Anda di halaman 1dari 16

V.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Persiapan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Konsultan harus mempelajari secara seksama
Kerangka Acuan Kerja sebagai pedoman pekerjaan, dan selanjutnya menyusun Rencana Kerja
yang mencakup:
1) Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan secara lebih detail.
2) Penyusunan keterangan secara rinci mengenai metode pelaksanaan
pekerjaan.
3) Pembuatan program kerja, meliputi: urutan kegiatan, jadwal pelaksanaan pekerjaan,
organisasi pelaksana pekerjaan, penyediaan tenaga ahli, penyediaan
perlengkapan/peralatan kerja.
4) Studi literatur/kepustakaan.
5) Penyusunan daftar kebutuhan data, rencana survey lapangan, dan formulir-formulir yang
diperlukan.

b. Inventarisasi Data Dan Informasi Terkait


Inventarisasi data dan informasi meliputi data yang diperoleh melalui studi kepustakaan/literatur
(data sekunder), wawancara/diskusi stakeholder dan melalui survey lapangan (data primer)
berdasarkan hasil koordinasi dengan instansi terkait maupun masyarakat di lokasi pekerjaan,
meliputi:
1) Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah yang berkaitan dengan program
pemerintah dalam rangka mewujudkan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS),
Tatrawil dan Tatralok, dimaksudkan untuk mendapatkan suatu tatanan transportasi yang
terorganisasi secara kesisteman dalam lingkup wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota
yang mencakup transportasi jalan raya, transportasi jalan rel dan transportasi laut yang
masing-masingnya terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi
membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, terpadu dan
harmonis, guna menunjang serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
2) Rencana Tata Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang ada, meliputi:
a) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota (jika ada)
b) Jaringan prasarana transportasi dan rencana pengembangannya (jika ada)

1
3) Informasi mengenai daerah-daerah yang termasuk dalam pengembangan sesuai RPJMN
2015-2019, Program Pengembangan Tol Laut, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) serta
kawasan strategis pembangunan nasional lainnya sesuai dengan rencana Pemerintah.
4) Informasi mengenai daerah khusus, daerah rawan bencana, daerah tertinggal dan
pulau terluar.
5) Data Sosial Ekonomi Wilayah, meliputi:
a) Kependudukan
b) Pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah
c) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
d) Profil Potensi Investasi dan pengembangan industry di Daerah
e) Potensi komoditas unggulan dan Pariwisata
f) Kondisi Sosial Ekonomi lingkungan masyarakat setempat
g) Potensi ekspor dan import.
6) Fisiografi, Topografi, dan Meteorologi
a) Peta topografi pada lokasi dan kawasan di sekitar rencana pelabuhan.
b) Peta tata guna lahan di sekitar lokasi rencana pelabuhan.
c) Peta tematik wilayah perencanaan yang terkait dengan rencana pembangunan
pelabuhan.
d) Data status untuk berbagai peruntukan lahan di lokasi rencana pelabuhan.
e) Data meteorologi dan klimatologi (suhu udara, kelembaban, arah angin dan kecepatan
angin, curah hujan).
7) Kondisi eksisting Pelabuhan;
8) Dokumen/hasil studi terkait (apabila ada)
a) Dokumen terkait Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu, serta kawasan strategis pembangunan nasional lainnya.
b) Hasil studi atau perencanaan pengembangan pelabuhan yang terkait.
c) Hasil studi atau rencana pihak-pihak swasta/investor terhadap area tertentu di kawasan
pelabuhan.
d) Hasil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait dengan rencana
pembangunan pelabuhan.
9) Data tentang lingkungan hidup dari hasil studi lingkungan sekitar wilayah pelabuhan (apabila
ada).

c. Telaah Awal (Desk Study)


Konsultan melakukan telaah awal. Dalam telaah awal ini, diperoleh gambaran umum
wilayah perencanaan sehingga dalam pelaksanaan peninjauan lapangan telah terdapat
gambaran umum
1
rencana pembangunan pelabuhan dan tatanan kepelabuhanan di wilayah terkait serta foto
dokumentasi pelabuhan eksisting (apabila memungkinkan dilakukan kunjungan lapangan).
Dalam hal ini, Konsultan juga melakukan telaah awal beberapa aspek teknis yang
paling mendasar, yaitu: topografi lokasi/kawasan, bathimetri, cuaca, arah dan kecepatan angin,
alur pelayaran dan kawasan perairan. Untuk mendapatkan data telaahan awal lokasi
pelabuhan, penyedia jasa konsultansi melakukan kunjungan awal untuk mendapatkan informasi
terkini terkait lokasi studi.

d. Survey Pendahuluan (Reconnaissance Survey)


Konsultan melaksanakan peninjauan/survey pendahuluan guna melakukan observasi dan
penggalian data secara lebih mendalam terhadap wilayah perencanaan, khususnya lokasi
eksisiting / rencana pembangunan pelabuhan.
Dalam survey pendahuluan ini harus meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Wawancara/diskusi mendalam dengan berbagai pihak terkait.
2) Survey permintaan dan potensi pengembangan jasa kapal.
3) Pengamatan aspek teknis lokasi rencana pembangunan pelabuhan (topografi, status
kepemilikan lahan, ketersediaan lahan untuk rencana pengembangan, kondisi cuaca,
arah dan kecepatan angin, kondisi gelombang dan lain-lain).
4) Pengamatan aspek operasional pelabuhan, jalur pelayaran, kebutuhan peralatan
SBNP
dan lain-lain).
5) Pengamatan aspek lingkungan.
6) Pengumpulan data sekunder yang belum didapatkan pada tahap inventarisasi
data pada awal kegiatan.

e. Survey Lapangan
Setelah dilakukan telaah awal dan survey pendahuluan (reconnaisance survey),
selanjutnya Konsultan harus melakukan survey lapangan pada lokasi studi, yang terdiri
dari beberapa kegiatan.

1) Survey Topografi
Pengukuran Topografi seluas 10,0 Ha (disesuaikan dengan kebutuhan lapangan) dilakukan
pada lokasi dan sekitar rencana pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan peta situasi
wilayah daratan pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan.

2) Survey Bathimetri
Pengukuran Bathimetri minimal seluas 30,0 Ha (disesuaikan dengan kebutuhan lapangan)
dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan
peta situasi wilayah perairan pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan.

1
/3) Survey…

3) Survey Hidro-oseanografi
a) Pengamatan pasang surut
 Maksud pengamatan pergerakan pasang surut adalah untuk menentukan
kedudukan air tertinggi, duduk tengah dan air terendah yang dicapai maupun
kedudukan LWS.
 Pengamatan/pencatatan pergerakan muka air dilakukan minimum selama 15 (lima
belas) hari terus menerus menggunakan alat pencatat/palem rambu.
Pencatatan dimulai pukul 00.00 waktu setempat pada hari pertama dan terakhir
pada pukul
24.00 hari ke-15 (atau 24 jam x 15 hari).
b) Pengukuran Arus
 Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan minimal pada 2 (dua) lokasi
 Pengamatan dilakukan selama 25 jam terus menerus dengan interval waktu 60
menit atau lebih singkat, menggunakan alat current meter yang dilakukan pada saat
pasang tertinggi dan pasang terendah pada bulan yang sama.

4) Dokumentasi berupa foto dan video yang diambil dari darat dan udara.

5) Penentuan titik koordinat dalam setiap pengukuran menggunakan peralatan


global positioning system (GPS) teliti yang sudah tervalidasi untuk menghindari
penyimpangan hasil survey dan kondisi riil lapangan.

6) Permintaan Jasa Angkutan Laut


Pekerjaan survey permintaan jasa angkutan laut dilakukan untuk mendapatkan data
mengenai kondisi/karakteristik jasa angkutan laut yang diperlukan untuk analisis kebutuhan
pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan yang meliputi:
a) Jumlah ship call
b) Jumlah pergerakan penumpang
c) Volume pergerakan barang
d) Rute/jaringan dan status pelayaran
e) Tipe/jenis kapal yang beroperasi

7) Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup

1
Pekerjaan identifikasi dampak lingkungan hidup merupakan identifikasi awal kemungkinan
timbulnya dampak pada lokasi pelabuhan dan sekitarnya akibat penyelenggaraan operasi
pelayaran, yang meliputi:
a) pencemaran udara dan air akibat pengoperasian kapal laut;
b) dampak terhadap flora dan fauna;
c) dampak terhadap sosial, ekonomi dan budaya;
d) kesehatan masyarakat;
e) pengendalian limbah padat dan cair; dan
f) Pengamatan terhadap lokasi studi pada daerah konservasi (daerah lindung) baik
daratan maupun perairan;
g) Rekomendasi jenis studi lingkungan yang akan dilakukan selanjutnya.

f. Analisis Mendalam Perencanaan Pembangunan Pelabuhan


Analisis mendalam/terinci perencanaan pembangunan pelabuhan harus meliputi kelima
aspek perencanaan pembangunan pelabuhan, yaitu:

1) Analisis Teknis
Analisis/kajian teknis ini meliputi antara lain:
a) Kajian hidro-oseanografi dalam pembuatan dan penetapan arah arus dan gelombang
di lokasi rencana pelabuhan untuk penetapan dan/atau mengkonfirmasi arah/posisi
dermaga;
b) Kajian alur dan kawasan keselamatan pelayaran (turning basin area);
c) Evaluasi jenis fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan sampai dengan rencana
pembangunan tahap akhir (ultimate phase);
d) Analisis prakiraan kebutuhan lahan sampai dengan rencana pembangunan
pelabuhan tahap akhir;
e) Evaluasi kondisi fisik dan daya dukung lahan di lokasi rencana pelabuhan;
f) Ketersediaan utilitas;
g) Evaluasi topografis permukaan lahan rencana lokasi pelabuhan;
h) Keterpaduan rencana pengembangan/pembangunan pelabuhan dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat;
i) Kondisi dan ketersediaan lahan;
j) Potensi pendangkalan;
k) Kendala pelaksanaan konstruksi;
l) Ketersediaan akses/jalan masuk;
m) Kajian terhadap kendala kondisi alam yang menjadi batasan dalam pengembangan
pelabuhan.

1
2) Analisis Operasional
Analisis/kajian operasional meliputi antara lain:
a) kajian jenis kapal yang diperkirakan akan beroperasi di pelabuhan;
b) kajian pengaruh gelombang terhadap operasi pelabuhan;
c) kajian alur dan kawasan pelabuhan bila ada pelabuhan lain disekitarnya;
d) kajian pengaturan operasi pelabuhan;
e) kajian dukungan peralatan SBNP.

3) Analisis Prakiraan Permintaan Jasa Angkutan Laut (Demand Forecast Analysis), meliputi:
a) Prakiraan jumlah pergerakan kapal tahunan;
b) Prakiraan jumlah pergerakan penumpang tahunan;
c) Prakiraan volume barang tahunan;
d) Prakiraan jaringan/route pelayaran masa mendatang;
e) Prakiraan pergantian antar moda angkutan (moda split analysis);
f) Analisa asal tujuan lalu lintas kapal;
g) Analisa pergantian antar moda angkutan.

4) Analisis kebutuhan jenis fasilitas pelabuhan meliputi :


a) Kebutuhan fasilitas wilayah perairan : dermaga, dolphin, trestle, causeway,
dan penunjangnya termasuk kebutuhan jumlah, dimensi dan sistem konfigurasinya;
b) Kebutuhan fasilitas wilayah daratan : terminal penumpang dan kantor, dsb;
c) Kebutuhan sarana bantu navigasi pelayaran;
d) Kebutuhan fasilitas penunjang: gudang, lapangan penumpukan dan lapangan parkir;
e) Kebutuhan utilitas: listrik, telepon, sistem penerangan, sistem drainase, air bersih;
sewage treatment, fuel supply, dan jaringan jalan.

5) Analisis Ekonomi dan Finansial


a) Analisis Ekonomi
Menghitung besaran manfaat ekonomi makro yang diterima oleh daerah setempat dari
pembangunan pelabuhan yang meliputi:
i. Kajian perbandingan kondisi pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat
(lokasi studi) apabila ada atau tidak ada pelabuhan;
ii. Kajian manfaat ekonomi dan sosial apabila dibangun/dikembangkan
pelabuhan;
iii. Kajian EIRR (Economic Internal Rate of Return) terhadap
rencana pembangunan/pengembangan pelabuhan.
b) Analisis Finansial

1
Menghitung besaran tingkat pengembalian dana investasi dalam pembangunan
dan atau pengembangan pelabuhan, yang mencakup parameter:
i. NPV (Net Present Value);
ii. FIRR (Financial Internal Rate of Return);
iii. BCR (Benefit Cost Ratio);
iv. Periode pencapaian pengembalian investasi (Payback Period).
6) Analisis Kebutuhan Biaya dan Tahapan Pembangunan
c) analisis kebutuhan biaya pembangunan merupakan perhitungan biaya pembangunan
pelabuhan yang dibuat disesuaikan dengan pentahapan pembangunan fasilitas
pelabuhan yang optimal;
d) tahapan pelaksanaan pembangunan merupakan pedoman pembangunan fasilitas
pelabuhan yang berdasarkan skala prioritas serta kemampuan pendanaan sesuai
hasil analisa kebutuhan biaya.

g. Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Pemenang Provinsi Nusa Tenggara Barat


Dalam tahap ini Konsultan mengkaji Rencana Induk Pelabuhan Pemenang dengan mengacu
kepada hasil evaluasi dan analisis kapasitas fasilitas pelabuhan eksisting, hasil
kajian perencanaan pendahuluan (preliminary desain) yang telah disusun dengan
mempertimbangkan kondisi lahan dan perairan yang ada, tata guna tanah, prosedur
operasi pelabuhan serta identifikasi dampak lingkungan. Penyusunan rencana induk pelabuhan
meliputi:
1) penyusunan alternatif konsep rencana tata letak fasilitas pelabuhan berdasarkan
kriteria/standardisasi perencanaan pelabuhan yang berlaku dengan memperhatikan aspek
kelancaran, keselamatan, keamanan serta aspek lingkungan;
2) melakukan pengkajian terhadap alternatif rencana tata letak fasilitas pelabuhan yang telah
disusun, guna menentukan alternatif terpilih;
3) penyusunan tahapan pembangunan pelabuhan sesuai kebutuhan untuk masing-masing
fasilitas dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis dan operasional;
4) penyusunan luas kebutuhan lahan untuk setiap tahapan pengembangan/pembangunan
pelabuhan, pembangunan prasarana untuk 5 (lima), 10 (sepuluh) dan 20 (dua puluh) Tahun;
5) penyusunan koordinat lokasi peletakan masing–masing fasilitas pelabuhan;
6) konsep awal Rencana Tata Guna Tanah di sekitar pelabuhan;
7) rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan (DLKp).

Dalam penyusunan rencana induk pelabuhan ini, Konsultan harus menyusun tata letak, konsep
tahapan pembangunan serta rancangan dasar (preliminary design) masing-masing fasilitas

1
pelabuhan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2009
tentang

1
Kepelabuhanan. Dalam penyusunan Rencana Induk Pelabuhan, fasilitas tersebut harus
disesuaikan dengan hierarki pelabuhan yang setidaknya meliputi:

/1) Fasilitas...

1) Fasilitas Wilayah Daratan:


a) Fasilitas Pokok
 dermaga;
 gudang lini 1;
 lapangan penumpukan lini 1;
 terminal penumpang;
 terminal peti kemas (apabila diperlukan);
 terminal roro;
 fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;
 fasilitas bunker;
 fasilitas pemadam kebakaran;
 fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3); dan
 fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana Bantu Navigasi-
Pelayaran (SBNP).

b) Fasilitas Penunjang
 kawasan perkantoran;
 fasilitas pos dan telekomunikasi;
 fasilitas pariwisata dan perhotelan;
 instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;
 jaringan jalan dan rel kereta api;
 jaringan air limbah, drainase, dan sampah;
 areal pengembangan pelabuhan;
 tempat tunggu kendaraan bermotor;
 kawasan perdagangan;
 kawasan 18ndustry; dan
 fasilitas umum lainnya.

2) Fasilitas Wilayah Perairan:


a) Fasilitas Pokok

1
 alur-pelayaran;
 perairan tempat labuh;
 kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;
 perairan tempat alih muat kapal;
 perairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3);
 perairan untuk kegiatan karantina;
 perairan alur penghubung intrapelabuhan;
 perairan pandu; dan
 perairan untuk kapal pemerintah.
b) Fasilitas Penunjang
 perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
 perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal;
 perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);
 perairan tempat kapal mati;
 perairan untuk keperluan darurat; dan
 perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan perhotelan.

h. Focus Group Discussion (FGD)


Tim Konsultan melakukan focus group discussion (FGD) di daerah berkoordinasi dengan
Penyelenggara Pelabuhan serta mengundang instansi terkait di daerah untuk menjaring
masukan serta evaluasi atas hasil analisa awal dan rancangan rencana pengembangan
pelabuhan dan rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan (DLKp) Pemenang. FGD ini berfungsi juga sebagai sosialisasi awal
atas penyusunan hasil studi sehingga diharapkan bisa memudahkan bagi Pemerintah Daerah
dalam pemberian rekomendasi
/ penetapan Rencana Induk Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp) Pemenang. Beberapa hal yang perlu
dibahas dalam pelaksanaan FGD diantara:
1) Kesesuaian Rencana Induk Pelabuhan dengan Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota
serta Provinsi;
2) Kesesuaian data kependudukan, kewilayahan, perekonomian, dan sinkronisasi
pengembangan wilayah dengan pelabuhan;
3) Status lahan pelabuhan, rencana pengembangan jaringan jalan dan fasilitas pendukung
pelabuhan lainnya;
4) Konsep rencana pengembangan pelabuhan;
5) Konsep rancangan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan (DLKp);
6) Pembahasan penyelesaian permasalahan yang dihadapi pelabuhan (bila ada);
2
7) Pembahasan pemberian rekomendasi dan/atau penetapan Rencana Induk Pelabuhan serta
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp)
sesuai dengan kewenangan berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku.

/i. Survey…

i. Survey Pemetaan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
(DLKp) Pemenang
Setelah dilakukan perencanaan pengembangan pelabuhan dan penyusunan rancangan DLKr
dan DLKp Pelabuhan Pemenang, selanjutnya Konsultan harus melakukan Survei Pemetaan
DLKr- DLKp yang terdiri dari beberapa kegiatan :
1) Penentuan titik koordinat batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan.
Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Penentuan titik koordinat batas-
batas DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengukuran Global Possitioning Sytem
(GPS) teliti menggunakan peralatan GPS tipe geodetik yang tervalidasi.
2) Penentuan tanda alam batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan.
Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Penentuan tanda alam batas-
batas DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengamatan visual dan dokumentasi
foto serta peta topografi.
3) Inventaris data status lahan DLKr dan DLKp pelabuhan.
Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Inventarisasi status lahan
dalam DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengumpulan data di Badan
Pertanahan setempat serta instansi Pemerintah/perangkat desa di daerah.

j. Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan (DLKp)
1) Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) pelabuhan terdiri dari:
a) Wilayah Daratan
Penetapan batas-batas dan luas DLKR daratan pelabuhan harus berpedoman kepada
rencana induk pelabuhan (jangka menengah, jangka panjang) atau rencana untuk
menetapkan kebutuhan dimensi fasilitas pokok dan fasilitas penunjang pelabuhan laut,
penguasaan areal tanah, rencana umum tata ruang wilayah, rencana reklamasi dan
rencana pembebasan tanah yang ditetapkan untuk daerah di tempat pelabuhan laut
berada
b) Wilayah Perairan

2
Penetapan DLKR perairan pelabuhan harus berpedoman kepada rencana induk
pelabuhan yang mencakup kebutuhan perairan untuk:
(a) Perairan untuk tempat labuh, dikaitkan dengan rencana jumlah kunjungan,
ukuran dan draft kapal;
(b) Perairan untuk tempat alih muat antar kapal, dikaitkan dengan rencana
frekuensi kegiatan alih muat dan ukuran kapal;
(c) Kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal dikaitkan
dengan jumlah kunjungan, ukuran dan draft kapal;
(d) Kedalaman perairan yang dibutuhkan dikaitkan dengan jumlah kunjungan, ukuran dan
draft kapal.
2) Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp)
Penetapan DLKP pelabuhan harus berpedoman kepada rencana induk pelabuhan yang
mencakup kebutuhan perairan untuk:
a) Alur pelayaran dari dan ke pelabuhan laut, untuk menjamin keselamatan dan kelancaran
lalu lintas kapal.
b) Keperluan keadaan darurat, untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kapal atau
musibah kapal lainnya;
c) Pengembangan pelabuhan jangka panjang, yang dikaitkan dengan rencana
induk pelabuhan;
d) Kegiatan pindah labuh kapal dikaitkan dengan rencana jumlah kunjungan, ukuran dan
draft
kapal;
e) Penempatan kapal mati dikaitkan dengan jumlah dan ukuran kapal;
f) Percobaan berlayar dikaitkan dengan jumlah dan ukuran kapal yang melakukan
percobaan berlayar;
g) Perairan wajib pandu dikaitkan dengan kondisi alur, rencana jumlah kunjungan dan
ukuran kapal;
h) Fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal dikaitkan dengan jumlah dan ukuran
kapal maksimum yang dibangun atau diperbaiki.
3) Analisis Prakiraan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan
Perhitungan kebutuhan zonasi dan areal daratan dan perairan mengacu pada Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan serta Petunjuk Teknis Penyusunan Daerah
Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp)
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
4) Pemetaan

2
 Dalam tahap ini konsultan harus menggunakan data hasil survei lapangan untuk
melakukan plotting peta DLKr dan DLKp pelabuhan pada peta kelautan dan peta
rupa

2
bumi yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial/Bakorsutanal Indonesia dan
DISHIDROS TNI-AL serta dilakukan superimpose dengan peta Rencana Induk Pelabuhan.
 Peta DLKr dan DLKp disajikan dalam bentuk peta analog (hardcopy) dan peta digital
(softcopy) untuk perangkat lunak grafis dan sistem informasi geografi seperti Auto CAD
Map dan ArcGIS/ArcVIEW (file berekstensi .dwg, .dxf, .shp dan .dbf).

VI. SISTEM PELAPORAN DAN DISKUSI

Sebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi Penyusunan
Rencana Induk, Daerah Lingkungan Kerja, dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
Pemenang ini adalah adanya pelaporan yang diberikan secara bertahap sesuai dengan tahapan
penyelesaian pekerjaan. Beberapa tahapan pelaporan yang diserahkan adalah:

a. Laporan Pendahuluan (Inception Report)


Laporan pendahuluan disusun berdasarkan hasil kunjungan awal dan kajian literatur lokasi studi.
Diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa pelaksanaan pekerjaan, 5 (lima) eksemplar
disampaikan sebelum rapat pembahasan dan 5 (lima) eksemplar disampaikan sebagai hasil
perbaikan setelah rapat pembahasan. Isi dari laporan ini adalah uraian ringkas mengenai rencana
awal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan sebagian dari data sekunder yang sudah diperoleh, juga
dimasukkan metodologi dan pendekatan teknis serta jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
lapangan.
Diskusi dari laporan ini dilakukan secara internal dengan Tim Pendamping dan diharapkan dapat
diperolah satu kesepakatan mengenai rencana kerja serta sasaran yang akan dituju. Hasil
diskusi dituangkan dalam bentuk satu Berita Acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan
laporan berikutnya.

b. Laporan Antara (Interim Report)


Diserahkan pada akhir bulan ke tiga dari masa pelaksanaan pekerjaan, 5 (lima) eksemplar
disampaikan sebelum rapat pembahasan dan 5 (lima) eksemplar disampaikan sebagai hasil
perbaikan setelah rapat pembahasan serta 5 (lima) eksemplar buku laporan hasil survey. Isi dari
laporan antara ini adalah hasil kompilasi data, hasil analisis awal, rancangan awal rencana
pengembangan pelabuhan serta rancangan awal DLKr-DLKp Pelabuhan yang meliputi:
1) telaah awal wilayah perencanaan;
2) kondisi fisik wilayah, kecenderungan perkembangan ekonomi;
3) rencana pengembangan
wilayah;
4) hasil peninjauan lapangan;
2
5) analisis awal prakiraan permintaan jasa angkutan laut;
6) proyeksi lalu lintas kapal, barang dan penumpang;
7) indikasi kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai dengan tujuan dan sasaran perencanaan;
8) prakiraan permintaan jasa angkutan laut s.d. 20 tahun ke depan;
9) analisis kebutuhan fasilitas pelabuhan beserta tahapan pengembangannya;
10) analisis rencana pembangunan dan pengembangan;
11) rancangan awal untuk penataan Zonasi Daratan dan Perairan;
12) rancangan awal DLKr dan DLKp.
Diskusi dari laporan ini dilakukan secara internal dengan Tim Pendamping dan diharapkan dapat
diperoleh satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi dan analisis data. Hasil diskusi dituangkan
dalam bentuk satu Berita Acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya.

c. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report),


Laporan akhir sementara disampaikan 5 (lima) eksemplar sebelum rapat pembahasan dan 5 (lima)
eksemplar disampaikan sebagai hasil perbaikan setelah rapat pembahasan. Laporan akhir
sementara disampaikan pada akhir bulan kelima dari masa pelaksanaan pekerjaan. Laporan
Draft Final diserahkan oleh Tim Konsultan terdiri dari:

1) Prakiraan kebutuhan biaya dilengkapi dengan kajian ekonomi dan finansial;


2) Kajian aspek rona awal lingkungan terhadap rencana pengembangan pelabuhan;
3) Rancangan Batas-batas DLKr-DLKp Pelabuhan Pemenang yang merupakan perbaikan atas
hasil FGD dan laporan antara.

Diskusi laporan ini dilakukan secara internal dengan mengundang beberapa pihak terkait untuk
memperoleh masukan lain mengenai hasil akhir dari study ini sehingga dalam penyusunan laporan
berikutnya dapat diperoleh satu kesimpulan yang mampu menampung banyak kepentingan.
Hasil diskusi ini dituangkan dalam satu Berita Acara yang ditindaklanjuti oleh Tim Konsultan dan
menjadi pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya.

d. Laporan Akhir (Final Report)


Laporan akhir adalah bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan pekerjaan studi dan
merupakan penyempurnaan dari laporan akhir sementara sesuai dengan catatan dalam
berita acara pembahasan. Laporan akhir diserahkan oleh Tim Konsultan pada akhir masa
pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari:
1) Dokumen kompilasi dan analisis prediksi (buku 1) sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format
kertas A4;
2) Dokumen rencana pembangunan dan pengembangan (buku 2) sebanyak 5 (lima) eksemplar
dalam format kertas A4;

2
3) Dokumen Executive Summary Rencana Induk Pelabuhan sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam
format kertas A3;
4) Laporan Akhir Studi Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan
(DLKp) Pelabuhan sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format kertas A4;
5) Dokumen Executive Summary Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan
Kepentingan (DLKp) Pelabuhan sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format kertas A3;
6) Softcopy dalam bentuk hardisk eksternal 1 (satu) unit.

VII. P E N U T U P

a. Kerangka Acuan Kerja ini sebagai petunjuk bagi konsultan, yang memuat masukan azas,
kriteria dan proses yang dipenuhi atau diperhatikan dan diinterpretasikan dalam
melaksanakan tugasnya. Dengan Kerangka Acuan Kerja ini diharapkan konsultan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang dimaksud oleh
Pemberi Tugas.
b. Konsultan setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan, hendaknya
memeriksa dan memproses semua bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan untuk pekerjaan perencanaan ini.
c. Untuk kesempurnaan pekerjaan perencanaan tersebut diatas Konsultan diminta mempelajari
segala informasi dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan perencanaan
dimaksud.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai