Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN

Arah Kebijakan dan Strategi


Penyelenggaraan
Perumahan TA 2025

Disampaikan oleh:
Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Perumahan

Pada
Sinkronisasi dan Koordinasi Program Pusat-Daerah Bidang Perumahan
(Persiapan Usulan TA 2025)

30 Oktober 2023
BRIEFNOTE (1/2)

1. Bappenas mengidentifikasi permasalahan sektor perumahan untuk menjadi perhatian


dalam perumusan kebijakan tahun 2025 - 2029, yaitu program pemerintah yang belum
menjangkau seluruh segmentasi masyarakat, kurangnya pengawasan terhadap aspek
keandalan bangunan dan kesesuaian tata ruang, belum terintegrasinya penyediaan
perumahan dengan infrastruktur permukiman, manajemen pemanfaatan lahan yang belum
efektif, belum terpadunya upaya penanganan dan pencegahan kumuh, serta keterbatasan
kewenangan Pemda dalam penyelenggaraan perumahan;
2. Kebijakan perumahan dalam RPJPN Tahun 2025 - 2045 diarahnya untuk memastikan
seluruh rumah tangga menempati hunian layak, terjangkau, dan berkelanjutan. Bappenas
akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Pemda untuk mem-breakdown target
tersebut hingga ke level kabupaten/kota dan memastikan agar diakomodasi dalam RPJPD-
RPJMD-Renstra OPD;
3. Hingga Tahun 2022, capaian rumah tangga menempati hunian layak secara nasional sudah
mencapai 60,66%. Dengan demikian masih terdapat gap sebesar 9,34% untuk mewujudkan
target RPJMN Tahun 2020 - 2024 yaitu 70%. Untuk Provinsi DIY, capaian rumah tangga
menempati hunian layak pada Tahun 2022 sebesar 84,94% diatas rerata nasional. Untuk
Provinsi Jawa Tengah, capaian Tahun 2022 sebesar 67,02% daiatas rerata nasional.;

2
BRIEFNOTE (2/2)

4. Dari sisi penyelenggaraan bantuan perumahan yang dilaksanakan oleh Ditjen Perumahan,
capaian pembangunan tahun 2020 - 2023 adalah sebagai berikut:
a. Rumah Susun: 16.899 unit (32,92%)
b. Rumah Khusus: 12.966 unit (129,66%)
c. Rumah Swadaya: 696.334 unit (85,58%)
d. PSU Rumah Umum: 96.806 unit (36,63%)
5. Terkait fokus penganggaran tahun 2025, saat ini sedang dilakukan persiapan pembahasan
yang dikoordinasikan oleh Bappenas dan BPIW;
6. Keberhasilan penyediaan hunian layak bagi masyarakat membutuhkan sinergi dan kerja
sama dengan pemda. Untuk itu, kami mengharapkan peran pemda untuk percepatan
penyediaan hunian layak dalam bentuk:
a. Penyusunan Basis Data Perumahan
b. Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (RP3KP)
c. Penyiapan lahan yang clean and clear
d. Pembentukan dan pengoptimalan Pokja dan Forum PKP Provinsi dan Kabupaten/Kota
e. Percepatan serah terima aset
f. Percepatan penghunian
3
OUTLINE
01 Konsep Awal Kebijakan Perumahan
dan Kawasan Permukiman dalam
Rancangan Dokumen RPJPN Tahun
2025 – 2045

02 Kebijakan dan Program Ditjen


Perumahan Tahun 2020 - 2024

03 Fokus Penyelenggaraan Perumahan


Tahun 2024

04 Peran Pemerintah Daerah dalam


Penyelenggaraan Perumahan
01
Konsep Awal
Kebijakan Perumahan &
Kawasan Permukiman
dalam Rancangan RPJPN
Tahun 2025 - 2045
PERMASALAHAN SEKTOR PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN

SEKTOR AIR
SEKTOR PERUMAHAN SEKTOR SANITASI SEKTOR PERSAMPAHAN
MINUM

1. Persebaran dan 1. Rendahnya perilaku masyarakat dan


1. Program/kegiatan pemerintah belum 1. Pasokan air baku
pemanfaatan infrastruktur produsen dalam menangani dan
melayani seluruh segmentasi secara kuantitas
sanitasi yang belum mengurangi sampah;
masyarakat, terutama bagi dan kualitas masih
optimal; 2. Kurangnya ketersediaan sarana dan
masyarakat berpenghasilan rendah terbatas;
2. Kurangnya kesadaran, prasarana persampahan yang terpadu
dan pekerja sektor informal; 2. Belum optimalnya
permintaan, dan partisipasi dan berwawasan lingkungan;
2. Kurangnya pengawasan untuk pengembangan
masyarakat dalam 3. Terbatasnya opsi teknologi yang sesuai
menjamin keandalan bangunan dan dan pengelolaan
mewujudkan rantai layanan dengan kebutuhan dan
kesesuaian terhadap tata ruang; SPAM;
sanitasi aman; kemampuan daerah untuk menerapkan
3. Belum optimalnya integrasi antara 3. Belum optimalnya
3. Masih rendahnya komitmen ekonomi sirkuler serta pembangunan
penyediaan perumahan dengan kapasitas
dari pemerintah daerah; rendah karbon;
sarana prasarana, khususnya di pemerintah daerah
4. Belum optimalnya fungsi 4. Prinsip polluters pay principle belum
perkotaan; dan lembaga
regulator, operator, dan diterapkan optimal dan perhitungan
4. pasar pembiayaan primer dan pengelola;
pengawasan pengelolaan retribusi sampah yang belum
sekunder perumahan yang belum 4. Rendahnya
sanitasi di daerah; memperhitungan pemenuhan total
mapan; kesadaran, peran,
5. Terbatasnya pendanaan biaya;
5. manajemen dan pemanfaatan lahan partisipasi, dan
yang teralokasikan dan 5. Minimnya belanja daerah untuk
untuk perumahan yang belum permintaan
belum optimalnya pemenuhan layanan sampah dan masih
efektif (ketersediaan lahan, urban masyarakat;
pemanfaatan sumber minimnya bauran pendanaan;
sprawl, dan keamanan bermukim); 5. Keterbatasan
pendanaan alternatif untuk 6. Belum mantapnya penegakan hukum,
6. pencegahan dan pengentasan alokasi anggaran
pemenuhan rantai layanan serta pemberian sanksi dan kompensasi
permukiman kumuh belum baik dari APBN
sanitasi; bagi para pelaku;
dilakukan secara terpadu; maupun APBD, dan
6. Investasi dan intervensi 7. Tata kelola persampahan yang belum
7. masih terbatasnya kewenangan belum optimalnya
pendanaan infrastruktur baik dan belum terlaksananya
pemerintah daerah, pendanaan
sanitasi juga masih belum fungsi regulator, operator, dan
khususnya rumah MBR. alternatif lainnya.
efektif dan tepat sasaran. pengawas

Sumber: Bappenas, 2023

6
KONSEP INDIKATOR SEKTOR PKP
DALAM RANCANGAN RPJPN 2025 - 2045

Sub-Indikator Baseline 2025 Target 2045

Akses Rumah Tangga Perkotaan terhadap


39 100
Air Siap Minum Perpipaan (%)

Rumah Tangga dengan Akses Sanitasi Aman


12,5 60
(%)

15 90
Timbulan sampah yang terolah di fasilitas
pengolahan sampah (%) (13% terdaur (35% terdaur
ulang) ulang)

Rumah tangga dengan akses hunian layak,


65 100
terjangkau dan berkelanjutan (%)

Sumber: Bappenas, 2023

7
KONSEP ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR PERUMAHAN
DALAM RANCANGAN RPJPN 2025 - 2045

Visi di tahun 2045: Seluruh (100%) rumah tangga menghuni rumah yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan

LAYAK TERJANGKAU BERKELANJUTAN


Rumah memenuhi standar kelayakan Rumah dapat dibeli/disewa oleh Rumah menerapkan desain dan teknologi
hunian (fisik bangunan, kecukupan luas, seluruh kalangan masyarakat. green building yang mendukung
akses terhadap air minum dan sanitasi). keberlanjutan lingkungan.

STRATEGI TRANSFORMASI/GAME CHANGER DALAM PENCAPAIAN VISI TAHUN 2045 : Fokus transformasi/game changer

Demand Supply Enabling Environment


1. Pemantapan sistem pembiayaan primer dan 1. Peningkatan penyediaan perumahan yang sesuai dengan 1. Penguatan implementasi standar
sekunder perumahan, termasuk optimalisasi tata ruang dan terpadu dengan layanan infrastruktur dasar keandalan dan tertib bangunan,
pemanfaatan sumber pembiayaan jangka permukiman, termasuk sistem transportasi publik; kemudahan perizinan dan administrasi
panjang (Taspen, BPJS); 2. Pengembangan sistem perumahan publik berbasis rumah pertanahan;
2. Reformasi subsidi perumahan yang lebih susun di perkotaan; 2. Peningkatan kapasitas
efisien dan tepat sasaran; 3. Peremajaan kota secara inklusif dan konsolidasi tanah pemerintah/pemerintah daerah,
3. Perluasan fasilitas pembiayaan perumahan dalam rangka mewujudkan kota tanpa permukiman masyarakat dan dunia usaha dalam
terutama bagi masyarakat berpenghasilan kumuh; penyediaan perumahan;
tidak tetap dan membangun rumahnya 4. Pemanfaatan tanah milik negara/pemerintah 3. Peningkatan kolaborasi antara
secara swadaya; daerah/BUMN/BUMD untuk mendukung penyediaan pemerintah, pemerintah daerah,
4. Pengembangan layanan Badan Tabungan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke masyarakat dan dunia usaha (salah
Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk bawah; satunya melalui revisi Lampiran UU
memperluas akses pembiayaan perumahan; 5. Pengembangan peran dunia usaha termasuk BUMN/BUMD 23/2014)
5. Pengembangan subsidi rumah sewa bagi dalam penyediaan perumahan (Perumnas, SMF, BTN); 4. Pengembangan sistem insentif dan
penyewa; 6. Pengembangan teknologi dan penguatan sumber daya disinsentif dalam penyediaan perumahan;
6. Pengembangan pembiayaan untuk konstruksi dalam penyediaan perumahan; 5. Pengembangan badan layanan umum
penyediaan tanah dan renovasi rumah. 7. Pengembangan opsi pembiayaan dalam penyediaan perumahan nasional dan daerah;
7. Pengembangan mekanisme blended finance perumahan (KPBU, LVC, dll); 6. Rencana tata ruang yang memperhatikan
untuk fasilitasi pembiayaan perumahan bagi 8. Pengembangan sistem insentif untuk penyediaan dan ketahanan bencana dan perubahan iklim.
masyarakat perbaikan rumah sewa.

Sumber: Bappenas, 2023

8
KONSEP INTERVENSI SEKTOR PERUMAHAN
DALAM RANCANGAN RPJPN 2025 - 2045

Kebijakan Nasional dalam Sektor Perumahan dan Kawasan Permukiman

Kebijakan pertanahan: Kebijakan konstruksi Kebijakan pendanaan: Kebijakan pengukuran dan


pengadaan lahan, bangunan: teknologi pengembangan alternatif pendataan: digitalisasi
optimalisasi pemanfaatan serta harga konstruksi sumber pendanaan, data, pusat data terpadu,
lahan, bank tanah dan material kolaborasi pendanaan harmonisasi data

Kebijakan pembiayaan: Kebijakan keamanan Kebijakan pemantauan dan


Kebijakan peningkatan
fasilitasi pembiayaan dalam bermukim: status lahan evaluasi: pemantauan
kapasitas: kapasitas SDM,
pembangunan, membeli, dan hunian, ketangguhan dalam setiap tahap
organisasi, anggaran
ataupun menyewa hunian terhadap bencana pembangunan

• Terintegrasi dengan infrastruktur dasar dan transportasi


• Pembangunan dilakukan sesuai dengan tata ruang

Pendampingan kepada Pemerintah Daerah

Program masing-masing daerah sesuai tantangan dan kebutuhan


untuk menyelesaikan permasalahan sektor perumahan dan kawasan permukiman
Sumber: Bappenas, 2023

9
02
Kebijakan dan Program
Ditjen Perumahan
Tahun 2020-2024
SEGMENTASI INTERVENSI PEMERINTAH
SESUAI TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT

TINGKAT PENDAPATAN BENTUK INTERVENSI


MBM & MBA DESIL 10 >12,7 Juta/bulan

• KPR Komersial
DESIL 9 8,1 – 12,7 Juta/bulan • Fasilitas likuiditas KPR FLPP oleh PT SMF
MBR Fixed Income
DESIL 8 6,2 – 8,1 Juta/bulan • Tabungan Perumahan Rakyat/Tapera
• KPR FLPP & SSB
• Fasilitas likuiditas KPR FLPP oleh PT SMF
DESIL 7 5,0 – 6,2 Juta/bulan • BP2BT

DESIL 6 • Housing Microcredit /Incremental


4,1 – 5,0 Juta/bulan • Tabungan Perumahan Rakyat/ Housing (BLU PPDPP)
Tapera + FLPP (fixed income)/ • Bantuan Sarana Hunian Pendukung KSPN
DESIL 5 3,4 – 4,1 Juta/bulan BP2BT (non-fixed income) • Public Housing (Rumah Susun)

MBR Fixed &


Non-Fixed DESIL 4 2,8 – 3,4 Juta/bulan*
Income • Housing Microcredit (BLU PPDPP)
• Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
DESIL 3 2,2 – 2,8 Juta/bulan* • Public Housing (Rumah Susun)

DESIL 2 1,5 – 2,2 Juta/bulan*

Miskin
• Bantuan Perumahan Swadaya Sejahtera**
DESIL 1 0 - 1,5 Juta/bulan* • Social housing (Rumah Khusus)
• Public Housing (Rusunawa Murah)
Keterangan:
* Tidak bisa menjangkau harga terendah yang ada di pasar
** Belum diimplementasikan

Sumber: Konsep DJPI, 2020 11


KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN PERUMAHAN
TAHUN 2020 - 2024

TUJUAN
KEBIJAKAN Meningkatkan pemenuhan kebutuhan
Peningkatan akses masyarakat terhadap rumah layak huni, terutama untuk
hunian layak melalui penyediaan rumah kelompok Masyarakat Berpenghasilan
layak huni secara kolaboratif Rendah (MBR)

STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3

Mengoptimalkan Menyediakan sistem Mempercepat


penyediaan rumah regulasi yang harmonis, penyediaan rumah
layak huni dengan memanfaatkan teknologi, layak huni melalui
melanjutkan dan meningkatkan implementasi
Program Sejuta koordinasi untuk skema penyediaan
Rumah mendukung kolaborasi perumahan yang
antar stakeholder dalam inovatif
rangka memperkuat
Program Sejuta Rumah

12
KEGIATAN UTAMA DITJEN PERUMAHAN

Berdasarkan PermenPUPR No.7/2022


tentang Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Perumahan dan Penyediaan Rumah Khusus

UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman


PP No. 14/2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan
dan Kawasan Permukiman

Regulasi :
PEMBANGUNAN • UU Nomor 20/2011 tentang Rumah Susun BANTUAN RUMAH
RUMAH SUSUN • Perpres Nomor 100/2018 tentang SWADAYA Jenis Bantuan :
Pembangunan Rumah Susun Khusus pada
Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan • Uang & bahan bangunan dengan
Keagamaan Berasrama skema peningkatan kualitas rumah
tidak layak huni
Jenis Bantuan :

Pembangunan fisik rumah susun dilengkapi dengan


Penerima Bantuan :
meubelair dan PSU Perseorangan yang memenuhi
Penerima Bantuan : persyaratan (batas tinggi penghasilan,
kualitas rumah, status penguasaan lahan
MBR, ASN/TNI/Polri, Mahasiswa/Santri/Peserta dan komitmen terhadap program)
Didik Keagamaan, Pelaku Kebutuhan Khusus
(Nelayan, Pekerja Industri, Korban Bencana, dll),
Masyarakat Berprestasi, dan Peserta Didik

BANTUAN PSU UNTUK


PEMBANGUNAN PERUMAHAN MBR
RUMAH KHUSUS Jenis Bantuan :
Jenis Bantuan : Jalan, drainase, system penyediaan air
Pembangunan fisik rumah khusus beserta PSU
minum serta prasarana dan sarana
persampahan
Penerima Bantuan :
Penerima Bantuan :
Petugas ASN dan Masyarakat di Wilayah
Perbatasan Negara (Lokasi Terpencar, Pulau Pelaku Pembangunan, Pemerintah
Terluar, Daerah Terpencil dan Tertinggal), Korban Daerah
Bencana skala Nasional, Terdampak Program 13
Pemerintah, dan Kebutuhan Khusus Lainnya
berdasarkan Arahan/Kebijakan Menteri
TARGET RENSTRA DITJEN PERUMAHAN TAHUN 2020 - 2024

2020 2021 2022 2023 2024 Total

8.500 40.000 55.000 70.000 88.845 262.345


Bantuan PSU
Unit Unit Unit Unit Unit Unit

230.550 81.000 118.960 177.925 205.225 813.660


Rumah Swadaya Unit Unit Unit Unit Unit Unit

1.171 7.982 12.787 15.900 13.500 51.340


Rumah Susun
Unit Unit Unit Unit Unit Unit

822 2.440 2.300 2.138 2.300 10.000


Rumah Khusus Unit Unit Unit Unit Unit Unit

Rp. 7,9 Rp. 7,7 Rp. 11,1 Rp. 14,8 Rp. 15,6 Rp. 57,13
Pagu Trilliun Trilliun Trilliun Trilliun Trilliun Trilliun

14
PRAKIRAAN CAPAIAN KEGIATAN UTAMA RENSTRA DJP
TAHUN 2020 - 2023

TARGET
32,92% - 67,08% (dalam unit)

RUMAH
16.899 GAP: - 34.441 51.340
SUSUN

129,66%
RUMAH
12.966 10.000
KHUSUS GAP: +2.966
(29,66%)

85,58% - 14,42%
RUMAH
SWADAYA 696.334 813.660
GAP: - 117.326

36,63% - 63,37%
BANTUAN
96.086 GAP: - 166.259 262.345
PSU

Keterangan: 1. Prakiraan Capaian diperoleh dari capaian Tahun 2020-2022 ditambah target Tahun 2023 dengan asumsi tercapai 100%
2. Target Output DIPA dan Pagu, berdasarkan DIPA Revisi 10 (SPRA No. S-495/AG/AG.3/2023 tanggal 30 Agustus 2023) 15
KEMAMPUAN PENYEDIAAN PERUMAHAN OLEH
STAKEHOLDERS DI INDONESIA TAHUN 2015-2022

Total
7,99 juta
unit rumah

5,87 juta
unit diantaranya
adalah rumah
untuk MBR

Sumber: Capaian Program Sejuta Rumah (2022)

Stakeholders yang berkontribusi dalam pencapaian Program Sejuta Rumah


meliputi Kementerian PUPR, K/L, Pemerintah Daerah, Pengembang, CSR
perumahan, dan masyarakat

16
PROGRES PENYEDIAAN HUNIAN LAYAK DI INDONESIA
SECARA NASIONAL

Target dan Capaian Rumah Tangga Menghuni Rumah Layak di Indonesia


Sumber: BPS, 2023

Gap
9,34%

70,00%
60,90% 60,66%
59,54%
56,51%

2019 2020 2021 2022 2024

CAPAIAN TARGET

Kelayakan dihitung berdasarkan


pemenuhan 4 indikator pada
setiap rumah, yaitu: Ketahanan Kecukupan Luas Akses Layanan Akses Layanan
Konstruksi Lantai per Kapita Air Bersih Sanitasi

17
PROGRES RUMAH TANGGA MENGHUNI HUNIAN LAYAK
DI PROVINSI DIY (%)

Capaian Provinsi DIY Tahun 2022 > Rata-rata Nasional

Target Nasional
2024 87,62 Tahun 2024: 70%

Target menuju
2023 86,37
Tahun 2024

2022 84,94 > Rerata Nasional


(60,66%)

2021 85,15

2020 86,19

2019 81,61

Sumber: Susenas BPS, 2023

18
PROGRES RUMAH TANGGA MENGHUNI HUNIAN LAYAK
DI PROVINSI JAWA TENGAH (%)

Capaian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022 > Rata-rata Nasional

Target Nasional
2024 69,52 Tahun 2024: 70%

Target menuju
2023 68,27
Tahun 2024

2022 67,02 > Rerata Nasional


(60,66%)

2021 66,47

2020 67,93

2019 64,69

Sumber: Susenas BPS, 2023

19
03
Fokus Penyelenggaraan
Perumahan TA 2024
ARAH KEBIJAKAN PEMROGRAMAN KEMENTERIAN PUPR
TAHUN 2024
(Disampaikan oleh Menteri PUPR dalam Pleno Pembukaan Rakorbangwil Kementerian PUPR, Senin, 31 Oktober 2022)

01 Semua pekerjaan sudah harus selesai dan diupayakan sudah


bermanfaat di semester I TA 2024. Pembangunan baru harus
sangat selektif sesuai Perpres 120/2022 tentang Penugasan
khusus dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan
infrastruktur

02 OPOR untuk pembangunan infrastruktur yang sudah dibangun


agar bermanfaat dan berfungsi dengan baik

03 Dukungan terhadap pengurangan kemiskinan ekstrem dan


stunting dengan prasarana infrastruktur kerakyatan untuk
pelayanan dasar, melalui program padat karya tunai. Mengacu
kepada data P3KE dari BKKBN

04 Dukungan terhadap pengembangan food estate

21
PRIORITAS PENGANGGARAN DITJEN PERUMAHAN
TAHUN 2024

01 02
Pembangunan perumahan
Penyediaan hunian untuk melalui kegiatan padat
ASN di kawasan Ibu Kota karya, untuk mengatasi
Negara (IKN) kemiskinan ekstrem dan
stunting

03 04 05

Penyediaan perumahan
Penyediaan hunian dalam
Pelaksanaan pekerjaan- terdampak Bencana dan
mendukung Penanganan
pekerjaan Direktif Presiden pada kawasan 3T (Terluar,
Kumuh Terpadu
Terpencil, Tertinggal)

22
TARGET DAN PENGANGGARAN DITJEN PERUMAHAN
TAHUN 2024
(Berdasarkan Surat Menteri PUPR Nomor KU 0101-Mn/1721 tanggal 15 Agustus 2023 hal Penyesuaian Pagu Anggaran
Kementerian PUPR TA 2024)

PAGU ANGGARAN
RUMAH SUSUN* TA 2024 RUMAH SWADAYA

Rp 7,050 T Rp 9,251 Rp 1,000 T


5.479 Unit Triliun 45.872 Unit
*) Termasuk Alokasi untuk IKN 47 Tower

BANTUAN
Dukungan Manajemen dan RUMAH KHUSUS*
PSU RUMAH UMUM Output Non-Fisik
Rp 0,276 T
Rp 0,298 T Dukungan
Dukungan
Manajemen 589 Unit
26.736 Unit Teknis
Rp 0,272 T Rp 0,355 T
*) Termasuk Alokasi untuk IKN 36 Unit

23
04
Peran Pemerintah Daerah
dalam Penyelenggaraan
Perumahan
PERAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN

PRA-KONSTRUKSI PASCA KONSTRUKSI

Menyusun Basis Data Perumahan Serah terima aset

Menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Penghunian


Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
Pemanfaatan dan Pengelolaan
Penyiapan lahan yang clean and clear bangunan rumah

Membentuk Pokja dan Forum PKP Provinsi dan


Kabupaten/Kota

Mengoptimalkan Pokja PKP Provinsi dan PKP Kabupaten/Kota

25
HARAPAN KEPADA STAKEHOLDERS

Perlu sinergi dan kerja sama


antar stakeholders baik Pusat
maupun Daerah dalam
pemenuhan kebutuhan rumah
bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai