Kementerian Negara/Lembaga
: (022) Kementerian
Perhubungan
Unit Organisasi
: (04) Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut
Provinsi
: (01) DKI Jakarta
Kode/Nama Satker
:(439200)
Peningkatan
Fungsi Pelabuhan
dan Pengerukan Pusat
Program
: (04.08.11) Program
Pembangunan Transportasi Laut
Sasaran Program
: Meningkatkannya Keandalan
Prasaran dan Sarana
Transportasi Laut
Kegiatan
: (0109) Survey/Studi
Kelayakan/Penyusunan
Master Plan/DED/DED
Sub Kegiatan
: (00041) Survey, Pemetaan,
Master Plan, Studi
Kelayakan dan
Penatagunaan Lahan
MAK
: (536111) Belanja Modal Fisik
Lainnya
1. LATAR BELAKANG (WHY)
a.Dasar Hukum
Undang-undang RI No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara antara
lain
mengamanatkan
penyusunan
anggaran dengan menggunakan pendekatan perspektif
penyusunan anggaran dengan menggunkan.
Untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja
Negara
oleh
Pemerintah
maka
setiap
Kementerian
Negara/
Lembaga
wajib
menyusun
Rencana
Kerja
Anggaran
Kementerian/
Lembaga
(RKA_KL), yang merupakan kompilasi dan Rencana Kerja
Anggaran Satuan Kerja (RKA-SK) uang disusun oleh
Satuan Kerja. RKA-SK secara teknis berupa program
kegiatan yang memuat uraian sasaran yang hendak
dicapai dan dilengkapi dengan data dukung berupa
Kerangka Acuan Kerja (Terms of Reference-TOR),
perhitungan pembiayaan, justifikasi dan dokumen yang
memadai. Maksud dari penyusunan Kerangka Acuan
Kerja ini adalah sebagai penjelasan/keterangan atas
program kerja untuk memperoleh alokasi anggaran
dalam DIPA.
Selanjutnya Undang-Undang RI No.
17 Tahun
2008
40
41
dan
Topografi
(untuk
3) Investigasi
kondisi
eksisting
struktur
pelabuhan eksisting (untuk rehabilitasi)
fasilitas
4) Penyelidikan Tanah
5) Desain Perencanaan Konstruksi
fasilitas pelabuhan
untuk
pengembangan
1) Survey Reconnaissance
Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan di
dalampelaksanaan
reconnaissance yakni pengamatan lokasi.
-
42
survey
Rehabilitasi: mengamati dan mengidentifikasi jenisjenis kerusakan yang terjadi pada fasilitas pelabuhan,
memprediksi penyebab terjadinya kerusakan dan
konsep
penanggulangan
yang
sesuai
untuk
memperbaiki fasilitas pelabuhan yang rusak.
43
Di samping itu, dilakukan pula pengumpulan datadata sekunder meliputi kondisi pelabuhan yang ada
(informasi teknis dan operasional) dan masterplan/
rencana pengembangan pelabuhan.
2) Survey Hidrografi dan Topografi (untuk pengembangan)
Wilayah survey hidrografi seluas 20 Ha dan topografi
seluas 8 Ha (luas dapat berubah sesuai dengan
hasil survey reconnaissanse) untuk mendapatkan
gambaran tentang Konfigurasi dasar laut/sungai
disekitar pelabuhan
eksisting,
Profil
/potongan
melintang pantai, laut/sungai dan areal darat,
Koordinat fasilitas pelabuhan eksisting, Kedudukan
pasang surut, Kedudukan dan arah arus, Arah
gelombang dominan, tinggi gelombang dan periode
gelombang
dan
kondisi
areal
darat
beserta
fasilitiasnya.
3) Investigasi Kondisi Eksisting Struktur (untuk rehabilitasi)
Investigasi kondisi eksisting struktur pada fasilitas
pelabuhan seperti dermaga, trestle dan bangunan
lainnya. Jenis survey yang dilakukan disesuaikan
dengan jenis kerusakan yang terjadi pada fasilitas
pelabuhan. Pekerjaan ini termasuk penyelidikan di
lapangan dan di laboratorium untuk mengetahui
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan meliputi diantaranya;
- Pengamatan kerusakan pada komponen struktur/non-struktural, seperti
retak, korosi, serta kondisi lapisan penutup beton yang terkelupas.
- Pengukuran kondisi aktual material beton pada struktur
- Pengukuran kondisi aktual struktur, termasuk dimensi elemen struktur
dan penulangan.
4) Penyelidikan Tanah
Survey dan penyelidikan Tanah tidak wajib dilakukan
untuk rehabilitasi pelabuhan. Disesuaikan dengan
jenis kerusakan yang terjadi pada fasilitas pelabuhan.
Pekerjaan survey dan penyelidikan tanah wajib
dilakukan untuk rencana pengembangan pelabuhan.
Pekerjaan ini berupa penelitian di lapangan dan di
laboratorium adalah untuk mengetahui struktur dan
jenis tiap lapisan tanah di bawah permukaan. Dimana
hasil pekerjaan penyelidikan tanah ini dimaksudkan
sebagai data yang akan dipergunakan untuk
melaksanakan konstruksi yang akan dibangun di
lokasi bersangkutan. Hasil tersebut harus memadai
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
44
Kegiatan
yang
dilakukan
pada
saat
survey
penyelidikan tanah antara lain:
- Boring laut: 2 titik (di ujung dermaga terluar
rencana jika dilakukan pengembangan/rehabilitasi
pada sisi laut)
- Sondir darat: 2 titik (titik sondir dilakukan
sesuai rencana pengembangan/rehabilitasi yang
memerlukan daya dukung tanah seperti causeway,
talud, reklamasi, gedung kantor dll.
- Uji lapangan Undisturbed dan disturbed soil
- Uji Labiratorium Undisturbed dan disturbed soil
5) Desain Perencanaan Konstruksi (untuk Pengembangan)
Lingkup pekerjaan
pembuatan
desain
meliputi
perhitungan konstruksi, rencana kerja, dan syaratsyarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
gambar rencana.
6) Desain Perbaikan/Perkuatan Struktur (untuk Rehabilitasi)
Lingkup pekerjaan Desain Perbaikan/Perkuatan struktur
meliputi perhitungan Perbaikan dan Perkuatan struktur,
rencana kerja, dan syarat-syarat (RKS), Rencana
Anggaran
Biaya
(RAB)
dan
gambar
rencana
perbaikan/perkuatan.
c. Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung Teknis
Kualifikasi minimal dari personil yang dipersyaratkan
untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
I. Tenaga Ahli
1) Ahli Perencanaan Kepelabuhanan (team Leader)
Sarjana Teknik Sipil/ Teknik Kelautan dengan
pengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang
Prencanaan Pelabuhan.
2) Ahli Struktur Utama
Sarjana
Teknik
Sipil/Teknik
Kelautan
dengan
pengalaman minimal 3 (tiga) tahun di bidang
perencanaan struktur pelabuhan atau bangunan air.
3) Ahli Mekanika Tanah
Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3
(tiga) tahun di bidang perencanaan pelabuhan atau
bangunan air.
4) Ahli Spesifikasi dan Dokumen Tender
Sarjana teknik Sipil dengan pengalaman minimal 3
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
45
46
47
- Penetapan
koordinat,
levelling,
penentuan
azimuth matahari, konstanta harmonis berikut
AT dan LWS,
- Data arus, grafik kecepatan arus yang
memperlihatkan hubungannya dengan pasang
surut, peta arah dan kecepatan arus.
- Grafk Paang surut lengkap dengan HWS, MSL dan
LWS.
- Data meteorologi (curah hujan minimum 5
tahun terakhir dan data angin).
- Gambar
situasi
(hasil
survey
hidrografi/topografi) dilengkapi dengan koordinat
dan posisi pengamatan arus.
- Gambar profil melintang dan memanjang.
- Semua gambar harus dilengakapi dengan
tanggal pelaksanaan, nama dan tanda tangan
pelaksana, penggambar dan penanggung jawab.
- Evaluasi dan rekomendasi sementara hasil survey.
- Semua berita acara dari semua tahapan dan
penyelesaian pekerjaan lapangan. Semua data
asli hasil pengukuran dijilid tersendiri dan
diserahkan
kepada
Pengguna
Jasa
saat
pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi Teknis
- Data Sekunder.
Jika Konsultan diharuskan menyampaikan laporan
pekerjaan lapangan untuk rehabilitasi fasilitas
pelabuhan yang meliputi:
- Visual Inspection yaitu mengamati secara visual
kerusakan-kerusakan yang terjadi baik
kerusakan struktural maupun non-struktural.
- Pengukuran lebar dan panjang retak yang terjadi
pada elemen struktural.
- Pengidentifikasian detail penulangan yang
digunakan pada elemen struktural bangunan,
yang berupa pelat, balok dan kolom, serta
pengidentifikasian tebal selimut beton elemenelemen tersebut.
- Penentuan kuat tekan beton aktual.
- Pengukuran kedalaman retakan.
- Pengecekan potensi korosi pada tulangan dan
korosi pada tiang pancang baja.
- Evaluasi dan rekomendasi sementara hasil
survey.
- Semua berita acara dari semua tahapan dan
penyelesaian pekerjaan lapangan. Semua data
asli hasil pengukuran dijilid tersendiri dan
diserahkan
kepada
Pengguna
Jasa
saat
pembahasan laporan dengan Tim Evaluasi Teknis
- Data Sekunder.
2) Draft Laporan Akhir Survey dan Draft Final
Desain (Draft Final Report Survey and Design)
Setelah
seluruh
pekerjaan
lapangan
dan
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
48
49
50
51
3)
4)
5)
6)
c. Pengukuran Arus
1) Pengamatan kecepatan dan arah arus dilakukan
minimal pada 2 lokasi.
2) Pengamatan dilakukan selama 25 jam terus
menerus
dengan
interval waktu 30 menit,
menggunakan alat current meter dan floater yang
dilakukan pada saat pasang tertinggi (Spring Tide)
dan pada saat pasang terendah (Neap Tide) pada
bulan yang sama.
3) Posisi pengamatan arus adalah 0,2d; 0,6d; dan
0,8d dari permukaan air, dimana d = kedalaman
di lokasi pengamatan arus.
4) Apabila memungkinkan, hasil simulasi arus dengan
menggunakan perangkat lunak agar ditampilkan
pada saat pembahasan laporan dengan Tim
Evaluasi.
5) Lokasi
pengamatan
diplotkan
dalam
peta
hidrografi dan hasil pengamatan arus dilampirkan
pada laporan dalam bentuk:
- Grafik hubungan antara pergerakan pasang
surut dan kecepatan arus.
- Peta arah arus.
d. Pengambilan Contoh Air
1) Pengambilan contoh air dilakukan dengan water
sampler pada posisi pengamatan arus pada
kedalaman 0,2d; 0,6d dan 0,8d.
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
52
53
Pekerjaan Topografi
1) Pengamatanazimuth matahari (pengukuran
azimuth) dilakukan pada salah satu BM.
2) Pengukuran dengan menggunakan sistem triangulasi:
- Dipakai titik BM sebagai basis.
- Pengukuran jarak basis dengan alat elektronik
atau optis (T2 dan intervarbasis) atau sejenis.
- Pengukuran sudut dilakukan dengan 4 (empat)
seri biasa- luar biasa. Selisih sudut antara tipa
bacaan titik boleh lebih daripada 10 detik.
3) Pengukuran Poligon
- Pengukuran poligon sepanjang titik-titik poligon
dengan jarak antara titik-titik poligon maksimum
50 m dan radius survey dari tiap poligon adalah
75 m.
- Pengukuran harus dimulai dari titik ikat awal
dan pengukuran poligon harus tertutup (dimulai
dari titik ikat awal dan berakhir pada titik yang
sama atau ditutup pada titik lain yang sudah
diketahui koordinatnya sehingga kesalahankesalahan sudut maupun jarak dapat dikontrol).
4) Pengukuran Sipat Datar
- Pengukuran sipat datar dilakukan sepanjang titiktitik poligon dan diikatkan pada Bench Mark.
- Pengukuran sipat datar dari Bench Mark ke
Bench Mark dengan alat waterpass dilakukan
dengan teliti, dengan kesalahan penutup tidak
boleh lebih dari (3 Vd) mm dimana d= jarak jalur
pengukuran (dalam km).
- Semua ketinggian harus mengacu pada LWS.
- Pengukuran sipat datar dilakukan dengan cara
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
54
55
56
h. Pekerjaan Boring
Pekerjaan lapangan disyaratkan mengikuti prosedur
ASTM. Pengeboran dilaksanakan sampai kedalaman
-30 meter dari dasar laut dengan pengambilan contoh
tanah dan pelaksanaan SPT setiap interval 2 meter
(SPT pertama kali dilaksanakan pada kedalaman -1
meter dari dasar laut).
Pelaksanaan SPT diberhentikan setelah SPT > 60
sebanyak 3 (tiga) kali untuk penurunan berturut-turut
setinggi 30 cm sampai dengan ketebalan minimal 5
meter, sedangkan pengeborannya sendiri tetap
dilakukan sampai 30 meter dari dasar laut.
Apabila sampai pada kedalaman 30 meter dari dasar
laut belum dijumpai lapisan tanah keras (SPT > 60)
maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada
Pengguna Jasa untuk mendapat petunjuk lebih lanjut.
Apabila sangat diperlukan, kedalaman pengeboran
dapat ditambah atau dikurangi dengan persetujuan
Pengguna
Jasa.
Penambahan/pengurangan
akan
diperhitungan sebagai pekerjaan tambah kurang.
1) Metode Pelaksanaan Pengeboran
Sebelum pelaksanaan pengeboran dimulai, semua
peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan
tersebut harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu
di tempat sehingga pelaksanaan dapat berjalan
dengan lancar. Pengeboran dilakukan dengan alat
bor yang mempunyai kemampuan dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
- Mampu menembus tanah keras dengan nilai N-60
- Kemampuan alat bor dapat mencapai kedalaman
100 m
- Mesin diesel kapasitas 80 PK
- Water pump dengan kapasitas (50 s/d 60 liter/menit)
- Casing dengan diameter minimum 97 mm
- Drilling rod (4,05 cm)
- Tabung sampel panjang 50 cm dan diameter 7,5 cm
- Mata bor klep
- Tabung SPT
- Piston
dan
piston
rod
untuk
keperluan
pengambilan
undisturbed
sample
Kapasitas pompa harus cukup besar sehingga
terjamin bahwa sisa pengeboran yang keluar dari
lubang harus selalu diamati agar diketahui bila
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
57
3) Undisturbed Sampling
Untuk setiap interval kedalaman 2 meter diambil
undisturbed sample dan untuk pertama kalinya
diambil sampel pada kedalaman 3 m dari muka
tanah yang bersangkutan. Tabung contoh tanah
(tube sample) yang disyaratkan adalah seamless
tube sampler ukuran OD 3 inch dan ID 2 7/8 inch
(ID=Internal Diameter, OD=Outer Diameter), tebal
tabung 1/16 inch, dengan panjang 50 cm. Tabung
yang dipakai tipe fixed-piston sampler terbuat dari
baja atau kuningan.
Tebal tabung: baja 1,5 0,1 mm dan ID 75 0,5 mm
Bila akan dipakai ID yang lain dari harga di atas
harus dipenuhi persyaratan Degree of disturbance:
A(%) = 100 (OD2- ID2) < 10 %
ID2
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi pada
waktu pengambilan contoh tanah adalah:
- Dasar lubang bor di mana akan diambil contoh
tanah harus bersih dari sisa pengeboran
dengan memompakan air ke dalam lobang bor
yang berfungsi untuk membersihkan sisa- sisa
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
58
- Hammer
yang
dipakai
untuk melakukan
penumbukan seberat 140 lbs (63,5 kg), tinggi
jatuh bebas hammer adalah 30 inch (75 cm).
- Sebelum melakukan percobaan SPT, casing
harus diturunkan sampai dasar lubang. Lubang
bor kemudian dibersihkan dari sisa pengeboran
dari tanah yang ada di dasar lubang bor
seperti yang diuraikan pada undisturbed
sampling (h.1), h.2), h.3).
- Perhitungan dilakukan sebagai berikut
a. Tabung SPT ditekan ke dalam dasar lubang
sedalam 15 cm.
b. Untuk setiap interval 10 cm dilakukan
perhitungan
jumlah
pukulan
untuk
memasukkan tabung ke dalam tanah
sampai dicapai 3 x 10 cm.
- Tabung diangkat ke permukaan tanah dan split
spoon sampler dibuka. Sludge yang terdapat
dalam
tabung
harus
dibuang,
kemudian
terhadap sampel diadakan klasifikasi. Unified
soil
classification
dipergunakan
untuk
menyusun soil description atau lithology. Tanah
tersebut dapat dipakaiuntuk laboratorium test.
Untuk itu sampel harus dimasukkan dalam
kantong plastik yang ditutup dengan baik dan
diberi identitas nomor boring dan kedalamannya.
- Percobaan SPT dihentikan setelah didapatkan
harga SPT-60 sebanyak 3 (tiga) kali berturutturut (pengeboran tetap dilaksanakan hingga
kedalaman -30 meter dari seabed dengan
memakai core tube system/diamond bit).
i.
Pekerjaan Sondir
Pekerjaan sondir dilakukan untuk mendapatkan
gambaran dan hubungan antara kedalaman lapisan
tanah dengan kekerasan atau kepadatannya serta
untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras
bilamana ada. Alat sondir yang dipakai adalah tipe
Dutch Penetrometer
yang
mempunyai
Conus
dengan luas 10 cm dan sudut lancip kerucut 60
untuk mengukur perlawanan ujung, dilengkapi dengan
mantel (sleeve) yang berdiameter sama dengan
conus dan luas selimut 100 cm untuk mengukur
lekatan (friction) dari lapisan tanah.
Kapasitas minimal alat sondir disyaratkan harus
mampu menembus lapisan-lapisan tanah keras sampai
tahanan ujung qc > 250 kg/cm.
Disyaratkan
menggunakan Gouda mekanis.
1) Metode pelaksanaan sondir
Letak titik-titik penyondiran harus sesuai rencana
yang telah ditetapkan Pengguna Jasa. Peralatan
Sondir dan perlengkapan harus sudah berada di
lapangan sebelum pelaksanaan agar pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar.
Dalam pelaksanaannya, alat sondir harus dijangkar
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
59
60
Pengujian
Visual
Inspection
Alat
Observasi
Visual
Prinsip
Mengamati,
mengklasifikasi, dan
mendokumentasikan
bagian yang rusak pada
permukaan struktur
Tujuan
Memetakan pola
kerusakan seperti
retak, pecah, karat,
spalling, atau cacat
akibat konstruksi
yang terekspos
2.
Pengukuran
lebar retak
Crack - meter
3.
Identifikasi
detail
penulangan
dan selimut
beton
Cover - meter
4.
Penentuan
kekuatan
beton aktual
Core drill
Schmidt
Rebound
Hammer
Pengukuran sifat
pantulan (diberikan
dalam nilai-R) yang
didapatkan dari impak
massa benda yang
terhubung dengan
pegas pada permukaan
beton
Compression
Machine
Weight Scale
5.
Pengukuran
kedalaman
retakan
Ultrasonic
Pulse
Velocity
6.
Pengukuran
potential
korosi
Half-cell
Potential
Menggunakan sifat
gelombang ultrasonik
untuk mengidentifikasi
kedalaman retak
Mengukur perbedaan
potensial (tegangan)
antara tulangan baja
dan elektroda referensi
standar; tegangan yang
diukur memberikan
indikasi kemungkinan
bahwa korosi terjadi di
baja tulangan
61
Mengidentifikasi
jumlah dan ukuran
baja tulangan dan tebal
selimut beton
Mengukur secara
langsung kekuatan
material beton dan
sifat fisiknya.
Mendeteksi kerusakan
seperti pengelupasan,
keropos, dan retak
pada beton
Membandingkan
kualitas material beton
Mendeteksi potensi
pengelupasan
Untuk menentukan
kuat tekan material
beton yang diambil
dari alat core drill.
Untuk menimbang
sampel beton core
drill yang akan diuji
Untuk mengukur
kedalaman retak
Mengidentifikasi
wilayah atau daerah
dalam struktur beton
bertulang di mana ada
kemungkinan besar
bahwa korosi yang
terjadi pada saat
pengukuran.
Mengidentifikasi
lokasi depassivasi baja
tulangan
7.
Pengambilan Small
sampel
Electric Drill
beton
8.
Pengujian
kadar
klorida
Chemical
Test
Equipment
62
Untuk mengumpulkan
bubuk konkret dari
kedalaman tertentu
dalam struktur beton
untuk analisis klorida
Metode titrasi
volumetrik dalam
medium aquades
k. Pembuatan Desain
1) Umum
Konsultan
ditugaskan
untuk
melaksanakan
pekerjaan- perkerjaan di bawah ini sebagai suatu
kesatuan pekerjaan dengan menggunakan datadata dari desain dermaga prototipe, hasil survey
topografi, bathymetri dan penyelidikan tanah serta
data-data sekunder, yaitu mencakup:
a) Tata
letak
fasilitas
pelabuhan
yang dibutuhkan/direncanakan.
b) Posisi alur (access channel), labuh jangkar
(anchorage) dan kolam pelabuhan (turning
basin).
c) Sistem struktur bangunan atas dermaga dan
fasilitas pelabuhan lainnya.
d) Bahan bangunan yang akan digunakan
dan sumber materialnya.
e) Perencanaan sistem pondasi.
f) Dokumen tender dan gambar-gambar
perencanaan standar.
g) Sistem pelaksanaan pembangunan dermaga
dan fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan dalam
hal sistem struktur, bahan bangunan, sistem
pondasi lapangan terkait dengan peralatan,
mobilisasi dan logistik.
2) Penentuan Sistem Struktur Bangunan Atas
Dermaga dan Fasilitas Pelabuhan Lainnya yang
dibutuhkan
Sistem struktur bangunan atas dermaga dan
fasilitas
pelabuhan
lainnya
didasarkan
atas
kekuatan/keamanan, kesesuaian bahan bangunan,
tingkat kemudahan pelaksanaan dan kebutuhan
pelayanan bongkar muat pelabuhan.
Tipe bangunan atas dermaga meliputi:
a) Floating type: ponton (baja, beton).
b) Fixed
type:
lantai
dermaga,
balok-balok
pendukung lantai, kepala tiang, dudukan fender
dan bolder, tipe dan instalasi fender, sarana
sandar dan apabila dibutuhkan dilengkapi
dengan breasting dolphin atau mooring dolphin.
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
63
untuk
Gambar Pelaksanaan:
Gambar
pelaksanaan
harus
dapat
memberi
pedoman kepada pelaksana dalam mewujudkan
konstruksi yang direncanakan. Pedoman tersebut
antara lain menyangkut: posisi konstruksi, dimensi
konstruksi, volume konstruksi, elevasi konstruksi,
tahapan konstruksi, dll. Seluruh gambar pelaksana
harus dilengkapi dengan skala, ukuran, elevasi
berdasarkan lebih kurang 0,00 m-LWS, kualitas yang
akan dicapai (misalkan: mutu baja, mutu beton), dll.
Seluruh gambar pelaksanaan dibuat dengan
menggunakan komputer (CAD) dan soft copy-nya
diserahkan
bersama
Laporan
Akhir
kepada
Pengguna Jasa. Gambar pelaksanaan meliputi:
a) Gambar lay-out (dilengkapi dengan garis kontur,
arah mata angin, skala posisi BM, dll)
b) Gambar denah (misalkan posisi tiang, balok, dll)
c) Gambar potongan memanjang dan melintang
d) Gambar detail
Dalam gambar pelaksanaan dilampirkan data:
grafik pasang surut, profil tanah, peta hidrografi dan
topografi.
7) Dasar-dasar Perencanaan
a) Sistem konstruksi
Dari hasil desain dermaga prototipe, konsultan
perencana harus menetapkan alternatif sistem
konstruksi
yang
sesuai
dengan
kondisi
Dokumen Seleksi Umum Detail Engineering Design (DED)
Fasilitas Pelabuhan
64
65
pelabuhan
dimana
akan
direncanakan
pembangunan dermaga.
Pilihan alternatif yang sesuai harus ditetapkan
mencakup:
Sistem konstruksi bangunan atas.
Sistem konstruksi bangunan bawah/pondasi.
Bahan bangunan yang akan digunakan.
Metode pelaksanaan konstruksi dan peralatan
yang akan digunakan
b) Data peta kedalaman laut dan peta topografi
Data
peta
kedalaman
laut
dan
peta
topografi
yang digunakan sebagai dasar
perencanaan fasilitas pelabuhan adalah sesuai
dengan hasil survey konsultan.
Peta-peta tersebut di atas akan digunakan untuk
perencanaan
Tatanan prasarana laut dan darat (general layout plan)
Alur dan kolam pelabuhan
Olah gerak kapal
Kebutuhan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
(SBNP), dll
c) Data hasil penyelidikan tanah
Data hasil penyelidikan tanah untuk pelabuhan
yang akan direncanakan sesuai hasil survey
yang telah dilakukan. Data hasil penyelidikan
tanah digunakan untuk merencanakan sistem
pondasi baik pondasi langsung maupun pondasi
dalam atau tiang pancang. Data-data tersebut
juga
dipergunakan
untuk
perhitungan
konsolidasi dan stabilitas timbunan.
d) Data-data sekunder
Data-data sekunder antara lain: data operasional
pelabuhan dan arsitektur daerah setempat. Data
operasional pelabuhan untuk merencanakan
pengembangan pelabuhan meliputi tata letak
bangunan, luas bangunan, jenis bangunan dan
arsitektur
daerah
digunakan
untuk
merencanakan
bentuk
bangunan (misalnya
bentuk bangunan terminal penumpang yang
merupakan ciri khas daerah tersebut).
9. BIAYA PELAKSANAAN KEGIATAN (HOW MUCH)
Kegiatan DED Fasilitas Pelabuhan akan dibiayai melalui
DIPA APBN Satuan Kerja Peningkatan Fungsi Pelabuhan
dan Pengerukan Pusat Tahun Anggaran 2013.