Transit Oriented Development & Dry Port

March 2021
 Transport Aspect in Transit Oriented Development (TOD)

Public Transport
Sistem kolektor angkutan pendukung

Connectivity Aspect
Kemudahan koneksi multi moda

Walkable Aspect
Pedestrian sebagai prioritas, fasilitas yang dapat
ditempuh radius ±1 km

Cycleable Aspect
Jaringan jalur sepeda dan bikeshare yang komprehensif

Mode Shifting Aspect

Kemudahan transfer antar moda
Source: Badan Pengelola Transortasi Jabodetabek

Source: Surbana Jurong Consultant

http://bptj.dephub.go.id/transit-oriented-development-tod
 TOD Regulation
Peraturan Menteri Agraria Dan tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia No. 16 Tahun 2017

• Kawasan pusat integrasi termoda dan antarmoda

Kawasan • Radius 400-800 m dari simpul transit (Stasiun Kereta),
Berorientasi • Dibatasi batas fisik (jalan, sungai dll)
Transit (TOD) • Memiliki fungsi pemanfaatan ruang mixed use dan padat
• Intensitas pemanfaatan ruang sedang - tinggi

• Berada pada Simpul Transit angkutan umum massal berbasis rel

• Memenuhi persyaratan intermodal dan antarmoda transit
Lokasi
• Dilayani min. 1 moda transit jarak dekat dan 1 moda transit jarak jauh
Potensial
• Sesuai dengan arah pengembangan pusat pelayanan dan kegiatan
Kawasan TOD
• Berada pada Kawasan rendah kerentanan bencana disertai mitigasi resiko bencana
• Berada pada Kawasan yang tidak mengganggu instalasi penting negara

• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer

• Dilayani oleh system transportasi massal lingkup daerah, regional dan atau antar provinsi
• Berada pada jalur utama angkutan umum massal berkapasitas tinggi (bus, stasiun kereta
Karakteristik dan kereta ringan)
TOD Kota • Dilayani oleh system transit berkapasitas tinggi, rendah sebagai pengumpan dan
dimungkinkan moda transportasi air
• Merupakan Kawasan dengan fungsi mixed use: komersial, blok perkantoran dan hunian
intensitas tinggi
 TOD Regulation
Peraturan Menteri Agraria Dan tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia No. 16 Tahun 2017

Pengembangan Struktur Ruang Kawasan

• Berada pada jangkauan radius 400 m dengan simpul transit
• Visibilitas tinggi
Area Publik
• Terdapat taman atau plaza
• Terdapat fasilitas umum: perpustakaan, kantor polisi, damkar dll

• Berada pada jangkauan radius 400 m dengan simpul transit

• Dilengkapi ruang terbuka hijau dan non hijau dalam pengembangan
Area Komersial • Terdapat fasilitas umum: retail, perkantoran, supermarket, restoran, jasa & hiburan
• Pada simpul transit dimungkinkan dikembangan menjadi fungsi mixed use
• Dapat diintegrasikan dengan area perumahan

• Diluar area inti komersial dengan jangkauan radius 800 m

• Penyediaan beragam tipe hunian, harga maupun kepadatan
Area Perumahan • Kepadatan area perumahan sejalan dengan variasi tipe perumahan
• Dilengapi dengan fasilitas penunang Kawasan perumahan termasuk di dalamnya
ruang terbuka public hijau maupun non hijau
 Dry Port - Design parameter

Fasilitas Pemilihan lokasi perlu memperhatikan:

Lokasi Dry Port berada dalam jarak pengiriman yang
pendek ke jalur sumber perdagangan, baik berupa
industry, gudang atau retail (berlokasi dekat dengan
Kawasan/zona industry, manufaktur atau logistik

Lokasi Dry Port harus dapat diakses dengan kereta

api dan jalan raya yang berkualitas tinggi dengan
Container Yard (CY) Container Freight Station (CFS) Access Road, Railway link and koneksi langsung ke pelabuhan laut
siding

Bulk Handling
Perlu memperhatikan:
Warehouses Custom Office

Initial volume bisnis yang akan ditangani

Estimasi volume kargo yang akan ditangani oleh

fasilitas dry ports dalam kurun waktu 10 tahun

Tipe fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan

customer

Container light repair facility Secure fence and entry point Cargo handling equipment
United Nations of Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (2015). Planning, Development and Operation of Dry Ports of International Importance. Bangkok
https://www.unescap.org/sites/default/files/Study%20on%20Planning,%20Development%20and%20Operation%20of%20Dry%20Ports%20of%20International%20Importance_26-02-2016.pdf
 Dry port in Indonesia

Cikarang
Dry Port
Dry port Terminal
Subang Peti Kemas
Jebres
Terminal
Peti Kemas
Rambipuji

Stasiun
Peti Kemas Stasiun Peti
Gedebage Kemas Perak
Jombang

Source: Maulana, M. Panji (2015). Implementasi Konsep Dry Port (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur. Undergraduate Thesis. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
 Benchmark
Cikarang Dryport
Source: www.cikarangdryport.com
State of Logistic Indonesia, 2013 (Center of
Logistics and Supply Chain Studies ITB, Asosisasi 250,000 TEU per annum
Logistik Indonesia, Pantela/NEA, STC-Group, The
World Bank Office Jakarta

Area = ±200 Ha (Existing ± 33 Ha)

Spoke to Jababeka, MM2100,
Hyundai, EJIP, Lippo, BIEE, KIIC,
KIM, SCS, KBI, KIKC
, dwell time 2,5 days

CDP Station

Container Yard

Container Freight Station (CFS) for Warehouses

Import Integrated Customs
Container Yard (CY)
3,888 sqm of consolidation warehouse Cikarang Customs Office
Capacity 400,000 TEUs per annum
Truck Depot (Iron Bird)

Reefer plugs Bonded Logistics Center

128 unit with uninterruptable power 11,960 sqm of cotton warehouse (total Trucks Source: Google Maps
supply and back up generator 82,293 sqm) Source: www.cikarangdryport.com

Spoke: Pelabuhan pengumpan

 Benchmark
Gedebage Dryport (TPKB)

Criteria Dry Port Gedebage

Stasiun Gedebage
Throughput 120 TEU/day (2017)
Station Class Goods station Class I
Empty transportation depot 1 company (PT KAI Logistic) Terminal Peti Kemas

Transportation mode Truck and railways

Area 15,000 m2
Facilities Container Yard 9,800 m2
Physical inspection for trucks and containers
Custom clearance for import goods Stasiun Karantina Pertanian Peti Kemas
Handling container Gedebage
Office for container quarantine
Hub Tanjung Priok Port
Spoke Industrial area near Bandung
Stasiun Terminal Peti Kemas
Source: Maulana, M. Panji (2015). Implementasi Konsep Dry Port (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur. Undergraduate Thesis. Gedebage
Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
www.wikipedia.com

Source: Google Maps

Handling Container Container Terminal Quarantine Office Operational Station

Source: Google Maps
USULAN
 Location
Regional Context

JAVA ECONOMICS CORRIDOR (JEC)

(WEST JAVA)

9
7

JAKARTA
4

SUBANG

8
BOGOR
5
3

CIREBON
10
JEC PROJECTS (WEST JAVA)
1 6
Electrification Development Padalarang- 1
Bandung-Cicalengka (4km track), Kiara
BANDUNG
Condong-Cicalengka
22km DT
INFRASTRUCTURE
2 Future Patimban Port
EXISTING LOGISTICS HUB Existing Highway Link
3 Electrification Development Citayam- 5 Kertajati Airport 8 Port of Cirebon Primary Road
Nambo 20km track
6 Husein Sastranegara Airport 9 Tanjung Priok Port Railway
4 Development of cross Cirebon KA-Bradford
(62km DT) 7 Soekarno-Hatta Airport 10 Cakrabuwana Local Airport Proposed Java High-Speed Rail
Source: Surbana Jurong Consultant
 Location
Local Context

Future Patimban Port

PHASE I:
3.5 million containers (TEUs)
600,000 motor vehicles (CBU)

PHASE II:
increase to 5.5 million TEUs

PHASE III:
Increase to 7.5 million TEUs

Pabuaran St Potential Dry Port

Pringkasap St
Pasirbungur St
Proposed
RNI
KIKC Industrial
Area
SITE INFRASTRUCTURE

KIB Texmaco Existing Highway Link

Proposed
Manyingsal
Primary Road
Local Subang Industrial Zone
Industries Industrial Area Railway
Proposed
(PERDA 3, 2014)
RNI Industrial
Area Local Major Road
To Kertajati Airport (87km) Future Toll Road
Source: Surbana Jurong Consultant

S Lokasi yang strategis, Stasiun
Pringkasap berjarak ±200 m dari
rencana pengembangan
Kawasan Subang Smartpolitan,
usulan lokasi Dry Port langsung
bersebelahan dengan jalur
kereta Jakarta – Surabaya
berjarak ±0.8 Km dari St.
Pringkasap serta ±5 Km dari
rencana Exit Tol Patimban
STA.2+650 dan rencana
pengembangan KEK Subang
W Stasiun Pringkasap masih
berupa Stasiun Barang kelas III,
kondisi usulan Dry Port masih
berupa persawahan dan minim
infrastruktur pendukung
O Kemudahan konektivitas
dengan rencana integrasi public
transport dan bikeshare station
serta jaringan infrastruktur yang
mumpuni di Subang
Smartpolitan untuk dukungan
konsep TOD, usulan lokasi Dry
Port berada di tengah rencana
peruntukan industri Subang dan
industry eksisting sekitarnya
POTENTIAL TOD LOCATION
Stasiun
Pabuaran
Stasiun
POTENTIAL TOD LOCATION Pringkasap
POTENTIAL DRY PORT LOCATION
NORTH SMART CORE Stasiun
Pasir Bungur
PROPOSED EXIT TOL STA.2+650
PATIMBAN TOLL ROAD
SEZ SMART CORE
NORTH RESIDENTIAL
SOUTH SMART CORE
SOUTH RESIDENTIAL
T Fasilitas dan kondisi rel Stasiun
Pringkasap yang belum memenuhi
kriteria stasiun usulan TOD. Stasiun
Pasir Bungur berdekatan dengan lokasi
rencana RNI juga menjadi usulan
rencana Dry Port (potensi pesaing)
 MASTER PLAN SUBANG SMARTPOLITAN
Stasiun
Pringkasap
Stasiun
Pringkasap STASIUN TOD
DRY PORT
COMMERCIAL AREA
FOR STASIUN TOD
(10 HA)
DRY PORT
(25 HA)
 Public Transportation Connectivity

Bus Transport Last Miles Transport : Electric Bicycle & Motorbike Rental Station

Stasiun Stasiun
Pringkasap Pringkasap
COMMERCIAL AREA COMMERCIAL AREA
FOR STASIUN TOD FOR STASIUN TOD
(10 HA) (10 HA)
DRY PORT DRY PORT
(25 HA) (25 HA)
 FOTO LOKASI

1
2
Stasiun 1
Pringkasap

Jalur Kereta Api Jakarta - Surabaya

2 Stasiun
Pringkasap

Jalur Kereta Api Jakarta - Surabaya

Batas ILOK
 Existing Condition

Stasiun Pringkasap Usulan Lokasi Dry Port

Usulan Lokasi Dry Port

Stasiun Pringkasap Peron & Kantor Stasiun Pringkasap

Kriteria Kondisi
Kelas Stasiun Barang Kelas III
Letak Km 103+600 lintas Jakarta-Jatinegara-
Cikampek-Cirebon-Prujakan-Prupuk-
Purwokerto-Kroya
Jumlah Peron 4
Jalur 1: peron sisi
Jalur 2: sepur lurus ke Haurgeulis
Jalur 3: sepur lurus ke Cikampek
Jalur 4: sepur belok
Daerah Operasi DAOP III Cirebon
Source: www.wikipedia.com

Kondisi eksisting persawahan, jarak ±884 m dari Stasiun Pringkasap

Thank You
 Dry Port - Size Parameter

Ex:
Total containerizable trade volume = 120,000 metric tons per
annum
Incoming traffic (imports) = 80 % total volume
Outgoing traffic (exports) = 20 % total volume
Carrying capacity of trains = 40 TEUs per train
120,000 tons = 120,000/15 = 8,000 TEUs (15 tons/TEU)
Volume of imports = 8,000 x 80% = 6,400 TEUs
Volume of exports = 8,000 x 20% = 1,600 TEUs
Generation of empties (TEUs) = 6,400 – 1,600 = 4,800 TEUs
Total throughput at the dry port (TEUs) = 6,400 + 1,600 + 4,800
= 12,800 TEUs/annum

Rail Siding
Total number of incoming train = 6,400/ 40 = 160 per annum
Number of incoming trains per week = 160 / 52 = ~ 3 trains
Min. axle load permitted for container transport = 12 tons,
track gauge min. 1000 mm
Container Yard (CY)
Export = 1,600 TEU/annum or 5 TEUs/day
3 days dwell time for each average inventory = 5 x 3 = 15 TEUs
Empties = 4,800 TEUs/annum or 14 TEUs/day
At 15 days dwell time average inventory = 14 x 15 = 210 TEUs
Import = 6,400 TEU/annum or 20 TEUs/day
7 days dwell time = 20 x 7 = 140 TEUs, average inventory = 140
– 14 = 126 TEUs
Total daily average inventory without peaking = 126 + 15 + 210
= 351 TEUs (no.ground slot / stack height)
Total storage capacity of CY = 351 + peaking allowance
Conceptual layout of Dry Ports
Container Freight Station (CFS)
Ex : 5,000 TEU per annum with average 5 days dwell time and
operational 300 days per year
Shed space = TEUs per annum x flat floor fixed factor x average dwell
time / number of working days per year = 5,000 x 40 x 5 /300 = 3,300
m2
5,000 TEU per annum = 17 TEU per working day, 8 hour working hour
Approx each container needs 2 hour to handle = 4 containers at any
one time
For great efficiency while one container is being moved another should
be brought into position ready for handling → at least 8 doors required

Source: United Nations Conference on Trade and Development (1991). Handbook on The Management and Operation of Dry Ports. Geneva