Iain Hay Qualitative Research Methods In Human Geography: INTERVIEW
Nurul Faizah NIM. 25415023
MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016
1. Wawancara dalam Geografi
Wawancara didefinisikan sebagai tanya jawab yang dilakukan secara langsung oleh pewawancara dan informan untuk memperoleh informasi atau ungkapan pendapat atau keyakinan orang lain (Maccoby dan Maccoby, 1954). Dalam penelitian, wawancara digunakan untuk 4 sebab (Krueger, 1994), antara lain: a. Untuk mengatasi kekurangan metode lain seperti observasi dan penggunaan data sensus dalam memperoleh data b. Untuk menyelidiki perilaku dan motif yang kompleks c. Untuk mengumpulkan keberagaman makna, pendapat dan pengalaman. Wawancara memberikan gambaran dalam perbedaan pendapat atau perdebatan dalam suatu kelompok, tetapi juga dapat mengungkapkan kesepakatan dari suatu masalah d. Sebuah metode yang diperlukan untuk menunjukkan penghormatan bagi orang-orang yang memberikan data. Wawancara juga dapat membuat informan untuk merefleksikan pengalaman mereka dan memberikan kesempatan bagi informan untuk mengetahui lebih jauh tentang penelitian dibandingkan jika mereka hanya diamati atau mengisi kuesioner Salah satu instrumen dalam wawancara adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara merupakan daftar masalah secara umum yang akan ditanyakan dalam wawancara. Pedoman wawancara memuat pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan informasi yang akan diperoleh dari informan. Untuk membuat pertanyaan yang baik dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: a. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti yang sesuai dengan orang yang diwawancarai b. Gunakan bahasa yang tidak menyakiti hati c. Gunakan kata-kata dengan makna yang dapat diterima secara umum dan seragam d. Hindari pertanyaan ambigu e. Susun setiap pertanyaan dengan cermat f. Hindari pertanyaan yang mengarahkan sebanyak mungkin Menyusun dan mengurutkan pertanyaan sangat penting dalam membuat pedoman wawancara. Ada 3 (tiga) metode pengurutan pertanyaan dalam pedoman wawancara: a. Funnel question; merupakan metode pengurutan pertanyaan yang langsung dimulai dengan pertanyaan inti kemudian diakhiri dengan pertanyaanpertanyaan yang ringan; b. Pyramid question; merupakan metode pengurutan pertanyaan yang dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan dan umum kemudian berangsurangsur menuju ke pertanyaan inti di bagian akhir wawancara; dan
c. Final question ordering option; merupakan metode yang menggabungkan
funnel question dan pyramid question dimana wawancara dapat dimulai dengan pertanyaan yang ringan, pertanyaan yang tidak mengancam, kemudian beralih ke aspek yang lebih reflektif sebelum berangsur-angsur menuju ke pertanyaan yang bersifat sensitif. 2. Jenis-Jenis Wawancara Ada tiga bentuk wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. a. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang terdiri dari daftar pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya. Wawancara terstruktur ini mengacu pada situasi ketika seorang peneliti melontarkan sederet pertanyaan kepada responden berdasarkan kategori-kategori jawaban tertentu atau terbatas. Penggunaan teknik wawancara terstruktur sebenarnya bertujuan
untuk
meminimalisir
terjadinya
kesalahan-kesalahan
dan
ketidaktelitian pewawancara. Namun, pewawancara yang menggunakan
teknik ini harus memahami bahwa wawancara akan selalu berkaitan dengan konteks interaksi sosial dan sangat dipengaruhi oleh konteks tersebut. b. Wawancara Semi Terstruktur Wawancara semi terstruktur dilakukan menggunakan pedoman wawancara yang berisi garis-garis besar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan. Pertanyaan disesuaikan dan dapat diimprovisasi sesuai dengan keadaan dan situasi informan saat wawancara agar tetap relevan dengan tujuan
penelitian.
Pada
wawancara
semi
terstruktur,
pewawancara
merupakan pengarah percakapan jika topik pembicaraan mulai menjauh dari
pertanyaan. Namun, pewawancara tidak menyiapkan daftar kemungkinan jawaban seperti pada wawancara terstruktur. c. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Termasuk dalam jenis wawancara tidak terstruktur antara lain sejarah lisan, sejarah hidup, dan beberapa jenis wawancara kelompok dan wawancara mendalam. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul lebih banyak berdasarkan jawaban-jawaban informan.
3. Merekam dan Mentranskrip Wawancara
Pencatatan data itu perlu dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Ada pencatatan data yang dilakukan melalui recorder, kamera, dan ada pula yang dilakukan melalui pencatatan pewawancara sendiri melalui buku catatan. Namun, perekaman wawancara menggunakan recorder maupun video dapat membuat percakapan berlangsung secara lebih natural dibandingkan dengan wawancara menggunakan catatan karena konsentrasi pewawancara tidak terdistraksi dengan melakukan pencatatan. Rekaman wawancara biasanya ditulis kembali secara sistematis agar dapat dianalisis dengan mudah. Transkrip wawancara sebaiknya ditulis dengan baik, termasuk deskripsi gestur dan nada bicara informan. Mentranskrip wawancara merupakan kegiatan yang memakan banyak waktu. Rata-rata kecepatan mentranskrip 1 jam wawancara adalah 4 jam. Namun saat ini telah ada banyak perangkat lunak yang dapat membantu mentranskrip suara ke bentuk teks, tetapi kesalahan dapat sering terjadi terutama karena faktor kualitas suara. 4. Menganalisis Data Wawancara Setelah kegiatan wawancara, pencatatan selama wawancara, dan membuat transkrip dari rekaman telah selesai dilakukan, maka data-data atau informasiinformasi yang telah dikumpulkan tersebut perlu dilakukan pengeditan untuk menghindari kesalahan pengetikan sebelum dicetak menjadi hasil akhir. Bentuk terakhir dari naskah hasil wawancara berisikan data-data akurat dan penafsiran pewawancara atau peneliti mengenai berbagai komunikasi non-verbal yang dapat digunakan untuk memperluas wawasan dan makna dari topik penelitian yang dilakukan. Coding data dilakukan untuk mengurutkan dan membetulkan data yang telah ditranskrip. Namun, tidak setiap kalimat dalam transkrip perlu dicoding. Coding dilakukan dengan langkah-langkah berikut: a. Mengembangkan sistem preliminary coding b. Menyiapkan transkrip untuk analisis c. Menerjemahkan kode ke dalam bentuk text d. Mengambil teks dengan kode yang sama e. Mereview data sesuai dengan tema Sesuai dengan perkembangan teknologi, teknik wawancara saat ini berkembang dengan media online atau yang dikenal dengan
Computer Mediated
Communication (CMC) dengan menggunakan email maupun media online yang
lainnya. Kelebihan menggunakan metode ini antara lain: a. b. c. d. e.
Sampel dapat diperluas
Mengurangi pengaruh dari pewawancara Meningkatkan kenyamanan Lebih mencerminkan tanggapan informan Hemat biaya
Namun, metode ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya tidak bisa
mengidentifkasi identitas responden, memungkinkan jawaban yang palsu, sebaran responden tidak bisa ditentukan, dll.