Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PERATURAN PEMERINTAH NO.

57 TAHUN 2021

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah)

LEGAL DRAFTING

Dosen Pengampu :

Suhadi, SH. M.Hum.


Disusun Oleh :

1. Rachmawati Adinda Sari (C73218053)


2. Rizkha Febrianti (C73218055)
3. Aulia Yuniar Indriani (C93218069)
4. Mochamad Fajar Fanani (C93218091)
5. Moh Zainal Abidin (C93218092)
6. M. Imam Rochman (C93218096)
7. Virancya Indah Permatasari (C93218109)

HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DANHUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021
1. ANALISIS PERATURAN PEMERINTAH NO 57 TAHUN 2021 DENGAN UUD 1945
SETELAH AMANDEMEN
Jika kita lihat berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Pada pasal 40 ayat (3) yang menjelaskan mengenai kurikulum
pendidikan tinggi terdapat 3 kurikulum wajib yakni kurikulum agama, kurikulum
kewarganegaraan serta kurikulum bahasa. Hal tersebut tidak mengatur secara eksplisit
mengenai pendidikan pancasila serta bahasa indonesia seperti pada Undang-undang No. 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi yang pada dasarnya mengatur secara eksplisit
mengenai kurikulum pada pendidikan tinggi untuk tetap mewajibkan pendidikan pancasila
dan bahasa indonesia sebagai mata kuliah wajib pada perguruan tinggi. Dalam hal ini
Peraturan Pemerintah No 57 tahun 2021 tidak mewajibkan pendidikan pancasila dan
pendidikan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah wajib dikarenakan tidak secara eksplisit
mengatur hal tersebut. Pada dasarnya mempelajari pancasila merupakan hal penting guna
sebagai dasar pedoman bagi seluruh masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung di dalam
Pancasila adalah nilai yang mendasar untuk dijadikan sebagai pedoman peraturan dan dasar
dari norma hukum yang berlaku di Indonesia.
Pada UUD 1945 pada bab XIII mengenai Pendidikan dan Kebudayaan pada pasal 32 ayat
(2) menjelaskan bahwa Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional dan Pada Bab XV Pasal 36 menjelaskan bahwa Bahasa Negara
adalah Bahasa Indonesia. Penerapan mata kuliah bahasa Indonesia bagi mahasiswa di
Perguruan Tinggi penting bagi mahasiswa untuk mempelajari tentang penulisan yang benar
sebagai bekal penulisan skripsi,yang di pelajari yaitu berupa penulisan yang benar yang
sesuai dengan EYD serta mengetahui konsep penggunaan bahasa Indonesia dalam keadaan
apapun. Pasal 40 ayat (3) Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2021 bertentangan dengan
Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi dan juga Hal ini bertentangan
dengan Peraturan UUD 1945 pasal 31 ayat (3) yang menyatakan bahwa Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang, serta bertentangan dengan ayat 5 mengenai Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Dengan
menghapus kewajiban mahasiswa untuk mempelajari bahasa indonesia dan pendidikan
pancasila, peraturan pemerintah bertentangan dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 3 dan 4
mengenai mencerdaskan kehidupan bangsa dalam dunia pendidikan serta menjunjung tinggi
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia.

 Analisis Asas dan Prinsip


Berdasarkan dalam hierarki yang di atur dalam Pasal 7 ayat (1) dan (2) dalam
Undang – Undang No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang –
Undangan, yang menjelaskan :

(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang – Undangan terdiri atas :


a. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang – Undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang;
d.Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g.Peraturan Daerah Kabupaten / Kota.
(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang – Undangan sesuai dengan hierarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Kemudian dalam kekuatan hukum yang mengikat terdapat dalam Pasal 8 Ayat ( 2)
Undang – Undang No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang –
Undangan, Bahwa :

2) Peraturan Perundang – Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui


keberadaanya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
Peraturan Perundang – Undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan.

Dapat disimpulkan bahwa Undang – Undang Dasar 1945 memiliki kekuatan hukum yang
lebih tinggi dari pada Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 , sehingga dalam hal ini
termasuk ke dalam Asas Lex Specialis derajat Lex Generalis yaitu aturan (hukum ) yang
bersifat khusus yang bertujuan untuk mengesampingkan aturan ( hukum ) yang bersifat
umum. Sehingga aturan yang bersifat umum tidak lagi berlaku ketika terdapat aturan yang
bersifat khusus. Dalam asas lex specialis harus mempunyai ketentuan yang satu tingkatan (
hierarki ) yang sama dengan ketentuan lex genralis atau dalam ketentuan lex specialis harus
berada dalam lingkungan hukum yang sama dengan lex generalis.

Sehingga dalam UUD 1945 dan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 juga termasuk
kedalam Prinsip Subsumsi yaitu adanya hubungan yang logis antara dua aturan dalam sebuah
aturan yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah. Berdasarkan dengan prinsip tersebut ilmu
hukum membuat suatu hubunga hierarki. Dalam Undang – Undang No. 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan dalam pasal diatas diatas di jelaskan
bahwa kedudukan UUD 1945 lebih tinggi dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
berdasarkan kewenangannya dari pada Peraturan Pemerintah yang berada di bawah
kekuasaan UUD 1945 menurut hierarki Peraturan Perundang - Undangan.

2. ANALISIS PERATURAN PEMERINTAH NO. 57 TAHUN 2021 DENGAN


UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2003

Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 pasal 40 poin ketiga pada
keterangan kurikulum pendidikan tinggi wajib tidak mencantumkan pendidikan pancasila
dan bahasa Indonesia melainkan hanya mencantumkan pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan dan pendidikan bahasa yang mana hal tersebut menjadikan bahwa tidak
terdapat spesifikasi khusus tetapi yang ada hanya meliputi spesifikasi pendidikan yang
umum. Isi pasal yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 57 ini pula ada atau dapat
dikatakan sama dengan isi pasal 4 dan pasal 36-37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
yang mana tidak menegaskan kurikulum pendidikan bahasa Indonesia dan pendidikan
pancasila untuk perguruan tinggi, tetapi hanya mewajibkan pendidikan agama,
kewarganegaraan dan bahasa.

Mengenai sistem pendidikan agama didalam Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021,
tidak dihapuskan dari sistem kurikulum wajib pada perguruan tinggi dan sama halnya pada
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, bahwa didalam pasal yang terkait dengan sistem
pendidikan nasional dalam perguruan tinggi tidak menghapuskan sistem pendidikan agama.
Tetapi yang ditiadakan adalah sistem pendidikan bahasa Indonesia dan pendidikan pancasila.
Didalam hal ini menandakan bahwa Kemendikbud dirasa telah melewatkannya karena tidak
memasukkan secara eksplisit mata pelajaran Pancasila dan Bahasa Indonesia sebagai
pelajaran wajib. Namun bisa saja jika secara logika dapat dimengerti bahwa sebenarnya
pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang meliputi secara luas mengenai
bangsa, negara, politik, hukum, rakyat, dan tentu saja pancasila sudah termasuk didalamnya.
Lalu untuk pendidikan bahasa pula, yang sejatinya telah meliputi secara luas mengenai
bahasa apa saja yang dapat diajarkan untuk anak bangsa, semisal bahasa inggris. Yang kita
ketahui bahwa bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang sebenarnya wajib
dikuasai oleh tiap warga negara. Namun, tidak lupa bahwa dikhususkan untuk bahasa
nasional milik bangsa sendiri menjadi bahasa nomer satu untuk diajarkan dan dipraktikkan
kepada warga negaranya. Sama halnya pada bahasa Indonesia yang secara khusus
ditempatkan dan termasuk dalam pendidikan bahasa pada peraturan hukum yang baru atau
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021. Maka dapat diyakini bahwa sebenarnya
pendidikan pancasila dan pendidikan bahasa Indonesia telah berada khusus di dalam
pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan bahasa didalam Peraturan Pemerintah No. 57
Tahun 2021.

Jika dibandingkan antara Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 dengan Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional pada perguruan tinggi
sebenarnya tidak terdapat masalah ataupun kendala, karena keduanya sama-sama memakai
sistem pendidikan yang sama. Namun, karena banyaknya ketidaksetujuan dari para pendidik
dan beberapa pengamat pendidikan bahwa Pancasila dan Bahasa Indonesia merupakan suatu
mata pelajaran yang dikatakan wajib sebagai pondasi dasar untuk menanamkan nilai
nasionalisme kepada mahasiswa, akan lebih baik jika Kemendikbud merevisi isi pasal
dengan mencantumkan atau mengadakan sistem pendidikan pancasila dan bahasa Indonesia
kedalam Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021, mengingat bahwa peraturan ini
merupakan peraturan yang baru dan digunakan sebagai pedoman bagi para pendidik beserta
jajarannya. Dan jika diadakan revisi kepada Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021
tersebut maka dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 terkait dengan sistem pendidikan
nasional alangkah baiknya juga perlu diperbaiki agar tidak terdapat pertentangan antara
keduanya, karena keduanya memiliki kaitan atau bahasan yang sama mengenai sistem
pendidikan nasionl. Mungkin untuk kedepannya akan lebih dibutuhkan ketelitian yang tinggi
dan diperlukan komunikasi yang lebih baik dengan para pakar untuk membahas pembaruan
maupun penciptaan produk hukum agar lebih sinkron dan tepat.

- Asas-asas antara Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 dengan Undang-undang No. 20
Tahun 2003 adalah :
1. Asas Lex Superior Derogate Legi Inferior / asas subsumsi, menyatakan bahwa hukum
yang lebih tinggi akan mengesampingkan hukum yang lebih rendah. Diketahui bahwa
Undang-undang merupakan peraturan yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan
Peraturan Pemerintah. maka Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 lebih tinggi
kedudukannya dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021. Dan
Undang-Undang tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman prioritas. Mengingat bahwa
tidak ada bedanya antara kedua peraturan hukum mengenai sistem pendidikan nasional.
2. Asas Lex Posterior Derogat Legi Priori / asas derograsi, menyatakan bahwa hukum yang
terbaru mengesampingkan hukum yang lebih lama. Diketahui bahwa sejatinya Peraturan
Pemerintah No. 57 Tahun 2021 menjadi patokan peraturan hukum mengenai standart
pendidikan nasional terbaru sehingga kedudukannya menghapuskan atau
mengesampingkan peraturan hukum yang lebih lama atau Undang-Undang No. 20 Tahun
2003. Apalagi jika telah direvisinya isi pasal Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021
mengenai sistem pendidikan nasional dan memasukkan pendidikan pancasila dan bahasa
Indonesia didalamnya, maka Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 dapat dijadikan
sebagai pedoman yang baru dengan dikuatkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.
Sehingga tidak terdapat pertentangan antara keduanya.

3. ANALISIS PERATURAN PEMERINTAH NO. 57 TAHUN 2021 DENGAN UNDANG-


UNDANG NO. 12 TAHUN 2012
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021
Pasal 40
(3) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan kewarganegaraan; dan
c. bahasa.
Undang-undang No.12 Tahun 2012 (Undang-undang Pendidikan Tinggi)
Pasal 35
Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata
kuliah:
a) agama;
b) Pancasila;
c) kewarganegaraan; dan
d) bahasa Indonesia.
Didalam Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 Pasal 40 poin ketiga pada
keterangan kurikulum pendidikan tinggi mencantumkan pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa. Tetapi tidak mencantumkan seperti didalam Undang-
undang Pasal 35 kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib
memuat mata kuliah, Agama, Pancasila, Kewarganegaraa, dan bahasa Indonesia.
Disini Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 mengesampingkan melupakan
dan melewatkan secara khusus pelajaran bahasa Indonesia dan Pancasila, mengenai
system pendidikan nasional pada perguruan tinggi sebenarnya tidak terdapat masalah atau
kendala, karena keduanya memakai system pendidikan yang sama, karena melihat
banyaknya kontroversi didalam masyarakat, pancasila dan bahasa Indonesia merupakan
pondasi dasar untuk menanamkan nasionalisme dan cinta tanah air, Alangkah seabiknya
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 sangat perlu untuk diperbaiki dan direvisi
karena sangat dirasa bertentangan dengan Undang-undang No. 12 Tahun 2012, karena
keduanya juga memiliki kaitan untuk pokok bahasan yang sama mengenai system
pendidikan nasional dan penanaman ideology bangsa, mungkin kedepan perlu dilakukan
uji materi dan ketelitian didalam isi pasal juga point-point didalamnya agar singkron dan
tepat sesuai tujuan dan cita-cita masyarakat Indonesia.

Didalam Peraturan Pemerintah tersebut tidak mewajibkan dan tidak membahas


adanya mata kuliah tentang Pancasila dan Bahasa Indonesia. Hanya membahas dan
mewajibkan adanya mata kuliah tentang Pendidikan agama dan Pendidikan
kewarganegaraan saja, serta untuk mengenai wajibnya mata kuliah Bahasa itu tidak
dijelaskan secara detail mengenai Bahasa apa yang diwajibkan dalam Peraturan
Pemerintah tersebut. Sehingga Perguruan Tinggi sedikit mengalami kesulitan dalam
menentukan Bahasa apa yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah tersebut. Perguruan
Tinggi mengalami kesulitan dalam menentukan Bahasa yang diwajibkan dalam dunia
perkuliahan tersebut. Akhirnya Perguruan Tinggi memutuskan sendiri dalam hal materi
tentang Bahasa itu, kadang kala antara Perguruan Tinggi yang satu dengan yang lainnya
itu berbeda dalam hal mengenai mewajibkan Bahasa dan berbeda-beda pula Bahasa yang
dipakai dalam Perguruan Tinggi tersebut.
- Analisis Asas :
Asas Lex Superior Derogate Legi Inferior / asas subsumsi, menyatakan bahwa
hukum yang lebih tinggi akan mengesampingkan hukum yang lebih rendah. Diketahui
bahwa Undang-undang merupakan peraturan yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan
dengan Peraturan Pemerintah. maka Undang-undang No. 12 Tahun 2012 lebih tinggi
kedudukannya dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021. Dan
Undang-undang tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman prioritas. Mengingat bahwa
tidak ada bedanya antara kedua peraturan hukum mengenai sistem pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai