Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) Angka Kematian Bayi

di Negara-negara maju terjadi penurunan yang sangat lamban hanya berkisar 20

per 1000 kelahiran hidup, hal ini disebabkan karena kesehatan serta keselamatan

sangat tergantung pada sistem dalam tubuh ibu yang mempunyai fungsi untuk

menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan selain

penyebab tersebut juga dipengaruhi oleh sebab lain salah satunya karena bayi

tidak mendapatkan kekebalan tubuh pada saat bayi lahir 2.

Bayi perlu diberi imunisasi untuk terhindar dari beberapa jenis

penyakit,imunisasi dapat melindungi bayi dari penyakit bila tidak dicegah

penyakit berbahaya tersebut dapat menyebabkan komplikasi dengan resiko

kematian. Selain itu penyakit-penyakit tersebut berpotensi menimbulkan Kasus

Luar Biasa (KLB) bahkan wabah yang bedampak besar bagi masyarakat

disekitarnya dan pastinya membutuhkan biaya sangat besar untuk

pemberantasannya (Unicef,2008).

Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya Imunisasi

pada bayi merupakan penyebab utama yang langsung dirasakan tenaga kesehatan

sehingga target cakupan imunisasi tidak tercapai. Secara tidak langsung para ibu-

ibu telah menyumbangkan naiknya angka kematian bayi di Negara nya masing-

masing (Prawirohardjo,2002). Menurut undang-undang kesehatan Nomor 23

Tahun 1992 “Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara

lain pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit menular adalah

1
dengan upaya pengebalan (imunisasi),(Depkes RI,2005). Imunisasi merupakan

bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam menurunkan angka

kematian bayi dan balita, dengan imunisasi berbagai penyakit dapat dicegah,

misalnya ,TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Polio dan campak

(Anonymous,2009).

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar

kekebalan diatas ambang perlindungan. Universal Child Immunization yang

selanjutnya disebut UCI adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara

lengkap pada semua bayi. Adapun tujuan imunisasi adalah untuk mencegah

terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu

pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit

tertentu dari dunia (Depkes RI,2005).

Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan

utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki

secara aktif maupun pasif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan

(Ranuh,2008). Oleh karena itu perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya

pencegahan terhadap serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi

anak.

Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat

sangat penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar

biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit

menular. Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan

dibandingkan dengan upaya kesehatan masyarakat lainnya(Depkes RI,2003).

2
Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang

meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Data dunia

menunjukkan bahwa setiap tahunnya 1,7 juta anak meninggal karena penyakit

yang dapat dicegah dengan vaksin yang telah tersedia. Hal itu sebenarnya tidak

perlu terjadi karena penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan imunisasi,

untuk mencegah bayi dan anak menderita beberapa penyakit yang berbahaya,

dapat dilakukan dengan imunisasi lengkap sesuai dengan jadwal

(Anonymous,2009).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie

Jaya Tahun 2014. Jumlah penduduk Pidie Jaya 140.769, jumlah penduduk kota

Meureudu 19.469,jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG sebanyak (83%),

polio sebanyak 274(64%), DPT1+HB1 sebanyak 321 (75%), dan campak

sebanyak 255 (60%), dari jumlah bayi sebanyak 424 bayi.

Maka berdasarkan uraian diatas, dapat kita lihat masih ada ibu yang tidak

memberikan imunisasi pada bayinya sehingga peneliti tertarik untuk meliti “

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Pada Bayi Usia 0-

12 Bulan di Kota Meureudu Kabupaten Pidie Jaya “.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan,ternyata pemberian imunisasi pada

bayi usia 0-12 bulan masih menjadi polemik dalam masyarakat.

Atas dasar ini peneliti ingin mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pemberian Imunisasi Pada Usia 0-12 Bulan di Kota Meureudu Kabupaten Pidie

Jaya.

3
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pemberian imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan di Kota Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Karakteristik demografi ibu meliputi : umur,pekerjaan,dan

pendidikan.

b. Karakteristik bayi meliputi : usia dan jenis kelamin.

c. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian

imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan.

d. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

pemberian imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan.

e. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian

imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian dan lebih

meningkatkan wawasan dalam bidang kesehatan ibu dan anak

khususnya dalam pemberian imunisasi.

4
1.4.2 Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan ibu dan anak khususnya yang berhubungan dengan

pemberian imunisasi.

1.4.3 Bagi Instansi Terkait

Sebagai masukan kepada instansi terkait,khususnya puskesmas untuk

dapat menyusun langkah selanjutnya dalam usaha meningkatkan

pemberian imunisasi berdasarkan program pengembangan imunisasi

yang diwajibkan.

1.4.4 Bagi Ilmu Pengetahuan

Memberi manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan bagi peneliti-

peneliti lain yang hendak meneliti masalah ini dimasa yang akan

datang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat keterbatasan waktu dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi

ruang lingkup hanya membahas tentang pekerjaan,dukungan keluarga,dan

pengetahuan ibu sebagai nfaktor-faktor yang mempengaruhi pemberian imunisasi

pada bayi usia 0-12 bulan di Kota Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal

terhadap invasi mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan

infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang

tubuh kita. Dengan imunisasi,tubuh kita akan terlindung dari infeksi begitu pula

orang lain karena tidak tertular dari kita (Marmi S,ST ,2014).

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan perlindungan atau

kekebalan kepada tubuh bayi dan anak dengan menyuntikkan vaksin atu serum

dari suatu penyakit yang telah dilemahkan dalam tubuh (Aep Syaiful

Hamidin,2014).

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan

antigen lemaj agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resisten

terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai sistem memori (daya

ingat), ketika vaksin anak masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibody

untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai

suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen

yang sama dengan vaksin maka antibody akan tercipta lebih kuat dari vaksin yang

pernah dihadapi sebelumnya (Atikah,2010).

Imunisasi yang sangat penting sebagai penunjang kesehatan bayi dan anak-

anak. Imunisasi ada yang berbentuk serum yang disuntikkan pada bagian tubuh

(biasanya pada lengan atau bokong), dan ada juga yang berbentuk cairan yang

6
diteteskan kedalam mulut. Imunisasi pertama kali dilakukan oleh Edward Jenner,

seorang dokter dari Inggris. Pertama kali dibuat dalam bentuk suntikan yang

digunakan untuk kekebalan tubuh. Saat itu Jenner bermotivasi adanya penyebaran

virus cacar mematikan yang mematikan inggris (Abraham ,2008).

2.2 Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada

seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat

(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dunia seperti pada

imunisasi cacar varicella (Ranuh,2008,p.10).

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar

dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta agar dapat mencegah penyakit

dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering

berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain:

a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.

b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas

(angka kematian ) pada balita (Atikah ,2014).

2.3 Jenis – Jenis Imunisasi

2.3.1 Imunisasi Aktif

Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan

(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan

7
suatu ingatan terhadap antigen ini,sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat

mengenali dan meresponnya.

Ada 2 macam imunisasi aktif :

 Imunisasi Aktif Alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara

otomatis diperoleh sembuh dari suatu penyakit (kukuh

rahardjo,2014).

 Imunisasi Aktif Buatan adalah kekebalan tubuh yang didapat

dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan

perlindungan dari suatu penyakit (Kukuh Rahardjo,2014).

2.3.2 Imunisasi Pasif

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara

pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu

proses infeksi (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau

binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam

tubuh yang terinfeksi ( Atikah,2014,pp.10-11).

Ada 2 macam imunisasi pasif :

 Imunisasi Pasif Alamiah adalah antibody yang didapat

seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang

tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan kukuh

rahardjo,2014).

8
 Imunisasi Pasif Buatan adalah kekebalan tubuh yang diperoleh

karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu

(Kukuh Rahardjo,2014).

2.4 Vaksin

Tujuannya adalah sama yaitu merangsang sistem kekebalan tubuh tanpa

menyebabkan penyakit. Beberapa vaksin seperti campak, cacar dan cacar air

(varicella) menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan untuk menghasilkan

respon antibody yang kuat, vaksin inaktifasi yaitu vaksin yang dibuat dengan cara

menggunakan bakteri atau virus yang telah di inaktifasi (vaksin kuman berupa

virus)biasanya polio yang dubuat dengan cara ini. Vaksin toksoid beberapa tipe

bacteria menyebabkan penyakit dengan memproduksi toksin yang menyerang

pembuluh darah seperti difteri dan tetanus. Vaksin toksoid dikembangkan untuk

menghadang penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kuman yang berbahaya

utamanya adalah akibat materi racun yang dikeluarkan di tubuh. Tubuh mengenali

racun-racun ini,sehingga racun ini yang diambil untuk dimanfaatkan antigennya.

Vaksin aselular dan subunit dibuat dengan pemanfaatan utuh tubuh kuman atau

diambil bagian kuman yang antigennya paling mudah dikenali sistem imun tubuh

kita (dr.Nurul Inayah,2014).

2.5 Jenis-Jenis Vaksin

Vaksin-vaksin yang saat ini dipakai dalam program imunisasi rutin di

Indonesia adalah:

2.5.1 Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine)

Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung

Mycobacterium Bovis hidup yang dilemahkan dan berupa bakteri

9
tuberculosis bacillus yang telah dilemahkan digunakan untuk

mencegah penyakit tuberculosis (TBC) (Kementerian Kesehatan

RI,2014).

2.5.2 Vaksin Hepatitis B

Vaksin hepatitis b berupa virus atau bakteri yang dilemahkan

karena belum ditemukan obat untuk mengobati orang yang

terjangkit hepatitis ini.

2.5.3 Vaksin Polio

Vaksin polio dibuat dari polio virus yang dilemahkan gunanya

untuk mencegah terjadinya penularan virus polio dari lingkungan.

2.5.4 Vaksin DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus)

Vaksin DPT merupakan 3 campuran vaksin yang diberikan untuk

memberikan kekebalan pada tubuh terhadap 3 penyakit tersebut.

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

corynebacterium diphtheria.

Pertusis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman

Bordetella Pertusis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang

menyebabkan ambang rangsang batuk yang hebat dan lama. Batuk

bisa mencapai 1-3 bulan, oleh karena itu pertusis disebut juga

dengan “batuk seratus hari”.

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman

Clostridium Tetani.

10
Upaya Departemen Kesehatan RI melaksanakan program Eliminasi

Tetanus Neonatorum (ETN) melalui imunisasi DPT,DT atau TT dilaksanakan

berdasarkan perkiraan lama waktu perlindungan sebagai berikut :

a) Imunisasi DPT 3 kali akan memberikan imunitas 1-3 tahun. Dengan 3

dosis toksoid tetanus pada bayi dihitung setara 2 dosis pada anak yang

lebih besar atau dewasa.

b) Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan memperpanjang

imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7 tahun. Dengan 4 dosis

toksoid tetanus pada bayi dan anak dihitung setara dengan 3 dosis

pada dewasa ( Sudarti,2010,pp.150-151).

2.5.5 Vaksin Campak

Vaksin Campak menggunakan virus hidup yang dilemahkan.

Karena penyakit inin hanya sekali seumur hidup.

2.6 Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

2.6.1 Difteri

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium Diphtheriae. Penyebarannya adalah melalui

kontak fisik dan pernafasan. Gejala awal penyakit ini adalah

radang tenggorokan, hilang nafsu makan, dan demam ringan.

2.6.2 Pertusis

Disebut juga batuk 100 hari adalah penyakit saluran pernafasan

yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis. Penyebaran

11
pertusis adalah melalui percikan ludah (droplet infection) yang

keluar dari batuk atau bersin.

2.6.3 Tetanus

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clodtridium tetani

yang menghasilkan neurotoksin.

2.6.4 Tuberkulosa

Adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

Tuberculosa (disebut juga batuk darah). Penyakit ini menyebar

melalui pernafasan lewat bersin atau batuk.

2.6.5 Campak

Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus myxovirus viridae

measles. Disebarkan oleh melalui udara (percikan ludah) sewaktu

bersin atau batuk dari penderita.

2.6.6 Poliomielitis

Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh

satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1,2

atau 3.

2.6.7 Hepatis B

Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan

oleh virus hepatitis b yang merusak hati. Penularan penyakit adalah

secara horizontal yaitu dari darah dan produknya melalui suntikan

yang tidak aman melalui tranfusi darah dan melalui hubungan

seksual. Sedangkan penularan secara vertical yaitu dari ibu ke bayi

selama proses persalinan. Infeksi pada anak biasanya tidak

12
menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa

lemah,gangguan perut dan gejala lain seperti flu.

2.6.8 Hemofilus Influenza tipe B

Hemofilus Influenza tipe b (Hib) adalah salah satu bakteri yang

dapat menyebabkan infeksi di beberapa organ seperti

meningitis,epiglottis, pneumonia,dan selulitis.

2.7 Manfaat Imunisasi Dasar

Untuk anak : Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,

dan kemungkinan cacat atau kematian.

Untuk keluarga : Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan

bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga

apabila orang tua yakin bahwa anaknya menjalani masa

kanak-kanak yang nyaman.

Untuk Negara : Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa

yang kuat dan berakal untuk melanjutkan

pembangunan Negara. (Atikah,2010,pp.5-6).

2.8 Jadwal Imunisasi Dasar

Jadwal imunisasi adalah informasi mengenai waktu yang tepat untuk

vaksinasi yang harus diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi satu Negara

berbeda dengan Negara lain tergantung lembaga kesehatan yang berwenang

mengeluarkannya (primisasiki,2007).

13
2.8.1 Tabel jadwal pemberian imunisasi dasar(KEMENKES RI,2013)

Umur Jenis

0 bulan Hepatitis BO

1 bulan BCG, Polio 1

2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio2

3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3

4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4

9 bulan Campak

2.9 Reaksi Antigen – Antibodi

Pada umumnya anak tidak mampu melwan antigen yang kuat. Antigen yang

kuat adalah jenis kuman ganas atau virulen. Karena itu anak akan sakit bila

terjangkit kuman ganas, jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak akan

membuat antibody/antitoksin terhadap antigen tidaklah terlalu kuat. Untuk biasa

melawannya, dibutuhkan zan antibody yang tinggi dalam darah yang dibentuk

oleh tubuh, untuk mendapatkan kadar antibody yang tinggi bisa diperoleh dengan

pemberian imunisasi dan mempertahankan dengan imunisasi ulang dalam waktu

tertentu(Huliana,2003).

2.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi

2.10.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia yaitu indra penglihatan,pendengaran,

14
penciuman,rasa dan raba,sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).

2.10.2 Dukungan Keluarga

Keluarga adalah suatu kumpulan individu yang terdiri dari kepala

keluargadi satu pihak serta anggota-anggota keluarga di lain pihak yang

secara bersama-sama bertempat tinggal dalam suatu rumah (Neisha, 2008).

Dukungan keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara

keluarga dengan lingkungan (setiadi, 2008). Menurut Smet (1994) dalam

Christine (2010). Dukungan keluarga didefinisikan sebagai informasi

verbal atau non verbal,saran,bantuan yang nyata atau tingkah laku yang

diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam

lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya.

Suami merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat

berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada suami akan

mempengaruhi keluarga. Selama krisis keluarga dan individu dalam

keadaan tidak seimbang dan tidak dapat dipecahkan akan mengakibatkan

tingkah laku dalam keluarga dan kemungkinan terjadi perpecahan antara

anggota keluarga. Anggota keluarga yang mampu memecahkan krisis,

maturasi dengan sukses akan kembali kepada tugas atau fungsi yang

maksimal dan ini merupakan kekuatan bagi keluarga untuk menciptkan

hubungan baik(Neisha 2008).

15
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku internasional

sifat,kegiatan yang berhubungan dengan individu dalamm posisi dan

situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan

pola prilaku dari sekeluarga,kelompok dan masyarakat (Sudarmanto,

2006).

Berdasarkan teori diatas, istri merupakan salah satu anggota

keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi

pada seorang istri akan mempengaruhi keluarga. Maka suami sangat

berpengaruh dalam pengambilan suatu keputusan istri terhadap pemberian

imunisasi anaknya. Disebabkan karena suami merupakan kepala keluarga

dan pengambilan keputusan pertama didalam sebuah keluarga.

2.10.3 Pekerjaan

Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia.

kebutuhan itu biasanya bermacam-macam berkembang dan berubah,

bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Menurut Retnoningsih

dan Rusmiati (2010) pekerjaan merupakan faktor predisposisi dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Status dan jenis pekerjaan ibu member

pengaruh terhadap imunisasi. Ada kecenderungan situasi pekerjaaan akan

menimbulkan masalah kesehatan bagi seseorang ibu dan anggota

keluarganya. Situasi kerja akan menimbulkan kesibukan dalam pekerjaan

sehingga seorang ibu cenderung memiliki waktu terbatas untuk merawat

keluarganya.

16
2.11 Kerangka Teori

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi pada bayi dapat terlihat

pada gambar dibawah ini :

Retnoningsih dan
Rusmiati(2010)

 Pekerjaan

Neisha (2008)
Pemberian
 Dukungan Keluarga Imunisasi

Notoadmodjo (2010)

 Pengetahuan
 Pendidikan
 Ekonomi
 Umur
 Sikap

Gambar 1. Kerangka Teori

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pemberian imunisasi antara

lain adalah pengetahuan orang tua,dukungan keluarga, pendapatan keluarga,sikap

orang tua, lingkungan dan sosial budaya setempat (Gunardi, 2008). Untuk

mempersingkat waktu penelitian maka penulis hanya mengangkat 3 variabel saja,

yaitu :

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Pekerjaan Ibu

Dukungan Keluarga Pemberian Imunisasi

Pengetahuan Ibu

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Bebas (Independen)

Yang termasuk variable independen adalah pengetahuan,dukungan

keluarga, dan pekerjaan.

3.2.2 Variabel Terikat (Dependen)

Yang termasuk variable dependen adalah pemberian imunisasi.

18
3.3 Definisi Operasional

N Definisi Cara Skala Hasil


Variable Alat Ukur
o Operasional Ukur Ukur Ukur
Dependen
1 Pemberian Suatu cara Angket Kuesioner Ordinal - Lengkap
Imunisasi untuk - Tidak
Pada Bayi meningkat- Lengkap
kan kekebalan
seseorang
secara aktif
terhadap suatu
antigen(john,2
006)
Independen
2 Pekerjaan Suatu aktivitas Angket Kuesioner Ordinal - Baik
yang dilakukan - Kurang
sehari-hari
untuk
mendapat-
kan
penghasilan
(Notoadmodjo,
2010)
3 Dukungan Sikap,tindakan Angket Kuesioner Ordinal - Menduk
Keluarga dan u-ng
penerimaan - Tidak
keluarga menduk
terhadap u-
anggotanya ng
(friedman,199
8)
4 Pengetahu- Suatu aktivitas Angket Kuesioner Ordinal - Bekerja
an yang dilakukan - Tidak
sehari-hari bekerja
untuk
mendapat-
kan
penghasilan
( Notoadmodjo
,2010)

Tabel 3.3.1 Definisi Opersional

19
3.4 Cara Pengukuran Variabel

3.4.1 Tingkat Pekerjaan Ibu

Bekerja : jika jumlah skore didapat ≥ median

Tidak Bekerja : jika jumlah skore didapat ≤ median

3.4.2 Tingkat Dukungan Keluarga

Mendukung : jika jumlah skore didapat ≥ median

Tidak mendukung : jika jumlah skore didapat ≤ median

3.4.3 Tingkat Pekerjaan Ibu

Untuk mengetahui pengetahuan responden berdasarkan pada

jawaban yang diberikan atas pertanyaan, maka diperoleh katagori

tingkat pengetahuan terdiri dari:

Baik : jika jumlah skore didapat ≥ median

Kurang : jika jumlah skore didapat ≤ median

3.5 Hipotesa

3.5.1 Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi

pada bayi.

Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi

pada bayi.

3.5.2 Ho : Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian

imunisasi pada bayi

Ha : Ada hubungan dukungan keluarga dengan pemberian

imunisasi.

20
3.5.3 Ho : Tidak ada hubungan pekerjaan dengan pemberian imunisasi

pada bayi.

Ha : Ada hubungan pekerjaan dengan pemberian imunisasi pada

bayi

3.5.4 Ho :Tidak ada hubungan pengetahuan,dukungan keluarga,dan

pekerjaan terhadap pemberian imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan.

Ha : Ada hubungan pengetahuan,dukungan keluarga, dan pekerjaan

terhadap pemberian imunisasi pada bayo usia 0-12 bulan.

3.6 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

analitik,dengan desain cross sectional, dimana penulis mencoba menggambarkan

secara jelas dan sistematis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian

imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan serta melihat hubungan antara pekerjaan

ibu,dukungan keluarga,dan pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi di

Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

3.7.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Puskesmas Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya.

3.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada tanggal 21 April 2015

sampai dengan 30 April 2015.

21
3.8 Populasi dan Sampel

3.8.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi

berumur 0-12 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya.

3.8.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dilakukan

dengan menggunakan teknik non probality sampling dengan metode

accidental sampling yaitu metode pengambilan sampel dilakukan saat

melakukan penelitian.

3.9 Besar sampel

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑 2 )

Keterangan :

n: Jumlah Sampel

N: Besar populasi

d: Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan 90% (0,01) maka sampel

dapat dihitung sebagai berikut:

N
𝑛=
1 + N(𝑑2 )

424
=
1 + 424(0,01)2

424
=
0,0425

= 9,9 Dibulatkan menjadi 10 orang sebagai sampel/responden.

22
3.10 Kriteria Inklusi dan Kriteria ekslusi

3.10.1 Kriteria Inklusi : - Ibu yang bisa membaca dan menulis

- Ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan

- Ibu yang bersedia menjadi responden.

3.10.2 Kriteria Ekslusi : - ibu yang tidak bisa membaca dan menulis

- Ibu yang tidak mempunyai bayi 0-12 bulan

- Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.

3.11 Bahan Penelitian

Adapun bahan penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

kuesioner percobaan dimana percobaan kuesioner diperlukan untuk melakukan

kehandalan dari seluruh item pertanyaan dari variable yang akan dianjurkan

kepada responden.

3.12 Prosedur Pengumpulan Data Penelitian

3.12.1 Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan

menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti sendiri

kepada ibu yang membawa anaknya untuk di imunisasi.

3.12.2 Data skunder

Data yang diperoleh dari puskesmas meureudu,kantor camat

meureudu dan dinas kesehatan Kabupaten Pidie Jaya serta buku-

buku yang berhubungan dengan penelitian.

23
3.13 Cara Pengolahan Data dan Analisa Data

3.13.1 Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan cara manual dengan beberapa

langkah menurut (Budiarto,2002).

3.13.1.1 Editing yaitu memeriksa kembali kekeliruan dalam

pengisisan data atau pengisian kuesioner oleh responden.

3.13.1.2 Coding yaitu peneliti melakukan pengkodean data yakni

untuk pertanyaan tertutup melalui symbol setiap jawaban.

3.13.1.3 Scoring yaitu memberikan nilai atas jawaban yang yang

disajikan dalam kuesioner penelitian.

3.13.1.4 Tabulating yaitu mentabulasi data dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

3.13.1.5 Cleaning yaitu menghilangkan data yang tidak perlu.

3.14 Metode Analisis

3.14.1 Analisa Univariat

Analisa yang digunakan dengan menjabarkan secara deskriptif

untuk melihat distribusi frekuensi variable-variabel yang diteliti,

baik variabel terikat maupun variabel bebas. Untuk analisa ini

semua variabel dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.14.2 Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan

hubungan variabel bebas dan variabel terikat melalui uji statistik

Chisquare, dengan menggunakan komputer pada program

24
Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil uji statistik

dikatakan bermakna apabila p value (Asymptote Significant) lebih

kecil dari alpha (p<0.05) dan sebaliknya dikatakan tidak bermakna

apabila nilai P value lebih besar dari alpha (P>0,05)

3.15 Penyajian Data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Marmi, S,ST and Kukuh Rahardjo. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan

Anak Prasekolah.Pustaka Pelajar.Celeban Timur UH

III/548.Yokyakarta.2014.

2. Prawirohardjo, 2002, ilmu Kebidanan, YBPS, Jakarta

3. Unicef.2008. Modul Imunisasi Dasar Pada Bayi. Jakarta

4. Grifford, Harold. Bagaimana Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Anak

Anda.Prestasi Pustaka Raya.Jakarta.2008.

5. Depkes RI, 2005. Asuhan Persalinan Normal . Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.Jakarta

6. Anonymous (http://scr.com/click/php?aid) pekerjaan,18 januari 2009

7. Syaiful Hamidin, Aep. Imunisasi Alami Untuk Anak. Serambi Semesta

Distribusi.Jakarta Selatan.2014.

8. Inayah, Nurul dan Doni ”Deos” Osmon. Vaksin dan Vaksinasi. Jaring

Pena(Lini PT JePe Press Media Utama.Surabaya.2014.

9. MENKES RI.2013. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta

10. Proverawati, Atikah dan Citra Setyo Dwi Andhini. Imunisasi dan

Vaksinasi.Nuha Medika. Yogyakarta.2010.

11. Sunyoto, Danang. Analisis untuk Penelitian Kesehatan. Nuha Medika.

Yogyakarta. 2011.

12. Kementerian Kesehatan RI. Peningkatan Kapasitas Petugas Imunisasi

Tingkat Puskesmas. Dinas Kesehatan Pidie Jaya.2014.

13. Depkes RI (2010) dalam idiati Di akses pada tanggal 11 juli 2012 memaluli
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-
indonesia-sehat/

26
14. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian. Rineka Cipta :
Jakarta

15. (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta :


jakarta.

16. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka


Cipta : Jakarta.

17. Primisaiki,2007, Sinopsis Obsetri. EGC.Jakarta

18. Undip,2005. Karakteristik Individual, Renika. Jakarta

19. Wibowo,Adik.2014. Metodologi Penelitian. Kharisma Putra Utama. Jakarta

27

Anda mungkin juga menyukai