5. Maksud dan tujuan : Kajian lapangan ini adalah sebagai upaya optimalisasi peran Kelurahan
dalam menjalankan fungsi pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan, khususnya dengan mempraktekan poin – poin positif
dalam implementasi :
- Pelayanan publik yang prima
- Peran lembaga kemasyarakatan di kelurahan
- Langkah adaptif pemberlakuan UU No. 23 Tahun 2014
- Intensifikasi PBB
Tujuan pelaksanaan kajian lapangan ini untuk menambah wawasan
para aparatur kelurahan guna optimalisasi fungsi pelayanan pada
masyarakat
6. Pokok Hasil :
Visi dan Misi Pemerintah Kota Batam yakni
VISI
Terwujudnya Batam Menuju Bandar Dunia Yang Madani dan Menjadi Lokomotif
Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
MISI
a. Mengembangkan Kota Batam sebagai kota pusat kegiatan industri perdagangan,
pariwisata, kelautan, dan alih kapal yang mempunyai akses ke pasar global dalam
suatu sistem tata ruang terpadu yang didukung oleh infrastruktur, sistem transportasi,
sistem Teknologi Informasi (IT) dan penataan lingkungan kota yang bersih, sehat,
hijau dan nyaman
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui fasilitasi pengembangan dan
pembinaan usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM), koperasi dan investasi yang
didukung oleh iklim / situasi usaha yang kondusif dan berlandaskan supremasi
hukum
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat hinterland dan
masyarakat miskin melalui penyediaan fasilitas infrastruktur dasar, penataan dan
pembinaan usaha sektor informal serta penanggulangan masalah sosial
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, menguasai IPTEK dan
bermuatan IMTAQ melalui peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan dan
pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat serta pembinaan kepemudaan
dan olahraga
e. Menggali, mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai seni budaya Melayu dan
budaya daerah lainnya serta mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang
harmonis,bertoleransi dan berbudi pekerti
f. Memujudkan pelaksanaan pemerintahan yang baik
Hasil Kajian :
Tata Kelola Kelurahan
Sehubungan dengan status kelurahan yang tidak lagi sebagai SKPD sebagaimana
diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Kelurahan di Kota Batam merupakan bagian dari OPD Kecamatan. Untuk itu tata kelola
penganggaran ada di kecamatan, sedangkan tata kelola pelayanan tetap dilaksanakan untuk
pelayanan tingkat kelurahan.
Kelurahan di Kota Batam berjumlah 64 yang diatur dengan Perda No. 10/2016 tentang
SOTK Kota Batam. Perda ini dibuat sesuai dengan kebutuhan tapi kaya fungsi. SOTK
Kelurahan terdiri 1 lurah, 1 Sekretaris lurah dan 3 kasi.
Pelimpahan kewenangan dari Walikota Batam kepada Camat masih menggunakan
Peraturan Walikota Batam Nomor 44 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang
Pemerintahan Dari Walikota Batam kepada Camat. Namun untuk kewenangan Camat kepada
Lurah belum diatur secara khusus
Meski demikian Lurah mempunyai posisi strategis dalam pelimpahan sebagian
kewenangan tugas pemerintahan, diantaranya mempunyai kewenangan dalam hal
pemungutan PBB, Penanganan sampah dan retribusinya dan retribusi parkir. Untuk
pemungutan PBB Kelurahan diberikan insentif, sedangkan untuk penanganan parkir
bekerjasama dengan pihak ketiga dengan pengembangan sistem online.
Tentu saja hal ini diimbangi dengan tunjangan kesejahteraan bagi perangkat
kelurahan. Anggaran yang diperoleh kelurahan cukup besar yaitu Rp 1.000.000.000,- yang
dipergunakan untuk percepatan infrastrurural dengan swakelola. Ada beberapa Strategi
pengembangan kelurahan antara lain Pemberdayaan Pokdawis di Lingkungan, pemanfaatan
kearifan lokal dengan harmoni dalam keragaman.
Pembinaan kelembangan berjalan baik dengan adanya honor Lingkungan (RW/RT)
sebesar Rp. 400.000,- perbulan. Namun demikian dalam penatausahaan keuangan daerah
kedudukan Lurah berstatus sebagai PPTK bukan Kuasa Pengguna Anggaran.
1. SAEFUR,SH …….……….