PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah Analisis Pengelolaan BUMNag dalam Meningkatkan
Ekonomi Masyarakat.
5. Langkah Pengelolaan
Afifiddin (dalam Wendri, 2018) menyatakan bahwa langkah- langkah
pelaksanaan pengelolaan berdasarkan tujuan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan strategi
b. Menentukan sarana dan batasan tanggung jawab
c. Menentukan target yang mencakup kriteria hasil, kualitas dan batasan
waktu
d. Menentukan pengukuran pengoperasian tugas dan rencana.
e. Menentukan standar kerja yang mencakup efektivitas dan efisiensi
f. Menentukan ukuran untuk menilai
g. Mengadakan pertemuan
h. Pelaksanaan.
i. Mengadaan penilaian
j. Mengadakan review secara berkala.
k. Pelaksanaan tahap berikutnya, berlangsung secara berulang-
ulang.waktu.
3) Pengawas, bertugas:
a) Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya
pengurusan BUM Desa/BUM Desa bersama oleh pelaksana
operasional termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan program
kerja, sesuai dengan anggaran dasar, keputusan Musyawarah
Desa/Musyawarah Antar Desa, dan/atau ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan;
b) Melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan BUM
Desa/BUM Desa bersama;
c) Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atau pengawasan tahunan
kepada Musyawarah Desa/ Musyawarah Antar Desa;
d) Melakukan telaahan atas laporan semesteran pelaksanaan
pengelolaan usaha BUM Desa/BUM Desa bersama dari pelaksana
operasional untuk diajukan kepada penasihat;
e) bersama dengan penasihat, menelaah rencana program kerja yang
diajukan dari pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Desa/ Musyawarah Antar Desa;
f) Bersama dengan penasihat, melakukan telaahan atas laporan tahunan
pelaksanaan pengelolaan usaha BUM Desa/BUM Desa bersama oieh
pelaksana operasional sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa/
Musyawarah Antar Desa;
g) Bersama penasihat, menelaah laporan tahunan pelaksanaan
pengelolaan Usaha BUM Desa/BUM Desa bersama untuk diajukan
kepada Musyawarah Desa/Musyawarah Anrar Desa; dan
h) Memberikan penjelasan atau keterangan tentang hasil pengawasan
dalam Musyawarah Desa dan/atau Musyawarah Antar Desa.
Pasal 20
a. BUM Desa bisa menggerakkan usaha persewaan (renting) barang untuk
layani keperluan orang Desa dan diperuntukkan untuk mendapat
Penerimaan Asli Desa (PADes).
b. Unit usaha dalam BUM Desa seperti diartikan di ayat (1) bisa jalankan
pekerjaan usaha persewaan mencakup: alat transportasi; perkakas pesta;
gedung pertemuan; rumah toko; tanah punya BUM Desa; dan barang
sewaan yang lain.
Pasal 21
a. BUM Desa bisa jalankan bisnis penghubung (brokering) yang memberi
layanan service ke masyarakat.
b. Unit usaha dalam BUM Desa seperti diartikan di ayat (1) bisa jalankan
pekerjaan usaha penghubung yang mencakup: layanan pembayaran
listrik; pasar Desa untuk pasarkan produk yang dibuat warga; dan
layanan service yang lain.
Pasal 22
a. BUM Desa bisa menggerakkan usaha yang berproduksi dan/atau
berdagang (trading) banyak barang spesifik untuk penuhi keperluan
orang atau ditawarkan di nilai pasar yang semakin luas.
b. Unit usaha dalam BUM Desa seperti diartikan di ayat (1) bisa jalankan
pekerjaan perdagangan (trading) mencakup: pabrik es; pabrik asap cair;
hasil pertanian; media produksi pertanian; sumur sisa tambang; dan
pekerjaan usaha produktif yang lain.
Pasal 23
a. BUM Desa bisa menggerakkan usaha keuangan (financial business)
yang penuhi keperluan sejumlah usaha nilai micro yang dikerjakan oleh
aktor usaha ekonomi desa.
b. Unit usaha dalam BUM Desa seperti diartikan di ayat (1) bisa memberi
akses credit dan pinjaman yang gampang dicapai oleh orang desa.
Pasal 24
a. BUM Desa bisa jalankan bisnis bersama (holding) selaku induk dari
unit- unit usaha yang diperkembangkan orang desa baik pada nilai lokal
desa atau lokasi pedesaan.
b. Unit-unit usaha seperti diartikan di ayat (1) bisa berdiri dengan sendiri
yang ditata dan diatur secara sinergis oleh BUM Desa supaya tumbuh
jadi usaha bersama.
c. Unit usaha dalam BUM Desa seperti diartikan di ayat (1) bisa jalankan
pekerjaan usaha bersama mencakup: peningkatan kapal Desa bertaraf
besar untuk mengorganisasi nelayan kecil supaya upayanya bertambah
pengembangan; Desa Tamasya yang mengatur serangkaian macam
usaha dari kumpulan warga; dan pekerjaan usaha bersama yang
mengkonsolidasikan macam usaha lokal yang lain.
3. Definisi Masyarakat
Menurut M.J. Herskovits (dalam Zulhendra, 2018) menyatakan bahwa
masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan, yang
mengikuti satu cara hidup tertentu. Sedangkan JL. Gillin dan J.P. Gillin
mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar yang
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
S.R. Steinmetz, memberikan batasan mengenai masyarakat sebagai
kelompok manusia yang terbesar meliputi pengelompokan manusia yang
lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur. Pendapat dari
Maclver yang mengatakan bahwa masyarakat adalah satu sistem cara kerja
dan prosedur, dari otoritas dan saling membantu yang meliputi kelompok-
kelompok dan pembagian-pembagian sosial lainya, system pengawasan
tingkah laku manusia dan kebebasan, sistem yang kompleks dan selalu
berubah,atau jaringan relasi sosial. Jadi, masyarakat timbul dari adanya
kumpulan individu yang telah cukup lama hidup dan berkerja sama.
Lebih lanjut Maclver menyatakan bahwa masyarakat adalah satu
sistem dari pada cara kerja dan prosedur, dari pada otoritas dan saling bantu
membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian
sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan.
Jadi yang menjadi unsur dari masyarakat ialah:
a. Harus ada kelompok (pengumpulan) manusia,dan harus banyak
jumlahnya
b. Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam
daerah yang tertentu
c. Adanya aturan (undang-undang) yang mengatur mereka bersama, untuk
maju kepada satu cita-cita yang sama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat adalah sejumlah
manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama. Sedangkan masyarakat desa adalah penduduk
yang mempunyai mata pencaharian dari sektor pertanian, peternakan,
perikanan atau gabungan dari kesemuanya itu dan yang sistem budaya dan
sistem sosialnya mendukung mata pencaharan itu. Menurut Soerjono
Soekanto (2006: 166-167) masyarakat pedesaan pada hakikatnya bersifat
gradual. Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang
lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga
masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupannya berkelompok atas dasar
sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat desa pada umumnya hidup dari
pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang membuat genteng
dan bata, tukang bangunan, akan tetapi inti pekerjaan penduduk pedesaan
adalah pertanian. Masyarakat ditandai oleh ciri-ciri, yaitu adanya interaksi,
ikatan pola tingkah laku yang khas didalam semua aspek kehidupan yang
bersifat mantap dan kontinyu, dan adanya rasa identitas terhadap kelompok,
dimana individu yang bersangkutan menjadi anggota kelompoknya.
Ciri-ciri masyarakat desa Menurut Abdul Syani dalam Basrowi
(2005 :41) menyebutkan bahwa masyarakat ditandai oleh empat ciri, yaitu
danya interaksi, ikatan pola tingkah laku yang khas didalam semua aspek
kehidupan yang bersifat mantap dan kontinyu, serta adanya rasa identtas
terhadap kelompok, dimana individu yang bersangkutan menjadi anggota
kelompoknya. Sedangkan Soerjono Soekanto (2006: 156-157) menyatakan
bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama
manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok sebagai berikut :
1) Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang
mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah
manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara teoritis angka minimumnya
ada dua orang yang hidup bersama.
2) Bercampur untuk wilayah yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati, seperti kursi, meja
dan sebagainya, karena berkumpulnya manusia akan timbul manusia-
manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, kesan-kesan atau
perasaanperasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu timbulah sistem
komunikasi dan timbulah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antar manusia dalam kelompok tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
Studi Kasus. Studi kasus adalah suatu rangkaian kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program,
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang,
lembaga, atau organisai untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang
peristiwa tersebut (dalam Rusandi & Rusli, 2022). Dalam penelitan ini studi
kasus digunakan dengan maksud menganalisis pengelolaan BUMNag dalam
Meningkatkan Ekonomi Masyarakat.
C. Informan Penelitian
Informan merupakan pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan
penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih karena paling banyak
mengetahui atau terlibat langsung. Pemilihan informan dalam penelitian ini
dengan cara purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel secara subjektif
dengan maksud atau tujuan tertentu, yang menganggap bahwa informan yang
dipilih memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian yang akan
dilakukan. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah :
1. Wali Nagari Kumango
2. Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN)
3. Pengelola BUMNag Batang Simonce yang terdiri dari;
a. Penasehat
b. Ketua
c. Sekretaris
d. Bendahara
e. Pengawas
D. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
mengenai data penelitian. Sumber data terbagi atas dua yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Menurut Husein Umar (dalam Nila, 2019) data primer adalah: “Data yang
didapat langsung dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan
seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan
oleh peneliti”. Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh melalui
wawancara yang dilakukan dengan pengurus BUMNag Batang Simonce ,
pihak wali nagari, pendamping lokal desa (PLD) dan masyarakat sekitar
Nagari Kumango Kec.Sungai Tarab Kab.Tanah Datar.
2. Data Sekunder
Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo (dalam Nila, 2019) data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain)”. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari sumber bacaan
berupa jurnal dan buku serta dokumen tambahan terkait BUMNag Batang
Simonce.
Abdi.,H (2021). Pengertian Analisis Menurut Para Ahli, Kenali Fungsi, Tujuan,
dan Jenisnya. Https://Www.Liputan6.Com/Hot/Read/4569178/Pengertian-
Analisis-Menurut-Para-Ahli-Kenali-Fungsi-Tujuan-Dan-Jenisnya. Diakses 21
April 2023.