Anda di halaman 1dari 76

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR

NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : RENCANA STRATEGIS BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2019-
2024

DAFTAR ISI
Hal
Daftar Isi i
Daftar Bagan ii
Daftar Tabel iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Landasan Hukum 5
1.3 Maksud dan Tujuan 9
1.4 Sistematika Penulisan 10
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BPBD KOTA BOGOR
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur BPBD Kota Bogor 12
2.2 Sumber Daya BPBD Kota Bogor 18
2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Kota Bogor 27
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan 31
Pelayanan BPBD Kota Bogor
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS BPBD
KOTA BOGOR
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas 35
dan Fungsi Pelayanan BPBD Kota Bogor
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala 37
Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Rencana Strategis PB BNPB dan 41
BPBD Provinsi Jawa Barat
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan 48
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis 51
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD 53
Kota Bogor
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 57

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA 59


PENDANAAN

BAB VI KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN 70


KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA
PERLINDUNGAN MASYARAKAT

BAB VII PENUTUP 73

i
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Struktur organisasi BPBD Kota Bogor 13

Gambar 3.1 Konsep Kota Ramah Keluarga 39

ii
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 2.1 Tingkat Pendidikan Terakhir Aparat BPBD Kota 18
Bogor
Tabel 2.2 Pangkat/Golongan PNS BPBD Kota Bogor 19
Tabel 2.3 Jabatan Struktural dan Fungsional BPBD Kota Bogor 19
Tabel 2.4 Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia Badan 20
Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2019-2024
Tabel 2.5 Diklat Dalam Jabatan PNS BPBD Kota Bogor 20
Tabel 2.6 Rencana Kebutuhan Peningkatan Kompetensi 21
Sumber Daya Manusia Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Tahun 2019-2024
Tabel 2.7 Jumlah PNS BPBD Kota Bogor Berdasarkan Jenis 22
Kelamin
Tabel 2.8 Rencana Pemenuhan Sarana dan Prasarana Badan 23
Penanggulangan Bencana Daerah tahun 2020-2024
Tabel 2.9 Rencana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Badan 26
Penanggulangan Bencana Daerah tahun 2020-2024
Tabel 2.10 Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan 28
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor tahun
2015-2019
Tabel 2.11 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan 30
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor Tahun
2015-2019
Tabel 3.1 Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas 35
dan Sasaran Pembangunan Daerah
Tabel 3.2 Faktor penghambat dan faktor pendorong pelayanan 40
BPBD Kota Bogor untuk pencapaian sasaran RPJMD
Kota Bogor Tahun 2019-2024
Tabel 3.3 Keterkaitan Program, Fokus Prioritas dan Sasaran PB 44
Tabel 3.4 Faktor penghambat dan faktor pendorong pelayanan 45
BPBD Kota Bogor untuk pencapaian sasaran BNPB
Tahun 2019-2024
Tabel 3.5 Faktor penghambat dan faktor pendorong pelayanan 47
BPBD Kota Bogor untuk pencapaian sasaran BPBD
Propinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kota 54
Bogor
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran Strategi dan Kebijakan BPBD Kota 57
Bogor
Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Badan 61
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor
Tabel 6.2 Rencana Pencapaian SPM Sub-Urusan Bencana 69
tahun 2020-2024
Tabel 7.1 Indikator Kinerja Utama Badan Penanggulangan 70
Bencana Daerah Kota Bogor Tahun 2020-2024
Tabel 7.2 Indikator Kinerja Program BPBD Kota Bogor Tahun 71
2020-2024

iii
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR
NOMOR :
TANGGAL :
TENTANG : RENCANA STRATEGIS BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KOTA BOGOR TAHUN 2019-2024

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma perencanaan pembangunan yang lebih


harmonis dan selaras baik antara pusat dengan daerah, daerah
dengan daerah, dan juga antar instansi dan fungsi pemerintahan,
merupakan landasan utama dari diterbitkannya Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN). Undang-undang ini sebagai acuan dan pegangan
bagi pemerintah di tingkat pusat dan daerah dalam rangka
pelaksanaan pembangunan yang lebih terintegrasi, sinkron, dan
sinergis baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, maupun
antar fungsi pemerintahan. Dengan ditetapkannya undang-
undang tersebut maka setiap perangkat kerja daerah diwajibkan
untuk menyusun rencana strategis dan kerja sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pembangunan, baik untuk jangka menengah
(lima tahunan) maupun jangka pendek (tahunan), sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan
setelah Kepala Daerah terpilih dilantik.
RPJMD Tahun 2019-2024 telah mengakomodir rumusan
Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program Indikatif Kepala

1
Daerah/Wakil Kepala Daerah terpilih yang telah disampaikan
kepada masyarakat pemilih pada saat kampanye pemilihan
pasangan Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah secara
langsung. Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi,
Kebijakan dan capaian Program dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019 - 2024 dijabarkan dalam
perencanaan lima tahunan ditingkat Perangkat Daerah dengan
penyusunan Renstra (Rencana Strategis) Perangkat Daerah yang
disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
Bogor adalah salah satu perangkat daerah yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Walikota sebagai penanggung
jawab utama dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
BPBD Kota Bogor dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas
dan fungsi penanggulangan bencana di Kota Bogor sesuai dengan
Peraturan Walikota Bogor Nomor 89 Tahun 2016 Tentang Uraian
Tugas Pokok dan Fungsi Serta Tata Kerja Jabatan Struktural di
Lingkungan Badan Penanggulangan Daerah. Oleh karena itu perlu
disusun sebuah Rencana Strategis yang baik untuk menunjang
tugas dan fungsi tersebut.
Dalam perspektif Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004,
Renstra perangkat daerah adalah dokumen perencanaan
perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi,
misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM
Daerah dan bersifat indikatif. Sementara Undang-undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 272 ayat (3)
menekankan bahwa pencapaian sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan dalam rencana strategis perangkat daerah
diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis
kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.

2
Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 menyatakan bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggung jawab
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan tujuan untuk memberikan perlindungan
terhadap kehidupan dan penghidupan, yang termaktub
didalamnya adalah perlindungan atas terjadinya bencana, guna
mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Dinyatakan pula dalam undang-undang tersebut bahwa
penanggulanan bencana merupakan urusan bersama pemerintah,
masyarakat, dunia usaha, organisasi non-pemerintah,
internasional, maupun pemangku kepentingan (stakeholders)
lainnya. Oleh karenanya landasan nasional dalam
penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana akan
memberikan advokasi dan dukungan kepada pemerintah dalam
upaya melaksanakan pengurangan risiko bencana (PRB) secara
terencana, sistematis dan menyeluruh.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penyusunan
Renstra Perangkat Daerah selain berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor
Tahun 2019-2024, BPBD Kota Bogor juga mengacu pada Rencana
Nasional Penanggulangan Bencana Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2019-2024. BNPB adalah
lembaga pemerintah non departemen yang diberi amanah oleh
presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan
menyeluruh lingkup nasional.
Selanjutnya perlu dipahami bersama bahwa Kota Bogor
adalah salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang masuk
kategori rawan bencana. Hal ini termuat dalam RPJMD Kota Bogor
Tahun 2019-2024 dan menjadi salah satu isu strategis yang perlu
mendapat perhatian serius. Secara jelas RPJMD menyebutkan
bahwa di wilayah Kota Bogor sedikitnya terdapat 32 titik rawan
bencana alam yang terdiri atas daerah rawan longsor dan banjir

3
yang tersebar di 6 wilayah kecamatan se-Kota Bogor. Pada tahun
2018 tercatat 619 peristiwa tanah longsor terjadi di berbagai lokasi
di Kota Bogor, dalam skala kecil hingga besar. Di Kecamatan
Bogor Selatan, terdapat 39 titik rawan longsor pada 11 kelurahan,
meliputi Kelurahan Cikaret, Empang, Bondongan, Batutulis,
Pamoyanan, Cipaku, Genteng, Muarasari, Lawanggintung,
Harjasari, Rancamaya, Bojongkerta, Mulyaharja, dan Pakuan.
Kondisi ini terdapat pula di kecamatan lain seperti halnya pada
beberapa wilayah di Kecamatan Bogor Tengah, salah satunya
Kelurahan Gudang. Taksiran kerugian akibat bencana banjir dan
longsor mencapai Rp 9,8 milyar. Selain potensi bencana banjir dan
longsor, terdapat potensi bencana lain yaitu pohon tumbang,
angin ribut dan kebakaran (akibat petir dan arus pendek). Petir di
Bogor termasuk yang terdahsyat di wilayah Asia Tenggara.1
Berdasarkan hasil analisis BNPB yang tertuang dalam
Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2018, Kota Bogor
masuk dalam kategori sedang di beberapa indeks risiko bencana.
Kelas risiko dengan nilai sedang tersebut adalah indeks risiko
bencana gempa bumi, kebakaran lahan dan hutan, cuaca ekstrim
dan bencana kekeringan. Sementara indeks risiko bencana tanah
longsor dan gunung api masuk dalam kategori sedang. 2
Dengan demikian penyusunan rencana strategis
merupakan kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai
permasalahan akibat bencana yang akan dihadapi dimasa
mendatang dan diharapkan dapat menjadi pedoman bagi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor dalam
melaksanakan program dan kegiatan penanggulangan bencana
berdasarkan amanah visi dan misi yang ditetapkan.

1
RPMJD Kota Bogor Tahun 2019-2024 Hal.42-43
2
IRBI BNPB Tahun 2018
4
1.2 Landasan Hukum
Dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) BPBD
Kota Bogor Tahun 2019-2024, peraturan perundang-undangan
yang dijadikan landasan hukum adalah sebagai berikut:
1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
I.6 Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-
undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik Indonesia
dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota
kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 551);
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3) Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan UndangUndang Nomor 09 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

5
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
6) Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042).
7) Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
8) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6178);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322).
10) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan
Dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323).
11) Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
136);
12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri

6
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310).
13) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 1312);
14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2019
tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah
15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018
tentang Perubahan Menteri Dalam Negeri No. 80 Thun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
16) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2019
tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1540);
17) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2019 Nomor 7 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 236);
18) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2019
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 8 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 237);

7
19) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Daerah Kota Bogor Tahun 2010 Nomor 1 Seri E);
20) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota
Bogor Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);
21) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tahun
2005 – 2025 (Lembaran Daerah KotaBogor Tahun 2009 Nomor
3 Seri E);
22) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2011 Nomor 2 Seri E);
23) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor
(Lembaran Daerah Kota Bogor tahun 2016 Nomor 1 Seri D)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor
(Lembaran Daerah Kota Bogor tahun 2019 Nomor 1 Seri D);
24) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 14 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kota Bogor Tahun 2019-2024 (Lembaran Daerah Kota Bogor
tahun 2019 Nomor 11 Seri E).
25) Peraturan Walikota Bogor Nomor 81 Tahun 2018 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor
tahun 2018).

8
26) Peraturan Walikota Bogor Nomor 89 Tahun 2016, tentang
Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Jabatan Struktural
di Lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Bogor;
27) Peraturan Walikota Bogor Nomor 81 Tahun 2018, tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta
Tata Kerja Perangkat Daerah;
28) Surat Keputusan Walikota Bogor Nomor Tahun 2019 Tanggal
23 April 2019 Tentang Pembentukan Tim Penyusun Rencana
Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Bogor Tahun 2019-2024.

1.3 Maksud dan Tujuan


a. Maksud dari Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Tahun 2019-2024 adalah :
Untuk penyelarasan tujuan, sasaran, strategi dan arah
kebijakan Perangkat Daerah Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD), dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya dalam kurun waktu lima tahun mengacu kepada
RPJMD Kota Bogor Tahun 2019-2024.
b. Tujuan dari Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Tahun 2019-2024 adalah
sebagai berikut:
1) Menetapkan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan serta
program dan indikasi kegiatan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor beserta indikator
kinerja dan target kinerja pada tahun 2019-2024 dalam
rangka menunjang Visi dan Misi Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 14 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Bogor Tahun 2019-2024;

9
2) Memberikan pedoman bagi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor dalam menyusun
Rencana Kerja Tahunan (Tahun 2019-2024);
3) Menetapkan tolok ukur dan target kinerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) khususnya
dalam pelaksanaan tugas urusan pemerintahan di
bidangnya, yang harus dipertanggungjawabkan dalam
dokumen LAKIP, LPPD dan LKPJ tahunan dan LKPJ Akhir
Masa Jabatan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Bogor.

1.4 Sistematika Penulisan

Dokumen Rencana Strategis BPBD Kota Bogor disusun


dengan pokok bahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN
DAERAH KOTA BOGOR
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur BPBD Kota Bogor
2.2 Sumber Daya BPBD Kota Bogor
2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Kota Bogor
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
BPBD Kota Bogor
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS BADAN
PENANGGULANGAN DAERAH KOTA BOGOR
3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan
Fungsi Pelayanan BPBD Kota Bogor
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil
Walikota Bogor Terpilih
3.3 Telaahan Terhadap Rensta BNPB dan Renstra BPBD
Provinsi Jawa Barat
10
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat
Daerah

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA


PENDANAAN

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN


KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT (SUB URUSAN
BENCANA DAERAH)

BAB VIII PENUTUP

11
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH KOTA BOGOR

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPBD Kota Bogor


Dasar hukum pembentukan Perangkat Daerah:
1) Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor
(Lembaran Daerah Kota Bogor tahun 2016 Nomor 1 Seri D)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor
(Lembaran Daerah Kota Bogor tahun 2019 Nomor 1 Seri D);
2) Peraturan Walikota Bogor Nomor 81 Tahun 2018 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta
Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor
tahun 2018);
Sebagai organisasi perangkat daerah yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Walikota dan dibentuk dalam
rangka melaksanakan tugas dan fungsi penanggulangan bencana,
maka secara rinci susunan organisasi tugas dan fungsi BPBD Kota
Bogor sebagai berikut:
1. Kepala BPBD, secara ex-officio dijabat oleh sekretaris daerah;
2. Unsur pengarah BPBD, meliputi:
a. Keanggotaan unsur pengarah BPBD terdiri dari ketua
dan anggota;
b. Jumlah keanggotaan unsur pengarah BPBD sebanyak 9
orang.
3. Unsur pelaksana BPBD.
Susunan organisasi unsur pelaksana BPBD Kota Bogor
terdiri dari :
1. Kepala pelaksana;
2. Sekretariat;

12
3. Seksi pencegahan dan kesiapsiagaan;
4. Seksi kedaruratan dan logistik;
5. Seksi rehabilitasi dan rekonstruksi;
6. Kelompok jabatan fungsional.

Struktur organisasi BPBD Kota Bogor secara jelas dapat


dilihat pada bagan berikut ini :

KEPALA

UNSUR PENGARAH UNSUR PELAKSANA


- INSTANSI KEPALA PELAKSANA
- PROFESIONAL/AHLI

SEKRETARIAT

SEKSI PENCEGAHAN SEKSI KEDARURATAN SEKSI REHABILITASI


DAN KESIAPSIAGAAN DAN LOGISTIK DAN REKONSTRUKSI

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

Sumber : Perda Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2014

Gambar 2.1 : Struktur organisasi BPBD Kota Bogor

Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Walikota Bogor Nomor 81 Tahun
2018, tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Fungsi, Serta Tata Kerja Perangkat Daerah tugas pokok BPBD
Kota Bogor adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan
kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional
13
Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan
yang mencakup pencegahan bencana, penanganan bencana,
rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara;
2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan
bencana;
4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan
bencana;
5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana
kepada Walikota setiap sebulan sekali dalam kondisi normal
dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan
barang;
7. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang
diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Fungsi BPBD Kota Bogor dalam menyelenggarakan tugas


pokoknya adalah :
1. Merumusan dan penetapan kebijakan penyelenggaraan
penanggulangan bencana meliputi tahap prabencana, saat
tanggap darurat, pasca bencana dengan bertindak cepat dan
tepat, efektif dan efesien; dan
2. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
Adapun tugas pokok dan fungsi dari organisasi BPBD
adalah sebagai berikut:
1. Kepala BPBD
Kepala BPBD mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian fungsi pemerintahan daerah di bidang
penanggulangan bencana;

14
2. Unsur Pengarah
Unsur Pengarah mempunyai tugas pokok memberikan
masukan dan saran kepada kepala BPBD dalam
penanggulangan bencana.
Fungsi unsur pengarah yaitu :
a. Merumuskan kebijakan penanggulangan bencana daerah;
b. Memantau dan mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah.
3. Unsur Pelaksana
Tugas unsur pelaksana adalah melaksanakan
penanggulangan bencana daerah secara terintegrasi yang
meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca
bencana.
Dalam melaksanakan tugasnya, unsur pelaksana
mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan
bencana;
b. Pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan
bencana;
c. Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana
yang membantu kepala BPBD dalam menyelenggarakan tugas dan
fungsi unsur pelaksana dan menjalankan tugas kepala BPBD
sehari-hari. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Pelaksana
dibantu oleh :
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu kepala pelaksana
dalam mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan
pengendalian terhadap program, administrasi, dan sumber
daya serta kerja sama.
Sekretariat mempunyai fungsi :

15
a. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi program
perencanaan, dan perumusan kebijakan di lingkungan
BPBD;
b. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan,
hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi,
tata laksana, peningkatan kapasitas sumber daya
manusia, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan
protokol;
d. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah
penanggulangan bencana;
e. Pengumpulan data dan informasi kebencanaan di
wilayahnya; dan
f. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan
penanggulangan bencana.
2. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Tugas pokok seksi pencegahan dan kesiapsiagaan adalah
membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan
melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut seksi
pencegahan dan kesiapsiagaan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat;
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana
serta pemberdayaan masyarakat;
c. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau
lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi, dan
kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat; dan

16
d. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi
dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat.
3. Seksi Kedaruratan dan Logistik
Tugas pokok seksi kedaruratan dan logistik adalah
membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan
melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat dan dukungan logistik serta
penyelenggaraan manajemen logistik dan peralatan.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana
pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan
dukungan logistik;
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat,
penanganan pengungsi dan dukungan logistik;
c. Mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktifitas
manajemen logistik dan peralatan terutama pada masa
siaga darurat, tanggap darurat dan pemulihan darurat;
d. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat, penanganan
pengungsi dan dukungan logistik;
e. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat, penanganan
pengungsi dan dukungan logistik.
4. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Tugas pokok seksi rehabilitasi dan rekonstruksi adalah
membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan
melaksanakan kebijakan di bidang penaggulangan bencana
pada pasca bencana.

17
Untuk melaksanakan tugas pokoknya mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada pasca bencana;
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pasca bencana;
c. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan
bencana pada pasca bencana;
d. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang
pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulnagan
bencana pada pasca bencana.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Tugas pokok kelompok jabatan fungsional adalah
melaksanakan kegiatan BPBD secara profesional sesuai
dengan keahlian, keterampilan dan kebutuhan.

2.2 Sumber Daya BPBD Kota Bogor


Sumber Daya Aparatur
BPBD Kota Bogor memiliki sumber daya aparatur
sebanyak 68 orang pegawai, terdiri atas 21 orang PNS dan 47
orang tenaga sukarela. Ditinjau dari segi tingkat pendidikan,
golongan, eselonering/ jabatan, pendidikan dan pelatihan jabatan,
kondisi sumber daya aparatur BPBD Kota Bogor disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini :
1. Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Tabel 2.1 Tingkat Pendidikan Terakhir Aparat BPBD Kota Bogor
No. Pendidikan PNS CPNS Relawan
1 S-2 3
2 S-1 9 5
3 D-III - 1
4 D-II -
5 D-I -
6 SLTA 9 45
7 SLTP -
8 SD -
Jumlah 21 51
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor, 2019

18
Tabel tersebut menunjukkan terdapat 4.2% pegawai
dengan tingkat pendidikan S-2, sedangkan S-1 sebesar 19,4% dan
D-3 sebesar 1,4. Tingkat pendidikan terakhir terbesar adalah SLTA
yaitu sebesar 75%. Diantara 21 orang aparatur PNS terdapat 1
orang yang memiliki disiplin ilmu tentang kebencanaan.

2. Berdasarkan Kepangkatan/Golongan ruang


Tabel 2.2 Pangkat/Golongan PNS BPBD Kota Bogor
No. Pangkat / Golongan PNS BPBD
1. Pembina Tk. I / (IV/b) 1
2. Pembina / (IV/a) -
3. Penata Tk. I / (III/d) 4
4 Penata / (III/c) 3
5. Penata Muda Tk.I / (III/b) 1
6 Penata Muda / (III/a) 2
7. Pengatur Tk.I / (II/d) -
8 Pengatur / (II/c) 2
9. Pengatur Muda Tk.I / (II/b) 8
10. Pengatur Muda / (II/a) -
Jumlah 21
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor, 2019

Tabel 2.2 menunjukkan jumlah PNS pada BPBD Kota


Bogor terbanyak masih berada pada golongan II dan golongan III
yaitu masing-masing 10 orang atau sebanyak 47,6% dari total PNS
yang ada. PNS golongan IV hanya Kepala Pelaksana yaitu dengan
pangkat/golongan Pembina Tingkat I /IVb. Banyaknya PNS yang
masih di golongan II menggambarkan masih banyak PNS dengan
tingkat Pendidikan SMP dan SMA. Perlu upaya meningkatkan
motivasi pada PNS tersebut agar melanjutkan Pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.

3. Berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional


Tabel 2.3 Jabatan Struktural dan Fungsional BPBD Kota Bogor
No. Jabatan PNS BPBD KET.
1 Eselon III 1 Jabatan Struktural
2 Eselon IV 4 Jabatan Struktural
3 JFU 16 Jabatan fungsional umum
Jumlah 21
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor, 2019

Dari tabel tersebut terlihat pengisian formasi jabatan


struktural dan fungsional BPBD Kota Bogor terdiri dari 1 orang
19
pejabat Eselon III, 4 orang pejabat Eselon IV dan 16 orang mengisi
jabatan fungsional umum. Berdasarkan analisis jabatan dan
analisis beban kerja masih terdapat kebutuhan sumberdaya
manusia sampai lima tahun kedepan. Uraian rencana kebutuhan
sumber daya manusia sampai tahun 2024 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.4 Rencana Kebutuhan Sumber Daya Manusia Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Tahun 2019-2024
Jumlah
Jumlah
Jumlah Kondisi Kebutuhan
Pemenuhan
SDM Saai Ini SDM s.d
SDM s.d
No Nama Jabatan (Semester 1 2019) Tahun
Tahun 2024
2024
NON
PNS P3K PNS P3K PNS P3K
PNS
1 Kepala Pelaksana 1 1 0
2 Sekretaris 1 1 0
a Analis Perencanaan, 1 2 1
Evaluasi dan Pelaporan
b Analis SDM Aparatur 1 1 0
c Bendahara 1 1 0
d Verifikator Data 1 2 1
Laporan Keuangan
e Pengelola Pemanfaatan 2 2 0
Barang Milik Daerah
f Pengelola Keuangan 1 1 0
g Pengadministrasi Umum 1 1 0
3 Seksi Pencegahan dan 1 1 0
Kesiapsiagaan
a Analis Bencana 0 2 2
b Pengelola Data 1 2 1
Pencegahan dan
Monitoring
4 Seksi Kedaruratan dan 1 1 0
Logistik
a Penyususn Rencana 1 2 1
Kebutuhan Logistik
b Pranata Bencana 4 73 70
5 Seksi Rehabilitasi dan 1 1 0
Rekonstruksi
a Penyusun Rencana 2 2 0
Rehabilitasi
Jumlah 21 96 76
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor, 2019
4. Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan (Diklat
Struktural)
Tabel 2.5 Diklat Dalam Jabatan PNS BPBD Kota Bogor
No. Diklatpim PNS BPBD
1. III 1
2. IV 3
Jumlah 4
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor, 2019
20
Tabel di atas menunjukkan terdapat 4 orang yang telah
mengikuti Diklat struktural terdiri dari 1 orang atau 30% yang
telah mengikuti Diklatpim III dan 4 orang atau 70% telah
mengikuti Diklatpim IV. ASN yang telah mengikuti diklat PIM III
adalah Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor. Diklat kepemimpinan
yang dilakukan telah sesuai dengan syarat jabatan esselon yang
dibutuhkan. Terdapat 1 orang Esselon IV yang belum mengikuti
Diklat PIM IV yaitu Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik. Masih
dibutuhkan kebutuhan peningkatan kompetensi sumberdaya
manusia berupa diklat kepemimpinan dan teknis lainnya untuk
pegawai struktural dan pegawai fungsional umum. Berikut
kebutuhan diklat bagi aparatur BPBD dalam lima tahun kedepan
(Tabel 2.6):
Tabel 2.6 Rencana Kebutuhan Peningkatan Kompetensi Sumber
Daya Manusia Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Tahun 2019-2024
Rencana Jumlah SDM Yang
Jumlah SDM Yang Sudah Mengikuti
Diusulkan Mengikuti Diklat (s.d
No Nama Jabatan Diklat (s.d semester 1 tahun 2019) tahun 2024)
Fungsional Struktural Teknis Lainnya Fungsional Struktural Teknis lainnya
1 Kepala Satuan Diklat Sertifikasi
Pelaksana PIM III Pengadaaan
BPBD Barang dan
Jasa
2 Kepala Diklat Sertifikasi
Sekretariat PIM IV Pengadaaan
BPBD Barang dan
Jasa
2.1 Analis Analis
Perencanaan, Perencanaan,
Evaluasi dan Evaluasi dan
Pelaporan Pelaporan
2.2 Bendahara Bendahara
2.3 Analis SDM Analis SDM
Aparatur Aparatur
2.4 Verifikator Verifikator
Data Laporan Data Laporan
Keuangan Keuangan
2.5 Pengelola Pengelola
Pemanfaatan Pemanfaatan
Barang Milik Barang Milik
daerah daerah
2.6 Pengelola Pengelola
Keuangan Keuangan
2.7 Pengadministra Pengadminist
si Umum rasi Umum
3 Kepala Seksi Diklat Sertifikasi
Pencegahan PIM IV Pengadaaan
dan Barang dan
Kesiapsiagaan Jasa

21
Rencana Jumlah SDM Yang
Jumlah SDM Yang Sudah Mengikuti
Diusulkan Mengikuti Diklat (s.d
No Nama Jabatan Diklat (s.d semester 1 tahun 2019) tahun 2024)
Fungsional Struktural Teknis Lainnya Fungsional Struktural Teknis lainnya
3.1 Analis Bencana Analis
Bencana
3.2 Pengelola Data Pengelola
Pencegahan Data
dan Monitoring Pencegahan
dan
Monitoring
4 Kepala Seksi Diklat Sertifikasi
Kedaruratan PIM IV Pengadaaan
dan Logistik Barang dan
Jasa
4.1 Penyusun Penyusun
Rencana Rencana
Kebutuhan Kebutuhan
Logistik Logistik
4.2 Pranata Pranata
Bencana Bencana
5 Kepala Seksi Diklat Sertifikasi
Rehabilitasi PIM IV Pengadaaan
dan Barang dan
Rekronstruksi Jasa
5.1 Penyusun Penyusun
Rencana Rencana
Rehabilitasi Rehabilitasi
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor, 2019

Dari tabel terlihat bahwa kebutuhan pengembangan SDM


teknis dibutuhkan BPBD Kota Bogor untuk meningkatkan
Kapasitas SDM yang ada. Dari empat orang pejabat sruktural yang
ada 3 orang sudah mengikuti diklat kepemimpinan tungkat IV
(PIM IV). Masih terdapat 1 orang kepala seksi yang belum
mengikuti diklat PIM IV.

5. Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 2.7 Jumlah PNS BPBD Kota Bogor Berdasarkan Jenis
Kelamin
No. Jenis Kelamin Aparat BPBD
1 Pria 17
2 Wanita 4
Jumlah 21
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor, 2019

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan dari 21 PNS BPBD


Kota Bogor terdapat 17 orang atau 80,95 % berjenis kelamin laki-
laki dan 4 orang atau 19,05 % wanita.

22
Sarana dan Prasarana
Adanya SDM yang memadai harus didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai juga. Sampai tahun 2018
berdasarkan berita acara rekonsiliasi aset diketahui jumlah aset
yang dimiliki BPBD Kota Bogor senilai Rp. 8.367.118.396,67. Aset
tersebut terdiri dari aset tetap, aset lainnya dan aset non neraca.
Kondisi aser (sarana dan prasarana) yang ada tidak semuanya
dalam kondisi baik dan jumlah yang cukup, sehingga dalam lima
tahun kedepan masih perlu dilakukan penambahan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana. Rencana kebutuhan aset
sampai dengan tahun 2024 adalah sebagai berikut (Tabel 2.8):
Tabel 2.8 Rencana Pemenuhan Sarana dan Prasarana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah tahun 2020-2024
JUMLAH
JUMLAH KONDISI
KONDISI
JUMLAH SAAT INI
NO NAMA BARANG Merk/ Type JUMLAH RENCANA PENGADAAN AKHIR
2019
Rusak Rusak
Baik 2020 2021 2022 2023 2024
Ringan Berat
1 2 3 4 5 6 7
1 Pengadaan Flood pump 2 2 1
Pompa
2 Pengadaan Mesin 0 0 2 2 1 1 1
Alat Potong
Pengolahan rumput
Tanah dan
Tanaman
3 Pengadaan Genset 4 2 2 1 1 1 1 4
Alat
Keamanan
4 Alat Alat 0 Unit 1 0 0 0 0 1
pendukung pendukung
latihan latihan
kebugaran kebugaran
personil personil
penanggulang penanggulan
an bencana gan bencana
5 Peralatan Printer 15 Unit 9 6 5 15
Personal
Komputer
5 Personal P.C Unit 15 Unit 10 5 5 5 15
Komputer
6 Peralatan HDD 7 Unit 7 5 5
Personal External
Komputer
7 Alat Mesin Foto 1 Unit 1 1 1 2
Reproduksi Copy
(Penggandaan)
8 Peralatan Unit Power 6 Unit 1 10
Personal Supply
Komputer
9 Peralatan Server 1 Unit 1 1 1 2
Jaringan
10 Alat Rumah Camera 3 Unit 2 1 2 1 1 5
Tangga Video
Lainnya
(Home Use)
11 Peralatan Tripod 0 Unit 0 1 1 1 3
Studio Video Camera
Dan Film

23
JUMLAH
JUMLAH KONDISI
KONDISI
JUMLAH SAAT INI
NO NAMA BARANG Merk/ Type JUMLAH RENCANA PENGADAAN AKHIR
2019
Rusak Rusak
Baik 2020 2021 2022 2023 2024
Ringan Berat
1 2 3 4 5 6 7
12 Alat Telephone 0 Unit 0 1 1 2
Komunikasi Mobile/Telep
Telephone on Lapangan
13 Alat Drone 1 Unit 1 2 1 3
Keamanan
14 Alat Kantor CCTV 1 Unit 1 3 4
Lainnya
15 Personal Lap Top 8 Unit 0 2 2 10
Komputer
16 Peralatan Sound 1 Unit 0
Studio Audio System
17 Alat Rumah Meja Kerja 10 Unit 0
Tangga
Meubelair
18 Alat Pendingin Lemari Es 2 Unit 2
19 Alat Rumah Kasur 10 Unit 10 5 5 5 5 15
Tangga
Meubelair
20 Alat Rumah Rak Besi 10 Unit 10 5 5 5 25
Tangga Pendukung
Lainnya Logistik
(Home Use)
21 Alat Angkutan Perahu Karet 3 Unit 2 1 1 1 1 5
Apung Tak
Bermotor
Khusus
22 Alat Rumah Vertikal 0 Unit 0 1 1 1 3
Tangga Blind
Lainnya
(Home Use)
23 Alat Rumah Manequin 0 Unit 0 2 2 2 2 8
Tangga (Boneka)
Lainnya
(Home Use)
24 Alat Rumah Patung 0 Unit 0 2 2 2 2 8
Tangga Peraga
Lainnya Pakaian
(Home Use)
25 Alat Rumah Seterika 0 Unit 0 2 2 2 2 8
Tangga
Lainnya
(Home Use)
26 Alat Rumah Megaphone 0 Unit 0 2 2 4
Tangga
Lainnya
(Home Use)
27 Alat Rumah Dispenser 0 Unit 0 9 5 5 5 15
Tangga
Lainnya
(Home Use)
28 Alat Locker 9 Unit 9 5 5 5 5 25
Penyimpan
Perlengkapan
Kantor
29 Alat Pendingin AC split 9 Unit 9 4 2 2 12
30 Alat Rumah VeltBed 0 Unit 0 15 5 5 5 15
Tangga
Lainnya
(Home Use)
31 Alat Kantor Lambang 0 Unit 0 1 1 2
Lainnya Instansi
32 Alat Peraga Maket 0 Unit 0 3 3 3 3 12
Percontohan Kebencanaa
n (Lain-Lain
Alat Peraga
Percontohan)
33 Alat Peraga Diorama 0 Unit 0 1 3 3 3 2 12
Percontohan

24
JUMLAH
JUMLAH KONDISI
KONDISI
JUMLAH SAAT INI
NO NAMA BARANG Merk/ Type JUMLAH RENCANA PENGADAAN AKHIR
2019
Rusak Rusak
Baik 2020 2021 2022 2023 2024
Ringan Berat
1 2 3 4 5 6 7
34 Kendaraan Mobil Unit 0 Unit 0 1 1 2
Bermotor Penerangan
Khusus Darat (Trafo
Moblie)
35 Alat Kantor Papan Nama 0 Unit 0 15 5 5 5 15
Lainnya Ruangan
36 Peralatan Lapangan 0 Unit 0 2 2 2 2 8
Permainan Tenis Meja
37 Alat Pengukur Mesin Cuci 0 Unit 0 2 2 4
Waktu
38 Alat Peraga Photoboth 0 Unit 0 2 2 2 2 8
Percontohan Kebencanaa
n
39 Peralatan Speaker 0 Unit 0 2 2 4
Studio Audio antar
Ruangan
40 Baju Lain-Lain 0 Unit 0 6 6 12
Pengaman Baju
Pengaman
41 Alat Helmet With 0 Unit 0 15 5 5 5 25
DALMAS/Alat Neck Cover
Dakhura
42 Kendaraan Sepeda 9 Unit 5 4 3 3 15
Bermotor Motor Trail
Beroda Dua
43 Kendaraan Sepeda 6 Unit 6 3 2 5
Bermotor Motor Matic
Beroda Dua
44 Kendaraan Truck 2 Unit 2 1 1 2
Bermotor
Angkutan
Barang
45 Kendaraan Bajaj 2 Unit 2 2 2 6
Bermotor
Beroda Tiga
46 Perkakas Gergaji 9 Unit 5 4 2 3 3 3 12
Bengkel Kayu Mesin
47 Alat khusus Peralatan 1 Paket 1 1 1 1 1 1 6
water rescue Watrer
Rescue
48 Alat khusus Peralatan 1 Paket 1 1 1 1 1 5
Sar SAR
49 Rambu Tidak Digital 2 Unit 1 1 1 1 1 1 4
Bersuar Standing
Display
50 Alat Rumah Kursi Rapat 50 Unit 50 20 10 10 10 40
Tangga
Meubelair
51 Alat Angkutan Mesin 3 Unit 2 1 1 1 4
Apung Tak Perahu Karet
Bermotor
Khusus
52 Alat Tangga 1 Unit 1 1 1 1 3
Penyimpan alumni
Perlengkapan
Kantor
53 Alat Rumah Maket 0 Unit 0 3 3 3 3 12
Tangga Kebencanaa
Lainnya n
(Home Use)
Sumber : BPBD Kota Bogor, 2019

Sarana dan prasarana yang ada pada tabel 2.8


membutuhkan pemeliharaan baik berupa service rutin,
penggantian suku cadang secara berkala, serta perbaikan dan
25
penambahan bangunan. Hal ini dilakukan agar sarana dan
prasarana tersebut dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat
dipakai lebih lama. Rencana pemeliharaan sarana dan prasarana
yang akan dilakukan tahun 2020-2024 disajikan dalam tabel 2.9.
Tabel 2.9 Rencana Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah tahun 2020-2024
JUMLAH KONDISI JUMLAH RENCANA
SAAT INI PEMELIHARAAN
JUMLAH
JUMLAH
NO NAMA BARANG Merk/ Type KONDISI
2019
Rusak Rusak AKHIR
Baik 2020 2021 2022 2023 2024
Ringan Berat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Peralatan Printer 15 Unit 9 6 15 15 20 20 20 15
Personal
Komputer
2 Personal P.C Unit 15 Unit 10 5 15 15 15 20 25 15
Komputer
3 Alat Reproduksi Mesin Foto 1 Unit 1 1 1 2 2 3 1
(Penggandaan) Copy
4 Peralatan Server 1 Unit 1 1 1 1 1 1 2
Jaringan
5 Alat Rumah Camera 3 Unit 2 1 3 3 5 6 6 3
Tangga Lainnya Video
(Home Use)
6 ALAT Telephone 18 Unit 18 18 18 19 19 20 18
KOMUNIKASI Mobile/
TELEPHONE Telepon
Lapangan
7 Alat Keamanan Drone 1 Unit 1 1 1 3 3 4 1
8 Alat Kantor CCTV 1 Unit 1 1 1 4 4 4 1
Lainnya
9 Personal Lap Top 8 Unit 8 8 8 10 10 12 8
Komputer
10 Alat Angkutan Perahu 3 Unit 2 1 3 3 4 4 5 3
Apung Tak Karet
Bermotor
Khusus
11 Alat Pendingin AC 2 Unit 2 2 2 2 2 2 2
Standing
12 Alat Pendingin AC split 9 Unit 9 9 9 13 15 17 9
13 Alat Rumah Genset 3 Unit 3 3 4 4 4 4 3
Tangga Lainnya
(Home Use)
14 Kendaraan Sepeda 9 Unit 9 9 9 12 12 15 9
Bermotor Motor Trail
Beroda Dua
15 Kendaraan Sepeda 6 Unit 6 6 6 6 9 9 6
Bermotor Motor Matic
Beroda Dua
16 Kendaraan Truck, Mini 9 Unit 9 9 9 9 10 10 9
Bermotor Bus, Kend.
Beroda Empat Angkut
17 Kendaraan Bajaj 2 Unit 2 2 2 2 4 4 2
Bermotor
Beroda Tiga
18 Perkakas Gergaji 9 Unit 9 9 9 11 14 17 9
Bengkel Kayu Mesin
Sumber : BPBD Kota Bogor, 2019

Dari tabel 2.9 dapat dilihat bahwa jumlah rencana


pemeliharaan yang akan dilakukan meningkat setiap tahunnya.
26
Hal ini sesuai dengan penambahan sarana dan prasarana yang
dilakukan setiap tahun, sesuai dengan kebutuhan pegawai.

2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Kota Bogor

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota


Bogor terbentuk pada bulan Agustus tahun 2014 dan secara
efektif mulai melaksanakan program dan kegiatan pada tahun
2015, oleh karenanya kinerja pelayanan pada tahun-tahun
sebelumnya tidak memungkinkan untuk ditampilkan. Sebelum
terbentuknya BPBD Kota Bogor fungsi-fungsi yang menyangkut
pelayanan kebencanaan dilaksanakan oleh Dinas Pengawasan
Pembangunan dan Permukiman melalui UPTD Pemadam
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana.
Sesuai dengan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 BPBD
Kota Bogor melaksanakan tanggung jawab pada 5 indikator
kinerja yaitu Jumlah kelurahan tangguh bencana, Jumlah sekolah
aman bencana, Rata-rata respon time penanganan bencana,
Persentase ketersediaan data dan informasi dampak serta
kebutuhan pasca bencana, Persentase informasi kebencanaan
yang tersampaikan ke masyarakat. Capaian masing-masing
indikator dapat dilihat pada tabel 2.10.

27
Tabel 2.10 Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor tahun 2015-2019
No Indikator Target IKU Target Renstra PD tahun ke Realisasi Capaian Tahun ke Rasio Capaian pada Tahun ke
Kinerja Sesuai
Tugas dan
Fungsi 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah Meningkatnya - 2 2 2 2 - 2 4 5 5 - 100% 200% 250% 250%
Kelurahan pemberdayaan dan kelurahan kelurahan kelurahankelurahan kelurahan kelurahan kelurahankelurahan
Tangguh partisipasi masyarakat
Bencana dalam Pengurangan
2 Jumlah Sekolah Risiko Bencana (PRB) - 2 2 2 2 - 2 2 7 4 - 100% 100% 350% 200%
Aman bencana sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah sekolah
3 Rata-Rata Meningkatnya respon - 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100% 100%
Respon time time penanganan
penanganan bencana
bencana
4 Persentase Meningkatnya dukungan - 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100% 100%
Ketersediaan pemulihan pasca bencana
data dan
informasi
dampak serta
kebutuhan pasca
bencana
5 Persentase Terselenggaranya - 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100% 100%
informasi komunikasi, informasi
kebencanaan dan edukasi rawan
yang bencana kepada
tersampaikan ke masyarakat per jenis
masyarakat ancaman bencana

28
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelayanan
kebencanaan pada BPBD Kota Bogor berfokus pada penanganan
pencegahan dan penanganan bencana. Sementara Undang-
Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana
mendefinisikan bencana sebagai suatu peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dalam
undang-undang tersebut bencana dibagi menjadi bencana alam,
bencana non alam dan bencana sosial. Bencana alam meliputi
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah langsor. Bencana non alam dapat berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar
komunitas masyarakat, dan teror. Dengan begitu penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kota Bogor belum menyentuh seluruh
aspek kebencanaan yang kompleks. Sehingga keberadaan BPBD
yang secara efektif dimulai pada tahun 2015 menjadi relevan dan
representatif dalam upaya penanggulangan bencana di Kota Bogor.
Pelayanan yang dilakukan BPBD Kota Bogor tidak terlepas
dari dukungan anggaran yang diberikan APBD Kota Bogor.
Rincian Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor Tahun 2015-2019
dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut ini.

29
Tabel 2.11 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor Tahun 2015-2019
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Rata-rata
Anggaran Pada Tahun ke- (dalam juta) Realisasi Anggaran pada tahun ke- (dalam juta)
Tahun ke Pertumbuhan
Uraian
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019* 2015 2016 2017 2018 2019 Anggaran Realisasi
Program 2,835.00 1,243.00 1,393.38 1,124.80 1,923.16 2,356.71 1,150.57 1,279.94 993.10 NA 83.13% 92.56% 91.86% 88.29% - 0.02 (0.21)
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Peningkatan 4,566.18 4,111.72 3,017.58 2,570.00 1,817.94 2,356.71 4,021.62 2,718.14 2,157.24 NA 51.61% 97.81% 90.08% 83.94% - (0.20) 0.06
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Peningkatan 35.00 35.00 35.00 35.00 1.88 35.00 31.40 26.26 31.28 NA 100.00% 89.71% 75.03% 89.37% - (0.24) (0.03)
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Kinerja dan
Keuangan
Pelayanan 435.00 1,109.18 530.00 628.00 597.22 435.00 1,109.18 530.00 607.79 NA 100.00% 100.00% 100.00% 96.78% - 0.29 0.39
Pencegahan dan
Kesiapsiagaan
terhadap Bencana
Pengembangan 100.00 200.00 150.00 100.00 48.60 100.00 200.00 150.00 97.64 NA 100.00% 100.00% 100.00% 97.64% - (0.02) 0.13
Layanan Informasi
Kebencanaan
Pelayanan 1,890.00 1,890.00 1,076.82 1,242.83 806.10 1,890.00 1,890.00 1,076.82 869.45 NA 100.00% 100.00% 100.00% 69.96% - (0.16) (0.21)
Penyelamatan dan
Evakuasi Korban
Bencana
Pemulihan pasca 50.00 2,096.45 110.00 148.20 76.83 50.00 2,096.45 110.00 104.03 NA 100.00% 100.00% 100.00% 70.20% - 9.96 13.31
bencana
Rata-rata pertumbuhan 1.38 1.92

30
Dari tabel 2.11 terlihat bahwa pertumbuhan rata-rata
anggaran BPBD Kota bogor sangat kecil, hanya 1,38% setiap
tahunnya dan 1,92% untuk serapan anggaran. Pertumbuhan rata-
rata paling besar ada pada program pemulihan pasca bencana,
yang disusul oleh program Pelayanan Pencegahan dan
Kesiapsiagaan terhadap Bencana, desang program lainnya
mengalami pertumbuhan anggaran (-) yang berarti anggaran dari
tahun sebelumnya mengalami penurunan.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPBD


Kota Bogor
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPBD Kota
Bogor tentunya memiliki berbagai tantangan dan juga peluang
yang mempengaruhi pelayanan kepada masyarakat khususnya
pelayanan dalam bidang kebencanaan. Untuk mewujudkan
optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, maka perlu dirumuskan kebijakan dan strategi
penanggulangan bencana yang akan ditempuh. Penetapan
kebijakan dan strategi dimaksud dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal BPBD Kota
Bogor. Kondisi internal mencakup kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness), sedangkan kondisi eksternal mencakup
peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Adapun dari
kondisi internal dan eksternal yang dihadapi BPBD Kota Bogor
dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Kekuatan (strength), terdiri dari :

a. Kepemimpinan yang kuat, konstruktif dan partisipatif;


b. Tersedianya Landasan hukum penyelenggaraan
penanganan bencana dengan terbitnya Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
dan aturan-aturan turunannya yang terdiri dari PP No.
21/2008, PP No. 22/2008, PP No. 23/2008 dan Perpres No.
8/2008, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun
2008 tentang Penerimaan dan Pemberian Bantuan

31
Organisasi Kemasyarakatan Dari dan Kepada Pihak Asing
(Permendagri No. 38/2008), Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak Luar Negeri
(Permendagri No. 3/2008), Permendagri No. 46/2008, dan
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Perka BNPB No.
3/2008);
c. Dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kota Bogor berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3
Tahun 2014 dan Peraturan Walikota Nomor 75 Tahun 2014
tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas
Jabatan Struktural di Lingkungan BPBD;
d. Peraturan Daerah No.1 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
e. Adanya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
sebagai lembaga pemerintah non departemen yang menjadi
komando dan koordinator penyelenggaran penanggulangan
bencana secara nasional serta menjadi mitra kerja bagi
BPBD Kota Bogor sehingga pembangunan di bidang
kebencanaan dapat dilaksanakan secara terpadu;
f. Adanya dukungan dana dari Pemerintah Kota Bogor melalui
APBD;
g. Ditetapkannya ancaman dan penanggulangan bencana
sebagai salah satu isu strategis dalam RPJMD Kota Bogor
Tahun 2019-2024.

2. Kelemahan (weakness), terdiri dari :

a. Masih minimnya sumber daya manusia yang memiliki


disiplin ilmu atau pengetahuan teknis tentang
kebencanaan;
b. Masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Bogor;

32
c. Belum terbangunnya sistem informasi dan komunikasi
kebencanaan secara terpadu dan terintegrasi;
d. Belum optimalnya sinergi dan koordinasi lintas sektoral
dalam pelaksanaan penanggulangan bencana;

3. Peluang (opportunities), terdiri dari :

a. Adanya peran serta masyarakat, relawan, Ormas dan LSM


dalam upaya penanggulangan bencana.
b. Perkembangan teknologi yang cukup pesat untuk
menunjang kegiatan di bidang kebencanaan yang dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi risiko-risiko bencana;
c. Adanya kearifan lokal yang relatif kuat dari masyarakat
Kota Bogor seperti nilai-nilai gotong royong dan
kebersamaan untuk menunjang kegiatan penanggulangan
bencana;
d. Adanya komitmen dari eksekutif dan legislatif dalam
penyelenggaraan penangulangan bencana di Kota Bogor.

4. Ancaman (threats), terdiri dari :

a. Kondisi wilayah Kota Bogor yang rawan bencana.


Berdasarkan hasil analisis BNPB yang tertuang dalam
Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2013, Kota
Bogor masuk dalam kategori tinggi di beberapa indeks
risiko bencana. Kelas risiko dengan nilai tinggi tersebut
adalah indeks risiko bencana gempa bumi, kebakaran lahan
dan hutan, cuaca ekstrim dan bencana kekeringan;
b. Adanya ekspektasi dari masyarakat Kota Bogor bahwa
kehadiran BPBD akan langsung menjadi efektif dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Konsekuensinya, kritik terhadap BPBD jarang dilakukan
secara sehat, tanpa melihat hambatan-hambatan internal
maupun eksternal. Namun harus diakui bahwa kapasitas
BPBD belumlah kuat mengingat usia BPBD yang masih
“balita”;

33
c. Masih lemahnya koordinasi dengan instansi lain dalam
proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana;
d. Minimnya pemahaman masyarakat mengenai paradigma
penanggulangan bencana.

34
BAB III
PERMASALAHAN DAN SU-ISU STRATEGIS BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Penentuan isu-isu strategis dilakukan dengan mengidentifikasi


dan menggali permasalahan-permasalahan penanggulangan bencana
dengan menggunakan metode curah pendapat (brain storming) dan
sekaligus menganalisis keterkaitan masing-masing isu strategis dengan
isu strategis yang lainnya.
Tabel 3.1 Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan
Sasaran Pembangunan Daerah
Permasalahan
Masalah Pokok Masalah Akar Masasalah
1 2 3
Indeks Risiko 1. Belum optimalnya Perlunya sosialisasi
Bencana Kota pengetahuan pengurangan risiko bencana
Bogor termasuk masyarakat mengenai berbasis partisipasi
kategori Rawan Pengurangan Risiko masyarakat
Sedang Bencana
2. Belum optimalnya Dibutuhkan penyelenggaraan
penyelenggaraan penanggulangan bencana
penanggulangan yang handal khususnya pada
bencana khususnya saat tanggap darurat
pada saat tanggap bencana
darurat bencana
3. Belum optimal Perlunya pemulihan sosial
pemulihan sosial ekonomi pasca bencana yang
ekonomi pasca berkelanjutan
bencana

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan BPBD Kota Bogor
Penentuan identifikasi masalah dilakukan dengan melihat data
dan capaian kerja yang tersaji pada Bab II serta dengan melihat
fenomena-fenomena yang terjadi dan dirasakan oleh masyarakat Kota
Bogor. Analisa isu-isu strategis didapatkan dari hasil analisis terhadap
kondisi internal dan eksternal yang berkaitan dengan permasalahan-
permasalahan penanggulangan bencana. Secara umum permasalahan
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan BPBD Kota Bogor dapat
diidentifikasi sebagai berikut:

35
1. Belum maksimalnya kinerja aparat BPBD dalam penanggulangan
bencana, hal tersebut dikarenakan masih terbatasnya kuantitas
sumberdaya aparatur dengan tugas pokok dan fungsi yang sangat
luas. Sebagai gambaran, Sekretariat belum memiliki sub bagian
umum, perencanaan, keuangan dan kepegawaian, sehingga seorang
Kepala Sekretariat memiliki beban kerja yang cukup berat. Begitu
juga dengan Kepala Seksi yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang
luas. Solusi dari permasalahan ini, diharapkan peningkatan tipe
organisasi BPBD Kota Bogor menjadi Tipe B atau A dapat menjadi
pertimbangan. Penyebab lainnya adalah masih tingginya
ketergantungan pendanaan bantuan tanggap darurat dan bantuan
kemanusiaan. Selanjutnya masalah yang dihadapi dalam upaya
rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah yang terkena dampak bencana
antara lain adalah: (a) basis data yang tidak termutakhirkan dan
teradministrasi secara regular, (b) penilaian kerusakan dan kerugian
pasca bencana yang tidak akurat, (c) keterbatasan peta wilayah yang
menyebabkan terhambatnya pelaksanaan analisa kerusakan spasial,
(5) keterbatasan alokasi pendanaan bagi rehabilitasi dan
rekonstruksi yang bersumber dari pemerintah daerah;
2. Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk
ikut serta secara aktif dalam upaya penyelenggaraan penanganan
bencana termasuk kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Penyebabnya adalah:
a. Belum terbangun sistem informasi dan komunikasi kebencanaan
secara terpadu dan terintegrasi
b. Keterbatasan alokasi pendanaan bagi penanggulangan bencana
yang berumber pada APBD
c. belum terintegrasinya pengurangan risiko bencana dalam
perencanaan pembangunan secara efektif dan komperhensif,
d. belum adanya koordinasi yang efektif dengan OPD yang terkait
dengan penanggulangan bencana, badan usaha swasta, LSM,
perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, dan media massa
sehingga menimbulkan kesimpangsiuran di masyarakat.

36
3.2 Telahaan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
Visi pembangunan Kota Bogor untuk jangka waktu 2019-2024
adalah

“Terwujudnya Kota Bogor Yang Ramah Keluarga”.

Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, maka pemerintah


daerah harus menetapkan misi sebagai penjabaran visi yang telah
ditetapkan. Dengan dirumuskannya misi diharapkan seluruh anggota
organisasi dan pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat
mengetahui keberadaan dan peran pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Misi pemerintah daerah harus jelas dan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi menggambarkan
kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Pernyataan misi sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor
Tahun 2019-2024, misi Kota Bogor adalah:
(1) Mewujudkan Kota yang Sehat

(2) Mewujudkan Kota yang Cerdas

(3) Mewujudkan Kota yang Sejahtera

Dalam mendukung pencapaian visi dan misi pemerintah daerah,


Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor sesuai tugas pokok
dan fungsi yaitu membantu Walikota dalam melaksanakan urusan
pemerintahan wajib pelayanan dasar yang berkaitan dengan bidang
Ketentraman, ketertiban umum, dan Perlindungan Masyarakat, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor berkontribusi langsung
dalam mendukung pencapaian misi, yaitu:

1. Mewujudkan Kota yang Sehat


2. Mewujudkan Kota yang Cerdas

Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan sasaran sebagai


berikut:

37
1. Meningkatnya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam
Pengurangan Risiko Bencana (PRB);
2. Meningkatnya kualitas tata kelola pelayanan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD)
3. Meningkatnya respon time penanganan bencana;
4. Meningkatnya kualitas data dan informasi system peringatan dini
kerawanan bencana dan informasi untuk dukungan pemulihan
pasca bencana
Strategi yang digunakan untuk mencapai sasaran di atas adalah
mewujudkan masyarakat dan pemerintah yang siap-tanggap dalam
menghadapi bencana di beberapa daerah prioritas. Sementara arah
kebijakan untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih
terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu
selama 5 (lima) tahun adalah mewujudkan masyarakat dan pemerintah
yang siap-tanggap dalam menghadapi bencana di beberapa daerah
prioritas. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
Pemerintah Kota Bogor merancang program sebagai berikut:
1. Program pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana;
2. Program pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
3. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
4. Program pelayanan administrasi perkantoran
5. Program pelayanan, penyelamatan dan evakuasi korban bencana
6. Program pengembangan layanan informasi kebencanaan
7. Program pemulihan pasca bencana.
BPBD Kota Bogor berpartisipasi dalam mewujudkan Kota uang
sehat dengan mengambil bagian dalam mewujudkan konsep kota ramah
keluarga. Konsep ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut
(Gambar 3.1).

38
Gambar 3.1 Konsep Kota Ramah Keluarga

Berdasarkan Konsep Kota Ramah Keluarga pada gambar di atas,


Faktor Ketahanan Keluarga terdiri dari Faktor Eksternal dan faktor
internal. Penanggulangan Bencana yang terdiri dari Pra Bencana,
Tanggap Darurat dan Pasca Bencana merupakan faktor eksternal yang
akan membentuk ketahanan keluarga. Oleh karena itu Gerakan
Keluarga Siaga Bencana perlu di sosialisasikan dan diterapkan di
Kota Bogor.
Adapun Isu Strategis dan Permasalahan Pembangunan Daerah
Di Kota Bogor Tahun 2019-2024, yaitu sebagai berikut:
1. Pembangunan Manusia
2. Pembangunan Ekonomi
3. Pembangunan Sosial dan Budaya serta Perlindungan
Masyarakat
4. Pembangunan Infrastruktur dan kualitas lingkungan
5. Reformasi Birokrasi Pemerintahan
Isu strategis dan Permasalahan Pembangunan Daerah di Kota
Bogor Tahun 2019-2024 yang terkait dengan program dan kegiatan

39
BPBD Kota Bogor adalah Isu Strategis ke-3, yaitu Pembangunan Sosial
dan Budaya serta Perlindungan Masyarakat. Isu strategis tersebut yang
meliputi:
1) Pemberdayaan Masyarakat
a. Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat Kelurahan
b. Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat
c. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
d. Kemandirian sosial dan ekonomi masyarakat
2) Pengarusutamaan Gender
a. Komitmen dan Kebijakan Responsif Gender
b. Perangkat Pelaksanaan pengarusutamaan gender
c. mekanisme pelaksanaan pengarusutamaan gender
d. Pembentukan kelembagaan dan penguatan kapasitas
kelembagaan untuk pengarusutamaan gender
e. Peningkatan Kapabilitas Pelaksana Pengarusutamaan
Gender
f. Penguatan Jejaring pengarusutamaan Gender
3) Perlindungan Sosial Masyarakat
4) Ketahanan Keluarga

Dari uraian diatas terdapat beberapa fakor pendorong dan faktor


penghambat pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Kota Bogor
yang dapat mempengaruhi tercapainya visi dan misi Walikota dan Wakil
Walikota Bogor. Faktor-faktor tersebut disajikan pada Tabel 3.2:
Tabel 3.2 Faktor penghambat dan faktor pendorong pelayanan BPBD
Kota Bogor untuk pencapaian sasaran RPJMD Kota Bogor
Tahun 2019-2024
Sasaran RPJMD Permasalahan Faktor
Kota Bogor 2019- Pelayanan
Penghambat Pendukung
2024 Perangkat Daerah
1. Meningkatnya 1. Belum 1.Jumlah dan 1.Lingkungan kerja
kualitas optimalnya Kapasitas SDM yang kondusif
lingkungan pengetahuan masih terbatas didukung dengan
sehat di masyarakat 2.Pola koordinasi sarana dan
kawasan mengenai antar sektor, baik prasarana kerja yang
perumahan dan Pengurangan top down maupun relatif memadai akan
permukiman Risiko Bencana bottom up belum menunjang
2. Meningkatnya 2. Belum sepenuhnya pelaksanaan tugas
kualitas layanan optimalnya optimal pokok dan fungsi

40
Sasaran RPJMD Permasalahan Faktor
Kota Bogor 2019- Pelayanan
Penghambat Pendukung
2024 Perangkat Daerah
kegiatan penyelenggaraan 3.Inkonsistensi DKPP
ekonomi penanggulangan kebijakan masih 2.Teknologi informasi
masyarakat, bencana sering terjadi dan komunikasi yang
kualitas khususnya pada 4.Keterbatasan semakin berkembang
pengelolaan saat tanggap sumberdaya baik melalui berbagai
infrastruktur darurat bencana dari sarana media, sangat
dan lingkungan 3. Belum optimal prasarana dan mendukung proses
hidup, serta pemulihan anggaran. perencanaan,
pengelolaan sosial ekonomi pengambilan
pelayanan pasca bencana keputusan dan
publik berbasis penetapan program
teknologi (smart pembangunan Kota
City)
Sumber : Hasil olahan BPBD Kota Bogor, 2019

3.3 Telahaan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas


PB) 2020-2024 BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Barat
A. Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2020-
2024 BNPB
Renas PB merupakan dokumen perencanaan yang memuat data
dan informasi tentang risiko bencana yang ada di Indonesia dalam
kurun waktu antara 2019-2024 dan rencana pemerintah untuk
mengurangi risiko tersebut melalui program-program kegiatan. Visi yang
ingin dicapai dalam upaya penanggulangan bencana adalah :

“Terwujudnya Indonesia Tangguh Bencana untuk Pembangunan


Berkelanjutan”

Untuk mencapai visi tersebut, BNPB merumuskan misi sebagai


berikut:
1. Mengembangkan sistem dan strategi penanggulangan bencana
yang handal dan implementatif.
2. Mengembangkan upaya pencegahan bencana di daerah rawan
bencana.
3. Mengembangkan sistem penanganan darurat bencana secara
cepat, tepat, efektif dan terkoordinasi.
4. Menyelenggarakan pemulihan pascabencana yang lebih baik dan
lebih aman.

41
5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya logistik dan peralatan
penanggulangan bencana yang handal.
6. Mewujudkan reformasi birokrasi penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana

Tujuan dari pelaksanaan penanggulangan bencana untuk jangka


waktu 5 (lima) tahun mendatang (2019-2024) adalah
a. Terwujudnya sistem dan strategi penanggulangan bencana yang
handal dan implementatif.
b. Terwujudnya upaya pencegahan bencana yang terpadu di daerah
rawan bencana.
c. Terwujudnya sistem penanganan darurat bencana secara cepat,
tepat, efektif dan terkoordinasi.
d. Terwujudnya pemulihan pascabencana yang lebih baik dan lebih
aman.
e. Terwujudnya peningkatan pengelolaan sumber daya logistik dan
peralatan penanggulangan bencana yang handal.
f. Terwujudnya reformasi birokrasi dalam penyelenggaraan BNPB.

Untuk mencaoai tujuan tersebut BNPB merumuskan Sasaran


Strategis BNPB sebagai berikut:
a. Meningkatnya kolaborasi implementasi penanggulangan bencana.
b. Meningkatnya kebijakan pembangunan berwawasan PRB.
c. Meningkatnya upaya pencegahan bencana di wilayah rawan
bencana.
d. Meningkatnya kualitas sistem kedaruratan dalam merespon
kejadian bencana
e. Meningkatnya kualitas layanan kebutuhan dasar dan kehidupan
masyarakat terdampak pada pascabencana.
f. Meningkatnya kualitas manajemen logistik dan peralatan
penanggulangan bencana yang handal.
g. Terselenggaranya birokrasi BNPB yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima.

42
Indikator Kinerja Utama BNPB yang telah ditetapkan adalah:
a. Persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam sistem
terintegrasi pada penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
b. Persentase pemangku kepentingan yang memasukkan kebijakan
PRB dalam perencanaan pembangunan.
c. Peningkatan indeks pencegahan bencana di daerah rawan
bencana.
d. Peningkatan indeks kualitas penanganan darurat.
e. Peningkatan indeks pemulihan pascabencana.
f. Peningkatan indeks logistik dan peralatan PB.
g. Nilai Reformasi Birokrasi BNPB

Arah kebijakan nasional yang akan diwujudkan melalui Renas PB


2019-2024 adalah sebagai berikut:
a. Penanggulangan bencana diarahkan pada sistem dan strategi
yang terintegrasi dalam setiap dimensi pembangunan.
b. Penanggulangan bencana harus menyiapkan sumberdaya yang
memadai dalam rangka pencegahan untuk menghadapi bencana.
c. Penanggulangan bencana harus mengutamakan penyelamatan
sebanyak mungkin nyawa dan meminimalisir kerusakan fisik dan
kerugian ekonomi.
d. Penanggulangan bencana harus diikuti dengan pemulihan
kembali masyarakat menjadi lebih baik dan lebih aman.
e. Pembinaan dalam rangka membangun kemandirian
penanggulangan bencana daerah sesuai dengan semangat
otonomi daerah dan penerapan prinsip-prinsip perbaikan tata
kelola pemerintahan, serta mendukung reformasi birokrasi dan
mewujudkan good governance

Untuk mewujudkan visi, misi, sasaran dan arah kebijakan


penanggulangan bencana, maka strategi yang akan ditempuh dalam
Renas PB 2019-2024 adalah sebagai berikut:
a. Pemantapan koordinasi, komando, dan pelaksanaan
penyelenggaraan penanggulangan bencana
b. Peningkatan tata kelola, Pembinaan, dan Pengawasan

43
c. Pengarusutamaan Gender, inklusif disabilitas dan berketahanan
bencana
d. Perencanaan dan penganggaran yang terpadu
e. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis lainnya
Dalam Renas PB 2019-2024 hanya memuat 1 (satu) program,
yaitu “Program Penanggulangan Bencana” dan dengan 10 (sepuluh)
fokus prioritas sebagai berikut berikut ini (Tabel 3.3):

Tabel 3.3 Keterkaitan Program, Fokus Prioritas dan Sasaran PB


Program Fokus Prioritas Sasaran
Penanggulangan 1. Pengembangan sistem dan Meningkatnya kolaborasi
bencana strategi penanggulangan implementasi penanggulangan
bencana yang handal dan bencana
implementatif

2. Pengembangan upaya Meningkatnya kebijakan


pencegahan bencana di pembangunan berwawasan PRB.
daerah rawan bencana
Meningkatnya upaya pencegahan
bencana di wilayah rawan
bencana

3. Pengembangan sistem Meningkatnya kualitas sistem


penanganan darurat kedaruratan dalam merespon
bencana secara cepat, tepat, kejadian bencana
efektif dan terkoordinasi
Meningkatnya kualitas layanan
kebutuhan dasar dan kehidupan
masyarakat terdampak pada
pascabencana.

4. pengelolaan sumber daya Meningkatnya kualitas


logistik dan peralatan manajemen logistik dan
penanggulangan bencana peralatan penanggulangan
yang handal bencana yang handal.

Terselenggaranya birokrasi BNPB


yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima.

5. Penyelenggaraan pemulihan Tersedianya mekanisme


pascabencana yang lebih pendukung dalam menjamin
baik dan lebih aman terselenggaranya pemulihan
dampak bencana secara mandiri,
efektif dan bermartabat.
i.
Terselenggaranya pemulihan
dampak bencana secara lintas
sektor sesuai dengan Rencana
Aksi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana

44
Program Fokus Prioritas Sasaran
6. Mewujudkan reformasi Meningkatnya kapasitas SDM
birokrasi penyelenggaraan serta kelembagaan pemerintah
Penanggulangan Bencana dan non pemerintah terkait
penanggulangan bencana
ii.
Sumber : Rencana Nasional Penanggulangan Bencana BNPB 2019-2024

Terdapat beberapa fakor pendorong dan faktor penghambat


pelayanan Badan Penanggulangan Bencana Kota Bogor yang dapat
mempengaruhi tercapainya sasaran BNPB 2019-2024. Faktor-faktor
tersebut adalah (Tabel 3.4):
Tabel 3.4 Faktor penghambat dan faktor pendorong pelayanan BPBD
Kota Bogor untuk pencapaian sasaran BNPB Tahun 2019-
2024
Permasalahan Faktor
Sasaran BNPB
Pelayanan
2019-2024 Penghambat Pendukung
Perangkat Daerah
1. Meningkatnya 1. Belum 1.Jumlah dan 1.Lingkungan kerja
kolaborasi optimalnya Kapasitas SDM yang kondusif
implementasi pengetahuan masih terbatas didukung dengan
penanggulangan masyarakat 2.Pola koordinasi sarana dan
bencana. mengenai antar sektor, baik prasarana kerja yang
2. Meningkatnya Pengurangan top down maupun relatif memadai akan
kebijakan Risiko Bencana bottom up belum menunjang
pembangunan 2. Belum sepenuhnya pelaksanaan tugas
berwawasan PRB. optimalnya optimal pokok dan fungsi
3. Meningkatnya penyelenggaraa 3.Inkonsistensi DKPP
upaya n kebijakan masih 2.Teknologi informasi
pencegahan penanggulanga sering terjadi dan komunikasi
bencana di n bencana 4.Keterbatasan yang semakin
wilayah rawan khususnya sumberdaya baik berkembang melalui
bencana. pada saat dari sarana berbagai media,
4. Meningkatnya tanggap darurat prasarana dan sangat mendukung
kualitas sistem bencana anggaran. proses perencanaan,
kedaruratan 3. Belum optimal pengambilan
dalam merespon pemulihan keputusan dan
kejadian bencana sosial ekonomi penetapan program
5. Meningkatnya pasca bencana pembangunan Kota
kualitas layanan
kebutuhan dasar
dan kehidupan
masyarakat
terdampak pada
pascabencana.
6. Meningkatnya
kualitas
manajemen
logistik dan
peralatan
penanggulangan
bencana yang
handal.
Sumber : Hasil olahan BPBD Kota Bogor, 2019

45
B. Rencana Strategis BPBD Provinsi Jawa Barat 2018-2023
Dalam Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi Jawa Barat diuraikan bahwa isu-isu strategis pelayanan
BPBD Provinsi Jawa Barat adalah :
1. Internalisasi PRB dalam Pembangunan Daerah
2. Peningkatan Mitigasi Struktural dan Non Struktural
3. Penguatan Pencegahan Bencana
4. Penguatan Kebijakan dan Kelembagaan
5. Penguatan Penelitian dan Pengkajian Kebencanaan
6. Penguatan Sistem Informasi, Komunikasi, dan EWS Kebencanaan
7. Peningkatan Sosialisasi dan Diklat Kebencanaan
8. Pengembangan Program Tematik PB
9. Penguatan Kesiapsiagaan Bencana
10. Penguatan Penanganan Darurat Bencana
11. Penguatan Pemulihan Pasca Bencana
Tujuan yang ingin dicapai oleh BPBD Provinsi Jawa Barat adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap
risiko bencana, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi
ancaman bencana.
2. Meningkatkan kapasitas dalam penanganan kedaruratan untuk
meminimalisir dampak dan risiko lanjutan bagi korban bencana
3. Memulihkan keadaan dan kondisi akibat bencana menjadi lebih
baik dan aman;
Kebijakan BPBD Provinsi Jawa Barat adalah:
1. Peningkatan Kapasitas dan Kinerja dalam Penyelenggaraan PB dan
Pengurangan kerentanan
2. Penyelarasan Program dan Kegiatan BPBD Kabupaten/Kota menuju
Jawa Barat Resilience Culture Province

Terdapat fakor pendorong dan faktor penghambat pelayanan


Badan Penanggulangan Bencana Kota Bogor yang dapat mempengaruhi
tercapainya sasaran BPBD Propinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023.
Faktor-faktor tersebut adalah (Tabel 3.5):

46
Tabel 3.5 Faktor penghambat dan faktor pendorong pelayanan BPBD
Kota Bogor untuk pencapaian sasaran BPBD Propinsi Jawa
Barat Tahun 2018-2023
Sasaran BPBD Faktor
Permasalahan
Propinsi Jawa
Pelayanan
Barat Tahun Penghambat Pendukung
Perangkat Daerah
2018-2023
1. Memberikan 4. Belum 1.Jumlah dan 1.Lingkungan kerja
sosialisasi, optimalnya Kapasitas SDM yang kondusif
kemudahan pengetahuan masih terbatas didukung dengan
akses informasi, masyarakat 2.Pola koordinasi sarana dan
pelatihan untuk mengenai antar sektor, baik prasarana kerja yang
meningkatkan Pengurangan top down maupun relatif memadai akan
pemahaman thd Risiko Bencana bottom up belum menunjang
risiko bencana 5. Belum sepenuhnya pelaksanaan tugas
2. Membangun optimalnya optimal pokok dan fungsi
sistem penyelenggaraa 3.Inkonsistensi DKPP
kesiapsiagaan n kebijakan masih 2.Teknologi informasi
dalam penanggulangan sering terjadi dan komunikasi yang
menghadapi bencana 4.Keterbatasan semakin berkembang
bencana. khususnya sumberdaya baik melalui berbagai
3. Membangun pada saat dari sarana media, sangat
sistem tanggap darurat prasarana dan mendukung proses
koordinasi dan bencana anggaran. perencanaan,
komunikasi 6. Belum optimal pengambilan
yang efektif pemulihan keputusan dan
dalam sosial ekonomi penetapan program
penanganan pasca bencana pembangunan Kota
kedaruratan
bencana
4. Membangun
sistem
manajemen
logistik,
eralatan, dan
pemenuhan
kebutuhan
kebutuhan
dalam
kedaruratan
bencana
5. Mempercepat
penilaian
dampak
bencana dan
upaya
pemulihannya.
6. Pulihnya
kondisi dan
kehidupan
masyarakat
paska bencana

Sumber : Hasil olahan BPBD Kota Bogor, 2019

47
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor Tahun 2011 -
2031, wilayah Kota Bogor terbagi ke dalam lima Wilayah Pengembangan
(WP) yaitu:
1. Wilayah Pengembangan (WP) A, dengan pusat WP di Kebun Raya dan
sekitarnya;
2. Wilayah Pengembangan (WP) B, dengan pusat WP di kawasan di
Bubulak dan sekitarnya;
3. Wilayah Pengembangan (WP) C, dengan pusat WP di kawasan di
Yasmin dan Pasar TU Kemang;
4. Wilayah Pengembangan (WP) D, dengan pusat WP di kawasan di
BORR Kedunghalang, Sentul, dan Warung Jambu;
5. Wilayah Pengembangan (WP) E, dengan pusat WP dikawasan Tajur
R3, Inner Ring Road.
Sementara Kawasan lindung di kota meliputi :
a. kawasan perlindungan setempat;
b. kawasan pelestarian alam;
c. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
d. kawasan rawan bencana; dan
e. ruang terbuka hijau.
Pengembangan kawasan belum memperhatikan kawasan rawan
bencana menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di Kota Bogor
pada bidang penataan ruang. Kawasan rawan bencana terdiri atas
kawasan rawan longsor di sekitar sempadan Sungai Ciliwung, Cisadane,
Saluran, dan Tebingan terutama di wilayah Kecamatan Bogor Selatan,
Kecamatan Bogor Timur, dan Kecamatan Bogor Tengah, serta Kawasan
rawan kebakaran terdapat di kawasan permukiman padat terutama
pada kawasan Kecamatan Bogor Tengah.
Rencana penanganan kawasan rawan bencana longsor meliputi:
a. perlindungan dan penguatan dinding pembatas sungai dan situ; dan
b. penghijauan sempadan sungai dan situ.

48
Rencana penanganan kawasan rawan kebakaran meliputi:
a. pengembangan sistem proteksi kebakaran;
b. peningkatan kecepatan penanganan kebakaran;
c. peningkatan sarana prasana pemadam kebakaran;
d. peningkatan sumber daya manusia dalam penanganan kebakaran;
dan
e. pelibatan masyarakat dalam penanganan kebakaran.
Rencana penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana sebagai
berikut :
a. memanfaatkan RTH, RTNH, gedung pertemuan, gedung olahraga dan
bangunan lainnya yang memungkinkan sebagai ruang evakuasi
bencana pada daerah rawan bencana;
b. menyediakan jalur evakuasi bencana yang terjangkau oleh
kendaraan roda empat pada wilayah-wilayah rawan bencana untuk
menjamin keamanan dan keselamatan pengungsi;
c. meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan
bencana;
d. menyediakan prasarana sarana penunjang proses evakuasi bencana;
dan
e. penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana secara rinci diatur
oleh Walikota.
Kawasan rawan bencana di Kota Bogor, antara lain:
a. kawasan rawan banjir seperti Kawasan Pacilong Kelurahan Kebon
Pedes, Kampung Situ Asem Kelurahan Mekarwangi, Kampung
Kramat Kelurahan Tanah Baru, Kelurahan Kayumanis, dan
Kelurahan Katulampa;
b. kawasan rawan longsor di sepanjang sungai Cisadane, sungai
Ciomas, saluran Cisadane Empang, saluran Cidepit, sepanjang
sungai Ciliwung, dan lokasi-lokasi yang memiliki kemiringan lereng
lebih dari 40% (empat puluh persen) terutama di Kecamatan Bogor
Selatan; dan
c. kawasan rawan kebakaran seperti perumahan tidak teratur
berkepadatan tinggi di Kecamatan Bogor Tengah.

49
Kondisi kontur tanah yang labil menyebabkan ancaman terhadap
bencana alam, menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi Kota
Bogor Berdasarkan hasil pemetaan daerah Tim Reaksi Cepat BPBD Kota
Bogor tahun 2019, di wilayah Kota Bogor sedikitnya terdapat 32 titik
rawan bencana alam. Daerah rawan bencana tersebut merupakan
daerah rawan longsor dan banjir tersebar di enam wilayah Kecamatan
se-Kota Bogor. Daerah rawan longsor berada di Bogor Tengah, Bogor
Selatan dan Bogor Barat.
Sementara daerah rawan banjir biasanya berada di sisi Sungai
Cisadane dan Sungai Ciliwung maupun aliran sungai kecil dari
keduanya seperti di daerah Tanah Sareal, Bogor Barat, Bogor Timur dan
Bogor Utara. Titik rawan longsor di wilayah Bogor Tengah diantaranya
Kelurahan Kebon Kelapa, Kelurahan Paledang dan Kelurahan
Panaragan. Di Tanah Sareal yaitu di Kelurahan Kencana, Kelurahan
Cibadak, dan Kelurahan Mekarwangi. Di wilayah Bogor Barat di
Kelurahan Pasir Jaya, Cilendek Barat dan Kelurahan Cilendek Timur. Di
wilayah Bogor Selatan yaitu di Kelurahan Cipaku, Kelurahan
Mulyaharja, Kelurahan Harjasari dan Kelurahan Rangga Mekar. Di
wilayah Bogor Timur yaitu di Kelurahan Katulampa, Baranangsiang dan
Kelurahan Sukasari. Di wilayah Bogor Utara diantaranya di Kelurahan
Cibuluh dan Kelurahan Ciparigi. Titik rawan banjir di Bogor Barat di
antaranya di Kelurahan Pasir Jaya, Cilendek Barat dan Cilendek Timur.
Kemudian di Bogor Selatan ada diKelurahan Cipaku, Mulyaharja,
Harjasari dan Ranca Mekar yang juga rawan longsor selain rawan banjir
bandang. Di wilayah Bogor Timur terdapat didaerah Katulampa,
Baranangsiang dan Sukasari. Sedangkan di Bogor Utara di Kelurahan
Cibuluh dan Ciparigi.
Dari aspek kajian lingkungan hidup strategis, isu pencemaran
lingkungan di Kota Bogor menjadi permasalahan pembangunan daerah,
khususnya dalam hal menciptakan lingkungan yang sehat bagi
masyarakatnya. Isu-isu lain terkait pencemaran lingkungan yang terjadi
di Kota Bogor adalah sanitasi yang buruk, pengelolaan dua sungai besar
(Ciliwung dan Cisadane) yang melintasi Kota Bogor belum cukup baik,

50
serta polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor. Pada tahun 2011
masih banyak rumah yang menggunakan sanitasi dengan plengsengan
yaitu buangan kakus langsung dibuang ke sungai tanpa masuk ke
tangki septik (15,58% KK). Kecenderungan tersebut semakin meningkat
dari waktu ke waktu. Pengelolaan sungai besar yang melintasi Kota
Bogor pun dinilai belum optimal, yang mana kualitas air Sungai
Ciliwung di Kota Bogor telah melampaui ambang baku mutu air yang
ditetapkan dalam PP No.82 Tahun 2001 baik dari parameter fisik, kimia
dan biologi. Nilai rata-rata BOD hasil penelitian sebesar 9,975, nilai rata-
rata DO sebesar 6,479 dan jumlah rata-rata total coliform sebesar
57.000 koloni/ml – 408.000 koloni/ml. Meningkatnya aktivitas manusia,
perubahan guna lahan dan semakin beragamnya pola hidup menjadikan
tingkat pencemaran di Sungai Ciliwung semakin meningkat dari waktu
ke waktu. Permasalahan polusi udara karena kendaraan bermotor
ditunjukkan dari pengukuran parameter TSP (debu) di beberapa tempat
di Kota Bogor pada tahun sampai dengan tahun 2012 umumnya sudah
melewati baku mutu 230 µg/Nm3.
Permasalahan lain yang terjadi adalah pengelolaan sampah yang
belum terpadu. Sampai saat ini sampah masih menjadi permasalahan
yang belum terpecahkan khususnya bagi kota-kota besar di Indonesia.
Permasalahan ini timbul terutama karena besarnya volume sampah
yang berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk yang cukup
tinggi, keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir, dan teknis
pengelolaan sampah yang masih konvensional.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis


Sebagaimana dijelaskan penentuan isu-isu strategis dilakukan
dengan mengidentifikasi dan menggali permasalahan-permasalahan
penanggulangan bencana dengan menggunakan metode curah pendapat
(brain storming) dan analisis terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi pelayanan BPBD Kota Bogor. Isu-isu
strategis yang menjadi acuan atau dasar dalam menentukan program

51
dan kegiatan yang diprioritaskan selama 5 tahun ke depan (2019-2024)
ditetapkan sebagai berikut:
1. penguatan kerangka hukum dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
2. Pengurangan Risiko Bencana berbasis masyarakat dengan
menerapkan kerjasama Pentahelix/ lima elemen masyarakat:
pemerintah, kalangan pengusaha, komunitas, media, dan akademisi;
3. peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana
dengan latihan kesiapsiagaan secara bertahap dan berlanjut serta
peningkatan sarana dan prasarana pendukung dan logistik dalam
penanganan darurat bencana;
4. peningkatan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi bencana melalui sosialisasi dan pelatihan yang
berbasis masyarakat;
5. penyiapan dan pengembangan sistem informasi dan komunikasi
yang cepat, terpadu dan terintegrasi guna mendukung tugas
kebencanaan melalui pemanfaatan teknologi;
6. peningkatan sinergi dan koordinasi dengan instansi/OPD yang terkait
dengan kebencanaan dan BNPB sebagai koordinator penyelenggaran
penanggulangan bencana secara nasional;
7. penyelenggaraan pemulihan dampak bencana melalui rehabilitasi dan
rekonstruksi di bidang fisik, sosial, maupun ekonomi sesuai tugas
dan fungsi serta kewenangan BPBD Kota Bogor.
8. peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang mendukung
penyelenggaraan penanggulangan bencana.

52
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kota Bogor


Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya sebagai Perangkat
Daerah penyelenggara penanggulangan bencana dituntut untuk
merespon dengan cepat dan tepat dalam penanggulangan bencana.
Untuk itu Visi BPBD Kota Bogor dirumuskan dengan memperhatikan
visi kepala daerah yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2019 – 2024
yaitu:

”Mewujudkan Kota Bogor Yang Ramah Keluarga”

Dalam rangka mendukung visi tersebut, maka BPBD Kota Bogor


mendukung pada dua Misi Walikota Bogor 2019-2024 yaitu:
1) Misi 1: Mewujudkan Kota Bogor yang Sehat
Tujuan BPBD Kota yang mendukung misi ke 1 (satu) RPJMD Kota
Bogor adalah Terwujudnya masyarakat Kota Bogor yang aman dari
bencana melalui pengurangan risiko bencana berbasis partisipasi
masyarakat dan dunia usaha.
2) Misi 2: Mewujudkan Kota Bogor yang Cerdas
Tujuan BPBD Kota yang mendukung misi ke 2 (dua) RPJMD Kota
Bogor adalah:
a. Terwujudnya tata kelola urusan pemerintah bidang ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakatyang efektif,
efisien, dan akuntabel;
b. Terwujudnya penanggulangan bencana yang terencana, terpadu,
terkoordinir dan menyeluruh.
Langkah selanjutnya dari tujuan adalah penetapan sasaran
BPBD Kota Bogor terdiri dari:
1. Meningkatnya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam
Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
2. Meningkatnya kualitas tata kelola pelayanan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

53
3. Meningkatnya respon time penanganan bencana
4. Meningkatnya kualitas data dan informasi system peringatan dini
kerawanan bencana dan data informasi untuk dukungan
pemulihan pasca bencana
Masyarakat yang tangguh bencana adalah masyarakat yang
memiliki kemampuan mengenali, mengantisipasi, mencegah, dan
mengurangi risiko bencana serta mampu mengatasi secara efektif jika
terjadi bencana, kemudian mampu bangkit kembali setelah bencana
untuk melanjutkan kehidupannya. Masyarakat yang tangguh ditandai
pula oleh terbangunnya budaya sadar bencana, dimana pengurangan
risiko bencana telah terintegrasi pada semua kebijakan,
perencanaan,pelaksanaan dan perilaku yang mendukung terbangunnya
masyarakat yang tangguh bencana.
Dengan demikian, masyarakat yang tangguh bencana adalah
masyarakat yang mempunyai kemampuan/kapasitas :
1. menyerap tekanan atau kekuatan-kekuatan yang menghancurkan,
melalui perlawanan atau adaptasi;
2. memulihkan diri atau ‘melenting balik’ setelah suatu kejadian
bencana dan membangun kembali kehidupan dengan cara yang lebih
baik.
Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah RENSTRA
BPBD Kota Bogor Tahun 2020-2024 beserta indikator kinerjanya
disajikan dalam Tabel berikut (Tabel 4.1):
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kota Bogor
Indikator Target Kinerja Sasaran Per Tahun
Tujuan Sasaran Tujuan/
Sasaran 2020 2021 2022 2023 2024
MISI I : Mewujudkan Kota yang Sehat
Tujuan 1: Indeks
Terwujudnya Resiko
masyarakat Kota Bencana
Bogor yang (IRB)
aman dari Sasaran 1: Jumlah 2 2 2 2 2
bencana melalui Meningkatnya Kelurahan kelur kelur kelur kelur kelura
pengurangan pemberdayaan Tangguh ahan ahan ahan ahan han
risiko bencana dan partisipasi Bencana
berbasis masyarakat dalam Jumlah 2 2 2 2 2
partisipasi Pengurangan Sekolah sekol sekol sekol sekol sekola
masyarakat dan Risiko Bencana Aman ah ah ah ah h
dunia usaha (PRB) Bencana

54
Indikator Target Kinerja Sasaran Per Tahun
Tujuan Sasaran Tujuan/
Sasaran 2020 2021 2022 2023 2024
MISI II: Mewujudkan Kota yang Cerdas
Tujuan 1: Indeks
Terwujudnya Kepuasan
tata kelola Masyarak
urusan at
pemerintah terhadap
bidang pelayanan
ketentraman, Badan
ketertiban Penanggul
umum dan angan
perlindungan Bencana
masyarakat Daerah
yang efektif, (BPBD)
efisien, dan Sasaran 1: Nilai AKIP
akuntable Meningkatnya Badan
kualitas tata Penanggul
kelola pelayanan angan
Badan Bencana
Penanggulangan Daerah
Bencana Daerah (BPBD)
(BPBD) Indeks
Kepuasan
Masyarak
at
terhadap
pelayanan
Badan
Penanggul
angan
Bencana
Daerah
(BPBD)
Tujuan 2: Rata-rata < 24 < 24 < 24 < 24 < 24
Terwujudnya respon jam jam jam jam jam
penanggulangan time
bencana yang penangan
terencana, an
terpadu, bencana
terkoordinir dan Sasaran 1: Rata-rata < 24 < 24 < 24 < 24 < 24
komprehensif Meningkatnya respon jam jam jam jam jam
respon time time
penanganan penangan
bencana an
bencana
Sasaran 2: Persentase 100% 100% 100% 100% 100%
Meningkatnya ketersedia
kualitas data dan an
informasi system informasi
peringatan dini kebencana
kerawanan an yang
bencana dan data tersampai
informasi untuk kan ke
dukungan masyarak
pemulihan pasca at
bencana
Sumber : Hasil olahan BPBD Kota Bogor, 2019

55
Pencapaian misi penanggulangan bencana di atas memerlukan
suatu kerjasama yang sinergis antar para pemangku kepentingan, yaitu
pemerintah daerah, lembaga non pemerintah, masyarakat termasuk
lembaga usaha dalam kerangka kerjasama yang terkordinasi, terarah
dan terpadu serta kemitraan yang harmonis.

56
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam rangka mencapai Visi dan Misi Pemerintah Kota Bogor


yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan dan sasarannya. Untuk
memperjelas cara untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka
ditetapkan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah. Strategi BPBD Kota Bogor tahun
2019-2024 sesuai dengan strategi RPJMD adalah sebagai berikut:

“Pembentukan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha yang


memiliki budaya sadar bencana melalui Pengurangan Risiko
Bencana dan penguatan ketahanan bencana”

Dari strategi diatas ditentukan arah kebijakan BPBD Kota Bogor


tahun 2019-2024 yaitu:
1. Peningkatan kapasitas
2. Penyediaan sarana dan prasarana kebencanaan
3. Meningkatkan akuntabilitas kinerja, kualitas pelayanan publik, dan
mengoptimalkan kinerja pengawasan internal
4. Penanganan Darurat yang Berkualitas
5. Pemulihan Pascabencana yang efektif
6. Penyediaan Data dan Informasi dan Sistem Peringatan Dini Bencana
Untuk lebih jelasnya keterkaitan antara visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi dan arag kebijakan BPBD Kota Bogor tahun 2019-2024
disajikan dalam tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Tujuan, Sasaran Strategi dan Kebijakan BPBD Kota Bogor
VISI : Mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Ramah Keluarga
MISI I : Mewujudkan Kota Bogor yang Sehat
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Terwujudnya 1. Meningkatnya Pembentukan 1. Peningkatan
masyarakat Kota pemberdayaan masyarakat, kapasitas
Bogor yang aman dan partisipasi pemerintah dan dunia 2. Penyediaan
dari bencana masyarakat usaha yang memiliki sarana dan
melalui dalam budaya sadar bencana prasarana
pengurangan risiko Pengurangan melalui Pengurangan kebencanaan
bencana berbasis Risiko Bencana Risiko Bencana dan
partisipasi (PRB) penguatan ketahanan
masyarakat dan bencana
dunia usaha

57
MISI II: Mewujudkan Kota Bogor yang Cerdas
Tujuan Sasaran Arah Kebijakan
1. Terwujudnya Tata 1. Meningkatnya 1. Meningkatkan
Kelola Urusan kualitas tata akuntabilitas
Pemerintah Bidang kelola kinerja, kualitas
Ketentraman, pelayanan pelayanan
Ketertiban umum Badan publik, dan
dan Perlindungan Penanggulanga mengoptimalkan
Masyarakat n Bencana kinerja
Daerah (BPBD) pengawasan
internal
2. Terwujudnya 1. Meningkatnya 2. Penanganan
penanggulangan respon time Darurat yang
bencana yang penanganan Berkualitas
terencana, terpadu, bencana
terkoordinir, dan 2. Meningkatnya 3. Pemulihan
komprehensif kualitas data Pascabencana
dan informasi yang efektif
system 4. Penyediaan Data
peringatan dini dan Informasi
kerawanan dan Sistem
bencana dan Peringatan Dini
data informasi Bencana
untuk
dukungan
pemulihan
pasca bencana

58
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan BPBD Kota


Bogor dapat tercapai sesuai dengan indikator kinerja yang telah di
tetapkan makan disusun rencana program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan setiap tahunnya. Masing-masing program dan kegiatan
mempunyai indikator kinerja yang harus dicapai setiap tahunnya.
Dengan adanya target indikator yang akan dicapai diharapkan
perencanaan kegiatan dalam lima tahun kedepan lebih terukur dan
dapat dipertanggungjawabkan.

Program yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran


Meningkatnya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengurangan Risiko Bencana (PRB) adalah Program pelayanan
pencegahan dan kesiap siagaan terhadap bencana. Program ini terdiri
dari kegiatan:

1. Pelatihan dan Pemberdayaan Kelurahan Tangguh Bencana


2. Penerapan Sekolah Aman Bencana (SMAB) dan Simulasi
PenanggulanganBencana di Sekolah
3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
4. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan Rencana
Kontijensi
5. Peningkatan Kapasitas Relawan Bencana Alam
6. Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi bagi Aparatur
7. Simulasi Kebencanaan
Program yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran
Mwningkatnya kualitas tata kelola pelayanan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah terdiri dari tiga program dan empat kegiatan. Program
dan kegiatan tersebut adalah:
1. Program Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan
a. Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan
2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur
a. Pengadaan Inventaris Kantor

59
b. Pemeliharaan Rutin Berkala Inventaris Kantor
3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. Pengelolaan Rumah Tangga PD

Program yang akan dilakukan untuk mencapai Sasaran


Meningkatnya respon time penanganan bencana adalah program
Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana. Program ini
terdiri dari tiga (3) kegiatan, yaitu sebagai berikut:
a. Pengadaan logistik bagi korban bencana
b. Hunian sementara bagi korban bencana
c. Pelayanan penanggulangan bencana
Program yang akan dilakukan untuk mencapai Sasaran
Meningkatnya kualitas data dan informasi system peringatan dini
kerawanan bencana dan data informasi untuk dukungan pemulihan
pasca bencana adlah program pengembangan layanan informasi
kebencanaan dan program pemulihan pasca bencana. Masing-masing
program didukung oleh kegiatan:
1. Program pengembangan layanan informasi kebencanaan, yang
terdiri dari dua kegiatan yaitu:
a. Komnikasi, Informasi, dan Edukasi Rawan Bencana
b. Penyusunan Kajian Risiko Bencana
2. Program pemulihan pasca bencana, terdiri dari 2 kegiatan yaitu:
a. Penyusunan dokumen kaji kebutuhan pasca bencana
b. Pendataan inventarisasi dampak pasca bencana
Indikator kinerja, kelompok sasaran, pendanaan indikatif dan
lokasi untuk masing-masing program dan kegiatan disajikan dalam
tabel sebagai berikut (tabel 6.1):

60
Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan, dan Pendanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor
Target Kinerja Sasaran/Tujuan Pada Tahun
Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Unit Kerja
Program dan Tujuan, Sasaran, pada Akhir periode Perangkat
Tujuan Sasaran Kode Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Program (outcome) Renstra Perangkat Daerah Lokasi
Daerah Penanggung
dan Kegiatan (output)
Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm jawab
Target Target Target Target Target Target
juta) juta) juta) juta) juta) juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Visi : Terwujudnya Kota Bogor yang Ramah Keluarga

Misi 1: Mewujudkan Kota Bogor yang Sehat


Tujuan 1: Indeks Resiko point 63.94 60.57 57.21 53.84 50.48 50.48 7,675 BPBD
Terwujudnya Bencana (IRB)
masyarakat Sasaran 1: Jumlah Kelurahan Kelurah 2 2 2 2 2 26 7,675 BPBD
Kota Bogor Meningkatn Tangguh Bencana an
yang aman dari ya Jumlah Sekolah Sekolah 2 2 2 2 2 26
bencana pemberdaya Aman Bencana
melalui an dan
Program 1.1.1: Jumlah Kelurahan Kelurah 2 1,250 2 1,325 2 1,500 2 1,800 2 1,800 26 7,675 BPBD
pengurangan partisipasi
Pelayanan Tangguh an
risiko bencana masyarakat
Pencegahan dan Bencana
berbasis dalam
Kesiapsiagaan Jumlah Sekolah Sekolah 2 2 2 2 2 26 -
partisipasi Penguranga
terhadap Aman
masyarakat n Risiko
Bencana bencana
dan dunia Bencana
usaha (PRB) Kegiatan 1.1.1.1 Jumlah Kelurahan Kelurah 2 200 2 225 2 250 2 275 2 300 26.00 1,250 BPBD
Pelatihan dan Tangguh an
Pemberdayaan Bencana
Kelurahan
Tangguh
Bencana

61
Target Kinerja Sasaran/Tujuan Pada Tahun
Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Unit Kerja
Program dan Tujuan, Sasaran, pada Akhir periode Perangkat
Tujuan Sasaran Kode Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Program (outcome) Renstra Perangkat Daerah Lokasi
Daerah Penanggung
dan Kegiatan (output)
Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm jawab
Target Target Target Target Target Target
juta) juta) juta) juta) juta) juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Kegiatan 1.1.1.2 Meningkatnya Sekolah 2 150 2 175 2 200 2 225 2 250 26.00 1,000 BPBD
Penerapan wawasan siswa,
Sekolah Aman tenaga pendidik,
Bencana (SMAB) komite sekolah
dan Simulasi terhadap sekolah
Penanggulangan yang aman
Bencana di bencana
Sekolah (Membentuk
sekolah aman
bencana)
Kegiatan 1.1.1.3 Menyediakan paket 1 200 1 225 1 250 1 275 1 300 5.00 1,250 BPBD
Penyediaan Sarana dan
Sarana dan Prasarana
Prasarana Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
Terhadap
Bencana
Kegiatan 1.1.1.4 Tersedianya Dokum 2 200 1 125 1 150 2 300 1 150 7.00 925 BPBD
Penyusunan dokumen rencana en
Rencana penanggulangan
Penanggulangan bencana dan
Bencana dan kontijensi
Rencana
Kontijensi

62
Target Kinerja Sasaran/Tujuan Pada Tahun
Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Unit Kerja
Program dan Tujuan, Sasaran, pada Akhir periode Perangkat
Tujuan Sasaran Kode Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Program (outcome) Renstra Perangkat Daerah Lokasi
Daerah Penanggung
dan Kegiatan (output)
Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm jawab
Target Target Target Target Target Target
juta) juta) juta) juta) juta) juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Kegiatan 1.1.1.5 Meningkatkan paket 2 200 2 225 2 250 2 275 2 300 10.00 1,250 BPBD
Peningkatan Kapasitas
Kapasitas masyarakat
Relawan anggota
Bencana Alam komunitas/
kelompok dalam
penanggulangan
bencana
Kegiatan 1.1.1.6 Terlatihnya aparat paket 1 200 1 225 1 250 1 275 1 300 5 1,250 BPBD
Pelatihan pemkot kota bogor
Pencegahan dan sub-urusan
Mitigasi bagi kebencanaan
Aparatur
Kegiatan 1.1.1.7 Gladi paket 1 100 1 125 1 150 1 175 1 200 5 750 BPBD
Simulasi Kesiapsiagaan
Kebencanaan bencana
Misi 2: Mewujudkan Kota Bogor yang Cerdas
Tujuan 1: Indeks Kepuasan point 3,32 3,35 3,4 3,45 3,5 3,5 24250 BPBD
Terwujudnya Masyarakat
tata kelola terhadap
urusan pelayanan Badan
pemerintah Penanggulangan
bidang Bencana Daerah
ketentraman, (BPBD)
ketertiban
umum dan Sasaran 1: Nilai AKIP Badan point B BB BB BB A A 24,250 BPBD
perlindungan Meningkatn Penanggulangan
masyarakat ya kualitas Bencana Daerah
tata kelola (BPBD)

63
Target Kinerja Sasaran/Tujuan Pada Tahun
Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Unit Kerja
Program dan Tujuan, Sasaran, pada Akhir periode Perangkat
Tujuan Sasaran Kode Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Program (outcome) Renstra Perangkat Daerah Lokasi
Daerah Penanggung
dan Kegiatan (output)
Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm jawab
Target Target Target Target Target Target
juta) juta) juta) juta) juta) juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
yang efektif, pelayanan Indeks Kepuasan point 3,32 3,35 3,4 3,45 3,5 3,5
efisien, dan Badan Masyarakat
akuntable Penanggula terhadap
ngan pelayanan Badan
Bencana Penanggulangan
Daerah Bencana Daerah
(BPBD) (BPBD)

Program 2.1.1 Prosentase % 90 50 90 50 95 50 95 50 100 50 100 250 BPBD


Pengembangan rekomendasi
Sistem temuan
Pelaporan Inspektorat
Capaian Kinerja Kota, Inspektorat
dan Keuangan Propinsi dan atau
BPK yang
ditindaklanjuti
Nilai Hasil Evaluasi point B BB BB BB A A
LKIP Perangkat
Daerah
Persentase capaian % 80 85 90 95 100 100
kinerja
penyelenggaraan
pemerintah daerah
Per Urusan
Kegiatan Tersedianya Dokum 1 50 1 50 1 50 1 50 1 50 5 250 BPBD
2.1.1.1: dokumen en
Penyusunan perencanaan dan
Perencanaan pelaporan BPBD
dan Pelaporan

64
Target Kinerja Sasaran/Tujuan Pada Tahun
Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Unit Kerja
Program dan Tujuan, Sasaran, pada Akhir periode Perangkat
Tujuan Sasaran Kode Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Program (outcome) Renstra Perangkat Daerah Lokasi
Daerah Penanggung
dan Kegiatan (output)
Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm jawab
Target Target Target Target Target Target
juta) juta) juta) juta) juta) juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Program 2.1.2 Persentase % 80 1,800 85 2,100 90 2,400 95 2,700 1 00 3,000 100 12,000 BPBD
Peningkatan pemenuhan
Sarana dan sarana prasarana
Prasarana aparatur
Aparatur
Kegiatan terpenuhinya paket 1 1,000 1 1,250 1 1,500 1 1,750 1 2,000 5 7,500 BPBD
2.1.2.1: kebutuhan
Pengadaan inventaris kantor
Inventaris
Kantor
Kegiatan terpenuhinys paket 1 800 1 850 1 900 1 950 1 1,000 5 4,500 BPBD
2.1.2.2: pemeliharaan
Pemeliharaan inventaris kantor
Inventaris
Kantor
Program 2.1.3: Persentase % 100 2,000 100 2,200 100 2,400 100 2,600 1 00 2,800 100 12,000 BPBD
Pelayanan pemenuhan
administrasi Kebutuhan
Perkantoran operasional
perangkat daerah
Kegiatan Terpenuhinya % 100 2,000 100 2,200 100 2,400 100 2,600 100 2,800 100 12,000 BPBD
2.1.3.1: kebutuhan dasar
Pengelolaan operasional OPD
Rumah Tangga
PD
Tujuan 2: Rata-rata respon Jam < 24 < 24 < 24 < 24 < 24 < 24 12,250 BPBD
Terwujudnya time penanganan
penanggulang bencana

65
Target Kinerja Sasaran/Tujuan Pada Tahun
Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Unit Kerja
Program dan Tujuan, Sasaran, pada Akhir periode Perangkat
Tujuan Sasaran Kode Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Program (outcome) Renstra Perangkat Daerah Lokasi
Daerah Penanggung
dan Kegiatan (output)
Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm jawab
Target Target Target Target Target Target
juta) juta) juta) juta) juta) juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
an bencana Sasaran 1: Rata-rata respon Jam < 24 < 24 < 24 < 24 < 24 < 24 9,750
yang Meningkatn time penanganan
terencana, ya respon bencana
terpadu, time
Program 3.1.1: Rata-Rata Respon Jam < 24 1,350 < 24 1,650 < 24 1,950 < 24 2,250 < 24 2,550 < 24 9,750 BPBD
terkoordinir penanganan
Program time
dan bencana
Pelayanan penanganan
komprehensif
Penyelamatan bencana
dan Evakuasi
Korban Bencana
Kegiatan 3.1.1.1 Barang dan jasa paket 1 200.00 1 225 1 250 1 275 1 300 5 1,250 BPBD
Pengadaan yang dibutuhkan
Logistik bagi untuk penyediaan
Korban Bencana logistik bagi
korban bencana
Kegiatan 3.1.1.2 Barang dan jasa Tahun 1 150.00 1 175 1 200 1 225 1 250 5 1,000 BPBD
Hunian yang dibutuhkan
Sementara bagi untuk penyediaan
Korban Bencana huntara bagi
korban bencana
Kegiatan 3.1.1.3 Tersedianya Tahun 1 1,000 1 1,250 1 1,500 1 1,750 1 2,000 5 7,500 BPBD
Pelayanan Barang dan jasa
Penanggulangan yang dibutuhkan
Bencana untuk pelayanan
penanggulangan
bencana
Sasaran 2: Persentase % 100 100 100 100 100 100 2,500 BPBD
Meningkatn ketersediaan
ya kualitas informasi
data dan kebencanaan yang
Informasi tersampaikan ke
system masyarakat
66
Target Kinerja Sasaran/Tujuan Pada Tahun
Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Unit Kerja
Program dan Tujuan, Sasaran, pada Akhir periode Perangkat
Tujuan Sasaran Kode Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Program (outcome) Renstra Perangkat Daerah Lokasi
Daerah Penanggung
dan Kegiatan (output)
Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm jawab
Target Target Target Target Target Target
juta) juta) juta) juta) juta) juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
peringatan Program 3.2.1: Persentase % 100 300 100 175 100 350 100 225 100 250 100 1,300 BPBD
dini Pengembangan informasi
kerawanan layanan kebencanaan yang
bencana Informasi tersampaikan ke
dan data Kebencanaan masyarakat
informasi
untuk
Kegiatan Terselenggaranya Tahun 1 150 1 175 1 200 1 225 1 250 5 1,000 BPBD
dukungan
3.2.1.1: komunikasi,
pemulihan
Komunikasi, informasi, dan
pasca
Informasi dan edukasi rawan
bencana
Edukasi Rawan bencana kepada
Bencana masyarakat per
jenis ancaman
bencana

Kegiatan Penyusunan Kajian Dokum 1 150 - - 1 150 - - - - 2 300 BPBD


3.2.1.2: Resiko Bencana en
Penyusunan
Kajian Risiko
Bencana
Program 3.2.2: PersentaseKetersed % 100 300 100 330 100 360 100 390 100 420 100 1,800 BPBD
Pemulihan iaan
Pasca Bencana data dan informasi
dampak serta
kebutuhan
pasca bencana

67
Target Kinerja Sasaran/Tujuan Pada Tahun
Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Unit Kerja
Program dan Tujuan, Sasaran, pada Akhir periode Perangkat
Tujuan Sasaran Kode Satuan 2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Program (outcome) Renstra Perangkat Daerah Lokasi
Daerah Penanggung
dan Kegiatan (output)
Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm Rp (dlm jawab
Target Target Target Target Target Target
juta) juta) juta) juta) juta) juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
Kegiatan Tersedianya Dokum 1 100 1 110 1 120 1 130 1 140 5 600 BPBD
3.2.2.1: dokumen jitupasna en
Penyusunan bagi stakeholder
Dokumen Kaji terkait
Kebutuhan kebencanaan
Pasca Bencana
Kegiatan Tersusunnya Dokum 1 100 1 110 1 120 1 130 1 140 5 600 BPBD
3.2.2.2: dokumen en
Pendataan pendataan
Inventarisasi inventarisasi
Dampak Pasca dampak bencana
Bencana
Kegiatan Pelatihan bagi Orang 75 100 75 110 75 120 75 130 75 140 375 600 BPBD
3.2.2.3: aparatur 75 orang
Pelatihan Teknis
Penilaian
Damage and
Losses
Assesment
(DALA)

68
Sesuai dengan Permendagri Nomor 101 Tahun 2018 tentang
Standar teknis pelayanan dasar pada stadar pelayanan minimal Sub-
Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota terdapat 3 pelayanan yang
wajib dilakukan Kota Bogor. Target indicator kinerja pelayanan masing-
masing kegiatan adalah 100% pada tiap tahunnya. Uraian pelayanan
dasar sub-urusan bencana adalah sebagai berikut (Tabel 6.2):
Tabel 6.2 Rencana Pencapaian SPM Sub-Urusan Bencana tahun 2020-
2024
Target Capaian (%)
Jenis Pelayanan
No Indikator Pencapaian
Dasar / Program 2020 2021 2022 2023 2024
1 Pelayanan informasi Persentase Jumlah 100 100 100 100 100
rawan bencana penduduk di kawasan
rawan bencana yang
memperoleh layanan
informasi rawan
bencana
Program Persentase informasi 100 100 100 100 100
Pengembangan kebencanaan yang
Layanan Informasi tersampaikan ke
Kebencanaan masyarakat
2 Pelayanan Persentase Jumlah 100 100 100 100 100
pencegahan dan penduduk di kawasan
kesiapsiagaan rawan bencana yang
terhadap bencana memperoleh layanan
pencegahan dan
kesiapsiagaan
terhadap bencana
Program Pelayanan Jumlah Kelurahan 2 2 2 2 2
Pencegahan dan Tangguh Bencana
Kesiapsiagaan
Terhadap Bencana Jumlah Sekolah Aman 2 2 2 2 2
Bencana
3 Pelayanan Persentase Jumlah 100 100 100 100 100
penyelamatan dan Warga Negara yang
evakuasi korban memperoleh layanan
bencana penyelamatan dan
evakuasi korban
bencana
Pelayanan Rata-rata respon time < 24 < 24 < 24 < 24 < 24
penyelamatan dan penanganan bencana jam jam jam jam jam
evakuasi korban
bencanaProgram

Dari tabel 6.2 dapat dilihat bahwa program-program yang akan


dilakukan oleh BPBD Kota Bogor telah sejalan dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang dimanatkan Permendagri Nomor 101 Tahun 2018.

69
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARA BIDANG URUSAN KETENTRAMAN,
KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT (SUB
URUSAN BENCANA DAERAH)

BPBD Kota Bogor sebagai badan yang mempunyai peran strategis


dalam mewujudkan visi, misi dan target-target pembangunan yang telah
ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Bogor 2020-2024. Terdapat beberapa indicator kinerja yang
harus dicapai oleh BPBD Kota Bogor yang menunjang sasaran RPJMD
yang telah ditetapkan yang ditetapakan sebagai Indikator Kinerja Utama
(IKU) tahun 2020-2024 yaitu sebagai berikut (Tabel 7.1):
Tabel 7.1 Indikator Kinerja Utama Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Bogor Tahun 2020-2024

Kondisi
Kinerja Capaian Kinerja Program Kondisi
pada Kinerja pada
No Indikator Kinerja awal akhir periode
periode 2020 2021 2022 2023 2024 RPJMD
RPJMD

1 Jumlah Kelurahan 16 2 2 2 2 2 26
Tangguh Bencana
(Kelurahan)
2 Jumlah Sekolah 16 2 2 2 2 2 26
Aman bencana
(Sekolah/Madrasah)
3 Nilai AKIP Badan B B BB BB BB A A
Penanggaulangan
Bencana Daerah
(BPBD) (Point)
4 Indeks Kepuasan 3,32 3,35 3,4 3,45 3,5 3,5
Masyarakat
terhadap pelayanan
Badan
Penanggaulangan
Bencana (BPBD)
(Point)
5 Rata-Rata Respon < 24 < 24 < 24 < 24 < 24 < 24 < 24
time penanganan
bencana (jam)
6 Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
informasi
kebencanaan yang
tersampaikan ke
masyarakat

Dari table 7.1 terlihat bahwa terdapat enam Indikator Kinerja


Utama (IKU) yang harus di capai oleh BPBD Kota Bogor selama tahun

70
2020-2024. IKU yang telah ditetapkan di jabarkan dalam Indikator Kinerja
Program Dinas tahun 2020-2024. Uraian dari masing-masing indikator
kinerja program adalah sebagai berikut (tabel 7.2):
Tabel 7.2 Indikator Kinerja Program BPBD Kota Bogor Tahun 2020-2024
Data
Capaian Kondisi
pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
Indikator Tahun pada
No Cara Perhitungan
Program Awal Akhir
Periode Periode
RPJMD 2020 2021 2022 2023 2024 RPJMD
(2018)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urusan KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT (SUB URUSAN
BENCANA DAERAH)
Program: Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan terhadap Bencana
1 Jumlah 16 Jumlah kelurahan 2 2 2 2 2 26
Kelurahan yang telah
Tangguh ditetapkan sebagai
kelurahan tangguh
bencana
2 Jumlah Sekolah 16 Jumlah sekolah 2 2 2 2 2 26
Aman Bencana yang telah
ditetapkan sebagai
sekolah aman
bencana
Program: Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1 Prosentase 85 (Temuan yang 90 90 95 95 100 100
rekomendasi ditindaklanjuti/Total
temuan temuan) X 100
Inspektorat
Kota, nspektorat
Propinsi dan
atau BPK yang
ditindaklanjuti
2 Nilai Hasil B - B BB BB BB A A
Evaluasi LKIP
Perangkat
Daerah
3 Persentase 75 (Kinerja 80 85 90 95 100 100
capaian kinerja penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintah daerah
pemerintah yang mencapai
daerah Per target/Total kinerja
Urusan penyelenggaraan
pemerintah daerah)
X 100
Program: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1 Persentase 80 Sarana yang 80 85 90 95 100 100
pemenuhan tersedia/sarana
sarana yang dibutuhkan X
prasarana 100
aparatur (%)
Program: Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 Persentase 100 Rencana kebutuhan 100 100 100 100 100 100
pemenuhan OPD yang
Kebutuhan teepenuhi/Rencana
operasional kebutuhan OPD
perangkat pada tahun berjalan
daerah (%) X 100

71
Data
Capaian Kondisi
pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
Indikator Tahun pada
No Cara Perhitungan
Program Awal Akhir
Periode Periode
RPJMD 2020 2021 2022 2023 2024 RPJMD
(2018)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Program: Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi Korban Bencana
1 Rata-Rata < 24 Rata-rata lama < 24 < 24 < 24 < 24 < 24 < 24
Respon time respon dari saat
penanganan laporan kejadian
bencana (Jam) sampai petugas tiba
di lokasi

Program: Pengembangan layanan Informasi Kebencanaan


1 Persentase 100 (Jumlah penduduk 100 100 100 100 100 100
informasi yang menerima
kebencanaan informasi
yang kebencanaan/
tersampaikan ke jumlah penduduk di
masyarakat (%) daerah rawan
bencana) X 100
Program: Pemulihan Pasca Bencana
1 Persentase 100 (Jumlah data 100 100 100 100 100 100
Ketersediaan (%) dampak serta
data dan kebutuhan pasca
informasi bencana/jumlah
dampak serta bencana) X 100
kebutuhan
pasca bencana

72
BAB VIII
PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana


Daerah Kota Bogor Tahun 2019-2024 telah disusun dan secara substansi
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Bogor Tahun 2019-2024. Berbagai komponen yang ada di
dalamnya telah memuat apa yang menjadi harapan Pemerintah Kota
Bogor yang dijabarkan ke dalam Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Rencana
Program dan Kegiatan, dan Indikator sasaran Program Kegiatan. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor tentunya akan sukses
mengimplementasikan rencana strategisnya apabila didukung
sepenuhnya oleh segenap aparatur yang ada di Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Bogor dan kerjasama serta koordinasi yang baik
dengan para pemangku kepentingan (stakeholders).
Sesuai Amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri No 86 Tahun
2017, Pada setiap Tahun Anggaran selama periode Tahun 2019-2024,
setiap Kepala Perangkat Daerah wajib melakukan pengendalian dan
evaluasi kinerja peaksanaan Renstra Perangkat Daerah Tahun 2019-
2024, sesuai dengan amanat Pasal 285 ayat (1). Selanjutnya sesuai Pasal
285 Ayat (3) Kepala Perangkat Daerah kota Bogor melaporkan hasil
pengendalian dan evaluasi Renstra Perangkat Daerah kabupaten/kota
kepada Bupati/Walikota melalui kepala Bappeda kota Bogor, untuk
digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan RPJMD kota Bogor.

WALIKOTA BOGOR,

BIMA ARYA

73

Anda mungkin juga menyukai