Anda di halaman 1dari 8

WARTA ARDHIA

Jurnal Perhubungan Udara

Perencanaan Integrasi Transportasi Antarmoda Dalam Pembangunan Bandar Udara


(Studi Kasus: Pembangunan Bandar Udara di Kertajati)

Intermodal Transportation Integration Planning in Airport Development (Case Study:


Airport Development in Kertajati)

Dedes Kusumawati
Pusat Litbang Perhubungan Udara, Jl. Merdeka Timur No.5 Jakarta Pusat 10110
email: dedeskusumawati@yahoo.com

INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK

Histori Artikel: An airport is the vital infrastructure in a region. Airport will increase the
Diterima: 4 Mei 2016 economic growth, besides supporting inter-regional connectivity. Intermodal
Direvisi: 8 Juni 2016 transportation integration planning should be considered by airport planner
Disetujui: 29 Juni 2016 since the beginning of airport development time in order to fasten airport
operation and to avoid problems in the future. The purpose of this study is to
Keywords: interpret intermodal transportation integration planning concept that can be
Airport, Intermodal, implemented in Indonesia spesifically for airport infrastructure regarding to
Transportation, Integration the experiences from other country. This study uses qualitative method
through literature review and comparative analysis. The result of this study is
Kata kunci:
Bandar Udara, Antarmoda, that Indonesia can learn from the successful of other country like Germany in
Transportasi, Integrasi intermodal transportation integration planning in airport based on some
integration aspects like organizational, operational, physical, and motives.
Realizing seamless transportation system from and to the aiport will attract
the higher people demand for using airport in Kertajati.
Bandar udara merupakan infrastruktur vital di suatu wilayah. Bandar
udara akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, selain mendukung
konektivitas antar wilayah. Perencanaan integrasi transportasi antarmoda
menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh perencana bandar udara sejak
awal pembangunan bandar udara untuk mempercepat pengoperasian
bandar udara serta menghindari adanya permasalahan di kemudian hari.
Tujuan dari studi ini adalah untuk menginterpretasikan konsep
perencanaan integrasi transportasi antarmoda yang dapat
diimplementasikan di Indonesia khususnya infrastruktur bandar udara
berdasarkan dari pengalaman negara lain. Studi ini menggunakan metode
kualitatif yaitu tinjauan pustaka dan analisis perbandingan. Hasil dari studi
ini adalah Indonesia dapat belajar dari kesuksesan negara lain seperti
Jerman dalam perencanaan integrasi transportasi antarmoda di bandar
udara berdasarkan beberapa aspek integrasi seperti organisasi, operasional,
fisik, dan motif. Mewujudkan sistem transportasi yang berkesinambungan
dari dan ke bandar udara akan menarik permintaan masyarakat yang lebih
tinggi untuk menggunakan bandar udara di Kertajati.

Perencanaan Integrasi Transportasi Antarmoda Dalam Pembangunan Bandar Udara


(Studi Kasus: Pembangunan Bandar Udara di Kertajati), (Dedes Kusumawati) 101
PENDAHULUAN berbeda dalam menyelesaikan suatu
Bandar udara telah menjadi infrastruktur permasalahan. Perencanaan integrasi
vital di suatu wilayah. Dengan adanya bandar transportasi antarmoda di bandar udara akan
udara diharapkan dapat meningkatkan melibatkan banyak pemangku kepentingan
pertumbuhan ekonomi wilayah, selain memiliki seperti Kementerian Perhubungan, Pemerintah
fungsi utama dalam menunjang konektivitas Daerah, operator bandar udara, dan operator
antar wilayah. Di Indonesia, pembangunan kereta api. Integrasi transportasi antarmoda
bandar udara memiliki peran strategis sebagai menjadi hal yang perlu diperhatikan sejak awal
simpul dalam jaringan transportasi sesuai pembangunan bandar udara untuk
dengan hirarkinya, pintu gerbang kegiatan mempercepat pengoperasian bandar udara
perekonomian, tempat kegiatan alih moda serta menghindari adanya permasalahan di
transportasi, pendorong kegiatan industri dan kemudian hari.
perdagangan, pembuka isolasi daerah, dan Bandar Udara Internasional Jawa Barat di
prasarana untuk memperkukuh wawasan Kertajati, Majalengka menjadi studi kasus
nusantara dan kedaulatan negara (Peraturan pentingnya integrasi sejak awal proses
PM 69 Tahun 2013 tentang Tatanan pembangunan suatu infrastruktur.
Kebandarudaraan Nasional). Oleh karena itu, Pembangunan bandar udara di Kertajati
dapat dikatakan jika pembangunan bandar merupakan salah satu proyek strategis nasional
udara tidak hanya berfokus kepada tahun 2016 sesuai dengan Instruksi Presiden
pembangunan fasilitas sisi darat seperti Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan
terminal maupun fasilitas sisi udara seperti Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Bandar
landas pacu, tetapi pembangunan kawasan Udara ini direncanakan sebagai bandar udara
bandar udara dan wilayah sekitarnya untuk hub utama untuk Provinsi Jawa Barat sesuai
dapat memberikan nilai lebih terhadap dengan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa
masyarakat. Barat tahun 2009-2029. Bandar udara ini akan
Untuk mewujudkan peran bandar udara menggantikan peran Bandar Udara
secara lebih luas yaitu tidak hanya sebatas Internasional Husein Sastranegara di Bandung
untuk tempat penumpang naik dan turun yang memiliki kapasitas terbatas.
pesawat, memerlukan implementasi konsep Studi ini akan membahas integrasi
integrasi transportasi antarmoda untuk transportasi antarmoda dalam mendukung
memudahkan aksesibilitas penumpang dan pembangunan bandar udara dengan
meningkatkan konektivitas wilayah. Integrasi mempertimbangkan kesuksesan integrasi
menjadi hal yang mutlak diterapkan dalam transportasi antarmoda di Bandar Udara
pembangunan infrastruktur seperti bandar Frankfurt di Negara Jerman. Tujuan dari studi
udara. ini adalah untuk menginterpretasikan konsep
Secara umum, integrasi dapat diartikan perencanaan integrasi transportasi antarmoda
suatu proses untuk menyatukan bagian-bagian yang dapat diimplementasikan di Indonesia
yang terpisah atau berbeda menjadi suatu khususnya infrastruktur bandar udara
kesatuan (Hornby, 2010). Integrasi dapat berdasarkan dari pengalaman negara lain. Studi
berupa interkoneksi antar kebijakan, interaksi ini meliputi pendahuluan, tinjauan pustaka,
kerjasama antar sektor, maupun integrasi metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan
penguatan antar wilayah (Kidd, 2007). kesimpulan.
Kebijakan integrasi transportasi antarmoda di
bandar udara akan banyak melibatkan berbagai TINJAUAN PUSTAKA
pihak terkait. Permasalahan transportasi antarmoda di
Integrasi dapat menjadi suatu hal yang sulit bandar udara sering kali menjadi kebijakan non
karena melibatkan berbagai pemangku prioritas oleh maskapai maupun pengelola
kepentingan dengan latar belakang yang bandar udara (Vespermann & Wald, 2011).
berbeda. Pemangku kepentingan yang berbeda Vespermann & Wald (2011) menjelaskan
tersebut akan memiliki cara pandang yang kebijakan perencanaan transportasi antarmoda

Warta Ardhia, Volume 42 No. 2 Maret 2016, hal. 101 – 108


102
untuk penumpang di bandar udara negara- Dalam pelaksanaan integrasi transportasi
negara Eropa berpijak kepada kebijakan antarmoda, terdapat beberapa motif yang
perencanaan antarmoda untuk kargo yang telah biasanya dipertimbangkan seperti untuk
lebih dahulu sukses dilaksanakan. Perencanaan perluasan area cakupan pelayanan bandar
antarmoda ini ada untuk mengurangi kemacetan udara, peningkatan kapasitas bandar udara,
di bandar udara dan sekitarnya serta memenuhi pemenuhan rantai transportasi yang
permintaan akan kebutuhan penumpang berkesinambungan, serta penyelesaian
(Humpreys et al., 2005; Lythgoe and Wardmann, permasalahan lingkungan dan kemacetan
2002). (Vespermann, and Wald, 2011),. Selain itu,
Zhang and Hansen (2006) mendefinisikan Saliara (2014) menjelaskan tiga aspek dari
transportasi antarmoda sebagai suatu sistem integrasi transportasi antarmoda yaitu dari segi
yang menghubungkan moda transportasi yang organisasi, operasional, dan fisik. Integrasi
berbeda seperti transportasi darat, transportasi organisasi menggambarkan pengaturan dan
udara, transportasi laut, dan kereta api sehingga kontrak antar pemangku kepentingan dalam
dapat memfasilitasi penumpang untuk memenuhi keinginan dan komitmen kepada
menyelesaikan keseluruhan perjalanannya kinerja sistem transportasi. Integrasi
dengan menggunakan lebih dari satu moda. operasional mengacu kepada koordinasi dan
Integrasi transportasi dapat didefinisikan perencanaan sistem transportasi umum dengan
sebagai proses pengorganisasian melalui meminimumkan gangguan pada jarak dan
perencanaan dan pendistribusian elemen dari waktu untuk perjalanan yang mulus dan
sistem transportasi dengan menggunakan nyaman. Integrasi fisik yaitu adanya perubahan
moda, sektor, operator, dan organisasi berbeda secara fisik misalnya desain dan pembangunan
dengan tujuan meningkatkan keuntungan sosial fasilitas serta lokasi pemberhentian untuk
(NEA, OGM & TSU, 2003). Oleh karena itu, transit penumpang antar titik lokasi
integrasi transportasi antarmoda tidak hanya perpindahan yang nyaman (Miller, 2004). Kajian
memfasilitasi penumpang untuk terhubung ini akan membahas integrasi transportasi
kepada jaringan transportasi secara luas tetapi antarmoda kepada empat aspek yaitu:
juga dengan perpindahan yang aman, nyaman organisasi, operasional, fisik, dan motif.
dan efisien antar berbagai moda transportasi
(Vespermann & Wald, 2011).

Integrasi Organisasi Integrasi Integrasi Fisik Motif Integrasi


Operasional
Pengaturan antar operator, Desain Jaringan, Akses ke Motif pelaksanaan integrasi
fasilitas, transportasi antarmoda dalam
Koordinasi fungsi dan Jadwal, pembangunan bandar udara
kerjasama antar lembaga, Lokasi fasilitas,
Perpindahan,
Pendanaan Desain stasiun,
Informasi,

Tarif,

Tiket

Sumber: modifikasi dari Saliara (2014)

METODOLOGI observasi dan pengumpulan data sekunder yang


Pendekatan analisis yang digunakan bersifat diperoleh. Studi ini mengumpulkan data primer
kualitatif untuk menggambarkan obyek dari wawancara mendalam (in-depth interview)
penelitian secara mendalam berdasarkan secara purposive sampling kepada pemrakarsa

Simulasi Dan Verifikasi Prestasi Terbang Model Remote Control Flying Boat Saat Hidro Planing
(Sayuti Syamsuar) 103
bandar udara yaitu Pemerintah Daerah Provinsi ton per tahun dan kargo internasional sebesar
Jawa Barat terkait dengan perencanaan dan 47.362 ton per tahun. Berdasarkan prakiraan,
progress pembangunan bandar udara di bandar udara dapat melayani 112.436
Kertajati. Pengumpulan data sekunder yaitu dari pergerakan pesawat per tahun.
buku dan internet berupa jurnal, artikel, Untuk fasilitas sisi udara, landas pacu pada fase
laporan, peraturan, dan lainnya. pertama berukuran 3000 meter x 60 meter.
Terdapat dua metode utama yang digunakan Untuk fasilitas sisi darat akan dibangun terminal
yaitu tinjauan pustaka (literature review) dan domestik seluas 35.423 m2 dan terminal
analisis perbandingan (comparative analysis). internasional seluas 15.410 m2. Kawasan
Tinjauan pustaka digunakan untuk mengetahui peruntukan bandar udara meliputi
penelitian sebelumnya, konsep dan teori yang pembangunan bandar udara internasional di
relevan, kontroversi di waktu lampau, Kertajati seluas kurang lebih 1.800 Ha dan
ketidakkonsistenan output, dan pertanyaan pengembangan kawasan Kertajati Aerocity
penelitian yang belum terjawab (Bryman, A; seluas kurang lebih 3.200 Ha.
2012). Tinjauan pustaka berfungsi untuk
Perencanaan Infrastruktur Kereta Api
menyusun aspek integrasi yang digunakan
dalam Mendukung Bandar Udara di
sebagai dasar analisis perencanaan integrasi
Kertajati
transportasi antarmoda. Kemudian analisis Berdasarkan informasi dari Dinas Perhubungan
perbandingan merupakan suatu metode yang Provinsi Jawa Barat (2015), terdapat rencana
berkaitan erat dengan perencanaan yang pembangunan jaringan kereta api baru
dilakukan oleh negara, swasta, atau komunitas (Bandung – Cirebon) untuk mendukung
yang akan mempengaruhi kehidupan sosial keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat,
masyarakat (Sanyal, Bishwapriya; 2005.). melalui Kecamatan Kertajati – Dawuan –
Woltjer (2014) menyatakan studi perbandingan Jatiwangi – Sumberjaya. Perencanaan
memungkinkan suatu negara dapat belajar pengembangan sistem jaringan kereta api di
kebijakan negara lain untuk dapat diterapkan di Kabupaten Majalengka, yaitu:
negaranya.
1. Perencanaan pengembangan prasarana
kereta api, terdiri dari:
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengembangan jalur Kereta Api lintas
Gambaran Umum Pembangunan Bandar
Utara – Selatan yang menghubungkan
Udara di Kertajati-Majalengka
Kota Kadipaten – Cirebon; dan
Studi Kelayakan Pembangunan Bandara
b. Pembangunan jalur Kereta Api antar Kota
Internasional Jawa Barat pada tahun 2003
Rancaekek – Jatinangor – Tanjungsari –
menetapkan Kecamatan Kertajati di Kabupaten
Kertajati – Kadipaten – Cirebon.
Majalengka sebagai lokasi terpilih bandar udara.
Kemudian, Rencana Induk Bandar Udara di 2. Perencanaan pengembangan sarana kereta
Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat api berupa pembangunan stasiun kereta api
ditetapkan dalam Peraturan Menteri di Kecamatan Kertajati.
Perhubungan Nomor: KM 5 Tahun 2007. 3. Perencanaan peningkatan pelayanan kereta
Berdasarkan rencana induk bandar udara api, terdiri atas:
tersebut, pada fase 1 diprakirakan terminal a. Peningkatan akses terhadap layanan
dapat menampung 7.905.316 penumpang kereta api; dan
domestik dan 1.189.100 penumpang b. Jaminan keselamatan dan kenyamanan
internasional. Bandar udara juga diprakirakan penumpang.
dapat melayani kargo domestik sebesar 35.239

Warta Ardhia, Volume 42 No. 2 Maret 2016, hal. 101 – 108


104
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2015
Gambar 1 Pembangunan dan Reaktivasi Jalur Kereta Api di Jawa Barat

Gambar 1 menjelaskan perencanaan lintasan berpengaruh terhadap strategi bandar udara


kereta api yang meliputi dua pekerjaan utama untuk menarik masyarakat menggunakan
yang berbeda yaitu pembangunan jalur kereta bandar udara masih belum bisa terpetakan sejak
api yang ditandai dengan warna biru serta awal pengoperasian bandar udara. Selain itu,
reaktivasi/revitalisasi jalur kereta api yang kereta api bandar udara yang digunakan sebagai
ditandai dengan warna oranye. transportasi antarmoda bandara memerlukan
Terdapat rencana pembangunan jalur kereta spesifikasi khusus seperti kecepatan maupun
ganda (double track) untuk jalur Padalarang- kemudahan dalamn membawa bagasi Hal lain
Cicalengka, kemudian pembangunan jalur yang harus diperhatikan adalah akses
Tanjungsari-Kertajati, dan pembangunan masyarakat menuju stasiun kereta api, yaitu
Kertajati-Cirebon. Untuk Jalur Cicalengka- penempatan stasiun yang strategis khususnya
Tanjungsari masih dalam pembebasan lahan. stasiun kereta api Kertajati sebaiknya berlokasi
Saat ini, sudah ada jalur kereta api jenis kereta di dalam terminal bandara.
rel listrik (commuter line) untuk Padalarang- Perencanaan Integrasi Transportasi
Bandung-Rancaekek -Cicalengka. Jalur tersebut Antarmoda di Bandar Udara Frankfurt-
yang akan direncanakan untuk diperpanjang Jerman
hingga ke Cirebon. Untuk jalur kereta dari Perencanaan bandar udara harus
Jakarta ke Cirebon juga akan melintas melalui memperhatikan perencanaan transportasi
Bandar Udara Kertajati. Adanya kereta yang antarmoda untuk kemudahan aksesibilitas.
melintas di Kertajati diharapkan akan Untuk saat ini, studi berfokus kepada integrasi
menangkap permintaan masyarakat Provinsi transportasi antarmoda antara moda
Jawa Barat, Provinsi Jakarta, dan wilayah di transportasi udara di bandara dengan moda
perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan kereta api di stasiun. Integrasi transportasi
Provinsi Jawa Tengah seperti Tegal dan Brebes
antarmoda meliputi integrasi organisasi yaitu
untuk menggunakan bandar udara.
antar operator transportasi, integrasi
Permasalahan dalam pembangunan jalur
operasional pelaksanaan antarmoda, integrasi
kereta api di bandar udara yaitu penjadwalan
waktu pelaksanaan dan penyelesaian fisik prasarana antarmoda, dan motif integrasi.
pembangunan jalur kereta api yang tidak sejalan Keempat faktor tersebut akan dipertimbangkan
dengan waktu penyelesain pembangunan untuk menganalisis studi kasus di Bandar
Bandar Udara Kertajati. Hal ini akan Udara Frankfurt di Jerman yang akan dijadikan

Simulasi Dan Verifikasi Prestasi Terbang Model Remote Control Flying Boat Saat Hidro Planing
(Sayuti Syamsuar) 105
pembelajaran (lesson learned) untuk populasi tinggi di Rhine-Ruhr. Sejak tahun
perencanaan integrasi transportasi antarmoda 2008, lebih dari 160 layanan kereta api cepat
di Bandar Udara Internasional Jawa Barat. ditawarkan setiap harinya. Konektivitas kereta
Bandar Udara Frankfurt memiliki 61 api-bandara menjadi suatu alat yang efisien
juta penumpang pada tahun 2015 dan untuk integrasi transportasi antarmoda
merupakan 12 besar bandar udara tersibuk di penumpang pesawat udara. Hal itu bisa
dunia (Aviation voice, 2015). Konsep integrasi terwujud, salah satunya melalui penyediaan
antara bandar udara dengan kereta api muncul pelayanan kereta api cepat bukan reguler
di negara tersebut pada tahun 1972. Pada tahun dengan waktu tempuh yang bisa sangat cepat
2002, terdapat pembukaan pelayanan kereta menuju bandar udara.
api dari bandar udara ke daerah dengan
Tabel 2 Pelaksanaan Integrasi Transportasi Antarmoda di Bandar Udara Frankfurt-Jerman
Aspek Pelaksanaan
Integrasi Adanya fungsi manajer di bandar udara yang menghubungkan antara kereta api,
Organisasi otoritas, dan maskapai yang melayani bandar udara tersebut.
Sistem pendanaan adalah “Joint Venture” antara operator bandar udara di Bandar
Udara Frankfurt (Fraport), maskapai penerbangan utama (Lufthansa), dan perusahaan
kereta api (Deutsche Bahn).
Integrasi Jaringan kereta dari bandar udara melayani kota-kota dengan penduduk yang banyak,
Operasional frekuensi jadwal yang tinggi (160 layanan kereta api per hari), transfer yang mudah
terutama sistem pelayanan bagasi, informasi penerbangan telah tersedia di stasiun,
tarif yang masih terjangkau, dan tiket kereta api yang disatukan dengan tiket pesawat
(sekaligus dapat check-in pesawat di stasiun kereta api).
Integrasi Stasiun masuk ke dalam bangunan bandar udara, stasiun yang dilayani tersebar dengan
Fisik jangkauan yang lebih luas, stasiun didesain memudahkan perpindahan penumpang
secara berkesinambungan, kemudahan penumpang pesawat udara dari rumah-
menuju stasiun- sampai di bandar udara.
Motif  Pemenuhan rantai transportasi yang seamless
Integrasi  Jangkauan wilayah tujuan yang lebih luas dari penumpang pesawat udara
 Peningkatan kepedulian lingkungan dan menghindari kemacetan
 Pembukaan rute-rute jarak panjang yang baru karena rute-rute jarak pendek dapat
dilayani oleh kereta api

Sumber: Modifikasi dari Socorro, M. Pilar., and Viecens, M. Fernanda (2013)

Pada integrasi organisasi, pendanaan kereta struk pembayaran. Sejak adanya kereta cepat,
api bandara dilaksanakan melalui joint venture. terdapat perpindahan penumpang terutama
Joint venture “AIRail” dilaksanakan melalui dari kendaraan pribadi. Untuk meningkatkan
kerja sama antara operator bandar udara kelancaran, bandar udara memiliki satu posisi
(Fraport), maskapai utama (Lufthansa), dan penting yaitu “manajer antarmoda” dalam
perusahaan kereta api (Deutsche Bahn). AIRail departemen/organisasi bandar udara. Posisi ini
menyediakan kereta api cepat ke kota Cologne yang akan bekerja sebagai coordinator
dan Stuttgart. Penumpang dapat melakukan penghubung antar manajamen kereta api,
pendaftaran calon penumpang pesawat udara otoritas, dan maskapai penerbangan yang
sebelum keberangkatan (check in) beserta melayani bandar udara tersebut.
bagasinya di stasiun kereta api dan langsung Sejak kereta api membuka layanan ke
menerima tanda penumpang pesawat udara wilayah yang lebih luas, permintaan akan sektor
(boarding pass) untuk dapat terbang. non penerbangan di wilayah tersebut semakin
Penumpang pesawat langsung menerima kursi meningkat. Bandar udara ikut berkontribusi
kereta antara kelas 1 atau kelas 2 tergantung dalam mendukung kegiatan sektor non
kepada kelas pesawat apakah kelas ekonomi penerbangan karena kemudahan aksesnya,
atau bisnis. Penumpang hanya membayar satu seperti kemudahan menuju pusat

Warta Ardhia, Volume 42 No. 2 Maret 2016, hal. 101 – 108


106
konferensi/seminar dan kawasan perumahan pelayanan bagasi. Informasi penerbangan juga
dari lokasi bandar udara. terintegrasi dengan informasi yang terdapat di
Transportasi antarmoda antara kereta api- stasiun-stasiun. Tarif kereta bandara juga
bandara menghasilkan trasnportasi sebaiknya terjangkau sehingga menarik
berkesinambungan dengan pergantian yang permintaan masyarakat yang tinggi untuk
mudah antara moda transportasi berbeda. menggunakan bandar udara. Kedepannya, dapat
Terdapat pengahapusan rute-rute jarak pendek dipertimbangkan adanya kemudahan
pesawat udara secara berangsur karena telah pendaftaran calon penumpang pesawat udara
dilayani oleh kereta api. sebelum keberangkatan (check in) di stasiun-
Fokus yang harus ditingkatkan dalam stasiun untuk menghemat waktu dan
integrasi transportasi antarmoda di bandar mempercepat pelayanan di bandar udara.
udara antara lain perluasan fasilitas pendaftaran Untuk integrasi fisik, keberadaan bangunan
calon penumpang pesawat udara sebelum stasiun sebaiknya menyatu dengan bangunan
keberangkatan (check in) dan sistem bagasi di terminal bandar udara. Hal tersebut untuk
stasiun, penyesuaian jadwal kereta api dan memudahkan dan mempercepat perpindahan
pesawat udara yang lebih baik, peningkatan penumpang dari dan ke pesawat udara. Selain
frekuensi kereta api, serta peningkatkan itu perlu memperhatikan aksesibilitas
pelayanan yang nyaman dengan transportasi umum masyarakat dari lokasi awal
mempempertimbangkan sistem transportasi seperti rumah ke stasiun untuk selanjutnya
door to door services. menuju bandar udara dan sebaliknya.
Kemudahan untuk menjangkau stasiun
Pembelajaran (Lesson Learned) untuk merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan
Perencanaan Transportasi Antarmoda dari kesatuan perencanaan sistem transportasi
Bandar Udara di Kertajati termasuk perencanaan bandar udara.
Bandar udara internasional di Kertajati, Provinsi
Selain itu, pembangunan kereta bandar udara
Jawa Barat harus dapat mempertimbangkan
perlu mempertimbangkan adanya motif
keempat aspek integrasi transportasi
integrasi. Pertama, integrasi dilaksanakan untuk
antarmoda untuk memberikan pelayanan yang
memberikan pelayanan penumpang pesawat
efisien kepada masyarakat. Untuk integrasi
udara yang lebih efisien dengan menawarkan
organisasi, perlu adanya koordinasi antara
kereta cepat yang nyaman dan memiliki
Kementerian Perhubungan, PT. Kereta Api
kecepatan tinggi. Kedua, integrasi dilaksanakan
Indonesia, Pemerintah Daerah, dan maskapai
untuk memperluas area tangkapan dari jasa
penerbangan untuk duduk bersama
transportasi udara dengan dibukanya layanan
memberikan jasa pelayanan transportasi
langsung yang mudah dari bandar udara menuju
antarmoda yang benar-benar dibutuhkan oleh
wilayah yang tidak terjangkau oleh pesawat
masyarakat. Hal tersebut juga terkait dengan
udara dengan menggunakan kereta api. Ketiga,
kerjasama pendanaan termasuk skema
integrasi dilakukan untuk meningkatkan
pendanaan yang akan digunakan. Ketika akan
kepedulian lingkungan dan menghindari
beroperasi nantinya maka membutuhkan bagian
kemacetan dengan adanya perubahan moda
atau manajer tersendiri dari penyelenggara
yang digunakan dari kendaraan pribadi ke
bandar udara (operator) untuk mengatur
kereta api cepat untuk menuju dan dari bandar
kesesuaian dan keterhubungan antara
udara. Terakhir, motif integrasi transportasi
pelayanan jasa transportasi udara dengan
antarmoda adalah meningkatkan kapasitas
transportasi moda lainnya seperti transportasi
pesawat udara seperti dapat melayani rute-rute
darat dan kereta api.
jarak panjang yang baru karena rute-rute jarak
Untuk integrasi operasional, pembangunan
pendek telah dilayani oleh fasilitas kereta api di
jaringan kereta api perlu mempertimbangkan
bandar udara.
tujuan-tujuan utama, seperti Kota Bandung dan
Untuk mewujudkan terselenggaranya integrasi
Kota Cirebon. Kereta yang digunakan
transportasi antarmoda di bandar udara, masih
merupakan tipe kereta cepat serta mempunyai
terdapat beberapa kendala yang harus
tempat khusus untuk bagasi dan mudah dalam
diperhatikan seperti pendananaan,

Simulasi Dan Verifikasi Prestasi Terbang Model Remote Control Flying Boat Saat Hidro Planing
(Sayuti Syamsuar) 107
permasalahan lingkungan, kesadaraan Humphreys, et al,. 2005. UK airport surface
pengguna untuk berpindah moda, dan hambatan access targets. Journal of Air Transport
secara organisasi. Melihat adanya keuntungan Management 11 (2), 117–124.
yang akan dihasilkan dari adanya integrasi Kidd, S. 2007. Towards a framework of
transportasi antarmoda di bandar udara melalui integration in spatial planning: An
exploration from a health perspective.
pemenuhan motif-motif integrasi maka dapat
Planning Theory and Practice, 8 (2), 161-181
dikatakan suatu integrasi transportasi
Lythgoe, W.F., and Wardman, M., 2002. Demand
antarmoda di bandar udara sudah menjadi suatu
for rail travel to and from airports.
kebutuhan walaupun dalam pelaksanaannya Transportation. 29 (2), 125–143
mungkin tidak dapat sepenuhnya menjadi suatu Miller, M. A. 2004. Assessment of Service
sistem yang berkesinambungan (seamless). Integration Practices for Public
Transportation: Review of the Literature.
KESIMPULAN California Partners for Advanced Transit and
Untuk perencanaan integrasi transportasi Highways
antarmoda, pembangunan bandar udara di NEA, OGM, & TSU. 2003. Integration and
Kertajati telah mempertimbangkan adanya regulatory structures in public transport.
Final report. Brussels: DGTREN
perencanaan kereta api bandara walaupun
masih belum terlihat adanya aspek-aspek Peraturan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
integrasi transportasi antarmoda. Sampai saat
Proyek Strategis Nasional
ini masih belum ada realisasi secara fisik
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 5
maupun penjadwalan waktu penyelesaian yang Tahun 2007 tentang Rencana Induk Bandar
pasti baik untuk pembangunan jalur kereta api Udara di Kabupaten Majalengka Provinsi
bandara. Jawa Barat
Sejak awal pembangunan bandar udara, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 69
sebaiknya mempertimbangkan adanya aspek Tahun 2013 tentang Tatanan
integrasi transportasi antarmoda. Perencanaan Kebandarudaraan Nasional
integrasi transportasi antarmoda di bandar Saliara. 2014. Public Transport Integration: The
udara Indonesia sebaiknya belajar dari Case Study of Thessaloniki, Greece.
Transportation Research Procedia (4), 535-
pengalaman sukses negara lain dengan
552
mempertimbangkan aspek organisasi,
Sanyal, Bishwapriya. 2005. Comparative
operasional, fisik, dan motif integrasi dalam
Planning Cultures. 2nd edition, London:
implementasinya sehingga perencanaan Routledge
integrasi transportasi antarmoda dapat Socorro, M. Pilar., and Viecens, M. Fernanda
meningkatkan minat masyarakat untuk (2013). The Effect of Airline and High Speed
menggunakan bandar udara di Kertajati. Train Integration. Transportation Research
Part A 49, 160-177
Vespermann,. and Wald. 2011. Intermodal
DAFTAR PUSTAKA integration in air transportation: status quo,
Aviation Voice. 2016. Top 12 World’s Busiest motives and future developments. Journal of
Passenger Airports In 2015. Available at Transport Geography 9 (6): 1187-1197
<https://aviationvoice.com/top-12-worlds- Woltjer, Johan. 2014. Comparative Research and
busiest-passenger-airports-in-2015- Planning Practice. Groningen University
201605101047/>
Zhang, Y., and Hansen, M., 2008. Real-time
Bryman, A. 2012. Social research methods. intermodal substitution: strategy for airline
Oxford university press recovery from schedule perturbation and for
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2015. mitigation of airport congestion. Transport
Seminar Kertajati Aerotropolis Research Record: Journal of Transportation
Hornby, A. S. 2010. Oxford Advanced learner’s Research Board 2052, 90-99
dictionary of current English (8th ed.).
Oxford: Oxford University Press

Warta Ardhia, Volume 42 No. 2 Maret 2016, hal. 101 – 108


108

Anda mungkin juga menyukai