Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah serta
penentuan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Setelah itu dikemukakan pula
manfaat, ruang lingkup, dan keaslian penelitian. Terakhir akan dipaparkan mengenai
bagaimana kerangka berpikir pada penelitian ini serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau
(Deputi Kedaulatan Maritim, 2017) dan merupakan rumah bagi sekitar 268 juta
penduduk (Sensus Penduduk, 2020), sebuah angka yang menjadikan Indonesia sebagai
negara terpadat keempat di dunia. Bentang alam Indonesia secara alamiah telah
membentuk berbagai pola dan perilaku dalam kehidupan masyarakatnya. Menurut
Pratiwi dkk (2019), masing-masing masyarakat memiliki karakter budaya khas yang
tercermin dalam tradisi kedaerahan, aktivitas sosial, serta tata letak hunian dan
permukiman. Salah satu buktinya ialah dengan masih banyaknya perkampungan suku-
suku asli Indonesia yang mengelompok menjadi satu. Perkampungan ini biasanya
terdiri dari rumah-rumah tradisional dan ditinggali oleh suku asli.
Salah satu suku yang masih memiliki pola permukiman yang mengelompok
hingga kini ialah Suku Lampung. Suku Lampung ialah rumpun suku melayu Sumatera
yang menempati Provinsi Lampung dan sebagian Provinsi Sumatera Selatan bagian
Selatan. Sai Bumi Ruwa Jurai merupakan semboyannya sebagai penggambaran akan
kondisi sosial masyarakat, semboyan tersebut berarti “satu bumi dua keturunan”. Hal
ini dikarenakan Suku Lampung terbagi menjadi dua yakni Lampung Pepadun dan
Lampung Saibatin. Lampung Pepadun mendiami wilayah tengah daratan seperti
Lampung Tengah, Lampung Utara, Mesuji, Pringsewu, Tulang Bawang, Tulang
Bawang Barat, Way Kanan, dan Metro. Sedangkan Lampung Saibatin mendiami

1
2

wilayah pesisir seperti Lampung Barat, Tanggamus, Pesawaran, Lampung Timur,


Lampung Selatan, Pesisir Barat, dan Bandar Lampung.
Pada Kota Bandar Lampung masih terdapat perkampungan tua suku asli
Lampung, yakni pada Negeri Olok Gading yang terletak di Kecamatan Teluk Betung
Barat. Permukiman suku yang mengelompok merupakan manifestasi nilai sosial
budaya masyarakat karena proses penyusunannya berdasarkan norma-norma tradisi
atau biasa disebut identitas budaya (Theoren, 2010). Negeri Olok Gading juga
merupakan salah satu kampung tua yang ada di Kota Bandar Lampung dibuktikan
dengan masih adanya Rumah Adat Kebandaran Marga Balak yang telah berdiri ratusan
tahun. Suku Lampung yang mendiami perkampungan ini ialah Lampung Saibatin,
lantaran letaknya yang dekat dengan daerah pesisir.
Dengan adanya keunikan budaya pada Negeri Olok Gading, dapat menjadi cikal
bakal dalam mengembangkan daya tarik wisata budaya. Sejalan dengan apa yang
dikatakan Yoeti (2008) bahwa pengembangan wisata budaya disebabkan adanya suatu
daya tarik seni dan budaya di suatu tempat, seperti peninggalan yang masih lestari dan
ragam tradisi serta kesenian yang masih berlangsung hingga kini. Pengembangan daya
tarik wisata budaya yang ada di Negeri Olok Gading juga dapat menjadi suatu realisasi
bagi tujuan pembangunan pariwisata di Kota Bandar Lampung. Sesuai dengan apa
yang disebutkan pada RIPPDA Kota Bandar Lampung 2021-2025, bahwa salah satu
tujuan pembangunan pariwisata di Kota Bandar Lampung ialah melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan serta kesenian daerah guna mendorong pembangunan
pariwisata khususnya dan pembangunan wilayah secara umum.
Pariwisata juga merupakan salah satu industri yang banyak diminati di Provinsi
Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung. Menurut publikasi Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, jumlah wisatawan di Kota Bandar Lampung terus
meningkat tiap tahunnya. Kota Bandar Lampung pun menjadi kabupaten/kota di posisi
pertama dalam hal kota/kabupaten yang paling banyak dikunjungi wisatawan di
Provinsi Lampung diikuti dengan Kabupaten Lampung Selatan di tempat kedua dan
Kabupaten Pesawaran di tempat ketiga. Berikut data jumlah wisatawan di Provinsi
Lampung tahun 2017,
3

TABEL I.1
JUMLAH WISATAWAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
Wisatawan
Kabupaten/Kota Total
Nusantara Mancanegara
Kota Bandar Lampung 13.169 1.004.114 1.054.283
Kota Metro 36 16.834 16.843
Kabupaten Lampung Selatan 6.295 857.828 864.123
Kabupaten Lampung Timur 1.401 51.577 52.978
Kabupaten Tulang Bawang 269 21.070 21.339
Kabupaten Lampung Tengah 749 14.261 15.010
Kabupaten Way Kanan 0 727 727
Kabupaten Lampung Utara 154 2.459 2.613
Kabupaten Lampung Barat 12.077 47.364 59.441
Kabupaten Tanggamus 3205 9.500 12.750
Kabupaten Pesawaran 675.344 7653 682.997
Lainnya - - -
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, 2018

Pariwisata yang diminati di Lampung jenisnya cukup beragam, contohnya


Cultural Tourism dengan daya tarik berupa warisan budaya, Recuperational Tourism
yang bertujuan guna penyembuhan suatu penyakit seperti wisata air panas, Commercial
Tourism dengan kegiatan perdagangan (expo & exhibition), serta Marine Tourism yang
berhubungan dengan bahari (NESPARDA Lampung, 2014). Saat ini jenis Cultural
Tourism juga banyak menjadi trend wisata, menurut Speirs (2017), industri jasa
pariwisata saat ini terus tumbuh dan semakin diminati masyarakat global disebabkan
semakin bertambahnya pariwisata museum dan berbagai jenis warisan budaya.
Keunikan budaya yang ada pada Negeri Olok Gading dapat menjadi suatu cikal
bakal daya tarik wisata. Landmark pada kampung ini juga sudah ditetapkan sebagai
salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi dalam PERDA Kota Bandar
Lampung No.10 tahun 2011 tentang RTRW 2011-2030. Tidak hanya itu, pada Negeri
Olok Gading juga telah direncanakan perlindungan terhadap peninggalan budaya
dalam rangka konservasi warisan budaya lokal. Warisan budaya yang ada ini dapat
menjadi suatu nilai tambah tersendiri dalam pengembangan wisata budaya. Untuk itu,
dalam merencanakan Kampung Adat Negeri Olok Gading menjadi suatu wisata budaya
diperlukan identifikasi lebih lanjut mengenai potensi yang dimiliki kampung ini
sehingga dapat menjadi salah satu daya tarik wisata yang ada di Kota Bandar Lampung.
4

1.2 Rumusan Masalah


Kampung Adat Negeri Olok Gading yang merupakan kampung tua dan memiliki
warisan peninggalan budaya merupakan salah satu aset yang sebaiknya dilindungi dan
dilestarikan. Banyak warisan budaya di kampung ini yang dapat menjadi suatu nilai
tambah sebagai daya tarik wisata. Saat ini, meskipun masih terdapat warisan budaya
yang bertahan, terdapat pula beberapa warisan budaya yang sudah mulai tergeser
modernisasi dan diniliai tidak ada nilai ekonomis dalam mempertahankan warisan
budaya tersebut. Wisata budaya dinilai dapat menjadi suatu solusi bagi permasalahan
ini, selain dapat menjadi daya tarik wisata budaya di Kota Bandar Lampung,
pengembangan kampung ini sebagai suatu daya tarik wisata budaya juga dapat menjadi
alternatif dalam melestarikan dan mempertahankan warisan budaya. Dalam
merencanakan suatu daya tarik wisata, perlu diidentifikasi potensi apa saja yang
dimiliki untuk mewujudkan hal tersebut, begitu pula untuk perwujudan wisata budaya
pada Kampung Adat Negeri Olok Gading. Berdasarkan uraian tersebut, maka
dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut.

Bagaimana potensi pengembangan Kampung Adat Negeri Olok Gading sebagai


daya tarik wisata budaya di Kota Bandar Lampung?

Penelitian ini menjadi penting karena belum terdapat penelitian serupa yang
meneliti potensi yang dimiliki Kampung Adat Negeri Olok Gading sebagai suatu daya
tarik wisata budaya yang ada di Kota Bandar Lampung. Sehingga belum adanya suatu
identifikasi mengenai potensi daya tarik wisata seperti apa yang dimiliki oleh kampung
ini. Penelitian ini juga diperlukan untuk mengidentifikasi karakteristik-karakteristik
yang dimiliki oleh Kampung Adat Negeri Olok Gading. Pengembangan kampung ini
menjadi suatu daya tarik wisata juga dinilai penting sebagai suatu perwujudan
ketetapan PERDA RTRW Kota Bandar Lampung 2011-2030 yang menjadikan
kampung ini sebagai suatu indikasi lokasi zona wisata budaya dan kawasan cagar
budaya yang ada di Kota Bandar Lampung.
5

1.3 Tujuan dan Sasaran


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini ialah
mengidentifikasi potensi pengembangan Kampung Adat Negeri Olok Gading sebagai
daya tarik wisata budaya di Kota Bandar Lampung. Adapun sasaran yang akan dicapai
pada penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik Kampung Adat Negeri Olok Gading sebagai daya
tarik wisata budaya di Kota Bandar Lampung.
2. Mengidentifikasi potensi pengembangan Kampung Adat Negeri Olok Gading
sebagai daya tarik wisata budaya di Kota Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi akademisi dan praktisi dalam mengembangkan Kampung Adat Negeri
Olok Gading sebagai daya tarik wisata budaya di Kota Bandar Lampung. Manfaat
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun
manfaat-manfaat tersebut ialah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis


Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang
keilmuan Perencanaan Wilayah dan Kota khusunya pada fokus perencanaan dan
pengembangan pariwisata perkotaan (urban tourism). Penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pengembangan potensi daya tarik wisata
yang ada pada Kampung Adat Negeri Olok Gading sehingga dapat lebih optimal
kedepannya. Hasil dari penelitian berikut dapat pula menjadi suatu referensi bagi
penelitian serupa selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis


Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dan
masyarakat, khususnya:
6

1. Bagi pemerintah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan


dalam perencanaan dan pengembangan kawasan cagar budaya, perencanaan
pariwisata perkotaan dan wisata budaya khusunya.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait
perencanaan pariwisata budaya. Dengan begitu, diharapkan masyarakat pula
dapat turut serta dalam mengembangkan potensi pariwisata dan melestarikan
kawasan cagar budaya serta peninggalan yang ada.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian terbagi menjadi dua yaitu ruang lingkup wilayah dan
ruang lingkup materi. Pada ruang lingkup wilayah berisi tentang batasan dan fokus
wilayah studi pada penelitian. Sedangkan, ruang lingkup materi berisi tentang batasan
dan fokus materi studi yang diteliti pada penelitian ini. Apabila dijabarkan, maka ruang
lingkup wilayah dan ruang lingkup materi pada penelitian ini ialah sebagai berikut.

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah penelitian ini terdapat di Kampung Adat Negeri Olok
Gading dengan luas ± 25 Ha. Wilayah penelitian ini berpusat di Jl. Dr. Setiabudi yang
mana secara wilayah administratif terletak pada Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota
Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Wilayah kampung ini ialah berpusat di
sepanjang Jl. Dr. Setiabudi dan mencakup seluruh wilayah yang dilewati jalan
tersebut dan melebar kea rah dalam. Wilayah kampung ini juga dapat dicirikan
melalui tersebarnya rumah tradisional, selama selama masih tersebar rumah
tradisional tersebut, maka wilayah tersebut ialah masih merupakan wilayah Kampung
Adat Negeri Olok Gading. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
narasumber,

“Kampung ini pusatnya itu ada di sepanjang Jl. Dr. Setiabudi dan wilayah di
dalamnya, termasuk Lamban Dalom pun juga ada di sana. Yang menjadi pembeda
itu dapat dilihat dari rumah-rumahnya, yang masih ada rumah-rumah tradisional
Lampung itu masih termasuk kampung ini (D-02).”
7

Ruang lingkup wilayah penelitian beserta deliniasinya dapat dilihat pada Peta Deliniasi
Wilayah Studi dalam Gambar 1.1 di halaman selanjutnya.

1.5.2 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah konsep pengembangan
pariwisata perkotaan (urban tourism). Dalam pengembangan pariwisata perkotaan
terdapat enam konsep yang dapat diterapkan yaitu, tourist-historic city, cultural city,
fantasy city, creative city, resort city, dan urban ecotourism (Adriani, 2011). Adapun
penelitian ini termasuk ke dalam konsep cultural city (kota budaya) karena
merupakan penelitian mengenai suatu jenis pariwisata yang berbasis peninggalan
sejarah dan kebudayaan. Batasan ruang lingkup materi dijabarkan sesuai sasaran yang
akan dicapai, yakni sebagai beirkut:
1. Karakteristik Kampung Adat Negeri Olok Gading sebagai Daya Tarik Wisata
Budaya
Pada sasaran ini batasan ruang lingkup materi mencakup karakteristik Kampung
Adat Negeri Olok Gading yang diihat dari segi fisik (tangible) dan non-fisik
(intangible) menurut Putri dkk (2013).
2. Potensi Kampung Adat Negeri Olok Gading sebagai Daya Tarik Wisata Budaya
Pada sasaran ini, batasan ruang lingkup materi mencakup potensi daya tarik
wisata dari segi penawaran (supply) menurut Gunn (2002). Penawaran pariwisata
menurut Gunn (2002) terdiri dari atraksi, transportasi, pelayanan, serta informasi
& promosi.
8

Sumber: Hasil Pengolahan ArcGIS, 2021


GAMBAR 1.1
PETA DELINIASI WILAYAH STUDI
9

1.6 Keaslian Penelitian


Penelitian yang berkaitan dengan potensi pengembangan wisata budaya di Negeri Olok Gading belum pernah dilakukan
sebelumnya, sehingga peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang masih berhubungan dan memiliki keterkaitan
dengan penelitian yang sedang dilakukan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah sebagai berikut:

TABEL I.2
KEASLIAN PENELITIAN
Judul Lokasi
No. Peneliti Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian

Trowulan memiliki potensi yang besar dan


Potensi Wisata dapat dikembangkan menjadi obyek wisata
Budaya Situs budaya andalan Kabupaten Mojokerto.
Situs Mengidentifikasi
Khoril Sejarah Banyak juga situs sejarah di kawasan
Trowulan, daya tarik serta
1. Anwar Peninggalan Metode Analisis Trowulan, dan peninggalan Majapahit
Kabupaten potensi yang dimiliki
(2009) Kerajaan Deskripif menjadi yang dapat menjadi pusat
Mojokerto, obyek wisata
Majapahit di pengembangan wisata budaya. Letak
Jawa Timur Trowulan
Trowulan Trowulan yang strategis dan ketersediaan
Mojokerto lahan yang luas juga menjadi keunggulan
pengembangan Trowulan.

Mengidentifikasi Selain sebagai pusat siklus ekonomi Kota


Potensi Pasar potensi wisata budaya Solo, Pasar Gede juga memiliki potensi
Nimas Gede sebagai Pasar Gede dan kuliner yang ada wisata budaya dan kuliner yang dapat
2. Wara Hardjonagoro,
Daya Tarik pada Pasar Gede Metode Analisis dikembangkan menjadi daya tarik wisata
Teteki Wisata Budaya Kota Solo, sebagai daya tarik unggulan baru pariwisata Solo. Namun
(2010) Jawa Tengah Deskriptif
dan Kuliner di wisata unggulan baru demikian, masih terdapat beberapa kendala
Kota Solo bagi Kota Solo pada Pasar Gede yang dapat menghambat
upaya pengembangannya.
10

Judul Lokasi
No. Peneliti Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian

Potensi Wisata Budaya 'Jalur Gula' memiliki potensi yang


Budaya Jalur Jalur Gula, Mengetahui potensi tinggi meningkatkan okupasi hotel di kota
Gula dalam Kota Lama wisata budaya pada Semarang. Karena kota Semarang adalah
3. Syaiful Ade Semarang, Jalur Gula dalam Metode Analisis
S. Menunjang bagian dari dunia perdagangan gula, banyak
Kunjungan Jawa Tengah menunjang Deskriptif sekali wisatawan yang berkunjung ke kota
(2019) kunjungan tamu hotel
Tamu Hotel di Semarang. Ketika Jumlah wisatawan yang
Kota Semarang di Kota Semarang meningkat, maka hal ini juga akan
meningkatkan okupasi hotel di Semarang.

Identifikasi Jakabaring Sport City berpotensi menjadi


Potensi Wisata wisata perkotaan di Palembang. Namun
Olahraga Jakabaring Mengidentifikasi a. Metode Analisis diperlukan sistem terintegrasi untuk
Sebagai Sport City, potensi pariwisata Konten Isi membentuk atmosfer Palembang sebagai
Muhammad Destinasi Kota olahraga sebagai daya b. Metode Analisis kota olahraga serta membentuk masyarakat
Fajar Indra Wisata Palembang, tarik wisata kota di Deskriptif yang tanggap dengan pariwasata olahraga.
4. Kusuma Perkotaan Di Sehingga kelak Kota Palembang dapat
Sumatera Kota Palembang c. Metode Analisis
(2019) Kota Selatan Skoring menjadi kota olahraga yang berkelanjutan
Palembang dan bukan hanya menjadi kota olahraga
(Studi Kasus: musiman yang hanya bergantung pada event
Jakabring Sport olahraga yang digelar beberapa tahun sekali.
City)

Kampung Pecinan di Kelurahan Pesawahan,


Potensi Kampung Mengetahui potensi
a. Metode Analisis Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota
Kampung Pecinan di Kampung Pecinan
Konten Bandar Lampung termasuk ke dalam kelas
Lucy Pecinan sebagai Kelurahan sebagai daya tarik
b. Metode Analisis potensi tinggi untuk dikembangkan menjadi
5. Krismenisia Daya Tarik Pesawahan, wisata budaya di
Deskriptif wisata budaya, terutama pada komponen
(2020) Wisata Budaya Kecamatan Kelurahan
c. Metode Analisis aksesibilitas. Kampung Pecinan di
di Teluk Betung Teluk Betung Pesawahan,
Skoring Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Teluk
Selatan, Kota Selatan, Kota Kecamatan Teluk
Betung Selatan, Kota Bandar Lampung ini
11

Judul Lokasi
No. Peneliti Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Bandar Bandar Betung Selatan, Kota juga memiliki karakteristik yang berbeda
Lampung Lampung Bandar Lampung dari kampung-kampung lainnya dan hanya
dimiliki oleh Kampung Pecinan ini sendiri.

Kampung Kampung Adat Negeri Olok Gading


Potensi Mengidentifikasi berpotensi tinggi menjadi suatu daya tarik
Adat Negeri
Kampung Adat Potensi Kampung wisata budaya yang ada di Kota Bandar
Olok Gading, a. Metode Analisis
Negeri Olok Adat Negeri Olok Lampung, khususnya dari segi atraksi
Viola Elzon Kecamatan Deskriptif
6. Gading sebagai Gading sebagai Daya wisata. Kemudian Guna memaksimalkan
(2021) Teluk Betung b. Metode Analisis
Daya Tarik Tarik Wisata Budaya potensi dan realisasi zona wisata budaya
Barat, Kota Skoring & SWOT
Wisata Budaya di Kota Bandar yang ada, perlu adanya upaya pengembangan
Bandar
di Kota Bandar Lampung berupa kesiapan dan kerja sama yang baik
Lampung
Lampung antar stakeholders terkait.
Sumber: Hasil Analisis, 2021

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah penelitian ini mengidentifikasi potensi pariwisata
perkotaan dari hasil analisis karakteristik dan skoring penawaran pariwisata dengan menentukan jumlah kelas dan interval. Skoring
dalam penelitian ini menggunakan Metode Sturges agar didapatkan hasil kelas dan interval yang sesuai dengan jumlah variabel.
Penelitian ini menggambarkan karakteristik dari suatu kampung adat dari aspek fisik (tangible) dan non-fisik (intangible) menurut
Pratiwi, dkk (2013) menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini juga terdapat kebaruan yaitu menganalisis
potensi wisata dari segi penawaran menurut Gunn (2002), sedangkan pada penelitian sebelumnya lebih banyak menggunakan
penawaran pariwisata 4A oleh Cooper (1995). Pada penelitian ini terdapat pula rekomendasi arahan pengembangan untuk
mengembangkan daya tarik wisata budaya yang ada. Ruang lingkup wilayah penelitian ini juga belum pernah dilakukan penelitian
potensi wisata budaya sebelumnya dan belum adanya studi mengenai pengembangan pariwisata di wilayah penelitian ini. Sehingga
dapat dikatakan bahwa penelitian ini memiliki kebaruan fokus, lingkup wilayah, dan metode dari penelitian sebelumnya.
12

1.7 Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian adalah proses ilmiah untuk mendapatkan data yang akan
digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi penelitian mencakup metode
pendekatan penelitian, unit amatan dan unit analisis, metode pengumpulan data,
metode pengambilan sampel wawancara, dan metode analisis data.

1.7.1 Pendekatan Penelitian


Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan ialah pendekatan deduktif.
Setyosari (2010) menyatakan bahwa deduktif merupakan pendekatan yang
didasarkan dari pernyataan umum ke khusus. Dalam penelitian ini, teori yang sudah
ada sebelumnya menjadi dasar dalam melakukan penelitian mulai dari proses
perumusan masalah sampai analisis data. Hal tersebut menjadikan penelitian ini
sebagai suatu penelitian deduktif. Kemudian dalam menganalisis data yang ada, akan
digunakan metode campuran (mixed methods). Menurut Sugiyono (2017), mixed
methods adalah metode penelitian yang mengkombinasikan dua metode penelitian
sekaligus yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini, sisi kualitatif terdapat
pada sasaran pertama yaitu karakteristik Kampung Adat Negeri Olok Gading yang
akan mengolah data kualitatif berupa wawancara dan observasi. Kemudian sisi
kuantitatif terdapat pada sasaran dua, dimana data kualitatif akan diolah dengan
bantuan analisis kuantitatif guna mengidentifikasi potensi daya tarik wisata budaya.

1.7.2 Unit Amatan dan Unit Analisis


Unit amatan adalah suatu unit yang diamati untuk memperoleh data guna
mendeskripsikan atau menjelaskan suatu penelitian yang sedang berlangsung
(Ihalauw, 2003). Sedangkan unit analisis ialah suatu unit yang dapat berupa peristiwa
individu, peristiwa kelompok atau peristiwa sosial yang menjadi subjek dari suatu
penelitian (Hamidi, 2005). Sehingga dapat dikatakan bahwa unit amatan ialah hal-hal
yang diamati oleh peneliti dalam suatu penelitian, sedangkan unit analisis ialah hal-
hal yang akan dianalisis oleh peneliti dalam suatu penelitian. Adapun detail unit
amatan dan unit analisis ialah sebagai berikut:
13

1. Unit Amatan
Unit amatan dalam penelitian ini ialah Kampung Adat Negeri Olok Gading yang
terletak di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung dan kawasan
sekitarnya. Termasuk di dalamnya akan diamati pula aktivitas yang berlangsung
di Negeri Olok Gading.
2. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini ialah karakteristik dari Kampung Adat Negeri
Olok Gading serta potensi dan pengembangannya untuk menjadi suatu daya tarik
wisata budaya yang ada di Kota Bandar Lampung.

1.7.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan fakta yang berkaitan dengan
kebutuhan penelitian. Berdasarkan dari jenisnya, data yang dikumpulkan dibedakan
menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data pertama
kali yang dikumpulkan oleh peneliti melalui upaya pengambilan data di lapangan
secara langsung. Data Sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada
sebelumnya dan dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti untuk digunakan dalam
melengkapi kebutuhan data penelitian.

1. Pengumpulan Data Primer


Data primer dikumpulkan langsung dari hasil observasi lapangan dan
wawancara. Nantinya hasil temuan data akan digabungkan menjadi satu untuk
mengidentifikasi potensi Kampung Adat Negeri Olok Gading sebagai daya tarik
wisata budaya.

a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan secara langsung di lapangan.
Pengumpulan data primer menggunakan teknik observasi ini digunakan dalam
rangka memenuhi sasaran pertama dan sasaran kedua. Pada sasaran pertama
yakni karakteristik Kampung Adat Negeri Olok Gading, teknik observasi
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai bangunan tradisional,
14

landmark, pola permukiman dan lainnya. Sedangkan guna memenuhi sasaran


kedua yakni potensi wisata budaya Kampung Adat Negeri Olok Gading, maka
dilakukan pengumpulan data mengenai kriteria dari penawaran pariwisata
menurut Gunn (2002). Hal ini mencakup atraksi, transportasi, pelayanan, serta
informasi & promosi dalam mendukung potensi dan pengembangan daya tarik
wisata budaya yang ada di Kampung Adat Negeri Olok Gading.

b. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih yang disebut
narasumber dan pewawancara guna mendapatkan informasi yang terpercaya.
Pada sasaran pertama yaitu karakteristik, dibutuhkan wawancara kepada
tokoh adat/tokoh masyarakat untuk mengetahui asal usul, adat dan sejarah
yang ada pada Negeri Olok Gading. Hal ini juga diperlukan guna mengetahui
pola permukiman dan filosofi bangunan rumah tradisional Lampung di Negeri
Olok Gading. Pada sasaran kedua yaitu potensi, dibutuhkan pula wawancara
terhadap beberapa instansi yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara
tersebut dimaksudkan guna mengetahui lebih lanjut potensi wisata budaya
yang ada pada Kampung Adat Negeri Olok Gading dari segi atraksi
kebudayaan, infrastruktur pendukung, dan lain sebagainya.

2. Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder dikumpulkan dengan penggunaan data-data sebelumnya yang
telah ada, karena peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi
meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak
lain. Pada penelitian ini, data sekunder dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik
dan potensi pengembangan daya tarik wisata budaya di Kampung Adat Negeri
Olok Gading melalui kajian dokumen dan survei instansi. Data sekunder yang
akan digunakan dalam penelitian ini berupa data yang berkaitan dengan penelitian
dan akan diolah sesuai kebutuhan penelitian. Adapun jenis-jenis data sekunder
tersebut ialah:
15

a. Kajian Dokumen
Data dapat diperoleh dari tinjauan pustaka seperti buku, jurnal, artikel, media
massa, dan internet yang dapat memenuhi kebutuhan penelitian. Data-data
yang dikumpulkan melalui kajian dokumen adalah data-data yang isinya
berkaitan dengan penelitian ini dan dapat dipergunakan untuk kebutuhan
penelitian.

b. Survei Instansi
Survei pada instansi dilakukan guna mendapatkan sumber informasi atau
data-data yang mempunyai hubungan dengan penelitian. Data-data tersebut
ialah data-data yang dapat melengkapi kebutuhan analisis penelitian. Pada
penelitian ini, instansi-instansi yang dikunjungi ialah instansi yang berkaitan
dengan pariwisata seperti Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung dan juga
instansi-instansi yang berkaitan dengan wilayah studi seperti Kecamatan
Teluk Betung Barat dan Kelurahan Negeri Olok Gading.

Adapun apabila ditabulasikan, maka kebutuhan data pada penelitian ini baik berupa
data primer maupun data sekunder beserta sumbernya dapat dilihat pada Tabel 1.3
Kebutuhan Data di halaman selanjutnya.
16

TABEL I.3
KEBUTUHAN DATA

Metode Pengambilan Data


Komponen Primer
Sasaran Variabel Tahun Analisis Keluaran
Kebutuhan Data Sekunder
Observasi Wawancara
Karakteristik Landmark ✓ ✓ ✓ 2021
Kampung Adat Fisik Bangunan ✓ ✓ ✓ 2021
Negeri Olok (Tangible)
Gading sebagai Pola Permukiman ✓ ✓ 2021 Deskriptif
Karakteristik
Daya Tarik Kualitatif
Wisata Budaya di non-Fisik
Sejarah ✓ ✓ 2021
Kota Bandar (Intangible)
Lampung
Falsadah Hidup ✓ ✓ 2021
Rumah
✓ ✓ ✓ 2021
Tradisional
Tradisi Adat ✓ ✓ ✓ 2021
Potensi Atraksi
Kesenian
Pengembangan ✓ ✓ 2021
Tradisional
Kampung Adat
Negeri Olok Kuliner Khas ✓ ✓ 2021
gading sebagai
Aksesibilitas ✓ 2021
Daya Tarik Skoring Potensi dan
Wisata Budaya di Transportasi Jalan ✓ 2021 Arahan
Kota Bandar Pengembangan
Moda Perjalanan ✓ ✓ 2021
Lampung
Penginapan ✓ 2021
Pelayanan
Rumah Makan ✓ 2021
17

Metode Pengambilan Data


Komponen Primer
Sasaran Variabel Tahun Analisis Keluaran
Kebutuhan Data Sekunder
Observasi Wawancara
Tempat Ibadah ✓ 2021

Media Sosial ✓ ✓ 2021

Media Promosi
Informasi & ✓ ✓ 2021
Promosi Cetak

Dukungan
✓ ✓ ✓ 2021
Kelembagaan
Strenghts ✓ ✓ ✓ 2021
Arahann Weaknesses ✓ ✓ ✓ 2021
SWOT
Pengembangan Opportunities ✓ ✓ ✓ 2021
Threaths ✓ ✓ ✓ 2021
Sumber: Hasil Analisis, 2021
18

1.7.4 Metode Pengambilan Sampel Wawancara


Pengambilan sampel wawancara pada penelitian ini menggunakan metode non
probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel dengan
teknik ini didasarkan pada penilaian peneliti mengenai siapa-siapa saja yang memenuhi
syarat untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Menurut Notoatmodjo (2012), teknik
seperti ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu seperti karakteristik
atau kriteria yang sebelumnya telah ditetapkan. Maka dari itu, kriteria narasumber yang
dapat diwawancarai terlampir pada tabel berikut.

TABEL I.4
KRITERIA NARASUMBER
No Narasumber Kriteria
Dinas Kebudayaan a. Memiliki kuasa dalam penetapan kebijakan terkait pariwisata di
1. dan Pariwisata Kota Kota Bandar Lampung
Bandar Lampung b. Mengetahui keberadaan Negeri Olok Gading
a. Memiliki kuasa dalam pengambilan kebijakan di Kecamatan Teluk
Camat Teluk Betung
2. Betung Barat
Barat
b. Mengetahui keberadaan Negeri Olok Gading
a. Memiliki kuasa dalam pengambilan kebijakan di Kelurahan Negeri
Lurah Negeri Olok
3. Olok Gading
Gading
b. Mengetahui seluk-beluk Kelurahan Negeri Olok Gading
a. Mengetahui sejarah dan asal-usul Kampung Adat Negeri Olok
Gading
Tokoh Adat/Tokoh b. Mengetahui kebudayaan, adat istiadat di Kampung Adat Negeri
4.
Masyarakat Olok Gading
c. Kerap beraktivitas di Kampung Adat Negeri Olok Gading dan
sekitarnya
Sumber: Hasil Analisis, 2021

1.7.5 Metode Analisis Data


Data-data yang telah terkumpul selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut. Data-
data yang dianalisis akan dibagi menjadi dua berdasarkan sasaran pada penelitian ini.
Pada sasaran satu, data akan dianalisis menggunakan analisis deksriptif kualitatif.
Sedangkan pada sasaran kedua, data dianalisis menggunakan analisis skoring dan
dilanjutkan dengan SWOT untuk rekomendasi arahan pengembangannya.
19

1. Analisis Sasaran Pertama


Pada sasaran pertama digunakan analisis deksriptif guna mengidentifikasi
karakteristik Negeri Olok Gading. Analisis Deskriptif adalah analisis yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono,
2014). Hal ini merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan
keadaan data secara umum, untuk mempermudah memahami data-data yang
disajikan dan dapat dengan cepat memberikan informasi. Analisis deskriptif pada
penelitian ini digunakan dalam mengidentifikasi karakteristik Negeri Olok Gading
baik dari segi fisik (tangible) maupun dari segi non-fisik (intangible). &

2. Analisis Sasaran Kedua


Pada sasaran kedua digunakan analisis skoring guna mengidentifikasi
potensi Negeri Olok Gading sebagai daya tarik wisata budaya di Kota Bandar
Lampung. Analisis Skoring ialah analisis yang memberikan rentang penilaian
terhadap komponen variabel guna mengetahui manakah komponen dari variabel
yang berpotensi ataupun tidak berpotensi. Analisis skoring yang dilakukan pada
penelitian ini menggunakan rentang skor dari 1-3 dengan tujuan membedakan
pengaruh antara beberapa kriteria penilaian dari satu variabel dengan variabel
lainnya yang digunakan (Marjoko, 2010). Kriteria dan skoring pada penelitian ini
diperoleh dari penelitian serupa sebelumnya dan preseden. Adapun kriteria dan
skoring variabel penelitian terlampir pada Tabel 1.5 Skoring dan Kriteria di
halaman selanjutnya.
20

TABEL I.5
SKORING DAN KRITERIA
Aspek Penawaran Krteria dan Skoring
Variabel Sumber
(Gunn, 2002) 1 (Rendah) 2 (Sedang) 3 (Tinggi)
Terdapat rumah Terdapat rumah
Tidak terdapat rumah
Rumah Tradisionala,d tradisional dan letaknya tradisional dan letaknya
tradisional
tersebar dengan acak mengelompok

Terdapat tradisi adat


Tidak terdapat tradisi Terdapat tradisi adat dan
Tradisi Adata,d tetapi tidak rutin
adat rutin dilaksanakan
dilaksanakan
Febriyanti
Atraksi
(2020), Preseden Terdapat ragam jenis
Terdapat ragam jenis
Kesenian Tidak terdapat kesenian kesenian tradisional tetapi
kesenian tradisional dan
Tradisionala,d tradisional tidak memiliki sarana
sarana pendukungnya
pendukung

Tidak terdapat kuliner Terdapat ragam jenis


Kuliner Khasa,d Terdapat kuliner khas
khas kuliner khas

Tidak terlalu jauh (< 30


Aksesibilitasb Jauh (> 60 menit) Agak Jauh (30-60 menit)
menit)

Tidak tersedia prasarana Tersedia prasaran jalan Tersedia prasarana jalan


Jalanb jalan (jalan setapak tetapi kondisi kurang baik dalam kondisi baik (jalan
Transportasi Arifiana (2016)
berupa tanah) (jalan berkerikil) beraspal)

Tidak tersedia moda


Tersedia moda perjalanan Tersedia moda perjalanan
Moda Perjalananb perjalanan menuju
tetapi tidak teratur secara teratur
lokasi
21

Aspek Penawaran Krteria dan Skoring


Variabel Sumber
(Gunn, 2002) 1 (Rendah) 2 (Sedang) 3 (Tinggi)

Tidak tersedia rumah Tersedia 1-2 jenis rumah Tersedia > 2 jenis rumah
Rumah Makanb
makan makan makan

Tidak tersedia Tersedia 1-2 jenis Tersedia > 2 jenis


Pelayanan Penginapanb Arifiana (2016)
penginapan penginapan penginapan

Tidak tersedia tempat Tersedia 1-2 jenis tempat Tersedia > 2 jenis tempat
Tempat Ibadahb
ibadah ibadah ibadah

Tidak terdapat media Terdapat media sosial Terdapat media sosial


Media Sosialc
sosial tetapi tidak begitu aktif yang aktif

Tersedia media promosi


Informasi & Triyono dkk Tidak terdapat media Tersedia media promosi
Media Promosi Cetakc cetak tetapi tidak begitu
Promosi (2018) promosi cetak cetak yang aktif
aktif

Terdapat dukungan
Dukungan Tidak terdapat Terdapat dukungan
kelembagaan tetapi tidak
Kelembagaanc dukungan kelembagaan kelembagaan yang aktif
begitu aktif
Sumber: aFberiyanti (2020), bArifiana (2016), cTriyono dkk (2018) dan dPreseden dengan modifikasi
22

Setelah dilakukannya skoring, langkah selanjutnya ialah menjumlahkan


hasil skoring total serta mengelompokkannya ke dalam kelas dan interval tingkat
potensi wisata. Kelas dan interval tingkat potensi wisata tersebut dihitung
berdasarkan jumlah variabel menggunakan perhitungan Metode Sturges sebagai
berikut.

(𝒂−𝒃)
𝒌 = 𝟏 + 𝟑, 𝟑 𝑳𝒐𝒈 𝒏 𝑲𝒊 =
𝒌

Dimana:
k : Jumlah Kelas a : Skor Tertinggi (n x nilai tertinggi)
n : Jumlah Variabel b : Skor Terendah (n x nilai terendah)
Ki : Kelas Interval

Sehingga hasil perhitungan yang diperoleh dengan substitusi sejumlah 13 variabel


ialah sebagai berikut:

n : 13

(13 x 3)−(13 x 1)
k : 1 + 3,3 𝐿𝑜𝑔 13 Ki :
5

(39)−(13)
: 1 + (3,3 𝑥 1,11) :
5

26
: 1 + 3,67 :
5

: 4,67 dibulatkan 5 : 5,2 dibulatkan 5

Hasil perhitungan setelah dibulatkan menunjukkan hasil bahwa nilai k = 5 dan nilai
Ki = 5. Sehingga pada penelitian ini diperoleh 5 kelas tingkat potensi dengan
interval sebanyak 5 skor per tiap kelasnya. Kelas tertinggi menandakan bahwa
potensi yang ada sangatlah tinggi, begitu seterusnya sampai dengan kelas terendah
yang menandakan bahwa potensi yang ada sangatlah rendah. Adapaun apabila
ditabulasikan, kelas tingkat potensi dan intervalnya akan tampak sebagai berikut.
23

TABEL 1.6
KELAS TINGKAT POTENSI WISATA
Kelas Interval Tingkat Potensi
1 33 - 37 Sangat Tinggi
2 28 - 32 Tinggi
3 23 - 27 Sedang
4 18 - 22 Rendah
5 13 - 17 Sangat Rendah
Sumber: Hasil Analisis, 2021

Setelah teridentifikasinya potensi, maka akan dilakukan analisis SWOT guna


mengidentifikasi upaya pengembangan daya tarik wisata di Negeri Olok Gading.
Menurut Rangkuti (2011), analisis SWOT adalah analisis yang didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis ini didasarkan
pada asumsi bahwa strategi efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara memilih hal-hal yang
mempengaruhi keempat faktornya (Rangkuti, 2011).
Langkah selanjutnya, faktor tersbut akan dipetakan dalam tabel matriks
SWOT, adapun 4 faktor tersebut ialah sebagai berikut:
1. Kekuatan (strengths) yang mampu mengambil keuntungan dari peluang
(opportunities) yang ada.
2. Kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan dari peluang
(opportunities) yang ada.
3. Kekuatan (strengths) yang mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada,
dan
4. Kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
24

1.8 Kerangka Berpikir


25

1.9 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam laporan tugas akhir ini terbagi menjadi lima bagian.
Adapun lima bagian tersebut ialah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang dilakukannya penelitian, kemudian
dijabarkan pula mengenai rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat penelitian,
ruang lingkup penelitian, kerangka berpikir, keaslian penelitian serta sistematika
penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR


Pada tinjauan literatur akan dijelaskan mengenai berbagai teori dan studi terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian dan dapat mendukung berlangsungnya penelitian.
Selain itu akan dijelaskan pula mengenai preseden dan sintesa variabel yang
digunakan pada penelitian ini.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum wilayah studi yang terletak
di Kampung Adat Negeri Olok Gading, Kelurahan Negeri Olok Gading, Kecamatan
Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung.

BAB IV POTENSI KAMPUNG ADAT NEGERI OLOK GADING SEBAGAI


DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis data yang telah diperoleh. Pertama
akan dijelaskan karakteristik kampung, lalu dilanjut dengan identifikasi potensi
daya tarik wisata budaya, dan terakhir ialah rekomendasi arahan pengembangannya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dan penjelasan hasil studi
secara keseluruhan, rekomendasi yang mungkin bisa dikeluarkan, serta catatan
mengenai keterbatasan dan saran studi lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai