Anda di halaman 1dari 12

1

1.1 Latar Belakang


Negara Republik Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan banyak diantaranya
merupakan daerah yang terisolir, terpencil, tertinggal dan belum berkembang
serta belum terjangkau oleh sarana transportasi. Transportasi laut sebagai
bagian dari sistem transportasi nasional perlu dikembangkan dalam rangka
mewujudkan wawasan nusantara yang mempersatukan semua wilayah
Indonesia, di mana transportasi merupakan masalah yang vital dalam
mendukung perekonomian suatu bangsa. Dengan semakin meningkatnya
kualitas sistem dan jaringan transportasi, akan meningkat pula interaksi antar
pelaku ekonomi di suatu wilayah yang pada kelanjutannya akan dapat
meningkatkan perekonomian secara keseluruhan.
Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran mengindikasikanperlunya penyediaan infrastrukt pelabuhan
sebagai tempat perpindahan intra‐ dan antarmoda transportasi.
Pembangunan pelabuhan tersebut harus direncanakan secara tepat,
memenuhi persyaratan teknis kepelabuhanan, kelestarian lingkungan, dan
memperhatikan keterpaduan intra‐ dan antarmoda transportasi.
Pembangunan pelabuhan dilaksanakan sebagai pengembangan dari fasilitas
yang sudah ada untuk mendukung perkembangan ekonomi setempat, maupun
pada lokasi yang baru untuk membuka jalan bagi kegiatan transportasi warga
sehari‐hari yang bersifat mendasar. Oleh karena itu, pembangunan pelabuhan
di Indonesia dalam lingkup Sub Sektor Perhubungan akan terus dilaksanakan
dalam rangka menunjang transportasi penumpang, komoditas unggulan,

I-1
sosial, daerah perbatasan, keterisolasian wilayah serta pemenuh kebutuhan
masyarakat/penduduk dalam skema pelayaran yang bersifat komersial
maupun pelayaran perintis, pelayaran lokal ataupun pelayaran rakyat.
Dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan pelabuhan, diperlukan
sebuah studi yang mampu memberikan gambaran secara komprehensif
tentang kelayakan pada beberapa aspek yang dianggap penting sebelum
dimulainya pembangunan pelabuhan tersebut. Di samping itu, Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor KM. 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan
Proses Perencanaan di lingkungan Kementerian Perhubungan
mengamanatkan adanya pelaksanaan Studi Kelayakan sebagai salah satu
syarat pembangunan suatu infrastruktur transportasi, termasuk dalam hal ini
pelabuhan.
Dalam rangka mempersiapkan pembangunan pelabuhan yang baik dan
memenuhi syarat untuk operasional kapal‐kapal dengan selamat, aman dan
lancar, maka Dinas Perhubungan perlu mengadakan Studi Kelayakan
Pembangunan Pelabuhan Rakyat.
Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Rakyat bertujuan untuk
mengetahui layak atau tidak dibangunnya suatu Pelabuhan Rakyat di lokasi
studi terpilih berdasarkan aspek tata ruang, sosial, ekonomi, finansial,
lingkungan, dan teknis pelabuhan. Kegiatan ini merupakan suatu penilaian
(appraisal) guna mengetahui kelayakan suatu lokasi untuk dilaksanakan
pembangunan fasilitas pelabuhan di atasnya.
Berdasarkan hasil Studi Kelayakan yang merupakan bagian dari tahap pra‐
desain dalam studi perencanaan, selanjutnya dapat disusun studi lanjutan
berupa Rencana Induk Pelabuhan dan Studi Lingkungan maupun dokumen‐
dokumen studi Survei, Investigasi dan Rancangan Dasar maupun Rancangan
Rinci yang merupakan tahapan desain dalam pembangunan pelabuhan. Dan
kajian ini dibutuhkan bagi proses Pembangunan Pelabuhan Rakyat di
Kecamatan Aru Tengah Selatan di Tahun 2018 yang telah direncanakan.
Hasil dari kegiatan ini pada prinsipnya untuk dijadikan acuan bagi para
pelaksanan studi lanjutan maupun pelaksanan pembangunan serta para
pengambil kebijakan. Dalam skala yang lebih besar, kegiatan ini juga
dimaksudkan untuk melindungi masyarakat sekitar dan para pelaku usaha
dari dampak yang mungkin timbul dari pelaksanaan pembangunan suatu
pelabuhan. Hal ini mengingat untuk dapat dianggap layak, suatu lokasi
pembangunan pelabuhan harus memenuhi berbagai kriteria pada aspek‐
aspek berikut ini:
a. kelayakan teknis;
b. kelayakan ekonomi dan finansial;

I-2
c. kelayakanlingkungan;
d. pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah;
e. keterpaduan intra-dan antarmoda;
f. adanya aksesibilitas terhadap hinterland;
g. keamanan dan keselamatan pelayaran; dan
h. aspek tata ruang.

1.2 Maksud dan Tujuan


Pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Rakyat bertujuan untuk
mengetahui layak atau tidak dibangunnya suatu Pelabuhan Rakyat di lokasi
studi terpilih berdasarkan aspek tata ruang, sosial, ekonomi, finansial,
lingkungan, dan teknis pelabuhan. Kegiatan ini merupakan suatu penilaian
(appraisal) guna mengetahui kelayakan suatu lokasi untuk dilaksanakan
pembangunan fasilitas pelabuhan di atasnya.
Berdasarkan hasil Studi Kelayakan yang merupakan bagian dari tahap pra‐
desain dalam studi perencanaan, selanjutnya dapat disusun studi lanjutan
berupa Rencana Induk Pelabuhan dan Rancangan Dasar maupun Rancangan
Rinci yang merupakan tahapan desain dalam pembangunan pelabuhan.

1.3 Lokasi Pekerjaan


Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Rakyat ini berlokasi di Kecamatan
Aru Tengah Selatan Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku. Secara
geografis Kecamatan Aru Tengah Selatan menurut astronomi terletak pada
6°18’ sampai dengan 8° Lintang Selatan dan 134°25’ sampai dengan 136°30’
Bujur Timur. Adapun batas-batas administrative Kecamatan Aru Tengah
Selatan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Aru Tengah Timur
Sebelah Selatan : Laut Arafufa
Sebelah Timur : Provinsi Papua
Sebelah Barat : Kecamatan Aru Tengah dan Kecamatan Aru Selatan Timur

Kecamatan Aru Tengah Selatan memiliki luas wilayah sebesar 295,11 km²
yang terletak pada ketinggian 0-7 mdpl. Kecamatan Aru Tengah Selatan
memiliki 7 desa dengan luasan masing-masing desa sebagai berikut :
Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Aru Tengah Selatan
No Desa / Kelurahan Luas Wilayah (km²)
1 Apara 40.40
2 Longgar 45.00
3 Bemun 66.00

I-3
No Desa / Kelurahan Luas Wilayah (km²)
4 Meisang 70.00
5 Gomo-Gomo 22.00
6 Jambu Air 29.00
7 Warabal 22,71
TOTAL 295.1
Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2017

Gambar 1.1 Lokasi Kajian di Kecamatan Aru Tengah Selatan

Lokasi Kajian

Sumber : Google Maps 2017

I-4
1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.4.1 Ruang Lingkup Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini dilakukan melalui survey yang secara garis
besar terbagi menjadi dua yaitu :

1.4.1.1 Survey Primer


Langkah pengambilan data primer yaitu dilakukan untuk pengambilan data
eksisting mengenai :
a. Kondisi Topografi
Pengukuran Topografi dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana
pelabuhan serta bertujuan untuk melakukan pengukuran untuk
memperoleh data kontur tanah pada sisi darat di areal rencana dan lahan-
lahan disekitarnya yang berbatasan langsung, serta memasang titik-titik
acuan. Survey topografi diawali dengan pemasangan titik kontrol
pengukuran berupa sepasang bench mark (BM) yang masing-masing BM
terpasang saling terlihat satu sama lain. BM digunakan sebagai titik ikat
dalam pengukuran dan perhitungan poligon, detail situasi dan stacking
out. Bench Mark (BM) dibuat 2 buah di tiap alternatif lokasi.
Luas area survey Topografi disesuaikan dengan hierarki pelabuhan.
Untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul luas areanya >5 Ha,
pelabuhan pengumpan regional seluas 3-5 Ha, sedangkan pelabuhan
pengumpan lokal seluas 3 Ha.
b. Survey Bathymetri
Pengukuran Bathymetri dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana lokasi
dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi wilayah perairan pada
lokasi rencana pembangunan pelabuhan. Survey bathymetri mencakup
kerapatan, kedalaman yang diukur sampai batas dari alur pelayaran
masuk. Luas area survey minimal 50 Ha di setiap alternatif lokasi dengan
interval 50 meter. Apabila terdapat indikasi rintangan navigasi, interval
dibuat lebih rapat.
c. Survey Hidrooseanografi
1) Pengamatan Pasang Surut
a. Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk
menentukan kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air
terendah yang dicapai maupun kedudukan LWS;
b. Survey dilakukan pada setiap lokasi alternatif (maksimal 3);
c. Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan
minimum selama 15 hari secara terus menerus dengan
pencatatan hasil pengamatan setiap1 (satu) jam.

I-5
2) Survey Bathimetri
Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada 2
titik. Posisi pengamatan pada kedalaman 0,2d; 0,6d; 0,8d dari
permukaan air. Waktu pengamatan 25 jam terus menerus dengan
interval 60 menit. Dilakukan pada saat springtide dan neaptide
pada bulan yang sama.
d. Survey Hidrooseanografi
Survey lapangan untuk permintaan jasa angkutan laut dilakukan bila
tidak tersedia data operasional yang memadai untuk dijadikan bahan
analisis kebutuhan pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan.
Survey ini berupa pengumpulan data yang meliputi:
1) Jumlah pergerakan penumpang
2) Volume pergerakan barang
3) Rute/jaringan dan status pelayaran
4) Tipe/jenis kapal yang beroperasi
e. Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup/ Rona Awal Lingkungan
Rona Awal Lingkungan didapatkan melalui observasi dan pengamatan
secara visual di lapangan. Dari hasil observasi dan pengamatan secara
visual didapatkan data terkait rona lingkungan. Pada tahap ini dilakukan
juga pengujian terhadap sample sedimen layang.

1.4.1.2 Survey Sekunder


Data survey diperoleh dari data-data dan literatur yang ada di instansi terkait
serta buku-buku yang kaitannya dengan survey sekunder itu sendiri. Untuk
memperoleh data yang benar-benar akurat sekurang-kurangnya dalam lima
tahun terakhir.

1.4.2 Ruang Lingkup Analisis


Kegiatan analaisis data dalam pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan
Pelabuhan Rakyat berada di Lokasi Kecamatan Aru Tengah Selatan Kabupaten
Kepulauan Aru Provinsi Maluku meliputi :

1.4.2.1 Analisis Terhadap Tata Ruang Wilayah Studi


Fungsi penataan ruang suatu kawasan dan kawasan-kawasan lain di
sekitarnya merupakan suatu input utama timbulnya pergerakan dari atau
menuju kawasan tersebut. Perkembangan atau perubahan tata ruang dapat
menghasilkan potensi pergerakan yang lebih besar atau lebih rendah sesuai
rancangan peruntukannya. Semakin besar intensitas ekonomi suatu wilayah
akibat adanya perubahan tata ruang maka semakin besar pula bangkitan dan
tarikan yang dihasilkan oleh wilayah tersebut. Bangkitan dan tarikan tersebut

I-6
akan menghasilkan suatu distribusi pergerakan dari dan ke wilayah-wilayah
lain yang mempunyai hubungan ekonomi dengan wilayah tersebut.
Hambatan ruang merupakan suatu masalah besar dalam menghubungkan
pergerakan ruang dan aktifitas tersebut. Salah satu solusi yang dibutuhkan
untuk mengatasi hambatan ruang tersebut adalah ketersediaan prasarana
transportasi yang memadai. Perbedaan ruang, hambatan antar ruang,
perbedaan waktu dan jarak dapat diatasi dengan penyediaan prasarana
transportasi yang sesuai dengan jenis moda (sarana) transportasi tertentu.
Sebagai titik simpul moda transportasi laut, pelabuhan merupakan prasarana
transportasi yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan pergerakan barang
dan penumpang dalam jumlah besar melewati suatu wilayah laut dan perairan
Analisa struktur ruang dari suatu pelabuhan akan melibatkan penataan pada
struktur ruang pelabuhan, penataan ruang kawasan pelabuhan dan
optimalisasi lahan. Fungsi kegiatan dan fungsi masing-masing bagian yang
mendukung kelancaran kegiatan pelabuhan perlu diperhitungkan sedemikian
rupa agar sesuai dengan kebutuhan dan meminimalkan dampak lingkungan
dan sosial terhadap wilayah sekitar pelabuhan.
Hasil analisis tata ruang dapat memberikan arahan terhadap pola penataan
pengembangan kawasan pelabuhan pada wilayah studi dengan tujuan
meminimalisir dampak lingkungan yang negatif, baik dalam aspek lingkungan
fisik, sosial, maupun dampak negatif dari sisi ekonomi.

1.4.2.2 Analisis Potensi Hinterland Terhadap Permintaan Transportasi


Laut
Lingkup kegiatan ini merupakan pendalaman terhadap potensi daerah
hinterland yang akan dipengaruhi oleh prospek potensi pelabuhan yang akan
dibangun, ditinjau dari berbagai aspek antara lain dari aspek potensi
daerahnya, komoditas unggulan, karakteristik dan pola perdagangan
komoditas, pergerakan barang dan penumpang, kebijakan pemerintah di
bidang transportasi laut dan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Dalam kegiatan ini dilakukan proses identifikasi dan peramalan semua faktor-
faktor di atas yang diperkirakan memiliki kaitan dengan potensi pergerakan
kargo/penumpang dari wilayah studi. Proses peramalan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan dan metode ilmiah.

1.4.2.3 Analisis Potensi Pergerakan (Traffic Forecasting)


Dalam lingkup kegiatan ini dilakukan analisis proyeksi terhadap pola
pergerakan arus lalu lintas barang dan penumpang, baik arus penumpang dan
barang yang masuk maupun yang keluar wilayah studi. Proses peramalan
bangkitan pergerakan barang/penumpang dilakukan dengan menggunakan

I-7
pendekatan dan metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti
analisis regresi tunggal atau berganda, analisis multi faktor, analisis multi
kriteria, model sistem dinamis, model simulasi, dan lain-lain. peramalan pola
pergerakan barang/penumpang memperhitungkan semua faktor sosial-
ekonomi yang membangkitkan maupun yang menghambat pertumbuhan
trafik yang dimodelkan.

1.4.2.4 Kajian Teknis Terhadap Kebutuhan Prasarana Pelabuhan


Sebagai tindak lanjut dari analisis potensi serta peluang ekonomi wilayah dan
pola pergerakan barang dan penumpang, diperlukan analisis perkiraan
kebutuhan fasilitas yang harus dipersiapkan dalam memenuhi kebutuhan
permintaan jasa kepelabuhanan tersebut beserta penyusunan rancang bangun
fasilitas pelabuhan rakyat yang optimal.
Kesimpulan akhir dari hasil kajian teknis ini akan dituangkan dalam bentuk
gambar disain teknis rencana pelabuhan pada lokasi studi disesuaikan
menurut kondisi wilayah lokasi studi dan kondisi potensi lingkungan fisik,
sosial dan ekonomi wilayah.

1.4.2.5 Analisis Kelayakan Teknis Terhadap Wilayah Studi


Aspek kelayakan teknis berfungsi untuk melihat kondisi dan kapasitas daratan
serta perairan (alur dan kolam), bathimetri/kedalaman perairan, kecepatan
dan arah angin (wind rose), karakteristik gelombang, karakteristik pasang
surut dan arus, tingkat erosi dan abrasi serta laju pengendapan (sedimentasi),
kondisi lapisan tanah, luas daratan dan topografi.
Untuk mendukung kegiatan kepelabuhanan yang berkelanjutan dalam satu
kesatuan sistem kepelabuhanan, harus mensinergikan kondisi dan kapasitas
alamiah yang ada dikaitkan dengan indikasi kebutuhan kegiatan
kepelabuhanan di masa mendatang (kebutuhan ruang daratan dan perairan),
kesesuaian rencana lokasi kegiatan kepelabuhanan dengan kegiatan
kepelabuhanan yang ada (terminal khusus dan pelabuhan umum) sehingga
tidak saling merugikan tetapi saling mendukung perkembangan dan
pembangunannya.
Berdasarkan analisis terhadap data-data yang relevan terhadap
pengembangan suatu pelabuhan, akan memberikan arahan teknis terhadap
suatu rencana pembangunan pelabuhan baik menurut kapasitasnya maupun
jenis pelabuhan yang akan dikembangkan.

1.4.2.6 Analisis Kelayakan ekonomi Terhadap Wilayah Studi


Pembangunan pelabuhan rakyat diarahkan dalam rangka menunjang
pertumbuhan ekonomi wilayah. Analisis kelayakan ekonomi berkaitan dengan

I-8
biaya dan manfaat yang bakal ditimbulkan bagi kepentingan daerah. Analisis
kelayakan ekonomi menitik beratkan pada kerugian dan manfaat ekonomi
ikutan (sekunder), meliputi dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan
optimalisasi dan pengembangan / pembangunan suatu pelabuhan. Analisis
kelayakan ekonomis diperlukan untuk mengetahui secara objektif kelayakan
pembangunan pelabuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor kerugian
dan keuntungan ekonomi dari adanya suatu pelabuhan atau rencana
pengembangan pelabuhan di lokasi tersebut.

1.4.2.7 Analisis Kelayakan Finansial Terhadap Wilayah Studi


Analisis kelayakan finansial diperlukan untuk melihat apakah rencana
investasi suatu proyek kawasan pelabuhan secara finansial cukup layak atau
menguntungkan.
Kelayakan finansial ditentukan dengan sekurang-kurangnya
memperhitungkan Net Present Value (NPV) dan Financial Internal Rate of
Return (FIRR) dari kebutuhan investasi pembangunan dan operasional
pelabuhan dibandingkan pendapatan (revenue) yang akan diperoleh.

1.5 Landasan Hukum


Landasan hukum yang menjadi acuan dalam kegiatan Studi Kelayakan
Pembangunan Pelabuhan Rakyat di Kecamatan Aru Tengah Selatan ini
meliputi :
a. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2017 tentang evaluasi Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Undang‐undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2015;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan
diPerairan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 22Tahun 2011;
f. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta Perubahannya;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupatendan Kota;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;

I-9
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 25 Tahun 2011 tentang
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP);
j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 68 Tahun 2011
tentang Alur Pelayaran di Laut;
k. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 58 Tahun 2013
tentang Penanggulangan Pencemaran di Perairan dan Pelabuhan;
l. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 51 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Rakyat;
m. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 57 Tahun 2015
tentang Pemanduan dan Penundaan Kapal;
n. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 130 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor KM. 62 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan;
o. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 129 Tahun 2016
tentang Alur Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau Instalasi di
Perairan;

1.6 Sistematika Pembahasan


Laporan Akhir pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Rakyat di
Lokasi Kecamatan Aru Tenga Selatan Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi
Maluku ini disusun sesuai dengan kontrak yang diterima oleh perusahaan
konsultan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Aru. Laporan akhir
terdiri dari 7 (tujuh) Bab. Secara garis besar, materi Laporan akhir ini terdiri
dari:

BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan tentang latar belakang kegiatan, maksud dan
tujuan pekerjaan yang akan dicapai dan ruang lingkup pekerjaan.

BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN


Bab ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan dari tingkat
wilayah provinsi dan kabupaten terkait dengan pembangunan
Pelabuhan Rakyat di Kecamatan Aru Tengah Selatan.

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


Bab ini membahas tentang kondisi umum wilayah studi dan kondisi
umum lokasi studi berdasarkan hasil peninjauan lapangan.

I-10
BAB 4 HASIL SURVEY LAPANGAN
Bab ini membahas mengenai data hasil survey lapangan / survey
primer seperti hasil survey bathimetri, survey topografi, kondisi
pasang surut, kondisi arus dan gelombang, data hasil kuesioner dan
wawancara, kondisi pelabuhan sekitar serta Data Operasional
Pelabuhan Eksisiting dan Data SBNP Pelabuhan.
BAB 5 KRITERIA PERENCANAAN PELABUHAN
Bab ini akan menyajikan Kriteria pemabngunan pelabuhan yang
dilihat berdasarkan pada RIPN KP 901 Tahun 2016.

BAB 6 ANALISIS AWAL KELAYAKAN PELABUHAN


Bab ini meganalisis Awal Prakiraan Kelayakan Pelabuhan
menguraikan tentang metode analisis dan asumsi yang digunakan
untuk kelayakan pelabuhan dan proyeksi kapal berdasarkan barang
yang diangkut dan rencana spesifikasi kapal.
BAB 7 KAJIAN RONA AWAL LINGKUNGAN
Pada Bab ini akan menjelaskan mengenai penelaahan terhadap
lingkungan yang diakibatkan oleh penyelenggaraan pelabuhan.

I-11
1 ................................................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................................................. 3
1.3 Lokasi Pekerjaan ................................................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan .................................................................................................. 5
1.4.1 Ruang Lingkup Pengumpulan Data...................................................................... 5
1.4.1.1 Survey Primer .......................................................................................................... 5
1.4.1.2 Survey Sekunder ..................................................................................................... 6
1.4.2 Ruang Lingkup Analisis............................................................................................. 6
1.4.2.1 Analisis Terhadap Tata Ruang Wilayah Studi ............................................. 6
1.4.2.2 Analisis Potensi Hinterland Terhadap Permintaan Transportasi
Laut 7
1.4.2.3 Analisis Potensi Pergerakan (Traffic Forecasting) ................................... 7
1.4.2.4 Kajian Teknis Terhadap Kebutuhan Prasarana Pelabuhan .................. 8
1.4.2.5 Analisis Kelayakan Teknis Terhadap Wilayah Studi................................ 8
1.4.2.6 Analisis Kelayakan ekonomi Terhadap Wilayah Studi............................ 8
1.4.2.7 Analisis Kelayakan Finansial Terhadap Wilayah Studi ........................... 9
1.5 Landasan Hukum .................................................................................................................. 9
1.6 Sistematika Pembahasan ................................................................................................. 10

Gambar 1.1 Lokasi Kajian di Kecamatan Aru Tengah Selatan...................................... 4

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Aru Tengah Selatan ............................................... 3

I-12

Anda mungkin juga menyukai