II-1
Kategori Kabupaten Fungsi
Masohi Pusat Pelayanan Tersier Jasa Pemerintahan,
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan
Tual Pusat Pelayanan Tersier Jasa Pemerintahan,
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan
Pusat Kegiatan Namlea Pusat Pelayanan Tersier Jasa Pemerintahan,
Wilayah (PKW) Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Werinama Pusat Pelayanan Tersier Jasa Pemerintahan dan
Perikanan
Kairatu Pusat Pelayanan Tersier Jasa Pemerintahan dan
Perikanan
Sumber: Bappeda Provinsi Maluku
II-2
2.2 Kajian TATRAWIL Provinsi Maluku
2.2.1 Transportasi Darat
1. Pengembangan sistem transportasi jalan:
a. Mendukung peningkatan pemanfaatan potensi unggulan wilayah
secara optimal, yang diikuti dengan meningkatnya daya saing produk-
produk unggulan di Kepulauan Maluku;
b. Meningkatkan mobilitas penduduk di daerah-daerah yang terisolasi
atau mampu menjangkau daerah-daerah terpencil;
c. Meningkatkan aksesibilitas dari kawasan-kawasan andalan dan
kawasan budidaya lainnya ke tujuan-tujuan pemasaran, baik ke
kawasan ekonomi sub-regional ASEAN, kawasan Asia Pasifik maupun
ke kawasan internasional lainnya;
d. Mendukung misi pengembangan Kepulauan Maluku untuk
pengembangan system kota-kota di Kepulauan Maluku yang terpadu
melalui pengintegrasian pusat-pusat kegiatan pesisir, pusat-pusat
agropolitan, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya dengan jaringan
jalan di Kepulauan Maluku.
2. Pengembangan sistem jaringan jalan Kepulauan Maluku menurut prioritas
penanganannya.
3. Pengembangan jaringan jalan koridor utama sebagaimana berikut:
a. Peningkatan jaringan jalan lintas Pulau Seram yang menghubungkan
kota-kota Amahai – Masohi – Simpang Makariki – Liang – Waiselan –
Kairatu dan Simpang Makariki – Waipia – Saleman – Besi – Wahai –
Pasahari – Kobisonta – Bula;
b. Peningkatan jaringan jalan lintas Pulau Ambon yang menghubungkan
kota-kota Ambon – Galala – Passo – Durian Patah – Laha dan Passo –
Suli – Tulehu – Waai – Liang;
c. Peningkatan jaringan jalan lintas Pulau Buru yang menghubungkan
kota-kota Namlea – Samalagi – Air Buaya – Teluk Bara dan Namlea –
Marloso – Maka – Namrole;
d. Peningkatan jaringan jalan lintas Pulau Yamdena: Saumlaki – Aludas –
Arma – Siwahan
e. Pulau Wetar: Ilwaki – Lunang
f. Pulau Aru: Dobo - BBM
g. Peningkatan jaringan jalan lintas Pulau Halmahera yang
menghubungkan Sidang Oli – Boso – Kao – Padiwang – Tobelo – Galela
- Lap. Terbang, dan Boso- Simpang Dodinga – Sofifi – Akelamo – Payahe
– Weda; Simpang Dodinga – Bobaneigo – Ekor- Subain – Buli – Maba –
Sagea – Gotowase; Daruba – Bere-bere; Labuha – Babang, Sanana –
II-3
Manaf; Bobong – Tikong; Sidang Oli – Jailolo – Goal – Ibu; Jailolo –
Susupu;
4. Simpul jaringan transportasi jalan untuk terminal penumpang Tipe A
diutamakan pada kota-kota yang berfungsi sebagai PKN atau kota-kota lain
yang memiliki permintaan tinggi untuk pergerakan penumpang antar-kota
antar-provinsi.
5. Sistem jaringan transportasi jalan Kepulauan Maluku dikembangkan
sebagai satu kesatuan sistem jaringan transportasi yang terpadu.
6. Kondisi Eksisting Angkutan Jalan Panjang jalan Nasional = 985.46 km,
Panjang Jalan Provinsi = 899.77 km, Terminal Penumpang =15 buah
(tersebar), Pagar Pengaman = 9.440 m² (jalan nasional), Rambu = 2.730
buah. Marka jalan = 50.000 m, Deliniator = 3.000 buah, Traffic Light = 12
unit (Ambon 9 unit dan Masohi 1 unit, Tual 1 unit, Dobo 1 unit), Sedangkan
Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) telah melayani 40 trayek dan
568 Kendaran.
II-4
pelayanan tetap dan teratur serta jaringan pelayanan tidak tetap dan tidak
teratur diatur lebih lanjut melalui Keputusan Menteri.
4. Pengembangan sistem jaringan transportasi laut antar-negara disesuaikan
dengan kebutuhan perekonomian, pertahanan negara dan kepentingan
nasional lainnya.
5. Sistem jaringan transportasi laut kepulauan Maluku dikembangkan
sebagai satu kesatuan sistem jaringan transportasi yang terpadu.
Adapun lokasi rencana pelabuhan laut dalam tataran transportasi wilayah
Provinsi Maluku adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Lokasi Rencana Pelabuhan Laut
II-5
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten sekaligus
mendukung upaya pelestarian lingkungan.
II-6
6. Sentra industri pengolahan pertanian, perkebunan dan perikanan; dan
7. Pariwisata.
II-7
Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang
II-8
2.3.2 Sistem Jaringan Transportasi Wilayah
2.3.2.1 Sistem Jaringan Transportasi Darat
Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:
➢ Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, meliputi jaringan jalan, dan
jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, serta jaringan
pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri atas:
▪ Rencana jaringan jalan arteri primer di Kabupaten Kepulauan Aru
yang akan dikembangkan, terdiri dari lingkar jalan pulau Kobror.
▪ Rencana jaringan jalan kolektor primer K3 di Kabupaten Kepulauan
Aru, terdiri atas:
1. Ruas jalan Trans Aru (Wokam – Selibatabata, Lorang -
Batugoyang)
2. Ruas jalan Sional – Sionidal
3. Ruas jalan Wokam – Lamerang – Karangguli – Jabulenga –
Tunguwatu
▪ Rencana jaringan jalan kolektor K4, terdiri atas:
1. Ruas jalan Marlasi – Tasinwaha
2. Ruas jalan Marlasi – Kolamar – Masidang – Selmona –
Mohongpulau – Mohongsel – Leiting – Gomsei – Wafan – Waifual
3. Ruas jalan Langhalau – Bardefan – Kompane - Kobamar
4. Kobamar – Tunguwatu
5. Kaibolafin – Foket –Wahangulangula – Wahayum - Kolaha
6. Goda-Goda – Londe – Samang – Kotalama – Wokam
7. Tabarfane - Katanter – Hokmar – Lutur – Rebi
8. Maekor – Gardakau
9. Kabalukin – Korpuy – Marafenfen
10. Kabalukin – Kalar-Kalar – Feruni – Ngaiguli – Fatural – Ngaibor
11. Laininir – Dokabarat – Dokatimur – Jelia – Gaimar – Popjetur
12. Popjetur – Dosimar – Batugoyang – Salarem – Meror – Siya
13. Siya – Beltubur – Karey – Jorang – Gomarmeti – Gomar Sungai
14. Longgar – Bemun – Mesiang – Gomo-Gomo
15. Juring – Erersin
▪ Rencana jaringan jalan kolektor sekunder yang menghubungkan
internal Kota Dobo, yakni ruas jalan, terdiri atas:
1. Ruas jalan Dobo – Durjela
2. Ruas jalan Dobo – BBM
▪ Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri atas:
1. Terminal Penumpang Tipe B terdapat di Dobo
2. Terminal Penumpang Tipe C terdapat di Benjina dan Serwatu
3. Terminal barang terdapat di Dobo, Benjina, Serwatu dan Marlasi
II-9
▪ Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas trayek
penghubung dalam kota Dobo.
II-10
a. Pelabuhan Pengumpul
1. Pelabuhan Dobo di Kecamatan Pulau-pulau Aru
2. Pelabuhan Batugoyang di Kecamatan Aru selatan Timur
3. Pelabuhan Kalar-Kalar di Kecamatan Aru Selatan
b. Pelabuhan Pengumpan
1. Pelabuhan Serwatu di Kecamatan Aru Selatan
2. Pelabuhan Benjina di Kecamatan Aru Tengah
3. Pelabuhan Tabarfane di Kecamatan Aru Selatan Utara
4. Pelabuhan Meror di Kecamatan Aru Selatan Timur
5. Pelabuhan Basada di Kecamatan Aru Tengan Timur
6. Pelabuhan Marlasi di Kecamatan Aru Utara
7. Pelabuhan Mesiang di Kecamatan Aru Tengah Selatan
8. Pelabuhan Pulau Karawai di Kecamatan Aru Tengah Timur
9. Pelabuhan Pulau Barakan di Kecamatan Aru Tengah
Selatan
10. Pelabuhan Koijabi di Kecamatan Aru Tengah Timur
11. Pelabuhan Pulau Ujir di Kecamatan Pulau-Pulau Aru
12. Pelabuhan Wokam di Kecamatan PP Aru
13. Pelabuhan Wakua di Kecamatan Aru Tengah
14. Pelabuhan Longgar di Kecamatan Aru Tengah Selatan
15. Pelabuhan Kabalsiang di Kecamatan Aru Utara
16. Pelabuhan Batuley di Kecamatan Batuley
17. Pelabuhan Kobamar di Kecamatan Sir-Sir
➢ Alur Pelayaran
a. Alur pelayaran nasional dengan trayek Tual - Dobo;
b. Alur pelayaran regional dengan trayek Dobo - Benjina – Tabarfane
- Serwatu - Meror - Longgar - Koijabi - Marlasi – Dobo
Rencana pengembangan Pelabuhan Benjina yang berfungsi sebagai
pelabuhan pengumpan menjadi pelabuhan pengumpul agar
mengoptimalkan fungsinya sesuai dengan lokasinya yang strategis pada
pusat wilayah pengembangan yang dapat memajukan pertumbuhan
ekonomi.
II-11
Gambar 2.3 Peta system Jaringan Transportasi
II-12
2.3.3 Rencana Pola Ruang Wilayah
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Aru, meliputi:
a. Kawasan Lindung;
➢ Kawasan hutan lindung
Pulau Aduar, Pulau Kumul, Pulau Binaar, Kepulauan Karaweira,
Kepulauan Mariri, Pulau Mocan, Pulau Tabar dan Pulau Babi dengan
luas seluruhnya kurang lebih 6.475Ha
➢ Kawasan perlindungan setempat;
▪ Kawasan sempadan pantai; dan
▪ Kawasan sempadan sungai
➢ Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
▪ Kawasan suaka margasatwa
▪ Kawasan cagar alam;
▪ Kawasan suaka alam perairan; dan
▪ Kawasan pantai berhutan bakau.
➢ Kawasan rawan bencana alam;
➢ Kawasan lindung geologi; dan
➢ Kawasan lindung lainnya.
b. Kawasan Budidaya.
II-13
Kawasan Pelestarian Budaya Desa Apara, Longgar, Bemun, di
Kecamatan Aru Tengah Selatan; Kobaseltimur, Kobadangar,
Kobaselfara di Kecamatan Aru Tengah; Desa Samang, Ujir di Kecamatan
PP. Aru; Popjetur di Kecamatan Aru Selatan; Karey di Kecamatan Aru
Selatan Timur
➢ Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan
sumberdaya alam dan/ atau teknologi tinggi;
Kawasan pertambangan minyak di Pulau Warialau di Kecamatan Aru
Utara dan lepas pantai Kecamatan Aru Selatan Timur serta lepas
pantai Kecamatan Aru Tengah Selatan.
➢ Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.
▪ Kawasan Suaka Margasatwa Pulau Baun;
▪ Kawasan Cagar Alam Kobror (Cagar Alam Bekau Huhun); dan
▪ Kawasan Suaka Alam Perairan Laut Kepulauan Aru Tenggara.
➢ Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan.
II-14
Gambar 2.4 Peta Rencana Pola Ruang
II-15
Gambar 2.5 Peta Kawasan Strategis
II-16
2.4 Kajian TATRALOK Kabupaten Kelulauan Aru
Dokumen Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Kabupaten Kepulauan Aru
disahkan tahun 2013 dan telah dilakukan perbaikan dalam Studi Tinjauan
Ulang Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Kabupaten Kepulauan Aru, oleh
Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru.
Pola pikir yang dikembangkan dalam melakukan kajian Studi Sistranas pada
Tatralok Kabupaten Kepulauan Aru yang bertolak dari struktur dan pola
pemanfaatan ruang (RTRW dan Kebijakan MP3EI) digambarkan pada gambar
di bawah.
Potensi Wilayah
Pembangunan Daerah
Kebutuhan
Sistem Tata Ruang Wilayah
Pergerakan
Sumber: Studi Tinjauan Ulang Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Kabupaten Kepulauan Aru, 2014
II-17
2.4.1 Kondisi Jaringan Transportasi
a. Transportasi Jalan
Pelayanan transportasi jalan di Kabupaten Kepulauan Aru masih terpusat di
Kota Dobo Kecamatan Pulau-Pulau Aru. Jumlah kendaraan yang beroperasi
pada tahun 2013 adalah 3.686 unit dan 3.340 unit terdiri atas plat hitam atau
90,61%, artinya masyarakat mampu memiliki kendaraan baik roda dua
maupun roda empat untuk menunjang aktivitasnya. Kondisi jaringan jalan
pada tahun 2013 menunjukkan panjang jalan dengan kondisi baik adalah 23,5
km atau 11,54%, kondisi sedang sebesar 34,00 km atau 16,70%, kondisi rusak
ringan sebesar 56,90 km atau 27,95% dan kondisi rusak berat sebesar 89,20
atau 43,81%.
Sepeda
Motor, 90.45
25.05%
9.51,%
65.44%
II-18
b. Transportasi Penyebrangan dan Perairan
Jumlah armada atau kapal motor ≤ 7 GT yang beroperasi di Kabupaten
Kepulauan Aru tahun 2014 adalah 298 unit, 113 unit berlokasi di Kecamatan
Pulau-Pulau Aru atau 37,92%, 17 unit di Kecamatan Aru Selatan atau 5,70%,
92 unit di Kecamatan Aru Selatan Utara atau 30,87%, 14 unit di Kecamatan
Aru Tengah atau 7,38%, 5 unit di Kecamatan Aru Timur atau 1,67% dan 35
unit di Kecamatan Aru Selatan atau 11,77%. Prasarana transportasi perairan
yang tersedia hanya di Dobo dalam bentuk talud, sedangkan di kecamatan
lainnya di Pulau Wokam, Kobror dan Trangan belum tersedia. Begitu pula
dermaga pelabuhan penyeberangan yang telah terbangun terdapat di Dobo.
c. Transportasi Laut
Untuk pelayanan moda transportasi laut, pelayanan kapal penumpang
dilakukan oleh kapal perintis Prima Nusantara dengan trayek Ambon - Tual -
Dobo - Benjina - Tabarfane - Meror dengan voyage 2 kali sebulan. Kapal putih
atau kapal ekspres milik PT. PELNI yang melayani Kabupaten Kepulauan Aru
terdapat 2 unit yaitu KM Tidar dengan trayek Makassar - Bau-Bau - Ambon -
Banda - Tual - Dobo - Kaimana - Fak-Fak PP, sedangkan KM Kelimutu melayani
trayek Surabaya - Makassar - Bau-Bau - Ambon - Banda - Saumlaki - Tual -
Dobo - Timika - Agats - Merauke PP. Kedua kapal ini cukup memberikan
kontribusi dalam pelayanan penumpang antar provinsi, bahkan pada musim
libur penumpang yang turun dan naik antara 500 - 1000 orang, sedangkan
pada saat hari-hari biasa berkisar antara 200 - 400 orang.
d. Transportasi Udara
II-19
2.4.2 Arahan Pengembangan Jaringan Transportasi
Misi untuk mewujudkan visi terwujudnya tingkat kecukupan sarana,
prasarana dan jaringan transportasi penghubung secara terpadu adalah:
1. Melakukan studi kelayakan, studi investigasi dan design dan rencana induk
pelabuhan pada lokasi pelabuhan yang cukup tepat dari segi teknis dan
operasional menyangkut pertimbangan kondisi cuaca dan angin Timur dan
Barat
2. Melakukan relokasi Pelabuhan Dobo untuk mengantisipasi perkembangan
teknologi pelayanan transportasi laut, khususnya dengan sistem peti
kemas
3. Pembagunan pelabuhan pada titik simpul yang sifatnya strategis dan
memiliki potensi wilayah yang dapat diantar pulaukan
4. Meningkatkan frekuensi pelayanan kapal putih dari dan ke Dobo untuk
arah Selatan (NTT), arah Papua dan Ambon-Makassar
5. Meningkatkan jumlah voyage kapal perintis yang melayani Pelabuhan
Dobo, Benjina, Kalar-Kalar dan Meror
6. Melakukan pembinaan dan sosialisasi keselamatan pelayaran pada pemilik
kapal ≤ 7 GT
II-20