Anda di halaman 1dari 12

DATABASE GOOD PRACTICE

Initiatives for Governance


Innovation merupakan
911 ala Bantaeng: Eksistensi Brigade Siaga Bencana
wujud kepedulian civitas dalam Pelayanan Kesehatan Kabupaten Bantaeng,
akademika terhadap upaya
mewujudkan tata
Sulawesi Selatan
pemerintahan dan pelayanan
publik yang lebih baik. Saat Sektor Kesehatan
ini terdapat lima institusi
yang tergabung yakni
Sub-sektor Persalinan Aman
FISIPOL UGM, FISIP
UNSYIAH, FISIP UNTAN, FISIP
UNAIR, DAN FISIP UNHAS. Provinsi Sulawesi Selatan

Sekretariat Kota/Kabupaten Bantaeng


Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada Institusi Pelaksana Emergency Service Center
Jl. Sosio-Justisia Bulaksumur
Yogyakarta 55281 Kategori Institusi Pemerintah Kabupaten
email: igi.fisipol@ugm.ac.id

Penghargaan Fajar Institute Pro Otonomi Award


igi.fisipol.ugm.ac.id Kategori: Grand Award Pelayanan Publik
Tahun: 2011

Kontak dr Ichsan
Koordinator BSB
JL Pahlawan No. 55 Bantaeng
Telepon: 113 (hunting) dan (0413) 22724
email: -
website: -

Mitra Toyota Foundation, Jepang

Peneliti dan Penulis Atiyatul Izzah dan Lutfi Atmansyah

Mengapa program/kebijakan tersebut muncul?


Daerah pegunungan dan minimnya akses transportasi untuk menjangkau
fasilitas kesehatan.

Apa tujuan program/kebijakan tersebut?


Mendekatkan dan mempercepat penanganan kesehatan kepada
masyarakat

Bagaimana gagasan tersebut bekerja?


Penanganan dasar kesehatan gratis antar-jemput 24 jam, melalui satgas
khusus dan terampil yang diorganisir oleh kantor satu atap.
Siapa inisiatornya? Siapa saja pihak-pihak utama yang terlibat?
Bupati Nurdin Abdullah dengan pelaksana tim gabungan dari berbagai
instansi: dinas kesehatan, Bapedalda, Dinas Sosial

Apa perubahan utama yang dihasilkan?


Banyaknya angka pelayanan langsung kepada masyarakat, 2009-2011
3.523 penanganan. Angka kematian ibu menurun dari 10 orang pada 2010,
menjadi 3 orang pada 2011.

Siapa yang paling memperoleh manfaat?


Seluruh masyarakat Bantaeng

Ringkasan

Brigade Siaga Bencana (BSB) merupakan konsep Pertamakali inisiasi sebelum tanggal 7 Desember
menangani situasi krisis dengan basis emergency 2009, belum ada dukungan pihak legislatif dalam
dan komunitas. Sifat emergency berarti konsep penganggaran. Kebutuhan operasional BSB masih
layanan tersebut mengutamakan cepat siaga. terbatas dalam anggran operasional dinas
Sedangkan komunitas untuk memberi arti bahwa kesehatan. Pihak dinas sosial dan Bapedalda
layanan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat. adalah unit pemerintah yang dilibatkan dalam
Keistimewaan dari brigade siaga bencana adalah memulai inisiasi. Seperti ide awalnya mengenai
mekanisme untuk mendekatkan pelayanan dasar pembentukan Emergency Service, pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat Bantaeng. tersebut perlu melibatkan banyak elemen unit
pemerintah. Dalam Emergency Service tersebut
Terbentuk pada 7 Desember 2009 yang bertepatan membawahi beberapa wilayah kerja dari tiga unit
dengan hari ulang tahun Kabupaten Bantaeng ke- satuan kerja. Bibawah pelayanan Emergency
755, BSB bertujuan memberikan pelayanan Service terdapat BSB, tagana(taruna siaga
kesehatan yang terdepan dan tercepat atas setiap bencana), SAR, PMI, Orari dan damkar(pemadam
bencana/musibah yang menimpa masyarakat. kebakaran).
Keberadaan BSB diperlukan sebagai upaya
kesiapsiagaan dalam penanggulangan setiap
bencana/musibah terutama bagi korban yang Dalam hal ini, BSB hanya menjadi salah satu bagian
membutuhkan pertolongan cepat namun jauh dari dari Tim emergency Services(TES). Dengan banyak
jangkauan dokter maupun terkendala sarana wilayah kerja yang dilayani, kinerja Emergency
transportasi karena tidak memiliki kendaraan. service disuplai dari manejemen dinas kesehatan,
dinas sosial dan Bapedalda. Lokasi yang
Dalam pengertian umum Brigade Siaga Bencana menunjang pelayanan satu atap kemudian
untuk merespon kejadian bencana di suatu wilayah. disediakan dengan menggusur dinas perhubungan.
Keberadaannya terdapat di berbagai daerah Pada tahun 2010 layanan tersebut dianggarkan
sebagai crisis center terutama dalam menghadapi dalam APBD. Sekaligus keluarlah surat keputusan
bencana. Yang berbeda dari penerapan brigade Bupati yang menjadikan unit layanan satu atap
siaga bencana di Bantaeng adalah kondisi krisis emergency service sebagai Satuan Kerja
tidak diterjemahkan dalam kondisi bencana saja. Pemerintah daerah (SKPD). Selanjutnya, tim BSB
Tetapi saat kondisi sakit dan musibah bisa dianggap menjalin kerjasama dengan CSO perempuan
sebagai keadaan darurat. Misalnya, persalinan, dengan kelompok sasaran usia produktif, Fatayat
kebakaran, kecelakaan dan kondisi darurat lain. NU, untuk menjalankan dukungan sosialisai
Sehingga fungsi BSB masuk dalam isu-isu persalinan aman dan promosi kesehatan komunitas.
pelayanan dasar kesehatan masyarakat.

2
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://igi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
Profil Good Practice

A. Latar Belakang: Minimnya Akses yaitu 65,92: 75,92. Padahal indeks provinsi
Transportasi di Wilayah Pegunungan Sulawesi selatan masih dibawah dengan indeks
dan Pesisir nasional, 79,53. Posisi Bantaeng secara sosio
kultural masih bertahan dalam sistem-sistem
Bantaeng merupakan daerah dengan wilayah
tradisional dan paternalistik. Sistem tersebut
pesisir menghadap laut flores dan dataran tinggi di
mempengaruhi kesadaran penduduk terhadap
perbukitan sekitar gunung Lompobattang.
penanganan kesehatan dan kunjungan terhadap
Kabupaten Bantaeng dengan ketinggian antara 100-
pelayanan medis. Dengan karakteristik tersebut
500 M dari permukaan laut merupakan wilayah yang
stakeholder masih sangat kuat berperan dalam
terluas atau 29,6 persen dari luas wilayah
menciptakan sistem pelayanan.
seluruhnya. Walaupun wilayah kabupaten bantaeng
tidak terlalu luas 395,83 Km2, karakter wilayah
Tindakan darurat selalu dibutuhkan untuk
Bantaeng yang berbukit tersebut menyebabkan
pertolongan persalinan. Sehingga harus
warga kesulitan dalam menjangkau akses-akses
dipersiapkan sarana prasarana siaga. Mekanisme
pelayanan publik. Apalagi bagi yang berdomisili di
ambulan desa pernah coba dilakukan
pelosok desa, di ketinggian bukit-bukit, atau pun di
pelaksanaannya oleh komunitas desa. Sayangnya,
pesisir pantai yang jauh dari pusat layanan
program tersebut mendapat banyak kendala dalam
kesehatan dan dokter. Kondisi wilayah tersebut
masyarakat. Karena secara kultural, terutama di
sering menyebabkan keterlambatan penanganan
pedesaan, warga masyarakat cenderung
kesehatan masyarakat. Keterlambatan dalam
menganggap mobil yang ditumpangi orang sakit
pertolongan kesehatan menyebabkan kematian.
hingga meninggal akan membawa sial. Sehingga
penyediaan mobil yang siaga bagi si sakit menuju
Sedangkan kondisi sarana prasarana fasilitas
pusat pelayanan kesehatan menjadi terhambat.
kesehatan kabupaten bantaeng sedikit baik diatas
Belum lagi persoalan internal dikalangan
provinsi. Rasio per 10.000 penduduk antara
manajemen desa dalam menjaga kesepakatan
Kabupaten Bantaeng dan Provinsi Sulawesi Selatan
insentif dengan pemilik mobil yang dijadikan
pada tahun 2010 adalah 2,66: 2,54. Sedangkan
ambulans. Persoalan-persoalan tersebut menuntut
ketersediaan tenaga kesehatan kabupaten
agar segera dicari solusinya, mengingat pertolongan
Bantaeng masih di bawah provinsi Sulawesi
persalinan membutuhkan fasilitas darurat siaga.
selatan. Tampak terlihat dalam rasio tenaga
kesehatan per 10.000 penduduk 2010 antara
Hingga kemudian kendala-kendala masyarakat
Kabupaten Bantaeng dan Sulawesi Selatan adalah
dengan kultur tradisional, keadaan geografis yang
10,47:16,47. Dengan keadaan geografis yang telah
susah terjangkau, dan keterbatasan pelayanan
dijelaskan di paragraf sebelumnya, Kabupaten
kesehatan dapat dirumuskan. Perumusan kebu-
Bantaeng memiliki tantangan untuk mendekatkan
tuhan masyarakat tersebut diwujudkan dalam
layanan sarana dan petugas kesehatan kepada
inisiasi Tim Emergency Services dengan pelayanan
masyarakat.
unggulan Brigade Siaga Bencana.
Belum lagi tingkat kesadaran warga terhadap
pertolongan kesehatan belum mencapai angka
B. Inisiasi: Berbasis Kebutuhan
optimum. Kesadaran masyarakat dalam mengenali
suatu gejala penyakit juga menyebabkan sebuah Faktor alam dan kondisi sosial budaya kabupaten
keterlambatan penanganan. Mengingat tingkat Bantaeng memerlukan inisiatif pelayanan prima dari
pendidikan penduduk di kabupaten dengan ciri khas pihak pemerintah. Kondisi alam bisa menjelaskan
agraris tersebut masih sangat minim. Kaitan tingkat faktor kesulitan geografis dalam melakukan
pendidikan dengan peningkatan kesadaran pelayanan, sedangkan kondisi budaya(indeks
terhadap kesehatan berbanding lurus. Pada tahun pendidikan rendah) menyebabkan kurangnya
2010, Kabupaten Bantaeng memiliki indeks kesadaran medis masysrakat. Dua hal tersebut
pendidikan1 yang jauh dari angka indeks provinsi cukup memberi alasan kenapa pelayanan
kesehatan mengalami dua keterlambatan sekaligus.
1
Terlambat menyadari/meng-identifikasi gejala
Indeks pendidikan terdiri dari dua unsur yaitu angka melek
huruf dan rata-rata lama bersekolah penduduk yang berumur
penyakit sekaligus terlambat mendapatkan
diatas 15 tahun. Data diperoleh dari Laporan BPS mengenai pelayanan.
IPM Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2010
pendidikan S2 dan S3 di Jepang, Jaringan yang
dimiliki Nurdin Abdullah dilatar belakangi hubungan
mitra kerja PT Maruki International yang menjadi
eksportir ke Jepang.

Terbentuk pada 7 Desember 2009 yang bertepatan


dengan hari ulang tahun Kabupaten Bantaeng ke-
755, BSB bertujuan memberikan pelayanan
kesehatan yang terdepan dan tercepat atas setiap
bencana/musibah yang menimpa masyarakat.
Keberadaan BSB diperlukan sebagai upaya
kesiapsiagaan dalam penanggulangan setiap
bencana/musibah terutama bagi korban yang
membutuhkan pertolongan cepat namun jauh dari
jangkauan dokter maupun terkendala sarana
Gbr. 1. Kantor Satu Atap Emergency Service transportasi karena tidak memiliki kendaraan.

Dalam pengertian umum Brigade Siaga Bencana


Melihat kondisi sosial masyarakat yang masih dimaksudkan untuk merespon kejadian bencana di
tradisional dan mekanisme pelayanan kesehatan suatu wilayah. Keberadaan unit pelayanan tersebut
yang tidak efektif, Bupati Bantaeng 2009-2013, banyak terdapat di berbagai daerah sebagai crisis
Nurdin Abdullah menginisiasi pusat penanganan center terutama dalam menghadapi bencana. Yang
darurat. Kemunculan figur kepala daerah yang kuat berbeda dari penerapan brigade siaga
di masyarakat tradisional paternalistik seperti di bencana(BSB) di Bantaeng adalah kondisi krisis
Bantaeng tampaknya sangat diperlukan. Latar tidak diterjemahkan dalam kondisi bencana saja.
belakang Nurdin Abdullah adalah seorang pengu- Tetapi saat kondisi sakit dan musibah bisa dianggap
saha dan Guru Besar Universitas Hasanuddin. sebagai keadaan darurat. Misalnya, persalinan,
Kemampuan memimpinnya dibuktikan saat menjadi kebakaran, kecelakaan dan musibah lain. Sehingga
direktur PT Maruki International Indonesia2. fungsi BSB masuk dalam isu-isu pelayanan dasar
Sedangkan kemampuan menerjemahkan ide-ide kesehatan masyarakat.
abstrak pemerintahan dikolaborasikan dengan latar
belakangnya sebagai akademisi. Penjelmaan Pertamakali inisiasi sebelum tanggal 7 Desember
kebutuhan masyarakat dalam inisiasi kebijakan di 2009, belum ada dukungan pihak legislatif dalam
Kabupaten Bantaeng tampak salah satunya dari penganggaran. Kebutuhan operasional BSB masih
BSB. Selain mendapat penghargaan Kabupaten terbatas pada anggran operasional dinas
sehat oleh menteri kesehatan 2011, Kabupaten kesehatan. Pihak dinas sosial dan Bapedalda
Bantaeng juga diganjar grand award dari FIPO 2011 adalah unit pemerintah yang dilibatkan dalam
atas inovasi pelayanan publik. memulai inisiasi. Seperti ide awalnya mengenai
pembentukan Emergency Service, pelayanan
Dengan dua latar belakang pekerjaan sebagai tersebut perlu melibatkan banyak elemen unit
pengusaha dan akademisi, kepala daerah memiliki pemerintah. Emergency Service membawahi
modal sosial, ekonomi dan budaya yang strategis. beberapa wilayah kerja dari tiga unit satuan kerja.
Dan yang paling penting, mobilisasi modal yang Bibawah pelayanan Emergency Service terdapat
dimiliki tersebut memberi manfaat dalam berbagai BSB, tagana(taruna siaga bencana), SAR, PMI,
kebijakannya di Bantaeng. Salah satu jaringan mitra Orari dan damkar (pemadam kebakaran).
di Jepang dapat mendukung pengadaan bantuan
sarana prasarana untuk BSB. Misalnya, bantuan Dalam hal ini, BSB hanya menjadi salah satu bagian
pengadaan ambulans dan mobil pemadam dari Tim emergency Services(TES). Dengan banyak
kebakaran dari Toyota Foundation. Selain karena wilayah kerja yang dilayani, kinerja Emergency
service disuplai dari manejemen Dinas Kesehatan,
2
Produk utamanya adalah furniture untuk budaya masyarakat DISNAKER dan Bapedalda. Lokasi yang menunjang
Jepang yang disebut Butsudan. Butsudan berfungsi sebagai pelayanan satu atap kemudian disediakan agar
tempat untuk menghormati dan berkomunikasi dengan para memperlancar pelayanan. Akhir tahun 2009 layanan
leluhur yang telah wafat. Hasil produksi Butsudan hanya di tersebut dijalankan belum disertai dukungan
ekspor ke Jepang, karena sifatnya sebagai produk budaya
jepang. Ini juga yang akan memberi banyak penjelasan, anggaran Pemerintah, hingga akhirnya pada tahun
bagaimana jaringan sosial kepala daerah terbentuk kuat di 2010 layanan tersebut dianggarkan dalam APBD.
negeri sakura tersebut. Sekaligus keluarlah surat keputusan Bupati yang

4
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
menjadikan unit layanan satu atap emergency monitor pemeriksaan jantung dan peralatan medis
service sebagai kantor pelayanan satu pintu. yang memadai. Selain itu terdapat dua unit
Selanjutnya, tim BSB menjalin kerjasama dengan speedboat milik tim SAR yang sewaktu-waktu dapat
CSO perempuan dengan kelompok sasaran usia digunakan tim BSB bila ada korban atau pasien di
produktif, Fatayat NU, untuk menjalankan dukungan laut.
sosialisasi persalinan aman dan promosi kesehatan
komunitas saat forum-forum rutin pengajian. Kedua, persiapan sumberdaya manusia yang
memadai. Dengan cara melakukan pelatihan-
pelatihan ketanggapdaruratan. Pelatihan bagi dokter
C. Implementasi: Koordinasi Satu Atap dari
adalah pelatihan general emergency life support
beberapa Instansi Pemerintah
dan bagi perawat adalah pelatihan basic trauma
Pada dasarnya, Brigade siaga bencana merupakan cardiac life support. Kedua jenis pelatihan tersebut
konsep menangani situasi krisis dengan basis dimaksudkan untuk memberikan pengenalan dan
emergency dan komunitas. Sifat emergency berarti pengetahuan bagi tenaga medis dalam hal
konsep layanan tersebut mengutamakan cepat penanganan tindak darurat.
siaga. Sedangkan komunitas untuk memberi arti
bahwa layanan tersebut diperuntukkan bagi Pelayanan BSB adalah layanan medis gratis selama
komunitas masyarakat. Keistimewaan dari brigade dua puluh empat jam dengan total staf sebanyak
siaga bencana adalah mekanisme untuk dua puluh dokter umum, delapan perawat dan
mendekatkan pelayanan dasar kesehatan kepada empat pengemudi. Para dokter berasal dari
seluruh masyarakat Bantaeng. puskesmas se-Kabupaten Bantaeng. Setiap
puskesmas mengirimkan dua dokter dan akan
Dalam memulai pembentukan BSB terdapat dua bertugas selama satu tahun. Setelah masa tugas
tahapan persiapan untuk melaksanakan proses satu tahun kedua orang dokter tersebut akan
pengoperasian yaitu: digantikan dokter lainnya dari puskesmas yang
sama.
Pertama, pengadaan infrastruktur sarana prasarana
seperti peralatan kesehatan dan kendaraan Keseluruhan staf BSB ini menjalankan tugas harian
operasional atau ambulans. Saat ini BSB memiliki secara bergantian. Setiap hari jadwal tugas dibagi
lima unit ambulans yang berasal dari Dinas dalam tiga shift jaga yakni pagi (07.00 wita-14.30
Kesehatan Bantaeng (satu unit); bantuan dari wita); siang (14.30 wita-21.30 wita); dan malam
Asuransi Kesehatan-Askes (satu unit); dan bantuan (21.30 wita-07.00 wita). Setiap jadwal tugas/shift
Pemerintah Jepang (tiga unit). Satu dari tiga unit jaga BSB terdiri satu regu yang bersiaga yaitu 1
ambulans bantuan Jepang tersebut difasilitasi alat dokter, 2 perawat, dan 2 pengemudi.

Standar operasional BSB berdasarkan laporan dari


masyarakat melalui call center 113 dan 0413-22724
serta melalui frekuensi radio 145.490 MHz. Setelah
laporan diterima, sesegera mungkin ditindaklanjuti
oleh tim BSB dengan langsung menuju lokasi. Tim
BSB segera meluncur ke lokasi pasien/korban di
mana pun lokasi tersebut, baik di kota, pelosok
desa, di laut maupun di daerah pegunungan. Di
lokasi, tim melakukan diagnosa pasien/korban untuk
menentukan tindakan perawatan selanjutnya,
apakah pasien/korban hanya perlu dirawat di
lokasi/rumah, dibawa ke ruang perawatan BSB,
ataukah harus dirujuk ke puskesmas dan Rumah
Gbr. 2. Beberapa Ambulans bantuan Jepang Sakit Umum Daerah (RSUD). Lihat chart 1.

5
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
Chart 1. Standar Pelayanan Brigade Siaga Bencana Kab. Bantaeng

STANDAR PELAYANAN EMERGENCY DASAR


BRIGADE SIAGA BENCANA KABUPATEN
BANTAENG
Informasi 113 atau (0413) EMERGENCY TANGGAP
Masyarakat 22724 SERVICE INFORMASI
CALL CENTER

MENUJU LOKASI
(TKP)

ANAMNASE  Pemeriksaan Fisik

Tindakan di Lokasi Tindakan di Lokasi Tindakan di Lokasi 


Obat/Pertolongan di Observasi Observasi
Rumah Rujuk ke PKM/BSB Rujuk RSUD

Ada lima macam jenis pelayanan yang biasanya Dalam pelayanan kesehatan dasar, BSB
diminta oleh masyarakat, yaitu Demam disertai menyertakan pertolongan persalinan diluar normal4
batuk pilek, Diare, Kecelakaan3, pendarahan pada sebagai salah satu pelayanan kepada kelompok
ibu hamil, dan kebakaran. Khusus untuk kasus sasaran utama. Gerakan KIA lewat posyandu telah
kebakaran mobil pemadam kebakaran keluar dilakukan bahkan sebelum reformasi. Akantetapi
beriringan dengan ambulans dari tim BSB. Di program tersebut seolah-olah jalan ditempat, karena
Bantaeng, setiap ada laporan kebakaran maka dua setiap wilayah memiliki karakteristik masyarakat
unit ambulans wajib mengiringi mobil pemadam terkait sensitifitas dalam partisipasi. Misalnya, saat
kebakaran untuk mengantisipasi adanya korban terjadi persalinan resiko tinggi diperlukan tindakan
luka bakar. Kerjasama yang baik antara Tim BSB siaga dari berbagai pihak. Seringkali persoalan
dan regu pemadam kebakaran dimungkinkan transportasi menjadi kendala serius di pedesaan.
karena kantor BSB berada pada satu atap dengan Sehingga diperlukan strategi alternatif berkaitan
layanan dengan pemadam kebakaran. Jadi tim dengan program KIA. Karenanya 5 januari 2011,
pemadam kebakaran juga menyertakan tim BSB pihak dinas kesehatan diwakili BSB menggandeng
saat bertugas mengatasi kebakaran. Fatayat NU dalam melakukan promosi kesehatan.
Terutama sosialisasi pelayanan BSB menyangkut
persalinan aman dan kesehatan gratis di Bantaeng.
3
Sewaktu peneliti di lokasi, ada kecelakaan warga sewaktu
4
menggali sumur. Tanah yang telah tergali longsor menimpa si Persalinan normal sudah difasilitasi di desa sehingga bisa
penggali sumur, maka tim BSB bersama tim Tagana menuju ditolong oleh bidan desa setempat. Walaupun BSB bisa
lokasi. Tim BSB menolong si korban secara medis, setelah tim memberikan pertolongan kepada persalinan normal, akan
Tagana membantu mengeluarkan dari kedalaman tanah yang tetapi lebih diprioritaskan kepada persalinan ibu hamil beresiko
telah digali korban. tinggi karena riwayat pendarahan, darah tinggi dll

6
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
Kedua pihak, BSB dan Fatayat NU, bertemu dalam pemasukan. Bahkan ketika BSB beroperasi para
satu isu kesehatan ibu dan anak. Fatayat NU dipilih dokter yang berjaga hanya mendapat insentif Rp.
karena memiliki struktur organisasi di setiap wilayah 35.000,- setiap kali shift. Pendapatan tersebut jauh
dan karakter keanggotaannya merupakan kelompok dibawah pendapatan normal ketika mereka
sasaran yaitu perempuan pada usia produktif melakukan praktek mandiri.
terutama di pedesaan. Setelah terjadi MOU, pihak
Fatayat NU bekerjasama dengan Bidan Desa Secara umum, pandangan politik di Bantaeng masih
mengorganisir ibu hamil dalam proses sosialisasi tradisional dan pragmatis. Bahkan dikalangan para
BSB dan persalinan aman. elitnya. Sedangkan pandangan politik Bupati
cenderung terbuka dan modern. Dengan keadaan
Di setiap pengajian majlis taklim yang tersebut, terdapat kendala komunikasi politik antara
diselenggarakan Fatayat NU, kru BSB datang untuk legislatif dan eksekutif. Seringkali kebijakan menjadi
ikut melakukan penyuluhan kesehatan. Pihak sebuah keputusan yang tidak didialogkan. Karena
Fatayat dibantu bidan desa bertugas juga sistem komunikasi yang kurang berjalan baik.6
mendatangkan ibu-ibu hamil di wilayah jamaah Seringkali hubungan dengan parlemen menjadi
pengajian setempat. Selain diberi ceramah komunikasi politik yang tidak tergarap.
keagamaan juga ada kelas penyuluhan dan
konseling bagi ibu hamil. Rencana kedepannya5, Parlemen Kabupaten Bantaeng berisi 25 orang
pihak dinas kesehatan akan menggandeng dengan komposisi Golkar 4 orang, PAN 4 orang,
Nasyiatul „Aisyiyah untuk menjangkau kelompok Demokrat 3 orang, Barnas 2 orang, PKNU 2 orang,
perempuan usia produktif di perkotaan. PKB 2 orang, PPP 1 orang, Patriot Pancasila 1
orang, Matahari Bangsa 1 orang, PKS 1 orang.
Sedangkan partai pengusung bupati terpilih saat
Pilkada adalah PKS dan PBB yang tidak memiliki
kursi di parlemen. Jadi hanya 5% dari kursi di
parlemen yang mencalonkannya. Menurut Bupati,
orang-orang parlemen adalah orang yang
digerakkan oleh kepentingan politik yang bukan
berlandaskan kepentingan rakyat. Baginya
kekuasaan harus digunakan sebagai media untuk
menerapkan kebijakan yang bersifat populis dan
bermanfaat.7 Dari sudut pandang tersebut, bupati
sering menetapkan kebijakannya tanpa
mengandalkan mandat “kepentingan politik tertentu”
Gbr. 3. Kelas ibu hamil kerjasama Fatayat dan BSB dari para anggota legislatif.

Walaupun saat ini layanan BSB bisa dirasakan oleh Bagaimanapun peran Bupati menjadi sentral bagi
masyarakat Bantaeng, bukan berarti tidak pernah lahirnya kebijakan 3 tahun ini, termasuk mengenai
mendapatkan hambatan. Diawal BSB beroperasi Emergency Service di Bantaeng yang memberikan
ada reaksi dari masyarakat, terdapat pihak-pihak jemputan pelayanan kesehatan dasar secara gratis
yang ingin menghentikan BSB karena terganggu bagi warga. Termasuk inisiasinya menganggarkan di
bunyi ambulan terus menerus. Belum lagi telepon APBD khusus untuk program BSB terkait dengan
iseng membombardir ke call center 113. Sehingga operasional manajemen. Kenaikan APBD
untuk pelayanan malam hari pada enam bulan ditingkatan eksekutif sempat mendapat
pertama, BSB hanya menerima telepon dari Bidan pertentangan dari legislatif. Apalagi program
desa dan kepala desa. Tapi setelah enam bulan, nasional sudah sangat banyak, malah ditambah
mekanisme layanan berlangsung normal, karena program-program lain dari pak Bupati.
BSB sudah mendapat kepercayaan masyarakat.
Selain itu yang berperan besar adalah Dinas
Sedangkan di kalangan internal paramedis, Kesehatan, bersama Bupati, membidani lahirnya
implementasi ini menuai banyak pro dan kontra. BSB. Dinas kesehatan sebagai tonggak ditataran
Awal BSB beroperasi para tim yang terlibat belum
mendapatkan insentif, sehingga sempat ditolak oleh 6
Wawancara pada 5 Februari 2012 dengan DPRD komisi 1,
paramedis terkait karena bisa mengurangi mengenai kesejahteraan masyarakat, pendidikan dan
kesehatan. Pernyataan tersebut terkonfirmasi saat wawancara
6 februari 2012 dengan fasilitator PNPM Bantaeng.
5 7
Wawancara dengan Kadis Kesehatan, 4 Februari 2012. Wawancara pada pada 5 Februari dengan Bupati Bantaeng.

7
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
implementasi, yang juga bertugas mengorganisir D. Sistem Evaluasi
instansi lain dalam mengoperasionalkan Tim
Sistem evaluasi berjalan setiap bulan sekali lewat
Emergency Service di Bantaeng. Apalagi sebelum
pertemuan rutin antar instansi terkait yaitu, Dinas
memiliki kantor satu atap, BSB banyak digerakkan
Kesehatan, DISNAKER dan Bapedalda dibawah
oleh dinas kesehatan.
koordinator Dinas Kesehatan. Walaupun sudah
keluar SK terkait dengan kelembagaan TES, akan
Dinas sosial dan tenaga kerja(DISNAKER),
tetapi ditingkatan manajemen masih bergantung
digandeng juga dalam mensukseskan implementasi
pada ketiga dinas tersebut. Evaluasi terutama
tim emergency service(TES). Dalam kondisi normal
membahas mengenai pembiyaan operasional dalam
taruna siaga bencana(Tagana) merupakan
menunjang penyelenggaraan emergency service.
kelompok pendukung di bawah dinas Sosial dan
Evaluasi masih mengacu pada capaian out put yang
Tenaga Kerja. Sehingga perannya dalam
menjadi landasan program dijalankan. Misalnya,
implementasi cukup penting, terutama terkait
seberapa besar cakupan layanan dari unit ini. BSB
dengan sharing cost operational TES.
dianggap sebagai inovasi yang memberi manfaat
masyarakat banyak, agar terus mendapat perhatian
Bapedalda. Bapedalda menyediakan ruangan atau
dari dana APBD.
markas bagi kinerja-kinerja TES. Kru dan sarana
prasarana BSB berada dalam satu area, untuk
Evaluasi8 pertama ditingkatan kebijakan.
dijadikan pos sentral pelayanan.
Bagaimana proses kebijakan tim emergency service
itu mampu dikomunikasikan di level instansi yang
Koordinator BSB. Pada tahun 10 juli 2010 lahir SK
terkait dengan program. Seringkali komunikasi antar
bupati terkait dengan kelembagaan TES. BSB
instansi menjadi permasalahan khusus sewaktu
berada pada salah satu bagiannya. Koordinator
mengimplementasikan kebijakan.
BSB merupakan pelaksana operasional yang
mengorganisir kegiatan pelayanan agar
Terkait dengan penganggaran, menjadi perhatian
berlangsung.
evaluasi ditingkatan manajemen. Karena dengan
adanya BSB pekerjaan paramedis menjadi
bertambah, akan tetapi tidak diikuti dengan
kesejahteraannya. Sehingga menjadi kasak-kusuk
pada level pelaksana.

Sumber daya manusia yang menjadi motor kegiatan


menjadi perhatian utama. Tidak hanya karena
urusan insentif tapi kemampuan dalam pelayanan
medis yang dibutuhkan dalam BSB. Sehingga
pelatihan terkait dengan keterampilan yang
dibutuhkan perlu dilaksanakan.

E. Dampak Substantif: Tingginya Indeks


Gbr. 4. Sosialisasi BSB kepada Fatayat NU
Kesehatan di Bantaeng
Salah satu aspek penting dalam kesejahteraan
Kelompok komunitas masyarakat, dalam hal ini penduduk adalah kualitas fisik. Hal tersebut dapat
Fatayat NU dilibatkan dalam proses sosialisasi digambarkan dengan beberapa indikator kesehatan.
program terkait isu-isu kesehaatan komunitas dan Dalam pendekatan makro indikator kesehatan suatu
KIA. Peran kelompok-kelompok tersebut sangat wilayah bisa dilihat dengan harapan hidup, adanya
penting terutama dalam menyampaikan sosialisasi ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan. Indeks
BSB kepada masyarakat. Kesehatan tidak hanya bisa mencerminkan secara
kasar mengenai kondisi kesehatan penduduk
Selain para elit di atas, yang tidak kalah penting sekaligus dapat juga mencerminkan bagaimana
dalam melaksanakan program BSB adalah Dokter pelayanan kesehatan dijalankan dalam sebuah
terampil, perawat, sopir juga TES lainnya. Mereka daerah.
menjadi ujung tombak bagi terlaksananya kegiatan
BSB.

8
Wawancara dengan Kadis Kesehatan kab. Bantaeng

8
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
Perbaikan Indeks Pembangunan Manusia telah 171 orang, Myalgia 155 orang, hipertensi dan stroke
menjadi tren dunia juga di Indonesia. Karena proses 77 orang, ISK 23 orang, Diabetes 5 orang dan
pembangunan manusia semakin diarahkan pada Kehamilan/partus 319 orang. Bahkan BSB pernah
tiga sektor indikator yaitu pendidikan, kesehatan melakukan pertolongan darurat kebakaran di dua
dan daya beli masyarakat. Tren positif tersebut juga kabupaten terdekat, seperti Bulukumba dan
berlaku pada indeks kesehatan di Kabupaten Jeneponto.
Tabel 1. Perbandingan Indeks Pembangaun Manusia Kabupaten Bantaeng
terhadap Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2006-2010

Sumber: BPS Sulawesi Selatan 2010

Bantaeng. Bahkan sejak 2006-2010 menunjukkan Keberadaan BSB yang mendukung pertolongan
bahwa tren Indeks Kesehatan Kabupaten Bantaeng persalinan darurat telah menunjukkan hasil
selalu berada diatas standar Provinsi Sulawesi signifikan terhadap penurunan kematian ibu. Hal
Selatan bahkan nasional (74,5). Walaupun IPM tersebut dibuktikan setelah pertolongan akibat
Kabupaten Bantaeng masih di bawah standar kecelakaan lalu lintas, angka terbanyak pertolongan
Provinsi, akan tetapi sektor kesehatan menyokong BSB berkaitan dengan persalinan. Jumlah kematian
peran paling besar dalam keseluruhan ibu pada tahun 2010 sejumlah 11 orang, sedangkan
penghitungan. Ironisnya, kenyataan ini berbanding pada tahun 2011 menurun drastis menjadi 3
terbalik dengan sektor pendidikan yang jauh orang10. Selain karena mekanisme dan prasarana
dibawah standar provinsi. Indeks Pendidikan hanya kesiapsiagaan, Tim BSB juga menjalin sinergitas
satu tingkat diatas rangking terendah, Jeneponto, dengan CSO terkait(Fatayat) dalam melakukan
atau ranking 23 dari 24 Kabupaten/kota di Sulawesi promosi kesehatan dan sosialisasi persalinan aman.
Selatan. Lihat tabel 1.
Kecenderungan masyarakat Bantaeng yang
Sebagai kebijakan, BSB jelas sebuah capaian tradisional dan religius, sangat strategis jika
positif bagi terselenggaranya pelayanan publik. melibatkan kelompok masyarakat dengan isu
Bagaimanapun mekanisme pelayanan kesehatan tersebut yaitu Fatayat NU. Dengan jangkauan
dengan mendekatkan fasilitas sampai ke si komunitasnya dikalangan pedesaan, Fatayat NU
sakit/korban merupakan inovasi bagi pelayanan menjadi media strategis dalam meyampaikan
publik. Dari data yang diperoleh, selama rentang pesan-pesan kesehatan diselingi dengan
waktu 2009-2011 satgas BSB telah melakukan keagamaan.
pelayanan kepada 3.523 orang. Kebanyakan
pertolongan karena trauma kapitis9 akibat Dampak lain dari keberhasilan BSB dalam
kecelakaan lalu lintas. Sedangkan pada tahun 2010- mendukung persalinan aman juga tampak dari
2011, 10 jenis pertolongan yang telah dilayani oleh semakin banyaknya persalinan yang ditolong oleh
BSB adalah kecelakaan lalu lintas 497 orang, ISPA tenaga kesehatan. Terutama dalam kurun waktu
dan asma 113 orang, Diare 114 orang, Gastritis dan beroperasinya BSB dari akhir tahun 2009 ke 2010
kolik Abdomen 24 orang, suspek typoid dan DBD terlihat sangat signifikan kenaikan persalinan yang

9
Suatu trauma mekanik(benturan) yang secara langsung atau
10
tidak langsung mengenai kepala yang bisa mengakibatkan Data dari Laporan Pertanggungjawaban Dinas Kesehatan
gangguan fungsi neurologis 2011.

9
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu 76,% menjadi Walaupun masih dalam koordinasi dinas
88,44%. Lihat tabel 2. Kesehatan, TES sudah memiliki kantor satu atap
untuk melakukan operasional tugasnya. Pada
Pada tahun 2009, 869 persalinan dari 3667 ditolong tanggal 1 Desember lewat SK Bupati no
oleh non tenaga kesehatan. Pada tahun 2010, 430/595/XII/2009 menyatakan terbentuknya unit
persalinan yang ditolong oleh non tenaga kesehatan terpadu satu atap Tim Emergency Services. Secara
berkurang drastis 356 persalinan dari 3080 seremonial TES diresmikan pada hari ulang tahun
keseluruhan persalinan. Berkurangnya pertolongan Kabupaten, 7 Desember 2009.
Tabel 2. Banyaknya Persalinan Menurut Penolong Kelahiran 2007-2010

Sumber: Bantaeng dalam angka 2011

persalinan oleh non tenaga kesehatan, mengindi- Awal operasi berlangsung, BSB belum
kasikan bahwa membaiknya pelayanan dan mendapatkan dukungan11. Belum ada kesepakatan
kesadaran masyarakat mengenai kesehatan medis. insentif untuk para dokter yang menjalankan
operasional BSB. Dukungan penganggaran
dibuktikan lewat APBD yang memberi porsi
F. Institusionalisasi dan Tantangan anggaran khusus untuk BSB. Karena ketika
operasional BSB berjalan, berarti juga melibatkan
Untuk mengimplementasikan BSB, musti bersinergi
banyak elemen pelaksana. Misalnya, insentif bagi
dengan instansi lain. Faktanya Emergency Service
satgas yang sedang berjaga. Sehingga diperlukan
bukanlah merupakan hal baru. Biasanya tanggap
perhatian pemerintah dalam operasional kegiatan.
darurat berada di rumah sakit yang melayani darurat
penanganan pasien. Kabupaten Bantaeng menjadi
Selain itu, pembangunan sistem12 ditingkat
menarik tidak hanya karena mendekatkan
pelaksana dan kelompok sasaran merupakan
pelayanan dasar kesehatan selama 24 jam gratis,
strategi untuk melanggengkan BSB. BSB sebagai
tetapi pelembagaannya menjadi satu atap
pelayanan Deliveri kepada masyarakat menciptakan
pelayanan. BSB sebagai salah satu Satuan Tugas
kebutuhan resiprokal dari pihak pemberi layanan
(Satgas) pelayanan kesehatan berada di bawah Tim
dan penerima layanan. Sistem ditingkat pelaksana
Emergency Service (TES) Kabupaten Bantaeng.
meciptakan kemandirian dan kesadaran pelayanan.
Sebuah pelayanan bencana menyeluruh satu atap
Pelayanan yang bersifat mendekatkan dianggap
dengan melibatkan tiga instansi terkait, yaitu Dinas
sebagai hal baru dan inovatif. Sehingga sistem
Kesehatan, Dinas Sosial, dan Badan Pengendalian
dikalangan kelompok pelaksana tidak hanya bersifat
Dampak Lingkungan Daerah(Bapedalda).
instrumentalis berkaitan dengan kebutuhan
operasional, tapi spirit moral berkaitan dengan
Selain BSB satgas lainnya yang dibawahi dan satu
kebanggaan pelayanan. Dikalangan kelompok
atap dalam TES adalah Satgas Pemadam
sasaran atau masyarakat, sistem terbentuk dari
Kebakaran, Satgas Bantuan Sosial, Perlengkapan
intensifnya sosialisasi dan pembuktian dengan
dan Logistik, serta Satgas Operasi, Rehabilitasi dan
pelayanan prima. Dengan sistem tersebut,
Pemulihan. Konsep TES yang memadukan
mendorong adanya (demand) permintaan terkait
beberapa jenis layanan publik seperti pemadam
dengan pelayanan kesehatan dasar pada mereka.
kebakaran(damkar), taruna siaga bencana(tagana)
Dua sistem berkaitan dengan infrastruktur manusia
dan layanan medis (BSB) dalam satu atap
tersebut menjadi faktor penting penggerak BSB
merupakan inisiatif yang belum dilakukan
secara umum.
Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, atau boleh jadi
pertama di Indonesia. 11
Wawancara dengan Kepala Dinas Kesehatan 4 Februari 2012
12
Wawancara dengan Bupati tanggal 5 Februari 2012

10
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
Sarana dan prasarana berkaitan dengan kesiap tahun 2010 muncul SK Bupati terkait dengan
siagaan perlu terus dijaga perawatannya. Tidak institusionalisasi program BSB sebagai satuan unit
hanya ada orang yang harus bisa mengoperasikan kerja dalam unit pelayanan satu atap TES. Dalam
kinerja alat tapi juga kemampuan merawat sarana. proses implementasi, BSB dibawah Tim Emergency
TES, lebih khusus lagi BSB, merupakan kebijakan Service merupakan contoh pelayanan satu atap
yang mahal. Terutama penyediaan alat-alatnya yang yang efisien karena sistem kerjanya memangkas
canggih dan modern perlu kesinambungan sistem birokrasi. Mekanisme satu atap tersebut
yang siap untuk mengantisipasi kendala sarana memudahkan dalam koordinasi pelayanan terhadap
prasarana. Kesinambungan juga perlu dipikirkan masyarakat. Konsep Tim emergency Service yang
apalagi setiap mesin/ alat berlaku surut hingga pada memadukan beberapa jenis layanan publik seperti
akhirnya tidak berfungsi lagi. layanan pemadam kebakaran dan layanan medis,
serta layanan sosial dalam satu atap merupakan
Tantangan terbesar dari BSB adalah inisiatif Pemda Bantaeng yang belum dilakukan
kesinambungan. Walaupun sistem dipersiapkan, Kabupaten/Kota lainnya di Sulawesi Selatan, atau
tapi saat ini kinerja masih bertumpu pada kebijakan bisa jadi pertama juga di Indonesia. Konsep ini bisa
elit. Termasuk figur bupati yang sangat kuat dalam menjadi model pemangkasan birokrasi pada
memaksimalkan modal-modal yang tersedia. BSB pelayanan publik.
merupakan pelayanan yang “mahal” tidak hanya
dalam persiapan sarana-prasarana dan infrastruktur Berbasis kebutuhan masyarakat: mendekatkan
manusia, tapi juga dalam isu-isu kebijakan di layanan. Mendekatakan layanan dalam BSB bisa
kalangan elitnya. Bahkan salah satu ambulan BSB diartikan dua hal: 1) Dekat karena pelayanan
dipinjam13 oleh Syahrul Yasin Limpo untuk menjemput langsung menuju ke si sakit/ si korban.
kampanye pemilihan Gubernur 2013. Sarana- 2) Layanan kesehatan dasar dari BSB bersifat
prasarana tersebut bisa menjadi transaksi politik gratis. Seperti yang dijelaskan di awal bahwa
ditingkatan elit. kondisi daerah Bantaeng yang berbukit-bukit
menyebabkan kendala transportasi bagi
Sistem deliveri seperti BSB akan menciptakan masyarakatnya. Belum lagi kendala malam hari saat
permintaan dari kelompok sasaran terutama sesuai membutuhkan pertolongan darurat, tidak ada
tujuan awal melayani kesehatan dasar warga. transportasi umum yang tersedia di daerah tersebut.
Sayangnya sifat dari pelayanan BSB yang kuratif Sehingga persoalan transportasi merupakan sarana
dianggap bukan sebuah kebijakan yang penting yang harus difasilitasi oleh pemerintah
menciptakan partisipasi sehingga memiliki terutama ketika kondisi tanggap darurat. Menurut
tantangan mendasar mengenai keberlanjutan. BPS, pada tahun 2009 masih ada 9,96% warga
Bantaeng berada di bawah garis kemiskinan.
G. Lesson Learned Pelayanan gratis dari pemerintah terkait dengan
kebutuhan dasar sangat bermanfaat bagi warga.
Leadership: kemampuan memobilisasi modal
Apalagi pelayanan kesehatan yang terkenal menjadi
sosial, ekonomi dan budaya. Kemampuan Nurdin
momok masyarakat karena biayanya. Dengan
Abdullah dalam memobilisasi modal yang dimiikinya
adanya pelayanan berbasis kebutuhan,
menjadi pelajaran bagi setiap kepala daerah.
memunculkan inspirasi bagi lahirnya inovasi-inovasi
Terutama dalam proses pengambilan kebijakan dan
pelayanan yang tepat sasaran pada masyarakat.
implementasi. BSB banyak mendapatkan bantuan
dari Jepang karena kemampuan kepala daerah
Sinergitas dengan CSO. Salah satu bentuk good
memobilisasi modalnya. Selain mampu meyakinkan
governance adalah terbentuknya sinergitas antara
kepada pendonor, kepala daerah juga telah memiliki
pemerintah dan CSO. Hal tersebut dipraktekkan di
jaringan tersebut sebelumnya. Sehingga
Kabupaten Bantaeng terkait dengan sosialisasi
perwujudan ide BSb bisa dilaksanakan di Bantaeng.
kesehatan kehamilan dan persalinan aman pada
ibu-ibu hamil. Fatayat sudah memiliki forum dan
Memangkas birokrasi. Hal yang dilakukan saat
jaringan di kalangan kelompok sasaran, perempuan
inisiasi berlangsung adalah meminimalisir pelibatan
usia produktif 20-40 tahun di pedesaan, dijadikan
pihak-pihak yang tidak terkait dengan program.
mitra BSB dalam promosi kesehatan terutama
Sehingga konsolidasi internal berlangsung lebih
sosialisasi persalinan aman.
efisien dan efektif. Terbukti bupati mewujudkan
program terlebih dahulu tahun 2009, baru kemudian
H. Peluang Replikasi

13
Peluang replikasi sangat mungkin walaupun banyak
Wawancara dengan Koordinator pemadam kebakaran pada 4
Februari 2012.
kendala. Penyediaan prasarana pendukung yang

11
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana
tidak mudah dan murah. Penyediaan infrastruktur Jepang14 untuk melatih satgas pemadam kebakaran
BSB sangat mahal selain juga perlu ditunjang oleh dalam mengoperasikan mobil canggih tersebut.
sinergitas antar dinas. Bagaimanapun kesiapan
jaringan sosial kepala daerah untuk kasus Bantaeng Sosialisasi kepada kelompok sasaran. Sebuah
menjadi signifikan untuk dijelaskan. Diperlukan implementasi kebijakan tidak akan berhasil jika tidak
seorang kepala daerah yang tidak hanya memiliki tepat pada kelompok sasaran. Sehingga sosialisasi
kemampuan dalam mengkonsolidasikan ide, tetapi diperlukan terkait dengan fungsi BSB dan promosi
kemampuan dalam memobilisasi modal-modal kesehatan masyarakat. Maka dari itu, tim BSB
sosial strategis pendukung lahirnya BSB. Untuk menggandeng elemen komunitas masyarakat untuk
mewujudkan BSB, telah tercatat banyak bantuan membantu sosialisasi isu-isu kesehatan dan
dari pemerintah Jepang berupa sarana prasarana eksistensi BSB.
emergency service. Misalnya, ambulans siaga dan
ambulans paramedic. Selain itu, Kabupaten Bantaeng telah menyiapkan
tim pelatih emergency service dan media terkait
Selain itu perlu yang disiapkan, jika BSB akan dengan pengenalan BSB. Termasuk diantara CD-
direplikasi adalah: CD panduan BSB dan dokumentasi kegiatan BSB
dengan massyarakat. Dari kesiapan tersebut,
Leadership. Selain dibutuhkan kemampuan Bantaeng siap menerima proses transfer
leadership juga kecerdasan dalam menangkap pengetahuan kepada daerah lain. Pada tahun 2011
persoalan. Penentu kebijakan juga dituntut memiliki Kabupaten bantaeng dirujuk sebagai emergency
kemampuan terkait dengan bagaimana proses service percontohan di Sulawesi Selatan, hal yang
kebijakan dikomunikasikan di level instansi yang sama kemudian oleh kementrian kesehatan di
terkait dengan program. Misalnya, dinas kesehatan, tingkat nasional.
dinas sosial dan tenaga kerja serta Bapedalda.
Seringkali komunikasi elit antar instansi menjadi Daftar Pustaka
permasalahan khusus sewaktu Indeks pembangunan Manusia Sulawesi Selatan,
mengimplementasikan kebijakan karena 2011. BPS
misinterpretasi dalam koordinasi. Laporan Pertanggungjawaban Dinkes Kab.
Bantaeng 2011
Terkait dengan penganggaran, menjadi perhatian
evaluasi ditingkatan manajemen. Karena dengan Daftar Narasumber
adanya BSB penganggaran di APBD harus 1. Kepala Dinas Kesehatan,
ditambah. Komitmen pemerintah atas keberhasilan 2. Koordinator BSB,
program bisa dilihat dari bagaimana dan seberapa 3. Sekretaris Bappeda
banyak penganggaran dikucurkan. Pengangkatan 4. Bupati
staf-staf operasional akan menjadi perhatian 5. Anggota DPRD Komisi 1
penganggran, selain perawatan sistem BSB secara 6. Aktivis Fatayat NU
keseluruhan. Walaupun bukan satu-satunya bentuk 7. Aktivis PNPM
dukungan, bagaimanapun BSB akan 8. Koordinator Damkar
berkesinambungan jangka panjang dengan 9. FIPO (Fajar Institute Pro Otonomi)
dukungan anggaran dari pemerintah.

Sumber daya manusia yang menjadi motor kegiatan


menjadi perhatian utama. Tidak hanya karena
urusan insentif tapi kemampuan dalam pelayanan
medis yang dibutuhkan dalam BSB. Sehingga
pelatihan terkait dengan keterampilan yang
dibutuhkan perlu dilaksanakan. Tim yang terlibat
dalam BSB merupakan dokter-dokter terlatih siaga,
yang telah mendapatkan kemampuan dalam
menangani darurat medis atau general emergency
life support . Belum lagi tim-tim yang terlibat selain
BSB. Peralatan pemadam kebakaran yang 14
didatangkan langsung dari Jepang(berupa Wawancara dengan Koordinator Damkar kab Bantaeng,
tanggal 4 februari 2012. Selain 3 ambulans sebelumnya, pada
sumbangan hibah dari negara tersebut), sehingga 23 November 2011 ada lagi bantuan mobil 1 pemadam
butuh keahlian khusus dalam mengoperasikannya. kebakaran modern dan 2 mobil ambulan paramedic tanggap
Pemerintah Bantaeng mendatangkan tim ahli dari darurat dengan standar peralatan medis yang memadai.

12
Mendekatkan Pelayanan Kesehatan
http://cgi.fisipol.ugm.ac.id
Melalui Brigade Siaga Bencana

Anda mungkin juga menyukai