Anda di halaman 1dari 54

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)

TAHUN 2015 - 2019

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


KOTA BOGOR
KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Bogor Tahun 2015-2019.
Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kota Bogor Tahun 2015-2019 mengacu kepada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kota Bogor Tahun 2015-2019 dan
Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Tahun 2015-2019.
Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Bogor Tahun 2015-2019 dilaksanakan sebagai bahan pelaksanaan program
dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor dalam mendukung serta mendorong Visi dan
Misi Pemerintah Kota Bogor.
Semoga Renstra ini dapat mendorong terlaksananya penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kota Bogor secara terarah, terkoordinasi dan terpadu
sebagaimana diamanatkan oleh tujuan penanggulangan bencana Pasal 4 UU No.
24 tahun 2007.

Bogor, Juni 2017

i
DAFTAR ISI

Hal.
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Bagan iii
Daftar Tabel iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Landasan Hukum 3
1.3 Maksud dan Tujuan 5
1.4 Kedudukan Renstra BPBD
Kota Bogor Tahun 2015 – 2019 6
1.5 Sistematika Penulisan Renstra 7

BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD 8


2.1 Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi 8
2.2 Sumber Daya BPBD Kota Bogor 12
2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Kota Bogor 18
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan 19

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI 22
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan OPD 22
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih 23
3.3 Telaahan Renas PB BNPB dan BPBD Provinsi Jawa
Barat 24
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis 29
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis 31

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN


KEBIJAKAN 33
4.1 Visi BPBD Kota Bogor 2015-2019 33
4.2 Misi BPBD Kota Bogor 2015-2019 34
4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPBD Kota
Bogor 34
4.4 Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah BPBD Kota
Bogor 35

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR


KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF 38
5.1 Rencana Program dan Kegiatan BPBD Kota Bogor
Tahun 2015– 2019 38
5.2 Indikator Kinerja BPBD Kota Bogor Tahun 2015-2019 40
5.3 Pendanaan Indikatif dan Kelompok Sasaran 42

BAB VI INDIKATOR KINERJA BPBD KOTA BOGOR YANG


MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 51

BAB VII PENUTUP 52

ii
DAFTAR BAGAN

1.1 Kedudukan Rencana Strategis BPBD Kota Bogor Terhadap


Perencanaan Pembangunan Lainnya 7

2.1 Struktur organisasi BPBD Kota Bogor 9

iii
DAFTAR TABEL

2.1 Tingkat Pendidikan Terakhir Aparat BPBD Kota Bogor 13


2.2 Pangkat/Golongan PNS BPBD Kota Bogor 13
2.3 Jabatan Struktural dan Fungsional BPBD Kota Bogor 14
2.4 Diklat Dalam Jabatan PNS BPBD Kota Bogor 14
2.5 Aparat BPBD Kota Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin 14
2.6 Aset Peralihan dari Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota
Bogor 15
2.7 Aset BPBD Kota Bogor yang Bersumber dari APBD dan Hibah 17
2.8 Indikator kinerja dan target terkait kebencanaan pada Rencana
Strategis Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Tahun
2010-2014 18
3.1 Keterkaitan antara RPJMD Kota Bogor Tahun 2015-2019 dengan
tugas dan fungsi BPBD Kota Bogor 24
3.2 Keterkaitan Program, Fokus Prioritas dan Sasaran PB 27
4.1 Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Strategis Jangka Menengah
BPBD Kota Bogor Tahun 2015 – 2019 36
5.1 Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan Misi I 38
5.2 Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan Misi II 39
5.3 Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan Misi III 40
5.4 Indikator Kinerja berdasarkan Misi I 40
5.5 Indikator Kinerja berdasarkan Misi II 41
5.6 Indikator Kinerja berdasarkan Misi III 42
5.7 Pendanaan Indikatif berdasarkan Misi I 43
5.8 Pendanaan Indikatif berdasarkan Misi II 44
5.9 Pendanaan Indikatif berdasarkan Misi III 45
5.10 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Target Kinerja
dan Pendanaan Indikatif 47
6.1 Indikator Kinerja BPBD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD 51

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma perencanaan pembangunan yang lebih harmonis dan selaras,


baik antara pusat dengan daerah, daerah dengan daerah, dan juga antar instansi
dan fungsi pemerintahan, merupakan landasan utama dari diterbitkannya Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN), sebagai acuan dan pegangan bagi pemerintah di tingkat pusat
dan daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang lebih terintegrasi,
sinkron, dan sinergis baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, maupun antar
fungsi pemerintahan. Salah satu konsekuensi dari ditetapkannya undang-undang
tersebut adalah diwajibkannya bagi setiap perangkat kerja daerah untuk menyusun
rencana strategis dan kerja sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan,
baik untuk jangka menengah (lima tahunan) maupun jangka pendek (tahunan),
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rencana Strategis (Renstra) sendiri merupakan dokumen rencana resmi
daerah yang dipersyaratkan guna mengarahkan pelayanan organisasi perangkat
daerah (OPD) khususnya dan pembangunan daerah pada umumnya dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun. Sebagai suatu dokumen rencana yang penting sudah
sepatutnya pemerintah daerah, DPRD dan masyarakat memberikan perhatian
penting pada kualitas proses penyusunan dokumen Renstra, dan tentunya diikuti
dengan pemantauan dan evaluasi berkala atas implementasinya.
Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor adalah salah
satu perangkat daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota sebagai penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana. BPBD Kota Bogor dibentuk dalam rangka melaksanakan
tugas dan fungsi penanggulangan bencana di Kota Bogor. Oleh karena itu
kebutuhan akan adanya renstra untuk menunjang tugas dan fungsi tersebut
dianggap mendesak. Menilik Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 75 Tahun 2014
bahwa perumusan rencana strategis adalah salah satu tugas Kepala Pelaksana
BPBD Kota Bogor.
Sebelum lebih jauh perlu diketahui definisi dari Renstra itu sendiri. Dalam
perspektif Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004, Renstra perangkat daerah
adalah dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan

1
yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta
berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Sementara Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 272 ayat (3)
menekankan bahwa pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan
dalam rencana strategis perangkat daerah diselaraskan dengan pencapaian
sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana
strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya
sasaran pembangunan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penyusunan Renstra
Perangkat Daerah selain berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2015-2019, BPBD Kota Bogor juga
mengacu pada Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2015-2019. BNPB adalah lembaga
pemerintah non departemen yang diberi amanah oleh presiden dalam
mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh lingkup nasional.
Selanjutnya perlu dipahami bersama bahwa Kota Bogor adalah salah satu
wilayah di Provinsi Jawa Barat yang masuk kategori rawan bencana. Hal ini termuat
dalam RPJMD Kota Bogor Tahun 2015-2019 dan menjadi salah satu isu strategis
yang perlu mendapat perhatian serius. Secara jelas RPJMD menyebutkan bahwa di
wilayah Kota Bogor sedikitnya terdapat 32 titik rawan bencana alam yang terdiri atas
daerah rawan longsor dan banjir yang tersebar di 6 wilayah kecamatan se-Kota
Bogor. Pada tahun 2014 tercatat lebih dari 40 peristiwa tanah longsor terjadi di
berbagai lokasi di Kota Bogor, dalam skala kecil hingga besar. Di Kecamatan Bogor
Selatan, terdapat 39 titik rawan longsor pada 11 kelurahan, meliputi Kelurahan
Cikaret, Empang, Bondongan, Batutulis, Pamoyanan, Cipaku, Genteng, Muarasari,
Lawanggintung, Harjasari, Rancamaya, Bojongkerta, Mulyaharja, dan Pakuan.
Kondisi ini terdapat pula di kecamatan lain seperti halnya pada beberapa wilayah di
Kecamatan Bogor Tengah, salah satunya Kelurahan Gudang. Taksiran kerugian
akibat bencana banjir dan longsor mencapai Rp 9,8 milyar. Selain potensi bencana
banjir dan longsor, terdapat potensi bencana lain yaitu pohon tumbang, angin ribut
dan kebakaran (akibat petir dan arus pendek). Petir di Bogor termasuk yang
terdahsyat di wilayah Asia Tenggara.1
Berdasarkan hasil analisis BNPB yang tertuang dalam Indeks Risiko
Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2013, Kota Bogor masuk dalam kategori tinggi di
beberapa indeks risiko bencana. Kelas risiko dengan nilai tinggi tersebut adalah

1
RPMJD Kota Bogor Tahun 2015-2019 Hal. 129

2
indeks risiko bencana gempa bumi, kebakaran lahan dan hutan, cuaca ekstrim dan
bencana kekeringan. Sementara indeks risiko bencana tanah longsor dan gunung
api masuk dalam kategori sedang. 2
Dengan demikian penyusunan rencana strategis merupakan
kebutuhan nyata untuk mengantisipasi berbagai permasalahan akibat bencana yang
akan dihadapi dimasa mendatang dan diharapkan dapat menjadi pedoman bagi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor dalam melaksanakan
program dan kegiatan penanggulangan bencana berdasarkan amanah visi dan misi
yang ditetapkan.

1.2 Landasan Hukum

Dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) BPBD Kota Bogor


Tahun 2015-2019, peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan hukum
adalah sebagai berikut :
1. Tap MPR No. XI Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaran Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi Jawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 105,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4422);
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4723);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4700);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

2
IRBI BNPB Tahun 2013

3
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang koordinasi Kegiatan
Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3733);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 4663);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4664);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4817);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4828);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pengelolaan
Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4829);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4830);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114)
17. Instruksi Presiden No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
18. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

4
Perubahan Keduanya atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006;
20. Keputusan Kepala Administrasi Negara Nomor 239 Tahun 2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
22. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kota Bogor Tahun 2009 Nomor 3 Seri E);
23. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor
(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E);
24. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2007
Nomor 7 Seri E);
25. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor
Tahun 2010 Nomor 1, Seri E);
26. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011 tentang Tata Ruang
Wilayah Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2011 Seri E);
27. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun 2015-2019
(Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 3 Seri E);
28. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor (Lembaran
Daerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 1 Seri D).

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud dari penulisan rencana strategis ini adalah sebagai acuan dan
arah dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran serta diharapkan dapat
memberi gambaran ruang lingkup kewenangan dan urusan, visi dan misi, tujuan dan

5
sasaran, strategi dan kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan
penanggulangan bencana selama kurun 5 tahun yang akan dilaksanakan oleh
BPBD Kota Bogor.

1.3.2 Tujuan
Tujuan penyusunan rencana strategis Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Bogor adalah :
1. untuk menetapkan dokumen yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program, dan kegiatan penanggulangan bencana sesuai
dengan tugas dan fungsi BPBD Kota Bogor dalam kurun waktu 5 tahun;
2. untuk membuat pedoman pelaksanaan kegiatan dan program BPBD Kota
Bogor agar lebih terarah, terkait serta konsisten antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian dalam upaya
mewujudkan visi dan misi penanggulangan bencana di Kota Bogor;
3. untuk memberikan acuan bagi OPD terkait dan seluruh pemangku
kepentingan penanggulangan bencana di Kota Bogor agar dapat
melaksanakan penanggulangan bencana secara terpadu, terkoordinasi
dan menyeluruh;
4. untuk menyediakan satu tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja
tahunan bidang penanggulang bencana daerah di Kota Bogor.

1.4 Kedudukan Rencana Strategis BPBD Kota Bogor Terhadap Perencanaan


Pembangunan Lainnya

Kedudukan renstra BPBD Kota Bogor tahun 2015-2019 terhadap


perancanaan pembangunan lainnya adalah :
1. Renstra BPBD disusun mengacu pada RPJM Kota Bogor, sementara
RPJM Kota Bogor dalam penyusunannya memperhatikan dokumen
RPJMN;
2. Renstra BPBD selanjutnya dijadikan pedoman untuk penyusunan
rencana kerja BPBD tahunan;
3. Renja BPBD merupakan pedoman dalam menyusun RKA BPBD guna
mengetahui rincian APBD.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut :

6
Bagan 1.1 : Kedudukan Rencana Strategis BPBD Kota Bogor Terhadap Perencanaan
Pembangunan Lainnya

Keterangan gambar :
Dipedomani
Diacu

Sumber : RPJMD Kota Bogor Tahun 2015-2019

1.5 Sistematika Penulisan Renstra

Dokumen Rencana Strategis BPBD Kota Bogor disusun dengan pokok


bahasan sebagai berikut :
1. Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang penyusunan renstra,
landasan hukum, Maksud dan tujuan, kedudukan renstra terhadap
perencanaan pembangunan lainnya serta sistematika penulisan;
2. Bab II Gambaran Pelayanan BPBD Kota Bogor, memberikan gambaran
mengenai tugas pokok dan fungsi, kondisi organisasi saat ini serta Kinerja
Pelayanan.
3. Bab III Isu–isu Strategis Berdasarkan Tugas Dan Fungsi, menggambarkan
Indentifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi, telaah Misi,Misi
Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaah Renstra
BNPB, dan Penentuan Isu Strategis.
4. Bab IV Visi, Misi, dan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan menguraikan
tentang Visi, Misi, dan tujuan, sasaran serta Strategi dan Kebijakan SKPD.
5. Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif mengemukakan Rencana Program dan Kegiatan,
Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif.
6. Bab VI Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran
RPJMD mengemukakan Indikator Kinerja SKPD yang secara langsung
menunjukan kinerja yang akan dicapai SKPD.
7. Bab VII Penutup

7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BPBD KOTA BOGOR

2.1 Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi BPBD Kota Bogor


Sebagai organisasi perangkat daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada wali kota dan dibentuk dalam rangka melaksanakan
tugas dan fungsi penanggulangan bencana, maka secara rinci susunan organisasi
tugas dan fungsi BPBD Kota Bogor sebagaimana dijelaskan pada Peraturan Daerah
Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPBD Kota
Bogor dan diperkuat dengan Peraturan Wali Kota Bogor tentang Tugas Pokok,
Fungsi Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan BPBD Kota
Bogor sebagai berikut :

2.1.1 Susunan Organisasi


Susunan organisasi BPBD Kota Bogor terdiri dari :
1. kepala BPBD, secara ex-officio dijabat oleh sekretaris daerah;
2. unsur pengarah BPBD, meliputi :
a. keanggotaan unsur pengarah BPBD terdiri dari ketua dan anggota;
b. jumlah keanggotaan unsur pengarah BPBD sebanyak 9 orang.
3. unsur pelaksana BPBD.
Susunan organisasi unsur pelaksana BPBD Kota Bogor terdiri dari :
1. kepala pelaksana;
2. sekretariat;
3. seksi pencegahan dan kesiapsiagaan;
4. seksi kedaruratan dan logistik;
5. seksi rehabilitasi dan rekonstruksi;
6. kelompok jabatan fungsional.

8
Struktur organisasi BPBD Kota Bogor secara jelas dapat dilihat pada
bagan berikut ini :

Bagan 2.1 : Struktur organisasi BPBD Kota Bogor

KEPALA

UNSUR PENGARAH UNSUR PELAKSANA


- INSTANSI KEPALA PELAKSANA
- PROFESIONAL/AHLI

SEKRETARIAT

SEKSI PENCEGAHAN SEKSI KEDARURATAN SEKSI REHABILITASI


DAN KESIAPSIAGAAN DAN LOGISTIK DAN REKONSTRUKSI

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

Sumber : Perda Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2014

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Wali Kota Bogor Nomor 89 Tahun 2016 tentang
Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Jabatan Struktural di Lingkungan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor, tugas pokok BPBD Kota Bogor
adalah sebagai berikut :
1. menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah
daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha
penanggulangan yang mencakup pencegahan bencana, penanganan
bencana, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara;
2. menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;
3. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;
4. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;

9
5. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada wali kota
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi
darurat bencana;
6. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
7. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
8. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Fungsi BPBD Kota Bogor dalam menyelenggarakan tugas pokoknya
adalah :
1. perumusan dan penetapan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan
bencana meliputi tahap prabencana, saat tanggap darurat, pasca bencana
dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efesien; dan
2. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
Adapun tugas pokok dan fungsi dari organisasi BPBD adalah sebagai
berikut:
1. Kepala BPBD
Kepala BPBD mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi
pemerintahan daerah di bidang penanggulangan bencana;
2. Unsur Pengarah
Unsur Pengarah mempunyai tugas pokok memberikan masukan dan saran
kepada kepala BPBD dalam penanggulangan bencana.
Fungsi unsur pengarah yaitu :
a. merumuskan kebijakan penanggulangan bencana daerah;
b. memantau dan mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana daerah.
3. Unsur Pelaksana
Tugas unsur pelaksana adalah melaksanakan penanggulangan bencana
daerah secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat
dan pasca bencana.
Dalam melaksanakan tugasnya, unsur pelaksana mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana;
b. Pengkomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana;
c. Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang kepala pelaksana yang
membantu kepala BPBD dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi unsur

10
pelaksana dan menjalankan tugas kepala BPBD sehari-hari. Dalam melaksanakan
tugasnya, kepala pelaksana dibantu oleh :
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam
mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap
program, administrasi, dan sumber daya serta kerja sama.
Sekretariat mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi program perencanaan, dan
perumusan kebijakan di lingkungan BPBD;
b. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan
peraturan perundang-undangan, organisasi, tata laksana, peningkatan
kapasitas sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan
kerumahtanggaan;
c. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol;
d. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan
bencana;
e. pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya; dan
f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana.
2. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Tugas pokok seksi pencegahan dan kesiapsiagaan adalah membantu kepala
pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut seksi pencegahan dan
kesiapsiagaan mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan,
mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat;
c. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di
bidang pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat; dan
d. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada
prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

11
3. Seksi Kedaruratan dan Logistik
Tugas pokok seksi kedaruratan dan logistik adalah membantu kepala
pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik
serta penyelenggaraan manajemen logistik dan peralatan.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat
tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan
dukungan logistik;
c. mengelola dan mengkoordinasikan seluruh aktifitas manajemen logistik
dan peralatan terutama pada masa siaga darurat, tanggap darurat dan
pemulihan darurat;
d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;
e. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat,
penanganan pengungsi dan dukungan logistik.
4. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Tugas pokok seksi rehabilitasi dan rekonstruksi adalah membantu kepala
pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
penaggulangan bencana pada pasca bencana.
Untuk melaksanakan tugas pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca
bencana;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada pasca bencana;
c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
pasca bencana;
d. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang penanggulnagan bencana pada pasca bencana.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Tugas pokok kelompok jabatan fungsional adalah melaksanakan kegiatan
BPBD secara profesional sesuai dengan keahlian, keterampilan dan
kebutuhan.

12
2.2 Sumber Daya BPBD Kota Bogor
2.2.1 Sumber Daya Aparatur
BPBD Kota Bogor memiliki sumber daya aparatur sebanyak 22 orang
pegawai, terdiri atas 22 orang PNS dan 6 orang tenaga sukarela. Ditinjau dari segi
tingkat pendidikan, golongan, eselonering/ jabatan, pendidikan dan pelatihan
jabatan, kondisi sumber daya aparatur BPBD Kota Bogor disajikan dalam bentuk
tabel berikut ini :

1. Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Tabel 2.1 Tingkat Pendidikan Terakhir Aparat BPBD Kota Bogor
No. Pendidikan PNS CPNS TKK
1 S-2 2
2 S-1 11
3 D-III -
4 D-II -
5 D-I -
6 SLTA 9
7 SLTP -
8 SD -
Jumlah 22
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor

Tabel tersebut menunjukkan terdapat 9,09 % pegawai dengan tingkat


pendidikan S-2, sedangkan S-1 sebesar 50,00 %. Tingkat pendidikan terakhir
terbesar kedua adalah SLTA sederajat dengan 40,91 %. Diantara 22 orang aparat
terdapat 1 orang yang memiliki disiplin ilmu tentang kebencanaan.

2. Berdasarkan Kepangkatan/Golongan ruang


Tabel 2.2 Pangkat/Golongan PNS BPBD Kota Bogor
No. Pangkat / Golongan PNS BPBD
1. Pembina Tk. I / (IV/b) 1
2. Pembina / (IV/a) -
3. Penata Tk. I / (III/d) 1
4 Penata / (III/c) 6
5. Penata Muda Tk.I / (III/b) 1
6 Penata Muda / (III/a) 3
7. Pengatur Tk.I / (II/d) -
8 Pengatur / (II/c) 2

13
9. Pengatur Muda Tk.I / (II/b) 5
10. Pengatur Muda / (II/a) 3
Jumlah 22
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor

Tabel di atas menunjukkan golongan/pangkat dari 22 PNS yang ada,


golongan IV sebanyak 1 orang atau sebesar 4,55 %, golongan III sebanyak 11
orang atau 50 %, golongan II sebanyak 10 orang atau 45,45 %.
3. Berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional

Tabel 2.3 Jabatan Struktural dan Fungsional BPBD Kota Bogor


No. Jabatan PNS BPBD KET.

1 Eselon III 1 Jabatan Struktural

2 Eselon IV 4 Jabatan Struktural

3 JFU 17 Jabatan pelaksana

Jumlah 22
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor

Dari tabel tersebut terlihat pengisian formasi jabatan struktural dan


fungsional BPBD Kota Bogor terdiri dari 1 orang pejabat Eselon III, 4 orang pejabat
Eselon IV dan 17 orang mengisi jabatan pelaksana.

4. Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan dalam Jabatan (Diklat Struktural)

Tabel 2.4 Diklat Dalam Jabatan PNS BPBD Kota Bogor

No. Diklatpim PNS BPBD


1. III 1

2. IV 5

Jumlah 6
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor

Tabel di atas menunjukkan dari 22 PNS BPBD Kota Bogor terdapat 6


orang yang telah mengikuti Diklat struktural terdiri dari 1 orang atau 4,55 % yang
telah mengikuti Diklatpim III dan 5 orang atau 22.73 % telah mengikuti diklatpim IV.

14
5. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2.5 Aparat BPBD Kota Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Aparat BPBD

1 Pria 18

2 Wanita 4

Jumlah 22
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan dari 22 Aparat BPBD Kota Bogor


terdapat 18 orang atau 81,82 % berjenis kelamin laki-laki dan 4 orang atau 18,18 %
wanita.

2.2.2 Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang tersedia pada BPBD Kota Bogor,


digambarkan sebagai berikut :
Aset Setelah Pemisahan Urusan Pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan
Bencana Kota Bogor ( per Januarti 2017)

Tabel 2.6 Aset Peralihan dari Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor

No Tahun Keadaan Jumlah


Nama Jenis Barang Satuan
. Perolehan Barang Barang

1 Mobil minibus BR-V 2016 Unit 1


2 Mobil Double Cabin 2016 Unit 1
3 Sepeda Motor 2016 Unit 2
4 Sepeda Motor Trail 2015 Unit 5
5 Tenda pleton 2015 Buah 2
6 Mesin Tik 2015 Unit 1
Lemari Arsip 2 Pintau
7 2015 Unit 2
Selinding
8 Brankas 2015 Buah 1
9 Filing Kabinet 2015 Buah 5
10 White Board 2015 Buah 3
11 AC 1 PK 2016 Unit 1
12 Televisi 2015 Unit 1
13 Komputer 2015 Unit 4
14 Printer 2015 Unit 5
15 Meja Kerja 2015 Buah 8
16 Meja Komputer 2015 Buah 5
17 Kursi Kerja Putar 2015 Buah 10
18 Kamera Digital 2015 Unit 1
19 Pesawat RIG 2015 Unit 3
20 Genset 2015 Unit 1

15
21 Karmantle Rope 2015 Unit 3
22 Puley 2015 Unit 2
23 Figur Eight 2015 Unit 25
Rubber Boat Capacity 8
24 2015 Unit 1
org
25 Carabiner 2015 Unit 25
26 Sit Harnes 2015 Unit 25
27 Full Body Harnes 2015 Unit 4
28 Printer 2016 Unit 2
29 Komputer 2016 Unit 3
30 Laptop 2016 Unit 2
31 Mesin Chainsaw 2016 Unit 1
32 Filling Cabinet 4 Laci Elit 2016 Unit 3
33 Lemari Sliding Kaca Elite 2016 Unit 2
34 Kursi Chitose Daishugun 2016 Unit 25
35 lemari Kayu 2 Pintu 2016 Unit 5
36 meja Computer 2016 Unit 4
Kursi putar sandaran
37 2016 Unit 5
sedang
Kursi Putar Sandaran
38 2016 Unit 10
tinggi
39 Meja 1/2 Biro 2016 Unit 1
40 Meja Rapat 2016 Unit 4
41 Meja 1 Biro 2016 Unit 1
42 Camera LSR 2016 Unit 2
43
Handy Talky 2016 Unit 10

Rubber Boat Capacity 8


44 2016 Unit 1
Orang
Sumber : Sekretariat BPBD Kota Bogor

Dengan berpisahnya pemadam kebakaran dari BPBD dan bergabung


dengan Satpol PP per-Januari 2017, maka sebagaian besar aset telah dilakukan
proses pengalihan ke Satpol PP Kota Bogor.

2.3 Kinerja Pelayanan BPBD Kota Bogor

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor terbentuk


pada bulan Agustus tahun 2014 dan secara efektif mulai melaksanakan program
dan kegiatan pada tahun 2015, oleh karenanya kinerja pelayanan pada tahun-tahun
sebelumnya tidak memungkinkan untuk ditampilkan. Sebelum terbentuknya BPBD
Kota Bogor fungsi-fungsi yang menyangkut pelayanan kebencanaan dilaksanakan
oleh Dinas Pengawasan Pembangunan dan Permukiman melalui UPTD Pemadam
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana. Sebagai gambaran kinerja pelayanan
Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman terkait indikator kinerja dan target
pada Rencana Strategis Tahun 2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.8 indikator kinerja dan target terkait kebencanaan pada Rencana Strategis Dinas
Pengawasan Bangunan dan Permukiman Tahun 2010-2014

16
Sasaran Indikator Target
Program
Strategis Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014
Meningkatnya Respon 11 11 11 11 11 Program
kualitas time menit menit menit menit menit Peningkatan
mitigasi kebakaran Kesiagaan dan
bencana (menit) Pencegahan
Bahaya
Kebakaran
Sumber : Renstra Dinas Wasbangkim 2010-2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelayanan kebencanaan


pada Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman Kota Bogor berfokus pada
bahaya kebakaran dengan Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan
Bahaya Kebakaran. Sementara Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan bencana mendefinisikan bencana sebagai suatu peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Dalam undang-undang tersebut bencana dibagi menjadi bencana alam, bencana
non alam dan bencana sosial. Bencana alam meliputi gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah langsor. Bencana non alam
dapat berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat, dan terror. Dengan begitu penyelenggaraan penanggulangan bencana
di Kota Bogor belum menyentuh seluruh aspek kebencanaan yang kompleks.
Sehingga keberadaan BPBD yang secara efektif dimulai pada tahun 2015 menjadi
relevan dan representatif dalam upaya penanggulangan bencana di Kota Bogor.
Dengan berlakunya PP 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang
dan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor, yang memisahkan sub
urusan pemadam kebakaran dengan sub urusan penanggulangan bencana, maka
sub urusan pemadam kebakaran yang pada tahun 2015 adalah satu kesatuan
dengan BPBD sebagai OPD, kemudian berpisah dan bergabung dengan Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Bogor. Dengan begitu per Januari 2017 BPBD Kota Bogor
tidak lagi melaksanakan program dan kegiatan terkait dengan pemadam kebakaran.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPBD Kota Bogor

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPBD Kota Bogor tentunya


memiliki berbagai tantangan dan juga peluang yang mempengaruhi pelayanan
kepada masyarakat khususnya pelayanan dalam bidang kebencanaan. Untuk

17
mewujudkan optimalisasi pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
maka perlu dirumuskan kebijakan dan strategi penanggulangan bencana yang akan
ditempuh. Penetapan kebijakan dan strategi dimaksud dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal BPBD Kota Bogor. Kondisi
internal mencakup kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), sedangkan
kondisi eksternal mencakup peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Adapun
dari kondisi internal dan eksternal yang dihadapi BPBD Kota Bogor dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Kekuatan (strenght), terdiri dari :

a. kepemimpinan yang kuat, konstruktif dan partisipatif;


b. tersedianya Landasan hukum penyelenggaraan penanganan bencana
dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana dan aturan-aturan turunannya yang terdiri dari PP
No. 21/2008, PP No. 22/2008, PP No. 23/2008 dan Perpres No. 8/2008,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2008 tentang Penerimaan
dan Pemberian Bantuan Organisasi Kemasyarakatan Dari dan Kepada
Pihak Asing (Permendagri No. 38/2008), Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah
Daerah dengan Pihak Luar Negeri (Permendagri No. 3/2008), Permendagri
No. 46/2008, dan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (Perka BNPB No. 3/2008);
c. dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 dan Peraturan Wali
Kota Nomor 75 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan
Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan BPBD;
d. adanya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai
lembaga pemerintah non departemen yang menjadi komando dan
koordinator penyelenggaran penanggulangan bencana secara nasional serta
menjadi mitra kerja bagi BPBD Kota Bogor sehingga pembangunan di
bidang kebencanaan dapat dilaksanakan secara terpadu;
e. adanya dukungan dana dari Pemerintah Kota Bogor melalui APBD;
f. ditetapkannya ancaman dan penanggulangan bencana sebagai salah satu
isu strategis dalam RPJMD Kota Bogor Tahun 2015-2019.
2. Kelemahan (weakness), terdiri dari :

a. belum memadainya prosedur dan regulasi sebagai pedoman


penyelenggaraan penanganan bencana di Kota Bogor termasuk belum

18
terpenuhinya seluruh amanah aturan dan regulasi yang dikehendaki
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
b. masih minimnya sumber daya manusia yang memiliki disiplin ilmu atau
pengetahuan teknis tentang kebencanaan;
c. masih terbatasnya sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kota Bogor;
d. belum terbangunnya sistem informasi dan komunikasi kebencanaan secara
terpadu dan terintegrasi;
e. belum optimalnya sinergi dan koordinasi lintas sektoral dalam pelaksanaan
penanggulangan bencana;
3. Peluang (opportunities), terdiri dari :
a. adanya peran serta masyarakat, relawan, Ormas dan LSM dalam upaya
penanggulangan bencana.
b. perkembangan teknologi yang cukup pesat untuk menunjang kegiatan di
bidang kebencanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko-
risiko bencana;
c. adanya kearifan lokal yang relatif kuat dari masyarakat Kota Bogor seperti
nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan untuk menunjang kegiatan
penanggulangan bencana;
d. adanya komitmen dari eksekutif dan legislatif dalam penyelenggaraan
penangulangan bencana di Kota Bogor.
4. Ancaman (threats), terdiri dari :
a. kondisi wilayah Kota Bogor yang rawan bencana. Berdasarkan hasil analisis
BNPB yang tertuang dalam Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun
2013, Kota Bogor masuk dalam kategori tinggi di beberapa indeks risiko
bencana. Kelas risiko dengan nilai tinggi tersebut adalah indeks risiko
bencana gempa bumi, kebakaran lahan dan hutan, cuaca ekstrim dan
bencana kekeringan;
b. adanya ekspektasi dari masyarakat Kota Bogor bahwa kehadiran BPBD
akan langsung menjadi efektif dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana. Konsekuensinya, kritik terhadap BPBD jarang dilakukan secara
sehat, tanpa melihat hambatan-hambatan internal maupun eksternal. Namun
harus diakui bahwa kapasitas BPBD belumlah kuat mengingat usia BPBD
yang masih “bayi”;
c. masih lemahnya koordinasi dengan instansi lain dalam proses rehabilitasi
dan rekonstruksi pasca bencana;
d. minimnya pemahaman masyarakat mengenai paradigma penanggulangan
bencana.

19
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Penentuan isu-isu strategis dilakukan dengan mengidentifikasi dan


menggali permasalahan-permasalahan penanggulangan bencana dengan
menggunakan metode curah pendapat (brain storming) dan sekaligus menganalisis
keterkaitan masing-masing isu strategis dengan isu strategis yang lainnya.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


BPBD Kota Bogor
Penentuan identifikasi masalah dilakukan dengan melihat data dan
capaian kerja yang tersaji pada Bab II serta dengan melihat fenomena-fenomena
yang terjadi dan dirasakan oleh masyarakat Kota Bogor. Analisa isu-isu strategis
didapatkan dari hasil analisis terhadap kondisi internal dan eksternal yang berkaitan
dengan permasalahan-permasalahan penanggulangan bencana. Secara umum
permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan BPBD Kota Bogor dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. belum tersedianya kerangka regulasi yang mengatur penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kota Bogor. Dalam hal ini diperlukan adanya
peraturan daerah dan rencana penanggulangan bencana (RPB) demi
pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana yang terencana, terpadu dan
menyeluruh sesuai amanah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007;
2. belum maksimalnya kinerja aparat BPBD dalam penanggulangan bencana, hal
tersebut dikarenakan masih terbatasnya kualitas sumberdaya aparatur serta
sarana prasarana penanggulangan bencana. Sebagai gambaran hanya terdapat
1 orang aparat BPBD yang memiliki disiplin ilmu tentang kebencanaan.
Penyebab lainnya adalah masih tingginya ketergantungan pendanaan bantuan
tanggap darurat dan bantuan kemanusiaan. Selanjutnya masalah yang dihadapi
dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah yang terkena dampak
bencana antara lain adalah: (a) basis data yang tidak termutakhirkan dan
teradministrasi secara regular, (b) penilaian kerusakan dan kerugian pasca
bencana yang tidak akurat, (c) keterbatasan peta wilayah yang menyebabkan
terhambatnya pelaksanaan analisa kerusakan spasial, (5) keterbatasan alokasi
pendanaan bagi rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersumber dari pemerintah
daerah;
3. masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk ikut serta
secara aktif dalam upaya penyelenggaraan penanganan bencana termasuk
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Penyebabnya adalah (a) belum

20
terbangun sistem informasi dan komunikasi kebencanaan secara terpadu dan
terintegrasi, (b) keterbatasan alokasi pendanaan bagi penanggulangan bencana
yang berumber pada APBD, (c) belum terintegrasinya pengurangan risiko
bencana dalam perencanaan pembangunan secara efektif dan komperhensif,
(d) belum adanya koordinasi yang efektif dengan OPD yang terkait dengan
penanggulangan bencana, badan usaha swasta, LSM, perguruan tinggi,
organisasi kemasyarakatan, dan media massa sehingga menimbulkan
kesimpangsiuran di masyarakat.

3.2 Telahaan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi pembangunan Kota Bogor untuk jangka waktu 2015-2019 adalah
“Kota Bogor yang nyaman, beriman dan transparan”. Kalimat visi tersebut
mengandung tiga kata kunci yaitu nyaman, beriman dan transparan. Untuk
mewujudkan visi pembangunan Kota Bogor 2015-2019 tersebut, dapat ditempuh
melalui enam misi pembangunan sebagai berikut:
1. Menjadikan Bogor kota yang cerdas dan berwawasan teknologi informasi dan
komunikasi;
2. Menjadikan Bogor kota yang sehat dan makmur;
3. Menjadikan Bogor kota yang berwawasan lingkungan;
4. Menjadikan Bogor sebagai kota jasa yang berorentasi padakepariwisataan dan
ekonomi kreatif;
5. Mewujudkan pemerintah yang bersih dan transparan;
6. Mengokohkan peran moral agama dan kemanusiaan untuk mewujudkan
masyarakat madani.
Menilik tugas dan fungsi BPBD Kota Bogor yang terkait dengan misi
kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih berdasarkan RPJMD Kota Bogor
Tahun 2015-2019 adalah Misi ketiga yaitu, Menjadikan Bogor kota yang
berwawasan lingkungan. Misi tersebut memuat lima tujuan yang salah satunya
relevan dengan tugas dan fungsi BPBD Kota Bogor yaitu pada tujuan keempat :
Mendorong pembangunan kota yang tanggap risiko bencana dan dampak
perubahan iklim. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan sasaran sebagai
berikut :
1. meningkatnya pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana;
2. meningkatnya tanggap darurat saat bencana;
3. meningkatnya pemulihan pasca bencana.
Strategi yang digunakan untuk mencapai sasaran di atas adalah
mewujudkan masyarakat dan pemerintah yang siap-tanggap dalam menghadapi

21
bencana di beberapa daerah prioritas. Sementara arah kebijakan untuk
mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai
tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun adalah mewujudkan
masyarakat dan pemerintah yang siap-tanggap dalam menghadapi bencana di
beberapa daerah prioritas. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan, Pemerintah Kota Bogor merancang program sebagai berikut :
1. program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam;
2. program tanggap darurat bencana; dan
3. program pemulihan pasca bencana.
Lebih jelasnya keterkaitan antara RPJMD Kota Bogor Tahun 2015-2019 dengan
tugas dan fungsi BPBD Kota Bogor dapat lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Keterkaitan antara RPJMD Kota Bogor Tahun 2015-2019 dengan
tugas dan fungsi BPBD Kota Bogor

RPJMD Kota Bogor Tahun 2015 - 2019


Arah Kebijakan
Misi Ke-3 Tujuan Ke-4 Sasaran Strategi Program
Selama 5 Tahun
1 2 3 4 5 6
Menjadikan Mendorong Meningkatnya mewujudkan mewujudkan Pencegahan dini
Bogor pembangunan pencegahan dan masyarakat masyarakat dan dan
kota yang kota yang kesiapsiagaan dan pemerintah yang penanggulangan
berwawasan tanggap risiko terhadap pemerintah siap-tanggap korban bencana
lingkungan bencana bencana yang siap- dalam alam
dan dampak meningkatnya tanggap dalam menghadapi Tanggap darurat
perubahan tanggap darurat menghadapi bencana di bencana daerah
iklim saat bencana bencana di beberapa daerah
beberapa prioritas
meningkatnya Pemulihan pasca
daerah
pemulihan pasca bencana
prioritas
bencana

3.3 Telahaan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2015 –


2019 BNPB dan BPBD Provinsi Jawa Barat
Renas PB merupakan dokumen perencanaan yang memuat data dan
informasi tentang risiko bencana yang ada di Indonesia dalam kurun waktu antara
2015-2019 dan rencana pemerintah untuk mengurangi risiko tersebut melalui
program-program kegiatan. Visi yang ingin dicapai dalam upaya penanggulangan
bencana adalah : “Menjadikan Bangsa yang Tangguh Menghadapi Bencana”.
untuk mewujudkan “bangsa yang tangguh bencana” tersebut, dirumuskan misi
sebagai berikut :
1. membangun efektivitas dalam upaya pengurangan risiko bencana pada
kawasan yang memiliki risiko bencana, terutama pada pusat-pusat
pertumbuhan pembangunan;
2. meningkatkan efektivitas penanganan tanggap darurat;

22
3. melakukan optimalisasi dan percepatan pemulihan wilayah pasca bencana, dan
masyarakat yang terkena bencana untuk lebih mandiri;
4. meningkatkan kemampuan dan akuntabilitas dalam tata kelola penanggulangan
bencana.
Tujuan strategis dari penanggulangan bencana untuk jangka waktu 5
(lima) tahun mendatang (2015- 2019) adalah
1. penguatan kerangka hukum penanggulangan bencana;
2. pengarusutamaan penanggulangan bencana dalam pembangunan,;
3. peningkatan kemitraan multi pihak dalam penanggulangan bencana,;
4. peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana;
5. peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana;
6. peningkatan kapasitas pemulihan bencana;
7. pemenuhan tata kelola bidang penanggulangan bencana.
Mengacu pada sasaran pembangunan nasional di bidang
penanggulangan bencana dan prioritas nasional sebagaimana tercantum dalam
RPJMN 2015-2019, maka sasaran strategis Renas PB 2015-2019 mengarahkan
untuk:
1. tersedianya perangkat hukum yang mendorong penyelenggaraan
penanggulangan bencana yang efektif dan mandiri di tingkat pusat hingga
daerah secara proporsional;
2. terintegrasinya penanggulangan bencana pada kegiatan pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah dan non pemerintah;
3. meningkatnya efektivitas mekanisme penyelenggaraan penanggulangan
bencana;
4. diterapkannya strategi yang menjamin terlaksananya pemberdayaan
masyarakat secara sinergi yang beroritentasi kepada penurunan risiko bencana
dengan kearifan lokal dan kemandirian daerah;
5. meningkatnya kemitraan multi-pihak (pemerintah, lembaga usaha dan
masyarakat sipil) dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;
6. meningkatnya upaya pencegahan dan mitigasi untuk mengurangi potensi
korban jiwa, kerugian ekonomi dan kerusakan lingkungan akibat bencana;
7. meningkatnya kesiapsiagaan dan penanganan darurat untuk menghadapi
bencana secara mandiri dan proaktif;
8. tersedianya mekanisme pendukung dalam menjamin terselenggaranya
pemulihan dampak bencana secara mandiri, efektif dan bermartabat;
9. terselenggaranya pemulihan dampak bencana secara lintas sektor sesuai
dengan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana;

23
10. meningkatnya kapasitas SDM serta kelembagaan pemerintah dan non
pemerintah terkait penanggulangan bencana.
Arah kebijakan nasional yang akan diwujudkan melalui Renas PB 2015-
2019 adalah sebagai berikut:
1. terselenggaranya upaya pengurangan risiko bencana secara efektif yang
didukung dengan meningkatnya kesadaran, kesiapan dan kemampuan aparat
pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah dan kelembagaan masyarakat
dalam upaya penanggulangan bencana melalui peningkatan kapasitas
kelembagaan para pemangku kepentingan;
2. terlaksananya sistem penanganan kedaruratan bencana yang efektif melalui
peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan, peningkatan keandalan
sarana dan prasarana pendukung, serta peningkatan kinerja sistem logistik dan
peralatan penanggulangan bencana yang efektif dan efisien;
3. terlaksananya efisiensi dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi dengan hasil
yang lebih baik dibanding sebelum bencana, melalui peningkatan kapasitas
perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang handal, peningkatan koordinasi
pelaksanaan serta pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam setiap
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka pembangunan
berkelanjutan;
4. terlaksananya mekanisme dan sistem untuk menjamin adanya akuntabilitas dan
transprasi serta tata kelola penanggulangan bencana di tingkat pusat dan
daerah.
Untuk mewujudkan visi, misi, sasaran dan arah kebijakan
penanggulangan bencana, maka strategi yang akan ditempuh dalam Renas PB
2015-2019 adalah sebagai berikut :
1. penguatan kerangka hukum dan kelembagaan PB;
2. mengarusutamakan PB dalam pembangunan
3. peningkatan efektivitas PB;
4. optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk PB;
5. peningkatan kemitraan multi pihak dalam PB;
6. peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana;
7. peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana;
8. penyelenggaraan pemulihan dampak bencana;
9. penyiapan unsur pendukung pemulihan bencana;
10. peningkatan kapasitas dan akuntabilitas tata kelola PB.
Dalam Renas PB 2015-2019 hanya memuat 1 (satu) program, yaitu
“Program Penanggulangan Bencana” dan dengan 10 (sepuluh) sasaran di atas.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

24
Tabel 3.2 Keterkaitan Program, Fokus Prioritas dan Sasaran PB
Program Fokus Prioritas Sasaran
Penanggulangan 1. Penguatan kerangka i. Tersedianya perangkat hukum yang
bencana hukum mendorong penyelenggaraan
penanggulangan penanggulangan bencana yang
bencana efektif dan mandiri di tingkat pusat
hingga daerah secara proporsional
2. Pengarusutamaan ii. Terintegrasinya penanggulangan
penanggulangan bencana bencana pada kegiatan
dalam pembangunan pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintahdan non pemerintah
iii. Meningkatnya efektivitas mekanisme
penyelenggaraan penanggulangan
bencana
3. Peningkatan kemitraan iv. Diterapkannya strategi yang
multi pihak dalam menjamin terlaksananya
penanggulangan pemberdayaan masyarakat secara
bencana sinergi yang beroritentasi kepada
penurunan risiko bencana dengan
kearifan lokal dankemandirian
daerah.
v. Meningkatnya kemitraan multi-pihak
(pemerintah, lembaga usaha dan
masyarakat sipil) dalam
penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
4. Peningkatan efektivitas vi. Meningkatnya upaya pencegahan
pencegahan dan dan mitigasi untuk mengurangi
mitigasi bencana potensi korban jiwa, kerugian
ekonomi dan kerusakan lingkungan
akibat bencana.
5. Peningkatan vii. Meningkatnya kesiapsiagaan dan
kesiapsiagaan dan penanganan darurat untuk
penanganan darurat menghadapi bencana secara mandiri
bencana dan proaktif.
6. Peningkatan kapasitas viii. Tersedianya mekanisme pendukung
pemulihan bencana dalam menjamin terselenggaranya
pemulihan dampak bencana secara
mandiri, efektif dan bermartabat.
ix. Terselenggaranya pemulihan dampak
bencana secara lintas sektor sesuai
dengan Rencana Aksi Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Pascabencana
7. Pemenuhan tata kelola x. Meningkatnya kapasitas SDM serta
bidang penanggulangan kelembagaan pemerintah dan non
bencana pemerintah terkait penanggulangan
bencana

Sementara dalam renstra BPBD Provinsi Jawa Barat diuraikan bahwa


isu-isu strategis pelayanan BPBD Provinsi adalah :
1. Pengkajian secara cepat, cermat dan tepat terhadap daerah berpotensi rawan
bencana melalui upaya-upaya pencegahan dan kesiagaan jika terjadi bencana;
2. Sosialisasi tanggap bencana dan pelatihan tanggap bencana kepada
masyarakat;
3. Pembentukan Pemuda Peduli Tanggap Bencana;
4. Menyiapkan Desa Tanggap Bencana di 26 kabupaten dan kota;
5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat;

25
6. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana;
7. Pemenuhan kebutuhan dasar kepada korban bencana;
8. Memberikan perlindungan prioritas kepada kelompok rentan berupa :
penyelamatan, evakuasi,pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial;
9. Menyusun fasilitasi rekonstruksi kebencanaan meliputi pembangunan kembali
sarana prasarana dan fasilitas masyarakat;
10. Pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah masyarakat pasca bencana.
Tujuan yang ingin dicapai oleh BPBD Provinsi Jawa Barat adalah :
1. Terciptanya penanggulangan bencana yang akuntabel dan profesional;
2. Terwujudnya hubungan komunikasi yang harmonis dan dinamis serta
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap akibat bencana;
3. Terbentuknya masyarakat peduli bencana dan tanggap bencana serta
tersedianya buffer stock dan peralatan sarana prasarana;
4. Tersedianya sistem informasi dan dokumentasi berbasis bencana;
5. Terwujudnya data kebutuhan insfrastruktur dan lahan rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana.
Kebijakan BPBD Provinsi Jawa Barat adalah:
1. Meningkatkan profesionalisme petugas yang menangani penanggulangan
bencana;
2. Mengembangkan sistem penanggulangan bencana secara terpadu dan
konsepsional;
3. Mengembangkan metoda penanggulangan bencana yang komprehensip dan
aplikatip;
4. Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam menangani masalah-masalah
penanggulangan bencana;
5. Meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam upaya
penanggulangan bencana;
6. Memadukan Rencana Tahunan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
dengan Rencana Tahunan SOPD terkait dan pemerintahan kabupaten/kota.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bogor Tahun 2011 - 2031,
wilayah Kota Bogor terbagi ke dalam lima Wilayah Pengembangan (WP) yaitu:
1. Wilayah Pengembangan (WP) A, dengan pusat WP di Kebun Raya dan
sekitarnya;

26
2. Wilayah Pengembangan (WP) B, dengan pusat WP di kawasan di Bubulak dan
sekitarnya;
3. Wilayah Pengembangan (WP) C, dengan pusat WP di kawasan di Yasmin dan
Pasar TU Kemang;
4. Wilayah Pengembangan (WP) D, dengan pusat WP di kawasan di BORR
Kedunghalang, Sentul, dan Warung Jambu;
5. Wilayah Pengembangan (WP) E, dengan pusat WP dikawasan Tajur R3,
Inner Ring Road.
Sementara Kawasan lindung di kota meliputi :
a. kawasan perlindungan setempat;
b. kawasan pelestarian alam;
c. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
d. kawasan rawan bencana; dan
e. ruang terbuka hijau.
Pengembangan kawasan belum memperhatikan kawasan rawan
bencana menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di Kota Bogor pada bidang
penataan ruang. Kawasan rawan bencana terdiri atas kawasan rawan longsor di
sekitar sempadan Sungai Ciliwung, Cisadane, Saluran, dan Tebingan terutama di
wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Timur, dan Kecamatan Bogor
Tengah, serta Kawasan rawan kebakaran terdapat di kawasan permukiman padat
terutama pada kawasan Kecamatan Bogor Tengah. Rencana penanganan kawasan
rawan bencana longsor meliputi:
a. perlindungan dan penguatan dinding pembatas sungai dan situ; dan
b. penghijauan sempadan sungai dan situ.
Rencana penanganan kawasan rawan kebakaran meliputi :
a. pengembangan sistem proteksi kebakaran;
b. peningkatan kecepatan penanganan kebakaran;
c. peningkatan sarana prasana pemadam kebakaran;
d. peningkatan sumber daya manusia dalam penanganan kebakaran; dan
e. pelibatan masyarakat dalam penanganan kebakaran.
Rencana penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana sebagai berikut :
a. memanfaatkan RTH, RTNH, gedung pertemuan, gedung olahraga dan
bangunan lainnya yang memungkinkan sebagai ruang evakuasi bencana pada
daerah rawan bencana;
b. menyediakan jalur evakuasi bencana yang terjangkau oleh kendaraan roda
empat pada wilayah-wilayah rawan bencana untuk menjamin keamanan dan
keselamatan pengungsi;
c. meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulangan bencana;

27
d. menyediakan prasarana sarana penunjang proses evakuasi bencana; dan
e. penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana secara rinci diatur oleh Walikota.
Kawasan rawan bencana di Kota Bogor, antara lain :
a. kawasan rawan banjir seperti Kawasan Pacilong Kelurahan Kebon Pedes,
Kampung Situ Asem Kelurahan Mekarwangi, Kampung Kramat Kelurahan
Tanah Baru, Kelurahan Kayumanis, dan Kelurahan Katulampa;
b. kawasan rawan longsor di sepanjang sungai Cisadane, sungai Ciomas, saluran
Cisadane Empang, saluran Cidepit, sepanjang sungai Ciliwung, dan lokasi-
lokasi yang memiliki kelerengan lebih dari 40% (empat puluh persen) terutama
di Kecamatan Bogor Selatan; dan
c. kawasan rawan kebakaran seperti perumahan tidak teratur berkepadatan tinggi
di Kecamatan Bogor Tengah.
Kondisi kontur tanah yang labil menyebabkan ancaman terhadap
bencana alam, menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi Kota
BogorBerdasarkan hasil pemetaan daerah Tim Taruna Tanggap Bencana (Tagana)
tahun 2011, di wilayah Kota Bogor sedikitnya terdapat 32 titik rawan bencana alam.
Daerah rawan bencana tersebut merupakan daerah rawan longsor dan banjir
tersebar di enam wilayah Kecamatan se-Kota Bogor. Daerah rawan longsor berada
di Bogor Tengah, Bogor Selatan dan Bogor Barat.
Sementara daerah rawan banjir biasanya berada di sisi Sungai
Cisadane dan Sungai Ciliwung maupun aliran sungai kecil dari keduanya seperti di
daerah Tanah Sareal, Bogor Barat, Bogor Timur dan Bogor Utara. Titik rawan
longsor di wilayah Bogor Tengah diantaranya Kelurahan Kebon Kelapa, Kelurahan
Paledang dan Kelurahan Panaragan. Di Tanah Sareal yaitu di Kelurahan Kencana,
Kelurahan Cibadak, dan Kelurahan Mekarwangi. Di wilayah Bogor Barat di
Kelurahan Pasir Jaya, Cilendek Barat dan Kelurahan Cilendek Timur. Di wilayah
Bogor Selatan yaitu di Kelurahan Cipaku, Kelurahan Mulyaharja, Kelurahan
Harjasari dan Kelurahan Rangga Mekar. Di wilayah Bogor Timur yaitu di Kelurahan
Katulampa, Baranangsiang dan Kelurahan Sukasari. Di wilayah Bogor Utara
diantaranya di Kelurahan Cibuluh dan Kelurahan Ciparigi. Titik rawan banjir di Bogor
Barat di antaranya di Kelurahan Pasir Jaya,Cilendek Barat dan Cilendek Timur.
Kemudian di Bogor Selatan ada diKelurahan Cipaku, Mulyaharja, Harjasari dan
Ranca Mekar yang juga rawanlongsor selain rawan banjir bandang. Di wilayah
Bogor Timur terdapat didaerah Katulampa, Baranangsiang dan Sukasari.
Sedangkan di Bogor Utara di Kelurahan Cibuluh dan Ciparigi.
Dari aspek kajian lingkungan hidup strategis, isu pencemaran
lingkungan di Kota Bogor menjadi permasalahan pembangunan daerah, khususnya
dalam hal menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakatnya. Isu-isu lain

28
terkait pencemaran lingkungan yang terjadi di Kota Bogor adalah sanitasi yang
buruk, pengelolaan dua sungai besar (Ciliwung dan Cisadane) yang melintasi Kota
Bogor belum cukup baik, serta polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor. Pada
tahun 2011 masih banyak rumah yang menggunakan sanitasi dengan plengsengan
yaitu buangan kakus langsung dibuang ke sungai tanpa masuk ke tangki septik
(15,58% KK). Kecenderungan tersebut semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Pengelolaan sungai besar yang melintasi Kota Bogor pun dinilai belum optimal,
yang mana kualitas air Sungai Ciliwung di Kota Bogor telah melampaui ambang
baku mutu air yang ditetapkan dalam PP No.82 Tahun 2001 baik dari parameter
fisik, kimia dan biologi. Nilai rata-rata BOD hasil penelitian sebesar 9,975, nilai rata-
rata DO sebesar 6,479 dan jumlah rata-rata total coliform sebesar 57.000 koloni/ml
– 408.000 koloni/ml. Meningkatnya aktivitas manusia, perubahan guna lahan dan
semakin beragamnya pola hidup menjadikan tingkat pencemaran di Sungai Ciliwung
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Permasalahan polusi udara karena
kendaraan bermotor ditunjukkan dari pengukuran parameter TSP (debu) di
beberapa tempat di Kota Bogor pada tahun sampai dengan tahun 2012 umumnya
sudah melewati baku mutu 230 µg/Nm3.
Permasalahan lain yang terjadi adalah pengelolaan sampah yang belum
terpadu. Sampai saat ini sampah masih menjadi permasalahan yang belum
terpecahkan khususnya bagi kota-kota besar di Indonesia. Permasalahan ini timbul
terutama karena besarnya volume sampah yang berbanding lurus dengan
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, keterbatasan lahan untuk pembuangan
akhir, dan teknis pengelolaan sampah yang masih konvensional.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis


Sebagaimana dijelaskan penentuan isu-isu strategis dilakukan dengan
mengidentifikasi dan menggali permasalahan-permasalahan penanggulangan
bencana dengan menggunakan metode curah pendapat (brain storming) dan
analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pelayanan
BPBD Kota Bogor. Isu-isu strategis yang menjadi acuan atau dasar dalam
menentukan program dan kegiatan yang diprioritaskan selama 5 tahun ke depan
(2014-2019) ditetapkan sebagai berikut :
1. penguatan kerangka hukum dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana;
2. peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana dengan latihan
kesiapsiagaan secara bertahap dan berlanjut serta peningkatan sarana dan
prasarana pendukung dan logistik dalam penanganan darurat bencana;

29
3. peningkatan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana melalui sosialisasi dan pelatihan yang berbasis
masyarakat;
4. penyiapan dan pengembangan sistem informasi dan komunikasi yang cepat,
terpadu dan terintegrasi guna mendukung tugas kebencanaan melalui
pemanfaatan teknologi;
5. peningkatan sinergi dan koordinasi dengan instansi/OPD yang terkait dengan
kebencanaan dan BNPB sebagai koordinator penyelenggaran penanggulangan
bencana secara nasional;
6. penyelenggaraan pemulihan dampak bencana melalui rehabilitasi dan
rekonstruksi di bidang fisik, sosial, maupun ekonomi sesuai tugas dan fungsi
serta kewenangan BPBD Kota Bogor.
7. peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang mendukung
penyelenggaraan penanggulangan bencana.

30
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN,
DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi BPBD Kota Bogor


Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya sebagai OPD penyelenggara
penanggulangan bencana dituntut untuk merespon dengan cepat dan tepat dalam
peanggulangan bencana. Untuk itu Visi BPBD Kota Bogor dirumuskan dengan
memperhatikan visi kepala daerah yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun 2015 – 2019 yaitu : ”Kota
Bogor yang nyaman, beriman dan transparan”. Dalam rangka mendukung visi
tersebut, maka BPBD Kota Bogor menetapkan visi sebagai berikut :

“Ketangguhan Masyarakat Kota Bogor


Dalam Menghadapi Bencana”

Masyarakat yang tangguh bencana adalah masyarakat yang memiliki


kemampuan mengenali, mengantisipasi, mencegah, dan mengurangi risiko bencana
serta mampu mengatasi secara efektif jika terjadi bencana, kemudian mampu
bangkit kembali setelah bencana untuk melanjutkan kehidupannya. Masyarakat
yang tangguh ditandai pula oleh terbangunnya budaya sadar bencana, dimana
pengurangan risiko bencana telah terintegrasi pada semua kebijakan,
perencanaan,pelaksanaan dan perilaku yang mendukung terbangunnya masyarakat
yang tangguh bencana.
Dengan demikian, masyarakat yang tangguh bencana adalah
masyarakat yang mempunyai kemampuan/kapasitas :
1. menyerap tekanan atau kekuatan-kekuatan yang menghancurkan, melalui
perlawanan atau adaptasi;
2. memulihkan diri atau ‘melenting balik’ setelah suatu kejadian bencana dan
membangun kembali kehidupan dengan cara yang lebih baik.

31
4.2 Misi BPBD Kota Bogor
Sesuai dengan visi BPBD Kota Bogor dan disesuaikan dengan
kemampuan yang ada, maka dirumuskan misi sebagai berikut :

1. Melindungi masyarakat Kota Bogor dari ancaman


bencana melalui pengurangan risiko berbasis partisipasi
masyarakat;
2. Membangun sistem penanggulangan bencana yang
handal;
3. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinir dan menyeluruh.

Pencapaian misi penanggulangan bencana di atas memerlukan suatu


kerjasama yang sinergis antar para pemangku kepentingan, yaitu pemerintah
daerah, lembaga non pemerintah, masyarakat termasuk lembaga usaha dalam
kerangka kerjasama yang terkordinasi, terarah dan terpadu serta kemitraan yang
harmonis.

4.3 Tujuan dan Sasaran Strategis Jangka Menengah BPBD Kota Bogor
Berdasarkan misi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan tujuan
keempat pembangunan yang termuat dalam RPJMD Kota Bogor Tahun 2015 –
2019 “Mendorong pembangunan kota yang tanggap risiko bencana dan
dampak perubahan iklim”, serta tujuan yang terdapat dalam Rencana Strategis
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2015 – 2019, maka tujuan
strategis dari BPBD Kota Bogor untuk jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang
(2015- 2019) adalah :

32
1. berdasarkan Misi pertama “Melindungi masyarakat Kota Bogor dari
ancaman bencana melalui pengurangan risiko berbasis partisipasi
masyarakat”, maka tujuan dan sasaran yang ingin dicapai adalah :

Target Indikator Target


Indikator Kinerja
Tujuan Indikator Sasaran Kinerja Indikator
Tujuan
Tujuan Sasaran Sasaran
Meningkatkan Jumlah kelompok 23 Terwujudnya Jumlah 8 kelurahan
ketangguhan masyarakat stakeholders ketangguhan kelurahan
masyarakat (stakeholders kebencanaan kelurahan tangguh
melalui kebencanaan) dalam bencana
pengetahuan, yang memahami menghadapi
kesadaran, dan dan sadar dalam bencana
komitmen serta menghadapi Terwujudnya Jumlah 12 sekolah
perilaku sadar bencana sekolah/ sekolah/
bencana madrasah madrasah
aman bencana aman
di Kota Bogor bencana di
Kota Bogor
Terwujudnya Jumlah 630 orang
kemampuan anggota
komunitas PB komunitas/
dalam kelompok
menghadapi PB yang
bencana dibina

2. berdasarkan misi kedua “Membangun sistem penanggulangan bencana


yang handal”, maka tujuan dan sasaran yang ingin dicapai adalah :

Target Indikator Target


Indikator
Tujuan Indikator Sasaran Kinerja Indikator
Kinerja Tujuan
Tujuan Sasaran Sasaran
Mewujudkan Tingkat 100% Meningkatnya Persentase 100%
penyelenggaraan penanganan penanganan penanganan
penanggulangan tanggap darurat kejadian kejadian
bencana yang bencana saat bencana bencana
handal, mencakup bencana
tanggap darurat Tingkat 100% meningkatnya Persentase 100%
bencana dan pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
pasca bencana kegiatan kegiatan kegiatan
pemulihan pemulihan nonfisik yang
pasca bencana pasca mendukung
bencana pemulihan
pasca
bencana

33
3. berdasarkan misi ketiga “Menyelenggarakan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, terkoordinir dan menyeluruh”, maka tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai adalah :

Target Indikator Target


Indikator
Tujuan Indikator Sasaran Kinerja Sasaran Indikator
Kinerja Tujuan
Tujuan Sasaran
Meningkatkan Penyusunan 4 dokumen Tersedianya Jumlah dokumen 4 dokumen
kapasitas dokumen kerangka hukum penguatan
kelembagaan penguatan dan penyelenggaraan
Penanggulangan penyelenggaraan kelembagaan penanggulangan
bencana penanggulangan penanggulangan bencana yang
bencana secara bencana tersusun secara
tepat waktu tepat waktu
Meningkatkan Peningkatan Persentase Terpenuhinya Pemenuhan 100%
daya dukung dukungan sarana dukungan kebutuhan kebutuhan
sarana dan dan prasarana sarana dan inventaris kantor inventaris kantor
prasarana, aparatur dan prasarana dan operasional (%)
perencanaan dan administrasi aparatur dan OPD Inventaris kantor 100%
pelaporan serta perkantoran administrasi yang terpelihara
koordinasi dan perkantoran (%)
peran serta Pemenuhan 100%
dengan lintas kebutuhan
sektor dalam inventaris kantor
penanggulangan Terpenuhinya 12 bulan
bencana kebutuhan dasar
operasional OPD
(bulan)
Penyusunan Penyusunan Tersusunnya Persentase 100%
dokumen dokumen dokumen penyusunan
perencanaan secara tepat perencanaan dokumen
(Renja SKPD) waktu (Renstra dan perencanaan
dan laporan Renja SKPD) (Renstra, Renja
akuntabilitas dan laporan SKPD) dan
(LAKIP, LKPJ, akuntabilitas laporan
LPPD) secara (LAKIP, LKPJ, akuntabilitas
tepat waktu LPPD) secara (LAKIP, LKPJ,
tepat waktu LPPD) secara
tepat waktu
Peningkatan Peningkatan Terbangunnya Persentase 100%
dukungan dukungan sistem sistem
sistem informasi sistem informasi informasi yang
informasi kebencanaan terbangun

34
4.4 Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah BPBD Kota Bogor
Dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan sasaran jangka menengah,
maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh oleh BPBD Kota Bogor adalah
sebagai berikut:
1. Misi pertama
 Strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan misi pertama
adalah Meningkatkan kapasitas dan kasadaran kelompok masyarakat
dalam pengurangan risiko bencana dengan memprioritaskan partisipasi
masyarakat di wilayah berisiko bencana tinggi.
 Kebijakan pelaksanaan strateginya adalah Peningkatan kapasitas dan
kasadaran kelompok masyarakat dalam pengurangan risiko bencana
dengan memprioritaskan partisipasi masyarakat di wilayah berisiko bencana
tinggi

2. Misi kedua
 Strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan misi kedua adalah
meningkatkan kualitas pelayanan tanggap darurat bencana dan kualitas
kegiatan yang mendukung pemulihan pasca bencana.
 Kebijakan pelaksanaan strateginya adalah peningkatan kualitas pelayanan
tanggap darurat bencana dan kualitas kegiatan yang mendukung pemulihan
pasca bencana.

3. Misi ketiga
 Strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan misi ketiga adalah
menguatkan kapasitas kelembagaan dan Meningkatkan daya dukung
sarana dan prasarana, perencanaan dan pelaporan penanggulangan
bencana serta kualitas koordinasi/kerjasama dengan stakeholders
kebencanaan serta menjamin keikutsertaan dalam berbagai kegiatan yang
terkait dengan penanggulangan bencana di pusat maupun di daerah.
 Kebijakan pelaksanaan strateginya adalah Penguatan kapasitas
kelembagaan dan peningkatam daya dukung sarana dan prasarana,
perencanaan dan pelaporan penanggulangan bencana serta kualitas
koordinasi/kerjasama dengan stakeholders kebencanaan serta menjamin
keikutsertaan dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan
penanggulangan bencana di pusat maupun di daerah.

35
Untuk lebih jelasnya Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah BPBD
Kota Bogor dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Strategis Jangka Menengah
BPBD Kota Bogor Tahun 2015 - 2019

Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Strategis BPBD Kota Bogor


Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Melindungi Meningkatkan Terwujudnya Meningkatkan Peningkatan kapasitas
masyarakat Kota ketangguhan ketangguhan kapasitas dan dan kasadaran
Bogor dari ancaman masyarakat kelurahan dalam kasadaran kelompok kelompok masyarakat
bencana melalui melalui menghadapi masyarakat dalam dalam pengurangan
pengurangan risiko peningkatan bencana pengurangan risiko risiko bencana dengan
berbasis partisipasi pengetahuan, Terwujudnya bencana dengan memprioritaskan
masyarakat kesadaran, dan sekolah/madrasah memprioritaskan partisipasi masyarakat
komitmen aman bencana di partisipasi masyarakat di wilayah berisiko
serta perilaku Kota Bogor di wilayah berisiko bencana tinggi
sadar bencana bencana tinggi
Terwujudnya
kemampuan
komunitas PB
dalam
menghadapi
bencana
Membangun sistem Mewujudkan Meningkatnya meningkatkan kualitas Peningkatan kualitas
penanggulangan penyelenggaraan penanganan pelayanan tanggap pelayanan tanggap
bencana yang penanggulangan kejadian bencana darurat bencana dan darurat bencana dan
handal bencana yang meningkatnya kualitas kegiatan yang kualitas kegiatan yang
handal, mencakup pelaksanaan mendukung mendukung
tanggap darurat kegiatan pemulihan pasca pemulihan pasca
bencana dan pasca pemulihan pasca bencana bencana
bencana bencana
Menyelenggarakan Meningkatkan Tersedianya Menguatkan kapasitas Penguatan kapasitas
penanggulangan kapasitas kerangka hukum kelembagaan dan kelembagaan dan
bencana secara kelembagaan dan kelembagaan Meningkatkan daya peningkatam daya
terencana, terpadu, Penanggulangan penanggulangan dukung sarana dan dukung sarana dan
terkoordinir dan bencana bencana prasarana, prasarana,
menyeluruh perencanaan dan perencanaan dan
Meningkatkan Meningkatnya
pelaporan pelaporan
daya dukung sarana
penanggulangan penanggulangan
sarana dan Terpenuhinya
bencana serta kualitas bencana serta kualitas
prasarana, kebutuhan
koordinasi/kerjasama koordinasi/kerjasama
perencanaan dan inventaris kantor
dengan stakeholders dengan stakeholders
pelaporan serta dan operasional
kebencanaan serta kebencanaan serta
koordinasi dan OPD
menjamin menjamin
peran serta Tersusunnya keikutsertaan dalam keikutsertaan dalam
dengan lintas dokumen berbagai kegiatan berbagai kegiatan
sektor dalam perencanaan yang terkait dengan yang terkait dengan
penanggulangan (Renstra, Renja penanggulangan penanggulangan
bencana SKPD) dan bencana di pusat bencana di pusat
laporan maupun di daerah maupun di daerah
akuntabilitas
(LAKIP, LKPJ,
LPPD) secara
tepat waktu
Terbangunnya
sistem
informasi
kebencanaan

36
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Berdasarkan Visi, misi tujuan dan sasaran pada bab sebelumnya maka
disusunlah rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor
seperti berikut ini.

5.1 Rencana Program dan Kegiatan


Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh OPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh
pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai OPD penanggulangan
bencana, BPBD menetapkan program dan kegiatannya sebagaimana ditampilkan
dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5.1 Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan Misi I


Misi I : Melindungi masyarakat Kota Bogor dari ancaman bencana melalui
pengurangan risiko berbasis partisipasi masyarakat

Indikator Target Indikator Target


Program dan
Tujuan Kinerja Indikator Sasaran Kinerja Indikator
Kegiatan
Tujuan Tujuan Sasaran Sasaran
Meningkatkan Jumlah 23 stakeholders Terwujudnya Jumlah 8 Pencegahan dini
ketangguhan kelompok kebencanaan ketangguhan kelurahan kelurahan dan
masyarakat masyarakat kelurahan tangguh penanggulangan
melalui (stakeholders dalam bencana korban bencana
pengetahuan, kebencanaan) menghadapi alam
kesadaran, dan yang memahami bencana 1. Pelatihan dan
komitmen serta dan sadar dalam Pemberdayaan
perilaku sadar menghadapi Kelurahan
bencana bencana Tangguh
Bencana;

Terwujudnya Jumlah 12 sekolah Pencegahan dini


sekolah/ sekolah/ dan
madrasah madrasah penanggulangan
aman bencana aman korban bencana
di Kota Bogor bencana alam
di Kota 1. Sosialisasi /
Bogor Penerapan
Sekolah Aman
Bencana dan
Simulasi
Penanggulangan
bencana di
Sekolah

37
Terwujudnya Jumlah 630 orang Pencegahan dini
kemampuan anggota dan
komunitas PB komunitas/ penanggulangan
dalam kelompok korban bencana
menghadapi PB yang alam
bencana dibina 1. Sosialisasi
Pengurangan
Risiko Bencana
(PRB).
2. Pelatihan
Manajemen
Penanggulangan
Bencana
3. Kegiatan
Pelatihan SAR;
4. Simulasi
Kebencanaan;
5. Peningkatan
Kapasitas
Relawan
Bencana;
6. Penyusunan
Rencana
Kontijensi
Bencana;
7. Penyusunan
Masterplan Peta
Risiko Bencana

Tabel 5.2 Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan Misi II


Misi II : Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

Indikator Target Indikator Target


Program dan
Tujuan Kinerja Indikator Sasaran Kinerja Indikator
Kegiatan
Tujuan Tujuan Sasaran Sasaran
Mewujudkan Tingkat 100% Meningkatnya Persentase 100% Tanggap Darurat
penyelenggaraan penanganan penanganan penanganan Bencana
penanggulangan tanggap darurat kejadian kejadian 1. Pelayanan
bencana yang bencana saat bencana bencana penanggulangan
handal, bencana bencana;
mencakup 2. Pengadaan
tanggap darurat Logistik (sandang
bencana dan dan pangan) bagi
pasca bencana Korban Bencana
3. Penyediaan
Hunian
Sementara bagi
Korban Bencana;
4. Pengadaan
Rambu
Kebencanaan;
Tingkat 100% meningkatnya Persentase 100% Pemulihan pasca
pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan bencana
kegiatan kegiatan kegiatan 1. Pelatihan Teknis
pemulihan pemulihan nonfisik yang Penilaian Damage

38
pasca bencana pasca mendukung and Losses
bencana pemulihan Assement (Dala);
pasca 2. Pemulihan dan
bencana Peningkatan
Sosial Ekonomi
Pasca Bencana;
3. Monev,
Penanganan,
Rehabilitasi dan
rekonstruksi
Pasca Bencana;
4. Pendataan an
Inventarisasi
Dampak Pasca
Bencana

Tabel 5.3 Rencana Program dan Kegiatan berdasarkan Misi III

Misi III : Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,


terkoordinir dan menyeluruh

Target Indikator Target


Indikator Program dan
Tujuan Indikator Sasaran Kinerja Indikator
Kinerja Tujuan Kegiatan
Tujuan Sasaran Sasaran
Meningkatkan Penyusunan 4 dokumen Tersedianya Jumlah dokumen 4 Peningkatan
kapasitas dokumen kerangka hukum penguatan dokumen kapasitas
kelembagaan penguatan dan kelembagaan penyelenggaraan kelembagaan
Penanggulangan penyelenggaraan penanggulangan penanggulangan penanggulangan
bencana penanggulangan bencana bencana yang bencana
bencana secara tersusun secara 1. Penyusunan
tepat waktu tepat waktu Rencana
Kontijensi
Bencana;
2. Penyusunan Draft
Perda
Penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana;
3. Penyusunan
Masterplan Peta
Risiko Bencana
Meningkatkan Peningkatan Persentase Terpenuhinya Pemenuhan 100 % Peningkatan
daya dukung dukungan sarana dukungan kebutuhan kebutuhan Sarana dan
sarana dan dan prasarana sarana dan inventaris kantor inventaris kantor Prasarana
prasarana, aparatur dan prasarana dan operasional (%) Aparatur
perencanaan dan administrasi aparatur dan OPD 1. Pengadaan
pelaporan serta perkantoran administrasi Inventaris Kantor
koordinasi dan perkantoran
peran serta Inventaris kantor 100 % Peningkatan
dengan lintas yang terpelihara Sarana dan
sektor dalam (%) Prasarana
penanggulangan Aparatur
bencana 1. Pemeliharaan
Rutin berkala
Inventaris Kantor

39
Terpenuhinya 12 bulan Program
kebutuhan dasar Administrasi
operasional OPD Perkantoran
(bulan) 1. Pengelolaan
Rumah Tangga
OPD
Penyusunan Penyusunan Tersusunnya Persentase 100 % Program
dokumen dokumen dokumen penyusunan Peningkatan
perencanaan secara tepat perencanaan dokumen Pengembangan
(Renja SKPD) waktu (Renstra, Renja perencanaan Sistem Pelaporan
dan laporan SKPD) dan (Renja SKPD) Capaian Kinerja
akuntabilitas laporan dan laporan dan Pelaporan
(LAKIP, LKPJ, akuntabilitas akuntabilitas 1. Penyusunan
LPPD) secara (LAKIP, LKPJ, (LAKIP, LKPJ, Perencanaan dan
tepat waktu LPPD) secara LPPD) secara Pelaporan OPD
tepat waktu tepat waktu
Peningkatan Terbangunn Terbangunnya Persentase 100 % Pengembangan
dukungan ya sistem sistem sistem Komunikasi,
sistem informasi informasi informasi informasi yang Informasi
kebencanaan terbangun dan Media Massa
1. Pembangunan
SIM OPD
(Pengembangan
Website)

5.2 Indikator Kinerja


Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. BPBD Kota Bogor telah menyusun program dan kegiatan berdasarkan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Tabel 5.4 Indikator Kinerja berdasarkan Misi I

Misi I : Melindungi masyarakat Kota Bogor dari ancaman bencana melalui


pengurangan risiko berbasis partisipasi masyarakat

Program Indikator Kinerja Kegiatan Pendukung

Pencegahan dini dan Jumlah kelompok masyarakat 1. Pelatihan dan


penanggulangan korban (stakeholders kebencanaan) Pemberdayaan Kelurahan
bencana alam yang memperoleh pengetahuan Tangguh Bencana.
dan keterampilan kebencanaan 2. Sekolah Aman Bencana
dan Simulasi
Penanggulangan bencana
di Sekolah;
3. Sosialisasi Pengurangan
Risiko Bencana (PRB);

40
4. Pelatihan Manajemen
Penanggulangan Bencana;
5. Kegiatan Pelatihan SAR;
6. Simulasi Kebencanaan;
7. Peningkatan Kapasitas
Relawan Bencana;
8. Pelatihan Teknis Tim
Reaksi Cepat (TRC)

Tabel 5.5 Indikator Kinerja berdasarkan Misi II

Misi II : Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

Program Indikator Kinerja Kegiatan Pendukung

Tanggap Darurat Bencana Persentase penanganan kejadian 1. Pelayanan


bencana Penanggulangan
Bencana;
2. Pengadaan Logistik
(sandang dan pangan)
bagi Korban Bencana;
3. Penyediaan Hunian
Sementara bagi Korban
Bencana;
4. Pengadaan Rambu
Kebencanaan;
Pemulihan pasca bencana Persentase pelaksanaan kegiatan 1. Pelatihan Teknis
nonfisik yang mendukung Penilaian Damage and
pemulihan pasca bencana Losses Assement (Dala);
2. Pemulihan dan
Peningkatan Sosial
Ekonomi Pasca Bencana;
3. Monev, Penanganan,
Rehabilitasi dan
rekonstruksi;
4. Pendataan dan
Inventarisasi Dampak
pasca bencana

41
Tabel 5.6 Indikator Kinerja berdasarkan Misi III

Misi III : Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,


terkoordinir dan menyeluruh
Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Pendukung
Peningkatan kapasitas Tersusunnya dokumen 1. Penyusunan Rencana
kelembagaan penguatan kelembagaan secara Kontijensi Bencana;
penanggulangan bencana tepat waktu 2. Penyusunan Draft Perda
Penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana;
3. Penyusunan Masterplan
Peta Risiko Bencana

Peningkatan Sarana dan Pemenuhan kebutuhan 1. Pengadaan Inventaris


Prasarana Aparatur inventaris kantor dan inventaris Kantor;
kantor yang terpelihara (%) 2. Pemeliharaan Rutin
berkala Inventaris Kantor

Program Administrasi Pemenuhan kebutuhan dasar Pengelolaan Rumah Tangga


Perkantoran operasional OPD OPD

Pengembangan Sistem Penyusunan dokumen Penyusunan Perencanaan


Pelaporan Capaian Kinerja perencanaan (Renja SKPD) dan dan Pelaporan OPD
dan Pelaporan laporan akuntabilitas (LAKIP,
LKPJ, LPPD) secara tepat
waktu (%)

Pengembangan Komunikasi, Terbangunnya sistem informasi Pembangunan SIM OPD


Informasi dan Media Masa (%) (Pengembangan Website)

5.3 Pendanaan Indikatif dan Kelompok Sasaran


Pelaksanaan program dan kegiatan tidak terlepas dengan alokasi
pendanaan yang penghitungannya berdasarkan standar satuan harga yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pendanaan
bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber daya yang
diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen
rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku.
Pendanaan indikatif pada program dan kegiatan tahun 2015-2019 pada BPBD Kota
Bogor dapat dilihat pada tabel berikut ini :

42
Tabel 5.7 Pendanaan Indikatif berdasarkan Misi I

Misi I : Melindungi masyarakat Kota Bogor dari ancaman bencana melalui


pengurangan risiko berbasis partisipasi masyarakat

Pendanaan Indikatif (Juta)


Program dan
Kegiatan Kelompok
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Sasaran
Pencegahan dini
dan 445 700 700 950

penanggulangan
korban bencana
alam
1. Pelatihan dan 75 400 400 400 Aparat
-
Pemberdayaan kelurahan dan
Kelurahan masyarakat.
Tangguh
Bencana;
- Siswa, tenaga
2. Sosialisasi 120 300 300 300
pengajar,
Sekolah Aman
komite
Bencana;
sekolah,
warga sekitar
sekolah

3. Sosialisasi -
50 - - 50 Masyarakat
Pengurangan daerah rawan
Risiko Bencana bencana
(PRB);
4. Pelatihan - 100 - 100 Masyarakat,
-
Manajemen aparat dan

Penanggulangan relawan

Bencana;
- 100 100 Aparat BPBD
5. Pelatihan Teknis - -
dan relawan/
Tim Reaksi Cepat
masyarakat.
(TRC);
Stakeholders
kebencanaan

6. Simulasi - - - 250 250 Masyarakat


Kebencanaan daerah rawan
bencana
7. Peningkatan - - - 200 200 Relawan
Kapasitas bencana
Relawan
Bencana

43
Tabel 5.8 Pendanaan Indikatif berdasarkan Misi II

Misi II : Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal


Pendanaan Indikatif (Juta)
Program dan
Kegiatan Kelompok
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Sasaran
Tanggap Darurat 1890 1890 1890 1980 1990
Bencana
1. Pelayanan 1890 1890 1890 1900 1900 Aparat BPBD

penanggulangan dan relawan/

bencana; masyarakat

2. Pengadaan - - - 80 90 Masyarakat

Logistik (sandang korban

dan pangan) bagi bencana

Korban Bencana;
3. Penyediaan - - - 120 120 Masyarakat

Hunian korban

Sementara bagi bencana

Korban Bencana
4. Pengadaan - - - 200 200 Daerah Rawan

Rambu bencana dan

Kebencanaan fasilitas /
bangunan
umum

Pemulihan pasca 2096 110 125 680


bencana
1. Pelatihan Teknis - 50 60 150 150 Stakeholders
Penilaian kebencanaan.
Damage and
Losses Assement
(Dala);
2. Pemulihan dan - 1996 - - 500 Masyarakat
Peningkatan korban
Sosial Ekonomi bencana.
Pasca Bencana;
3. Monev, - 50 - - 50 Masyarakat
Penanganan, Kota Bogor
Rehabilitasi dan dan instansi
rekonstruksi. terkait
Pasca Bencana
4. Pendataan dan - - 50 100 100 Aparat BPBD
Inventarisasi dan relawan/
Dampak pasca masyarakat
bencana

44
Tabel 5.9 Pendanaan Indikatif berdasarkan Misi III

Misi III : Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,


terkoordinir dan menyeluruh

Pendanaan Indikatif (Juta)


Program dan
Kegiatan Tahun- Tahun- Tahun- Tahun- Tahun- Kelompok
1 2 3 4 5 Sasaran
1. Penyusunan Draft 100 - - - - Aparat BPBD
Perda
Penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana
2. Penyusunan - 100 - - 100 Stakeholders
Rencana Kontijensi kebencanaan
Bencana;
3. Penyusunan - 200 - - - Stakeholders
Masterplan Peta kebencanaan
Risiko Bencana

Peningkatan Sarana 2540 4227 4000 3400 3400


dan Prasarana
Aparatur
1. Pengadaan 1280 3005 2500 2000 2000 Aparat BPBD
Inventaris Kantor;
2. Pemeliharaan 1260 1222 1500 1400 1400 Aparat BPBD
Rutin berkala
Inventaris Kantor.
Program 850 1396 1700 1800 1900
Administrasi
Perkantoran 850 1396 1700 1800 1900 Aparat BPBD
1. Pengelolaan
Rumah Tangga
OPD
Program 35 35 35 35 35
Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Pelaporan
1. Penyusunan 35 35 35 35 35 Tim penyusun
Perencanaan dan renstra/renja
Pelaporan OPD. dan pelaporan
BPBD.

45
Pengembangan 200
Komunikasi,
Informasi
dan Media Massa
1. Pembangunan - - 200 200 200 BPBD Kota
SIM OPD Bogor
(Pengembangan
Website)

Pembentukan BPBD Kota Bogor yang masih sangat baru yaitu akhir
2014 atau secara efektif Tahun 2015 menyebabkan beberapa program dan kegiatan
rencana pelaksanaannya baru tahun I atau tahun II, bahkan tahun III. Dengan
segala keterbatasan sarana dan prasarana, kapasitas aparat penyelenggara dan
berbagai masalah lainnya yang dihadapi BPBD Kota Bogor sebagai OPD yang
belum lama terbentuk, maka program dan kegiatan tertentu rencananya baru
dilaksanakan pada pertengahan rentang 2015-2019, agar lebih siap sehingga
mampu memberi dampak yang maksimal bagi penyelenggaraan penanggulangan
bencana di Kota Bogor.
Untuk lebih jelasnya penyajian Tujuan, Sasaran Strategis, Indikator
Kinerja, Target Kinerja dan Program dan Kegiatan pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Bogor secara lengkap dan jelas dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

46
47
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja BPBD Kota Bogor yang mengacu pada tujuan dan
sasaran RPJMD bertujuan untuk memberi gambaran tentang kesesuaian antar
dokumen perencanaan dan ukuran keberhasilan pencapaian Visi dan Misi
Pembangunan Daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah khususnya dalam urusan perencanaan pembangunan
daerah. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari RPJMD, maka Renstra BPBD
Kota Bogor telah menetapkan indikator kinerja yang mengacu kepada tujuan dan
sasaran RPJMD Kota Bogor Tahun 2015-2019 sebagai berikut :

Tabel 6.1 Indikator Kinerja BPBD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Capaian Kinerja Program Kondisi
Indikator Kinerja
Sasaran Program
Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019 Akhir
(2019)
Meningkatnya Tingkat Tanggap 100 100 100 100 100 100
tanggap penanganan Darurat
darurat kejadian Bencana
saat bencana bencana (%) Daerah

Meningkatnya Tingkat Pemulihan 100 100 100 100 100 100


pemulihan pemulihan Pasca
pasca pasca Bencana
bencana bencana (%)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa indikator kinerja BPBD Kota Bogor
pada misi II sasaran 1 dan 2 telah mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD yang
berarti antar kedua dokumen telah terwujud sinkronisasi dan sinergi pencapaian
sasaran rencana pembangunan daerah.

51
BAB VII
PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Kota Bogor Tahun 2015-2019 telah disusun dan secara substansi mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor Tahun
2015-2019. Berbagai komponen yang ada di dalamnya telah memuat apa yang
menjadi harapan Pemerintah Kota Bogor yang dijabarkan ke dalam Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Rencana Program dan Kegiatan, dan Indikator sasaran Program
Kegiatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bogor tentunya akan
sukses mengimplementasikan rencana strategisnya apabila didukung sepenuhnya
oleh segenap aparatur yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Bogor dan kerjasama serta koordinasi yang baik dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders).
Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kota Bogor Tahun 2015-2019 disusun dengan maksud yaitu sebagai upaya
mengarahkan seluruh dimensi dan potensi yang dimiliki Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor dengan cara mengintegrasikan antara
kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang ada pada Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor dengan sumber daya lainnya. Akhirnya
semoga rencana strategis ini dapat memberi bermanfaat bagi penyelenggaraan
penanggulangan bencana di Kota Bogor dalam jangka 5 (lima) tahun kedepan.

Bogor, Juni 2017

52

Anda mungkin juga menyukai