Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK NAGARI

(BUMNag) BATANG SIMONCE DALAM MENINGKATKAN EKONOMI


MASYARAKAT DI NAGARI KUMANGO KEC.SUNGAI TARAB KAB.
TANAH DATAR

A. Latar Belakang Masalah


Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan merupakan salah satu dari 9 visi misi
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla ketika mencalonkan diri menjadi
presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam
agenda prioritas nya yang diberi nama dengan Nawa-Cita. Nawa-Cita sendiri
diambil dari bahasa sansekerta yang memiliki arti Nawa (sembilan) dan Cita
(harapan, keinginan dan mimpi). Membangun daerah pinggiran yang dimaksud
bukan saja terkait wilayah yang berdekatan dengan perbatasan negara
tetangga, tetapi juga soal manusia yang terpinggirkan dan kurang mampu secara
ekonomi, pinggiran juga menunjukkan kondisi masih minimnya pembangunan di
wilayah tersebut.
Oleh karena itu pemerintah melalui UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa
meningkatkan anggaran untuk pembangunan daerah dan desa berupa Dana
Desa dari tahun ke tahun. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam peraturan
menteri keuangan republik Indonesia nomor: 205/PMK.072019 pasal 8
menyebutkan bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang
ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten
kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
Adapun prioritas penggunaan dana desa telah diatur dalam PDTT Nomor 7
Tahun 2021 pasal 5 ayat 2 yaitu Penggunaan Dana Desa diarahkan untuk
program dan/atau kegiatan percepatan pencapaian SDGs Desa melalui;
Pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan Desa; Program prioritas
nasional sesuai kewenangan Desa; dan Mitigasi dan penanganan bencana alam
dan non-alam sesuai kewenangan Desa.
SDGs Desa atau yang disebut dengan Sustainable Development Goals
(SDGs) merupakan suatu pembangunan yang berorientasi pada
kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga
keberlanjutan kehidupan masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup,
serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola
untuk menjaga kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya
(dalam Boekoesoe & Maksum 2022). Pada hakikatnya SDGs Desa
merupakan bentuk kristalisasi pembangunan total atas desa. Terdapat 18
role pembangunan melalui SDGs Desa, yaitu; (1) desa tanpa kemiskinan;
(2) desa tanpa kelaparan; (3) desa sehat dan sejahtera; (3) pendidikan
desa , berkualitas; (5) desa berkesetaraan gender; (6) desa layak air bersih
dan sanitasi; (7) desa yang berenergi bersih dan terbarukan; (8) pekerjaan
dan pertumbuhan ekonomi desa; (9) inovasi dan infrastruktur desa; (10)
desa tanpa kesenjangan; (11) kawasan pemukiman desa berkelanjutan;
(12) konsumsi dan produksi desa yang sadar lingkungan; (13)
pengendalian dan perubahan iklim oleh desa; (14) ekosistem laut desa;
(15) ekosistem daratan desa; (16) desa damai dan berkeadilan; (17)
kemitraan untuk pembangunan desa; (18) dan kelembagaan desa dinamis
dan budaya desa adaptif (dalam Satmoko, 2022). Secara umum tujuan
SDGs Desa merupakan upaya terpadu untuk mewujudkan desa ekonomi
tumbuh merata. Adapun bentuk implementasi dari program pembangunan
desa yaitu dengan hadirnya BUMDes.
BUMDes merupakan strategi kebijakan yang dibentuk pemerintah untuk
membangun Indonesia dari desa melalui pengembangan usaha ekonomi di
desa (dalam Natipulu, Pasaribu & Sihombing 2022). Sebagai pilar
kegiatan ekonomi desa, BUMDes bergerak dalam bidang pengelolaan
aset-aset dan sumberdaya ekonomi desa dalam kerangka pemberdayaan
masyarakat desa. Keberadaan BUMDes sangat strategis yang berfungsi
sebagai motor penggerak perekonomian desa dan kesejahteraan
masyarakat desa. (Ngesti D. Prasetyo dalam Dewi, 2014).
Tujuan dengan dibentuknya BUMDes yaitu untuk menggali
potensi-potensi yang ada untuk dapat dijadikan sebagai
sumber pemasukan ataupun Pendapatan Asli Desa guna
mendukung pembiayaan pembangunan desa melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
yang direncanakan oleh Pemerintah Desa setiap tahunnya.
Irwani & Bahrianor (2019). Pengelolaan Bumdes Hanjak Maju Dalam Berkontribusi
Pada Pendapatan Asli Desa di Desa Hanjak Maju Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten
Pulang Pisau.19(1. Hal 141-147.

Yang dimaksud dengan kebutuhan dan potensi desa adalah sebagai


berikut : a. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan
pokok b. Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara
optimal c. Tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola
badan usaha sebagai asset penggerak perekonomian masyarakat d. Adanya
unit-unit yang merupakan kegiatan ekonomi.
Pendirian BUM Desa dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh
kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh
Desa dan/atau kerja sama antarDesa.
Sebagai suatu lembaga ekonomi lokal, BUMDes memiliki
aturan pengelolaan dalam mengatur lembaga tersebut. Unsur
pengelolaan pada BUMDes terdiri dari: (a) manusia yang
memiliki potensi, energy, atau disebut sumberdaya manusia, (b)
money, mencakup uang yang dikelola, yaitu sumber dana yang
dikelola badan usaha, (c) material, bahan baku serta sarana dan
prasarana untuk produksi, (d) method, mencakup teknik dan prosedur
yang harus ditempuh dalam rangka menciptakan barang dan
jasa, (e) market, pasar sebagai tempat penyaluran produk dan
jasa.
Untuk mengatur Unsur-unsur pengelolaan BUMDes tersebut diperlukan tata cara
mengelolanya yang disebut manajemen. Dengan demikian terdapat empat bidang
Manajemen yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan,
Manajemen Produksi dan Manajemen Pemasaran (gunawan, 2011).

Gunawan.,K (2011). MANAJEMEN BUMDES DALAM RANGKA MENEKAN LAJU


URBANISASI Oleh Ketut Gunawan. Jurnal Sains dan Teknologi.10 (3).

BUMDes merupakan lembaga ekonomi yang dikelola seluruhnya oleh masyarakat desa
yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa. Dengan adanya
BUMDes diharapkan dapat menaikkan pendapatan masyarakat, mengatasi
pengangguran, berkurangnya penduduk miskin, serta meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat desa.
Jaya.,D.,P (2019).Implementasi pengelolaan dan pertanggungajawaban badan usaha
milik desa (BUMDES) dalam perspektif peraturan perundangan.

Sebagai sebuah usaha desa, pembentukan BUM Desa adalah benar-benaruntuk


memaksimalisasi potensi masyarakat desa baik itu potensi ekonomi, sumber daya alam,
ataupun sumber daya manusianya

Secara spesifik, pendirian BUM Desa adalah untuk menyerap tenaga kerja desa
meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha ekonomi produktif mereka yang
berpenghasilan rendah. Sasaran pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui BUM
Desa ini adalah untuk melayani masyarakat desa dalam mengembangkan usaha
produktif. Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan media beragam usaha dalam
menunjang perekonomian masyarakat desa sesuai . dengan potensi desa dan kebutuhan
masyarakat (dalam Kashogi, Radjab & Bustanuddin, 2022)

Kashogi.,I.,H Radjab.,D & Bustanuddin (2022). Analisis Pembentukan Badan Usaha Milik
Desa Sebelum dan Sesudah Diundangkannya Undang-UndangNomor 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja. 2(1). Hal 21-34.

Landasan Pendirian bumdes terdapat dalam UU Nomor 6 Tahun 2014


pasal 87 ayat (1) dan (2) yang berbunyi; Desa dapat mendirikan Badan
Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa, BUM Desa di kelola dengan
semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Pendirian BUMDes diposisikan sebagai salah satu kebijakan


untukmewujudkan Nawa Cita pertama, ketiga,kelima, dan ketujuh,
dengan pemaknaansebagai berikut (Putra, 2015); BUMDesa
merupakan salah satustrategi kebijakan untuk
menghadirkaninstitusi negara dalam kehidupanbermasyarakat dan
bernegara di desaatau tradisi berdesa;, BUMDesa merupakan salah
satustrategi kebijakan membangunIndonesia dari
pinggiran melaluipengembangan usaha ekonomi desayang bersifat
kolektif;, BUMDesa merupakan salah satu strategikebijakan untuk
meningkatkan kualitashidup manusia Indonesia di desa; BUMDesa
merupakan salah satubentuk kemandirian ekonomi desadengan
menggerakkan unit-unit usahastrategis bagi usaha ekonomi
kolektifdesa

BUMDes merupakan suatu lembaga usaha yang didirikan oleh


pemerintah desa untuk memaksimalkan potensi-potensi yang ada di desa
dengan ikut melibatkan masyarakat dalam kegiatan operasionalnya
sehingga dapat meningkatkan perekonomian di pedesaan. Hadirnya
BUMDes di desa diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan
masyarakat dengan usaha komersial yang dilakukan sehingga dapat
memperoleh keuntungan yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa
(Pradnyani, 2019)
Pradnyani, N. L. P. S. P. (2019). Peranan badan usaha milik desa
(Bumdes) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa
Tibubeneng Kuta Utara. Jurnal Riset Akuntansi (JUARA), 9(2).
Semenjak berlakunya UU nomor 6 tahun 2014 perkembangan
bumdes selalu mengalami kemajuan

Banyaknya BUMDes yang hadir tidak selamanya dapat memberikan


dampak positif, faktanya masih banyak BUMDes yang didirikan tidak
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sehingga banyak BUMDes
yang terbengkalai dan tidak dapak memberikan kontribusi positif terhadap
pembangunan desa (Solihat & Julia, dalam harkat, dkk 2022)
Harkat.,dkk (2022). ANALISIS PENGELOLAAN DAN KINERJA
BADAN USAHA MILIK DESA. Indonesian Journal of Business and
Management.2(3).
oleh sebab itu dalam mengelola usaha desa ini, diperlukan adanya SDM
yang benar-benar bermental bisnis agar dapat terus berkembang dan terus
berinovasi. Dengan demikian setiap BUMDes yang didirikan mempunyai
visi-misi yang kokoh dan terus menciptakan keuntungan maupun lapangan
kerja tetap bagi masyarakat
Pengelolaan BUMDes dilakukan oleh Pemerintah Desa bersama dengan
masyarakat. Pengelolaan BUMDes dengan langsung melibatkan
masyarakat diharapkan mampu untuk mendorong perekonomian
masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setiap desa
yang telah membentuk Badan Usaha Milik Desa diberikan dana dari
pemerintah. Setiap usaha desa yang dijalankan memiliki keunggulan
masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang terdapat di
desa-desa tersebut. (dalam Sholihati, 2020)
Sholihati.,N (2020). PERAN DAN EFEKTIVITAS BADAN USAHA
MILIK DESA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DESA BLANG KRUENG ACEH BESAR

Jenis usaha yang dikelola bumdes telah diatur dalam peraturan menteri
desa PDTT No.4 Tahun 2015

Dalam pendirian BUMDes harus memenuhi beberapa persyaratan seperti


perdes pembentukan dan pengelolaan BUMDes, Surat Keterangan tentang
pengurus BUMDes, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART) BUMDes. Kemampuan pemerintah desa dan masyarakat dalam
mendirikan dan mengelola BUMDes juga perlu diperhatikan karena
jangan sampai BUMDes tersebut hanya sebagai simbol tapi tidak mampu
memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pemerintah desa
setempat. Pada kenyataannya belum semua BUMDes yang telah berdiri
dapat memberikan pemasukan yang berarti kepada PADes. Hal ini terjadi
bisa dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah penghasilan
BUMDes yang habis untuk biaya operasional BUMDes itu sendiri. Kasus
seperti ini juga terjadi di

Filya.,A.,R (2018). Optimalisasi Pengelolaan Badan Usaha Milik


Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Pades Di Kecamatan
Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur (Studi
Kasus Di Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro).JE&KP.5(1).

Keterbatasan sumberdaya manusia untuk menjalankan bumdes dan


rendahnya wawasan masyarakat desa dapat menjadikan program bumdes
yang direncanakan tidak berjalan lancar. Kurangnya koordinasi yang baik
antar pengurus memperburuk program bumdes yang dijalankan. Perlu
adanya pembenahan dari sisi internal bumdes seperti mencari pengurus
yang profesional dalam mengurus kegiatan bumdes. Pengurus yang di
butuhkan adalah orang-orang yang berkompeten serta memiliki wawasan
yang luas untuk memotivasi masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam
kegiatan bumdes (dalam, Agunggunanto, dkk 2016).
Agunggunanto.,dkk (2016). Pengembangan Desa Mandiri melalui
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).Jurnal Dinamika
Ekonomi dan Bisnis. 13(1).

Dinyatakan dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 bahwa BUMDes


dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa setempat
(Republik Indonesia, 2014). Yang dimaksud dengan kebutuhan dan
potensi desa adalah sebagai berikut : a. Kebutuhan masyarakat terutama
dalam pemenuhan kebutuhan pokok b. Tersedianya sumber daya desa
yang belum dimanfaatkan secara optimal c. Tersedianya sumber daya
manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai asset penggerak
perekonomian masyarakat d. Adanya unit-unit yang merupakan kegiatan
ekonomi.
Pendirian BUM Desa dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh
kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh
Desa dan/atau kerja sama antarDesa.
Pengelolaan Badan Usaha yang baik akan mempengaruhi perkembangan
usaha kedepannya. Dalam hal tersebut pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa dapat dikatakan baik yaitu pada saat diterapkannya prinsip-prinsip
yang dianggap mampu mendorong berdirinya BUMDes. Menurut Buku
Panduan Pendirian dan Pengelolaan BUMDes, Prinsip-prinsip pengelolaan
BUMDes penting untuk dielaborasi atau diuraikan agar difahami dan
dipersepsikan dengan cara yang sama oleh pemerintah desa, anggota
(penyerta modal), BPD, Pemkab, dan masyarakat (dalam Lestari,2021)
Prinsip-prinsip dalam pengelolan BUMDes tersebut diharapkan dapat
memberikan nilai positif untuk perkembangan BUMDes kedepannya dan
juga memberikan nilai positif dan produktivitas untuk anggotanya. Selain
itu, dengan diterapkannya prinsip-prinsip tersebut diharapkan pula dapat
membuat BUMDes dapat memberikan lebih banyak manfaat untuk seluruh
masyarakat desa serta dapat menggali potensi desa yang ada di wilayah
BUMDes berada
Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Pendirian, Pengurusan dan Pengeloaan dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Desa pasal (25) menyatakan bahwa Strategi pengelolaan
BUMDes bersifat bertahap dengan mempertimbangkan
perkembangan dari inovasi yang dilakukan oleh BUMDes, meliputi:
a. sosialisasi dan pembelajaran tentang BUMDes
b. pelaksanaan Musyawarah Desa dengan pokok bahasan tentang
BUMDes
c. pendirian BUMDes yang menjalankan bisnis sosial (social
business) dan bisnis penyewaan (renting)
d. analisis kelayakan usaha BUMDes yang berorientasi pada usaha
perantara (brokering), usaha bersama (holding), bisnis sosial (social
business), bisnis keuangan (financial business) dan perdagangan
(trading), bisnis penyewaan (renting) mencakup aspek teknis dan
teknologi, aspek manajemen dan sumberdaya manusia, aspek
keuangan, aspek sosial budaya, ekonomi, politik, lingkungan usaha
dan lingkungan hidup, aspek badan hukum, dan aspek perencanaan
usaha
e. pengembangan kerjasama kemitraan strategis dalam bentuk
kerjasama BUMDes antar Desa atau kerjasama dengan pihak swasta,
organisasi sosial-ekonomi kemasyarakatan, dan/atau lembaga donor f.
diversifikasi usaha dalam bentuk BUM Desa yang berorientasi pada
bisnis keuangan (financial business) dan usaha bersama (holding)
Lestari.,L.,L (2021) ANALISIS PENGELOLAAN BADAN USAHA
MILIK DESA (BUMDES) DALAM PENINGKATAN
PENDAPATAN ASLI DESA SEBAGAI UPAYA PENGUATAN
EKONOMI DESA ( Studi pada BUMDes Kerto Raharjo di Desa
Sanankerto Kecamatan Turen Kabupaten Malang ).

Latar belakang masalah


Identifikasi masalah
Batasan masalah untuk membuat rumusan masalah
Rumusan masalah berisi dari latar belakang masalah /fokus
Batasan masalah;
1. Program bumdes
2. Strategi bumdes
3. Kendala bumdes

Saat ini bumdes hanya di bentuk namun tidak dikelola dengan baik, hal
ini terjadi karena adanya kebingungan aparatur desa dalam merealisasikan
pembentukan badan usaha milik desa (BUMDes) serta kesulitan
menentukan roadmap hingga menentukan sosok pengelola yang mumpuni
untuk menangani (Syafrizal, 2022)
Syafrizal.,R (2022). Pengelolaan BUMDes berbasis Syariah Entreprise
Theory. Padang Sidempuan;PT.Inovasi Pratama Internasional.

Pada kenyataanya tidaklah mudah dalam mengembangkan BUM Desa di


desa. Berbagai permasalahan yang dihadapi BUM Desa menjadi tantangan
tersendiri yang harus dihadapi dalam memajukan BUM Desa. Beberapa
diantaranya adalah permasalahan komunikasi diantara pengurus,
pengelolaan unit usaha, masalah personil, dan potensi desa yang belum
dapat dimanfaatkan (Nugraha & Kismartini, 2019). Permasalahan
pengelolaan BUMDes dibeberapa daerah antara lain jenis usaha yang
dijalankan masih terbatas, keterbatasan sumber daya manusia yang
mengelola BUMDes dan partisipasi masyarakat yang rendah karena masih
rendahnya pengetahuan mereka (Agunggunanto, Arianti, Kushartono &
Darwanto, 2016). Selain itu, unit usaha BUM Desa belum mampu
memberdayakan masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran karena
total penyerapan tenaga kerja dari unit-unit usaha BUM Desa masih
sedikitsehingga belum mampu memberikan kontribusi terhadap
Pendapatan Asli Desa (Hidayah, Mulatsih, & Purnamadewi, 2019)
Nugraha, A. & Kismartini. (2019). Evaluasi penyelenggaraan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES) Rejo Mulyo, Desa Gogik, Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Dialogue Jurnal Imu
Administrasi Publik, 1(1), 43-56.
Agunggunanto, E.Y., Arianti, F., Kushartono, E.W., & Darwanto.
(2016). Pengembangan desa mandiri melalui pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes). JDEB, 13(1), 67-81.
Hidayah, U., Mulatsih, S., & Purnamadewi, Y.L. (2019). Evaluasi
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes): Studi kasus BUMDes Harapan
Jaya Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. JSHP,
3(2), 144-153

Dalam UU desa, BUMDes didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi


desa. Yang dimaksud potensi desa berkaitan dengan sumber daya desa
yang belum dioptimalkan. Dalam Q.S. Al Araf: 10, Allah SWT berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di


muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi sumber penghidupan.
Amat sedikitlah kamu bersyukur.
Dalam ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa Allah SWT telah
menempatkan manusia di muka bumi dengan menjadikan bumi beserta
isinya sebagai sumber penghidupan bagi manusia namun sangat sedikit
manusia yang mampu bersyukur.
pendirian BUMDes merupakan jalan untuk membentuk ekonomi
pedesaan yang mandiri sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah. Pengembangan BUMDes perlu dilakukan agar BUMDes
yang telah berdiri dapat berfungsi sesuai dengan peranannya. Tujuan dan
sasaran BUMDes dapat tercapai jika BUMDes dikelola secara terarah dan
profesional

Salah satu tujuan pendirian BUMDes yaitu untuk pertumbuhan dan


pemerataan ekonomi desa (Permendes PDTT Nomor 4 Tahun 2015).
Untuk terwujudnya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa, maka
pengelolaan dalam BUMDes harus berdasarkan dengan prinsip-prinsip
tata kelola BUMDes. Prinsip tata kelola BUMDes terdiri dari;
kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparan, bertanggungjawab, dan
berkelanjutan (Purnomo, dalam Yuliana & Alinsari, 2022).

Struktur kepengurusan BUMDES pada umumnya ditentukan berdasarkan


keperluan yang dimiliki oleh BUMDES tersebut. Tujuan dari kepengurusan
BUMDES agar mampu memberikan tugas dan tanggung jawab dengan baik,
mampu memberikan kedudukan yang jelas beserta dengan koordinasi tugas
yang harus dilaksanakan, memberikan jalur hubungan kerja yang jelas serta
melakukan pengawasan dan pengendalian yang jelas. Secara umum kepengurusan
BUMDES terdiri dari:Penasihat BUMDES bertugas untuk memberikan nasehat
kepada operasional BUMDES dalam melaksanakan pengelolaan unit usaha di
desa, Pelaksana Operasional BUMDES bertugas untuk menjalankan amanat
dalam mengelola BUMDES sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan
baik, dan Pengawas BUMDES bertugas untuk mengawasi setiap pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh Pelaksana Operasional BUMDES dan
menyampaikan kewajiban mengenai laporan dari hasil pengawasan kepada
Pemerintah Desa.Pengelolaan BUMDES pada umumnya harus sejalan dengan
visi dan misi yang berlaku di desa tersebut. BUMDES lebih menekankan
pemberian pelayanan kepada masyarakat atau publik sehingga BUMDES
berbeda dengan lembaga ekonomi lainnya (dalam Puspitasari & Kristanto,
2021)

Puspitasari.,S& Kristanto.,S.,B. (2021). EVALUASI PENGELOLAAN


DANA DESA PADA BUMDES SERDANG TIRTA KENCANA. Jurnal
Abdimas.3(1).
Transparansi dan akuntabilitas menjadi standar utama dalam pengelolaan sebuah
organisasi. Dasar pengelolaan harus transparan dan terbuka sehingga terdapat
mekanisme pelaporan rutin setiap tahun. Laporan tersebut setelah selesai
diberikan kepada pemerintah desa dan masyarakat, sehingga masyarakat
mengetahui alokasi biaya dari keuntungan BUMDes atau mengenai pembagian
Sisa Hasil Usaha (SHU) (dalam Agunggunanto,2016)
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan menteri keuangan republik Indonesia nomor: 205/PMK.072019

PDTT Nomor 7 Tahun 2021

Basri.,M (2022). STRATEGI PENGELOLAAN DANA DESA DALAM


MEWUJUDKAN SUSTANAIBLE DEVELOPMENT GOALS DI DESA
SOMBA PALIOI KECAMATAN KINDANG KABUPATEN BULUKUMBA.
Satmoko.,R.,S (2022). Panduan Unes Giat Penguatan Generasi Milenial
mendukung SDGs Desa. LPPM UNES.

Ngadisah & Almaarif (2020). PERAN DAN FUNGSI BUMDES DALAM


PEMBANGUNAN PERDESAAN (STUDI PADA DESA BLEBERAN
KECAMATAN PLAYEN DIY). Jurnal Manajemen Pembangunan (1). ISSN 2407-6228

UU Nomor 6 Tahun 2014

PERMEN Keuangan Republik Indonesia Pasal 8

Boekoso.,L & Maksum.,T.,S (2022). Optimalisasi Pembangunan Desa dalam


Mewujudkan SDGs Desa. Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat).
E-ISSN 2746-8917 P-ISSN 2302-4798

Natipulu.,M.,D, Pasaribu.,V.,A.,R & Sihombing.,N (2022). Analisis Implementasi


Sustainable Development Goals (SDGs) Desa Bakal Gajah Melalui
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Jurnal Citra Sosial
Humaniora (CISHUM). 1(1).

Agunggunanto.,dkk (2016). PENGEMBANGAN DESA MANDIRI MELALUI


PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes).JDEB. 13(1)

Yuliana.,E & Alinsari.,N (2022). Penerapan Tata Kelola Badan Usaha Milik Desa
dalam Mewujudkan Sustainable Development GoalsDesa. Owner Riset & Jurnal
Akuntansi. 6(2).

Dewi.,A.,S.,K (2014). PERANAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)


SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA
(PADes) SERTA MENUMBUHKAN PEREKONOMIAN DESA. Journal of
Rural and Development. V(1).

Cen (2019). PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN PERKEMBANGAN BADAN


USAHA MILIK DESA (bum desa)

Anda mungkin juga menyukai