Anda di halaman 1dari 1

Pendapat tentang film pendek “SAMIN DAN SEMEN”

Disusun oleh:
1. Farrell Putra Zikriafkary (14)
2. Radan Dafa Langgana (25)
3. Rayhan Naufal Pratama (27)
Terjadi beberapa polemik terkait pembangunan pabrik PT Semen Indonesia yang berlokasi di Rembang.
Warga Rembang yang menolak pembangunan pabrik melakukan demonstrasi dan menggugat di
pengadilan untuk menghentikan PT Semen Indonesia.
Sementara PT Semen Indonesia tetap berniat melanjutkan pembangunan tersebut, karena menyangkut
dana investasi pembangunan yang sudah terlanjur dialirkan. Terlebih, pembangunan pabrik sudah
mencapai tahap 96%, yang akan dilanjutkan dengan tahap finalisasi.
Berbagai opini kemudian muncul mengenai pembangunan pabrik semen di Rembang. Salah satu yang
menyita perhatian saya adalah film dokumenter yang berjudul “Samin vs Semen”, yang kemudian
diikuti oleh film dokumenter “Sikep Samin Semen”. Film “Samin vs Semen” merupakan aksi
kontradiksi melawan PT Semen Indonesia.
Menurut kami terjadi beberapa pelanggaran hak asasi manusia (HAM) antara lain:
-Warga samin mempunyai hak untuk merasa aman dan tentram, sedangkan PT. Semen seolah olah
menakut-nakuti warga samin dan menciptakan keresahan
-Tidak adanya perunduingan terhadap semua pihak yang terlibat/terkena dampak, sehingga mereka secara
tidak langsung terpaksa untuk menjual tanahnya kepada PT Semen Indonesia
-Penanganan PT Semen Indonesia terhadap orasi warga yang menolak kehadiran pabrik sedikit tidak
manusiawi karena mereka menggunakan jasa aparat & preman yang berusaha mengusir warga dengan
cara apapun
Pendapat ini didasarkan pada UUD No. 39 Bab 2 Pasal 6 & UUD No.39 Bab 6 Pasal 30
BAB II, Pasal 6
Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, perbedaan dan kebutuhan dalam masyarakat hukum adat
harus diperhatikan dan dilindungi oleh hukum, masyarakat, dan Pemerintah.
Identitas budaya masyarakat hukum adat, termasuk hak atas tanah ulayat dilindungi, selaras dengan
perkembangan zaman.
BAB VI, Pasal 30
Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
UUD 1945 Pasal 27
Hak asasi manusia untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan layak, di mana ayat ini berbunyi “tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak atas kemanusiaan”. Setiap warga
negara berhak mendapatkannya dengan cara yang sah menurut hukum dengan tidak melanggar hak asasi
orang lain.

Anda mungkin juga menyukai