Daftar Isi...........................................................................................................................................i
ii
BAB 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Metode Pelaksanaan harus rinci dan mudah dipahami, serta dapat dilaksanakan
mengacu kepada kualitas pekerjaan dan waktu pelaksanaan yang ingin dicapai
dan ditargetkan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Pengajuan alternatif ini akan bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh
Kontraktor bila dirasa kondisi mendesak terhadap mutu dan waktu pelaksanaan.
Segala penambahan biaya akibat pelaksanaan metode pelaksanaan ini
ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor Pelaksana.
1
Kontraktor Pelaksana harus membuat diagram jaringan (network planning)
yang memberikan informasi mengenai permulaan tanggal awal atau akhir dari
masing-masing aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis
(critical path). Juga dibuat sub jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan
kritis dari keseluruhan jadwal konstruksi.
Jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada hari Senin pagi dimana ditunjukkan
bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang direncanakan akan
dilaksanakan dalam minggu yang bersangkutan.
Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor
Pelaksana harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal
atau berasal dari tempat lokasi proyek.
c. Sejumlah obat obatan untuk pertolongan pertama harus selalu tersedia di lapangan
dalam satu peti PPPK dan selalu dalam keadaan siap untuk dipergunakan.
Apabila bahan-bahan bangunan dan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak
memenuhi standar yang disyaratkan, maka harus dilaksanakan penggantian/perbaikan
atau pengadaan/pembuatan kembali atas tanggungan Kontraktor Pelaksana tanpa
perpanjangan waktu pelaksanaan.
Pemberi Tugas dan atau Pengawas Lapangan dapat melakukan revisi atas
pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu, dan Kontraktor Pelaksana
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas dan
atau Pengawas Lapangan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor Pelaksana harus
mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan atau Pengawas
Lapangan. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas
dan atau Pengawas Lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
pembayaran.
1.8.2 Perlengakapan
Kontraktor Pelaksana berkewajiban seperti yang disebut dalam Kontrak untuk
menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur dan
pekerja-pekerja yang diperlukan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
untuk melakukan pengawasan/pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain
yang serupa.
Apabila ada tanda-tanda yang rusak, maka Kontraktor Pelaksana harus segera
mengganti dengan patok baru dan disetujui pemasangannya kembali oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Tidak ada suatu pekerjaan lainpun boleh dimulai pada bagian itu sampai semua
pematokan yang diperlukan telah selesai dan disetujui oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
1.8.3 Gambar
Kontraktor pelaksana harus menyiapkan gambar pelaksanaan dalam rangkap 3
(tiga) dan disetujui oleh pemberi tugas / konsultan pengawas. Perubahan yang
terjadi harus dbuat berdasarkan gambar pelaksanaan yang disetujui.
Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai dengan
ketentuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan atas biaya sendiri, patok-patok beton, patok-
patok kayu, bagan, template, penampang kedalaman laut yang diminta Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas untuk memeriksa atau pengukuran bagian dari pekerjaan,
dikarenakan data ukur perencana, pengukurannya telah dilaksanakan pada bulan Agustus
Tahun 2020 dan berkemungkinan akan mengalami perubahan sejalan dengan waktu
pelaksanaan yang akan dilakukan.
Kontraktor Pelaksana harus membangun bagan tetap dan beratap untuk digunakan
dalam melaksanakan pengukuran bila diperlukan, atas biaya sendiri.
Desain konstruksi bagan tersebut harus dibuat Kontraktor Pelaksana dan disetujui
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebelum dibangun. Pada akhir pekerjaan bagan-
bagan tersebut harus dibersihkan oleh Kontraktor Pelaksana.
Dokumen harus berurutan dari awal sampai akhir proyek, agar dapat memberikan
visualisasi pelaksanaan pembangunan proyek dengan baik. Hasil-hasil pembuatan
dokumentasi tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
pada setiap akhir minggunya. Hasil-hasil pemotretan yang dipilih dan dianggap baik
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas bila diminta berupa foto digital yang
didokumentasikan dalam bentuk softcopy CD/DVD sebanyak 3 (tiga) set dalam waktu
2 (dua) hari sesudahnya. Keterangan yang menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan
dan tanggal pengambilan harus disertakan untuk masing-masing gambar dokumentasi
tersebut.
Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan untuk
mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas / Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Gambar - Gambar untuk pelelangan dan kontrak Proyek (Gambar - Gambar Kontrak)
disajikan dalam lampiran dokumen lelang.
1.16 Laporan
1.16.1 Laporan Harian
a. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian dalam rangkap 4 (empat) yang
berisikan keterangan tentang :
- Pekerjaan tambah/kurang
6. Waktu Pelaksanaan 6.1. Yang dimaksud dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kurun waktu tertentu dimana didalamnya sudah
mencakup waktu mobilisasi alat, waktu pelaksanaan
pengerukan dan waktu pelaksanaan pemeruman.
6.2. Pekerjaan harus sudah diselesaikan dalam kurun waktu
terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
ditandatangani sampai dengan berakhirnya Kontrak.
9. Peralatan Kerja 9.1. Peralatan kapal keruk yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan pengerukan, adalah:
9.3. Kapal keruk dan alat bantunya wajib berada dan siap
beroperasi dilokasi kerja paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
1. Excavator = 2 Unit
2. Bulldozer = 1 Unit
3. Dumptruck = 20 Unit
12. Pengukuran 12.1. Pengerukan diukur dalam satuan meter kubik, ditentukan
Volume Pengerukan berdasarkan pengukuran sebelum dan sesudah pengerukan.
12.2. Perhitungan volume keruk yang pengerukannya
dilaksanakan oleh Kontraktor dihitung berdasarkan volume
profil.
12.3. Volume profil berdasarkan desain alur sesuai gambar peta
predredge sounding. Dalam perhitungan volume tersebut
sudah dimasukan faktor dan perkiraan pengendapan/siltation
rate yang terjadi selama pelaksanaan pengerukan.
12.4. Perhitungan volume untuk menentukan pekerjaan selama
pelaksanaan dihitung berdasarkan volume profil hasil
progress sounding untuk dijadikan dasar pembayaran oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kepada Kontraktor.
20
yang dilaksanakan oleh Konsultan Supervisi didampingi
oleh Tim Survei Direktorat Kepelabuhanan, Tim Teknis dari
Unit Kerja, serta Distrik Navigasi setempat. Hasil
pemeruman (sounding) akhir disetujui oleh Konsultan
Supervisi yang selanjutnya ditetapkan oleh PPK. Hasil
pelaksanaan Final Sounding digunakan sebagai dasar
penentuan akhir perhitungan volume dan desain kedalaman
pekerjaan pengerukan.
13.6. Penyampaian data hasil pemeruman predredge sounding,
resounding, progress sounding dan final sounding, meliputi:
a. RAW data dari echosounder;
b. Data roll echosounder;
c. Hasil pencatatan manual pasang surut;
d. Peta batimetri;
e. Perhitungan profil volume keruk.
13.7. Pengukuran kedalaman baik pada saat predredge sounding,
progress sounding dan final sounding dilakukan dengan
echosounder dengan frekuensi tinggi.
13.8. Dalam hal pada pelaksanaan seluruh kegiatan pemeruman
(sounding) yang tidak didampingi oleh perwakilan
pengawasan yang ditunjuk oleh Pemberi Kerja, dianggap
tidak sah dan tidak diakui.
14. Supervisi dan 14.1. Kontraktor wajib berkoordinasi dengan Pejabat Pembuat
Monitoring serta Komitmen (PPK) dan Konsultan Supervisi dalam mengatasi
Pengendalian permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan pekerjaan
pengerukan.
Teknis
14.2. Supervisi selama pelaksanaan pekerjaan pengerukan adalah
mengikat dan merupakan syarat bagi laporanlaporan hasil
pekerjaan pengerukan.
14.3. Monitoring dan pengendalian teknis pekerjaan pengerukan
dilakukan oleh Pemberi Kerja
15. Output Pekerjaan 15.1. Pelaksanaan pekerjaan pengerukan harus memenuhi hal-hal
Pengerukan sebagai berikut:
15.2. Dalam hal terjadi perbedaan terhadap angka 15.1 butir a, b dan
16. Penerimaan
Pekerjaan c maka yang dipergunakan adalah tercapainya desain profil
kedalaman, lebar, dan slope kemiringan
16.1. Berdasarkan progress sounding terakhir yang dilaksanakan
oleh Kontraktor yang menyatakan pekerjaan tersebut telah
memenuhi angka 15.1 dan mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Supervisi, maka Kontraktor menyampaikan surat
pemberitahuan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
yang menyatakan pekerjaan tersebut telah selesai
dilaksanakan. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
surat pemberitahuan tersebut diterima, pelaksanaan final
sounding harus sudah dimulai oleh Konsultan Supervisi.
16.2. Bila ternyata dari hasil final sounding yang dilakukan oleh
Konsultan Supervisi berdasarkan permintaan Kontraktor,
terdapat desain yang disyaratkan belum dipenuhi, maka
Kontraktor harus melakukan pengerukan ulang dan diadakan
final sounding kembali oleh Konsultan Supervisi atas beban
Kontraktor.
16.3. Serah Terima Pekerjaan Pengerukan dilaksanakan setelah
Peta Batimetri, Data Echosounder serta perhitungan volume
keruk hasil survei final sounding dan persyaratan
administrasi lainnya dinyatakan lengkap oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan. Serah terima tersebut
dituangkan dalam berita
acara serah terima pekerjaan pengerukan.
17. Lain – lain 17.1. Pekerjaan pengerukan ini tidak termasuk
pengangkatan/pembersihan wreck yang ditemui pada lokasi
pekerjaan atau benda-benda keras lainnya.
17.2. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus sepenuhnya
diperhitungkan kebutuhan operasional dari pelabuhan dan
selalu berkoordinasi dengan Konsultan Supervisi dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) sehingga gangguan terhadap
operasional pelabuhan dapat ditekan semaksimal mungkin.
Kontraktor diwajibkan membuat laporan harian sesuai
dengan yang telah ditentukan dan dikirim setiap minggu
kepada pemberi pekerjaan.
17.3. Apabila karena satu dan lain-lain hal kecelakaan, Tubrukan,
Benturan antara kapal keruk dan kapal niaga atau alat apung
dan bengunan lainnya, maka sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor untuk menyelesaikannya sesuai peraturan-
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
17.4. Laporan akhir hasil pekerjaan pengerukan agar diserahkan
kepada Pemberi Tugas.