PENDAHULUAN
per 1000 kelahiran hidup, hal ini disebabkan karena kesehatan serta keselamatan
sangat tergantung pada sistem dalam tubuh ibu yang mempunyai fungsi untuk
menumbuhkan hasil konsepsi dari mudigah menjadi janin cukup bulan selain
penyebab tersebut juga dipengaruhi oleh sebab lain salah satunya karena bayi
Luar Biasa (KLB) bahkan wabah yang bedampak besar bagi masyarakat
pemberantasannya (Unicef,2008).
pada bayi merupakan penyebab utama yang langsung dirasakan tenaga kesehatan
sehingga target cakupan imunisasi tidak tercapai. Secara tidak langsung para ibu-
ibu telah menyumbangkan naiknya angka kematian bayi di Negara nya masing-
lain pencegahan penyakit. Salah satu upaya pencegahan penyakit menular adalah
1
dengan upaya pengebalan (imunisasi),(Depkes RI,2005). Imunisasi merupakan
kematian bayi dan balita, dengan imunisasi berbagai penyakit dapat dicegah,
(Anonymous,2009).
selanjutnya disebut UCI adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara
lengkap pada semua bayi. Adapun tujuan imunisasi adalah untuk mencegah
utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki
secara aktif maupun pasif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan
anak.
biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit
2
Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang
meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Data dunia
menunjukkan bahwa setiap tahunnya 1,7 juta anak meninggal karena penyakit
yang dapat dicegah dengan vaksin yang telah tersedia. Hal itu sebenarnya tidak
untuk mencegah bayi dan anak menderita beberapa penyakit yang berbahaya,
(Anonymous,2009).
Jaya Tahun 2014. Jumlah penduduk Pidie Jaya 140.769, jumlah penduduk kota
Maka berdasarkan uraian diatas, dapat kita lihat masih ada ibu yang tidak
Pemberian Imunisasi Pada Usia 0-12 Bulan di Kota Meureudu Kabupaten Pidie
Jaya.
3
1.3 Tujuan Penelitian
pendidikan.
4
1.4.2 Bagi Masyarakat
pemberian imunisasi.
yang diwajibkan.
peneliti lain yang hendak meneliti masalah ini dimasa yang akan
datang.
pada bayi usia 0-12 bulan di Kota Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal
tubuh kita. Dengan imunisasi,tubuh kita akan terlindung dari infeksi begitu pula
orang lain karena tidak tertular dari kita (Marmi S,ST ,2014).
kekebalan kepada tubuh bayi dan anak dengan menyuntikkan vaksin atu serum
dari suatu penyakit yang telah dilemahkan dalam tubuh (Aep Syaiful
Hamidin,2014).
antigen lemaj agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resisten
terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai sistem memori (daya
ingat), ketika vaksin anak masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibody
untuk melawan vaksin tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai
suatu pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen
yang sama dengan vaksin maka antibody akan tercipta lebih kuat dari vaksin yang
Imunisasi yang sangat penting sebagai penunjang kesehatan bayi dan anak-
anak. Imunisasi ada yang berbentuk serum yang disuntikkan pada bagian tubuh
(biasanya pada lengan atau bokong), dan ada juga yang berbentuk cairan yang
6
diteteskan kedalam mulut. Imunisasi pertama kali dilakukan oleh Edward Jenner,
seorang dokter dari Inggris. Pertama kali dibuat dalam bentuk suntikan yang
digunakan untuk kekebalan tubuh. Saat itu Jenner bermotivasi adanya penyebaran
dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta agar dapat mencegah penyakit
dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan
7
suatu ingatan terhadap antigen ini,sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
rahardjo,2014).
proses infeksi (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam
rahardjo,2014).
8
Imunisasi Pasif Buatan adalah kekebalan tubuh yang diperoleh
(Kukuh Rahardjo,2014).
2.4 Vaksin
menyebabkan penyakit. Beberapa vaksin seperti campak, cacar dan cacar air
respon antibody yang kuat, vaksin inaktifasi yaitu vaksin yang dibuat dengan cara
menggunakan bakteri atau virus yang telah di inaktifasi (vaksin kuman berupa
virus)biasanya polio yang dubuat dengan cara ini. Vaksin toksoid beberapa tipe
pembuluh darah seperti difteri dan tetanus. Vaksin toksoid dikembangkan untuk
utamanya adalah akibat materi racun yang dikeluarkan di tubuh. Tubuh mengenali
Vaksin aselular dan subunit dibuat dengan pemanfaatan utuh tubuh kuman atau
diambil bagian kuman yang antigennya paling mudah dikenali sistem imun tubuh
Indonesia adalah:
9
tuberculosis bacillus yang telah dilemahkan digunakan untuk
RI,2014).
corynebacterium diphtheria.
bisa mencapai 1-3 bulan, oleh karena itu pertusis disebut juga
Clostridium Tetani.
10
Upaya Departemen Kesehatan RI melaksanakan program Eliminasi
dosis toksoid tetanus pada bayi dihitung setara 2 dosis pada anak yang
imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7 tahun. Dengan 4 dosis
toksoid tetanus pada bayi dan anak dihitung setara dengan 3 dosis
2.6.1 Difteri
2.6.2 Pertusis
11
pertusis adalah melalui percikan ludah (droplet infection) yang
2.6.3 Tetanus
2.6.4 Tuberkulosa
2.6.5 Campak
2.6.6 Poliomielitis
satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1,2
atau 3.
2.6.7 Hepatis B
12
menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa
vaksinasi yang harus diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi satu Negara
mengeluarkannya (primisasiki,2007).
13
2.8.1 Tabel jadwal pemberian imunisasi dasar(KEMENKES RI,2013)
Umur Jenis
0 bulan Hepatitis BO
9 bulan Campak
Pada umumnya anak tidak mampu melwan antigen yang kuat. Antigen yang
kuat adalah jenis kuman ganas atau virulen. Karena itu anak akan sakit bila
terjangkit kuman ganas, jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak akan
melawannya, dibutuhkan zan antibody yang tinggi dalam darah yang dibentuk
oleh tubuh, untuk mendapatkan kadar antibody yang tinggi bisa diperoleh dengan
tertentu(Huliana,2003).
2.10.1 Pengetahuan
14
penciuman,rasa dan raba,sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
verbal atau non verbal,saran,bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
penerimanya.
maturasi dengan sukses akan kembali kepada tugas atau fungsi yang
15
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku internasional
situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan
2006).
2.10.3 Pekerjaan
keluarganya.
16
2.11 Kerangka Teori
Retnoningsih dan
Rusmiati(2010)
Pekerjaan
Neisha (2008)
Pemberian
Dukungan Keluarga Imunisasi
Notoadmodjo (2010)
Pengetahuan
Pendidikan
Ekonomi
Umur
Sikap
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
orang tua, lingkungan dan sosial budaya setempat (Gunardi, 2008). Untuk
yaitu :
Pekerjaan Ibu
Pengetahuan Ibu
18
3.3 Definisi Operasional
19
3.4 Cara Pengukuran Variabel
3.5 Hipotesa
pada bayi.
pada bayi.
imunisasi.
20
3.5.3 Ho : Tidak ada hubungan pekerjaan dengan pemberian imunisasi
pada bayi.
bayi
imunisasi dasar pada bayi 0-12 bulan serta melihat hubungan antara pekerjaan
21
3.8 Populasi dan Sampel
3.8.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi
3.8.2 Sampel
melakukan penelitian.
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑 2 )
Keterangan :
n: Jumlah Sampel
N: Besar populasi
N
𝑛=
1 + N(𝑑2 )
424
=
1 + 424(0,01)2
424
=
0,0425
22
3.10 Kriteria Inklusi dan Kriteria ekslusi
3.10.2 Kriteria Ekslusi : - ibu yang tidak bisa membaca dan menulis
kehandalan dari seluruh item pertanyaan dari variable yang akan dianjurkan
kepada responden.
23
3.13 Cara Pengolahan Data dan Analisa Data
distribusi frekuensi.
24
Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil uji statistik
frekuensi.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Marmi, S,ST and Kukuh Rahardjo. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan
III/548.Yokyakarta.2014.
Republik Indonesia.Jakarta
Distribusi.Jakarta Selatan.2014.
8. Inayah, Nurul dan Doni ”Deos” Osmon. Vaksin dan Vaksinasi. Jaring
10. Proverawati, Atikah dan Citra Setyo Dwi Andhini. Imunisasi dan
Yogyakarta. 2011.
13. Depkes RI (2010) dalam idiati Di akses pada tanggal 11 juli 2012 memaluli
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2136859-visi-dan-misi-
indonesia-sehat/
26
14. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian. Rineka Cipta :
Jakarta
27