Anda di halaman 1dari 30

Penyusunan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2I)

Kabupaten Cianjur

Paparan
Laporan Pendahuluan

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)


Kabupaten Cianjur
Tahun 2015 pt. inasa sakha kirana
Sistematika
1. Pendahuluan

2. Tinjauan Kebijakan Kabupaten Cianjur

3. Gambaran Umum Kabupaten Cianjur

4. Pendekatan dan Metodologi

5. Rencana Kerja
Pendahuluan
Latar Belakang
Kabupaten Cianjur dalam menindak lanjuti dan menyambut otonomi daerah ini
mengupayakan pengembangan potensi daerahnya, salah satunya adalah
pengembangan dan pemberdayaan irigasi desa dengan melakukan perencanaan
teknis jaringan irigasi yang ada diwilayahnya.
Pemanfaatan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi yang ada, dan ditunjang
dengan pemberdayaan Irigasi Kecil diharapkan akan dapat meningkatkan lahan irigasi
secara intensifikasi maupun ekstensifikasi.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air mengatur berbagai
hal mengenai pengelolaan sumber daya air, yang antara lain mengenai pengembangan
dan pengelolaan sistem irigasi. Ketentuan tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang irigasi.
Peran serta pertanian sangat strategis dalam perekonomian nasional dan kegiatan
pertanian tidak dapat terlepas dari air. Oleh sebab itu, irigasi sebagai salah satu
komponen pendukung keberhasilan pembangunan pertanian mempunyai peran yang
sangat penting.
Agar pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pada daerah irigasi di Kabupaten
Cianjur lebih terarah dan tertata, maka perlu dilakukan Kajian Penyusunan Rencana
Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Kabupaten Cianjur.
Tujuan Irigasi
Secara garis besar, tujuan irigasi dapat digolongkan menjadi 2
(dua) golongan, yaitu :
Tujuan Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan untuk
membasahi tanah berkaitan dengan kapasitas kandungan
air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu
kondisi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan
tanaman yang ada di tanah tersebut.
Tujuan Tidak Langsung, yaitu irigasi mempunyai tujuan
yang meliputi : mengatur suhu dari tanah, mencuci tanah
yang mengandung racun, mengangkut bahan pupuk
dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan muka air
tanah, meningkatkan elevasi suatu daerah dengan cara
mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang terbawa
air, dan lain sebagainya
Tujuan
Untuk menyusun data dan informasi irigasi di Kabupaten Cianjur.
Untuk mengidentifikasi pengelolaan aset irigasi di Kabupaten Cianjur.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan air irigasi di Kabupaten Cianjur.
Untuk menyusun strategi pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi di Kabupaten
Cianjur.
Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah tersusunya dokumen laporan Kajian
Penyusunan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Kabupaten Cianjur.

Manfaat
Hasil kegiatan Kajian Penyusunan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi
Kabupaten Cianjur, bermanfaat bagi :
Bappeda sebagai penuntun kebijakan pembangunan di Kabupaten Cianjur.
Bagi Pemerintah Daerah dan hal ini dinas/instansi terkait sebagai bahan analisis dan
masukan kritis dan pihak ketiga untuk menyempurnakan kebijakan dan meningkatkan
pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan irigasi secara lebih terarah.
Bagi masyarakat diharapkan memiliki kemampuan dalam melaksanaan pengembangan
dan pengelolaan irigasi secara lebih terarah.
Tinjauan Kebijakan Kab. Cianjur
Perencanaan tata ruang didasarkan pada kajian yang bersifat
objektif dan menjadi dasar dari sinergitas pengembangan
Kabupaten Cianjur dengan memperhatikan isu pengembangan
wilayah di Kabupaten Cianjur
Hingga tahun 2009 struktur perekonomian Kabupaten Cianjur
adalah pertanian dengan susunan kontribusi sektoral : 50%
untuk sektor primer, 7% untuk sektor sekunder dan 43% untuk
sektor tersier.
Tingginya kontribusi sektor primer dimotori oleh adanya
sumberdaya alam (resource based) yang bertumpu pada sektor
pertanian (tanaman bahan pangan dan produk perkebunan).
Arahan untuk kawasan lindung di wilayah Kabupaten Cianjur
dalam RTRW Provinsi Jawa Barat ditetapkan sebesar 59,6%, hal ini
tentu menuntut upaya yang cukup besar untuk perwujudannya.
Disamping itu, dibutuhkan pengelolaan yang matang agar
kawasan budidaya yang hanya sekitar 40% dapat dimanfaatkan
secara optimal, berdaya guna dan berhasil guna untuk
mendorong kesejahteraan penduduk. dsb
Berkaitan dengan rencana pengembangan wilayah Kabupaten Cianjur,
beberapa potensi yang dapat dikedepankan berdasarkan analisis terhadap
kondisi wilayah dan berbagai kemungkinan perkembangan di masa
mendatang meliputi :
a. Kabupaten cianjur berkembang dengan dukungan pertumbuhan
berbagai sektor di seluruh kecamatan yaitu sekot pertanian,
perkebunan, pariwisata, perdagangan dan jasa.
b. Wilayah Cianjur bagian utara merupakan wilayah yang sebagian besar
memiliki areal potensial untuk daerah irigasi, yaitu sebanyak 79% dari
total luas areal daerah irigasi, sedangkan Cianjur bagian tengah hanya
sebesar 9% dan bagian selatan sebesar 12%.
c. Berdasarkan potensi sumberdaya dan lokasi strategisnya, Kabupaten
Cianjur memiliki beragam potensi investasi yang dapat dikembangkan.
Berdasarkan nilai kontribusi terhadap PDRB, laju pertumbuhan dan nilai
LQ, maka sektor pertanian merupakan basis andalan bagi Kabupaten
Cianjur dalam mengembangkan potensi ekonomi yang dimilikinya.
Selanjutnya peranan sektor perdagangan, restoran dan hotel menjadi
kontributor kedua. Hal ini merupakan konsekuensi dari posisi yang
strategis dan panorama alam sebagai bagian dari kawasan wisata yang
dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.
d. dsb
Persoalan-persoalan yang dapat menghambat dalam proses pengembangan
wilayah dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal wilayah, dimana
kondisi tersebut saling mempengaruhi dalam upaya meningkatkan
akselerasi pertumbuhan wilayah Kabupaten Cianjur. Persoalan
pengembangan wilayah di Kabupaten Cianjur diantaranya :
Kondisi geografis Kabupaten Cianjur yang berbentuk memanjang dari
utara ke selatan secara psikologis menciptakan ketimpangan
pembangunan antar bagian wilayah utara dan selatan. Hal ini juga
diakibatkan oleh kondisi geografis Kabupaten Cianjur bagian selatan
yang relatif lebih labil dan rentan terhadap terjadinya bencana alam.
Wilayah Kabupaten Cianjur sebagian besar telah terhubungkan oleh
jaringan jalan, namun kondisi tanah yang labil mengakibatkan kondisi
jalan sebagian menjadi buruk. Keterbatasan prasarana jalan tersebut
mengakibatkan proses aliran hasil produksi tidak berjalan baik sehingga
mempengaruhi akselerasi peningkatan ekonomi setempat, terutama
untuk wilayah-wilayah di bagian tengah dan selatan.
Sebaran kawasan permukiman sebagian besar berada pada kawasan
rawan bencana, sehingga diperlukan pengelolaan dan perlakuan khusus
agar kawasan tersebut tetap ramah untuk dijadikan sebagai tempat
tinggal.
Dsb
Pada bagian ini diuraikan mengenai konsep pengembangan wilayah
secara teoritik, yang akan menjadi dasar dalam penentuan arah
pengembangan Kabupaten Cianjur kedepan sesuai dengan kemampuan
wilayahnya.
A. Pengembangan kutub-kutub pertumbuhan
B. Pengembangan kota-kota kecil
C. Pengembangan ruang terintegrasi
D. Pengembangan agropolitan
Berdasarkan konsep teoritis yang sudah dijelaskan di atas dan
mempertimbangkan karakteristik wilayah Kabupaten Cianjur
berdasarkan hasil-hasil analisis, maka konsep pengembangan
wilayah yang dipilih adalah konsep pengembangan ruang
terintegrasi (functional integration) yang dikombinasikan
dengan konsep agribisnis dan pariwisata. Hal ini disebabkan
karakteristik dan potensi wilayah yang ditekankan pada
sektor pertanian (perkebunan, perikanan dan pertanian
tanaman pangan) dan sektor pariwisata. Konsep
pengembangan integrasi wilayah di Kabupaten Cianjur
bermaksud mengembangkan sistem kota-kota secara
terintegrasi yang didukung oleh pengembangan sistem
transportasi dan infrastruktur yan memadai, serta wilayah
belakang kota-kota tersebut dikembangkan kegiatan
pertanian yang berkelanjutan.
Gambaran Umum Kab. Cianjur
Maka untuk selanjutnya dalam RTRW
Kabupaten Cianjur 2011-2031 ini luas
wilayah yang digunakan adalah 361.435 Ha
dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan
Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Purwakarta.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten
Bogor.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan
Samudera Hindia.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan
Kabupaten Purwakarta, Bandung Barat,
Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Garut.
Pendekatan dan Metodologi
Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi RP2I
Semua data yang diperlukan untuk menyusun RP2I merupakan data sekunder,
yang bisa didapat dari dokumen yang sudah ada (seperti Renstra, PSETK dan
laporan rutintentang operasi & pemiliharaan jaringan irigasi), kecuali untuk data
keadaan Aset fisikIrigasi per Daerah Irigasi. Data tersebut merupakan data primer
dari inventarisasi asetirigasi yang terbaru, melalui program PAI.
Rencana Pengelolaan Aset Irigasi paling sedikit memuat:
a) tingkat pelayanan saat perencanaan dilakukan dan tingkat pelayanan yang akan
dicapai sebagai sasaran Pengelolaan Aset Irigasi;
b) rencana kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tingkat layanan pada aset
Jaringan Irigasi;
c) rencana kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tingkat layanan pada aset
pendukung pengelolaan irigasi;
d) prioritas pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Aset Irigasi; dan
e) perkiraan biaya Pengelolaan Aset Irigasi yang diperlukan.

Tingkat pelayanan irigasi diukur atas dasar kinerja sistem irigasi, yang terdiri atas
unsur:
1. kondisi prasarana;
2. ketersediaan air;
3. indeks pertamanan;
4. sarana penunjang;
5. organisasi personalia;
6. dokumentasi; dan
7. perkumpulan petani pemakai air.
Pelaksanaan kegiatan fisik bertujuan untuk:
a. mengamankan;
b. memelihara;
c. merehabilitasi;
d. meningkatkan;
e. memperbaharui;
f. mengganti;dan
g. menghapus aset jaringan irigasi.

Pelaksanaan kegiatan nonfisik bertujuan untuk:


a. mengoperasikan Jaringan Irigasi;
b. memperkuat kelembagaan;
c. menambah jumlah, dan/atau meningkatkan kemampuan sumber daya manusia;
d. menyempurnakan sistem pengelolaan irigasi;dan
e. mengganti, memperbaiki, dan/atau mengamankan aset pendukung pengelolaan
irigasi lainnya.
Ketentuan Dalam Pengembangan
Jaringan Irigasi
Kegiatan pengembangan jaringan
irigasi diarahkan pada
pembangungan jaringan irigasi
tersier baru dan/atau jaringan irigasi
tersier yang mengalami kerusakan
yang terhubung dengan jaringan
utama (primer dan sekunder dalam
kondisi baik).
a. Norma
b. Standar teknis
c. Kriteria lokasi dan pertanian
d. Tahapan pelaksanaan
e. Pembiayaan
Kondisi dan Fungsi
Kondisi fisik jaringan irigasi dinilai berdasarkan tingkat kerusakan dibandingkan
dengan kondisi awal. Fungsi fisik jaringan irigasi dinilai berdasarkan kemampuan
mengalirkan air dibandingkan dengan kapasitas rencana.

Kondisi atau Fungsi Aset dengan ada intervensi

Kondisi dan Fungsi Aset tanpa ada intervensi


Penanganan dan Prioritas Perbaikan
Pada kenyataannya pengajuan dana untuk keperluan pengelolaan jaringan irigasi
dari tahun ke tahun tidak selalu terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu
jenis penanganan dan prioritas perbaikan perlu dibuat berdasarkan atas data:
(1) Luas Daerah Irigasi, disebut Adi;
(2) Luas layanan terpengaruh kerusakan aset, disebut Aas;
(3) Kondisi fisik jaringan irigasi; dan
(4) Fungsi fisik jaringan irigasi.
Dari data diatas disusun daftar skala prioritas dengan rumus:

P = Prioritas
K = Skor Kondisi
F = Skor Fungsi
Aas = Luas layanan terpengaruh kerusakan aset
Adi = Luas daerah irigasi
Metodologi
Metodologi kajian
Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi diarahkan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah
dan memberdayakan ekonomi masyarakat.
a. Tempat dan waktu penelitian
b. Bentuk dan strategi penelitian
c. Teknik pengumpulan data
d. Validitas data
e. Teknik analisis data
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Validitas data
Teknik analisis data
Rencana Kerja
Jadual Rencana Kerja Penyusunan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi (RP2L) di
Kabupaten Cianjur
Bulan Ke 1 Bulan Ke 2 Bulan Ke 3
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Pendahuluan
1 Tahap kegiatan persiapan
2 Koordinasi Tim
3 Pemahaman terhadap KAK
4 Penyusunan laporan pendahuluan
5 Seminar laporan pendahuluan
6 Penyerahan Laporan Pendahuluan

II Akhir
7 Tahap Kompilasi Data Sekunder
8 Identifikasi Permasalahan Irigasi di Kabupaten Cianjur

9 Penentuan Daerah Irigasi (DI) Prioritas


10 Tahap Analisa
- Kondisi Prasarana
- Ketersediaan Air
- Sarana Penunjang
- Organisasi Personalia
- Dokumentasi
- Perkumpulan Petani Pemakai Air
11 Tahap Perumusan Konsep
12 Tahap Penyusunan Rencana Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Irigasi di Kabupaten Cianjur
- Penentuan Area Pelayanan Irigasi di Kabupaten
Cianjur
- Pengembangan Jaringan Irigasi
- Pengelolaan Jaringan Irigasi
13 Tahap Perumusan Rekomendasi
14 Penyusunan Laporan Akhir
15 Seminar Laporan Akhir
16 Penyerahan Laporan Akhir
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai