Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

Daftar Isi...........................................................................................................................................i

Bab 1 Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ..................................................................................... 1

1.1 Pelaksanaan Pekerjaan...................................................................................................... 1

1.1.1 Metode Pelaksanaan .................................................................................................. 1

1.1.2 Jadwal Kontraktor Pelaksana .................................................................................... 1

1.1.3 Jadwal Penugasan Personil........................................................................................ 2

1.2 Ganti Rugi......................................................................................................................... 3

1.3 Pelayanan Pertolongan Pertama ....................................................................................... 3

1.4 Persetujuan Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan............................................................. 4

1.5 Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) .......................................................................... 4

1.6 Perizinan dan Koordinasi dengan Pihak Lain................................................................... 4

1.7 Kualitas Pekerjaan dan Penolakan.................................................................................... 4

1.8 Patok-Patok Pembantu Pengukuran.................................................................................. 5

1.8.1 Pematokan ................................................................................................................. 5

1.8.2 Perlengakapan ........................................................................................................... 5

1.8.3 Gambar ...................................................................................................................... 6

1.9 Peralatan Survei ................................................................................................................ 6

1.10 Dokumentasi Proyek ..................................................................................................... 7

1.11 Kantor PPK/Konsultan Pengawas ................................................................................ 7

1.12 Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana ........................................................................ 7

1.13 Penanggung Jawab Kontraktor Pelaksana .................................................................... 8

1.14 Kualifikasi Tenaga Kerja .............................................................................................. 8

1.15 Gambar Rencana ........................................................................................................... 8

1.16 Laporan ......................................................................................................................... 9

1.16.1 Laporan Harian.......................................................................................................... 9

1.16.2 Laporan Mingguan .................................................................................................... 9

1.16.3 Laporan Bulanan ....................................................................................................... 9


i
1.16.4 Laporan Khusus....................................................................................................... 10

1.16.5 Laporan Akhir Proyek ............................................................................................. 10

1.16.6 Format Laporan ....................................................................................................... 10

1.16.7 As Built Drawing .................................................................................................... 10

Bab 2 Spesifikasi Teknis........................................................................................................... 12

ii
BAB 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

1.1 Pelaksanaan Pekerjaan


1.1.1 Metode Pelaksanaan
Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat dan menyampaikan metode pelaksanaan
yang rinci, untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Waktu penyampaiannya 14 hari sebelum waktu pelaksanaan.
Walaupun metode pelaksanaan telah mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap
metode pelaksanaan yang diusulkan. Bila akibat pelaksanaan metode tersebut timbul
kerugian, maka hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Metode Pelaksanaan harus rinci dan mudah dipahami, serta dapat dilaksanakan mengacu
kepada kualitas pekerjaan dan waktu pelaksanaan yang ingin dicapai dan ditargetkan
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Bila Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas merasa metode pelaksanaan yang
diusulkan berpeluang untuk sulit dilaksanakan atau tidak dapat mengejar waktu
pelaksanaan yang disyaratkan, Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berhak untuk
menolak dan meminta revisi kepada Kontraktor Pelaksana dan/atau mengajukan
alternatif metode pelaksanaan lain.
Pengajuan alternatif ini akan bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana bila dirasa kondisi mendesak terhadap mutu dan waktu pelaksanaan. Segala
penambahan biaya akibat pelaksanaan metode pelaksanaan ini ditanggung sepenuhnya
oleh Kontraktor Pelaksana.
1.1.2 Jadwal Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail
yang memperlihatkan urutan kegiatan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
menguraikan berbagai aktivitas pekerjaan dibuat agar kemajuan pekerjaan dapat
dievaluasi ketepatannya sesuai waktu yang direncanakan.

Kontraktor Pelaksana harus membuat diagram jaringan (network planning) yang


memberikan informasi mengenai permulaan tanggal awal atau akhir dari masing-masing
aktivitas agar dimungkinkan diperoleh jadwal jalur kritis (critical path). Juga dibuat
sub jadwal untuk menunjukkan jadwal pekerjaan kritis dari keseluruhan jadwal
konstruksi.
1
Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat Perjanjian ditandatangani, yang
menandakan dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang
dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
Bila selama waktu 14 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai Kontraktor Pelaksana
belum dapat menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana
harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan
yang harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Apabila pelaksanaan di lapangan telah melenceng dari jadwal yang telah diserahkan,
maka Kontraktor Pelaksana harus memperbarui jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut
untuk menggambarkan seteliti mungkin kemajuan pekerjaan secara aktual, pembaruan
ini terus dilakukan hingga proyek selesai.
Jadwal kegiatan mingguan diserahkan pada hari Senin pagi dimana ditunjukkan
bagian/komponen/jenis pekerjaan dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan
dalam minggu yang bersangkutan.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan sub Kontraktor Pelaksana dapat diserahkan secara
terpisah atau dimasukkan kedalam jadwal pelaksanaan keseluruhan.
1.1.3 Jadwal Penugasan Personil
Jadwal penugasan personil pokok harus disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan. Dalam jadwal harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan dan
waktu-waktu penambahan dan pengurangan personil yang dibutuhkan serta harus
ada persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas mengenai jadwal penugasan
personil tersebut.
Selama masa pelaksanaan Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga inti yang
cukup memadai untuk proyek ini. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) dikeluarkan, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyerahkan nama-nama tenaga yang dipergunakan di atas lengkap dengan curriculum
vitaenya serta Bagan Organisasinya.

2
Kontraktor Pelaksana berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud
di atas apabila diminta oleh Pengawas berdasarkan pertimbangan- pertimbangan teknis
yang masuk akal dengan kualifikasi minimum sama dengan yang digantikan. Kelalaian
dalam hal ini dapat dikenakan sangsi/denda kelalaian.
Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor Pelaksana harus membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau
lainnya, dan mengenai pembayaran, perumahan, makanan, transportasi dan pembayaran
yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus yang menjadi haknya
berdasarkan perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah
berakhir.
Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor Pelaksana
harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari
tempat lokasi proyek.
Kontraktor Pelaksana wajib melengkapi pekerjanya dengan Alat Pelindung Diri (APD)
pada lokasi proyek dan harus menyediakan fasilitas pertolongan pertama dalam
kecelakaan yang memadai dan memeliharanya. Beberapa staf harus mampu melakukan
tugas pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan Pemberi Tugas.
Kontraktor Pelaksana akan secepatnya melapor kepada Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas bila terjadi peristiwa kecelakaan di lokasi proyek atau dimana saja yang
berhubungan dengan Pekerjaan. Kontraktor Pelaksana juga harus melaporkan
kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang apabila laporan tersebut
disyaratkan oleh undang-undang.
1.2 Ganti Rugi
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas segala biaya/ganti rugi yang mungkin
timbul sebagai akibat kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana. Kontraktor Pelaksanan harus sudah memperhitungkan hal ini
ketika membuat/mengajukan harga penawaran.
1.3 Pelayanan Pertolongan Pertama
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan keperluan pelayanan pertolongan pertama
yang cukup di lokasi proyek. Kontraktor Pelaksana harus membuat Kontrak dengan
Rumah Sakit terdekat dan dengan dokter setempat sehingga para pegawai/pekerja yang
sakit atau mengalami kecelakaan dapat segera menerima pengobatan yang baik pada
setiap saat baik siang maupun malam.
Kontraktor Pelaksana harus mempersiapkan peralatan untuk pertolongan pertama dan
alat keselamatan kerja berupa peralatan P3K, Alat Pemadam Kebakaran, Helm, Sepatu
3
Lapangan, Safety Belt, Pelampung, Tabung Oksigen, Pelindung Mata, dan lain-lain
untuk menjamin keamanan para pekerja di lapangan.
1.4 Persetujuan Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
Kecuali dinyatakan lain, semua gambar, dokumen, contoh bahan bangunan dan lain-lain
yang memerlukan persetujuan Pemberi Tugas dan atau Pengawas Lapangan harus
diserahkan dalam 3 (tiga) rangkap dan apabila disetujui, 1 (satu) rangkap akan
dikembalikan kepada Kontraktor Pelaksana dan yang lainnya disimpan oleh Pemberi
Tugas dan atau Pengawas Lapangan.
1.5 Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
a. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan keselamatan bagi para karyawan
dan pejabat pejabat yang berkaitan dengan pemeriksaan/pengawasan pekerjaan di
lapangan terhadap kemungkinan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan oleh jenis
jenis pekerjaan yang sedang dikerjakannya.
b. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana wajib
mengambil tindakan tindakan yang terbaik guna keselamatan si korban.
c. Sejumlah obat obatan untuk pertolongan pertama harus selalu tersedia di lapangan
dalam satu peti PPPK dan selalu dalam keadaan siap untuk dipergunakan.
d. Kontraktor Pelaksana wajib melindungi para karyawannya dengan jaminan
asuransi ketenagakerjaan.
1.6 Perizinan dan Koordinasi dengan Pihak Lain
Kontraktor Pelaksana harus melakukan perizinan dan koordinasi dengan pihak lain
sebelum mulai melakukan pekerjaan. Termasuk lokasi pembuangan hasil pengerukan,
khususnya yang berada diluar lokasi dumping area dalam pelabuhan yang telah
disyaratkan dalam item pekerjaan dan telah disetujui dan diijinkan oleh Direksi Teknis.
1.7 Kualitas Pekerjaan dan Penolakan
Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak dan gambar-gambar perencanaan dengan menggunakan bahan-bahan
yang terbaik dan metode pelaksanaan pekerjaan dengan kemampuan terbaiknya.
Untuk menyikapi kapasitas dumping area di dalam lokasi pelabuhan Kontraktor
Pelaksana harus melakukan langkah-langkah dalam mencegah hasil galian pada
dumping area kembali ke dalam kolam pelabuhan, hal yang mengenai pekerjaan tersebut
bahagian yang tidak terpisahkan dalam pekerjaan dumping area khususnya dalam lokasi
pelabuhan.

4
Apabila bahan-bahan bangunan dan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak
memenuhi standar yang disyaratkan, maka harus dilaksanakan penggantian/perbaikan
atau pengadaan/pembuatan kembali atas tanggungan Kontraktor Pelaksana tanpa
perpanjangan waktu pelaksanaan.
1.8 Patok-Patok Pembantu Pengukuran
1.8.1 Pematokan
Untuk membantu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengerjakan
pemasangan patok-patok sesuai kebutuhannya. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah
disetujui oleh Pemberi Tugas dan atau Pengawas Lapangan sebelum memulai pekerjaan.
Pemberi Tugas dan atau Pengawas Lapangan dapat melakukan revisi atas pemasangan
patok tersebut bila dipandang perlu, dan Kontraktor Pelaksana harus mengerjakan revisi
tersebut sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas dan atau Pengawas Lapangan.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok tersebut, Kontraktor Pelaksana harus
memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan atau Pengawas Lapangan dalam waktu
tidak kurang dari 48 jam sebelumnya, sehingga Pemberi Tugas dan atau Pengawas
Lapangan dapat mempersiapkan segala peralatan yang perlu untuk melakukan
pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor Pelaksana harus
mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan atau Pengawas Lapangan. Hanya
hasil pengukuran yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas dan atau Pengawas Lapangan
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran.
1.8.2 Perlengkapan
Kontraktor Pelaksana berkewajiban seperti yang disebut dalam Kontrak untuk
menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur dan pekerja-pekerja
yang diperlukan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk melakukan
pengawasan/pengujian hasil pematokan atau pekerjaan lain yang serupa.
Kontraktor Pelaksana harus memasang pelampung yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan yang dilengkapi dengan lampu.
Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas atau dipasang sendiri oleh Kontraktor Pelaksana harus tetap dipelihara dan
dijaga dengan baik.
Apabila ada tanda-tanda yang rusak, maka Kontraktor Pelaksana harus segera mengganti
dengan patok baru dan disetujui pemasangannya kembali oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.

5
Tidak ada suatu pekerjaan lainpun boleh dimulai pada bagian itu sampai semua
pematokan yang diperlukan telah selesai dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
1.8.3 Gambar
Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan gambar pelaksanaan dalam rangkap 3 (tiga)
dan disetujui oleh Pemberi Tugas / konsultan pengawas. Perubahan yang terjadi harus
dbuat berdasarkan gambar pelaksanaan yang disetujui.
Setelah disetujui, maka Kontraktor Pelaksana akan menyerahkan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas gambar revisi asli serta tiga lembar hasil reproduksinya.
Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
1.9 Peralatan Survei
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan survei, antara lain untuk pengukuran
Total Station, Waterpass, Meteran terbuat dari pita baja (Steel Tape), alat pengukuran
Bathymetri (Echosounder dan Station Plotter), Global Positioning System (GPS),
Multibeam, dan peralatan lain terkait dengan pekerjaan survei yang dilakukan.
Kontraktor Pelaksana harus memelihara alat-alat untuk survei ini secara baik sehingga
selama pelaksanaan dapat tetap digunakan secara baik.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan atas biaya sendiri, patok-patok beton, patok-
patok kayu, bagan, template, penampang kedalaman laut yang diminta Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas untuk memeriksa atau pengukuran bagian dari pekerjaan,
dikarenakan data ukur perencana, pengukurannya telah dilaksanakan pada bulan
September Tahun 2020 dan berkemungkinan akan mengalami perubahan sejalan dengan
waktu pelaksanaan yang akan dilakukan.
Kontraktor Pelaksana harus membangun bagan tetap dan beratap untuk digunakan
dalam melaksanakan pengukuran bila diperlukan, atas biaya sendiri.
Desain konstruksi bagan tersebut harus dibuat Kontraktor Pelaksana dan disetujui
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebelum dibangun. Pada akhir pekerjaan bagan-
bagan tersebut harus dibersihkan oleh Kontraktor Pelaksana.

1.10 Dokumentasi Proyek


Kontraktor Pelaksana harus membuat foto-foto berwarna untuk dokumentasi dari
bagian- bagian pekerjaan yang sedang berlangsung/dilaksanakan dan yang telah selesai
dilaksanakan sebagaimana yang diminta oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

6
Dokumen harus berurutan dari awal sampai akhir proyek, agar dapat memberikan
visualisasi pelaksanaan pembangunan proyek dengan baik. Hasil-hasil pembuatan
dokumentasi tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
pada setiap akhir minggunya. Hasil-hasil pemotretan yang dipilih dan dianggap baik
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas bila diminta berupa foto digital yang
didokumentasikan dalam bentuk softcopy CD/DVD sebanyak 3 (tiga) set dalam waktu 2
(dua) hari sesudahnya. Keterangan yang menyebutkan kegiatan/macam pekerjaan
dan tanggal pengambilan harus disertakan untuk masing-masing gambar dokumentasi
tersebut.
1.11 Kantor PPK/Konsultan Pengawas
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Kantor Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
minimal berupa direksikeet. sebanyak dua buah yang letaknya dekat dengan Kantor
Kontraktor Pelaksana, yang terdiri dari ruangan-ruangan Pemberi Tugas dan Ruang
Rapat yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan antara lain : kursi, meja, papan tulis,
lemari, AC, HT (handy talky), telepon dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan pengawasan.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan
Kantor Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan
salinan 1 (satu) copy lengkap Dokumen Kontrak (BOQ, Gambar Teknik, KAK, Jadwal
Pelaksanaan dan Peraturan/Standar/pedoman yang digunakan dalam pekerjaan ini) di
Kantor Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas perawatan Kantor dan segala
perlengkapannnya.
1.12 Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab sepenuhnya atas pekerjaan yang
dilaksanakannya sesuai dengan isi Surat Perjanjian.
1.13 Penanggung Jawab Kontraktor Pelaksana
Penanggungjawab Kontraktor Pelaksana terdiri atas jajaran manajemen dari Kontraktor
Pelaksana dan pelaksana pekerjaan di lapangan.
1.14 Kualifikasi Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan hendaknya tenaga yang ahli/terlatih dan berpengalaman
pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
ketentuan/petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan nama-nama personil yang akan menangani
pekerjaan sesuai kontrak untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
7
1.15 Gambar Rencana
a. Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin diadakan
dalam masa pelaksanaan.
Kontaktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini maupun spesifikasi yang lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik
keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada Gambar rencana
atau perbedaan antara Gambar Rencana dan isi Spesifikasi.
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar
Rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebut dalam Spesifikasi. Dimensi
dalam Gambar Rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk
menganggap bahwa Gambar Rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas
petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.Penyimpangan antara keadaan lapangan
terhadap Gambar Rencana akan ditentukan selanjutnya oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas dan akan disampaikan kepada Kontraktor Pelaksana secara tertulis.
Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan
untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
b. Ketidak sesuaian antara Gambar Rencana dan Uraian & Syarat-syarat.
Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar-gambar Rencana, dan Spesifikasi Pekerjan
dengan Syarat-syarat Umum maupun Syarat-syarat Khusus, maka hal ini harus segera
dilaporkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk selanjutnya diputuskan
oleh Pemberi Tugas.
c. Perbedaan Antara Item Pekerjaan Dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi.
Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik
keuntungan apabila dalam hal ini terdapat perbedaan antara item pekerjaan dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi. Dalam hal ini Kontraktor Pelaksana wajib
melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini
tanpa biaya tambahan.
Gambar - Gambar untuk pelelangan dan kontrak Proyek (Gambar - Gambar Kontrak)
disajikan dalam lampiran dokumen lelang.
1.16 Laporan
1.16.1 Laporan Harian
a. Kontraktor Pelaksana wajib membuat Laporan Harian dalam rangkap 4 (empat) yang
berisikan keterangan tentang :

8
- Jumlah tenaga kerja
- Jumlah bahan yang didatangkan, digunakan, ditolak.
- Jenis dan jumlah pekerjaan yang dilaksanakan
- Nota/catatan/penugasan dari Manajemen Konstruksi.
- Pekerjaan tambah/kurang
- Kegiatan administrasi (surat menyurat)
Laporan Harian harus diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
sebelum diedarkan lebih lanjut kepada pihak pihak yang bersangkutan.
b. Bentuk Laporan Harian akan diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kelalaian Kontraktor Pelaksana untuk membuat Laporan Harian dianggap sebagai
ketidakseriusan Kontraktor Pelaksana yang akan mengakibatkan dihentikannya
pekerjaan dengan akibat sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
1.16.2 Laporan Mingguan
Berdasarkan pada Laporan laporan Harian tersebut, Direksi / Konultan Pengawas /
Konsultan Manajemen Konstruksi akan memuat Laporan Mingguan dilengkapi dengan
penilaian Pengawas Lapangan atas kegiatan teknis dan non teknis Kontraktor Pelaksana.
Laporan Mingguan ini kemudian akan diedarkan kepada Pemberi Tugas, Pimpinan
Proyek dan Instansi instansi yang berkaitan.
1.16.3 Laporan Bulanan
Kontraktor Pelaksana diwajibkan juga membuat laporan bulanan yang berisikan semua
kegiatan pada bulan yang bersangkutan termasuk hambatan- hambatan yang dihadapi,
perubahan-perubahan pelaksanaan yang telah mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas yang dilengkapi dengan Gambar Rencana. Laporan bulanan
harus dijilid sebanyak 5 (lima) set dan harus diserahkan kepada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas paling lambat tanggal
10 (sepuluh) pada bulan berikutnya.
1.16.4 Laporan Khusus
Pelaporan mengenai hal-hal yang khusus yang tidak tercatat baik pada laporan harian,
mingguan, bulanan, akhir proyek maupun laporan masa pemeliharaan, akan dituliskan
pada laporan khusus proyek yang ditambahkan pada lampiran.
1.16.5 Laporan Akhir Proyek
Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat laporan akhir proyek setelah proyek
dinyatakan selesai dan dapat diterima oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Laporan ini berupa rekapitulasi dari laporan bulanan yang harus memuat semua
perubahan-perubahan penting selama berlangsungnya proyek. Laporan ini dibuat dalam
9
rangkap 10 (sepuluh) dan diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah
masa pemeliharaan.
1.16.6 Format Laporan
Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengusulkan format laporan harian, mingguan dan
bulanan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
1.16.7 As Built Drawing
a. Kontraktor Pelaksana akan menyiapkan dan menyimpan suatu himpunan lengkap arsip
"as-built drawing terbaru" dari semua pekerjaan permanen diatas blueprint yang akan
dikoreksi setiap hari dan akan menunjukan tiap - tiap perubahan dari gambar - gambar
kontrak atau Shop Drawing yang sudah disetujui mencakup lokasi as built yang betul,
jenis - jenis pekerjaan dan ukuran, dan lain - lain. Kumpulan gambar ini harus disimpan
di Kantor Proyek milik Kontraktor Pelaksana, dan harus dapat ditunjukkan setiap saat
untuk diperiksa oleh Pengawas Lapangan. Gambar - gambar tersebut harus digunakan
hanya untuk keperluan pendataan.
b. Sebagai tambahan, Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri, menyiapkan dan
menyerahkan kepada Pengawas Lapangan gambar - gambar shop drawing dan as - built
dari pekerjaan - pekerjaan permanent menyeluruh yang diperlukan sesuai Kontrak, yang
akan menunjukan keseluruhan pekerjaan permanent yang sudah dilaksanakan. Sebagian
gambar akan disiapkan untuk bagian pekerjaan yang diselesaikan sebagai proses
pekerjaan dan akan disampaikan Pengawas Lapangan untuk persetujuan dan
pemeriksaan nomor urut, dan lain - lain, dan nomor gambar final akan dimasukkan
ketika semua gambar - gambar as - built diselesaikan dan diautr dengan semestinya.
c. Kontraktor Pelaksana akan menyampaikan 1 (satu) gambar asli dan 5 nya (lima)
salinan, dan 2 (dua) unit SSD External dan 5 (lima) salinan gambar-gambar as - built
drawing dengan ukuran A3 terhadap pekerjaan - pekerjaan yang sudah selesai.
Sebelum persiapan gambar - gambar, Kontraktor Pelaksana harus memperoleh
persetujuan dari Pengawas Lapangan menyangkut ukuran gambar, mutu, kertas kalkir,
metoda penyajian gambar dan detail yan lain - lain. Tidak ada sertifikat terhadap
pekerjaan yang sudah diselesaikan tersebut akan diberikan oleh Pengawas Lapangan,
sebelum Kontraktor Pelaksana menyerahkan gambar shop drawing dan as - built
sebagaimana dimaksud di sini.

10
BAB 2
SPESIFIKASI TEKNIS

1. Lokasi Pekerjaan Terminal Curah Cair Kabil

2. Aturan

1. UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN 2008 TENTANG


PELAYARAN
2. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR KM 77 TAHUN 2009 TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN BATAM
3. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR KM 62 TAHUN 2006 TENTANG
RENCANA INDUK PELABUHAN KABIL
4. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR PM 125 TAHUN 2018 TENTANG
PENGERUKAN DAN REKLAMASI
5. PERMENHUB NOMOR 70 TAHUN 2010 TENTANG
STANDAR BIAYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
PERHUBUNGAN
6. LAMPIRAN PERMEN PUPR No. 28 TAHUN 2016
3. Jadwal (Time 3.1. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat untuk rencana

Schedule) pelaksanaan pekerjaan, agar kemajuan pekerjaan dapat


dievaluasi ketepatan waktunya.
3.2. Dalam batas waktu yang diberikan, Kontraktor Pelaksana
wajib menyiapkan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang harus
diserahkan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yang
memperlihatkan urutan kegiatan yang direncanakan dalam
melaksanakan pekerjaan. Kontraktor Pelaksana harus
mempunyai jadwal pelaksanaan pengerukan setelah
mempelajari data relevan, koordinasi dengan instansi terkait,
kemungkinan hambatan dalam pelaksanaan pemilihan
peralatan yang akan digunakan, yang mencakup kegiatan
waktu yaitu Mobilisasi peralatan keruk, Persiapan Lapangan,
Resounding (bila diperlukan), Progress Sounding dan Final
Sounding;
3.3. Semua perintah secara tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) tentang adanya kelainan-kelainan dan atau
keterlambatan di dalam pelaksanaan harus dicatat
11
dan dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor
Pelaksana.

12
4. Pelaporan 4.1. Laporan prestasi volume pekerjaan mingguan diserahkan
pada kesempatan pertama dan minggu berikutnya
kepadaa
pengguna Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
4.2. Laporan prestasi volume pekerjaan setiap bulan, dirinci
sebagai berikut
a. Volume pekerjaan pada bulan bersangkutan
b. Volume pekerjaan kumulatif sampai dengan bulan
sebelumnya
c. Total volume kumulatif sampai dengan bulan yang
bersangkutan
5. Lingkup Pekerjaan Lingkup Pekerjaan meliputi pekerjaan di perairan yaitu sebagai
berikut:
5.1. Melaksanakan Pekerjaan Persiapan
5.2. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan keruk/kapal
keruk dan personil.
5.3. Melaksanakan pekerjaan pengerukan dengan data
sebagai berikut :
a. Lokasi yang dikeruk : Alur Pelayaran / Kolam
Pelabuhan (Lihat peta
predredge sounding)
b. Luas yang dikeruk : (Lihat peta predredge
sounding)
c. Desain kedalaman keruk : sesuai gambar desain
d. Slope/kemiringan : sesuai gambar desain
e. Volume Keruk Total : 505.000 m³
f. Jenis material keruk : Lempung dengan campuan
Pasir

5.4. Pre Dredge Sounding


Sebelum pelaksanaan kerja lapangan oleh Kontraktor
Pelaksana dimulai harus dilaksanakan pengukuran persiapan
awal (Pre Dredge Sounding), yaitu: pengukuran awal lokasi,
pengukuran topografi kawasan, pengukuran batimetri awal,
pengukuran lokasi area pembuangan.

13
5.5. Menyiapkan dan memasang tanda-tanda kerja keruk
beserta posisi yang diperlukan di area pengerukan dan
dumping area guna memungkinkan peralatan keruk dan
alat bantunya bekerja teratur, efektif dan efisien.
5.6. Melaksanakan pekerjaan pengerukan dan pengangkutan
serta pembuangan material hasil pengerukan ke dumping
area yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
5.7. Melaksanakan Pre-Dredge Sounding dan final sounding
untuk mengetahui selesainya pekerjaan pengerukan.
5.8. Melaksanakan Pekerjaan Siltation Screen (Geotextile Non
Woven), pada daerah hasil pengerukan.
5.9. Selama kapal keruk bekerja diprioritaskan kapal-kapal yang
akan menuju dari/ke pelabuhan setempat dapat melintas alur
pelayaran dengan aman
5.10. Melaksanakan pemasangan Siltation Screen di area kerja
keruk. Teknis pemasangan Siltation Screen sebagai berikut:
a. Perihal pertama yang dilakukan membersihkan lokasi
yang akan digelar geotextile dari benda-benda tajam dan
benda-benda lainnya.
b. Memasang Geotextile di lokasi pengerukan secara
vertikal dan melingkar di area galian, lalu pastikan
bahwa geotextile yang digelar tidak ada gelombang atau
kerutan.
c. Jika ada menemukan lahan yang sulit dalam
penggelaran, Kontraktor Pelaksana bisa memotong
geotextile tersebut sesuai kebutuhan tujuannya untuk
mempermudah penggelaran.
d. Setelah proses penggelaran geotextile, selanjutnya
adalah penyambungan geotextile dengan cara saling
melewati lalu dijahit agar lebih kuat.
e. Saling melewati ini Kontraktor Pelaksana bisa
memberikan jarak 20-50 cm tergantung kondisi
lapangan dan teknis pekerjaan.

14
f. Setelah selesai menentukan jarak aman saling melewati
tersebut, lalu tinggal proses penjahitan.
g. Dalam proses ini Kontraktor Pelaksana bisa
menggunakan mesin jahit portable agar proses
penjahitan geotextile lebih mudah.
h. Geotextile yang dipasang di area lokasi diberikan
pelampung dengan jarak sesuai kebutuhan di lokasi
kegiatan.
i. Geotextile yang dipasang di area kegiatan mencakupi
daerah galian.
6. Dumping area
(Area Pembuangan)
Material hasil kerukan harus dibuang pada tempat yang telah
direkomendasikan oleh Pemberi Tugas. Sesuai dengan
keterangan sebelumnya bahwa dumping area di luar lokasi
pelabuhan dengan radius jarak 5 km merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam pekerjaan dumping area, begitu juga
dengan penanganan material galian pada dumping area dalam
lokasi pelabuhan sehingga material tidak masuk kembali ke
dalam kolam pelabuhan.
Kontraktor Pelaksana melakukan stack out untuk penggalian
dan penimbunan di dumping area dan menentukan titik lokasi
area yang diluar dari area pelabuhan yang sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
7. Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan
7.1. Yang dimaksud dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
adalah suatu kurun waktu tertentu dimana didalamnya sudah
mencakup waktu mobilisasi alat, waktu pelaksanaan
pengerukan dan waktu pelaksanaan pemeruman.
7.2. Pekerjaan harus sudah diselesaikan dalam kurun waktu
terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
ditandatangani sampai dengan berakhirnya Kontrak.
8. Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan

15
8.1. Gambar/peta situasi yang merupakan rencana pengerukan
antara lain areal keruk, jarak terhadap bangunan sekitarnya
dan kedalamannya.
8.2. Gambar-gambar konstruksi bangunan di sekitar daerah keruk.
8.3. Peta predredge sounding skala 1:2500 untuk areal alur
pelayaran dan skala 1:1000 untuk areal kolam pelabuhan.
8.4. Posisi pembuangan hasil pengerukan harus diberikan
tanda/pelampung yang dapat dilihat baik siang/malam hari.
8.5. Potongan-potongan melintang yang dapat menunjukan
dimensi profil serta kemiringan tepian (side-slope) dan
posisinya terhadap bangunan sekitarnya yang dapat mewakili
masing-masing tempat yang secara khusus mempunyai
perbedaan antara satu tempat dan tempat lainnya.
8.6. Data tersebut pada butir 8.1, 8.2, 8.3, 8.4, dan 8.5 di atas
disiapkan oleh Kontraktor Pelaksana.
9. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan detail dari metode
rencana pada kesempatan pertama sebelum memulai pekerjaan
pengerukan untuk disetujui oleh dan Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas sebagai berikut:
a. Jumlah dan jenis peralatan keruk;
b. Metode dan waktu pelaksanaan pengerukan dan
pembuangan hasil material keruk, termasuk detail dari
produksi keruk dan ritase keruk;
c. Jadwal pelaksanaan serta jadwal mob-demob alat dan
tenaga kerja;
d. Pengukuran dan pencatatan posisi peralatan keruk;
e. Keselamatan kerja serta komunikasi dengan kapal lain
dan syahbandar;
f. Metode pengawasan dan monitoring progress pekerjaan;
g. Metode pengawasan dan monitoring lingkungan;
h. Keselamatan lalu lintas laut;
i. Sistem dan peralatan survei batimetri;
j. Rencana pemasangan siltation screen.

16
k. Pembongkaran Mooring yang berada pada kolam
pelabuhan.
10. Peralatan Kerja 10.1. Peralatan kapal keruk yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan pengerukan adalah:
Kapal Keruk tipe Grab Dredger/Clamshell dengan jumlah 3
unit.
No Jenis Alat Kapasitas Alat
1. Grab Dredger/Clamshell 5,5 m3
2. Excavator 0.9 m3
3. Bulldozer 120 Hp (D6)
4. Dump Truck 8 Ton
5. Ponton + Tug Boat 500 m3

Ukuran, kapasitas dan jumlah peralatan keruk tersebut


harus mampu menyelesaikan pekerjaan pengerukan
sebelum waktu berakhirnya kontrak dan dengan kondisi
laik laut, beserta peralatan penunjang lainnya, yang
disyaratkan.
10.2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) wajib melakukan
verifikasi terhadap ukuran, kapasitas dan jumlah peralatan
keruk utama oleh ahli ukur kapal yang bersertifikat pada
pelabuhan terdekat.
10.3. Kapal keruk dan alat bantunya wajib berada dan siap
beroperasi dilokasi kerja paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
10.4. Peralatan keruk harus dilengkapi alat/system positioning dan
pengukur kedalaman untuk keakuratan area dan kedalaman
keruk.
10.5. Untuk Dumping area diperlukan Peralatan sebagai berikut:
1. Excavator = 2 Unit
2. Bulldozer = 1 Unit
3. Dumptruck = 20 Unit
10.6. Dalam hal peralatan keruk dan peralatan di area dumping
tidak berada dilokasi kerja paling lambat 30 (tiga puluh) hari
maka Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan mengikuti
ketentuan yang terdapat dalam klausul kontrak kritis.
17
10.7. Dalam pelaksanaan pekerjaan Kontraktor Pelaksana akan
mengganti peralatan yang sejenis, harus melaporkan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) / Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) yang sebelumnya dievaluasi oleh
Konsultan Pengawas.
10.8. Pada prinsipnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak
keberatan apabila dalam pelaksanakan pekerjaan Kontraktor
Pelaksana bermaksud ingin menambah jumlah peralatan
untuk meningkatkan kapasitas pengerukan guna
mempercepat penyelesaian pekerjaan dari yang telah
ditentukan pengguna barang/jasa, untuk penambahan
peralatan tersebut tidak akan diadakan penambahan biaya.
10.9. Dalam melaksanakan pengerukan, untuk pemeruman
kedalaman (sounding), Kontraktor Pelaksana wajib
menyiapkan instrumen survei minimal sebagai berikut:

a. Boat Service = 1 (satu) unit


b. Echo Sounder (MBES) = 1 (satu) unit
c. GPS = 1 (satu) unit
d. Theodolite = 2 (dua) unit
e. Peralatan gambar = 1 (satu) set
f. Peralatan keselamatan kerja = 1 (satu) paket
g. Surveyor yang berpengalaman = 2 (dua) orang
Yang sewaktu-waktu dapat dipakai oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus disetujui
oleh Pemberi Tugas dan/atau Konsultan Pengawas.
10.10. Kontraktor Pelaksana harus menjamin kondisi
peralatan yang dipergunakan selalu berada dalam kondisi
baik dan menyediakan sparepart/suku cadang pengganti
peralatan sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan
pengerukan tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang
dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.
10.11. Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pekerjaan
pembongkaran mooring sebanyak 5 buah, harus sesuai
dengan kondisi dimana metode pembobokan beton

18
menggunakan alat yang terdapat pada tabel point 10.1 dan
sesuai dengan analisa pekerjaan dalam BOQ, hasil
bongkaran moring dibuang jika ukuran hasil bongkaran
dapat mengganggu kolam pelabuhan, lokasi pembungan di
darat harus seijin Direksi dan Konsultan Pengawas.
Kedalaman bongkaran mooring minimal sedalam rencana
galian yang akan dilakukan (dredger) dimana mooring
berada. Biaya lain-lain diluar kondisi yang merupakan
tanggung jawab kontraktor pelaksana (penyedia) akan
dibebankan sepenuhnya oleh penyedia jasa dan menjadi
keputusan bersama Direksi dan Konsultan Pengawas

10.12.Dalam hal terjadi kerusakan pada peralatan/perlengkapan,


maka Kontraktor Pelaksana wajib segera mengatasinya atau
mengganti peralatan/perlengkapan tersebut tanpa
menimbulkan hambatan-hambatan kerja, dengan
penggantian yang disetujui Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
11. Ketentuan
Pelaksanaan Kerja
11.1. Kontraktor Pelaksana diberi kebebasan untuk memilih metode
kerja yang diinginkan dalam melaksanakan pekerjaan ini dan
melampirkan metode kerja tersebut pada surat penawaran
yang telah disetujui pemberi kerja dan Konsultan pengawas.
11.2. Kontraktor wajib mempersiapkan tenaga personil yang di
tempatkan pada pekerjaan ini sebagai berikut :
a. Manager Proyek (1 orang) dengan melampirkan dokumen :
 Copy Ijasah S2 Teknik Sipil
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Referensi Menjabat PM dari Project Owner (10 Tahun)
 Copy KTP dan NPWP
 Copy SKA Ahli Madya Manajemen Proyek

19
b. Site Manager Proyek (1 orang) dengan melampirkan
dokumen :
 Copy Ijasah S1 Teknik Sipil
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Referensi Menjabat SM (Site Manager) dari Project
Owner (7 Tahun)
 Copy KTP dan NPWP
 Copy SKA Ahli Madya Manajemen Proyek
c. Tenaga Ahli Oseanografi (1 orang) dengan melampirkan
dokumen :
 Copy Ijasah S1 Ahli Kelautan / S1 Geodesi
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Referensi Menjabat Tenaga Ahli Oseonografi (5 Tahun)
 Copy KTP dan NPWP
 Copy SKA Ahli Madya
d. Tenaga Ahli Dermaga (1 orang) dengan melampirkan
dokumen :
 Copy Ijasah S1 Teknik Sipil (Dermaga)
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Referensi Menjabat Tenaga Ahli Dermaga (5 Tahun)
 Copy KTP dan NPWP
 Copy SKA Ahli Madya Dermaga
e. Tenaga Ahli Geoteknik (1 orang) dengan melampirkan
dokumen :
 Copy Ijasah S1 Teknik Sipil (Geoteknik)
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
20
 Referensi Menjabat Tenaga Ahli Geoteknik (5 Tahun)
 Copy KTP dan NPWP
 Copy SKA Ahli Madya Geoteknik
f. Tenaga Quantity Surveyor (1 orang) dengan melampirkan
dokumen :
 Copy Ijasah D3 Teknik Quantity Surveyor
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Referensi Menjabat Tenaga Quantity Surveyor (3
Tahun)
 Copy KTP dan NPWP
g. Pengawas Lapangan (4 orang) dengan melampirkan
dokumen :
 Copy Ijasah S1 Teknik Sipil
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Copy KTP dan NPWP
 Copy SKA Ahli Madya Sumber Daya Air
h. Pengawas Keselamatan Kerja (1 orang) dengan
melampirkan dokumen :
 Copy Ijasah S1 Teknik
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Copy KTP dan NPWP
 Copy SKA Madya Ahli K3 Konstruksi atau Ahli K3
umum dari Depnaker )
i. Surveyor (1 orang) dengan melampirkan dokumen :
 Copy Ijasah SMK Teknik Survey Dan Pemetaan
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
21
 Copy KTP
 Copy SKT Juru Ukur/Survey Pemetaan
j. Operator Kapal (4 orang) dengan melampirkan dokumen :
 Copy Surat Izin Operator (SIO) dan Copy Sertifikat
Operator Kapal Keruk
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Copy KTP
 Copy SKT Pengerukan
k. Tenaga Operator Komputer/Drafter (2 orang) dengan
melampirkan dokumen :
 Copy minimal Ijasah S1 Teknik Sipil/Arsitek
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Copy KTP
 Copy SKA Muda Sipil/Arsitek
l. Tenaga Administrasi (1 orang) dengan melampirkan
dokumen :
 Copy minimal Ijasah S1 Seemua Jurusan
 Asli Curriculum Vitae (CV) ditanda tangani oleh yang
bersangkutan dan diketahui oleh Direktur / Pimpinan
Perusahaan
 Copy KTP

11.3. Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan dan


memasang sarana navigasi/rambu-rambu yang diperlukan
selama pekerjaan pengerukan berlangsung, sesuai dengan
peraturan peraturan/ketentuan-ketentuan yang berlaku,
demikian pula pada daerah pembuangan (dumping area).
11.4. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian terkait
dengan jam kerja, waktu pengerukan dimulai dari pekerjaan
keruk, olah gerak kapal, mobilisasi dan demobilisasi ke

22
dumping area yang selanjutnya dicatat di dalam buku jurnal
kapal
11.5. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor
Pelaksana diwajibkan membuat laporan harian, mingguan
dan bulanan secara tertulis dan diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk dievaluasi dan kemudian disampaikan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara periodik.
11.6 Dalam melaksanakan pengerukan untuk pemeruman
kedalaman (sounding) dan pengolahan datanya disyaratkan:

a. Mempergunakan personil yang terampil/tenaga ahli yang


sewaktu-waktu dapat dicek kebenarannya.

b. Pelaksanaan Pemeruman dilakukan sebelum pekerjaan


pengerukan sebagai steakout pekerjaan. Untuk kebenaran
pasang surut dilakukan pembacaan palem, pasang surut
yang di level terhadap Benchmark yang sudah ada.

d. Alat yang dipergunakan untuk pemeruman disyaratkan


mempergunaka Echosounder (MBES) yang mempunyai
ketelitian yang tinggi serta koreksi minimal.

e. Jarak spasi pemeruman di daerah lokasi pengerukan


minimal 25 m dan maksimal 35 m untuk skala 1:2500
untuk alur pelayaran sedangkan untuk kolam pelabuhan
minimal 5 m dan maksimal 10 m dengan skala 1:1000.

f. Kontraktor Pelaksana diperkenankan melaksanakan


progress sounding yang sekaligus dapat merupakan
pra final sounding apabila pelaksanaan pekerjaan
pengerukan dianggap telah selesai.

11.6. Seluruh material di atas garis kedalaman rencana didalam


batas yang ditunjukan didalam gambar desain, harus dikeruk
dan dibuang di dumping area.

11.7. Material yang dikeruk dibawah garis rencana yang


ditentukan, tidak diperhitungkan sebagai prestasi pekerjaan.

23
11.8. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas
kehilangan atau kerusakan yang terjadi akibat
kelalaian/kecerobohan atau
kesalahan pelaksanaan pekerjaan.

12. Tide Gauge / Pole


(Alat Pengukur Pasang Surut)
12.1. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk
membuat/mendirikan alat pengukur pasang surut (tide
gauges/poles) yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan,
sehingga setiap saat ketinggian pasang surut dapat diamati.
13. Pengukuran
Volume Pengerukan
13.1. Pengerukan diukur dalam satuan meter kubik, ditentukan
berdasarkan pengukuran sebelum dan sesudah pengerukan.
13.2. Perhitungan volume keruk yang pengerukannya
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana dihitung
berdasarkan volume profil.
13.3. Volume profil berdasarkan desain alur sesuai gambar peta
predredge sounding. Dalam perhitungan volume tersebut
sudah dimasukan faktor dan perkiraan pengendapan/siltation
rate yang terjadi selama pelaksanaan pengerukan.
13.4. Perhitungan volume untuk menentukan pekerjaan selama
pelaksanaan dihitung berdasarkan volume profil hasil
progress sounding untuk dijadikan dasar pembayaran oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kepada Kontraktor
Pelaksana.
14. Pengukuran 14.1. Predredge sounding adalah pekerjaan pemeruman
(sounding) awal yang dilaksanakan sebelum diadakan
pekerjaan pengerukan oleh Tim Survei dan disetujui oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Data yang dihasilkan berupa Peta Batimetri dan perhitungan
volume keruk yang digunakan sebagai dasar penentuan
perhitungan volume dan desain kedalaman pekerjaan
pengerukan.

24
14.2. Resounding adalah Pekerjaan pemeruman (sounding) ulang
yang dilaksanakan Kontraktor Pelaksana dengan biaya
sendiri didampingi Konsultan Pengawas sebelum
pelaksanaan kegiatan pengerukan, apabila pelaksanaan
pekerjaan pengerukan dilaksanakan melebihi jangka waktu
pelaksanaan pemeruman awal (predredge sounding)
minimal 2 (dua) bulan. Data yang dihasilkan digunakan
sebagai dasar dalam pekerjaan pengerukan.
14.3. Dalam hal hasil pelaksanaan Resounding terjadi perubahan
melebihi 10% dari desain kontrak, PPK dapat mengusulkan
perubahan desain kepada Pemberi Tugas dengan
melampirkan data hasil pemeruman (sounding).
14.4. Final Sounding adalah pekerjaan pemeruman (sounding)
akhir yang dilaksanakan setelah pekerjaan pengerukan selesai
yang dilaksanakan oleh Tim Survei dan didampingi Konsultan
Pengawas.
Hasil pemeruman (sounding) akhir disetujui oleh Tim Teknis
yang selanjutnya ditetapkan oleh PPK. Hasil pelaksanaan Final
Sounding digunakan sebagai dasar penentuan akhir
perhitungan volume dan desain kedalaman pekerjaan
pengerukan.
14.5. Penyampaian data hasil pemeruman predredge sounding,
resounding, dan final sounding, meliputi:
a. RAW data dari echosounder;
b. Data roll echosounder;
c. Hasil pencatatan manual pasang surut;
d. Peta batimetri;
e. Perhitungan profil volume keruk.
14.6. Pengukuran kedalaman baik pada saat predredge sounding,
progress sounding dan final sounding dilakukan dengan
echosounder dengan frekuensi tinggi.
14.7. Dalam hal pada pelaksanaan seluruh kegiatan pemeruman
(sounding) yang tidak didampingi oleh perwakilan
pengawasan yang ditunjuk oleh Pemberi Kerja, dianggap
tidak sah dan tidak diakui.
25
15. Pengawas dan
Monitoring serta
Pengendalian Teknis
15.1. Kontraktor Pelaksana wajib berkoordinasi dengan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan Konsultan Pengawas dalam
mengatasi permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan
pekerjaan pengerukan.
15.2. Pengawas selama pelaksanaan pekerjaan pengerukan adalah
temengikat dan merupakan syarat bagi laporanlaporan hasil
pekerjaan pengerukan.
15.3. Monitoring dan pengendalian teknis pekerjaan pengerukan
dilakukan oleh Pemberi Tugas.
16. Output Pekerjaan
Pengerukan
16.1. Pelaksanaan pekerjaan pengerukan harus memenuhi hal-hal
sebagai berikut:
a. Pengerukan dilakukan dengan tidak memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan pelabuhan dan lingkungan
sekitarnya;
b. Metode yang digunakan disesuaikan dengan jenis material,
survey hidrografi, ekosistem, biota dan lingkungan
disekitar lokasi pengerukan maupun lokasi buang;
c. Material keruk dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak
kembali lagi ke areal keruk; dan
d. Pengerukan dilakukan dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan, standarisasi nasional, kriteria dan
norma serta ketentuan lainnya yang berlaku.
16.2. Dalam hal terjadi perbedaan terhadap angka 16.1 butir a, b, c
dan d maka yang dipergunakan adalah tercapainya desain
profil kedalaman, lebar, dan slope kemiringan.
17. Penerimaan Pekerjaan
17.1. Berdasarkan final sounding yang dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana yang menyatakan pekerjaan tersebut
telah memenuhi angka 16.1 dan mendapatkan persetujuan

26
dari Konsultan Pengawas, maka Kontraktor Pelaksana
menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) yang menyatakan pekerjaan tersebut telah
selesai dilaksanakan. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
setelah surat pemberitahuan tersebut diterima, pelaksanaan
final sounding harus sudah dimulai oleh Konsultan Pengawas.
17.2. Bila ternyata dari hasil final sounding yang dilakukan oleh
Tim Survei berdasarkan permintaan Kontraktor Pelaksana,
terdapat desain yang disyaratkan belum dipenuhi, maka
Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengerukan ulang dan
diadakan final sounding kembali oleh Tim Survei atas beban
Kontraktor Pelaksana.
17.3. Serah Terima Pekerjaan Pengerukan dilaksanakan setelah
Peta Batimetri, Data Echosounder serta perhitungan volume
keruk hasil survei final sounding dan persyaratan administrasi
lainnya dinyatakan lengkap oleh Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan. Serah terima tersebut dituangkan dalam berita
acara serah terima pekerjaan pengerukan.
18. Lain – lain
18.1. Pekerjaan pengerukan ini tidak termasuk
pengangkatan/pembersihan wreck yang ditemui pada lokasi
pekerjaan atau benda-benda keras lainnya.
18.2. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus sepenuhnya
diperhitungkan kebutuhan operasional dari pelabuhan dan
selalu berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sehingga gangguan
terhadap operasional pelabuhan dapat ditekan semaksimal
mungkin. Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat laporan
harian sesuai dengan yang telah ditentukan dan dikirim
setiap minggu kepada pemberi pekerjaan.
18.3. Apabila karena satu dan lain-lain hal kecelakaan, Tubrukan,
Benturan antara kapal keruk dan kapal niaga atau alat apung
dan bengunan lainnya, maka sepenuhnya menjadi tanggung

27
jawab Kontraktor Pelaksana untuk menyelesaikannya sesuai
peraturan- peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
18.4. Laporan akhir hasil pekerjaan pengerukan agar diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
18.5. Apabila ada pekerjaan yang dalam hal ini harus dilakukan
perbaikan menurut penilaian Tim Teknis, maka Kontraktor
Pelaksana wajib memperbaikinya.
18.6. Kontraktor Pelaksana Wajib melakukan pekerjaan
pembersihan lokasi termasuk sisa bahan, peralatan dan
bangunan yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan di
area pekerjaan sesuai dengan persetujuan Tim Teknis.
18.7. Kontraktor berkewajiban memberikan informasi mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi selama pekerjaan dan
dituangkan dalam berita acara perubahan (addendum), dan
semua informasi tersebut harus di setujui oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.

28

Anda mungkin juga menyukai