Drs. M Sahlan
TUGAS DAN FUNGSI
1. memvalidasi kebijakan teknis di bidang Perkim berupa penyusunan Renja di bidang
KEPALA DINPERKIM
Perkim;
2. menetapkan perumusan kebijakan dan strategi dalam pencapaian SPM urusan perkim;
3. mengkoordinasikan pemberian bantuan teknis dan bantuan fisik perumahan dan kawasan
permukiman;
Kepala 4. mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
Dinperkim pengembangan kawasan permukiman;
5. mengkoordinasikan dengan pemerintah, masyarakat dan pengembang dalam rangka
fasilitasi pengembangan perkim;
6. mengkoordinasikan pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian serta fasilitasi
pembangunan dan rehabilitasi perumahan bagi masyarakat kurang mampu dan atau korban
Sekretaris bencana dan atau yang terkena program pemerintah;
7. mengkoordinasikan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh;
8. mengkoordinasikan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta fasilitasi pengelolaan
dan pengembangan sistem air limbah domestik;
Kabid 9. mengkoordinasikan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta fasilitasi pengelolaan
Kabid Kawasan
Perumahan dan pengembangan sistem drainase permukiman yang terhubung dengan drainase primer;
Permukiman
Rakyat 10. mengarahkan pembinaan administrasi umum ;
11. memvalidasi perumusan kebijakan kebutuhan rumah tangga dinas dan pongelolaan
administrasi barang milik daerah sesuai dengan ketentuan guna tertib administrasi; dan
12. mengkoordinasikan pelaksanaan dan evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan atau
Standar Pelayanan (SP)
LATAR BELAKANG
Target RPJMD dan Renstra pada Tahun 2021
Persentase
kawasan Rasio Rumah Layak
permukiman Huni 98,74 % 95,54%
kumuh
SASARAN TINGKAT KOTA
Rasio akses air minum
Menurunnya luas kawasan kumuh, dan
meningkatnya pemenuhan layanan
0% terhadap jumlah
penduduk
95,99 % 90,43%
sarpras perkotaan
Cakupan layanan
pengelolaan limbah
domestik
97,33 %
Cakupan Layanan
Sarpras Perkotaan Cakupan jalan
lingkungan kondisi
mantap
87,75 %
93,63 %
Persentase ketersediaan
drainase lingkungan 47,46 %
PERUMUSAN
MASALAH
KEBIJAKAN FAKTOR
1 Kebijakan apa yang akan ditempuh dalam
2 PENDUKUNG
Faktor Pendukung (Kekuatan dan Peluang)
penanganan kawasan permukiman kumuh dalam penanganan kawasan permukiman
dan pemenuhan sarpras perkotaan kumuh dan pemenuhan sarpras perkotaan
O
W T
S
Strategi S-O
Strength Opportunity
1. Kesesuaian visi dan misi 1. Adanya dana stimulan dari
Kepala Daerah dengan pusat dan provinsi
X
kondisi daerah 2. Adanya program Kota Tanpa
2. Komitmen Dinperkim Kumuh
memberikan pelayanan 3. Pertumbuhan Ekonomi Kota
maksimal Pekalongan cukup tinggi
3. Kualitas dan kompetensi
SDM pada Dinperkim
Peningkatan
koordinasi dengan
Pemerintah Pusat,
Provinsi dan swasta
dalam penanganan
kumuh dan Peningkatan Sinergi
peningkatan sarpras dengan Pemerintah
perkotaan Pusat, Provinsi dan
swasta dalam
penanganan kumuh
dan peningkatan Peningkatan Sarpras
sarpras perkotaan perkotaan untuk mempertahan
kan pertumbuhan ekonomi
Strategi S-T
Strength Threat
1. Kesesuaian visi dan misi 1. Target RPJMD cukup berat
Kepala Daerah dengan 2. Banyaknya sarpras lingkungan
X
kondisi daerah permukiman yang rusak
2. Komitmen Dinperkim 3. Masih rendahnya partisipasi
memberikan pelayanan masyarakat dalam revitalisasi
maksimal kawasan permukiman kumuh.
3. Kualitas dan kompetensi 4. Pola pikir masyarakat yang
SDM pada Dinperkim cenderung lebih memilih
bantuan berupa uang daripada
material
Penyusunan kebijakan
dalam rangka
pencapaian target
RPJMD khususnya
dalam penanganan
kawasan permukiman Pemberdayaan
kumuh dan Masyaraat dalam
peningkatan sarpras penanganan kawasan
perkotaan kumuh dan
peningkatan sarpras
perkotaan Optimalisasi penyuluhan
kepada masyarakat untuk
mengatasi permasalahan
permukiman kumuh
Strategi W-O dan W- T
Weakness Opportunity Threat
1. Keterbatasan APBD
1. Adanya dana stimulan dari 1. Target RPJMD cukup berat
2. Sarana prasarana dinas yang
pusat dan provinsi 2. Banyaknya sarpras lingkungan
X X
kurang memadai
2. Adanya program Kota Tanpa permukiman yang rusak
3. Kurang aktifnya Dinas dalam
Kumuh 3. Masih rendahnya partisipasi
memberikan penyuluhan
3. Pertumbuhan Ekonomi Kota masyarakat dalam revitalisasi
4. Kurangnya pengawasan
Pekalongan cukup tinggi kawasan permukiman kumuh.
5. Adanya data yang dinamis
4. Pola pikir masyarakat yang
untuk penetapan sasaran
cenderung lebih memilih
program penanganan
bantuan berupa uang daripada
permukiman kumuh
material
6. Kuantitas SDM terbatas
Pemanfaatan secara
optimal dana stimulan
dari pusar dan
provinsi untuk
penanganan
permukiman kumuh Terobosan dan Inovasi
Peningkatan Sinergi dengan
dan peningkatan penanganan kawasan kumuh
Program Kota Tanpa
sarpras perkotaan dan peningkatan sarpras
Kumuh mengingat
permukiman yang efektif
keterbatasan jumlah
dan efisien
personil Dinperkim
Strategi dan Inovasi
Berdasarkan Analisis SWOT