPAH
Undang-Undang Nomor 18Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah

MASYARAKAT DAN PRODUSEN PEMERINTAH

PEMBATASAN PENDAURAN PEMILAHAN PENGANGKUTAN PEMROSESAN


SAMPAH ULANG mengelompokkan dan membawa sampah AKHIR
Pema nfa a ta n Kemba li memisahka n sampa h dari sumber dan/atau
sa mpa h menja di tempa t penampunga n
ba ra ng ya ng berguna sesuai dengan jenis, sampah sampai kegiatan
Meminimisa si timbula n setela h mela lui proses jumlah, dan/atau sifat dengan tempat pengembalian
pengolahan sampah pemrosesan akhir sampah dan/atau
sa mpa h ya ng dimula i
residu hasil
dari sebelum
PEMANFAATAN PENGUMPULAN PENGOLAHAN pengolahan
diha silka nnya produk penga m bila n da n sebelumnya ke media
Mengguna ula ng pem indah an sa m pa h da ri
a ta u kema sa n produk sa mpa h denga n fungsi sumber sam p a h ke tem p a t
kegiatan mengubah lingkunga n secara
ya ng sa ma a ta u fungsi penam punga n sem enta ra ka rakteristik, komposisi, aman.
a ta u da ri tem pa t pengolaha n
la in ta npa mela lui sa m pa h terpadu a ta u da ri dan jumlah sampa
pengolahan sum ber sa m pa h ke TPS a ta u
TPS3R

PENGURANGAN SAMPAH PENANGANAN SAMPAH


rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah
rangkaian kegiatan yang dilakukan penghasil sampah untuk
kabupaten/kota sebagai wujud dari tugas dan tanggung
mengurangi sampah di sumber timbulnya sampah agar
jawab melayani masyarakat (public service) untuk
semakin sedikit sampah yang masuk ke dalam kegiatan
menangani sampah yang tidak atau belum terkurangi oleh
penanganan sampah
masyarakat
TARGET, STRATEGI, DAN TUJUAN
Perubahan Perilaku:
Peraturan Presiden No.97/2017 • Gaya Hidup Minim Sampah
• 100% sampah di Indonesia ditargetkan dapat dikelola • Pemilahan Sampah
dengan baik pada tahun 2025 • Penegakan Hukum
• 30% di antaranya melalui pendekatan 3R
2025

Peraturan Presiden No. 83/2018 – Penanganan Implementasi Kewajiban Produsen dalam Pengurangan Pengurangan Sampah ke
Sampah Laut sampah dan Extended Producer Responsibility (EPR) TPA
70% sampah plastik ditargetkan untuk dikurangi
pada tahun 2025 Meningkatkan Tingkat Daur Ulang dengan
mengembangkan sistem daur ulang yang
terintegrasi dari hulu ke hilir
PermenLHK P.75/2019 – Peta Jalan Pengurangan
Sampah oleh Produsen Infrastruktur Pengelolaan Sampah Ekonomi Sirkular
• Menghentikan penggunaan plastik sekali pakai • Mengembangkan dan membangun Fasilitas / Fasilitas
2029

secara bertahap pada akhir tahun 2029 Pengolahan Sampah berbasis 3R


• Produsen mengurangi sampah wadah/kemasan o Fasilitas pengolahan sampah organik
o Fasilitas Pemulihan Material (MRF)
yang dihasilkan sebesar 30% pada tahun 2029
o Pembangkit listrik tenaga sampah (12 kota) Pembagunan
o Pembangkit listrik tenaga sampah (32 pabrik
semen dan 52 pembangkit listrik tenaga batu Berkelanjutan
bara)
Nationally Determined Contribution of Indonesia (Waste • Mengoptimalkan fasilitas yang sudah ada
Sector)
2030

Indonesia menetapkan target untuk mengurangi emisi GRK


dari sektor sampah/limbah sebesar 40 MTon CO2e dengan Optimalisasi pengelolaan data sampah nasional
upaya sendiri dan hingga 43,5 Mton CO2e dengan bantuan • Mengembangkan platform data nasional
negara lain pada tahun 2030. • Meningkatkan kuantitas dan kualitas data Net Zero Emission

TARGET NASIONAL STRATEGI TUJUAN 9


9
SKENARIO PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA

2025 2030 2040-2050 2060


Target Enhanced Nationally ZERO WASTE, ZERO NET ZERO EMISSION
Target Jakstranas
Determined Contribution (NDC) EMISSION
(Perpres No.97 Tahun 2017)
40 Mton CO2e
• 30% Pengurangan Sampah Mengurangi sampah di
• PSEL (Pengolah Sampah Menjadi sumber (nol sampah ke TPA
• 70% Penanganan Sampah Energi Listrik), SRF (solid recovered pada tahun 2050)
• 100% Sampah Terkelola fuel), RDF (refuse derived fuel)
Target Pengurangan Sampah • Daur ulang sampah melalui
Plastik ke Laut pengomposan dan 3R (kertas,
(Perpres No. 83 Tahun 2018) plastik, logam, kaca, kulit, kain).
• 70% Pengurangan Sampah
Plastik ke Laut
TERWUJUDNYA ZERO WASTE ZERO EMISSION

MELALUI PENGEMBANGAN EKOSISTEM


EKONOMI SIRKULAR PENGELOLAAN SAMPAH

Penerapan Pemilahan Sampah dari


Sumber, dan Pengelolaan Sampah Organik
Upaya Peningkatan Rumah Tangga dan Sampah Organik
Sejenis Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah
Pengembangan Tanggungjawab Produsen
(EPR), dan pelibatan masyarakat, sector
informal dan social entrepreneur

Pengembangan Industrialisasi Pengelolaan


Sampah
ARAH KEBIJAKAN
Terwujudnya ‘Zero Waste Zero Emision’

TARGET 2030
TIDAK MEMBANGUN TPA BARU

TARGET 2050
‘Zero Waste’
SAMPAH DI TPA < 20%

2025 – 2029
APA YANG AKAN
DILAKUKAN MENJELANG
TAHUN 2030?
UPAYA PENINGKATAN
PENGELOLAAN SAMPAH 2025-2029
PENERAPAN
PEMILAHAN SAMPAH
DARI SUMBER, DAN
PENGELOLAAN SAMPAH
ORGANIK RUMAH
• Pengembangan Konsep Kegiatan Pilah 1. Pilot Project
TANGGA DAN SAMPAH
sampah dari rumah tangga 2. Sosialisasi/Bintek
ORGANIK SEJENIS
• Pengembangan Konsep Kegiatan Bina 3. Bantuan Sarpras
RUMAH TANGGA
Kompos untuk Negeri (skala Nasional) 4. Fasilitasi kerjasama
• Peningkatan peran Pemerintah Daerah, (mitra)
dan masyarakat

PENGEMBANGAN
TANGGUNGJAWAB
PRODUSEN (EPR), • Pengembangan Penerapan EPR dan 1. Sosialisasi/Bintek
DAN PELIBATAN Pendampingan Teknis Peta Jalan 2. Fasilitasi kerjasama
MASYARAKAT, Produsen/Badan Usaha (kemitraan)
• Peningkatan peran dan Fasilitasi
Pemerintah Daerah, KSM, offtaker,
sektor informal, swasta, social
1
entrepreneur dll 1
EKOSISTEM EKONOMI SIRKULAR: PENGELOLAAN SAMPAH 2022
Timbulan Potensi ekonomi
Sampah Sampah Zero Waste & Zero Emission
Terkelola sirkular
Nasional Rp 1,44 Trilyun
64,52% ± Rp 426 M ZewaZe
68,5 juta ton
5 INDUSTRIALISASI

PRODUSEN / Jumlah sampah terkelola 36


BADAN USAHA 1 TPST: 27.886 ton
Jumlah sampah terkelola 75
Penerapan EPR:
Rumah Kompos : 16.105 ton
15 Badan Usaha
Jumlah sampah terkelola 22
Jumlah sampah terkurangi: PDU : 18.689 ton/hari
1.145,5 ton
Jumlah sampah terkelola 282
Pendampingan teknis peta TPS3R : 87.574 ton
jalan 353 Badan Usaha
Jumlah sampah terkelola 1 RDF:
50.804 ton
MASYARAKAT Jumlah sampah terkelola 2 ITF
(BANK SAMPAH) 2 6.036 ton Sumber: SIPSN, 2022

Jumlah bank sampah:


14.457 unit PEMULUNG 3 SEKTOR INFORMAL
PENGEPUL 4 SOCIAL ENTREPRENEUR
Jumlah pemulung : Rata-rata jumlah sampah
Jumlah nasabah: 15.325 orang (44 kab/kota) terkelola per pengepul: Jumlah : 176 Mitra
403.197 orang 200–700 kg/hari
Rata-rata jumlah sampah
Rata-rata jumlah sampah terkelola :
Jumlah sampah terkelola: Rata-rata pendapatan per terkelola per mitra :
460.554,46 ton/tahun 10 – 20 kg /hari/orang
pengepul : 50 ton/bulan
Nilai ekonomi: Rata-rata pendapatan per orang : Rp. 30-60 juta/bulan Salah satu mitra memiliki omset:
Rp. 5,1 Milyar Rp. 2-5 juta/bulan Rp. 2 M/bl (Rp 24 M/th) 12
PERMENLHK NOMOR 75 TAHUN 2019 TENTANG PETA JALAN PENGURANGAN SAMPAH OLEH
PRODUSEN

MANDAT PERATURAN PERUNDANGAN PRODUSEN WAJIB MENGELOLA KEMASAN DAN/ATAU


BARANG YANG DIPRODUKSINYA YANG TIDAK DAPAT
UU 18/2008 ATAU SULIT TERURAI OLEH PROSES ALAM (UU 18 TAHUN
2008 PASAL 15)
TENTANG PENGELOLAAN
SAMPAH
PASAL 15 PRODUSEN ADALAH PELAKU USAHA YANG
MEMPRODUKSI BARANG YANG MENGGUNAKAN
PP 81/2012 KEMASAN, MENDISTRIBUSIKAN BARANG YANG
TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH MENGGUNAKAN KEMASAN DAN BERASAL DARI
RUMAH TANGGA DAN SAMPAH IMPOR, ATAU MENJUAL BARANG DENGAN
SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN WADAH YANG TIDAK DAPAT
PASAL 12-15
ATAU SULIT TERURAI OLEH PROSES ALAM (PP 81
TAHUN 2012, PASAL 1 ANGKA 5).

PERPRES 97/2017 PERMEN LHK


TENTANG KEBIJAKAN PERPRES
DAN STRATEGI
75/2019 83/2018 PRODUSEN WAJIB MELAKUKAN :
NASIONAL
TENTANG PETA TENTANG • PEMBATASAN TIMBULAN SAMPAH
PENGELOLAAN SAMPAH
JALAN PENANGANAN • PENDAURAN ULANG SAMPAH
RT DAN SAMPAH
PENGURANGAN SAMPAH LAUT • PEMANFAATAN KEMBALI SAMPAH (PP 81/2012, PASAL
SAMPAH OLEH 12 – 14)
SEJENIS SAMPAH RT
PRODUSEN
PRODUSEN WAJIB MENYUSUN RENCANA DAN/ATAU
KOMITMEN GLOBAL PROGRAM PENGURANGAN SAMPAH SECARA
(UNEA RESOLUTIONS, SUSTAINABLE BERTAHAP PERSEPULUH TAHUN MELALUI PETA
DEVELOPMENT GOAL’S (SDG’S), G20, EAS, JALAN
ASEAN) (PP 81/2012, PASAL 15))
KONSEP PERMENLHK P.75/2019
TENTANG PETA JALAN PENGURANGAN SAMPAH OLEH PRODUSEN

• Kewajiban Pengurangan Sampah kemasan ini dikenakan pada Produsen sektor :


• Manufaktur
• Ritel
• Jasa Makanan Minuman.
• Melalui Pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) maka Produsen Wajib untuk:
1. Melakukan re-design produk/wadah/kemasannya agar mudah dikumpulkan
untuk diguna ulang, mudah dikumpulkan, bernilai ekonomis dan dapat di daur
ulang menjadi bahan baku kemasan yang sama sebagai upaya menerapkan
ekonomi sirkuler, dan menjual produk/jasa tanpa kemasan/wadah serta phase
out produk/kemasan bermasalah.
2. Menarik dan mengumpulkan kembali sampah kemasan paska konsumsi untuk
didaur ulang.
3. Menarik dan mengumpulkan kembali kemasan guna ulang untuk dimanfaatkan
kembali.
• Pada akhir tahun 2029 beberapa jenis plastik sekali pakai akan di batasi
penggunaanya secara bertahap (phase out) antara lain Styrofoam untuk wadah
makanan, alat makan plastik sekali pakai, sedotan plastik, kantong belanja plastik dan
kemasan berukuran kecil. Hal ini sebagai upaya mengatasi sampah dari
produk/wadah/kemasan yang sulit dikumpulkan, tidak bernilai ekonomis dan sulit
didaur ulang, serta menghindari potensi cemaran dari sampah
produk/wadah/kemasan.
• Melalui peraturan ini, Produsen wajib Menyusun Dokumen Perencanaan
Pengurangan yang dilakukan secara bertahap dengan target pada tahun 2029
produsen dapat mengurangi jumlah sampah produk/wadah/kemasannya sebesar 30%
sehingga hal ini dapat mengurangi polusi plastik sekaligus mendorong tumbuhnya
bisnis berkelanjutan melalui penerapan ekonomi sirkuler di Indonesia.
PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

FALSAFAH

• Mengurangi sampah barang dan/atau kemasan


dengan cara membatasi timbulan, mendaur • Payung hukum regulasi
ulang, dan mengguna ulang. tingkat daerah.
• Mengubah perilaku masyarakat. • Acuan tatalaksana di daerah.
• Menyiapkan infrastruktur

PRODUSEN Pengelolaan
Sampah Nasional PEMDA

• Melaksanakan amanat peraturan • Perubahan perilaku memilah dan


perundangan pengelolaan sampah. mengumpulkan sampah LDU
• Memberikan pilihan dalam menerapkan
• Melaksanakan komitmen global konsumsi yang bertanggungjawab
pengurangan sampah kemasan. (responsible consumption SDG Goal 12)
• Menerapkan produksi yang • Agent pf Change dalam kampanye
bertanggungjawab (responsible MASYARAKAT perubahan perilaku
production SDG Goal 12).
Social Preneur
dalam Pengelolaan
Sampah
Nilai omset startup dan atau sosial preneur pengelolaan
sampah

1. Salah satu social preneur telah


beroperasi sejak tahun 2014 dengan
omset saat ini mencapai 24 Milyar
Rupiah per tahun
2. Salah satu social preneur dengan
investasi 5 milyar rupiah saat ini
memiliki omset 960 juta – 1,2 milyar
rupiah per tahun dengan kapasitas
sampah terkelola 50 ton per bulan

SOCIAL
209 PRENEUR
21
Optimalisasi lembaga pengelolaan sampah:
Bank sampah, TPS/TPS3R, dan TPA

Kebijakan dan ► Kondisi Eksisting:

Pengembangan ► TPS3R
► Bank Sampah Induk/unit
Institusi dalam ► TPST
Pengelolaan ► Mitra Pengelolaan sampah DLH
sampah ► TPA (Open dumping, controlled landfill, sanitary landfill)
berkelanjutan ► MRF (Material Recovery Facilities)
► ITF (Intermediate Treatment Facilites)
► Kendala
► TPA overload
► Pendampingan untuk Bank sampah/TPS3R
► Kegiatan bersifat temporary
► Lahan terbatas untuk TPA, pencarian lokasi baruperluasan TPA
► Pelayanan Bank Sampah tidak maksimal
► Tidak semua sampah benilai ekonomis (Bank sampah tidk mau menerima semua sampa)
► Pemasaran hasil daur ulang dari bank sampah sulit
PENUTUP
1. Optimalisasi penyediaan bahan baku daur ulang :
• Penyusunan Peta Jalan Penyediaan Bahan Baku Industri sesuai dengan SKB 3 Menteri: Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perindustrian,
Perdagangan serta Kapolri, untuk meningkatkan penyediaan bahan baku daur ulang kertas dan plastik dari di perkotaan dari 0.5%
menjadi lebih dari 30% di 2030. Collection rate plastik 20 %, kertas 30 %. Recycling rate plastik 12 – 18 % dan kertas 18 – 27 %.
• Data Total timbulan sampah plastik (2021) 17,4% x 68,5 juta ton = 11,919 juta ton (SIPSN KLHK).
• Kebutuhan bahan baku industri plastik nasional 7,2 juta ton tahun 2021 (Kemenperin, 2022)
• 30%nya (2 juta ton) diperoleh dari bahan baku daur ulang
• 46% dari bahan baku daur ulang dari dalam negeri, sedangkan 54% nya masih menggunakan bahan baku scrap impor
• Strateginya antara lain dengan :
 Usulan Peta Jalan sebagai Program Prioritas RPJMN 2025 – 2029, percepatan operasional layanan TPST, BS, PDU dan optimalisasi TPS.
 Rencana Aksi yang meliputi : Aspek Kebijakan dan Kelembagaan, Teknis Operasional, Pembiayaan/Business Model,
 Agresif meningkatkan kapasitas unit layanan persampahan dan optimalisasi collecting point seperti Bank Sampah, TPS3R, TPST, PDU
 pemberdayaan masyarakat dan sektor informal (pemulung) sebagai mata rantai pengelolaan sampah dan penyediaan bahan baku
 edukasi masyarakat secara massive untuk percepatan pemilahan sampah dari sumber
 optimalisasi kerangka pembiayaan (DAK, DID, CSR, EPR, Dana Desa dll) serta pengembangan kebijakan insentif
 Apresiasi dan mendorong terus keterlibatan entrepreneurship lingkungan
 Peran Pemda sebagai penanggunjawab pelayanan sampah sangat strategis yang dapat berkolaborasi dengan swasta, produsen, UKM
daur ulang dan berbagai Lembaga lain, termasuk sektor informal dengan skema saling menguntungkan.
2. Kebijakan yang diterapkan ke masyarakat maupun industri mengenai pengelolaan sampah perkotaan yang berkelanjutan:
• Mendorong dikeluarkannya peraturan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai di daerah
• Menjembatani kolaborasi para pihak strategis
• Insentif seperti publikasi positif terkait upaya baik masyarakat dan produsen terhadap pengurangan sampah.
3. Regulasi KLHK untuk mendukung industri daur ulang memenuhi kebutuhan materialnya.
• Kebijakan dan regulasi sudah lengkap dan menyeluruh namun implementasinya perlu ditingkatkan serta law enforcement ditegakkan.
• Penetapan standarisasi daur ulang (kondisi, kelembaban, kuantitas, kualitas, konsistensi penyediaan bahan baku)
• Peta Jalan Penyediaan Bahan Baku Daur Ulang yang menjadi program prioritas
GAYA HIDUP MINIM SAMPAH
Secara sederhana, hidup minim sampah adalah bagaimana upaya kita
sehari-hari dalam mengkomsumsi dilakukan secara sadar (mindfulness)
dan sedapat mungkin menghasilkan sedikit sampah

1 3 5
Mulai Belanja Pilah Sampah
tanpa Dari Rumah
kemas an

Habiskan Komposkan
Makanan makanan
CEGAH!
S AM P AH
4
2
@aqualestari

@aqualestari @octopus.ina

Contoh Upaya Pengurangan Sampah


Produsen Manufaktur melakukan Redesign
kemasan, Penarikan Kembali Sampah Bermitra
dengan Start up Penjemputan Sampah dan
melakukan Penjualan Isi Ulang Tanpa Kemasan Sekali
Pakai

Direktorat Pengurangan Sampah


Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
The Bulkstore and Co Saruga

Contoh Upaya Pengurangan


Sampah
Ritel Sebagai Lokasi
Penjualan Curah dan Isi
Ulang Tanpa Kemasan
Sekali Pakai
Farmers Market, Summarecon Mall Serpong

Direktorat Pengurangan Sampah


Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Contoh Upaya Pengurangan Sampah Jasa Makanan
Minuman melakukan redesain penggunaan wadah,
pelarangan penggunaan sedotan plastik, menggunakan
kantong belanja guna ulang, menyediakan opsi bagi
konsumen untuk membawa wadah sendiri, menarik
kembali sampah wadah minuman
Direktorat Pengurangan Sampah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
LEAD BY EXAMPLE!
MARI CEGAH, PILAH DAN OLAH SAMPAH
MULAI DARI HAL KECIL, MULAI DARI DIRI SENDIRI, MULAI DARI SEKARANG

TERIMA KASIH
DIREKTORAT PENGURANGAN SAMPAH
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Gedung A Lantai 5 , Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24
Jakarta 13410, Telp/Fax : 021 – 85904932
EMAIL: pengurangansampah@menlhk.go.id

Anda mungkin juga menyukai