Anda di halaman 1dari 5

Pengelolaan Keuangan Bumdes Sambimulyo di Kawasan Geoheritage

“Tebing Breksi” Yogyakarta

Veronika Wiratna Sujarweni1, I Made Laut Mertha Jaya2


1
Universitas Respatih Yogyakarta, D.I.Yogyakarta, Indonesia.
2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis dan Perbankan, D.I.Yogyakarta, Indonesia
Email: nana_wiratna@yahoo.com; Email: mad.jaya@yahoo.com.

Abstract
The existence of BUMDes is expected to improve the standard of living of the surrounding villages. For
this reason, good management needs to be done in financial management. Meanwhile, the majority of
management of BUMDes Sambimulyo are still not very familiar with Accounting. Therefore, the servants
offered training on financial report making for the financial responsibility of BUMDes along with books on the
BUMDes financial management as guidelines for BUMDes management. After the activity was completed, the
participants in the business management of BumDes Sambimulyo Sambirejo Village had the ability to prepare
reports and financial management of their businesses. The management of BUMDes Sambimulyo Sambirejo
Village can also prepare financial statements properly and correctly. Servants also make books on financial
management of BUMDes.

Keywords: financial management of BUMDes, preparation of BUMDes financial reports.

Abstrak

Keberadaan BUMDes diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa sekitar. Untuk itu,
perlu dilakukan manajemen yang baik dalam pengelolaan keuangannya. Sedangkan, para pengurus BUMDes
Sambimulyo mayoritas masih belum terlalu paham dengan Akuntansi. Oleh sebab itu, pengabdi menawarkan
pelatihan pembuatan laporan keuangan untuk pertanggungjawaban keuangan BUMDes beserta buku
pengelolaan keuangan BUMDes sebagai pedoman pengurus BUMDes. Setelah kegiatan selesai dilaksanakan,
para peserta pengelola usaha BumDes Sambimulyo Desa Sambirejo memiliki kemampuan menyusun laporan
dan pengelolaan keuangan usahanya. Pengurus BUMDes Sambimulyo Desa Sambirejo juga dapat menyusun
laporan keuangan secara baik dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan. Pengabdi juga membuat buku
tentang pengelolaan keuangan BUMDes.

Kata Kunci: pengelolaan keuangan BUMDes, penyusunan laporan keuangan BUMDes.

13 
 
1. PENDAHULUAN menjadi wadah bagi Pemerinah Desa untuk
Perubahan Undang-Undang yang memberdayakan dan memanfaatkan
terhitung sejak tahun 1948 tentang Undang- sumberdaya dan potensi yang ada untuk
Undang No.22 Tahun 1948 yang membahas kesejahteraan masyaraktnya di desa. Oleh
mengenai Pokok-Pokok Pemerintahan sebab itu, masyarakat di desa diharapkan
Daerah, hingga tahun 2004 tentang Undang- dapat menjadi masyarakat yang mandiri
Undang No.32 Tahun 2004 yang dengan berwirausaha berdikari (Adisasmita,
membahasa mengenai Pemerintahan Daerah 2013).
belum dapat memberikan jaminan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
pengaturan Desa yang serius merupakan lembaga ekonomi masyarakat
dan memiliki konsistensi yang tinggi, yang perannya cukup strategis dalam
terhadap upaya membangun kemandirian menggerakkan perekonomian masyarakat di
dan kesejahteraan Desa (Kurniawan, 2015). pedesaan. Bumdes juga menjadi pilar
Kebijakan berupa desentralisasi fiskal demokrasi. BUMDes diciptakan dengan
ke Desa ini menunjukkan salah satu bentuk tujuannya untuk mampu meningkatkan
keberpihakan yang besar dan progresif dari perekonomian desa, mengoptimalkan aset
pemerintah pusat untuk lebih desa, meningkatkan usaha masyarakat,
memprioritaskan peningkatan pembangunan menciptakan peluang usaha, menciptakan
daerah dalam pelayanan masyarakat. Hal ini lapangan pekerjaan, dan pengembangan
sangat penting untuk mewujudkan ekonomi desa serta meningkatkan
peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat pendapatan Desa (Ginanjar, 1997). Jika
di setiap desa. Berdasarkan kebijakan pengelolaan Bumdes dilakukan secara
tersebut, pemerintah pusat juga telah optimal maka desa akan menjadi desa yang
menyediakan dana khusus untuk dikelola mandiri. BUMDes juga merupakan salah
pemerintah desa secara mandiri dan satu mitra pemerintah desa dalam
berkelanjutan serta dipertanggunag mewujudkan rencana-rencana pembangunan
jawabkan. Dana tersebut dapat digunakan perekonomian ekonomi, sehingga BUMDes
sebagai modal pembangunan desa melalui dituntut mampu menyediakan kebutuhan-
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai kebutuhan masyarakat dalam
Pasal (87- 90) pada Undang-Undang No 6 mengembangkan usahanya. Badan Usaha
Tahun 2014 dengan maksud untuk Milik Desa dibentuk/didirikan oleh
mendorong peningkatan skala ekonomi pemerintah desa dengan kepemilikan modal
usaha produktif masyarakat di Desa (Sidik dan pengelolaanya dilakukan oleh pemdes
Fajar, 2015). dan masyarakat.
Pelembagaan BUMDes untuk Pengaturan BUM Desa telah diatur di
pemberdayaan dan penggerakan potensi dalam pasal 23 ayat (1) UU No. 32 Tahun
ekonomi Desa, bertujuan untuk mendukung 2004, yang menyatakan bahwa desa dapat
kebijakan makro pemerintah dalam upaya mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai
pengentasan kemiskinan khususnya di dengan kebutuhan dan potensi desa
pedesaan (Undang-Undang No.32 Tahun (Lapananda, 2016). Sifat usaha BUM Desa
2004). Pemberdayaan BUMDes secara adalah berorientasi pada keuntungan. Sifat
melembaga di tingkat desa diharapkan akan pengelolaan usahanya adalah keterbukaan,
mendinamisasi segala potensi desa yang kejujuran, partisipatif, dan berkeadilan
dimilikinya diolah secara mandiri untuk (Sujarweni, 2014). Kehadiran BUM Desa
kesejahteraan masyarakatnya. BUMDes ini diharapkan desa menjadi lebih mandiri
juga diharapkan dapat menstimulus dan masyarakat menjadi lebih sejahtera.
masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pendirian BUM Desa juga didasarkan pada
setiap kegiatan membangun dan kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya
mensejahterakan desa-desa mereka. Hal ini peningkatan kesejahteraan masyarakat.
membuktikan bahwa BUMDes dapat Berkenaan dengan perencanaan dan

14
 
pendiriannya, BUM Desa dibangun atas keuangan untuk pertanggungjawaban
prakarsa masyarakat serta mendasari pada keuangan BUMDes beserta buku
prinsip prinsip kooperatif, partisipatif, pengelolaan keuangan BUMDes sebagai
transparansi, emansipatif, akuntabel dan pedoman pengurus BUMDes. Outcome
sustainable. Dari semua itu yang terpenting yang diperoleh yaitu bagian keuangan
adalah bahwa pengelolaan BUM Desa harus BUMDes mampu menghasilkan laporan
dilakukan secara professional dan mandiri. keuangan BUMDes yang dapat digunakan
Dengan dibentuknya badan usaha milik untuk pertanggungjawaban kepada desa.
desa ini, selain pemerintah desa berharap
dapat meningkatkan kemandirian 2. METODE PELAKSANAAN
masyarakat dan memperkuat ekonomi desa, Permasalahan yang dihadapi oleh mitra,
namun juga BUMDes dapat mendorong yaitu Badan Usaha Milik desa (BUMDes)
meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) Sambimulyo yang memiliki unit-unit usaha
(Abidin, 2015). Namun, dalam proses ini baru saja berdiri pada tahun 2018.
sosialisasi program kepada masyarakat, BUMDes ini perlu dilakukan pengelolaan
pemilihan calon pengurus BUMDes, dan penyusunan laporan keuangan yang
perencanaan program, pembentukan sampai benar karena seluruh transaksi keuangan
dengan pelaksanaan program tersebut tentu akan dipertanggungjawabkan kepada desa.
masyarakat dan pemerintah desa akan Sedangkan, para pengurus BUMDes
menemukan beberapa hambatan-hambatan. Sambimulyo mayoritas belum terlalu paham
Untuk membantu mengatasi menyelesaikan dengan akuntansi, terutama penyusunan
hambatan-hambatan tersebut dilakukanlah laporan keuangan dan pengelolaan
pendampingan terhadap BUMDes yang ada, keuangannya. Dengan demikian, pengabdi
melalui program pengabdian bekerjasama menawarkan pelatihan penyusunan laporan
dengan tenaga ahli yang ada di sekitar lokasi keuangan untuk pertanggungjawaban
BUMDes. keuangan BUMDes beserta buku pedoman
Kawasan Taman Wisata Tebing Breksi pengelolaan keuangan BUMDes
berdiri di sebuah Desa bernama Desa (Sulistiyani, 2004).
Sambirejo, Desa ini memiliki Badan Usaha Pelatihan dan Pembinaan ini
Milik desa (BUMDes) yang baru saja dilaksanakan di Kantor BUMDes
berdiri pada tahun 2018. BUMDes tersebut Sambimulyo dengan penyampaian materi
diberi nama BUMDes Sambimulyo. yang dilakukan oleh pengabdi secara
BUMDes ini memiliki beberapa unit usaha individu. Menyadari terhadap potensi dan
di antaranya adalah simpan pinjam dan permasalahan yang telah diuraikan maka
pengelolaan Taman Wisata Tebing Breksi. diperlukan adanya kegiatan atau pelatihan
Keberadaan BUMDes ini diharapkan serta pembinaan yang mampu untuk
dapat memiliki penghasilan yang lebih memecahkan permasalahan tersebut. Tatap
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat muka penyampaian materi dilakukan selama
desa sekitar. Untuk itu perlu dilakukan delapan kali pertemuan setelah itu dilakukan
manajemen yang baik dalam pengelolaan pendampingan. Materi penyusunan laporan
keuangannya. BUMDes Sambimulyo masih keuangan dan pengelolaan keuangan dibuat
sangat muda usianya, pengurusnya pun oleh pengabdi. Untuk itu, pembuatan buku
dipilih dari warga sekitar. Untuk pedomannya dilakukan oleh pengabdi
mempertanggung jawabkan laporan setelah melakukan survey lapangan serta
keuangan kepada masyarakat perlu membaca beberapa peraturan lainnya yang
dibuatkan pembukuan. Selain itu, para mendukung dan sesuai.
pengurus BUMDes Sambimulyo mayoritas
masih belum terlalu paham dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Akuntansi. Oleh sebab itu, pengabdi Pelaksanaan pelatihan dilakukan di
menawarkan pelatihan pembuatan laporan kantor BUMDes Sambimulyo Yogyakarta,

15
 
sesuai dengan tugas dan kewajiban dari
Perguruan Tinggi untuk mengaplikasikan
pengetahuan bagi masyarakat yang
membutuhkan serta mendukung pengabdian
pada masyarakat sesuai dengan tri dharma
Perguruan Tinggi. Pengabdian masyarakat
bagi masyarakat Yogyakarta, dilaksanakan
oleh V.Wiratna Sujarweni atas nama
perguruan tinggi Universitas Respati
Yogyakarta dan I Made Laut Mertha Jaya
atas nama perguruan tinggi STIE “BANK”
Yogyakarta. Diikuti oleh pengurus
keuangan BUMDes Sambimulyo. Fasilitas
yang diberikan untuk pelatihan adalah
sebagai berikut:
1. Modul yang akan dibukukan.
2. Konsumsi
3. Alat tulis
Gambar 2 dan 3. Kegiatan evaluasi dan
diskusi topik Anggota BUMDes
Sambimulyo
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
ini sudah dilakukan dengan tujuan, yaitu
bagian keuangan BUMDes dapat menyusun
laporan keuangan dan mengelola keuangan
untuk dipertanggungjawabkan kepada desa.
Pengabdi telah menyelesaikan buku
pengelolaan keuangan BUMDes sebagai
Gambar 1. Kegiatan Pelatihan Bersama panduan bagian keuangan membuat laporan
Anggota BUMDes Sambimulyo keuangan untuk pengelolaan keuangan
BUMDes.
Pengabdian kepada masyarakat telah
Berikut ini beberapa foto selama selesai dilakukan oleh pengabdi dengan
kegiatan pengabdian yang telah dilakukan. menggunakan metode kepakaran atau
pelatihan. Selain itu, pengabdi juga
Pembicara dalam pengabdian masyarakat melakukan evaluasi dan diskusi bersama
dilakukan secara mandiri berbentuk dengan beberapa anggota BUMDes
kepakaran (pelatihan), oleh: V. Wiratna Sambimulyo. Hal ini guna kegiatan
Sujarweni, SE, MM, MT. dan I Made Laut pengabdian yang dilaksanakan sesuai
Mertha Jaya, SE.,MA. Pelaksanaan dengan kebutuhan BUMDes dan tepat
Pelatihan dilaksanakan di jalan Kakap 7 no sasaran. Jumlah tatap muka dilaksanakan
30 Minomartani Yogyakarta, pada: sebanyak 10 kali, untuk setiap tatap muka
membutuhkan waktu 2 jam. Peserta adalah
Hari : Rabu, 8, 15, 22, 29 Mei pengelola dan penyusun laporan keuangan
kemudian 12, 19, 26 kemudian BUMDes yang bertempat di kantor
3, 10, 17 Juli 2019 BUMDes Sambimulyo. Selanjutnya, akan
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB. dilakukan pendampingan oleh pengabdi.
(Selanjutnya dilakukan Peserta pelatihan diberikan materi secara
pendampingan). bertahap, yaitu seluk beluk BUMDes,

16
 
landasan hukum BUMDes, Pendirian 5.DAFTAR PUSTAKA
BUMDes, prinsip-prinsip pengelolaan
BUMDes, laporan keuangan unit usaha Abidin, M. Z, 2015, Tinjauan Atas
BUMDes, Praktek pembukuan BUMDes. Pelaksanaan Keuangan Desa dalam
Setelah diberi materi peserta diajak Mendukung Kebijakan Dana Desa.
berdialog dengan tanya jawab menyangkut Jurnal Ekonomi & Kebijakan
materi yang telah disampaikan. Sedangkan, Publik, 6 (1), 61–76.
hasil evaluasi yang telah dilakukan untuk Adisasmita, Rahardjo, 2013, Pembangunan
mengukur tingkat keberhasilan program Perdesaan: Pendekatan Partisipatif,
kegiatan pengabdian ini adalah peserta Tipologi, Strategi, Konsep Desa
langsung dapat menerapkan pembuatan Pusat Pertumbuhan. Yogyakarta,
laporan keuangan ini dengan transaksi yang Graha Ilmu.
terjadi di BUMDes Sambimulyo. Ginanjar, Kartasasmita, 1997, Kemiskinan.
Jakarta: Balai Pustaka.
4. KESIMPULAN
Kurniawan, Boni, 2015, Desa Mandiri,
a. Peserta pengelola usaha BumDes Desa Membangun. Kementerian
Sambimulyo Desa Sambirejo memiliki Desa, Pembangunan Daerah
kemampuan menyusun laporan dan Tertinggal, dan Transmigrasi
pengelolaan keuangan usahanya, serta Republik Indonesia. Jakarta.
pengabdi juga akan melakukan Lapananda, Y, 2016, Hukum Pengelolaan
pendampingan. Keuangan Dana Desa. Jakarta: PT.
b. Pengurus BUMDes Sambimulyo Desa Wahana Semesta Intermedia.
Sambirejo dapat menyusun laporan Sidik, Fajar, 2015, Menggali Potensi Lokal
keuangan secara baik dan benar serta Mewujudkan Kemandirian Desa.
dapat dipertanggungjawabkan. Jurnal Kebijakan & Administrasi
c.Pengabdi membuat buku tentang Publik Vol 19 No 2 -p-ISSN 0852-
pengelolaan keuangan BUMDes. 9213, eISSN 2477-4693.
Sujarweni, V. Wiratna, 2014, Akuntansi
Saran: Desa, Pustaka Baru.
a. Mengingat pelatihan penyusunan Sulistiyani, A.T, 2004, Kemitraan dan
laporan dan pengelolaan keuangan Model-Model Pemberdayaan.
BumDesa ini sangat penting bagi para Jogjakarta: Gava Media.
peserta pengelola usaha BumDesa,
maka disarankan kegiatan ini dapat
disosialisasikan dan berkelanjutan serta
membuahkan hasil guna mendukung
program pemerintah desa untuk menjadi
desa mandiri dan maju demi
kesejahteraan rakyat.
b. b.Kegiatan yang telah dilakukan
mampu menumbuhkan antusias peserta
yang tercermin dari keseriusan dalam
mengajukan berbagai macam
pertanyaan, diskusi dan memahami
ilutrasi soal praktek yang diberikan oleh
pengabdi.

17
 

Anda mungkin juga menyukai