Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN SAMPAH

DI KABUPATEN MANGGARAI

I. VOLUME SAMPAH

Volume produksi sampah di Kabupaten Manggarai dihitung dengan menggunakan SNI M-


36-1991-03 Tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan
Komposisi Sampah Perkotaan. Data yang diperlukan untuk mengitung volume dan berat
sampah berdasarkan SNI tersebut ialah data jumlah penduduk. Data Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil (2021) menyebutkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Manggarai
sebanyak 349.090 jiwa. SNI M-36-1991-03 menyatakan pula volume produksi sampah per
orang per hari untuk kota kecil sebanyak 2,5 liter atau setara dengan 0,625 kg/orang/hari.
Dengan demikian jumlah volume produksi sampah di Kabupaten Manggarai per hari dapat
dihitung dengan persamaan (349.090 jiwa × 2,5 liter/jiwa/hari) / 1000 liter = 872,73
m3/hari a t a u s e t a r a d e n g a n 2 1 8 , 1 8 t o n per hari.

Sampai dengan saat ini sampah yang dapat ditangani sebesar 144 m3/hari (36 ton) atau
hanya sebanyak 16,50 % dari total produksi sampah Kabuptaen Manggarai. Berdasarkan
perhitungan tersebut terdapat sejumlah besar sampah yang belum dapat ditangani.
Dampaknya terhadap lingkungan ialah terjadinya penumpukan sampah, bau tak sedap,
pemandangan tidak elok, penyumbatan drainase yang berakibat banjir, dan berpotensi
menjadi sumber penyakit.

Penanganan sampah dilakukan di Kecamatan Langke Rembong, beberapa kelurahan di


Kecamatan Reok dan Kelurhan Wae Belang di Kecamatan Ruteng. Penanganan sampah di
kecamatan lain selain kecamatan yang disebutkan di atas belum dapat dilakukan karena
belum tersedianya fasilitas penanganan sampah utamanya alat angkut, Tempat
Pembuangan Sampah Sementara (TPS) dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA).

Jika fokus penanganan sampah di Kota Ruteng Kecamatan Langke Rembong sebagai Ibu
Kota Kabupaten, mari kita lihat data sampahnya. Volume timbulan sam pah di Kota Ruteng
sebanyak 173,45 m3/hari atau sebanyak 43,36 ton/hari (Jumlah penduduk Kecamatan
Langke Rembong pada tahun 2020 sebanyak 69.379 jiwa). Jumlah sampah yang baru dapat
ditangani sebanyak 126 m3/hari (setara 31,50 ton/hari), atau sebesar 72,64 % dari volume
produksi sampah Kota Ruteng.

1
Tabel 1. Persentase Penanagan Sampah Kabupaten Manggarai

TAHUN
NO URAIAN
2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah sampah yang
1 ditangani (m3) 72 108 108 108 144

Jumlah volume
2 produksi sampah (m3) 810,04 823,00 897,68 824,31 872,73

3 Persentase (%) 8,89 13,12 12,03 13,10 16,50

Sampah yang belum ditangani tampak berserakan di kiri-kanan jalan, halaman rumah,
halaman sekolah, lapangan sepak bola, kebun, lahan tidur, saluran air, kali dan berbagai
tempat lainnya yang sangat mengganggu pemandangan serta berpotensi mencemari tanah,
air dan air laut. Sampah yang tidak mudah terurai utamanya sampah plastik dapat berubah
menjadi micro plastik yang berpotensi masuk dalam rantai makanan yang selanjutnya
dapat membahayakan kesehatan warga Kabupaten Manggarai sebagai kelompok orang
terdampak paling dekat dengan sumber sampah. Micro plastik yang mencemari air dan laut
juga dapat mengancam biota sungai dan laut sebagai sumber pangan hewani yang sangat
penting bagi kehidupan manusia.

II. PENAGANAN SAMPAH DI KABUPATEN MANGGARAI MENURUT PERATURAN UNDANG-


UNDANGAN
Penaganan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Manggarai saat ini masih belum
memadai dan belum memenuhi harapan untuk dapat menekan potensi pencemaran yang
dapat terjadi. Penaganan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai baRu sebatas
memindahkan sampah dari sumbernya ke TPA. Hal tersebut tidak memenuhi kaidah yang
telah ditetapkan dalam beberapa peraturan perudang-undangan yabg berlaku,
Ketentuan Peralihan UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menyatakan :
1. Pemerintah daerah harus membuat perencanaan penutupan tempat pemrosesan akhir
sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 1 (satu) tahun
terhitung sejak berlakunya Undang-Undang ini.

2
2. Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang
menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak
berlakunya Undang-Undang ini.
Dalam Ketentuan Peralihan Peralihan PP 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga menyatakan :
1. Penyediaan fasilitas pemilahan sampah yang terdiri atas sampah yang mudah terurai,
sampah yang dapat didaur ulang, dan sampah lainnya oleh pemerintah
kabupaten/kota dilakukan paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini
mulai berlaku.
2. Penyediaan fasilitas pemilahan sampah yang terdiri atas sampah yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya dan beracun, sampah
yang mudah terurai, sampah yang dapat digunakan kembali, sampah yang dapat
didaur ulang, dan sampah lainnya oleh pemerintah kabupaten/kota dilakukan paling
lama 5 (lima) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku.

Padahal Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga menyatakan bahwa arah kebijakan pengurangan dan penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga meliputi :
a. Pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; dan
b. Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Menurut Peraturan Presiden tersebut, pengurangan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga dilakukan melalui:
a. Pembatasan timbulan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga;
b. Pendauran ulang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
dan/atau
c. Pemanfaatan kembali Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.

Penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan
melalui:
a. Pemilahan
b. Pengumpulan;

3
c. Pengangkutan;
d. Pengolahan; dan
e. Pemrosesan akhir

Target nasional pengurangan sampah sampai dengan tahun 2025 adalah sebesar 30 % dan
penanganan sampah sebesar 70 % dari seluruh sampah rumah tangga dan sampah sejenis
rumah tangga.

Sejalan dengan kebijakan nasional tersebut Pemerintah Kabupaten Manggarai semestinya


melakukan hal yang sama yakni melakukan pengurangan sampah di seluruh Kabupaten
Manggarai sebesar 30 % dari total sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah
tangga yang dihasilkan dan menangani sisa pengurangan tersebut sebesar 70 % dengan
cara melakukan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan
akhir sampah. Dengan rasio penanganan sampah sebesar 16,50 % sampah rumah tangga
dan sampah sejenis sampah rumah tangga dan sama sekali belum berupaya mengurangi
sampah maka tentu sangat sulit bagi Kabupaten Manggarai dapat memenuhi target
nasional di atas. Diperlukan pemikiran dan langkah out of the box yang barangkali belum
dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai sekarang untuk mencapai target
tersebut.

III. JENIS SAMPAH

Jenis-jenis sampah yang yang umumnya dibuang di tempat sampah berupa sampah plastik,
kertas, rumput-rumputan sisa pemberihan pekarangan, sisa makanan dan rongsokan
logam. Sampah berupa kayu/ranting/daun, berbagai jenis plastik, kertas dan sisa makanan
lebih dominan dibadaningkan dengan jenis sampah lainnya. Keempat jenis sampah ini
meliputi 65,49 % dari keseluruhan sampah yang dibuang ke TPA. Data selengkapnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Jenis dan Berat Sampah yang Diangkut ke TPA
Berat Persentase
No Jenis Sampah
Kg (%)
1 Sisa makanan 220,19 9,80
2 Kayu/ranting/daun 590,56 26,30
3 Kertas 308,81 13,75
4 Plastik 351,31 15,64
5 Logam 14,5 0,65
6 Kain dan tekstil 29,31 1,31
7 Karet dan Kulit 23,94 1,07
8 Kaca 37,13 1,65

4
9 Styrofoam 3,63 0,16
10 Limba B3 2,88 0,13
11 Pampers 78,38 3,49
12 Lain-lain 585,25 26,06
Jumlah 2.245,89 100
Sumber : DLH Manggarai Timur.

IV. SDM PERSAMAPAHAN

Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam penanganan sampah sebanyak 72 orang.

V. SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan Prsarana pengelolaan persamapahan Kabupaten Manggarai adalah sebagai


beikut:

Tabel 3. Sarana dan Prasarana Persamapahan

No Nama Sarana/Prasarana Satuan Jumlah Keterangan


1. TPA Unit 1 Luas 1,7 Ha
2. Armroll truck Unit 4 Kondissi baik 3
unit
3. Dump Truck Unit 4 Kondisi baik 2
unit
4. Mobil Penangkut Air Unit 1 Baik
5. Transfer Depo Unit 8 Keropos
6. Roda 3 Unit 9 4 Baik, 3 Rusak

VI. ANGGARAN

Tabel 4. Anggaran Pengelolaan Sampah Kabupaten Manggarai

No. Tahun Jumlah Anggaran Keterangan


1 2016 2.940.487.480 Ada pembelian 2 unit kendaraan
2 2017 2.069.894.600
3 2018 1.979.803.500
4 2019 2.459.330.400 Mulai dibayarnya TPP THHL
5 2020 3.606.634.900 Ada pemebelian 2 unit kendaraan + TPP THL
6. 2021 2.692.454.887
Catatan : Anggaran program pengelolaan persampahan tersebut termasuk untuk
pembayaran gaji dan tunjangan tambahan penghasilan 59 THL persamapahan

5
VII. PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN MANGGARAI

1. Belum tersedianya tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang sesuai dengan
peraturan perundang-undagan yang berlaku;
2. Tidak tersedianya tempat pembuangan sementara sampah (TPS);
3. Penerapan konsep 3R (reuse, reduse and recycle) dalam pengelolaan sampah belum
dapat dilaksanakan, terkait dengan minimnya fasilitas pengelolaan sampah;
4. Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia belum sebanding dengan besarnya jumlah
timbulan sampah dan luasnya daerah pelayanan kebersihan yang harus dilakukan;
5. Masyarakat masih membuang sampah sembarang tidak pada tempatnya.

VIII. SOLUSI
1. Sediakan TPA yang layak;
2. Pembangunan TPS;
3. Penerapan prinsip pengelolaan sampah dengan prinsip 3R;
4. Menyediakan sarana dan prsarana selain TPA dan TPS;
5. Penyeselsaian masalah dengan menggerakan semua kekuatan baik pemerintah,
masyarakat/komunitas, dunia usaha, akademisi maupun media massa (pentahelix).
6. Jika melihat komposisi sampah sebagaimana disajikan di atas maka perlu dilakukan
pengurangan sampah dengan mengolah sampah berupa kayu/ranting/daun dan sisa
makanan menjadi kompos serta mendaur ulang sampah plastik dan kertas. Dengan
melakukan dua hal tersebut laju penimbunan sampah dapat ditekan hingga lebih dari
50 %.

Anda mungkin juga menyukai