Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH KOTA


BANJARMASIN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah Analisis Potensi Wilayah
Dosen: Drs. Decky Dwi Utomo, MM

Oleh:
PRAWIRO SETIO HADI
30.1022

FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN


PRODI TEKNOLOGI REKAYASA INFORMASI PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS REGIONAL SUMATERA BARAT
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah pada dasarnya bertujuan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan
memerhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, perbaikan tata kelola
menjadi suatu keharusan sehingga penyelenggaraan pemerintahan daerah semakin efisien
dan efektif dalam mencapai sasaran pembangunan daerah sesuai dengan potensi dan
keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan
sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dalam kerangka pikir yang demikian dan dalam rangka terus mengupayakan
perwujudan kesejahteraan yang benar-benar nyata bagi masyarakat Kota Banjarmasin,
dibutuhkan sebuah rencana pembangunan daerah yang komprehensif namun fokus pada
prioritas pembangunan sehingga dapat dipedomani seluruh pemangku kepentingan dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Rencana pembangunan tersebut diwujudkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang akan dijadikan sebagai
pedoman dan arah pembangunan tahunan sehingga berbagai permasalahan dan isu
strategis daerah dapat dipecahkan dan diantisipasi dari waktu ke waktu. Untuk maksud
tersebut di atas dan sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Banjarmasin harus menyusun RPJMD
Kota Banjarmasin sesuai dengan Visi dan Misi serta program unggulan Wali Kota
terpilih dalam pemilukada untuk masa jabatan 2016-2021 dengan berpedoman pada
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 9 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025.
Tahapan penyusunan RPJMD Kota Banjarmasin dapat dilihat pada gambar 1.1,
hal ini dilakukan secara simultan dengan penyusunan Renstra SKPD sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara,
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1.Profil dari kota Banjarmasin

Kota Banjarmasin merupakan sebuah wilayah yang ditetapkan sebagai ibukota


Provinsi Kalimantan Selatan dikarenakan letaknya yang strategis dan memiliki berbagai
keunggulan dalam pelaksanaan pembangunan selama ini. Kota yang dijuluki Kota Seribu
Sungai ini merupakan salah satu kota besar di Republik Indonesia dan memiliki berbagai
ciri khas kebudayaan daerah yang kental. Oleh karena itulah, setiap pelaksanaan
pembangunan daerah akan disisipi penguatan budaya moral sehingga meskipun target
pembangunan daerah tercapai dan menjadi wilayah yang maju namun tetap berpegang
teguh kepada kebudayaan dan norma sosial masyarakat.

Gambaran umum kondisi Kota Banjarmasin dibagi menjadi empat pokok dasar
informasi wilayah yakni aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,
aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah yang kesemuanya merupakan
gambaran terkini pembangunan daerah. Gambaran umum kondisi Kota Banjarmasin ini
akan menjadi pijakan awal dalam penyusunan berbagai kebijakan perencanaan
pembangunan daerah selama lima tahun ke depan melalui kajian dan analisa obyektif dan
valid.

1.2.Kondisi Geografis

Kota Banjarmasin secara geografis terletak antara 3°16’46’’ sampai dengan


3°22’54’’ lintang selatan dan 114°31’40’’ sampai dengan 114°39’55’’ bujur timur.
Berada pada ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah
berpaya-paya dan relatif datar. Pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi
air.

Keputusan Wali Kota Banjarmasin Nomor 93 Tahun 2000 tentang Penataan


Daerah Kota Banjarmasin dan Pembentukan Kecamatan Banjarmasin Tengah, kemudian
dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 tahun 2001 tentang
Penataan Daerah Kota Banjarmasin, Kota Banjarmasin terdiri atas 5 Kecamatan, yaitu
Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Tengah,
Banjarmasin Utara. Pada tahun 2014, Jumlah kelurahan di Kota Banjarmasin sebanyak
52 Kelurahan yang terbagi menjadi 16 Rukun Warga dan 1.563 Rukun Tetangga.

1.3.Potensi Pengembagan wilayah

Potensi pengembangan wilayah Kota Banjarmasin dilakukan melalui teknik


kebijakan perwilayahan yang didasarkan atas efektivitas pembangunan di masing-masing
wilayah untuk mensinkronkan pembangunan berbagai sektor andalan yang akan
dikembangkan di Kota Banjarmasin. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan masing-
masing wilayah kota tidak saling tumpang tindih satu sama lain, sehingga potensi yang
dimiliki masing-masing daerah dapat berkembang secara optimal dan terintegrasi.
Pengembangan potensi secara spasial dilakukan melalui kebijakan pengembangan
kawasan strategis kota.

Kawasan strategis wilayah kota terdiri atas Kawasan Strategis untuk Kepentingan
Ekonomi, Kawasan Strategis untuk Kepentingan Sosial Budaya dan Kawasan Strategis
untuk Kepentingan Penyelamatan Lingkungan Sungai. Kawasan Strategis untuk
Kepentingan Ekonomi berupa kawasan strategis yang mendukung aktivitas
perekonomian kota dan terletak di pusat kota. Kawasan Strategis untuk Kepentingan
Sosial Budaya berupa kawasan yang dinilai strategis untuk mengembangkan potensi
kegiatan budaya dan pariwisata. Kawasan Strategis untuk Kepentingan Penyelamatan
Lingkungan Sungai berupa kawasan strategis untuk kepentingan pemeliharaan
lingkungan hidup sebagai daya dukung lingkungan kota yang berwawasan sungai.
Pengembangan berdasarkan program kepala daerah terpilih yaitu revitalisasi
sungai, smart city, dan pengembangan wirausaha baru.

a) Smart city
di kota banjarmasin pengaplikasian smart city di lakukan secara perlahan
dari pengarahan mind set masyarakat akan pentingnya teknologi bagi
kehidupan sehari-hari, kemudian dari sisi pemerintahan yang mulai
mengubah semua hal terkait dokumen yang awalnya berupa hardcopy
menjadi softcopy dan segala hal tentang pemerintahan mulai dimasukan
ke dalam sistem informasi digital, sistem pembayaran pada angkutan
umum pun mulai diberlakukan cashless.
b) Revitalisasi sungai
Untuk menjamin tercapainya tujuan Mewujudkan kehidupan masyarakat
peduli sungai dan Meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dilakukan
revitalisasi sungai. Upaya revitalisasi sungai dilakukan melalui
perencanaan lanskap pengembangan sungai-sungai di Banjarmasin perlu
dilakukan agar dapat mengembalikan fungsi ekologi sungai dan dapat
mendukung terciptanya waterfront city di perkotaan.
c) Pengembangan wirausaha baru
Dalam pengembangan wirausaha baru beberapa program yang dijalan kan
pemerintah kota banjarmasin untuk meningkatkan pengembangan
wirausaha baru adalah seperti pengembangan industri kecil dan menengah
yang bekerja sama dengan seluruh pihak terkait seperti perbangkan untuk
mendorong sektor permodalan melalui kredit lunak.
1.4. Arah Kebijakan Pengembangan Kawasan Strategis

Kota Banjarmasin berkembang pesat dan mempunyai daya tarik ekonomi yang
kuat karena terletak pada lokasi strategis. Pelabuhan utama kota ini berada pada jalur
ekonomi dan langsung terhubung pada kekayaan alam di Kalimantan. Ekonomi kota ini
didorong oleh proses distribusi hasil alam dan tambang seperti kayu, karet, dan batubara.
Kondisi pasar kota yang menjadi tumpuan perdagangan juga mengalami over kapasitas
dengan kondisi fisik bangunan yang buruk.
Banjarmasin saat ini sedang mengalami periode transisi. Kota ini melihat peran
pentingnya dalam ekonomi regional melalui pelabuhan Trisakti, sehingga perlu
mengembangkan layanan pelabuhan melalui pengembangan fasilitas pendukung
pelabuhan. Banjarmasin juga mendorong strategi bagi pengembangan wisata dan jasa
layanan publik seperti pendidikan, teknologi, jasa keuangan dan kesehatan. Transisi
ekonomi ini mempunyai implikasi pada aspek tata guna lahan terutama di sepanjang
Sungai Barito dan Sungai Martapura. Terdapat fasilitas pelabuhan bongkar muat skala
besar dan kecil terletak di Sungai Barito, sementara fasilitas pasar dan dermaga kecil
terdapat di Sungai Martapura. Perlu adanya zonasi wilayah dalam mengoptimalkan
potensi di Kota Banajrmasin, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, maupun
lingkungan. Zonasi kawasan ini disusun dalam rumusan Kawasan Strategis Provinsi
dengan rincian sebagai berikut:

1. Kawasan Prioritas I: Pariwisata Sungai (APBD)


2. Kawasan Prioritas II: Industri Hilir
3. Kawasan Prioritas III: Perdagangan
4. Kawasan Prioritas IV: Pelabuhan

1. Kawasan Prioritas I: Pariwisata Sungai (APBD)


Kota Banjarmasin memiliki banyak sungai baik sungai besar maupun kecil,
sehingga Kota Banjarmasin memiliki julukan “Kota Seribu Sungai”. Adanya 102 sungai
yang melintasi Kota Banjarmasin dan budaya sungai yang masih melekat kuat dalam diri
masyarakatnya menjadikan Kota Banjarmasin memiliki karakteristik yang unik dan
menarik yang merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata.

Dengan memperhatikan potensi pengembangan sungai di Banjarmasin, maka


strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kawasan Prioritas satu, Pariwisata
Sungai adalah sebagai berikut.

Strategi Kawasan Prioritas I: Pariwisata Sungai Kota Banjarmasin


Lokasi Sumber
Kawasan Strategi
Kabupaten/Kota Pendanaan
1. Kawasan 1.Kawasan Siring Peningkatan kualitas lingkungan APBN/APBD
Prioritas I: P.Tendean sungai dan tepian sungai Provinsi/APBD
Pariwisata 2.Pulau Bromo Kota/Swasta
Melanjutkan pembangunan siring
Sungai 3.Kawasan Kuin-
di bantaran sungai martapura
Alalak
4.Jafri Zamzam Peninggian jembatan untuk dilalui
5.Kawasan Sungai kapal wisata
jingah-Wasaka pengerukan sungai secara berkala
6.Kawasan Jalan (normalisasi sungai)
Veteran Pengurangan pencemaran dengan
7.Kubah basirih memperluas jaringan IPAL yang
8.kampung ada
sasirangan Promosi kepedulian lingkungan
9.kampung dan program perlindungan dan
ketupat restorasi kawasan sungai
Peningkatan daya tarik sungai-
sungai di Kota Banjarmasin sebagai
tujuan wisata
Melaksanakan event-event wisata
sungai skala nasional dan
internasional
membangun pusat makanan
tradisional, restoran terapung dan
fasilitas penunjang agar
pengunjung nyaman menikmati
sungai
menghidupkan kembali Pasar
Terapung Kuin sebagai ikon dan
daya tarik utama pariwisata Kota
Banjarmasin

Mengembangkan objek wisata


religius, wisata budaya, dan wisata
alam
2. Kawasan Prioritas II: Industri Hilir
Pengembangan kawasan industri difokuskan untuk mendukung strategi
pengembangan kawasan pelabuhan. Pengembangan kawasan industri diharapkan akan
meningkatkan arus barang di pelabuhan sehingga kapal yang keluar dari Kota
Banjarmasin tidak kosong. Selama ini, hal tersebut menjadi salah satu permasalahan
dalam pengembangan pelabuhan. Saat ini Pemerintah Kota sudah memiliki MoU dengan
Pelindo III untuk pengembangan kawasan industri terpadu. Disamping pengembangan
kawasan baru, Banjarmasin juga akan mengembangkan kawasan industri kerakyatan
yang telah ada di kawasan utara kota, di sepanjang tepian sungai di kawasan Alalak.
Industri yang telah ada antara lain industri galangan kapal, kerajinan kayu, tempayan, dan
pengolahan makanan.

Dengan memperhatikan potensi pengembangan industri hilir di Banjarmasin,


maka strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kawasan Prioritas dua, Industri
Hilir adalah sebagai berikut.

Strategi Kawasan Prioritas II: Industri Hilir Kota Banjarmasin


Lokasi Sumber
Kawasan Strategi
Kabupaten/Kota Pendanaan
2. Kawasan 1.Kawasan Industri Pengembangan kawasan Swasta
Prioritas II: Alalak industri kerakyatan
Industri Hilir seperti: industri
galangan kapal,
kerajinan kayu,
tempayan, pengolahan
makanan, dan lain-lain
2. Kawasan Indutri Pengembangan industri Swasta
Terpadu Mantuil manufaktur
Penyediaan energi listrik untuk
kegiatan industri
3. Kawasan Prioritas III: Perdagangan
Sebagai ibukota provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin memiliki fungsi
sebagai pusat perdagangan dan jasa bagi wilayah di sekitarnya. Adanya pusat
perdagangan berupa pasar regional, mal, kompleks pertokoan serta pusat jasa berupa
perbankan, hotel, restauran, dan jasa lainnya merupakan daya tarik tersendiri yang
dimiliki oleh Kota Banjarmasin. Dalam kaitannya dengan pengembangan Banjarmasin
sebagai gerbang ekonomi Kalimantan, saat ini Kota Banjarmasin juga memiliki potensi
sebagai pusat perdagangan dan jasa, bagi warga Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
maupun Kalimantan Tengah.

Dengan memperhatikan potensi pengembangan perdagangan di Banjarmasin,


maka strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kawasan Prioritas tiga,
Perdagangan dan Jasa adalah sebagai berikut.

Strategi Kawasan Prioritas III: Perdagangan Kota Banjarmasin


Lokasi Sumber
Kawasan Strategi
Kabupaten/Kota Pendanaan
3. Kawasan 1.Seluruh pasar Penyelesaian kasus Swasta,
Prioritas III: tradisional di sengketa pasar Sentra APBN
Perdagangan Banjarmasin Antasari
dan Jasa Revitalisasi pasar
tradisional
Pengembangan pasar
Ujung murung dan
sekitarnya menjadi
kawasan superblok
(pasar grosir modern)
Pembentukan
perusahaan daerah
pengembangan pasar
konsep mixed use
2. Pasar Induk Pembangunan pasar
induk
3. PDR Mantuil Pembangunan Pusat
Distribusi Regional
(PDR)
4. Kawasan Prioritas IV: Pelabuhan
Banjarmasin memiliki potensi yang besar sebagai gerbang ekonomi yang
potensial dengan adanya pelabuhan Trisakti. Saat ini, Pelabuhan Trisakti dapat dikatakan
sebagai salah satu akses utama distribusi barang khususnya dari Pulau Jawa. Selain
pengembangan kawasan pelabuhan, pengembangan kawasan pergudangan dilakukan
untuk mendukung adanya aktivitas pelabuhan. Fokus utama Kota Banjarmasin dalam
pengembangan pergudangan adalah pengadaan terminal logistik untuk memperlancar
arus bongkar muat barang di pelabuhan. Diharapkan dengan adanya terminal logistik
akan memperlancar arus barang di pelabuhan, sehingga kapal tidak perlu menunggu
terlalu lama untuk dapat berlabuh.

1.5. Permasalahan terhadap pembangunan


Dari hasil analisis gambaran umum daerah Kota Banjarmasin baik secara series
maupun dalam keterbandingan dengan wilayah lain, maka dapat dirumuskan
permasalahan utama pembangunan jangka menengah lima tahun mendatang di Kota
Banjarmasin adalah “Pembangunan daerah Kota Banjarmasin belum maksimal
dalam mensejahterakan masyarakat”. Rumusan permasalahan utama tersebut didasari
oleh belum optimalnya nilai tambah produksi pada setiap sektor perekonomian di Kota
Banjarmasin sebagai wilayah perkotaan sehingga optimalisasi dalam perwujudan
kesejahteraan masyarakat belum tercapai.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintah kota Banjarmasin telah membuat program yang terbaik bagi wilayah
Kota Banjarmasin yang mana sesuai dengan kondisi dari 3 rona penting dalam analisis
potensi wilayah. Disamping itu terdapat beberapa program yang dibuat berdasarkan
program kepala daerah terpilih yang sesuai dengan kondisi wilayah di Kota Banjarmasin
sendiri seperti smart city, revitalisasi sungai, dan pengembangan wirausaha baru di Kota
Banjarmasin.

3.2 Saran
Pemerintah Kota Banjarmasin seharusnya cepat menanggapi maslah yang di
timbutlkan dalam program pembangunan. Dengan begitu pembangunan daerah dapat
dimaksimalkan dan pelayanan terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan sebaik
mungkin.

Anda mungkin juga menyukai