Anda di halaman 1dari 1

Film Samin vs Semen Ditinjau dari Demokrasi Pancasila

Secara ringkas, film samin vs semen ini menceritakan tentang penolakan warga Samin
terhadap pembangunan pabrik semen yang akan dibangun di wilayahnya. Menurut para warga
tersebut jika pabrik semen didirikan di wilayah mereka, akan menganggu mata pencaharian
mereka yaitu pertanian. Lahan mereka yang seharusnya dibuat untuk mencukup hidup, malah
akan dibanguni pabrik semen. Namun pihak pabrik tetap ingin membangun pabrik di daerah
tersebut.
Kaitannya dengan demokrasi pancasila, dimana di dalam demokrasi terdapat nilai-nilai
yang harusnya dipahami dan dilaksanakan. Seperti musyawarah mufakat. Harusnya dari pihak
pabrik melakukan musyawarah dengan masyarakat secara baik-baik dan kekeluargaan, tetapi
malah tetap ingin membangun walaupun masyarakat sudah menolak. Pabrik semen berjanji
hidup masyarakat samin akan lebih sejahtera padahal hidup masyarakat samin sudah sejahtera
dengan bertani. Karena masyarakat samin pantang untuk berdagang.
Di dalam demokrasi pancasila juga menjujunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM).
Tapi pabrik semen tersebut tidak menerapkan itu. Mereka tetap memaksa masyarakat samin
untuk menjual tanahnya. Tidak hanya dipaksa, masyarakat samin juga diancam. Mereka
mengancam akan menutup akses untuk ke perkebunan. Selain itu juga diintimidasi dengan
teror, bahkan dibawakan parang pada malam hari.
Demokrasi pancasila yang kita kenal harus dengan semangat kekeluargaan. Dalam film
ini jelas tidak ada rasa kekeluargaan karena pihak pabrik yang memaksakan kehendak kepada
masyarakat samin. Menjanjikan masyarakat yang mau menjual tanahnya akan mendapat
pekerjaan yang lebih baik, tapi tidak terwujud. Demokrasi pancasila juga mengajarkan arti
musyawarah mufakat yang menguntungkan kedua belah pihak dan bukan hanya satu pihak saja
yang diuntungkan. Terkait HAM, demokrasi pancasila tidak mengajarkan juga untuk menindas
hak orang lain. Kita harus menjunjung HAM agar bisa hidup sejahtera dan damai di kalangan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai