Anda di halaman 1dari 12

1

1.1 Latar Belakang


Negara Republik Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan banyak diantaranya
merupakan daerah yang terisolir, terpencil, tertinggal dan belum berkembang
serta belum terjangkau oleh sarana transportasi. Transportasi laut sebagai bagian
dari sistem transportasi nasional perlu dikembangkan dalam rangka mewujudkan
wawasan nusantara yang mempersatukan semua wilayah Indonesia, di mana
transportasi merupakan masalah yang vital dalam mendukung perekonomian
suatu bangsa. Dengan semakin meningkatnya kualitas sistem dan jaringan
transportasi, akan meningkat pula interaksi antar pelaku ekonomi di suatu wilayah
yang pada kelanjutannya akan dapat meningkatkan perekonomian secara
keseluruhan.
Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
mengindikasikanperlunya penyediaan infrastrukt pelabuhan sebagai tempat
perpindahan intra‐ dan antarmoda transportasi. Pembangunan pelabuhan
tersebut harus direncanakan secara tepat, memenuhi persyaratan teknis
kepelabuhanan, kelestarian lingkungan, dan memperhatikan keterpaduan intra‐
dan antarmoda transportasi. Pembangunan pelabuhan dilaksanakan sebagai
pengembangan dari fasilitas yang sudah ada untuk mendukung perkembangan
ekonomi setempat, maupun pada lokasi yang baru untuk membuka jalan bagi
kegiatan transportasi warga sehari‐hari yang bersifat mendasar. Oleh karena itu,
pembangunan pelabuhan di Indonesia dalam lingkup Sub Sektor Perhubungan
akan terus dilaksanakan dalam rangka menunjang transportasi penumpang,
komoditas unggulan, sosial, daerah perbatasan, keterisolasian wilayah serta
pemenuh kebutuhan masyarakat/penduduk dalam skema pelayaran yang bersifat
komersial maupun pelayaran perintis, pelayaran lokal ataupun pelayaran rakyat.
Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan pelabuhan, diperlukan sebuah
studi yang mampu memberikan gambaran secara komprehensif tentang kelayakan
pada beberapa aspek yang dianggap penting sebelum dimulainya pembangunan
pelabuhan tersebut. Di samping itu, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.

Halaman I-1
31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di lingkungan Kementerian
Perhubungan mengamanatkan adanya pelaksanaan Studi Kelayakan sebagai salah satu syarat
pembangunan suatu infrastruktur transportasi, termasuk dalam hal ini pelabuhan.
Dalam rangka mempersiapkan pembangunan pelabuhan yang baik dan memenuhi syarat untuk
operasional kapal‐kapal dengan selamat, aman dan lancar, maka Dinas Perhubungan perlu
mengadakan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Rakyat.
Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Rakyat bertujuan untuk mengetahui layak
atau tidak dibangunnya suatu Pelabuhan Rakyat di lokasi studi terpilih berdasarkan aspek tata
ruang, sosial, ekonomi, finansial, lingkungan, dan teknis pelabuhan. Kegiatan ini merupakan
suatu penilaian (appraisal) guna mengetahui kelayakan suatu lokasi untuk dilaksanakan
pembangunan fasilitas pelabuhan di atasnya.
Berdasarkan hasil Studi Kelayakan yang merupakan bagian dari tahap pra‐desain dalam studi
perencanaan, selanjutnya dapat disusun studi lanjutan berupa Rencana Induk Pelabuhan dan
Studi Lingkungan maupun dokumen‐dokumen studi Survei, Investigasi dan Rancangan Dasar
maupun Rancangan Rinci yang merupakan tahapan desain dalam pembangunan pelabuhan. Dan
kajian ini dibutuhkan bagi proses Pembangunan Pelabuhan Rakyat di Kecamatan Aru Sir-Sir di
Tahun 2018 yang telah direncanakan.
Hasil dari kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi para pelaksanan studi lanjutan
maupun pelaksanan pembangunan serta para pengambil kebijakan. Dalam skala yang lebih
besar, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat sekitar dan para pelaku usaha
dari dampak yang mungkin timbul dari pelaksanaan pembangunan suatu pelabuhan. Hal ini
mengingat untuk dapat dianggap layak, suatu lokasi pembangunan pelabuhan harus memenuhi
berbagai kriteria pada aspek‐aspek berikut ini:
a. kelayakan teknis;
b. kelayakan ekonomi dan finansial;
c. kelayakanlingkungan;
d. pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah;
e. keterpaduan intra-dan antarmoda;
f. adanya aksesibilitas terhadap hinterland;
g. keamanan dan keselamatan pelayaran; dan
h. aspek tata ruang.

Halaman I-2
1.2 Dasar Hukum
Landasan hukum pelaksanaan kegiatan penyusunan studi kelayakan dalam rangka
pembangunan Pelabuhan Rakyat ini adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Undang‐undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011;
f. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta Perubahannya;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupatendan Kota;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran (SBNP);
j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di
Laut;
k. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 58 Tahun 2013 tentang Penanggulangan
Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan;
l. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Rakyat;
m. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 57 Tahun 2015 tentang Pemanduan dan
Penundaan Kapal;
n. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 130 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 62 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan;
o. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 129 Tahun 2016 tentang Alur Pelayaran di
Laut dan Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan;

Halaman I-3
1.3 Maksud dan Tujuan
Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Rakyat bertujuan untuk mengetahui layak
atau tidak dibangunnya suatu Pelabuhan Rakyat di lokasi studi terpilih berdasarkan aspek tata
ruang, sosial, ekonomi, finansial, lingkungan, dan teknis pelabuhan. Kegiatan ini merupakan
suatu penilaian (appraisal) guna mengetahui kelayakan suatu lokasi untuk dilaksanakan
pembangunan fasilitas pelabuhan di atasnya.
Berdasarkan hasil Studi Kelayakan yang merupakan bagian dari tahap pra‐desain dalam studi
perencanaan, selanjutnya dapat disusun studi lanjutan berupa Rencana Induk Pelabuhan dan
Rancangan Dasar maupun Rancangan Rinci yang merupakan tahapan desain dalam
pembangunan pelabuhan.

1.4 Lokasi Pekerjaan


Studi kelayakan pembangunan dermaga rakyat ini berlokasi di Kecamatan Aru Sir-sir Kabupaten
Kepulauan Aru Provinsi Maluku. Secara geografis Kecamatan Aru Sir-sir terletak 5°56' sampai
dengan 5°66' Lintang Selatan dan 134°44' sampai dengan 134°67' Bujur Timur . Adapun batas
administratif Kecamatan Aru Sir-sir adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kec. Aru Utara
Sebelah Selatan : Kec. Aru Tengah
Sebelah Timur : Laut Aru
Sebelah Barat : Laut Arafura
Secara topografi Kecamatan Aru Sir-Sir berupa dataran rendah dan berawarawa yang memiliki
luas ± 527,39 Km2 yang terbagi ke dalam 9 Desa / Kelurahan. Untuk lebih jelasnya mengenai detail
luas wilayah Kecamatan Aru Sir-Sir dapat dilihat dalam table berikut ini :

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Aru Sir-sir


No Desa Luas Wilayah
1 Goda-goda 88,75
2 Kolaha 40,00
3 Waifual 60,00
4 Wafan 45,00
5 Gomsey 55,00
6 Langhalau 57,51
7 Leiting 56,00
8 Bardefan 55,00
9 Mohongel 71,13
Jumlah 528,39

Halaman I-4
Gambar 1.1 Lokasi Kajian

1.5 Lingkup Pekerjaan


1.5.1 Lingkup pengumpulan data
Pekerjaan dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui studi literatur/studi pustaka,
survei lapangan, pelaporan kegiatan secara berkala. Adapun tahapan pengumpulan data adalah
sebagai berikut:

A. Survey Primer
Langkah pengambilan data primer yaitu dilakukan untuk pengambilan data eksisting mengenai
kondisi Teknis penunjang pembangunan pelabuhan:

a. Kondisi Topografi

Pengukuran Topografi dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana pelabuhan serta
bertujuan untuk melakukan pengukuran untuk memperoleh data kontur tanah pada sisi

Halaman I-5
darat di areal rencana dan lahan- lahan disekitarnya yang berbatasan langsung, serta
memasang titik-titik acuan. Survey topografi diawali dengan pemasangan titik kontrol
pengukuran berupa sepasang bench mark (BM) yang masing-masing BM terpasang
saling terlihat satu sama lain. BM digunakan sebagai titik ikat dalam pengukuran dan
perhitungan poligon, detail situasi dan stacking out. Bench Mark (BM) dibuat 2 buah di
tiap alternatif lokasi. Luas area survey Topografi disesuaikan dengan hierarki pelabuhan.
Untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul luas areanya >5 Ha, pelabuhan
pengumpan regional seluas 3-5 Ha, sedangkan pelabuhan pengumpan lokal seluas 3 Ha.

b. Survey Bathymetri
Pengukuran Bathymetri dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana lokasi dan bertujuan
untuk mendapatkan peta situasi wilayah perairan pada lokasi rencana pembangunan
pelabuhan. Survey bathymetri mencakup kerapatan, kedalaman yang diukur sampai
batas dari alur pelayaran masuk. Luas area survey minimal 50 Ha di setiap alternatif lokasi
dengan interval 50 meter. Apabila terdapat indikasi rintangan navigasi, interval dibuat
lebih rapat.

c. Survey Hidrooseanografi
1) Pengamatan Pasang Surut
a. Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan
kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah yang dicapai maupun
kedudukan LWS;
b. Survey dilakukan pada setiap lokasi alternatif (maksimal 3);
c. Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimum selama 15 hari
secara terus menerus dengan pencatatan hasil pengamatan setiap1 (satu) jam.
2) Survey Bathimetri

Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada 2 titik. Posisi
pengamatan pada kedalaman 0,2d; 0,6d; 0,8d dari permukaan air. Waktu pengamatan
25 jam terus menerus dengan interval 60 menit. Dilakukan pada saat springtide dan
neaptide pada bulan yang sama.

d. Survey Hidrooseanografi

Halaman I-6
Survey lapangan untuk permintaan jasa angkutan laut dilakukan bila tidak tersedia data
operasional yang memadai untuk dijadikan bahan analisis kebutuhan
pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan. Survey ini berupa pengumpulan data
yang meliputi:

1) Jumlah pergerakan penumpang


2) Volume pergerakan barang
3) Rute/jaringan dan status pelayaran
4) Tipe/jenis kapal yang beroperasi

e. Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup/ Rona Awal Lingkungan

Rona Awal Lingkungan didapatkan melalui observasi dan pengamatan secara visual di
lapangan. Dari hasil observasi dan pengamatan secara visual didapatkan data terkait rona
lingkungan. Pada tahap ini dilakukan juga pengujian terhadap sample sedimen layang.

B. Survey Sekunder
Data survey diperoleh dari data-data dan literatur yang ada di instansi terkait serta buku-buku
yang kaitannya dengan survey sekunder itu sendiri. Untuk memperoleh data yang benar-benar
akurat sekurang-kurangnya dalam lima tahun terakhir.

1.5.2 Ruang Lingkup Analisis Data


Kegiatan analaisis data dalam pekerjaan Studi Kelayakan Pelabuhan Pelabuhan Laut berada di
Pulau Mules kecamatan satarmese barat Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur
Meliputi:

A. Analisis Terhadap Tata Ruang Wilayah Studi

Fungsi penataan ruang suatu kawasan dan kawasan-kawasan lain di sekitarnya merupakan suatu
input utama timbulnya pergerakan dari atau menuju kawasan tersebut. Perkembangan atau
perubahan tata ruang dapat menghasilkan potensi pergerakan yang lebih besar atau lebih
rendah sesuai rancangan peruntukannya. Semakin besar intensitas ekonomi suatu wilayah akibat
adanya perubahan tata ruang maka semakin besar pula bangkitan dan tarikan yang dihasilkan
oleh wilayah tersebut. Bangkitan dan tarikan tersebut akan menghasilkan suatu distribusi

Halaman I-7
pergerakan dari dan ke wilayah-wilayah lain yang mempunyai hubungan ekonomi dengan
wilayah tersebut.
Hambatan ruang merupakan suatu masalah besar dalam menghubungkan pergerakan ruang dan
aktifitas tersebut. Salah satu solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi hambatan ruang tersebut
adalah ketersediaan prasarana transportasi yang memadai. Perbedaan ruang, hambatan antar
ruang, perbedaan waktu dan jarak dapat diatasi dengan penyediaan prasarana transportasi yang
sesuai dengan jenis moda (sarana) transportasi tertentu. Sebagai titik simpul moda transportasi
laut, pelabuhan merupakan prasarana transportasi yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan
pergerakan barang dan penumpang dalam jumlah besar melewati suatu wilayah laut dan
perairan
Analisa struktur ruang dari suatu pelabuhan akan melibatkan penataan pada struktur ruang
pelabuhan, penataan ruang kawasan pelabuhan dan optimalisasi lahan. Fungsi kegiatan dan
fungsi masing-masing bagian yang mendukung kelancaran kegiatan pelabuhan perlu
diperhitungkan sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan dan meminimalkan dampak
lingkungan dan sosial terhadap wilayah sekitar pelabuhan.
Hasil analisis tata ruang dapat memberikan arahan terhadap pola penataan pengembangan
kawasan pelabuhan pada wilayah studi dengan tujuan meminimalisir dampak lingkungan yang
negatif, baik dalam aspek lingkungan fisik, sosial, maupun dampak negatif dari sisi ekonomi.

B. Analisis Potensi Hinterland Terhadap Permintaan Transportasi Laut

Lingkup kegiatan ini merupakan pendalaman terhadap potensi daerah hinterland yang akan
dipengaruhi oleh prospek potensi pelabuhan yang akan dibangun, ditinjau dari berbagai aspek
antara lain dari aspek potensi daerahnya, komoditas unggulan, karakteristik dan pola
perdagangan komoditas, pergerakan barang dan penumpang, kebijakan pemerintah di bidang
transportasi laut dan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Dalam kegiatan ini dilakukan proses identifikasi dan peramalan semua faktor-faktor di atas yang
diperkirakan memiliki kaitan dengan potensi pergerakan kargo/penumpang dari wilayah studi.
Proses peramalan dilakukan dengan menggunakan pendekatan dan metode ilmiah.

C. Analisis Potensi Pergerakan (Traffic Forecasting)

Dalam lingkup kegiatan ini dilakukan analisis proyeksi terhadap pola pergerakan arus lalu lintas
barang dan penumpang, baik arus penumpang dan barang yang masuk maupun yang keluar

Halaman I-8
wilayah studi. Proses peramalan bangkitan pergerakan barang/penumpang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan dan metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti
analisis regresi tunggal atau berganda, analisis multi faktor, analisis multi kriteria, model sistem
dinamis, model simulasi, dan lain-lain. peramalan pola pergerakan barang/penumpang
memperhitungkan semua faktor sosial-ekonomi yang membangkitkan maupun yang
menghambat pertumbuhan trafik yang dimodelkan.

D. Kajian Teknis Terhadap Kebutuhan Prasarana Pelabuhan

Sebagai tindak lanjut dari analisis potensi serta peluang ekonomi wilayah dan pola pergerakan
barang dan penumpang, diperlukan analisis perkiraan kebutuhan fasilitas yang harus
dipersiapkan dalam memenuhi kebutuhan permintaan jasa kepelabuhanan tersebut beserta
penyusunan rancang bangun fasilitas pelabuhan laut yang optimal.
Kesimpulan akhir dari hasil kajian teknis ini akan dituangkan dalam bentuk gambar disain teknis
rencana pelabuhan pada lokasi studi disesuaikan menurut kondisi wilayah lokasi studi dan kondisi
potensi lingkungan fisik, sosial dan ekonomi wilayah.

E. Analisis Kelayakan Teknis Terhadap Wilayah Studi

Aspek kelayakan teknis berfungsi untuk melihat kondisi dan kapasitas daratan serta perairan
(alur dan kolam), bathimetri/kedalaman perairan, kecepatan dan arah angin (wind rose),
karakteristik gelombang, karakteristik pasang surut dan arus, tingkat erosi dan abrasi serta laju
pengendapan (sedimentasi), kondisi lapisan tanah, luas daratan dan topografi.
Untuk mendukung kegiatan kepelabuhanan yang berkelanjutan dalam satu kesatuan sistem
kepelabuhanan, harus mensinergikan kondisi dan kapasitas alamiah yang ada dikaitkan dengan
indikasi kebutuhan kegiatan kepelabuhanan di masa mendatang (kebutuhan ruang daratan dan
perairan), kesesuaian rencana lokasi kegiatan kepelabuhanan dengan kegiatan kepelabuhanan
yang ada (terminal khusus dan pelabuhan umum) sehingga tidak saling merugikan tetapi saling
mendukung perkembangan dan pembangunannya.
Berdasarkan analisis terhadap data-data yang relevan terhadap pengembangan suatu
pelabuhan, akan memberikan arahan teknis terhadap suatu rencana pembangunan pelabuhan
baik menurut kapasitasnya maupun jenis pelabuhan yang akan dikembangkan.

Halaman I-9
F. Analisis Kelayakan ekonomi Terhadap Wilayah Studi

Pembangunan pelabuhan laut diarahkan dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi


wilayah. Analisis kelayakan ekonomi berkaitan dengan biaya dan manfaat yang bakal ditimbulkan
bagi kepentingan daerah. Analisis kelayakan ekonomi menitik beratkan pada kerugian dan
manfaat ekonomi ikutan (sekunder), meliputi dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan
optimalisasi dan pengembangan / pembangunan suatu pelabuhan. Analisis kelayakan ekonomis
diperlukan untuk mengetahui secara obyektif kelayakan pembangunan pelabuhan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor kerugian dan keuntungan ekonomi dari adanya suatu
pelabuhan atau rencana pengembangan pelabuhan di lokasi tersebut.

G. Analisis Kelayakan Finansial Terhadap Wilayah Studi

Analisis kelayakan finansial diperlukan untuk melihat apakah rencana investasi suatu proyek
kawasan pelabuhan secara finansial cukup layak atau menguntungkan.
Kelayakan finansial ditentukan dengan sekurang-kurangnya memperhitungkan Net Present Value
(NPV) dan Financial Internal Rate of Return (FIRR) dari kebutuhan investasi pembangunan dan
operasional pelabuhan dibandingkan pendapatan (revenue) yang akan diperoleh.

1.6 Sistematika Laporan


Sistematika penulisan dalam penyusunan Laporan Antara Studi Kelayakan Pembangunan
Pelabuhan Rakyat yang berada di Kecamatan Aru Sir-sir Kabupaten Keplauan Aru Provinsi
Maluku mencakup 7 (tujuh) Bab, antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan tentang latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan pekerjaan yang
akan dicapai dan ruang lingkup pekerjaan.
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN
Bab ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan dari tingkat wilayah provinsi dan
kabupaten terkait dengan pembangunan Pelabuhan Rakyat di Kecamatan Aru Sir-Sir.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Bab ini membahas tentang kondisi umum wilayah studi dan kondisi umum lokasi studi
berdasarkan hasil peninjauan lapangan.
BAB IV HASIL SURVEY LAPANGAN

Halaman I-10
Bab ini membahas mengenai data hasil survey lapangan/ survey primer seperti Topo-
Bathimeteri, Topografi, kondisi pasang surut, kondisi arus dan gelombang, data hasil
kuesioner dan wawancara, data rona awal lingkungan, kondisi pelabuhan sekitar lokasi
studi, data operasional pelabuhan dan data SBNP pelabuhan.
BAB V PEMILIHAN LOKASI ALTERNATIF PELABUHAN
Bab ini menyajikan tentang usulan letak dan kriteria-kriteria perencanaan pembangunan
pelabuhan sesuai dengan yang diarahkan dalam KAK.
BAB VI ANALISIS AWAL KELAYAKAN PELABUHAN
bab ini menganalisis awal prakiraan kelayakan pelabuhan menguraikan tentang metode
analisis dan asumsi yang digunakan untuk kelayakan pelabuhan.
BAB VII IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Pada Bab ini akan menjelaskan mengenai penelaahan terhadap lingkungan yang
diakibatkan oleh penyelenggaraan pelabuhan.

Halaman I-11
Contents
1 ..................................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Dasar Hukum ....................................................................................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................................................. 4
1.4 Lokasi Pekerjaan .................................................................................................................. 4
1.5 Lingkup Pekerjaan ............................................................................................................... 5
1.5.1 Lingkup pengumpulan data ......................................................................................... 5
1.5.2 Ruang Lingkup Analisis Data ........................................................................................ 7
1.6 Sistematika Laporan .......................................................................................................... 10

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Aru Sir-sir ................................................................................... 4

Gambar 1.1 Lokasi Kajian .................................................................................................................... 5

Halaman I-12

Anda mungkin juga menyukai