Anda di halaman 1dari 15

BKM DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM

PENANGANAN KUMUH
LATAR BELAKANG DAN TARGET NASIONAL

Amanat Kondisi Saat Ini1


Pasal 28(h) Ayat 1-UU Dasar 1945
“Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
22% 30% 36% 50%
mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta memperoleh
pelayanan kesehatan”
atau atau atau atau

RPJPN-UU 17 Tahun 2007 29juta 9juta 11juta 13,5juta


Kota tanpa permukiman kumuh tahun masyarakat perkotaan masyarakat masyarakat masyarakat miskin tinggal di
2025 melalui penyediaan hunian dan tinggal di permukiman permukiman kumuh permukiman kumuh permukiman kumuh dengan
sarana prasarana yang layak, kebijakan kumuh tanpa/dengan tinggal di permukiman tinggal di permukiman sub-standard housing, akses
layanan dasar minimal dengan akses air dengan akses sanitasi buruk terhadap pelayanan
yang berkelanjutan, dan enabling dasar, rentan kesehatan dan
minum yang buruk dan drainase yang
environment yang memadai. buruk bencana, dll.

SDGs Target 11-1


Memastikan akses seluruh masyarakat
Pengentasan
terhadap rumah dan pelayanan dasar TARGET Penyediaan Penanganan Kawasan Kumuh
yang aman, layak huni, dan terjangkau Hunian Layak Rumah Tidak untuk mencapai
serta peningkatan kualitas seluruh
permukiman kumuh di tahun 2030. RPJMN (Sewa/Milik) Layak Huni Kota Tanpa
Kumuh
2015-2019
4,4juta 1,5juta 38.431 Ha
1) Slum profiling by NCEP Urban-World Bank, carried out nationally, 2015
KECENDERUNGAN KE DEPAN

Perumahan Permukiman
Semakin tumbuh
Swadaya dibangun padat, infrastruktur
tak terkendali
sesuai penguasaan (jalan, drainase, air
lahan dan minum, dll) tidak
kemampuan terintegrasi, rawan
masyarakat kebakaran
sekarang Pembangunan rumah masa depan

Pertumbuhan penduduk Tanpa atau kurang pembinaan dan


pengawasan
Modal Sosial BKM/LKM
1. Kerjasama dan kepercayaan di antara anggota
2. Menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan antara BKM/LKM dengan
Masyarakat
3. Menumbuhkan kerjasama dan kepercayaan antar warga masyarakat
4. Menumbuhkan kerjasama antara BKM/LKM dengan pihak luar
(Kemitraan/Kolaborasi)

Fungsi Utama BKM/LKM


• Penggerak dan penumbuhan kembali nilai – nilai luhur kemanusiaan dan
prinsip – prinsip kemasyarakatan
• Tempat pengembangan aturan dan kode etik
• Pengambilan keputusan dan kebijakan yang adil, jujur, transaparan,
akuntabel dan demokratis
• Mediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat
• Pusat informasi dan komunikasi bagi masyarakat kelurahan/Desa
• Advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan
pemerintah setempat
Mengapa Menggunakan BKM?

1. UU No 1/2011 “penanganan kawasan permukiman kumuh menjadi


tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau setiap orang
(masyarakat)”;
2. BKM sebagai lembaga masyarakat tingkat kelurahan yang dipercaya
(board of trustee) sebagai aset DJCK sejak tahun 1999 mengelola
penanggulangan kemiskinan;
3. Berdasarkan data base luas kawasan kumuh (38,431 Ha), sebesar
23,473 Ha berada di lokasi yang telah memiliki lembaga masyarakat
(BKM);
4. BKM menjadi lembaga masyarakat yang strategis dalam penanganan
kawasan permukiman kumuh perkotaan.
Organisasi Masyarakat Warga
Organisasi-organisasi masyarakat warga yang diprakarsai dan dikelola secara mandiri oleh
warga, yang secara damai berupaya memenuhi kebutuhan/kepentingan bersama,
memecahkan persoalan bersama, dengan tetap menghargai hak orang lain untuk berbuat
yang sama dan tetap mempertahankan kemerdekaannya (otonomi) terhadap institusi
negara,keluarga,agama dan pasar. 5
Rancangan Perubahan

1. Tersebar di 11.067 kel ; 269 kab/kota dan 34 provinsi


2. Berpengalaman dalam menjalankan pembangunan dalam MENDUKUNG PERCEPATAN
program penanggulangan kemiskinan melalui pendekatan PENGURANGAN KAWASAN
Sosial-Ekonomi-Lingkungan (SEL) PERMUKIMAN KUMUH
PERKOTAAN MENJADI 0 %

Program Nangkis  Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh

Badan
Keswadayaan
Masyarakat

3. Berpengalaman dalam melakukan kemitraan dengan Peningkatan Kapasitas :


stakeholder Kegiatan Output
4. Telah memiliki data baseline 7 indikator kumuh Penyusunan Dok. Perencanaan Modul
Pelaksanaan Kegiatan
perencanaan,
Peningkatan Kualitas Permukiman
pelaksanaan dan
Kumuh 6
kolaborasi
Memperluas Jejaring Kemitraan
Peningkatan Peran BKM

Kondisi Awal BKM Kondisi yang diinginkan

• BKM orientasi pada


• BKM orientasi pada
Penanganan kumuh
Penanggulangan Kemiskinan
• Menyusun Rencana Penataan
• BKM hanya mengelola dana
Lingkungan Permukiman
BLM (open menu)
(RPLP)
• Menyusun PJM Pronangkis
• Membangun infrastruktur
• Melaksanakan kegiatan
permukiman yang berskala
infrastruktur, sosial dan Rumusan : lingkungan
ekonomi (dana bergulir) 1. Titik Mana
2. Kumuh kenapa
• Menjaga kualitas lingkungan
3. Mau permukiman yang didukung
bagaimana
oleh perubahan prilaku
masyarakat

Dengan peningkatan peran BKM, maka :


 BKM akan mampu menyusun perencanaan spasial permukiman kumuh (RPLP)
secara komprehensif yang terintegrasi dengan perencanaan kota (RP2KP-KP)
 BKM dapat membantu percepatan penanganan kawasan kumuh perkotaan
sebesar 24,397 Ha dari target 38,431 Ha 7
Mekanisme Kerja BKM
Dalam Pelaksanaan Penanganan Kumuh
Pelatihan Penguatan Evaluasi Hasil
Kapasitas BKM Penetapan prioritas kegiatan &
Pelaksanaan oleh BKM,
penganggaran tahun berikutya
Pemda & Stakeholder

Penyusunan Rencana
RUMUSAN
Kerja BKM Pelaksanaan Kegiatan • WHAT WE NEEDED NOT WANTED
Penanganan Kumuh • WE NOT US (KITA BUKAN KAMI)
oleh KSM & KPP • QUALITY NOT QUANTITY
(KUALITAS/MUTU BUKAN
Review RPLP dan Penyepakatan bersama JUMLAH/BANYAKNYA
Profil Kumuh rencana pelaksanaan
kegiatan

Pemasaran Program
Revisi RPLP dan
RPLP/RTPLP melalui
Penyusunan RTPLP
chaneling/kemitraan

Konsolidasi Perencanaan & Penganggaran dengan


Pemda, SKPD terkait untuk menjadi target daerah dan
program penanganan kumuh dalam RPJMD & RKPD
Perlunya Perubahan
Paradigma

“Bukan hanya banyaknya aturan, kuatnya


kelembagaan dan besarnya anggaran yang
dibutuhkan”

tapi
PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI NAKHODA

Mainstreaming aspek PKP ke dalam agenda


RPJMD
Menerapkan demand responsive approach
Pemda
sebagai Adanya alokasi pendanaan terhadap
Nakhoda pembangunan PKP
Adanya kapasitas kelembagaan yang memadai.
Adanya rencana pembangunan PKP yang
strategis dan komprehensif

Dalam memenuhi perannya sebagai Nakhoda, minimal karakteristik tersebut harus


dimiliki oleh pemda.
Pemerintah pusat akan berperan dalam pendampingan, bimbingan teknis, dan memberikan dukungan
regulasi/kebijakan.
MEMBANGUN PLATFORM BERSAMA

Visi misi, mandat, Strategi Pengentasan Permukiman


tupoksi, political BANK Kumuh harus disusun atas dasar:
Pemerintah support, dukungan DLL PHLN 1. Dari,oleh, dan untuk kota ybs.
Daerah pendanaan. 2. Berdasarkan strategi
pembangunan kota
3. Skala kota dengan kejelasan
prioritas penanganan
2 Rumah Lahan 4. Demand responsive approach
Pokja PKP (top-down meets bottom-up)
Strategi SWA 5. Multi sektor, multi stakeholder
Kab/Kota
Pengentasan DAYA 6. Tidak bersifat ke-project-an
Permukiman
Kumuh Strategi Pengentasan Permukiman
Sosial &
Inf..Dasar Kumuh berisikan:
Ekonomi
1. Kegiatan
2. Tahapan/Waktu
3. Lokasi
Pokja PKP 4. Besaran
Provinsi 5. Sumber Dana
APBN APBD CSR
Dari rencana kegiatan pembangunan
berbagai sektor (sosial, ekonomi, dan
infrastruktur fisik) yang dibutuhkan
NSUP/KOTAKU dll dalam penanganan perumahan dan
permukiman.
BSPS, Rusunawa
TAMAN MERDEKA KOTA
PEMATANGSIANTAR 12
Kelurahan Banjar, Kec. Siantar Barat, Kota Pematangsiantar - Sumatera Utara

PLPBK hadir, Kawasan Kumuh


Tinggal Kenangan
Oleh:
Nurmansyah
Askot CD Koorkot VI Pematangsiantar & Simalungun Sumut

K ehadiran PLPBK di Kelurahan Banjar telah membuat kawasan kumuh di Gang


Rukun tinggal kenangan. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Flamboyan
binaan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Serasi benar-benar telah
menyulap kawasan yang awalnya kumuh menjadi tertata dan berdaya guna.
KSM Pelangi dengan sumber dana BLM PLPBK sebesar Rp 270.164.000 ditambah
swadaya masyarakat senilai Rp 61.349.000 berhasil menata jalan di Gang PLPBK sebagai program
Rukun sepanjang 520 meter. Pelaksanaan PLPBK di Kelurahan Banjar juga menarik lanjutan dari PNPM
perhatian instansi terkait lainnya. Dinas Tarukim Kota Pematangsiantar ikut Mandiri Perkotaan,
berkontribusi dengan memasang sejumlah lampu taman di Gang Rukun. menjadi program
Kontribusi lainnya datang dari Dinas unggulan yang konsepnya
Tarukim Provinsi Sumatera Utara yang tidak dimiliki oleh
membangun 25 unit Rumah Tidak Layak program lain di Kota
Huni (RTLH). Sementara itu, PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Tak
Kota Pematangsiantar ikut mengalirkan air heran jika program ini
bersih gratis bagi warga miskin melalui lima mendapat apresiasi
titik instalasi air bersih yang dibangunnya. dan perhatian khusus
dari Pemerintah Kota
Tentunya LKM Serasi Kelurahan Banjar Pematangsiantar.
bersama tim Pemasaran PLPBK tidak
langsung puas dan berhenti di situ. Mereka
terus mencari pihak lain baik swasta maupun
pemerintah untuk mewujudkan mimpi
besar mereka karena penataan lingkungan
permukiman di Kelurahan Banjar tak
berhenti di Gang Rukun. Masih ada ratusan
gang lainnya yang masih kumuh dan belum
tertata.
PLBK sebagai program lanjutan dari PNPM
Mandiri Perkotaan, menjadi program
unggulan yang konsepnya tidak dimiliki oleh program lain di Kota Pematangsiantar. Tak heran jika program ini
mendapat apresiasi dan perhatian khusus dari Pemerintah Kota Pematangsiantar. Keberhasilan Kelurahan Banjar
dalam mengimplementasikan program PLPBK menjadi motivasi tersendiri bagi Pemkot Pematangsiantar untuk
menciptakan sebuah konsep pembangunan berkelanjutan sesuai visi kota ini menuju siantar mantap, maju dan jaya.

Sebagai tindaklanjut keseriusan Pemerintah Kota Pematangsiantar terhadap program PLBK, Badan Pembangunan Daerah Nama LKM : LKM Serasi
Alamat : JL. Bola Kaki Kelurahan Banjar
(Bappeda) melibatkan secara langsung pengurus BKM/LKM masing- masing kelurahan dalam kegiatan Musrenbang mulai
dari tingkat kelurahan, kecamatan dan kota sekaligus turut menandatangani hasil kegiatan dimaksud. Selain itu Forum Contact Person :
BKM/LKM juga diikutsertakan dalam rapat koordinasi TKPKD yang diselenggarakan secara rutin setiap bulannya. Warga Koordinator BKM : Joner Damanik (081370371044)
Kelurahan Banjar berharap, pelaksanaan PLPBK dapat menyulap seluruh kawasan jalan gang yang masih kumuh dan Koordinator TIPP : Junaidi (085276559460)
belum tertata menjadi kawasan yang rapi dan tertata seperti halnya dengan Gang Rukun.
6
Setelah tiga bulan berjalan, penyaluran air bersih yang dilaksanakan KSM Gapura Jaya, binaan BKM Bah Kapul
Mandiri—kemudian dikelola oleh O&P Tirta Sari—mendapat apresiasi tinggi dari Pemerintah Kota (Pemkot)
Pematang Siantar.

Apresiasi tersebut dibuktikan dengan kunjungan Dirut PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar Badri Kalimantan
didampingi Camat Siantar Sitalasari dan rombongan ke Sarana Air Bersih pada Selasa, 2 Februari 2011.

Saat itu rombongan melihat langsung sarana air bersih yang dibangun masyarakat Kelurahan Bah Kapul dengan panitia
KSM Gapura Jaya. Fasilitas yang menyrap dana PNPM Mandiri Perkotaan itu mencukupi sekitar 400 KK warga miskin

Kedatangan Rombongan PDAM Tirtauli tersebut disambut antusiasme masyarakat Kelurahan Bah Kapul.

Ini terlihat dari semangatnya warga mendampingi rombongan sampai ke lokasi sumber mata air berjarak 2,5 kilometer
dari pemukiman penduduk itu. Mereka juga mampu menjelaskan secara rinci apa-apa yang ditanyakan oleh rombongan
PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar.

Ketua pengurus O&P Tirta Sari A. Sinaga mengatakan bahwa pengelolaan air bersih ini dilaksanakan oleh warga secara
bergotong royong dengan Sistem Gravitasi Murni sejauh 2,5 kilometer. Selanjutnya penerima manfaat dikenakan biaya
Operasional dan Perawatan sebesar Rp800 per meter.

Jumlah Biaya Perawatan yang dibayar oleh Warga dapat dilihat dari angka Meteran Air yang di Cek setiap bulannya
oleh petugas. Dari sekitar 400 KK sudah 180 KK yang memakai Meteran dan selebihnya secara bertahap akan
menggunakan Meteran Air sama dengan yang lainnya.

Setelah mendengarkan penjelasan tersebut Badri Kalimantan mengucapkan Terima Kasih kepada KSM Gapura Jaya dan Pengurus O&P Tirta Sari, karena telah membantu memenuhi
sebagian kebutuhan air bersih di Kota Pematangsiantar, khususnya Kelurahan Bah Kapul. Apalagi PDAM Tirtauli belum sanggup memenuhi kebutuhan seluruh warga Kota
Pematangsiantar dalam Pemenuhan Sarana Air Bersih di karenakan keterbatasan debit Air yang dimiliki oleh PDAM Tirtauli.

Selanjutnya ia mengatakan, sarana air bersih Tirtasari ini merupakan suatu Aset dan kebanggaan Bagi Kota Pematangsiantar, khususnya Warga Kelurahan Bah Kapul, karena dengan
teknik yang sangat sederhana dan dengan dana yang minim sudah mampu mewujudkan mimpi sekitar 1200 jiwa Kelurahan Bah Kapul untuk dapat menikmati air bersih. (Korkot IV
Pematangsiantar-Simalungun, OC-1 Sumut PNPM Mandiri Perkotaan) 14
15

Anda mungkin juga menyukai