Anda di halaman 1dari 448

Inovasi Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan

Hidup Daerah Kota Madiun


Tahun 2021

Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum


No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
1 Kota Bukit Hijau Mengubah zona Undang-undang
Madiun pasif sampah di Nomor 18 Tahun
TPA Winongo 2008 tentang
menjadi bukit hijau. Pengelolaan
Sampah
2 Kota Gas Methan Penangkapan dan Undang-undang
Madiun penyaluran gas Nomor 32 Tahun
methan sampah 2009 tentang
organik untuk Perlindungan dan
dimanfaatkan Pengelolaan
sebagai bahan Lingkungan Hidup
bakar penduduk
yang bermukim di
sekitar TPA
Winongo.
3 Kota Destilasi Pyrolisis Pemanfaatan gas Peraturan Menteri
Madiun methan untuk Negara Lingkungan
memproses plastik Hidup Republik
menjadi bahan Indonesia Nomor
bakar dengan 13 Tahun 2012
teknologi tentang Pedoman
sederhana tepat Pelaksanaan
guna (Destilasi Reduce, Reuse dan
Pyrolisis) yang Recycle Melalui
mampu Bank Sampah
menghasilkan 2 kg
plastik menjadi 2
Liter bahan bakar.
4 Kota Pealgathan Penyulingan gas Peraturan
Madiun methan menjadi Pemerintah Nomor
pupuk organik 81 Tahun 2012
tentang
Pengelolaan
Sampah Rumah
Tangga dan
Sampah Sejenis
Sampah Rumah
Tangga

viii
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
5 Kota Biomad Pembuatan bahan Peraturan Walikota
Madiun pencegah bau dari Madiun Nomor 37
sampah organik Tahun 2018
tentang Perubahan
Atas Peraturan
Walikota Madiun
Nomor 45 Tahun
2016 tentang
Kedudukan,
Susunan Organisasi,
Rincian Tugas dan
Fungsi serta Tata
Kerja Dinas
Lingkungan Hidup
6 Kota Sauna Pemanfaatan gas Peraturan Walikota
Madiun methan untuk Madiun Nomor 54
memproses air Tahun 2018
menjadi uap tentang Kebijakan
menggunakan dan Strategi Daerah
tangki pemanas/ Dalam Pengelolaan
boiler dan Sampah Rumah
disalurkan ke ruang Tangga dan
mandi sauna yang Sampah Sejenis
dapat menyehatkan Sampah Rumah
dan menyegarkan Tangga
tubuh.
7 Kota Kompos Hasil penguraian Undang-undang
Madiun parsial/tidak Nomor 18 Tahun
lengkap dari 2008 tentang
campuran bahan- Pengelolaan
bahan organik yang Sampah
dapat dipercepat
secara artifisial oleh
populasi berbagai
macam mikroba
dalam kondisi
lingkungan yang
hangat, lembap,
dan aerobik atau
anaerobik.
8 Kota Café Methan Café yang berada Undang-undang
Madiun di TPA Winongo Nomor 18 Tahun
Kota Madiun, yang 2008 tentang

ix
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
memanfaatkan gas Pengelolaan
methan dari Sampah
tumpukan sampah
untuk memasak air
ataupu memasak
makanan, saat ini
belum dibuka untuk
umum dan hanya
dipergunakan
untuk pegawai
Dinas Lingkungan
Hidup
9 Kota SITEBAS SITEBAS (Sistem Peraturan
Madiun Informasi Terpadu Pemerintah
Bank Sampah) ini Republik Indonesia
dibuat untuk Nomor 38 Tahun
mempermudah 2017 tentang
dalam Inovasi Daerah
pengumpulan data
serta memantau
sejauh mana
aktifitas dari Bank
Sampah yang ada
di Kota Madiun
10 Kota (Sistem Terpadu Mengintegrasikan Undang-undang
Madiun Bank Sampah) berbagai informasi Nomor 18 Tahun
dari bank-bank 2008 tentang
sampah di Kota Pengelolaan
Madiun dalam satu Sampah
website
11 Kota SI MBOK AYU Untuk Peraturan
Madiun menghilangkan Pemerintah
kesan kumuh, Republik Indonesia
Pemerintah Kota Nomor 38 Tahun
Madiun (Dinas 2017 tentang
Lingkungan Hidup Inovasi Daerah
Kota Madiun) yang
memiliki tenaga
kreatif melakukan
pengecatan
tembok- tembok
yang terkesan
kumuh dan angker

x
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
dengan izin pemilik
tembok/ bangunan,
selain tembok
media seperti
pohon- pohon di
jalan- jalan
protokol, lapak
UMKM, kontainer
angkutan sampah,
becak, juga dilukis
untuk
mempercantik dan
memperindah Kota
Madiun.
12 Kota Penyediaan Mengurangi UU No. 22 Tahun
Madiun Angkutan kepadatan lalu 2009 tentang
Sekolah Gratis lintas, Mengurangi Angkutan Jalan, UU
polusi/pencemaran No. 23 Tahun 2014
udara, Mengurangi tentang Pemerintah
tingkat kecelakaan Daerah, UU No. 74
yang melibatkan Tahun 2014
pelajar, tentang Angkutan
Memudahkan Jalan, Perwal
pelajar dari dan Madiun No. 19
menuju sekolah Tahun 2021
tentang
Penyelenggaraan
Angkutan Sekolah
Gratis,
13 Kota Penyelenggaraan Sebagai upaya UU No. 22 Tahun
Madiun Angkutan Wisata peningkatan 2009 tentang
Gratis Bus pelayanan Angkutan Jalan, UU
Mabour (Madiun angkutan kepada No. 23 Tahun 2014
Bus on Tour) masyarakat, tentang Pemerintah
Mengurangi Daerah, UU No. 74
kepadatan lalu Tahun 2014
lintas, Mengurangi tentang Angkutan
polusi, Jalan, Perda
Meningkatkan Angkutan Pariwisata
potensi wisata Kota sedang dalam
Madiun, proses
Memudahkan
masyarakat untuk

xi
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
menuju destinasi
wisata di Kota
Madiun
14 Kota Pelaksanaan Menguji emisi gas UU No. 25 Tahun
Madiun Pengujian buang pada 2005 tentang
Kendaraan kendaraan Pelayanan Publik,
Bermotor bermotor, UU No. 22 Tahun
Mewujudkan 2009 tentang
kendaraan yang Angkutan Jalan, UU
laik jalan No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah
Daerah, Permen
Perhubungan RI
No. PM 30 Tahun
2020 tentang
Perubahan Atas
Peraturan Menteri
Perhubungan No.
PM 33 Tahun 2018
tentang Pengujian
Tipe Kendaraan
Bermotor
15 Kota Jalur Sepeda Penyediaan jalur Peraturan Daerah
Madiun Wisata khusus sepeda di Kota Madiun No. 37
beberapa jalan di Tahun 2018
Kota Madiun tentang
Penyelenggaraan
Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
16 Kota Paku Jalan Solar Penanaman paku Undang-Undang
Madiun Cell jalan berbasis solar No. 30 Tahun 2007
cell di beberapa tentang Energi
jalan di Kota
Madiun untuk
memberikan
bantuan tanda bagi
pengendara
kendaraan
bermotor

xii
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
17 Kota Srikandi Petugas wanita Undang-undang
Madiun Penyapuan penyapuan jalan Nomor 18 Tahun
yang bertugas 2008 tentang
untuk Pengelolaan
membersihkan Sampah
sepanjang ruas
jalan yang ada di
Kota Madiun
18 Dinas Pembentukan Tim khusus Undang-Undang
Perumahan Tim 20 tersebut dibentuk Nomor 1 Tahun
Rakyat dan untuk mengatasi 2011 tentang
Kawasan persoalan berkaitan Perumahan dan
Permukiman dengan Prasarana, Kawasan
Sarana dan Utilitas Permukiman
(PSU)
19 Dinas Pembangunan Penyediaan tempat Undang-Undang
Perumahan Rusunawa II tinggal bagi warga Nomor 1 Tahun
Rakyat dan Kota Madiun yang 2011 tentang
Kawasan kurang mampu dan Perumahan dan
Permukiman belum memiliki Kawasan
tempat tinggal Permukiman
yang layakdan bagi
mereka yang saat
ini menempati
tanah aset Pemkot
Madiun
20 Dinas RTH Produkstif Pembangunan RTH Undang-
Perumahan Berwawasan dikombinasi dengan Undang Nomor 26
Rakyat dan Lingkungan pekarangan pangan Tahun 2007
Kawasan lestari (P2L), tentang Penataan
Permukiman disertai lapak untuk Ruang
berjualan, Selain
untuk olahraga,
juga bisa
digunakan sebagai
tempat pertemuan
serta dilengkapi
wahana permainan
anak. Pun juga
terpasang Wifi
gratis di setiap RTH

xiii
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
21 Dinas Lomba Penilaian Peraturan Daerah
Perumahan kebersihan kebersihan makam Kota Madiun Nomor
Rakyat dan makam Tingkat dan administrasi, 15 Tahun 2017
Kawasan Kota Madiun melalui administrasi tentang Perumahan
Permukiman yang tertata akan dan Kawasan
memudahkan ahli Permukiman
waris dalam
mencari keluarga
yang telah
meninggal.
22 Dinas Program Kota merupakan Undang-Undang
Perumahan Tanpa Kumuh kegiatan Nomor 1 Tahun
Rakyat dan (Kotaku) pemberdayaan 2011 tentang
Kawasan masyarakat untuk Perumahan dan
Permukiman mengatasi Kawasan
permasalahan Permukiman
kekumuhan di
suatu kawasan,
Kotaku menyasar
12 kelurahan dari
27 kelurahan se
Kota Madiun. Yakni
Nambangan Lor,
Nambangan Kidul,
Pandean,
Pilangbango, Kelun,
Sogaten, Madiun
Lor, Manguharjo,
Kartoharjo,
Kanigoro, Klegen
dan Oro-Oro Ombo
23 Madiun Biopori pada Pembuatan Undang-Undang
Saluran bipori/resapan Nomor 1 Tahun
lingkungan setiap 3 m pada 2011 tentang
saluran lingkunganPerumahan dan
Kawasan
Permukiman
24 Madiun Ducting Pemasangan rumah Undang-Undang
kabel yang Nomor 1 Tahun
konstruksinya 2011 tentang
dirancang khusus Perumahan dan
untuk dipasang di Kawasan
bawah permukaan Permukiman

xiv
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
tanah (contohnya:
Box culvert)
25 Kota Pengembangan meningkatkan Peraturan Menteri
Madiun Program keterlibatan Lingkungan Hidup
Kampung Iklim masyarakat dan dan Kehutanan
pemangku Nomor 84 tahun
kepentingan lain 2016 tentang
dalam melakukan Program Kampung
penguatan Iklim
kapasitas adaptasi
terhadap dampak
perubahan iklim
dan penurunan
emisi GRK serta
memberikan
pengakuan
terhadap upaya
adaptasi dan
mitigasi perubahan
iklim
26 Kota Pemasangan Pemberian bantuan Peraturan
Madiun sambungan sambungan PDAM Pemerintah Nomor
PDAM gratis gratis kepada 121 Tahun 2015
semua masyarakat tentang sistem
Kota Madiun penyediaan air
dikecualikan minum
peruntukan bagi
pengembangan
perumahan, ruko,
tanah kosong

xv
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
SURAT PERNYATAN PENETAPAN ISU PRIORITAS........................
ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................
iv
SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN DATA ......................................
vi
SURAT PERNYATAAN MENGENAI INOVASI ..................................
vii
DAFTAR ISI .....................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................
xx
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xxxii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................
I–1
1.1. Latar Belakang .................................................................
I–1
1.2. Profil atau Keadaan Umum Kota Madiun .............................
I–7
1.2.1. Letak, Batas dan Luas Wilayah Kota Madiun ...........
I–7
1.2.2. Iklim ....................................................................
I–9
1.2.3. Geologi ................................................................
I – 11
1.2.4. Geomorfologi ........................................................
I – 12
1.2.5. Tanah ..................................................................
I – 14
1.2.6. Sumberdaya Air ....................................................
I – 15
1.2.7. Keanekaragaman Hayati........................................
I – 23
1.2.8. Kependudukan......................................................
I – 25
1.2.9. Sosial ...................................................................
I – 26
1.2.10. Ekonomi ...............................................................
I – 29
1.3. Proses Penyusunan dan Perumusan Isu Prioritas ................
I – 31
1.3.1. Visi dan Misi Pembangunan .....................................
I – 31

xvi
1.3.2. Proses Penyusunan dan Perumusan Isu
Prioritas..................................................................
I – 31
1.4. Maksud dan Tujuan ..........................................................
I – 33
1.4.1. Maksud ..................................................................
I – 33
1.4.2. Tujuan ...................................................................
I – 34
1.5. Ruang Lingkup Penulisan ..................................................
I – 35

BAB II. ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE, STATE,


IMPACT, DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN
HIDUP DAERAH ...............................................................
II – 1
2.1. Tata Guna Lahan ..............................................................
II – 4
2.1.1. Pemicu (Driving Force) ............................................
II – 5
2.1.2. Tekanan (Pressure) .................................................
II – 7
2.1.3. Kondisi (State) ........................................................
II – 8
2.1.4. Dampak (Impact)....................................................
II – 13
2.1.5. Respon (Response) .................................................
II – 14
2.2. Kualitas Air .......................................................................
II – 15
2.2.1. Pemicu (Driving Force) ............................................
II – 16
2.2.2. Tekanan (Pressure) .................................................
II – 19
2.2.3. Kondisi (State) ........................................................
II – 21
2.2.4. Dampak (Impact)....................................................
II – 55
2.2.5. Respon (Response) .................................................
II – 57
2.3. Kualitas Udara ..................................................................
II – 59
2.3.1. Pemicu (Driving Force) ............................................
II – 62
2.3.2. Tekanan (Pressure) .................................................
II – 63
2.3.3. Kondisi (State) ........................................................
II – 67
2.3.4. Dampak (Impact)....................................................
II – 77
2.3.5. Respon (Response) .................................................
II – 78
2.4. Risiko Bencana .................................................................
II – 80
2.4.1. Pemicu (Driving Force) ............................................
II – 80

xvii
2.4.2. Tekanan (Pressure) .................................................
II – 82
2.4.3. Kondisi (State) ........................................................
II – 84
2.4.4. Dampak (Impact)....................................................
II – 84
2.4.5. Respon (Response) .................................................
II – 85
2.5. Perkotaan .........................................................................
II – 87
2.5.1. Pemicu (Driving Force) ............................................
II – 88
2.5.2. Tekanan (Pressure) .................................................
II – 88
2.5.3. Kondisi (State) ........................................................
II – 90
2.5.4. Dampak (Impact)....................................................
II – 92
2.5.5. Respon (Response) .................................................
II – 92
2.6. Tata Kelola .......................................................................
II – 96
2.6.1. Pemicu (Driving Force) ............................................
II – 96
2.6.2. Tekanan (Pressure) .................................................
II – 97
2.6.3. Kondisi (State) ........................................................
II – 98
2.6.4. Dampak (Impact)....................................................
II – 101
2.6.5. Respon (Response) .................................................
II – 102

BAB III. ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH ............


III – 1
3.1. Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup .........................
III – 1
3.2. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kota Madiun Tahun
2021 ...............................................................................
III – 3
3.2.1. Pengelolaan Sampah ...............................................
III – 4
3.2.2. Ruang Terbuka Hijau (RTH).....................................
III – 7
3.2.3. Kualitas Air .............................................................
III – 10
3.2.4. Kualitas Udara ........................................................
III – 16

BAB IV. INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP ....................................................
IV – 1
4.1. Pendekatan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ..............
IV – 2
4.2. Inovasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah ...................
IV – 5

xviii
4.2.1. Upaya Peningkatan Kapasitas Lembaga
Daerah ...................................................................
IV – 6
4.2.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup oleh
Daerah ……………………………………………………. IV – 13
4.2.3. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup oleh
Masyarakat ………………………………………………. IV – 46
4.2.4. Penegakan Hukum dan Pengawasan Hukum
terkait AMDAL …………………………………………… IV – 50
4.2.5. Penerima Penghargaan Lingkungan …………… IV – 61

BAB V. PENUTUP .............................................................................


V–1
5.1. Penetapan Isu Prioritas .....................................................
V–1
5.2. Inovasi .............................................................................
V–4
5.3. Rekomendasi ....................................................................
V–5

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1. Saluran Primer dan Saluran Sekunder di Kota Madiun ...........
I – 16
Tabel 1.2. Kapasitas Produksi Sumur Dalam .........................................
I – 19
Tabel 2.1. Volume Limbah B3 (Limbah Medis) Fasilitas
Pelayanan Kesehatan ..........................................................
II – 90
Tabel 2.2. Daftar TPS dan TPA di Kota Madiun .....................................
II – 92
Tabel 2.3. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Personil Bidang
Lingkungan Hidup di Kota Madiun ........................................
II – 100
Tabel 3.1. Hasil Penentuan Urutan Isu Prioritas Lingkungan
Hidup di Kota Madiun Tahun 2021 .......................................
III – 3
Tabel 4.1. Produk Hukum yang Dihasilkan Pemerintah Kota
Madiun Tahun 2011-2021....................................................
IV – 50
Tabel 4.2. Pengaduan Masyarakat Terkait Lingkungan Hidup di
Kota Madiun Tahun 2021 ....................................................
IV – 57

xx
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1. Kepadatan Penduduk Eks Karisidenan Madiun
Tahun 2021 ....................................................................................
I–4
Gambar 1.2. Perbandingan Pertumbuhan Penduduk Eks
Karisidenan Madiun Tahun 2021 ......................................................
I–5
Gambar 1.3. Peta Administrasi Kota Madiun .........................................................
I–9
Gambar 1.4. Fluktuasi Temperatur Udara Kota Madiun Tahun
2020 dan 2021 (Dalam °C) .............................................................
I – 10
Gambar 1.5. Fluktuasi Curah Hujan Kota Madiun Tahun 2021
(Dalam mm) ...................................................................................
I – 10
Gambar 1.6. Sketsa Peta Fisiografi sebagian Pulau Jawa dan
Madura (modifikasi dari van Bemmelen, 1949) .................................
I – 11
Gambar 1.7. Peta Topografi Kota Madiun ............................................................
I – 14
Gambar 1.8. Peta DAS Bengawan Solo ................................................................
I – 15
Gambar 1.9. Sungai Madiun di Kota Madiun ..……………………… I – 16
Gambar 1.10. Embung Pilangbango di Kota Madiun ...............................................
I – 18
Gambar 1.11. Saluran Drainase di Kelurahan Patihan
Kecamatan Manguharjo (A) dan Saluran Drainase
di Jln. Diponegoro Kecamatan Manguharjo (Foto
Juni 2021) ………………………..…………………………. I – 18
Gambar 1.12. Jumlah RT Pengguna Air PDAM di Kota Madiun

Tahun 2018 -2021 ..........................................................................


I – 20
Gambar 1.13. Banyaknya Air yang Tersalurkan oleh PDAM di

Kota Madiun Tahun 2018 -2021……………………… I – 21


Gambar 1.14. Peta Kontur Air Tanah Dangkal di Kota Madiun .................................
I – 22
Gambar 1.15. Peta Arah Aliran Air Tanah di Kota Madiun........................................
I – 23
Gambar 1.16. Kepodang Batu (Oriolus chinensis maculatus) ...................................
I – 25

xxi
Gambar 1.17. Jeruk Nambangan (Citrus maxima kultivar
nambangan) atau Jeruk Pamelo.......................................................
I – 25
Gambar 1.18. Jumlah Penduduk Kota Madiun Setiap Kecamatan
dari Tahun 2018-2021 .....................................................................
I – 26
Gambar 1.19. Angka Partisipasi Murni (APM) pada Setiap
Jenjang Pendidikan di Kota Madiun Tahun 2020
– Tahun 2021………………………………………………… I – 27
Gambar 1.20. Angka Partisipasi Kasar (APM) pada Setiap
Jenjang Pendidikan di Kota Madiun Tahun 2020
– Tahun 2021………………………………………………… I – 28
Gambar 1.21. Penyakit yang Diderita oleh Penduduk Kota
Madiun Tahun 2021 (Dalam 10 Besar Penyakit).. I – 29
Gambar 1.22. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Kota Madiun Tahun 2021…………………………. I – 30
Gambar 1.23. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
Kota Madiun Tahun 2021…………………………. I – 30
Gambar 2.1. Kerangka Driving Force – Pressure – State –
Impact – Response (DPSIR) (Sumber:EEA,2011) II – 3
Gambar 2.2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan
Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Madiun
Tahun 2020 – 2021.........................................................................
II – 6
Gambar 2.3. Jumlah Penduduk Kota Madiun Tahun 2017 –
2021 .............................................................................................
II – 8
Gambar 2.4. Luas RTH Kota Madiun Tahun 2019 - 2021 .......................................
II – 9
Gambar 2.5. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Madiun, RTH
Jl. Kartini (a), RTH Alun-alun (b), RTH
Demangan (c), RTH Taman Balikota (d), RTH
Taman Bantaran (e) dan Ngrowo Bening Edu
Park …………………………………………………………… II – 10
Gambar 2.6. Luas Lahan Non Pertanian di Kota Madiun

xxii
Tahun 2020-2021 ...........................................................................
II – 10
Gambar 2.7. Luas Lahan Sawah di Kota Madiun Tahun 2020-
2021 ..............................................................................................
II – 11
Gambar 2.8. Luas Lahan Hutan di Kota Madiun Tahun 2020-
2021 ..............................................................................................
II – 12
Gambar 2.9. Jumlah Penduduk Kota Madiun dari Tahun 2016
- 2021 ............................................................................................
II – 17
Gambar 2.10. Perubahan Jumlah Industri di Kota Madiun
Tahun 2017 - 2021 .........................................................................
II – 18
Gambar 2.11. Pabrik Gula Rejo Agung di Kota Madiun............................................
II – 18
Gambar 2.12. Peningkatan Luas Lahan Permukiman Kota
Madiun Tahun 2014 - 2021..............................................................
II – 19
Gambar 2.13. Pengambilan Sampel Air Sungai di Kota Madiun ................................
II – 23
Gambar 2.14. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Air Sungai
di Kota Madiun ...............................................................................
II – 24
Gambar 2.15. Konsentrasi TDS Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2021 ....................................................................................
II – 25
Gambar 2.16. Konsentrasi DO Air Sungai di Kota Madiun Tahun
2021 ..............................................................................................
II – 26
Gambar 2.17. Konsentrasi pH Air Sungai di Kota Madiun Tahun
2021 ..............................................................................................
II – 28
Gambar 2.18. Konsentrasi TSS Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2021 ....................................................................................
II – 29
Gambar 2.19. Konsentrasi BOD Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2021 ....................................................................................
II – 30
Gambar 2.20. Konsentrasi COD Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2021 ....................................................................................
II – 32
Gambar 2.21. Konsentrasi Total Coliform Air Sungai di Kota
Madiun Tahun 2021 ........................................................................
II – 33
Gambar 2.22. Konsentrasi Fecal Coliform Air Sungai di Kota

xxiii
Madiun Tahun 2021 ........................................................................
II – 34
Gambar 2.23. Perubahan Temperatur Air Sungai di Kota
Madiun Tahun 2018-2021................................................................
II – 36
Gambar 2.24. Perubahan Residu Terlarut (TDS) Air Sungai
di Kota Madiun Tahun 2018-2021 ....................................................
II – 36
Gambar 2.25. Perubahan Total Padatan Tersuspensi (TSS)
Air Sungai di Kota Madiun Tahun 2018-2021 ....................................
II – 38
Gambar 2.26. Perubahan pH Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2018-2021 ...........................................................................
II – 40
Gambar 2.27. Perubahan Konsentrasi DO Air Sungai di Kota
Madiun Tahun 2018-2021……………………………….. II – 41
Gambar 2.28. Perubahan konsentrasi BOD Air Sungai di Kota
Madiun Tahun 2018-2021................................................................
II – 42
Gambar 2.29. Perubahan Konsentrasi COD Air Sungai
di Kota Madiun Tahun 2018-2021 ....................................................
II – 43
Gambar 2.30. Perubahan Konsentrasi Fecal Coliform Air Sungai
di Kota Madiun Tahun 2018-2021 ....................................................
II – 44
Gambar 2.31. Perubahan Konsentrasi Total Coliform Air Sungai
di Kota Madiun Tahun 2018-2021 ....................................................
II – 45
Gambar 2.32. Perubahan Konsentrasi Total Fosfat Air Sungai
di Kota Madiun Tahun 2018-2021 ...................................................
II – 46
Gambar 2.33. Pengukuran Kualitas Air Embung Pilangbango
Kota Madiun Tahun 2021 ................................................................
II – 47
Gambar 2.34. Kualitas Air Embung Pilangbango Kota Madiun
Tahun 2021 ....................................................................................
II – 47
Gambar 2.35. Pengambilan Air Tanah di Kota Madiun Tahun
2021 ..............................................................................................
II – 50
Gambar 2.36. Suhu Air Sumur di Kota Madiun Tahun 2021.....................................
II – 50
Gambar 2.37. pH Air Sumur di Kota Madiun Tahun 2021 ........................................
II – 51
Gambar 2.38. Konsentrasi TDS air sumur di Kota Madiun Tahun

xxiv
2021 ..............................................................................................
II – 52
Gambar 2.39. Konsentrasi Ion Logam Besi Air Sumur Kota
Madiun Tahun 2021 ........................................................................
II – 53
Gambar 2.40. Konsentrasi Ion Logam Mangan Air Sumur Kota
Madiun Tahun 2021 .......................................................................
II – 54
Gambar 2.41. Perubahan Jumlah Pengguna Air Ledeng (PDAM)
di Kota Madiun Tahun 2018 - 2021 ..........................................
II – 56
Gambar 2.42. Peningkatan Jumlah Pengguna Air Ledeng
(PDAM) di Kota Madiun Tahun 2016 - 2021 ......................................
II – 56
Gambar 2.43. Peningkatan Jumlah Volume Air Ledeng (PDAM)

di Kota Madiun Tahun 2018 - 2021 ..........................................


II – 57
Gambar 2.44. Septiktank Komunal Dibeberapa Lokasi Kota
Madiun ...........................................................................................
II – 58
Gambar 2.45. Jumlah kendaraan di Kota Madiun Tahun 2017-
2021 .............................................................................................
II – 65
Gambar 2.46. Rata-rata Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM)
di Kota Madiun Tahun 2018 - 2021 ..................................................
II – 65
Gambar 2.47. Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Bus di
Terminal Kota Madiun Tahun 2020 dan 2021 ....................................
II – 66
Gambar 2.48. Perubahan Panjang Jalan di Kota Madiun Tahun
2017-2021......................................................................................
II – 66
Gambar 2.49. Jumlah Bus Besar di Kota Madiun Pada Tahun
2017-2021......................................................................................
II – 67
Gambar 2.50. Jumlah Sepeda Motor di Kota Madiun Pada
Tahun 2017-2021 ...........................................................................
II – 68
Gambar 2.51. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara di
Kota Madiun ...................................................................................
II – 69
Gambar 2.52. Uji Kuaitas Udara Ambien di Kota Madiun ........................................
II – 70
Gambar 2.53. Perubahan Konsentrasi SO2 di Kota Madiun
Tahun 2019 - 2021 .........................................................................
II – 71

xxv
Gambar 2.54. Perubahan Konsentrasi NO2 di Kota Madiun
Tahun 2019 - 2021 .........................................................................
II – 72
Gambar 2.55. Perubahan Konsentrasi CO di Kota Madiun Tahun
2019 - 2021....................................................................................
II – 73
Gambar 2.56. Perubahan Konsentrasi O3 di kota Madiun Tahun
2019 - 2021....................................................................................
II – 75
Gambar 2.57. Perubahan Konsentrasi Pb di Kota Madiun Tahun
2019 - 2021....................................................................................
II – 76
Gambar 2.58. Perubahan Konsentrasi TSP di Kota Madiun
Tahun 2019 - 2021 .........................................................................
II – 77
Gambar 2.59. Penurunan Indeks Kualitas Udara Kota Madiun
Tahun 2018 - 2021 .........................................................................
II – 78
Gambar 2.60. Penggunaan Lahan Non Terbangun Tahun 2020
– 2021 ..........................................................................................
II – 81
Gambar 2.61. Jumlah Rumah Tangga Miskin Tahun 2018 –
2021 .............................................................................................
II – 82
Gambar 2.62. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah Kota
Madiun Tahun 2019 – 2021 ....................................................
II – 83
Gambar 2.63. Area Terdampak Bencana, Korban, dan Kerugian
Kota Madiun Tahun 2018 - 2021 .......................................................
II – 84
Gambar 2.64. TPA Winongo Kota Madiun (A) dan Kegiatan di
TPA Winongo Kota Madiun (B) .........................................................
II – 88
Gambar 2.65. Sumber Pencemaran Bergerak di Kota Madiun
Tahun 2021 ....................................................................................
II – 89
Gambar 2.66. Sumber Pencemaran Tidak Bergerak di Kota
Madiun tahun 2021 .........................................................................
II – 89
Gambar 2.67. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah Per Hari di
Kota Madiun tahun 2019-2021 .........................................................
II – 91
Gambar 2.68. Bank Sampah Induk di Kota Madiun .................................................
II – 94
Gambar 2.69. TPS Demangan (A), TPST Mayor Jenderal

xxvi
Sungkono (B), Arm Roll Pengangkut Kontainer
Sampah (C), dan Mini Dump Pengangkut
Sampah (D) ...................................................................................
II – 94
Gambar 2.70. Instalasi Mandi Sauna (A), Ruang mandi sauna
TPA Winongo Kota Madiun (B), Instalasi Gas
methane TPA Winongo Kota Madiun (C), dan
Pemanfaatan Gas methane oleh masyarakat
sekitar TPA (D) ..............................................................................
II – 95
Gambar 2.71. Kegiatan Monitoring Limbah B3 di Dealer dan
Service Mitsubishi Kota Madiun (A) dan Kegiatan
Monitoring Limbah B3 di Rumah Sakit DKT Kota
Madiun (B) .....................................................................................
II – 96
Gambar 2.72. Tingkat Pendidikan dan Jumlah Personil Pegawai
Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun Tahun
2021 ..............................................................................................
II – 99
Gambar 2.73. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan
Staf yang telah mengikuti Diklat di Kota Madiun
Tahun 2018 - 2021 .........................................................................
II – 100
Gambar 2.74. Persentase Sektor Penyumbang PDRB ADHB
Kota Madiun Tahun 2019 ................................................................
II – 102
Gambar 2.75. Perubahan PDRB ADHB Kota Madiun Tahun 2018
- 2021 ............................................................................................
II – 103
Gambar 3.1. Pelaksanaan FGD Penentuan Isu Prioritas
Lingkungan Hidup Kota Madiun Tahun 2021 .....................................
III – 4
Gambar 3.2. Alur Penyusunan Dokumen Informasi Kualitas
Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Madiun
Tahun 2021 ....................................................................................
III – 5
Gambar 3.3. Zona Green TPA Winongo Kota Madiun ............................................
III – 7
Gambar 3.4. Kegiatan di TPA Winongo, Pengolahan Air Lindi
di IPAL TPA (a), Pemilahan Barang Bekas Kertas

xxvii
dan Plastik (b), Pemanfaatan Gas Metan (c) dan
Pembuatan Kompos (d)...................................................................
III – 8
Gambar 3.5. Luas RTH Kota Madiun Tahun 2019 -
2021………………………………………………………….. III - 10
Gambar 3.6. RTH yang Mempunyai Fungsi Bermain dan
Rekreasi di Kota Madiun) .................................................................
III – 12
Gambar 4.1. Tren Penganggaran Pengelolaan Lingkungan
Hidup Tahun 2017 - 2021................................................................
IV – 7
Gambar 4.2. Peruntukan APBD untuk Lingkungan Hidup
Kota Madiun Tahun 2021 ................................................................
IV – 8
Gambar 4.3. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan
Hidup Menurut Tingkat Pendidikan di Kota
IV – 9
Madiun Tahun 2021 ........................................................................
Gambar 4.4. Penyediaan Tempat Sampah di Kota Madiun ...................................
IV – 14

Gambar 4.5. Pembuatan Pupuk Kompos di TPS 3 di Jl. Mayor


Jenderal Sungkono Kota Madiun ......................................................
IV – 15
Gambar 4.6. Srikandi Penyapuan Kota Madiun .....................................................
IV – 15
Gambar 4.7. Zona Pasif TPA Winongo Kota Madiun ..............................................
IV – 16
Gambar 4.8. Pemanfaatan Gas Methan di TPA Winongo
Sebagai Sumber Tenaga Api (Kompor Gas) ......................................
IV – 17
Gambar 4.9. Rumah Kompos di TPA Winongo Kota Madiun ..................................
IV – 18
Gambar 4.10. Penggunaan Gas Methan TPA Winongo untuk
Proses Mandi Sauna ........................................................................
IV – 18
Gambar 4.11. Pemanfaatan Sampah Oleh Pemilah Sampah
Profesional di TPA Winongo Kota Madiun .........................................
IV – 19
Gambar 4.12. Diagram Alur Pengelolaan Sampah Plastik ........................................
IV – 21
Gambar 4.13. Proses Destilasi Pyrolisis yang terdapat di Kota
Madiun ...........................................................................................
IV – 21
Gambar 4.14. Jenis Larva Maggot BSF yang Dikembangkan di
Kota Madiun ...................................................................................
IV – 23

xxviii
Gambar 4.15. Contoh Tampilan Menu SITEBAS ....................................................
IV – 25

Gambar 4.16. Pengecatan Tembok di Kota Madiun ................................................


IV – 26

Gambar 4.17. RTH Dinas Ketahanan Pangan (a), RTH Gedung


Asrama Haji (b), RTH SDN Banjarejo (c), RTH Depan
Balaikota (d), RTH PDAM (e), RTH Perum Marshall
IV – 27
Law (f). ..........................................................................................
Gambar 4.18. RTH Selokan Pahlawan Street Center (a), RTH
Taman Bantaran Sungai Madiun (b), RTH Taman
Hobbit Kelapa Sari/Makam (c), RTH Taman
Superhero (d) .................................................................................
IV – 28
Gambar 4.19. RTH di Kota Madiun yang Berfungsi Sebagai
d’Arboretum (a), Area Konservasi Burung (b)
Taman Bantaran Sebagai Penangkaran Burung
Merpati (c), Taman Pahlalawan Street Center
untuk Kupu-kupu/Rhopalocera (d), dan Edu Park
Ngrowo Bening (e, f, g, h) ...............................................................
IV – 29
Gambar 4.20. Urban Farming RW. 10 Kel. Taman (a),
Pembuatan media tanam (b), Bank Sampah RW.
10 Kel. Taman (c), Hasil Kerajinan Tangan dari
Barang Bekas Kel. Taman (d), Proklim Kel.
Pandean (e), 3R Kel. Pandean (f).....................................................
IV – 31
Gambar 4.21. Sumur Resapan di Taman Kota Madiun (a) dan
Pembuatan Lubang Resapan Biopori di SDN
Madiun Lor 5 (b) .............................................................................
IV – 32
Gambar 4.22. Rusunawa Kota Madiun Tower 1 (a) dan Tower 2
(b) .................................................................................................
IV – 33
Gambar 4.23. Peta Arah Aliran Air Tanah Dangkal..................................................
IV – 34

Gambar 4.24. Peta Kontur Muka Air Tanah Dangkal ...............................................


IV – 35

Gambar 4.25. Nilai Weighted Arithmetic Water Quality Index

xxix
(WAWQI) Air Tanah Dangkal Kota Madiun Tahun
2021. .............................................................................................
IV – 36
Gambar 4.26. Persebaran Nilai WQI ......................................................................
IV – 37

Gambar 4.27. Embung Pilangbango di Kota Madiun ...............................................


IV – 39

Gambar 4.28. Surat Keputusan Pemasangan Sambungan PDAM


Gratis .............................................................................................
IV – 40
Gambar 4.29. Laman Sistem Informasi Sumber Pencemar (Si
Semar) Kota Madiun .......................................................................
IV – 41
Gambar 4.30. Angkutan Sekolah Gratis Kota Madiun ..............................................
IV – 44

Gambar 4.31. Laman Aplikasi Data Kualitas air dan Udara Kota
Madiun ...........................................................................................
IV – 45
Gambar 4.32. Kegiatan Pemilahan Sampah yang Dilakukan oleh
Masyarakat .....................................................................................
IV – 47
Gambar 4.33. Penerapan Green Building di Hotel Mataram Baru .............................
IV – 48

Gambar 4.34. Taman Swadaya Masyarakat di Bantaran Sungai


Madiun wilayah Kelurahan Madiun Lor .............................................
IV – 48
Gambar 4.35. Hidroponik dan Tanaman Dalam Pot (Program
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Rumah
Pangan Lestari) ..............................................................................
IV – 49
Gambar 4.36. Sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya
Lingkungan Hidup di Sekolah Adiwiyata Tahun
2021 ..............................................................................................
IV – 49
Gambar 4.37. Pengaduan Air Limbah dan Suara Bising Catering
Surya Kurnia (21 September 2021) ..................................................
IV – 54
Gambar 4.38. Pengaduan Emisi Cerobong PG Redjo Agung
(7 Oktober 2021) ............................................................................
IV – 54
Gambar 4.39. Pengaduan Limbah Resto Nasi Padang (23 Juli
2021) .............................................................................................
IV – 55
Gambar 4.40. Pengaduan Polusi Suara Bengkel Las Ebess

xxx
(27 Agustus 2021) ..........................................................................
IV – 55
Gambar 4.41. Pengaduan Sampah Liar Kanigoro (15 Oktober
2021) .............................................................................................
IV – 56
Gambar 4.42. Pengaduan Limbah Pizza Hut (26 November
2021) .............................................................................................
IV – 56

xxxi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lampiran Tabel Data Dokumen IKPLDH Kota Madiun Tahun


2021
Lampiran 2. Inovasi Tahun 2021
Lampiran 3. Peta
Lampiran 4. Notulensi dan Dokumentasi FGD Penjaringan Isu Prioritas
Lampiran 5. Biodata Tim Penyusun Dokumen IKPLHD Kota Madiun Tahun
2021

xxxii
1.1. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable
Development Goals (SDGs) merupakan pembangunan yang menjaga
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara
berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan
sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup
serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata
kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu
generasi ke generasi berikutnya . Dalam upaya mewujudkan pembangunan
berkelanjutan di Indonesia, tantangan yang dihadapi sangat komplek.
Kondisi ini dilatarbelakangi wilayah Indonesia yang luas dengan ekoregion
berlainan dan jumlah penduduk yang sangat besar serta kondisi sosial
budaya yang banyak ragamnya. Pembangunan yang dilakukan
mengandung arti perubahan struktur ekonomi, struktur sosial, perubahan
fisik wilayah, perubahan pola konsumsi, perubahan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, perubahan sistem tata-nilai, dan perubahan teknologi.
Perubahan tersebut sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan manusia
yang semakin beragam, meningkat dan berkualitas. Dalam perubahan
tersebut memberikan dampak tersendiri bagi kelestarian fungsi lingkungan
hidup di Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati, luasan hutan,
kualitas dan kuantitas air dan udara, serta perubahan iklim, sehingga akan
berdampak terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidupnya.
Permasalahan lingkungan hidup menjadi isu global utama yang
dihadapi oleh peradaban modern termasuk yang dialami oleh Indonesia.

I-1
Permasalahan lingkungan memiliki sifat yang kompleks, sensitif,
karakteristik dan fluktuatif. Tantangan saat ini adalah dengan adanya era
revolusi industri 4.0 yaitu era dimana industri memiliki kompleksitas dan
ruang yang lebih luas. Revolusi industri keempat ini ditandai dengan
meningkatnya konektivitas, interaksi, batas antarmanusia, mesin dan
sumber daya lainnya semakin konvergen melalui teknologi informasi dan
komunikasi. Pada era revolusi industri 4.0 ini terjadi kemajuan teknologi
baru yang mengintegrasikan antara 3 aspek, yakni aspek digital, fisik dan
biologis. Industri 4.0 yang prinsip kerjanya menjunjung otomatisasi dan
digitalisasi sangat membantu manusia dalam melakukan suatu kegiatan
dan / atau proses menjadi lebih efisien dan efektif dalam segi tenaga,
waktu dan biaya.
Prinsip kerja yang bertumpu pada digitalisasi dan otomatisasi,
sangat meningkat penggunaannya pada saat dunia global termasuk
Indonesia menghadapi pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19),
sehingga manusia mengurangi komunikasi langsung. Konsekuensi yang
dihadapi terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada
sektor formal berpindah ke sektor non-formal. Adanya pandemi Covid-19
ini menyebabkan perubahan kebiasaan, tatanan sosial maupun tata kelola
dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat. Kondisi ini akan
memberikan dampak terhadap kondisi social-ekonomi maupun lingkungan
hidup, yang semula lebih bersifat terpusat (sentralistis) berubah menjadi
permasalahan yang bersifat menyebar dalam dimensi ruang dan waktu.
Permasalahan lingkungan hidup tidak bersifat statis tetapi pada
umumnya menyangkut dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang
merupakan kondisi permasalahan lingkungan hidup yang
mempertimbangkan bentanglahan dan wilayah administrasi. Sebagai
contoh, terkait dengan kejadian pencemaran air sungai, paparannya
menggunakan media air sungai dan bersifat kumulatif yang tidak dapat
dibatasi dengan wilayah administrasi. Permasalahannya mungkin banyak
terjadi pada wilayah hilir tetapi sumber pencemar berasal pula dari

I-2
wilayah hulu, sehingga terjadi antar wilayah administrasi. Keadaan ini
memberikan petunjuk bahwa perlindungan dan pengelolaan serta
pengembangan informasi yang berhubungan dengan kualitas air
sungai memerlukan suatu jaringan informasi lingkungan hidup antar
wilayah administrasi, yang tergabung dalam satuan Daerah Aliran Sungai
(DAS). Dimensi kedua berupa waktu, permasalahan lingkungan hidup
berkaitan dengan kondisi iklim, misalnya pada saat musim kemarau terjadi
kekurangan air, sehingga air menjadi barang yang langka dan mempunyai
nilai ekonomis tinggi. Beban pencemar yang ada di sungai menjadi tinggi,
sehingga banyak parameter yang melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan. Pada saat musim penghujan terjadi kelebihan air, sehingga
air menjadi sumber bencana banjir, tetapi beban pencemar di sungai
menjadi lebih kecil. Dimensi waktu yang berkaitan dengan permasalahan
lingkungan hidup juga menyangkut tentang dampak yang bersifat
kumulatif, sehingga pada saat ini tidak menjadi isu prioritas lingkungan
hidup tetapi apabila permasalahan lingkungan tersebut tidak dikelola
dapat mempengaruhi kehidupan yang akan datang. Permasalahan yang
bersifat lintas generasi, misalnya saat ini kuantitas air tanah belum
menjadi permasalahan tetapi di waktu yang akan datang akan terjadi
kekurangan karena saat ini pemakaian air tanah yang berlebihan. Hal ini
sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dimana
sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus dikelola untuk generasi
sekarang dan masa datang.
Kota Madiun yang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa
Timur terus melakukan upaya pembangunan demi meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya. Kota Madiun yang terletak di bagian barat
wilayah Provinsi Jawa Timur, mempunyai posisi yang strategis serta
sebagai pusat pertumbuhan wilayah perkotaan yang dapat berdampak
terhadap pengembangan wilayah kabupaten di sekitarnya. Terbukti bahwa
jumlah penduduk Kota Madiun pada Tahun 2021 sebesar 201.452 jiwa
dengan kepadatan penduduk sebesar 6.062 jiwa/km2 (Lampiran Tabel

I-3
45) atau 5.805 jiwa/km2 (Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2022)
yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah di sekitarnya. Untuk
melihat perbandingan kepadatan penduduk di eks Karesidenan Madiun
dapat disampaikan pada Gambar 1.1.

Sumber: Provinsi Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2022


Gambar 1.1. Kepadatan Penduduk Eks Karisidenan Madiun Tahun 2021

Laju pertumbuhan penduduk Tahun 2020 - 2021 di eks Karesidenan


Madiun, tertinggi Kota Madiun 1,19%, dibandingkan dengan Kabupaten
Madiun 1,04%, Kabupaten Magetan 0,66%, Kabupaten Ponorogo 0,92%,
Kabupaten Pacitan 0,68% dan Kabupaten Ngawi 0,50% (Provinsi Jawa
Timur Dalam Angka 2022). Kondisi ini memberikan gambaran bahwa
tekanan penduduk terhadap lingkungan di Kota Madiun lebih besar
dibandingkan dengan kabupaten lain di sekitarnya. Untuk melihat
perbandingan pertumbuhan penduduk di eks Karisidenan Madiun dapat
disampaikan pada Gambar 1.2.

I-4
Gambar 1.2. Perbandingan Pertumbuhan Penduduk Eks Karisidenan
Madiun Tahun 2021
Pembangunan di Kota Madiun bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi dan sosial dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Walaupun begitu pelaksanaan pembangunan tersebut
selain berdampak positif tetapi berdampak pula pada kerusakan
lingkungan hidup apabila tidak mendapatkan perlindungan dan
pengelolaan yang baik dan berkelanjutan dari stakeholder terkait. Oleh
sebab itu konsep pembangunan berkelanjutan yang terdapat di Kota
Madiun harus memperhatikan tiga pilar utama, yakni: keberlanjutan
secara sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dilakukan dengan kepastian
hukum serta tata kelola yang baik (good governance and accountability),
yang merupakan kunci dari pencapaian SDGs.
Pemerintah Kota Madiun dalam meningkatkan kualitas lingkungan,
telah melakukan berbagai upaya dalam pengelolaan lingkungan hidup
sebagai bentuk kesadaran lingkungan dan respon akibat permasalahan
lingkungan yang terjadi. Sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi
publik serta dalam upaya memenuhi kewajiban untuk menyediakan,
memberikan, dan/ atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan
kepentingan publik. Berkaitan dengan hal tersebut maka Pemerintah Kota
Madiun menyediakan informasi dan data-data akurat melalui penyusunan
dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(IKPLHD) Kota Madiun tahun 2021.

I-5
Buku Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(IKPLHD) Kota Madiun Tahun 2021 merupakan laporan kinerja dari
Pemerintah Kota Madiun dalam mengelola lingkungan hidup dengan
analisis Driving Force – Pressure – State - Impact – Renspon (DPSIR)
terhadap isu prioritas lingkungan hidup. Pelaksanaan Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) Tahun 2021 yang
dilakukan pemerintah Kota Madiun mendasarkan pada peraturan
perundang-undangan, yaitu:
(1) Amanah konstitusi sebagaimana dinyatakan dalam UUD Negara RI
Tahun 1945 pada Pasal 28 F yang menyebutkan bahwa setiap orang
berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia. Dalam hal ini termasuk juga informasi yang berkaitan
dengan lingkungan hidup secara nasional maupun dalam lingkup
daerah.
(2) Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
telah melimpahkan kewenangan pengelolaan lingkungan hidup
kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dengan
meningkatnya kemampuan pemerintah daerah provinsi atau
kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik
(good governance) diharapkan akan semakin meningkatkan
kepedulian kepada pelestarian lingkungan hidup.
(3) Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik yang ditegaskan pada Pasal 2, ayat (1) menyebutkan
bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh
setiap pengguna informasi publik.
(4) Dalam konteks lingkungan hidup, kewajiban penyediaan informasi
lingkungan hidup telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

I-6
Hidup, pada Pasal 62, ayat (2), dinyatakan bahwa sistem informasi
lingkungan hidup dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dan
wajib dipublikasikan kepada masyarakat. Kemudian, pada Pasal 62
ayat (3) dijelaskan bahwa sistem informasi lingkungan hidup paling
sedikit memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta
rawan lingkungan hidup dan informasi lingkungan hidup lainnya.
(5) Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) Nomor S.113/SETJEN/DATIN/DTN.0/2/2022
Tanggal 22 Februari 2022 tentang Penyampaian Pedoman Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD)
2022.

1.2. Profil atau Keadaan Umum Kota Madiun


1.2.1. Letak, Batas dan Luas Wilayah Kota Madiun
a. Letak Kota Madiun
Kota Madiun bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur bagian
barat, terletak di dataran rendah antara 7⁰35´- 7⁰40´ Lintang
Selatan atau sepanjang 7,5 km bentang arah ke selatan, antara
111⁰29´-111⁰33´ Bujur Timur atau sepanjang 6 km bentang arah
barat timur. Letak geografis Kota Madiun sangat strategis karena
terletak pada simpul jaringan jalan regional yang menghubungkan
daerah-daerah di Jawa Timur dengan daerah-daerah di Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, khususnya
menghubungkan Kota Madiun dengan Kota Yogyakarta dan Kota
Surakarta. Interkoneksi darat Kota Madiun dengan kota lain dapat
dilakukan jalur kereta api Lintas Selatan yang menghubungkan
Surabaya-Jakarta lewat Purwokerto dan Surabaya-Bandung serta
jalan tol lintas Pulau Jawa. Kondisi (state) letak Kota Madiun
tersebut memberikan dampak (impact) terhadap kepadatan moda
transportasi yang menghasilkan bahan cemaran udara.

I-7
b. Batas Kota Madiun
Secara administrasi wilayah Kota Madiun berbatasan dengan
wilayah Kabupaten Madiun dan Magetan dengan batas-batas
sebagai berikut :
• Sebelah Utara dengan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun;
• Sebelah Timur Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun;
• Sebelah Selatan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun;
• Sebelah Barat Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun.
Peta Administrasi Kota Madiun dapat dilihat pada Gambar 1.3.
c. Luas Wilayah
Kota Madiun mempunyai luas wilayah secara keseluruhan 33,23
km2 yang terdiri dari 3 wilayah kecamatan yang masing-masing
mempunyai 9 (sembilan) kelurahan, yaitu:
1) Kecamatan Manguharjo dengan luas 10,04 km2 yang terdiri
dari Kelurahan Madiun Lor, Manguharjo, Nambangan Kidul,
Nambangan Lor, Ngegong, Pangongangan, Patihan, Sogaten,
dan Winongo.
2) Kecamatan Taman dengan luas 12,46 km2 yang terdiri dari
Kelurahan Banjarejo, Demangan, Josenan, Kejuron, Kuncen,
Mojorejo, Manisrejo, Pandean dan Taman.
3) Kecamatan Kartoharjo dengan luas 10,73 km2 yang terdiri
dari Kelurahan Kanigoro, Kelun, Kartoharjo, Klegen, Oro-oro
Ombo, Pilangbango, Rejomulyo, Sukosari dan Tawangrejo.

I-8
Gambar 1.3. Peta Administrasi Kota Madiun
1.2.2. Iklim
Berdasarkan pada letak astronomis dan ketinggian wilayah yang
ada di Kota Madiun akan berpengaruh terhadap keadaan iklim. Iklim yang
ada di Kota Madiun tidak jauh berbeda dengan keadaan iklim yang ada di
Indonesia pada umumnya, yaitu mempunyai iklim tropis dengan
temperature/suhu udara antara 23,8 0C – 27,5 0C (Kota Madiun Dalam
Angka Tahun 2022). Temperatur/suhu udara di Kota Madiun setiap
bulan pada Tahun 2020 dan Tahun 2021, dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dilihat bahwa temperature rerata
bulanan pada Tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan Tahun 2021 akan
tetapi tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

I-9
Gambar 1.4. Fluktuasi Temperatur Udara Kota Madiun Tahun 2020 dan
Tahun 2021 (Dalam °C)

Data curah hujan Tahun 2021 yang tercatat dari 3 (tiga) statiun
pengamatan curah hujan, dapat diketahui bahwa curah hujan tertinggi
terjadi pada Bulan April 18,34 mm/bulan dan curah hujan terendah 0
mm/bulan terjadi pada Bulan Agustus (Lampiran Tabel 24).
Perbandingan curah hujan setiap bulan yang terjadi di Kota Madiun pada
Tahun 2021, dapat dilihat pada Gambar 1.5. Keberadaan curah hujan ini
akan memberikan impact terhadap air tanah dan air permukaan (sungai).

Gambar 1.5. Fluktuasi Curah Hujan Kota Madiun Tahun 2021 (Dalam mm)

I - 10
1.2.3. Geologi

Wilayah Kota Madiun sebagian besar termasuk dalam zona pusat


depresi Jawa (zona Solo), yang di tempati oleh batuan gunungapi
kuarter. Zona depresi merupakan daerah berbukit/bertopografi
tinggi lalu runtuh dan muncul gunungapi. Pada bagian selatan dari
zone Solo merupakan lajur pegunungan selatan Jawa Timur dan bagian
wilayah utaranya termasuk di dalam rangkaian pegunungan Kendeng.
Fisiografi Pulau Jawa dan Madura dapat dilihat pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6. Sketsa Peta Fisiografi sebagian Pulau Jawa dan Madura
(Modifikasi dari van Bemmelen, 1949)
Wilayah Kota Madiun ini dikatakan memiliki bentuklahan
(landform) aluvial dimana terdapat aktifitas Sungai Madiun yang
merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Bagian timur dan selatan, yaitu
masuk pada wilayah Kabupaten Madiun Kecamatan Wungu dan
Kecamatan Geger, terdapat bentukan lahan perbukitan vulkan karena
pengaruh dari aktifitas Gunung Lawu.
Berdasarkan peta hidrogeologi Yogyakarta (Jawa), komposisi
litologi dan kelolosannya, untuk wilayah Kota Madiun di dominasi oleh
struktur tanah alluvium endapan sungai yang umumnya tersusun oleh
material berbutir halus (lempung, lanau, diselingi pasiran) atau lempung
pasiran. Tingkat kelulusan sedang sampai rendah. Wilayah Kota Madiun

I - 11
bagian utara merupakan tanah alluvium endapan rawa dan danau yang
tersusun terutama oleh lempung yang kedap air. Berdasarkan peta
tersebut, wilayah Kota Madiun bagian utara didominasi oleh akuifer
dengan produktifitas sedang sampai tinggi dengan penyebaran luas.
Tinggi pisometri air tanah diatas atau dekat air tanah, debit sumur bisa
mencapai lebih dari 10 – 50 liter/detik, terutama wilayah Madiun
bagian utara.
Berdasarkan pada formasi batuan dan topografi permukaannya
maka potensi terjadinya proses infiltrasi dan perkolasi cukup besar
sehingga pasokan (recharge) air tanah dapat terpelihara dengan baik,
khususnya pada tutupan lahan yang bersifat tidak kedap air ( permeable).
Ditinjau dari aspek hidrogeologis, sumber air tanah dangkal (akuifer
bebas) yang ada di Kota Madiun memiliki kedalaman 8 m, sedangkan
untuk sumber air tanah dalam (akuifer tertekan) atau air tertekan (artesis)
terdapat pada kedalaman lebih dari 90 m. Di sebelah barat Kota Madiun
terdapat sungai besar yaitu Sungai Madiun yang membelah wilayah Kota
Madiun menjadi dua bagian wilayah. Keberadaan sungai tersebut dapat
menjadi penjaga kestabilan air tanah (ground water), terutama pada saat
musim kemarau, sehingga keberadaan air tanah dapat dipasok dari air
sungai melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Secara hidrogeologis Kota
Madiun memiliki sumberdaya air yang cukup guna memenuhi kebutuhan
air masyarakat.

1.2.4. Geomorfologi
Secara morfologi wilayah Kota Madiun berada di dataran kaki
lereng pegunungan vulkan Gunung Lawu (bagian barat) dan vulkan
Gunung Wilis bagian timur, dengan topografi yang datar. Proses
geomorfologis yang aktif berupa proses sedimentasi. Oleh sebab itu
kedudukan yang datar dan dilalui Sungai Madiun, maka wilayah ini
beberapa tempat rentan terjadi genagan air, terutama pada saat terjadi
aliran balik (back water), melalui anak Sungai Madiun.

I - 12
Berdasarkan ketinggiannya, maka wilayah Kota Madiun dapat
dibedakan menjadi:
▪ Ketinggian antara 100 – 500 mdpl luasnya sekitar (49,47%);
▪ Ketinggian antara 25 – 100 mdpl luasnya sekitar (20,28%);
▪ Ketinggian 500 – 1.000 mdpl luasnya sekitar (16,27%); dan
▪ Ketinggian ≥1.000 mdpl luasnya (13,44%).
Topografi wilayah Kota Madiun berupa dataran dengan suatu
daerah berbentuk cekungan berada pada ketinggian rata-rata 69 m di atas
permukaan air laut. Kota Madiun di bagian selatan mempunyai ketinggian
76 m dpl dan di bagian utara yaitu 68 m dpl, sedangkan di bagian tengah
ketinggiannya 67 m dpl. Perbedaan ketinggian antara bagian wilayah yang
satu dengan wilayah yang lainnya sangat kecil dengan kemiringan rata-
rata 0 – 2% atau dapat dikatakan relatif datar.
Kondisi (state) topografi yang datar di wilayah Kota Madiun
memberikan dampak (impact) terhadap kecepatan aliran permukaan yang
rendah sehingga potensi terjadi genangan air tinggi. Sebaliknya dengan
topografi yang datar potensi terjadi proses pasokan air tanah ( recharge
water) yang besar, sehingga ketersediaan air tanah dangkal dapat terjadi
keberlajutan. Peta topografi Kota Madiun dapat dilihat pada Gambar 1.7.

I - 13
Gambar 1.7. Peta Topografi Kota Madiun

Kondisi (state) yang demikian memberikan gambaran bahwa


untuk melakukan pengembangan wilayah, faktor morfologi tidak menjadi
faktor penghambat, tetapi faktor drainase/penggenangan dan banjir perlu
mendapatkan perhatian, terutama pada saat musim penghujan.

1.2.5. Tanah
Kondisi (state) Kota Madiun yang berada di depresi Jawa (zona
Solo), memberikan informasi bahwa material penyusun batuan berasal
dari batuan alluvium sebagai hasil proses pengendapan (sedimentasi),
sehingga tanah yang berkembang berupa tanah Aluvial dengan aquifer
yang baik, yang ditandai oleh keberadaan air tanah dangkal mudah
didapatkan. Jenis tanah alluvial mempunyai karakteristik teksturnya
campuran dari tekstur liat (clay) dengan pasir halus (fine sand) yang
berwarna hitam kelabu sehingga daya penahan dan menyerap air cukup

I - 14
baik. Memperhatikan kondisi tersebut maka pada lahan pertanian
termasuk produktif.

1.2.6. Sumberdaya Air


1.2.6.1 Air Permukaan
Kota Madiun berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan
Solo pada Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo, dan dilintasi oleh Sungai
Madiun sebagai sungai utama dengan anak sungai yaitu Sungai Catur dan
Sungai Sono. Berdasarkan Peta DAS Bengawan Solo (Gambar 1.8),
memperlihatkan bahwa Kota Madiun merupakan wilayah hilir (cekungan)
dari beberapa Sub-DAS, sehingga memberikan informasi bahwa potensi
air tanahnya tersedia cukup baik.

Gambar 1.8. Peta DAS Bengawan Solo

Sistem drainase perkotaan terdiri dari berbagai elemen yang


seringkali dioperasikan dan dikelola oleh berbagai institusi, baik secara

I - 15
nasional, provinsi, maupun Kabupaten/Kota. Sistem drainase perkotaan
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Drainase Makro, terdiri dari drainase primer dan sekunder yang
umumnya dioperasikan oleh Provinsi atau Balai. Jaringan drainase
makro ini bisa berupa sungai, drainase/saluran primer dan sekunder.
Dalam praktiknya, sistem ini tidak begitu memengaruhi pengelolaan
harian sistem sanitasi. Bahkan di kawasan area pertanian, sistem ini
biasanya dikelola secara tradisional untuk irigasi.
Sistem drainase di Kota Madiun menggunakan sistem gravitasi dan
sistem pemompaan dengan panjang saluran primer 15,484 km,
panjang saluran sekunder 59 km, dan saluran tersier 5,083 km.
Pengelolaan drainase Kota Madiun dibantu dengan tersedianya 8
rumah pompa yang sekaligus berfungsi sebagai pengendali banjir.

Gambar 1.9. Sungai Madiun di Kota Madiun


Saluran primer dan sekunder di Kota Madiun dapat dilihat di
Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Saluran Primer dan Saluran Sekunder di Kota Madiun

No Nama Saluran Jenis Saluran Panjang (Km)


1 Kali Madiun Primer 10,233
2 Kali Catur Primer 4,651
3 Kali Precet Primer 0,600
4 Saluran Slarangan Sekunder 2,375
5 Saluran Semar Mendem Sekunder 2,800
6 Saluran Terate Sekunder 12,720
7 Saluran Banjarejo Sekunder 3,557
8 Saluran Mojorejo Sekunder 1,090

I - 16
No Nama Saluran Jenis Saluran Panjang (Km)
9 Saluran Klegen Sekunder 1,550
10 Saluran Pelitatama Sekunder 2,220
11 Saluran Rejomulyo Sekunder 1,602
12 Saluran Maling Sekunder 1,032
13 Saluran Manisrejo Sekunder 4,310
14 Saluran Kanigoro Sekunder 1,470
15 Saluran Pilangbango Sekunder 2,448
16 Saluran Sono Sekunder 1,362
17 Saluran Nila Sekunder 0,912
18 Saluran Piring Sekunder 2,000
19 Saluran Nambangan Kidul Sekunder 1,600
20 Saluran Nambangan Lor Sekunder 2,200
21 Saluran Sumber Umis Sekunder 1,370
22 Saluran Kartini Sekunder 1,015
23 Saluran Pasar Sepuh Sekunder 0,500
24 Saluran Madiun Lor Sekunder 1,475
25 Saluran Patihan Lor Sekunder 0,435
26 Saluran Manguharjo Sekunder 0,772
27 Saluran Winongo Sekunder 1,819
28 Saluran Ngegong Sekunder 0,902
29 Saluran PG Rejoagung Sekunder 2,173
30 Saluran Taman Sekunder 1,295
31 Saluran Kranggan Sekunder 1,465
32 Saluran Mangudiprajan Sekunder 0,531

Untuk melakukan pengelolaan air permukaan terutama digunakan


pada saat musim kemarau maka di Kota Madiun terdapat embung
Pilangbango di Kecamatan Kartoharjo dengan luas lahan 2,20 Ha dengan
luas embung 1,1 Ha serta volume maksimum 41.937 m3. Embung ini
digunakan untuk pengairan pada lahan pertanian dan penggunaan
penampungan air luapan, sehingga dapat mengurangi banjir di Kota
Madiun.

I - 17
Gambar 1.10. Embung Pilangbango di Kota Madiun
2. Drainase Mikro/Tersier, umumnya direncanakan, dibangun, dan
dirawat oleh Pemerintah Kota Madiun, dan bahkan sering pula
melibatkan partisipasi masyarakat. Drainase tersier ini punya fungsi
ganda, yaitu: i) tempat pembuangan dan pengaliran grey water dan
bahkan black water yang belum dilakukan pengelolaan; dan ii)
penyaluran air hujan/limpasan saat musim hujan tiba. Kondisi saluran
drainase di Kota Madiun dapat dilihat pada Gambar 1.11.

A B

Gambar 1.11. Saluran Drainase di Kelurahan Patihan Kecamatan


Manguharjo (A) dan Saluran Drainase di Jln.
Diponegoro Kecamatan Manguharjo (Foto Juni
2021)

I - 18
1.2.6.2 Air Tanah
Kota Madiun merupakan salah satu daerah dengan laju
pembangunan yang cukup pesat sehingga diperlukan ketersediaan air
bersih yang memadai. Pengelolaan air bersih yang optimal diperlukan
untuk memenuhi tingkat kebutuhan penduduknya secara
berkesinambungan.
Keseluruhan dari sistem penyediaan air di Kota Madiun berasal
dari sumur dalam dan Sistem perpipaan diusahakan oleh PDAM Kota
Madiun. Tingkat pelayanan penduduk di PDAM Kota Madiun masih di
bawah kriteria ideal. Jumlah pelanggan air PDAM masih tergolong kurang
dibandingkan jumlah keseluruhan penduduk Kota Madiun. Pengelolaan
sistem penyediaan air bersih yang kurang optimal, diduga akan
mempengaruhi tingkat pelayanan air bersih Kota Madiun.

Tabel 1.2. Kapasitas Produksi Sumur Dalam


No. Nama Instansi Tahun Kapasitas Sumur
Pemasangan (lt/s)
1. Ngrowo 1 2008 40
2. Ngrowo 2 1996 40
3. Ngrowo 3 1999 40
4. Ngrowo 4 1985 30
5. Ngrowo 5 1996 30
6. Ngrowo 6 1999 40
7. Ngrowo 7 2006 40
8. Kapuas I 1974 40
9. Kapuas II 2004 40
10. Perumnas Ia 2002 40
11. Perumnas Ib 2003 30
12. Perumnas IIa 2007 40
13. Perumnas IIb 1996 30
14. P2AT 1974 30
15. Banjarejo 2000 40
16. Sidomakmur I 2005 40
17. Sidomakmur II 2006 40
18. Ngebong I 2006 40
19. Ngebong II 2007 30
20. Kebun 1995 30
21. Tawangrejo 2007 40

I - 19
Lingkup dari sistem transmisi di PDAM Kota Madiun adalah dari
sumber air baku menuju ke reservoir. Sistem transmisi pada PDAM Kota
Madiun meliputi penyaluran air dari sumber air baku menuju ke reservoir,
sehingga hanya terdapat pada 2 lokasi, yaitu pada lokasi Ngrowo dan
Kapuas. Sedangkan pada titik sumber air baku lain, tidak terdapat sistem
transmisi karena dari sumur dalam langsung dipompa dan distribusikan ke
pelanggan. Jumlah pelanggan PDAM di Kota Madiun pada Tahun 2018
berjumlah 36.992 rumah tangga, dengan air yang tersalurkan 9.706.814
m3, sedangkan Tahun 2021 terdapat 41.404 rumah tangga dan
10.398.270 m3 air yang tersalurkan (Lampiran Tabel 25 dan Tabel
25A). Pelanggan PDAM pada Tahun 2021 terbesar di Kecamatan Taman
dan terendah di Kecamatan Manguharjo, tetapi jumlah air yang
tersalurkan terbanyak di Kecamatan Kartoharjo dan terendah di
Kecamatan Taman. Untuk melihat perbandingan jumlah pelanggan dan air
yang tersalurkan dari PDAM, dapat dilihat pada Gambar 1.12 dan
Gambar 1.13.

Gambar 1.12. Jumlah RT Pengguna Air PDAM di Kota Madiun


Tahun 2018-2021

I - 20
Gambar 1.13. Banyaknya Air yang Tersalurkan oleh PDAM di Kota
Madiun Tahun 2018 -2021

Potensi air tanah dangkal di Kota Madiun dapat digambarkan


berdasarkan kedalam muka air tanah. Berdasarkan hasil kajian Tahun
2021 tentang Pemetaan Kondisi Air Tanah di Kota Madiun Tahun 2021
yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun, maka diperoleh
hasil bahwa muka air tanah di Kota Madiun mempunyai ketinggian antara
58,18 m dpal - 72,12 m dpal yang dapat disajikan dalam Peta Kontur Air
Tanah Dangkal pada Gambar 1.14.
Berdasarkan pada ketinggian muka air tanah dangkal maka pola
aliran air tanah dangkal di Kota Madiun, di setiap wilayah Kecamatan
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Wilayah Kecamatan Taman, aliran air tanah dari arah Tenggara
menuju Barat Laut, yang mempunyai hulu di Kelurahan Demangan,
Banjarejo, Manisrejo mengalir ke arah Kelurahan Nambangan Kidul dan
Nambangan Lor yang berakhir di aliran Sungai Madiun. Pola aliran air
tanah akan berubah arah selatan menuju ke utara mulai dari Kelurahan
Kejuron. Gradien hidrolik (perbedaan tinggi permukaan air tanah)
homogen dan terjadi secara gradual.

I - 21
2. Wilayah Kecamatan Kartoharjo, arah aliran air tanah dari selatan
menuju ke utara yang dimulai dari Kelurahan Kartoharjo, Klegen dan
Kanigoro yang berakhir di Kelurahan Tawangrejo dan Kelun. Gradien
hidrolik (perbedaan tinggi permukaan air tanah) heterogen, sebelah
selatan mempunyai garadien hidrolik yang tinggi, sedangkan bagian
utara mempunyai gradien hidrolik yang rendah.
3. Wilayah Kecamatan Manguharjo, arah aliran air tanah dangkal
mempunyai 2 (dua) pola yaitu: (a) Sebelah barat Sungai Madiun
mempunyai arah aliran air tanah dari barat ke timur dari Kelurahan
Ngegong dan Manguharjo mengarah ke Kelurahan Winongo, dengan
gradien hidrolik yang sedang dan (b) Sebelah timur Sungai Madiun arah
alirannya dari tenggara menuju barat laut serta dari selatan mengalir ke
utara, dengan gradien hidrolik yang tinggi. Arah Aliran Air Tanah
dangkal di Kota Madiun dapat dilihat pada Gambar 1.15.

Gambar 1.14. Peta Kontur Air Tanah Dangkal di Kota Madiun

I - 22
Gambar 1.15. Peta Arah Aliran Air Tanah di Kota Madiun

Pemanfaatan air tanah di wilayah perkotaan untuk mencukupi


aktivitas manusia, akan memberikan tekanan terhadap
potensi/ketersediaan air tanah yang dapat digambarkan melalui pola
cekungan permukaan air tanahnya. Kondisi yang terjadi di Kota Madiun
ditunjukkan pada Gambar 1.14.

1.2.7. Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah semua
kehidupan di atas bumi ini baik tumbuhan, hewan, jamur dan
mikroorganisme serta berbagai materi genetik yang dikandungnya dan
keanekaragaman sistem ekologi di mana mereka hidup. Termasuk
didalamnya kelimpahan dan keanekaragaman genetik relatif dari
organisme-organisme yang berasal dari semua habitat baik yang ada di
darat, laut maupun sistem-sistem perairan lainnya. Keanekaragaman
hayati berperan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dasar

I - 23
masyarakat seperti sandang, pangan, papan, obat-obatan dan bahan
bakar. Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lebih luas yaitu
berperan dalam pengaturan kondisi lingkungan seperti kesuburan tanah,
hidrologi, suhu, kelembaban dan pengendalian pencemaran udara. Potensi
keanekaragaman hayati yang sangat besar ini belum sepenuhnya
dimanfaatkan dengan baik, bahkan pada tahun-tahun terakhir ini terjadi
kemerosotan keanekaragaman hayati akibat dari eksploitasi yang
berlebihan sehingga dapat menyebabkan penurunan dalam hal jenis serta
populasinya bahkan menyebabkan kepunahan. Keanekaragaman hayati
merupakan aset bagi pembangunan nasional dan daerah sehingga
diperlukan pengelolaan secara terpadu, baik antar sektor maupun antar
tingkat pemerintahan.
1. Jumlah Spesies Flora yang Diketahui dan Dilindungi
Suatu jenis tumbuhan dan satwa wajib ditetapkan dalam
golongan yang dilindungi apabila telah memenuhi kriteria:
a) Mempunyai populasi yang kecil.
b) Adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam.
c) Daerah penyebaran yang terbatas (endemik).
Suatu jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi dapat diubah
statusnya menjadi tidak dilindungi apabila populasinya telah mencapai
tingkat pertumbuhan tertentu sehingga jenis yang bersangkutan tidak
lagi termasuk kategori jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

2. Jumlah Spesies Fauna yang Diketahui dan Dilindungi


Fauna Identitas Kota Madiun merupakan fauna khas yang
menjadi maskot yaitu Kepodang Batu (Oriolus chinensis maculatus)
yang disebut juga Kepudang Kuduk Hitam (Gambar 1.16), Dendang
Selayang, Kunyit Besar, Kunyit Selayang, atau Black-naped Oriole.

I - 24
Gambar 1.16. Kepodang Batu (Oriolus chinensis maculatus)

Flora Identitas Kota Madiun yang merupakan tumbuhan khas


yang menjadi maskot kota Jeruk Nambangan (Citrus maxima kultivar
nambangan) atau Jeruk Pamelo (Gambar 1.17).

Gambar 1.17. Jeruk Nambangan (Citrus maxima kultivar nambangan)


atau Jeruk Pamelo
1.2.8. Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar di suatu kota apabila dapat
dilakukan pengelolaan dengan baik maka akan menjadi sumberdaya
manusia, yang dapat melakukan perlindungan dan pengelolaan terhadap
lingkungan hidup secara optimal. Peningkatan jumlah penduduk diikuti
dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan
kebutuhan akan barang, jasa, dan tempat tinggal meningkat dan
menuntut tambahan sarana dan prasarana untuk melayani keperluan
masyarakat. Meningkatnya jumlah penduduk berpotensi mempunyai
dampak terhadap lingkungan tempat tinggal seperti: peningkatan

I - 25
penyediaan air bersih, limbah padat dan limbah cair. Akan tetapi, alam
memiliki daya dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-
menerus meningkat tersebut akan menyebabkan penggunaan sumber
daya alam sulit dikontrol. Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
terkendali tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup.
Jumlah penduduk di Kota Madiun tahun 2018 sebanyak 209.797
jiwa, dan tahun 2019 jumlah penduduk 210.115 jiwa. Sedangkan pada
Tahun 2020 akan mengalami penurunan dengan jumlah penduduk
209.950 jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan Kembali pada Tahun
2021 yaitu berjumlah 201.452 jiwa (Lampiran Tabel 45). Kecamatan
Taman mempunyai jumlah penduduk terbanyak, sedangkan Kecamatan
Kartoharjo mempunyai jumlah yang terkecil. Jumlah penduduk di Kota
Madiun Tahun 2018 – 2021 dapat dilihat pada Gambar 1.18.

Gambar 1.18. Jumlah Penduduk Kota Madiun Setiap Kecamatan dari


Tahun 2018-2021

1.2.9. Sosial
Kesadaran manusia terhadap upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman terhadap
dampak positip dan negatif dari pembangunan. Semakin tinggi pendidikan
maka tingkat pemahaman terhadap perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup semakin tinggi, sehingga diharapkan kepedulian
terhadap lingkugan hidup semain besar.

I - 26
Keberhasilan pembangunan suatu wilayah ditentukan oleh sumber
daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari indikator pendidikan dan
kesehatan. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas
SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus
diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada
penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk
mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas
pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk menurut partisipasi
sekolah. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu wilayah biasa
dikenal beberapa indikator untuk mengetahuinya, antara lain: Angka
Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka
Partisipasi Murni (APM). APK adalah perbandingan antara siswa pada
jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah dan
dinyatakan dalam persentase. APM adalah perbandingan antara siswa usia
sekolah tertentu pada jenjang pendidikan dengan penduduk usia yang
sesuai dan dinyatakan dalam persentase.
Pada Tahun 2020 dan Tahun 2021 di Kota Madiun APM dan APK
untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA disajikan pada
Gambar 1.19 dan Gambar 1.20.

Sumber: BPS Kota Madiun Tahun 2020

Gambar 1.19. Angka Partisipasi Murni (APM) pada Setiap Jenjang


Pendidikan di Kota Madiun Tahun 2020 – Tahun 2021

I - 27
Sumber: BPS Kota Madiun Tahun 2020
Gambar 1.20. Angka Partisipasi Kasar (APM) pada Setiap Jenjang
Pendidikan di Kota Madiun Tahun 2020 – Tahun 2021

Kualitas manusia dapat dicerminkan dari tingkat kesehatan


masyarakat, yang berkaitan dengan ketersediaan fasilitas kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Madiun Tahun 2021 antara lain:
Rumah Sakit 8 unit, Rumah Sakit Bersalin 0 unit, Puskesmas 6 unit,
Posyandu 270 unit, Klinik 27 unit, Apotek 82 unit, dan Toko Obat 1 unit.
Tenaga medis yang tersedia Dokter 208 orang, Perawat 1.219 orang,
Bidan 331 orang, dan Ahli Farmasi 391 orang. Jumlah tenaga non medis di
Kota Madiun tahun 2021 antara lain: Ahli Gizi 62 orang, Teknisi Medis 111
orang, Sanitarian 40 orang, dan Kesehatan Masyarakat 58 orang. Pada
Tahun 2021 penyakit yang diderita oleh penduduk Kota Madiun yang
terangkum dalam 10 besar penyakit dapat dilihat pada Gambar 1.21.

I - 28
Gambar 1.21. Penyakit yang Diderita oleh Penduduk Kota Madiun Tahun
2021 (Dalam 10 Besar Penyakit)

1.2.10. Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu
indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam
suatu periode tertentu. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar
harga berlaku dan atas dasar harga konstan, untuk dapat melihat
pendapatan yang dihasilkan dari lapangan usaha (sektoral) maupun
dari sisi penggunaan. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk
mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan
struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun
atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga
Nilai PDRB Kota Madiun atas dasar harga konstan dan atas
dasar harga berlaku tersaji pada Gambar 1.22 dan Gambar
1.23.

I - 29
Gambar 1.22. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kota
Madiun Tahun 2021

Gambar 1.23. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Madiun
Tahun 2021

I - 30
Berdasarkan Gambar 1.18 dan Gambar 1.19, nilai PDRB atas
dasar harga konstan paling besar sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 32,25% dan yang terkecil sektor listrik, gas, dan
air bersih sebesar 0,37%. PDRB atas dasar harga berlaku paling
besar juga terdapat pada sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 30,13% dan yang terkecil sektor industri pengolahan
sebesar 0,30%.

1.3. Proses Penyusunan dan Perumusan Isu Prioritas

1.3.1. Visi dan Misi Pembangunan


Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Kota Madiun dapat
tergambarkan dalam visi dan misinya Kota Madiun Tahun 2019 – 2024.
Visi Pemerintah Kota Madiun adalah: Terwujudnya Pemerintahan
Bersih Berwibawa Menuju Masyarakat Sejahtera. Visi tersebut
dijabarkan melalui Misi yaitu: (1) Mewujudkan Pemerintahan yang Baik
(good governance), (2) Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan
Lingkungan, (3) Meningkatkan Hidup Masyarakat Kota Madiun dan (4)
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dan Meratakan Tingkat Kesejahteraan
Masyarakat Kota Madiun. Berdasarkan Misi tersebut maka pelaksanaan
pembangunan Kota Madiun terjabarkan dalam “PANCA KARYA” dengan
dibuat slogan “PENDEKAR” (PINTAR-MELAYANI, MEMBANGUN-PEDULI-
TERBUKA-KARISMATIK).

1.3.2. Proses Penyusunan dan Perumusan Isu Prioritas


Isu lingkungan hidup memiliki dimensi yang sangat luas karena
berkaitan dengan berbagai sendi-sendi kehidupan umat manusia di
permukaan bumi sehingga jumlah isu lingkungan di suatu daerah bisa
sangat banyak. Namun demikian, dalam rangka efektifitas dan efisiensi
penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah (IKPLHD) Kota Madiun Tahun 2021. Isu lingkungan hidup yang
akan dibahas secara mendalam adalah yang bersifat utama atau yang

I - 31
menjadi prioritas. Isu prioritas merupakan isu utama yang menjadi
prioritas dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerah.
Permasalahan lingkungan yang menjadi isu prioritas di dalam
Dokumen IKPLHD Kota Madiun Tahun 2021 apabila:
1. Memiliki relevansi tinggi terhadap kepentingan wilayah,
2. Menyangkut hajat hidup orang banyak,
3. Menjadi fokus perhatian utama di wilayah,
4. Dapat bersifat lintas sektor atau lintas wilayah,
5. Dapat menjadi isu bersama atau isu spesifik,
6. Dapat sedang berlangsung (empiric) atau dipercaya akan terjadi
(fenomena),
7. Berpotensi menimbulkan dampak negatif berjangka panjang, jika tidak
ditangani,
8. Berpotensi menimbulkan dampak kumulatif dan efek berganda, dan
9. Berpotensi mengganggu pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
Prosedur penetapan isu prioritas dengan melakukan Focus Group
Dicusion (FGD) yang melibatkan pemangku kepentingan yang meliputi:
Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Perguruan Tinggi, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengemukakan daftar panjang isu-isu pembangunan berkelanjutan di
Kota Madiun yang disampaikan oleh setiap pemangku kepentingan,
2. Melakukan diskusi internal untuk mengumpulkan dan menyajikan data
dan informasi berdasarkan dokumen-dokumen dari setiap isu
pembangunan berkelanjutan,
3. Melakukan pelingkupan dari semua daftar panjang isu-isu
pembangunan berkelanjutan dengan memberikan pertimbangan pada
setiap kriteria yang digunakan (dampak kumulatif, lintas sektoral, lintas
wilayah, dampak jangka panjang dan dampak yang berkaitan dengan
komponen lingkungan hidup yang lain,

I - 32
4. Menetapkan 4 (lima) isu prioritas berdasarkan hasil FGD yaitu: (1)
Pengelolaan Sampah, (2) Kualitas Air, (3) Ruang Terbuka Hijau, dan (4)
Kualitas Udara,
5. Isu prioritas lingkungan hidup tersebut ditetapkan oleh Walikota Madiun
dan akan menjadi prioritas penanganan dalam program dan kegiatan
Pemerintah Kota Madiun kedepannya,
6. Tim penyusun Dokumen IKPLHD Kota Madiun melakukan pengumpulan
data dan informasi terkait isu prioritas lingkungan hidup di Kota Madiun
yang dianalisis dengan menggunakan metode Driving Force, Pressure,
State, Impact, dan Response (DPSIR),
7. Melakukan identifikasi inovasi daerah Kota Madiun dalam pengelolaan
lingkungan hidup, dan
8. Melakukan perumusan rencana tindak yang mempunyai implikasi
kepada kebijakan Kepala Daerah.

1.4. Maksud dan Tujuan

1.4.1. Maksud
Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(IKPLHD) dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan dan
kecenderungan kondisi lingkungan. Pelaporan yang rutin akan menjamin
akses informasi lingkungan yang terkini dan akurat secara ilmiah bagi
publik, industri, organisasi non-pemerintah serta semua tingkatan lembaga
pemerintah.
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(DIKPLHD) juga akan menyediakan referensi dasar tentang keadaan
lingkungan bagi pengambil kebijakan sehingga akan memungkinkan
diambilnya kebijakan yang baik dalam rangka mempertahankan proses
ekologis serta meningkatkan kualitas kehidupan di masa kini dan masa
datang.

I - 33
1.4.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan dari Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kota Madiun yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman stake holder terhadap
kecenderungan dan kondisi lingkungan hidup;
2. Menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan hidup saat ini dan
kecenderungannya di masa mendatang bagi publik, pemerintah dan
organisasi non-pemerintah;
3. Menyediakan data dasar bagi pengambilan kebijakan pada semua
tingkat untuk memperbaiki kualitas lingkungan;
4. Memberikan gambaran kinerja pemerintah kota dalam melakukan
pengelolaan lingkungan hidup;
5. Melaporkan keefektifan kebijakan dan program yang dirancang untuk
menjawab perubahan lingkungan hidup, termasuk kemajuan dalam
mencapai standar dan target lingkungan hidup;
6. Sarana evaluasi kinerja perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang dilakukan oleh pengambil kebijakan.
Sebagai suatu infromasi tentang lingkungan hidup yang
komprehensif, Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(IKPLHD) sejatinya disusun dan diterbitkan sebagai suatu publikasi yang
dapat dijadikan sebagai:
1. Benchmark data tentang lingkungan hidup;
2. Parameter Kunci (key parameters) Lingkungan Hidup;
3. Informasi mengenai perkembangan Lingkungan Hidup di masa lalu dan
ke depan (trend);
4. Acuan kebijakan pembangunan secara menyeluruh.
Manfaat dengan adanya Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) di Kota Madiun adalah:
1. Data IKPLHD menjadi dasar bagi penetapan kebijakan dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Madiun;
2. Menjadi salah satu acuan data dalam penyusunan kajian dan

I - 34
penelitian oleh instansi terkait,
3. Menjadi data utama dalam penyusunan dokumen non fisik penilaian
Adipura.

1.5. Ruang Lingkup Penulisan


Sistematika penyajian dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu
bagian awal, bagian utama dan bagian akhir.
A. Bagian Awal
Bagian awal terdiri atas :
1. Sampul memuat Judul dan Nama Instansi penyusun.
2. Pernyataan memuat pernyataan bahwa isu prioritas Kota Madiun
dirumuskan dengan melibatkan para pemangku kepentingan di
daerah. Pernyataan ditandatangani oleh Walikota Madiun.
3. Kata Pengantar, uraian singkat penyusunan dokumen termasuk
proses penyusunannya ditandatangani oleh Walikota Madiun.
4. Fakta Integritas
5. Surat Pernyataan Mengenai Inovasi
6. Daftar Isi
7. Daftar Tabel
8. Daftar Gambar
9. Daftar Lampiran

B. Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Profil atau Keadaan Umum Daerah
1.3. Proses Penyusunan dan Perumusan Isu Prioritas
1.4. Maksud dan Tujuan
1.5. Ruang Lingkup Penulisan

I - 35
BAB II ANALISIS DRIVING FORCE, PRESSURE, STATE,
IMPACT, DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
2.1. Tata Guna Lahan
2.2. Kualitas Air
2.3. Kualitas Udara
2.4. Resiko Bencana
2.5. Perkotaan
2.6. Tata Kelola

BAB III ISU PRIORITAS


3.1. Pengelolaan Sampah
3.2. Kualitas Air
3.3. Ruang Terbuka Hijau
3.4. Kualitas Udara

BAB IV INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

C. Bagian Akhir
1. Lampiran Perhitungan Data
2. Peta
3. Foto
4. Keputusan Walikota terkait IKPLHD
5. Daftar Riwayat Hidup Tim Penyusun

I - 36
Model yang digunakan untuk menemukan hubungan sebab-
akibat antara sistem lingkungan dan sistem manusia, telah banyak
dikembangkan. Kerangka analisis pendekatan Driving Force – Pressure –
State – Impact – Response (DPSIR), yang dipilih dalam mengkaji isu
lingkungan hidup. Pendekatan DPSIR mulai diterapkan di Eropa pada
tahun 1993 oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi
(Organization for Economic Co-operation and Development) dan
digunakan secara ekstensif oleh Badan Lingkungan Eropa (European
Environmental Agency) pada tahun 1995 dan Badan Lingkungan Inggris
(U.K. Environmental Agency). Smeets dan Waterings (1999) menjelaskan
bahwa model ini bertujuan untuk membantu para pembuat kebijakan
memahami atas informasi yang terkait. Model ini memberikan
pemahaman akan suatu sistem secara menyeluruh dan membantu dalam
fasilitasi proses intervensi dan penyusunan kebijakan yang selanjutkan
akan dilakukan oleh suatu lembaga. Model Driving Force – Pressure –
State – Impact – Response (DPSIR) merupakan pengembangan dari
model analisis Driving Force – State – Response (DSR) dan Pressure –
State – Response (PSR).
Analisis Driving Force – Pressure – State – Impact – Response
(DPSIR) terdiri dari 5 bagian yaitu:

(a) Driving forces (faktor pemicu) menjelaskan tentang isu-isu yang


sedang terjadi di masyarakat dan lingkungannya diantaranya kondisi
demografi, sosial-ekonomi termasuk perubahan dalam gaya hidup
yang akan berpengaruh terhadap pola produksi dan konsumsi
masyarakat. Dalam melaksanakan perubahan yang sama di seluruh

II - 1
tingkatan, terdapat primary driving forces dan secondary driving
forces yang saling mendukung kebutuhan masing-masing. Primary
driving forces dapat berupa pertumbuhan dan pengembangan
populasi dan aktivitas dari setiap individu, serta dapat menyebabkan
perubahan di seluruh tingkatan produksi dan konsumsi. Sedangkan
secondary driving forces dapat berupa alat transportasi, tempat
hiburan dan budaya.
(b) Pressure (tekanan) merupakan jawaban terhadap pertanyaan
mengapa terjadi permasalahan tersebut dengan adanya faktor pemicu
(driving forces). Driving forces membawa aktivitas-aktivitas manusia
seperti transportasi dan produksi makanan untuk memenuhi
kebutuhan manusia, mempengaruhi lingkungan, sebagai akibat dari
proses produksi atau konsumsi.
(c) State (kondisi eksisting) menjelaskan mengenai apa yang terjadi
dan kondisi lingkungan pada saat ini (rona lingkungan hidup).
Aktivitas-aktivitas manusia yang kompleks dan bermacam-macam
memaksa terjadi perubahan terhadap lahan dan menimbulkan emisi,
maka keadaan dari lingkungan akan terpengaruh. Pengaruh yang
ditimbulkan menyebabkan kualitas dan kuantitas dari kondisi fisika-
kimia-biologi, mengalami perubahan, yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap perikehidupan manusia.
(d) Impact (dampak) merupakan dampak yang timbul dengan adanya
isu lingkungan dan pengelolaan isu lingkungan. Perubahan keadaan
fisika, kimia dan biologi dari lingkungan, maka akan berpengaruh
terhadap fungsi dari lingkungan tersebut, misalnya kualitas
ekosistem, kesehatan manusia, ketersediaan sumber daya dan
biodiversity. Impact digunakan untuk mendeskripsikan perubahan-
perubahan, dalam kondisi ini saat ini. Suatu keadaan bisa dikatakan
impact jika ketersediaan spesies di udara, air dan darat berubah dan
dapat mempengaruhi manusia serta kesehatannya dalam
menggunakan sumber daya.

II - 2
(e) Response (tanggapan) adalah segala sesuatu yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dengan
melibatkan para pelaku kepentingan (stakeholder). Response mengacu
kepada respon-respon dari masyarakat yang dilakukan secara individu
maupun berkelompok. Dalam response ada yang dapat bersifat negatif
dan positip. Beberapa respon-respon dari masyarakat akan ditanggapi
sebagai respon negatif karena respon-respon tersebut bertujuan
membuat model baru yang lebih umum dalam pola konsumsi dan
produksi. Respon – respon lain akan ditanggapi sebagai respon positif
apabila bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dari produk-produk
dan proses-proses, melalui pengembangan dan pelaksanaan teknologi
yang sehat untuk masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka metode analisis Driving
Force – Pressure – State – Impact – Response (DPSIR), dapat ditunjukkan
pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Kerangka Driving - Force – Pressure – State – Impact –


Response (DPSIR) (Sumber:EEA,2011)
Isu prioritas lingkungan hidup daerah merupakan pengambaran
dari perubahan kondisi lingkungan yang terjadi di daerah sebagai akibat

II - 3
dari berbagai macam kegiatan yang telah dilakukan oleh manusia
sehingga terjadinya penurunan kualitas fungsi lingkungan, yang dapat
berupa penurunan kualitas air, penurunan kualitas udara, perubahan
sumberdaya alam, tataguna lahan dan tata kelola lingkungan, sehingga
menimbulkan risiko bencana alam dan sosial bagi kehidupan manusia.
Untuk mengambil kebijakan dalam rangka mengantisipasi dampak
dari perubahan kondisi lingkungan, maka perlu diketahui apa penyebab
utama perubahan itu terjadi, diperlukan suatu analisis dengan
menggunakan metode DPSIR (Driving Force – Pressure – State – Impact
– Response ).
Isu lingkungan hidup di Kota Madiun memiliki dimensi yang
sangat luas karena berkaitan dengan berbagai sendi-sendi kehidupan
penduduk di wilayah tersebut. Namun demikian, dalam rangka efektifitas
dan efisiensi uraiannya dapat secara umum dikategorikan ke dalam : (1)
Tata Guna lahan, (2) Kualitas Air, (3) Kualitas Udara, (4) Risiko Bencana,
dan (4) Perkotaan dan Tata Kelola. Analisis DPSIR terhadap isu
lingkungan di Kota Madiun Tahun 2021 diuraikan diberikut ini.

2.1. Tata Guna Lahan


Peningkatan kebutuhan akan lahan dipengaruhi oleh semakin
beragamnya fungsi di kawasan perkotaan (pemerintahan, perdagangan
dan jasa, industri), ketersediaan fasilitas umum yang memadai dan
kemudahan aksesibilitas yang tinggi. Pesatnya pembangunan di wilayah
perkotaan memberi pengaruh terhadap luasan dan perubahan fungsi
lahannya. Dikaitkan dengan luasan lahan yang terbatas, perkembangan
kegiatan di kawasan perkotaan ini menimbulkan dampak perubahan
penggunaan lahan dengan intensitas yang semakin meningkat. Pada
kawasan pusat kota perubahan penggunaan lahan terjadi pada lahan
perumahan yang menjadi lahan non perumahan seperti perdagangan dan
jasa komersial, sedangkan dipinggir kota terjadi perubahan penggunaan
lahan pertanian menjadi lahan untuk permukiman. Tingginya

II - 4
pembangunan di kawasan perkotaan seringkali mengorbankan lahan tak
terbangun termasuk lahan yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau
(RTH).
Dalam Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang dan dipertegas dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 21
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, telah
dipersyaratkan bahwa kebutuhan RTH perkotaan sebesar 30% dari luas
total kota, terdiri dari 20% RTH publik dan 10 % RTH Privat. Oleh sebab
itu diperlukan upaya mewujudkannya mulai dari lingkup terkecil dalam
sebuah kawasan. Kebijakan penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
dilatarbelakangi oleh berbagai hal diantaranya dorongan kebutuhan ruang
publik dan terjaganya ekosistem lingkungan perkotaan. RTH juga
merupakan fasilitas umum yang mengandung banyak manfaat bagi
masyarakat di kawasan perkotaan dimana RTH dapat mengakomodasi
kebutuhan tempat interaksi sosial, sarana olahraga dan ruang rekreasi,
bahkan sekarang telah terdapat untuk fungsi edukasi.

2.1.1. Pemicu (Driving Force)


Keberadaan Kota Madiun merupakan salah satu pusat pelayanan
skala wilayah di bagian barat Provinsi Jawa Timur dengan wilayah
pelayanan meliputi Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten
Ngawi, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Pacitan. Sebagai pusat
pelayanan skala wilayah, Kota Madiun harus mampu menyediakan
pelayanan skala regional untuk wilayah sekitarnya. Penggunaan lahan di
perkotaan harus sesuai dengan kebutuhan sosial ekonomi serta selaras
dengan kepentingan umum, sehingga selain perumahan yang harus
tersedia juga prasarana sosial yang cukup seperti prasarana yang
diperlukan dalam mencari nafkah, keindahan dan keamanan (Jayadinata
:1999). Pembangunan fasilitas – fasilitas pelayanan yang meliputi fasilitas
kesehatan, pendidikan, pemerintahan, keuangan, dan lainnya cenderung
berada di pusat perkotaan. Ketersediaan fasilitas – fasilitas tersebut

II - 5
mampu meningkatkan peningkatan kegiatan perekonomian dan
berdampak pada meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kepadatan
bangunan di pusat kota. Jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk dan
kepadatan penduduk di Kota Madiun disajikan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk


dan Kepadatan Penduduk Kota Madiun Tahun 2020 - 2021
(Tabel-45 Lampiran Dokumen IKPLHD Kota Madiun 2021)
Tataguna lahan dari setiap tahun secara umum cenderung
mengalami perubahan peruntukannya yaitu terjadinya alih fungsi lahan
pertanian dan perkebunan menjadi permukiman dan industri serta
berubahnya fungsi lahan yang semula daerah resapan air menjadi
kawasan terbangun. Kondisi ini dipicu oleh adanya:
1. Kebutuhan penduduk terhadap lahan yang semakin banyak secara
kualitas dan kuantitasnya.
2. Kota Madiun, sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah di sekitarnya
memberikan konsekensi untuk dapat mencukupi pelayanan ekonomi,
sosial, pendidikan dan fasilitas kesehatan.
3. Perekonomian Kota Madiun sebagai sumbangan terbesar berasal dari
sektor kegiatan non alam, sehingga menuntut ketersediaan sarana dan
prasarana semakin lengkap dan berkualitas.

II - 6
4. Keberadaan jalur jalan bebas hambatan (jalan tol), sehingga
mempermudah melakukan pergerakan manusia, barang dan jasa, yang
berdampak terhadap kebutuhan ruang sebagai fasilitas pendukung.
Kegiatan pembangunan tersebut apabila tidak memperhatikan
aspek lingkungan hidup yang tercermin dalam tata ruang Kota Madiun
maka alih fungsi lahan, akan menjadi permasalahan lingkungan hidup
yang pada akhirnya akan berdampak timbulnya kerusakan lahan, konflik
sosial dan bencana alam.

2.1.2. Tekanan (Pressure)


Pressure terkait tata guna lahan di Kota Madiun adalah adalah :
(1) Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan di Kota Madiun cenderung
tetap/stagnan, walaupun terjadi peningkatan RTH tetapi tidak signifikan,
(2) Adanya kegiatan seperti industri dan permukiman berpotensi
menimbulkan alih fungsi lahan, dan (3) Terjadinya pertambahan jumlah
penduduk secara tidak langsung akan meningkatkan kebutuhan manusia
akan sandang, pangan, dan papan. Dalam memenuhi kebutuhan
penduduk tersebut juga akan memicu perkembangan pembangunan yang
mendorong terjadinya perubahan tata guna lahan.
Pada dasarnya pembangunan memanfaatkan sumber daya alam
secara kontinyu guna meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
rakyat. Disisi lain ketersediaan sumber daya alam terbatas baik secara
kualitas maupun kuantitas. Sedangkan permintaan akan sumber daya
alam tersebut semakin lama semakin meningkat akibat meningkatnya
kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang
semakin meningkat dan beragam termasuk kebutuhan lahan. Adapun
jumlah penduduk Kota Madiun tahun 2017 sebanyak 209.809 jiwa, tahun
2018 sebanyak 209.797 jiwa, dan tahun 2019 jumlah penduduk 210.115
jiwa. Sedangkan pada Tahun 2020 mengalami penurunan dengan jumlah
penduduk 209.950 jiwa dan mengalami penurunan kembali pada tahun

II - 7
2021 dengan jumlah penduduk 201.452 jiwa. (Lampiran Tabel 45B).
Peningkatan tersebut dapat disajikan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Jumlah Penduduk Kota Madiun Tahun 2017 – 2021


Peningkatan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk akan
memberikan konsekuensi terjadinya tekanan terhadap lahan semakin
tinggi yang ditandai dengan ruang terbuka hijau privat dan publik semakin
sempit atau berkurang. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap kondisi
hidrologi khususnya kemampuan penyerapan air hujan berkurang
sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan yang berpotensi
menyumbang debit banjir pada saluran drainase yang ada di kawasan
perkotaan. Selain itu terjadi pengurangan vegetasi, sehingga berimplikasi
terhadap penurunan sumber oksigen dan fungsi klimatologis yang lainnya,
seperti peningkatan temperatur udara. Kondisi akan berdampak terhadap
kenyamanan perkotaan sebagai tempat hunian atau layak huni (livable
city).

2.1.3. Kondisi (State)


a) Luasan RTH
Data yang didapat pada Tahun 2020, terhitung luas total RTH
di Kota Madiun adalah 626,78 Ha (18,86% dari luas Kota Madiun).
Pada Tahun 2021 luas tersebut mengalami peningkatan menjadi 627
Ha. Luas RTH tersebut hanya 18,87 % dari luas keseluruhan Kota

II - 8
Madiun, sehingga masih belum mencukupi dari ketentuan yang ada
minimal seluas 30%. Luas RTH publik dan privat di Kota Madiun
disajikan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Luas RTH Kota Madiun Tahun 2019 - 2021

Kota Madiun dengan total luas 3.323 Ha seharusnya


mempunyai RTH seluas 996,9 Ha. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota
Madiun terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat. RTH Publik mempunyai
persentase sebanyak 8,81% sedangkan RTH Privat 10,06 %. Secara
kuantitas RTH di Kota Madiun tidak mengalami peningkatan, tetapi
secara kualitas telah terjadi perbaikan yang terkait dengan penataan
terhadap keindahan dan fungsinya. Kondisi RTH yang ada di Kota
Madiun dapat dilihat pada Gambar 2.5.

a b

II - 9
c d

e f

Gambar 2.5. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Madiun, RTH Jl.
Kartini (a), RTH Alun-alun (b), RTH Demangan (c), RTH
Taman Balikota (d), RTH Taman Bantaran (e) dan
Ngrowo Bening Edu Park (f).
b) Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama
1. Luas Lahan Non Pertanian
Wilayah Kota Madiun yang merupakan perkotaan maka
sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan non pertanian
mencapai 2.383,06 Ha atau 70% dari total luas wilayah Kota
Madiun.

Gambar 2.6. Luas Lahan Non Pertanian di Kota Madiun


Tahun 2020-2021

II - 10
Lahan non pertanian ini digunakan untuk pembangunan
permukiman, industri atau pabrik, kawasan perkantoran,
pendidikan, makam dan fasilitas umum. Kecamatan Taman
memiliki wilayah paling luas untuk lahan non pertanian yaitu
seluas 917,37 Ha, meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 915,49
Ha. Luas lahan non pertanian di Kecamatan Kartoharjo juga
mengalami peningkatan dari 663,55 Ha menjadi 667,27 Ha. Hal
yang sama juga terjadi pada Kecamatan Manguharjo, terjadi
peningkatan luas lahan non pertanian di Kecamatan Manguharjo
yaitu dari 796,32 Ha menjadi 798,42 Ha.
2. Luas Lahan Sawah
Perkembangan fisik Kota Madiun yang relatif cepat maka
harus didukung dengan penyediaan lahan untuk pengembangan,
sehingga perlu adanya usaha untuk mempertahankan kawasan
pertanian sebagai lahan abadi. Kawasan pertanian yang
dipertahankan ini yakni kawasan pertanian di sekitar pinggiran
kota, terutama yang berada di sebelah barat daya Sungai Madiun
meliputi sawah di Kelurahan Kejuron dan Kelurahan
Pangongangan. Sedangkan yang berada di sebelah selatan Sungai
Catur yaitu sawah di Kelurahan Kuncen, Kelurahan Demangan,
Kelurahan Josenan dan Nambangan Lor.

Gambar 2.7. Luas Lahan Sawah di Kota Madiun Tahun 2020-2021

II - 11
Berdasarkan data dari Kantor Pertanahan Kota Madiun
pada Tahun 2021 diketahui bahwa luas lahan sawah sebesar
1.077,55 Ha atau menurun dari angka sebelumnya pada tahun
2020 yaitu 1.085,23 Ha. Lahan sawah terluas berada di
Kecamatan Kartoharjo yaitu 447,31 Ha, sedangkan luasan sawah
paling kecil berada di Kecamatan Taman yaitu 249,54 Ha.
3. Luas Lahan Hutan
Kota Madiun hanya mempunyai Hutan Kota, yaitu
kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, dan memelihara
kesuburan tanah.

Gambar 2.8. Luas Lahan Hutan di Kota Madiun Tahun 2020-2021

Berdasarkan Gambar 2.8, dapat dilihat bahwa tidak


terjadi perubahan luasan Hutan Kota yang ada di Kota Madiun
pada Tahun 2020 dan Tahun 2021, tetapi secara kualitas
mengalami penataan yang lebih baik.
c) Indeks Tutupan Lahan
Indeks tutupan lahan di Kota Madiun tidak hanya
diperhitungkan dari tutupan hutan saja tetapi juga lahan perkebunan.
Selain dari hutan kota dan perkebunan, tutupan lahan juga

II - 12
diperhitungkan dari taman pada jalur jalan kota, taman pada
monumen dan gerbang kota, taman pada makam dan lapangan
olahraga, taman lintasan kereta api, taman kantor, taman gedung
komersial, daerah penyangga industri, sempadan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT), sempadan sungai dan sempadan mata air.
Total luas tutupan lahan tersebut sekitar 627 Ha atau sekitar 18,87%
dari luas wilayah Kota Madiun.
Hasil perhitungan menunjukkan Indeks Kualitas Tutupan
Lahan (IKTL) Tahun 2021 di Kota Madiun sebesar 24,11 yang berada
pada skala waspada dan perlu mendapat perhatian. Kondisi ini
karena Kota Madiun mempunyai luasan yang sangat kecil dan
merupakan kawasan padat penduduk, sehingga sebagian besar
wilayah Kota Madiun didominasi oleh area/kawasan terbangun.

2.1.4. Dampak (Impact)


Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian dan adanya
pertambahan jumlah penduduk menyebabkan terjadinya perubahan Tata
Guna Lahan atau struktur sosial dan ekonomi di masyarakat. Masyarakat
yang sebagian besar sebelumnya bermata pencarian sebagai petani
berubah menjadi non petani, masyarakat yang sebelumnya bercirikan
desa bergeser menjadi masyarakat sub urban dengan masuknya
penduduk dari luar wilayah tersebut dan perkembangan fasilitas yang ada.
Kecenderungan bekerja di sektor non pertanian akan membuat lahan-
lahan akan bergeser menjadi lahan non pertanian sehingga akan
mengurangi RTH di Kota Madiun.
Pengurangan RTH akan berdampak pada komponen
hidroklimatologis yaitu:
1. Perubahan penggunaan lahan dari lahan non terbangun menjadi lahan
terbangun, maka akan mengurangi curah hujan yang mengalami proses
infiltrasi dan perkolasi, sehingga terjadi pengurangan pasokan
(recharge) air hujan terhadap air tanah. Sebaliknya dengan perubahan

II - 13
tata guna lahan, dari lapisan permukaan tanah yang bersifat lapisan
lolos air menjadi lapisan yang kedap air maka akan berdampak
terhadap peningkatan debit aliran permukaan (runoff), sehingga
berimplikasi terhadap peningkatan debit banjir pada saluran drainase
yang ada.
2. Perubahan tata guna lahan dari kawasan hijau menjadi kawasan
terbangun, akan berdampak terhadap penurunan jumlah vegetasi
sehingga kualitas udara menjadi menurun. Kondisi ini akan
mempengaruhi kenyamanan untuk bertempat tinggal.
3. Perubahan penggunaan lahan pada lahan pertanian maka berdampak
terhadap pengurangan luas sawah sehingga produksi padi akan
menjadi menurun. Perubahan ini terjadi dengan pola yang menjalar
atau merambat.
Pergeseran mata pencarian penduduk dari petani menjadi pekerja
yang lain, apabila tidak mempunyai keterampilan yang lain, maka akan
menjadi meningkatkan angka pengangguran.

2.1.5. Respon (Response)


Adapun respon yang dilakukan pemerintah Kota Madiun dalam
menanggapi isu perubahan tata guna lahan, antara lain:
1. Adanya Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Madiun Tahun 2010-2030, yang di
dalamnya terdapat aturan mengenai Ruang Terbuka Hijau di Kota
Madiun dan terkait dengan peruntukan ruang.
2. Penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Kota Madiun.
Penambahan RTH yang bersifat umum (publik) dilakukan pada tujuh
lokasi meliputi: RTH Nusa Penida, RTH Makam Kelapa Sari, RTH Tlogo
Mas, RTH monumen TGP, RTH Taman Lingkungan Asabri Selo, RTH
Jalan Adisucipto dan Jalan Kapten Saputro, RTH Jalan Cokrobasonto
Kuncen.

II - 14
Ruang Terbuka Hijau akan dibuat dengan konsep yang lebih menarik,
antara lain:
(a) RTH sebagai lokasi refreshing, edukasi dan penghijauan,
(b) RTH bernilai sejarah yang akan dibuat dalam satu paket, dan
(c) RTH dibeberapa lokasi akan ditanami Bunga Tabebuya sehingga
membuat masyarakat merasa “sayang” untuk merusak dan
memunculkan rasa keinginan untuk ikut mejaga dan melestarikannya.
3. Pembuatan taman pada kawasan sempadan sungai, sehingga bisa
berfungsi menambah RTH dan mencegah terjadinya longsor pada
tebing sungai tersebut.
4. Pengembangan RTH Privat yang dilakukan masyarakat dengan
memanfaatkan lahan kosong di pekarangan yang dijadikan sebagai
taman atau kebun.

2.2. Kualitas Air


Sumber daya air merupakan sumber daya yang sangat vital bagi
kehidupan manusia. Banyak kegiatan yang dilakukan manusia yang sangat
bergantung dengan ketersediaannya. Namun, dengan semakin
bertambahnya penduduk, tekanan terhadap kualitas dan kuantitas sumber
daya air semakin meningkat dan berubah menjadi masalah lingkungan.
Meskipun penting dan menjadi langka, pada kenyataannya sumber daya
air belum terkelola dengan baik.
Menurut UU RI Nomor 17 Tahun 2019 yang tentang Sumber Daya
Air, disebutkan bahwa sumberdaya air meliputi komponen air, sumber air
dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut, yang
berada di darat. Sedangkan daya air adalah potensi yang terkandung
dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat
ataupun kerugian bagi kehidupan manusia serta lingkungannya.

II - 15
Air sebagai sumber kehidupan perlu dijaga kelestariannya,
sehingga kualitas air dapat terjaga dengan baik. Adanya penurunan
kualitas air disebabkan karena tidak seimbangnya eksploitasi sumber air
dengan upaya pengelolaannya. Menurut PP Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yang
dimaksud dengan pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air
sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjaga agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.

2.2.1. Pemicu (Driving Force)


Terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu perubahan
kualitas air di Kota Madiun, antara lain:
1) Peningkatan penduduk dan perilaku masyarakat. Peningkatan
penduduk akan menyebabkan peningkatan permukiman yang akan
menyebabkan peningkatan volume air limbah domestik sehingga
dapat mempengaruhi kualitas air. Air limbah domestik merupakan
penyumbang terbesar yang berkontribusi terhadap kualitas air.
Namun, berdasarkan Kota Madiun dalam Angka 2022, perubahan
jumlah penduduk Kota Madiun seperti yang terlihat pada Gambar
2.9. di bawah. Berdasarkan Gambar 2.9 terlihat bahwa jumlah
penduduk Tahun 2021 mengalami penurunan yang cukup drastis
apabila dibandingkan dengan Tahun 2020. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas air atau minimal dapat menghambat penurunan
kualitas air pada lokasi badan air tertentu.

II - 16
Gambar 2.9. Jumlah Penduduk Kota Madiun dari Tahun 2016 - 2021

Faktor lain yang dapat memicu penurunan kualitas air adalah adanya
kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai atau dekat
sungai akan memperburuk kualitas air, terutama kualitas air
permukaan.
2) Strategi dan kebijakan pembangunan daerah. Kebijakan pemerintah
merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
kualitas air, baik air tanah maupun air permukaan. Adanya
pembenahan tata ruang wilayah atau kawasan akan mempermudah
dalam melakukan pengelolaan air seperti pengolahan air limbah
secara terpadu. Kemudian belum optimalnya strategi pemerintah
dalam pembangunan IPAL komunal dan pengolahan air limbah
menyebabkan air limbah domestik tidak dapat diolah dengan baik.
Selain itu, upaya normalisasi area sempadan sungai sebagai area
resapan air perlu dioptimalkan sehingga mampu menampung air dan
berfungsi sebagai filter terhadap zat polutan air.
3) Berkembangnya usaha dan industri. Banyaknya perusahaan di Kota
Madiun menyebabkan timbulan air limbah semakin besar dan dapat
memperburuk kualitas air jika tidak melalui pengolahan terlebih
dahulu. Berdasarkan data Kota Madiun dalam angka Tahun 2022,
jumlah Industri Besar dan Sedang yang tercatat di Kota Madiun
seperti yang terlihat pada Gambar di bawah. Jumlah industri pada
Tahun 2021 lebih banyak dibandingkan Tahun 2020 meskipun tidak

II - 17
signifikan, yaitu terdapat penambahan 2 industri baru pada Tahun
2021.

Gambar 2.10. Perubahan Jumlah Industri di Kota Madiun Tahun


2017 - 2021

Banyaknya usaha tersebut menyumbang volume air limbah yang


sangat besar. Jika Banyak industri tidak melakukan pengolahan air
limbah dengan baik sehingga seringkali air limbah langsung ke
lingkungan tanpa melalui pengolahan yang baik maka akan
menurunkan kualitas air, baik air permukaan maupun air tanah.

Gambar 2.11. Pabrik Gula Rejo Agung di Kota Madiun


4) Lemahnya Pengawasan dan Penegakan hukum Lingkungan. Lemahnya
pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dapat menyebabkan
pelaku usaha yang tidak bertanggungjawab membuang air limbah ke
lingkungan tanpa melakukan pengolahan dengan baik.

II - 18
2.2.2. Tekanan (Pressure)
Adanya pemicu (driving force) seperti di atas akan menyebabkan
timbulnya tekanan terhadap kualitas air. Adapun tekanan yang dihadapi
oleh Kota Madiun terhadap kualitas air dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Peningkatan permukiman, peningkatan air limbah domestik dan
minimnya pengolahan air limbah domestik.
Pertambahan jumlah penduduk ataupun adanya peningkatan
kebutuhan papan berbanding lurus dengan peningkatan permukiman
sehingga penggunaan air bersih akan meningkat pula. Penurunan
kuallitas air limbah Sebagian besar oleh timbulan limbah air domestik
yang seringkali tidak terkelola dengan baik. Dengan semakin
meningkatnya permukiman/rumah tangga dan penggunaan air bersih
akan meningkatkan timbulan air limbah rumah tangga (air limbah
domestik). Semakin banyak limbah cair yang masuk ke badan air
permukaan dan air tanah maka kualitas air permukaan maupun air
tanah semakin menurun sebagai akibat pencemaran limbah padat dan
cair rumah tangga. Berdasarkan data luas permukiman mengalami
kecenderungan peningkatan seperti yang terlihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12. Peningkatan Luas Lahan Permukiman Kota Madiun


Tahun 2014 – 2020

II - 19
2) Minimnya pengolahan air limbah yang dilakukan oleh pelaku usaha.
Banyaknya pelaku usaha di Kota Madiun dapat menyebabkan timbulan
air limbah yang besar yang dapat berdampak pada penurunan kualitas
air. Hal ini dapat terjadi karena :
a. Banyaknya industri dan pelaku usaha yang menghasilkan air
ilmbah. Berdasarkan Tabel 43 terlihat bahwa jumlah perusahaan
yang ada di Kota Madiun sekitar 200 usaha. Pelaku usaha
terutama pelaku usaha kecil-menengah seringkali mengalami
kesulitan dalam pengolahan air limbah sehingga air limbah
tersebut masuk ke badan air tanpa pengolahan yang baik. Hal ini
akan menyebabkan peningkatan volume air limbah yang di buang
ke badan penerima air. Apabila air limbah tersebut tidak diolah
dengan benar melalui IPAL maka akan menyebabkan penurunan
kualitas air sungai maupun air tanah karena tercemar oleh zat-zat
berbahaya yang dibawa oleh air limbah tersebut. Sejauh ini
industri skala kecil atau rumah tangga banyak yang belum
memiliki instalasi pengolahan air limbah sehingga dapat
menurunkan kualitas air.
b. Belum optimalnya Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL), baik IPAL
individu maupun komunal. Hal ini menyebabkan belum
terpenuhinya nilai baku mutu air limbah yang disyaratkan atau
nilai konsentrasi parameter air limbah melebihi baku mutu yang
disyaratkan. Belum terpenuhinya nilai baku mutu air limbah yang
disyaratkan akan menambah beban pencemaran yang ada di
badan sungai. Hal ini terjadi dikarenakan masih minimnya
kesadaran, pengetahuan, ataupun ketidakmampuan finansial
pelaku usaha untuk melakukan pengolahan air limbah. Hal ini
kebanyakan terjadi pada industri menengah dan industri kecil.

II - 20
3) Minimnya IPAL Komunal dan banyaknya area sempadan sungai yang
tidak memiliki fungsi hidrologi.
Belum adanya kebijakan terkait pembuatan IPAL Komunal untuk
mengolah air limbah menyebabkan air limbah domestik masuk ke
badan air tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Hal ini akan
menyebabkan penurunan kualitas air, baik air permukaan maupun air
tanah. Selain itu, belum optimalnya normalisasi area sempadan sungai
menyebabkan fungsi hidrologi dan fungsi sebagai filter terhadap zat
polutan air tidak berjalan optimal.
4) Terjadinya pelanggaran terhadap hukum lingkungan.
Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum lingkungan
menyebabkan pelaku usaha yang tidak bertanggungjawab membuang
air limbah ke lingkungan tanpa melakukan pengolahan dengan baik.
Berdasarkan Tabel 43 terlihat bahwa pengawasan yang dilakukan
hanya terbatas usaha besar sebanyak 8 kegiatan/usaha, sedangkan
jumlah perusahaan yang ada sekitar 200 usaha.

2.2.3. Kondisi (State)


2.2.3.1. Kondisi Sungai dan Kondisi Danau/Waduk/Situ/Embung
di Kota Madiun
Kota Madiun memiliki badan air permukaan yang sangat sedikit,
hanya terdapat 3 sungai dan 1 embung. Sungai yang melalui Kota Madiun
antara lain: Sungai Catur, Sungai Semawur dan Sungai Madiun. Sungai
Madiun merupakan sungai induk yang ada di Kota Madiun yang
mempunyai panjang 68,228 km dan memiliki debit sebesar 98,16
m3/detik.
Adapun satu-satunya embung yang terdapat di Kota Madiun
adalah Embung Pilangbango dengan luas 1,10 Ha dan volume 80.000 m3.
Keberadaan badan air permukaan ini perlu dilakukan pengelolaan dengan
baik agar kuantitas maupun kualitas airnya dapat terjaga, sehingga tetap
memenuhi baku mutu sesuai dengan peruntukannya.

II - 21
2.2.3.2. Kualitas Air Sungai di Kota Madiun
Kualitas air atau mutu air adalah ukuran kondisi air pada waktu
dan tempat tertentu, yang diukur dan/atau diuji berdasarkan parameter
tertentu dan metode tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (pasal 1, PP RI Nomor 22 tahun 2021). Parameter kualitas air
atau mutu air yang meliputi: parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis.
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai
kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar
kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pemanfaatan sumber air harus
harus dikelola dengan baik terutama kualitas dan kuantitasnya. Limbah
yang mengandung beban pencemar masuk ke lingkungan perairan dapat
menyebabkan perubahan terhadap kualitas air.
Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak
untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Klasifikasi dan kriteria mutu
air mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) yang menetapkan mutu air ke dalam empat kelas yaitu:
a. Kelas 1 (satu), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air
baku air minum, dan/atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut;
b. Kelas 2 (dua), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana kegiatan rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain
yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas 3 (tiga), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
tanaman, dan/atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
d. Kelas 4 (empat), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mensyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

II - 22
Pengukuran kualitas air sungai di Kota Madiun pada Tahun 2021
dilakukan pada 8 titik pantau di Sungai Madiun yaitu: Jembatan Jalan
Prambanan (Kelurahan Madiun Lor), Jembatan Manguharjo (Kelurahan
Manguharjo), Jembatan Mayjend Sungkono (Kelurahan Nambangan
Kidul), Jembatan Mujahir (Kelurahan Nambangan Kidul), Jembatan
Ringroad (Kelurahan Sogaten), Jembatan Tangkuban Perahu (Kelurahan
Winongo), dan Saluran Sono (Kelurahan Tawangrejo). Hasil pengukuran
air sungai dibandingkan dengan baku mutu kualitas air berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk
baku mutu air kelas 3. Air Kelas 3 adalah air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Pengukuran kualitas air
sungai yang dilakukan di Kota Madiun dapat dilihat pada Gambar 2.13 di
bawah ini.

Gambar 2.13. Pengambilan Sampel Air Sungai di Kota Madiun

Lokasi pengambilan sampel kualitas air sungai di Kota Madiun di


tampilkan pada Gambar 2.14.

II - 23
Gambar 2.14. Loaksi Pengambilan Sampel Kualitas Air Sungai di Kota
Madiun

Hasil pengukuran beberapa parameter penting kualitas air sungai


dijelaskan uraian berikut ini.

1. TDS (Total Dissolve Solid)


TDS (Total Dissolve Solid) merupakan ukuran konsentrasi zat
terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada
sebuah larutan. Hasil pengukuran TDS untuk air sungai dibeberapa
lokasi disajikan dalam Gambar 2.15.

II - 24
Gambar 2.135. Konsentrasi TDS Air Sungai di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.15. terlihat konsentrasi TDS masih


memenuhi baku mutu air kelas 3 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI). Konsentrasi TDS bervariasi
pada musim penghujan (Oktober, November) dan kemarau (Juni,
agustus). Besarnya TDS ini dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:
besarnya pengikisan lapisan tanah, kelarutan zat terlarut, pH air, volume
air, suhu badan air.
Pada seluruh lokasi sampling kualitas air sungai terlihat memiliki
rata – rata konsentrasi TDS lebih besar pada musim kemarau
dibandingkan musim penghujan. Hal ini dimungkinkan karena volume
badan air pada lokasi – lokasi tersebut mengalami penurunan yang
signifikan lebih kecil dibandingkan musim penghujan sehingga konsentrasi
zat terlarut (TDS) menjadi lebih besar dibandingkan musim penghujan.
Adanya volume air yang lebih kecil menyebabkan proses pengenceran
menjadi lebih kecil sehingga konsentrasi lebih besar. Selain itu pada
musim kemarau suhu badan air menjadi lebih tinggi/hangat sehingga
kelarutan zat – zat terlarut menjadi lebih besar sehingga konsentrasi TDS
menjadi lebih besar. Adanya pH air hujan yang bersifat sedikit asam
memperbesar kelarutan zat – zat terlarut tersebut. Berdasarkan Gambar
2.15. terlihat juga bahwa konsentrasi TDS terbesar terjadi pada bulan

II - 25
Agustus yang merupakan puncak musim kemarau. Hal ini menguatkan
alasan – alasan di atas.

2. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO)


Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) dibutuhkan oleh semua
jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran
zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi
bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber
utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi
dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
perairan tersebut. Oksigen juga sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti
mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia
beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak
beracun. Karena peranannya yang penting ini, air buangan industri dan
limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih dahulu
diperkaya kadar oksigennya.
Hasil pengukuran DO untuk air sungai dibeberapa lokasi disajikan
dalam Gambar 2.16.

Gambar 2.16. Konsentrasi DO Air Sungai di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.16. terlihat secara umum konsentrasi DO


masih cukup baik karena lebih besar dari batas minimum yaitu sebesar

II - 26
3 mg/L. Namun demikian, terlihat konsentrasi DO ini tidak terlalu tinggi
hanya sekitar 4 mg/L sehingga harus menjadi perhatian pada masa
yang akan datang. Jika konsentrasi polutan air yang masuk ke badan
air semakin besar maka akan memperkecil konsentrasi DO air.
3. pH
Perubahan nilai derajat keasaman (pH) dan konsentrasi oksigen
yang berperan sebagai indikator kualitas perairan dapat terjadi sebagai
akibat berlimpahnya senyawa- senyawa kimia baik yang bersifat
polutan maupun bukan polutan. Limbah yang mengalir ke dalam
perairan sungai pada umumnya kaya akan bahan organik, berasal dari
bermacam sumber seperti limbah rumah tangga, pengolahan makanan
dan bermacam industri kimia lainnya. Bahan organik dalam limbah
tersebut terdapat dalam bentuk senyawa kimia seperti karbohidrat,
protein, lemak, humus, surfaktan dan berbagai zat kimia lainnya.
Rendahnya nilai pH mengindikasikan menurunnya kualitas
perairan yang pada akhirnya berdampak terhadap kehidupan biota di
dalamnya. Terjadinya perubahan ini akan membunuh biota yang paling
peka sekalipun, karena jaringan makanan dalam perairan terganggu.
Salah satu bahan kimia yang banyak digunakan untuk kepentingan
industri dan rumah tangga adalah deterjen, ternyata menyebabkan
berkurangnya nilai pH dan konsentrasi oksigen dalam aliran sungai.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan nilai pH, nilai
yang ideal untuk kehidupan antara 7 – 8,5. Pada nilai pH yang lebih
rendah (<4), sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat
bertoleransi terhadap pH rendah.
Hasil pengukuran pH untuk air sungai dibeberapa lokasi disajikan
dalam Gambar 2.17.

II - 27
Gambar 2.147. Konsentrasi pH Air Sungai di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.17. terlihat pH air sungai dan saluran


masih memenuhi baku mutu kualitas air berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk
baku mutu air kelas 3 sebesar 6 – 9.

4. Total Suspended Solids (TSS)


Kandungan material padatan di perairan dapat diukur
berdasarkan padatan terlarut total (Total Dissolve Solid/TDS) dan
padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid/TSS). Zat Padat
Tersuspensi/Total Suspended Solids (TSS) merupakan materi atau
bahan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan air terdiri dari
lumpur, pasir halus serta jasad-jasad renik yang terutama disebabkan
oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa badan air (Effendi, 2003).
TSS merupakan salah satu faktor penting menurunnya kualitas
perairan sehingga menyebabkan perubahan secara fisika, kimia, dan
biologi (Bilotta and Brazier, 2008). Perubahan secara fisika meliputi
penambahan zat padat baik bahan organik mau pun anorganik ke
dalam perairan sehingga meningkatkan kekeruhan yang selanjutnya
akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke badan air.

II - 28
Berkurangnya penetrasi cahaya matahari akan berpengaruh terhadap
proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton dan tumbuhan air
lainnya. Banyaknya TSS yang berada dalam perairan dapat
menurunkan kesediaan oksigen terlarut. Jika menurunnya ketersediaan
oksigen berlangsung lama akan menyebabkan perairan menjadi
anaerob, sehinggga organisme aerob akan mati. Tingginya TSS juga
dapat secara langsung menganggu biota perairan seperti ikan karena
tersaring oleh insang.
Nilai TSS dapat menjadi salah satu parameter biofisik perairan
yang secara dinamis mencerminkan perubahan yang terjadi di daratan
maupun di perairan. TSS sangat berguna dalam analisis perairan dan
buangan domestik yang tercemar serta dapat digunakan untuk
mengevaluasi mutu air, maupun menentukan efisiensi unit
pengolahan. Hasil pengukuran TSS untuk air sungai di beberapa lokasi
disajikan dalam Gambar 2.18.

Gambar 2.18. Konsentrasi TSS Air Sungai di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.18. terlihat pada bulan Juni dan Agustus


memiliki konsentrasi TSS air sungai dan saluran masih dibawah baku
mutu kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 sebesar
100 mg/L. Namun pada bulan Oktober dan November, konsentrasi TSS

II - 29
Sungai Madiun melampaui baku mutu. Hal ini disebabkan pada bulan-
bulan tersebut adalah musim penghujan dengan curah hujan tinggi
yang menyebabkan pengikisan lapisan tanah yang kemudian masuk ke
badan sungai sehingga meningkatkan konsentrasi TSS Sungai Madiun.

5. Biological Oxygen Demand (BOD)


Kebutuhan oksigen biologi atau Biological Oxygen Demand
(BOD) diartikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh
organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik.
Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan
oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari
proses oksidasi. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran
pencemaran dari tingkat hulu ke hilir bahkan sampai muara.
Hasil pengukuran BOD untuk air sungai di beberapa lokasi
disajikan dalam Gambar 2.19.

Gambar 2.159. Konsentrasi BOD Air Sungai di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.19. terlihat pada beberapa periode


pemantauan masih memenuhi baku mutu meskipun pada bulan – bulan
tertentu dan lokasi tertentu telah melampaui baku mutu. Pada bulan
Juni konsentrasi BOD air pada lokasi Jembatan Mangunharjo, Jembatan
Muhajir, dan Jembatan Tangkuban Perahu sudah melampaui baku mutu
kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021

II - 30
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 sebesar 6 mg/L.
Sedangkan pada bulan November terlihat konsentrasi BOD pada lokasi
Jembatan Mayjend Sungkono juga melampaui baku mutu. Berdasarkan
data tersebut terlihat bahwa lokasi dengan konsentrasi BOD tinggi pada
musim kemarau lebih banyak dibandingkan pada musim penghujan. Hal
ini disebabkan karena volume badan air pada lokasi – lokasi tersebut
mengalami penurunan yang signifikan lebih kecil dibandingkan musim
penghujan sehingga konsentrasi BOD menjadi lebih besar dibandingkan
musim penghujan. Adanya volume air yang lebih kecil menyebabkan
proses pengenceran menjadi lebih kecil sehingga konsentrasi lebih
besar. Besarnya konsentrasi BOD ini disebabkan masuknya polutan –
polutan organic yang masuk ke badan air dan kecilnya proses
pengenceran akibat kecilnya volume air.
6. Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand (COD) dapat didefenisikan
sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan (mg O2) untuk
mengoksidasi zat organik yang ada dalam satu liter sampel air. COD
atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang
diperlukan agar limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi
melalui reaksi kimia. Jika suatu badan perairan yang memiliki nilai
COD besar dapat dikatakan bahwa kualitas air pada badan perairan
tersebut buruk, karena kandungan bahan pencemar yang ada di
dalamnya dalam jumlah yang besar. Nilai COD merupakan ukuran
pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat
dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut didalam air (Sani 2006).
Hasil pengukuran COD untuk air sungai di beberapa lokasi
disajikan dalam Gambar 2.20.

II - 31
Gambar 2.20. Konsentrasi COD Air Sungai di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.20. terlihat COD air Sungai Madiun


secara umum masih memenuhi baku mutu kualitas air berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk
baku mutu air kelas 3 sebesar 40 mg/L.

7. Total Coliform
Total Coliform atau kepadatan coliform merupakan indikator
awal bakteri yang digunakan untuk menetukan aman atau tidaknya air
untuk dikonsumsi. Total coliform termasuk bakteri yang dapat
ditemukan di lingkungan tanah dan air yang telah terpengaruh oleh air
permukaan serta limbah pembuangan kotoran manusia dan hewan.
Coliform merupakan mikroba yang paling sering ditemukan di badan
air yang telah tercemar. Hal ini dikarenakan sekitar 90% bakteri
coliform dikeluarkan dari dalam tubuh setiap hari dan bakteri yang
paling dominan ditemukan adalah Escherichia coli, sehingga
pencemaran limbah domestik dapat dideteksi dengan cara menghitung
kepadatan coliform yang terbawa oleh tinja manusia dan masuk ke
dalam perairan.Hasil pengukuran Total coliform untuk air sungai di
beberapa lokasi disajikan dalam Gambar 2.21.

II - 32
Gambar 2.21. Konsentrasi Total Coliform Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2021
8. Fecal Coliform
Fecal coliform adalah subkelompok dari total coliform yang
dapat ditemukan dalam saluran usus dan feses hewan berdarah panas.
Fecal coliform lebih spesifik daripada sumber kelompok bakteri total
coliform, karena dianggap sebagai indikasi yang lebih akurat. Bakteri
fecal coliform sebagian besar berada pada flora usus manusia dan
hewan berdarah panas sehingga sering ditemukan pada limbah tinja
yang digunakan sebagai indeks keberadaan potensi entro pathogen
dalam lingkungan air. Bakteri fecal coliform dapat menjadi sinyal
bahwa sumber air terkontaminasi bakteri pathogen.
Hasil pengukuran Fecal coliform untuk air sungai di beberapa
lokasi disajikan dalam Gambar 2.22.

II - 33
Gambar 2.22. Konsentrasi Fecal Coliform Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2021
Berdasarkan Gambar 2.21. dan 2.22. terlihat Total coliform dan
Fecal coliform air sungai dan saluran secara umum masih memenuhi
baku mutu kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 yaitu
2.000 jml/100mL untuk Fecal Coliform dan 10.000 jml/100mL untuk
Total Coliform.
Adapun perubahan hasil pengukuran parameter kualitas air sungai
di Kota Madiun pada Tahun 2020 dan Tahun 2021 dapat dilihat pada
bahasan berikut.

a) Parameter Temperatur (Suhu)


Temperatur merupakan derajat panas atau dinginnya air yang
diukur pada sekala definit seperti derajat celsius (°C) atau derajat
Fahrenheit (°F). Temperatur air merupakan regulator utama proses-
proses alamiah di dalam lingkungan akuatik. Temperatur dapat
mengendalikan fungsi fisiologis organisme dan berperan secara
langsung atau tidak langsung bersama dengan komponen kualitas air
lainnya mempengaruhi kualitas akuatik. Temperatur air
mengendalikan spawning (tempat ikan bertelur) dan hatching

II - 34
(penetasan telur), mengendalikan aktivitas, memacu atau
menghambat pertumbuhan dan perkembangan; dapat menyebabkan
kematian kalau air menjadi panas atau dingin sekali secara mendadak.
Air yang lebih dingin lazimnya menghambat perkembangan; air yang
lebih panas umumnya mempercepat aktivitas. Temperatur air juga
mempengaruhi berbagai macam reaksi fisika dan kimiawi di dalam
lingkungan akuatik.
Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas,
reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas
dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4 dan parameter lainnya. Kisaran
suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada
perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25°C-32°C.
Hasil pengukuran temperatur air sungai di Kota Madiun pada
Tahun 2021 berkisar antara 27 °C - 27,2°C. Perubahan (Time series)
suhu air beberapa sungai Kota Madiun seperti yang terlihat pada
Gambar 2.23. Penurunan suhu air terjadi di seluruh lokasi
pengampilan sampel. Hal ini disebabkan beberapa kemungkinan,
antara lain: 1). Adanya penurunan rata – rata suhu udara ambien
akibat curah hujan yang tinggi sehingga berdampak penurunan suhu
air rata – rata per tahun, 2). Peningkatan polutan terutama polutan
organic, TDS maupun TSS sehingga menyebabkan penurunan
intensitas cahaya yang menembus badan air sehingga menyebabkan
penurunan rata – rata suhu air. Selain itu, peningkatan polutan
organic ini menyebabkan peningkatan parameter pH, BOD, dan COD.
Penurunan suhu paling besar terjadi di Saluran Madiun. Sedangkan
penurunan suhu yang paling kecil terjadi di Saluran Sono. Perubahan
suhu air sungai di Kota Madiun Tahun 2018-2021 dapat dilihat pada
Gambar 2.23.

II - 35
Gambar 2.23. Perubahan Temperatur Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2018-2021

b) Parameter Residu Terlarut (TDS)


TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu
zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan.
Umumnya berdasarkan definisi di atas seharusnya zat yang terlarut
dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2
mikrometer (2×10-6 meter). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.
22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air
kelas III parameter TDS (Total Dissolve Solid) adalah 1.000 mg/l.
Perubahan residu terlarut (TDS) air sungai di Kota Madiun
Tahun 2018-2021 dapat dilihat pada Gambar 2.24.

Gambar 2.164. Perubahan Residu Terlarut (TDS) Air Sungai


di Kota Madiun Tahun 2018-2021

II - 36
Berdasarkan Gambar 2.24. terlihat TDS air sungai dan saluran
secara keseluruhan masih memenuhi baku mutu kualitas air
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3. Konsentrasi TDS di Sungai
Madiun dan Sungai Semawur mengalami peningkatan dari Tahun 2020
ke Tahun 2021. Sedangkan untuk Sungai yang lain mengalami
penurunan. Peningkatan dan penurunan konsentrasi TDS yang terjadi
disebabkan adanya peningkatan dan penurunan jumlah zat-zat
terlarut yang berasal dari limbah maupun pengikisan lapisan tanah.
c) Parameter Residu Tersuspensi (TSS)
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua
zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang
tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik)
seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen
mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat
padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk
endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan
produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan et al, 2003).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 parameter TSS (Total
Suspended Solid) adalah 100 mg/l.
Perubahan Total Suspended Solid (TSS) air sungai di Kota
Madiun Tahun 2018-2021 dapat dilihat pada Gambar 2.25.

II - 37
Gambar 2.25. Perubahan Total Padatan Tersuspensi (TSS) Air
Sungai di Kota Madiun Tahun 2018-2021

Berdasarkan Gambar 2.25. terlihat TSS air sungai dan saluran


secara umum masih memenuhi baku mutu kualitas air berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 sebesar 100 mg/L. Namun,
jika dibandingkan terhadap kualitas air kelas II (50 mg/L) maka
kualitas TSS di Sungai Semawur, Sungai Catur dan Saluran Slarangan
telah melampaui baku mutu. Selain di Sungai Madiun, konsentrasi TSS
mengalami peningkatan dari Tahun 2020 ke Tahun 2021. Hal ini
menunjukkan adanya penurunan kualitas air sungai dan saluran
berdasarkan konsentrasi TSS. Penurunan konsentrasi TSS air dapat
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Menurunnya jumlah polutan terutama padatan dan zat organik
yang masuk ke badan air.
2. Berkurangnya pengikisan lapisan tanah yang masuk ke badan air.
3. Bertambahnya volume air sungai dan saluran sehingga proses
pengenceran yang terjadi lebih besar.
Zat yang tersuspensi biasanya terdiri dari zat organik dan
anorganik dalam air, yang dapat menyebabkan kekeruhan pada air
jika melebihi baku mutu. Kandungan zat tersuspensi tinggi tidak boleh
dibuang langsung ke badan air karena disamping dapat menyebabkan
pendangkalan juga dapat menghalangi sinar matahari masuk kedalam

II - 38
dasar air sehingga proses fotosintesa mikroorganisme tidak dapat
berlangsung.

d) Parameter pH
Parameter pH merupakan istilah yang digunakan untuk
menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan.
Sebagai satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan atau kehidupan mikroorganisme dalam air, secara
empirik pH yang optimum untuk tiap spesifik harus ditentukan.
Kebanyakan mikroorganisme tumbuh terbaik pada pH 6,0 – 8,0
meskipun beberapa bentuk mempunyai pH optimum rendah 2,0 dan
lainnya punya pH optimum 8,5. Pengetahuan pH ini sangat diperlukan
dalam penentuan range pH yang akan diterapkan pada usaha
pengelolaan air bekas yang menggunakan proses-proses biologis
(Sutrisno, 2004). Derajat Keasaman (pH) sangat penting sebagai
parameter kualitas air karena pH mengontrol tipe dan laju kecepatan
reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu organisme akuatik
dapat bertahan hidup pada kisaran pH tertentu. Fluktuasi pH sangat
ditentukan oleh alkaliniitas air tersebut. Suatu perairan yang produktif
dan mendukung kelangsungan hidup organisme akuatik terutama
ikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 parameter pH
adalah 6,0 – 9,0. Perubahan pH air sungai di Kota Madiun Tahun
2018-2021 dapat dilihat pada Gambar 2.26.

II - 39
Gambar 2.26. Perubahan pH Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2018-2021

Berdasarkan Gambar 2.26. terlihat pH air sungai dan saluran


secara umum masih memenuhi baku mutu kualitas air berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3. Namun, jika diperhatikan
pH air mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2020 meskipun
tidak signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan polutan
terutama polutan organik yang banyak bersifat asam sehingga
menyebabkan peningkatan parameter pH.

e) Parameter DO (Disolved Oxygen)


Oksigen Terlarut (DO) adalah parameter kualitas air lain yang
penting. DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal
dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Oksigen terlarut di
suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan
oleh mahkluk hidup dalam air. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air
kelas 3 parameter DO adalah minimal 3 mg/l.
Perubahan konsentrasi DO air sungai di Kota Madiun Tahun
2018-2021 dapat dilihat pada Gambar 2.27.

II - 40
Gambar 2.27. Perubahan Konsentrasi DO Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2018-2021

Berdasarkan Gambar 2.27. terlihat DO air sungai dan saluran


pada Tahun 2021 masih memenuhi baku mutu. Terjadi peningkatan
DO di seluruh sungai dan saluran di Kota Madiun. Peningkatan dan
penurunan konsentrasi DO badan air ini tergantung pada kondisi
badan air dan kondisi sekitarnya yang dapat berdampak kualitas air
sungai yang ada, antara lain: volume air limbah dan konsentrasi
parameter air limbah yang masuk, volume air dan arus, intensitas
cahaya.
f) Parameter BOD (Biological Oxygen Demand)
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) adalah parameter kualitas
air lain yang penting. BOD menunjukkan banyaknya oksigen yang
digunakan bila bahan organik dalam suatu volume air tertentu
dirombak secara biologis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.
22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air
kelas 3 parameter BOD adalah 6 mg/l.
Perubahan konsentrasi BOD air sungai di Kota Madiun Tahun
2018-2021 dapat dilihat pada Gambar 2.28.

II - 41
Gambar 2.28. Perubahan Konsentrasi BOD Air Sungai di Kota Madiun
Tahun 2018-2021

Berdasarkan Gambar 2.28. secara umum terlihat BOD air


sungai dan saluran pada Tahun 2021 masih dibawah baku mutu,
hanya Sungai Semawur yang sedikit melibih baku mutu. Penurunan
BOD terjadi hampir di seluruh sungai dan saluran yang dipantau.
Peningkatan konsentrasi BOD hanya terjadi pada Sungai Semawur.
Hal ini mengindikasikan zat polutan organik yang masuk ke badan air
mengalami peningkatan sehingga mengalami peningkatan kebutuhan
oksigen untuk proses biologi. Peningkatan polutan organik ini
sebagian besar berasal dari aktivitas domestik dan pertanian.
BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai hampir semua zat organik
yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan. Jika melebihi baku
mutu maka akan mengakibatkan kematian pada biota air dan keadaan
pada badan air dapat menjadi anaerobik yang ditandai dengan
timbulnya bau busuk. Besarnya konsentrasi BOD di dalam air dapat
menyebabkan perairan kekurangan kadar oksigen sehingga tidak baik
terhadap kehidupan biota air.

g) Parameter COD (Chemical Oxygen Demand)


Kebutuhan oksigen kimia (COD) merupakan kebutuhan
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa yang dapat

II - 42
teroksidasi, baik polutan organik maupun anorganik. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 parameter COD adalah 40
mg/l.

Perubahan konsentrasi COD air sungai di Kota Madiun Tahun


2018-2020 dapat dilihat pada Gambar 2.29.

Gambar 2.179. Perubahan Konsentrasi COD Air Sungai


di Kota Madiun Tahun 2018-2021

Berdasarkan Gambar 2.29. terlihat COD air Sungai Semawur


mengalami peningkatan dari Tahun 2020 ke Tahun 2021. Hal ini
mengindikasikan zat polutan organik dan anorganik yang dapat
dioksidasi mengalami peningkatan.

h) Parameter Fecal Coliform


Bakteri yang umum digunakan sebagai indikator tercemarnya
suatu badan air adalah bakteri Escherichia coli, yang merupakan salah
satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup normal di dalam
kotoran manusia dan hewan sehingga disebut juga Fecal coliform
(Effendi, 2003). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3
parameter Fecal coliform adalah 2000 jml/100 ml. Perubahan

II - 43
konsentrasi Fecal coliform air sungai di Kota Madiun Tahun 2018-2021
dapat dilihat pada Gambar 2.30.

Gambar 2.30. Perubahan Konsentrasi Fecal coliform Air Sungai di


Kota Madiun Tahun 2018-2021
Berdasarkan Gambar 2.30. terlihat Fecal coliform air sungai
mengalami penurunan dari Tahun 2020 ke Tahun 2021 di Sungai
Madiun dan Sungai Semawur. Hal ini mengindikasikan coliform yang
berasal kotoran manusia dan hewan menurun. Sedangkan
peningkatan terjadi di Sungai Catur, Saluran Sono dan Saluran
Slarangan.

Alaerts dan Santika (1994) menyatakan bahwa Fecal coliform


merupakan bakteri petunjuk adanya pencemaran tinja yang paling
efisien, karena Fecal coliform hanya dan selalu terdapat dalam tinja
manusia. Jika bakteri tersebut terdapat dalam perairan maka dapat
dikatakan perairan tersebut telah tercemar dan tidak dapat dijadikan
sebagai sumber air minum.

i) Parameter Total Coliform


Total coliform merupakan indikator bakteri pertama yang
digunakan untuk menentukan aman tidaknya air untuk dikonsumsi.
Bila Total Coliform dalam air ditemukan dalam jumlah yang tinggi
maka kemungkinan adanya bakteri patogenik seperti Giardia dan
Cryptosporidium di dalamnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI

II - 44
No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air
kelas 3 parameter Total coliform adalah 10.000 jml/100 ml. Perubahan
konsentrasi Total coliform air sungai di Kota Madiun Tahun 2018-2021
dapat dilihat pada Gambar 2.31.

Gambar 2.31. Perubahan Konsentrasi Total Coliform Air Sungai


di Kota Madiun Tahun 2018-2021

Berdasarkan Gambar 2.31. terlihat Total coliform di Sungai


Madiun, Sungai Semawur dan Saluran Slarangan mengalami
penurunan. Sedangkan di Sungai Catur dan Saluran Sono terjadi
peningkatan dari Tahun 2020 ke Tahun 2021.

j) Parameter Total Fosfat


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 parameter Total
Fosfat adalah 1 mg/l. Perubahan konsentrasi Total Fosfat air sungai di
Kota Madiun Tahun 2018-2021 dapat dilihat pada Gambar 2.32.

II - 45
Gambar 2.32. Perubahan Konsentrasi Total Fosfat Air Sungai
di Kota Madiun Tahun 2018-2021

Berdasarkan Gambar 2.32. terlihat Total Fosfat mengalami


penurunan di Sungai Catur dan Saluran Slarangan. Hal ini merupakan
hal yang baik, karena semakin jauh dari ambang batas baku mutu.
Terjadinya penurunan kadar Fosfat ini dapat disebabkan berkurangnya
air limbah pertanian dari penggunaan pupuk maupun detergen limbah
domestik yang kemudian masuk ke badan air. Sedangkan di Sungai
Madiun, Sungai Semawur dan Saluran Sono mengalami peningkatan.

2.2.3.3. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung di Kota Madiun


pengukuran kualitas air waduk dibandingkan dengan baku mutu
kualitas air kelas III, tidak ditemukan parameter kualitas air yang melebihi
baku mutu. Air Kelas III adalah air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut. Kegiatan pengukuran kualitas air
danau dapat dilihat pada Gambar 2.33.

II - 46
Gambar 2.33. Pengukuran Kualitas Air Embung di Kota Madiun Tahun
2021

Hasil pengukuran kualitas air Embung Pilangbango seperti yang


terlihat pada Gambar 2.34.

Gambar 2.34. Kualitas Air Embung Pilangbango Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.34. terlihat bahwa seluruh parameter


kualitas air embung masih sangat memenuhi baku mutu air kelas 3
bahkan masih memenuhi baku mutu air kelas 2 berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI).

a) Parameter Residu Tersuspensi (TSS)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

II - 47
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 2 parameter TSS (Total
Suspended Solid) adalah 50 mg/l. Pada tahun 2021 menunjukkan hasil
pengukuran TSS (Total Suspended Solid) air embung Pilangbango masih
memenuhi baku mutu TSS (Total Suspended Solid) yang dipersyaratkan.

b) Parameter pH
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 2 parameter pH adalah 6 - 9.
Pada Tahun 2021 menunjukkan hasil pengukuran pH yang masih
memenuhi baku mutu.

c) Parameter BOD (Biological Oxygen Demand)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 2 parameter BOD adalah 3 mg/l.
Pada Tahun 2021 menunjukkan hasil pengukuran BOD (Biological Oxygen
Demand) yang masih memenuhi baku mutu. Namun perlu diperhatikan
bahwa konsentrasi tersebut sudah mendekati baku mutu. Perlu adanya
pengelolaan air yang lebih baik agar kualitas air sungai tersebut masih
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.

d) Parameter COD (Chemical Oxygen Demand)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 2 parameter COD adalah 25
mg/l. Pada Tahun 2021 menunjukkan hasil pengukuran COD air Embung
Pilangbango masih memenuhi baku mutu COD yang dipersyaratkan.

e) Parameter NO3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 2 parameter NO3 adalah 10 mg/l.

II - 48
Pada Tahun 2021 menunjukkan hasil pengukuran NO3 air Embung
Pilangbango masih memenuhi baku mutu NO3 yang dipersyaratkan.

f) Parameter Fecal Coliform


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 2 parameter Fecal coliform
adalah 1000 jml/100 ml. Pada Tahun 2021 menunjukkan hasil pengukuran
Fecal coliform air Embung Pilangbango masih jauh di bawah baku mutu
yang dipersyaratkan. Hal ini perlu dipertahankan dengan melakukan
pengelolaan embung sebaik-baiknya.

g) Parameter Total Coliform


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 2 parameter Total coliform
adalah 5000 jml/100 ml. Pada Tahun 2020 menunjukkan hasil pengukuran
Total coliform air Embung Pilangbango masih jauh di bawah baku mutu
yang dipersyaratkan.

2.2.3.4. Kualitas Air Sumur di Kota Madiun


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak. Berdasarkan pengertian tersebut maka untuk sampel air
bersih yang masih banyak digunakan oleh masyarakat Kota Madiun yaitu
air sumur.
Pada Tahun 2021 di Kota Madiun dilakukan pemeriksaan kualitas
air bersih sebanyak 17 titik lokasi sumur. Baku mutu kualitas air bersih
berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.

II - 49
Pengambilan air tanah di Kota Madiun Tahun 2021 dapat dilihat pada
Gambar 2.35.

Gambar 2.35. Pengambilan Air Tanah di Kota Madiun Tahun 2021


Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air bersih dibahas
sebagai berikut.
a) Temperatur
Parameter suhu air sumur beberapa lokasi di Kota Madiun seperti
yang terlihat pada Gambar 2.36.

Gambar 2.36. Suhu Air Sumur di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.36. terlihat suhu air sumur di Kota Madiun


adalah sebesar 26 oC.

II - 50
b) pH
Parameter pH air sumur beberapa lokasi di Kota Madiun seperti
yang terlihat pada Gambar 2.37.

Gambar 2.37. pH Air Sumur di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.37. terlihat bahwa pH air sumur di Kota


Madiun berada dalam rentang antara 6,3 – 7,8. pH air sumur yang berada
dibawah baku mutu yaitu sebesar 6,3 berada pada titik pemantauan Jalan
Pilangwerda. pH air paling tinggi berada di lokasi pemantauan Jalan
Jenggolo Puro Kelun dan Jalan Kemuning sebesar pH = 7,8. Perbedaan pH
ini tergantung pada sifat asam-basa dari zat terlarut dalam air sumur yang
dipengaruhi struktur tanah/batuan dan sumber – sumber polutan yang
berada sekitar sumur.
c) Padatan terlarut (TDS)
Parameter TDS air sumur beberapa lokasi di Kota Madiun seperti
yang terlihat pada Gambar 2.38.

II - 51
Gambar 2.38. Konsentrasi TDS Air Sumur di Kota Madiun Tahun 2021

Berdasarkan Gambar 2.38. terlihat bahwa konsentrasi TDS air


sumur di Kota Madiun masih memenuhi baku mutu yaitu sebesar 1000
mg/L. Adapun konsentrasi tertinggi terletak di lokasi pemantauan Jalan
Jenggolo Puro Kelun sebesar 934 mg/L, sedangkan konsentrasi terkecil
berada di lokasi pemantauan Jalan Setinggil sebesar 354 mg/L.

d) Besi (Fe)
Air sumur merupakan sumber air bersih terbesar yang digunakan.
Kendala yang paling sering ditemui dalam menggunakan air tanah adalah
masalah kandungan zat besi (Fe) dan mangan (Mn) yang terdapat dalam
air baku. Besi maupun mangan, dalam air biasanya terlarut dalam bentuk
senyawa atau garam bikarbonat, garam sulfat, hidroksida dan juga dalam
bentuk koloid atau dalam keadaan bergabung dengan senyawa organik.
Unsur besi mempunyai sifat – sifat yang sangat mirip dengan mangan
sehingga pengaruhnya juga hampir sama meskipun beberapa hal berbeda
terutama nilai ambang batas.
Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat
dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam golongan
VIII, dengan berat atom 55,85g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis

II - 52
7.86g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi
(Fe) adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai
dalam keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain
harus dipisahkan melalui penguraian kimia. Kandungan Fe di bumi sekitar
6.22 %, di tanah sekitar 0.5 – 4.3%, di sungai sekitar 0.7 mg/l, di air
tanah sekitar 0.1 – 10 mg/l, air laut sekitar 1 – 3 ppb, pada air minum
tidak lebih dari 200 ppb. Pada air permukaan biasanya kandungan zat besi
relatif rendah yakni jarang melebihi 1 mg/L sedangkan konsentrasi besi
pada air tanah bervariasi mulai dan 0,01 mg/l sampai dengan + 25 mg/l.
Air tanah sering mengandung zat besi (Fe) dan Mangan (Mn)
cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air menyebabkan
penyumbatan pipa, warna air tersebut berubah menjadi kuning-coklat
setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping dapat
mengganggu kesehatan juga menimbulkan bau yang tidak enak serta
menimbulkan warna kuning pada dinding bak serta bercak-bercak kuning
pada pakaian.
Konsentrasi besi air sumur di Kota Madiun seperti yang terlihat
pada Gambar 2.39.

Gambar 2.39. Konsentrasi Ion Logam Besi Air Sumur Kota Madiun
Tahun 2021

II - 53
Berdasarkan Gambar 2.39. terlihat bahwa konsentrasi Besi air
sumur di Kota Madiun masih jauh dibawah baku mutu (1 mg/L).
e) Mangan (Mn)
Keberadaan Mangan (Mn) seringkali berdampingan dengan Besi
(Fe). Unsur besi mempunyai sifat – sifat yang sangat mirip dengan
mangan sehingga pengaruhnya juga hampir sama.
Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu – abu keperakan yang
merupakan unsur pertama logam golongan VIIB, dengan berat atom
54.94 g.mol-1, nomor atom 25, berat jenis 7.43g.cm-3, dan mempunyai
valensi 2, 4, dan 7 (selain 1, 3, 5, dan 6). Kandungan Mn di bumi sekitar
1060 ppm, di tanah sekitar 61 – 1010 ppm, di sungai sekitar 7 mg/l, di
laut sekitar 10 ppm, di air tanah sekitar <0.1 mg/l. Mangan terdapat
dalam bentuk kompleks dengan bikarbonat, mineral dan organik.
Konsentrasi mangan di dalam sistem air alami umumnya kurang dari 0.1
mg/l, jika konsentrasi melebihi 1 mg/l maka dengan cara pengolahan
biasa sangat sulit untuk menurunkan konsentrasi sampai derajat yang
diijinkan sebagai air minum.
Konsentrasi Mangan (Mn) air sumur di Kota Madiun seperti yang
terlihat pada Gambar 2.40.

Gambar 2.40. Konsentrasi Ion Logam Mangan Air Sumur Kota Madiun
Tahun 2021

II - 54
Berdasarkan Gambar 2.40. terlihat konsentrasi Mangan air sumur
di seluruh lokasi pemantauan masih dibawah baku mutu yang
persyaratkan. Mangan termasuk logam esensial yang dibutuhkan oleh
tubuh sebagaimana zat besi. Namun, Kelebihan Mn dapat menimbulkan
racun yang lebih kuat dibanding besi. Kelebihan Mangan (Mn) dapat
mengganggu membran mucous, menyebabkan gangguan kerongkongan,
penyakit parkinson, gangguan tulang, osteoporosis, gangguan
kardiovaskuler, hati, reproduksi, masalah kulit, menyebabkan epilepsi.
Keberadaan Mangan bisa karena faktor alamiahnya karena mineral
tanah yang mengandung Mangan terlarut dalam air. Mangan banyak
terdapat dalam pyrolusite (MnO2), braunite, (Mn2+Mn3+6) (SiO12),
psilomelane (Ba,H2O)2Mn5O10 dan rhodochrosite (MnCO3).
Namun, selain faktor alamiahnya, keberadaan Mangan ini terjadi
karena akibat aktivitas manusia sebagai zat pencemar. Mangan digunakan
dalam campuran baja, industri pigmen, las, pupuk, pestisida, keramik,
elektronik, dan alloy (campuran beberapa logam dan bukan logam,
terutama karbon), industri baterai, cat, dan zat tambahan pada makanan.
2.2.4. Dampak (Impact)
Adanya faktor pemicu dan tekanan terhadap kualitas air
berdampak kepada penurunan kualitas air beberapa badan air di Kota
Madiun, yang ditandai dengan adanya peningkatan konsentrasi parameter
kualitas air. Penurunan kualitas air akan menyebabkan semakin sukarnya
tersedianya air bersih dan mempengaruhi kesehatan manusia seperti diare
dan gangguan sistem pencernaan lainnya.
Semakin buruknya kualitas air permukaan dan air tanah
menyebabkan menurunnya pengguna air sumur dan peningkatan
pengguna air ledeng/PDAM seperti yang terjadi di Kecamatan Kartoharjo
dan Kecamatan Taman. Sedangkan Kecamatan Mangunharjo masih lebih
banyak yang menggunakan air sumur. Hal ini disebabkan kualitas air
sumurnya relatif masih baik. Namun, jika tidak terjaga dengan baik maka
dalam beberapa tahun kedepan akan banyak masyarakat yang akan

II - 55
beralih ke air ledeng. Perubahan jumlah pengguna air ledeng Tahun 2020
dan Tahun 2021 seperti yang terlihat pada Gambar 2.41.

Gambar 2.181. Perubahan Jumlah Pengguna Air Ledeng (PDAM) di Kota


Madiun Tahun 2018 - 2021

Dampak adanya penurunan kualitas dan kuantitas air tanah


(sumur) menyebabkan peningkatan jumlah pengguna dan volume air
ledeng (PDAM) setiap tahunnya seperti yang terlihat pada Gambar 2.42.
dan Gambar 2.43.

Gambar 2.42. Peningkatan Jumlah Pengguna Air Ledeng (PDAM)


di Kota Madiun Tahun 2016 – 2021

II - 56
Gambar 2.43. Peningkatan Jumlah Volume Air Ledeng (PDAM)
di Kota Madiun Tahun 2018 - 2021

2.2.5. Respon (Response)


Adapun respon yang dilakukan pemerintah Kota Madiun dalam
menanggapi isu kualitas air, antara lain:
1) Pembuatan Septic Tank Komunal
Septiktank komunal dibuat bertujuan untuk mengurangi
penyebaran cemaran air limbah domestik (rumah tangga) terhadap
kualitas air terutama kualitas air tanah. Pemerintah Kota Madiun telah
membuat septiktank komunal di beberapa tempat seperti di Gang
Bangau, Gang Renganis 1, Rengganis 2, Gang Kakaktua 1, dan Gang
Kakaktua 2. Septictank komunal dibeberapa lokasi di Kota Madiun
seperti yang terlihat pada Gambar 2.44.

II - 57
Gambar 2.44. Septiktank Komunal Dibeberapa Lokasi Kota Madiun

Selain dengan septiktank Komunal, pengurangan potensi


pencemaran limbah domestik juga dilakukan dengan program
jambanisasi.
2) Melakukan pemantauan kualitas air sungai dengan sampling dan
analisa di beberapa titik hulu dan hilir sungai yang masuk Program
Kali Bersih (Prokasih).
3) Pengawasan dan penegakan hukum dilakukan dengan mewajibkan
seluruh usaha/industri yang menghasilkan air limbah untuk melakukan
pengelolaan air limbah melalui IPAL dan melaporkan hasil uji kualitas
air limbah secara rutin setiap bulan.

II - 58
2.3. Kualitas Udara
Udara normal terdiri atas komposisi gas nitrogen sekitar 78,1%,
oksigen 20,93%, karbondioksida 0,03%, dan selebihnya berupa campuran
mekanis dari bermacam-macam gas, seperti gas argon, neon, kripton,
xenon dan helium. Selain itu, udara juga mengandung uap air, debu,
bakteri, dan sisa materi lainnya. Udara merupakan salah satu faktor
kehidupan bagi makhluk hidup yang ada di bumi, karena udara
mengandung bahan kehidupan yaitu Oksigen (O2). Oksigen adalah unsur
yang sangat dibutuhkan karena digunakan untuk proses pernapasan dan
metabolisme. Peranan udara juga tak kalah penting dengan air yang juga
memberikan kehidupan di permukaan bumi.
Unsur kimia yang ada di dalam udara bersih disebut kontaminan.
Kontaminan yang terdapat dalam konsentrasi tinggi dapat merugikan
penerima yang disebut cemaran (polutan). Pencemaran udara adalah
masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain
(kontaminan) ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga
melampaui baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan.
Sumber pencemaran udara dibagi 3 kreteria yaitu sumber titik
(point source), sumber area (area source), dan Sumber bergerak (line
source). Sumber titik berasal industri, sumber bergerak berasal dari
transportasi, sedangkan sumber area berasal perkantoran, perniagaan dan
perumahan. Berbagai kegiatan tersebut memberikan kontribusi terbesar
dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran
udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti
kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun dan sebagainya.
Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan
kualitas udara, yang dapat merusak lingkungan, mengganggu
kenyamanan, serta membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia
dan makhluk hidup lainnya.
Sebagian besar zat pencemar udara dihasilkan oleh aktivitas
manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, pembakaran sampah,

II - 59
dekomposisi bahan organik dari pembabatan hutan dan lahan, hasil
samping pertanian, peternakan, industri dan sebagainya. Pertumbuhan
ekonomi telah meningkatkan kegiatan industri dan transportasi yang
berkontribusi terhadap penurunan kualitas udara ambien pada lapisan
atmosfer. Selain itu juga dapat dihasilkan dari letusan gunung berapi dan
penguraian zat organik dari penumpukan sampah. Dalam batas tertentu
zat pencemar udara dapat dibersihkan secara alamiah oleh aliran udara,
hujan dan vegetasi.
Berdasarkan cara masuk ke dalam atmosfer, cemaran dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Pencemar primer
Pencemaran primer adalah pencemaran yang dimana
sumber pencemar secara langsung diemisikan dari sumber cemaran.
Menurut sumbernya emisi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1) Sumber Tidak Bergerak dapat berasal dari point source seperti
cerobong industri dan area sources seperti kawasan permukiman,
perdagangan dan jasa yang berasal dari proses pembakaran
2) Sumber Bergerak (line sources) berasal dari aktifitas pembakaran
dari kendaraan bermotor.
Parameter pencemaran primer kualitas udara antara lain :
Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOX), Hidrokarbon (HC),
Sulfur Oksida (SOX) dan partikulat debu dengan karakteristik
masing-masing antara lain :
a) Karbon Monoksida (CO).
Adalah suatu cemaran yang berasal dari sumber alami
seperti kebakaran hutan, oksidasi terpene yang diemisikan hutan
ke atmosfer, produksi CO oleh vegetasi dari kehidupan laut dan
pembakaran sampah. Sumber CO yang disebabkan oleh aktifitas
manusia antara lain proses industri, pembakaran bahan bakar fosil
misalnya bensin. Efek merugikan yang disebabkan cemaran CO

II - 60
terutama adalah pada kesehatan masyarakat. Pada vegetasi dan
hewan ditemukan sedikit efek merugikan. Menghirup CO dalam
jumlah yang besar dapat menyebabkan kematian, tetapi sangat
jarang dan hanya terjadi pada ruang yang sempit dengan ventilasi
kurang.
b) Nitrogen Oksida (NOX)
Nitrogen oksida adalah gas berwarna merah kecoklatan
dengan bau tajam. Efek merugikan senyawa Nitrogen Oksida
disebabkan oleh NO2 yang dapat menyerap semua spectrum
tampak dari cahaya, sehingga dapat mengurangi jangkauan
penglihatan. Efek lain adalah iritasi mata dan tenggorokan
sehingga dapat mengakibatkan ganggunan pernafasan. Senyawa
Nitrogen Oksida dalam jumlah banyak di atmosfer dapat memicu
terbentuknya asam kabut atau hujan asam.
c) Sulfur Oksida (SOX)
Berasal dari pengecoran biji logam yang mengandung
belerang, kilang minyak dan pembakaran bahan bakar fosil yang
mengandung belerang. Efek SO2 adalah iritasi pada saluran
pernafasan, menurunkan jangkauan penglihatan, korosi terhadap
logam dan kerusakan pada sel palisade dan sel spon pada
vegetasi. Senyawa ini juga dapat memicu terbentuknya asam
kabut atau hujan asam.
d) Hidrokarbon (HC)
Merupakan bahan organik yang berbentuk gas atau
partikel, yang terdiri dari metan, ethylene dan lain-lain dan
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, proses industri,
kebakaran hutan, incenerator dan penguapan solvent. Efek
hidrokarbon sering dikaitkan dengan asbun fotokemis, yaitu iritasi
terhadap mata dan gangguan pernafasan, merusak permukaan
daun, menurunkan jangkauan penglihatan.

II - 61
e) Partikulat debu
Meliputi partikel dari ukuran molekul sampai dengan >
10μm. Cemaran partikulat yang penting adalah molekul kisaran
0,1 - 10 μm, karena partikel ukuran > 10 μm akan diendapkan
secara gravitasi dan partikel < 0,1 μm tidak menyebabkan
masalah lingkungan. Sumber utama partikulat adalah
pembakaran bahan bakar, insenerasi, dan debu. Efek terhadap
kesehatan masyarakat dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
pada paru-paru.
b. Pencemar sekunder
Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh
proses kimia di atmosfer misalnya : Karbon Dioksida (CO2), cemaran
asbut (asam kabut) hujan asam, Cloro Fluoro Carbon/Freon (CFC) dan
Metana (CH4).

2.3.1. Pemicu (Driving Force)

Ada beberapa hal yang menjadi pemicu terhadap penurunan


kualitas udara di Kota Madiun, antara lain:
1. Peningkatan penduduk. Peningkatan penduduk merupakan sebuah
keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Peningkatan penduduk
menyebabkan peningkatan permukiman dan fasilitas penunjang
perekonomian. Peningkatan permukiman dan fasilitas penunjang
perekonomian menyebabkan aktivitas yang menimbulkan polusi
udara, misalnya aktivitas memasak, penggunaan mesin dengan bahan
bakar minyak dan gas, penggunaan AC, dsb.
2. Kemudahan pembelian kendaraan bermotor. Adanya kemudahan
pembelian kendaraan bermotor menyebabkan masyarakat berlomba-
lomba untuk memiliki kendaraan bermotor pribadi, baik sepeda motor
maupun mobil. Adanya peningkatan kendaraan bermotor akan
menyebabkan peningkatan emisi polutan udara dan menurunkan

II - 62
kualitas udara ambien yang berpengaruh terhadap kesehatan makhluk
hidup dan lingkungan.
3. Letak Kota Madiun. Kota Madiun merupakan kota penghubung
(connector) yang merupakan akses perjalanan dari Jawa Timur ke
Jawa Tengah atau sebaliknya. Sehingga banyak kendaraan yang
melalui Kota Madiun sehingga polusi udara juga semakin meningkat.
4. Strategi dan kebijakan pemerintah. Belum optimalnya strategi dan
kebijakan pemerintah terkait transportasi umum menyebabkan
masyarakat lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi sehingga
menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di jalan. Oleh
karena itu, perlu adanya transportasi umum yang nyaman dan
memadai untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga
dapat menurunkan emisi kendaraan bermotor.
5. Peningkatan usaha dan industri. Seiring perkembangan zaman,
Perkembangan sektor usaha dan industri bertumbuh semakin cepat,
baik industri kecil, menengah, dan besar. Pertumbuhan usaha dan
industri di Kota Madiun yang meningkat menyebabkan emisi polutan
udara semakin besar yang dapat dan memperburuk kualitas udara.

2.3.2. Tekanan (Pressure)

Adanya pemicu di atas menyebabkan tekanan terhadap kualitas


udara ambien Kota Madiun, antara lain:

1. Peningkatan permukiman dan fasilitas penunjang perekonomian.


Peningkatan permukiman dan fasilitas penunjang perekonomian
menyebabkan aktivitas yang menimbulkan polusi udara, misalnya
aktivitas memasak, penggunaan mesin dengan bahan bakar minyak
dan gas, penggunaan AC, dsb. Peningkatan jumlah permukiman dan
fasilitas penunjang perekonomian menyebabkan penggunaan bahan
bakar gas LPG, bensin dan solar.

II - 63
2. Peningkatan kendaraan bermotor. Peningkatan kendaraan bermotor di
Kota Madiun disebabkan kemudahan mendapatkan kendaraan serta
lokasi Kota Madiun sebagai kota penghubung. Adanya kemudahan
pembelian kendaraan bermotor menyebabkan masyarakat berlomba-
lomba untuk memiliki kendaraan bermotor pribadi, baik sepeda motor
maupun mobil. Selain itu, Kota Madiun sebagai kota penghubung
(connector) merupakan akses perjalanan dari Jawa Timur ke Jawa
Tengah atau sebaliknya. Sehingga banyak kendaraan yang melalui
Kota Madiun sehingga polusi udara juga semakin meningkat. Dengan
semakin banyaknya kendaraan bermotor akan meningkatan paparan
jumlah gas buang yang akan berdampak pada pencemaran udara oleh
emisi sumber bergerak yang berasal dari penggunaan bahan bakar
kendaraan bermotor. Peningkatan jumlah kendaraan menyebabkan
penggunaan bahan bakar yang besar. Jumlah kendaraan dan rata-rata
penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Madiun seperti yang
terlihat pada Gambar 2.45. dan Gambar 2.46. Jika berdasarkan
Gambar 2.45. jumlah kendaraan yang ada di Kota Madiun Tahun 2021
(tidak termasuk kendaraan transit) mengalami penurunan
dibandingkan Tahun 2021. Pada Gambar 2.46. terlihat bahwa
konsumsi BBM Tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan
Tahun 2020. Adanya peningkatan kegiatan/usaha di Kota Madiun
dapat berdamapak terhadap penurunan kualitas udara. Hal ini akan
berdampak pada peningkatan konsentrasi SO2, NO2, O3, dan CO rata –
rata Kota Madiun dan peningkatan di beberapa lokasi di Kota Madiun.

II - 64
Gambar 2.45. Jumlah Kendaraan di Kota Madiun Tahun 2017-2021

Gambar 2.46. Rata-rata Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di


Kota Madiun Tahun 2018-2021
Adanya penurunan jumlah kendaraan dan konsumsi bahan bakar di
Kota Madiun diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara meskipun
tidak ada perubahan kualitas jalan dari tahun sebelumnya (Tahun
2020). Jumlah kendaraan transit di Kota Madiun sangat berpengaruh
terhadap produksi gas buang di Kota Madiun. Jumlah kendaaraan
(bus) yang transit di Terminal Kota Madiun dapat dilihat pada
Gambar 2.47.

II - 65
Gambar 2.47. Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Bus di
Terminal Kota Madiun Tahun 2020 dan 2021

Perubahan panjang jalan terlihat pada Gambar 2.48. Berdasarkan


gambar tersebut, terlihat perubahan dari Tahun 2020 ke Tahun 2021
tidak mengalami perubahan.

Gambar 2.48. Perubahan Panjang Jalan di Kota Madiun Tahun


2017-2021

3. Perilaku masyarakat. Saat ini, sebagian besar masyarakat lebih suka


menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain: gaya hidup, tidak adanya moda transportasi umum

II - 66
yang praktis dan nyaman, cuaca dan kualitas lingkungan yang jelek,
serta adanya jarak yang jauh antara lokasi rumah ke tempat kerja.
Adanya peningkatan kendaraan bermotor ini akan menyebabkan
peningkatan emisi polutan udara dan menurunkan kualitas udara
ambien.

2.3.3. Kondisi (State)


2.3.3.1. Jumlah Kendaraan Bermotor Sebagai Sumber Emisi
Bergerak di Kota Madiun

Keberadaan kendaraan bermotor di Kota Madiun sebagai sumber


pencemaran udara yang berasal dari sumber emisi bergerak. Jenis
kendaraan bermotor di Kota Madiun dibedakan menjadi bus besar pribadi,
bus besar umum, sepeda motor pribadi, dan sepeda motor dinas. Jumlah
kendaraan bermotor di Kota Madiun pada Tahun 2017 hingga Tahun 2021
dapat dilihat pada Gambar 2.49. dan Gambar 2.50.

Gambar 2.49. Jumlah Bus Besar di Kota Madiun Pada Tahun 2017-2021

II - 67
Gambar 2.50. Jumlah Sepeda Motor di Kota Madiun Pada
Tahun 2017-2021
Berdasarkan gambar di atas terlihat secara total jumlah kendaraan
mengalami Penurunan.

2.3.3.2. Kualitas Udara di Kota Madiun

Menurut Srikandi Fardiaz (1992) untuk menghindari terjadinya


pencemaran udara di lingkungan ditetapkan baku mutu udara yang dapat
dibedakan atas baku mutu udara ambien dan baku mutu udara emisi.
Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat
atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh – tumbuhan dan atau benda.
Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat
atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke
udara, sehinga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien.

Pemantauan kualitas udara ambien dapat dilakukan secara aktif


dan pasif. Metode pemantauan secara pasif dilakukan secara manual atau
otomatis tetapi tidak secara berkesinambungan dan tidak dapat secara
langsung dapat diinformasikan kepada masyarakat umum. Sedangkan

II - 68
metode pemantauan secara aktif dapat dilakukan secara manual atau
otomatis, berkesinambungan dan hasilnya dapat diumumkan secara
langsung kepada masyarakat (public data display).

Pengukuran kualitas udara di Kota Madiun pada Tahun 2021 telah


dilakukan di 5 titik lokasi yaitu: (1) Jalan Pahlawan mewakili kawasan
perkantoran, (2) Jalan Urip Sumoharjo mewakili kawasan transportasi, (3)
Jalan Tanjung Manis mewakili kawasan permukiman, (4) TPA Winongo
mewakili kawasan TPA, (5) Depan PG Rejoagung mewakilo kawasan
industri. Lokasi pengambilan sampel kualitas udara ambien di Kota Madiun
ditampilkan pada Gambar 2.51. Contoh alat pemasangan kualitas udara
diperlihatkan pada Gambar 2.52. Hasil pengukuran kualitas udara
dilakukan terhadap parameter udara ambien meliputi SO2, NO2, CO, O3,
dan Pb.

Gambar 2.51. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara di Kota Madiun

II - 69
Gambar 2.52. Uji Kuaitas Udara Ambien di Kota Madiun

Berdasarkan hasil pengukuran udara ambien di ruang terbuka


tersebut maka diperoleh hasil, bahwa belum ada parameter yang
melebihi baku mutu udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara
Ambien). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyebaran
polutan/zat pencemar adalah: arah angin, kecepatan angin, tekanan
udara, suhu udara, curah hujan dan topografi.

a) Parameter Sulfur dioksida (SO2)


Sulfur dioksida (SO2) adalah salah satu spesies dari gas-gas
oksida sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki
bau, dan tidak berwarna. Pencemar sekunder yang terbentuk dari
SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh dari
sumbernya. SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat
terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur
sendiri terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum

II - 70
diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang
mengandung metal seperti alumunium, tembaga, seng, timbal, dan
besi. Di daerah perkotaan, yang menjadi sumber sulfur utama adalah
kegiatan pembangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu
bara ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga gas buang
dari kendaraan yang menggunakan diesel dan industri-industri yang
menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak mentah.
Konsentrasi SO2 dikota madiun seperti yang terlihat pada Gambar
2.53.

Gambar 2.53. Perubahan Konsentrasi SO2 di Kota Madiun Tahun


2019 - 2021

Berdasarkan Gambar 2.53, terlihat konsentrasi SO2 di seluruh lokasi


pemantauan mengalami penurunan pada Tahun 2021 apabila
dibandingkan denganTahun 2020. Hal ini sejalan dengan adanya
penurunan jumlah kendaraan dan konsumsi bahan bakar dengan
kandungan sulfur tinggi terutama di Kawasan industri, Transportasi,
dan TPA di Kota Madiun. Berkurang mobilisasi kendaraan sebagian
besar disebabkan adanya pandemic COVID-19. Konsentrasi SO2 di
Kota Madiun masih jauh di bawah baku mutu. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VII
tentang Baku Mutu Udara Ambien), baku mutu parameter SO2 udara

II - 71
ambien yang disyaratkan adalah 75 µg/Nm3 untuk pengukuran 24
jam.

b) Parameter Nitrogen dioksida (NO2)


Nitrogen oksida adalah gas berwarna merah kecoklatan dengan
bau tajam. Efek merugikan senyawa Nitrogen Oksida disebabkan oleh
NO2 yang dapat menyerap semua spectrum tampak dari cahaya,
sehingga dapat mengurangi jangkauan penglihatan. Efek lain adalah
iritasi mata dan tenggorokan sehingga dapat mengakibatkan
ganggunan pernafasan. Senyawa Nitrogen Oksida dalam jumlah
banyak di atmosfer dapat memicu terbentuknya asam kabut atau
hujan asam. Konsentrasi NO2 di Kota Madiun seperti yang terlihat
pada Gambar 2.54.

Gambar 2.54. Perubahan Konsentrasi NO2 di Kota Madiun Tahun


2019 - 2021
Berdasarkan Gambar 2.54, secara umu terlihat konsentrasi NO2
pada tahun 2021 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya,
akan tetapi konsentrasi tersebut masih jauh di bawah baku mutu.
Konsentrasi terbesar berada di kawasan industri dan yang terkecil
berada di perkantoran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien),

II - 72
baku mutu parameter NO2 udara ambien yang disyaratkan adalah 65
µg/Nm3 untuk pengukuran 24 jam.

c) Parameter Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO), merupakan gas yang tak berwarna,


tak berbau, dan tak berasa. Karbon monoksida (CO) adalah gas yang
dihasilkan dari beragam proses, termasuk pembakaran batu bara,
kayu, dan penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor. Asap
yang berasal dari pembakaran batu bara, kayu, bahan bakar
kendaraan bermotor, generator portabel, atau peralatan rumah
tangga yang menghasilkan gas, akan meningkatkan kadar karbon
monoksida di udara. Kondisi ini akan semakin berbahaya jika asap
hasil pembakaran tersebut berkumpul di ruang tertutup tanpa
ventilasi. Keracunan karbon monoksida akan terjadi jika seseorang
menghirup karbon dioksida dalam jumlah berlebihan atau dalam
jangka waktu yang lama. Hasil pengukuran CO untuk beberapa lokasi
di Kota Madiun disajikan pada Gambar 2.55.

Gambar 2.195. Perubahan Konsentrasi CO di Kota Madiun


Tahun 2019 - 2021
Berdasarkan Gambar 2.55, terlihat konsentrasi CO mengalami
peningkatan hampir di semua lokasi pengambilan sampel. Hal ini
terjadi karena adanya aktivitas pembakaran dari suatu

II - 73
kegiatan/usaha, dan jumlah kendaraan transit maupun yang ada di
Kota Madiun yang menyebabkan peningkatan konsumsi BBM seperti
yang terlihat pada Gambar 2.47. Adanya pembakaran BBM yang tidak
sempurna akan meningkatkan konsentrasi CO. selain itu, adanya
dekomposisi sampah akibat peningkatan timbulan sampah akan
meningkatkan konsentrasi CO di udara. Konsentrasi CO di kota
madiun masih jauh di bawah baku mutu. Konsentrasi terbesar berada
di kawasan transportasi dan terkecil berada di kawasan TPA.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien), baku mutu
parameter CO udara ambien yang disyaratkan adalah 10.000 µg/Nm3
untuk pengukuran 1 jam.
d) Parameter Oksidan (O3)
Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen
yang memiliki sifat sebagai pengoksidasi. Oksidan adalah komponen
atmosfir yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses
kimia yang membutuhkan sinar matahari mengoksidasi komponen-
komponen yang tak segera dioksidasi oleh oksigen. Senyawa yang
terbentuk merupakan bahan pencemar sekunder yang diproduksi
karena interaksi antara bahan pencemar primer dengan sinar.
Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi
oksidan fotokimia. Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO2.
Polutan sekunder yang dihasilkan dari reaksi hidrokarbon dalam siklus
ini adalah ozon dan peroksiasetilnitrat. Konsentrasi CO dikota madiun
seperti yang terlihat pada Gambar 2.56.

II - 74
Gambar 2.56. Perubahan Konsentrasi O3 di kota Madiun
Tahun 2019 - 2021
Berdasarkan Gambar 2.56, terlihat konsentrasi O3 pada tahun
2021 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Adanya
pembakaran BBM yang tidak sempurna akan meningkatkan
konsentrasi CO, NOx, maupun senyawa organic dan dekomposisi
oksigen dengan bantuan cahaya matahari sehingga pembentukan O3
semakin meningkat. Akan tetapi konsentrasi tersebut masih jauh di
bawah baku mutu. Konsentrasi terbesar berada di kawasan
perkantoran dan terkecil berada di kawasan TPA. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien), baku mutu
parameter O3 udara ambien yang disyaratkan adalah 150 µg/Nm3
untuk pengukuran 1 jam.

e) Parameter Timah Hitam (Pb)

Timah hitam atau Timbal merupakan logam berat dengan


massa jenis yang lebih tinggi daripada banyak bahan yang ditemui
sehari-hari. Timbal memiliki sifat lunak, mudah ditempa, dan bertitik
leleh rendah. Saat baru dipotong, timbal berwarna perak mengilat
kebiruan, tetapi jika terpapar udara permukaannya akan berubah

II - 75
menjadi warna abu-abu buram. Timbal adalah unsur stabil bernomor
atom tertinggi dan tiga di antara isotopnya adalah hasil akhir
peluruhan berantai unsur-unsur yang lebih berat. Konsentrasi Pb
dikota madiun seperti yang terlihat pada Gambar 2.57.

Gambar 2.57. Perubahan Konsentrasi Pb di Kota Madiun


Tahun 2019 - 2021

Berdasarkan Gambar 2.57, terlihat konsentrasi Pb masih jauh di


bawah baku mutu. Konsentrasi Pb di Kota Madiun adalah sebesar
0,0005 µg/Nm3. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien),
baku mutu parameter Pb udara ambien yang disyaratkan adalah 2
mg/Nm3 untuk pengukuran 24 jam.

f) Partikulat debu
Meliputi partikel dari ukuran molekul sampai dengan > 10μm.
Cemaran partikulat yang penting adalah molekul kisaran 0,1 - 10 μm,
karena partikel ukuran > 10 μm akan diendapkan secara gravitasi dan
partikel < 0,1 μm tidak menyebabkan masalah lingkungan. Sumber
utama partikulat adalah pembakaran bahan bakar, insenerasi, dan
debu. Efek terhadap kesehatan masyarakat dapat mengakibatkan

II - 76
gangguan kesehatan pada paru-paru. Konsentrasi TSP dikota madiun
seperti yang terlihat pada Gambar 2.58.

Gambar 2.58. Perubahan Konsentrasi TSP di Kota Madiun


Tahun 2019 - 2021

Berdasarkan Gambar 2.58, terlihat konsentrasi TSP mengalami


penurunan di seluruh lokasi pengambilan sampel. Konsentrasi TSP di
Kota Madiun masih jauh di bawah baku mutu. Konsentrasi TSP di Kota
Madiun paling kecil berada di Kawasan Permukiman. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien), baku mutu
parameter Pb udara ambien yang disyaratkan adalah 230 µg /Nm3
untuk pengukuran 24 jam.

2.3.4. Dampak (Impact)


Adanya pemicu dan tekanan terhadap kualitas udara
menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan udara sehingga kualitas
udara ambien menurun. Penurunan kualitas udara ambien ini dapat
menyebabkan peningkatan penyakit ISPA.
Adanya peningkatan tekanan, kualitas udara mengalami
perubahan seperti yang terlihat pada Gambar 2.59. setelah dilakukan
perhitungan Indeks Kualitas Udara di Kota Madiun menunjukkan bahwa

II - 77
Indeks Kualitas Udara turun dari 87,94 menjadi 83,78 (Gambar 2.57)
Turunnya indeks menunjukkan dengan jelas bahwa terjadi peningkatan
intensitas zat pencemar yang ada di udara terutama kadar SO2 dan NO2.
Namun, adanya peningkatan konsentrasi polutan udara seperti CO, NO2,
O3 serta penurunan indeks kualitas udara tidak berbanding lurus dengan
penurunan jumlah kendaraan dan konsumsi bahan bakar di Kota Madiun.
Hal ini dimungkinkan masih besarnya kendaraan yang melintasi Kota
Madiun dan meningkatnya aktivitas domestic/rumah tangga (memasak)
akibat pandemik.

Gambar 2.59. Penurunan Indeks Kualitas Udara Kota Madiun


Tahun 2018 – 2021

2.3.5. Respon (Response)


Untuk mengurangi tingkat pencemaran udara dari sumber emisi
bergerak maka respon yang dilakukan adalah:
1) Menguatkan pelaksanaan persyaratan layak jalan bagi kendaraan
bermotor dengan uji kelayakan bermotor dan uji emisi kendaraan.
2) Memperbaiki sistem transportasi yang ada saat ini, dengan sistem
transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh
masyarakat.

II - 78
3) Melakukan kampanye hemat bahan bakar mesin dan pemberlakuan
pemakaian bensin tanpa timbal.
4) Menganjurkan penggunaan masker bagi pengendara sepeda motor.
5) Penanaman pohon di sepanjang jalan sebagai penyaring udara dan
peredam kebisingan serta memperbanyak taman dan hutan kota.
6) Melakukan pemantauan udara secara periodik di beberapa tempat
yang berpotensi terjadi pencemaran udara.
Sedangkan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara dari
sumber emisi tidak bergerak maka respon yang dilakukan adalah:
1) Melakukan pengaturan peruntukan melalui Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Madiun bagi kegiatan dan/atau usaha yang
mengeluarkan bahan cemaran udara.
2) Melakukan pencegahan (preventif) setiap rencana kegiatan dan/atau
usaha untuk dapat melakukan pengelolaan lingkungan melalui
penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) dan UKL/UPL, melalui persetujuan teknis dan rincian teknis
yang terkait pemenuhan baku mutu emisi.
3) Untuk mengurangi bau yang bersumber dari Tempat Pembuangan
Akhir Sampah (TPA), pemerintah dan masyarakat melakukan upaya:
▪ Melakukan pemisahan jenis sampah yang dilakukan oleh
pemulung.
▪ Melakukan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik.
▪ Melakukan proses Control Landfill secara tepat.
4) Mewajibkan pemasangan dust collector atau alat pengendali
pencemaran udara lainnya yang efektif dan efisien pada industri
sebagai upaya mengurangi pencemaran udara.
5) Melakukan pemantauan kualitas udara secara berkala.
6) Pengelolaan sampah dan limbah peternakan untuk dibuat biogas.

II - 79
2.4. Risiko Bencana
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat
bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa
kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan suatu wilayah dan kurun waktu
tertentu (UU RI No.24/2007). Jadi risiko adalah dampak dari adanya suatu
bencana yang ditanggung oleh masyarakat maupun lingkungan sekitar.
Dalam disiplin penanggulangan bencana ( disaster management), risiko
bencana adalah interaksi antara tingkat kerentanan daerah dengan
ancaman bahaya (hazard) yang ada (BAKORNAS PB, 2007). Secara
umum, risiko dapat dirumuskan sebagai berikut:
Risiko = Bahaya x (Kerentanan:Ketidakmampuan)
Menurut Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, dijelaskan bahwa bencana dapat disebabkan
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Faktor alam misalnya
gempabumi, tsunami, gunung api, banjir, kekeringan, dan lain-lain. Faktor
nonalam misalnya gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit. Faktor karena bencana sosial misalnya konflik sosial antar
kelompok antar komunitas masyarakat, dan teror.
2.4.1. Pemicu (Driving Force)
Kejadian bencana alam di Kota Madiun pada tahun 2019 berupa
bencana banjir, kekeringan dan kebakaran. Pemicu terhadap terjadinya
bencana tersebut adalah:
1. Perubahan Tata Guna Lahan
Perubahan tata guna lahan ini berkaitan dengan ketersediaan
kawasan resapan air atau kawasan non terbangun. Peningkatan
kawasan terbangun akan mengubah sifat tutupan lahan yag semula
bersifat dapat meresapkan air hujan (permeable) menjadi sulit untuk
meresapkan air hujan (impermeable). Kondisi ini akan berdampak

II - 80
terhadap peningkatan aliran permukaan (runoff), sehingga meningkat
volume dan debit pada saluran drainase kota serta sungai utama.
Perubahan tata guna lahan tidak hanya yang terjadi di Kota madiun
tetapi juga yang terjadi wilayah lain yang masuk dalam DAS Madiun
Hulu. Apabila dibandingkan data Tahun 2020 dan 2021 maka
penggunaan lahan yang bersifat non terbangun terdapat
kecenderungan meningkat.

Gambar 2.60. Penggunaan Lahan Non Terbangun


Tahun 2020 - 2021
2. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kota Madiun pada tahun 2021 sebanyak 201.452
jiwa dengan tingkat kepadatan 6.105 jiwa/km2. Keadaan ini
membutuhkan ketersediaan pangan, sandang, papan dan fasilitas
yang lain.
3. Jumlah kemiskinan
Jumlah kemiskinan di Kota Madiun pada tahun 2020 adalah 9.232 KK
(12,69 %) yang mengalami peningkatan pada tahun 2021 menjadi
sebesar 24.685 KK (34.17 %). Berdasarkan persebaran wilayah maka
Kecamatan Taman keluarga miskin sebanyak 10,02 %, Kecamatan
Manguharjo 7,98 % dan Kecamatan Kartoharjo 6,69 %.

II - 81
Gambar 2.61. Jumlah Rumah Tangga Miskin Tahun 2018 - 2021
Peningkatan persentase dan agregat penduduk miskin, salah
satu indikator kemiskinan yang cukup penting dalam menjelaskan
karakteristik kemiskinan di Kota Madiun juga menunjukkan perubahan
yang kurang diharapkan.

2.4.2. Tekanan (Pressure)


Faktor penyebab terhadap banjir, kekeringan dan kebakaran di
Kota Madiun umumnya tidak tunggal tetapi beberapa faktor saling terkait
dan saling menunjang, yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Kebutuhan pemukiman bagi penduduk kota
Kebutuhan pemukiman dipengaruhi oleh perkembangan
penduduk kota, baik pertumbuhan alamiah atau dikarenakan migrasi
dari luar daerah. Kepadatan penduduk yang tinggi berdampak pada
pengurangan luasan ruang terbuka hijau. Selain untuk pengurangan
lahan terbuka hijau untuk pemukiman, perkembangan sektor
perdagangan, industri, dan jasa turut berpengaruh.
2. Peningkatan volume sampah dan perilaku masyarakat
Volume sampah yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia baik untuk
kepentingan konsumsi atau produksi di Kota Madiun pada Tahun 2021

II - 82
mencapai 343.525 m3/hari, yang mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2020 sebesar 350.408 m3/hari (Gambar 2.60). Volume sampah
tersebut apabila tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif
terhadap kehidupan masyarakat. Sementara TPA Winongo dari
kapasitas 768.000 m3, saat ini telah terisi sampah sebanyak 537.600
m3 atau 70%, sehingga daya tampungnya tinggal 30%.

Gambar 2.202. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah Kota


Madiun Tahun 2019 - 2021
Hasil observasi di lapangan masih terdapat timbulan sampah
yang belum dilakukan pengelolaan, sehingga terbuang secara bebas
yang akhirnya masuk ke saluran drainase dan/atau sungai. Perilaku
kurang sadar terhadap lingkungan ini memperbesar risiko terhadap
banjir.
3. Kebutuhan saluran drainase
Permasalahan yang didasarkan pada saluran air dapat diidentifikasi
antara lain:
a. Terdapat permasalahan dengan penyimpangan sempadan
sungai/saluran, antara lain: Kelurahan Rejomulyo dan Kelurahan
Kelun yaitu di Perumahan Kartoharjo Indah, daerah Rejomulyo
sejajar dengan saluran Terate Timur dan Saluran Sono sehingga
ketika hujan dan air sungai tidak dapat mengalir ke sungai.

II - 83
b. Kurang maksimalnya fungsi dari drainase kota dan elevasi muka
Sungai Madiun yang lebih tinggi daripada elevasi muka tanah di
sekitar sungai. Hal ini menyebabkan genangan ketika hujan turun.

2.4.3. Kondisi (State)


Area terdampak bencana pada tahun 2018 10 Ha dan melonjak naik
di tahun 2019 seluas 35 Ha. Pada tahun 2020 mengalami penurunan drastis
yaitu 4 Ha dan pada tahun 2021 tidak terdapat area terdampak bencana (0
Ha). Area terdampak bencana, korban, dan kerugian di Kota Madiun
disajikan pada Gambar 2.63.

Gambar 2.63. Area Terdampak Bencana, Korban, dan Kerugian Kota


Madiun Tahun 2018 – 2021

2.4.4. Dampak (Impact)


Dampak banjir, kekeringan dan kebakaran yang ditimbukan
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat adalah:
1. Kerusakan rumah/tempat tinggal penduduk
Bencana di Kota Madiun menimbulkan kerusakan rumah/tempat
tinggal terutama di Kelurahan Kelun Kecamatan Kartoharjo. Masyarakat

II - 84
terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memulihkan kondisi
pasca banjir, misalnya pembersihan rumah karena dampak banjir.
2. Kerusakan infrastruktur
Infrastruktur yang tergenang menyebabkan percepatan terhadap
jembatan, jalan, jaringan listrik dan komunikasi.
3. Terganggunya kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Dengan adanya banjir dan kekeringan menyebabkan masyarakat
terganggu kegiatan ekonomi (tidak bisa beraktivitas) sehingga
menurunkan produktivitas ekonomi. Selain itu, masyarakat juga tidak
dapat mengakses sarana-sarana public seperti rumah sakit, sekolah, dan
kantor.

2.4.5. Respon (Response)


Respon yang dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya banjir
atau mengurangi kerugian yang ditimbulkan adalah:
1. Sebelum Terjadi Banjir
a. Identifikasi daerah rawan bencana sehingga dihasilkan peta Potensi
Tingkat Bahaya Banjir yang berisi tentang lokasi, luasan,
persebaran, jenis, intensitas dan faktor penyebab banjir.
b. Penyuluhan dan pelatihan (simulasi) penggunaan lahan secara
berkelanjutan yaitu penggunaan lahan yang tidak menyebabkan
terjadinya banjir pada wilayah yang rentan terjadinya banjir.
c. Penyuluhan standard operating procedures (SOP) mulai dari
pengenalan lokasi rentan banjir, ciri-ciri awal akan terjadinya banjir
dan cara penyelamatan.
d. Penataan infrastruktur permukiman pada kawasan yang rentan
terjadinya banjir.
e. Pembentukan dan pelatihan tim Satuan Perlindungan Masyarakat
(Satlinmas) penanggulangan banjir.

II - 85
f. Pembuatan tanggul penahan terjadinya banjir pada lokasi yang
rentan banjir yang disesuaikan dengan karakteristik tanah atau
batuannya serta kemampuan yang ada dalam masyarakat.
g. Pengaturan drainase air permukaan dan drainase air bawah tanah.
Pengaturan kembali dilakukan dengan metode:
- pembuatan parit permukaan,
- pengalihan aliran permukaan,
- melakukan penutup sambungan (joint) pada retakan dan celah,
2. Tahap Saat Terjadi Banjir
a. Melakukan evakuasi masyarakat apabila diperlukan khususnya
untuk korban.
b. Pendirian posko pengamanan dan bantuan pada lokasi yang mudah
dijangkau dan aman.
c. Pencarian dan penemuan korban yang telah meninggal/hilang.
d. Pendirian barak-barak pengungsi dan dapur umum.
e. Pemberian makanan, minuman dan obat-obatan.
f. Penyaluran bantuan dari donatur yang dikoordinasikan dengan
SATLAK PB dan relawan yang ada.
3. Tahap Sesudah Terjadi Banjir
a. Merelokasi/merenovasi permukiman yang terletak pada lokasi yang
rentan terjadinya banjir yang difasilitasi oleh pemerintah Kota
Madiun
b. Penguatan kapasitas masyarakat untuk menghadapi risiko banjir.
c. Pembangunan kembali infrastuktur maupun fasilitas sosial ekonomi
yang rusak akibat bencana banjir seperti: jalan, jembatan, sekolah,
pasar dan sebagainya yang terletak pada lokasi yang tidak potensi
terjadinya banjir yang dilakukan secara mandiri atau yang
disediakan oleh pemerintah.
Respon yang dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya
kekeringan atau mengurangi kerugian yang ditimbulkan adalah:

II - 86
1. Penyediaaan cadangan air pada saat musim kemarau, yaitu
dibangunnya embung Pilangbango di Kecamatan Kartoharjodengan
luas lahan 2,20 Ha dengan luas embung 1,1 Ha serta volume
maksimum 41.937 m3.
2. Melakukan pemanenan air hujan, dengan pembuatan biopori dan
sumur resapan kota.
3. Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau di Kota Madiun
Respon yang dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya
kebakaran atau mengurangi kerugian yang ditimbulkan adalah:
1. Melarang melakukan pembakaran sampah sembarangan,
2. Melakukan pelatihan sumberdaya manusia,
3. Melakukan mitigasi kebaran kepada masyarakat secara luas.

2.5. Perkotaan
Perkotaan menurut definisi yang tercantum pada Undang-undang
No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah wilayah yang
mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi. Tingginya aktivitas manusia di wilayah perkotaan mengakibatkan
masalah yang beragam. Salah satu permasalahan yang sering muncul di
wilayah perkotaan adalah timbulan sampah. Selain permasalahan sampah,
jumlah manusia yang memadati perkotaan menimbulkan masalah sanitasi
lingkungan. Masalah ini diperparah seandainya tidak tersedianya fasilitas
tempat buang air besar yang memadai.
Kota Madiun telah membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Winongo dengan jenis Controlled Landfill Terasiring untuk membantu
menangani timbulan sampah. Luas TPA tersebut 6,40 Ha dengan
kapasitas 768.000 m3, dan volume eksisting 537.600 m3. (Sumber: Tabel-
46 Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun 2020). Kondisi TPA Winongo dapat
dilihat pada Gambar 2.64.

II - 87
A B
Gambar 2.64. TPA Winongo Kota Madiun (A) dan Kegiatan di TPA
Winongo Kota Madiun (B)

2.5.1. Pemicu (Driving Force)


Aktivitas manusia dan gaya hidup yang semakin modern
diidentifikasi sebagai faktor-faktor pemicu dalam pengelolaan sampah.
Beberapa faktor yang menjadi pemicu dapat dikategorikan menjadi faktor
alamiah dan faktor kebiasaan masyarakat.
Faktor alamiah seperti pertumbuhan penduduk, sampah yang
dihasilkan akan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Faktor kebiasaan
antara lain kebersihan lingkungan belum menjadi gaya hidup, anggapan
sebagian masyarakat bahwa sampah tidak dapat dipergunakan kembali.
Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan
akhir (end-of-pipe) yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke
tempat pemrosesan akhir sampah. Pengelolaan Reduce, Reuse, dan
Recycle belum bias diimplementasikan oleh masyarakat.

2.5.2. Tekanan (Pressure)


Tekanan timbulan sampah di Kota Madiun diperberat dengan
adanya sejumlah kegiatan yang menghasilkan limbah padat, limbah cair,
limbah B3 padat, dan limbah B3 cair. Sedikitnya terdapat 1 (satu) kegiatan
sumber pencemar kategori bergerak yaitu Terminal Purbaya dan 12 (dua
belas) sumber pencemaran yang tidak bergerak yaitu RSUD Dr. Soedono,
RSUD Sogaten, RS Santa Clara, RSI Siti Aisyah, RS Griya Husada, RSB Al

II - 88
Hasanah, PT Pertamina, PT Patra Trading, PT Refindo Intiselras Indonesia,
PT INKA, PG Rejo Agung Baru, dan PT Nitama. Volume limbah yang
dihasilkan tersaji pada Gambar 2.65. dan Gambar 2.66. (Sumber:
Tabel-35 Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun 2021).

Gambar 2.65. Sumber Pencemaran Bergerak di Kota Madiun Tahun 2021

Gambar 2.66. Sumber Pencemaran Tidak Bergerak di Kota Madiun tahun


2021

II - 89
Pada tahun 2021 diketahui volume limbah B3 khususnya limbah medis
dari fasilitas pelayanan kesehatan Kota Madiun tersaji pada Tabel 2.1.
berikut.
Tabel 2.1. Volume Limbah B3 (Limbah Medis) Fasilitas Pelayanan
Kesehatan

No. Nama Fasilitas Kesehatan Volume Limbah Medis (Kg)


1 RSIA Al Hasanah 2.895
2 RSUD Kota Madiun 51.534
3 RSI Siti Aisyah 23.867
4 RS Santa Clara 6.199
5 RS Paru Manguharjo 4.630
6 Rumkit TK IV 2.995
7 RSUD dr. Soedono 94.452
8 RS Griya Husada 6.541
9 Puskesmas Manguharjo 1.005
10 Puskesmas Tawangrejo 697
11 Puskesmas Ngegong 882
12 Puskesmas Demangan 803
13 Puskesmas Banjarejo 1.533
14 Puskesmas Sukosari 929
Sumber: Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga
Berencana Kota Madiun (Lampiran Tabel 35A)

2.5.3. Kondisi (State)


Kehidupan manusia tidak akan lepas dari timbulan sampah yang
dihasilkan dari aktivitas manusia itu sendiri. Perkiraan jumlah timbulan
sampah per hari di Kota Madiun tersaji pada Gambar 2.67.

II - 90
Gambar 2.67. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah Per Hari di Kota
Madiun tahun 2019-2021
Pada Gambar 2.67. tersebut dapat dilihat bahwa terjadi
penurunan jumlah penduduk dari 210.245 jiwa (tahun 2020) menjadi
206.115 jiwa (tahun 2021). Penurunan jumlah penduduk di Kota Madiun
mempengaruhi jumlah timbulan sampah yang mengalami penurunan
timbulan sampah per hari dari 350.408 m3/hari (tahun 2020) menjadi
343.525 m3/hari (tahun 2021). (Sumber: Tabel-47 Lampiran Dok. IKPLHD
Kota Madiun 2021). Selain jumlah penduduk yang tinggi ternyata faktor
kesadaran untuk melakukan pengelolaan sampah masih rendah.
Pengelolaan sampah untuk menuju konsep 3R memerlukan pengetahuan
dan keterampilan masyarakat.
Apabila timbulan sampah sebagian dapat dikelola kembali oleh
masyarakat dapat diproyeksikan jumlah timbulan sampah dapat
terkendali. Peran serta pemerintah juga sangat diharapkan terutama
dalam melakukan pembinaan dan penyediaan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah, dan yang paling penting adalah perlu ditanamkan
kepada masyarakat bahwa sampah itu berguna dan bernilai ekonomi
tinggi agar anggapan bahwa sampah itu tidak berguna bisa terkikis.

II - 91
2.5.4. Dampak (Impact)
Dampak yang ditimbulkan dari timbulan sampah dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan meningkatkan beban pencemar
yang masuk ke lingkungan. Dalam jangka panjang, apabila gangguan
kesehatan terganggu diprediksi akan menurunkan produktivitas
masyarakat. Sedangkan dampak pada beban pencemaran yang masuk
lingkungan sehingga dapat mengganggu ekosistem flora dan satwa yang
ada.

2.5.5. Respon (Response)


Pentingnya mengatasi permasalahan timbulan sampah di Kota
Madiun pemerintah setempat telah melakukan beberapa upaya dan
program. Upaya dan program tersebut adalah pengelolaan sampah yaitu
dengan membuat Bank Sampah, melakukan kegiatan fisik berupa
rehabilitasi maupun penyediaan TPS yang layak untuk pengelolaan
sampah, pembuatan gas methane, dan monitoring Limbah B3.
Dari data yang diperoleh pada tahun 2021, Kota Madiun telah
memiliki 17 (tujuh belas) Bank Sampah. Bank sampah di Kota Madiun
telah resmi dengan adanya Surat Keputusan yang diterbitkan sejak tahun
2010 sampai tahun 2020. (Sumber: Tabel-48 Lampiran Dok. IKPLHD Kota
Madiun 2021). Jumlah TPS 3 R di Kota Madiun ada 3 (tiga) yaitu Mayjen
Sungkono (Jl. Mayjen Sungkono), Sedoro Bakti (Jl. Sedoro), dan Kartika
Manis (Jl. Kartika Manis). (Sumber: Tabel-48A Lampiran Dok. IKPLHD Kota
Madiun 2021). Total jumlah TPS dan TPA di Kota Madiun sebanyak 37 Unit
yang disajikan pada Tabel 2.2. sebagai berikut:
Tabel 2.2. Daftar TPS dan TPA di Kota Madiun

No Nama TPA/TPS Kecamatan Lokasi


1 TPA Winongo Manguharjo Jl. Ringroad
2 TPS Merak Manguharjo Jl. Merak
TPS Mayjend
3 Manguharjo Jl. Mayjend Sungkono
Sungkono (TPS3R)
4 TPS Hayam Wuruk Manguharjo Jl. Hayam Wuruk

II - 92
No Nama TPA/TPS Kecamatan Lokasi
5 TPS Pandan Manguharjo Jl. Pandan
6 TPS Precet Manguharjo Jl. Makam Precet
7 TPS Padjajaran Manguharjo Jl. Padjajaran
8 TPS Gambir Sawit Manguharjo Jl. Gambir Sawit
9 TPS Sekar Tedjo Manguharjo Jl. Sekar Tedjo
10 TPS Kalasan Manguharjo Jl. Kalasan
11 TPS Singosari Manguharjo Jl. Singosari
12 TPS Penataran Manguharjo Jl. Penataran
13 TPS Borobudur Manguharjo Jl. Borobudur
14 TPS Nusa Penida Kartoharjo Jl. Nusa Penida
15 TPS Slamet Riyadi Kartoharjo Jl. Slamet Riyadi
16 TPS Kresno Kartoharjo Jl. Kresno
17 TPS Pudak Kartoharjo Jl. Pudak
18 TPS Basuki Rachmad Kartoharjo Jl. Basuki Rachmad
19 TPS INKA Kartoharjo Jl. Sri Utomo
20 TPS Tawangrejo Kartoharjo Jl. Tawangsari
21 TPS Terminal Purboyo Kartoharjo Terminal
22 TPS Pilangraya Kartoharjo Jl. Pilangraya
23 TPS Kampir Kartoharjo Jl. Kampir
24 TPS Kelun Kartoharjo Jl. Raya Kelun
25 TPS Rejomulyo Kartoharjo Jl. Sari Mulya
26 TPS Jati Mas Taman Jl. Jati Mas
27 TPS Demangan Taman Jl. Mangkuprajan
TPS Kartika Manis
28 Taman Jl. Kartika Manis
(TPS3R)
29 TPS Pucang Sari Taman Jl. Pucang Sari
30 TPS Sedoro (TPS3R) Taman Jl. Sedoro
31 TPS Salak Taman Jl. Salak
32 TPS Pandean Taman Jl. Serayu
33 TPS Margobawero Taman Jl. Margobawero
34 TPS Kapten Saputro Taman Jl. Kapten Saputro
35 TPS Tilam Upih Taman Jl. Tilam Upih
36 TPS Kuncen Taman Jl. Sendang
37 TPS Lori Taman Jl. Lori
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun (Tabel-48B Lampiran Dok.
IKPLHD Kota Madiun 2021)

II - 93
Gambar 2.68. Bank Sampah Induk di Kota Madiun
Rehabilitasi maupun penyediaan TPS yang layak untuk
pengelolaan sampah di Kota Madiun terus dilakukan pemerintah Kota
Madiun. Selain itu sarana dan prasarana penunjang persampahan juga
sangat diperhatikan demi memberikan pelayanan bagi masyarakat.
Dokumentasi TPS dan Sarana Prasarana Persampahan di Kota Madiun
terjadi pada Gambar 2.69.

A B

C D
Gambar 2.69. TPS Demangan (A), TPST Mayor Jendral Sungkono (B),
Arm Roll Pengangkut Kontainer Sampah (C), dan Mini
Dump Pengangkut Sampah (D)

II - 94
Dalam upaya pengelolaan sampah, Kota Madiun telah
memanfaatkan sampah dengan mengolahnya menjadi gas methane. Hasil
dari pengolahan sampah, selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar
pembuatan uap pada Ruang Mandi Sauna di TPA Winongo. TPS Winongo
telah dilengkapi dengan Instalasi Mandi Sauna dan Ruang Mandi Sauna
yang berukuran 3 x 3,5 Meter dengan kapasitas 12 orang. Selain untuk
ruang mandi sauna, Instalasi Gas Methane TPA Winongo Kota Madiun
telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar TPA sebagai bahan bakar
untuk kegiatan memasak di dapur. Hasil pemanfaatan gas methane dari
TPA Winongo, disajikan pada Gambar 2.70.

A B

C D
Gambar 2.70. Instalasi Mandi Sauna (A), Ruang mandi sauna TPA
Winongo Kota Madiun (B), Instalasi Gas methane TPA
Winongo Kota Madiun (C), dan Pemanfaatan Gas
methane oleh masyarakat sekitar TPA (D)

II - 95
Sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah Kota Madiun dalam
penanganan limbah B3 adalah dilakukannya kegiatan monitoring Limbah
B3 di Kota Madiun. Kegiatan tersebut telah dilakukan diantaranya di
Dealer dan Service Mitsubishi Kota Madiun dan di Rumah Sakit DKT Kota
Madiun. Dokumentasi kegiatan tersebut disajikan dalam Gambar 2.71.
berikut.

A B
Gambar 2.71. Kegiatan Monitoring Limbah B3 di Dealer dan Service
Mitsubishi Kota Madiun (A) dan Kegiatan Monitoring
Limbah B3 di Rumah Sakit DKT Kota Madiun (B)

2.6. Tata Kelola


2.6.1. Pemicu (Driving Force)
Kehidupan sosial ekonomi di perkotaan dicirikan oleh dominasi
kontribusi sektor sekunder dan tersier dibanding sektor primer. Sektor
perdagangan, perhotelan, kuliner, industri, dan jasa menjadi sektor yang
banyak digeluti oleh penduduk perkotaan. Kota Madiun juga memiliki
karakteristik seperti halnya kota-kota lain di Indonesia. Kontribusi sektor
sekunder dan tersier juga lebih tinggi daripada sektor primernya.
Perkembangan Kota Madiun menyebabkan peningkatan
permintaan terhadap barang input maupun barang jadi untuk dapat
dijadikan bahan baku produksi. Berdasarkan data peruntukkan lahan di
Kota Madiun diketahui bahwa sudah semakin menipisnya lahan untuk
sektor primer khususnya pertanian di Kota Madiun. Permintaan terhadap
barang input maupun barang jadi ini dapat dipenuhi terutama oleh

II - 96
Kabupaten Madiun dan sebagian dipenuhi oleh kabupaten-kabupaten di
sekitar Kota Madiun.
2.6.2. Tekanan (Pressure)
Aktivitas-aktivitas penduduk seperti melakukan kegiatan konsumsi
tentu membutuhkan bahan-bahan makanan yang didatangkan dari luar
Kota Madiun. Bahan-bahan makanan tersebut tidak semua dalam keadaan
siap konsumsi. Beberapa jenis bahan makanan masih harus dilakukan
pengolahan di Kota Madiun. Di satu sisi menyebabkan nilai tambah bagi
penduduk Kota Madiun, namun sisi yang lain menimbulkan eksternalitas
negatif bagi beberapa penduduk. Dari sisi permintaan terhadap jasa,
peningkatan kesadaran masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan
mengakibatkan juga permintaan terhadap input untuk kebutuhan layanan
rumah sakit seperti obat, cairan infus, peralatan suntik, kaos tangan, dan
lain-lain. Kebutuhan pembuangan terhadap limbah B3 juga akan
meningkat seiring dengan permintaan terhadap kebutuhan barang dan
jasa.
Beberapa laporan pengaduan penduduk memperkuat adanya
eksternalitas negatif pada sebagian penduduk. Laporan pengaduan tahun
2021 diketahui terdapat 6 (enam) warga yang melakukan pengaduan.
Pengaduan tersebut sebagai berikut:
1. Bau yang tidak nyaman serta suara bising dari aktivitas catering CV.
Surya Amosa Kurnia yang mengganggu lingkungan sekitar.
2. Keluhan asap hitam dan tebal dari aktivitas operasional PG. Redjo
Agung Baru (giling) yang mengganggu bagi warga sekitar pabrik
utamanya warga Patihan.
3. Sampah kotak susu yang dibuang di pinggir sungai jl. Serayu oleh
pihak warung makan nasi padang "BAIM" yang mengganggu
kebersihan dan kenyamanan bagi warga perumahan Griya Kencana.
4. Keluhan terhadap suara bising dari aktivitas bengkel las listrik "EBESS"
yang mengganggu kenyamanan warga di sekitar Jl. Hayam Wuruk Gg.

II - 97
Prapanca dan jam operasional yang masih berlangsung pada malam
hari sehingga mengganggu kenyamanan istirahat warga sekitar.
5. Pembuangan sampah liar oleh warga yang melintas jembatan
surodipoyono sehingga membuat sungai dibawah jembatan menjadi
kotor.
6. limbah cair yang diduga dari pipa pembuangan Pizza Hut madiun
mengeluarkan cairan berwarna keputihan yang diduga dapat
mencemari sungai "sumber umis" sebagai badan air penerima.

2.6.3. Kondisi (State)


Tekanan terhadap lingkungan hidup di Kota Madiun membawa
perubahan negatif terhadap udara, air, dan tanah. Tekanan terhadap
lingkungan tersebut diikuti oleh peningkatan jumlah perusahaan yaitu
sebanyak 6 perusahaan pada tahun 2021. Bidang usaha yang dijalani
antara lain laboratorium klinik umum khusus, rumah sakit, perdagangan
besar, reparasi produk logam, dan perdagangan suku cadang dan
aksesoris mobil. Semua jenis izin yang dikeluarkan adalah Izin
Penyimpanan Sementara Limbah B3. (Tabel-42 Lampiran Dok. IKPLHD
Kota Madiun 2021)
Pengelolaan terhadap lingkungan hidup tidak dapat dilepaskan dari
aparatur pengelolanya. Dari Tabel-52 Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun
2021 diketahui bahwa peningkatan terhadap lingkungan tidak sebanding
dengan peningkatan jumlah personil pengelola lingkungan hidup di Kota
Madiun. Jumlah pengelola lingkungan hidup di Kota Madiun mengalami
penurunan bila dibanding dengan jumlah pengelola lingkungan hidup pada
tahun 2020. Pada tahun 2020 jumlah personil pengelola lingkungan hidup
berjumlah 78 orang, menurun jumlahnya pada tahun 2021 hanya 58
orang. Tingkat pendidikan dan jumlah personil Dinas Lingkungan Hidup
Kota Madiun tahun 2021 tersaji pada Gambar 2.72.

II - 98
Gambar 2.72. Tingkat Pendidikan dan Jumlah Personil Pegawai Dinas
Lingkungan Hidup Kota Madiun Tahun 2021
Pada Gambar 2.72. dapat dilihat jumlah personil lembaga
pengelola lingkungan hidup menurut tingkat pendidikan di Kota Madiun.
Dari data yang diperoleh pendidikan tingkat SLTA mendominasi dengan
jumlah 34 orang, kemudian tingkat Sarjana (17 orang), tingkat Diploma (4
orang), Master (3 orang), dan tidak ada yang berpendidikan tingkat
Doktor (0 orang). (Sumber: Tabel-52 Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun
2021).
Selain jumlah personil pegawai Dinas Lingkungan Hidup yang
mengalami penurunan jumlah, jumlah staf fungsional bidang lingkungan
dan staf yang telah mengikuti Diklat di Kota Madiun tahun 2021 tidak
terdapat staf fungsional Bidang Lingkungan yang telah mengikuti Diklat di
Kota Madiun tahun 2021. Data tersebut tersaji pada Gambar 2.73.
(Sumber: Tabel-53 Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun 2021)

II - 99
Gambar 2.73. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang
telah mengikuti Diklat di Kota Madiun Tahun 2019 - 2021
Meskipun tidak terdapat staf fungsional di Bidang Lingkungan yang
mengikuti DIKLAT, terdapat kegiatan peningkatan kapasitas personil di
Kota Madiun sebagaimana disajikan Tabel 2.3. sebagai berikut.

Tabel 2.3. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Personil Bidang Lingkungan


Hidup di Kota Madiun
Jumlah
No. Nama Diklat Penyelengara Peserta yang
Mengikuti
1 Bimbingan Teknis Pelayanan Publik Lembaga 1
Terkait Perizinan Kota Madiun Pengembangan SDM
JEL EDUTAMA
2 Workshop Peningkatan Motivasi Kerja Pemerintah Kota 9
Bagi Pejabat Pengawas Pemerintah Kota Madiun
Madiun Tahun 2021
3 Peningkatan Knowledge, Sains dan Pemerintah Kota 9
Filsafat bagi Pejabat Struktural dan Madiun
Kepala Sekolah di Lingkungan
Pemerintah Kota Madiun
4 Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Pemerintah Kota 90
Kerja (K3) Tenaga Kebersihan Madiun

5 Sosialisasi dan Asistensi Penyusunan Pemerintah Kota 90


Sasaran Kinerja Pegawai berdasarkan Madiun
PERMENPANRB No..08 Tahun 2021

II - 100
Jumlah
No. Nama Diklat Penyelengara Peserta yang
Mengikuti
6 Sosialisasi Program TAPERA dan Bimtek Pemerintah Kota 4
Penggunaan Porta SITARA Madiun
7 Rakor Pendataan dan Pengkajian Pemerintah Kota 1
Pengembangan Kompetensi ASN Kota Madiun
Madiun
8 Outdoor Learning dalam Rangka Pemerintah Kota 90
Peningkatan Kapasitas Pegawai DLH Madiun
9 Bimtek Penilaian Terintegrasi Maturitas Pemerintah Provinsi 1
Penyelenggara SPIP Jatim
10 Sosialisasi Teknis Penyusunan Proposal Pemerintah Kota 1
dan Data Pendukung INOTEK Award Madiun
dalam Aplikasi IGA
11 Sosialisasi Perda PUG Tahun 2021 Pemerintah Kota
Madiun
12 Sosialisasi Data SIGA Pemerintah Kota 1
Madiun
13 Rapat Evaluasi Pendataan Data Terpilih Pemerintah Kota 1
Gender Tahun 2021 Madiun
14 Rakor Data Terpilih Gender Pemerintah Kota 1
Madiun
15 Rakor dalam Rangka Persiapan Studi Pemerintah Kota 1
Tiru PUG dan Forum Puspa Madiun
16 Sosialisasi Penilaian Inovasi Daerah dan Kementerian 1
Pemberian Penghargaan Inovasive
Goverment Award 2021
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun (Tabel 53A. Lampiran Dok
IKPLHD Kota Madiun 2021).

Dalam hal pengawasan izin lingkungan pada tahun 2020 terdapat


13 Unit usaha dan jumlahnya menurun pada tahun 2021 yaitu sebanyak 8
Unit Usaha yang dilakukan pengawasan.
2.6.4. Dampak (Impact)
Pengukuran dampak yang ditimbulkan dari tata kelola lingkungan
dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas perizinan lingkungan. Tabel-41
Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun 2021 menunjukkan pada tahun 2021
terdapat 10 izin lingkungan yang telah diterbitkan yang semuanya
merupakan Dokumen UKL-UPL. Banyaknya jumlah dokumen lingkungan
yang diterbitkan menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya

II - 101
penerbitan Izin Lingkungan kegiatan/usaha dan pengawasan oleh Dinas
Lingkungan Terhadap kegiatan/Usaha di Kota Madiun semakin meningkat.
2.6.5. Respon (Response)
Respon yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas tata kelola
lingkungan adalah:
a. Proyeksi terhadap pertumbuhan dan kontribusi sektoral PDRB Kota
Madiun. Berdasarkan hasil proyeksi ini dapat diidentifikasi
peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa, rantai kegiatan
ekonominya, dampak kegiatan ekonomi tersebut. Kontribusi
terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar
30.13%, disusul sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar
18.13%, dan diurutan ketiga sektor Industri Pengolahan sebesar
15.30% (Sumber: Tabel-56 Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun
2021). Persentase seluruh sektor penyumbang PDRB ADHB Kota
Madiun tahun 2021 disajikan pada Gambar 2.74.

Gambar 2.74. Persentase Sektor Penyumbang PDRB ADHB Kota


Madiun Tahun 2021
b. Sektor-sektor penyumbang terbesar di Kota Madiun tentu
menyebabkan kegiatan ekonomi ikutan juga berkembang seperti

II - 102
transportasi. Terlihat dari tahun 2020 dan 2021 Peningkatan PDRB
ADHB Kota Madiun dari sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
sebesar diikuti sektor Pengangkutan dan Komunikasi (Sumber:
Tabel-56 Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun 2021). Grafik data
tersaji pada Gambar 2.75.

Gambar 2.75. Perubahan PDRB ADHB Kota Madiun Tahun 2019 -


2021
c. Penyuluhan kepada pelaku-pelaku ekonomi tentang perizinan
lingkungan. Peningkatan kesadaran terhadap perizinan lingkungan
akan lebih menjamin bahwa kegiatan ekonomi yang dijalankan
telah melalui kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan.
d. Peningkatan kapasitas terhadap pengelola lingkungan di Kota
Madiun. Tantangan terhadap permasalahan lingkungan harus
dibarengi dengan kemampuan pengelola lingkungan yang handal.
e. Pembinaan terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Lingkungan di Kota Madiun sebagai mitra kerja DLH Kota Madiun
untuk bersama-sama mengawal kegiatan ekonomi di Kota Madiun.

II - 103
Terdapat 2 (dua) LSM Lingkungan yang telah terdaftar di Kota
Madiun yaitu: LSM Peduli Kebudayaan dan Lingkungan Hidup (LSM
PEDAL) dan Lembaga Masyarakat Peduli Lingkungan (LEMPUNG).
(Sumber: Tabel-51 Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun 2019
menunjukkan pada tahun 2019).
f. Penyuluhan Standard Operating Procedures (SOP) kepada
masyarakat mengenai keberatan/keluhan terhadap permasalahan
lingkungan di DLH.
g. Melanjutkan program/kegiatan yang diiinisiasi oleh masyarakat
dengan jadwal dan lokasi kegiatan yang merata.
h. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam Program Perlindungan dan
Konservasi Lingkungan Hidup diarahkan pada permasalahan-
permasalahan lingkungan di Kota Madiun, misalnya pencemaran air
dan udara.

II - 104
3.1. Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup
Isu lingkungan hidup merupakan penggambaran dari perubahan
kondisi lingkungan hidup yang terjadi sebagai akibat dari berbagai macam
kegiatan yang telah dilakukan oleh manusia sehingga terjadinya
penurunan kualitas fungsi lingkungan baik itu penurunan kualitas air,
penurunan kualitas udara, perubahan sumberdaya alam, tata guna lahan
dan tata kelola lingkungan, sehingga menimbulkan risiko bencana bagi
kehidupan manusia. Dalam upaya melakukan evaluasi untuk menentukan
arah kebijakan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
maka perlu dilakukan penetapan isu prioritas suatu daerah yang perlu
segera ditindaklanjuti. Isu prioritas lingkungan hidup mengandung 2 (dua)
makna yaitu: (a) merupakan pencemaran dan/ atau kerusakan sumber
daya alam dan lingkungan hidup yang berdampak signifikan terhadap
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dan kualitas lingkungan hidup,
dan/ atau (b) permasalahan lingkungan tersebut mendapatkan perhatian
publik secara luas dan perlu mendapatkan penanganan segera (urgent).
Pengambilan kebijakan dalam rangka mengantisipasi dampak negatif
dan meningkatkan dampak positip dari perubahan kondisi lingkungan,
maka perlu diketahui apa penyebab utama perubahan itu terjadi, seberapa
besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, serta seberapa penting
penyebab perubahan lingkungan itu terjadi. Oleh sebab itu pada satu sisi
dapat tetap memenuhi kebutuhan hidup manusia secara layak yang
merupakan dampak positip yang diharapkan, namun pada sisi lainnya
dapat seoptimal mungkin mengurangi atau bahkan meniadakan dampak
negatif yang terjadi.

III - 1
Isu lingkungan hidup memiliki dimensi yang sangat luas karena
berkaitan dengan berbagai sendi-sendi kehidupan umat manusia di
permukaan bumi sehingga jumlah isu lingkungan di suatu daerah bisa
sangat banyak. Dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyusunan
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(IKPLHD) Kota Madiun Tahun 2021, isu lingkungan hidup yang akan
dibahas secara mendalam adalah yang bersifat utama atau yang menjadi
prioritas.
Proses penentuan isu prioritas lingkungan hidup di Kota Madiun pada
Dokumen IKPLHD tahun 2021 ini dilaksanakan melalui tahapan yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Melakukan pembentukan Tim Penyusun Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2021, yang terdiri dari unsur
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Lembaga Swadaya
Masyarakat dan Perguruan Tinggi.
2. Tim penyusun melakukan pengumpulan data sebagai dasar
Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kota Madiun Tahun 2021, sesuai Surat Edaran Sekretariat
Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Nomor S.113/SETJEN/DATIN/DTN.0/2/2022 Tanggal 22 Februari
2022.
3. Tim Penyusun melakukan analisis pendekatan Driving Force –
Pressure – State – Impact – Response (DPSIR) terhadap isu
lingkungan hidup di Kota Madiun untuk menentukan isu prioritas
lingkungan hidup.
4. Tim Penyusun melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk
menentukan urutan isu prioritas lingkungan hidup menggunakan
metode skoring/pembobotan dengan mempertimbangkan:
(a) Hasil analisis DPSIR isu lingkungan hidup di Kota Madiun,
(b) Sifat dan skala kepekaan terhadap lingkungan hidup.

III - 2
(1) Kriteria sifat pengaruh/dampak terhadap lingkungan,
meliputi:
A : Menyangkut hajat hidup banyak orang
B : Mendapat perhatian publik
C : Memiliki relevansi tinggi terhadap kepentingan wilayah
D : Dapat bersifat lintas sektoral atau lintas wilayah
E : Berpotensi menimbulkan dampak negatif jangka
panjang, jika tidak ditangani segera
F : Berpotensi menimbulkan dampak kumulatif dan efek
berganda
G : Berpotensi menggangu pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan
(2) Skala Kepekaan, dengan tingkat kepekaan:
1 : Sangat Tidak Kuat
2 : Tidak Kuat
3 : Cukup Kuat
4 : Kuat
5 : Sangat Kuat
Hasil pembobotan isu prioritas lingkungan hidup di Kota Madiun
disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Hasil Penentuan Urutan Isu Prioritas Lingkungan Hidup di


Kota Madiun Tahun 2021
Kriteria Pengaruh/Dampak
No Isu Prioritas Terhadap Lingkungan Σ Urutan
Lingkungan Hidup
A B C D E F G
1. Ruang Terbuka Hijau 4 5 4 3 4 5 5 30 3
2. Pengelolaan Sampah 5 5 5 4 5 5 5 34 1
3. Kualitas Air 5 4 4 5 5 5 5 33 2
4. Kualitas Udara 4 4 4 4 3 4 3 26 4
Sumber: FGD, Maret Σ 2022

III - 3
5. Penetapan isu prioritas lingkungan hidup di Kota Madiun Tahun
2021 oleh Walikota Kota Madiun.
6. Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kota Madiun Tahun 2021.
7. Tim Penyusun melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk
memberikan masukan-saran-pendapat dari draf Dokumen Informasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Madiun Tahun 2021.
8. Finalisasi Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kota Madiun Tahun 2021.
Situasi pelaksanan FGD penentuan isu prioritas lingkungan hidup
Kota Madiun Tahun 2021 dapat dilihat pada Gambar 3.1. Alur proses
penyusunan Dokumen Informasi Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kota Madiun Tahun 2021 disajikan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.1. Pelaksanaan FGD Penentuan Isu Prioritas Lingkungan Hidup


Kota Madiun Tahun 2021

III - 4
Gambar 3.2. Alur Penyusunan Dokumen Informasi Kualitas Pengelolaan
Lingkungan Hidup Kota Madiun Tahun 2021

III - 5
3.2. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kota Madiun Tahun 2021
Adapun 4 (empat) isu prioritas lingkungan hidup di Kota Madiun
pada Tahun 2021 yang telah ditetapkan oleh Walikota Madiun yaitu:
sebagai berikut: (1) Pengelolaan Sampah, (2) Kualitas Air, (3) Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dan (4) Kualitas Udara.

3.2.1. Pengelolaan Sampah

Kota Madiun walaupun hanya memiliki tiga wilayah administrasi


kecamatan, namun karakteristik sebuah kota tetap melekat dengan segala
konsekuensinya. Permintaan terhadap barang dan jasa yang tinggi juga
berdampak pada masalah yang beragam. Salah satu hal yang tidak bisa
dihindari adalah masalah timbulan sampah. Sampah berkaitan erat
dengan jumlah dan taraf hidup atau tingkat konsumsi penduduk. Semakin
tinggi taraf hidup suatu penduduk, maka makin beragam pula sampah
yang ditimbulkan.
Pengelolaan sampah di Kota Madiun dihadapkan pada
permasalahan semakin meningkatnya aktivitas kegiatan ekonomi. Hal ini
berarti bahwa volume sampah meningkat dari waktu ke waktu, sementara
pengurangan volume sampah ditingkat hulu (pengurangan sampah, dan
3R) dan ditingkat hilir Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) kurang dapat
mengimbangi percepatan peningkatan volume timbulan sampah. Dengan
semakin berkembangnya jumlah penduduk, maka produksi sampah akan
semakin meningkat dimana laju timbulan sampah yang masuk ke TPA
mencapai 343.525 m3/hari yang dihasilkan masyarakat. Sementara TPA
Winongo dari kapasitas 768.000 m3, saat ini telah terisi sampah sebanyak
537.600 m3 atau 70%, sehingga daya tampungnya tinggal 30%.
Dalam upaya peningkatan daya guna TPA Winongo di Kota
Madiun menyediakan beberapa fasilitas untuk pengelolaan sampah,
misalnya fasilitas composting dan pipa instalasi pengolahan gas metan.
Pengolahan gas metan ini berfungsi untuk mengolah sampah plastik
(destilasi pyrolisis untuk memproses plastik menjadi bahan bakar). TPA

III - 6
Winongo memiliki luas 6,4 Hektar itu, dimana 70% sudah menjadi zona
green, yang ditunjukkan dalam Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Zona Green TPA Winongo Kota Madiun


Prioritas yang diutamakan untuk pengelolaan sampah di TPA
Winongo, di antaranya:
a. Pemanfaatan gas metan untuk mengolah limbah plastik menjadi bahan
bakar minyak dan energi listrik. Pemanfaatan gas metan dapat
distribusikan ke dua wilayah, yaitu Kelurahan Manguharjo sebanyak
100 KK dan Kelurahan Ngegong 100 KK.
b. Pengomposan sampah organik,
c. Pembuatan bahan pencegah bau berbahan baku air lindi (Bio-Mad),
d. Pengolahan air lindi sampah agar memenuhui baku mutu,
e. Pengembangan zona pasif menjadi RTH,
f. Pemilihan pengumpulan dan penjualan sampah anorganik yang
dikelola dengan manajemen bank sampah dan
g. Penataan sampah dengan metode Control Land Fill.
Kondisi terakhir pengelolaan sampah di Kota Madiun, masih
menghadapi beberapa permasalahan yaitu: (1) Beberapa fasilitas
pengelolaan belum berfungsi dengan optimal, (2) Tumpukan sampah yang
semakin meningkat karena pengelolaan kurang optimal diperburuk oleh
kebiasaan penduduk di Kota Madiun dalam membuang sampah, (3) Masih
dijumpai perilaku masyarakat Kota Madiun yang membuang sampah ke
sungai, sehingga dapat memicu timbulnya masalah yang lain seperti
banjir, (4) Pembakaran sampah yang dilakukan masyarakat juga masih

III - 7
dijumpai, hal ini dapat menjadikan menurunnya kualitas udara di Kota
Madiun karena meningkatnya kadar Karbondioksida (CO2),
Karbonmonoksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2),
Partikulat (debu), maupun timbal (Pb). Penurunan kualitas udara yang
disebabkan oleh gas dan partikulat (debu) ini tidak baik untuk kesehatan.
Berdasarkan masalah di atas maka perlu digencarkan pelayanan
pengelolaan sampah yang terintegrasi agar sampah dapat dikelola dengan
lebih baik. Budaya pengurangan sampah plastik juga perlu digalakkan
melihat tidak seimbangnya pengurangan volume sampah yang ada di TPA
Winongo Kota Madiun dengan laju timbulan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat Kota Madiun. Kegiatan di TPA Winongo dapat dilihat pada
Gambar 3.4.

a b

c d

Gambar 3.4. Kegiatan di TPA Winongo, Pengolahan Air Lindi di IPAL TPA
(a), Pemilahan Barang Bekas Kertas dan Plastik (b),
Pemanfaatan Gas Metan (c) dan Pembuatan Kompos (d).

III - 8
Berdasarkan data hasil Susenas Modul Hansos 2014 dalam
Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2014, kebiasaan rumah tangga
di Indonesia dalam membuang sampah masih banyak yang tidak ramah
lingkungan yaitu rumah tangga yang membuang sampah dengan cara
dibakar tercatat sebesar 69,88%, dibuang sembarangan ke tanah lapang,
kebun dan lain-lain (21,64%), ditimbun/dikubur (18,07%), dan dibuang ke
laut/sungai/got (11,51%). Sementara rumah tangga yang membuang
sampah dengan cara lebih ramah lingkungan relatif belum banyak, seperti
membuang sampah dengan cara diangkut petugas/dibuang ke TPS/TPA
sebesar 27,49% rumah tangga, dijual/diberikan kepada orang lain
(15,67%), dijadikan makanan hewan/ternak (10,69%), dan didaur
ulang/dibuat kompos (4,75%). Berdasarkan uraian di atas, permasalahan
sampah ditetapkan menjadi salah satu isu prioritas IKPLHD Kota Madiun
Tahun 2021.

3.2.2. Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki banyak fungsi antara lain


untuk membantu menyerap emisi yang dihasilkan oleh penduduk kota,
memperbaiki iklim mikro kota dan mempercantik keindahan kota (fungsi
estetika). Perluasan RTH di area publik dan privat merupakan tantangan
dan menjadi isu prioritas untuk diangkat pada lima tahun mendatang
mengingat pentingnya fungsi RTH. Luas RTH di Kota Madiun belum
mencapai target sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang yaitu
sebesar 30% dari luas wilayah.
Data yang didapat sampai dengan Bulan November 2019, terhitung
luas total RTH di Kota Madiun adalah 627 Ha. Pada Tahun 2020 luas
tersebut tidak mengalami perubahan (stagnan). Luas RTH tersebut hanya
19,09 % dari luas keseluruhan Kota Madiun, sehingga masih belum
mencukupi dari ketentuan yang ada minimal seluas 30%. Luas RTH Kota
Madiun dari Tahun 2019 – 2021, disajikan dalam Gambar 3.5.

III - 9
Gambar 3.5. Luas RTH Kota Madiun Tahun 2019 - 2021
Kota Madiun dengan total luas 3.323 Ha, seharusnya mempunyai
RTH seluas 996,9 Ha. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Madiun terdiri
dari RTH Publik dan RTH Privat. RTH Publik mempunyai persentase
sebanyak 8,48% sedangkan RTH Privat 10,63%.
RTH Publik di Kota Madiun terdiri atas RTH pada jalur jalan kota,
RTH taman makam pahlawan, taman alun-alun, taman lingkungan, taman
sub pusat pelayanan kota, makam, lapangan olahraga, RTH hutan kota
dan RTH pengaman jalur/sempadan/buffer zone. Sedangkan RTH Privat
terdiri atas lahan pekarangan, RTH Taman dan RTH Jalur Hijau.
Isu terkait dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi isu yang
sangat penting dikarenakan RTH memiliki banyak manfaat untuk Kota
Madiun, diantaranya:
1. RTH memiliki fungsi ekologi. Tumbuhan dan tanaman hijau yang ada di
RTH merupakan sumber oksigen dan dapat menyerap kadar
karbondioksida (CO2) yang ada di Kota Madiun. RTH dapat
menstabilkan suhu dengan keteduhan dan kesejukan tanaman
(pengatur iklim), area resapan air, dan peredam kebisingan. RTH di
Kota Madiun juga dikembangkan sebagai habitat untuk area konservasi
burung dan d’Arboretum.

III - 10
2. RTH mempunyai fungsi hidrologis, karena lahan yang digunakan
tanahnya masih banyak yang terbuka (non terbangun) sehingga dapat
melakukan penyerapan air hujan melalui proses infiltrasi dan perkolasi.
Proses ini dapat menambah cadangan air tanah dangkal yang ada di
Kota Madiun. Upaya ini sangat sesuai dengan kondisi di Kota Madiun,
yang masih terdapat wilayah mengalami defisit air bersih seluas 7 Ha di
Kecamatan Kartoharjo, terutama pada saat musim kemarau.

3. RTH memiliki fungsi sosial, yaitu menjadi ruang tempat warga dapat
bersilaturahmi dan berekreasi. RTH di Kota Madiun sering dimanfaatkan
sebagai sarana rekreasi bagi anak-anak sehingga tidak terlalu banyak
menghabiskan waktu di depan televisi dan gadget. Masyarakat juga
dapat memanfaatkan RTH untuk berjalan kaki, berolahraga, tempat
interaksi sosial, dan melakukan aktivitas fisik lainnya. Saat ini
masyarakat yang berkunjung, dengan pembatasan dan pelaksanaan
protokol kesehatan, dalam upaya mencegah penularan Covid-19

4. RTH memiliki fungsi estetis. Keberadaan RTH di Kota Madiun dapat


memperindah permukiman, perkantoran, sekolah, dan bangunan-
bangunan lainnya. RTH dapat menciptakan keseimbangan dan
keserasian antara berbagai bangunan, taman kota, jalur hijau, dan
bantaran rel kereta api (Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Departemen Pekerjaan Umum, 2006).

5. RTH memiliki fungsi planologi yang dapat berperan sebagai pembatas


wilayah dan ruang lainnya.

6. RTH memenuhi fungsi sosial (rekreasi), ecoedukasi dan mempunyai


fungsi ekonomis (Gambar 3.6.).

III - 11
Gambar 3.6. RTH yang Mempunyai Fungsi Bermain dan Rekreasi
di Kota Madiun
RTH apabila dikelola dengan baik, mampu menjadi lokasi wisata
yang strategis, dan mampu menghasilkan nilai ekonomi bagi
pengelolanya. Berdasarkan manfaat yang diperoleh dari keberadaan RTH
di Kota Madiun, menjadikan RTH sangat penting dalam sebuah
perencanaan wilayah untuk terus ditingkatkan dan dikembangkan.

3.2.3. Kualitas Air


Menurut UU RI No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
disebut sumberdaya air meliputi komponen air, sumber air, dan daya air
yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada,
di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian
ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut, yang berada di darat.
Sedangkan daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau
pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi
kehidupan manusia serta lingkungannya.
Permasalahan air selain yang berkaitan dengan kuantitas, di
wilayah perkotaan kualitas air menjadi persoalan yang serius. Sering
ditemukan air permukaan (sungai, danau, waduk, embung) dan air tanah
telah mengalami pencemaran yang dibuktikan terdapat beberapa
parameter telah melampaui baku mutu sesuai dengan peruntukannya.
Faktor-faktor yang menimbulkan persoalan dalam sumberdaya air
adalah:

III - 12
1. Pihak-pihak yang membutuhkan sumberdaya air ada bermacam-
macam,
2. Penggunaan air yang cenderung boros yang melalaikan pelaksanaan
konservasi,
3. Penggunaan yang menurunkan potensi kualitas sumberdaya air akibat
buangan limbah ke badan air,
4. Kendala mutu ketersediaan air yang tidak memenuhi persyaratan baku
mutu,
5. Kepincangan dalam neraca air tahunan yang menimbulkan banjir di
saat musim penghujan atau kekeringan di musim kemarau.

Dalam menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air


yang cenderung menurun, kebutuhan air yang semakin meningkat, dan
menurunnya kualitas air, maka sumberdaya air wajib dikelola dengan
memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara
selaras. Pengelolaan sumberdaya air perlu diarahkan untuk mewujudkan
sinergi dan keterpaduan yang harmonis antar wilayah, antarsektor dan
antargenerasi. Pengelolaan tersebut merupakan upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi
sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya
rusak air. Konservasi sumberdaya air merupakan upaya memelihara
keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumberdaya air
agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang
maupun yang akan datang.

3.2.3.1. Kualitas Air Permukaan


Penetapan isu prioritas lingkungan hidup yang terkait dengan
kualitas air di Kota Madiun, mendasarkan pada hasil pengukuran kualitas
air permukaan dan air tanah. Pengukuran air permukaan dilakukan pada 8
(delapan) lokasi yaitu: Jembatan Prambanan, Jembatan Manguharjo,
Jembatan Mayjend Sungkono, Jembatan Ngebrak, Jembatan Ringroad,

III - 13
Jembatan Tangkuban Perahu dan Saluran Sono. Berdasarkan hasil
pengukuran tersebut telah terdapat beberapa parameter yang telah
melampaui baku mutu kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3.
Parameter kulitas air tersebut adalah:

1. Dissolve Oxygen (DO)


Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) dibutuhkan oleh semua jasad
hidup untuk pernapasan, proses metabolism atau pertukaran zat yang
kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan
organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen
dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan
hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Oksigen
juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan.
Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam
menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang lebih
sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air
buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum
terlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya. Berdasarkan hasil analisis
Tahun 2021 terlihat konsentrasi DO seluruh titik sampling masih lebih
besar dari batas minimum yaitu sebesar 3 mg/L.

2. Total Suspended Solids (TSS)


Kandungan material padatan di perairan dapat diukur berdasarkan
padatan terlarut total (Total Dissolve Solid /TDS) dan padatan tersuspensi
total (Total Suspended Solid/TSS). Zat Padat Tersuspensi / Total
Suspended Solids (TSS) merupakan materi atau bahan tersuspensi yang
menyebabkan kekeruhan air terdiri dari lumpur, pasir halus serta jasad-
jasad renik yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang
terbawa badan air (Effendi, 2003). TSS merupakan salah satu faktor

III - 14
penting menurunnya kualitas perairan sehingga menyebabkan perubahan
secara fisika, kimia dan biologi (Bilotta and Brazier, 2008). Perubahan
secara fisika meliputi penambahan zat padat baik bahan organik mau pun
anorganik ke dalam perairan sehingga meningkatkan kekeruhan yang
selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke badan air.
Berkurangnya penetrasi cahaya matahari akan berpengaruh terhadap
proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton dan tumbuhan air
lainnya. Banyaknya TSS yang berada dalam perairan dapat menurunkan
kesediaan oksigen terlarut. Jika menurunnya ketersediaan oksigen
berlangsung lama akan menyebabkan perairan menjadi anaerob,
sehinggga organisme aerob akan mati. Tingginya TSS juga dapat secara
langsung menganggu biota perairan seperti ikan karena tersaring oleh
insang. Nilai TSS dapat menjadi salah satu parameter biofisik perairan
yang secara dinamis mencerminkan perubahan yang terjadi di daratan
maupun di perairan. TSS sangat berguna dalam analisis perairan dan
buangan domestik yang tercemar serta dapat digunakan untuk
mengevaluasi mutu air, maupun menentukan efisiensi unit pengolahan.
Berdasarkan hasil analisis Tahun 2021 terlihat konsentrasi TSS secara
umum masih memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3
sebesar 100 mg/L. Namun pada bulan Oktober dan November,
konsentrasi TSS Sungai Madiun melampaui baku mutu.

3. Chemical Oxygen Demand (COD)


Chemical Oxygen Demand (COD) dapat didefenisikan sebagai
jumlah oksigen yang dibutuhkan (mg O2) untuk mengoksidasi zat
organic secara kimia yang ada dalam satu liter sampel air. COD atau
kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar
limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi
kimia. Jika suatu badan perairan yang memiliki nilai COD besar dapat

III - 15
dikatakan bahwa kualitas air pada badan perairan tersebut buruk, karena
kandungan bahan pencemar yang ada di dalamnya dalam jumlah yang
besar. Nilai COD merupakan ukuran pencemaran air oleh zat-zat organik
yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut didalam air (Sani 2006).
Nilai COD merupakan ukuran bagi tingkat pencemaran oleh bahan
organik. Kadar COD dalam limbah berkurang seiring dengan berkurangnya
konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam air limbah, konsentrasi
bahan organik yang rendah tidak selalu dapat direduksi dengan metode
pengolahan yang konversional. Kadar COD dipengaruhi oleh reaksi
oksidasi yang terjadi di dalam lingkungan. reaksi oksidasi adalah reaksi
penambahan/pengikatan oksigen oleh suatu unsur atau senyawa.
Berdasarkan hasil analisis Tahun 2020, konsentrasi COD air sungai dan
saluran secara umum masih memenuhi baku mutu kualitas air
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 sebesar 40 mg/L.

4. Biological Oxygen Demand (BOD)


Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB) atau Kebutuhan Oksigen
Hayati (KOH) (Biochemical Oxygen Demand, disingkat BOD) adalah
analisis empiris untuk mengukur proses-proses biologis (khususnya
aktivitas mikroorganisme yang berlangsung di dalam air. Nilai KOB
merupakan suatu pendekatan umum yang menunjukkan jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organik
terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi di dalam air. Di
dalam pemantauan kualitas air, KOB merupakan salah satu parameter
yang digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran air. Pengukuran
parameter ini dapat dilakukan pada air minum maupun air buangan.
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik
yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh

III - 16
mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi
bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988; Metcalf &
Eddy, 1991). Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik
yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap
terdekomposisi (readily decomposable organic matter). Mays (1996)
mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan
oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon
terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Dari pengertian-
pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan
jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai
gambaran jumlah bahan organik mudah urai ( biodegradable organics)
yang ada di perairan.
Berdasarkan hasil analisis Tahun 2021, terlihat BOD air sungai dan
saluran di beberapa lokasi pemantauan sudah melebihi memenuhi baku
mutu kualitas air berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lampiran VI) untuk baku mutu air kelas 3 sebesar 6 mg/L.

5. Total Coliform dan Fecal Coliform


Total coliform atau kepadatan coliform merupakan indikator awal
bakteri yang digunakan untuk menetukan aman atau tidaknya air untuk
dikonsumsi. Coliform merupakan mikroba yang paling sering ditemukan di
badan air yang telah tercemar. Hal ini dikarenakan sekitar 90% bakteri
coliform dikeluarkan dari dalam tubuh setiap hari dan bakteri yang paling
dominan ditemukan adalah Escherichia coli, sehingga pencemaran limbah
domestik dapat dideteksi dengan cara menghitung kepadatan coliform
yang terbawa oleh tinja manusia dan masuk ke dalam perairan.

3.2.3.2. Kualitas Air Tanah


Pada Tahun 2021 di Kota Madiun dilakukan pemeriksaan kualitas
air bersih sebanyak 17 titik lokasi sumur. Baku mutu kualitas air bersih
berdasarkan Permenkes No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu

III - 17
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
Hasil pengukuran kualitas air tanah di Kota Madiun menunjukan
terdapat parameter yang berada dibawah baku yaitu pH. Hal ini tidak
terjadi di seluruh lokasi pengukuran, akan tetapi harus dilakukan
penanganan agar tidak terjadi di lokasi-lokasi lain, dan pada lokasi yang
mengalami kondisi air yang lebih asam harus diberi diperhatian lebih
untuk ditangani. Parameter kualitas air tanah yang lain yaitu TDS
meskipun belum melampaui akan tetapi secara umum sudah mendekati
baku mutu yang dipersyaratkan.
Berdasarkan kondisi kualitas air permukaan dalam analisis DPSIR,
diketahui beberapa parameter kualitas air permukaan (beberapa air
sungai) seperti TSS, BOD, COD, dan total coliform masih melampaui baku
mutu. Selain itu, terdapat parameter kualitas air tanah yang berada
dibawah baku mutu seperti pH dan terdapat parameter yang mendekati
ambang batas baku mutu seperti TDS, sehingga kualitas air ini
menjadi salah satu isu prioritas IKPLHD Kota Madiun Tahun
2021.

3.2.4. Kualitas Udara

Pencemaran udara adalah penurunan kualitas lingkungan akibat


masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen
lainnya ke dalam lingkungan udara dan menyebabkan berubahnya tatanan
lingkungan sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu
dan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukanya. Adanya beberapa faktor pemicu dan tekanan menyebabkan
penurunan kualitas udara.Pada Tahun 2021, konsentrasi rata – rata SO2,
NO2, O3, CO telah mengalami peningkatan dibandingkan Tahun 2020 Hal
ini menyebabkan penurunan indeks kualitas udara ambien dan
peningkatan rata-rata suhu udara di Kota Madiun pada masa yang akan
datang sehingga perlu dikelola secara baik. Indeks kualitas udara Kota

III - 18
Madiun Tahun 2021 sebesar 83,78 telah mengalami penurunan
dibandingkan Tahun 2020 sebesar 87,94. Meskipun demikian, kualitas
udara ambien saat ini masih jauh di bawah baku mutu berdasarkan
Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara
Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur. Namun adanya
faktor pemicu dan tekanan yang terus meningkat, serta adanya
peningkatan beberpa polutan udara ambien dan penurunan indeks
kualitas udara ambien maka perlu adanya upaya yang baik dan
berkelanjutan untuk menjaga kualitas udara ambien di Kota Madiun. Oleh
karena itu, kualitas udara menjadi salah satu isu prioritas Kota
Madiun Tahun 2021.

III - 19
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable
Development Goals (SDGs) disepakati oleh 193 negara di Sidang Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 25 September
2015. SDGs menggambarkan agenda universal yang berlaku dan harus
dilaksanakan oleh semua negara. Indonesia turut mengadopsi dan
melaksanakan konsep SDGs untuk tercapainya pada tahun 2030.
Tahun 2021, peringkat dan poin Indonesia pada laporan The
Sustainable Development Report sama dengan laporan sebelumnya
yakni menempati peringkat ke 97 dengan poin 66.3. Pencapaian SDGs
Indonesia dalam laporan tersebut mengalami tantangan utama pada 9
indikator yang dilabeli warna merah dari 17 indikator yang dinilai.
Kondisi ini memberikan gambaran bahwa pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan di Indonesia masih banyak tantangan yang perlu diatasi,
sehingga diperlukan dukungan dan partisipasi dari semua pihak
(pemerintah, pelaku usaha, masyarakat dan dunia pendidikan) sehingga
pelaksanaannya sesuai denga harapan.
Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan salah satu
aspek dalam mengendalikan dan mendukung pembangunan. Ketersediaan
sumber daya alam, kualitas lingkungan hidup dan sumberdaya manusia
dalam jumlah mencukupi dan kualitas baik merupakan pendukung
kesinambungan pembangunan di masa sekarang dan yang akan datang.
Konsep pembangunan inilah yang sering kali membawa manusia terjebak
dalam paradoks perilaku yang merasa bahwa telah membangun alam dan
lingkungan akan tetapi justru merusak alam dan lingkungan itu sendiri.
Pernyataan tersebut dibuktikan di antaranya masih rendahnya
pemahaman akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam dan

IV - 1
lingkungan hidup secara berkesinambungan, lemahnya penegakan hukum
yang kemudian menyebabkan tekanan berlebihan terhadap fungsi
lingkungan hidup.
Upaya konservasi dan rehabilitasi atas pengelolaan lingkungan
diperlukan untuk menjamin penyelenggaraan pembangunan di bidang
lingkungan hidup. Selain mengandalkan asas keberlanjutan dan asas
keadilan, penegakan dan pengawasan di bidang hukum yang dilakukan
oleh pemerintah perlu disertai dengan adanya kontribusi dan pengawasan
oleh masyarakat, komunitas dan civil society. Pengawasan ini secara tidak
langsung menguatkan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di Kota Madiun dapat
tergambarkan dalam visi dan misinya Kota Madiun Tahun 2019 – 2024.
Visi Pemerintah Kota Madiun adalah: Terwujudnya Pemerintahan
Bersih Berwibawa Menuju Masyarakat Sejahtera. Visi tersebut
dijabarkan melalui Misi yang berkaitan dengan lingkungan hidup
khususnya pada misi (2) Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan
Lingkungan.

4.1. Pendekatan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Kota Madiun didasarkan
pada ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Penggunaan sumber daya alam haruslah selaras, serasi dan seimbang
dengan fungsi lingkungan hidup. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan
hidup tersebut dilaksanakan dengan menggunakan 3 (tiga) pendekatan
yaitu: pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi, dan pendekatan
kelembagaan (institusional). Adapun penggunaan ketiga pendekatan
tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1) Pendekatan Teknologi

IV - 2
Pendekatan teknologi merupakan cara atau teknologi yang digunakan
untuk menanggulangi, mengurangi atau mencegah dampak negatif
dan/atau untuk mengembangkan dampak positif akibat pelaksanaan
pembangunan. Beberapa contoh pemanfaatan teknologi antara lain:
a) Pengurangan beban pencemaran di badan air dilakukan
pengelolaan limbah dengan membangun Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), yang dilakukan secara komunal maupun tunggal.
b) Pengurangan timbulan sampah, maka dilakukan proses
composting di TPS maupun di TPA.
c) Untuk mengendalikan penurunan kualitas udara, estetika
lingkungan, dan kenyamanan di lingkungan dan sekitarnya perlu
dipertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas minimal 30%.
RTH dilakukan penghijauan dengan tanaman yang berfungsi
sebagai peneduh, penyerap debu, emisi dan bau, peredam
kebisingan, dengan mempertimbangkan aspek estetika dan
keanekaragaman hayati. Polutan CO2 dapat diatasi dengan cara
penanaman pepohonan di sekitar jalur jalan karena pohon dapat
menyerap gas karbondioksida (CO2) dan melepaskan Oksigen (O2)
ke udara melalui proses fotosintesis. Setiap pohon rata-rata dapat
melepaskan O2 sebanyak 1.700 g/jam dan menyerap CO2
sebanyak 2.350 g/jam (Frick dan Setiawan, 2002).
d) Melakukan penghijauan sehingga dapat berdampak terhadap
kondisi hidrologis dan ekologis, misalnya penambahan O2,
pengurangan erosi tanah, peningkatan sumbangan air tanah,
menambah keanekaragaman flora dan fauna.
e) Melakukan efisiensi pemakaian air bersih dan melakukan daur
ulang air limbah untuk kegunaan yang lain.
f) Melakukan pembuatan embung atau situ yang dapat menampung
air hujan atau air permukaan, sehingga dapat untuk memberikan
kesempatan air melakukan infiltrasi dan perkolasi sehingga
menambah pasokan air tanah dangkal. Selain itu dapat pula

IV - 3
mengatasi kekurangan air pada saat musim kemarau, terutama
untuk air pengairan lahan sawah.
g) Melakukan pemanenan air hujan (rain water harvesting) dengan
melakukan pembuatan biopori dan sumur resapan air tanah
dangkal, terutama dilakukan pada wilayah perkotaan.

2) Pendekatan Sosial Ekonomi


Pendekatan ini merupakan langkah-langkah yang ditempuh oleh
pemerintah Kota Madiun terutama Dinas Lingkungan Hidup dalam
menanggulangi dampak penting melalui tindakan-tindakan yang
berlandaskan pada partisipasi dan interaksi sosial, di mana
masyarakat dilibatkan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan hidup,
sekaligus partisipasi masyarakat tersebut akan mendapatkan
keuntungan ekonomi bagi masyarakat.

Pendekatan sosial ekonomi diimplementasikan berlandaskan pada


partisipasi sosial dan pemberdayaan masyarakat melalui prinsip
Participation Rural Approach (PRA) atau pendekatan partisipasi
masyarakat dan Community Development (COMDEV) atau
pendekatan pemberdayaan masyarakat. Beberapa contoh pendekatan
sosial ekonomi:

a) Penetapan langkah-langkah mitigasi risiko banjir di Kota Madiun


secara partisipatif.
b) Pembangunan IPAL komunal berdasarkan kesepakatan bersama
masyarakat.
c) Peningkatan kesadaran untuk melakukan pemanenan air hujan
secara mandiri atau kelompok.
d) Peningkatan kesadaran dalam pengelolaan lingkungan hidup
melalui sosialisasi adiwiyata, go green, dan produksi bersih.
e) Melakukan pengawasan bersama-sama terhadap aktivitas industri
yang tidak ramah lingkungan.

IV - 4
f) Melakukan penyelesaian masalah lingkungan di luar jalur
pengadilan, yaitu dengan melakukan dan mengembangkan
musyawarah para pihak.

3) Pendekatan Institusional
Pendekatan ini merupakan usaha koordinasi dan kerjasama dari
berbagai instansi yang terkait dalam menangani dampak penting yang
timbul berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan, sehingga
penanganan dampak tersebut dapat dilakukan secara efektif dan
efisien. Beberapa contoh pendekatan institusional antara lain:
a) Koordinasi program penanganan pencemaran air permukaan
antara Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, PDAM dan
Dinas Lingkungan Hidup.
b) Koordinasi program pemanfaatan RTH antara Dinas Lingkungan
Hidup, PDAM dan Dinas Pertanian.
c) Koordinasi program pengurangan sampah plastik dapat dilakukan
antara lain Dinas Lingkungan Hidup didukung oleh seluruh dinas
di Kota Madiun.
d) Koordinasi anatar Dinas PUPR dengan Dinas Lingkungan Hidup
dalam penataan taman kota.
e) Pelaksanaan program penyediaan taman kota, penghijauan dan
tempat sampah melalui kerja sama dalam bentuk CSR dengan
pihak BUMN dan pihak lain (Bank, PT. INKA, PT. PT. INDRACO,
PT. NITAMA, Alfamart, PD. BPR, PG. REDJOAGUNG dan lain-lain)

4.2. Inovasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah


Dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberikan
kewenangan yang luas kepada Menteri Lingkungan Hidup untuk
melaksanakan seluruh kewenangan pemerintahan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup serta melakukan koordinasi dengan

IV - 5
instansi lain. Melalui Undang-Undang ini, Pemerintah memberikan
kewenangan yang sangat luas kepada pemerintah daerah dalam
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah
masing-masing. Dalam kelembagaannya, Pemerintah Kota Madiun telah
membentuk Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun. Inovasi yang terkait
dengan pengelolaan lingkungan hidup di Kota Madiun, dapat diuraikan di
bawah ini.

4.2.1. Upaya Peningkatan Kapasitas Lembaga Daerah


1. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Tuntutan komitmen politik penganggaran merupakan amanat
UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH). Amanat tersebut antara lain adalah
diperkenalkannya instrumen penganggaran berbasis lingkungan hidup
(pasal 42-45). Penganggaran berbasis lingkungan (Green Budgeting)
adalah aktivitas perencanaan penganggaran lingkungan yang menjadi
kewajiban pemerintah (eksekutif) dan parlemen (legeslatif)
mengalokasikan anggaran yang memadai untuk membiayai program
pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup.
Pemerintah Kota Madiun dalam upaya mewujudkan
pembangunan melakukan perencanaan yang matang untuk menjamin
kegiatan pembangunan dapat berjalan efisien dan berpihak pada
lingkungan hidup. Melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Tahun 2021, Pemerintah Kota Madiun mengalokasikan
anggaran melalui program-program yang membawahi upaya
pengelolaan lingkungan hidup. Alokasi anggaran secara keseluruhan
untuk program-program terkait upaya pengelolaan lingkungan hidup
pada Tahun 2021 di Kota Madiun sebesar Rp. 11.675.563.750,00.
Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
anggaran pada Tahun 2020 yaitu Rp. 7.270.524.800,00 (Tabel 59
Lampiran Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup

IV - 6
Daerah Kota Madiun). Tren Penganggaran Pengelolaan Lingkungan
Hidup Tahun 2017 – 2021, ditunjukkan dalam Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Tren Penganggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tahun 2017 - 2021
Alokasi anggaran paling besar diperuntukkan untuk Program
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan yaitu sebesar
Rp 8.576.232.000,00 atau mencapai 73,5% dari total keseluruhan
anggaran. Kondisi ini sangat terkait dengan isu strategis pertama yang
terdapat di Kota Madiun Tahun 2021. Alokasi Anggaran paling kecil
terdapat pada Program Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup,
yaitu sebesar Rp 85.000.000,00 atau hanya 0,7% dari anggaran.
Alokasi anggaran APBD Tahun 2021 Kota Madiun untuk lingkungan
hidup, ditunjukkan pada Gambar 4.2.

IV - 7
Gambar 4.2. Peruntukan APBD untuk Lingkungan Hidup
Kota Madiun Tahun 2021

2. Peningkatan Kapasitas Personil

Keberadaan personil sebagai Keberadaan Sumber Daya


Manusia (SDM) sangat penting dalam menunjang kegiatan di bidang
lingkungan hidup. Tantangan saat ini adalah dengan adanya era
revolusi industri 4.0 yaitu era dimana industri memiliki kompleksitas
dan ruang yang lebih luas. Revolusi industri keempat ini ditandai
dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, batas antarmanusia,
mesin dan sumber daya lainnya semakin konvergen melalui teknologi
informasi dan komunikasi. Peranan SDM untuk menjembatani ketika
terdapat permasalahan lingkungan dengan masyarakat dan
melakukan inovasi dalam pengelolaan lingkungan hidup, sehingga
SDM di bidang lingkungan dituntut terampil secara teknis maupun
secara sosial.
Pengembangan dan pengelolaan terhadap sumber daya
manusia perlu dilakukan melalui pengembangan personil untuk
melakukan kegiatan pengawasan dan penegakan hukum terkait
dengan instrument lingkungan hidup berupa AMDAL/UKL-UPL. Melalui
program tesebut termasuk di dalamnya pengawasan dan pelaksanaan
tata administrasi. Pengembangan personil untuk bidang lingkungan

IV - 8
dari sisi kuantitas sumber daya secara keseluruhan di Kota Madiun
terbagi dalam pengkualifikasi personil berdasarkan tingkat pendidikan.
Sampai dengan tahun 2021, total personil yang ada yaitu 58
orang dengan kualifikasi pendidikan untuk lulusan SLTA 34 orang,
lulusan Diploma 4 orang, lulusan S1 17 orang, dan lulusan S2 3 orang,
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.3. Kota Madiun belum
mempunyai personil lembaga pengelola lingkungan hidup dengan
strata pendidikan Doktor (S3) (Tabel 52 Lampiran Dok. IKPLHD Kota
Madiun 2021).

Gambar 4.3. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup


Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Madiun Tahun
2021

Dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia yang


dilakukan oleh personil di Kota Madiun maka pada Tahun 2021
adalah:
a. Bimbingan Teknis Pelayanan Publik Terkait Perizinan Kota Madiun
yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan SDM JEL
EDUTAMA.

IV - 9
b. Workshop Peningkatan Motivasi Kerja Bagi Pejabat Pengawas
Pemerintah Kota Madiun Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Kota Madiun.
c. Peningkatan Knowledge, Sains dan Filsafat bagi Pejabat Struktural
dan Kepala Sekolah di Lingkungan Pemerintah Kota Madiun yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
d. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tenaga
Kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
e. Sosialisasi dan Asistensi Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai
berdasarkan PERMENPANRB No.08 Tahun 2021 yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
f. Sosialisasi Program TAPERA dan Bimtek Penggunaan Porta SITARA
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
g. Rakor Pendataan dan Pengkajian Pengembangan Kompetensi ASN
Kota Madiun yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
h. Outdoor Learning dalam Rangka Peningkatan Kapasitas Pegawai
DLH yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
i. Bimtek Penilaian Terintegrasi Maturitas Penyelenggara SPIP yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
j. Sosialisasi Teknis Penyusunan Proposal dan Data Pendukung
INOTEK Award dalam Aplikasi Innovative Government Award (IGA)
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
k. Sosialisasi Perda Pengarustamaan Gender (PUG) Tahun 2021 yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
l. Sosialisasi Data Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA).
m. Rapat Evaluasi Pendataan Data Terpilih Gender Tahun 2021 yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun.
n. Rakor Data Terpilih Gender yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Kota Madiun.
o. Rakor dalam Rangka Persiapan Studi Tiru PUG dan Forum Puspa
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Madiun

IV - 10
p. Sosialisasi Penilaian Inovasi Daerah dan Pemberian Penghargaan
Inovasive Goverment Award 2021 yang diselenggarakan oleh
Kementerian.

3. Pengembangan Jejaring Kerja

Kerjasama dengan badan atau instansi lainnya baik di tingkat


kabupaten, provinsi, maupun nasional dilakukan untuk untuk
mendukung dan memperkuat pelaksanaan visi, misi dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kota Madiun, terutama
yang terkait dengan pengembangan pengelolaan lingkungan hidup.
Pengembangan jejaring kerjasama pada Tahun 2021 antara
Pemerintah Kota Madiun dengan pihak lain yang terkait dengan
pengelolaan lingkungan hidup terdiri dari:
a. Pengadaan sarana dan prasarana berupa Booth Kontainer
kerjasama dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Jatim Tbk, PT.
Kimia Farma Diagnostika, dan PT. Astra Internasional Tbk.
b. Pengadaan sarana dan prasarana berupa Balon Gate kerjasama
dengan Perumda Air Minum Kota Madiun.
c. Pengadaan sarana dan prasarana berupa Cat Outdoor kerjasama
dengan PT. Inti Daya Guna Anekawarna (INDANA).
d. Pengadaan sarana dan prasarana berupa Lapak Joglo Palerman,
Kembulsari, Sido Dadi, Lintang Tawang kerjasama dengan PT.
Refindo Inti Selaras Indonesia.
e. Penanaman pohon Pule (Alstonia scholaris) dan Kamboja Gantung
(Plumeria acuminate) kerjasama dengan PT. Midi Utama Indonesia
Tbk.
Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup berupa bantuan sarana dan
prasarana lingkungan yang dikemas dalam bentuk Corporate Social
Responsibility (CSR) dana yang dikeluarkan secara keseluruhan Rp
929.600.000. (Tabel 59A Lampiran Dok. IKPLHD Kota Madiun 2021).

IV - 11
4. Transparansi dan Akuntabilitas Kepada Publik

Kemajuan teknologi informasi di Kota Madiun menjadikan


sistem manajemen informasi berjalan lebih baik dan dapat
memberikan kesempatan yang luas kepada publik untuk mengontrol
jalannya pemerintahan. Penyediaan informasi publik yang mudah dan
jelas merupakan tujuan dari praktik Good Government yang dilakukan
Pemerintah Kota Madiun.
Dalam upaya mendukung Good Government terutama dalam
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup maka setiap
tahunnya Pemerintah Kota Madiun menghasilkan produk hukum di
bidang pengelolaan lingkungan hidup. Sampai dengan saat ini telah
terdapat 13 peraturan yang berupa 7 (tujuh) Peraturan Daerah, 3
(tiga) Peraturan Walikota, 3 (tiga) Keputusan Walikota, dan 1 (satu)
Surat Edaran Walikota.
Dalam upaya pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat
berkaitan dengan lingkungan hidup, di Kota Madiun terdapat 2 (dua)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang telah berbadan hukum,
yaitu: (1) Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Kebudayaan dan
Lingkungan Hidup (LSM PEDAL) Kota Madiun, dan (2) Lembaga
Masyarakat Peduli Lingkungan (LEMPUNG) Kota Madiun (Tabel 54
Lampiran Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah Kota Madiun). Peran dari LSM tersebut memberikan saran,
pendapat dan masukan yang terkait dengan program dan
pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup.
Disamping itu telah melakukan edukasi dan motivasi terhadap
masyarakat yang terkait dengan peran serta dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di Kota Madiun.

IV - 12
4.2.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup oleh Daerah
4.2.2.1. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis dan
berkelanjutan yang terdiri dari kegiatan pengurangan dan
penanganan. Proses pengurangan merupakan upaya untuk
mengurangi jumlah sampah yang akan diangkut dan diproses di
tempat pemrosesan akhir sampah. Pendekatan pengelolaan sampah
sudah semestinya dilakukan melalui pendekatan berbasis 3R reduce
- (mengurangi) - reuse (menggunakan kembali) - recycle (mendaur
ulang sampah) yang berbasis masyarakat dan pengelolaan sampah
secara terpadu dengan melaksanakan pengelolaan sejak dari
sumbernya.
Pengelolaan timbulan sampah di Kota Madiun dilakukan mulai
dari hulu-hilir, dengan kegiatan:
1. Penyediaan Tempat Sampah
Penyediaan tempat sampah di tempat umum bertujuan
untuk memudahkan pengelolaan sampah dengan melakukan
pengambilan timbulan sampah oleh petugas. Penyediaan di
tempat umum diupayakan tidak membuat kotor lingkungan
sekitar dan mengganggu estetika serta sanitasi lingkungan
menjadi lebih baik maka pada setiap lokasi stategis dilakukan
pemasangan tempat sampah dengan pemilahan. Penyediaan
tempat sampah di Kota Madiun, dilakukan oleh pemerintah
melalui anggaran di Dinas Lingkungan Hidup dan sumbangan
pihak lain melalui program CSR, seperti yang disajikan pada
Gambar 4.4.

IV - 13
Gambar 4.4. Penyediaan Tempat Sampah di Kota Madiun

Pengadaan penyediaan tempat sampah di Kota Madiun telah


dapat menggandeng pihak lain (BUMN) sehingga dapat
mengurangi pengeluaran Dinas Lingkungan Hidup. Di samping
dari sisi penghematan ada hal yang lebih penting yaitu kesadaran
dari masyarakat luas berkaitan dengan pengelolaan sampah.
Pengelolaan sampah di tempat hilir dilakukan melalui
pembentukan Bank Sampah yang telah dibentuk. Bank Sampah
merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah
serta memiliki manajemen layaknya perbankan. Nasabah
menabung sampah yang kemudian dicatat dan dapat diambil
dapat berupa uang atau format lain. Sampah yang ditabung
ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan
dijual di pabrik yang sudah bekerja sama.
Hasil pemilahan sampah akan diminta sebagai bahan baku
untuk produk lanjutan, contoh kertas dan besi bisa didaur ulang.
Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk
didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan.
2. Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Tempat penampungan sementara timbulan sampah di Kota
Madiun, telah dilakukan pemilahan antara sampah organik dan
non organik. Untuk sampah organik yang berasal dari vegetasi
oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun yang dibantu oleh
masyarakat telah memanfaatkan untuk pembuatan pupuk

IV - 14
kompos. Proses pembuatan pupuk kompos di Kota Madiun,
disajikan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5. Pembuatan Pupuk Kompos di TPS 3 di Jl. Mayor


Jendral Sungkono Kota Madiun
3. Srikandi Penyapuan
Petugas perempuan penyapuan jalan yang bertugas untuk
membersihkan sepanjang ruas jalan yang ada di Kota Madiun.
Kegiatan ini disamping untuk kebersihan Kota Madiun, juga
dapat membuka peluang kerja bagi kaum perempuan.

Gambar 4.6. Srikandi Penyapuan Kota Madiun

IV - 15
4. Pengelolaan Sampah di TPA Winongo
Dalam upaya mengurangi dampak negatif dan meningkatkan
dampak positip dari keberadaan TPA Winongo maka Pemerintah
Kota Madiun melakukan inovasi-inovasi sebagai berikut:
a. Mengubah zona pasif sampah di TPA Winongo menjadi
Bukit Hijau. Pengubahan ini akan lebih mempunyai nilai
guna secara klimatologis dan estetika (Gambar 4.7.).
Secara klimatologis dengan dilakukan konservasi, maka akan
banyak vegetasi yang dapat tumbuh sehingga dapat
berfungsi menambah produksi O2, dapat melakukan
penyerapan bau dan mengurangi kecepatan angin dari TPA
sehingga luas paparan bau dapat dikurangi. Fungsi secara
estetika diharapkan dengan dijadikan tumpukan sampah
menjadi bukit hijau maka akan memberikan persepsi dan
keindahan terhadap bekas tumpukan sampah.

Gambar 4.7. Zona Pasif TPA Winongo Kota Madiun


b. Penangkapan dan penyaluran gas methan sampah organik
untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi bahan bakar
penduduk yang bermukim di sekitar TPA Winongo, seperti
yang disajikan pada Gambar 4.8. Kondisi ini memberikan
dampak positip dari keberadaan TPA Winongo terhadap
penduduk di sekitarnya, khususnya dapat mengurangi biaya
pengeluaran rumah tangga.

IV - 16
Gambar 4.8. Pemanfaatan Gas Methan di TPA Winongo
Sebagai Sumber Tenaga Api (Kompor Gas)
c. Pemanfaatan gas methan untuk memproses plastik menjadi
bahan bakar dengan teknologi sederhana tepat guna
(Destilasi Pyrolisis) yang mampu menghasilkan 2 kg plastik
menjadi 2 liter bahan bakar.
d. Penyulingan gas methan menjadi pupuk organik. Pupuk ini
dapat dimanfaatan petani dalam pengolahan tanah yang ada
di sekitar TPA Winongo.
e. Pembuatan bahan pencegah bau dari sampah organik,
sehingga paparan dampak yang berkaitan dengan kebauan
yang bersumber dari TPA Winongo dapat dikurangi.
f. Pembuatan kompos dengan proses hasil penguraian
parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik
yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat,

IV - 17
lembab dan aerobik atau anaerobic, yang disajikan pada
Gambar 4.9.

Gambar 4.9. Rumah Kompos di TPA Winongo Kota Madiun


g. Sauna
Pemanfaatan gas Methan untuk memproses air menjadi uap
menggunakan tangki pemanas/boiler dan disalurkan ke
ruang mandi sauna yang dapat menyehatkan dan
menyegarkan tubuh. Ruang sauna di TPA Winongo, dapat
dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10. Penggunaan Gas Methan TPA Winongo untuk


Proses Mandi Sauna
h. Peningkatan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
persampahan sehingga meningkatnya volume timbulan
sampah dapat ditekan karena banyak berdiri bank-bank
sampah baik yang sudah berbadan hukum atau belum.
Sarana prasarana yang tersedia kinerja meningkat,
kerjasama yang baik dengan satgas kebersihan yang masuk

IV - 18
ke TPS serta pekerja profesional di TPA yang memilah
sampah, sehingga sampah dari tahun ke tahun yang masuk
ke TPA di Winongo dapat ditekan.
i. Pemberdayaan Masyarakat menjadi Pemilah Sampah
Profesional
Keberadaan TPA Winongo Kota Madiun, tidak dapat
dipisahkan dengan masyarakat pemilah sampah profesional
yang berada di lokasi TPA, yang memilah sampah yang
masih dapat didaur ulang. Keberadaan kelompok masyarakat
ini tidak resmi, akan tetapi sulit untuk dihentikan, karena
mereka mendapatkan lapangan kerja dan tambahan
penghasilan. Sedangkan disisi lain, volume timbulan sampah
akan dapat dikurangi dan sampah plastik yang sulit
mengalami dekomposisi akan dilakukan pengambilan oleh
kelompok masyarakat yang telah diberdayakan untuk
dilakukan daur ulang oleh pihak ke tiga. Keberadaan Pemilah
Profesional di TPA Winongo Kota Madiun, disajikan pada
Gambar 4.11.

Gambar 4.11. Pemanfaatan Sampah Oleh Pemilah Sampah


Profesional di TPA Winongo Kota Madiun
5. Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak
(BBM) dan Bahan Campuran Beton di Fuel Terminal
Madiun

IV - 19
Sebelum adanya program, pengelolaan sampah plastik belum
terlaksana dengan baik. Selain pengelolaan di serahkan ke pihak
ketiga, produski sampah plastik juga cukup tinggi. Fuel Terminal
Madiun memiliki program unggulan Pengelolaan limbah B3 dan
Non B3, yaitu Program Mengelola Sampah Plastik Menjadi Bahan
Bakar Minyak (Premium dan Solar) serta sisa pembakaran yang
tersisa dijadikan bahan untuk campuran Beton. Fuel terminal
Madiun berkomitmen untuk secara konsisten melaksanakan
berbagai kegiatan terutama dari budaya untuk mengurangi
timbulan limbah padat non B3 baik itu internal maupun eksternal
lingkungan area Madiun. Dalam pelaksanaanya TBBM Madiun
mengajak serta melibatkan warga, Dinas Lingkungan Hidup Kota
Madiun, untuk berpartipasi terkait pengolahan sampah plastik.
Plastik yang terkumpul baik dari internal maupun masyarakat
sekitar di kumpulkan setiap harinya di olah kembali dengan metode
penyulingan/dibakar. Produk BBM yang dihasilkan berupa premium,
pertamax dan solar. BBM yang dihasilkan pun sudah diuji
laboratorium dan memenuhi spesifikasi Migas. Sisa pembakaran
dijadikan bahan untuk campuran beton, yang telah diuji memenuhi
standar, pengujian dilakukan di Laboratorium ITS sehingga aman
untuk digunakan.
Dampak Lingkungan dari program ini merubah pola kebiasaan
terhadap pengelolaan sampah plastik. Dampak besar dari inovasi ini
adalah sumber limbah Non B3 dapat dikurangi. Berdasarkan data
benchmark yang dikeluarkan Direktur Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan No.
11/PPKL/SET/KUM.1/9/2019,untuk Intensitas Timbunan Limbah
Padat Non B3 posisi Fuel Terminal Madiun Tahun 2018 dengan nilai
intensitas 0,00779221 Ton/ KL berada pada posisi 25% terbaik
skala Nasional. Diagram Alur Pengelolaan Sampah Plastik disajikan

IV - 20
pada Gambar 4.12. dan Proses Destilasi Pyrolisis yang terdapat di
Kota Madiun terlihat pada Gambar 4.13.

Gambar 4.12. Diagram Alur Pengelolaan Sampah Plastik

Gambar 4.13. Proses Destilasi Pyrolisis yang terdapat di Kota Madiun

IV - 21
6. Pemanfaatan Sampah Organik Untuk Media Budidaya
Maggot Black Soldier Flies
Demi mengurangi sampah organik, upaya yang harus
dilakukan saat ini yaitu melakukan pengomposan sampah sebagai
media pupuk tanaman dan pemanfaatan sampah basah dan
sampah kering yang dapat terurai sebagai media Budidaya
Maggot Black Soldier Flies (Hermetia illucens Linnaeus). Maggot
Black Soldier Flies atau Larva Maggot BSF merupakan larva yang
berasal dari perkembangbiakan Lalat Tentara Hitam. Larva ini
hidup atau bermetamorfosis memalui media sampah organik.
Lalat Tentara Hitam mampu menghasilkan 400-1000 telur dalam
sekali perkawinan yang kemudian menetas menjadi larva atau
yang disebut Larva Maggot (Eawag, 2016). Larva Maggot
mengkonsumsi makanan hingga dua kali lipat ukuran tubuhnya.
Sampah organik merupakan makanan Larva Maggot, dimana
sampah organik saat ini menjadi permasalahan penting di Kota
Madiun. Larva Maggot Black Soldier Flies berpotensi untuk
dijadikan pakan ternak bagi ikan (Rachmawati, 2010). Siklus hidup
Larva Maggot BSF dari telur hingga menjadi lalat dewasa sekitar
40 – 43 hari tergantung pada kondisi dan makanan.
(Mokolensang, 2018). Lalat betina akan meletakkan telurnya
berada dekat pakan berupa sisa makanan, atau sampah organik
lainnya yang menimbulkan bau. (Tomberlin, 2014).
Budidaya Larva Maggot ini merupakan cara alternative yang
mempunyai keuntungan ganda karena selain mampu mengurangi
sampah organik, budidaya ini mampu memberikan dampak positif
bagi masyarakat terutama masyarakat pengangguran. Dengan
adanya budidaya ini diharapkan mampu meningkatkan nilai
ekonomi masyarakat pengangguran di Kota Madiun. Jenis Larva
Maggot BSF yang dikembangkan di Kota Madiun disajikan pada
Gambar 4.14.

IV - 22
Gambar 4.14. Jenis Larva Maggot BSF yang Dikembangkan di
Kota Madiun
7. SITEBAS (Sistem Informasi Terpadu Bank Sampah)
Bank Sampah yang terbentuk di Kota Madiun sampai pada
tahun 2020 berjumlah 10 Unit dengan anggota penabung 686
orang yang mempunyai omset Rp. 4.049.505,00. Adapun jumlah
sampah yang dapat dikelola sebanyak 3.232,18 kg/bulan. Untuk
melayani “nasabah” tersebut terdapat 66 orang tenaga kerja
(Tabel 48 Lampiran Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah Kota Madiun).
Pembentukan Bank Sampah di Kota Madiun bertujuan
membangun strategi untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat
agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah sehingga mendapatkan
manfaat ekonomi langsung dari sampah. Bank sampah tidak
dapat berdiri sendiri melainkan harus diintegrasikan dengan
gerakan 3R sehingga manfaat langsung yang dirasakan tidak
hanya ekonomi, namun pembangunan lingkungan yang bersih,
hijau dan sehat.
Dalam upaya mewujudkan peningkatan pelayanan
pemerintah Kota Madiun yang terkait dengan pengelolaan
sampah, maka penggunaan atau aplikasi ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat dibutuhkan. Aplikasi tersebut dalam bentuk
Sistem Informasi Terpadu Bank Sampah (SITEBAS), yang
ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup

IV - 23
Kota Madiun Nomor:188.4-401.114/31/2021. Dengan adanya
SITEBAS ini, seluruh bank sampah unit dapat menginput atau
memasukan data yang diperlukan dalam aplikasi atau sistem
tersebut secara mandiri, sehingga data yang masuk dalam sistem
akan terekap secara otomatis. Dari laporan tersebut bisa dihitung
volume pengurangan sampah yang telah dilakukan bank sampah.
Tampilan utama SITEBAS ini memuat Jenis Sampah, Uraian
Sampah, Nama Bank Sampah, Setoran dan Rekap Setoran. Selain
itu juga terdapat tampilan volume sampah dalam satu tahun,
volume sampah per bulan serta jumlah bank yang aktif dan rata-
rata perbulan. Juga terdapat grafik peningkatan volume sampah
serta daftar 10 Bank Sampah dengan penimbangan sampah
terbanyak. Tampilan SITEBAS, dapat disajikan pada Gambar
4.15.
Dalam menu Jenis Sampah, terdapat tampilan jenis sampah
sesuai jenisnya seperti sampah organik, sampah anorganik dan
sampah residu. Pengguna dapat menambah data sampah
didalamnya. Menu uraian sampah ini merupakan penjabaran dari
jenis sampah sesuai dengan jenis dan sifatnya. Di mana yang
termasuk sampah organik salah satunya adalah sampah daun-
daunan. Sedang yang termasuk dalam sampah anorganik
diantaranya gelas plastik/ botol plastik, kertas, koran, duplek,
kaca, kaleng/ besi, logam, plastik kresek/ plastik non botol.
Dalam menu bank sampah, menampilkan nama-nama bank
sampah unit yang terdapat di Kota Madiun yang masih aktif yang
didalamnya memuat profil dari masing – masing bank sampah
seperti alamat bank sampah, direktur bank sampah, status dari
bank sampah. Pengguna juga dapat menambah data bank
sampah pada tombol Tambah Data atau merubah/ mengedit
profil dari bank sampah itu sendiri apabila terdapat perubahan

IV - 24
baik perubahan status bank sampah ataupun perubahan susunan
organisasi bank sampah itu sendiri.
Didalam menu setoran dan rekap setoran, pengguna dapat
melihat jumlah sampah yang dikelola oleh bank sampah unit serta
sampah-sampah apa saja yang dipilah dan diolah oleh bank
sampah unit.

Gambar 4.15. Contoh Tampilan Menu SITEBAS

8. SI MBOK AYU
Sebagai upaya memepercantik kota, Pemerintah Kota
Madiun (Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun) yang memiliki
tenaga kreatif melakukan pengecatan tembok-tembok yang
terkesan kumuh dan angker dengan izin pemilik tembok/
bangunan dengan motif flora dan/atau fauna. Selain tembok,
media lainnya seperti pohon-pohon di jalan- jalan protokol, lapak
UMKM, kontainer angkutan sampah, becak, juga dilukis untuk
mempercantik dan memperindah Kota Madiun.

IV - 25
Gambar 4.16. Pengecatan Tembok di Kota Madiun

4.2.2.2. Ruang Terbuka Hijau


4.2.2.2.1. Pemanfaatan Lahan Kosong untuk RTH
RTH di Kota Madiun pada Tahun 2021 adalah 627 Ha atau
hanya 19,11% dari luas keseluruhan Kota Madiun, sehingga masih
belum mencukupi dari ketentuan yang ada minimal seluas 30%.
Untuk meningkatkan luasan RTH yang merupakan isu prioritas
lingkungan yang ke-2 (kedua) tersebut maka pemerintah Kota
Madiun memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk dilakukan
penghijauan atau pembuatan taman. Hal ini karena semakin
sempitnya lahan terbuka yang dapat berfungsi sebagai RTH,
sehingga upaya di Kota Madiun, banyak berfokus pada
peningkatan kualitas dari RTH. Upaya ini disamping berfungsi
secara klimatologis dan hidrologis juga dapat mempercantik wajah
Kota Madiun. Beberapa kenampakan RTH di Kota Madiaun dapat
dilihat pada Gambar 4.17.

(a) (b)

IV - 26
(c) (d)

(e) (f)

Gambar 4.17. RTH Dinas Ketahanan Pangan (a), RTH Gedung Asrama
Haji (b), RTH SDN Banjarejo (c), RTH Depan Balaikota
(d), RTH PDAM (e), RTH Perum Marshall Law (f).
Dalam upaya melakukan optimalisasi menciptakan RTH di
Kota Madiun, yang mempunyai manfaat meningkatkan Oksigen
(O2), sehingga meningkatkan kualitas udara, maka dilakukan
dengan memanfaatkan lahan pada bantaran sungai dan lokasi
pemakaman umum, seperti yang terlihat pada Gambar 4.18.

(a) (b)

IV - 27
(c) (d)

Gambar 4.18. RTH Selokan Pahlawan Street Center (a), RTH


Taman Bantaran Sungai Madiun (b), RTH Taman
Hobbit Kelapa Sari/Makam (c), RTH Taman
Superhero (d)

RTH yang ada di Kota Madiun telah pula dikembangkan


mengarah ke pelestarian flora dan fauna. RTH d’Arboretum
mempunyai fungsi ganda, selain berfungsi sebagai RTH juga
sebagai tumbuhnya keanekaragan flora (vegetasi). Disamping itu
RTH untuk pengembangan fauna (hewan), khususnya pelestarian
burung. RTH Ngrowo Bening yang merupakan Edu Park yang
dikelola oleh PDAM dengan luas 3 ha yang terletak di Kecamatan
Taman, dijadikan edukasi bagi masyarakat, seperti petik buah
(jeruk, buah naga, melon, kates, dll) petik sayur, berolah raga,
penangkaran lebah dan tempat pertemuan seperti yang terlihat
pada Gambar 4.19.

IV - 28
(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

(g) (h)
Gambar 4.19. RTH di Kota Madiun yang Berfungsi Sebagai
d’Arboretum (a), Area Konservasi Burung (b)
Taman Bantaran Sebagai Penangkaran Burung
Merpati (c), Taman Pahlalawan Street Center untuk
Kupu-kupu/Rhopalocera (d), dan Edu Park Ngrowo
Bening (e, f, g, h)
RTH berfungsi secara hidrologis karena pada umumnya
tanah yang ada belum terbangun, sehingga masih bersifat dapat
meloloskan air hujan (permeabel). Dampak lanjutan yang terjadi
aliran permukaan dapat dikurangi, sehingga debit dan volume air
di saluran drainase dapat dikurangi, maka bencana banjir dapat
diminimalisir. Selain itu dengan adanya air hujan yang mengalami

IV - 29
peresapan ke dalam tanah dapat mempertahankan iklim mikro,
kelengasan tanah dan memasok cadangan air tanah dangkal.
Kondisi ini dapat sebagai upaya pemerintah Kota Madiun dalam
upaya mengurangi banjir kota yang dan meningkatkan cadangan
air tanah khususnya untuk penyediaan pada saat musim kemarau.
4.2.2.2.2. Program Kampung Iklim
Kampung iklim merupakan kampung sadar lingkungan yang
melaksanakan berbagai upaya adaptasi mitigasi perubahan iklim
dan penurunan gas rumah kaca, seperti penghijauan, pertanian
terbatas di wilayah perkotaan (urbanfarming), budidaya ikan lele
dalam ember (BUDIKDAMBER), pengolahan air limbah dan
kegiatan lainnya, yang dapat dilihat pada Gambar 4.20.

(a) (b)

(c) (d)

IV - 30
(e) (f)

Gambar 4.20. Urban Farming RW. 10 Kel. Taman (a), Pembuatan


media tanam (b), Bank Sampah RW. 10 Kel.
Taman (c), Hasil Kerajinan Tangan dari Barang
Bekas Kel. Taman (d), Proklim Kel. Pandean (e), 3R
Kel. Pandean (f)
Hasil dari kegiatan ini dapat mengurangi limbah padat pada
bagian hulu, meningkatkan ketersediaan oksigen (O2) dan
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta
sustainibility lingkungan yang terkait pengelolaan sampah (isu
prioritas lingkungan 1) dan peningkatan kualitas udara
perkotaan (isu prioritas lingkungan 4).

4.2.2.2.3. Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting)


Pemanenan air hujan dapat dilakukan dengan pembuatan
lubang biopori dan sumur resapan. Dalam upaya mengurangi
aliran permukaan akibat adanya hujan dan meningkatkan resapan
air tanah maka pemerintah Kota Madiun melakukan pembuatan
lubang biopori dan sumur resapan. Sumur resapan yang dibuat
pemerintah Kota Madiun dapat dilihat pada Gambar 4.21.

IV - 31
(a) (b)
Gambar 4.21. Sumur Resapan di Taman Kota Madiun (a) dan
Pembuatan Lubang Resapan Biopori di SDN Madiun
Lor 5 (b).
Inovasi daerah yang berkaitan dengan pembuatan biopori
dan sumur resapan dapat untuk meminimalisir banjir lokal yang
dan sebagai penambahan cadangan air tanah dangkal di Kota
Madiun. Hal ini karena dengan jumlah penduduk yang besar
membutuhkan air tanah yang banyak pula.
4.2.2.2.4. Program Rumah Susun Sewa II (RUSUNAWA II)
Program Pemerintah Kota Madiun dengan menggunakan
anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) mendapat sambutan positif masyarakat. Pada
tahap pertama (Tower 1) Rusunawa baru menampung sebanyak
64 Kepala Keluarga saja. Saat ini Pemerintah Kota Madiun
melanjutkan membangun Rusunawa tahap kedua (Tower 2) yang
dananya berasal dari Kementerian PUPR. Pembangunan
Rusunawa di Kota Madiun telah ditetapkan dengan Perda Nomor
46 Tahun 2018.

IV - 32
Keberadaan Rusunawa di Kota Madiun maka daya dukung
dan daya tampung lahan dapat ditingkatkan sehingga tekanan
penduduk terhadap lahan semakin berkurang, karena permintaan
terhadap tempat tinggal layak huni di Kota Madiun dapat
dikurangi. Konsep Rusunawa dibangun dengan memperhatikan
ketersediaan ruang terbuka hijau dan kelestarian lingkungan
hidup yang merupakan isu prioritas lingkungan 1. Kondisi
Rusunawa di Kota Madiun, disajikan pada Gambar 4.22.

(a) (b)
Gambar 4.22. Rusunawa Kota Madiun Tower 1 (a) dan Tower 2 (b)

4.2.2.3. Kualitas Air


4.2.2.3.1. Pemetaan Kualitas Air Tanah
Kajian air tanah dangkal Kota Madiun Tahun 2021 meliputi
kajian arah aliran air tanah dan kualitas air tanah. Kajian
merupakan langkah awal dalam membuat kebijakan terkait
pengelolaan kualitas air terutama kualitas air tanah, mengingat
masih banyak warga yang memanfaatkan air tanah dangkal
sehingga kualitas air tanah perlu diperhatikan dengan baik.
Kebijakan yang dapat dilakukan pada masa yang akan datang
adalah pembangunan sambungan sanitasi terpadu terintegrasi
dengan IPAL komunal domestik sehingga tidak ada air limbah
domestic yang terbuang ke tanah tanpa pengolahan terlebih

IV - 33
dahulu dan kualitas air tanah diharapkan dapat terjaga dengan
baik. Adanya kajian ini akan memberikan gambaran terkait arah
aliran air tanah, daerah – daerah yang memiliki kualitas air tanah
yang jelek sehingga menjadi prioritas dalam implementasi
kebijakan di atas. Berdasarkan kajian tersebut, arah Aliran Air
Tanah dangkal di Kota Madiun dapat dilihat pada Gambar 4.23
dan Gambar 4.24. Lokasi sumur yang dilakukan pengukuran
adalah berjumlah 61 titik sumur yang tersebar di wilayah: (a)
Kecamatan Taman 15 titik sumur, (b) Kecamatan Manguharjo 23
titik sumur dan (c) Kecamatan Kartoharjo 23 titik sumur.

Gambar 4.23. Peta Arah Aliran Air Tanah Dangkal

IV - 34
Gambar 4.24. Peta Kontur Muka Air Tanah Dangkal
Berdasarkan pada Gambar 4.23. tersebut bahwa pola aliran
air tanah pada umumnya menuju ke Sungai Madiun, sehingga
sungai ini dapat dikategorikan sebagai sungai tipe efluen, yaitu
keberadaan air tanah memasok air sungai.
Berdasarkan Gambar 4.24., dapat dilihat cekungan-cekungan
air tanah yang ada di Kota Madiun, sudah menyebar pada
beberapa wilayah. Wilayah Kota Madiun mempunyai topografi
datar dan batuan penyusunnya alluvium, sehingga pada kondisi
awal permukaan air tanahnya relatif mempunyai ketinggian yang
hampir sama, tetapi karena adanya aktivitas manusia dalam
pemanfaatan air tanah sehingga terjadi perbedaan elevasi muka
air tanah.
Adapun pengujian kualitas air tanah di Kota Madiun
dilakukan pada 23 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Kota
Madiun, dengan pembagian 7 sumur berada di Kecamatan Taman,
9 sumur berada di Kecamatan Manguharjo dan 7 sumur berada di
Kecamatan Kartoharjo. Penentuan lokasi ini ditetapkan

IV - 35
berdasarkan arah aliran air tanah. Parameter diambil dengan
mendasarkan pada parameter kualitas air untuk keperluan
hygiene sanitasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32
Tahun 2017 tentang Standar baku mutu kesehatan lingkungan
dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi,
kolam renang, solus per aqua, dan pemandian umum dan
beberapa penelitian terkait analisis kualitas air tanah
menggunakan metode Weighted Arithmetic Water Quality Index
(WAWQI). Analisis kelayakan kualitas air tanah dilakukan
menggunakan model Weighted Arithmetic Water Quality Index
(WAWQI). Hasil perhitungan ditampilkan pada Gambar 4.25.

Gambar 4.25. Nilai Weighted Arithmetic Water Quality Index


(WAWQI) Air Tanah Dangkal Kota Madiun Tahun
2021.
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat nilai kualitas air
tanah dangkal di Kota Madiun berkisar antara 21,07 – 21,65. Nilai
WQI tersebut apabila dimasukan ke dalam klasifikasi termasuk

IV - 36
dalam kelas Sangat Baik, sehingga dapat dikatakan kualitas air
tanah dangkal di Kota Madiun masih sangat baik jika digunakan
untuk kebutuhan higine sanitasi.
Hasil perhitungan WQI Air Tanah dangkal di Kota Madiun
memiliki nilai yang berbeda. Secara relative setiap titik mempunyai
tingkat pencemaran yang berbeda pula. Hasil perhitungan WQI
disajikan dalam Peta untuk mengetahui lokasi dengan nilai WQI
yang relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan lokasi
lainnya. Persebaran Nilai WQI di tampilkan pada Gambar 4.26.

Gambar 4.26. Persebaran Nilai WQI


Berdasarkan Gambar 4.26. dapat dilihat secara umum
Kecamatan Taman yang merupakan Pusat Kota Madiun berwarna
merah meskipun kualitasnya masih sangat baik. Warna merah ini
berarti mempunyai Nilai WQI yang paling tinggi apabila
dibandingkan dengan lokasi lain. Hal ini mengindikasikan bahwa
lokasi tersebut memiliki tingkat pencemaran air tanah dangkal
paling tinggi dibandingkan lokasi lainnya di Kota Madiun. Tingginya

IV - 37
tingkat pencemaran di Pusat Kota Madiun dapat disebabkan oleh
banyak limbah domestik yang langsung dibuang ke lingkungan.
Limbah yang dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu akan
diserap kedalam tanah kemudian mengalami proses infitrasi
sehingga mencemari air tanah dangkal yang ada. Selain proses
infitrasi, pencemaran juga dapat terjadi akibat terjadinya proses
perkolasi dari air sungai yang masuk kedalam akuifer yang ada di
Kota Madiun. Meskipun demikian, secara lebih detail lokasi maupun
parameter kualitas air tanah ini bersifat spesifik dan berbeda satu
dengan yang lainnya. Tidak semua kualitas air tanah di Kecamatan
Taman lebih jelek dibandingkan kecamatan lainnya, begitunya juga
sebaliknya. Terdapat beberapa lokasi tertentu yang lebih baik pada
parameter tertentu tetapi bisa juga lebih jelek pada parameter
lainnya.
Berdasarkan kajian tersebut maka rekomendasi yang di
dapat dilakukan untuk menjaga atau meningkatkan kualitas air
tanah di Kota Madiun, antara lain:
a. Melakukan penyuluhan secara periodik kepada anggota
masyarakat atau pelaku usaha terkait dengan berkegiatan yang
ramah lingkungan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dan pelaku usaha pentingnya melakukan
pengurangan dan pengelolaan air limbah hasil kegiatan
mereka.
b. Membantu memberikan fasilitas saluran sanitasi terpadu
terintegrasi dengan IPAL domestik terutama pada kawasan
permukiman penduduk yang padat di Kecamatan Taman,
sehingga beban pencemar air tanah dangkal menjadi semakin
berkurang.
c. Memperketat pengawasan pada usaha dan/ atau kegiatan
melalui instrumen UKL-UPL atau AMDAL sehingga

IV - 38
ketaatan/kepatuhan pelaku usaha yang terkait dengan
pengelolaan air limbah dapat dimonitoring dan dievaluasi.
d. Melakukan reward dan punishment kepada masyarakat dan
pelaku terkait dengan pengelolaan air limbah, sesuai dengan
peraturan yang ada.
e. Membentuk sistem informasi lingkungan hidup terpadu yang
terkait dengan kuanlitas air tanah, sehingga informasi tersebut
dapat diketahui secara tepat dan cepat oleh OPD terkait, pelaku
usaha dan masyarakat.
4.2.2.3.2. Pembuatan Embung
Untuk melakukan pengelolaan air permukaan terutama pada
saat musim hujan untuk mencegah banjir dan digunakan pada
saat musim kemarau untuk mengurangi kekeringan maka di Kota
Madiun terdapat embung Pilangbango di Kecamatan Kartoharjo
dengan luas lahan 2,20 Ha dengan luas embung 1,1 Ha serta
volume maksimum 41.937 m3. Kondisi embung Pilangbango dapat
dilihat pada Gambar 4.27.

Gambar 4.27. Embung Pilangbango di Kota Madiun


Keberadaan embung Pilangbango, dapat digunakan untuk
melakukan pengairan pada lahan sawah, sehingga dapat
berfungsi pula sebagai bahan pengencer apabila terdapat limbah
pada lahan pertanian. Keadaan ini dapat membantu memperbaiki
kualitas air permukaan di lahan pertanian terutama pada musim
kemarau.

IV - 39
4.2.2.3.3. Pemasangan Sambungan PDAM Gratis
Pemberian bantuan sambungan PDAM gratis kepada semua
masyarakat Kota Madiun dikecualikan peruntukan bagi
pengembangan perumahan, ruko, tanah kosong. Penggunaan air
PDAM dapat melakukan pengurangan pemakaian air tanah, selain
itu juga dapat secara tidak langsung melakukan penghematan
pemakaian air domestik, sehingga limbah cair yang dihasilkan
menjadi berkurang. Kecenderungan penghematan air ini dilakukan
karena, penggunaan air PDAM yang berbayar, sehingga semakin
banyak air yang digunakan maka uang yang dikeluarkan akan
semakin besar pula.

Gambar 4.28. Surat Keputusan Pemasangan Sambungan PDAM


Gratis

4.2.2.3.4. Sistem Informasi Sumber Pencemar (Si Semar)


Sebagai bentuk transparansi informasi yang terkait dengan
hasil pengukuran kualitas air dan udara di Kota Madiun, telah

IV - 40
disusun Sistem Informasi Sumber Pencemar (Si Semar). Pada
tahap awal ini baru dapat diakses oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kota Madiun. Walaupun begitu sistem ini selalu dikembangkan
sehingga diwaktu yang akan datang informasinya dapat diakses
oleh masyarakat umum yang membutuhkan.
Sistem Informasi Sumber Pencemar, memuat informasi yang
terkait dengan: (1) informasi pelaku usaha dan / atau kegiatan
sumber pencemar, (2) kapasitas produksi, (3) rata-rata debit
limbah yang dihasilkan, (4) Hasil uji laboratorium, dan (5)
informasi terkait IPAL yang dimiliki. Laman Sistem Informasi
Sumber Pencemar (Si Semar) yang dikembangkan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Madiun, disajikan pada Gambar 4.29.

Gambar 4.29. Laman Sistem Informasi Sumber Pencemar


(Si Semar) Kota Madiun

IV - 41
4.2.2.4. Kualitas Udara
4.2.2.4.1. Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas merupakan salah satu upaya Kota
Madiun dalam menjaga kualitas udara yang ada di Kota Madiun.
Penumpukan kendaraan pada waktu yang cukup lama di suatu
tempat dapat mengakibatkan akumulasinya emisi kendaraan
bermotor. Pemerintah Kota Madiun telah melakukan tindakan-
tindakan pencegahan terhadap risiko pencemaran kualitas udara
yang bersumber dari kendaraan bermotor. Program-program yang
dilakukan Pemerintah Kota Madiun antara lain:
a. Penerapan Smart Card PKB
Penyediaan integrasi database hasil pengujian kendaraan
bermotor. Program ini memberikan kemudahan dalam
memantau hasil uji kendaraan bermotor. Adanya pengelolaan
moda transportasi yang terkait dengan kelayakannya akan
berdampak pula terhadap polutan yang dihasilkan, karena
setiap uji kendaraan akan dilakukan pula uji emisi gas buang.
b. Pemantauan Lalu Lintas melalui CCTV/TMC
Seluruh informasi aktual tentang lalu lintas yang merupakan
output dari TMC dikumpulkan, diolah, dan disampaikan
kepada pihak yang berkepentingan dan dikoordinasikan
sebagai bahan kendali penanganan masalah. Sebagaimana
ditegaskan pada pasal 247 ayat 3 UU No.22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Korps Lalu Lintas
Polri adalah Pembina, Pengelola, dan Penanggung Jawab dari
Pusat Kendali Sistem Informasi dan Komunikasi, Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan secara Nasional.
c. Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE)
Mewujudkan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang
aman, selamat, tertib, lancar dan terpadu dengan moda
angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional.

IV - 42
Mewujudkan etika berlalu lintas dan budaya bangsa
Mewujudkan penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat. Oleh sebab itu bagi pengendara akan
menggunakan kendaraan yang standar sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4.2.2.4.2. Angkutan Wisata Gratis/Mabour (Madiun Bus on
Tour)
Angkutan wisata gratis sebagai upaya peningkatan
pelayanan angkutan kepada masyarakat, mengurangi kepadatan
lalu lintas, mengurangi polusi, meningkatkan potensi wisata Kota
Madiun, memudahkan masyarakat untuk menuju destinasi wisata
di Kota Madiun.
Bis wisata Mabour disiapkan untuk melayani masyarakat di
dalam maupun luar Kota Madiun yang akan menikmati destinasi
wisata menarik di Kota Madiun. Penggunaan angkutan ini akan
mengurangi kepadatan lalu lintas, sehingga polutan yang
dihasilkan akan berkurang pula.
4.2.2.4.3. Jalur Sepeda Wisata
Penyediaan jalur khusus sepeda di beberapa jalan di Kota
Madiun, bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan bersepeda
bagi masyarakat di Kota Madiun. Adanya jalur ini diharapkan
dapat mengurangi kebiasaan masyarakat untuk menggunakan
kendaraan bermotor dalam melakukan aktivitas sehari-sehari.
Kebijakan ini dapat mengurangi pemakaian kendaraan bermotor,
sehingga terjadi pengurangan polusi udara.
4.2.2.4.4. Angkutan Sekolah Gratis
Angkutan Sekolah Gratis merupakan program dari Dinas
Perhubungan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang ada di
jalan Kota Madiun. Program ini juga selaras dengan program
sekolah adiwiyata yang ada di Kota Madiun yaitu larangan
menggunakan kendaraan bagi siswa. Berkurangnya kendaraan

IV - 43
yang ada di jalan secara langsung juga mengurangi polusi udara
yang ada di Kota Madiun, yang mempunyai kecenderungan
semakin meningkat.
Kualitas udara merupakan isu prioritas lingkungan hidup di
Kota Madiun, walaupun hasil pengukuran di lapangan belum
terdapat parameter yang melebihi baku mutu, akan tetapi hal ini
perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan dan juga sebagai
pembiasan bagi masyarakat khususnya kalangan pelajar dengan
pola transportasi yang ramah lingkungan.
Dinas Perhubungan menyediakan 3 (tiga) jenis armada
sebagai angkutan umum gratis yaitu: (1) Armada angkot dengan
jumlah 20 Unit dengan kapasitas 12 orang, (2) Bus mempunyai
3unit dengan ukuran medium berkapasitas 29 orang dan, (3) bus
kecil 1 Unit dengan kapasitas 19 orang. Total kapasitas yang
dapat diangkut oleh angkutan umum gratis adalah 346 siswa.
Jumlah tersebut merupakan 46% dari total siswa yang harus
dilayani yaitu 750 siswa.
Kerjasama dari berbagai pihak sangat diperlukan dalam
kesuksesan program ini. Pelayanan yang prima dari Dinas
Perhubungan yang harus didukung oleh kesadaran dari pihak
sekolah, orang tua siswa dan juga siswa itu sendiri. Sosialisasi dari
pihak Dinas Perhubungan dan pihak sekolah menjadi kunci dari
kesuksesan program ini. Kondisi Bus sekolah di Kota Madiun dapat
dilihat pada Gambar 4.30.

Gambar 4.30. Angkutan Sekolah Gratis Kota Madiun

IV - 44
4.2.2.4.5. Aplikasi Data Kualitas Air dan Udara
Aplikasi data kualitas air dan udara ini dapat menyajikan data
kualitas air dan udara beserta perbandingan terhadap baku mutu pada
periode bulan atau tahun tertentu secara cepat. Data kualitas air dan
udara tersebut dapat memberi gambaran singkat kondisi lingkungan
hidup di Kota Madiun. Pada tahap awal ini baru dapat diakses oleh
Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun. Walaupun begitu sistem ini
selalu dikembangkan sehingga diwaktu yang akan datang
informasinya dapat diakses oleh masyarakat umum yang
membutuhkan. Laman Aplikasi Data Kualitas Air dan Udara yang
dikembangkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun, disajikan
pada Gambar 4.31.

Gambar 4.31. Laman Aplikasi Data Kualitas air dan Udara Kota
Madiun

IV - 45
4.2.2.4.6. Pembuatan Taman Kota
Asap kendaraan bermotor dan asap pabrik membuat kualitas
udara di area perkotaan jadi menurun drastis. Hal inilah yang menjadi
alasan pentingnya taman kota sebagai pasokan oksigen sekaligus
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Taman kota secara tidak
langsung berperan sebagai penjaga kualitas lingkungan kota.
Pepohonan yang berada disekitar wilayah tersebut dapat menjaga
keseimbangan ekologis, dengan menjaga keanekaragaman
hayati, berperan sebagai filter udara kota dari berbagai gas pencemar
serta sebagai pengaturiklim mikro.
Pengembangan taman kota di Kota Madiun selain dilakukan
oleh pemerintah, juga melalui program penghijauan yang diinisiasi
oleh pihak lain yaitu: PT. INKA, PT. INDRACO (SUNCITY MADIUN),
PT. NITAMA, PD.BPR, PG. REJO AGUNG BARU, PT. KAI, PT.
PERTAMINA, Bank BRI, Bank BCA, Bank Woori Saudara, CV. Cahaya
Anugerah Perkasa, PT. Raja Sakti Indonesia, Klinik Prodia, dan Apotik
Garuda.

4.2.3. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup oleh Masyarakat


Kontribusi yang diberikan oleh masyarakat, komunitas, dan civil
society merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan di antaranya berupa peran serta di
dalam lingkungan yang diikuti oleh LSM lingkungan, kegiatan lingkungan
yang diinisiasi oleh masyarakat maupun masyarakat yang menerima
penghargaan di bidang lingkungan. Pada tahun 2021, jumlah Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan yang ada di Kota Madiun ada 3
(tiga) yaitu: (1) Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Kebudayaan dan
Lingkungan Hidup (LSM PEDAL) Kota Madiun, (2) Lembaga Masyarakat
Peduli Lingkungan (LEMPUNG) Kota Madiun, dan (3) Lembaga Swadaya
Masyarakat Wahana Lingkungan Hidup dan Dampingan Masyarakat
Agraris (WALI DASA) Kota Madiun

IV - 46
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup di
Kota Madiun dapat berupa:

1. Sebagai pelaku pengembangan prasarana dan sarana pengelolaan


sampah di sumber sampah (memilah sampah rumah tangga).

Gambar 4.32. Kegiatan Pemilahan Sampah yang Dilakukan


oleh Masyarakat.

2. Melakukan komposter skala rumah tangga, sehingga dapat


mengurangi jumlah sampah yang dibawa ke TPA Winongo. Di
samping itu dapat menyediakan pupuk organik yang dapat
meningkatkan kesuburan tanah pada lahan pertanian.

3. Partisipasi masyarakat untuk membayar retribusi sampah. Kondisi ini


dikembangkan dalam bank sampah yang terdapat di Kota Madiun.

4. Pelaksanaan Green Building, yang dilaksanakan di Kota Madiun yang


dilakukan secara perseorangan maupun oleh badan usaha dan / atau
kegiatan (perkantoran/hotel).

IV - 47
Gambar 4.33. Penerapan Green Building di Hotel Mataram Baru
Jl. Sutomo No. 2 Kota Madiun

5. Taman Swadaya Masyarakat di Bantaran Sungai.

Taman Warga yang dibuat di bantaran Sungai Madiun dengan tujuan


memanfaatkan lahan kosong tanpa berubah fungsinya tetapi
mempunyai nilai tambah dapt digunakan sebagi lokasi rekreasi dan
menambah estetika.

Gambar 4.44. Taman Swadaya Masyarakat di Bantaran Sungai


Madiun wilayah Kelurahan Madiun Lor
6. Taman Keluarga, yang dilakukan oleh rumah tangga di setiap ruang
kosong di Kota Madiun.

Taman keluarga ini dibuat lahan kosong milik pribadi atau lahan
kosong milik pemerintah Kota Madiun tetapi tidak mengganggu
fungsinya yang dikerjakan oleh warga RT atau RW. Taman ini banyak

IV - 48
berfungsi secara klimatologis tetapi fungsi hidrologis kurang optimal
karena banyak menggunakan model hidroponik.

Gambar 4.55. Hidroponik Dan Tanaman Dalam Pot (Program


Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dengan Rumah
Pangan Lestari)

7. Sekolah Adiwiyata, yaitu lembaga pendidikan yang menerapkan


konsep sekolah yang sadar lingkungan hidup di Kota Madiun. Pada
Tahun 2020 yang mendapatkan Adiwiyata Tingkat Provinsi Jawa
Timur yaitu: SDN Oro-oro Ombo dan SDN 4 Nambangan Kidul.
Walaupun dalam masa pandemic Covid-19, proses pembelajaran
menggunakan sistem daring, tetapi upaya pemerintah dalam
membentuk sekolah adiwiyata terus dilakukan. Upaya ini ditempung
dengan melakukan sosialisasi sekolah adiwiyata (Gambar 4.36.).

Gambar 4.66. Sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan


Hidup di Sekolah Adiwiyata Tahun 2021

IV - 49
8. Sosialisasi Sadar Lingkungan yang dilakukan Kelompok Masyarakat
Peduli Lingkungan yang meliputi: Sosialisasi Permen LH No.13 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle melalui Bank
Sampah, Sosialisasi Izin Lingkungan, Sosialisasi Adiwiyata, dan
Sosialisasi Adipura.
9. Kearifan lokal masyarakat, yang dilakukan dengan dijiwai sifat
kegotongroyongan dan dengan menggunakan simbol-simbol yang ada
dengan tujuan memohon kepada Tuhan semoga alam diberikan
kelestarian dan berkelanjutan (Bersih Deso dan Grebeg Maulud).

4.2.4. Penegakan Hukum dan Pengawasan Hukum terkait


AMDAL
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pada Pasal 76
dinyatakan bahwa Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota menerapkan
sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.
Sanksi administrasi dapat berupa: (a) teguran tertulis, (b) paksaan
pemerintah, (c) pembekuan izin lingkungan atau (d) pencabutan izin
lingkungan. Upaya pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup dapat
dilakukan dengan pemberian tindakan bagi para pihak yang melakukan
pelanggaran atau melakukan perbuatan yang melawan aturan atau
hukum.
Berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
di Kota Madiun, maka telah disusun regulasinya sebagai pedoman bagi
semua pihak. Peraturan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Produk Hukum yang Dihasilkan Pemerintah Kota Madiun
Tahun 2009 - 2021
Jenis Produk Nomor dan
No. Tentang
Hukum Bidang LH Tanggal
1 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2021 Rencana Induk
Tanggal 10 Desember Pembangunan

IV - 50
Jenis Produk Nomor dan
No. Tentang
Hukum Bidang LH Tanggal
2021 Kepariwisataan Kota
Madiun Tahun 2020-2035
2 Peraturan Walikota Nomor 5 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Tanggal 05/01/2021 Peraturan Walikota
Madiun Nomor 42 Tahun
2017 tentang Pedoman
Pelaksanaan Bantuan
Perbaikan Rumah Tidak
Layak Huni
3 Peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2021 Perubahan Atas
Tanggal 05/01/2021 Peraturan Walikota
Madiun Nomor 43 Tahun
2017 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Bantuan
Jamban
4 Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2021 Pengawasan dan
Tanggal 05/01/2021 Penertiban Bangunan
Gedung
5 Surat Edaran 660/401.114/1167/2020 Upaya Pengendalian dan
Walikota Madiun Pengurangan Sampah
Plastik di Kota Madiun
6 Keputusan (No: 660.1- Tentang Pembentukan
Walikota 401.114/10/2020, Tim Penyusun Dokumen
Tanggal 13 Februari Informasi Kinerja
2020) Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah Kota
Madiun Tahun 2020
7 Peraturan Walikota (Nomor 11 Tanggal 22 Tentang tata cara
Madiun April 2019) rekomendasi upaya
pengelolaaan lingkungan
hidup serta surat
pernyataan kesanggupan

IV - 51
Jenis Produk Nomor dan
No. Tentang
Hukum Bidang LH Tanggal
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup
8 Peraturan Walikota (Nomor 12 Tanggal 22 Tentang tata cara
Madiun April 2019) perizinan pembuangan air
limbah melalui pelayanan
perizinan berusaha
terintegrasi secara
elektronik
9 Peraturan Walikota (Nomor 54 Tahun 2018, Tentang Kebijakan dan
Madiun Tanggal 19 Oktober Strategi Daerah Dalam
2018) Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Rumah
Tangga Kota Madiun
10 Peraturan Daerah (Nomor 18 Tahun 2018, Tentang Penyediaan dan
Kota Madiun Tanggal 24 September Pemanfaatan Ruang
2018) Terbuka Hijau
11 Peraturan Daerah (Nomor 27 Tahun 2018, Tentang Perubahan Atas
Kota Madiun Tanggal 24 September Peraturan Daerah Kota
2018) Madiun Nomor 19 Tahun
2011 Tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
12 Peraturan Daerah (Nomor 28 Tahun 2018, Tentang Perubahan Atas
Kota Madiun Tanggal 24 September Peraturan Daerah Kota
2018) Madiun Nomor 20 Tahun
2011 Tentang Izin
Pembuangan Air Limbah

IV - 52
Jenis Produk Nomor dan
No. Tentang
Hukum Bidang LH Tanggal
13 Peraturan Walikota Nomor 54 Tahun 2018 Kebijakan dan Strategi
Daerah dalam
Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Rumah
Tangga Kota Madiun
14 - (Nomor 06 Tahun 2018, Tentang Perubahan Atas
Tanggal 01 Maret 2018) Peraturan Daerah Kota
Madiun Nomor 07 Tahun
2012 Tentang Hutan Kota
15 Peraturan Daerah (Nomor 12 Tahun 2017, Tentang Pengelolaan Air
Kota Madiun Tanggal 11 Juli 2017) Limbah Domestik
16 Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2017 Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
17 Keputusan (No: 660-401.304/332, Tentang Penetapan
Walikota Tanggal 31 Desember Lokasi Hari Bebas
2014) Kendaraan Bermotor
18 Peraturan Daerah (Nomor 20 Tahun 2011, Tentang Izin
Kota Madiun Tanggal 29 Desember Pembuangan Air Limbah
2011)
19 Peraturan Daerah (Nomor 19 Tahun 2011, Tentang Perlindungan
Kota Madiun Tanggal 29 Desember dan Pengelolaan
2011) Lingkungan Hidup
20 Keputusan (No: 660-401.304/259 Tentang Pembentukan
Walikota Tahun 2009) Tim Pengendalian
Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan
Hidup Kota Madiun
Sumber: Tabel 58 Lampiran Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah kota Madiun Tahun 2021

IV - 53
Pantauan terhadap penegakan hukum di bidang lingkungan sejak
2009-2021 menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi pengaduan masalah
lingkungan yang dilakukan masyarakat. Semua kasus pengaduan tersebut,
semuanya telah ditindak lanjuti yang diawali dengan investigasi dan
klarifikasi lapangan, yang selanjutnya telah dilakukan mediasi dengan
masyarakat.
Pada Tahun 2021, jumlah pengaduan yang ada mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu terdapat 6 pengaduan.
Pengaduan tersebut sebagai berikut:
1. Bau yang tidak nyaman serta suara bising dari aktivitas catering CV.
Surya Amosa Kurnia yang mengganggu lingkungan sekitar.

Gambar 4.37. Pengaduan Air Limbah dan Suara Bising Catering


Surya Kurnia (21 September 2021)
2. Keluhan asap hitam dan tebal dari aktivitas operasional PG. Redjo
Agung Baru pada saat kegiatan giling, yang mengganggu bagi warga
sekitar pabrik utamanya warga Patihan.

Gambar 4.38. Pengaduan Emisi Cerobong PG Redjo Agung (7


Oktober 2021)

IV - 54
3. Sampah kotak susu yang dibuang di pinggir sungai Jl. Serayu oleh
pihak Warung Makan Nasi Padang "BAIM" yang mengganggu
kebersihan dan kenyamanan bagi warga perumahan griya kencana.

Gambar 4.39. Pengaduan Limbah Resto Nasi Padang (23 Juli 2021)

4. Keluhan terhadap suara bising dari aktivitas bengkel las listrik "EBESS"
yang mengganggu kenyamanan warga di sekitar jl. Hayam wuruk Gg.
Prapanca dan jam operasional yang masih berlangsung pada malam
hari sehingga mengganggu kenyamanan istirahat warga sekitar.

Gambar 4.40. Pengaduan Polusi Suara Bengkel Las Ebess


(27 Agustus 2021)
5. Pembunangan sampah liar oleh warga yang melintas jembatan
surodipoyono sehingga membuat sungai dibawah jembatan menjadi
kotor.

IV - 55
Gambar 4.41. Pengaduan Sampah Liar Kanigoro (15 Oktober 2021)

6. Limbah cair yang diduga dari pipa pembuangan Pizza Hut Madiun
mengeluarkan cairan berwarna keputihan yang diduga dapat
mencemari sungai "sumber umis" sebagai badan air penerima.

Gambar 4.42. Pengaduan Limbah Pizza Hut (26 November 2021)

Rincian pengaduan masyarakat terkait lingkungan hidup di Kota


Madiun tahun 2021 tersaji pada Tabel 4.2. (Tabel 50 Lampiran
Dokumen Informasi Kinerja Penglolaan Lingkungan Hidup Daerah Kota
Madiun).

IV - 56
Tabel 4.2. Pengaduan Masyarakat Terkait Lingkungan Hidup di Kota
Madiun Tahun 2021
Pihak yang Masalah Yang
No. Tahun Progres Pengaduan
Mengadukan Diadukan
1 Muh Sirot Bau yang tidak 2021 ▪ Sudah dilakukan
Jl. Aneka Sari nyaman serta verifikasi lapangan,
Kel. suara bising fasilitasi dan mediasi
Rejomulyo dari aktivitas antara pihak yang
catering CV. mengadu dan CV
Surya Amosa yang diadukan
Kurnia yang ▪ Sudah dilakukan
mengganggu progres perbaikan
lingkungan untuk fasilitas IPAL
sekitar oleh pihak CV. Surya
Amosa Kurnia
▪ Masalah Sudah
selesai
2 Bapak Rudi Keluhan asap 2021 ▪ Sudah dilakukan
Warga Patihan hitam dan tebal verifikasi lapangan,
dari aktivitas fasilitasi dan mediasi
operasional PG. antara warga
Redjo Agung
patihan yang terkena
Baru (giling)
dampak dengan
yang
mengganggu pihak PG.
bagi warga RedjoAgung Baru
sekitar pabrik ▪ Asap disebabkan
utamanya karena operasional
warga patihan giling dalam tahap
startup (baru mulai)
dengan bahan bakar
yang digunakan tidak
sejenis
menyebabkan
settingan vakum
dapur tidak stabil
dan adanya
kerusakan dust
collector (perangkap
debu)
▪ Keluhan asap sudah
berkurang dan
ditindak lanjuti oleh
pihak PG. Redjo
Agung Baru

IV - 57
Pihak yang Masalah Yang
No. Tahun Progres Pengaduan
Mengadukan Diadukan
3 Bu Kardi Sampah kotak 2021 ▪ Sudah dilakukan
warga perum susu yang verifikasi lapangan
griya kencana dibuang di dan dilakukan
pinggir sungai verifikasi dan
jl. Serayu oleh pembinaan dengan
pihak warung pihak warung makan
makan nasi nasi padang
padang "BAIM" ▪ Pihak warung nasi
yang padang "BAIM"
mengganggu sudah bertanggung
kebersihan dan jawab untuk
kenyamanan membersihkan
bagi warga sampah dipinggir
perumahan sungai dan sudah
griya kencana dilaksanakan.
▪ Masalah selesai
4 Bapak Keluhan 2021 ▪ Sudah dilakukan
Sarwono terhadap suara verifikasi lapangan,
Jl. Hayam bising dari mediasi, fasilitasi,
wuruk Gg. aktivitas dan pembinaan
Empu bengkel las antara pihak
Prapanca listrik "EBESS" pengadu dan yang
yang diadukan.
mengganggu ▪ Pihak bengkel las
kenyamanan listrik "EBESS" sudah
warga di membatasijam
sekitar jl. operasional bengkel
Hayam wuruk tidak sampai malam
Gg. Prapanca hari.
dan jam ▪ Aktivitas bengkel las
operasional sudah dikurangi
yang masih
berlangsung
pada malam
hari sehingga
mengganggu
kenyamanan
istirahat warga
sekitar
5 lurah kanigoro Pembunangan 2021 ▪ Sudah dilakukan
sampah liar verifikasi lapangan,
oleh warga fasilitasi antara
yang melintas warga sekitar dan
jembatan pihak kelurahan
surodipoyono ▪ Dilakukan upaya-
sehingga upaya seperti
membuat pemberian papan
sungai dibawah himbauan dan

IV - 58
Pihak yang Masalah Yang
No. Tahun Progres Pengaduan
Mengadukan Diadukan
jembatan peringatan bagi
menjadi kotor warga yang melintas
dan hendak
membuang sampah
di jembatan
Surodipoyono.
▪ Warga juga sudah
melakukan kerja
bakti membersihkan
sampah di sungai
▪ Setelah adanya
papan peringatan
dan hinbauan
pembuangan
sampah liar sudah
sangat jauh
berkurang
▪ Masalah selesai
6 Warga limbah cair 2021 ▪ Sudah dilakukan
(tidak yang diduga verifikasi lapangan,
diketahui) dari pipa fasilitasi, mediasi,
pembuangan dan pembinaan
Pizza Hut uyang melibatkan
madiun warga sekitar Pizza
mengeluarkan Hut, kelurahan, dan
cairan pihak Pizza Hut
berwarna sendiri
keputihan yang ▪ Pizza Hut sudah
diduga dapat memiliki IPAL dan
mencemari beroperasional
sungai "sumber sebagaimana
umis" sebagai fungsinya.
badan air ▪ Pizza Hut berupaya
penerima terus memperbaiki
kondisi IPAL agar air
limbah yang
dihasilkan dalam
kondisi memenuhi
baku mutu dan tidak
mencemari badan air
penerima/sungai

Permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di Kota Madiun


yaitu berlangsungnya penurunan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup. Penyebabnya karena rendahnya kesadaran sebagian

IV - 59
masyarakat terhadap pengendalian dampak lingkungan hidup. Lingkungan
Hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Amandemen Pasal 28 H
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kualitas
lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan
peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-
sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
Dalam hal pengawasan izin lingkungan pada tahun 2020 terdapat
13 Unit usaha dan jumlahnya menurun pada tahun 2021 yaitu sebanyak 8
Unit Usaha yang dilakukan pengawasan. Unit usaha yang dilakukan
pengawasan pada tahun 2021 yaitu:
1. Sun City (Jl. S Parman)
2. Café Arten (Jl. Abdul Rahman Saleh)
3. Surya Mustika Motor (Jl. Diponegoro)
4. Sahabat Mandiri (Jl. H.A Salim)
5. CV. Maju Sukses Perkasa (Jl. Urip Sumoharjo)
6. Maju Ban (Jl. Urip Sumoharjo)
7. CV. Cipta Karya Mandiri (Jl. Kalimosodo)
8. Café The Garden (Jl. H. A Salim)
Hasil pemeriksaan menunjukkan pola yang sama yaitu semua
pemrakarsa sesungguhnya sudah memiliki Dokumen Lingkungan (Amdal
atau UKL-UPL). Permasalahan yang sering dijumpai adalah penyampaian
laporan rutin sesuai yang tertera di dokumen pengelolaan dan
pemantauan masih enggan untuk dilakukan. Dokumen Izin Lingkungan
yang telah disusun oleh pelaku usaha di Kota Madiun tahun 2021 hanya
10 dokumen yang semuanya merupakan Dokumen UKL-UPL. (Tabel 41
Lampiran Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup

Daerah kota Madiun Tahun 2021).

IV - 60
4.2.5. Penerima Penghargaan Lingkungan
Penghargaan di bidang lingkungan yang diperoleh di Kota Madiun
(Tabel 54 Lampiran Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kota Madiun):

1. Penghargaan Adiwiyata Tingkat Kota yang diberikan oleh DLH Kota


Madiun. Penghargaan Adiwiyata adalah suatu penghargaan yang
diberikan bagi sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan PBLHS
(Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah), yaitu aksi
kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang
dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan
hidup. Penghargaan ini diterima oleh 13 sekolah yaitu MI
Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, SD Islam Hudan Linnas, SD
Islam Siti Hajar, SDK Petra, SDK Santo Bavo, SDN Sukosari, SDN 02
Manisrejo, SMP Darul Madinah, SMP Islam Terpadu Bakti Ibu, SMP
Taman Bakti, SMK Aditapa, dan SMK ST. Bonaventura.

2. Penghargaan Adiwiyata Tingkat Propinsi yang diberikan oleh DLH


Provinsi Jawa Timur. Penghargaan ini diterima oleh 17 sekolah yaitu
SDN 01 Josenan, SDN 01 Klegen, SDN 01 Kanigoro, SDN 01
Kartoharjo, SDN 01 Mojorejo, SDN 01 Taman, SDN 02 Josenan, SDN
02 Nambangan Kidul, SDN 02 Nambangan Lor, SDN 02 Rejomulyo,
SDN 03 Kanigoro, SDN 04 Klegen, SDN 05 Madiun Lor, SDN Ngegong,
SDK Santo Bernardus, SDK Santo Yusuf, dan MTsN.
3. Penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional yang diberikan oleh
Kementerian LHK. Penghargaan ini diterima oleh 7 sekolah yaitu SDN
01 Winongo, SDN 02 Mojorejo, SDN 02 Kanigoro, SDN 02 Pandean,
SDN Banjarejo, SDN Pilangbango, dan SMPN 5.

4. Penghargaan Kota Ramah Sepeda Kategori Kota Sedang/Kecil yang


diberikan oleh Bike to Work (B2W) Indonesia kepada Kota Madiun.

5. Penghargaan Proper Hijau yang diberikan oleh Kementerian LHK


kepada PT. Pertamina Fuel Terminal Madiun.

IV - 61
6. Penghargaan Trophy Utama PROKLIM yang diberikan oleh
Kementerian LHK kepada RW 11 Kelurahan Taman dan RW 16
Kelurahan Pandean.

7. Penghargaan Sertifikat Utama PROKLIM yang diberikan oleh


Kementerian LHK kepada RW 07 Kelurahan Pangongangangan, RW 07
Kelurahan Kanigoro, RW 01 Kelurahan Kartoharjo, dan RW 06
Kelurahan Klegen.

8. Kota Madiun pada tahun 2021 mendapatkan Nirwasita Tantra


Kategori Kota Sedang, yang diterima oleh Walikota Madiun pada
Tanggal 15 Juni 2021.

9. Kota Madiun pada Tahun 2021 mendapatkan Green Leadership


Kategori Kota Sedang, yang diterima oleh Ketua DPRD Kota Madiun
pada Tanggal 15 Juni 2021.

IV - 62
5.1. Penetapan Isu Prioritas
Berdasarkan pendekatan analisis Driving Force – Pressure – State
– Impact – Response (DPSIR) dan dan FGD yang melibatkan Personil dari
elemen Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Perguruan Tinggi, Lembaga
Masyarakat/Organisasi Lingkungan Hidup, maka ditetapkan isu prioritas
lingkungan hidup dalam Dokumen IKPLH Kota Madiun Tahun 2021 antara
lain permasalahan: (1). Pengelolaan sampah, (2). Ruang terbuka hijau
(RTH), (3). Kualitas air, dan (4). Kualitas Udara. Secara garis besar,
pembahasan isu prioritas tersebut sebagai berikut:
1. Isu Prioritas Pengelolaan Sampah
Salah satu permasalahan yang sering muncul di wilayah
perkotaan, tak terkecuali Kota Madiun adalah timbulan sampah.
Faktor yang menjadi pemicu (Driving force) terhadap
permasalahan sampah antara lain: peningkatan penduduk, serta
perilaku dan kebiasaan/pola hidup. Hal ini akan menimbulkan
tekanan (Pressure) terhadap pengelolaan sampah yang ditandai
kondisi (State) peningkatan timbulan sampah Kota Madiun.
Penurunan jumlah penduduk di Kota Madiun mempengaruhi jumlah
timbulan sampah yang pada tahun 2021 timbulan sampah mencapai
343.525 m3/hari yang masuk ke TPA Winongo. Sementara TPA
Winongo dari kapasitas 768.000 m3, saat ini telah terisi sampah
sebanyak 537.600 m3 atau 70%, sehingga daya tampungnya tinggal
30%. Dampak (Impact) yang ditimbulkan dari timbulan sampah
dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan meningkatkan beban
pencemar yang masuk ke lingkungan. Oleh karena itu untuk
mengurangi dampak yang ditimbulkan, pemerintah Kota Madiun

V-1
telah melakukan beberapa upaya sebagai respon (Response)
permasalahan ini, antara lain: membuat Bank Sampah, melakukan
kegiatan fisik berupa rehabilitasi maupun penyediaan TPS yang layak
untuk pengelolaan sampah, pembuatan gas methane dari sampah,
dan monitoring Limbah B3.

2. Isu Prioritas Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Perluasan RTH di area publik dan privat merupakan
tantangan dan menjadi isu prioritas untuk diangkat pada lima tahun
mendatang mengingat pentingnya fungsi RTH. Faktor yang menjadi
pemicu (Driving force) terhadap RTH antara lain: peningkatan
jumlah penduduk, fungsi Kota Madiun sebagai pusat pelayanan
daerah–daerah sekitarnya dan pembangunan yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan hidup. Adanya pemicu ini
menimbulkan tekanan (Pressure) terhadap RTH Kota Madiun,
antara lain: RTH perkotaan yang stagnan, kegiatan pembangunan
industri dan permukiman menimbulkan alih fungsi lahan yang dapat
mengancam RTH. Saat ini kondisi (State) luas RTH tersebut hanya
19,09% dari luas keseluruhan Kota Madiun, sehingga masih belum
mencukupi dari ketentuan minimal seluas 30%. Adanya alih fungsi
lahan ini akan berdampak (Impact) terhadap adanya pergeseran
mata pencaharian dari pertanian ke non-pertanian yang akan
mengurangi RTH Kota Madiun. Oleh karena itu, pemerintah Kota
Madiun telah melakukan beberapa upaya sebagai respon
(Response) permasalahan ini, antara lain: mengeluarkan Peraturan
Daerah Kota Madiun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Madiun Tahun 2010-2030, dan menambah RTH
kota dan privat.

3. Isu Prioritas Kualitas Air


Sumber daya air merupakan sumber daya yang sangat vital
bagi kehidupan manusia sehingga perlu dipertahankan

V-2
keberadaannya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun
seiring perkembangan Kota Madiun, berkurangnya resapan air dan
meningkatnya limbah yang masuk ke badan air telah mengancam
kelangsungan keberadaan air terutama kualitas air. Oleh karena itu,
permasalahan ini menjadi isu prioritas Kota Madiun. Adapun
pemicunya (Driving force) antara lain peningkatan penduduk dan
prilaku yang tidak berwawasan lingkungan, berkembangnya usaha
dan industry, kebijakan berwawasan lingkungan yang kurang
optimal, serta lemahnya pengawasan dan penegakan hukum
lingkungan. Hal ini akan menimbulkan tekanan ( Pressure) yang
berdampak terhadap kualitas air, antara lain: peningkatan air limbah
terutaman air limbah domestik dan minimnya pengolahan baik
secara mandiri maupun komunal, serta terjadinya pelanggaran
berulang yang mengancam kualitas air. Adanya pemicu dan tekanan
tersebut menyebabkan kondisi (State) kualitas air di Kota Madiun
tercemar yang terlihat dari beberapa parameter kualitas air
permukaan yang melampaui baku mutu seperti TSS, BOD, dan total
coliform. Kondisi kualitas air yang tidak baik berdampak ( Impact)
pada berkurangnya pemanfaatan air permukaan dan air tanah
sebagai air bersih serta meningkatnya air PDAM sebagai salah satu
indikasi penurunan kualitas dan kuantitas air. Oleh karena itu,
pemerintah Kota Madiun telah melakukan beberapa upaya sebagai
respon (Response) permasalahan ini, antara lain: pembuatan
septick tank komunal, pemantauan kualitas air, serta lebih
mengoptimalkan pengawasan dan penegakan hokum lingkungan.

4. Isu Kualitas Udara


Kualitas udara ambien saat ini masih jauh di bawah baku
mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2009
tentang Baku Mutu Udara Ambien Dan Emisi Sumber Tidak Bergerak
Di Jawa Timur. Namun adanya faktor pemicu dan tekanan yang

V-3
terus meningkat maka perlu adanya upaya yang baik dan
berkelanjutan untuk menjaga kualitas udara ambien di Kota Madiun.
Adapun pemicunya (Driving force) antara lain peningkatan
penduduk, kemudahan pembelian kendaraan bermotor,
berkembangnya usaha dan industry, Kota Madiun merupakan kota
penghubung (connector) yang merupakan akses perjalanan dari
Jawa Timur ke Jawa Tengah atau sebaliknya, kebijakan berwawasan
lingkungan yang kurang optimal, serta lemahnya pengawasan dan
penegakan hukum lingkungan. Hal ini akan menimbulkan tekanan
(Pressure) yang berdampak terhadap kualitas udara ambien, antara
lain: peningkatan permukiman dan fasilitas penunjang
perekonomian, peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan
industry. Adanya pemicu dan tekanan tersebut menyebabkan kondisi
(State) kualitas udara ambien di Kota Madiun semakin menurun
pada masa yang akan datang meskipun saat ini masih sangat baik.
Kondisi kualitas udara ambien yang tidak baik dapat berdampak
(Impact) menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan udara
sehingga kualitas udara ambien menurun. Penurunan kualitas udara
ambien ini dapat menyebabkan peningkatan penyakit ISPA dan
peningkatan suhu udara. Oleh karena itu, pemerintah Kota Madiun
telah melakukan beberapa upaya sebagai respon (Response)
permasalahan ini, antara lain: penguatan persyaratan layak jalan
bagi kendaraan, memperbaiki system transportasi, kampanye hemat
bahan bakar, penanaman pohon sepanjang jalan, anjuran pemakaian
masker, dan pemantauan kualitas udara ambien secara berkala.

5.2. Inovasi
Beberapa inovasi untuk mengatasi permasalahan yang menjadi isu
prioritas di Kota Madiun sebagai berikut: (1) Bukit Hijau, (2) Gas Methan,
(3) Destilasi Pyrolisis, (4) Pealgathan, (5) Biomad, (6) Sauna, (7) Kompos,
(8) Café Methan, (9) SITEBAS (Sistem Informasi Terpadu Bank Sampah),

V-4
(10) Sistem Terpadu Bank Sampah, (11) SI MBOK AYU, (12) Penyediaan
Angkutan Sekolah Gratis, (13) Penyelenggaraan Angkutan Wisata Gratis
Bus Mabour (Madiun Bus on Tour), (14) Pelaksanaan Pengujian
Kendaraan Bermotor, (15) Jalur Sepeda Wisata, (16) Paku Jalan Solar Cell,
(17) Srikandi Penyapuan, (18) Pembentukan Tim 20, (19) Pembangunan
Rusunawa II, (20) RTH Produktif Berwawasan Lingkungan, (21) Lomba
kebersihan makam Tingkat Kota Madiun, (22) Program Kota Tanpa Kumuh
(Kotaku), (23) Biopori pada Saluran lingkungan, (24) Ducting, (25)
Pengembangan Program Kampung Iklim, dan (26) Pemasangan
sambungan PDAM gratis

5.3. Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti oleh
pemerintah Kota Madiun, antara lain:
1. Perlu adanya penertiban kawasan sempadan sungai dan
pembangunan sesuai dengan tata ruang yang seharusnya.
2. Perlu penegakan hukum lingkungan secara tegas, sehingga reward
dan punishment dapat dijalankan dengan baik.
3. Adanya himbauan pembuatan septick tank kedap air untuk
mengurangi resapan air limbah septick tank.
4. Perlu adanya peraturan terkait pemanfaatan air limbah hasil
pengolahan ke tanah untuk mengurangi air limbah yang masuk
badan air dan mengurangi penggunaan air bersih.
5. Perlu adanya peraturan untuk penanaman pohon untuk setiap
instansi dan kantor untuk mengurangi dampak polusi udara.
6. Pelibatan pihak BUMN, swasta dan perorangan dalam
mengembangkan kualitas RTH publik dan privat yang mempunyai
multi fungsi (klimatologi, hidrologi, edukasi, ekologi, estetika dan
sosial-ekonomi).

V-5
7. Perlu adanya peraturan larangan penggunaan kemasan sekali pakai
dalam acara-acara pemerintah maupun swasta untuk mengurangi
sampah dan plastik.
8. Aparatur pemerintah dan pemuka masyarakat memberi contoh
dalam program Madiun Bebas Plastik misalnya pengurangan
terhadap sajian makanan yang dikemas dengan plastik.
9. Pembangunan IPAL domestik komunal pada permukiman padat
penduduk.
10. Adanya kewajiban pemerintah untuk membeli kompos hasil
pengolahan sampah dari kelompok masyarakat yang ada.
11. Pemerintah dan swasta bekerja sama untuk pembangunan rumah
susun yang bersubsidi.
12. Membangun Sistem Informasi Lingkungan (SIL) terpadu pada
komponen air dan udara.
13. Adanya muatan lokal dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup di Kota
Madiun.
14. Secara kontinyu memberikan sosialisasi terkait dengan peraturan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baru kepada
semua stakeholder.
15. Meningkatkan sistem penganggaran berbasis lingkungan (Green
Budgeting).

V-6
Alaerts, G. dan Santika, Sri Sumestri. 1994. Metoda Penelitian Air. Usaha
Nasional, Surabaya.

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta.

Asiah, N. 2008. Kadar Debu dan Keluhan Kesehatan Pekerja Usaha


Pertukangan Kayu di Desa Sipare-pare Kabupaten Batu Bara Tahun
2007. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat. 2015. Indikator Perilaku Peduli


Lingkungan Hidup 2014. (Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional 2014,
Modul Ketahanan Sosial), Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Madiun. 2022. Kota Madiun Dalam Angka 2020.
Badan Pusat Statistik Kota Madiun.

Badan Pusat Statistik Kota Madiun. 2022. Produk Domestik Regional Bruto
Kota Madiun Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014-2018. Badan
Pusat Statistik Kota Madiun.

BR, Sri Harto. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Dharma, Y.P. 2002. Pelatihan Operator IPA Penghilangan Besi dan


Mangan. Modul IPA, Yogyakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Kanisius, Yogyakarta.

DP - 1
Endah Tri Wahyuni, Sunarto dan Prabang Setyono. 2014. Optimalisasi
Pengelolaan Sampah Melalui Partisipasi Masyarakat dan Kajian
Extended Producer Responsibility (EPR) di Kabupaten Magetan.
Jurnal Ekosains 6 (1): 8 – 23.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius, Yogyakarta.

Frick H. dan Setiawan P.L. 2002. Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan


Utilitas Bangunan. Kanisius, Yogyakarta.

Krisnayya, N.S.R. dan S.J. Bedi. 1986. Responses of Woody Plants to


Environmental Pollution. Part I. Sources, Types of Pollutants and
Plant Responses. For. Abstr. 47: 5 – 51.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Statistik


Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Tahun 2015.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.

Luntungan, J.N. 1998. Arahan Pemanfaatan Lahan Menggunakan Data


Dijital Landsat TM dan SIG di DAS Tondano Hulu Sulawesi Utara.
Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ridwan, M. 2013. Studi Keragaman Tumbuhan Pakan Jalak Gading


(Turdus poliocephalus stresemanni Bartels.) Di Gunung Lawu.
Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.

Sani EY. 2006. Pengolahan Air Limbah Tahu Menggunakan Reaktor


Anaerob Bersekat dan Aerob. Semarang (ID): Undip Press.

Sri Harto. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001.


PT Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.

Sutamihardja, R.T.M. 1985. Dampak pada Udara dan Kebisingan. Bahan


Kuliah Kursus AMDAL. PUSDI-PSL-IPB, Bogor.

DP - 2
Sutrisno, Totok C. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta,
Jakarta.

Tarigan, M.S. dan Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi
(Total Suspended Solid) Di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara.
Makara Sains 7 (3): 109 – 119.

Wardhana, W.A. 2001. Dampak pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi


Offset. Yogyakarta.

DP - 3
LAMPIRAN I
Tabel Data Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah Kota Madiun
Tahun 2021

Tabel-1. Luas Kawasan Lindung Berdasarkan RTRW dan Tutupan


Lahannya
Provinsi/ Kabupaten/ Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Tutupan Lahan
Luas
Nama Kawasan Area Tanah Badan
Kawasan Vegetasi
Terbangun Terbuka Air

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Kawasan Kawasan 1. Kawasan
Lindung Lindung Hutan - - - - -
terhadap Lindung
Kawasan 2. Kawasan
- - - - -
Bawahannya Bergambut
3. Kawasan
- - - - -
Resapan Air
Kawasan 1. Sempadan
Perlindungan Pantai - - - - -
Setempat 2. Sempadan
Sungai 119 ha - - - -

3. Kawasan
Sekitar Danau - - - - -

4. Ruang
Terbuka 634,86 ha - - - -
Hijau
Kawasan 1. Kawasan
Suaka Alam, Suaka - - - - -
Pelestarian Alam
Alam dan
2. Kawasan
Cagar Budaya
Suaka Laut
- - - - -
dan
Perairannya
3. Suaka
Margasatwa
dan Suaka
- - - - -
Margasatwa
Laut

4. Cagar Alam
dan
Cagar Alam - - - - -
Laut

5. Kawasan
Pantai
- - - - -
Berhutan
Bakau

Lampiran I - 1
Tutupan Lahan
Luas
Nama Kawasan Area Tanah Badan
Kawasan Vegetasi
Terbangun Terbuka Air

6. Taman
Nasional dan
Taman - - - - -
Nasional Laut

7. Taman
Wisata
Alam dan
- - - - -
Taman
Wisata Alam
Laut
8. Kawasan
Cagar Budaya
dan Ilmu - - - - -
Pengetahuan

Kawasan 1. Kawasan
Rawan Rawan Tanah - - - - -
Bencana Longsor
2. Kawasan
Rawan
Gelombang - - - - -
Pasang

3. Kawasan
Rawan 690,12 ha - - - -
Banjir
Kawasan 1. Kawasan i. Kawasan
Lindung Cagar Keunikan
Geologi Alam Batuan - - - - -
dan Fosil

ii.
Kawasan
Keunikan
- - - - -
Bentang
Alam

iii.
Kawasan
Keunikan
- - - - -
Proses
Geologi

2. Kawasan i. Kawasan
Rawan Rawan
Bencana Rawan
Letusan - - - - -
Gunung
Berapi

Lampiran I - 2
Tutupan Lahan
Luas
Nama Kawasan Area Tanah Badan
Kawasan Vegetasi
Terbangun Terbuka Air

ii.
Kawasan
Rawan
- - - - -
Gempa
Bumi

iii.
Kawasan
Rawan
- - - - -
Gerakan
Tanah

iv.
Kawasan
yang
Terletak di
Zona - - - - -
Patahan
Aktif

v.
Kawasan
Rawan - - - - -
Tsunami

vi.
Kawasan
Rawan - - - - -
Abrasi

vii.
Kawasan
Rawan - - - - -
Gas
Beracun
3. Kawasan i. Kawasan
yang Imbuhan
Memberikan Air - - - - -
Perlindungan Tanah
Terhadap Air
Tanah ii.
Sempadan
Mata 88 ha - - - -
Air

Kawasan 1. Cagar
- - - - -
Lindung Biosfir
Lainnya 2. Ramsar - - - - -
3. Taman
- - - - -
Buru
4. Kawasan
Perlindungan
- - - - -
Plasma
Nutfah

Lampiran I - 3
Tutupan Lahan
Luas
Nama Kawasan Area Tanah Badan
Kawasan Vegetasi
Terbangun Terbuka Air

5. Kawasan
Pengungsian - - - - -
Satwa
6. Terumbu
Karang - - - - -

7. Kawasan
Koridor Bagi
Jenis Satwa
atau Biota - - - - -
Laut
yang
Dilindungi
Kawasan
Budidaya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Keterangan: Di wilayah Kota Madiun hanya terdapat Sempadan Sungai, Ruang


Terbuka Hijau dan Sempadan Mata Air. Tanda (-): belum diketahui datanya. Luas
kawasan dan luas tutupan lahan dalam satuan Hektar (Ha)
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) - (4) Nama Kawasan
(5) Diisi dengan luas kawasan dalam satuan hektar (ha)
(6) Diisi dengan tutupan lahan vegetasi dalam satuan hektar (ha)
(7) Diisi dengan tutupan lahan area terbangun dalam satuan hektar (ha)
(8) Diisi dengan tutupan lahan tanah terbuka dalam satuan hektar (ha)
(9) Diisi dengan tutupan badan air dalam satuan hektar (ha)

Tabel-1A. Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jenis Ruang Terbuka Luas Ruang Terbuka Hijau (Ha)
No.
Hijau 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5)
A RTH PUBLIK 292,48 292,48 292,70
1 RTH pada Jalur Jalan Kota 57,90 57,90 57,90
RTH Taman Makam
2 0,80 0,80 0,80
Pahlawan
3 Taman Alun-alun 2,90 2,90 2,90
4 Taman Lingkungan 49,35 49,35 49,57
Taman Sub Pusat Pelayanan
5 5,73 5,73 5,73
Kota
6 Makam 24,65 24,65 24,65
7 Lapangan Olahraga 16,20 16,20 16,20
8 RTH Hutan Kota 14,62 14,62 14,62
a. Hutan Kota Kuncen 1,38 1,38 1,38
b. Hutan Kota PDAM 7,26 7,26 7,26

Lampiran I - 4
Jenis Ruang Terbuka Luas Ruang Terbuka Hijau (Ha)
No.
Hijau 2019 2020 2021
c. Hutan Kota TPA Winongo 1,09 1,09 1,09
d. Hutan Kota Ringroad Barat 0,60 0,60 0,60
e. Hutan Kota Sukosari 0,50 0,50 0,50
f. Hutan Kota Basuki Rahmad 1,49 1,49 1,49
g. Hutan Kota Ngegong 0,50 0,50 0,50
h. Arboretum 1,80 1,80 1,80
9 RTH Pengaman
120,33 120,33 120,33
Jalur/Sempadan/Buffer Zone
a. Sempadan Rel KA 19,34 19,34 19,34
b. Sempadan SUTT 2,00 2,00 2,00
c. Sempadan Sungai 93,99 93,99 93,99
d. Sempadan Mata Air 2,00 2,00 2,00
e. Buffer Zone Kota 3,00 3,00 3,00
B RTH PRIVAT 334,30 334,30 334,30
1 Lahan Pekarangan 327,97 327,97 327,97
2 RTH Taman 1,66 1,66 1,66
3 RTH Jalur Hijau 4,67 4,67 4,67
Total RTH Kota Madiun 626,78 626,78 627,00
Luas Kota Madiun 3.323,00 3.323,00 3323,00
Luas RTH Kota Madiun
18,86 18,86 18,87
(%)
Luas RTH Publik (%) 8,80 8,80 8,81
Luas RTH Privat (%) 10,06 10,06 10,06
Keterangan : Olahan Tim Penyusun DIKPLHD Kota Madiun
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-1B. Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL)


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
IKLH
No. Kab/Kota IKA IKU IKL Kriteria
2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kota Madiun `52,61 83,78 24,11 58,99 Sedang
Keterangan: Olahan Tim Penyusun DIKPLHD Kota Madiun
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 5
Tabel-2. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun: 2021
Luas Luas Luas Luas Luas
Luas Lahan
Lahan Non Lahan Lahan Lahan Lahan
No. Kecamatan Perkebunan
Pertanian Sawah Kering Hutan Badan Air
(Ha)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 Kartoharjo 667,27 447,31 6,01 - - 19,74
2 Manguharjo 798,42 380,70 24,85 - - 45,41
3 Taman 917,37 249,54 51,91 - - 2,10
Keterangan: Di Kota Madiun tidak terdapat lahan hutan dan perkebunan
Sumber: Dinas Pertanian dan Kantor Pertanahan Nasional Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, dst.
(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan.
(3) Diisi dengan luas lahan non pertanian yang merupakan lahan terbuka dan
pemukiman dalam satuan hektar (Ha).
(4) Diisi dengan luas lahan sawah yang merupakan pertanian lahan basah dalam
satuan hektar (Ha).
(5) Diisi dengan luas lahan kering yang merupakan kebun campuran,
semak/belukar, tegalan/lading dalam satuan hektar (Ha).
(6) Diisi dengan luas lahan perkebunan yang merupakan kebun dengan satu jenis
tanaman atau komoditi tertentu kecuali kebun campuran dalam satuan hektar
(Ha).
(7) Diisi dengan luas hutan dalam satuan hektar (Ha).
(8) Diisi dengan luas badan air yang terdiri dari air, tambak/empang dan danau
dalam satuan hektar (Ha).

Tabel-2A. Luas Pembagian Areal Sawah


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
2020 2021
Non Non
No Kecamatan Irigasi Irigasi
Irigasi Jumlah Irigasi Jumlah
(Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (3) (4) (5)
1 Manguharjo 453,22 0,00 453,22 447,31 0,00 447,31
2 Kartoharjo 381,38 0,00 381,38 380,70 0,00 380,70
3 Taman 249,93 0,00 249,93 249,54 0,00 249,54
Jumlah 1.084,53 0,00 1.084,53 1.077,55 0,00 1.077,55
Keterangan : Data Penggunaan Tanah
Sumber : Kantor Pertanahan Kota Madiun

Lampiran I - 6
Tabel-3. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No. Fungsi Hutan Luas (Ha)
(1) (2) (3)
A. Berdasarkan Fungsi Hutan
1 Hutan Produksi 0,00
2 Hutan Lindung 0,00
3 Taman Nasional 0,00
4 Taman Wisata Alam 0,00
5 Taman Buru 0,00
6 Cagar Alam 0,00
7 Suaka Margasatwa 0,00
8 Taman Hutan Raya 0,00
B. Berdasarkan Status Hutan
1 Hutan Negara (Kawasan Hutan) 0,00
2 Hutan Hak/Hutan Rakyat 0,00
3 Hutan Kota 33,73
4 Taman Hutan Raya 0,00
5 Taman Keanekaragaman Hayati 0,00
Keterangan : Di wilayah Kota Madiun tidak memiliki kawasan hutan kecuali
hutan kota
Sumber : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
Luas kawasan hutan menurut fungsi dan status sesuai ketetapan Kementerian
Kehutanan yang dituangkan dalam RTRW atau Perda, SK Gub/Bupati/Walikota
(1) Diisi dengan angka 1,2,3,...
(2) Cukup jelas
(3) Diisi menggunakan angka dalam satuan hektar (Ha)"

Tabel-3A. Luas Hutan Kota Menurut Lokasi di Kota Madiun


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Kecamatan Nama Hutan Kota Luas (Ha)
(1) (2) (3) (4)
1 Manguharjo Hutan Kota Kuncen 1,38
2 Taman Hutan Kota PDAM 7,26
3 Manguharjo Hutan Kota TPA
Winongo 1,09
4 Manguharjo Hutan Kota
Ringroad Barat 0,60
5 Kartoharjo Hutan Kota
Sukosari 0,50

Lampiran I - 7
No. Kecamatan Nama Hutan Kota Luas (Ha)
6 Kartoharjo Hutan Kota Basuki
Rahmad 1,49
7 Manguharjo Hutan Kota
Ngegong 0,50
Keterangan : Olahan Tim Penyusun DIKPLHD Kota Madiun
Sumber : Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Madiun

Tabel-4. Keadaan Flora dan Fauna


Prov/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Nama Spesies Status
Golongan Tidak
Nama latin Nama lokal Endemik Terancam Dilindungi
Lindungi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Mamalia Macaca Beruk
Ya Tidak Tidak Ya
nemestrina Sumatera
Axis axis Rusa Tutul Ya Ya Tidak Ya
Roussa
Rusa Timor Ya Ya Ya Tidak
timorensis
Macaca Kera ekor
Tidak Tidak Tidak Ya
facicularis panjang
Hystrix
Landak Ya Ya Ya Tidak
javanica
Pteropus SP Kalong Ya Ya Ya Tidak
Nycticebuc
Kukang Ya Ya Ya Tidak
coucang
Felis
Kucing Hutan Ya Ya Ya Tidak
bengalensis
Viverricula
Musang Rase Ya Ya Ya Tidak
malacensis
Paradoxurus Musang
Tidak Tidak Tidak Ya
hermaphroditus Pandan

Amblonyx Linsang/
Ya Ya Ya Tidak
cinerea Berang berang

Herpestes Musang
Tidak Tidak Tidak Tidak
javanicus ayam/garangan

Pteromyini Tupai terbang Tidak Tidak Tidak Ya

Manis javanica Trenggiling Ya Ya Ya Tidak


Arctictis
Binturong Ya Ya Ya Tidak
binturong
2. Aves Pavo muticus Merak Ya Ya Ya Tidak

Lampiran I - 8
Nama Spesies Status
Golongan Tidak
Nama latin Nama lokal Endemik Terancam Dilindungi
Lindungi

Cacatua Kakatua jambul


Ya Ya Ya Tidak
galerita kuning

Kakatua
Cacatua
Jambul kuning Ya Ya Ya Tidak
sulphurea
kecil

Cacatua
Kakatua Goffin Ya Ya Ya Tidak
goffiniana
Leucopsar Jalak / Curik
Ya Ya Ya Tidak
rotschildi Bali
Splornis chela Elang Bido Ya Ya Ya Tidak
Spizaetus
Elang Brontok Ya Ya Ya Tidak
cirhatus
Haliastur Indus Elang Bondol Ya Ya Ya Tidak
Falconidae Alap-alap Ya Ya Ya Tidak
Accipiter
Alap-alap Cina Ya Ya Ya Tidak
soloensis
Bucerotidae Kangkareng Ya Ya Ya Tidak
Rhyticerus
Julang Emas Ya Ya Ya Tidak
undulatus
Tumus
Jalak Putih Ya Ya Ya Tidak
melanopterus

Lorius Kasturi Kepala


Ya Ya Ya Tidak
domicella Hitam

Eos bornea Nuri Merah Ya Ya Ya Tidak


Pseudeos
Nuri Dusky Ya Ya Ya Tidak
fuscata
Tricchoglossus
Nuri Pelangi Ya Ya Ya Tidak
haematosus
Eclectus Nuri Bayan
Ya Ya Ya Tidak
roratus Merah
Eclectus Nuri Bayan
Ya Ya Ya Tidak
roratus Hijau

Kasturi Kepala
Lorius lory Ya Ya Ya Tidak
Hitam

Basilornis
B Raja Perling Tidak Tidak Tidak Ya
celebensis
Psittacula
B Betet Tidak Tidak Tidak Ya
alexandri
Agapornis B Love bird Tidak Tidak Tidak Ya

Lampiran I - 9
Nama Spesies Status
Golongan Tidak
Nama latin Nama lokal Endemik Terancam Dilindungi
Lindungi
Padda
B Glatik Ya Ya Ya Tidak
oryzivora
Ploceus manyar B Manyar Tidak Tidak Tidak Tidak
Bubo
B Hantu Bobu Ya Ya Ya Tidak
sumatranus

Otus angelinae B Hantu Clepuk Tidak Tidak Tidak Ya

B Hantu Serak
Tyto alba Tidak Tidak Tidak Ya
Jawa
Psilopogon
B Takur Api Tidak Tidak Tidak Ya
pyrolophus
Oriolus
B Kepodang Tidak Tidak Tidak Ya
chinensis
Centropus
B Bubut Ya Ya Ya Tidak
sinensis
Corvus enca B Gagak Ya Ya Ya Tidak

Guena fowl Ayam Mutiara Tidak Tidak Tidak Ya

Collocalia
Walet Tidak Tidak Tidak Ya
fuchipaga
Colocalia
esculenta / C. Walet Sapi Tidak Tidak Tidak Ya
Linchi
Caprimulgus
Cabak Kota Tidak Tidak Tidak Ya
affinis
Layang-layang
Hirundo rustica Tidak Tidak Tidak Ya
Asia
Ayam Hutan
Gallus gallus Tidak Tidak Tidak Ya
Merah
Geokichla
B. Anis Merah Tidak Tidak Tidak Ya
citrina

B. Raja Udang
Alcedo verizona Ya Ya Ya Tidak
Kalung Biru

Chloropsis B. Cica Daun


Ya Ya Ya Tidak
sonnerati Besar
Zoothera B. Anis
Tidak Tidak Tidak Ya
interpres Kembang
Acridotheres Jalak kerbau /
Tidak Tidak Tidak Ya
javanicus Jalak ungu
Artamus
B. Kekep babi Tidak Tidak Tidak Ya
leucorynchus

Lampiran I - 10
Nama Spesies Status
Golongan Tidak
Nama latin Nama lokal Endemik Terancam Dilindungi
Lindungi
Dicrurus B. Srigunting
Tidak Tidak Tidak Ya
macrocercus hitam
Lonchura
B. Bondol jawa Tidak Tidak Tidak Ya
leucogastroides
Merbah
Psynonotus
cerukcuk / Tidak Tidak Tidak Ya
govaier
Trocokan
Streptophelia Kukur /
Tidak Tidak Tidak Ya
chinensis Tekukur
Halcyon chloris Cekakak Tidak Tidak Tidak Ya

Geopelia striata Perkutut jawa Tidak Tidak Tidak Ya

Lanius schach Cendet Tidak Tidak Tidak Ya


Pycnonotus
Kutilang Tidak Tidak Tidak Ya
aurigaster
Streptopelia Derkuku /
Tidak Tidak Tidak Ya
chinensis Dederuk

Ardeola Blekok / Kuntul


Tidak Tidak Tidak Ya
speciosa kerbau

3. Reptil Python molurus Sanca Bodo Ya Ya Ya Ya


Python Sanca
Tidak Tidak Tidak Ya
reticulatus Kembang
Crocodylus
Buaya muara Ya Ya Ya Ya
porosus
Crocodyllus Buaya Nova Air
Ya Ya Ya Ya
novaguineae Tawar
Varanus
salvator Biawak Ya Ya Ya Ya
nebulus
Varanus
Biawak Tidak Tidak Tidak Ya
salvator
Manouria emys Kura-kura kaki
Tidak Tidak Tidak Ya
emys gajah
Carettochelys
Labi-labi Ya Ya Ya Tidak
insculpta
Iguana Hijau
Iguana iguana Tidak Tidak Tidak Ya
Elsafador
Iguana Merah
Iguana iguana Tidak Tidak Tidak Ya
Peru
Gecko gecko Tokek Tidak Tidak Tidak Ya
Ptyas mucosus Ular Jali Tidak Tidak Tidak Ya

Lampiran I - 11
Nama Spesies Status
Golongan Tidak
Nama latin Nama lokal Endemik Terancam Dilindungi
Lindungi
Naja sputatrix Ular Kobra Tidak Tidak Tidak Ya
4. Amphibi Fejervarya
Katak Hijau Tidak Tidak Tidak Ya
cancrivora
Salamandra sp Salamander Tidak Tidak Tidak Ya
5. Pisces Clarias Lele Tidak Tidak Tidak Ya
Oreochromis
Nila Tidak Tidak Tidak Ya
niloticus
Osphronemus
Gurami Tidak Tidak Tidak Ya
goramy
8. Flora Tectona
Jati Tidak Tidak Tidak Ya
yang grandis
Dilindungi Albizia
Sengon Tidak Tidak Tidak Ya
chinensis
Acacia Akasia Tidak Tidak Tidak Ya
Swietenia
Mahoni Tidak Tidak Tidak Ya
mahagoni
Dalbergia
Sono Keling Tidak Tidak Tidak Ya
latifolia
Alstonia
Pule Tidak Tidak Tidak Ya
scholaris
Cerbera
Bintaro Tidak Tidak Tidak Ya
manghas
Cycas sp. Pakis Tidak Tidak Tidak Ya

Keterangan :
Sumber : BBKSDA Jatim – Bidang KSDA Wilayah I Madiun
Penjelasan Tabel:
(1). Diisi dengan Nama golongan flora dan fauna yang ada
(2). Diisi dengan nama latin spesies flora dan fauna
(3). Diisi dengan nama local spesies flora dan fauna
(4)-(7). Diisi dengan Ya atau Tidak”

Tabel-4A. Jumlah Flora Fauna


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jumlah Spesies
No. Golongan
2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Hewan 18 15
Menyusui
2 Burung 47 54
3 Reptil 15 13
4 Amphibi 2 2
5 Ikan 3 3
6 Keong - 1

Lampiran I - 12
Jumlah Spesies
No. Golongan
2020 2021
7 Serangga - 1
8 Tumbuh- 5 8
tumbuhan
Keterangan : Olahan Tim Penyusun DIKPLHD Kota Madiun
Sumber : BBKSDA Jatim - Bidang KSDA Wilayah I Madiun

Tabel-5. Penangkaran Satwa dan Tumbuhan Liar


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun : 2021
Nama Jenis Satwa Yang
No. SK
Perusahaan Ditangkarkan
(1) (2) (3) (4)
SK.96/K.2/BIDTEK.1/KSA/11/201 Jalak Bali
1 Siswanto 9, tanggal 11/11/2019
Moch SK./BBKSDA.JAT-2.1/2013 Merak Hijau
2 Ismurwanto tanggal 18 Juli 2013
Keterangan : -
Sumber : BBKSDA Jatim - Bidang KSDA Wilayah I Madiun

Keterangan Tabel :
(1). Diisi dengan Nama Perusahaan yang mendapat ijin penangkaran
(2). Diisi dengan Nama perusahaan yang mendapat ijin penangkaran
(3). Diisi dengan Nomor SK dan tanggal berlakunya ijin penangkaran
(4). Diisi dengan Jenis Satwa atau tumbuhan yang ditangkar

Tabel-6. Luas Lahan Kritis di Dalam dan Luar Kawasan Hutan


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Sangat Kritis Potensial Agak Kritis Tidak Kritis
Kritis (Ha)
Kabupaten/ (Ha) Kritis (Ha) (Ha) (Ha)
No. Kota/
non non non non non
Kecamatan hutan hutan hutan hutan hutan
hutan hutan hutan hutan hutan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Manguharjo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kartoharjo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Taman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan :
Tanda (0) : Di wilayah Kota Madiun tidak terdapat lahan kritis, sangat kritis,
potensial kritis, agak kritis, serta tidak memiliki kawasan hutan menurut UU 37
tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air, menurut peraturan dirjen nomor
P.3/PDASHL/SET/KUM.1/7/2018 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Data
Spasial Lahan Kritis
Sumber : Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Madiun

Lampiran I - 13
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Diisi dengan kabupaten/kota/kecamatan yang ada di provinsi/ kabupaten/
kota penyusun laporan
(3) Diisi dengan luas lahan kritis dalam kawasan hutan dalam satuan hektar
(Ha)
(4) Diisi dengan luas lahan kritis luar kawasan hutan dalam satuan hektar (Ha)
(5) Diisi dengan jumlah lahan sangat kritis dalam kawasan hutan dalam satuan
hektar (Ha)
(6) Diisi dengan jumlah lahan sangat kritis luar kawasan hutan dalam satuan
hektar (Ha)
(7) Diisi dengan luas lahan berpotensi kritis luar kawasan hutan dalam satuan
hektar
(8) Diisi dengan luas lahan agak kritis dalam kawasan hutan dalam satuan
hektar
(9) Diisi dengan luas lahan agak kritis luar kawasan hutan dalam satuan hektar
(10) Diisi dengan luas lahan tidak kritis dalam kawasan hutan dalam satuan
hektar
(11) Diisi dengan luas lahan tidak kritis luar kawasan hutan dalam satuan hektar

Tabel-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Ambang Kritis Besaran
Tebal Erosi erosi Status
No. Lokasi
Tanah (PP 150/2000) (mm/10 Melebihi/Tidak
(mm/10 tahun) tahun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 0 < 20 cm 0,2 – 1,3 0 0
2 0 20 - < 50 cm 1,3 - < 4 0 0
50 - < 100
3 0 4,0 - < 9,0 0 0
cm
100 – 150
4 0 9,0 – 12 0 0
cm
5 0 > 150 cm > 12 0 0
Keterangan: Tanda (0): Di Kota Madiun termasuk tanah datar (kemiringan 0-
2%) sehingga tidak terjadi erosi
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
(1) Nomor urut
(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000
tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa
(4) Diisi dengan angka dalam satuan (mm/10 tahun)
(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Lampiran I - 14
Tabel-8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Ambang
Hasil Status
No. Lokasi Parameter Kritis (PP
Pengamatan Melebihi/Tidak
150/2000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kelurahan Ketebalan < 20 cm 95 Melebihi
Kanigoro Solum
2 Kelurahan Kebatuan > 40 % 0 Tidak Melebihi
Kanigoro Permukaan
3.A Kelurahan Komposisi < 18 % 22,57 Melebihi
Kanigoro Fraksi koloid
Kelurahan Komposisi > 80 % pasir 31 Tidak Melebihi
3.B Kanigoro Fraksi kuarsitik
4 Kelurahan Berat Isi > 1,4 g/cm3 0,99 Tidak Melebihi
Kanigoro
5 Kelurahan Porositas < 30 % ; > 53,30 Tidak Melebihi
Kanigoro Total 70 %
6 Kelurahan Derajat < 0,7 0,74 Tidak Melebihi
Kanigoro Pelulusan cm/jam; >
air 8,0 cm/jam
7 Kelurahan pH (H2O) 1 < 4,5 ; > 8,5 6,54 Tidak Melebihi
Kanigoro : 2,5
8 Kelurahan Daya > 4,0 mS/cm 0,33 Tidak Melebihi
Kanigoro Hantar
Listrik/DHL
9 Kelurahan Redoks < 200 mV 336 Melebihi
Kanigoro
10 Kelurahan Jumlah < 10^2 cfu/g 4,6^106 Tidak Melebihi
Kanigoro Mikroba tanah
Keterangan : Lokasi pengamatan berada di Kelurahan Josenan Kecamatan
Taman
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah
(4) Diisi angka hasil pengamatan dengan satuan masing-masing parameter
(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Lampiran I - 15
Tabel-8A. Rekapitulasi Evaluasi Status Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Komposisi Derajat Daya
Ketebalan Komposisi Berat pH
Kode Fraksi Porositas Pelulusan Hantar Redoks Jumlah Penggunaan
No. Kecamatan Kelurahan Lintang Bujur Solum Fraksi Volume (H2O)
Sampel Pasir Total Air Listrik (mV) Mikroba Lahan
(cm) Koloid (g/cm3) 1:2,5
Kuarsatik (cm/jam) (DHL)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

1 KH01 Kartoharjo Tawangrejo -7,544750000 111,602055556 95 36 21,82 1,11 48,85 0,58 6,83 0,46 352 2,6x107 Sawah, Tegal

2 KH02 Kartoharjo Kanigoro -7,543444444 111,628666667 100 27,41 34,15 1,13 45,93 0,72 6,55 0,33 407 2,4x107 Sawah, Tegal

7 Sawah, Kebun,
3 KH03 Kartoharjo Tawangrejo -7,540583333 111,608166667 100 35,58 23,14 1,1 42,71 0,65 6,42 0,58 -78 6,5x10
Tegal
Sawah, Kebun,
4 KH04 Kartoharjo Klegen -7,538583333 111,626861111 90 49,04 21,5 1,06 50,7 1,04 6,52 0,42 428 4,2x106
Tegal

5 KH05 Kartoharjo Kanigoro -7,545305556 111,633333333 95 22,57 30,53 0,99 53,3 0,74 6,54 0,33 336 4,6x106 Kebun
6
6 KH06 Kartoharjo Kartoharjo -7,527666667 111,629583333 110 24,99 32,86 0,99 49,75 0,63 6,66 0,25 496 3,0x10 Kebun

7
7 KH07 Kartoharjo Kelun -7,557027778 111,598972222 110 25,04 38,7 1,02 49,25 0,42 6,75 0,66 90 2,2x10 Sawah
6
8 KH08 Kartoharjo Pilangbango -7,555111111 111,611388889 100 29,43 24,52 1,1 49,31 0,25 6,83 0,57 -52 3,0x10 Sawah

9 KH09 Kartoharjo Kanigoro -7,549750000 111,631222222 110 49,21 22,52 1,02 51,89 0,32 6,81 0,73 -90 2,3x107 Sawah

10 KH10 Kartoharjo Rejomulyo -7,538472222 111,612944444 95 37,68 28,64 0,98 48,96 0,67 6,61 0,64 200 2,4x106 Sawah, Tegal
Nambangan
11 MH01 Manguharjo -7,514638889 111,650388889 90 26,73 35,15 1,07 49,29 0,51 6,71 0,13 502 3,5x106 Tegal
Kidul
6
12 MH02 Manguharjo Sogaten -7,522055556 111,601527778 95 23,34 42,05 1,1 43,3 0,44 6,66 0,28 306 2,6x10 Tegal
6
13 MH03 Manguharjo Madiun Lor -7,522777778 111,614916667 90 35,98 26,44 1,12 47,66 0,65 6,83 0,23 455 2,8x10 Tegal

7
14 MH04 Manguharjo Winongo -7,509944444 111,622250000 110 31,05 39,27 1,14 45,97 0,97 7,15 0,22 462 2,2x10 Kebun

15 MH05 Manguharjo Winongo -7,507527778 111,620472222 100 35,86 27,96 1,18 42,44 0,83 6,57 0,92 -69 4,5x105 Sawah

16 MH06 Manguharjo Mangunharjo -7,506194444 111,635027778 110 29,54 28,61 1,13 44,88 0,63 7,08 0,61 233 3,0x106 Sawah

17 MH07 Manguharjo Patihan -7,533444444 111,608583333 110 28,62 36,06 1,14 43,84 1,07 5,69 0,98 364 3,2x106 Sawah, Tegal

18 MH08 Manguharjo Sogaten -7,519083333 111,610138889 100 21,13 30,28 1,07 47,55 0,35 6,59 0,82 311 3,0x106 Sawah

Lampiran I - 16
Komposisi Derajat Daya
Ketebalan Komposisi Berat pH
Kode Fraksi Porositas Pelulusan Hantar Redoks Jumlah Penggunaan
No. Kecamatan Kelurahan Lintang Bujur Solum Fraksi Volume (H2O)
Sampel Pasir Total Air Listrik (mV) Mikroba Lahan
(cm) Koloid (g/cm3) 1:2,5
Kuarsatik (cm/jam) (DHL)

19 MH09 Manguharjo Sogaten -7,522527778 111,598861111 110 24,7 35,23 1,09 45,23 0,35 6,48 0,88 286 2,5x106 Sawah

7
20 MH10 Manguharjo Winongo -7,512611111 111,612861111 110 27,35 36,95 1,07 48,06 0,65 6,46 0,72 -68 2,4x10 Sawah
6
21 TM01 Taman Manisrejo -7,537555556 111,646305556 95 36 21,82 2 43,72 0,74 7,01 0,5 410 2,8x10 Sawah, Tegal

6
22 TM02 Taman Josenan -7,512722222 111,660416667 100 27,41 34,15 1,11 42,19 0,23 6,32 0,15 387 2,6x10 Tegal

Sawah, Kebun,
23 TM03 Taman Banjarejo -7,529305556 111,653305556 100 35,58 23,14 1,15 41,33 0,39 5,85 0,17 330 2,4x106
Tegal

Sawah, Kebun,
24 TM04 Taman Josenan -7,518500000 111,654166667 90 49,04 21,5 1,07 44,85 0,6 7,04 0,16 489 2,6x107
Tegal
Sawah, Kebun,
25 TM05 Taman Demangan -7,529583333 111,658916667 100 22,57 30,53 1,11 46,12 0,74 6,35 0,15 490 1,3x107
Tegal

26 TM06 Taman Banjarejo -7,537722222 111,648944444 100 24,99 32,86 1,08 47,06 0,56 6,59 0,48 233 3,0x106 Sawah

6
27 TM07 Taman Banjarejo -7,539388889 111,654722222 110 25,04 38,7 1,14 40,31 0,46 6,51 0,49 -87 3,2x10 Sawah

28 TM08 Taman Banjarejo -7,536250000 111,656722222 95 29,43 24,52 1,17 40,91 0,42 6,53 0,42 -90 2,2x106 Sawah

29 TM09 Taman Kuncen -7,530000000 111,647944444 95 49,21 22,52 1,12 41,36 0,76 6,37 0,3 352 2,0x107 Sawah, Tegal

30 TM10 Taman Banjarejo -7,535000000 111,646305556 110 37,68 28,64 1,03 45,79 0,67 5,51 0,16 473 2,8x106 Sawah, Tegal

Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas

Lampiran I - 17
Tabel-9. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Ambang Kritis Hasil Melebihi/


No. Lokasi Parameter
(PP 150/2000) Pengamatan Tidak

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Subsidensi > 35 cm/tahun
Gambut di atas untuk
pasir kuarsa ketebalan
gambut ≥ 3 m
1 NA NA NA
atau
10% / 5 tahun
untuk ketebalan
gambut < 3 m
Kedalaman
Lapisan Berpirit
< 25 cm dengan
2 NA dari NA NA
pH ≤ 2,5
permukaan
tanah
Kedalaman Air
3 NA Tanah > 25 cm NA NA
dangkal
Keterangan: NA artinya Di Kota Madiun tidak terdapat lahan basah (gambut)
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
(1) Nomor urut
(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas, sesuai Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun 2000
tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa
(4) Diisi menggunakan angka dalam satuan masing-masing
(5) Diisi dengan kata “Melebihi” atau “Tidak”

Tabel-10. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Luas Lokasi Persentase Kerapatan
No Lokasi
(Ha) tutupan (%) (pohon/Ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kartoharjo NA NA NA
2 Manguharjo NA NA NA
3 Taman NA NA NA
Keterangan : NA : Di wilayah Kota Madiun tidak terdapat mangrove
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Lampiran I - 18
Nomor 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan
Kerusakan Mangrove
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3,dst
(2) Diisi dengan nama lokasi hutan mangrove
(3) Diisi dengan luasan tutupan mangrove dalam satuan hektar (Ha)
(4) Diisi dengan persentase tutupan mangrove
(5) Diisi dengan kerapatan tutupan mangrove dalam satuan pohon/hektar (Ha)

Tabel-11. Luas dan Kerusakan Padang Lamun


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No Kecamatan Luas (Ha) Persentase Area Kerusakan (%)
(1) (2) (3) (4)
1 Kartoharjo NA NA
2 Manguharjo NA NA
3 Taman NA NA
Keterangan : NA : Di wilayah Kota Madiun tidak terdapat padang lamun
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi dengan angka luas padang lamun dalam satuan hektar (Ha)
(4) Diisi dengan prosentase area kerusakan

Tabel-12. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Luas
Sangat Baik Sedang Rusak
No. Kecamatan Tutupan
Baik (%) (%) (%) (%)
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kartoharjo NA NA NA NA NA
2 Manguharjo NA NA NA NA NA
3 Taman NA NA NA NA NA
Keterangan : NA : Di wilayah Kota Madiun tidak terdapat terumbu karang
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun
2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, dst
(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi luasan tutupan terumbu karang menggunakan dalam satuan hektar (Ha)

Lampiran I - 19
(4) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sangat baik
(5) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi baik
(6) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi sedang
(7) Diisi dengan presentase luas terumbu karang dengan kondisi rusak

Tabel-13. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

No. Jenis Penggunaan Baru Luas Lama (Ha) Luas Baru (Ha)

(1) (2) (3) (4)


1 Permukiman 1320,21 1479,06
2 Industri 22,22 22,31
3 Tanah kering
4 Perkebunan 0,00 0,00
5 Semak belukar
6 Tanah kosong
7 Perairan/kolam
8 Lainnya (sebutkan)
Pemakaman 33,28 35,12
Pasar 167,33 167,51
Perdagangan Umum 0,76 1,40
Keterangan : - Perubahan penggunaan lahan pertanian hanya untuk permukiman,
industri, gudang, perkantoran dan pendidikan dengan sumber perubahan berdasarkan
permohonan PTP (Pertimbangan Teknis Pertanahan) - Tanda (-) tidak diketahui
datanya
Sumber : Kantor Pertanahan Nasional Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
(1) Nomor urut
(2) Cukup jelas
(3) Diisi dengan luas lahan sebelum perubahan dalam satuan hektar (ha)
(4) Diisi dengan luas lahan sesudah perubahan dalam satuan hektar (ha)

Tabel-13A. Rata-Rata Produksi Padi


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Padi
No. Tahun
Luas Panen (Ha) Provitas (Ku/Ha) Produksi (Ton GKG)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 2019 2538 7,21 18.297
2 2020 2500 6,89 17.234
3 2021 2498 7,12 17.776
Keterangan : -
Sumber : Dinas Pertanian

Lampiran I - 20
Tabel-14. Jenis Pemanfaatan Lahan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jenis
Skala
No. Pemanfaatan Jumlah Luas Keterangan
Usaha
Lahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tambang 0 Besar 0 -
Menengah 0 -
Kecil 0 -
Rakyat 0 -
2 Perkebunan 1 Besar 100,813 PG Rejo Agung
dan PG
Pagotan
Menengah 0 -
Kecil 0 -
Rakyat 0 -
3 Pertanian 1 Besar 0 -
Menengah 0 -
Kecil 0 -
Rakyat 890 Tanaman
Pangan dan
Hortikultura
4 Pemanfaatan 0 Besar 0 -
Lahan
Menengah 0 -
Kecil 0 -
Rakyat 0 -
Keterangan: Luas pemanfaatan lahan dalam satuan Hektar (Ha).
Di Kota Madiun pemanfaatan lahan hanya untuk pertanian dan perkebunan.
Tanda (-): Tidak ada keterangan
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Diisi dengan nomor urut angka 1, 2, 3 ….
(2) Diisi dengan jenis pemanfaatan lahan yang ada di wilayah administrasi
daerah yang bersangkutan
(3) Diisi dengan jumlah pemanfaatan lahan
(4) Diisi dengan besarnya skala usaha dari jenis pemanfaatan lahan
(Besar/Menengah/Kecil/Rakyat)
(5) Diisi dengan luas lahan pemanfaatan lahan masing-masing skala usaha
dengan satuan Ha
(6) Diisi apabila ada penjelasan pada masing-masing jenis pemanfaatan lahan

Lampiran I - 21
Tabel-14A. Jumlah Pengajuan Nomer Induk Berusaha (NIB) Melalui
Sistem OSS
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

No. Tahun Jumlah Pengajuan OSS (NIB)

(1) (2) (3)


1 2019 804
2 2020 1629
3 2021 805
Keterangan : -
Sumber : Dinas PMPTSP

Tabel-15. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis


Bahan Galian
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Jenis Luas Ijin Usaha Luas


Nama Produksi
No. Bahan Penambangan Areal
Perusahaan (Ton/Tahun)
Galian (Ha) (Ha)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. 0 0 0 0 0
Keterangan : Di wilayah Kota Madiun tidak terdapat areal pertambangan/bahan galian
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel :
(1) Diisi dengan nomor urut angka 1,2,3 ….
(2) Diisi dengan nama perusahaan yang memiliki Ijin Usaha Penambangan
(3) Diisi dengan Jenis Bahan Galian
(4) Diisi dengan Luas Ijin Usaha Penambangan dalam satuan Hektar
(5) Diisi dengan Luas Areal Penambangan dalam satuan Hektar
(6) Diisi dengan produksi dalam satuan Ton per tahun
(7) Diisi dengan produksi dalam satuan Ton per tahun

Lampiran I - 22
Tabel-16. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Penghijauan Reboisasi
Kabupaten/ Realisasi Jumlah
No. Kota/ Lokasi Penanaman Luas Luas Realisasi
Target Jumlah Pohon Target
Kecamatan Realisasi Realisasi Jumlah Pohon
(Ha) Pohon Hidup (Ha)
(Ha) (Ha) (batang)
(batang) (batang)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Taman Bantaran, Taman Demangan, Jl.
Agus Salim, Jl. Jawa & Pahlawan, Monumen
Peta, Taman Asri, Taman Merak Indah,
Depan Kelurahan Taman, Jl. Setia Budi,
1 Kota Madiun 110 60,27 1927 1105 0 0 0
Taman Lalu Lintas, Jl.Urip Sumoharjo, Hutan
Kota Patihan, Jl. Kalimantan, Jl.
Cokroaminoto,, Jl. Mayjend Sungkono,
Ngrowo Bening, Bumi Semendung

Keterangan : Di wilayah Kota Madiun tidak ada kegiatan reboisasi


Sumber : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3,….
(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi dengan target penghijauan yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah dalam satuan hektar (Ha)
(4) Diisi dengan luas realisasi penghijauan yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah dalam satuan hektar (Ha)
(5) Diisi dengan realisasi jumlah pohon yang ditanam oleh instansi pemerintah daerah pada kegiatan penghijauan dalam satuan batang
(6) Diisi dengan target reboisasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah dalam satuan hektar (Ha)

Lampiran I - 23
(7) Diisi dengan jumlah pohon yang hidup dilokasi dalam satuan batang
(8) Diisi dengan target reboisasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah dalam satuan hektar
(9) Diisi dengan luas realisasi yang dilakukan oleh instansi pemerintah daerah dalam satuan hektar
(10) Diisi dengan realisasi jumlah pohon yang ditanam oleh instansi pemerintah daerah pada kegiatan reboisasi dalam satuan batang
Definisi Penghijauan:
Penghijauan adalah upaya pemulihan lahan kritis di luar kawasan hutan untuk mengembalikan fungsi lahan (PP No. 76 Tahun 2008).

Definisi reboisasi:
Reboisasi adalah upaya penanaman jenis pohon hutan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang – alang atau semak
belukar untuk mengembalikan
fungsi hutan (PP No. 76 Tahun 2008).

Lampiran I - 24
Tabel-16A. Pemberian Bibit Tanaman oleh DLH Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jumlah
No. Lokasi Jenis Tanaman
Matoa Kelengkeng
(1) (2) (3) (4) (5)
1 SDN 02 Josenan Matoa dan Kelengkeng 1 2
2 SDN 01 Josenan Matoa dan Kelengkeng 1 2
3 SDN 01 Klegen Matoa dan Kelengkeng 1 2
4 SDN 02 Klegen Matoa dan Kelengkeng 1 2
5 SDN 03 Klegen Matoa dan Kelengkeng 1 2
6 SDN 04 Klegen Matoa dan Kelengkeng 1 2
7 SDN 01 Kanigoro Matoa dan Kelengkeng 1 2
8 SDN 02 Kanigoro Matoa dan Kelengkeng 1 2
9 SDN 03 Kanigoro Matoa dan Kelengkeng 1 2
10 SDN 01 Kartoharjo Matoa dan Kelengkeng 1 2
11 SDN 01 Mojorejo Matoa dan Kelengkeng 1 2
12 SDN 02 Mojorejo Matoa dan Kelengkeng 1 2
13 SDN 03
Matoa dan Kelengkeng 1
Nambangan Kidul 2
SDN 02
14 Matoa dan Kelengkeng 1
Nambangan Kidul 2
15 SDN 01 Taman Matoa dan Kelengkeng 1 2
16 SDN 01 Rejomulyo Matoa dan Kelengkeng 1 2
17 SDN 02 Rejomulyo Matoa dan Kelengkeng 1 2
SDN 01 Madiun
18 Matoa dan Kelengkeng 1
Lor 2
19 SDN 05 Madiun
Matoa dan Kelengkeng 1
Lor 2
20 SDK Santo Yusuf Matoa dan Kelengkeng 2 1
21 SDN 01 Manisrejo Matoa dan Kelengkeng 1 2
SDN 01
22 Matoa dan Kelengkeng 1
Tawangrejo 2
23 SDN 01 Winongo Matoa dan Kelengkeng 1 2
24 SDN 02 Pandean Matoa dan Kelengkeng 1 2
25 SDN Pilangbango Matoa dan Kelengkeng 1 2
SDN 02
26 Matoa dan Kelengkeng 1
Pangongangan 2
27 SMPN 04 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2
28 SMPN 01 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2
29 SMPN 14 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2
30 SMPN 12 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2
31 SMPN 08 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2
32 SMPN 11 Madiun Matoa dan Kelengkeng 0 3
33 SMPN 10 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2
34 SMPN 06 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2

Lampiran I - 25
Jumlah
No. Lokasi Jenis Tanaman
Matoa Kelengkeng
35 SMPN 09 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2
36 SMPN 05 Madiun Matoa dan Kelengkeng 1 2
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-17. Luas dan Kerusakan Lahan Gambut


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Prosentase
Luas Kedalaman Penyebab
No. Kecamatan Kerusakan
(Ha) (M) Kerusakan
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kartoharjo NA NA NA NA
2 Manguharjo NA NA NA NA
3 Taman NA NA NA NA
Keterangan : NA artinya Di wilayah Kota Madiun tidak terdapat lahan gambut
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Keterangan tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3,dst
(2) Diisi dengan nama lokasi kerusakan gambut
(3) Diisi dengan kabupaten/kota/kecamatan yang ada di
provinsi/kabupaten/kota penyusunan laporan
(4) Diisi dengan luas kerusakan gambut dalam satuan hektar
(5) Diisi dengan kedalaman maksimal gambut dalam satuan meter
(6) Diisi dengan prosentasi kerusakan gambut
(7) Diisi dengan penyebab kerusakan gambut

Tabel-18. Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Provinsi/Kab/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
SK Definitif
No. Provinsi/Kab/Kota Lokasi Jumlah Luas Keterangan
Unit (Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kota Madiun 0 0 0
Keterangan : Di wilayah Kota Madiun tidak memiliki kawasan hutan kecuali hutan
kota
Sumber : Dinas Kehutanan Wilayah Madiun

Lampiran I - 26
Keterangan :
(1) No Urut
(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi dengan lokasi Produksi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(4) Diisi dengan jumlah produksi sesuai dengan SK Definitif
(5) Diisi dengan luas sesuai dengan Surat Ketetapan Definitif

Tabel-19. Jumlah dan Luas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
Provinsi/Kab/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Provinsi/Kab/Kota Jumlah Unit Luas (Ha) Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kota Madiun 0 0 0
Keterangan : Di wilayah Kota Madiun tidak memiliki kawasan hutan kecuali hutan kota
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
Keterangan Tabel:
(1) Nomor Urut diisi dengan angka 1,2,3,dst
(2) Apabila Propinsi maka data yang diminta adalah jumlah dan luas izin di
Kabupaten
(3) Apabila Kab/Kota maka data yang diminta adalah jumlah dan luas izin di
Kecamatan
(4) Cukup Jelas

Tabel-20. Perdagangan Satwa dan Tumbuhan


Provinsi/Kab/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Bagian-bagian yang
No. Nama Spesies Status menurut CITES
diperdagangkan
(1) (2) (3) (4)
Sonokeling Kayu Appendix II
1
(Dalbergia latifolia)
Mahoni (Swietenia Kayu Appendix II
2
mahagoni )
Keterangan : -
Sumber : BBKSDA Jatim - Bidang KSDA Wilayah I Madiun
Keterangan Tabel :
Kolom 1. Nomor Urut
Kolom 2. Diisi dengan spesies TSL yang diperdagangkan
Kolom 3. Diisi dengan bagian-bagian yang diperdagangkan misal : kulit, kuku, Utuh
(mati/hidup)
Kolom 4. Diisi dengan Status menurut CITES: Appendix 1, 2, atau 3

Lampiran I - 27
Tabel-21. Jumlah dan Ijin usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata
Alam
Provinsi/Kab/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jenis IUPJLWA
Luas
Luas Luas Luas
Luas Luas Penyelamatan
No. Nama Pemanfaa Wisat Penyerap SK
Pemanfaa Perlindungan dan
Perusa tan Jasa a an
tan Air Keanekaragama Perlindungan
haan Aliran Air Alam Karbon
(Ha) n Hayati (Ha) Lingkungan
(Ha) (Ha) (Ha)
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan : Angka (0) artinya di Kota Madiun tidak ada perusahaan yang mengajukan
ijin usaha pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 28
Tabel-22. Kualitas Air Sumur
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Waktu Koordinat
Lokasi Temperatur Keker BOD COD DO
No sampling pH Warna Rasa Bau TDS
Sumur Lintang Bujur (ºC) uhan (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(tgl/bln/thn)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Bu Yanto JL
Tidak Tidak
1 Lumbung 15 Nov 21 26 6,50 0,010 - 721,0 - - -
Berasa Berbau
Hidup
Pak
Tidak Tidak
2 Sukamto Jl. 15 Nov 21 26 6,80 0,280 - 680,0 - - -
Berasa Berbau
Sri Mulyo
Pak Afwandi
Tidak Tidak
3 Jl. Tawang 15 Nov 21 26 6,80 0,120 - 697,0 - - -
Berasa Berbau
Baru
Bu Muryani
Tidak Tidak
4 Jl. Jenggolo 15 Nov 21 26 7,80 0,040 - 934,0 - - -
Berasa Berbau
Puro Kelun
Pak Paryadi Tidak Tidak
5 15 Nov 21 26 6,50 0,340 - 528,0 - - -
Jl. Sendang Berasa Berbau
Pak
Tidak Tidak
6 Yatemin Jl. 15 Nov 21 26 6,30 5,750 - 713,0 - - -
Berasa Berbau
Pilangwerda
Mbah
Juremi Jl. Tidak Tidak
7 15 Nov 21 26 7,50 0,410 - 470,0 - - -
Sarana Berasa Berbau
Mulya
Bu Slamet Tidak Tidak
8 15 Nov 21 26 7,50 0,180 - 623,0 - - -
Jl. Parikesit Berasa Berbau
Bu
Tidak Tidak
9 Sriwidiyati 15 Nov 21 26 6,50 0,020 - 354,0 - - -
Berasa Berbau
Jl. Setinggil
Bu Partini
Tidak Tidak
10 Jl. Kalasan 15 Nov 21 26 7,50 1,750 - 715,0 - - -
Berasa Berbau
Gg II

Lampiran I - 29
Waktu Koordinat
Lokasi Temperatur Keker BOD COD DO
No sampling pH Warna Rasa Bau TDS
Sumur Lintang Bujur (ºC) uhan (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(tgl/bln/thn)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Pak Sartono
Tidak Tidak
11 Jl. 15 Nov 21 26 7,50 1,440 - 576,0 - - -
Berasa Berbau
Modroguno
Bu Yeni Jl.
Radeh 17 Nop Tidak Tidak
12 26 7 0,01 - 722 - - -
Wijaya 2021 Berasa Berbau
Manguharjo
Bu Saleh Jl.
17 Nop Tidak Tidak
13 Bali 26 7 0,01 - 639 - - -
2021 Berasa Berbau
Kartoharjo
Bu Supinah
17 Nop Tidak Tidak
14 Jl. 26 7,2 0,74 - 434 - - -
2021 Berasa Berbau
Bajarwaru
Bu Tini Jl.
Klanggeng 17 Nop Tidak Tidak
15 26 7,1 0,62 - 363 - - -
Pemanahan 2021 Berasa Berbau
Kanigoro
P. Mariadi
17 Nop Tidak Tidak
16 Jl. Delima 26 7 0,9 - 646 - - -
2021 Berasa Berbau
2B Kejuron
Mas Yanto
Jl.
17 Nop Tidak Tidak
17 Kemuning 26 7,8 0,19 - 667 - - -
2021 Berasa Berbau
Oro Oro
Ombo

Lampiran I - 30
Tabel-22. Kualitas Air Sumur (Lanjutan)
Waktu Koordinat Total NO3 NH3-N Arsen Khrom
Lokasi Kobalt Barium Boron Selenium Kadmium
No sampling Fosfat sbg sebagai (mg/L) (mg/L) (VI)
Sumur Lintang Bujur (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(tgl/bln/thn) P (mg/L) N (mg/L) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25)

Bu Yanto JL
1 Lumbung 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,010
Hidup
Pak
2 Sukamto Jl. 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,010
Sri Mulyo
Pak Afwandi
3 Jl. Tawang 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,010
Baru
Bu Muryani
4 Jl. Jenggolo 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,008
Puro Kelun
Pak Paryadi
5 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,010
Jl. Sendang
Pak
6 Yatemin Jl. 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,009
Pilangwerda
Mbah
Juremi Jl.
7 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,008
Sarana
Mulya
Bu Slamet
8 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,010
Jl. Parikesit
Bu
9 Sriwidiyati 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,010
Jl. Setinggil
Bu Partini
10 Jl. Kalasan 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,007
Gg II
Pak Sartono
11 Jl. 15 Nov 21 - - - - - - - - - - 0,005
Modroguno

Lampiran I - 31
Waktu Koordinat Total NO3 NH3-N Arsen Khrom
Lokasi Kobalt Barium Boron Selenium Kadmium
No sampling Fosfat sbg sebagai (mg/L) (mg/L) (VI)
Sumur Lintang Bujur (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
(tgl/bln/thn) P (mg/L) N (mg/L) (mg/L)
(1) (2) (3) (4) (5) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25)

Bu Yeni Jl.
Radeh 17 Nop
12 - - - - - - - - - - 0,01
Wijaya 2021
Manguharjo
Bu Saleh Jl.
17 Nop
13 Bali - - - - - - - - - - 0,008
2021
Kartoharjo
Bu Supinah
17 Nop
14 Jl. - - - - - - - - - - 0,008
2021
Bajarwaru
Bu Tini Jl.
Klanggeng 17 Nop
15 - - - - - - - - - - 0,01
Pemanahan 2021
Kanigoro
P. Mariadi
17 Nop
16 Jl. Delima - - - - - - - - - - 0,02
2021
2B Kejuron
Mas Yanto
Jl.
17 Nop
17 Kemuning - - - - - - - - - - 0,01
2021
Oro Oro
Ombo

Tabel-22. Kualitas Air Sumur (Lanjutan)


Koordinat Nitrit
Waktu Sianida sebagai
Lokasi Tembaga Besi Timbal Mangan Air Raksa Seng Khlorida
(mg/L)
Fluorida
N
No sampling (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Sumur Lintang Bujur (mg/L)
(tgl/bln/thn)

(1) (2) (3) (4) (5) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35)

Bu Yanto JL
1 Lumbung 15 Nov 21 - 0,026 - 0,200 - - 354,000 - 0,026 - 0,016
Hidup

Lampiran I - 32
Koordinat Nitrit
Waktu Sianida sebagai
Lokasi Tembaga Besi Timbal Mangan Air Raksa Seng Khlorida
(mg/L)
Fluorida
N
No sampling (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Sumur Lintang Bujur (mg/L)
(tgl/bln/thn)

(1) (2) (3) (4) (5) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35)
Pak
2 Sukamto Jl. 15 Nov 21 - 0,022 - 0,200 - - 329,000 - 0,022 - 0,031
Sri Mulyo
Pak Afwandi
3 Jl. Tawang 15 Nov 21 - 0,023 - 0,200 - - 237,000 0,023 - 0,018
Baru
Bu Muryani
4 Jl. Jenggolo 15 Nov 21 - 0,010 - 0,200 - - 439,000 - 0,010 - 0,017
Puro Kelun
Pak Paryadi
5 15 Nov 21 - 0,001 - 0,200 - - 333,000 - 0,001 - 0,074
Jl. Sendang
Pak
6 Yatemin Jl. 15 Nov 21 - 0,022 - 0,100 - - 145,000 - 0,022 - 0,022
Pilangwerda
Mbah
Juremi Jl.
7 15 Nov 21 - 0,001 - 0,040 - - 191,000 - 0,001 - 0,014
Sarana
Mulya
Bu Slamet
8 15 Nov 21 - 0,000 - 0,100 - - 265,000 - 0,000 - 0,013
Jl. Parikesit
Bu
9 Sriwidiyati 15 Nov 21 - 0,000 - 0,100 - - 184,000 - 0,000 - 0,010
Jl. Setinggil
Bu Partini
10 Jl. Kalasan 15 Nov 21 - 0,023 - 0,200 - - 280,000 - 0,023 - 0,400
Gg II
Pak Sartono
11 Jl. 15 Nov 21 - 0,009 - 0,200 - - 223,000 - 0,009 - 0,017
Modroguno

Lampiran I - 33
Koordinat Nitrit
Waktu Sianida sebagai
Lokasi Tembaga Besi Timbal Mangan Air Raksa Seng Khlorida
(mg/L)
Fluorida
N
No sampling (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Sumur Lintang Bujur (mg/L)
(tgl/bln/thn)

(1) (2) (3) (4) (5) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35)

Bu Yeni Jl.
Radeh 17 Nop
12 - 0,004 - 0,1 - - 460 - 0,004 - 0,015
Wijaya 2021
Manguharjo
Bu Saleh Jl.
17 Nop
13 Bali - 0,009 - 0,5 - - 354 - 0,009 - 0,013
2021
Kartoharjo
Bu Supinah
17 Nop
14 Jl. - 0,01 - 0,2 - - 248 - 0,01 - 0,019
2021
Bajarwaru
Bu Tini Jl.
Klanggeng 17 Nop
15 - 0 - 0,1 - - 248 - 0 - 0,001
Pemanahan 2021
Kanigoro
P. Mariadi
17 Nop
16 Jl. Delima - 0,009 - 0,07 - - 336 - 0,009 - 0,9
2021
2B Kejuron
Mas Yanto
Jl.
17 Nop
17 Kemuning - 0,009 - 0,075 - - 354 - 0,009 - 0,9
2021
Oro Oro
Ombo

Tabel-22. Kualitas Air Sumur (Lanjutan)


Koordinat Belerang Fecal Total
Waktu Khlorin Gross-B
Lokasi Sulfat sebagai coliform coliform Gross-A
(Bq /L)
No sampling (mg/L)
bebas
H2S (jml/100 (jml/100 (Bq /L)
Sumur Lintang Bujur (mg/L)
(tgl/bln/thn) (mg/L) ml) ml)
(1) (2) (3) (4) (5) (36) (37) (38) (39) (40) (41) (42)

Bu Yanto JL
1 Lumbung 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Hidup

Lampiran I - 34
Koordinat Belerang Fecal Total
Waktu Khlorin Gross-B
Lokasi Sulfat sebagai coliform coliform Gross-A
(Bq /L)
No sampling (mg/L)
bebas
H2S (jml/100 (jml/100 (Bq /L)
Sumur Lintang Bujur (mg/L)
(tgl/bln/thn) (mg/L) ml) ml)
(1) (2) (3) (4) (5) (36) (37) (38) (39) (40) (41) (42)
Pak
2 Sukamto Jl. 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Sri Mulyo
Pak Afwandi
3 Jl. Tawang 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Baru
Bu Muryani
4 Jl. Jenggolo 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Puro Kelun
Pak Paryadi
5 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Jl. Sendang
Pak
6 Yatemin Jl. 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Pilangwerda
Mbah
Juremi Jl.
7 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Sarana
Mulya
Bu Slamet
8 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Jl. Parikesit
Bu
9 Sriwidiyati 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Jl. Setinggil
Bu Partini
10 Jl. Kalasan 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Gg II
Pak Sartono
11 Jl. 15 Nov 21 - 3,000 - - - - - -
Modroguno
Bu Yeni Jl.
Radeh 17 Nop
12 - 0,01 - - - - - -
Wijaya 2021
Manguharjo

Lampiran I - 35
Koordinat Belerang Fecal Total
Waktu Khlorin Gross-B
Lokasi Sulfat sebagai coliform coliform Gross-A
(Bq /L)
No sampling (mg/L)
bebas
H2S (jml/100 (jml/100 (Bq /L)
Sumur Lintang Bujur (mg/L)
(tgl/bln/thn) (mg/L) ml) ml)
(1) (2) (3) (4) (5) (36) (37) (38) (39) (40) (41) (42)

Bu Saleh Jl.
17 Nop
13 Bali - 3 - - - - - -
2021
Kartoharjo
Bu Supinah
17 Nop
14 Jl. - 3 - - - - - -
2021
Bajarwaru
Bu Tini Jl.
Klanggeng 17 Nop
15 - 3 - - - - - -
Pemanahan 2021
Kanigoro
P. Mariadi
17 Nop
16 Jl. Delima - 3 - - - - - -
2021
2B Kejuron
Mas Yanto
Jl.
17 Nop
17 Kemuning - 3 - - - - - -
2021
Oro Oro
Ombo
Keterangan: Baku Mutu Air Bersih/Sumur mengacu pada PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
Persyaratan Kualitas Air Bersih. Pemantauan Kualitas Air Bersih/Sumur dilaksanakan pada bulan Februari, Maret dan Juli.
Tanda (-) artinya tidak dilakukan pengujian/pemeriksaan terhadap parameter tersebut.
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
(1) Isi dengan nomor urut angka 1,2,3,...
(2) Isi dengan lokasi sumur pantauan yang masuk dalam wilayah administrasi daerah yang bersangkutan
(3) Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn)
(4) Diisi titik koordinat lintang pengambilan sampel air sungai
(5) Diisi titik koordinat bujur pengambilan sampel air sungai
(6) - (42) Isi dengan angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

Lampiran I - 36
Tabel-23. Kualitas Air Laut
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Waktu Titik Koordinat


Nama Lokasi Warna Kecerahan Kekeruhan TSS Lapisan Tempe Salinitas
No sampling Bau Sampah pH
Lokasi Lintang Bujur Sampling (Mt) (M) (NTU) (mg/l) Minyak ratur (0C) (‰)
(tgl/bln/thn)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA

Tabel-23. Kualitas Air Laut (Lanjutan)


Waktu Amonia Sianida Sulfida Minyak
Nama DO BOD5 COD NO2-N NO3-N PO4-P Klor Fenol Pestisida PCB
No sampling total (CN-) (H2S) bumi
Lokasi (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l)
(tgl/bln/thn) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l)
(1) (2) (3) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA

Keterangan : NA : Di Kota Madiun tidak memiliki wilayah laut


Sumber : Dinas Lingkungunan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Isi dengan angka 1,2,3,....
(2) Isi dengan nama lokasi pemantauan (Pelabuhan, wisata bahari, ……..)
(3) Isi dengan tanggal pemantauan di masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn)
(4) Isi dengan nama lokasi pengambilan sampling
(6) - (30) Cukup jelas. Untuk data berupa angka dapat diisi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang
telah ditentukan

Lampiran I - 37
Tabel-24. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Nama dan Titik Koordinat
Lokasi
No. Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
Stasiun Latitude Longitude
Pengamatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Stasiun Kantor
1 -8,045111111111 111,877222222222 13,45 15,02 19,28 23,90 5,86 20,18 14,50 - 7,08 5,88 12,33 16,78
UPT

Stasiun PG.
2 -7,352972222222 111,537055555556 11,30 15,00 16,70 20,55 3,00 24,69 10,00 - 10,50 5,00 11,89 17,89
Redjo Agung
3 Stasiun Klegen -7,625027777778 111,531833333333 8,17 7,04 7,00 10,56 5,00 8,45 2,50 - 7,33 6,00 7,73 17,67

Keterangan : Angka (0) artinya tidak terpantau terjadinya hujan pada stasiun tersebut,Curah hujan rata-rata dalam satuan
milimeter (mm)
Sumber : UPT PSDA WS Bengawan Solo
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3,...
(2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun pengamatan
(3-4) Diisi dengan titik koordinat pengambilan sampel curah hujan rata-rata bulanan
(5)-(16) Diisi dengan menggunakan angka dalam satuan milimeter (mm)

Lampiran I - 38
Tabel-24A. Jumlah Hari Hujan Menurut Bulan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Bulan Jumlah Hari Hujan (hari)
(1) (2) (3)
1 Januari 29
2 Februari 26
3 Maret 24
4 April 12
5 Mei 8
6 Juni 9
7 Juli 1
8 Agustus 3
9 September 7
10 Oktober 7
11 November 25
12 Desember 25
Keterangan : -
Sumber : BPS Kota Madiun

Tabel-25. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Kabupaten/ Mata Ledeng/
No Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya
Kota Air PAM
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kartoharjo 0 11.860 0 0 0 - 0
2 Taman 0 19.554 0 0 0 - 0
3 Manguharjo 0 9.990 0 0 0 - 0
Keterangan : Penduduk Kota Madiun hanya menggunakan air PAM dan kemasan
sebagai sumber air minum. Untuk data jumlah rumah tangga pengguna air kemasan
belum diketahui datanya
Sumber : PDAM Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
(1) Diisi dengan angka 1,2,3,...
(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan.
(3) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan ledeng sebagai
sumber air minum. Definisi air ledeng: sumber air yang berasal dari air
yang telah melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan
kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air.
(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumur sebagai
sumber air minum. Definisi sumur: air yang berasal dari tanah yang digali
dan lingkar sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0.8 meter
diatas tanah dan 3 meter ke bawah tanah serta ada lantai semen sejauh 1
meter dari lingkar sumur.

Lampiran I - 39
(5) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air sungai sebagai
sumber air minum.
(6) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air hujan sebagai
sumber air minum.
(7) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan air kemasan sebagai
sumber air minum.
(8) Diisi dengan jumlah rumah tangga yang menggunakan sumber selain kolom
(3)-(9) sebagai sumber air minum

Tabel-25A. Banyaknya Air Minum yang Disalurkan (m3) oleh PDAM


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

No. Kecamatan Jumlah Air PDAM yang disalurkan (m3)

(1) (2) (3)


1 Manguharjo 2.871.685
2 Kartoharjo 4.868.747
3 Taman 2.657.838
Jumlah 10.398.270
Keterangan : -
Sumber : PDAM Kota Madiun

Tabel-25B. Banyaknya Pelanggan Air PDAM dari Tahun 2017-2021


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Kota 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kota Madiun 38.216 39.231 40.118 40.557 41.404
Keterangan : Jumlah pelanggan total meliputi rumah
tangga, instansi, industri dan niaga
Sumber : PDAM Kota Madiun

Tabel-25C. Banyaknya Air Minum yang Disalurkan (m3) oleh PDAM dari
Tahun 2017-2021
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Kota 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kota
1 9.244.228 9.706.814 10.006.323 10.494.497 10.398.270
Madiun
Keterangan : -
Sumber : PDAM Kota Madiun

Lampiran I - 40
Tabel-26. Kualitas Air Hujan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Lokasi Titik Koordinat Waktu


pH DHL SO4 NO3 Cr NH4 Na Ca 2+ Mg 2+
Pemantauan Pemantauan
Latitude Longitude
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
DLH Jalan Salak -7,643713 111,528631 Jan - 147,200 14,580 2,179 - - 0,465 8,692 0,3324
- - - Feb - - - - - - - - -
- - - Mar - - - - - - - - -
- - - Apr - - - - - - - - -
- - - Mei - - - - - - - - -
- - - Jun - - - - - - - - -
- - - Jul - - - - - - - - -
- - - Ags - - - - - - - - -
- - - Sep - - - - - - - - -
- - - Okt - - - - - - - - -
DLH Jalan Salak -7,643713 111,528631 Nop - 114,300 21,460 0,390 - - 0,538 3,040 1,017
- - - Des - - - - - - - - -

Keterangan : Hujan hanya terjadi pada bulan Februari dan Desember. Tanda (-) artinya tidak dilakukan pengujian/pemeriksaan pada
parameter tersebut.
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Cukup Jelas
(2) – (3) Diisi dengan titik koordinat lokasi pengambilan sampel kualitas air hujan
(5) - (13) Diisi dengan angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

Lampiran I - 41
Tabel-27. Kondisi Sungai
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Panjang Lebar Permukaan Lebar Dasar Kedalaman Debit Maks Debit Min
No. Nama Sungai Lokasi
(km) (m) (m) (m) (m3/dtk) (m3/dtk)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Kel.
1 Sungai Madiun 68,228 - - - - -
Sogaten
Keterangan : -
Sumber : UPT PSDA WS Bengawan Solo
Penjelasan Isi Tabel :
Lebar sungai dan kedalaman sungai dihitung rata-ratanya
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3,...
(2) Diisi dengan nama sungai
(3) Diisi dengan lokasi sungai
(4) Diisi dengan menggunakan angka panjang sungai dalam satuan kilometer (km)
(5) Diisi dengan menggunakan angka lebar permukaan sungai dalam satuan meter (m)
(6) Diisi dengan menggunakan angka lebar dasar sungai dalam satuan meter (m)
(7) Diisi dengan menggunakan angka kedalaman sungai dalam satuan meter (m)
(8) Diisi dengan menggunakan angka debit maksimal air sungai dalam satuan meter kubik per detik (m3/detik)
(9) Diisi dengan menggunakan angka debit minimal air sungai dalam satuan meter kubik per detik (m3/detik)

Lampiran I - 42
Tabel-27A. Daftar Saluran Air di Wilayah Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Q Panjang
No. Nama Saluran b (m) h (m) m A (m²) p (m) R (m) I n V (m/s)
(m³/s) (km)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Semar Mendem 5,62 0,87 0,391 5,185 7,49 0,692 0,001 0,015 1,65 8,56 2,8
2 Terate 3,78 1,51 0,311 6,418 6,94 0,924 0,001 0,015 2 12,84 2,55
3 Terate Timur Hilir 6,79 1,61 0,398 11,962 10,26 1,166 0,001 0,015 2,34 27,95 2,129
4 Terate Barat Hulu 3,56 0,68 0,544 2,672 5,11 0,523 0,001 0,015 1,37 3,66 4,91
5 Terate Barat Hilir 2,38 0,75 0,427 2,025 4,01 0,505 0,001 0,015 1,34 2,71 2,1
6 Slarangan 4,08 1,50 0,193 6,555 7,14 0,919 0,001 0,015 1,99 13,06 2,375
7 Terate Timur Hulu 4,48 1,12 0,589 5,757 7,08 0,813 0,001 0,015 1,84 10,57 3,16
8 Banjarejo l 4,27 1,25 0,320 5,838 6,89 0,847 0,001 0,015 1,89 11,01 1,98
9 Banjarejo II 2,63 0,40 0,275 1,096 3,46 0,317 0,001 0,015 0,98 1,07 1,577
10 Mojorejo 6,12 1,00 0,440 6,56 8,31 0,79 0,001 0,015 1,8 11,82 1,09
11 Klegen 8,69 1,70 0,206 15,368 12,16 1,264 0,001 0,015 2,46 37,87 1,55
12 Pelita Tama 1,07 1,00 0,440 1,51 3,26 0,464 0,001 0,015 1,26 1,91 2,22
13 Rejomulyo 1,03 1,20 0,550 2,028 3,77 0,538 0,001 0,015 1,39 2,83 1,602
14 Mating 2,15 1,20 0,675 3,552 5,05 0,704 0,001 0,015 1,67 5,93 1,032
15 Manisrejo 1 8,00 1,70 0,612 15,368 11,99 1,282 0,001 0,015 2,49 38,24 1,76
16 Manisrejo 2 8,00 3,80 0,053 31,16 15,61 1,996 0,001 0,015 3,34 104,14 2,55
17 Kanigoro 7,93 2,82 0,071 22,927 13,58 1,688 0,001 0,015 2,99 68,52 1,47
18 Pilangbango 1 12,35 4,14 0,000 51,129 20,63 2,478 0,001 0,015 3,86 197,4 0,968
19 Pilangbango 2 11,70 4,12 0,667 59,534 21,61 2,755 0,001 0,015 4,14 246,67 1,693
20 Sono 8,50 3,10 0,194 28,21 14,82 1,904 0,001 0,015 3,24 91,36 1,362
21 Nila 8,50 2,65 0,453 25,705 14,32 1,795 0,001 0,015 3,11 80,05 0,912
22 Piring 7,48 4,90 0,224 42,042 17,52 2,399 0,001 0,015 3,78 158,84 2
23 Kali Canu 15,25 14,40 - 300,2 47,78 6,283 0,001 0,015 7,18 2154,91 4,651

Lampiran I - 43
Q Panjang
No. Nama Saluran b (m) h (m) m A (m²) p (m) R (m) I n V (m/s)
(m³/s) (km)
24 Nambangan Kidul 1,26 3,00 0,000 3,78 7,26 0,521 0,001 0,011 1,86 7,03 1,6
25 Nambangan Lor 2,80 6,00 - 30,09 15,49 1,943 0,001 0,015 3,28 98,76 2,2
26 Sumber Umis 1,20 0,80 0,813 1,48 3,26 0,454 0,001 0,015 1,24 1,84 1,37
27 Kartini 3,10 2,50 0,300 9,625 8,32 1,157 0,001 0,015 2,32 22,36 1,015
28 Pasar Sepur 2,90 1,40 0,214 4,48 5,76 0,777 0,001 0,015 1,78 7,98 0,5
29 Madiun Lor 2,40 1,60 0,688 5,6 6,28 0,891 0,001 0,015 1,95 10,93 1,475
30 Patihan Lor 3,9 1,6 0,406 7,28 7,35 0,99 0,001 0,015 2,09 15,24 0,435
31 Manguharjo 1 3,5 2 0,3 8,2 7,68 1,068 0,001 0,015 2,2 18,06 0,524
32 Manguharjo 2 4,9 1,5 0,2 7,8 7,96 0,98 0,001 0,015 2,08 16,22 0,321
33 Precet 15 6 0,167 96 27,17 3,534 0,001 0,015 4,89 469,55 0,6
34 Winongo 1 0,5 1,2 0,25 0,96 2,97 0,323 0,001 0,015 0,99 0,95 0,509
35 Winongo 2 1,6 1,5 0,233 2,925 4,68 0,625 0,001 0,015 1,54 4,51 1,31
36 Ngegong 2,4 0,7 0,571 1,96 4,01 0,488 0,001 0,015 1,31 2,56 0,902
37 Rejoagung 1 2,55 1,8 0,25 5,4 6,26 0,863 0,001 0,015 1,91 10,32 1,356
38 Rejoagung 2 0,75 1,8 0,806 3,96 5,37 0,737 0,001 0,015 1,72 6,81 0,817
39 Taman 0,85 0,9 0 0,765 2,65 0,289 0,001 0,015 0,92 0,7 1,295
40 lrigasi Induk Maniruharjo 7,5 1,5 0,733 12,9 11,22 1,15 0,001 0,015 2,31 29,85 5,489
41 Kranggan 0,7 0,8 0,375 0,8 2,41 0,332 0,001 0,015 1,01 0,81 2,617
Keterangan : -
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Madiun

Lampiran I - 44
Tabel-28. Kondisi Danau/Waduk/Situ/Embung
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Nama
No. Lokasi Luas (Ha) Volume (m2)
Danau/Waduk/Situ/Embung

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Embung Pilangbango Kelurahan Pilangbango 1,10 80.000
Keterangan : -
Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Diisi dengan nama danau,waduk,situ,embung
(2) Diisi menggunakan angka luas danau/situ/waduk/embung dalam satuan hektar (Ha)
(3) Diisi dengan lokasi danau/situ/waduk/embung
(4) Diisi menggunakan angka volume air danau/situ/waduk/embung dalam satuan meter kubik (m3)

Tabel-29. Kualitas Air Sungai


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Titik Koordinat Waktu
Nama Titik sampling Temperatur DHL TDS TSS DO BOD COD NO2
No Lokasi pH
Sungai Pantau (tgl/bln/ (ºC) (µS/cm) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Lintang Bujur thn)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Sungai Diponegoro -
1 Oro-Oro Ombo 111,53340277778 27-Jan-21 27 7,08 150 100 4 4,84 24,84 0,0134
Madiun Timur 7,6222222222
Sungai Jembatan Jl.
2 Madiun Lor -7,614805556 111,52044444 27-Oct-21 27,2 6,92 432 6 4,4 2,5 16,36 0,0033
Madiun Prambanan
Sungai Jembatan Jl.
3 Madiun Lor -7,614805556 111,52044444 04-Jun-21 27 7,35 360 53 4,2 4,73 26,61 0,0069
Madiun Prambanan

Lampiran I - 45
Titik Koordinat Waktu
Nama Titik sampling Temperatur DHL TDS TSS DO BOD COD NO2
No Lokasi pH
Sungai Pantau (tgl/bln/ (ºC) (µS/cm) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Lintang Bujur thn)
Sungai Jembatan Jl.
4 Madiun Lor -7,614805556 111,52044444 30-Nov-21 27,2 7,9 252 136 4 5,82 28,78 0,0145
Madiun Prambanan
Sungai Jembatan
5 Manguharjo -7,629166667 111,51233333 27-Oct-21 27,2 6,87 388 6 4,1 2,11 19,38 0,0045
Madiun Manguharjo
Sungai Jembatan
6 Manguharjo -7,629166667 111,51233333 13-Aug-21 27,2 7,16 420 12 4,2 3,55 20,95 0,75
Madiun Manguharjo
Sungai Jembatan
7 Manguharjo -7,629166667 111,51233333 04-Jun-21 27 7,23 368 38 4,2 7,71 28,2 0,013
Madiun Manguharjo
Sungai Jembatan
8 Manguharjo -7,629166667 111,51233333 30-Nov-21 27,2 7,54 232 142 4,9 4,66 18,02 0,011
Madiun Manguharjo

Jembatan
Sungai Nambangan
9 Mayjend -7,638972222 111,51177778 27-Oct-21 27,2 7,07 88 11 4,3 4,05 20,48 0,0041
Madiun Kidul
Sungkono

Jembatan
Sungai Nambangan
10 Mayjend -7,638972222 111,51177778 13-Aug-21 27,2 6,68 412 20 3,8 4,19 25,39 0,0453
Madiun Kidul
Sungkono

Jembatan
Sungai Nambangan
11 Mayjend -7,638972222 111,51177778 04-Jun-21 27,2 7,11 376 41 4,3 5,28 33,04 0,0074
Madiun Kidul
Sungkono

Jembatan
Sungai Nambangan
12 Mayjend -7,638972222 111,51177778 30-Nov-21 27,2 7,85 252 140 4,6 6,94 28,93 0,0172
Madiun Kidul
Sungkono

Sungai Nambangan Jembatan


13 -7,644472222 111,51208333 27-Oct-21 27,2 6,92 392 11 4,2 4,07 21,82 0,064
Madiun Kidul Mujahir
Sungai Nambangan Jembatan
14 -7,644472222 111,51208333 13-Aug-21 27,2 7,02 468 7 4 5,15 27,92 0,0502
Madiun Kidul Mujahir
Sungai Nambangan Jembatan
15 -7,644472222 111,51208333 04-Jun-21 27 6,96 368 43 4,2 8,69 26,53 0,0082
Madiun Kidul Mujahir
Sungai Nambangan Jembatan
16 -7,644472222 111,51208333 30-Nov-21 27,2 7,54 232 142 4,9 4,66 18,02 0,011
Madiun Kidul Mujahir
Sungai Jembatan
17 Josenan -7,606222222 111,5575 27-Oct-21 27,2 6,88 392 6 4,2 2,39 14,99 0,0047
Madiun Ngebrak
Sungai Jembatan
18 Josenan -7,606222222 111,5575 13-Aug-21 27,2 7,57 436 22 4,3 4,75 24,38 0,0904
Madiun Ngebrak

Lampiran I - 46
Titik Koordinat Waktu
Nama Titik sampling Temperatur DHL TDS TSS DO BOD COD NO2
No Lokasi pH
Sungai Pantau (tgl/bln/ (ºC) (µS/cm) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Lintang Bujur thn)
Sungai Jembatan
19 Josenan -7,606222222 111,5575 04-Jun-21 27,2 7,21 400 63 4,2 3,74 28,85 0,013
Madiun Ngebrak
Sungai Jembatan
20 Josenan -7,606222222 111,5575 30-Nov-21 27,2 7,95 264 158 4,8 5,33 37,2 0,0122
Madiun Ngebrak
Sungai Jembatan
21 Madiun Lor -7,614805556 111,52044444 27-Oct-21 27,2 6,92 432 6 4,4 2,5 16,36 0,0033
Madiun Prambanan
Sungai Jembatan
22 Madiun Lor -7,614805556 111,52044444 13-Aug-21 27 7,18 424 4 3,9 3,15 17,06 0,0552
Madiun Prambanan

Sungai Jembatan
23 Sogaten -7,6015278 111,5292778 27-Oct-21 27,2 7,32 412 5 4,4 3,04 16,04 0,0033
Madiun Ringroad

Sungai Jembatan
24 Sogaten -7,6015278 111,5292778 27-Oct-21 27,2 7,23 4,12 5 4,4 3,04 16,04 0,0033
Madiun Ringroad
Sungai Jembatan
25 Sogaten -7,6015278 111,5292778 13-Aug-21 27,2 7 396 7 4,4 3,5 23,94 0,0496
Madiun Ringroad
Sungai Jembatan
26 Sogaten -7,6015278 111,5292778 27-Jan-21 7,34 296 136 4,4 3,05 20,28 0,0114
Madiun Ringroad
Sungai Jembatan
27 Sogaten -7,6015278 111,5292778 04-Jun-21 27 7,31 380 32 4,3 3,46 23,23 0,0076
Madiun Ringroad
Sungai Jembatan
28 Sogaten -7,6015278 111,5292778 30-Nov-21 27,2 7,66 240 150 5,3 6,01 29,25 0,0559
Madiun Ringroad

Jembatan
Sungai
29 Winongo Tangkuban -7,618750000 111,51916667 27-Oct-21 27,2 6,61 400 8 4,1 3,5 18,28 0,0049
Madiun
Perahu

Jembatan
Sungai
30 Winongo Tangkuban -7,618750000 111,51916667 13-Aug-21 27 7,41 424 16 3,9 3,74 24,93 0,0478
Madiun
Perahu

Jembatan
Sungai
31 Winongo Tangkuban -7,618750000 111,51916667 04-Jun-21 27,2 6,71 368 35 4,4 6,71 26,88 0,0209
Madiun
Perahu

Jembatan
Sungai
32 Winongo Tangkuban -7,618750000 111,51916667 30-Nov-21 27 7,89 220 148 4,3 5,12 26,85 0,0068
Madiun
Perahu

Sungai Saluran
33 Josenan -7,606222222 111,5575 27-Jan-21 7,11 296 106 4 4,73 23,71 0,0162
Madiun Ngebrak

Lampiran I - 47
Titik Koordinat Waktu
Nama Titik sampling Temperatur DHL TDS TSS DO BOD COD NO2
No Lokasi pH
Sungai Pantau (tgl/bln/ (ºC) (µS/cm) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (mg/L)
Lintang Bujur thn)
Sungai
34 Tawangrejo Saluran Sono -7,600738888 111,543711111 27-Oct-21 27,2 7,22 276 10 4 5,41 29,6 0,0124
Madiun
Sungai
35 Tawangrejo Saluran Sono -7,600738888 111,543711111 13-Aug-21 27,2 7,46 328 16 3,9 4,38 22,89 0,0589
Madiun
36 Sungai Sono Tawangrejo Saluran Sono -7,600738888 111,543711111 27-Jan-21 - 7,06 248 42 4,2 4,59 24,02 0,0118

Tabel-29. Kualitas Air Sungai (Lanjutan)


Klorin Minyak Fecal Total
Nama NO3 NH3 bebas T-P Fenol dan Detergen coliform coliform Sianida H2S
No Lokasi Titik Pantau
Sungai (mg/L) (mg/L) (mg/ (mg/L) (µg/ L) Lemak (µg/L) (jmlh/ (jmlh/ (mg/L) (mg/L)
L) (µg/L) 100 ml) 100ml)
(1) (2) (3) (4) (17) (18) (19) (20) (21) (22) [23] (24) (25) (26) (27)

1 Sungai Madiun Oro-Oro Ombo Diponegoro Timur 2,46 0,4216 - 0,1997 - - - 200 2100 - -

2 Sungai Madiun Madiun Lor Jembatan Jl. Prambanan 1,411 0,3211 0,004 0,1346 <0,0004 1 0,0291 79 350 <0,0010 <0.0011

3 Sungai Madiun Madiun Lor Jembatan Jl. Prambanan 1,519 0,3865 0,06 0,1066 <0,0004 1,75 0,0178 240 1100 <0,0010 0,005

4 Sungai Madiun Madiun Lor Jembatan Jl. Prambanan 0,3914 0,3914 0,05 0,1669 <0,0004 0,75 0,0561 - 940 <0,0010 0,013

5 Sungai Madiun Manguharjo Jembatan Manguharjo 1,178 0,2932 0,05 0,1114 <0,0004 0,75 0,0176 70 170 <0,0010 <0,0011

6 Sungai Madiun Manguharjo Jembatan Manguharjo 1,431 0,4056 0,05 <0.0033 <0,0004 0,75 0,0586 40 280 <0,0010 <0,0011

7 Sungai Madiun Manguharjo Jembatan Manguharjo 1,367 0,37 0,07 0,0956 <0,0004 1,75 0,0231 75 240 <0,0010 0,0139

8 Sungai Madiun Manguharjo Jembatan Manguharjo 1,262 0,4863 `0,07 0,1666 <0,0004 1 0,0329 - 1100 <0,0010 0,0100

Jembatan Mayjend
9 Sungai Madiun Nambangan Kidul 1,677 0,3144 0,04 0,1068 <0,0004 0,75 0,0226 23 540 <0,0010 <0,0011
Sungkono

Jembatan Mayjend
10 Sungai Madiun Nambangan Kidul 1,531 0,3819 0,05 <0.0033 <0,0004 0,75 0,0194 140 490 <0,0010 <0,0011
Sungkono

Lampiran I - 48
Klorin Minyak Fecal Total
Nama NO3 NH3 bebas T-P Fenol dan Detergen coliform coliform Sianida H2S
No Lokasi Titik Pantau
Sungai (mg/L) (mg/L) (mg/ (mg/L) (µg/ L) Lemak (µg/L) (jmlh/ (jmlh/ (mg/L) (mg/L)
L) (µg/L) 100 ml) 100ml)

Jembatan Mayjend
11 Sungai Madiun Nambangan Kidul 1,316 0,3498 0,04 0,0977 <0,0004 2 0,0213 150 1100 <0,0010 <0,0011
Sungkono

Jembatan Mayjend
12 Sungai Madiun Nambangan Kidul 1,328 0,6147 0,05 0,1946 <0,0004 1 0,0552 - 1300 <0,0010 0,0359
Sungkono

13 Sungai Madiun Nambangan Kidul Jembatan Mujahir 1,514 0,3385 0,06 0,098 <0,0004 1 0,0301 33 240 <0,0010 0,0096

14 Sungai Madiun Nambangan Kidul Jembatan Mujahir 1,312 0,4193 0,05 <0.0033 <0,0004 0,75 0,0162 110 310 <0,0010 0,0101

15 Sungai Madiun Nambangan Kidul Jembatan Mujahir 1,46 0,3714 0,05 0,0985 <0,0004 1,5 0,0198 120 1100 <0,0010 0,0347

16 Sungai Madiun Nambangan Kidul Jembatan Mujahir 1,262 0,4863 0,07 0,1666 <0,0004 1 0,0329 - 1100 <0,0010 0,1

17 Sungai Madiun Josenan Jembatan Ngebrak 0,87 0,3245 0,05 0,1082 <0,0004 1 0,0281 23 240 <0,0010 <0,0011

18 Sungai Madiun Josenan Jembatan Ngebrak 1,079 0,3681 0,08 <0.0033 <0.0004 0,75 0,0188 70 350 <0.0010 <0,0011

19 Sungai Madiun Josenan Jembatan Ngebrak 1,249 0,3354 0,04 0,1018 <0.0004 1,5 0,0218 150 460 <0.0010 0,0043

20 Sungai Madiun Josenan Jembatan Ngebrak 1,117 0,5427 0,06 0,1509 <0,0004 1 0,1026 - 1100 <0,0010 0,0341

21 Sungai Madiun Madiun Lor Jembatan Prambanan 1,411 0,3211 0,004 0,1346 <0,0004 1 0,0291 79 350 <0,0010 <0,0011

22 Sungai Madiun Madiun Lor Jembatan Prambanan 1,614 0,3056 0,08 <0.0033 <0,0004 1 0,0245 38 120 <0,0010 <0.0011

23 Sungai Madiun Sogaten Jembatan Ringroad 1,384 0,3401 0,004 0,1381 <0,0004 1 0,0241 70 540 <0,0010 28,61

24 Sungai Madiun Sogaten Jembatan Ringroad 1,384 0,3401 0,004 0,1381 <0,0004 1 0,041 70 540 <0,0010 <0.0011

25 Sungai Madiun Sogaten Jembatan Ringroad 1,732 0,3445 0,06 <0.0033 <0,0004 1 <0.0043 70 430 <0,0010 <0.0011

26 Sungai Madiun Sogaten Jembatan Ringroad 1,19 0,4931 0,1048 150 2400

27 Sungai Madiun Sogaten Jembatan Ringroad 1,535 0,3757 0,05 0,0959 <0,0004 1,5 0,0221 39 460 <0,0010 0,0574

Lampiran I - 49
Klorin Minyak Fecal Total
Nama NO3 NH3 bebas T-P Fenol dan Detergen coliform coliform Sianida H2S
No Lokasi Titik Pantau
Sungai (mg/L) (mg/L) (mg/ (mg/L) (µg/ L) Lemak (µg/L) (jmlh/ (jmlh/ (mg/L) (mg/L)
L) (µg/L) 100 ml) 100ml)
28 Sungai Madiun Sogaten Jembatan Ringroad 1,347 0,3378 0,06 0,1468 <0,0004 1 0,0753 - 920 <0,0010 <0,0011

Jembatan Tangkuban
29 Sungai Madiun Winongo 1,541 0,3079 0,005 0,1487 <0,0004 1 0,0223 33 170 <0,0010 0,003
Perahu

Jembatan Tangkuban
30 Sungai Madiun Winongo 1,66 0,3427 0,06 <0.0033 <0,0004 1 0,0099 79 350 <0,0010 0,0029
Perahu
Jembatan Tangkuban
31 Sungai Madiun Winongo 1,534 0,3922 0,05 0,1058 <0,0004 1,5 0,0143 150 1100 <0,0010 0,0174
Perahu

Jembatan Tangkuban
32 Sungai Madiun Winongo 1,398 0,4547 0,05 0,1823 0,0051 0,75 0,0178 - 1100 <0,0010 0,0171
Perahu

33 Sungai Madiun Josenan Saluran Ngebrak 2,467 0,48 0,0994 230 4600

34 Sungai Madiun Tawangrejo Saluran Sono 1,891 0,3163 0,06 0,3586 <0,0004 1,25 0,0231 23 240 <0,0010 <0.0011

35 Sungai Madiun Tawangrejo Saluran Sono 1,748 0,3949 0,06 0,329 <0,0004 1 <0.0443 130 1500 <0,0010 <0.0011

36 Sungai Sono Tawangrejo Saluran Sono 0,5146 0,4794 0,2099 280 4600

Keterangan : Tanda (-) : Tidak dilakukan pengujian/pemeriksaan terhadap parameter tersebut.


Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
Data Kualitas air sungai Provinsi minimal menggunakan data dari dana Dekonsentrasi pemantauan kualitas air sungai.
(1) Isi dengan nomor urut angka 1 ,2,3,...
(2) Isi dengan nama sungai yang masuk dalam wilayah administrasi daerah yang bersangkutan
(3) Isi dengan lokasi pengambilan sampel kualitas air sungai
Isi dengan nama lokasi titik pantau
(4) Isi dengan nama lokasi titik pantau
(5) – (6) titik koordinat pengambilan sampel air sungai
(7) Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn)
(8) – (27) Isi dengan angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan

Lampiran I - 50
Tabel-29A. Indeks Kualitas Air Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Indeks Kualitas Air
No. Kabupaten/Kota
2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Kota Madiun 51,28 52,61
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-29B. Kualitas Air Limbah Industri


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Amonia
Nama dan BOD COD TSS Minyak Sulfida Total
No. Lokasi pH Total
Jenis Industri (mg/L) (mg/L) (mg/L) & Lemak (S) Coliform
(NH3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Outlet IPAL PG
1 PG Redjoagung 5,25 35,28 11,00 <1,15 <0,0011 7,75 - -
Redjoagung Baru

Outlet Kondensor
2 PG Redjoagung PG Redjoagung 25,33 108,80 17,00 3,00 <0,0011 6,52 - -
Baru
Outlet OC 2 PT
3 Pertamina Pertamina Fuel - - - 2,00 - 6,01 - -
Madiun
Outlet OC 1 PT
4 Pertamina Pertamina Fuel - - - 1,75 - 6,25 - -
Madiun

Lampiran I - 51
Amonia
Nama dan BOD COD TSS Minyak Sulfida Total
No. Lokasi pH Total
Jenis Industri (mg/L) (mg/L) (mg/L) & Lemak (S) Coliform
(NH3)
Outlet Domestik
5 INKA PT INKA (Depan 4,93 24,82 4,00 1,50 - 6,79 0,5316 920
Pabrik)
Outlet UD Kecap
6 Kecap Eka Jaya 596,00 3636,00 203,30 - - 4,62 - -
Eka Jaya
Outlet Industri
7 Tahu Nasional 601,50 2123,00 315,00 - - 6,32 - -
Tahu Nasional
Tahu Mekar Sari Outlet Industri
8 646,50 4276,00 370,00 - - 5,03 - -
I Tahu Mekarsari I
Tahu Mekar Sari Outlet Industri
9 425,30 3772,00 440,00 - - 5,06 - -
II Tahu Mekarsari II
Outlet Industri
10 Tahu Pak Nur 559,00 3596,00 660,00 - - 5,24 - -
Tahu Pak Nur
Air Lindi TPA
11 TPA Winongo 59,28 370,00 58,00 - - 7,15 - -
Winongo

Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 52
Tabel-29C. Kualitas Air Limbah RS dan Fasilitas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Nama RS
Cr Amonia Minyak
atau Tanggal Temperatur BOD COD TSS Deterjen
No. PO4 Total pH Total NH3 &
Fasilitas Analisa (oC) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (MBAS)
(µg/L) (µg/L) Lemak
Kesehatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (7) (9) (10)
Pukermas 28 Mei
1 27,4 3,38 14,93 0,6535 130 7,68 35 0,0216 - - -
Demangan 2021
Pukesmas 28 Mei
2 27,3 1,76 9,464 0,8595 130 7,73 3 0,0217 - - -
Banjarejo 2021
Pukesmas 28 Mei
3 27,3 2,7 17,18 0,5375 220 7,97 57 0,0276 - - -
Tawang 2021
Pukesmas 28 Mei
4 27,3 9,45 45,77 1,292 220 7,74 111 0,0537 - - -
Ngegong 2021
Pukesmas 28 Mei
5 27,4 7,85 30,45 3,043 280 7,74 30 0,0163 - - -
Sukosari 2021
Pukesmas 28 Mei
6 27,1 6 32,69 0,351 220 7,71 11 .0.150 - - -
Manguharjo 2021
Pukesmas 28 Mei
7 27,4 3,38 14,93 0,6535 130 7,68 35 0,0216 - - -
Demangan 2021
5
Pukesmas
8 Nopember 27,2 4,23 29,65 5,535 940 7,22 6 0,0059 - - -
Sukosari
2021
5
Pukesmas
9 Nopember 27,2 2,84 18,71 0,5448 840 7,31 7 0,0065 - - -
Patihan
2021
Klinik 28 Mei
10 27,4 14,23 55,56 3,618 - 7,29 82 - 0,0395 0,0281 2
Pramita 2021

Lampiran I - 53
Nama RS
Cr Amonia Minyak
atau Tanggal Temperatur BOD COD TSS Deterjen
No. PO4 Total pH Total NH3 &
Fasilitas Analisa (oC) (mg/L) (mg/L) (mg/L) (MBAS)
(µg/L) (µg/L) Lemak
Kesehatan
Klinik Selekta 28 Mei
11 27,3 13,18 124 0,0695 - 7,6 52 - 0,1511 0,0282 1,5
Peima 2021
Klinik 28 Mei
12 27,4 5,29 27,77 4,613 - 7,46 29 - 0,0219 0,0278 1,25
Persada 2021
RS Griya 25 Mei
13 27,6 3,8 23,03 0,5588 - 7,32 7 - 0,016 - -
Husada 2021
RS Al 25 Mei
14 27,6 3,93 20,39 0,4465 - 7,76 7 - 0,0164 - -
Hasanah 2021
RS Santa 25 Mei
15 27,6 3,43 25,89 2,647 - 6,8 13 - 0,0019 - -
Clara 2021
RS Dr. 25 Mei
16 27,6 3 22,54 1,701 - 7,5 14 - 0,0086 - -
Soedono 2021
25 Mei
17 RS Sogaten 27,6 4,48 25,89 3,999 - 7,17 13 - 0,0043 - -
2021
25 Mei
18 RS DKT 27,4 3,43 13,8 1,645 - 7,75 3 - 0,0147 - -
2021
RS Siti 25 Mei
19 27,6 5,53 26,4 4,94 - 6,92 18 - 0,0026 - -
Aisyah 2021
RS Paru 25 Mei
20 27,6 2,79 17,3 0,6096 - 7,18 13 - 0,004 - -
(Manguharjo) 2021

Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 54
Tabel-29D. Kualitas Air Limbah Domestik
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Tanggal
Nama dan BOD COD TSS Total Amonia Minyak
No. Pengambilan Lokasi pH
Jenis Usaha (mg/L) (mg/L) (mg/L) Coliform Total (µg/L) Lemak
Sampel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Outlet Domestik
1 Suncity 04-Jun-21 4,96 21,62 68,00 500,00 0,5490 6,64 1,25
Suncity
Outlet Domestik
2 Lawu Plaza 04-Jun-21 1,84 12,17 4,00 170,00 0,4398 6,78 1,50
Lawu Plaza
Outlet Domestik
3 Madiun Plaza 04-Jun-21 8,88 27,99 83,00 170,00 1092,0000 6,82 1,50
Madiun Plaza
Timbul Jaya Outlet Domestik
4 04-Jun-21 4,30 13,74 9,00 300,00 0,5110 6,87 1,25
Plaza Timbul Jaya Plaza
Mall Outlet Domestik
5 04-Jun-21 7,83 31,47 13,00 170,00 0,5053 6,30 1,25
Carrefour Mall Carrefour
RM Lombok Outlet Domestik RM
6 04-Jun-21 2210,00 6660,00 942,50 500,00 14,5900 5,21 3,50
Ijo Lombok Ijo
RM Ayam Outlet Domestik RM
7 Goreng 04-Jun-21 Ayam Goreng 22,38 86,57 6,00 240,00 0,6844 6,51 1,50
Kemangi Kemangi
Outlet Domestik RM
8 RM I Club 04-Jun-21 763,30 1850,00 730,00 `1600 21,8000 6,38 4,50
I Club

RM Boksa Outlet Domestik RM


9 04-Jun-21 672,80 1600,00 228,00 900,00 15,0400 5,65 3,00
Bakso Boksa Bakso
10 Hotel Aston 01-Jul-21 Outlet Hotel Aston 3,81 17,91 9,00 500,00 0,6275 7,09 1,25

Lampiran I - 55
Tanggal
Nama dan BOD COD TSS Total Amonia Minyak
No. Pengambilan Lokasi pH
Jenis Usaha (mg/L) (mg/L) (mg/L) Coliform Total (µg/L) Lemak
Sampel
11 Fave Hotel 01-Jul-21 Outlet Fave Hotel 79,34 199,30 21,00 900,00 0,5416 7,54 1,50
12 Hotel Dinar 01-Jul-21 Outlet Hotel Dinar 4,89 27,02 9,00 300,00 0,5874 7,33 1,25
Outlet Hotel
13 Hotel Mariton 01-Jul-21 23,72 82,02 45,00 16000,00 0,5526 7,00 1,25
Mariton
Hotel Setia Outlet Hotel Setia
14 01-Jul-21 79,92 413,70 190,00 16000,00 5,6550 7,45 1,25
Budi Budi
Hotel Raharjo Outlet Hotel
15 01-Jul-21 7,91 36,43 20,00 9000,00 0,5237 7,54 1,50
Baru Raharjo Baru
Hotel Taman Outlet Hotel Taman
16 01-Jul-21 8,78 39,63 37,00 16000,00 0,6521 7,70 1,50
Indah Indah
Hotel Abdul Outlet Hotel Abdul
17 01-Jul-21 32,22 228,00 102,00 9000,00 0,6240 7,45 1,25
Rahman Rahman
Hotel Madya Outlet Hotel Madya
18 01-Jul-21 93,04 301,40 48,00 16000,00 7,2880 7,06 2,25
Nugraha Nugraha
Hotel
Outlet Hotel
19 Mataram 01-Jul-21 4,00 15,50 20,00 220,00 0,5764 7,84 1,50
Mataram Baru
Baru
Hotel Raya Outlet Hotel Raya
20 01-Jul-21 43,27 374,50 39,00 230,00 3,3810 7,51 1,50
Kusuma Kusuma
21 Hotel Amaris 01-Jul-21 Outlet Hotel Amaris 7,63 29,19 14,00 16000,00 0,5503 7,94 1,25

Hotel Outlet Hotel


22 01-Jul-21 4,14 21,02 8,00 130,00 0,6231 6,84 <1,15
Merdeka Merdeka
Hotel Kartika Outlet Hotel Kartika
23 01-Jul-21 10,14 66,92 38,00 5000,00 0,5946 6,84 2,00
Abadi Abadi

Lampiran I - 56
Tanggal
Nama dan BOD COD TSS Total Amonia Minyak
No. Pengambilan Lokasi pH
Jenis Usaha (mg/L) (mg/L) (mg/L) Coliform Total (µg/L) Lemak
Sampel
Outlet Suncity (PT.
24 Suncity 27-Oct-21 7,26 35,64 20,00 1600,00 0,5281 7,69 1,50
Indraco)
Mall Outlet Domestik
25 27-Oct-21 4,21 17,28 4,00 920,00 0,5860 7,55 1,75
Carrefour Mall Carrefour
Timbul Jaya Outlet Timbul Jaya
26 27-Oct-21 4,01 17,28 5,00 540,00 0,0601 7,49 2,00
Plaza Plaza
27 RM I Club 27-Oct-21 Outlet RM I Club 122,90 889,90 146,70 920,00 8,7040 6,01 3,50
Outlet Domestik
28 Lawu Plaza 27-Oct-21 3,40 15,40 6,00 220,00 0,4583 7,35 1,25
Lawu Plaza
RM Ayam
Outlet RM Ayam
29 Goreng 27-Oct-21 3,73 12,83 4,00 110,00 0,6563 6,55 1,25
Goreng Kemangi
Kemangi
RM Ayam
Outlet RM Ayam
30 Goreng 27-Oct-21 520,90 3290,00 225,00 1600,00 2,9130 6,07 6,00
Goreng Pemuda
Pemuda
RM Boksa Outlet RM Boksa
31 27-Oct-21 69,87 490,20 156,70 4300,00 5,6000 6,31 2,50
Bakso Bakso
32 Madiun Plaza 27-Oct-21 Outlet Madiun Plaza 9,39 39,62 10,00 540,00 0,4827 7,71 1,75

RM Lombok Outlet RM Lombok


33 27-Oct-21 304,40 1430,00 615,00 16000,00 24,1100 6,18 29,50
Ijo Ijo

Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 57
Tabel-30. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Waktu Titik Koordinat Residu Residu
sampling Temperatur TDS TSS DO BOD COD
No Nama Lokasi Terlarut Tersuspensi pH DHL
(tgl/bln/ Lintang Bujur (ºC) (mg/ L) (mg/ L) (mg/ L) (mg/ L) (mg/ L)
(mg/ L) (mg/L)
thn)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Embung Kelurahan 27 Januari -
1 111,5572194 - - - - - 152 3 3,8 2,66 12,12
Pilangbango Pilangbango 2021 7,60643611

Tabel-30. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung (Lanjutan)


Minyak Fecal Total
NO2 NO3 NH3 Klorin
T-P Fenol dan Detergen coliform coliform Sianida H2S
No Nama Lokasi (mg/ (mg/ (mg/ bebas
(mg/ L) (µg/L) Lemak (µg/L) (jmlh/ (jmlh/ (mg/L) (mg/L)
L) L) L) (mg/L)
(µg/L) 100 ml) 100 ml)
(1) (2) (3) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)
Embung Kelurahan
1 0,0268 0,1723 - - - - - 11,4 28 1100 - -
Pilangbango Pilangbango

Keterangan : Tanda (-) : Tidak dilakukan pengujian/pemeriksaan terhadap parameter tersebut


Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Isi dengan nomor urut angka 1,2,3,...
(2) Isi dengan nama danau yang masuk dalam wilayah administrasi daerah yang bersangkutan.
(3) Isi dengan tanggal pemantauan dari masing-masing titik sampling (tgl/bln/thn).
(4) Isi dengan waktu pengambilan sampel air Danau/Waduk/Situ/Embung
(5) – (6) Titik koordinat pengambilan sampel air Danau/Waduk/Situ/Embung.
(7) – (28) Isi dengan angka dari masing-masing parameter sesuai dengan satuan yang telah ditentukan.

Lampiran I - 58
Tabel-30A. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Residu Residu
Waktu sampling Temperatu TDS TSS DO BOD COD
Titik Koordinat Terlarut Tersuspensi pH DHL
No Nama Lokasi (tgl/bln/ thn) r (ºC) (mg/ L) (mg/ L) (mg/ L) (mg/ L) (mg/ L)
(mg/ L) (mg/L)

2020 2021 Lintang Bujur 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
21 27 -
Embung Kelurahan 111,5
1 Januari Januari 7,60643 26 - - - - - 6,78 - - - 140 152 15 3 3,8 3,8 4,72 2,66 11,55 12,12
Pilangbango Pilangbango 57219
2020 2021 6111

Tabel-30A. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung (Lanjutan)


Minyak Fecal Total
Klorin
NO2 NO3 NH3 T-P Fenol dan Detergen coliform coliform Sianida
bebas H2S (mg/L)
No Nama Lokasi (mg/ L) (mg/ L) (mg/ L) (mg/ L) (µg/L) Lemak (µg/L) (jmlh/ (jmlh/ (mg/L)
(mg/L)
(µg/L) 100 ml) 100 ml)

2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
(1) (2) (3) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29)

Embung Kelurahan
1 0,0019 0,0268 0,0282 0,1723 - - - - - - - - - - 13 11,4 150 28 1100 1100 - - - -
Pilangbango Pilangbango

Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 59
Tabel-31. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Wilayah Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Jumlah
No. Administrasi
KK
Kecamatan Sendiri Bersama Umum Sungai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kecamatan
1 21.668 21.668 0 0 0
Taman
Kecamatan
2 14.344 14.344 0 0 0
Kartoharjo
Kecamatan
3 16.157 16.157 0 0 0
Manguharjo
Keterangan : - Tanda (-) tidak ada data
Sumber : Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun
Penjelasan isi tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3 , dst.
(2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun dokumen atau
diisi dengan kecamatan yang ada di kabupaten/kota penyusun dokumen.
(3) Diisi dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di
Kabupaten/Kota/Kecamatan.
(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga (KK) dengan fasilitas tempat buang air
besar sendiri.
(5) Diisi dengan jumlah rumah tangga (KK) dengan fasilitas tempat buang air
besar bersama.
Definisi Bersama adalah jamban/kakus yang digunakan beberapa rumah tangga
tertentu.
(6) Diisi dengan jumlah rumah tangga (KK) dengan fasilitas tempat buang air
besar umum.
Definisi Umum adalah jamban/kakus yang penggunaannya tidak terbatas pada
rumah tangga tertentu, tetapi siapapun dapat menggunakannya.
(7) Diisi dengan jumlah rumah tangga (KK) dengan tempat buang air besar di
Sungai, Kolam, Kebun, Laut.

Lampiran I - 60
Tabel-31A. Jenis Fasilitas Tempat Buang Air Besar Milik Sendiri
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jenis Tempat BAB
Jamban Sehat Semi
No. Kecamatan Jamban Sehat
Permanen
Permanen (JSP)
(JSSP)
(1) (2) (3) (4)
1 Manguharjo 12.015 236
2 Kartoharjo 10.750 217
3 Taman 16.648 201
Jumlah 39.413 654
Keterangan : Jamban Sehat Permanen maupun Semi Permanen dalam
satuan jumlah rumah
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Madiun

Tabel-31B. Jumlah Kelurahan Tidak Buang Air Besar Sembarangan (Open


Defication Free/ODF)
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Claim ODF Verified ODF


Jumlah
No. Kecamatan Jumlah Jumlah
Kelurahan
Kelurahan Kelurahan

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Manguharjo 9 9 9
2 Kartoharjo 9 9 9
3 Taman 9 9 9
Jumlah 27 27 27

Keterangan : -
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota
Madiun

Lampiran I - 61
Tabel-31C. Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Akses Fasilitas Buang Air Besar
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Data Akses
Jumlah %
No. Kecamatan Jumlah KK
Kelurahan JSP JSSP Sharing BABS Akses
Progres
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Taman 9 21.668 16.648 236 227 0 9
2 Kartoharjo 9 14.344 10.750 217 138 0 9
3 Manguharjo 9 16.157 12.015 201 305 0 9

Keterangan :
JSP (Jamban Sehat Permanen)
JSSP (Jamban Sehat Semi Permanen) Sharing (Jamban Numpang)
BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Madiun

Lampiran I - 62
Tabel-32. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Tidak
SD SLTP SLTA Diploma S1 S2 S3
No. Kecamatan Sekolah
L P L P L P L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1. Kartoharjo 4.426 4.531 2.766 3.882 3.111 3.527 10.324 9.592 755 1.029 2.847 3.097 245 164 6 5
2. Manguharjo 5.051 5.233 3.454 5.146 4.207 4.364 10.996 9.799 528 854 2.112 2.403 148 121 6 3
3. Taman 7.051 6.885 4.462 6.296 5.329 5.489 14.637 14.073 1.102 1.502 4.635 5.076 456 281 16 5

Keterangan : L = Laki-Laki (dalam satuan jiwa)


P = Perempuan (dalam satuan jiwa)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Cukup jelas
(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada diprovinsi penyusun laporan
(3) - (18) Diisi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan dan jenis kelamin dalam satuan jiwa

Lampiran I - 63
Tabel-32A. Jumlah Sekolah Dasar (SD) Menurut Jenis Sekolah dan Statusnya
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Sekolah Dasar (SD)
No. Kecamatan
Negeri Swasta Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Manguharjo 19 3 22
2 Kartoharjo 18 6 24
3 Taman 19 8 27
Jumlah 56 17 73
Keterangan :
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Madiun

Tabel-32B. Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Menurut Jenis


Sekolah dan Statusnya
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Sekolah Menengah
No. Kecamatan Pertama (SMP)
Negeri Swasta Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Manguharjo 7 4 11
2 Kartoharjo 1 2 3
3 Taman 6 3 9
Jumlah 14 9 23
Keterangan :
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Madiun

Tabel-33. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

No. Lokasi Jenis Penyakit Jumlah Penderita

(1) (2) (3) (4)


1 Kota Madiun Hipertensi esensial (primer) 16.426
Diabetes Melitus tidak
2 Kota Madiun 10.850
tergantung insulin
3 Kota Madiun Radang sendi 4.396
Infeksi saluran napas bagian
4 Kota Madiun 4.005
atas akut lainnya
5 Kota Madiun Nyeri otot 3.740

6 Kota Madiun LB1-INFLUENZA 3.352

Penyakit esopagus, lambung


7 Kota Madiun 2.991
dan duodenum lainnya

Lampiran I - 64
No. Lokasi Jenis Penyakit Jumlah Penderita

(1) (2) (3) (4)


8 Kota Madiun COVID-19 2.990
9 Kota Madiun Peradangan kulit karena alergi 2.789
10 Kota Madiun Gangguan pencernaan 2.732
Keterangan : Jumlah penderita penyakit dalam satuan jiwa
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3,dst
(2) Diisi dengan lokasi penduduk yang sakit
(3) Diisi dengan jenis penyakit yang ada di provinsi penyusun laporan
(4) Diisi dengan jumlah penderita penyakit dalam satuan jiwa

Tabel-33A. Jumlah Fasilitas Kesehatan dari Tahun 2017-2021


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Nama Fasilitas Jumlah (unit)
No.
Kesehatan 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Rumah Sakit 8 8 8 8 8
2 Rumah Bersalin 0 0 0 0 0
3 Puskesmas 6 6 6 6 6
4 Posyandu 270 270 270 270 270
5 Klinik 24 24 26 27 27
5 Apotek 86 86 85 86 82
5 Toko Obat 6 5 3 5 1
Keterangan : -
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kota Madiun

Tabel-33B. Jumlah Tenaga Medis


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Tenaga Medis
No. Unit Kerja Ahli
Dokter Perawat Bidan
Farmasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Puskesmas 20 57 54 39
2 Gudang Farmasi 0 0 0 0

Lampiran I - 65
Tenaga Medis
No. Unit Kerja Ahli
Dokter Perawat Bidan
Farmasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kesehatan
3 Labkesda 0 0 0 0
4 Dinkes 0 11 10 2
5 Rumah Sakit 95 1046 231 152
6 Lainnya 93 105 36 198

Tabel-33C. Jumlah Tenaga Non Medis


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Tenaga Non Medis


No. Unit Kerja Teknisi Kesehatan
Ahli Gizi Sanitarian
Medis Masyarakat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Puskesmas 14 35 9 30
Gudang Farmasi
2 0 0 0 0
Kesehatan
3 Labkesda 0 0 0 0
4 Dinkes 0 0 9 16
5 Rumah Sakit 47 41 22 7
6 Lainnya 1 35 0 5
Keterangan : -
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kota Madiun

Tabel-34. Jumlah Rumah Tangga Miskin


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jumlah Prosentase
Jumlah
Rumah Rumah
No. Kabupaten/Kota/Kecamatan Rumah
Tangga Tangga
Tangga
Miskin miskin
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kecamatan Kartoharjo 19.831 6.686 33,70%
2 Kecamatan Manguharjo 22.313 7.982 35,80%
3 Kecamatan Taman 30.094 10.017 33,30%
Keterangan : Jumlah rumah tangga dan Jumlah rumah tangga miskin dalam
satuan KK
Sumber : Dinas Sosial Kota Madiun

Lampiran I - 66
Penjelasan Isi tabel :
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan nama kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi dengan jumlah rumah tangga di masing-masing kabupaten/kota
(4) Diisi dengan jumlah rumah tangga miskin di masing-masing kabupaten/kota
(5) Diisi dengan prosentase rumah tangga miskin di masing-masing
kabupaten/kota

Tabel-34A. Basis Data Terpadu (BDT) Rumah Tangga Penerima


Program Bantuan Peningkatan Kesejahteraan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jumlah Penduduk (jiwa)
No. Kecamatan
BPNT (KK) KIS (JIWA) PKH (KK)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kartoharjo 4.137 7.844 521
2 Manguharjo 5.347 8.570 902
3 Taman 6.646 11.408 1.164
Jumlah 16.130 27.822 2.587
Keterangan :
BPN : Bantuan Pangan Non Tunai
KIS : Kartu Indonesia Sehat
PKH : Program Keluarga Harapan."
Sumber : Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Madiun

Lampiran I - 67
Tabel-35. Jumlah Limbah Padat dan Cair berdasarkan Sumber Pencemaran
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Volume Jumlah Jumlah
Volume Air
Sumber Type/Jenis/ Luas Limbah Limbah B3 Limbah B3
No. Lokasi Limbah
Pencemaran Klasifikasi (Ha) Padat Padat Cair
(m³/hari)
(ton/hari) (ton/tahun) (m³/tahun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
a. Bergerak:
Jalan Basuki
1. Terminal Purbaya Terminal 2,07 5 - - -
Rahmad
b. Tidak Bergerak:
Jalan Dr. Soetomo
1 RSUD Dr. Soedono Rumah Sakit Tipe B 2,8973 1,5 102,0 222,1 0,0
59 Madiun
2 RSUD Sogaten Jalan Campur Sari Rumah Sakit Tipe C 4,0785 5 120,00 83,226 43800,00

3 RS Santa Clara Jalan Biliton Rumah Sakit Tipe C 0,7206 21,47 46,5 0,547 0,082
Jalan Mayjen
4 RSI Siti Aisyah Rumah Sakit Tipe C 10,80 0,5 80,00 30 -
Sungkono
5 RS Griya Husada Jalan DI Panjaitan Rumah Sakit Tipe C 0,4998 0,1 9 6,51 3240,00

6 RSB Al Hasanah Jalan Sri Rejeki Rumah Sakit Tipe C 0,2661 0,0015 35 1813,65 10950,00

7 PT PERTAMINA Jalan Yos Sudarso Distribusi BBM dan Gas 4,2205 0,001539 0,71 0,2 260,10

8 PT. Patra Trading Jalan Yos Sudarso Pengisian LPG 3 Kg 0,3 0 0,00 0,105 0,02

Lampiran I - 68
Volume Jumlah Jumlah
Volume Air
Sumber Type/Jenis/ Luas Limbah Limbah B3 Limbah B3
No. Lokasi Limbah
Pencemaran Klasifikasi (Ha) Padat Padat Cair
(m³/hari)
(ton/hari) (ton/tahun) (m³/tahun)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
PT. Refindo
Jalan Basuki Bengkel Las Konstruksi
9 Intiselaras 0,337 400 2800,00 5006 -
Rahmad dan Baja
Indonesia
10 PT. INKA Jalan Yos Sudarso Pabrik 20,98 1,44 10 3,24 6,52

PG. Rejo Agung


11 Jalan Yos Sudarso Pabrik Gula 33 150 *) 1296 *) 0,126 0,60
Baru
12 PT . Nitama Jalan Tawang Suko Industri/Pabrik 0,12 0,061 0,144 22 52,60
Keterangan : Sumber pencemar dari Terminal Purbaya belum diketahui volume limbah cair dan volume limbah B3
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel :
(1) Diisi dengan nomor urut angka 1,2,3,4,dst
(2) Sumber pencemaran diisi dengan a). Bergerak : Diisi dengan transportasi darat, laut dan udara, contohnya tempat sarana transportasi
darat antara lain ; terminal bus Pulogadung dll). b). Tidak bergerak : diisi dengan aktivitas seperti industri, rumah sakit, hotel.
(3) Diisi dengan lokasi sampel limbah
(4) Diisi dengan jenis atau klasifikasi sumber pencemar. Contoh: terminal, pelabuhan, tempat wisata, dst
(5) Diisi dengan luas areal sumber pencemaran
(6) Diisi dengan perkiraan volume limbah padat
(7) Diisi dengan perkiraan volume limbah cair
(8) Diisi dengan perkiraan volume limbah B3 padat
(9) Diisi dengan perkiraan volume limbah B3 cair

Lampiran I - 69
Tabel-35A. Volume Limbah B3 (Limbah Medis) Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Nama Fasilitas Volume Limbah Medis


No.
Kesehatan (Kg)
(1) (2) (3)
1 RSIA Al Hasanah 2,895
2 RSUD Kota Madiun 51,534
3 RSI Siti Aisyah 23,867
4 RS Santa Clara 6,199
5 RS Paru Manguharjo 4,630
6 Rumkit TK IV 2,995
7 RSUD dr. Soedono 94,452
8 RS Griya Husada 6,541
9 Puskesmas Manguharjo 1,005
10 Puskesmas Tawangrejo 697
11 Puskesmas Ngegong 882
12 Puskesmas Demangan 803
13 Puskesmas Banjarejo 1,533
14 Puskesmas Sukosari 929
Keterangan : -
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Madiun

Lampiran I - 70
Tabel-36. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Nama dan Titik Koordinat Suhu Udara Rata-Rata Bulanan (0C)


No Lokasi Lokasi
Stasiun Latitude Longitude Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
-
Wungu 112,052386
1 Cau Madiun 8,1608500 - 28,05 28,36 28,45 28,74 28,21 26,98 28,28 28,65 29,29 27,23 27,87
Madiun 111
00

Keterangan :
Sumber : UPT PSDA WS Bengawan Solo
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut angka 1,2,3,dst
(2) Diisi dengan nama dan lokasi stasiun pengamatan
(3) Diisi dengan lokasi pemantauan
(4) - (5) Diisi dengan titik koordinasi pemantauan
(6)-(17) Diisi menggunakan angka dalam satuan derajat celcius

Lampiran I - 71
Tabel-36A. Suhu udara Rata-rata dari Tahun 2016-2021
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Suhu udara Rata-rata


No. Tahun
Tahunan (°C)
(1) (2) (3)
1 2016 23,91
2 2017 23,78
3 2018 24,18
4 2019 -
5 2020 24,50
6 2021 28,19
Keterangan : - (tanda - artinya tidak ada data)
Sumber : UPT PSDA WS Bengawan Solo

Lampiran I - 72
Tabel-36B. Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Titik Koordinat Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan (%)
No Nama Lokasi
Latitude Longitude Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Cau Wungu
1 -8,160850000 112,052386111 - 88,76 85,23 83,03 80,83 86,07 84,77 79,29 82,43 79,52 87,77 85,32
Madiun Madiun
Keterangan :
Sumber : UPT PSDA WS Bengawan Solo

Tabel-37. Kualitas Udara Ambien


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

NO2
Lama SO2 CO O3 HC PM10 PM2,5
Titik Koordinat (µg/Nm³)
Lokasi Pengukuran (µg/Nm³) (µg/Nm³) (µg/Nm³) (µg/Nm³) (µg/Nm³) (µg/Nm³)

Latitude Longitude
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Area Perkantoran
-7,624555556 111,520305556 24 Jam <23,0 3714,3 22,1 0,018 - - -
Jl. Pahlawan No. 37
Area Transportasi
-7,626500000 111,501500000 24 Jam <23,0 4178,6 38,5 0,025 - - -
(Depan yonif 501)
Area Perumahan Bumi
-7,630944444 111,539805556 24 Jam <23,0 4071,4 42,4 0,016 - - -
Antariksa
Area TPA -7,614611111 111,503805556 24 Jam <23,0 3178,6 31,5 0,021 - - -
Area Industri
-7,606083333 111,531111111 24 Jam <23,0 4178,6 44,6 0,017 - - -
(Depan PG Rejoagung)

Lampiran I - 73
Tabel-37. Kualitas Udara Ambien (Lanjutan)
Titik Koordinat Khlorine
Total
dan
Pb Dustfall Fluorides Fluor Index
Lokasi TSP (µg/Nm³) Khlorine
Latitude Longitude (µg/Nm³) (µg/Nm³) Sebagai F (µg/Nm³)
Dioksida
(µg/Nm³)
(µg/Nm³)
(1) (2) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Area Perkantoran
-7,624555556 111,520305556 0,018 <0,00005 - - - -
Jl. Pahlawan No. 37
Area Transportasi
-7,626500000 111,501500000 0,018 <0,00005 - - - -
(Depan yonif 501)
Area Perumahan Bumi
-7,630944444 111,539805556 0,012 <0,00005 - - - -
Antariksa
Area TPA -7,614611111 111,503805556 0,0018 <0,00005 - - - -
Area Industri
-7,606083333 111,531111111 0,0018 <0,00005 - - - -
(Depan PG Rejoagung)
Keterangan : Tanda (-) : Tidak dilakukan pengujian/pengukuran terhadap parameter tersebut.
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Diisi dengan nama lokasi pemantauan
(2) Diisi dengan titik koordinat pemantauan
(3) Diisi dengan angka lama pengukuran (1 jam, 24 jam, 1 tahun) disesuaikan daerah
(5) - (18) Diisi dalam angka dari masing-masing parameter sesuai denganaturan yang telah ditentukan

Lampiran I - 74
Tabel-37A. Indeks Kualitas Udara Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Indeks Kualitas Udara
No. Kabupaten/Kota
2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Kota Madiun 87,94 83,78
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-37B. Kualitas Udara Ambien Metode Passive Sampler


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Lokasi Pemantauan SO2 (µg/Nm3) NO2 (µg/Nm3)
(1) (2) (3) (4)
1. Jl. Mendut 13 10
2. Jl. Pahlawan 25 8
3. Jl. Gajah Mada 66 12 8
4. Jl. Urip Sumoharjo 19 10
5. Jl. Yos Sudarso <23 21,6
6. Jl. Urip Sumoharjo <23 15
7. Jl. Pahlawan <23 13,6
8. Jl. Mendut <23 12,8
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-37C. Hasil Uji Emisi Cerobong Industri


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Nama Titik
Jenis dan Nama Tanggal SO2 NO2 Total Partikel Opasitas
No. Pengambilan
Industri Sampling (mg/m3) (mg/m3) (mg/m3) (%)
Sampel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 PG Rejo Agung Jl. Yos Sudarso 09-Jul-21 7,1 101,7 82,4 <20%

2 PG Rejo Agung Jl. Yos Sudarso 09-Jul-21 7,82 100,2 206,5 <20%
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-37D. Hasil Estimasi Emisi Kota Madiun


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Emisi (Ton/Tahun)
No. Kategori
CO2 CH4 N2O
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Penggunaan Energi 396376,70 40,68 7,02
2 Proses dan Penggunaan Produk 1,90 0,00 0,00

Lampiran I - 75
Emisi (Ton/Tahun)
No. Kategori
CO2 CH4 N2O
Industri (IPPU)
3 Pertanian, Kehutanan dan 42334,22 181,71 17,41
Penggunaan Lahan (AFOLU)
4 Pengelolaan Limbah 0,00 3681,55 24,40
Total 438712,82 4903,95 48,83
Keterangan :
Sumber : Inventarisasi Emisi GRK Kota Madiun 2021, Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas
(4) Cukup jelas
(5) Cukup jelas

Tabel-37E. Hasil Estimasi Emisi Kategori Penggunaan Energi di Kota


Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Emisi (Ton/Tahun)
No. Kategori
CO2 CH4 N2O
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Transportasi
a. Jalan Raya 136547,77 39,20 6,91
b. Kereta Api 1198,80 0,06 0,06
2 Industri 2885,06 0,11 0,02
3 Domestik 16485,23 1,31 0,03
4 Perdagangan 0,00 0,00 0,00
5 Konsumsi Listrik 239259,84 0,00 0,00
Total 396376,70 40,68 7,02
Keterangan :
Sumber : Inventarisasi Emisi GRK Kota Madiun 2021, Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas
(4) Cukup jelas
(5) Cukup jelas

Tabel-37F. Estimasi Emisi Penggunaan Pelumas Industri Kota Madiun


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Segmen Emisi (Ton CO2/Tahun)
(1) (2) (3)
1 Automotif Grease 0,00
2 Non Engine Oil 0,00
3 Non Lubricants 0,00
4 PCDO High Tier 0,00

Lampiran I - 76
No. Segmen Emisi (Ton CO2/Tahun)
5 PCDO Non High Tier 0,00
6 PCMO High Tier 0,00
7 PCMO Non High Tier 0,00
8 SEO High Tier 0,00
9 SEO Non High Tier 0,00
10 HDDO 0,00
11 Hydraulic & Transmission Oils 0,00
12 Industrial Gear Lubricants 0,00
13 Percetakan dan Repro 0,00
14 Karet, Barang Krt & Pls 0,00
15 Furniture 0,00
16 Oli Kereta Api 1,86
17 Lainnya 0,04
Total 1,90
Keterangan :
Sumber : Inventarisasi Emisi GRK Kota Madiun 2021, Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas

Tabel-37G. Estimasi Emisi Kategori Pertanian, kehutanan dan Penggunaan Lahan


(AFOLU) Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Emisi (Ton/Tahun)
No. Sub Kegiatan
CO2 CH4 N2O
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Peternakan
a. Fermentasi Enterik 0,00 29,60 0,00
b. Pengolahan Kotoran 0,00 1,51 1,95
2 Pertanian
a. Pembakaran Biomass 0,00 0,00 0,00
b. Aplikasi Kapur 0,00 0,00 0,00
c. Aplikasi Urea 598,68 0,00 0,00
d. Pengolahan Tanah 0,00 0,00 15,47
e. Pengolahan Sawah 0,00 150,60 0,00
3 Penggunaan Lahan 41735,54 0,00 0,00
Total 42334,22 181,71 17,42
Keterangan :
Sumber : Inventarisasi Emisi GRK Kota Madiun 2021, Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas
(4) Cukup jelas
(5) Cukup jelas

Lampiran I - 77
Tabel-38. Penggunaan Bahan Bakar Industri dan Rumah Tangga
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Minyak Minyak Minyak Kayu


No. Penggunaan Gas Batubara LPG Briket Biomassa Bensin Solar
Bakar Diesel Tanah Bakar
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
A Industri:
1 Industri Kecil - - - - - - - - - - -
2 Industri Sedang - - - - - - - - - - -
3 Industri Besar - - - - - - - - - - -
B Rumah Tangga - - - - - 6.936,16 - - - - -
Keterangan : Konsumsi bahan bakar minyak diesel dan bensin untuk industri dalam satuan Liter dan konsumsi LPG rumah tangga
dalam satuan Metric Ton (MT), sedangkan rumah tangga hanya menggunakan LPG, bensin dan solar
Sumber : PT. Pertamina (Persero) TBBM Madiun

Lampiran I - 78
Tabel-38A. Jumlah Penyaluran Agen LPG di Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
NO BULAN TOTAL (TABUNG) TOTAL (KG)
1 Januari 178.920 536.760
2 Februari 169.920 509.760
3 Maret 188.000 564.000
4 April 186.320 558.960
5 Mei 185.720 557.160
6 Juni 194.160 582.480
7 Juli 203.280 609.840
8 Agustus 195.440 586.320
9 September 201.040 603.120
10 Oktober 204.960 614.880
11 Nopember 198.240 594.720
12 Desember 202.720 608.160
TOTAL 2.308.720 6.926.160
Keterangan : -
Sumber : PT. Patra Trading Madiun

Tabel-38B. Jumlah Stasiun Pompa Bensin (SPBU) dan Rata-rata


Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM)
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Penjualan Per Bulan (Kilo Liter)


No. Lokasi SPBU
Premium Pertamax Solar Biosolar
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Jl. Urip Sumoharjo
0 45 0 71
(54.631.02)
2 Jl. Soekarno Hatta
0 50 0 87
(54.631.03)
3 Jl. Yos Sudarso (54.631.04) 0 38 0 43
4 Jl. Mayjend Panjaitan
0 54 0 42
(54.631.05)
5 Jl. Ring Road (54.631.07) 17 65 0 183
6 Jl. Diponegoro (54.631.11) 0 49 0 45
7 Jl. Sari Mulyo (54.631.16) 0 82 0 0
8 Jl. Basuki Rahmad
0 35 0 147
(54.631.17)
9 Jl. Mayjend Sungkono
0 95 0 173
(54.631.24)
Keterangan : -
Sumber : PT. Pertamina (Persero) TBBM Madiun

Lampiran I - 79
Tabel 39. Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jenis Bahan Bakar yang di gunakan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jenis Kendaraan Jumlah (Unit)
No
Bermotor Jumlah Bensin Solar Gas
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Sepeda Motor 100.015 100.015 0 0
2 Mobil Penumpang 16.588 14.437 2.151 0
3 Mobil Bus 173 2 171 0
4 Mobil Barang 4.011 1.853 2.158 0
5 Kendaraan Khusus 0 0 0 0
Keterangan : Angka (0) artinya di Kota Madiun tidak ada kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar gas
Sumber : UPT Badan Pendapatan Daerah Madiun
Penjelasan
(1) dan (2) Cukup Jelas
(3) diisi dengan jumlah unit kendaraan
(4) – (6) Diisi dengan jumlah kendaraan bermotor yang ada di wilayah
administrasi daerah yang bersangkutan dengan satuan unit sesuai dengan
bahan bakar yang digunakan

Lampiran I - 80
Tabel 39A. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

Sedan Jeep Station Bus


No Kecamatan
Pribadi Dinas Umum Pribadi Dinas Pribadi Dinas Umum Pribadi Dinas Umum
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Manguharjo 368 3 1 287 - 3.516 36 3 18 7 1
2 Taman 754 1 25 527 2 7.007 45 29 25 5 105
3 Kartoharjo 520 2 - 313 10 4.140 103 3 12 19 1
Jumlah 1.642 6 26 1.127 12 14.663 184 35 55 31 107

Tabel 39A. Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan (Lanjutan)


Truk Sepeda Motor Jumlah
No Kecamatan
Pribadi Dinas Umum Pribadi Dinas Pribadi Dinas Umum
(1) (2) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
1 Manguharjo 1.077 6 131 27.394 94 32.660 146 136
2 Taman 1.814 16 214 44.256 223 54.383 292 373
3 Kartoharjo 750 121 49 30.299 1.044 36.034 1.299 53
Jumlah 3.641 143 394 101.949 1.361 123.077 1.737 562
Keterangan : -
Sumber : UPT Badan Pendapatan Daerah Madiun

Lampiran I - 81
Tabel 39B. Jumlah Kendaraan Bermotor Tahun 2020-2021
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Tahun
No Jenis Kendaraan
2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Sedan 1.695 1.648
2 Jeep 1.033 1.139
3 Station 12.703 14.882
4 Bus Dinas 87 86
5 Truk 3.708 4.178
6 Sepeda Motor 99.998 103.310
Jumlah 119.224 125.243
Keterangan : -
Sumber : UPT Badan Pendapatan Daerah Madiun

Tabel 39C. Jumlah Kedatangan dan Keberangkatan Bus di Terminal


Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
AKAP AKDP
No Bulan
Kedatangan Keberangkatan Kedatangan Keberangkatan
(Unit) (Unit) (Unit) (Unit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Januari - Maret 32.784 32.784 8.255 8.255
2 April - Juni 29.319 29.319 7.937 7.937
3 Juli - September 25.241 25.241 6.860 6.860
4 Oktober - Desember 29.951 29.951 9.492 9.492
Jumlah (2021) 117.295 117.295 32.544 32.544
Jumlah (2020) 121.019 121.019 32.383 32.383
Keterangan :
AKAP = Angkutan Antarkota Antarprovinsi
AKDP = Angkutan Antarkota Dalam Provinsi
Sumber : Satpel Terminal Purboyo Madiun

Tabel 40. Perubahan Penambahan Ruas Jalan


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Panjang Jalan dua tahun terakhir (km)
No Kelas Jalan
Tahun 2020 Tahun 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Jalan Bebas Hambatan - -
2 Jalan Raya - -
3 Jalan Sedang 433.095 433.095
4 Jalan Kecil - -

Lampiran I - 82
Panjang Jalan dua tahun terakhir (km)
No Kelas Jalan
Tahun 2020 Tahun 2021
5 Jalan Nasional 16.540 16.540
6 Jalan Provinsi - -
Keterangan : - (tidak ada data)
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Ket : Sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan pasal 31 ayat 3
menyatakan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan atas
jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang dan jalan kecil
Penjelasan Tabel :
(1) dan (2) Cukup Jelas
(3) - (4) Diisi dengan panjang jalan dua tahun terakhir dalam bentuk kilometer

Tabel 40A. Panjang Jalan (km) Menurut Pemerintahan yang Berwenang


dari Tahun 2017-2021
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

No. Kondisi Jalan 2017 2018 2019 2020 2021


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Baik 400.702 409.320 405.540 407.620 407.620
2 Sedang 26.189 20.855 26.250 21.795 21.795
3 Rusak Ringan 4.544 1.470 - 2.145 2.145
4 Rusak Berat 1.365 1.450 1.305 1.925 1.925
Jumlah 432.800 433.095 433.095 433.485 433.485

Tabel-41. Dokumen Izin Lingkungan


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jenis Komisi
No. Tahun Kegiatan Pemrakarsa Dokumen
Dokumen Penilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 2021 UKL-UPL Rumah Kost DLH Kota Purwandari UKL-UPL
Wanda Madiun dan
OPD Terkait
2 2021 UKL-UPL CV. Surya DLH Kota Ruddy Muljono UKL-UPL
Mustika Motor Madiun dan Setyokusumo
OPD Terkait
3 2021 UKL-UPL DPUPR DLH Kota Ir. Suwarno,M.Si UKL-UPL
Madiun dan
OPD Terkait
4 2021 UKL-UPL Maju Putra Ban DLH Kota Anton Suharto UKL-UPL
Madiun dan
OPD Terkait
5 2021 UKL-UPL Maju Ban DLH Kota Anton Suharto UKL-UPL
Madiun dan
OPD Terkait

Lampiran I - 83
Jenis Komisi
No. Tahun Kegiatan Pemrakarsa Dokumen
Dokumen Penilai
6 2021 UKL-UPL Surya Indah DLH Kota Moh. Anshori UKL-UPL
Madiun dan
OPD Terkait
7 2021 UKL-UPL PT. Citra DLH Kota Ridho Nur Wijaya UKL-UPL
Amanah Madiun dan
Property OPD Terkait
8 2021 UKL-UPL Sekolah Mitra DLH Kota Wihady, S.E UKL-UPL
Harapan 3 Madiun dan
Bahasa OPD Terkait
9 2021 UKL-UPL CV. Satria DLH Kota Arudji Agustinus UKL-UPL
Madiun dan D, ST
OPD Terkait
10 2021 UKL-UPL PT. Astra DLH Kota Indra Nugraha UKL-UPL
Outoparts. Tbk Madiun dan Wisuda
OPD Terkait
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, dst
(2) Diisi dengan tahun dokumen izin lingkungan diterbitkan
(3) Diisi dengan jenis dokumen izin lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan
Pengelolaan Lingkungan (SPPL)
(4) Diisi dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan
(5) Diisi dengan komisi penilai saat dokumen izin lingkungan diterbitkan
(6) Diisi dengan nama pemrakarsa
(7) Diisi dengan nama dokumen
Tabel ini merupakan hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012

Definisi AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

Definisi UKL/UPL adalah pengelolaan dan pemantauan usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

Tabel-41A. Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPL)


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Bidang Usaha Jumlah
(1) (2) (3)
1. Sekolah Non Formal 30
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 84
Tabel-42. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Nama Jenis
No Tahun Lokasi Jenis Izin Nomor SK Dokumen
Perusahaan Kegiatan/Usaha
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 2021 CV. SELEKTA PRIMA JL. GAJAHMADA Laboratorium Klinik Izin Tempat Penyimpanan 503.44 / 0001 / NIB
NO. 112 Umum dan Khusus Sementara Limbah Bahan 401.106 / 2021
Berbahaya Dan Beracun
( TPS Limbah B3 )
2 2021 RUMAH SAKIT PARU JL. YOS SUDARSO Rumah Sakit Izin Tempat Penyimpanan 503.44 / 0002 / NIB
MANGUHARJO NO. 108-112 Sementara Limbah Bahan 401.106 / 2021
MADIUN Berbahaya Dan Beracun
( TPS Limbah B3 )

3 2021 PT SRI TANAYA Jl.Pahlawan No. 47 Perdagangan Besar Izin Tempat Penyimpanan 503.44 / 0003 / NIB
MEGATAMA Berbagai macam Sementara Limbah Bahan 401.106 / 2021
barang mencakup Berbahaya Dan Beracun
keseluruhan ( TPS Limbah B3 )

4 2021 PT. NUR SEJAHTERA JL.JAWA NO.31-33 REPARASI PRODUK Izin Tempat Penyimpanan 503.44 / 0004 / NIB
ABADI LOGAM PABRIKASI Sementara Limbah Bahan 401.106 / 2021
LAINNYA Berbahaya Dan Beracun
( TPS Limbah B3 )

5 2021 PT NUR SEJAHTERA JL JAWA NO 31-33 REPARASI PRODUK Izin Tempat Penyimpanan 503.44 / 0005 / NIB
ABADI KARTOHARJO LOGAM PABRIKASI Sementara Limbah Bahan 401.106 / 2021
KOTA MADIUN LAINNYA Berbahaya Dan Beracun
( TPS Limbah B3 )

Lampiran I - 85
Nama Jenis
No Tahun Lokasi Jenis Izin Nomor SK Dokumen
Perusahaan Kegiatan/Usaha
6 2021 PT SURYA ANUGRAH JALAN BASUKI PERDAGANGAN Izin Tempat Penyimpanan 503.44 / 0006 / NIB
GEMPITA RAHMAD NO 3 BESAR SUKU Sementara Limbah Bahan 401.106 / 2021
CADANG DAN Berbahaya Dan Beracun
AKSESORI MOBIL ( TPS Limbah B3 )

Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel :
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan tahun perusahaan mendapatkan izin mengelola limbah B3
(3) Diisi nama perusahaan yang mendapat yang mendapat izin mengelola limbah B3
(4) Diisi dengan jenis kegiatan/usaha sesuai dengan lampiran
(5) Diisi dengan jenis izin : penyimpanan, pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan,
atau pengangkutan
(6) Diisi dengan nomor SK yang berlaku pada tahun penyusunan laporan
(7) Diisi dengan nama dokumen

Tabel-42A. Perusahaan yang Mendapat Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
No. Nama Perusahaan Jenis Kegiatan/Usaha Nomor Rekomendasi
(1) (2) (3) (4)

1. PT. MITRA PRAMITA SELARAS LABORATORIUM PRAMITA MADIUN 503.29 / 0001 / 401.106 / 2021
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 86
Tabel-42 B. Rekomendasi untuk Ijin Penyimpanan Sementara Limbah B3
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jenis
No. Tahun Nama Perusahaan Lokasi Jenis Izin Nomor SK Dokumen
Kegiatan/Usaha
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. 2021 CV. GLOBAL SUKSES Jl. Perintis Klinik Kecantikan Izin 660/179/401.114/2021 UKL-UPL
SEJAHTERA - LARISSA Kemerdekaan No. Penyimpanan Tanggal 08 Februari
AESTHETIC CENTER MADIUN 12 Kota Madiun Limbah B3 2021
2. 2021 PT. JOLO SEJAHTERA Jl. Cokroaminoto Dealer dan Bengkel Izin 660/265/401.114/2021 UKL-UPL
No. 96 Kota Mobil Daihatsu Penyimpanan Tanggal 24 Februari
Madiun Limbah B3 2021
3. 2021 SLEKO OLIE Jl. Trunojoyo No. Jasa Bengkel Izin 660/326/401.114/2021 UKL-UPL
14 Kota Madiun Kendaraan dan Penyimpanan Tanggal 10 Maret 2021
Perdagangan Eceran Limbah B3
4. 2021 PT. Cakra Usaha Nusantara Jl. A. Yani N0.57 Reparasi sepeda motor Izin 660/375/401.114/2021 UKL-UPL
Kota Madiun dan penjualan suku Penyimpanan Tanggal 24 Maret 2021
cadang Limbah B3
5. 2021 PT. Nur Sejahtera Abadi Jl. Hayamwuruk Reparasi Produk Logam Izin 660/451/401.114/2021 UKL-UPL
No. 300 Kota Pabrikasi Lainnya Penyimpanan Tanggal 6 April 2021
Madiun Limbah B3
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel :
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan tahun perusahaan mendapatkan izin mengelola limbah B3
(3) Diisi nama perusahaan yang mendapat yang mendapat izin mengelola limbah B3
(4) Diisi dengan jenis kegiatan/usaha sesuai dengan lampiran
(5) Diisi dengan jenis izin: penyimpanan, pengumpulan, pengolahan, pemanfaatan, atau pengangkutan
(6) Diisi dengan nomor SK yang berlaku pada tahun penyusunan laporan
(7) Diisi dengan nama dokumen

Lampiran I - 87
Tabel-42C. Laporan Pengelolaan Limbah Medis, Limbah COVID-19 dan Limbah Vaksinasi COVID-19 di Fasyankes
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
JANUARI FEBRUARI
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 RSIA AL HASANAH KOTA MADIUN PT ARAH 220,05 - - - - 224,1 - - - -
2 RSUD KOTA MADIUN KOTA MADIUN PT PRIA 4508 2386 2019,3 381 - 4079 2657 3407,9 643.0 -
3 RSI SITI AISYAH MADIUN KOTA MADIUN PT ARAH 1862 2083.65 0.318 60 30 2645,55 1862,55 2703 510 255
PT TRIATA MULIA
4 RS SANTA CLARA MADIUN KOTA MADIUN 489 101 439 77 21
INDONESIA
RUMAH SAKIT PARU
5 KOTA MADIUN PT PRIA 301 - - - - 248 1218 - - -
MANGUHARJO
RUMAH SAKIT TK IV PT PUTRA RESTU
6 KOTA MADIUN 391.5 699.0 1.5 120 - 300.5 631.0 2.5 127 -
MADIUN IBU ABADI
RSUD dr. SOEDONO PT TENANG JAYA
7 KOTA MADIUN 8.638 10 34927 659 - 7.148 9.997 79.553 1,501 -
MADIUN SEJAHTERA
PT TRIATA MULIA
8 RS GRIYA HUSADA MADIUN KOTA MADIUN 472.0 - 3 128 - 501.0 - 7 197 -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
9 PUSKESMAS MANGUHARJO KOTA MADIUN 93 107 - - - 34 107.5 8 14 -
INDONESIA

10 PUSKESMAS TAWANGREJO KOTA MADIUN PT PRIA 112 127 0.5 97 - 0 0 0,9 171 -

PT TRIATA MULIA
11 PUSKESMAS NGEGONG KOTA MADIUN 47 95 0,69 137 68,5 80 46 1,78 338 169
INDONESIA

PT TRIATA MULIA
12 PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN 31,5 89 - 80 - 99 123 - 241 -
INDONESIA

Lampiran I - 88
JANUARI FEBRUARI
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
PT TRIATA MULIA
13 PUSKESMAS BANJAREJO KOTA MADIUN 191 351 - - - 80 115 - - -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
14 PUSKESMAS SUKOSARI KOTA MADIUN 67 237 3 150 - 45 80 3 319 -
INDONESIA
DINAS KESEHATAN,
PT TRIATA MULIA
15 PENGENDALIAN PENDUDUK KOTA MADIUN - 100 - - - - 527 - - -
INDONESIA
DAN KELUARGA BERENCANA

Tabel-42C. (Lanjutan 1)
MARET APRIL
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 RSIA AL HASANAH KOTA MADIUN PT ARAH 272,11 - - - - 252,5 - - - -
2 RSUD KOTA MADIUN KOTA MADIUN PT PRIA 5045 1869 1569,7 201 - 4391 2582 556 74 -
3 RSI SITI AISYAH MADIUN KOTA MADIUN PT ARAH 2072,55 3177,95 10665 135 675 1765,45 3048,5 0,5372 68 340
PT TRIATA MULIA
4 RS SANTA CLARA MADIUN KOTA MADIUN 510 60 3 1550 744 10 1,5 849
INDONESIA
RUMAH SAKIT PARU
5 KOTA MADIUN PT PRIA 1208 975 - 89 - 190 588 - 71 -
MANGUHARJO
RUMAH SAKIT TK IV PT PUTRA RESTU
6 KOTA MADIUN 386.0 400.0 15 203 - 313.0 116.0 7 97 -
MADIUN IBU ABADI
RSUD dr. SOEDONO PT TENANG JAYA
7 KOTA MADIUN 7.522 9.263 2 283 9 9 1 90 -
MADIUN SEJAHTERA
PT TRIATA MULIA
8 RS GRIYA HUSADA MADIUN KOTA MADIUN 639.0 - 8 115 - 587.0 - 6 62 -
INDONESIA

Lampiran I - 89
MARET APRIL
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
PT TRIATA MULIA
9 PUSKESMAS MANGUHARJO KOTA MADIUN 72 30 2.4 137 - 88 33 1.2 31 -
INDONESIA

10 PUSKESMAS TAWANGREJO KOTA MADIUN PT PRIA 110,5 126,5 0,5 106 - 0 0 0,2 38 -

PT TRIATA MULIA
11 PUSKESMAS NGEGONG KOTA MADIUN 23 53 1,5 193 96,5 25 68 0,7 75 37,5
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
12 PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN 57 73 9 100 - 67 17 10 37 -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
13 PUSKESMAS BANJAREJO KOTA MADIUN 119,5 79,5 - - - 80 70 - - -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
14 PUSKESMAS SUKOSARI KOTA MADIUN 81 201 3 119 - 116 81 4 38 -
INDONESIA
DINAS KESEHATAN,
PT TRIATA MULIA
15 PENGENDALIAN PENDUDUK KOTA MADIUN - 987 - - - - 1000 - - -
INDONESIA
DAN KELUARGA BERENCANA

Tabel-42C. (Lanjutan 2)
MEI JUNI
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 RSIA AL HASANAH KOTA MADIUN PT ARAH 214,4 - - - - 310 - - - -
2 RSUD KOTA MADIUN KOTA MADIUN PT PRIA 4158 2488 1120,2 124 - 4410 2898 751,8 212 -
3 RSI SITI AISYAH MADIUN KOTA MADIUN PT ARAH 1942 3051 6,7 104 520 1877,25 3237,95 0,4424 56 280
PT TRIATA MULIA
4 RS SANTA CLARA MADIUN KOTA MADIUN 617 8 4 1841 560 77 6 2951
INDONESIA
RUMAH SAKIT PARU
5 KOTA MADIUN PT PRIA 218 807 - 93 - 187 692 - 88 -
MANGUHARJO

Lampiran I - 90
MEI JUNI
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

RUMAH SAKIT TK IV PT PUTRA RESTU


6 KOTA MADIUN 215.0 114.0 10 121 - 235.0 165.0 34 578 -
MADIUN IBU ABADI
RSUD dr. SOEDONO PT TENANG JAYA
7 KOTA MADIUN 10 10 1 106 - 10.517 10.089 1 157
MADIUN SEJAHTERA
PT TRIATA MULIA
8 RS GRIYA HUSADA MADIUN KOTA MADIUN 544.0 - 6.5 94 - 495.0 - 5.5 122 -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
9 PUSKESMAS MANGUHARJO KOTA MADIUN 41 24 2.0 36 - 71 28 3.5 203 -
INDONESIA

10 PUSKESMAS TAWANGREJO KOTA MADIUN PT PRIA 99 191,5 0,6 125 - 0 0 0,7 132 -

PT TRIATA MULIA
11 PUSKESMAS NGEGONG KOTA MADIUN 58 58 1,15 12 0 29 195 2,39 221 0
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
12 PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN 56 57 12 97 - 58 33 15 - -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
13 PUSKESMAS BANJAREJO KOTA MADIUN 65 54 - - - 84,5 100 - - -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
14 PUSKESMAS SUKOSARI KOTA MADIUN 29 25 4 37 - 35 49 - - -
INDONESIA
DINAS KESEHATAN,
PT TRIATA MULIA
15 PENGENDALIAN PENDUDUK KOTA MADIUN - 1331 - - - - 1120 - - -
INDONESIA
DAN KELUARGA BERENCANA

Tabel-42C. (Lanjutan 3)
JULI AGUSTUS
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 35 36 37 338 39 40 41 42 43 44
1 RSIA AL HASANAH KOTA MADIUN PT ARAH 107,65 - - - - 495,98 - - - -

Lampiran I - 91
JULI AGUSTUS
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 35 36 37 338 39 40 41 42 43 44
2 RSUD KOTA MADIUN KOTA MADIUN PT PRIA 4312 5860 0,643 213 - 3020 6256 727 200 -
3 RSI SITI AISYAH MADIUN KOTA MADIUN PT ARAH 2160,05 4688,3 0,8236 71 355 1948,2 3590,05 1,0904 94 470
PT TRIATA MULIA
4 RS SANTA CLARA MADIUN KOTA MADIUN 666 587 8,5 2607 348 391 12 187
INDONESIA
RUMAH SAKIT PARU
5 KOTA MADIUN PT PRIA 231 961 2.5 69 - 159 840 4 114 -
MANGUHARJO
RUMAH SAKIT TK IV PT PUTRA RESTU
6 KOTA MADIUN 220 264 48 757 - 267 264 34 464 -
MADIUN IBU ABADI
RSUD dr. SOEDONO PT TENANG JAYA
7 KOTA MADIUN 11914 14416 0,9144 157 10390 15634 2,2124 205
MADIUN SEJAHTERA
PT TRIATA MULIA
8 RS GRIYA HUSADA MADIUN KOTA MADIUN 410 155 8 115 511 724 7 104
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
9 PUSKESMAS MANGUHARJO KOTA MADIUN 203 80 0,046 209 80 97 0,0125 337
INDONESIA

10 PUSKESMAS TAWANGREJO KOTA MADIUN PT PRIA 111 162 0,2 43 75 153,5 1,4 279

PT TRIATA MULIA
11 PUSKESMAS NGEGONG KOTA MADIUN 428 39 1,6 202 0 10 223 3,9 305 0
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
12 PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN 182 243 24 - - 73 148 9 - -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
13 PUSKESMAS BANJAREJO KOTA MADIUN 182 228 1,85 231 - 252 295 3,95 380 -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
14 PUSKESMAS SUKOSARI KOTA MADIUN 257 111 0,76 152 - 53 432 1,36 272 -
INDONESIA
DINAS KESEHATAN,
PT TRIATA MULIA
15 PENGENDALIAN PENDUDUK KOTA MADIUN - 2053 - - - - 2975 - - -
INDONESIA
DAN KELUARGA BERENCANA

Lampiran I - 92
Tabel-42C. (Lanjutan 4)
SEPTEMBER OKTOBER
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
1 RSIA AL HASANAH KOTA MADIUN PT ARAH 181,65 - - - - 266,6 - 57,75 - -
2 RSUD KOTA MADIUN KOTA MADIUN PT PRIA 3890 2166 1.078 170 - 4317 433 2,289 639 -
3 RSI SITI AISYAH MADIUN KOTA MADIUN PT ARAH 1783,55 1652,04 1,3108 113 565 2214,9 406,13 0,318 60 30
PT TRIATA MULIA
4 RS SANTA CLARA MADIUN KOTA MADIUN 435 73 6 193 399 5 5
INDONESIA
RUMAH SAKIT PARU
5 KOTA MADIUN PT PRIA 141 425 4 160 1285 0 4 265
MANGUHARJO
RUMAH SAKIT TK IV PT PUTRA RESTU
6 KOTA MADIUN 212 7 21 500 116 23 1315
MADIUN IBU ABADI
RSUD dr. SOEDONO PT TENANG JAYA
7 KOTA MADIUN 8138 9063 2,6736 289 8415 3321
MADIUN SEJAHTERA
PT TRIATA MULIA
8 RS GRIYA HUSADA MADIUN KOTA MADIUN 553 261 8 135 532 79 9 144
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
9 PUSKESMAS MANGUHARJO KOTA MADIUN 39 41 0,026 251 71 10 0,026 119
INDONESIA

10 PUSKESMAS TAWANGREJO KOTA MADIUN PT PRIA 2,6 512 2,3 470

PT TRIATA MULIA
11 PUSKESMAS NGEGONG KOTA MADIUN 37 111 4,9 552 56 72 6 989
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
12 PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN 51 45 13 - - 50 6 29 - -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
13 PUSKESMAS BANJAREJO KOTA MADIUN 132 20 9,61 572 - 101,5 23,5 8,47 503 -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
14 PUSKESMAS SUKOSARI KOTA MADIUN 59 226 3,25 649 - 91 77 5,24 1048 -
INDONESIA
DINAS KESEHATAN,
PT TRIATA MULIA
15 PENGENDALIAN PENDUDUK KOTA MADIUN - 1905 - - - - 678 - - -
INDONESIA
DAN KELUARGA BERENCANA

Lampiran I - 93
Tabel-42C. (Lanjutan 5)
NOVEMBER DESEMBER
VAKSIN VAKSIN
NO FASYANKES/RS KAB/KOTA Nama Rekanan LIMBAH COVID LIMBAH COVID
MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume MEDIS (Kg) (Kg) TOTAL VIAL Volume
(Kg) (biji) Vial (Kg) (biji) Vial
1 2 3 4 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 RSIA AL HASANAH KOTA MADIUN PT ARAH 157,75 - 12,05 - - 191,85 - 4,25 - -
2 RSUD KOTA MADIUN KOTA MADIUN PT PRIA 4474 122 3,758 705 - 4930 47 422,4 148 -
3 RSI SITI AISYAH MADIUN KOTA MADIUN PT ARAH 2664,75 61,9 2,703 510 255 2606,3 0 1,332 144 720
PT TRIATA MULIA
4 RS SANTA CLARA MADIUN KOTA MADIUN 464 2 528
INDONESIA
RUMAH SAKIT PARU
5 KOTA MADIUN PT PRIA 184 19 3 139 278 0 56
MANGUHARJO
RUMAH SAKIT TK IV PT PUTRA RESTU
6 KOTA MADIUN 101 29 851 238 11 455
MADIUN IBU ABADI
RSUD dr. SOEDONO PT TENANG JAYA
7 KOTA MADIUN 10411 966 11340 698
MADIUN SEJAHTERA
PT TRIATA MULIA
8 RS GRIYA HUSADA MADIUN KOTA MADIUN 642 15 467 655 8 127
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
9 PUSKESMAS MANGUHARJO KOTA MADIUN 142 13 0,013 654 71 4 0,011 372
INDONESIA

10 PUSKESMAS TAWANGREJO KOTA MADIUN PT PRIA 189 61 1,4 289 1,2 244

PT TRIATA MULIA
11 PUSKESMAS NGEGONG KOTA MADIUN 42 13 3,7 414 47 25 1,4 186
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
12 PUSKESMAS DEMANGAN KOTA MADIUN 58 0 6 - - 20 0 7 - -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
13 PUSKESMAS BANJAREJO KOTA MADIUN 83 23 1,764 147 - 162.1 1.9 1,862 276 -
INDONESIA
PT TRIATA MULIA
14 PUSKESMAS SUKOSARI KOTA MADIUN 51 7 2,64 527 - 45 7 0,85 169 -
INDONESIA
DINAS KESEHATAN,
PT TRIATA MULIA
15 PENGENDALIAN PENDUDUK KOTA MADIUN - 70 - - - - - - - -
INDONESIA
DAN KELUARGA BERENCANA
Keterangan : -
Sumber : Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Kota Madiun

Lampiran I - 94
Tabel-43. Pengawasan Izin Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan
Pengelolaan Lingkungan (SPPL))
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Nama Waktu
No Lokasi Tahun Perusahaan/ (tgl/bln/t Hasil Pengawasan
Pemrakarsa hn)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Jl.S Parman 2021 Sun City 14 Juni Perbaikan Perizinan di
2021 Sesuaikan yang Baru
2 Jl. Abdul 2021 Café Arten 29 April di Sesuaikan dengan
Rahman Saleh 2021 Dokumen yang Telah di
Ajukan
3 Jl. Diponegoro 2021 Surya Mustika 29 di Sesuaikan dengan
Motor September Dokumen yang telah di
2021 Ajukan
4 Jl. H.A Salim 2021 Sahabat 29 di Sesuaikan dengan
Mandiri September Dokumen yang Telah di
2021 Ajukan
5 Jl. Urip 2021 CV. Maju 14 Oktober di Sesuaikan dengan
Sumoharjo Sukses 2021 Dokumen yang Telah di
Perkasa Ajukan
6 Jl. Urip 2021 Maju Ban 14 Oktober di Sesuaikan dengan
Sumoharjo 2021 Dokumen yang Telah di
Ajukan

7 Jl. Kalimosodo 2021 CV. Cipta 25 Juni di Sesuaikan dengan


Karya Mandiri 2021 Dokumen yang Telah di
Ajukan

8 Jl. H. A Salim 2021 Café The 23 di Sesuaikan dengan


Garden Desember Dokumen yang Telah di
2021 Ajukan
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, dst
(2) Diisi dengan nama perusahaan/pemrakarsa izin lingkungan
(3) Diisi dengan tanggal/bulan/tahun pelaksanaan pengawasan
(4) Diisi dengan hasil pengawasan izin lingkungan

Tabel ini merupakan hasil penyesuaian dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012.
Izin lingkungan terdiri dari AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan.

Lampiran I - 95
Tabel-44. Kebencanaan
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jumlah Jumlah Korban Perkiraan
Kecam Jenis
No Lokasi Areal Kerugian
atan Bencana Mengungsi Meninggal
Terdampak (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan : Tanda (0) tidak ada korban baik mengungsi atau meninggal
dan tidak ada kerugian serta tidak terjadi banjir di wilayah Kecamatan
Manguharjo dan Taman
Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel :
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang meningkat.
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3,dst
(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi dengan lokasi bencana
(4) Jenis bencana a) Tanah longsor, b) Gempa bumi, c) Kekeringan, d) Kebakaran hutan,
dan e) Lahan
(5) Diisi dengan total area terkena bencana dalam satuan hektar
(6) Diisi dengan jumlah korban yang mengungsi dalam satuan orang
(7) Diisi dengan jumlah korban yang meninggal dalam satuan orang
(8) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat bencana alam dalam satuan rupiah

Lampiran I - 96
Tabel-44A. Bencana di Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jumlah Areal Jumlah Korban Perkiraan
No Kecamatan Lokasi Jenis Bencana
Terdampak (Ha) Mengungsi Meninggal Kerugian (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Kartoharjo (1) Jl. Tawang Sakti Kel. Tawangrejo, Banjir Luapan Tawang Sakti 1 ha
(2) Jl. Jenggolo Manik Kel. Kelun Jenggolo Manik 1 ha
2 Kartoharjo (1) Jl. Sumbawa Kel. Kartoharjo, (2) Jl. Pohon Tumbang
Pilang Mulya Kel. Pilangbango, (3) Jl.
Rimba Karya Kel. Klegen, (4) Jl. Sri
Sedan Kel. Kelun, (5) Jl. Slamet Riyadi
Kel. Kanigoro, (6) Jl. Tawang Soko
Kel.Tawangrejo, (7) Tawang Sakti Kel.
Tawangrejo, (8) Jl. Sari Mulya Kel.
Rejomulyo

3 Kartoharjo Jl. Ki Ageng Selo Kel. Kanigoro Rumah Roboh Rp11.000.000,00

4 Kartoharjo Jl. Sendang Barat Kel. Kartoharjo Atap Roboh

5 Manguharjo (1) Jl. Borobudur Kel. Madiun Lor Banjir Luapan 0,5 0 0 Rp0,00

6 Manguharjo (1) Jl. Urip Sumoharjo Kel. Manguharjo, Pohon Tumbang


(2) Jl. Ring Road Barat Kel. Winongo,
(3) Kali Bantaran Jl. Ahmad Yani Kel.
Pangongangan, (4) Jl. Hayam Wuruk
Kel. Manguharjo, (5) Jl. Ringroad Utara
Kel. Manguharjo, (6) Jl. Prajuritan Gg.
Tengah Kel. Madiun Lor, (7) Jl. Sido
Makmur Kel. Manguharjo
7 Manguharjo Jl. Kutilang Gg. Emprit Kel. Nambangan Rumah Roboh Rp25.000.000,00
Lor

Lampiran I - 97
Jumlah Areal Jumlah Korban Perkiraan
No Kecamatan Lokasi Jenis Bencana
Terdampak (Ha) Mengungsi Meninggal Kerugian (Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
8 Manguharjo Jl. Kutilang Gg. Emprit Kel. Nambangan Atap Roboh
Lor
9 Taman (1) Jl. Cempedak Kel. Taman, (2) Jl. Banjir Luapan Cempedak 2 ha
Argomanis 1B Kel. Manisrejo Agromanis 1 ha

10 Taman (1) Jl. Barito Kel. Pandean, (2) Jl. Pohon Tumbang
Soekarno Hatta Kel. Josenan, (3) Jl.
Serayu Timur Kel. Pandean, (4) Jl.
Soekarno Hatta Kel. Demangan, (5) Jl.
Jambu Gg. Bintang Kel. kejuron, (6) Jl.
Kapten Tendean Kel Demangan, (7)
Soekarno Hatta (Depan SD
Muhammadiyah

11 Taman Jl. Dr. Sutomo Kel. Kejuron Atap Roboh

Keterangan: Tanda (0) tidak ada korban baik mengungsi atau meninggal dan tidak ada kerugian serta tidak terjadi banjir di wilayah
Kecamatan Manguharjo dan Taman
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana
terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Diisi dengan nama kecamatan yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi dengan lokasi bencana
(4) Jenis bencana a) Tanah longsor, b) Gempa bumi, c) Kekeringan, d) Kebakaran hutan, dan e) Lahan
(5) Diisi dengan total area terkena bencana dalam satuan hektar
(6) Diisi dengan jumlah korban yang mengungsi dalam satuan orang
(7) Diisi dengan jumlah korban yang meninggal dalam satuan orang
(8) Diisi dengan perkiraan kerugian yang terjadi akibat bencana alam dalam satuan rupiah

Lampiran I - 98
Tabel-45. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan
Kepadatan Penduduk (Kabupaten/Kota/Kecamatan*)
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Luas Jumlah Pertumbuhan Kepadatan
No. Kecamatan
(km²) Penduduk Penduduk (%) Penduduk (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kartoharjo 10,73 55.458 -3,83 0,00967
2 Manguharjo 10,04 59.988 -4,61 -0,00167
3 Taman 12,46 86.006 -3,79 -0,00625
Keterangan : Jumlah penduduk dalam satuan jiwa atau orang dan Kepadatan
penduduk dalam satuan jiwa/km²
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Madiun
Penjelasan Isi Tabel:
(1) Nomor urut
(2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi dengan luas kabupaten/kota
(4) Diisi dengan jumlah penduduk
(5) Diisi dengan prosentase pertumbuhan penduduk
(6) Diisi dengan prosentase kepadatan penduduk

Tabel-45A. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jumlah Penduduk (jiwa)
No. Kecamatan
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
1 Manguharjo 27.106 28.352
2 Kartoharjo 29.307 30.681
3 Taman 42.067 43.939
Jumlah 98.480 102.972
Keterangan : -
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Madiun

Tabel-45B. Jumlah Penduduk dari Tahun 2017-2021


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jumlah Penduduk (jiwa)
No. Kecamatan
2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Kartoharjo 57.985 57.927 57.748 57.668 55.458
2 Manguharjo 62.879 62.801 63.017 62.884 59.988
3 Taman 88.945 89.069 89.350 89.398 86.006
Jumlah 209.809 209.797 210.115 209.950 201.452
Keterangan : -
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Madiun

Lampiran I - 99
Tabel-45C. Jumlah Kepala Keluarga dan Pemilik Kartu Keluarga
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jumlah Prosentase
Pemilik Kepemilikab
No. Kecamatan Jumlah KK
Kartu Kartu Keluarga
Keluarga (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kartoharjo 19.777 19.777 100
2 Manguharjo 22.307 22.307 100
3 Taman 30.188 30.188 100
Jumlah 72.272 72.272 100
Keterangan : -
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Madiun

Tabel 46. Jenis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Luas Volume
Propinsi/Kota Nama Jenis Kapasitas
No. Lokasi TPA Eksisting
/ Kab TPA TPA (M³)
(Ha) (M³)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Ringroad
Barat TPA Controlled
1. Manguharjo 6,40 768.000 537.600
Kelurahan Winongo Landfill
Winongo
Keterangan : Asumsi volume eksisting sekitar 70% dari kapasitas TPA
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Keterangan :
(1) Nomor Urut diisi dengan angka 1,2,3,dst
(2) Diisi dengan provinsi/kota/kabupaten tempat pembuangan akhir sampah
(3) Apabila propinsi maka TPA yang diisi adalah TPA kabupaten/kota
(4) Cukup jelas
(5) Cukup jelas
(6) Cukup jelas
(7) Cukup jelas

Lampiran I - 100
Tabel-47. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah per Hari
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Kabupaten/ Timbulan
Jumlah
No Kota/ Lokasi Sampah
Penduduk
Kecamatan (M³/hari)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Manguharjo TPS Merak (Jl. Merak) 59.988 99,98
TPS Mayjend Sungkono (Jl. Mayjend
Sungkono)
TPS Hayam Wuruk (Jl. Hayam Wuruk)
TPS Pandan (Jl. Pandan)
TPS Precet ( Jl. Makam Precet)
TPS Padjajaran (Jl. Padjajaran)
TPS Gambir Sawit (Jl. Gambir Sawit)
TPS Sekar Tedjo (Jl. Sekar Tedjo)
TPS Kalasan (Jl. Kalasan)
TPS Singosari (Jl. Kalasan)
TPS Singosari (Jl. Singosari)
TPS Penataran (Jl. Penataran)
TPS Borobudur (Jl. Borobudur)
2 Kartoharjo TPS Nusa Penida (Jl. Nusa Penida) 55.458 92,43
TPS Slamet Riyadi (Jl. Slamet Riyadi)
TPS Kresno (Jl. Kresno)
TPS Pudak (Jl. Pudak)
TPS Basuki Rachmad (Jl. Basuki
Rachmad)
TPS INKA (Jl. Sri Utomo)
TPS Tawangrejo (Jl. Tawangsari)
TPS Terminal Purboyo (Terminal)
TPS Pilangraya (Jl. Pilangraya)
TPS Kampir (Jl. Kampir)
TPS Kelun (Jl. Raya Kelun)
TPS Rejomulyo (Jl. Sari Mulya)
3 Taman TPS Jati Mas (Jl. Jati Mas) 86.006 143,343
TPS Demangan (Jl. Mangkuprajan)
TPS Kartika Manis (Jl. Kartika Manis)
TPS Pucang Sari (Jl. Pucang Sari)
TPS Sedoro (Jl. Sedoro)
TPS Lori (Jl. Lori)
TPS Salak (Jl. Salak)
TPS Pandean (Jl. Serayu)
TPS Margobawero (Jl. Margobawero)
TPS Kapten Saputro (Jl. Kapten
Saputro)
TPS Tilam Upih ( Jl. Tilam Upih)
TPS Kuncen (Jl. Sendang)

Lampiran I - 101
Keterangan : Jumlah Penduduk dalam satuan jiwa atau orang
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, ….
(2) Diisi dengan kabupaten/kota yang ada di provinsi penyusun laporan
(3) Diisi dengan lokasi timbunan sampah
(4) Diisi dengan jumlah penduduk yang ada di kabupaten/kota
(5) Diisi dengan perkiraan timbulan sampah dalam satuan kilogram per hari

Tabel-47A. Perubahan Timbulan Sampah per Hari


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Timbulan Sampah
No. Kecamatan (M³/hari)
2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Manguharjo 96,29 99,98
2 Kartoharjo 105,05 92,43
3 Taman 149,065 143,343
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 102
Tabel-48. Jumlah Bank Sampah
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jumlah
Nama Bank Wilayah Jumlah Jumlah Omset
No Lokasi Tahun SK Sampah Status
Sampah Pelayanan Penabung Karyawan (Rp)
(Kg/Bulan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Jl. Minak Kuncar
1 Winongo 2010 Matahari 660/1170/401.304/2010 1.500 Aktif 308 10 1.529.185
I/2 Winongo
RT. 16 RW. 04
2 Kanigoro 2017 Bersinar 188/488/401.114/2017 292,2 Aktif 39 6 345.400
Kanigoro
RT. 19 RW. 05
3 Kanigoro 2015 Krida Lestari 660/18/401.304/2015 197,9 Aktif 25 8 262.340
Kanigoro
Perum. Widodo
4 Pandean 2016 Mawar 660/154/401.304/2016 92,68 Aktif 20 6 190.050
Kencana Indah I
Perum Griya
5 Taman 2017 Wijayakusuma 660/851/401.114/2017 114,5 Aktif 16 3 149.520
Salak
Perum Griya
6 Banjarejo 2013 Griya Kencana 660/1086/401.304/2013 450 Aktif 64 9 398.000
Kencana
Perum Bumi
7 Winongo 2018 Melati 660/48/401.114/2018 45 Aktif 79 7 101.710
Winongo Indah I
Oro-Oro RT. 03 RW. 01
8 2016 Mandiri 660/660/401.304/2016 78 Aktif 62 6 300.000
Ombo Oro-Oro Ombo
RT. 01 RW. 01
9 Kanigoro 2018 Dahlia 660/01/401.114/2018 411,9 Aktif 60 8 573.300
Kanigoro
RT. 41 RW. 13
10 Kejuron 2016 Anyelir 660/82/401.304/2016 50 Aktif 13 3 200.000
Kejuron
Jl. Guna Jaya No.
11 Rejomulyo 2018 Guna Warga 660/51/401.114/2018 1.137 Aktif 7 1.000.000
27 RW. 08

Lampiran I - 103
Jumlah
Nama Bank Wilayah Jumlah Jumlah Omset
No Lokasi Tahun SK Sampah Status
Sampah Pelayanan Penabung Karyawan (Rp)
(Kg/Bulan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Nambangan
12 2015 Manggis II 660/135/401.304/2015 160 Aktif Jl. Walet RW.12 5 250.000
Kidul
Timbangan
13 Banjarejo 2019 660/41/401.114/2020 151 Aktif Jl. Timbangan 10 250.000
Berkah

14 Banjarejo 2018 Terate 660/09/401.114/2018 125 Aktif Jl. Terate Gg. I/ 2 11 235.000

Jl. Setinggil
15 Demangan 2018 An Nur Abadi 660/13/401.403.8/2017 325 Aktif 8 625.000
Demangan
Jl. Ki Ageng
16 Kanigoro 2020 Cahaya 658.11/24/401.114/2020 251 Aktif 5 154.000
Pengging No.4A
Keterangan : -

Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun


Keterangan Tabel:
(1) Cukup Jelas
(2) Diisi dengan lokasi bank sampah
(3) Diisi dengan tahun terbentuk bank sampah
(4) Diisi dengan nama bank sampah
(5) Diisi dengan dasar hukum pendirian Bank Sampah
(6) Diisi dengan jumlah sampah yang diterima setiap bulan
(7) Diisi dengan status Bank Sampah (Aktif atau tidak Aktif)
(8) Diisi dengan Wilayah pelayanan Bank Sampah
(9) Diisi dengan jumlah penabung Aktif
(10) Diisi dengan Jumlah karyawan yang bertugas
(11) Diisi dengan Omset dari Bank Sampah (dalam Rupiah)

Lampiran I - 104
Tabel-48A. Jumlah TPS 3 R
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Tahun Instansi yang
No Nama TPS 3 R Lokasi
Pendirian Membangun
(1) (2) (3) (4) (5)
DLH Kota
1 Mayjen Sungkono Jl. Mayjen Sungkono 2021
Madiun
DLH Kota
2 Sedoro Bakti Jl. Sedoro 2014
Madiun

DLH Kota
3 Kartika Manis Jl. Kartika Manis 2014
Madiun
Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-48B. Daftar TPS dan TPA di Kota Madiun


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No Nama TPA/TPS Kecamatan Lokasi
(1) (2) (3) (4)
1 TPA Winongo Manguharjo Jl. Ringroad
2 TPS Merak Manguharjo Jl. Merak
TPS Mayjend Sungkono
3 Manguharjo Jl. Mayjend Sungkono
(TPS3R)
4 TPS Hayam Wuruk Manguharjo Jl. Hayam Wuruk
5 TPS Pandan Manguharjo Jl. Pandan
6 TPS Precet Manguharjo Jl. Makam Precet
7 TPS Padjajaran Manguharjo Jl. Padjajaran
8 TPS Gambir Sawit Manguharjo Jl. Gambir Sawit
9 TPS Sekar Tedjo Manguharjo Jl. Sekar Tedjo
10 TPS Kalasan Manguharjo Jl. Kalasan
11 TPS Singosari Manguharjo Jl. Singosari
12 TPS Penataran Manguharjo Jl. Penataran
13 TPS Borobudur Manguharjo Jl. Borobudur
14 TPS Nusa Penida Kartoharjo Jl. Nusa Penida
15 TPS Slamet Riyadi Kartoharjo Jl. Slamet Riyadi
16 TPS Kresno Kartoharjo Jl. Kresno
17 TPS Pudak Kartoharjo Jl. Pudak
18 TPS Basuki Rachmad Kartoharjo Jl. Basuki Rachmad
19 TPS INKA Kartoharjo Jl. Sri Utomo
20 TPS Tawangrejo Kartoharjo Jl. Tawangsari

Lampiran I - 105
No Nama TPA/TPS Kecamatan Lokasi
(1) (2) (3) (4)
21 TPS Terminal Purboyo Kartoharjo Terminal
22 TPS Pilangraya Kartoharjo Jl. Pilangraya
23 TPS Kampir Kartoharjo Jl. Kampir
24 TPS Kelun Kartoharjo Jl. Raya Kelun
25 TPS Rejomulyo Kartoharjo Jl. Sari Mulya
26 TPS Jati Mas Taman Jl. Jati Mas
27 TPS Demangan Taman Jl. Mangkuprajan
28 TPS Kartika Manis (TPS3R) Taman Jl. Kartika Manis
29 TPS Pucang Sari Taman Jl. Pucang Sari
30 TPS Sedoro (TPS3R) Taman Jl. Sedoro
31 TPS Salak Taman Jl. Salak
32 TPS Pandean Taman Jl. Serayu
33 TPS Margobawero Taman Jl. Margobawero
34 TPS Kapten Saputro Taman Jl. Kapten Saputro
35 TPS Tilam Upih Taman Jl. Tilam Upih
36 TPS Kuncen Taman Jl. Sendang
37 TPS Lori Taman Jl. Lori
Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-48C. Sarana dan Prasarana Persampahan


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No Jenis Kendaraan Jumlah Unit
(1) (2) (3)
1 Arm Roll 14
2 Dump Truck 4
3 Mini Dump 3
4 Excavator 2
5 Backhoe Loader 1
6 Kendaraan Roda 3 (Tiga) 4
7 Truck Engkel 1
8 Truck Tangki 1
9 Pick Up 1
10 L 300 2
Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 106
Tabel-49. Kegiatan Fisik Lainnya oleh Instansi
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Pelaksana
No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan
Kegiatan
(1) (2) (3) (4)
1 Pembangunan TPS 3R Jl. Mayjen Sungkono Dinas Lingkungan
Hidup

2 Pembangunan TPS B3 TPA Winongo Dinas Lingkungan


Hidup
3 Pemindahan TPS Kapten Jl. Kapten Saputro Dinas Lingkungan
Saputro Hidup
4 Pembuatan IPAL Pasar PBM Kota Madiun Dinas Perdagangan
Besar

5 Pembuatan IPAL Pasar Pasar Sleko Kota Dinas Perdagangan


Sleko Madiun

6 Penanaman Pohon Pule Jalan Panglima Dinas Perumahan


Sudirman dan di Jalan Rakyat dan Kawasan
Dr. Soetomo-Jalan Permukiman
Jawa
7 Program Jambanisasi seluruh Kecamatan se Dinas Perumahan
Kota Madiun Rakyat dan Kawasan
Permukiman

8 Pengedukan Saluran Saluran Terate Barat Dinas Pekerjaan


Terate Barat Umum dan Penataan
Ruang
9 Pengedukan Saluran Kelurahan Rejomulyo Dinas Pekerjaan
dan Saluran Umum dan Penataan
Pilangbango Ruang
10 Pengedukan Saluran Tawangrejo dan Dinas Pekerjaan
Saluran Madiun Lor Umum dan Penataan
Ruang

Penjelasan isi tabel :


(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, …..
(2) Diisi dengan nama kegiatan fisik lingkungan contoh : pembuatan kompos,
pembersihan saluran air/selokan
(3) Diisi dengan lokasi kegiatan fisik lingkungan
(4) Diisi dengan pelaksana kegiatan fisik lingkungan (oleh pemerintah,
masyarakat, swasta)

Lampiran I - 107
Tabel-49A. Jumlah Kegiatan Fisik Lainnya oleh Instansi
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jumlah Kegiatan
No Pelaksana Kegiatan
2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Dinas Lingkungan Hidup 13 3
2 Dinas Perdagangan - 2
Dinas Perumahan Rakyat
3 -
dan Kawasan Permukiman 2
Dinas Pekerjaan Umum dan
4 -
Penataan Ruang 3
Dinas Perhubungan Kota
5 2
Madiun -
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 108
Tabel-50. Status Pengaduan Masyarakat
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021

No Pihak yang Mengadukan Masalah Yang Diadukan Tahun Progres Pengaduan

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Muh Sirot Bau yang tidak nyaman serta suara 2021 - Sudah dilakukan verifikasi lapangan, fasilitasi dan mediasi antara
Jl. Aneka Sari bising dari aktivitas catering CV. Surya pihak yang mengadu dan yang diadukan
Kel. Rejomulyo Amosa Kurnia yang mengganggu - Sudah dilakukan progres perbaikan untuk fasilitas IPAL oleh
lingkungan sekitar pihak CV. Surya Amosa Kurnia
- Masalah Sudah selesai
2 Bapak Rudi Keluhan asap hitam dan tebal dari 2021 - Sudah dilakukan verifikasi lapangan, fasilitasi dan mediasi antara
Warga Patihan aktivitas operasional PG. Redjo Agung warga patihan yang terkena dampak dengan pihak PG.
Baru (giling) yang mengganggu bagi RedjoAgung Baru
warga sekitar pabrik utamanya warga - Asap disebabkan karena operasional giling dalam tahap startup
patihan (baru mulai) dengan bahan bakar yang digunakan tidak sejenis
menyebabkan settingan vakum dapur tidak stabil dan adanya
kerusakan dust collector (perangkap debu)
- keluhan asap sudah berkurang dan ditindak lanjuti oleh pihak
PG. Redjo Agung Baru
3 Bu kardi Sampah kotak susu yang dibuang di 2021 - Sudah dilakukan verifikasi lapangan dan dilakukan verifikasi dan
warga perum griya kencana pinggir sungai jl. Serayu oleh pihak pembinaan dengan pihak warung makan nasi padang
warung makan nasi padang "BAIM" - Pihak warung nasi padang "BAIM" sudah bertanggung jawab
yang mengganggu kebersihan dan untuk membersihkan sampah dipinggir sungai dan sudah
kenyamanan bagi warga perumahan dilaksanakan.
griya kencana - Masalah selesai
4 Bapak Sarwono Keluhan terhadap suara bising dari 2021 - Sudah dilakukan verifikasi lapangan , mediasi, fasilitasi, dan
Jl. Hayam wuruk Gg. Empu aktivitas bengkel las listrik "EBESS" pembinaan antara pihak pengadu dan yang diadukan.
Prapanca yang mengganggu kenyamanan - Pihak bengkel las listrik "EBESS" sudah membatasijam
warga di sekitar jl. Hayam wuruk Gg. operasional bengkel tidak sampai malam hari.
Prapanca dan jam operasional yang - Aktivitas bengkel las sudah dikurangi
masih berlangsung pada malam hari
sehingga mengganggu kenyamanan
istirahat warga sekitar

Lampiran I - 109
No Pihak yang Mengadukan Masalah Yang Diadukan Tahun Progres Pengaduan

(1) (2) (3) (4) (5)


5 lurah kanigoro Pembunangan sampah liar oleh warga 2021 - Sudah dilakukan verifikasi lapangan, fasilitasi antara warga
yang melintas jembatan surodipoyono sekitar dan pihak kelurahan
sehingga membuat sungai dibawah - Dilakukan upaya-upaya seperti pemberian papan himbauan dan
jembatan menjadi kotor peringatan bagi warga yang melintas dan hendak membuang
sampah di jembatan surodipoyono.
- Warga juga sudah melakukan kerja bakti membersihkan sampah
di sungai
- Setelah adanya papan peringatan dan hinbauan pembuangan
sampah liar sudah sangat jauh berkurang
- Masalah selesai
6 Warga Limbah cair yang diduga dari pipa 2021 - Sudah dilakukan verifikasi lapangan, fasilitasi, mediasi, dan
(tidak diketahui) pembuangan Pizza Hut madiun pembinaan uyang melibatkan warga sekitar Pizza Hut, kelurahan,
mengeluarkan cairan berwarna dan pihak Pizza Hut sendiri
keputihan yang diduga dapat - Pizza Hut sudah memiliki IPAL dan beroperasional sebagaimana
mencemari sungai "sumber umis" fungsinya.
sebagai badan air penerima - Pizza Hut berupaya terus memperbaiki kondisi IPAL agar air
limbah yang dihasilkan dalam kondisi memenuhi baku mutu dan
tidak mencemari badan air penerima/sungai
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, ….
(2) Diisi dengan pihak yang mengadukan (perseorangan, kelompok, lembaga swasta, instansi pemerintah)
(3) Diisi dengan masalah lingkungan hidup yang diadukan oleh masyarakat
(4) Diisi dengan tahun pengaduan
(5) Diisi dengan status dan tindak lanjut pengaduan

Lampiran I - 110
Tabel-50A. Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Terdaftar di DLH Kota Madiun
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jumlah Aduan
No Permasalahan
2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Pencemaran Udara 5 3
2 Pencemaran Air - 1
3 Sampah 1 2
4 Lain-Lain 2 -
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-51. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Akta
No. Nama LSM Lokasi Alamat
Pendirian
(1) (2) (3) (4) (5)
Peduli Kebudayaan Perum Permata
Kelurahan
dan Lingkungan Nomor 66, Hijau A-35 Jl.
1 Nambangan
Hidup (LSM PEDAL) Tahun 2012 Merak, Kota
Kidul
Kota Madiun Madiun
Lembaga
Masyarakat Peduli Jl. Sembada Mulya
Kelurahan Nomor 388,
2 Lingkungan No. 2B Kota
Rejomulyo Tahun 2016
(LEMPUNG) Kota Madiun
Madiun
Keterangan : -
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, dst
(2) Diisi dengan nama LSM lingkungan hidup
(3) Diisi lokasi LSM Lingkungan Hidup
(4) Diisi dengan akta pendirian LSM lingkungan hidup
(5) Diisi dengan alamat LSM lingkungan hidup

Tabel-52. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup


menurut Tingkat Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Tingkat
No. Laki -laki Perempuan Jumlah
Pendidikan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Doktor (S3) 0 0 0
2 Master (S2) 2 1 3
3 Sarjana (S1) 11 6 17

Lampiran I - 111
Tingkat
No. Laki -laki Perempuan Jumlah
Pendidikan
(1) (2) (3) (4) (5)
4 Diploma (D3/D4) 2 2 4
5 SLTA 32 2 34
Jumlah 47 11 58
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor Urut diisi dengan angka 1, 2, 3, ….
(2) Cukup jelas
(3) Diisi dengan jumlah personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup dengan
jenis kelamin laki-laki
(4) Diisi dengan jumlah personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup dengan
jenis kelamin perempuan
(5) Diisi dengan jumlah keseluruhan kolom 3 dan 4

Tabel-52A. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup


menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2020-2021
Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jumlah
No. Tingkat Pendidikan
2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 Doktor (S3) 0 0
2 Master (S2) 4 3
3 Sarjana (S1) 20 17
4 Diploma (D3/D4) 6 4
5 SLTA 41 34
Jumlah 71 58
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-53. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang


telah mengikuti Diklat
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Staf Fungsional Staf Yang Sudah Diklat
Nama
No.
Instansi Jabatan
Laki - laki Perempuan Laki – laki Perempuan
Fungsional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Dinas
Lingkungan
1. PPLHD 0 0 0 0
Hidup Kota
Madiun

Lampiran I - 112
Staf Fungsional Staf Yang Sudah Diklat
Nama
No.
Instansi Jabatan
Laki - laki Perempuan Laki – laki Perempuan
Fungsional
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Dinas
Pengendali
Lingkungan
2. Dampak 0 0 0 0
Hidup Kota
Lingkungan
Madiun
Dinas
Lingkungan
3. PPNS 0 0 0 0
Hidup Kota
Madiun
Keterangan : Di Kota Madiun belum ada staf yang menduduki jabatan fungsional bidang
lingkungan
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Madiun
Penjelasan isi tabel :
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, dst
(2) Diisi dengan nama instansi asal
(3) Diisi dengan nama jabatan fungsional berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(4) Diisi dengan jumlah staf fungsional laki-laki
(5) Diisi dengan jumlah staf fungsional perempuan
(6) Diisi dengan jumlah staf laki-laki yang sudah mengikuti diklat
(7) Diisi dengan jumlah staf perempuan yang sudah mengikuti diklat

Tabel-53A. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Personil


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Jumlah
No. Nama Diklat Penyelengara Peserta yang
Mengikuti
(1) (2) (3) (4)
1 Bimbingan Teknis Pelayanan Lembaga Pengembangan 1
Publik Terkait Perizinan Kota SDM JEL EDUTAMA
Madiun
2 Workshop Peningkatan Pemerintah Kota Madiun 9
Motivasi Kerja Bagi Pejabat
Pengawas Pemerintah Kota
Madiun Tahun 2021
3 Peningkatan Knowledge, Sains Pemerintah Kota Madiun 9
dan Filsafat bagi Pejabat
Struktural dan Kepala Sekolah
di Lingkungan Pemerintah
Kota Madiun
4 Pelatihan Keselamatan dan Pemerintah Kota Madiun 90
Kesehatan Kerja (K3) Tenaga
Kebersihan

Lampiran I - 113
Jumlah
No. Nama Diklat Penyelengara Peserta yang
Mengikuti
(1) (2) (3) (4)
5 Sosialisasi dan Asistensi Pemerintah Kota Madiun 90
Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai berdasarkan
PERMENPANRB No..08 Tahun
2021
6 Sosialisasi Program TAPERA Pemerintah Kota Madiun 4
dan Bimtek Penggunaan Porta
SITARA
7 Rakor Pendataan dan Pemerintah Kota Madiun 1
Pengkajian Pengembangan
Kompetensi ASN Kota Madiun
8 Outdoor Learning dalam Pemerintah Kota Madiun 90
Rangka Peningkatan Kapasitas
Pegawai DLH
9 Bimtek Penilaian Terintegrasi Pemerintah Provinsi Jatim 1
Maturitas Penyelenggara SPIP
10 Sosialisasi Teknis Penyusunan Pemerintah Kota Madiun 1
Proposal dan Data Pendukung
INOTEK Award dalam Aplikasi
IGA
11 Sosialisasi Perda PUG Tahun Pemerintah Kota Madiun
2021
12 Sosialisasi Data SIGA Pemerintah Kota Madiun 1
13 Rapat Evaluasi Pendataan Pemerintah Kota Madiun 1
Data Terpilih Gender Tahun
2021
14 Rakor Data Terpilih Gender Pemerintah Kota Madiun 1
15 Rakor dalam Rangka Pemerintah Kota Madiun 1
Persiapan Studi Tiru PUG dan
Forum Puspa
16 Sosialisasi Penilaian Inovasi Kementerian 1
Daerah dan Pemberian
Penghargaan Inovasive
Goverment Award 2021

Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Lampiran I - 114
Tabel-54. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Nama
Nama Pemberi Tahun
No. Orang/Kelompok/
Penghargaan Penghargaan Penghargaan
Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 MI Muhammadiyah Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
2 SD Muhammadiyah Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
3 SD Islam Hudan Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Linnas Kota Madiun
4 SD Islam Siti Hajar Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
5 SDK Petra Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
6 SDK Santo Bavo Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
7 SDN Sukosari Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
8 SDN 02 Manisrejo Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
9 SMP Darul Madinah Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
10 SMP Islam Terpadu Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Bakti Ibu Kota Madiun
11 SMP Taman Bakti Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
12 SMK Aditapa Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Kota Madiun
13 SMK ST. Adiwiyata Tingkat DLH Kota 2021
Bonaventura 1 Kota Madiun
14 SDN 01 Josenan Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
15 SDN 01 Klegen Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
16 SDN 01 Kanigoro Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
17 SDN 01 Kartoharjo Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
18 SDN 01 Mojorejo Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
19 SDN 01 Taman Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
20 SDN 02 Josenan Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi

Lampiran I - 115
Nama
Nama Pemberi Tahun
No. Orang/Kelompok/
Penghargaan Penghargaan Penghargaan
Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
21 SDN 02 Nambangan Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Kidul Provinsi
22 SDN 02 Nambangan Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Lor Provinsi
23 SDN 02 Rejomulyo Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
24 SDN 03 Kanigoro Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
25 SDN 04 Klegen Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
26 SDN 05 Madiun Lor Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
27 SDN Ngegong Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
28 SDK Santo Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Bernardus Provinsi
29 SDK Santo Yusuf Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
30 MTsN Adiwiyata Tingkat DLH Prov Jatim 2021
Provinsi
31 SDN 01 Winongo Adiwiyata Tingkat Kementerian 2021
Nasional LHK
32 SDN 02 Mojorejo Adiwiyata Tingkat Kementerian 2021
Nasional LHK
33 SDN 02 Kanigoro Adiwiyata Tingkat Kementerian 2021
Nasional LHK
34 SDN 02 Pandean Adiwiyata Tingkat Kementerian 2021
Nasional LHK
35 SDN Banjarejo Adiwiyata Tingkat Kementerian 2021
Nasional LHK
36 SDN Pilangbango Adiwiyata Tingkat Kementerian 2021
Nasional LHK
37 SMPN 5 Adiwiyata Tingkat Kementerian 2021
Nasional LHK
38 Kota Madiun Kota Ramah Bike to Work 2021
Sepeda Kategori (B2W)
Kota Indonesia
Sedang/Kecil
39 PT. Pertamina Fuel Proper Hijau Kementerian 2021
Terminal Madiun Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
40 RW 11 Kelurahan Trophy Utama Kementerian 2021
Taman PROKLIM LHK

Lampiran I - 116
Nama
Nama Pemberi Tahun
No. Orang/Kelompok/
Penghargaan Penghargaan Penghargaan
Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
41 RW 16 Kelurahan Trophy Utama Kementerian 2021
Pandean PROKLIM LHK
42 RW 07 Kelurahan Sertifikat Utama Kementerian 2021
Pangongangangan PROKLIM LHK
43 RW 07 Kelurahan Sertifikat Utama Kementerian 2021
Kanigoro PROKLIM LHK
44 RW 01 Kelurahan Sertifikat Utama Kementerian 2021
Kartoharjo PROKLIM LHK
45 RW 06 Kelurahan Sertifikat Utama Kementerian 2021
Klegen PROKLIM LHK
46 Walikota Madiun Peringkat 3 Kementerian 2021
Penghargaan LHK
Green Leadership
"Nirwasita Tantra
2020" Kategori
Pemerintah
Daerah Kota
Sedang
47 Ketua DPRD Madiun Peringkat 3 Kementerian 2021
Penghargaan LHK
Green Leadership
"Nirwasita Tantra
2020" Kategori
DPRD Kota
Sedang
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, dst
(2) Diisi dengan nama orang/kelompok/organisasi penerima penghargaan
lingkungan hidup
(3) Diisi dengan nama penghargaan lingkungan hidup contoh : Adipura,
Kalpataru, dll
(4) Diisi dengan instansi pemberi penghargaan lingkungan hidup
(pemerintah/swasta)
(5) Diisi dengan tahun penerimaan penghargaan lingkungan hidup

Tabel-54A. Jumlah Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Pemberi Jumlah
No.
Penghargaan 2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 DLH Kota Madiun - 13
2 DLH Prov Jatim 2 17
3 Kementerian LHK - 16

Lampiran I - 117
Pemberi Jumlah
No.
Penghargaan 2020 2021
(1) (2) (3) (4)
4 Bike to Work (B2W) - 1
Indonesia
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun

Tabel-55. Kegiatan/Program Yang Diinisiasi Masyarakat


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Waktu
Instansi Kelompok
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan
Penyelenggara Sasaran
(bulan/tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Sosialisasi Gerakan DLH Kota Madiun Sekolah-sekolah 1 tahun
Peduli dan Berbudaya
Lingkungan Hidup di
Sekolah (Adiwiyata)
2 Sosialisasi Adiwiyata DLH Sekolah-Sekolah Januari 2021
Tingkat Kota Wilayah Kota
Madiun
3 Sosialisasi Adiwiyata DLH Sekolah-Sekolah Januari 2021
Tingkat Provinsi Wilayah Kota
Madiun
4 Sosialisasi Adwiyata DLH Sekolah-Sekolah Maret 2021
Tingkat Nasional Wilayah Kota
Madiun
5 Sosialisasi Tata Cara DLH Kelurahan dan September
Penanganan Kecamatan di 2021
Pengaduan Kota Madiun
Masyarakat Bidang Serta dari Pelaku
Lingkungan Hidup Kegiatan/Usaha
6 Sosialisasi Kesetaraan DLH Pokja TPKK November 2021
Gender Kader Hukum Tingkat
Lingkungan Kelurahan,
Kecamatan, dan
Kota
7 Bimbingan Teknis DLH Karyawan dan Oktober 2021
Pelayanan Publik Karyawati DLH
Terkait Perizinan dan OPD Terkait
8 Bimbingan Teknis DLH Karyawan dan November 2021
Penyelenggaraan Karyawati DLH
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Daerah
9 Bimbingan Teknis DLH Pelaku November 2021
Terkait Rekomendasi Kegiatan/Usaha
Teknis Ijin IPAL di Kota Madiun

Lampiran I - 118
Waktu
Instansi Kelompok
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan
Penyelenggara Sasaran
(bulan/tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
10 Bimbingan Teknis DLH Pelaku November 2021
Terkait Rekomendasi Kegiatan/Usaha
Teknis Ijin TPS B3 di Kota Madiun
11 Edukasi Bencana BPBD PT. PLN UPT Pebruari 2021
Peringatan Bulan K3 Madiun
Nasional tahun 2021
12 Mitigasi Bencana BPBD Staf dan Mei 2021
Aston Hotel Karyawan Hotel
Aston
13 Sosialisasi Masyarakat BPBD Masyarakat Jun-21
dalam Menghadapi
Bencana
14 Pelatihan BPBD Masyarakat Jun-21
Kesiapsiagaan dalam
Menghadapi Bencana
15 Peran Keluarga dalam BPBD Gerakan Jul-21
Upaya Kesiapsiagaan Pramuka IKIP
Menghadapi Bencana PGRI Kota
Madiun
16 Mitigasi Bencana BPBD Mahasiswa Aug-21
dalam Rangka
Pelaksanaan PKKMB
Via Zoom
17 Pelatihan Pencegahan BPBD LINMAS Sep-21
dan Mitigasi Bencana

18 Edukasi Mitigasi BPBD Mahasiswa Oct-21


Bencana Via Zoom

19 Sosialisasi dan BPBD Masyarakat Nov-21


Edukasi Daerah
Rawan Bencana
20 Tanggap Bencana BPBD Siswa SD 04 Des 21
Sejak Dini dan Animal Nambangan Kidul
Rescue
21 Kesiapsiagaan Hadapi BPBD Staf dan Des 21
Bencana Karyawan Hotel
Aston
22 Pembersihan Sungai BPBD Warga Sekitar Januari hingga
Sungai Desember 2021
Pelayanan Publik
Civitas SMPN 11
23 Bidang Lingkungan SMPN 11 2021
Kota Madiun
Hidup

Lampiran I - 119
Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, ….
(2) Diisi dengan nama kegiatan sosialisasi lingkungan hidup. Contoh:
penyuluhan, kampanye, iklan layanan masyarakat, talkshow.
(3) Diisi dengan instansi penyelenggara kegiatan sosialisasi lingkungan hidup.
(4) Diisi dengan kelompok sasaran kegiatan sosialisasi lingkungan hidup.
(5) Diisi dengan bulan/tahun kegiatan penyuluhan.

Tabel-55A. Sosialisasi yang diselenggarakan terkait Pengelolaan


Lingkungan Hidup Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Waktu
Nama Instansi Kelompok
No. Pelaksanaan
Kegiatan Penyelenggara Sasaran
(bulan/tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
Sosialisasi DLH PKK, Tomas, 07 Oktober
Pengelolaan Pengusaha 2021
Pencemaran
1
Lingkungan
Berbasis
Partisipasi
Sosialisasi DLH PKK, Warga 26 Maret 2021
2 PROKLIM Masyarakat
Keterangan : -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, ….
(2) Diisi dengan nama kegiatan sosialisasi lingkungan hidup. Contoh :
penyuluhan, kampanye, iklan layanan masyarakat, talkshow.
(3) Diisi dengan instansi penyelenggara kegiatan sosialisasi lingkungan hidup.
(4) Diisi dengan kelompok sasaran kegiatan sosialisasi lingkungan hidup.
(5) Diisi dengan bulan/tahun kegiatan penyuluhan.

Tabel-56. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No URAIAN 2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 PERTANIAN 120.587,57 108.695,61
a. Pertanian Sempit
- Tanaman Bahan Makanan 82.922,63 69.491,82
- Tanaman Perkebunan 3.715,34 3.901,12
- Peternakan dan hasil- 21.921,31 22.807,00

Lampiran I - 120
No URAIAN 2020 2021
(1) (2) (3) (4)
hasilnya

b. Kehutanan 494,48 547,19


c. Perikanan 7.289,63 7.562,99
Pertambangan dan
2 2.951,92 2.906,40
Penggalian
3 Industri Pengolahan 2.030.279,27 2.249.652,61
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 41.880,67 44.364,91
5 Bangunan 798.952,60 805.733,50
Perdagangan, Hotel dan
6 3.972.872,90 4.428.804,43
Restoran
Pengangkutan dan
7 2.649.685,08 2.812.794,44
Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan
8 1.902.650,00 1.951.395,94
Jasa Perusahaan
9 Jasa-Jasa 2.249.431,36 2.295.481,24
PRODUK DOMESTIK BRUTO 13.769.291,38 14.699.829,08
PRODUK DOMESTIK BRUTO
13.769.291,38 14.699.829,08
TANPA MIGAS
Keterangan: Dalam satuan Juta Rupiah
Sumber: BPS Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1)-(2) Cukup Jelas
(3)-(4) Diisi dengan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor/Sub Sektor pada
masing-masing daerah yang bersangkutan sesuai publikasi Badan Pusat
Statistik selama 2 (dua) tahun

Tabel-56A. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


Menurut Lapangan Usaha Tahun 2020 – 2021
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No Lapangan Usaha 2020 (%) 2021 (%)
(1) (2) (3) (4)
A Pertanian, Kehutanan, dan
0,88 0,74
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 0,02 0,02
C Industri Pengolahan 14,74 15,30
D Industri Lidtrik dan Gas 0,08 0,08
E Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 0,22 0,22
Ulang
F Konstruksi 5,80 5,48

Lampiran I - 121
No Lapangan Usaha 2020 (%) 2021 (%)
(1) (2) (3) (4)
G Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan 24,05 25,25
Sepeda
H Transportasi dan Pergudangan 3,47 3,52
Penyediaan Akomodasi dan
I 4,80 4,87
Makan Minum
J Informasai dan Komunikasi 15,78 15,62
K Jasa Keuangan dan Asuransi 10,33 9,95
L Real Estate 2,77 2,64
M, N Jasa Perusahaan 0,71 0,68
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 3,29 3,05
Wajib
P Jasa Pendidikan 8,06 7,58
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 1,54 1,55
Sosial
R, S,
Jasa Lainnya 3,45 3,45
T, U
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00
Keterangan: -
Sumber: BPS Kota Madiun

Tabel-57. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No URAIAN 2020 2021
(1) (2) (3) (4)
1 PERTANIAN 84.384,46 78.257,97
a. Pertanian Sempit
- Tanaman Bahan Makanan 57.420,77 51.101,81
- Tanaman Perkebunan 2.806,30 2.876,30
- Peternakan dan hasil-hasilnya 14.969,18 14.952,80
b. Kehutanan 372,97 397,50
c. Perikanan 5.605,66 5.709,20
2 Pertambangan dan Penggalian 2.076,15 1.990,70
3 Industri Pengolahan 1.637.313,05 1.742.782,70
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 32.119,07 33.843,00

Lampiran I - 122
No URAIAN 2020 2021
(1) (2) (3) (4)
5 Bangunan 616.694,73 611.171,90
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.747.805,78 2.991.180,50
7 Pengangkutan dan Komunikasi 832.994,46 872.334,40
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 1.280.091,19 1.288.199,00
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 1.602.700,66 1.626.481,70
PRODUK DOMESTIK BRUTO 10.262.444,57 10.748.100,67
PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA
10.262.444,57 10.748.100,67
MIGAS
Keterangan: Dalam satuan Juta Rupiah
Sumber: BPS Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1)-(2) Cukup Jelas
(3)-(4) Diisi dengan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Sektor/Sub
Sektor pada masing-masing daerah yang bersangkutan sesuai
publikasi Badan Pusat Statistik selama 2 (dua) tahun

Tabel-57A. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


Menurut Lapangan Usaha Tahun 2020 – 2021
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No Lapangan Usaha 2020 (%) 2021 (%)
(1) (2) (3) (4)
A Pertanian, Kehutanan, dan
11,57 -7,26
Perikanan
B Pertambangan dan
-5,65 -4,12
Penggalian
C Industri Pengolahan -12,84 6,44
D Industri Lidtrik dan Gas 1,98 2,95
E Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur 4,86 6,28
Ulang
F Konstruksi -4,71 -0,90
G Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan -11,18 10,16
Sepeda
Transportasi dan
H -4,38 7,17
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
I -7,98 3,21
Makan Minum
J Informasai dan Komunikasi 16,12 4,75

Lampiran I - 123
No Lapangan Usaha 2020 (%) 2021 (%)
(1) (2) (3) (4)

K Jasa Keuangan dan Asuransi -0,66 0,47


L Real Estate 0,33 1,19
M, N Jasa Perusahaan -3,18 0,77
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan -2,23 -0,99
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 1,97 0,54
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 9,98 5,46
Sosial
R, S,
Jasa Lainnya -10,68 4,08
T, U
Produk Domestik Regional Bruto -3,39 4,73
Keterangan: -
Sumber: BPS Kota Madiun

Tabel-58. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan


Kehutanan
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jenis Jenis Produk
Nomor dan
No Produk Hukum Hukum Bidang Tentang Dokumen
Tanggal
Bidang LH Kehutanan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Rencana Induk
Nomor 5 Tahun 2021 Pembangunan
1 Peraturan Daerah - Tanggal 10 Desember Kepariwisataan Kota
2021 Madiun Tahun 2020-
2035
tentang Perubahan Atas
Peraturan Walikota
Madiun Nomor 42 Tahun
Nomor 5 Tahun 2021
2 Peraturan Walikota - 2017 tentang Pedoman
Tanggal 05/01/2021
Pelaksanaan Bantuan
Perbaikan Rumah Tidak
Layak Huni
Perubahan Atas
Peraturan Walikota
Nomor 6 Tahun 2021 Madiun Nomor 43 Tahun
3 Peraturan Walikota -
Tanggal 05/01/2021 2017 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Bantuan
Jamban
Pengawasan dan
Nomor 7 Tahun 2021
4 Peraturan Walikota - Penertiban Bangunan
Tanggal 05/01/2021
Gedung

Lampiran I - 124
Jenis Jenis Produk
Nomor dan
No Produk Hukum Hukum Bidang Tentang Dokumen
Tanggal
Bidang LH Kehutanan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Upaya Pengendalian dan
Surat Edaran
5 - 660/401.114/1167/2020 Pengurangan Sampah
Walikota Madiun
Plastik di Kota Madiun
Tentang Pembentukan
(No : 660.1- Tim Penyusun Dokumen
Keputusan 401.114/10/2020, Informasi Kinerja
6 -
Walikota Tanggal 13 Februari Pengelolaan Lingkungan
2020) Hidup Daerah Kota
Madiun Tahun 2020
Tentang tata cara
rekomendasi upaya
pengelolaaan lingkungan
Peraturan Walikota (Nomor 11 Tanggal 22 hidup serta surat
7 -
Madiun April 2019) pernyataan kesanggupan
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup
Tentang tata cara
perizinan pembuangan
Peraturan Walikota (Nomor 12 Tanggal 22 air limbah melalui
8 -
Madiun April 2019) pelayanan perizinan
berusaha terintegrasi
secara elektronik
Tentang Kebijakan dan
Strategi Daerah Dalam
(Nomor 54 Tahun 2018,
Peraturan Walikota Pengelolaan Sampah
9 - Tanggal 19 Oktober
Madiun Rumah Tangga dan
2018)
Sampah Sejenis Rumah
Tangga Kota Madiun
(Nomor 18 Tahun 2018, Tentang Penyediaan dan
Peraturan Daerah
10 - Tanggal 24 September Pemanfaatan Ruang
Kota Madiun
2018) Terbuka Hijau
Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota
(Nomor 27 Tahun 2018, Madiun Nomor 19 Tahun
Peraturan Daerah
11 - Tanggal 24 September 2011 Tentang
Kota Madiun
2018) Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Tentang Perubahan Atas
(Nomor 28 Tahun 2018, Peraturan Daerah Kota
Peraturan Daerah
12 - Tanggal 24 September Madiun Nomor 20 Tahun
Kota Madiun
2018) 2011 Tentang Izin
Pembuangan Air Limbah
Kebijakan dan Strategi
Daerah dalam
Pengelolaan Sampah
13 Peraturan Walikota - Nomor 54 Tahun 2018
Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Rumah
Tangga Kota Madiun

Lampiran I - 125
Jenis Jenis Produk
Nomor dan
No Produk Hukum Hukum Bidang Tentang Dokumen
Tanggal
Bidang LH Kehutanan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Tentang Perubahan Atas
Peraturan Peraturan Daerah Kota
(Nomor 06 Tahun 2018,
14 - Daerah Kota Madiun Nomor 07 Tahun
Tanggal 01 Maret 2018)
Madiun 2012 Tentang Hutan
Kota

Peraturan Daerah (Nomor 12 Tahun 2017, Tentang Pengelolaan Air


15 -
Kota Madiun Tanggal 11 Juli 2017) Limbah Domestik

Retribusi Pelayanan
16 Peraturan Daerah - Nomor 11 Tahun 2017
Persampahan/Kebersihan
(No : 660-401.304/332, Tentang Penetapan
Keputusan
17 - Tanggal 31 Desember Lokasi Hari Bebas
Walikota
2014) Kendaraan Bermotor
(Nomor 20 Tahun 2011,
Peraturan Daerah Tentang Izin
18 - Tanggal 29 Desember
Kota Madiun Pembuangan Air Limbah
2011)
(Nomor 19 Tahun 2011, Tentang Perlindungan
Peraturan Daerah
19 - Tanggal 29 Desember dan Pengelolaan
Kota Madiun
2011) Lingkungan Hidup
Tentang Pembentukan
Tim Pengendalian
Keputusan (No : 660-401.304/259
20 - Pencemaran dan
Walikota Tahun 2009)
Kerusakan Lingkungan
Hidup Kota Madiun
Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut urut diisi dengan angka 1, 2, 3, dst
(2)- (3) Diisi dengan jenis produk hukum, contoh: Peraturan, SK
Gubernur/Bupati/Walikota, MoU, dll
(4) Diisi dengan nomor dan tanggal peraturan yang tersebut
(5) Diisi dengan perihal peraturan
(6) Unggah Dokumen

Lampiran I - 126
Tabel-59. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Hidup
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Jumlah Anggaran Jumlah
Sumber Peruntukan
No. Tahun Sebelumnya Anggaran Tahun
Anggaran Anggaran
(Rp) Berjalan (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Program Perencanaan
1 APBD 0,00 397.958.000,00
Lingkungan Hidup
Program Pengendalian
Pencemaran dan
2 APBD 790.827.800,00 1.242.680.350,00
Perusakan Lingkungan
Hidup
Program Pengelolaan
3 APBD Keanekaragaman 0,00 125.500.000,00
Hayati (Kehati)
Program Pengelolaan
4 APBD 6.479.697.000,00 8.576.232.000,00
Persampahan
Program Pembinaan
dan Pengawasan
terhadap Izin
Lingkungan dan Izin
5 APBD 0,00 336.516.400,00
Perlindungan dan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
(PPLH)
Program Pengendalian
Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan
6 APBD 0,00 257.127.000,00
Limbah-Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3)
Program Peningkatan
Pendidikan, Pelatihan
7 APBD dan Penyuluhan 0,00 654.550.000,00
Lingkungan Hidup
untuk Masyarakat
Program Penanganan
8 APBD Pengadaan Lingkungan 0,00 85.000.000,00
Hidup
Keterangan : Sumber Anggaran hanya berasal dari APBD
Sumber : APBD Kota Madiun Tahun Anggaran 2021

Lampiran I - 127
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, ….
(2) Cukup Jelas
(3) Diisi dengan peruntukan anggaran
(4) Diisi dengan jumlah anggaran tahun sebelumnya, contoh : jika Dokumen Informasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2014 maka diisi tahun sebelumnya
yaitu 2013
(5) Diisi dengan jumlah anggaran tahun berjalan, sesuai tahun disusunnya Dokumen
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

Tabel-59A. Realisasi Anggaran CSR untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
Sasaran/ Realisasi
No Perusahaan Jenis Deskripsi
Lokasi Anggaran
1 PT. Bank Bantuan Bantuan Sarpas Pahlawan 545.800.000
Pembangunan Sarpras Lingkungan berupa Street Center
Daerah jatim Lingkungan Booth Kontainer 2
Tbk buah di kawasan PSC
2 PT. Kimia Farma Bantuan Bantuan Sarpas 87.000.000
Diagnostika Sarpras Lingkungan berupa
Lingkungan Booth Kontainer 6
buah
3 Perumda Air Bantuan Bantuan Sarpas 20.000.000
Minum Kota Sarpras Lingkungan berupa
Madiun Lingkungan Balon Gate 2 buah
4 PT. Inti Daya Bantuan Bantuan Sarpas 20.700.000
Guna Sarpras Lingkungan berupa
Anekawarna Lingkungan Cat Outdoor 3,5 lt
(Indana)
5 PT. Astra Bantuan Bantuan Sarpas 75.000.000
Internasional, Sarpras Lingkungan berupa
Tbk Lingkungan Booth Container 10
buah
6 PT. Refindo Inti Bantuan Bantuan Sarpas 61.100.000
Selaras Sarpras Lingkungan berupa
Indonesia Lingkungan Lapak Joglo Palerman,
Kembulsari, Sido
Dadi, Lintang Tawang
7 PT. Midi Utama Bantuan Bantuan Sarpas 120.000.000
Indonesia, Tbk Sarpras Lingkungan berupa
Lingkungan Pohon Pule 7 buah
dan Pohon Kamboja
Gantung 6 buah
Total 929.600.000
Keterangan: -
Sumber: BAPPEDA Kota Madiun

Lampiran I - 128
Tabel-60. Pendapatan Asli Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No. Sumber Jumlah (Rp)
(1) (2) (3)

1 Pajak 82.260.000.000,00

2 Retribusi 15.462.633.570,00

3 Laba BUMD 15.092.455.426,00

4 Pendapatan lainya yang Sah 130.549.104.000,00

5 Jumlah 243.364.192.996,00

Keterangan: -
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1, 2, 3, ….
(2) Cukup Jelas

Tabel-61. Inovasi Pengelolaan LH Daerah


Provinsi/Kabupaten/Kota : Kota Madiun
Tahun Data : 2021
Kab/ Nama Deskripsi Dasar Hukum
No
Kota/ Kec Inovasi Inovasi Inovasi
1 2 3 4 5
1 Kota Madiun Bukit Hijau Mengubah zona pasif Undang-undang Nomor
sampah di TPA Winongo 18 Tahun 2008 tentang
menjadi bukit hijau. Pengelolaan Sampah
2 Kota Madiun Gas Methan Penangkapan dan Undang-undang Nomor
penyaluran gas methan 32 Tahun 2009 tentang
sampah organik untuk Perlindungan dan
dimanfaatkan sebagai Pengelolaan Lingkungan
bahan bakar penduduk Hidup
yang bermukim di sekitar
TPA Winongo.
3 Kota Madiun Destilasi Pemanfaatan gas methan Peraturan Menteri
Pyrolisis untuk memproses plastik Negara Lingkungan
menjadi bahan bakar Hidup Republik
dengan teknologi Indonesia Nomor 13
sederhana tepat guna Tahun 2012 tentang
(Destilasi Pyrolisis) yang Pedoman Pelaksanaan
mampu menghasilkan 2 Reduce, Reuse dan
kg plastik menjadi 2 liter Recycle Melalui Bank
bahan bakar. Sampah

Lampiran I - 129
Kab/ Nama Deskripsi Dasar Hukum
No
Kota/ Kec Inovasi Inovasi Inovasi
4 Kota Madiun Pealgathan Penyulingan gas methan Peraturan Pemerintah
menjadi pupuk organik Nomor 81 Tahun 2012
tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga
dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
5 Kota Madiun Biomad Pembuatan bahan Peraturan Walikota
pencegah bau dari Madiun Nomor 37
sampah organik Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas
Peraturan Walikota
Madiun Nomor 45
Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan
Organisasi, Rincian
Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas
Lingkungan Hidup
6 Kota Madiun Sauna Pemanfaatan gas methan Peraturan Walikota
untuk memproses air Madiun Nomor 54
menjadi uap Tahun 2018 tentang
menggunakan tangki Kebijakan dan Strategi
pemanas/ boiler dan Daerah Dalam
disalurkan ke ruang mandi Pengelolaan Sampah
sauna yang dapat Rumah Tangga dan
menyehatkan dan Sampah Sejenis
menyegarkan tubuh. Sampah Rumah Tangga
7 Kota Madiun Kompos Hasil penguraian Undang-undang Nomor
parsial/tidak lengkap dari 18 Tahun 2008 tentang
campuran bahan-bahan Pengelolaan Sampah
organik yang dapat
dipercepat secara artifisial
oleh populasi berbagai
macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang
hangat, lembap, dan
aerobik atau anaerobik.
8 Kota Madiun Café Methan Café yang berada di TPA Undang-undang Nomor
Winongo Kota Madiun, 18 Tahun 2008 tentang
yang memanfaatkan gas Pengelolaan Sampah
methan dari tumpukan
sampah untuk memasak
air ataupu memasak
makanan, saat ini belum
dibuka untuk umum dan
hanya dipergunakan untuk
pegawai Dinas Lingkungan
Hidup

Lampiran I - 130
Kab/ Nama Deskripsi Dasar Hukum
No
Kota/ Kec Inovasi Inovasi Inovasi
9 Kota Madiun SITEBAS SITEBAS (Sistem Peraturan Pemerintah
Informasi Terpadu Bank Republik Indonesia
Sampah) ini dibuat untuk Nomor 38 Tahun 2017
mempermudah dalam tentang Inovasi Daerah
pengumpulan data serta
memantau sejauh mana
aktifitas dari Bank Sampah
yang ada di Kota Madiun
10 Kota Madiun (Sistem Mengintegrasikan Undang-undang Nomor
Terpadu Bank berbagai informasi dari 18 Tahun 2008 tentang
Sampah) bank-bank sampah di Kota Pengelolaan Sampah
Madiun dalam satu
website
11 Kota Madiun SI MBOK AYU Untuk menghilangkan Peraturan Pemerintah
kesan kumuh, Pemerintah Republik Indonesia
Kota Madiun (Dinas Nomor 38 Tahun 2017
Lingkungan Hidup Kota tentang Inovasi Daerah
Madiun) yang memiliki
tenaga kreatif melakukan
pengecatan tembok-
tembok yang terkesan
kumuh dan angker
dengan izin pemilik
tembok/ bangunan, selain
tembok media seperti
pohon- pohon di jalan-
jalan protokol, lapak
UMKM, kontainer
angkutan sampah, becak,
juga dilukis untuk
mempercantik dan
memperindah Kota
Madiun.
12 Kota Madiun Penyediaan Mengurangi kepadatan UU No. 22 Tahun 2009
Angkutan lalu lintas, Mengurangi tentang Angkutan Jalan,
Sekolah Gratis polusi/pencemaran udara, UU No. 23 Tahun 2014
Mengurangi tingkat tentang Pemerintah
kecelakaan yang Daerah, UU No. 74
melibatkan pelajar, Tahun 2014 tentang
Memudahkan pelajar dari Angkutan Jalan, Perwal
dan menuju sekolah Madiun No. 19 Tahun
2021 tentang
Penyelenggaraan
Angkutan Sekolah
Gratis,
13 Kota Madiun Penyelenggara Sebagai upaya UU No. 22 Tahun 2009
an Angkutan peningkatan pelayanan tentang Angkutan Jalan,
Wisata Gratis angkutan kepada UU No. 23 Tahun 2014
Bus Mabour masyarakat, Mengurangi tentang Pemerintah

Lampiran I - 131
Kab/ Nama Deskripsi Dasar Hukum
No
Kota/ Kec Inovasi Inovasi Inovasi
(Madiun Bus kepadatan lalu lintas, Daerah, UU No. 74
on Tour) Mengurangi polusi, Tahun 2014 tentang
Meningkatkan potensi Angkutan Jalan, Perda
wisata Kota Madiun, Angkutan Pariwisata
Memudahkan masyarakat sedang dalam proses
untuk menuju destinasi
wisata di Kota Madiun
14 Kota Madiun Pelaksanaan Menguji emisi gas buang UU No. 25 Tahun 2005
Pengujian pada kendaraan bermotor, tentang Pelayanan
Kendaraan Mewujudkan kendaraan Publik, UU No. 22
Bermotor yang laik jalan Tahun 2009 tentang
Angkutan Jalan, UU No.
23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah,
Permen Perhubungan
RI No. PM 30 Tahun
2020 tentang
Perubahan Atas
Peraturan Menteri
Perhubungan No. PM 33
Tahun 2018 tentang
Pengujian Tipe
Kendaraan Bermotor
15 Kota Madiun Jalur Sepeda Penyediaan jalur khusus Peraturan Daerah Kota
Wisata sepeda di beberapa jalan Madiun No. 37 Tahun
di Kota Madiun 2018 tentang
Penyelenggaraan Lalu
Lintas dan Angkutan
Jalan

14 Kota Madiun Paku Jalan Penanaman paku jalan Undang-Undang No. 30


Solar Cell berbasis solar cell di Tahun 2007 tentang
beberapa jalan di Kota Energi
Madiun untuk memberikan
bantuan tanda bagi
pengendara kendaraan
bermotor
15 Kota Madiun Srikandi Petugas wanita Undang-undang Nomor
Penyapuan penyapuan jalan yang 18 Tahun 2008 tentang
bertugas untuk Pengelolaan Sampah
membersihkan sepanjang
ruas jalan yang ada di
Kota Madiun

16 Dinas Pembentukan Tim khusus tersebut Undang-Undang Nomor


Perumahan Tim 20 dibentuk untuk mengatasi 1 Tahun 2011 tentang
Rakyat dan persoalan berkaitan Perumahan dan
Kawasan dengan Prasarana, Sarana Kawasan Permukiman
Permukiman dan Utilitas (PSU)

Lampiran I - 132
Kab/ Nama Deskripsi Dasar Hukum
No
Kota/ Kec Inovasi Inovasi Inovasi
17 Dinas Pembangunan Penyediaan tempat tinggal Undang-Undang Nomor
Perumahan Rusunawa II bagi warga Kota Madiun 1 Tahun 2011 tentang
Rakyat dan yang kurang mampu dan Perumahan dan
Kawasan belum memiliki tempat Kawasan Permukiman
Permukiman tinggal yang layakdan
bagi mereka yang saat ini
menempati tanah aset
Pemkot Madiun
18 Dinas RTH Produkstif Pembangunan RTH Undang-Undang Nomor
Perumahan Berwawasan dikombinasi dengan 26 Tahun 2007 tentang
Rakyat dan Lingkungan pekarangan pangan lestari Penataan Ruang
Kawasan (P2L), disertai lapak untuk
Permukiman berjualan,Selain untuk
olahraga, juga bisa
digunakan sebagai tempat
pertemuan serta
dilengkapi wahana
permainan anak. Pun juga
terpasang Wifi gratis di
setiap RTH
19 Dinas Lomba Penilaian kebersihan Peraturan Daerah Kota
Perumahan kebersihan makam dan Madiun Nomor 15
Rakyat dan makam Tingkat administrasi,melalui Tahun 2017 tentang
Kawasan Kota Madiun administrasi yang tertata Perumahan dan
Permukiman akan memudahkan ahli Kawasan Permukiman
waris dalam mencari
keluarga yang telah
meninggal.

20 Dinas Program Kota merupakan kegiatan Undang-Undang Nomor


Perumahan Tanpa Kumuh pemberdayaan 1 Tahun 2011 tentang
Rakyat dan (Kotaku) masyarakat untuk Perumahan dan
Kawasan mengatasi permasalahan Kawasan Permukiman
Permukiman kekumuhan di suatu
kawasan,Kotaku menyasar
12 kelurahan dari 27
kelurahan se Kota Madiun.
Yakni Nambangan Lor,
Nambangan Kidul,
Pandean, Pilangbango,
Kelun, Sogaten, Madiun
Lor, Manguharjo,
Kartoharjo, Kanigoro,
Klegen dan Oro-Oro Ombo
21 Madiun Biopori pada Pembuatan bipori/resapan Undang-Undang Nomor
Saluran setiap 3 m pada saluran 1 Tahun 2011 tentang
lingkungan lingkungan Perumahan dan
Kawasan Permukiman

Lampiran I - 133
Kab/ Nama Deskripsi Dasar Hukum
No
Kota/ Kec Inovasi Inovasi Inovasi
22 Madiun Ducting Pemasangan rumah kabel Undang-Undang Nomor
yang konstruksinya 1 Tahun 2011 tentang
dirancang khusus untuk Perumahan dan
dipasang di bawah Kawasan Permukiman
permukaan tanah
(contohnya : Box culvert)
23 Kota Madiun Pengembangan meningkatkan keterlibatan Peraturan Menteri
Program masyarakat dan Lingkungan Hidup dan
Kampung Iklim pemangku kepentingan Kehutanan Nomor 84
lain dalam melakukan tahun 2016 tentang
penguatan kapasitas Program Kampung Iklim
adaptasi terhadap dampak
perubahan iklim dan
penurunan emisi GRK
serta memberikan
pengakuan terhadap
upaya adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim
24 Kota Madiun Pemasangan Pemberian bantuan Peraturan Pemerintah
sambungan sambungan PDAM gratis Nomor 121 Tahun 2015
PDAM gratis kepada semua masyarakat tentang sistem
Kota Madiun dikecualikan penyediaan air minum
peruntukan bagi
pengembangan
perumahan, ruko, tanah
kosong
Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun dan Dinas Perhubungan Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Diisi dengan nama lokasi yang melakukan inovasi pengelolaan lingkungan hidup daerah
(3) Diisi dengan nama inovasi yang dilakukan
(4) Diisi dengan deskripsi masing-masing inovasi
(5) Diisi dengan dasar hukum melakukan inovasi

Tabel-61A. Inovasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah


Provinsi/Kabupaten/Kota: Kota Madiun
Tahun Data: 2021
No. Tanggal Kegiatan
1 2 3
1 19 Februari 2021 Tanam Sayur Swadaya Warga Klegen
2 07 Januari 2021 SDN 02 Kanigoro Manfaatkan Limbah Kulit Telur Jadi Pupuk
3 27 Februari 2021 SDN 03 Klegen Ciptakan Pestisida dari Tanaman Kenikir
4 01 Maret 2021 Pemanfaatan Aset Pemerintah di Kelurahan Kelun (KRPL
Sidodadi) untuk Perkebunan Sayur
5 21 April 2021 Diskusi dengan Ahli Budidaya Lebah Madu
6 22 April 2021 Panen Madu Cerana di SDN 03 Nambangan Kidul

Lampiran I - 134
No. Tanggal Kegiatan
1 2 3
7 07 Juni 2021 Penyemprotan Eco Enzyme untuk Membersihkan Lingkungan
SMPN 04 Kota Madiun
8 25 Juni 2021 Event Night Cycling dalam Rangka Hari Jadi Kota Madiun
9 26 Oktober 2021 Penambahan Vegetasi di Ngrowo Bening berupa Jambu Air,
Edamame, Strawbery, dan Kelapa Gading
10 30 Desember 2021 Bus Sekolah untuk Antar-Jemput Siswa Outdoor Learning
11 22 Desember 2021 Penanaman Kunyit Hitam bersama TP PKK di Ngrowo Bening
Edupark
Keterangan: -
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun dan Dinas Perhubungan Kota Madiun
Penjelasan isi tabel:
(1) Nomor urut diisi dengan angka 1,2,3, dst
(2) Diisi dengan nama lokasi yang melakukan inovasi pengelolaan lingkungan hidup daerah
(3) Diisi dengan nama inovasi yang dilakukan
(4) Diisi dengan deskripsi masing-masing inovasi
(5) Diisi dengan dasar hukum melakukan inovasi

Lampiran I - 135
LAMPIRAN II
Inovasi Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah Kota Madiun
Tahun 2021

Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum


No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
1 Kota Bukit Hijau Mengubah zona Undang-undang
Madiun pasif sampah di Nomor 18 Tahun
TPA Winongo 2008 tentang
menjadi bukit hijau. Pengelolaan
Sampah
2 Kota Gas Methan Penangkapan dan Undang-undang
Madiun penyaluran gas Nomor 32 Tahun
methan sampah 2009 tentang
organik untuk Perlindungan dan
dimanfaatkan Pengelolaan
sebagai bahan Lingkungan Hidup
bakar penduduk
yang bermukim di
sekitar TPA
Winongo.
3 Kota Destilasi Pyrolisis Pemanfaatan gas Peraturan Menteri
Madiun methan untuk Negara Lingkungan
memproses plastik Hidup Republik
menjadi bahan Indonesia Nomor
bakar dengan 13 Tahun 2012
teknologi tentang Pedoman
sederhana tepat Pelaksanaan
guna (Destilasi Reduce, Reuse dan
Pyrolisis) yang Recycle Melalui
mampu Bank Sampah
menghasilkan 2 kg
plastik menjadi 2
Liter bahan bakar.
4 Kota Pealgathan Penyulingan gas Peraturan
Madiun methan menjadi Pemerintah Nomor
pupuk organik 81 Tahun 2012
tentang
Pengelolaan
Sampah Rumah
Tangga dan
Sampah Sejenis
Sampah Rumah
Tangga

Lampiran II - 1
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
5 Kota Biomad Pembuatan bahan Peraturan Walikota
Madiun pencegah bau dari Madiun Nomor 37
sampah organik Tahun 2018
tentang Perubahan
Atas Peraturan
Walikota Madiun
Nomor 45 Tahun
2016 tentang
Kedudukan,
Susunan Organisasi,
Rincian Tugas dan
Fungsi serta Tata
Kerja Dinas
Lingkungan Hidup
6 Kota Sauna Pemanfaatan gas Peraturan Walikota
Madiun methan untuk Madiun Nomor 54
memproses air Tahun 2018
menjadi uap tentang Kebijakan
menggunakan dan Strategi Daerah
tangki pemanas/ Dalam Pengelolaan
boiler dan Sampah Rumah
disalurkan ke ruang Tangga dan
mandi sauna yang Sampah Sejenis
dapat menyehatkan Sampah Rumah
dan menyegarkan Tangga
tubuh.
7 Kota Kompos Hasil penguraian Undang-undang
Madiun parsial/tidak Nomor 18 Tahun
lengkap dari 2008 tentang
campuran bahan- Pengelolaan
bahan organik yang Sampah
dapat dipercepat
secara artifisial oleh
populasi berbagai
macam mikroba
dalam kondisi
lingkungan yang
hangat, lembap,
dan aerobik atau
anaerobik.
8 Kota Café Methan Café yang berada Undang-undang
Madiun di TPA Winongo Nomor 18 Tahun
Kota Madiun, yang 2008 tentang

Lampiran II - 2
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
memanfaatkan gas Pengelolaan
methan dari Sampah
tumpukan sampah
untuk memasak air
ataupu memasak
makanan, saat ini
belum dibuka untuk
umum dan hanya
dipergunakan
untuk pegawai
Dinas Lingkungan
Hidup
9 Kota SITEBAS SITEBAS (Sistem Peraturan
Madiun Informasi Terpadu Pemerintah
Bank Sampah) ini Republik Indonesia
dibuat untuk Nomor 38 Tahun
mempermudah 2017 tentang
dalam Inovasi Daerah
pengumpulan data
serta memantau
sejauh mana
aktifitas dari Bank
Sampah yang ada
di Kota Madiun
10 Kota (Sistem Terpadu Mengintegrasikan Undang-undang
Madiun Bank Sampah) berbagai informasi Nomor 18 Tahun
dari bank-bank 2008 tentang
sampah di Kota Pengelolaan
Madiun dalam satu Sampah
website
11 Kota SI MBOK AYU Untuk Peraturan
Madiun menghilangkan Pemerintah
kesan kumuh, Republik Indonesia
Pemerintah Kota Nomor 38 Tahun
Madiun (Dinas 2017 tentang
Lingkungan Hidup Inovasi Daerah
Kota Madiun) yang
memiliki tenaga
kreatif melakukan
pengecatan
tembok- tembok
yang terkesan
kumuh dan angker

Lampiran II - 3
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
dengan izin pemilik
tembok/ bangunan,
selain tembok
media seperti
pohon- pohon di
jalan- jalan
protokol, lapak
UMKM, kontainer
angkutan sampah,
becak, juga dilukis
untuk
mempercantik dan
memperindah Kota
Madiun.
12 Kota Penyediaan Mengurangi UU No. 22 Tahun
Madiun Angkutan kepadatan lalu 2009 tentang
Sekolah Gratis lintas, Mengurangi Angkutan Jalan, UU
polusi/pencemaran No. 23 Tahun 2014
udara, Mengurangi tentang Pemerintah
tingkat kecelakaan Daerah, UU No. 74
yang melibatkan Tahun 2014
pelajar, tentang Angkutan
Memudahkan Jalan, Perwal
pelajar dari dan Madiun No. 19
menuju sekolah Tahun 2021
tentang
Penyelenggaraan
Angkutan Sekolah
Gratis,
13 Kota Penyelenggaraan Sebagai upaya UU No. 22 Tahun
Madiun Angkutan Wisata peningkatan 2009 tentang
Gratis Bus pelayanan Angkutan Jalan, UU
Mabour (Madiun angkutan kepada No. 23 Tahun 2014
Bus on Tour) masyarakat, tentang Pemerintah
Mengurangi Daerah, UU No. 74
kepadatan lalu Tahun 2014
lintas, Mengurangi tentang Angkutan
polusi, Jalan, Perda
Meningkatkan Angkutan Pariwisata
potensi wisata Kota sedang dalam
Madiun, proses
Memudahkan
masyarakat untuk

Lampiran II - 4
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
menuju destinasi
wisata di Kota
Madiun
14 Kota Pelaksanaan Menguji emisi gas UU No. 25 Tahun
Madiun Pengujian buang pada 2005 tentang
Kendaraan kendaraan Pelayanan Publik,
Bermotor bermotor, UU No. 22 Tahun
Mewujudkan 2009 tentang
kendaraan yang Angkutan Jalan, UU
laik jalan No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah
Daerah, Permen
Perhubungan RI
No. PM 30 Tahun
2020 tentang
Perubahan Atas
Peraturan Menteri
Perhubungan No.
PM 33 Tahun 2018
tentang Pengujian
Tipe Kendaraan
Bermotor
15 Kota Jalur Sepeda Penyediaan jalur Peraturan Daerah
Madiun Wisata khusus sepeda di Kota Madiun No. 37
beberapa jalan di Tahun 2018
Kota Madiun tentang
Penyelenggaraan
Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
16 Kota Paku Jalan Solar Penanaman paku Undang-Undang
Madiun Cell jalan berbasis solar No. 30 Tahun 2007
cell di beberapa tentang Energi
jalan di Kota
Madiun untuk
memberikan
bantuan tanda bagi
pengendara
kendaraan
bermotor

Lampiran II - 5
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
17 Kota Srikandi Petugas wanita Undang-undang
Madiun Penyapuan penyapuan jalan Nomor 18 Tahun
yang bertugas 2008 tentang
untuk Pengelolaan
membersihkan Sampah
sepanjang ruas
jalan yang ada di
Kota Madiun
18 Dinas Pembentukan Tim khusus Undang-Undang
Perumahan Tim 20 tersebut dibentuk Nomor 1 Tahun
Rakyat dan untuk mengatasi 2011 tentang
Kawasan persoalan berkaitan Perumahan dan
Permukiman dengan Prasarana, Kawasan
Sarana dan Utilitas Permukiman
(PSU)
19 Dinas Pembangunan Penyediaan tempat Undang-Undang
Perumahan Rusunawa II tinggal bagi warga Nomor 1 Tahun
Rakyat dan Kota Madiun yang 2011 tentang
Kawasan kurang mampu dan Perumahan dan
Permukiman belum memiliki Kawasan
tempat tinggal Permukiman
yang layakdan bagi
mereka yang saat
ini menempati
tanah aset Pemkot
Madiun
20 Dinas RTH Produkstif Pembangunan RTH Undang-
Perumahan Berwawasan dikombinasi dengan Undang Nomor 26
Rakyat dan Lingkungan pekarangan pangan Tahun 2007
Kawasan lestari (P2L), tentang Penataan
Permukiman disertai lapak untuk Ruang
berjualan, Selain
untuk olahraga,
juga bisa
digunakan sebagai
tempat pertemuan
serta dilengkapi
wahana permainan
anak. Pun juga
terpasang Wifi
gratis di setiap RTH

Lampiran II - 6
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
21 Dinas Lomba Penilaian Peraturan Daerah
Perumahan kebersihan kebersihan makam Kota Madiun Nomor
Rakyat dan makam Tingkat dan administrasi, 15 Tahun 2017
Kawasan Kota Madiun melalui administrasi tentang Perumahan
Permukiman yang tertata akan dan Kawasan
memudahkan ahli Permukiman
waris dalam
mencari keluarga
yang telah
meninggal.
22 Dinas Program Kota merupakan Undang-Undang
Perumahan Tanpa Kumuh kegiatan Nomor 1 Tahun
Rakyat dan (Kotaku) pemberdayaan 2011 tentang
Kawasan masyarakat untuk Perumahan dan
Permukiman mengatasi Kawasan
permasalahan Permukiman
kekumuhan di
suatu kawasan,
Kotaku menyasar
12 kelurahan dari
27 kelurahan se
Kota Madiun. Yakni
Nambangan Lor,
Nambangan Kidul,
Pandean,
Pilangbango, Kelun,
Sogaten, Madiun
Lor, Manguharjo,
Kartoharjo,
Kanigoro, Klegen
dan Oro-Oro Ombo
23 Madiun Biopori pada Pembuatan Undang-Undang
Saluran bipori/resapan Nomor 1 Tahun
lingkungan setiap 3 m pada 2011 tentang
saluran lingkunganPerumahan dan
Kawasan
Permukiman
24 Madiun Ducting Pemasangan rumah Undang-Undang
kabel yang Nomor 1 Tahun
konstruksinya 2011 tentang
dirancang khusus Perumahan dan
untuk dipasang di Kawasan
bawah permukaan Permukiman

Lampiran II - 7
Kab/Kota/ Deskripsi Dasar Hukum
No. Nama Inovasi
Kec Inovasi Inovasi
tanah (contohnya:
Box culvert)
25 Kota Pengembangan meningkatkan Peraturan Menteri
Madiun Program keterlibatan Lingkungan Hidup
Kampung Iklim masyarakat dan dan Kehutanan
pemangku Nomor 84 tahun
kepentingan lain 2016 tentang
dalam melakukan Program Kampung
penguatan Iklim
kapasitas adaptasi
terhadap dampak
perubahan iklim
dan penurunan
emisi GRK serta
memberikan
pengakuan
terhadap upaya
adaptasi dan
mitigasi perubahan
iklim
26 Kota Pemasangan Pemberian bantuan Peraturan
Madiun sambungan sambungan PDAM Pemerintah Nomor
PDAM gratis gratis kepada 121 Tahun 2015
semua masyarakat tentang sistem
Kota Madiun penyediaan air
dikecualikan minum
peruntukan bagi
pengembangan
perumahan, ruko,
tanah kosong

Lampiran II - 8
1. PETA ADMINISTRASI

Lampiran III - 1
2. PETA LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL KUALITAS AIR PERMUKAAN

Lampiran III - 2
3. PETA LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL KUALITAS UDARA

Lampiran III - 3
4. PETA ARAH ALIRAN AIR TANAH DANGKAL

Lampiran III - 4
5. PETA KONTUR MUKA AIR TANAH DANGKAL

Lampiran III - 5
6. PETA PERSEBARN NILAI WATER QUALITY INDEX

Lampiran III - 6
RAPAT PENJARINGAN ISU PRIORITAS
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA MADIUN
TAHUN 2021

1. NOTULENSI

Hari, tanggal : Selasa, 22 Maret 2022


Waktu : 09.00 – 12.00 WIB

No Nama/Instansi Masukan Tanggapan


1. Ibu Fetria/DLH 1. Air permukaan apakah masih dimasukkan 1. Pak Candra: saya kira menjadi masalah
Madiun 2. Inovasi terkait dengan isu apakah harus dimana-mana, menurut saya tidak bisa
dikaitkan dengan isu prioritas bila dihilangkan meskipun inovasi masih
inovasinya hanya sedikit minim, namun data yg ada banyak sekali
3. Terkait RTH saya mendukung sebagai isu krn bagi saya IKPLHD bukan hanya
karena inovasi sudah terlihat sekali menampilkan tulisan semata, kualitas air
perubahannya sangat luar biasa dan permukaan tidak masalah menjadi isu
diapresiasi oleh orang banyak tinggal kita memperbaiki kedepannya apa
yg harus kita lakukan untuk
meningkatkan kualitas air permukaan.
2. Pak Setya: riil yg ada dari data, isu
prioritas kualitas air permukaan masih
memenuhi syarat untuk isu prioritas
walaupun. Karena inovasi tidak hana fisik
namun juga bisa kebijakan.

Lampiran IV - 1
No Nama/Instansi Masukan Tanggapan
3. Terkait peraturan baru, inovasi daerah
memang harus ada bukti riil. Inovasi
dapat disampaikan pd tahun sebelumnya
yg berkelanjutan shg menjadi kekuatan
bagi Kota Madiun. Kalau dari pedoman yg
ada, inovasi daerah yg dilakukan pada
saat penilaian. Kalau Penilaian yg
dimaksud IKPLH data 2021 dilakukan
penilaian 2022. Berarti kebijakan yg
dilakukan tahun 2022. Tetapi bila
penilaian yg dimaksud yg melekat pada
data, maka yg dapat digunakan pd tahun
2021 saja. Inovasi 2022 sampai bulan Mei
2022 digabung dg tahun sebelumnya
agar lebih smooth.
3. Ibu Retno/DINKES 1. Menambahkan kualitas air tanah 4. Pak Setya: maksimal isu prioritas 5,
2. Pengelolaan sampah medis isoman sehingga bila akna dimasukkan masih bisa
apakah dapat masuk? Tapi data hanya 2 5. Pak Candra: apabila dijadikan 1 isu akan
tahun. menjadi “Kualitas Air”. Apabila ada data
3. Pengelolaan di kota madiun TPSB3 nomor air tanah dan air minum akan lebih baik
1, pengelolaan dengan baik time series.
pengumpulan-pengolahan-pemusnahan 6. Bu Fetria: saya setuju “Kualitas Air” dan
apabila tidak dapat maka harus punya kami sudah mengumpulkan data
pemetaan air pd tahun 2021.

Lampiran IV - 2
No Nama/Instansi Masukan Tanggapan
rekanan. MoU yang membuat DINKES,
nanti dapat diberi.

DISKUSI PENENTUAN ISU PRIORITAS IKPLHD

NO Nama/Instansi Masukan
1 Pengelolaan Sampah (Sampah dan B3, Infeksius)
Kesimpulan Masih menjadi isu prioritas
2 Kualitas Air (Air Permukaan dan Air Tanah)
Kesimpulan Menjadi isu prioritas
3 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kesimpulan Masih menjadi isu prioritas
4 Kualitas Udara
Kesimpulan Masih menjadi Isu Prioritas

ISU PRIORITAS IKPLHD KOTA MADIUN TAHUN 2021


1. Pengeloaan Sampah
2. Kualitas Air (Permukaan + Tanah)
3. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
4. Kualitas Udara

Lampiran IV - 3
2. UNDANGAN

Lampiran IV - 4
3. PRESENSI

Nomor HP
Timestamp Nama Instansi Jabatan
(WA)
22/03/2022 09:25 ENSINA SAWOR DEA PRATIWI PPLH LPPM UNS STAF 085643209258
22/03/2022 09:25 Sirojudin Alfahmi PPLH LPPM UNS Staf 085777620630
22/03/2022 09:25 SETYA NUGRAHA PPLH LPPM UNS TIM PENELITI 08122609297
22/03/2022 09:26 Sartono, S.Sos Upt PPD Madiun Bapenda Kepala Seksi Pendataan 082143401009
Prov. Jatim Dan Penetapan
22/03/2022 09:26 FETRIA WIDIYANTI, ST DLH KOTA MADIUN KASI KEANEKARAGAMAN 081357578765
HAYATI, PERENCANAAN
DAN PENATAAN LH

22/03/2022 09:26 Nur Azizah Dinsos, PP dan PA Kota Pekerja Sosial 085784900616
Madiun
22/03/2022 09:27 Yuni Wulandari Kantor Pertanahan Kota Pengadministrasi 087738093781
Madiun Pertanahan
22/03/2022 09:27 Eko Djoko soenarso DLH Kota Madiun 081931072729
22/03/2022 09:27 Candra Purnawan, M.Sc Prodi Kimia FMIPA & PPLH Dosen 081227142177
UNS
22/03/2022 09:27 Basyori, S.IP., M.Sc BKSDA Wil. I Madiun Bidang KSDA wilayah I 082112585775
Madiun
22/03/2022 09:27 Dwi Erna Budiastuti, ST UPT PSDA WS BENGAWAN Staf OP 081335789519
SOLO (KORWIL MADIUN)
22/03/2022 09:27 Suryanto PPLH LPPM UNS Dosen 08122702462
22/03/2022 09:27 Agus Tri Sukamto DPUPR KOTA MADIUN Subkoordinator 08125991360
Pemeliharaan Jalan &
Jembatan
22/03/2022 09:28 Joko Nugroho, S.T. PERUMDA AIR MINUM TIRTA Kepala Bagian Hubungan 085236890074
TAMAN SARI KOTA MADIUN Langganan

Lampiran IV - 5
Nomor HP
Timestamp Nama Instansi Jabatan
(WA)
22/03/2022 09:28 RETNO DWI WAHYUNI DINKES PP & KB KOTA Subkoordinator 081335855155
MADIUN Pengelolaan Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga
22/03/2022 09:28 Nurharibnu Wibisono Lembaga Masyarakat Peduli Ketua 08123447503
Lingkungan
22/03/2022 09:28 Pebri Irawan DPMPTSP Kota Madiun Pengelola Teknologi 082235844446
Informasi
22/03/2022 09:28 Rizki Adi Hermanto, ST. M.Eng BAPELITBANGDA KOTA Subkoordinator 085730085587
MADIUN Perencanaan Infrastruktur
dan Kewilayahan
22/03/2022 09:29 Yessi Mawar Sari, S.Kom DUKCAPIL KOTA MADIUN Pranata Komputer Ahli 085667672238
Pertama
22/03/2022 09:29 Linda Oktavianingrum, A.Md. DINAS PERHUBUNGAN KOTA Pengelola Angkutan 082210265587
MADIUN Kendaraan
22/03/2022 09:30 Karneli, S.Sos. Bakesbangpol Kota Madiun Kepala Bidang Politik dan 085707966660
Organisasi
22/03/2022 09:30 Andy Setiyawan DINAS PENDIDIKAN KOTA Pengolah Data 082231229128
MADIUN
22/03/2022 09:30 Johan Andriyanto DPRKP KOTA MADIUN Subkoordinator 081931848606
Pertamanan dan RTH

Lampiran IV - 6
4. DOKUMENTASI

Lampiran IV - 7
SURAT KEPUTUSAN
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA MADIUN
TAHUN 2021

Lampiran V - 1
Lampiran V - 2
Lampiran V - 3
Lampiran V - 4
Lampiran V - 5
Lampiran V - 6
BIODATA TIM PENYUSUN
DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA MADIUN
TAHUN 2021

Nama : Hendro Pradono, ST


Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 15 Agustus 1972
Pangkat : Pembina (IV/A)
NIP : 197208151999011001
Kabid Pengendalian Pencemaran dan
Jabatan dalam Dinas : Kerusakan Lingkungan Hidup pada Dinas
Lingkungan Hidup
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 085236014651

Nama : Fetria Widiyanti, ST


Tempat, Tanggal Lahir : Palangkaraya, 10 November 1979
Pangkat : Penata Tk. I I (III/d)
NIP : 197911102006042040
Subkoordinator Keanekaragaman Hayati,
Jabatan dalam Dinas : Perencanaan dan Penataan Lingkungan
Hidup
Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Kimia
No. Handphone : 081357578765

Nama : Dini Rafiyanti, SP


Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 9 Januari 1979
Pangkat : Penata (III/c)
NIP : 197901092005012009
Kepala Sub Bagian Perencanaan dan
Jabatan dalam Dinas :
Kepegawaian pada Dinas Lingkungan Hidup
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 085736402888

Nama : Feti Indriani, SP


Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 6 Februari 1971
Pangkat : Pembina (IV/a)

Lampiran VI - 1
NIP : 197102061996032004
Kabid Penaatan, Pengawasan dan
Jabatan dalam Dinas : Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup
pada Dinas Lingkungan Hidup
Pendidikan Terakhir : S1 Pertanian
No. Handphone : 081216320809

Nama : Aang Marhaendra Budiono, SE


Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 24 November 1965
Pangkat : Pembina (IV/a)
NIP : 196511241986031009
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah
Jabatan dalam Dinas : Bahan Berbahaya dan Beracun pada Dinas
Lingkungan Hidup
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 08123407067

Nama : Andy Setiyawan


Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 04 Oktober 1980
Pangkat : Pengatur (II/c)
NIP : 198010042010011002
Jabatan dalam Dinas : Pengolah Data
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 082231229128

Nama : Amin Widyaningrum, A.Md


Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 06 Juli 1998
Pangkat : Pengatur (II/c)
NIP : 199807062020122001
Jabatan dalam Dinas : Pranata Bencana
Pendidikan Terakhir : D3 Manajemen Administrasi
No. Handphone : 085736530727

Nama : Yuni Wulandari


Tempat, Tanggal Lahir : Lumajang, 9 Juni 1984
Pangkat : Penata Muda (III/A)
NIP : 198406092005022001
Pengadministrasi Pertanahan/Plt. Penata
Jabatan dalam Dinas :
Pertanahan
Pendidikan Terakhir : D-I STPN
No. Handphone : 089654377219

Lampiran VI - 2
Nama : Rizki Adi Hermanto, ST, M.Eng
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 19 Nopember 1979
Pangkat : Penata Tk. 1 (III/D)
NIP : 19791119 200604 1 007
Subkoordinator Perencanaan Infrastruktur
Jabatan dalam Dinas :
dan Kewilayahan
Pendidikan Terakhir : S2
No. Handphone : 085730085587

Nama : Joko Nugroho, S.T


Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 01 Juli 1980
Pangkat : B2
NPP : 80.01.68
Jabatan dalam Dinas : Kepala Bagian Hubungan Langganan
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 085236890074

Nama : Khoirul Irsad Dawami, drh


Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 06 Desember 1977
Pangkat : Penata Tk. I (III/D)
NIP : 19771206 200604 1 006
Subkor Budidaya, Prasarana dan Sarana
Jabatan dalam Dinas :
Pertanian
Pendidikan Terakhir : Sarjana (Dokter Hewan)
No. Handphone : 085230012677

Nama : Johan Andriyanto


Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 26 April 1979
Pangkat : Penata Muda Tk. I (III/B)
NIP : 197904262006041013
Jabatan dalam Dinas : Subkoordinator Pertamanan dan RTH
Pendidikan Terakhir : D3 Arsitektur Pertamanan
No. Handphone : 081931848606

Nama : Linda Oktavianingrum, A.Md LLAJ


Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 10 Oktober 1993
Pangkat : Pengatur Tk.I (II/d)
NIP : 199310102016122001
Jabatan dalam Dinas : Staf Bidang Angkutan Darat
Pendidikan Terakhir : DIII
No. Handphone : 082210265587

Lampiran VI - 3
Nama : Yessi Mawar Sari, S.Kom
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 25 Oktober 1984
Pangkat : Penata Muda (III/A)
NIP : 198410252009012007
Jabatan dalam Dinas : Pranata Komputer Ahli Pertama
Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Komputer
No. Handphone : 085667672238

Nama : Agus Tri Sukamto


Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 05 Januari 1979
Pangkat : Penata (III/C)
NIP : 197901052011011003
Subkoordinator Pemeliharaan Jalan &
Jabatan dalam Dinas :
Jembatan
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 08125991360

Nama : Sartono, S.Sos


Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 03 Agustus 1968
Pangkat : Penata Tk.I (III/d)
NIP : 196808031997031004
Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Unit
Jabatan dalam Dinas : Pelaksana Teknis Pengelolaan Pendapatan
Daerah Madiun
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 082143401009

Nama : Retno Dwi Wahyuni, ST


Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 20 Februari 1973
Pangkat : Penata Tk.I (III/D)
NIP : 197302201996032003
Subkoordinator Pengelolaan Kesehatan
Jabatan dalam Dinas :
Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 081335855155

Nama : Ulfah Hidayat, M.Si


Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 9 Oktober 1965
Pangkat : Pembina (IV/a)
NIP : 196510091990032001
Jabatan dalam Dinas : Statistisi Ahli
Pendidikan Terakhir : S2
No. Handphone : 087865100090

Lampiran VI - 4
Nama : Karneli, S.Sos.
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 08 Oktober 1966
Pangkat : Penata Tk.I (III/D)
NIP : 196610081986021004
Jabatan dalam Dinas : Kepala Bidang Politik dan Orkemas
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 085707966660

Nama : Sumanto, SH
Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 01 Juli 1982
Pangkat : Penata Tk I (III/D)
NIP : 198207012009011012
Jabatan dalam Dinas : Subkoordinator Penyuluh Sosial
Pendidikan Terakhir : S1
No. Handphone : 081357522530

Nama : Dwi Erna Budiastuti


Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 20 September 1976
Pangkat : Penata Muda (II/A)
NIP : 19760920 200801 2 011
Jabatan dalam Dinas : Staf OP UPT PSDAWS B. Solo Korwil Madiun
Pendidikan Terakhir : S1 (TEKNIK SIPIL)
No. Handphone : 089522986474

Nama : Pebri Irawan,A.Md


Tempat, Tanggal Lahir : Situbondo, 08 Juli 1986
Pangkat : Penata Muda (II/A)
NIP : 198607082011011004
Jabatan dalam Dinas : Pengelola Teknologi Informasi
Pendidikan Terakhir : DIII
No. Handphone : 082235844446

Nama : Basyori, S.IP., M.Sc.


Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 16 Agustus 1975
Pangkat : Penata Tk.I (III/d)
NIP : 197508162000031004
Polisi Kehutanan Muda (Bidang KSDA Wil. I
Jabatan dalam Dinas :
Madiun)

Lampiran VI - 5
Pendidikan Terakhir : S2
No. Handphone : 082112585775

Nama : Nurharibnu Wibisono, SE, M.Si


Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 3 Februari 1973
Pangkat : -
NIP : -
Ketua Lembaga Masyarakat Peduli
Jabatan :
Lingkungan
Pendidikan Terakhir : S2
No. Handphone : 08123447503

Nama : Setya Nugraha, S.Si., M.Si


Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 25 Agustus 1967
Pangkat : Lektor
NIP : 196708251998021001
Jabatan dalam Dinas : -
Pendidikan Terakhir : S2 Geografi Fisik
No. Handphone : 08122609297

Nama : Dr. Suryanto, SE, M. Si.


Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 22 Januari 1975
Pangkat : Lektor
NIP : 197501222008121002
Jabatan dalam Dinas : -
Pendidikan Terakhir : S3 Ekonomi Lingkungan
No. Handphone : 08122702462

Nama : Candra Purnawan, S.Si., M.Sc.


Tempat, Tanggal Lahir : Pamekasan, 28 Desember 1978
Pangkat :
NIP : 197812282005011001
Jabatan dalam Dinas : -
Pendidikan Terakhir : S2 Kimia
No. Handphone : 081227142177

Lampiran VI - 6

Anda mungkin juga menyukai