57 TAHUN 2021
LEGAL DRAFTING
Dosen Pengampu :
Kemudian dalam kekuatan hukum yang mengikat terdapat dalam Pasal 8 Ayat ( 2)
Undang – Undang No. 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang –
Undangan, Bahwa :
Dapat disimpulkan bahwa Undang – Undang Dasar 1945 memiliki kekuatan hukum yang
lebih tinggi dari pada Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 , sehingga dalam hal ini
termasuk ke dalam Asas Lex Specialis derajat Lex Generalis yaitu aturan (hukum ) yang
bersifat khusus yang bertujuan untuk mengesampingkan aturan ( hukum ) yang bersifat
umum. Sehingga aturan yang bersifat umum tidak lagi berlaku ketika terdapat aturan yang
bersifat khusus. Dalam asas lex specialis harus mempunyai ketentuan yang satu tingkatan (
hierarki ) yang sama dengan ketentuan lex genralis atau dalam ketentuan lex specialis harus
berada dalam lingkungan hukum yang sama dengan lex generalis.
Sehingga dalam UUD 1945 dan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 juga termasuk
kedalam Prinsip Subsumsi yaitu adanya hubungan yang logis antara dua aturan dalam sebuah
aturan yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah. Berdasarkan dengan prinsip tersebut ilmu
hukum membuat suatu hubunga hierarki. Dalam Undang – Undang No. 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan dalam pasal diatas diatas di jelaskan
bahwa kedudukan UUD 1945 lebih tinggi dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
berdasarkan kewenangannya dari pada Peraturan Pemerintah yang berada di bawah
kekuasaan UUD 1945 menurut hierarki Peraturan Perundang - Undangan.
Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 pasal 40 poin ketiga pada
keterangan kurikulum pendidikan tinggi wajib tidak mencantumkan pendidikan pancasila
dan bahasa Indonesia melainkan hanya mencantumkan pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan dan pendidikan bahasa yang mana hal tersebut menjadikan bahwa tidak
terdapat spesifikasi khusus tetapi yang ada hanya meliputi spesifikasi pendidikan yang
umum. Isi pasal yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 57 ini pula ada atau dapat
dikatakan sama dengan isi pasal 4 dan pasal 36-37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
yang mana tidak menegaskan kurikulum pendidikan bahasa Indonesia dan pendidikan
pancasila untuk perguruan tinggi, tetapi hanya mewajibkan pendidikan agama,
kewarganegaraan dan bahasa.
Mengenai sistem pendidikan agama didalam Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021,
tidak dihapuskan dari sistem kurikulum wajib pada perguruan tinggi dan sama halnya pada
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, bahwa didalam pasal yang terkait dengan sistem
pendidikan nasional dalam perguruan tinggi tidak menghapuskan sistem pendidikan agama.
Tetapi yang ditiadakan adalah sistem pendidikan bahasa Indonesia dan pendidikan pancasila.
Didalam hal ini menandakan bahwa Kemendikbud dirasa telah melewatkannya karena tidak
memasukkan secara eksplisit mata pelajaran Pancasila dan Bahasa Indonesia sebagai
pelajaran wajib. Namun bisa saja jika secara logika dapat dimengerti bahwa sebenarnya
pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang meliputi secara luas mengenai
bangsa, negara, politik, hukum, rakyat, dan tentu saja pancasila sudah termasuk didalamnya.
Lalu untuk pendidikan bahasa pula, yang sejatinya telah meliputi secara luas mengenai
bahasa apa saja yang dapat diajarkan untuk anak bangsa, semisal bahasa inggris. Yang kita
ketahui bahwa bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang sebenarnya wajib
dikuasai oleh tiap warga negara. Namun, tidak lupa bahwa dikhususkan untuk bahasa
nasional milik bangsa sendiri menjadi bahasa nomer satu untuk diajarkan dan dipraktikkan
kepada warga negaranya. Sama halnya pada bahasa Indonesia yang secara khusus
ditempatkan dan termasuk dalam pendidikan bahasa pada peraturan hukum yang baru atau
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021. Maka dapat diyakini bahwa sebenarnya
pendidikan pancasila dan pendidikan bahasa Indonesia telah berada khusus di dalam
pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan bahasa didalam Peraturan Pemerintah No. 57
Tahun 2021.
Jika dibandingkan antara Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 dengan Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional pada perguruan tinggi
sebenarnya tidak terdapat masalah ataupun kendala, karena keduanya sama-sama memakai
sistem pendidikan yang sama. Namun, karena banyaknya ketidaksetujuan dari para pendidik
dan beberapa pengamat pendidikan bahwa Pancasila dan Bahasa Indonesia merupakan suatu
mata pelajaran yang dikatakan wajib sebagai pondasi dasar untuk menanamkan nilai
nasionalisme kepada mahasiswa, akan lebih baik jika Kemendikbud merevisi isi pasal
dengan mencantumkan atau mengadakan sistem pendidikan pancasila dan bahasa Indonesia
kedalam Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021, mengingat bahwa peraturan ini
merupakan peraturan yang baru dan digunakan sebagai pedoman bagi para pendidik beserta
jajarannya. Dan jika diadakan revisi kepada Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021
tersebut maka dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 terkait dengan sistem pendidikan
nasional alangkah baiknya juga perlu diperbaiki agar tidak terdapat pertentangan antara
keduanya, karena keduanya memiliki kaitan atau bahasan yang sama mengenai sistem
pendidikan nasionl. Mungkin untuk kedepannya akan lebih dibutuhkan ketelitian yang tinggi
dan diperlukan komunikasi yang lebih baik dengan para pakar untuk membahas pembaruan
maupun penciptaan produk hukum agar lebih sinkron dan tepat.
- Asas-asas antara Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 dengan Undang-undang No. 20
Tahun 2003 adalah :
1. Asas Lex Superior Derogate Legi Inferior / asas subsumsi, menyatakan bahwa hukum
yang lebih tinggi akan mengesampingkan hukum yang lebih rendah. Diketahui bahwa
Undang-undang merupakan peraturan yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan
Peraturan Pemerintah. maka Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 lebih tinggi
kedudukannya dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021. Dan
Undang-Undang tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman prioritas. Mengingat bahwa
tidak ada bedanya antara kedua peraturan hukum mengenai sistem pendidikan nasional.
2. Asas Lex Posterior Derogat Legi Priori / asas derograsi, menyatakan bahwa hukum yang
terbaru mengesampingkan hukum yang lebih lama. Diketahui bahwa sejatinya Peraturan
Pemerintah No. 57 Tahun 2021 menjadi patokan peraturan hukum mengenai standart
pendidikan nasional terbaru sehingga kedudukannya menghapuskan atau
mengesampingkan peraturan hukum yang lebih lama atau Undang-Undang No. 20 Tahun
2003. Apalagi jika telah direvisinya isi pasal Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021
mengenai sistem pendidikan nasional dan memasukkan pendidikan pancasila dan bahasa
Indonesia didalamnya, maka Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 dapat dijadikan
sebagai pedoman yang baru dengan dikuatkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.
Sehingga tidak terdapat pertentangan antara keduanya.