Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA

REVIEW DESAIN DAN DED P2KH KOTA PANGKALPINANG


DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
SATUAN KERJA PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)
REVIEW DESAIN DAN DED P2KH
KOTA PANGKALPINANG TAHUN ANGGARAN 2017

1. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
3) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Sumber Daya Air;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Bangunan Gedung Negara;
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2012 tentang Rencana
Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun 2012-2020
Kementerian Pekerjaan Umum;
14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan
Gedung Hijau;
16) Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Bangunan
Gedung;
17) Rencana Aksi Kota Hijau Program Pengembangan Kota Hijau Pemerintah Kota
Pangkalpinang tahun 2012 yang merupakan aksi nyata Pemerintah Kota untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan berbasis prinsip Kota Hijau program
yang dibiayai dari APBD secara bertahap dalam kurun waktu 2013-2017;
18) Panduan Penyelenggaraan Program Pengembangan Kota Hijau tahun 2016.

b. Gambaran Umum
Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan
sumberdaya air dan energi secara efektif dan efesien, mengurangi limbah,
menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan,
mensinergikan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan
perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan. Kota Hijau merupakan kota yang melakukan adaptasi dan mitigasi
terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau juga berarti pembangunan
manusia kota yang yang berinisiatif dan bekerjasama dalam melakukan
perubahan dan prakarsa bersama seluruh pemangku kepentingan.
Undang undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah secara
tegas mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau
(RTH), yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10 % RTH privat.

Sejak tahun 2011 yang lalu, Kementrian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal
Penataan Ruang telah menginisiasi lahirnya Program Pengembangan Kota Hijau
(P2KH) sebagai salah satu bentuk implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota/Kabupaten dengan melibatkan partisipasi aktif pemangku
kepentingan pada aras lokal untuk meningkatkan kualitas ruang perkotaan. Untuk
mewujudkan kota hijau, P2KH menerapkan sub-sistem lingkungan kota yang
diistilahkan dengan 8 (delapan) atribut Kota Hijau, yaitu (1) perencanaan dan
perancangan kota yang ramah lingkungan (2) ketersediaan ruang terbuka hijau
(3) peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau (4) pengelolaan
sampah ramah lingkungan (5) pengelolaan air yang efektif (6) penerapan sistem
transportasi yang berkelanjutan (7) konsumsi energi yang efesien (8) bangunan
hijau.
Sampai dengan tahun 2016 sudah 165 Kota/Kabupaten yang menjadi anggota
P2KH. Pada tahun 2016 Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
c.q. Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya
memfasilitasi Perencanaan RTH di 21 Kota/ Kabupaten sebagai tindak lanjut
penyusunan RAKH dengan ketentuan yang diatur didalam KAK ini.

Proses perencanaan RTH didahului dengan penyusunan masterplan kota hijau


yang memuat target pencapaian delapan atribut kota hijau sampai dengan 5
(lima) tahun yang akan dating (2016-2021). Masterplan kota hijau tersebut harus
didasari oleh peta citra kawasan perkotaan dengan skala 1:25.000. Kemudian
dilanjutkan dengan studi terhadap lokasi prioritas dengan luasan minimal 1 Ha
untuk ditajamkan ke dalam dokumen perencanaan teknis/ DED Taman Kota Hijau
siap lelang yang memuat gambar dan biaya pelaksanaan dengan gambar detail
dimulai dengan skala 1: 1000 sampai 1 : 5 sebagai acuan dalam pelaksanaan fisik
dilapangan.
Dalam proses perencanaan RTH ini dilakukan FGD sebagai wadah koordinasi
antara konsultan, Satker dan Perangkat Daerah. Secara umum ruang terbuka
publik di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau,
ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka
suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi guna
mendukung fungsi ekologis, sosial budaya dan arsitektural yang dapat memberi
manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakatnya, seperti antara lain :
1. Fungsi ekologis, RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir,
mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro.
2. Fungsi sosial budaya, keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang
interaksi sosial, sarana rekreasi dan sebagai tetenger (landmark) kota.
3. Fungsi arsitektural, RTH dapat meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan
kota melalui keberadaan taman-taman kota dan jalur hijau jalan kota.
4. Fungsi ekonomi, RTH sebagai pengembangan sarana wisata hijau perkotaan
yang dapat mendatangkan wisatawan.
Namun tampaknya bagi kota-kota di Indonesia pada umumnya hal ini akan sulit
terealisir akibat terus adanya tekanan pertumbuhan dan kebutuhan sarana dan
prasarana kota, seperti pembangunan bangunan gedung, pengembangan dan
penambahan jalur jalan yang terus meningkat serta peningkatan jumlah
penduduk.
2. ALASAN KEGIATAN DILAKSANAKAN
1. Diperlukan adanya suatu perencanaan, penyediaan dan pengelolaan RTH di
perkotaan.
2. Mewujudkan ruang kota yang nyaman, produktif dan berkelanjutan serta mencakup
8 (delapan) atribut Kota Hijau.
3. Memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka hijau.

3. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud Kegiatan
1. Perencanaan Roadmap pencapaian 8 (delapan) atribut kota hijau ;
2. Perencanaan dokumen teknis (DED) Taman Kota Hijau sesuai manual P2KH yang
menjadi acuan implementasi fisik ditahun berikutnya.

b. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari dilaksanakannya pekerjaan ini adalah:
1. Mereview dokumen perencanaan teknis yang memuat tahapan pencapaian
8 (delapan) atribut kota hijau sebagai penajaman dari Rencana Aksi Kota
Hijau (RAKH) kota/ kabupaten peserta P2KH;
2. Mereview dokumen perencanaan teknis (DED) Taman Kota Hijau
berdasarkan lokasi yang diprioritaskan sebagai RTH dalam Masterplan Kota
Hijau, sebagai acuan dalam implementasi pembangunan fisik taman.

4. SASARAN KEGIATAN
Tersusunnya dokumen perencanaan teknis (DED) Taman Kota Hijau siap lelang
berdasarkan manual P2KH dari lokasi prioritas RTH yang tertuang dalam masterplan
Kota Hijau Kota Pangkalpinang

5. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan adalah di Kawasan Perumahan Tampuk Pinang Pura seluas kurang lebih
23.000 m Kelurahan Kacang Pedang Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang.
6. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan anggaran dengan nilai harga perkiraan
sendiri (HPS) Rp.345.686.000,00. (tiga ratus empat puluh lima juta enam ratus delapan
puluh enam ribu rupiah) yang dibiayai dari APBN Tahun Anggaran 2017.
7. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nama Pengguna Barang dan Jasa kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Pejabat Pembuat Komitmen : Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksanaan Penataan
Bangunan dan Lingkungan
2. Satuan Kerja : Penataan Bangunan dan Lingkungan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

8. BATASAN KEGIATAN
Merupakan review dari Detail Engineering Desain (DED) (Taman Hijau Tampuk Pinang
Pura Kota Pangkalpinang) tahun 2013 sehingga dapat mendukung aktivitas ekonomi
dan sosial masyakarat pada kawasan tersebut, guna terwujudnya peningkatan dan
pengembangan nilai kawasan yang dapat dibangun oleh Pemerintah Pusat melalui dana
APBN sebagai dana stimulan.

9. LINGKUP DAN TAHAPAN KEGIATAN


1. Lingkup Kegiatan
a. Site plan

b. Lingkup pekerjaan yang akan dibuat rencana teknisnya adalah mencakup 8


(delapan) atribut Kota Hijau, yaitu (1) perencanaan dan perancangan kota yang
ramah lingkungan (2) ketersediaan ruang terbuka hijau (3) peningkatan peran
masyarakat sebagai komunitas hijau (4) pengelolaan sampah ramah lingkungan
(5) pengelolaan air yang efektif (6) penerapan sistem transportasi yang
berkelanjutan
(7) konsumsi energi yang efesien (8) bangunan hijau.
c. Lingkup kegiatan adalah Review Desain dan DED Taman Hijau Tampuk Pinang
Pura Kelurahan Kacang Pedang Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang
tahun 2013;
d. Survey Lokasi dan Pendataan

Data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang diperlukan untuk
melakukan analisis kawasan dan wilayah sekitarnya baik data primer maupun
data sekunder. Dari hasil pendataan ini akan diperoleh identifikasi kawasan dari
segi fisik, sosial, budaya, dan ekonomi, serta identifikasi atas kondisi di wilayah
sekitarnya yang berpengaruh pada kawasan perencanaan. Data tersebut meliputi:
Peta (peta regional, peta kota, dan peta kawasan perencanaan dengan skala
1:1.000 serta memperlihatkan kondisi topografis/garis kontur);
data koordinat (berupa hasil pengukuran site terpilih);
Data jenis batuan pada lokasi sekitar;
Foto - foto (foto udara/ citra satelit dan foto-foto kondisi kawasan
perencanaan);
Peraturan dan rencana-rencana terkait;
Sejarah dan signifikansi historis kawasan;
Kondisi sosial-budaya, kependudukan, pertumbuhan ekonomi;
Kondisi fisik dan lingkungan;
Kepemilikan lahan;
Prasarana dan fasilitas; dan
Data lain yang relevan.

2. Tahapan Kegiatan
Dalam rangka memenuhi target sasaran sesuai dengan yang dipersyaratkan, berikut
rincian tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan:
a) Rapat Koordinasi Awal
Segera setelah kontrak, diadakan rapat awal untuk koordinasi sebelum memulai
pekerjaan. Pada rapat tersebut akan disampaikan hal-hal sebagai berikut:
- Penjelasan lingkup tugas konsultan;
- Penjelasan tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan;
- Penjelasan deliniasi kawasan yang akan di review DED nya;
- Jadwal penyampaian dan pembahasan laporan;
- Perkenalan tenaga ahli Tim Penyedia Jasa; dan
- Penjelasan sistem koordinasi antara penyedia jasa dengan tim teknis yang terdiri
dari unsur Pemerintah Daerah.

b) Penyusunan Laporan Pendahuluan


Segera setelah rapat koordinasi awal, tim tenaga ahli konsultan segera menyusun
Laporan Pendahuluan serta bahan tayangan yang akan disampaikan pada Rapat
Laporan Pendahuluan yang setidaknya memuat substansi sesuai dengan ketentuan
mengenai isi materi laporan yang tertera pada Bagian 10 tentang Indikator keluaran
dan keluaran.

c) Workshop Pembahasan Laporan Pendahuluan


Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tim tenaga ahli konsultan segera
mengagendakan dan menyelenggarakan Rapat Pendahuluan dalam bentuk workshop
dengan mengundang seluruh tim teknis. Workshop Laporan Pendahuluan
diselenggarakan oleh konsultan. Dalam Workshop Laporan Pendahuluan tersebut
harus disusun Berita Acara Pembahasan Laporan Pendahuluan yang berisi
kesepakatan terhadap substansi Laporan Pendahuluan pada bagian Rencana
Survey dan Rencana Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD).

d) Pelaksanaan Survey oleh Tim Konsultan


Sesuai dengan jadwal dan agenda yang telah disepakati, tim tenaga ahli konsultan
segera melaksanakan survey lokasi sesuai dengan rencana survey yang telah
ditetapkan pada pembahasan Laporan Pendahuluan. Dalam pelaksanaan survey tim
konsultan diharapkan dapat mengidentifikasi potensi/ permasalahan kawasan dalam
rangka penyempurnaan pekerjaan.

e) Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)


Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tim tenaga ahli konsultan segera
mengagendakan dan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan
mengundang tim teknis daerah. Focus Group Discussion (FGD) diadakan di lokasi
studi, dengan melibatkan unsur Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas terkait.
Dalam Focus Group Discussion Pertama (FGD) tersebut tim tenaga ahli konsultan
menyampaikan hasil survey awal lokasi untuk dapat dikonfirmasi oleh pihak terkait
serta mengidentifikasi sebanyak-banyaknya aspirasi daerah terkait keterpaduan
pembangunan di lokasi studi dari masing-masing pihak pemangku kepentingan di
daerah.
Di akhir pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) wajib disusun Berita Acara FGD
yang ditandatangani bersama oleh peserta yang memuat kesepakatan bersama
sebagai berikut:
- Identifikasi potensi dan permasalahan lokal kawasan serta penetapan visi dan
misi pada kawasan perencanaan;
- Penyampaian Hasil Survey dan Pendataan yang dilakukan Konsultan;
- Laporan data dan informasi lapangan yang ada, termasuk penyelidikan tanah
jika ada, keterangan pengguna tentang kebutuhan ruang dan lingkup pelayanan,
fasilitas yang dibutuhkan, kapasitas ruang, jumlah pengguna dan lain-lain yang
dianggap perlu; dan
- Penetapan daftar kegiatan serta lokasi pembangunan sarana dan prasarana
lingkungan pada spot-spot kawasan yang prioritas.

f) Penyusunan Laporan Antara


Segera setelah dilaksanakannya survey lokasi dan Focus Group Discussion (FGD), tim
tenaga ahli konsultan segera menyusun Laporan Antara serta bahan tayangan yang
akan disampaikan pada Rapat Pembahasan Laporan Antara yang setidaknya memuat
materi hasil pelaksanaan survey dan hasil pembahasan serta kesepakatan Focus
Group Discussion (FGD).

g) Rapat Pembahasan Laporan Antara


Sesuai dengan jadwal dan agenda yang telah disepakati, tim tenaga ahli konsultan
segera mengagendakan dan menyelenggarakan Rapat Laporan Antara dengan
mengundang tim teknis, serta unsur Pemerintah Daerah termasuk diantaranya
Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas terkait lainnya.
Dalam rapat pembahasan Laporan Antara tersebut tim tenaga ahli konsultan
menyampaikan hasil pelaksanaan survey dan hasil pembahasan serta kesepakatan
Focus Group Discussion Pertama (FGD) dalam bentuk Laporan Antara. Di akhir
pelaksanaan Pembahasan Laporan Antara wajib disusun Berita Acara Pembahasan
Laporan Antara yang ditandatangani bersama oleh peserta yang hadir. Notulensi
tersebut pada intinya merupakan catatan, usulan, masukan dan kesepakatan
bersama hasil pemaparan Laporan Antara yang perlu ditindaklanjuti oleh konsultan
dalam rangka penyempurnaan Laporan Antara. Segera setelah dilaksanakannya
pembahasan Laporan Antara, tim tenaga ahli konsultan segera memperbaiki
substansi materi sesuai dengan catatan, usulan, masukan dan kesepakatan bersama
yang terjadi pada tahap pembahasan Laporan Antara. Setelah seluruh perbaikan
selesai dilakukan, tim tenaga ahli konsultan segera menyampaikan produk Laporan
Antara yang telah diperbaiki tersebut disertai dengan Berita Acara FGD dan Berita
Acara Pembahasan Laporan Antara kepada tim teknis dengan PPK kegiatan terkait
untuk mendapat persetujuan.
Tim konsultan menyampaikan hasil pekerjaan sementara sebagai berikut :
1. Penetapan daftar kegiatan serta lokasi pembangunan sarana dan prasarana
lingkungan pada kawasan pekerjaan;
2. Rancangan Laporan Akhir mencakup materi Desain Kawasan sesuai dokumen
DED P2KH Kota Pangkalpinang yang disusun tahun 2013;
3. Draft Dokumen perencanaan/Pra-DED; dan

h) Pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan Akhir


Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, tim Penyedia Jasa segera
mengagendakan dan menyelenggarakan Rapat Pembahasan Laporan Akhir dengan
mengundang seluruh tim teknis. Dokumen Laporan Akhir minimal berisikan substansi
sebagai berikut:
1. Gambar rencana detail pelaksanaan pembangunan.
2. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3. Rencana anggaran biaya (RAB)
4. Simulasi 3 dimensional.
Di akhir rapat pembahasan laporan akhir disusun Berita Acara Pembahasan Laporan
Akhir yang memuat catatan, usulan, masukan dan kesepakatan bersama dengan tim
teknis terkait penyempurnaan keseluruhan dokumen tersebut diatas.

10. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN


i. Indikator Keluaran (Kualitatif)
Tersusunnya Dokumen Detail Engineering Design (DED) pada Review Desain
dan DED P2KH Kota Pangkalpinang yang dapat digunakan sebagai panduan
dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan di kawasan tersebut.
ii. Keluaran (Kuantitatif)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Laporan Pendahuluan : 5 (lima) eksemplar dalam format A4;

Laporan Antara : 5 (lima) eksemplar dalam format A3;

Laporan Akhir : 5 (lima) eksemplar dalam format A3;

Gambar Perspektif/ 3 D : 10 (sepuluh) eksemplar;


Dok. DED (RKS, RAB,
: 10 (sepuluh) eksemplar;
Album Gambar)
CD Laporan : 10 (sepuluh) buah

Adapun isi materi laporan tersebut diatas memuat hal-hal dibawah ini:
2) Laporan Pendahuluan, memuat :
a. Pemahaman dan tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja;
b. Rencana pencapaian sasaran, mencakup jadwal kerja, target/sasaran dan alokasi
tenaga ahli;
c. Metodologi penyusunan pekerjaan termasuk kajian kepustakaan (studi literatur),
kajian peraturan daerah setempat dan kajian teoritis serta kajian terhadap studi
kasus sejenis;
d. Rencana survey, mencakup metode pengumpulan data, metode pengolahan data,
metode analisis data, jadwal survey, identifikasi lokasi survey, target data,
identifikasi instansi pemilik data dan pembuatan kuesioner;
e. Rencana Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD), mencakup metode
pelaksanaan, materi, target, jadwal pelaksanaan, daftar undangan dan lokasi
kegiatan; dan
f. Gambaran umum kawasan perencanaan, mencakup profil kawasan, studi area
deliniasi studi, identifikasi potensi kawasan, identifikasi permasalahan kawasan,
identifikasi instansi pemerintah daerah, keberadaan perusahaan swasta serta
komunitas masyarakat lokal yang kemungkinan akan terlibat dalam proses
penyusunan.

Diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK dikeluarkan.

3) Laporan Antara, memuat:


Tahap Pra-rencana/ Pra- DED, terdiri dari :
a) Gambar-gambar pra-rencana bangunan dari aspek arsitektur, struktur, utilitas
bangunan dan lingkungan;
b) Perkiraan biaya pembangunan;
c) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
d) Pra-rencana desain ini harus mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
pemberi tugas terlebih dahulu agar dapat dilanjutkan ke tahapan
pengembangan rencana pembangunan.
Tahap Pengembangan Rencana terdiri dari :
a) Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, utilitas penunjang
berdasarkan pra-rencana yang telah disetujui;
b) Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan lain yang diperlukan;
c) Draft rencana anggaran biaya;
d) Draft rencana kerja dan syarat-syarat;
e) Pengembangan rencana desain ini harus mendapat persetujuan dari Tim Teknis
dan pemberi tugas terlebih dahulu agar dapat dilanjutkan ke tahapan rencana
detail Pembangunan.

Diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak SPMK


dikeluarkan.

3) Laporan Akhir, mencakup :


Tahap Rencana Detail, terdiri dari :
Gambar rencana detail pelaksanaan pembangunan;
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ;
Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ);
Rencana anggaran biaya (RAB);
Gambar 3 dimensi dan perhitungan-perhitungan lain yang diperlukan dan
digunakan.
Diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima puluh) hari kalender sejak SPMK
dikeluarkan dan disetujui oleh Tim Teknis/Penilai.
4) Dokumen DED (RAB, RKS, Album Gambar) yang siap tender. Diserahkan bersamaan
dengan laporan akhir;
5) Gambar Perspektif/ Ilustrasi (3D);
6) CD yang berisi Laporan Akhir, DED, RAB, RKS, Gambar Perspektif/ Ilustrasi (3D),
diserahkan bersamaan dengan laporan akhir.

11. KRITERIA DESAIN


Untuk criteriadesain pekerjaan Review Desain dan DED P2KH Kota
Pangkalpinangmengacu pada peraturan dan acuan yang telah dibuat oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu mengacu pada Buku
Manual Kegiatan Program Pengembangan Kota Hijau 2016 Point 1.2 tentang
Penyusunan Dokumen Teknis Taman Kota Hijau.

12. PERSONIL
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini, Tenaga Ahli yang dibutuhkan antara lain:

1. Team Leader (Ahli Arsitektur): 1 orang


Strata 1 atau Strata 2 (S1/S2) Arsitektur di bidang studi Jurusan Teknik
Arsitektur (101) lulusan Universitas atau Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi;
Memiliki sertifikasi keahlian (SKA) yang dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah
disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 5(lima) Tahun untuk S1 atau 3 (tiga)
Tahun untuk S2 sesuai bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.
Lingkup tugas Team Leader yaitu memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan
anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai.
2. Tenaga Ahli Sipil : 1 orang
Strata 1 (S1) Sarjana Teknik Sipil lulusan Universitas atau Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian Negara atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi;
Memiliki sertifikasi keahlian (SKA) Ahli Teknik Bangunan Gedung (201) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian
dilengkapi dengan referensi kerja.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian aspek teknik sipil dan
infrastruktur terhadap penyusunan dokumen serta menyusun dokumen DED, RAB
dan RKS.
3. Tenaga Ahli Arsitektur Lansekap: 1 orang
Strata 1 (S1) Sarjana Arsitektur lulusan universitas atau perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi;
Memiliki sertifikasi keahlian (SKA) Ahli Arsitektur Lansekap (103) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian
dilengkapi dengan referensi kerja.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan melakukan kajian aspek arsitektur
Lansekap terhadap penyusunan dokumen.
4. Tenaga Ahli Lingkungan : 1 orang
Strata 1 (S1) Sarjana Lingkungan lulusan universitas atau perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi;
Memiliki sertifikasi keahlian (SKA) Ahli Tata Lingkungan (501) yang
dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK;
Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian
dilengkapi dengan referensi kerja.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan melakukan kajian aspek lingkungan
terhadap penyusunan dokumen.

13. ASISTEN
1. Asisten Tenaga Ahli Sipil : 1 orang
Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan Universitas atau Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara
atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman
dibidangnya minimal 1 tahun.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu:
a. membantu tenaga ahli dalam rangka melaksanakan, mencari serta menyusun
data-data survey baik itu data primer maupun sekunder terkait penyusunan
dokumen;
b. membantu melakukan kajian aspek teknik sipil terhadap penyusunan dokumen
dan membuat dokumen DED, RAB dan RKS Teknis.

2. Estimator : 1 orang
Strata 1 (S1) Sarjana Sipil lulusan Universitas atau Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
Negara atau Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah diakreditasi;
Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun sesuai bidang keahlian
dilengkapi dengan referensi kerja.
Lingkup tugas ini yaitu membantu tenaga ahli melakukan penghitungan rencana
anggaran biaya terkait implementasi DED berdasarkan harga satuan setempat dan
harga pasar yang berlaku.

14. TENAGA PENUNJANG

Tenaga penunjang yang dibutuhkan, diantaranya sebagai berikut:


1. Tenaga Administrasi/Keuangan (DIII) : 1 orang berpengalaman minimal 2 tahun
2. Juru Gambar/Draftman (DIII) : 1 orang berpengalaman minimal 2 tahun
3. Operator Komputer (DIII) : 1 orang berpengalaman minimal 2 tahun

Penyedia jasa diharapkan melengkapi proposal usulan teknis dengan melampirkan


waktu penugasan, rincian tugas serta mekanisme pelaksanaan pekerjaan team leader
dan tenaga ahli lainnya.

15. JADWAL KEGIATAN


Waktu Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan selama 5 (lima) bulan kalender. Sesuai
dengan waktu pelaksanaan dan rencana kerja, tim penyedia jasa diwajibkan untuk
menyusun matrik pelaksanaan kegiatan secara rinci dengan mencantumkan seluruh item
pekerjaan, keterlibatan para tenaga ahli dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
masing-masing items pekerjaan, serta keluaran dari masing-masing kegiatan.

16. PENUTUP
1. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan
lebih lanjut oleh Konsultan Perencana sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan
secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan;
2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, baik
jenis kertas, tulisan, maupun sampul minimal mengikuti standar pelaporan Direktorat
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum yang berlaku.

Pangkalpinang, Maret 2017

Kepala Satuan Kerja


Penataan Bangunan dan Lingkungan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

SATRIA GUNAWAN,BE.,S.ST., MM
NIP. 19661119 199312 1 001

Anda mungkin juga menyukai