Anda di halaman 1dari 28

Land Reform

dan land use

Meilani Putri winingsih


Magister Pendidikan Lingkungan
9907821001
Pengertian land
reform dan land use
LAND REFORM “land” yang berarti tanah

“reform” yang berarti perombakan


Land ==> Tanah
LAND USE Use ==>
PENGERTIAN LAND REFORM

Di Indonesia, pengertian Landreform atau reforma agraria terangkum dalam


UUPA, yang menurut beberapa pakar diantaranya Boedi Harsono, Efendy
Perangin dan Mustafa, membagi atas 2 (dua) bagian yakni dalam arti luas
dan dalam arti sempit.

Dalam arti luas meliputi program:


(1) pembaharuan hukum agraria,
(2) penghapusan hak-hak asing dan konsesi kolonial atas tanah,
(3) mengakhiri penghisapan feodal secara berangsur-angsur,
PENGERTIAN LAND REFORM

(4) perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan


hukum yang bersangkutan dengan penguasaan tanah,

(5) perencanaan persediaan, peruntukan dan penggunaan bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya secara berencana sesuai dengan daya
kesanggupan dan kemampuannya.
PENGERTIAN LAND REFORM

Sedangkan Landreform dalam arti sempit hanya mencakup program butir


keempat, yaitu perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah serta
hubungan hukum yang bersangkutan dengan penguasaan tanah.
PENGERTIAN LAND REFORM

Adapun yang merupakan ciri pokok pelaksanaan Landreform di


Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Tidak menghapus hak milik perseorangan atas tanah bahkan secara


kuantitatif menambah jumlah pemilik tanah.
b. Adanya suatu jaminan pembayaran ganti rugi (kompensasi) bagi para
bekas pemilik tanah-tanah pertanian kelebihan dan absentee yang
dikuasai oleh pemerintah.
PENGERTIAN LAND USE

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang


Penatagunaan Tanah

Penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan


tata guna tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi
pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang
terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan
sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil.
PENGERTIAN LAND USE

Menurut Lindgren (2005), penggunaan lahan (land use)


mempunyai arti sama dengan lahan yaitu merupakan
tempat tinggal, lahan usaha, lapangan olah raga, rumah
sakit dan areal pemakaman.

Tata Guna Lahan menurut Undang-Undang Pokok Agraria


adalah struktur dan pola pemanfaatan tanah, baik yang
direncanakan maupun tidak, yang meliputi persediaan
tanah, peruntukan tanah, penggunaan tanah dan
pemeliharaannya.
dasar hukum
land Reform dan Land use
dasar hukum
land Reform
Adapun yang menjadi landasan hukum pelaksanaan Land reform di
Indonesia adalah diantaranya:
Landasan Ideal: Pancasila.
Landasan Operasional: Pasal 7, 10, 55 UUPA No. 5 / 1960.
Landasan Konstitusional: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.
dasar hukum
land use
Dasar Hukum land Use adalah
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.
UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
Pasal 14 menentukan agar Pemerintah membuat suatu
rencana umum mengenai persediaan, peruntukan dan
penggunaan bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam
UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
dasar hukum
land use
dasar Hukum land Use adalah
UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
Pasal 32 Undang-Undang Kehutanan dicantumkan ketentuan,
bahwa Pemegang izin pemanfaatan hutan lindung dan hutan
produksi berkewajiban untuk menjaga, memelihara, dan
melestarikan hutan tempat usahanya. Lebih lanjut dalam Pasal 50
ditekankan bagi pemegang izin tersebut dilarang melakukan
dasar hukum
land use
dasar Hukum land Use adalah
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
PP No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 1974
Tata Guna Tanah Dalam Peraturan Kepala BPN No.4 Tahun
1991 tentang Konsolidasi Tanah
tujuan
land reform dan
land use
TUJUAN LAND REFORM

Pada dasarnya tujuan dari diadakannya land reform adalah untuk


mempertinggi penghasilan dan taraf hidup para petani penggarap
sebagai landasan atau prasyarakat untuk menyelenggarakan
pembangunan ekonomi menuju masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
TUJUAN LAND REFORM
Dengan berlandaskan pada tujuan secara umum di atas, maka secara khusus
Landreform di Indonesia diarahkan agar dapat mencapai 3 (tiga) aspek sekaligus, yaitu
:
1. Tujuan Sosial Ekonomis :
Memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan memperkuat hak milik serta
memberi isi dan fungsi sosial pada Hak Milik.
Memperbaiki produksi nasional khususnya sektor pertanian guna mempertinggi
penghasilan dan taraf hidup rakyat
TUJUAN LAND REFORM
2. Tujuan Sosial Politis :
Mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikantanah yang luas.
Mengadakan pembagian yang adil atas sumber-sumber penghidupan rakyat tani
berupa tanah dengan maksud ada pembagian yang adil pula.
3. Tujuan Mental Psikologis
Meningkatkan kegairahan kerja bagi para petani penggarap dengan jalan
memberikan kepastian hak mengenai pemilikan tanah.
Memperbaiki hubungan kerja petani dan penggarapnya
TUJUAN LAND USE

Tujuan penatagunaan tanah diatur dalam Pasal 3 PP no. 16 tahun 2004 tentang
penatagunaan tanah, yaitu untuk:
mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai
kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah;
mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai
dengan arahan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;
TUJUAN LAND USE

mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan


pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian
pemanfaatan tanah;
menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan
tanah bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan
Pelaksanaan
land reform dan land use
sebelum reformasi dan
setelah reformasi
SEBE LU M
REFO R MA SI
Landreform di Indonesia pernah diimplementasikan dalam kurun waktu
1961 sampai 1965, namun kurang berhasil (Rajagukguk, 1995).

Saat program landreform tersebut diluncurkan, kondisi politik di


Indonesia sedang labil. Pada masa itu dikenal pendekatan “politik sebagai
panglima”, dimana tiap kebijakan pemerintah dimaknai dalam konteks
politik.

Partai Komunis Indonesia (PKI) kemudian menjadikan landreform sebagai


alat yang ampuh untuk memikat simpatisan. Landreform diklaim sebagai
alat perjuangan partai mereka, dengan menjanjikan tanah sebagai
faktor penarik untuk perekrutan anggota.
SEBE LU M
REFO R MA SI Pola ini memang kemudian menjadikan PKI cepat disenangi oleh masyarakat
luas terutama di Jawa yang petaninya sudah merasakan kekurangan tanah
garapan.

Namun bagi petani bertanah luas, landreform merupakan ancaman bagi


mereka, baik secara politik maupun ekonomi, yaitu kekhawatiran terhadap
akan menurunnya luas penguasaan tanah mereka yang akhirnya
berimplikasi kepada penurunan pendapatan keluarga dan kesejahteraan.

Program landreform hanya berjalan intensif dari tahun 1961 sampai tahun
1965. Namun demikian, pemerintahan Orde Baru yang berkuasa pada masa
berikutnya mengklaim bahwa landrefrom tetap dilaksanakan meskipun
secara terbatas.
SEBE LU M
REFO R MA SI Khusus selama era pemerintahan Orde Baru, untuk menghindari kerawanan
sosial politik yang besar, maka landreform diimplementasikan dengan
bentuk yang sangat berbeda.

Peningkatan akses petani kepada tanah dilakukan melalui kebijakan berupa


penyeimbangan sebaran penduduk dengan luas tanah, dengan cara
memindahkan penduduk ke daerah-daerah yang tanahnya luas melalui
transmigrasi.

Program ini kemudian dibarengi dengan program pengembangan PIR


(Perkebunan Inti Rakyat). Luas tanah yang diberikan kepada transmigran
dan petani plasma mengikuti ketentuan batas minimum penguasaan yaitu 2
ha lahan garapan per keluarga.
SETE LA H
REFO R MA SI Dalam TAP MPR Nomor IX/MPR/2001 disebutkan bahwa arah kebijakan
pembaruan agraria di Indonesia adalah melakukan pengkajian ulang
terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
agraria dalam rangka singkronisasi kebijakan antar sektor,

demi terwujudnya peraturan perundang-undangan yang didasarkan


pada prinsip- prinsip pembaruan agraria, dan melaksanakan penataan
kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
(land reform) yang berkeadilan dengan memperhatikan kepemilikan
tanah untuk rakyat, baik tanah pertanian maupun tanah perkotaan.
SETE LA H
REFO R MA SI Melihat TAP MPR tersebut, dapat dikatakan bahwa penataan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (land
reform) telah dijadikan sebagai salah satu prinsip dan arah kebijakan
dalam pembaruan agraria di Indonesia.

Di era reformasi ini, Kementrian Agraria dan Tata Ruang / Badan


Pertanahan Nasional (ATR/BPN), merupakan kementerian yang dibentuk
dan diamanatkan untuk menyelesaikan dan menata permasalahan
pertanahan yang ada di Indonesia.
SETE LA H
REFO R MA SI Melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34 Tahun 2003, BPN memberikan
kewenangan kepada lembaga untuk:
1. Pemberian izin lokasi;
2. Penyelengaraan pengadaan tanah untuk pembangunan;
3. Penyelesaian sengketa tanah garapan;
4. Penyelesaian ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan;
5. Penetapan subjek dan objek redistribusi tanah, serta ganti kerugian
tanah, kelebihan maksimum dan tanah absentee;
6. Penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat
Terima Kasih!
DAFTAR PUSTAKA
(Supriadi, Hukum Agraria, Jakarta: Sinar Grafika, 2010,
Sulasi Rongiyati. 2013.jurnal LAND REFORM MELALUI PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN (KAJIAN YURIDIS TERHADAP UU NO.
56/PRP/ TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN)
TInjauan Pustaka UNDIP
Sarwendami. 2018. Jurnal Tata Guna lahan
Nadya SUciyanti. 2004. Land Reform Indonesia jurnal. Media.neliti.com
FX SUmarja.2008. Hukum Tata guna tanah di Indonesia.Universitas Lampung. Bandar Lampung
Syahyuti. 2004. KENDALA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA: Analisa terhadap Kondisi dan Perkembangan Berbagai
Faktor Prasyarat Pelaksanaan Reforma Agraria . Jurnal Media.neliti.com

Anda mungkin juga menyukai